hubungan pengetahuan dan sikap kebiasaan makan dengan penderita hipertensi

39
Hubungan pengetahuan dan sikap kebiasaan makan dengan penderita hipertensi Hubungan pengetahuan dan sikap kebiasaan makan dengan penderita hipertensi di poli penyakit dalam rsud harapan insan sendawar kabupaten kutai barat tahun 2012 Nama : Prisca NPM : 10. 11.107.13201.01369 Kelas : 5 D (Sore) Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda Fakultas Kesehatan Masyarakat 2012 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi atau darah tinggi ternyata bukan hanya menjadi penyakit biasa yang umumnya diderita oleh kalangan tua. Penyakit ini memiliki kontribusi yang besar terhadap peningkatan anga kematian di Negara-negara berkembang, terutama Indonesia. Kematian akibat gangguan penyakit ini akan

Upload: heru-hunter

Post on 01-Dec-2015

412 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

Hubungan pengetahuan dan sikap kebiasaan makan dengan penderita hipertensi

Hubungan pengetahuan dan sikap kebiasaan makan dengan

penderita hipertensi

di poli penyakit dalam rsud harapan insan sendawar kabupaten

kutai barat tahun 2012

Nama : PriscaNPM   : 10.

11.107.13201.01369Kelas  : 5 D (Sore)

Universitas  Widya  Gama  Mahakam   SamarindaFakultas  Kesehatan  Masyarakat

2012BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Hipertensi atau darah tinggi ternyata bukan hanya menjadi penyakit biasa yang

umumnya diderita oleh kalangan tua. Penyakit ini memiliki kontribusi yang besar terhadap

peningkatan anga kematian di Negara-negara berkembang, terutama Indonesia. Kematian

akibat gangguan penyakit ini akan meningkat sebesar 30 persen di Negara- Negara

berkembang. Penyakit ini menjadi problem yang real dan terus bertambah baik di Negara

berkembang maupun Negara maju.

Hipertesi sebagai besar di sebabkan oleh gaya hidup manusia yang banyak dimaju

oleh kemudahan-kemudahan. Kemudahan yang di maksud meliputi kemudahan akibat

Page 2: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

kemajuan teknologi dan gaya hidup, seperti ; fastfood yang banyak di gemari yang pada

akhirnya menyebabkan keengganan untuk bergerak. Pedahal, dengan banyak bergerak

seluru otot-otot tubuh termasuk otot-otot pembuluh darah akan berkembang dengan baik

sehingga mampu memperlancar aliran darah dalam tubuh manusia.(tedjasukmana,2009)

Masyarakat yang berpendidikan yang cukup pengetahuan tentang nilai

gizi,pertimbangan kebutuhan fisologik lebih menonjol di bandingan kan dengan kebutuhan

kepuasan psikis. Semakin banyak pengetahuan gizinya, semakin di perhitungkan jenis dan

kwantum makanan yang dipilih untuk di kosumsikan. (sediaoaetama 1985)

Di dunia hamper 1 miliyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita tekanan darah

tinggi. Tekanan darah tiggi merupakan penyakit konis serius yang bisa merusak organ tubuh.

Setiap tahun darah tinggi menjadi penyebab 1 dari setip 7 kematian (7 juta per tahun)

disamping menyebabkan kerusakan jantung, otak dan ginjal.(Depkes, 2008)

Berdasarkan data WHO dari 50% penderita hipertnsi yang diketahui hanya 25%

yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5%yang di obati dengan baik (adequately treated

cases). Pedahal hepertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung, otak syaraf,

kerusakan hati dan ginjal sehingga membutukan biaya yang tidak sedikit. Hal ini merupakan

beban yang besar baik untuk keluarga, masyrakat maupun Negara. (Depkes, 2007)

Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya

4% yang merupakan hipetensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa 50%

diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk

menjadi hipertensi berat karna tidak menghindari dan tidak mengetahui factor resikonya dan

90%merupakan hipertensi esensial. Saat ini penyakit degerenatifdan kardiovaskuler sudah

merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia (depkes, 2008)

Di Provensi Kalimantan Timur walaupun penyakit infeksi merupakan penyakit

dominar. Namun penyakit non infeksi telah mulai menunjukan peningkatan. Data kesakitan

Page 3: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

dipuskismas Provensi Kalimantan Timur tahun 2010 teryata penyakit hipertensi atau yang

bisa juga di sebut tekanan dara tinggi ini. Termasuk di dalamnya yaitu pada urutan ke 7

(tujuh) sebanyak 34.535 penderita atau s.12% (profil Kesehatan Kaltim2010)

