motivasi mempelajari al-qur an dalam perspektif...

63
MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF HADIS SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Oleh AHMAD IDOPHI NIM: 105011000129 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M/1431 H

Upload: others

Post on 28-Dec-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN

DALAM PERSPEKTIF HADIS

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Oleh

AHMAD IDOPHI

NIM: 105011000129

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M/1431 H

Page 2: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

ABSTRAK

NAMA : AHMAD IDOPHI

NIM : 105011000129

JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS : ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JUDUL SKRIPSI : MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM

PERSPEKTIF HADIS

Masalah pokok yang diteliti dalam skripsi ini adalah sesungguhnya hadis-hadis Rasulullah SAW memotivasi umat Islam untuk mempelajari al-Qur`an dengan cara

memberikan pujian, ganjaran pahala, hadiah/imbalan, kompetisi/saingan, dan ancaman hukuman. Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menjelaskan bagaimana hadis Rasul SAW memotivasi untuk

mempelajari al-Qur`an

2. Untuk menjelaskan keutamaan mempelajari al-Qur`an

3. Untuk menjelaskan hadis-hadis yang memotivasi mempelajari al-Qur`an.

Adapun teknik/metode pengumpulan data pada skripsi ini adalah metode

penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan

teknik pengumpulan data, pengolahan dan analisa dari sumber kepustakaan meliputi

kitab-kitab dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang penulis bahas. Yang

menjadi sumber data adalah: a) data primer, yaitu buku-buku dan materi pustaka

lainnya yang memberi porsi besar dalam membahas hadis-hadis yang memotivasi

umat Islam untuk belajar al-Qur`an b) data skunder, yaitu sejumlah data berupa

buku-buku lain yang memuat informasi tentang motivasi belajar al-Qur`an.

Penelitian ini pada dasarnya adalah study analisis, yaitu studi yang objek kajiannya adalah hadis-hadis Nabi SAW yang dalam hal ini berkaitan erat dengan

motivasi belajar al-Qur`an. Adapun metode pembahasan dalam penelitian ini adalah “deskriptif analisis” yaitu mendeskripsikan data-data yang ada (baik data primer

maupun data skunder), kemudian menganalisanya secara proporsional sehingga akan nampak jelas rincian jawaban yang berhubungan dengan pokok masalahnya.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan cara memberikan pujian, ganjaran pahala, hadiah/imbalan, kompetisi/saingan, dan ancaman hukumanlah

hadis-hadis Rasul memotivasi umat Islam untuk mempelajari al-Qur’an.

i

Page 3: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

KATA PENGANTAR

��� ا ا���� ا�����

، )'& م% أوح# ا ��ن "! ��ن، و ا���ة و ا���م� ا��ي ���� أم�� م����ا���

.و )'& 31�4 أه� "01, ا/�ام و ص�-, ذوى ا ��ن، أم�! "(�

Puji syukur Alhamdulillāh yang setinggi-tingginya penulis panjatkan untuk

Allah SWT. Berkat rahmat dan anugerah dari-Nya saat ini penulis dapat mencapai

harapan dan cita-cita suci penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Dengan

penuh kegigihan dan perjuangan dalam menghadapi berbagai rintangan, dan dengan

daya serta upaya dari-Nya, akhirnya penulis dapat melewati semua itu. Akan tetapi,

sebesar apapun usaha serta pengorbanan yang telah penulis upayakan untuk

menyelasaikan penelitian ini, tentunya hasil karya ini masih amat jauh dari

kesempuranaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para

pembaca yang budiman akan sangat membantu dalam menjadikan karya ini lebih

baik.

Dan tidak pantas rasanya jika penulis tidak memberikan penghargaan berupa

ucapan terimakasih untuk orang-orang yang telah berjasa dalam penyelesaian karya

ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penghargaan itu penulis haturkan

kepada:

1. Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, M.A Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Dr. Zaimuddin, M.Ag Dosen Penasihat Akademik.

5. Drs. Abdul Haris, M.Ag Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktunya dalam membimbing skripsi penulis hingga

selesai

Page 4: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan fasilitas untuk

mengadakan studi kepustakaan.

7. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis: Seluruh anak Kelas D; Lala,

Fajar, Rahman, Asep, Kamal, Qasim, H.Yasir, Umay, Endah, Lia.

Kemudian kepada Dewan Guru dan Teman al-Kholidin; Ka Aminah,

Hj. Rida, Yasin yang turut mendoakan dan memberikan dorongannya

kepada penulis. Tak lupa kepada Keluarga Besar H. Hasan; Adik-adik

saya, Abang serta Empo-empo yang turut mendo`akan; dan Halim yang

menjadi inspirasi saya.

8. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dan di penghujung tulisan ini, betapa naifnya diri ini jika penulis tidak

menghaturkan ucapan rasa terimakasih dan mohon maaf kepada orang yang telah

amat sangat berjasa dalam kehidupan penulis. Kepada Abi dan Mama (Alm) tercinta,

yang telah mengorbankan segalanya untuk Dopi baik moril maupun materil. Karya

ini Dopi persembahkan untuk kalian, meskipun ini tidak ada bandingannya dengan

semua jasa yang telah kalian berikan kepada Dopi. Dan Dopi mohon maaf karena

Dopi tidak dapat mengemban amanat Abi dan Mama (Alm) dengan baik.

Terimakasih atas segala kebaikan Abi dan Mama selama ini, kasih sayang kalian

memang tak terhingga sepanjang masa. Dan mudah-mudahan ini dapat menjadi

teladan bagi anak-anak Abi dan Mama (Alm) yang lainnya. Amin.

�! ر"�A!1# ص@1�ارب= ا>;� # و :ا�ي� و ارح8��! آ

Akhirnya, penulis berharap semoga Allah swt. memberikan balasan yang

setimpal atas jasa dan bantuan serta pengorbanan yang telah diberikan mereka

semua. Dan mudah-mudahan karya ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

para pembaca umumnya.

Jakarta, 19 November 2009

Penulis

Page 5: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...........……………………………………………..........................

KATA PENGANTAR …………………………………………………..........

DAFTAR ISI …………………………………………………………….........

i

ii

iv

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah …………………………..................

B. Identifikasi masalah …………………………........................

C. Pembatasan Masalah ……………………...............................

D. Perumusan Masalah …………………....................................

E. Tujuan …………………………………................................

F. Manfaat ...................................................................................

1

6

6

6

6

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi ........................……………………………...... 8

1.

2.

3.

4.

Pengertian Motivasi Belajar ……………….……...

Peran dan Fungsi Motivasi …………….................

Macam-macam Motivasi ………………................

Bentuk-bentuk Motivasi ……………….................

8

12

15

17

B. Pembelajaran Al-Qur’an di Indonesia ……………….... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A

B

C.

Metodologi Penelitian ....................................................

Variabel Penelitian ..…………………………………...

Sistematika Penelitian …………………………………

24

26

26

BAB IV HADIS-HADIS TENTANG MOTIVASI MEMPELAJARI

AL-QUR’AN

A.

Hadis tentang Motivasi Belajar Al-Qur’an …................

1. Hadis tentang Pujian bagi Orang yang Mempelajari

Al-Qur’an .................................................................

a) Teks Hadis dan Terjemah .............................

b) Pemahaman Hadis.........................................

2. Hadis tentang Ganjaran Pahala untuk Orang yang

28

29

29

29

Page 6: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

B.

Mempelajari Al-Qur’an ............................................

a) Teks Hadis dan Terjemah .............................

b) Pemahaman Hadis ........................................

3. Hadis tentang Hadiah/Imbalan untuk Orang yang

Mempelajari Al-Qur’an.............................................

a) Teks Hadis dan Terjemah .............................

b) Pemahaman Hadis ........................................

4. Hadis tentang Kompetitor Mempelajari Al-Qur’an...

a) Teks Hadis dan Terjemah .............................

b) Pemahaman Hadis ........................................

5. Hadis tentang Ancaman bagi Orang yang Tidak

Mempelajari Al-Qur’an ............................................

a) Teks Hadis dan Terjemah .............................

b) Pemahaman Hadis ........................................

Analisa Hadis .................................................................

1. Keutamaan/Keistimewaan Mempelajari Al-

Qur’an.....................................................................

2. Ancaman bagi Orang yang Tidak Mempelajari

Al-Qur’an ..............................................................

32

32

33

36

36

37

40

40

42

46

46

46

47

48

53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................

B. Saran-saran ...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ………………………...................................................

56

58

60

Page 7: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur`ān secara harfiah adalah “bacaan yang mencapai puncak

kesempurnaan”. Al-Qur`ān al-Karīm berarti “bacaan yang mahasempurna dan

mahamulia”.1 Pemberian nama al-Qur`an merupakan isyarat kuat tentang perlunya

senantiasa membaca al-Qur`an. Begitu pentingnya membaca al-Qur`an sehingga di

dalam al-Qur`an sendiri kata tersebut terulang sebanyak 70 kali dalam berbagai

tempat. Sebagai contoh disebutkan dalam QS. al-Qiyāmah: 17-18:

���� ������ ��������

�������������� �� ! ��"�#�$

��%��$&���� '(�)�*���$

������������ ��+!

“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan

(membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya

maka ikutilah bacaan itu”.

Kedua ayat di atas, dijadikan oleh para mufassir sebagai landasan

argumentasi bahwa pelestarian dan pengaktualisasian ajaran al-Qur`an dalam

kehidupan sehari-hari sangat penting. Kendati demikian, Dr. Hamzah Abū Bakr al-

Syāwi berpendapat bahwa huruf inna (إن) dalam ayat di atas, tidak menjadi jaminan

dari Allah tentang pelestarian bacaan al-Qur`an. Itu hanya merupakan prasyarat

bahwa setiap muslim harus berusaha mengembangkan bacaan al-Qur`an sesuai

dengan petunjuk Rasulullah saw.

Berdasarkan ungkapan tersebut dapat dipahami bahwa dengan kecintaan

membaca ayat-ayat al-Qur`an akan melahirkan kesadaran atau motivasi untuk

mempelajari al-Qur`an dan mengamalkan ajaran al-Qur`an dalam kehidupan sehari-

hari.2

1 M. Quraish Shihab, Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan, (Bandung: Mizan, 1994),

Cet. VI, h. 24 2 Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an; Kajian Tematik atas Ayat-ayat Hukum dalam Al-

Qur’an, (Jakarta: Penamadani, 2005), Cet. III, h. 59-60

Page 8: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Mempelajari al-Qur`an merupakan ibadah. Membaca al-Qur`an huruf demi

huruf juga akan mendapatkan pahala, apalagi apabila disertai dengan upaya untuk

memahami kandungannya. Metode-metode untuk mempelajari cara membaca al-

Qur`an telah banyak bermunculan. Di Indonesia metode yang paling lama muncul

disebut Baghdadiyah. Namun akhir-akhir ini metode-metode lain banyak

bermunculan seiring dengan tuntutan zaman. Karena itu banyak pula lembaga-

lembaga yang bermunculan seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), Taman

Kanak-kanak Al-Qur’an (TKA) dan lain-lain.3

Akan tetapi, sejak zaman penjajahan hingga dewasa ini, tampak adanya

perubahan drastis dalam masalah pemahaman ajaran Islam, yang berpangkal pada

melemahnya atau berkurangnya minat dan gairah masyarakat mempelajari Al-

Qur`an.4 Kenyataan-kenyataan yang ditemukan dalam masyarakat Islam saat ini

masih banyak yang memahami al-Qur`an secara parsial saja. Artinya ajaran al-

Qur`an belum sepenuhnya mewarnai diri dan hidup keseharian umat Islam.5

Sejalan dengan itu, patut pula dicamkan penegasan ‘Abdullāh ‘Ulwīn dalam

bukunya Tarbiyatul Awlād fī al-Islām senagaimana dikutip Umar Shihab bahwa yang

dipentingkan dalam membaca al-Qur`an, bukanlah kemampuan daya pukau

seseorang dalam membacanya saja, melainkan sampai di mana bekas (atsar) atau

pengaruh yang ditinggalkan setelah membacanya. Jelasnya, yang dipentingkan

bukanlah bagaimana cara memukau pendengar, akan tetapi seberapa banyak

pengaruh (atsar) dari al-Qur`an terpatri dalam benak dan jiwa dirinya dan orang

yang mendengarkannya.6

Menurut pengamatan Suzanne Keller, kedudukan nilai-nilai agama akan

tergeser oleh nilai-nilai lainnya yang bersumber dari perubahan struktur masyarakat.

Kedudukan golongan elite keagamaan yang memegang kunci pelestarian sosial

budaya Islam akan digeser kedudukannya oleh elite ilmu pengetahuan, elite industri,

dan sebagainya. Oleh karena itu Salotare, seperti yang dikutip oleh Kartono

3 Didin Saefuddin Buchori, Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an, (Bogor: Granada

Sarana Pustaka, 2005), Cet. I, h. 21-22 4 Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an…, h. 62

5 Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an…, h. 65

6 Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an…, h. 65

Page 9: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Kartidirdjo secara tajam menegaskan bahwa peran sosial ulama sebagai guru akan

terancam.

Dan kalau itu terjadi akibatnya adalah al-Qur`an yang merupakan sumber

ajaran umat Islam akan mengalami erosi peranan. Bahkan kemungkinan akan

menjadi asing di tengah umat Islam sendiri, meskipun al-Qu`an itu tetap lestari.

Kelestarian al-Qur`an seharusnya dipahami sebagai upaya mempelajari dan

mendalami al-Qur`an secara terus menerus tanpa henti dan bukan dipahami secara

harfiah sebagaimana penegasan Allah dalam surat al-Hijr (15) ayat 9:

”Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur`an, dan sesungguhnya Kami pula

yang akan memeliharanya” yang sering dikutip.7

Al-Qur`an adalah firman-firman Tuhan yang diwahyukan kepada manusia.8

Fungsi utama al-Qur`an adalah memberikan petunjuk. Dan hal ini tidak dapat terjadi

tanpa membaca dan memahaminya.9

Maka upaya mengaktualisasikan al-Qur`an dalam konteks masyarakat dewasa

ini bukanlah dengan menetapkan al-Qur`an sebagai barang antik yang dikeramatkan

atau hanya sebatas bacaan yang dibaca saja tanpa memahami makna kandungannya.