Berdasarkan ata yang diperoleh dari bagaian rekam medic RSUD Harapaninsan

sendawar Kabupaten kutai Barat,bahwa jumlah penderita hipertensi tersu meningkat,misalnya

pada tahun 2010 berjumlah 798 orang orang,tahun 2011 berjumlah 1351orang penyakit

hipertensi termasuk dalam sepuluh besar (10) penyakit yang ditangani di RSUD.(rekam

medik RSUD HIS)

Di Rumah sakit umum Daerah Harapan Isan Sendawar Kabupaten Kutai barat belum

perna dilakukan penelitian tentang penytakit hipertensi.Untuk itu penulis tertarik untuk

mengetahui lebih lanjut tentang hubangan pengetahuan tentang sikap kebiasan makan

dengan penderita hipertensi di poli penyakit dalam RSUD Harapan Insan Sendawar.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belangkang penelitian maka penulis membuat rumusan

sebagai berikut:”APakah ada hubangan pengetahuan dan sikap Kebiasan makan dengan

penderita hipertensi di poli penyakit dalam RSUD Harapan Insan sendawar Kabupaten

Kutai Barat Tahun 2012.’’

C.    Tujuan Penelitian

a.       Tujuan Umum :

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap sikap kebiasan makan

dengan penderita hipertensi di poli penyakit dalam RSUD Harapan insan

Sendawar.

b.      Tujuan Kuhsus :

Page 4: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

1)      Mengetahui hubungan pengetahuan kebiasaan makan dengan penderita

hipertensi.

2)      Mengetahui hubungan sikap kebiasaan makan dengan penderita hipertensi.

D.    Manfaat Penelitian

a.       Ilmiah

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi ilmiah dalam bidang kesehatan dapat

memberi masukan bagi peneliti selanjutnya.

b.      Praktis

Sebagai informasi bagi dinas kesehatan maupun sector terkait dalam menyusun

strategi dalam penaggulangan penyakit hipertensi. Dan menjadi informasi bagi

masyarakat agar dapat memperhatikan kondisi kesehatan terutama pengetahuan

dan sikap sehubungan dengan kebiasaan makan yang dapat menjadi faktor risiko

timbulnya penyakit hipertensi.

c.       Bagi Peneliti

Bagi peneliti sendiri. Merupakan pengelaman berharga melalui penelitian ini

untuk mengaolikasikan ilmu. Yang telah diperoleh di bidang pelayanaan gizi

kuhsusnya promosi kesehatan di RSUD Harapan insan sendawar.

Page 5: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

A.    Tinjauan Umum Tentang Hipertensi

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan yang member gejalah yang akan

berlanjut untuk satu target organ seperti stroke,penyakit jantung koruner dan left ventricle

hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target di otak yang berupa stroke yang membawa

kematian yang tinggi. ( Arif dkk, 2001)

Difinisi hipertensi adalah tekanaan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah

diaslolik > 90 mmHg. Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan

yaitu:

1.      Hipertensi esepsial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya

disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyaknya kasus

yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf

simpatis, system renin angiotensin, defek dalam eksrensi Na, peningkatan Na dan

intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti obestitas,

alcohol, merokok, serta polisitemia.

2.      Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5 % kasus penyebab

spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal,hipertensi

vascular renal, hiperaldostronisme primer,dan sindrom cushing, feokromositoma,

koaiktasio, hipertensi yang berhubungan kehamilan dan lain-lain.

Manifestasi klinik, peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-

satunya gejala. Bila demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplekasi pada

ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit

Page 6: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

kepala,epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat tengkuk, suka tidur, mata

berkunang-kunang, dan pusing. (Arif, dkk. 2001)

Klasifikasi pengukuran tekanan darah berdasarkan seventh report OF the joint

nasional (ommittee VII (JNC VII). puspitorini,2012)

Tabel 1.1

Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah

Derajat

Tekanan Sistolik

(mmHg)

Tekanan Sistolik

(mmHg)

Normal < 120 < 80

Parahipertensi 120 – 139 80 – 89

Hipertensi > 140 > 90

Stadium 1

Stadium 2

140 -159

160 > 180

90 – 99

100 - > 110

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang

cukup dominan di Negara – Negara maju. Di indinesia, ancaman hipertensi tidak

boleh diabaikan. Bagi golongan masyarakat tingkat atas hipertensi benar – benar

telah terjadi momok yang menakutkan.

Masih sangat sulit menyimpulkan apa sebenarnya penyebab hipertensi.

Banyak ahli yang beranggapan bahwa hipertensi lebih tepatdisebut heterogenous

Page 7: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

group 0f diseases dari pada single disease, hal ini dikarnakan sangking

komlekesnya faktor penyebab hipertensi (Khomsan, 2007)

Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua jenis katagori besar yaitu

hipertensi primer yang artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas. Berbagai

faktor mungkin ikut adil sebagai penyebab hipertensi primer seperti meningkatnya

umur, stres piskologi dan hereditas (keturunan). Diperkirakan 90 % pasien

hipertensi di Amerika termasuk dalam katagori ini. Golongan kedua adalah

hipertensi sekunder yang penyebabnya bole dikatakan telah pasti, misalnya ginjal

yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya , pemakaian oral kontraseptif untuk

mencega kehamilan, dan terganggunya endokrindi dalam tubuh.

Upayah penyembuhan hipertesis sekunder biasanya diarahkan langsung

kepada penyebabnya, sedangkan pengobatan hipertensi primer yang sering

dilakukan adalah membatasi konsumsi kalori bagi mereka yang kegemukan (obes)

membatasi garam dan obat anti hipertensi mungkin pula bisa digunakan tetapi

kadang –kadang menimbulkan efek smpingan seperti meningkatnya kader

kolesterol, menurunnya kader nalrium (Na) dan kalium (K) di dalam tubuh, dan

dehidrasi. (khomasan, 2007)

B.     Tinjauan Umum Tentang Prilaku

Masalahnya kesehatan masyarakat terutama di negara-negara berkembang

pada dasarnya menyangut dua aspek utama, yaitu fisik, seperti misalnya

tersedianya sarana kesehatan dan pengobatan penyakit, dan non fisik yang

menyangkut prilaku kesehatan. Faktor prilaku ini mempunyai pengaruh yang

besar terhadap status kesehatn individu maupun masyarakat . (Notoatmodjo,

2001)

Page 8: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

Siner (1938) seorang ahli piskologi, merumuskan bahwa prilaku

merumuskan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari

luar). Berdasrkan batasan prilaku dari Sikner tersebut, maka prilaku kesehatan

adalah suatu proses seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistim pelayanan kesehatan, dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok.

1.      Prilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance)

Adalah prilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau

menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilaman

sakit. Oleh karna itu, prilaku pemeliharan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek

yaitu :

a.       Prilaku penyegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta

pemulihan kesehatan bilamana sembuh dari penyakit.

b.      Prilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadan sehat.

Perlu dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif,

maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai

tingkat kesehatn yang seoptimal mungkin.

c.       Prilaku gizi (makanan) dan minuman. Makanam dan minuman dapat

memelihara serta meningkatan kesehatn seseorang tetapi sebaliknya

makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatn

seseorang, bakan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung

pada prilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.

2.      Perilaku pencairan dan pengunan sistim atau fasilitas pelayanan kesehatn, atau

sering disebut prilaku pencarian pengobatan (haelthseeking behavior)

Page 9: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

Prilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat

menderita penyakit dan atau kecelakan. Tindakan atau prilaku ini di mulai dari

mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.

3.      Perilaku kesehatan lingkungan

Bagai mana orang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial

budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi

kesehatannya. Dengan perkatan lain, bagai mana seseorang mengelolakan

lingkungannya sehingga tidak menganggau kesehatnnya sendiri, keluarga,

atau masyarakat,. (notoatmodjo, 2007) perilaku manusia merupakan hasil

daripada segala macam pengelaman serta intrakso manusia dengan

lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.

Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap

stimulusyang berasall dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat

bersifat tampa pasif (tampa tindakan: befikir, berpendapat, berisikap) maupun

aktif (melakukan tndakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan

dapat dirumuskan sebagai segala bentuk pengalaman dan intraksi individu

dengan lingkungannya, khususnys yang menyangkut pengetahauan, dan sikap

tentang kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan tindakan.

Keberhasilan upaya pencegahan dan pengobatan penyakit tergantung

pada kesediaan orang yang bersangkutan untuk melaksanakan dan menjaga

perilaku sehat. Banyak dokumentasi penelitian yang memperlihatkan

rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemeriksaan kesehatan, imunisasi

serta berbagai upaya pencegahan penyakit dan banyak pula yang tidak

menmanfaatkan pengobatan modern. Karna itu tidaklah mengherankan bila

banyak ahli ilmu perilaku yang mencoba manyampaikan konsep serta

Page 10: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

mengajukan bukti-bukti penelitian untuk menggambarkan, menerangkan dan

meramalkan keputusan-keputusan orang yang berkaitan dengan kesehatan.