Al-Qur`an hendaknya dipandang sebagai konsepsi dasar yang empiris dalam konteks

amal perbuatan.10

Oleh karena itu, mempelajari al-Qur`an, menggali kandungannya,

mengamalkan serta menyebarkan ajaran-ajarannya dalam praktek kehidupan

masyarakat merupakan tuntutan yang tak akan ada habisnya dan merupakan

kewajiban bagi setiap muslim.11

Di dalam al-Qur`an banyak ayat-ayat yang menjelaskan keutamaan al-Qur`an

serta banyak pula hadis-hadis Rasul yang menjelaskan keutamaan orang yang

mempelajari dan mengajarkan al-Qur`an. Satu dari beberapa hadis Rasul yang

bebicara mengenai keutamaan mempelajari dan mengajarkan al-Qur`an adalah hadis

yang diriwayatkan dari ‘Utsmān bin ‘Affān ra., ia berkata, Rasulullah SAW

bersabda:

7 Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an…, h. 58

8 Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an…, h. 62

9 M. Quraish Shihab, Lentera Hati…, h. 28

10 Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an…, h. 62

11 M. Darwis Hude, dkk., Cakrawala Ilmu dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus,

2002), Cet. II, h. xxx

Page 10: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

F1�آGت% م )�'Gا �� ,�'� ) ون

“Orang yang paling baik di antara kamu adalah orang yang mempelajari Al-

Qur’an dan mengajarkannya”.12

Pada dasarnya hadis Nabi SAW adalah sejalan dengan al-Qur`an, karena

keduanya bersumber dari wahyu Allah SWT.13

Berbicara mengenai hadis dan al-

Qur`an, banyak sekali hadis-hadis Rasul yang mendorong umat manusia untuk

mempelajari al-Qur`an dan banyak pula ayat-ayat al-Qur`an yang menjelaskan

keutamaan al-Qur`an.

Dan untuk dapat membiasakan diri mempelajari al-Qur`an secara teratur,

tentunya memerlukan keinginan yang kuat. Banyak kendala yang dapat mengganggu

usaha ini. Salah satu kendala tersebut adalah seperti yang telah disebutkan

sebelumnya, yakni kekurangan atau ketiadaan motivasi untuk mempelajari al-

Qur`an, kendala tersebut dapat timbul baik dari dirinya sendiri, orang tua, guru atau

pun lingkungannya. Karena hal tersebut akan menyebabkan kurang bersemangatnya

seseorang membiasakan diri untuk mempelajari al-Qur`an.

Sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu disebut

motivasi.14

Dengan motivasi inilah seseorang yang tidak mempelajari al-Qur`an

menjadi terdorong untuk mempelajari al-Qur`an, dan yang telah mempelajari al-

Qur’an menjadi lebih tekun dan konsisten untuk mempelajari al-Qur`an.

Motivasi itu sendiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik

dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari

dalam diri sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan. Adapun motivasi

ekstrinsik adalah keadaan yang datang dari luar individu yang dapat mendorongnya

melakukan tindakan. Pujian dan hadiah, kenaikan tingkat, penghargaan, piagam-

piagam prestasi serta teladan yang baik adalah contoh-contoh konkret motivasi

ekstrinsik yang dapat menolong seseorang untuk belajar15—termasuk pula

mempelajari al-Qur`an.

12

Abū Abdillāh bin Ismā’īl al-Bukhārī, Shahīh al-Bukhārī, Juz III, (Bairut: al-Maktabah al-

‘Ashriyyah), h. 1620 13

Nawir Yuslem, Ulumul Hadis, (PT. Mutiara Sumber Widya, 2001), h. 68 14

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta), Cet. I, h. 45 15 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak…, h. 45

Page 11: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Berkaitan dengan motivasi, banyak sekali hadis-hadis Rasul yang

menyatakan bahwa orang-orang yang mempelajari Al-Qur`an mempunyai

kedudukan tinggi dan mulia. Janji Allah berupa pahala yang besar untuk orang yang

telah berhasil mendidik anaknya mempelajari al-Qur`an adalah di antara kemuliaan

umat Nabi Muhammad SAW yang diberikan Allah SWT. Dan sesungguhnya semua

itu telah dijelaskan oleh Rasulullah saw. di dalam hadis-hadisnya.

Jika seseorang meresapi, mendalami, dan meyakini penghargaan, ganjaran

pahala, serta janji-janji manis yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang-orang

yang gemar mempelajari al-Qur`an melalui hadis-hadis Rasul, niscaya dirinya akan

terdorong untuk mempelajari kitab suci al-Qur`an, yang menjadi pedoman hidup

umat Islam.

Maka dengan adanya hadis-hadis Rasul yang berbicara mengenai keutamaan

mempelajari al-Qur`an, diharapkan umat Islam yang belum mempelajari al-Qur`an

termotivasi untuk mempelajarinya, sehingga ia mampu membaca, memahami,

meresapi, mendalami serta mengamalkan isi kandungannya, atau bahkan

mendakwahkan dan menghafalnya.

Dari sinilah penulis merasa tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dan

dituangkan dalam sebuah judul skripsi yaitu: “MOTIVASI MEMPELAJARI AL-

QUR`AN DALAM PERSPEKTIF HADIS”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat diungkapkan beberapa masalah sebagai

berikut:

1. Kurangnya kesadaran untuk mempelajari al-Qur`an

2. Kurangnya kemauan atau motivasi untuk mempelajari al-Qur`an

3. Belum dikelompokkannya hadis-hadis yang memotivasi belajar al-

Qur`an

C. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah penulis dalam menyusun skripsi, penulis membatasi

masalah tersebut pada:

Page 12: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

1. Kurangnya kesadaran untuk mempelajari al-Qur`an

2. Kurangnya kemauan atau motivasi untuk mempelajari al-Qur`an

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah

yaitu bagaimana hadis Rasul SAW memotivasi umat Islam untuk mempelajari

Al-Qur`an?

E. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan karya ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan hadis Rasul SAW yang memotivasi untuk

mempelajari al-Qur`an

2. Untuk menjelaskan keutamaan mempelajari al-Qur`an

3. Untuk menjelaskan hadis-hadis yang memotivasi mempelajari al-Qur`an

F. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan karya ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat memperdalam dan menambah khazanah ilmu bagi penulis

khususnya mengenai motivasi mempelajari al-Qur`an dari sudut pandang

hadis

2. Dapat menjadi motivasi bagi umat Islam khususnya orang tua untuk lebih

memperhatikan anaknya dalam mempelajari al-Qur`an

3. Dapat dijadikan bahan informasi mengenai hadis-hadis yang memotivasi

untuk mempelajari al-Qur`an

4. Dapat memperlengkap khazanah kajian ilmu pendidikan khususnya

mengenai motivasi mempelajari al-Qur`an dari sudut pandang hadis

Page 13: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang

mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya.

Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut motivasi,

yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu, yang mendorong

atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan mencapai

sesuatu tujuan. Semakin tinggi dan berarti suatu tujuan, semakin besar

motivasinya, dan semakin besar motivasi akan semakin kuat pula

kegiatan yang dilaksanakan.16

Karena kuat lemahnya motivasi17

atau

tinggi rendahnya motivasi seseorang dapat menentukan tinggi rendahnya

usaha atau semangat untuk beraktivitas, dan tentu saja tinggi rendahnya

semangat akan menentukan hasil yang diperoleh.18

Berbicara mengenai motivasi, istilah motivasi dalam psikologi berarti

sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya tingkah laku.19

Dan motivasi

itu sendiri merupakan istilah yang lebih umum digunakan untuk

menggantikan tema motif. Dalam bahasa Inggris “motif” disebut dengan

motive yang berasal dari kata motion, yang berarti gerakan atau sesuatu

yang bergerak. Karena itu motivasi erat hubungannya dengan “gerak”,

16

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan¸ (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. IV, h. 60-62

17 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktek Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. I, h. 251 18

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran…, h. 249 19

M. Alisuf Sobri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. II, h. 85

Page 14: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

yaitu gerakan yang dilakukan manusia atau disebut tingkah laku atau

‘amaliyah.20

Motif dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Motivasi merupakan penjelmaan dari motif yang dapat dilihat dari

perilaku yang ditunjukkan seseorang.21

Motif adalah sesuatu yang ada

dalam diri seseorang, yang mendorongnya untuk bersikap dan bertindak

guna mencapai tujuan tertentu. Motif dapat berupa kebutuhan dan cita-

cita. Motif merupakan tahap awal dari proses motivasi, sehingga motif

baru merupakan suatu kondisi intern atau disposisi (kesiapsiagaan) saja.

Sebab motif tidak selamanya aktif. Motif aktif pada saat tertentu saja,

yaitu apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak. Apabila

suatu kebutuhan dirasakan mendesak untuk dipenuhi, maka motif dan

daya penggerak menjadi aktif. Motif yang telah menjadi aktif inilah yang

disebut motivasi. Maka motivasi dapat didefinisikan dengan sesuatu yang

menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong

seseorang untuk memenuhi kebutuhan.22

Menurut Frededirc J. McDonald motivasi adalah suatu perubahan

psikologis dalam diri seseorang yang ditandai oleh munculnya perasaan

dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, maka munculnya

motivasi ditandai dengan adanya perubahan energi dalam diri seseorang

yang mungkin disadari ataupun tidak.23

James O. Whittaker memberikan

pengertian secara umum mengenai penggunaan istilah motivasi di bidang

psikologi. Menurutnya motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan

yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada seorang makhluk

untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi

tersebut.24

S. Nasution M.A. mengemukakan motivasi adalah

menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga seorang anak mau

20

Ramayulis, Pengantar Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet. V, h. 73 21

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran…, h. 250 22

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:

Kencana, 2008), Cet. III, h. 181-182 23

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran…, h. 250-251 24 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan¸ (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), h. 205

Page 15: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

melakukan apa yang dapat dilakukannya.25 Sedangkan menurut M.

Utsman Najati, motivasi adalah kekuatan penggerak yang

membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah

laku dan mengarahkannya menuju tujuan tertentu.26

Hasan Langgulung berpendapat bahwa motivasi merupakan suatu

keadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah terhadap aktivitas

manusia. Motivasi merupakan kekuatan yang menggerakkan dan

mendorong aktivitas seseorang. Motivasi itulah yang membimbing

seseorang ke arah tujuan-tujuannya termasuk tujuan seseorang dalam

melaksanakan tingkah laku (amal keagamaan). Maka dari itu, motivasi

sangat besar peranannya dalam membimbing dan mengarahkan seseorang

terhadap tingkah laku keagamaan27

—termasuk di dalamnya mempelajari

Al-Qur`an.

Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa

motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang atau sekelompok

orang untuk mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang

diinginkannya.

Berkaitan dengan proses belajar siswa/peserta didik, motivasi belajar

sangatlah diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat kalau

siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat.

Menurut Slameto sebagaimana dikutip oleh Tohirin, bahwa dalam

perspektif psikologi, belajar adalah suatu proses perubahan yaitu

perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar juga berarti

suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.28

25

Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), Cet. I, h. 140 26

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengatar…, h. 183 27

Ramayulis, Pengantar Psikologi…, h. 73-74 28

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2006), h. 58-59

Page 16: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Sedangkan menurut Linda S. Sebagamana dikutip oleh Sunarto,

motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian di

dalam proses pembelajaran. Seorang siswa pada dasarnya termotivasi

untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin

mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya

terpenuhi. Ada juga siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam

rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar

dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru (Marx

Lepper: 1988). Menurut Hermine Marshall Istilah motivasi belajar

mempunyai arti yang sedikit berbeda. Ia menggambarkan bahwa motivasi

belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan

belajar tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan kegiatan

belajar.29

Whiterington mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan

di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru

daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian,

dan suatu pengertian.30

Maka dapat dikatakan bahwa motivasi belajar adalah kesanggupan

untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya

untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari

luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus

dalam rangka mencapai tujuan.31

Berdasarkan uraian di atas penulis berkesimpulan bahwa motivasi

belajar adalah daya penggerak psikis dari dalam dan luar diri seseorang

untuk dapat melakukan kegiatan belajar—termasuk di dalamnya kegiatan

belajar al-Qur’an—sehingga tujuan yang diinginkannya terarah dan

tercapai.

2. Peran dan Fungsi Motivasi

29

Sunarto, http://sunartombs.wordpress.com/2008/09/23/motivasi-belajar/, 23 September

2008 30

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, h. 208 31 Sunarto, http://sunartombs.wordpress.com/2008/09/23/motivasi-belajar/

Page 17: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Pada prinsipnya manusia terbentuk melalui penggabungan jenis tubuh

(jasad) yang bersifat material dan jiwa (nafs) yang immaterial. Sifat

material jasad menjadikannya bersifat mekanistik dan tidak dinamis. Ia

hanya terdiri dari sebuah sistem yang sudah teratur tetapi pada saat yang

sama membawa potensi hawa. Sedangkan sifat immaterial jiwa

menjadikannya dinamis, tetapi tidak dapat mengaplikasikan potensi

dinamisnya. Oleh karenanya membutuhkan penyatuan dan penggabungan

dua unsur tersebut membentuk senyawa yang harmoni, maka dibutuhkan

semacam medan energi yang menjadi daya hidup (ruh). Istilah ruh sendiri

merupakan istilah yang senantiasa terkait dengan penggunaan energi dan

menyifati bentuk-bentuk energi yang kuat, (ruh, rih, rauh, rayhan) atau

pengumpulan energi (raha). Sebagaimana yang tampak pada gambar

berikut daya hidup tersebut terhubung dengan potensi nafsani manusia

dalam jiwa yang tersumbul melalui akal dan qalbu.32

Gambar 1: Struktur Psikis dan Potensi manusia

Dinamika hubungan anatara ketiga unsur bentukan senyawa insan dan

potensi dapat dijelaskan dalam logika psikodinamik. Hawa yang

32 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, h. 57-58

ALLAH

Ruh

Fuad

Dhamir

Qalb Akal

Nafs Hawa

Jasad

Page 18: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

merupakan potensi tubuh merupakan manifestasi ekspresi kreasi jiwa. Ia

memiliki dorongan primitif. Sedangkan nafs memiliki dorongan kreatif

eksistensial dan sekaligus menjadi penggerak bagi tingkah laku dalam

pemenuhan dorongan hawa dan akal—atau disebut pula dengan motivasi.

Akal dalam fungsi mentalnya menjadi semacam pemberi pertimbangan

logis terhadap apa pun yang muncul dalam keinginan hawa. Keinginan

syahwati tersebut dapat saja membuat akal menjadi kotor secara

frekuentif akibat akumulasi tindakan yang keliru dari jiwa. Akal dapat

saja terjebak memberikan pertimbangan yang tidak jernih pada cara

berpikir yang tidak logis.