Becker menuliskan pendapat Kasl dan Cobb yang mengatakan bahwa

biasanya orang terlibat dengan kegiatan medis karena 3 alasan pokok, yaitu;

(1) untuk pencegahan penyakit atau pemeriksaan kesehatan pada saat gejala

penyakit belum dirasakan (perilaku sehat); (2) untuk mendapatkan diagnosis

penyakit dan tindakan yang diperlukan jika ada gejala penyakit yang dirasakan

(perilaku sakit); dan (3) untuk mengobati penyakit, jika penyakit tertentu telah

dipastikan, agar sembuh dan sehat seperti sediakala atau agar penyakit tidak

bertambah parah (peran sakit).

Menurut Notoatmodjo 2007, semua ahli kesehatan masyarakat dalam

membicarakan status kesehatan mengacu kepada Bloom. Dari hasil

penelitiannya di Amerika Serikat sebagai salah satu Negara yang sudah maju,

Bloom menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar

terhadap status kesehatan, kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku

mempunyai andil nomor dua, pelayan kesehatan dan keturunan mempunyai

andil yang paling kecil terhadap status kesehatan. Bagaimanan proporsi

pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap status kesehatan di Negara

berkembang seperti Indonesia belum ada penelitian. Ahli lain, Lewrence

Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh

tiga faktor pokok yakni: faktor-faktor presposisi (predisposing factors), faktor-

faktor yang mendukung (enabling factors) dan faktor-faktor yang memperkuat

atau mendorong (reinforcing factors). Oleh sebab itu pendidikan kesehatan

sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor

pokok tersebut.

Page 11: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

Dalam perkembangannya teori Bloom ini dimodifikasi untuk

pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:

1.      Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan, merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif mempunyai 6 tingkatan .

1.      Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2.      Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3.      Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (yang

sebenarnya).

4.      Analisi (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam

suatu struktur organisasi, dan masi ada kaitannya satu sama lain.

Page 12: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

5.      Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan

atau menhubungkan bagian-bagian didalan suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

6.      Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden.

2.      Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukan

konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam

kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap

stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan

bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan

bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu

prilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi

terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk

beraksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

terhadap objek.

Page 13: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok :

1.      Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

2.      Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3.      Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponnen ini bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total

attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Seperti halnya dengan

pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingktan:

1.      Menerima (receiving)

Menriman diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek)

2.      Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, megerjakan, dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3.      Menghargai (valuing)

Mengajak orang ini untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

adalah suatu indikasi dari sikap.

4.      Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segal sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko yang paling tinggi.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Pengukuran langsung misalnya dengan pertanyaan bagaimana pendapat

anda tentang pelayanan gizi di RSUD harapan insane sendawar. Secrara

tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan hipotesis, kemudian

Page 14: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

ditanyakan pendapat responden, misalnya apabila bapak mempunyai

kendaraan berupa mobil. Apakah boleh dipakai untuk kegiatan desa siaga di

kampung.

3.      Praktek atau tindakan (practice)

Sama sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara

fasilitas. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan :

a.       Persepsi

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

b.      Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh adalah merupakan indicator praktek tingkat dua.

c.       Mekanisme (mecanisme)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah

mencapai praktek tingkat tiga.

d.      Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa

mengurangi kebenaran tindakan tersebut. (notoatmodjo 2007).

Page 15: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

C.     Tinjauan umum tentang kebiasaan makan

Kebiasaan makan adalah cara individu atau kelompok dalam memilih,

mengkonsumsi dan menggunakan makanan yang tersedia dan didasarkan pada faktor

sosial dan budaya dimana individu individu atau kelompok tersebut hidup.

(Santoso, 1999)

Faktor pertama penyebab hipertensi terkait erat dengan kebiasaan

menkonsumsi penyedap rasa dan masakan cepat saji tersebut tidak diimbangi dengan

memperbanyak makan buah-buahan (muhaimin 2008)

Pada dasarnya masalah gizi timbul karena prilaku gizi seseorang yang salah yang

salah, yaitu ketidaksamaan antara konsumsi dan kecukupan gizinya. Hidangan gizi

seimnang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat

pengatur, yang dikonsumsi seseorang dalam satu hari, sesuai dengan kecukupan

tubuhnya. Keadaan ini tercermin dari derajat kesehatannya, tumbuh kembangnya,

serta produktivitasnya yang optimal. Namun dengan pergeseran gaya hidup,

pengaruh urbanisasi, globalisasi dan indistrialisasi, dapat pula menyeret sebagian

masyarakat Indonesia untuk cendrung menyukai makanan siap santap yang kandugan

gizinya tidak seimbang. Pada umumnya, makanan siap sntap ini mengandung lemak

dan

Garam yang tinggi tetapi kandungan seratnya rendah. Pedoman umum gizi seimbang

dapat memberi arahan kepada prilaku masyarakat indonesia untuk selalu

mengkonsumsi makanan tradisionalnya, sesuai demgan kaidah gizi.

Pedoman umum Gizi Seimbang (PUGS) tersebut adalah:

1.         Makanlah aneka ragam makanan

2.         Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energy

3.         Makanlan makanan sumber karbohidrat, setenga dari kebutuhan energi

Page 16: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

4.         Batasi kosumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kacakupan energi

5.         Gunakan garam beryodium

6.         Makanlah makanan sumber zat besi

7.         Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 4 bulan

8.         Biasakan makan pagi

9.         Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya

10.     Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara terat ur

11.     Hindari minum – minuman berakohol

12.     Maka lah makanan yang aman bagi kesehatan

13.     Bacalah label pada makanan yang dikemas (Depkes, 1996)

Banyak ahli yang telah melakukan penelitan mengenai mekanisme terjadi

hipertensi dan kaitannya dengan kosumsi gizi. Salah satu menyebutkan bahwa

meningkatnya kosumsi kalori dalam bentuk karbohidrat dan lemak akan meningkatkan

aktivitas systim saraf simpatetik yang akhirnya akan menyebabkan hipertensi itulah

sebabnya orang yang kekgemikan karana kestabilan konsumsi lemak mengelami

hipertensi. Teori lainnya menyebutkan bahwa bila ginjal mengelami gangguan sehingga

tidak dapat mengekskresikan natrium (Na) dalam jumlah normal, akibatny natrium (Na)

dalam jumlah normal, akibatnya natrium(Na) didalam tubuh dari volume intravascular

meningkat sehigga terjadilah hipertensi. (Khomasan, 2003)

Seiring dengan perbaikan tinggkat ekonomi masyarakat , maka pola makanan

masyarakat bergeser dari tradasional kepola makan yang moderen. Pad pola makan

moderen ada kecendrungan masyarakat untuk memilih makanan yang tinggi kalori dan

lemak, tetapi rendah serat. ( Hasneli, 2007)

Pemilihan makanan yang tinggi kalori dan lemak, serta rendah serat ini akan

mengakibatkan kelibihan berat badan. Hasil penelitian sesuai purwati dkk (2001)

Page 17: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

mengungkapkan bahwa obesitas dapat menimbulkan banyak masalah dan

meningkatkan kemungkinan seseorang teserang penyakit degeneratif seperti hipertensi.

(Khomasan, 2003)

Kadar lemak yang tinggi di dalam menu sehari-hari atau berakibat

meningkatkan tekanan darah. Kita di anjurkan untuk mengkonsumsi lemak kurang

dari 30 % total kalori. Tetapi lebuh penting dari itu ialah kita harus membatasi

konsumsi lemak jenuh yang banyak terkadang dalam minyak kelapa. Kalo ada pelihan

sebaiknya kita gunakan minyak jagung atau inyak sayur yang kandunagn lemak

jenuhnaya lebih rendah. (Khomasan, 2003)

Selain itu, hipertesi itu jga terjadi karna begitu banyaknya konsumsi garam-

garaman atau penguat rasa dalam makanan di era sekarang ini. Banyaknya lemak dan

tingginya kadar garam dapur serta berbagai penguat rasa seperti MSG atau vetsin serta

kadar gula yang tidak terkontrol sudah menjadi bagian dari makanan cepat saji atau

makanan sampah (junk food). Contoh autentik tentang hali ini adalah monosodium

glutmate (MSG) atau vetsin dan garam dapur yang nama kimianya monosodium

Klorida atau natrium Klorida yang memang terjadi adalah dari bumbu makanan cepat

saji, adalah unsur yang menyebabkan hipertensi itu adalah makanan Monosodium atau

Natrium lon yang berasal dari MSG (monosodium glutamate). Jadi sekalipun tidak

makan garam. Maka seseorang akan keracunaan monosodium / natrium yang berasal

dari MSG / Vetsin. Karena itu, jelas bahwa kedua unsur itu (Garam dan MSG) adalah

salah satu pencetus terjadinya hipertensi.