Qalbu/Hati dalam fungsinya memahami (yafqahunā bihā),

melaksanakan fungsi penimbang dan pengambil keputusan melalui

berpikir logis dan berpikir rasa (fungsi pikir dan zikir). Namun

adakalanya ia bolak-balik (yataqallabu) di antara hawa dan akal. Pada

saat itu biasanya muncullah akal budi (dhamīr) dan suara hati (fu`ād)

yang memberikan semacam insight (wawasan) yang membuat insan ingat

akan dasar fitrahnya sebagai hamba. Jika jiwa dan qalbu tidak kembali

maka ia akan jatuh, tetapi jika ia tetap berada dalam lingkaran koridor

Ilahi yang menjembatani ruhnya dengan Allah, ia akan mulia semulia saat

ia diciptakan pertama kali. Untuk itu ia membutuhkan konsepsi yang

benar.33

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa sesunguhnya

manusia merupakan satu kesatuan dari empat dimensi; fisik-biologis,

mental-psikis, sosio kultural dan spiritual. Di samping itu pula manusia

memiliki kebebasan berkehendak (freedom of will) yang memungkinkan

manusia untuk secara sadar mengarahkan dirinya ke arah keluhuran atau

ke arah kesesatan. Begitupula dengan akal yang manusia miliki sebagai

kemampuan khusus dan dengan akal itu dapat mengembangkan ilmu serta

peradaban.34

33

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, h. 58-59 34 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, h. 68-69

Page 19: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Begitupula halnya dengan peran dan fungsi motivasi, berdasarkan

keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi motivasi

antara lain sebagai pendorong, pengarah/penimbang, dan penggerak.

Winkel pun mengibaratkan peran dan fungsi motivasi dengan

kekuatan mesin di kendaraan. Mesin yang berkekuatan tinggi menjamin

lajunya kendaraan, meskipun jalan tersebut mendaki dan kendaraan

membawa muatan yang banyak. Namun motivasi tidak hanya

memberikan kekuatan pada daya-daya belajar saja tetapi juga memberi

arah yang jelas. Kendaraan dengan tenaga mesin yang kuat akan mampu

mengatasi rintangan yang ditemukan di jalan, tetapi belum memberi

kepastian kendaraan akan sampai pada tujuan yang dikehendaki.

Keputusan sangat tergantung dengan sang sopir. Seperti halnya belajar,

maka siswa sendirilah yang berperan, baik sebagai mesin yang kuat atau

lemah, maupun sebagai sopir yang menentukan tujuan.35

Oemar Hamalik mengemukakan bahwa motivasi mempunyai tiga

fungsi, yaitu:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa

motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti

belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan

perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Artinya menggerakkan

tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan

menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.36

Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa motivasi

tidak hanya sebatas memberi kekuatan dan dorongan bagi timbulnya

suatu tindakan untuk mencapai tujuan, akan tetapi motivasi juga berperan

sebagai pengarah kepada perwujudan suatu tujuan dan cita-cita yang

35

Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada Press,

2006), Cet. II, h. 176 36 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi..., h. 177

Page 20: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

diinginkan. Dan kuat lemahnya motivasi seseorang akan menjadi penentu

terjadinya perbuatan dan hasil pencapaian.

3. Macam-macam Motivasi

Pendapat mengenai klasifikasi motivasi itu ada bermacam-macam.

Salah satu dari beberapa yang terkenal adalah pendapat yang

dikemukakan Chaplin, menurutnya motivasi dapat dibagi menjadi dua:

a. physiological drive dan

b. social motives.

Yang dimaksud dengan physiological drive adalah dorongan-

dorongan yang bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya.

Sedangkan yang dimaksud dengan social motives adalah dorongan-

dorongan yang berhubungan dengan orang lain, seperti estetis, dorongan

ingin selalu berbuat baik, dan etis.37

Akan tetapi dalam penelitian ini penulis akan lebih mengarahkan

uraian yang berasal dari pendapat para ahli psikologi yang membagi

motivasi menjadi dua, yaitu:

c. Motivasi intrinsik, ialah motivasi yang berasal dari diri

seseorang itu sendiri tanpa dirangsang dari luar. Misalnya:

orang yang gemar membaca, tidak perlu ada yang mendorong,

ia akan mencari sendiri buku-bukunya untuk dibaca. Motif

intrinsik juga diartikan sebagai motivasi yang pendorongnya

ada kaitannya langsung dengan nilai-nilai yang terkandung di

dalam tujuan pekerjaan itu sendiri. Misalnya seorang

mahasiswa tekun mempelajari mata kuliah psikologi karena ia

ingin sekali menguasai mata kuliah itu.38

d. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datang karena adanya

perangsangan dari luar, seperti: seorang mahasiswa rajin belajar

karena akan ujian. Motivasi ekstrinsik ini juga dapat diartikan

37

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengatar…, h. 192 38 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengatar…, h. 194

Page 21: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

sebagai motivasi yang pendorongnya tidak ada hubungannya

dengan nilai yang terkandung dalam tujuan pekerjaannya.

Seperti seorang mahasiswa yang mau mengerjakan tugas karena

takut pada Dosen.39

Pujian, hadiah, kenaikan tingkat,

penghargaan, piagam-piagam prestasi serta teladan yang baik

adalah beberapa contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat

menolong seseorang untuk belajar.40 Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa pada motivasi ekstrinsik ini seorang anak

belajar bukan karena belajar itu berarti baginya, melainkan

mengharap sesuatu dibalik kegiatan belajar itu, misalnya nilai

yang baik, hadiah, penghargaan, atau menghindari hukuman

dan celaan.41

Para ahli ilmu jiwa pun juga memberi tekanan yang berbeda pada

motivasi. Mc Dougall dan Freud menekankan pentingnya motivasi

intrinsik. Skinner dan Bandura menekankan pentingnya motivasi

ekstrinsik. Maslow dan Rogers menunjukkan bahwa kedua motivasi

tersebut sama pentingnya.42

Dengan demikian bahwa motivasi yang berasal dari dalam diri

(intrinsik) maupun motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik), pada

dasarnya keduanya memiliki peran penting untuk mendorong seseorang

mencapai tujuan dan kedua motivasi tersebut sangat berpengaruh pada

tingkah laku seseorang.

4. Bentuk-bentuk Motivasi

Cara dan jenis menumbuhkan motivasi bermacam-macam. Ada

beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi yang dapat

dilakukan oleh seorang guru kepada muridnya dalam kegiatan belajar,

antara lain:

39

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengatar…, h. 194 40

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta), Cet. I, h. 45 41

Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus…, h. 142 42 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi…, h. 180

Page 22: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

1. Imbalan hasil belajar

Imbalan hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa

sebagai konsekuensi dari upaya yang telah dilakukan sehingga

terjadi perubahan perilaku yang bersangkutan baik perilaku

dalam bidang kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Umumnya hasi belajar itu ditunjukkan melalui nilai atau angka

yang diperoleh siswa setelah dilakukan serangkaian proses

evaluasi hasil belajar. Besar kecilnya imbalan yang diberikan

akan mempengaruhi kepuasan belajar; dan setiap kepuasan

yang ditimbulkan dari imbalan akan berpengaruh kepada besar

kecilnya motivasi.43

2. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah

selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin

tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak

berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.44

Hadiah untuk

gambar yang terbaik, tidak menarik bagi mereka yang tak

mempunyai bakat menggambar. Tak banyak orang berusaha

untuk menjadi walikota, walaupun jabatan itu terbuka bagi

semua orang. Kalau hadiah itu rasanya tak tercapai, maka tak

akan membangkitkan motivasi. Hadiah memang dapat

membangkitkan motivasi bila setiap orang mempunyai harapan

untuk memperolehnya.45

3. Saingan/Kompetitor

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi

untuk mendorong belajar seseorang. Persaingan, baik

persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan

ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau

43

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran…, h. 257

44

Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2000), h. 90 45 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. I, h. 78-79

Page 23: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk

meningkatkan kegiatan belajar siswa.

4. Pujian

Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu agar pujian ini

merupakan motivasi, maka pemberiannya pun harus tepat.

Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang

menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus

akan membangkitkan harga diri.46

5. Ancaman Hukuman

Menurut Richard L. Solomon dalam bukunya Punishment

sebagaimana dikutip oleh Aminuddin Rasyad punishment atau

hukuman adalah perangsang yang menyebabkan seseorang

menghindarkan diri darinya atau menjauhinya.47

Pada dasarnya hadiah biasanya menghasilkan hasil yang lebih

baik dari hukuman. Kendatipun demikian, ada kalanya jenis

hukuman dapat digunakan.48 Hukuman diberikan kalau tidak

ada jalan lain lagi yang ditempuh dan telah dipertimbangkan

dengan masak-masak.49

Meskipun hukuman merupakan

reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat

dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karenanya seorang

guru harus memahami prinsip pemberian hukuman.50

Dengan demikian, dengan adanya beberapa bentuk atau cara

membangkitkan motivasi yang penulis uraikan di atas maka setidaknya

seorang guru dapat mengaplikasikan beberapa bentuk cara

membangkitkan motivasi tersebut di lapangan, sehingga seorang murid

46 Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi…, h. 92

47 Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), Cet.

IV, h. 98

48

Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus…, h. 144

49

Aminuddin Rasyad, Teori Belajar…, h. 100

50 Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi…, h. 93

Page 24: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

menjadi termotivasi dirinya untuk bertingkah laku sesuai dengan tujuan

yang diinginkan.

B. Pembelajaran Al-Qur`an di Indonesia

Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Bersamaan dengan proses

awal masuknya Islam di Nusantara, kitab suci al-Qur`an dikenalkan para juru

dakwah kepada penduduk pribumi di Nusantara. Pengenalan awal terhadap al-

Qur`an itu, bagi penyebar Islam tentu suatu hal yang penting, karena al-Qur`an

adalah kitab suci agama Islam yang diimani sebagai pedoman hidup bagi orang

yang telah memeluk Islam.51 Oleh karenanya, dahulu di beberapa daerah

Indonesia, telah tertanam sebuah anggapan bahwa ke-Islaman seseorang tidak

dianggap sempurna manakala dia tidak mampu membaca al-Qur`an. Karena itu,

para orang tua merasa berkewajiban untuk membimbing putra-putrinya, agar

meneruskan minat baca Al-Qur’an itu. Karena itu, tidak heran jika ditemukan

anggota masyarakat yang lebih menekankan pentingnya membaca al-Qur`an

daripada belajar disekolah Umum.52

Berdasarkan analisis Mahmud Yunus tentang sistem pendidikan Islam

pertama di Indonesia memperlihatkan bagaimana al-Qur`an telah diperkenalkan

pada setiap Muslim sejak kecil melalui kegiatan yang dinamai “Pengajian al-

Qur`an” di surau, langgar dan masjid. Yunus mengklaim bahwa pendidikan al-

Qur`an pada waktu itu adalah pendidikan Islam pertama yang diberikan kepada

anak-anak didik, sebelum diperkenalkan dengan praktik-praktik ibadah (fiqh).

Karel A. Steenbrink memberikan kesimpulan yang sama. Lebih jauh ia

menjelaskan, bahwa pengajaran al-Qur`an merupakan pelajaran membaca

beberapa bagian al-Qur`an. Untuk permulaan, anak diajari surah al-Fatihah dan

kemudian surah-surah pendek dalam Juz ‘Amma. Dalam pengajian ini, para

murid mempelajari huruf-huruf Arab dan menghafalkan teks-teks yang ada dalam

al-Qur`an itu. Di samping itu, diajarkan pula peraturan dan tata tertib shalat,

wudhu dan beberapa doa. Mata pelajaran yang diajarkan semua tergantung

51

Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga Ideologi, (Jakarta:

Teraju, 2003), Cet. I, h. 41

52

Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an; Kajian Tematik atas Ayat-ayat Hukum dalam

Al-Qur’an, (Jakarta: Penamadani, 2005), Cet. III, h. 57

Page 25: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

kepada guru ngaji, yang juga mengajarkan beberapa unsur ilmu tajwid yang

bermanfaat untuk melafalkan ayat suci al-Qur`an dengan baik.

Pada umumnya, pengajaran al-Qur`an ini diberikan oleh guru laki-laki,

namun ada juga beberapa orang guru perempuan, terutama memberikan

pengajian pada para gadis, dan kadang juga memberikan pengajian pada anak

laki-laki yang belum mencapai usia dewasa. Pengajian ini diberikan secara

individual di rumah guru, langgar, atau surau.53 Cara atau metode pengajaran al-

Qur`an yang bersifat individual tersebut pada prinsipnya setiap anak diajar

sendiri-sendiri menurut kemampuan masing-masing.54

Anak-anak belajar dengan

duduk bersila dan belum memakai bangku atau meja. Guru pun duduk bersila.

Mereka belajar pada guru seorang demi seorang dan belum berkelas-kelas seperti

sekarang.55

Waktu pelajaran biasanya antara magrib dan isya. Waktu ini

dianggap efektif untuk mengajar seorang anak membaca Al-Qur`an.56

Setelah menamatkan dalam pengajian al-Qur`an, para murid kemudian

melanjutkan ke pengajian kitab yang mengkaji beberapa kitab dari pelbagai

disiplin ilmu keislaman. Dalam pengajian kitab inilah al-Qur`an diperkenalkan

dengan lebih mendalam, salah satunya melalui kajian kitab tafsir al-Qur`an.57

Zamakhsyari menjelaskan sebagaimana dikutip Brumund bahwa pada 1847

meski sistem pendidikan di Indonesia belum memiliki sebutan tertentu,

pengajaran al-Qur`an pada waktu itu berlangsung di tempat yang biasa disebut

dengan nggon ngaji, yang berarti tempat murid belajar membaca al-Qur`an.

Dalam nggon ngaji ini memang tidak sama jenjangnya. Jenjang paling dasar

diberikan orang tua di rumah pada anak-anaknya sejak usia 5 tahun. Biasanya,

anak-anak itu disuruh menghafal ayat-ayat/surah-surah pendek. Pada usia 7 atau

8 tahun, anak mulai diperkenalkan cara membaca huruf Arab sampai mampu

membaca al-Qur`an.

53 Islah Gusmian, Khazanah Tafsir…, h. 42-43

54

Pradjarta Dirdjosanjoto, Memelihara Umat, Kiai Pesantren-Kiai Langgar di Jawa,

(Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 1999), Cet. I, h. 122 55

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan

Perkembangannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1995), Cet. I, h. 22 56

Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an…, h. 61 57 Islah Gusmian, Khazanah Tafsir…, h. 43

Page 26: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Pada 1831, pemerintah Belanda pernah mencatat, setidaknya ada 1.853

nggon ngaji dengan jumlah murid 16.556 murid, tersebar di pelbagai kabupaten

yang didominasi pemeluk Islam di Jawa. Jumlah ini semakin meningkat jika

dilihat dari kajian Van den Berg, bahwa pada 1885 ia menemukan ada 14.929

nggon ngaji dengan jumlah 222.663 murid. Fenomena ini, dapat diduga karena

komunikasi antara Indonesia dan Saudi Arabia semakin meningkat, sejak

dibukanya Terusan Suez pada 1869. hal ini pula yang semakin melancarkan

proses penyebaran Islam ke daerah-daerah pedesan di Jawa.

Munculnya pesantren di Jawa secara meyakinkan dan lembaga pendidikan

dengan sistem klasikal, menyebabkan al-Qur`an semakin menemukan

momentumnya. Di Jawa Timur, lahirnya pesantren Tebuireng, pesantren Rejoso

Jombang, pondok modern Gontor Ponorogo, dan beberapa pesantren lain, begitu

pula kemunculan beberapa madrasah yang tersebar di Nusantara, selain

memberikan pengenalan awal terhadap al-Qur`an meliputi membaca al-Qur`an

sesuai kaidah tajwid, juga mengkaji kandungan al-Qur`an.58

Maka melalui

lembaga-lembaga pendidikan tersebut, al-Qur’an diperkenalkan kepada para

generasi muda Islam, mulai dari tingkat pengenalan, yang meliputi bidang baca

tulis, hingga kandungan al-Qur`an dengan kajian-kajian atas beberapa kitab

tafsir. Apalagi setelah PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam) didirikan pada

September 1951 di Yogyakarta, kemudian disusul berdirinya IAIN (Institut

Agama Islam Negeri) pada 9 Mai 1960—sekarang UIN (Universitas Islam

Negeri)—, sehingga kajian al-Qur`an yang dilakukan umat Islam secara formal

semakin intens. Pada tahun 1980-an muncul pula LPTQ (Lembaga Pendidikan

Tilawatil Qur`an) dan IIQ (Institut Ilmu Al-Qur`an) di Jakarta.59

Di samping itu pula, metode-metode untuk mempelajari cara membaca al-

Qur`an telah bermunculan dan berkembang. Setiap metode dikembangkan

berdasarkan karakteristiknya. Di Indonesia metode yang paling lama muncul

disebut metode Baghdadiyah.60

Kemudian ada pula metode Iqro`, metode

58 Islah Gusmian, Khazanah Tafsir…, h. 45

59

Islah Gusmian, Khazanah Tafsir…, h. 47

60

Didin Saefuddin Buchori, Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an, (Bogor: Granada

Sarana Pustaka, 2005), Cet. I, h. 22

Page 27: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Qirā`ati, metode al-Barqy, metode Tilāwati, metode Dirosa (Dirosah Orang

Dewasa), PQOD (Pendidikan Qur’an Orang Dewasa) dan lain-lain.61

Oleh karena itu, amat disayangkan jika umat Islam saat ini bermalas-malasan

atau enggan untuk mempelajari al-Qur`an. Karena berbagai fasilitas pendidikan

yang mengkaji al-Qur`an telah tersedia sampai saat ini, maka tidak ada alasan

dan kata terlambat untuk mempelajari al-Qur`an bagi umat Islam.

61 Nasrulloh Dina, http://nasrulloh-one.blogspot.com/2009/04/metode-pengajaran-baca-

tulis-al-quran.html, 23 April 2009

Page 28: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Salah satu di antara Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah penelitian. Oleh

karena itu banyak dosen-dosen melaksanakan penelitian, baik yang bersifat

mandiri maupun proyek. Begitu pula para mahasiswanya, harus

melaksanakan penelitian untuk menyelesaikan studi akhirnya.

Berbicara mengenai penelitian, kata penelitian biasa digunakan sebagai

terjemahan kata dalam bahasa Inggris yaitu research (re berarti kembali, dan

search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari kembali.

Sedangkan dalam arti luasnya, penelitian dapat diartikan sebagai kegiatan

yang dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, dan

menyimpulkan data dengan menggunakan metode/teknik tertentu guna

mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi.62

Adapun teknik atau metode penelitian yang akan penulis lakukan dalam

penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada skripsi ini adalah metode

penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang

dilakukan dengan teknik pengumpulan data, pengolahan dan analisa

dari sumber kepustakaan meliputi kitab-kitab dan buku-buku yang

berkaitan dengan masalah yang penulis bahas yakni tentang hadis-

hadis yang memotivasi mempelajari al-Qur’an. Untuk itu pertama

kali penulis mencari hadis-hadis tentang al-Qur`an dengan

menggunakan Mu’jam al-Mufahras li Alfāzh Hadīts al-Nabawī.

Kemudian mencari hadis dengan keyword yang sesuai dengan hadis

62 Ine I, dan Amirman Yousda, Penelitian dan Statistik Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,

1993), Cet. I, h. 11-14

Page 29: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

yang akan penulis teliti. Adapun yang menjadi sumber data dalam

penelitian skripsi ini adalah:

a. Data primer, yaitu buku-buku dan materi pustaka lainnya

yang memberi porsi besar dalam membahas hadis-hadis

yang memotivasi umat Islam untuk belajar al-Qur`an.

Kitab Shahīh al-Bukhārī, Shahīh Muslim, Sunan Abī

dāud, Sunan al-Tirmizī, Sunan Ibnu Mājah.

b. Data skunder, yaitu sejumlah data berupa kitab-kitab

atau buku-buku lain yang memuat informasi tentang

motivasi mempelajari al-Qur`an.

2. Teknik Pembahasan

Penelitian ini pada dasarnya adalah study analisis, yaitu studi

yang objek kajiannya adalah hadis-hadis Nabi SAW yang dalam hal

ini berkaitan erat dengan motivasi belajar al-Qur`an.

Pada dasarnya penelitian yang akan penulis lakukan tergolong

pada penelitian kualitatif. Dan dalam menjawab permasalahn yang

berkaitan dengan cara hadis Rasul memotivasi untuk mempelajari al-

Qur`an maka teknik pembahasan yang penulis lakukan dalam

penelitian ini adalah “deskriptif analisis” yaitu mendeskripsikan data-

data yang ada (baik data primer maupun data skunder), kemudian

menganalisanya secara proporsional sehingga akan nampak jelas

rincian jawaban yang berhubungan dengan pokok masalahnya.

3. Metode Penulisan

Penulisan skripsi ini dirancang secara sederhana dengan mengacu

pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2007.

B. Variabel Penelitian

Page 30: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Variabel penelitian adalah pengelompokkan yang logis sebuah atribut

atau lebih dari sebuah penelitian.63 Adapun penelitian ini terdiri atas satu

variabel yaitu motivasi mempelajari al-Qur`an.

C. Sistematika Penulisan

Untuk menghindari kerancuan dan ketidakteraturan alur pemikiran dalam

pembahasan skripsi ini, maka penulis mengacu pada apa yang dituliskan dan

metode yang digunakan. Dan dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi

ke dalam lima bab, masing-masing bab di bagi lagi menjadi subbab sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan, bab ini menguraikan latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, yaitu meliputi: pengertian motivasi belajar, peran

dan fungsi motivasi, macam-macam motivasi, betuk-bentuk motivasi dan

pembelajaran al-Qur’an di Indonesia.

Bab III Metodologi Penelitian, meliputi: metodologi penelitian, variabel

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab IV Hadis-hadis motivasi belajar Al-Qur`an dalam al-Kutub al-Sittah,

yang berisi teks hadis tentang pujian, ganjaran pahala, imbalan/hadiah,

kompetisi dan ancaman hukuman bagi yang tidak mempelajari al-Qur`an,

terjemah serta pemahaman hadisnya, analisa dari penulis terhadap hadis-

hadis yang memotivasi untuk mempelajari al-Qur`an; Keutamaan

mempelajari al-Qur`an dan Ancaman bagi yang tidak mempelajari al-Qur`an.

Bab V Penutup, pada bab ini penulis menguraikan kesimpulan

berdasarkan perumusan masalah dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya.

Kemudian penulis juga menutup dengan membuat saran-saran.

63 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet. VI, h.

133

Page 31: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Pada bagian akhir dicantumkan pula daftar pustaka sebagai bahan rujukan

ilmiah dalam penelitian ini. Berikut beberapa lampiran untuk memperlengkap

dalam penelitian ini.

Page 32: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

BAB IV

HADIS-HADIS MOTIVASI BELAJAR AL-QUR`AN

A. Hadis Motivasi Belajar Al-Qur`an

Sesungguhnya banyak hadis-hadis Rasul SAW yang menjelaskan keutamaan

al-Qur`ān dan mempelajarinya yang dapat dijadikan acuan oleh umat Islam untuk

membangkitkan motivasi. Kitab Shahīh al-Bukhārī, Shahīh Muslim, Sunan Abī

dāud, Sunan al-Tirmizī, Sunan Ibnu Mājah adalah kitab-kitab hadis yang menjadi

data primer dalam penelitian ini. Akan tetapi dalam penelitian ini penulis hanya

mencantumkan hadis-hadis yang dianggap berhubungan dengan motivasi, yakni

motivasi mempelajari al-Qur`ān.

Dalam kajian pustaka, penulis telah menjelaskan beberapa bentuk dan cara

untuk membangkitkan motivasi dalam belajar—dalam hal ini belajar al-Qur`ān.

Di antara bentuk dan cara tersebut adalah pujian, ganjaran pahala,

imbalan/hadiah, ancaman hukuman, dan kompetisi. Maka dari itu, dalam

penelitian ini penulis akan mengklasifikasikan hadis-hadis tersebut sesuai dengan

bentuk dan cara membangkitkan motivasi. Adapun hadis-hadis tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Hadis tentang Pujian bagi Orang yang Mempelajari Al-Qur`ān:

a) Teks Hadis dan Terjemah

!IJ�8 ح�Iج "% م!�Lل: !لح!O �-)P !IJ�ح�:-F�أJ�م %" �� '( #A� :

Q)�أ"# )-� س(� "% )-1�ة، س %( ،=#�'S�ح�% ا��ن )% ا!�T(

Page 33: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

G م% 1F�آ:ا� )'1, وس'�O G!ل)% اI�-#= ص'�& ا� )I,،ض#ر

64.)'��,ت('�G ا ��ن و

“Berkata kepada kami Hajjāj bin Minhāl, telah memberi tahu kepada

kami Syu’bah, beliau berkata: Telah memberi tahu kami ‘Alqamah bin

Martsad, Aku telah mendengar Sa’d bin ‘Ubaidah dari Abī ‘Abd al-

Rahmān al-Sulamī, dari ‘Utsmān ra., dari Nabi SAW beliau bersabda:

Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari al-

Qur`ān dan mengajarkannya”.

G1)A :"أ !IJ�أ"# )-� ح: ح� %( ،�J�س;1!ن، )% )' �� "% م !IJ��

O!ل : ا��ح�% ا�T( %( ،=#�'S�!ن "% );�!ن رض# ا� )O ,I!ل

G�'ص'�& ا� )'1, وس S#-�Iن و: ا� 65)'��,إن� أ��'/G م% ت('�G ا �

“Telah berkata kepada kami Abī Nu’aīm, telah memberi tahu kami

Sufyān dari ‘Alqamah bin Martsad, dari Abī ‘Abd al-Rahmān al-Sulamī

dari ‘Utsmān bin ‘Affān ra. beliau berkata: Nabi SAW bersabda:

Sseungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah orang

yang mempelajari al-Qur`ān dan mengajarkannya”.

b) Pemahaman Hadis

Dalam dua hadits di atas, terdapat dua amalan yang dapat membuat

seorang muslim menjadi yang terbaik di antara sesama muslim lainnya,

yaitu belajar al-Qur`an dan mengajarkan al-Qur`an. Tentu, baik belajar

ataupun mengajar yang dapat membuat seseorang menjadi yang terbaik di

sini, tidak bisa lepas dari keutamaan al-Qur`an itu sendiri. Al-Qur`an

adalah kalam Allah, firman-firman-Nya yang diturunkan kepada Nabi-

Nya melalui malaikat Jibril. Al-Qur`an adalah sumber pertama dan acuan

utama dalam ajaran Islam. Karena keutamaan yang tinggi inilah, yang

membuat Abū ’Abdirrahmān As-Sulamī—salah seorang yang

meriwayatkan hadits ini—rela belajar dan mengajarkan al-Qur`an sejak

64 Abū Abdillāh bin Ismā’īl al-Bukhārī, Shahīh al-Bukhārī, Juz III, (Bairut: al-Maktabah al-

‘Ashriyyah), h. 1620

Lihat Sunan Abī Dāud bab witir, Sunan al-Tirimīzī bab tsawāb al-Qur`ān, muqaddimah

Sunan Ibnu Mājah 65 Abū Abdillāh bin Ismā’īl al-Bukhārī, Shahīh al-Bukhārī…, h. 1620

Page 34: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

zaman ’Utsmān bin ’Affān hingga masa Al-Hajjāj bin Yūsuf Ats-

Tsaqafī.66

Orang yang mempelajari al-Qur`ān (baik cara membacanya,

mentadabburkan ayat-ayatnya, ataupun cara mengamalkan ayat-ayatnya),

dan mengajarkannya kembali pada orang lain merupakan orang yang

paling baik dan utama di antara mukmin.67

Keutamaan dan kemuliaan

yang mereka peroleh adalah karena kemulian al-Qur`ān.68

Al-Qur`ān adalah dasar agama. Menjaga dan menyebarkannya adalah

menentukan tegaknya agama ini. Oleh karena itu, mempelajari dan atau

mengajarkannya adalah kewajiban setiap muslim. Meski demikian

terdapat perbedaan derajat dalam mempelajari al-Qur`ān. Derajat orang

yang mempelajari al-Qur`ān dengan memahami arti dan makna yang

terkandung di dalamnya tentunya lebih sempurna dari derajat orang yang

hanya mempelajari lafaznya saja atau belajar membaca saja.