Yang dimaksud dangan garam dalam Diet Garam rendah adalah garam

natrium seperti yang terdapat didalam garam dapur (NaCI), soda kue (NaHCo3),

baking, powder, natrium benzoate, dan vitsin (Mono natrium glutamat). Natrium adalah

katon utama dalam cairan ekstraselular tubuh yang mempunyai fungsi menjaga

Page 18: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

keseimbangan cairan asam basa tubuh, serta berperan dalam transmisi saraf dan

kontraksi otot. Asupan makanan sehari- hari umumnya mengandung lebih banyak

naterium dari pada yang dibutuhkan tumbuh. Dalam keadan normal, julah natrium yang

dikeluarkan tubuh melalui urine sama dengan jumlah yang dikonsumsi , sehingga

terdapat keseimbangan. Maknan sehari-hari biasanya cukup mengandun g natrium yang

di butuhkan, sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium sahari. WHO (1990)

menganjurkan pembatasi kosumsi garam dapur sehingga 6 garam sehari (ekivalen

dengan 2400 mg natrium). Asupun natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk

natrium klorida, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga

menyebabkan edema atau ascites dan / atau hipertensi.(Almatsier, 2004)

Faktor prilaku seperti misalnya gaya hidup kurang baik seperti

pengkonsumsian makanan capat saji yang kaya daging dan minuman bersoda,

memiliki kader kolestrol darah yang tinggi, kegemukan ( obesitas), gaya hidup yang

tidak aktif (malas berolah raga) gaya hidup stress. stress cenderung menyebabkan

kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stress telah berlalu, maka tekanan

darah biasanya kembali normal. Faktor lingkungan termasuk prilaku / pola gaya hidup

( misalnya apa yang dimakan dan beberapa kali secerang makan serta bagaimana

aktivitasnya), seperti : indra perasan kita yang sejak kanak- kanak telah di biasakan

untuk memiliki ambrang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit dapat

menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika

kita terbiasa mengkonsumsi makanan diluar rumah (warung, restoran, hotel dan lain-

lain). (muhaimin,2008)

Cara yang baik menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah ke

arah gaya hidup sehat, pengaturan pola makan yang baik dan aktifitas fisik yang cukup.

Seperti berolaraga, mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah

Page 19: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

kolestrol, dan lemak jenuh, dan meningkatkan konsumsi buah buah dan sayuran, tidak

mengkonsumsi alkohol dan rokok.

Modivikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan resiko kardiovaskuler

dengan biaya sedikit, dan risiko minimal. Langkah-langkah yang dianjurkan untuk :

a.       Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (indeks massa tubuh ≥ 27).

b.      Membatasi alkohol

c.       Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45menit/hari)

d.      Mengurangi aasupan kalium yang adekuat (90mmol/hari)

e.       Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat

f.       Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan. (arif

dkk)

Untuk mencapai serta memelihara kesehatan dan status gizi optimal, tubuh perlu

mengkonsumsi makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi seimbang. Bila tubuh

dapat mencerna mengabsorbsi dan memetabolisme zat-zat gizi tersebut secara baik,

maka akan tercapai keadaan gizi seimbang. Tetapi dalam keadaan sakit melalui

modofikasi diet diupayakan agar gizi tetap dicapai. (almatsier,2004).

Yang dimaksud makanan sehat adalah makanan yaang tidak membuat kita

underweight atau overweight, tetapi membuat berat badan kita normal atu ideal.

Disampinr itu, makanan sehat tidak membuat kolesterol atau gula darah kita tinggi dan

dalam pemeriksaan darah secara berkala, gula, lemak dan asam urat tetapi terkontrol

dengan baik. Tidak memperburuk organ penting tubuh tan tekanan darah kita menjadi

lebih stabil. Untuk mnedapatkan makanan yang sehat, perku diatur diet yang seimbang.

Artinya, smua jenis makanan yang kita konsumsi dalam jumlah yang cukup. Komposisi

antara makanan yang satu dan yang lain seimbang. Tidak ada yang dikonsumsi secara

berlebihan. Setiap makanan, meskipun baik buat kesehatan, bisa berbahaya apabila kita

makan secara berlebihan. (tandra, 2008)

Dalam susunan hidangan indonesia, berbagai jenis bahan makanan dapat

dikelompokan kedalam :