Dalam beberapa kitab hadis, hadis ini diriwayatkan dengan

menggunakan huruf (و) “dan” pada kalimat ,��'( ن و� Dengan .،،، م% ت('�G ا �

demikian menurut hadis tersebut keutamaan itu akan diperoleh oleh orang

yang mempelajari al-Qur`ān dan mengajarkannya pada orang lain. Akan

tetapi dalam beberapa kitab hadis ada yang meriwayatkan dengan

menggunakan huruf (أو) “atau”. Dengan demikian hadis tersebut

mempunyai makna bahwa orang yang terbaik dan utama adalah yang

belajar al-Qur`ān saja ataupun yang mengajarkan al-Qur`ān saja.

Keduanya akan mendapatkan derajat utama.69

66 Dalam lanjutan hadits Al-Bukhāri yang pertama, Abū ’Abdirrahmān As-Sulamī sendiri yang

mengatakan demikian. Ibnu Hajar mengatakan, bahwa jarak antara awal ’Utsmān menjadi khalifah dan akhir pemerintahan Al-Hajjāj sebgai gubernur ’Irak, adalah 72 tahun kurang tiga bulan. Sedangkan jarak antara akhir

kekhilafahan ’Utsmān dan masa pertama Al-Hajjāj menjadi gubernur Irak, adalah 38 tahun. Dan Abū Abdirrahmān tidak menjelaskan secara pasti kapan dia mulai belajar al-Qur`an pada masa ’Utsmān, serta kapan

terakhir kali dia mengajarkan al-Qur`an pada masa Al-Hajjāj. (Lihat Fath al-Bāri 9/92)

Abduh Zulfidar Akaha, Orang yang Belajar dan Mengajar Al-Qur`an,

http://abduhzulfidar.multiply.com/journal/item/19, Jun 19, '08 5:19 AM 67

Rochman Naim, Bacalah Al-Qur’an Jangan Hijrah Darinya, (Bogor: Penebar Cahaya

Ilmu, 2006), Cet. I, h. 14-15 68

‘Aidh bin Abdillāh Al-Qarnī, Terj. dari Turjumān al-Sunnah oleh Muhammad Iqbal

Ghazāli, (Jakarta: Dārul Haq, 2007), h. 181

69

Maulānā Muhammad Zakariyyā al-Kandhalawī, Terj. dari Fadhāilu al-A’māl oleh

Abdurrahmān Ahmad, (Yogyakarta: Penerbit Ash-Shaff, 2000), h. 596

Page 35: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Berdasarkan keterangan di atas, sesungguhnya letak penghargaan

yang diberikan oleh Rasulullah SAW pada orang yang senantiasa

mempelajari dan atau mengajarkan al-Qur`ān adalah terdapat pada sebuah

pujian yang diberikan oleh Rasul saw. pada mereka. Pujian tersebut

berupa predikat orang yang paling baik dan utama atas semua manusia.

Tentunya semua orang mendambakan hal ini terjadi pada dirinya. Oleh

karenanya dibutuhkan usaha yang keras untuk meraihnya.

Pujian atau sanjungan yang diberikan oleh Rasulullah SAW tersebut

adalah salah satu bentuk dan cara membangkitkan motivasi yang

diberikan oleh beliau pada umatnya untuk senantiasa mempelajari al-

Qur’an dan mengajarkannya. Dan pada dasarnya secara tidak langsung

hadis ini memberi sebuah isyarat kepada umat manusia untuk

mempelajari al-Qur`ān dan kemudian mengajarkannya kepada orang lain.

Maka sangat beruntung orang yang mendapat gelar orang yang paling

baik dan utama dari umat manusia lainnya. Karena dengan mempelajari

secara mendalam dan atau mengajarkannya kepada orang lain ia akan

menjadi orang yang paling mulia sejagat raya.

2. Hadis tentang Ganjaran Pahala untuk Orang yang mempelajari Al-Qur’an

a) Teks Hadis dan Terjemah

م:س& ح��IJ! ا;�� "% دآ1% )% .: "/� "% أ"# 1P-�وح��IJ! أ"-1

F�ج : O!ل.ث )% ) -� "% )!م�س�(Q أ"# ی��=: "% )'#O X!ل

أیG/S : � !ل. A�% �# ا�S;��و س'�G'�& ا� )'1, ورس:ل ا� ص

1�[ت# م10O!I" ,I% إ& ا( �1� ی:م إ& "\�!ن أو ی�]S أن ی@�و آ

G3 رح\O _و GJإ �ی! رس:ل ا� آ:م!وی%، �# >1 !I' � ؟ ! S[�A

bل. ذ!O :�إأ�� ی@�و أح Gیآ�10% م% & اG')1� �L�� أو ی �أ

Page 36: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

ث 1F� , م% J�ث J�و. 1� , م% c( F ��4%10O!A� و!ب ا�آ0

70م% أ)�اده%� م% اe"�؟1F 3� , م% أر"3 وأر"و

“Telah berkata kepada kami Abū Bakr bin Abī Syaibah, telah

memberi tahu kami al-Fadhl bin Dukaīn dari Mūsa bin ‘Ali, beliau

berkata: Aku telah mendengar Ayahku, beliau diberi tahu oleh ‘Uqbah

bin ‘Āmir, ia bekata: Rasulullah SAW keluar dan kami sedang berada di

Shuffah, kemudian beliau bersabda: ‘Siapakah di antara kalian yang

suka pergi ke Buthhān di setiap pagi hari atau al-‘Aqīq, kemudian ia

datang dengan membawa dua ekor unta betina yang besar punuknya

tanpa melakukan dosa ataupun memutuskan silaturrahim?’ maka kami

menjawab: ‘Wahai Rasulullah, kami semua menyukainya’, beliau saw.

bersabda: Tidaklah salah seorang di antara kamu yang pergi di waktu

pagi hari ke masjid, kemudian belajar atau pun membaca dua ayat dari

Kitāb Allah itu lebih baik baginya daripada dua ekor unta betina, dan

tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta betina, dan empat ayat lebih baik

dari empat ekor unta betina, dan dari jumlah ayat akan mendapatkan

hasil yang sama dari jumlah unta”.

2-!IJ�ح� ،=#;I�ا �أ": "/ !IJ�ر، ح�!�g" %" ����م !IJ�!ك ح����ا

���� "% آ(] س�(Q م: أیS:ب "% م:س&، O!ل"% )T�!ن، )%

O!ل رس:ل ا� : س�(Q )-� ا� "% م�(:د ی :ل: ا �i#� ی :ل

G�'�! م% آ0!ب: ص'�& ا� )'1, وس�أ ح�O %م ،�I�ا� �', ", ح

اG ح�ف، و/% أk ح�ف، _ أO:ل T!8!،اg)" �I��� أمو

71.مG1 ح�فو_م ح�ف، و

“Telah berkata kepada kami Muhammad bin Basysyār, telah memberi

tahu kami Abū Bakr al-Hanafī, telah memberi tahu kepada kami al-

Dhahhāk bin ‘Utsmān dari Ayyūb bin Mūsa beliau berkata: Aku telah

mendengar Muhammad bin Ka’b al-Qurazhiyyi beliau berkata: Aku telah

mendengar Abdullāh bin Mas’ūd, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:

Siapa yang membaca satu huruf dari Kitāb Allah, maka baginya satu

kebaikan, dan satu kebaikan itu adalah sama dengan sepuluh kali

lipatnya, Aku tidak mengatakan bahwa alif lām mīm satu huruf, tetapi alif

satu huruf, lām satu huruf, dan mīm satu huruf.”

70

Imām al-Nawawī, Shahīh Muslim bi Syarhi al-Nawawī, Juz III, (Kairo: Dāru al-Hadīs), h.

348-349 71

Abū ‘Īsā Muhammad bin ‘Īsā bin Sūrah, Sunan Al-Tirmizī, Juz IV, (Beirut: Dār al-Fikr), h.

417

Page 37: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

b) Pemahaman Hadis I

Di dalam hadis ini, terdapat kata al-Shuffah (��;S�ا) yaitu sebuah lantai

khusus yang berada di dalam masjid al-Nabawī yang biasa didiami oleh

orang-orang miskin dari kaum Muhājirīn. Dan jumlah sahabat Rasul yang

tinggal di shuffah selalu berubah dari waktu ke waktu. Menurut imam al-

Suyūthī sahabat yang tinggal di shuffah kurang lebih sebanyak seratus

orang. Sedangkan kata buthhān (ن!�\") dan al-‘Aqīq (^1 )ا) adalah nama

dua tempat di sekitar kota Madinah yang dijadikan tempat untuk jual beli

unta. Bagi orang Arab unta yang paling disenangi adalah unta yang

berpunuk besar.72

Sesungguhnya satu atau dua ekor unta tidak ada artinya bila

dibandingkan dengan membaca al-Qur`ān. Pahala membaca al-Qur`ān

akan bermanfaat untuk selama-lamanya meskipun sedikit. Akan tetapi

semakin banyak ayat tersebut dibaca maka semakin banyak pula pahala

yang diperoleh. Untuk itulah Rasulullah SAW mengatakan bahwa satu

ayat lebih berharga dari seekor unta, bahkan lebih dari seekor. Meskipun

demikian antara membaca satu ayat al-Qur`ān dengan seekor unta

tidaklah sama, ini hanya sebuah permisalan yang diberikan oleh

Rasulullah SAW kepada sahabatnya.

Oleh karena itu sesungguhnya hadis ini mengingatkan kepada umat

Islam agar selalu berfikir sebelum beramal. Hendaknya amal yang

diperbuat adalah amal yang memberi manfaat untuk bekal hidup di dunia

dan akhirat. Alangkah ruginya jika waktu yang ada hanya digunakan

untuk sesuatu yang bersifat sementara.73

Dan jika umat Islam mau meresapi, sesungguhnya hadis ini juga

menjelaskan betapa agungnya pahala mempelajari al-Qur`ān, bahkan

dunia dan segala isinya tidak ada yang dapat mengimbanginya, seperti

yang diumpamakan oleh Rasulullah dengan hewan unta yang menjadi

72 Maulānā Muhammad Zakariyyā al-Kandhalawī, Terj. dari Fadhāilu al-A’māl…, h. 598

73

Maulānā Muhammad Zakariyyā al-Kandhalawī, Terj. dari Fadhāilu al-A’māl…, h. 598-

599

Page 38: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

harta yang paling berharga dan tinggi nilainya bagi bangsa Arab pada saat

itu.74

Berdasarkan keterangan hadis di atas, sesungguhnya bentuk motivasi

yang diberikan oleh Rasulullah pada saat itu adalah dengan memberikan

janji pahala yang tiada bandingannya dengan apapun. Semakin banyak

ayat yang dibaca semakin banyak pula pahala yang didapatkan. maka dari

itu, berlomba-lomba berbuat amal shaleh seperti inilah yang dianjurkan

oleh Rasulullah SAW untuk bekal kehidupan dunia dan akhirat.

c) Pemahaman Hadis II

Hadis kedua yang diriwayatkan oleh Imām al-Tirmizī di atas pada

dasarnya menjelaskan tentang berlipat gandanya pahala kebaikan orang

yang membaca al-Qur`ān. Bahkan pahala membaca al-Qur`ān lebih besar

daripada berzikir selain dengan al-Qur`ān. Dan pahala yang disebutkan di

dalam hadis di atas adalah bagi orang yang membacanya, baik dengan

tadabbur ataupun tidak. Tentunya yang lebih utama adalah yang

pertama.75

Huruf demi huruf dari ayat al-Qur`ān yang dibaca akan mendapatkan

pahala dan kebaikan, dan setiap kebaikan Allah lipatgandakan sebanyak

sepuluh kali. Allah SWT berfirman:

,�- ��.��, /0��120��3���4 � &���$

�5'6� ��7/8��9�-�& :

“Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala)

sepuluh kali lipat amalnya…” (QS. al-An’ām: 160).76

Maka semakin banyak huruf al-Qur`ān yang dibaca semakin berlipat

pula ganjaran yang akan diperoleh.77

Berdasarkan keterangan di atas, sesungguhnya telah jelas bahwa

imbalan pahala yang berlipat ganda adalah salah satu cara dan bentuk

membangkitkan motivasi yang dilakukan oleh Rasulullah agar umatnya

74 ‘Aidh bin Abdillāh Al-Qarnī, Terj. dari Turjumān al-Sunnah…, h. 180

75 ‘Aidh bin Abdillāh Al-Qarnī, Terj. dari Turjumān al-Sunnah…, h. 182

76 Maulānā Muhammad Zakariyyā al-Kandhalawī, Terj. dari Fadhāilu al-A’māl…, h. 612

77 Rochman Naim, Bacalah Al-Qur’an…, h. 19

Page 39: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

senantiasa membaca al-Qur`ān. Ini menunjukkan bahwa al-Qur`ān adalah

bacaan yang mulia. Oleh karena itu sudah sepatutnya umat Islam tidak

lepas dari membacanya.

3. Hadis tentang Hadiah/Imbalan untuk Orang yang Mempelajari Al-Qur`ān:

a) Teks Hadis dan Terjemah

13" ا��:ه و (�":: ت"! أ�JI�، ح#SاA:'� ا#X' )%" %��# ا�JI�ح-1

"%A �!3(، ح��JIم !)ی (�ی!و)I"أ�یز %، ))م�� س%# ا ،�A,أ3� س " !

ا�ل:س رQ(� س!لS# .O'!ه- ا�!مم: أ"# أ�JI�ح: ل: یم��س

��ن� اوا أ�Oا: ل: ا� )'1, وس'�G یص'�& ،p�A,م:# یت[ یم1 ا!�

P;1)q !�ص"!,. r��یاG'�م s78.روا

“Telah berkata kepadaku al-Hasan bin ‘Ali al-Hulwāni, telah

memberi tahu kami Abū Taubah (ia adalah al-Rabī’ bin Nāfi’), telah

memberi tahu kami Mu’āwiyah (yaitu Ibnu Sallām), dari Zaid,

sesungguhnya ia telah mendengar Abī Sallām berkata: telah memberi

tahu kepadaku Abī Umāmah al-Bāhili, beliau bertutur: Aku telah

mendengar Rasulullah SAW bersabda: Bacalah al-Qur`ān, karena

sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti sebagai pemberi

syafa’at kepada para pemiliknya.”