1.      Bahan makanan pokok

2.      Bahan makanan lauk pauk

3.      Bahan makanan sayur, dan

4.      Bahan makanan buah-buahan. (sediaoetama, 1985)

Page 20: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

Sebagai mana kita sedari bersama aad beberapa faktor yang menentukan

bagaimana seseorang memilih makanannya. Faktor-faktor tersebut adalah kesenangan

serta ketidaksenangan (food like adng disklike), kebiasaan (foot habit), daya beli serta

ketersediaan mkanan (purchasing power and food availability), kepercayaan serta

ketakyulan (food belief and food faddism), aktualisasi diri (self-actualization), faktor

agama serta psikologis, dan yang paling akhir serta sering tidak dianggap penting,

ketimbaangan gizi serta kesehatan. Namun, jika kita mengakui kebenaran pendapat

bahwa kesehatan memang bukan segalanya, tetapi segalanya tanpa kesehatan tidak ada

artinya (health is not everlingbut everything without health is nothing), dan jika obat

dipandang sebagai dasar tetapi, maka nutrisi harus dipertimbangkan sebagaai dasar

kesembuhan (if medicine is seen as the base of treatment, then nutrition should be

considered as the base or recovery), tentunya pertimbangan gizi dan kesehatan akan kita

letakan ditempat pertama. (hartono 1999)

Rekomendasi berikut ini mungkin bisa dijadikan pedoman :

1.      Makan makanan secara beragam untuk menjamin kecukupan energi, protein,

vitamin, mineral dan serta makanan yang penting bagi kesehatan yang baik.

2.      Makanan dengan memperhatikan berat badan yang optimal untuk menghindari

kemungkinan terkena tekanan darah tinggi.

Khususnya bagi mereka yang memiliki kebiasaan makan kelebihan :

1.      Memilih makanan rendah lemak jenuh dari rendah kolesterol untuk mngurangi

resiko penyakit jantung dan penyakit kanker tipe tertentu.

2.      Memilih makanan yang banyak mengndung buah-buahan, sayur dan produk

sereal untuk mendapatkan vitamin, mineral, serta makanan serta karbohidrat

kompleks yang diperlukan dan akan membantu mengurangi asupan lemak/kalori

yang berlebihan.

3.                    Menggunakan gula dengan jumlah yang tidak berlebihan dan hanya jika

diperlukan. Asupan gula yang berlebihan dapat mengakibatkan konsumsi kalori

yang terlampau banyak dan konsumsi nutrient lain yang terlalu sedikit disamping

menyebabkan kerusakan gigi.

4.      Menggunakan garam dan natrium dengan jumlah yang tidak berlebihan untuk

membantu mengurangi resiko tekanan darah tinggi. (hartono 1999)

D. Kerangka Konsep

Page 21: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

1.      Dasar pemikiran variabel yang diteliti

a.       Hipertensi

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang

akan berlanjut suatu target organ seperti struk, penyakit jantung koroner (PJK) dan

left ventricie hypertrophy (untuk otot jantung). Penyakit hipetensi ini

memberikan kontribusi yang besar setiap tahun menjadi penyebab satu dari setiap

7 kematian (7 juta pertahun). Perilaku manusia terhadap makanan dan minuman

mempunyai peranan besar untuk memelihara kesehatan yang terwujud dalam

bentuk pengetahuan sikap dan tindakan.

b.      Pengetahuan

Pengetahuan yang baik diharapkan seorang untuk menanamkan kebiasaan makan

yang baik pula.

c.       Sikap

Dengan pegetahuan yang cukup diharapkan seorang dapat menanamkan sikap

untuk mengkonsumsi makanan sesuai pedoman gizi seimbang.

d.      Kebiasaan makan

Dengan pengetahuan dan sikap yang baik terhadap kebiasaan makanan maka

diharapkan dalam tindakan atau praktek sehari-hari melaksanakan praktek gizi

seimbang dan mengkonsusmsi makanan. Kebiasaan makanan yang cendrung

menyukai makanan siap saji dimana kandungan giizinya tidak seimbang, yang

mengandung lemak, protein dan garam tinggi tapi rendah serat pangan memberi

konsekuensi terhadap berkembangnya penyakit degeneratif salah satu penyakit

tersebut adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Gambar 2.1 kerangka konsep

PengetahuanPenyakit hipertensiKebiasaan makan sikap 

Page 22: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

Keterangan : Aspek yang diteliti

E. Hipotesis penelitian

Hipotesis alternatif (Ha)

a.       Ada hubungan pengetahuan kebiasaan makan dengan penderita hipertensi

b.      Ada hubungan sikap kebiasaan makan dengan penderita hipertensi.

BAB III

Page 23: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan seksional

silang (cross secsional), yaitu melihat hubungan pengetahuan dan sikap kebiasaan makan

dengan penderita hipertensi dipoli penyakit dalam RSUD harapan insan sendawar dengan

pertimbangan bahwa dirumah sakit tersebut banyak penderita hipertensi dalam waktu yang

bersamaan (purposive sampling) (notoatmodjo, 2002).