2- ،S(-�ي8!ب "% )-�!د اP !IJ�م���� "% إس�!)1�، ح� !IJ�ح�

��% "% أ"# یcی� ا8��اS#A، )% )��و "% ح��IJ! م���� "% ا

O!ل رس:ل ا� ص'�& ا� :t1O، )% )\�1، )% أ"# س(O �1!ل

G�'1, وس'(:ت-!رك و Sب��ی :ل ا &!)ت :@P %ن )% م�', ا �

)\01, أ��� م! أ)\# ا��!u'1%، و��� آ�م م�[0# أذآ�ي و

79.آ;�� ا� )'& F' ,ا� )'& س!u� ا/�م

“Telah berkata kepada kami Muhammad bin Ismā’īl, telah memberi

tahu kami Syihāb bin ‘Abbād al-‘Abdiy, telah memberi tahu kami

78

Imām al-Nawawī, Shahīh Muslim…, h. 349 79 Abū ‘Īsā Muhammad bin ‘Īsā bin Sūrah, Sunan al-Tirmizī…, h. 425

Page 40: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Muhammad bin al-Hasan bin Abī Yazīd al-Hamdāni dari ‘Amr bin Qais,

dari ‘Athiyyah, dari Abī Sa’īd bahwa ia berkata: telah bersabda

Rasulullah SAW: Tuhan berfirman: Siapa yang disibukkan oleh al-

Qur`ān dan berzikir kepada-Ku dan meminta kepada-Ku, maka Aku akan

memberikan kepadanya sesuatu yang lebih baik dari yang Aku berikan

kepada orang yang meminta kepada-Ku. Dan keutamaan perkataan Allah

di atas perkataan lainnya seperti keutamaan Allah di atas makhluk-Nya.”

م!: س'�O ،G!ل'�& ا� )'1, و)% أ"# ه�ی�ة، )% اI�-#= ص-3

اO 3�04:م �# "Q1 م% "1:ت ا� ت(!&، ی0':ن آ0!ب ا�

وی0�ارس:ن "G8I1، إ_� cAG81'( Q ا��/I1�، و>G801g ا��ح��،

80.هG ا� s�I( %�1�ذآ�وح;�G80 اu��/�، و

“Dari Abī Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda: Tidaklah suatu

kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka

membaca Kitāb Allah, dan saling mengajarkannya sesama mereka,

keculai ketentraman (al-sakīnah) turun pada mereka, rahmat meliputi

mereka, diita oleh para malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah di

hadapan Malaikat yang ada di sisi-Nya.”

c) Pemahaman Hadis I

Pada hadis yang pertama ini, Rasulullah SAW memerintahkan

umatnya untuk senantiasa membaca al-Qur`ān agar kelak mendapat

syafa’at darinya. Dengan demikian orang yang senantiasa membaca dan

mengamalkan al-Qur`ān akan dijamin untuk masuk surga dan selamat

dari api neraka. Hanya saja al-Qur`ān tidak memberikan manfaat kepada

orang yang jauh darinya, berpaling darinya, serta tidak mengamalkan

perintah dan melanggar larangan-larangan yang ada di dalamnya.81

Berdasarkan keterangan tersebut, sesungguhnya amat besar harapan

yang diberikan oleh Rasulullah kepada umatnya agar umatnya selamat

dari api neraka. Dan Rasulullah memberi sebuah jalan untuk

mendapatkan hal tersebut, yaitu dengan selalu membaca, dan

mengamalkan kandungan al-Qur`ān. Sesungguhnya hadiah berupa

80 Muhammad Nashīruddīn al-Albānī, Shahīh Sunan Abī Dāud li al-Imām al-Hāfizh

Sulaimān bin al-Asy’ats al-Sajstānī, Jilid I, (Riyādh: Pustaka al-Ma’ārif), h. 400

81 ‘Aidh bin Abdullāh Al-Qarnī, Terj. dari Turjumān al-Sunnah…, h. 173-174

Page 41: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

syafa’at di akhirat nanti adalah salah satu bentuk dan cara yang

Rasulullah sampaikan untuk membangkitkan motivasi umatnya agar

mereka senantiasa membaca al-Qur`ān.

d) Pemahaman Hadis II

Pada hadis ini, dijelaskan bahwa orang yang senantiasa sibuk dengan

al-Qur`ān baik dengan membaca, mentadabburkan, mengamalkan dan

mengajarkannya akan diberikan pemberian yang paling baik oleh Allah

SWT.82

Yaitu Allah akan memberikan padanya sesuatu yang lebih utama

dari apa yang diberikan Allah kepada orang yang berdoa kepada-Nya,

bahkan dalam masalah keduniaan.83

Bentuk dan cara seperti inilah yang diupayakan untuk dapat

membangun semangat dan gairah umat Islam untuk selalu ingat pada

Allah dengan al-Qur`ān. Karena dengan mempelajarinya seseorang akan

lebih dekat pada Allah. Dan jika seseorang telah dekat dengan-Nya maka

apapun yang ia minta niscaya akan di berikan oleh Allah swt., bahkan

yang ia tidak minta sekalipun.

e) Pemahaman Hadis III

Dalam hadis yang ketiga ini dijelaskan bahwa Allah akan menurunkan

ketenangan (al-Sakīnah) pada orang-orang yang berkumpul di suatu

tempat untuk saling belajar dan mengajarkan al-Qur`ān.

Turunnya al-Sakīnah, banyak disebutkan dalam beberapa riwayat

hadis. Meskipun terdapat perbedaan dalam penjelasannya tetapi tidak

bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Bahkan jika dipadukan

akan menjadi satu kesatuan yang mempunyai maksud yang sama.

Tibry mendukung pendapat yang menyatakan bahwa al-Sakīnah

adalah ketenangan hati. Sebagian ulama ada yang mengartikan dengan

82

Rochman Naim, Bacalah Al-Qur’an…, h. 20 83 Maulānā Muhammad Zakariyyā al-Kandhalawi, Terj. dari Fadhāilu al-A’māl…, h. 597

Page 42: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

kedamaian, ada pula yang mengatakan sebagai malaikat. Al-Hāfizh

Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-‘Asqalānī menuliskan di dalam kitab Fathu

al-Bāry bahwa al-Sakīnah mengandung semua yang telah disebutkan di

atas. Imām al-Nawawi berpendapat bahwa al-Sakīnah adalah gabungan

dari ketenangan, rahmat, dan sebagainya yang diturunkan bersama-sama

malaikat.

Selain al-Sakīnah atau ketenangan yang akan mereka dapatkan,

rahmat-Nya pun akan meliputinya. Bahkan para malaikat akan

mengerumuni mereka. Dan jika semua itu didapat, maka apa yang

diminta pada Allah niscaya akan diterima oleh Allah SWT.

Dan keuntungan terakhir yang diperoleh adalah mereka akan selalu

diingat oleh Allah SWT dan selalu disebut-sebut di hadapan malaikat

yang ada di sisi-Nya.84

Berdasarkan keterangan hadis di atas, betapa berharganya hadiah yang

diberikan oleh Allah SWT pada hamba-hamba-Nya yang saling belajar

dan mengajarkan al-Qur`ān di suatu majlis atau rumah Allah. Ketenangan

dan ketentraman adalah idaman setiap orang, begitupula rahmat Allah

SWT. Ini adalah sebuah langkah yang dilakukan oleh Nabi saw. dalam

membangkitkan motivasi umatnya agar saling belajar dan mengajarkan

al-Qur`ān di manapun.

4. Hadis tentang Kompetitor Mempelajari Al-Qur`ān:

a) Teks Hadis dan Terjemah

1- !IJ�ح�_!O ،�&IT�ر، وم���� "% ا!�g" %" ����ی�# "% : م !IJ�ح�

% أ"# م:س& م!b، ))% أtA "%: س0O %( �-)P %( �1)!دة

=#-�Iي=، )% ا�(Pqلص'�& ا!O G�'ا� )'1, وس :�Tم%مx��ي ا�ا

مT� اx�م% و.1y !8=]ری�، 1y !8�)y=] وی �أ ا ��ن آ!qت�4��

ة، 1y !8�)y=] و_ ریz 8!، ومT� ا��ي _ ی �أ ا ��ن آ!0���

84 Maulānā Muhammad Zakariyyā al-Kandhalawī, Terj. dari Fadhāilu al-A’māl…, h. 626-

627

Page 43: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

ا �!I� !8�)y1=] وy !8�ری ،�A!�ی��ا �T�ن آ� ا��ي ی �أ ا �

ومT� . م�} �!I�} ا�8�! م)y ،�'|I�ا �T�ن آ� ا��ي _ ی �أ ا �

85.یz 8!و_ ر

“Telah berkata kepada kami Hudbah bin Khālid Abū Khālid, telah

memberi tahu kepada kami Qatādah: telah memberi tahu kami Anas bin

Mālik dari Abī Mūsā al-Asy’arī dari Nabi SAW, beliau bersabda:

Perumpamaan orang mukmin yang membaca al-Qur`ān adalah seperti

utrujjah (limau manis), baunya enak, rasanyapun enak. Dan

perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca al-Qur`ān adalah

seperti kurma, tidak berbau tetapi rasanya manis. Perumpamaan seorang

munafik yang membaca al-Qur`ān adalah seperti buah Raihān, baunya

enak tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan seorang munafik yang

tidak membaca al-Qur`ān adalah seperti buah Hanzhalah (pare) yang

pahit, tidak mempunyai bau dan rasanya pun pahit.”

ح��IJ# : �ي= O!لScه-�P !A(1]، )% اأF: ا1�!نح��IJ! أ": -2

: أن� )-� ا� "% )�� رض# ا� )O !�8I!ل: س!G "% )-� ا�

_ ح�� إ_� )'& : س�(Q رس:ل ا� ص'�& ا� )'1, وس'�G ی :ل

%10IJ/0!ب ور: اا� ا s!ت� �4O'�1�، وء ا!A�ر4� أ)\!s ا� !م ",

�A!ء اI�8!ر��ق ", �A!ء ا'�1� وم!_ 8�: ی0�.86

“Telah berkata kepada kami Abū al-Yamān, telah mengabari kami

Syu’aib dari al-Zuhrī, ia berkata: telah berkata padaku Sālim bin

Abdillāh, sesungguhnya Abdullāh bin ‘Umar ra. bertutur: Aku telah

mendengar Rasulullah SAW bersabda: Tidak boleh ada rasa iri (hasad),

kecuali terhadap dua orang: Seseorang yang dikaruniai Allah Kitāb (al-

Qur`ān) dan ia membacanya dalam salat di (keheningan) malam, dan

seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah lalu menyedekahkannya di

malam dan siang hari.”

ح��10O !IJ-� "% س(1� وم���� "% )-1� ا@-�يS، 1�4(! )% أ"# -3

�Aل ا"% )-1�. ):ا!O :أ": ):ا !IJ�0!دة، )% زرارة "% ح�O %( �A

85

Al-hāfizh Abī `Abdillāh Muhammad ibn Yazīd al-Qazwīnī, Sunan Ibnu Mājah Juz. I,

(Dār al-Fikr), h. 24 86 Abū Abdillāh bin Ismā’īl al-Bukhārī, Shahīh al-Bukhārī…, h. 1619

Page 44: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Q!O �gu!( %( ،م!gه %" �)ل رس:ل ا� ص'�& : أو�&، )% س!O

G�': ا� )'1, وس�;��ن م3 ا��ي �ة ا/�ام ا-�رة، واا�!ه� "! �

30.87 1�,، وه: )'P ,1!ق}، , أ4�انی �أ ا ��ن وی0(

“Telah berkata pada kami Qutaibah bin Sa’īd dan Muhammad bin

‘Ubaid al-Ghubarī, mereka semua meriwayatkan dari Abī ‘Awānah. Ibnu

‘Ubaid berkata: Telah berkata pada kami Abū ‘Awānah dari Qatādah,

dari Zurārah bin Aufā dari Sa’d bin Hisyām dari ‘Āisyah ra. beliau

berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: Orang yang mahir membaca

al-Qur`ān akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Sedangkan

orang yang membacanya terbata-bata, dan al-Qur`ān terasa sangat sulit

baginya, maka dia akan mendapatkan dua pahala.”

b) Pemahaman Hadis I

Hadis ini membandingkan antara sesuatu yang abstrak dengan sesuatu

yang nyata, sehingga dapat dibedakan antara orang yang membaca al-

Qur`ān dengan orang yang tidak membacanya. Padahal sesungguhnya

sudah jelas bahwa manisnya membaca al-Qur`ān tidak dapat

dibandingkan dengan manisnya benda-benda di dunia ini seperti limau

ataupun kurma yang digambarkan dalam hadis ini.88

Ada beberapa poin kedudukan yang terdapat pada hadis ini:

• Bagi ahli al-Qur`ān yang beriman, bertakwa, mengamalkannya,

mentadabburi apa yang dibaca, serta menghukumi dengan al-Qur`ān

ia diibaratkan dengan buah utrujjah (limau) yang harum baunya, serta

memiliki rasa yang enak dan manis. Maka yang demikian ini adalah

ahli al-Qur`ān.

• Orang yang tidak membaca al-Qur`ān, akan tetapi ia beribadah

kepada Rabnya, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-

Nya, maka orang ini diumpamakan dengan buah kurma yang tidak

memiliki bau yang harum akan tetapi manis rasanya.

• Kedudukan orang munafik yang membaca kitab suci al-Qur`ān. Ia

membaca al-Qur`ān yang mengandung petunjuk dan cahaya, akan

87

Imām al-Nawawī, Shahīh Muslim…, h. 343 88

Maulānā Muhammad Zakariyyā al-Kandhalawī, Terj. dari Fadhāilu al-A’māl…, h. 601-

602

Page 45: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

tetapi ia tidak mendapatkan faidah, tidak melaksanakan perintah, serta

tidak berhukum dengannya, maka ia diumpamakan seperti raihanah,

baunya harum dan enak akan tetapi rasanya sangat pahit.

• Kedudukan orang munafik yang tidak membaca al-Qur`ān seperti

halnya buah hanzhalah yang tidak memiliki keharuman dan pahit

rasanya. Ia lebih buruk dari yang sebelumnya, tidak ada bacaan al-

Qur`ān, tidak ada amal. Ia seperti buah hanzhalah yang tidak

memiliki bau harum, orang yang yang mencicipinyapun akan

merasakan pahit.89

Dengan adanya perumpamaan yang digambarkan oleh Rasulullah

saw. tersebut diharapkan dapat membakar semangat umatnya untuk ikut

berkompetisi menjadi yang terbaik dengan menjadi ahli al-Qur`ān. Dan

ini adalah salah satu bentuk dan cara yang beliau lakukan agar umatnya

berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di sisi Allah.

c) Pemahaman Hadis II

Secara umum, hasad tidak dibenarkan menurut al-Qur`ān dan hadis.

Akan tetapi berdasarkan hadis ini, seseorang dibenarkan iri hati pada

orang lain dalam dua hal. Dan para ulama memberikan pengertian iri hati

(hasad) ini dengan dua penafsiran. Pandapat yang pertama menyatakan

bahwa kata hasad tersebut bermakna risyk atau disebut dengan ghibthah

(sifat ingin berlomba-lomba). Adapun perbedaan antara hasad dan

ghibthah; hasad adalah apabila seseorang melihat orang lain memiliki

sesuatu, maka ia ingin agar sesuatu itu hilang darinya, baik ia

mendapatkannya ataupun tidak. Sedangkan ghibthah adalah apabila ia

menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain, baik sesuatu yang

dimiliki orang lain tersebut hilang darinya atau tidak, ia tetap berusaha

memiliknya. Dan karena secara ijma’ hasad adalah haram hukumnya,

maka para ulama memajazkan makna hasad dalam hadis ini dengan

makna ghibthah.90

89 ‘Aidh bin Abdillāh Al-Qarnī, Terj. dari Turjumān al-Sunnah…, h. 184-186

90 Maulānā Muhammad Zakariyyā al-Kandhalawī, Terj. dari Fadhāilu al-A’māl…, h. 601

Page 46: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Hadis ini menunjukkan bahwa tidak semestinya seseorang

menginginkan seperti orang lain (ghibthah) dalam hal pemberian yang

bersifat duniawiyah berupa harta, perniagaan, pangkat dan kedudukan.

Seseorang hanya diperbolehkan memiliki keinginan tersebut hanya pada

dua perkara mulia saja:

• Kitābullāh yang dibawa oleh seseorang yang takut kepada Allah, lalu

ia membacanya sebagaimana mestinya di waktu malam dan siang

hari, di dalam shalat-shalatnya yang fardhu ataupun sunnah, saat di

rumah dan perjalanan, ketika berdiri atau duduk, al-Qur`ān selalu

bersamanya.

• Yang kedua adalah harta halal milik seorang Muslim yang

diinfakkannya di jalan Allah. Dengan harta tersebut ia menyambung

tali silaturrahim, menjamu tamu, menolong orang yang kekurangan

dan lain-lain.91

Berdasarkan keterangan hadis di atas, sesungguhnya ghibthah atau

sifat ingin berlomba-lomba yang dibenarkan dalam hadis ini dapat

dikatakan sebagai sebuah kompetisi dari Rasulullah kepada umatnya

untuk merubah keadaan seseorang menjadi lebih baik seperti keadaan

orang lain yang lebih baik dari dirinya. Sehingga seseorang yang

sebelumnya tidak mempelajari al-Qur`ān dan tidak membacanya menjadi

orang yang giat mempelajari dan membaca al-Qur`ān di waktu siang dan

malam hari. Begitupula dengan orang yang menyisihkan sebagian

hartanya di jalan Allah.

d) Pemahaman Hadis III

Yang dimaksud dengan orang yang ahli atau mahir dalam al-Qur`ān

dalam hadis ini adalah orang yang membaca al-Qur`ān dengan tartil,

sesuai dengan kaidah tajwidnya.92 Adapula yang mengatakan bahwa

orang yang mahir dalam al-Qur`ān adalah orang yang ahli dalam

membacanya, mentajwidkannya, menghafalnya dan mengamalkannya.

91

‘Aidh bin Abdillāh Al-Qarnī, Terj. dari Turjumān al-Sunnah…, h. 186-187 92 Rochman Naim, Bacalah Al-Qur’an…, h. 15

Page 47: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Maka orang yang seperti ini akan bersama para Malaikat yang mulia. Dan

Allah SWT akan mengangkat derajatnya.93

Muhammad bin ‘Alawī al-Māliki al-Hasanī94 dalam tulisannya

menyatakan bahwa:

orang yang mahir membaca al-Qur`ān akan bersama orang-orang terdahulu yang mulia dan patuh (al-Safarah al-Kirām al-Bararah).

Adapun yang dimaksud dengan orang yang terbata-bata dalam

membaca al-Qur`ān adalah orang yang bersungguh dalam membaca al-

Qur`ān akan tetapi sangat sulit baginya dalam membaca, menghafal, dan

mengucapkannya, sehingga ia tidak sanggup membaca dengan mahir.

Maka orang yang keadaannya seperti ini Allah tuliskan dua pahala

baginya, yaitu pahala membaca, dan pahala kesulitan atau

kesungguhannya dalam mempelajari al-Qur`ān. Semua itu tiada lain

hanya karena keagungan al-Qur`ān.95 Dan bukan berarti pahala yang

diperoleh orang yang terbata-bata membaca al-Qur`ān ini melebihi orang

yang mahir dalam al-Qur`ān, derajat orang yang mahir dalam al-Qur`ān

tentunya lebih tinggi darinya.96

Berdasarkan keterangan hadis di atas, pada dasarnya Rasulullah SAW

menganjurkan umatnya untuk memperbaiki bacaan al-Qur`ān,

memperindah dalam membacanya, memperhatikan makhārij al-hurūf

(tempat keluar huruf), dan membacanya sesuai dengan cara yang pantas.97

Dan dengan adanya perbedaan derajat antara orang yang mahir dalam

al-Qur`ān dengan orang yang terbata-bata membacanya ini, diharapkan

umat Islam termotivasi untuk lebih meningkatkan kemampuannya dalam

membaca al-Qur`ān, sehingga ia termasuk ke dalam golongan orang yang

mahir/ahli al-Qur`ān. Dan cara ini adalah salah satu terobosan yang

dilakukan oleh Rasulullah SAW untuk membangkitkan motivasi umatnya

agar selalu mempelajari al-Qur`ān.

93

‘Aidh bin Abdullāh Al-Qarnī, Terj. dari Turjumān al-Sunnah…, h. 183 94

Muhammad bin ‘Alawī Al-Mālikī Al-Hasanī, Terj. dari Syaraf al-Ummah al-

Muhammadiyyah oleh Al-Hamīd Al-Husainī, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002), Cet. I, h. 262 95

‘Aidh bin Abdillāh Al-Qarnī, Terj. dari Turjumān al-Sunnah…, h. 183-184 96

Maulānā Muhammad Zakariyyā al-Kandhalawī, Terj. dari Fadhāilu al-A’māl…, h. 600 97 ‘Aidh bin Abdillāh Al-Qarnī, Terj. dari Turjumān al-Sunnah…, h. 183

Page 48: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

5. Hadis tentang Ancaman bagi Orang yang Tidak Mempelajari Al-Qur`ān:

a) Teks Hadis dan Terjemah

ح��IJ! أح�� "% م31I، ح��IJ! 4�ی�، )% O!":س "% أ"# i-1!ن، )%

إن� : O!ل رس:ل ا� ص'�& ا� )'1, وس'�G: أ"1,، )% ا"% )-�!س O!ل

�ن آ!-Q1 ا��با��ي P ,�:4 #� t1#ء م% ا� .98

“Telah berkata pada kami Ahmad bin Manī’, telah memberi tahu kami

Jarīr dari Qābūs bin Abī Zhabyān, dari Bapaknya, dari Ibnu ‘Abbās ia

bertutur: telah bersabda Rasulullah SAW: Seseorang yang tidak ada di

dalam hatinya sesuatu dari al-Qur`ān adalah seperti rumah yang

kosong.”

b) Pemahaman Hadis

Pada hadis ini, Rasulullah SAW menggambarkan bahwa orang yang

tidak membaca al-Qur`ān bagaikan rumah yang kosong. Ia akan mudah

terguncang karena qalbunya tidak pernah tersirami dengan ayat-ayat

Allah.99

Perumpamaan yang diberikan oleh Rasulullah SAW ini mempunyai

maksud yang halus sekali. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah

peribahasa “otak manusia yang tidak bekerja adalah tempat syaitan

bekerja”. Demikian juga hati yang tidak ada kalamullahnya maka akan

dengan mudah dipengaruhi oleh syaitan.

Abū Hurairah mengatakan bahwa rumah yang selalu dibacakan al-

Qur`ān di dalamnya, maka keberkahan dan kebaikan akan turun pada ahli

rumah tersebut. Malaikat akan turun memenuhi rumah tersebut dan

syaitan akan keluar darinya. Sebaliknya rumah yang di dalamnya tidak

dibacakan al-Qur`ān maka kehidupannya akan penuh kesempitan dan

ketidakberkahan, Malaikat akan keluar dari rumah itu, dan syaitan akan

masuk memenuhi rumah tersebut.100

98

Abū ‘Īsā Muhammad bin ‘Īsā bin Sūrah, Sunan Al-Tirmizī…, h. 419 99

Rochman Naim, Bacalah Al-Qur’an…, h. 20-21 100

Maulānā Muhammad Zakariyyā al-Kandhalawī, Terj. dari Fadhāilu al-A’māl…, h. 617-

618

Page 49: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Berdasarkan keterangan hadis di atas, ancaman atau intimidasi bagi

orang yang tidak pernah membaca al-Qur`ān tersebut adalah sebuah cara

yang dilakukan oleh Rasulullah agar umatnya tidak jauh dari al-Qur`ān.

Karena jika seseorang jauh dari al-Qur`ān maka ia jauh dari petunjuk

Allah SWT, bahkan ia akan mudah tergoda bujuk rayu syaitan. Dan ini

adalah ancaman bagi orang yang tidak membaca al-Qur`ān agar

terdorong untuk membacanya.

B. Analisis Hadis

Dari hadis-hadis yang telah penulis uraikan, ternyata banyak hadis Rasul

SAW yang menjelaskan keutamaan mempelajari dan mengajrakannya. Hanya

saja keutamaan tersebut akan dimiliki oleh orang yang cinta pada al-Qur`ān.

Karena dengan mencintai al-Qur`ān seseorang akan memenuhi kewajibannya

terhadap al-Qur`ān itu sendiri.

Dan kewajiban setiap Muslim dan Muslimah terhadap al-Qur`ān adalah

sebagai berikut:

1. Iman, yaitu meyakini al-Qur`ān.

2. Ilmu, yaitu mempelajari al-Qur`ān.

3. Amal, yaitu mengamalkan al-Qur`ān.

4. Dakwah, yaitu menyebarluaskan dan membela al-Qur`ān.101

Al-Qur`ān adalah kitab suci umat Islam yang sangat mulia. Maka sangat

disayangkan jika seseorang jauh dari al-Qur`ān. Bermacam-macamnya janji

manis yang diungkapkan oleh Rasulullah SAW untuk orang yang selalu

mempelajari al-Qur`ān adalah salah satu bentuk kasih sayang Rasulullah pada

umatnya dan keagungan al-Qur`ān.

Oleh karena itu, dengan adanya hadis-hadis di atas, penulis berusaha

menjelaskan dan menekankan bahwa sesungguhnya banyak hadis Rasul yang

berusaha mendorong umatnya untuk selalu mempelajari al-Qur`ān. Dengan

memberi pujian, ganjaran pahala, hadiah/imbalan, ancaman dan kompetisi

mempelajari al-Qur`ānlah, Rasulullah berupaya membangkitkan motivasi

101

Miftah Faridl dan Agus Syihabudin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama,

(Bandung: Pustaka, 1989), Cet. I, h. 100

Page 50: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

umatnya agar mempelajari al-Qur`ān. Dan dengan cara tersebut pulalah

Rasulullah berupaya menumbuh dan menambahkan kecintaan umat Islam

terhadap al-Qur`ān. Sehingga diharapkan umat Islam akan lebih memperhatikan

al-Qur`ān dalam kehidupan keluarga, sekolah atau masyarakat.

1. Keutamaan/Keistimewaan Mempelajari dan Mengajarkan Al-

Qur`an

Wahyu yang pertama diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam (QS. al-‘Alaq [96]:1-5):

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang

Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia

mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”

memberikan isyarat bahwa Islam sangat memperhatikan masalah yang berkaitan

dengan belajar (dalam konteks menuntut ilmu)—lebih-lebih dengan perintah

mempelajari al-Qur`ān—, sehingga implementasinya adalah belajar (menuntut

ilmu) itu wajib menurut Islam.102

Perintah untuk “membaca” dalam ayat tersebut disebutkan sebanyak dua kali;

pertama kepada Rasulullah SAW dan selanjutnya perintah kepada seluruh

umatnya. Membaca adalah sarana untuk belajar dan kunci ilmu pengetahuan,

baik secara etimologis berupa membaca huruf-huruf yang tertulis dalam buku-

buku, maupun terminologis, yakni membaca dalam arti yang lebih luas.

Maksudnya membaca alam semesta (āyātu al-Kaun).103 Maka jelaslah bahwa

mempelajari al-Qur`ān adalah wajib bagi setiap Muslim dan Muslimah. Terlebih

saat ini berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan belajar al-Qur`ān telah

berkembang dan bercabang, dan sangat disayangkan dan merugi jika umat Islam

tidak mempelajari al-Qur`ān.