B.     Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini di lakukan di poli penyakit dalam RSUD harapan insan sendawar pada

tanggal 11 mei sampai dengan tanggal 06 juni 2012.

C.    Defenisi operasional dan kriteria obyektif

Tabel 2.1

Defenisi operasional Kriteria obyektif

a.       Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahun

dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindaran terhadap suatu objek

tertentu.

b.      Sikap

Sikap merupakan reaksi ata respon yang

masih tertutup dari seorang terhadap

suatu stimulus atau objek

c.       Kebiasaan makan

Kebiasaan makan adalah cara individu /

kelompok dalam memilih,

mengkonsumsi dan menggunakan

Dikatakan baik, jika jawaban benar

≥65% dikatakan kuranng, jika jawaban

kurang,

Jika jawaban benar < 65%

Dikatakan baik,

Jika jawaban benar ≥ 65%

Dikatakan kurang,

Jika jwaban benar <65%

Mengacu pada penuntun diet edisi baru,

diet rendah garam dan rendah lemak.

Page 24: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

makanan yang tersedia dan didasarkan

pada faktor sosial dan budaya dimana

individu atau kelompok tersebut hidup

d.      Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi

yaitu naiknya tekanan darah melebihi

batasan normal.

Dikatakan hipertensi,jika tekanan sistolik

≥140 mmHg dan tekanan diastolik ≥

90mmHg

D.    Populasi dan Sampel

1.      Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(notoatmodjo,2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasen hipertensi

yang datang kepoli penyakit dalam RSUD harapan insan sendawar.

2.      Besar sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (notowatnoco, 2002).

Penelitian ini menggunakan sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut:

a.       penderita hipertensi yang datang berobat pada saat dilakukan peneliatian.(tangal

11 mei sampai dengan tanggal 6 juni 2012).

b.      Bersedia menggikuti penelitian dengan menandatangani lembar kesedian menjadi

responden.

c.       Pasien yang gignosa menderita penyakit hipertensi ≥ 140 mmHg/≥ 90 mmHg).

E.     Teknik Pengumpulan Data

1.      Jenis data yang dikumpulkan adalah:

a.       Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang

dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan pada kuisioner.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara, mengunakan

kuisioner yang telah disusun berdasarkan kebutuhan pada penelitian ini

terhadap pasien hipertensi.

b.      Data skunder yaitu data yang diperoleh dari sumber lain. Data skunder

diperoleh dari instansi terkait yaitu medical record pasien hipertensi RSUD

harapan insan sendawar.

Page 25: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

2.      Cara pengumpulan data yaitu:

a.       Data Primer

Penelitian melakukan pengumpulan data dengan membagi kuisioner pada

pasien penderita hipertensi yang berkunjung kepoli penyakit dalam RSUD

harapan insan sendawar. Pengisian kuisioner ditulis langsung oleh responden.

Apabila ada pertanyaan yang tidak dimengerti oleh responden, maka peneliti

menjelaskan kembali maksud dari pertanyaan tersebut.

b.      Data Skunder

Peneliti mendapat data skunder yaitu dari catatan medical fecord pasien.

c.       Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan kuisioner.

F.     Pengolahan dan Pengajian Data

1.      Metode pengolahan data yang diperoleh dari kuisioner akan diolah dengan

meneliti dan memeriksa data mulai identitas dan kelengkapa jawaban kuisioner

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a.       Editing

Editing yaitu memeriksa semua pertanyaan dalam kuisioner untuk mengetahui

kelengkapan jawaban responden.

b.      Koding

Yaitu memberi kode jawaban dengan angka atau kode lain yaitu 1 untuk

jawaban benar dan 2 untuk jawaban salah.

c.       Tabulating atau tabulasi

Yaitu kegiatan menilai jawaban responden dengan cara menjumlahkan seluruh

skor yang diperoleh esponden dalam bentuk tabel yang natinya yang akan

dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan kategori yang

diperoleh masing-masing responden sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan.

2.      Pengolahan Data

Pengolahan data dengan mengunakan komputer program SPSS windou dan

kemudian dikerjakan melalui suatu proses.

3.      Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk tabel yang mencantumkan variabel independen atau

bebas disertai penjelasan.

Page 26: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kebiasaan Makan Dengan Penderita Hipertensi

http://priscaaja.blogspot.com/2012/12/hubungan-pengetahuan-dan-sikap.html