Al-Qur’ān adalah satu-satunya kitab yang banyak mengandung keajaiban

robbani yang sangat luar biasa, baik itu keindahan susunan kata dan kalimatnya

102

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2006), h. 54 103

Yusuf Qardhawi, Terj. dari Al-‘Aqlu wa Al-‘Ilm fī Al-Qur`ān Al-Karīm, oleh Abdul

Hayyie Al-Kattāni dkk., (Jakarta: Gema Insani, 1996), Cet. I, h. 235

Page 51: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

atau pun gaya bahasanya tak ada yang mampu menandinginya, sekalipun bangsa

Arab yang ahli sastera dan retorika. Bahkan seandainya semua manusia dan jin

berkumpul dan saling menolong nicaya tidak akan mampu menandinginya.104

Al-Qur`ān adalah kitab suci yang mempunyai berbagai keutamaan dan

kesempurnaan. Dan sebagai wahyu terakhir al-Qur`ān mempunyai kelebihan,

kelebihan tersebut tidak dimiliki oleh kitab-kitab Allah sebelumnya. Maka

sangat beruntunglah umat Islam yang senantiasa berpegang teguh kepada kitab

suci al-Qur`ān, karena keagungan al-Qur`ān itu umat Islam teristimewakan

dengannya, tentunya keistimewaan itu hanya akan diberikan kepada umat Islam

yang cinta kepada al-Qur`ān, bukan kepada orang yang jauh darinya. Dan di

antara keistimewaan atau keutamaan mempelajari dan mengajarkan al-Qur`ān

sebagaimana tercantum dalam beberapa hadis di atas antara lain:

a) Orang yang mempelajari dan atau mengajarkan al-Qur`ān adalah orang

yang paling baik dan utama dari orang lain. Sebagaimana disebutkan di

dalam hadis yang diriwayatkan imam Bukhāri di atas:

”Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari

al-Qur`ān dan mengajarkannya”.105

Maksud dari belajar Al-Qur`ān di sini, yaitu mempelajari cara

membaca Al-Qur`ān. Bukan mempelajari tafsir Al-Qur`ān, asbabun

nuzulnya, nasikh mansukhnya, balaghahnya, atau ilmu-ilmu lain dalam

ulūmul Qur`ān. Meskipun ilmu-ilmu Al-Qur`ān ini juga penting

dipelajari, namun hadits ini menyebutkan bahwa mempelajari al-Qur`ān

adalah lebih utama. Mempelajari Al-Qur`ān adalah belajar membaca Al-

Qur`ān dengan disertai hukum tajwidnya, agar dapat membaca Al-Qur`ān

secara tartil dan benar seperti ketika al-Qur`ān diturunkan. Karena Allah

dan Rasul-Nya sangat menyukai seorang muslim yang pandai membaca

al-Qur`ān.106

Adapula yang mengatakan bahwa orang yang mempelajari

al-Qur`ān (baik cara membacanya, mentadabburkan ayat-ayatnya,

104

Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia-Al-Islam, Keutamaan Al-qur`an,

http://blog.re.or.id/keutamaan-al-qur-an.htm, 06 Feb. 105

Abū Abdillāh bin Ismā’īl al-Bukhārī, Shahīh al-Bukhārī…, h. 1620 106

Abduh Zulfidar Akaha, Orang yang Belajar dan Mengajar Al-Qur`an,

http://abduhzulfidar.multiply.com/journal/item/19

Page 52: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

ataupun cara mengamalkan ayat-ayatnya), dan mengajarkannya kembali

pada orang lain merupakan orang yang paling baik dan utama di antara

mukmin.107

b) Orang yang membaca dan mempelajari al-Qur`ān lebih baik daripada

memperoleh/memiliki dua ekor/lebih unta betina yang berpunuk besar.

Inti maksud hadis di atas adalah mengingatkan kepada umat Islam untuk

membandingan sesuatu amal yang bersifat fana dengan sesuatu yang

abadi. Ketika seseorang diam atau bergerak, hendaknya selalu berpikir

apakah dirinya sedang berbuat sesuatu yang sementara, sia-sia atau

sesuatu yang abadi dan bermanfaat. Betapa meruginya seseorang jika

waktu yang digunakan hanya untuk mencari bencana yang abadi.108

Bagi orang Arab unta yang paling disenangi adalah unta yang

berpunuk besar.109 Hewan unta adalah harta yang paling berharga dan

tinggi nilainya bagi bangsa Arab pada saat itu. Oleh karenanya Rasulullah

memberikan perumpamaan keistimewaan membaca al-Qur`ān dengan

membandingkannya pada harta bangsa Arab yang paling tinggi nilai dan

harganya, tentunya semua itu tidak ada imbangnya dengan mempelajari

al-Qur`ān. Oleh karena itu sesungguhnya hadis ini mengingatkan kepada

umat Islam hendaknya amal yang diperbuat adalah amal yang memberi

manfaat untuk bekal hidup di dunia dan akhirat.

c) Orang yeng membaca al-Qur`ān akan mendapatkan ganjaran pahala pada

tiap hurufnya. Dan huruf demi huruf yang dibaca akan diberikan pahala

sepuluh kali lipat kebaikan dari Allah. Terlebih jika seseorang yang

mengajarkan al-Qur`ān kepada orang lain hingga mampu membaca al-

Qur`ān dengan baik sesuai dengan tajwidnya, maka ketika orang tersebut

membaca al-Qur`ān maka orang yang telah mengajarkannya pun akan

mendapatkan ganjaran pahala yang setimpal tanpa mengurangi pahala

orang yang membacanya.

107

Rochman Naim, Bacalah Al-Qur’an…, h. 14-15 108

Susane Fatimah, Kaya Unta, http://www.mailarchive.com/ppiindia@yahoogroups.

com/msg79158.html, 04 Nov 2009

109 Maulānā Muhammad Zakariyyā al-Kandhalawī, Terj. dari Fadhāilu al-A’māl…, h. 598

Page 53: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

d) Orang yang senantiasa membaca al-Qur`ān secara mendalam, dengan

penuh pemahaman, akan mendaptkan syafaatnya di akhirat nanti.

Sebagaimana disebutkan di dalam hadis di atas:

”Bacalah al-Qur`ān, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari

kiamat nanti sebagai pemberi syafa’at kepada para pemiliknya”.110

Dan jika seseorang ingin mendapatkan syafaat di hari akhir dan selamat

dari api neraka maka ia harus cinta al-Qur`ān, dengan demikian ia akan

terdorong untuk mempelajari baik bacaanya, cara memahami dan

mengamalkannya.

e) Orang yang senantiasa disibukkan dengan al-Qur`ān, hingga ia lupa dan

tidak sempat untuk meminta apa yang ia inginkan kepada Allah, maka

orang tersebut akan diberikan sesuatu yang lebih istimewa dan utama dari

apa yang Allah berikan kepada orang yang memohon/berdoa kepada-Nya.

f) Orang-orang yang berkumpul di suatu tempat, kemudian mereka

membaca dan saling mengajarkannya satu sama lain, maka pada saat itu

Allah akan menurunkan ketentraman, rahmat Allah, dan mereka juga

akan dikelilingi oleh para Malaikat, dan bahkan mereka akan disebut-

sebut oleh Allah di hadapan para Amalaikat yang ada di sisi-Nya.

g) Perumpamaan orang beriman yang senantiasa membaca al-Qur`ān

diibaratkan oleh Rasulullah dalam hadisnya dengan buah utrujjah yang

manis rasanya dan harum baunya. Sedangkan orang yang beriman tetapi

ia tidak membaca al-Qur`ān maka ia bagaikan buah tamrah atau kurma

yang manis rasanya tapi tidak harum baunya. Di samping itu, Rasulullah

juga memberikan permisalan pada orang munafik yang membaca dan

tidak mebaca al-Qur`ān. Orang munafik yang membaca al-Qur`ān

bagaikan buah raihānah baunya enak tetapi rasanya pahit. Dan

perumpamaan seorang munafik yang tidak membaca al-Qur`ān adalah

seperti buah Hanzhalah (pare) yang pahit, tidak mempunyai bau dan

rasanya pun pahit.

110 Imām al-Nawawī, Shahīh Muslim…, h. 349

Page 54: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

h) Seseorang diperbolehkan iri ”dalam arti ghibthah yakni rasa ingin

berlomba-lomba”, manakala ada orang yang diberi keistimewaan oleh

Allah berupa al-Qur`ān yang selalu ia baca di setiap shalatnya di

keheningan malam. Meskipun pada hakikatnya iri/hasad tidak dibenarkan

dalam Islam, akan tetapi dalam hal ini para ulama mengecualikannya.

Dan mereka sepakat bahwa makna hasad pada hadis ini adalah rasa ingin

berlomba-lomba atau dalam bahasa Arabnya disebut dengan al-

Risyk/Ghibthah.

i) Orang yang mahir membaca al-Qur`ān, yakni yang mampu membaca al-

Qur`ān dengan tertil dan sesuai dengan tajwidnya dan ketentuan yang

diajarkan oleh Rasul akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat.

Sedangkan orang yang membacanya terbata-bata, dan al-Qur`ān terasa

sangat sulit baginya, maka dia akan mendapatkan dua pahala yaitu pahala

membaca, dan pahala kesulitan atau kesungguhannya dalam mempelajari

al-Qur`ān.

Dari beberapa hadis yang penulis cantumkan di atas, jelas bahwa

sesungguhnya al-Qur`ān bukan bacaan biasa seperti halnya bacaan yang biasa

dibaca oleh umat manusia saat ini. huruf demi huruf pahala telah mengalir dari-

Nya, terlebih jika disertai pemahaman secara mendalam, pentadabburan,

perenungan, pengamalan maka akan semakin besar dan banyak pula pahala yang

diperoleh. Karena pada dasarnya al-Qur`ān bukanlah kitab yang harus dibaca

begitu saja tanpa disertai pemahaman yang mendalam, akan tetapi seharusnya

sebaliknya. Sehingga atsar (pengaruh) yang timbul dari pembacaan al-Qur`ān

itulah yang sebenarnya diharapkan oleh Rasulullah, sehingga umat Islam dapat

membentengi dirinya dengan berpegang teguh pada kitab suci al-Qur`an dalam

menjalani kehiupan ini.

2. Ancaman bagi Orang yang Tidak Mempelajari Al-Qur`an

Selain keistimewaan yang Allah berikan kepada orang yang cinta al-Qur`ān,

Rasul juga mengecam dengan memberikan ancaman kepada orang yang jauh

Page 55: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

dari al-Qur`ān. Di antara hadis Rasul yang menjelaskan hal tersebut adalah yang

diriwayatkan imam Tirmizī bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

”Seseorang yang tidak ada di dalam hatinya sesuatu dari al-Qur`ān adalah

seperti rumah yang kosong”.111

Perumpamaan yang diberikan oleh Rasulullah SAW ini mempunyai maksud

bahwa sesungguhnya rumah yang diibaratkan hati manusia, yang tidak diisi

(kosong) dengan bacaan al-Qur`an akan mudah dipengaruhi oleh godaan syaitan.

Otomatis orang yang tidak membaca al-Qur`an akan jauh dari petunjuk Allah

dan lebih mudah terpengaruh dari hasutan atau bujuk rayu syaitan, dan tentunya

ajakan yang ditawarkan oleh syaitan adalah jalan keburukan yang tidak diridhoi

oleh Allah SWT, bahkan menyesatkan.

Dan mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan keistimewaan dan ancaman

bagi orang yang tidak mempelajari al-Qur`ān ini banyak dijelaskan di dalam

kitab-kitab hadis lainnya. Akan tetapi dalam penelitian ini penulis hanya

mencantumkan hadis yang menurut penulis relevan dengan tema yang penulis

kaji.

Berdasarkan analisa penulis dapat dikatakan bahwa di dalam hadis-hadis

yang telah penulis kemukakan di atas terdapat cara atau metode membangkitkan

motivasi yang dilakukan oleh Rasul SAW, cara atau metode tersebut adalah

berupa al-Targhīb dan al-Tarhīb.

Al-Targhīb adalah janji yang disertai bujukan dan rayuan yang bersifat pasti,

baik, dan murni, serta dilakukan melalui amal shalih atau pencegahan diri dari

perbuatan buruk.112

Dan di antara bentuk al-Targhīb yang ada dalam hadis di atas

adalah pujian, imbalan pahala, hadiah, dan kompetisi mempelajari al-Qur`ān.

Sedangan Al-Tarhīb adalah ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang

disebabkan sebuah dosa, kesalahan atau melakukan perbuatan yang telah dilarang

oleh Allah, selain itu juga karena menyepelekan pelaksanaan kewajiban yang

telah diperintahkan Allah. Al-Tarhīb dapat diartikan pula sebagai ancaman dari

Allah untuk menakut-nakuti hamba-hamba-Nya melalui penonjolan salah satu

sifat keagungan dan kekuatan Ilāhiyah agar mereka teringatkan untuk tidak

111

Abū ‘Īsā Muhammad bin ‘Īsā bin Sūrah, Sunan Al-Tirmizī…, h. 419 112 Sigit Wahyu, http://sigitwahyu.net/ensiklopedi/targhib-tarhib.html, 4 Nov 2009

Page 56: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

melakukan kesalahan dan kemaksiatan.113 Dan di antara bentuk al-Taghīb yang

terdapat dalam hadis di atas adalah ancaman bagi orang yang tidak mempelajari

al-Qur`ān.

Sebagai seorang Rasul sekaligus pendidik, pada masanya Rasulullah SAW

telah menerapkan metode yang baik untuk membangkitkan motivasi umatnya

dalam menuntut ilmu atau belajar. Semua itu diterapkan beliau layaknya seorang

guru yang mengajarkan murid-muridnya.

Begitupula halnya seorang guru yang bertugas mendidik murid-muridnya di

sekolah pada saat ini, maka membangkitkan motivasi atau gairah peserta didik

dalam belajar merupakan salah satu faktor penting, sehingga kegiatan belajar

mengajar tersebut dapat berjalan dengan efektif.

Al-Targhīb dan al-Tarhīb yang telah diterapkan oleh baginda Nabi telah ada

sejak dahulu, dan bahkan hingga saat inipun teknik tersebut masih dipraktikkan

dalam dunia pendidikan. Hanya saja sekarang ini penyebutan motivasi yang

diterapkan oleh Rasulullah saat itu dikenal dengan sebutan motivasi ekstrinsik.

Pujian, imbalan pahala, hadiah, ancaman serta kompetisi adalah beberapa bentuk

dan cara Rasulullah membangkitkan motivasi umatnya, dan semua itu adalah

termasuk dalam bagian motivasi ekstrinsik. Dan sesungguhnya semua ini tiada

lain menunjukkan keluasan ilmu beliau sebagai seorang utusan Allah yang

membawa rahmat untuk seluruh alam, meskipun pada dasarnya beliau adalah

seorang Rasul yang ummi.

113 Sigit Wahyu, http://sigitwahyu.net/ensiklopedi/targhib-tarhib.html

Page 57: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hadis Nabi SAW memotivasi umat Islam untuk belajar al-Qur`an

dengan cara memberikan pujian kepada orang yang mempelajari dan

mengajarkan al-Qur`an. Pujian yang Rasul berikan kepada mereka itu

berupa gelar atau predikat orang yang paling baik dan utama di antara

umat manusia.

2. Hadis Nabi SAW juga memotivasi umat Islam untuk mempelajari al-

Qur`an dengan cara menjanjikan ganjaran pahala yang sangat besar

kepada orang yang membaca dan mempelajari al-Qur`an. Imbalan

pahala yang dijanjikan itu tak ternilai harganya dengan unta-unta yang

berpunuk besar. Maka sesungguhnya tiada harta yang lebih berharga

selain membaca dan mempelajari al-Qur`an.

3. Hadis Nabi Muhammad SAW juga memotivasi umat Islam untuk

mempelajari al-Qur`an dengan cara menjanjikan ganjaran pahala yang

dilipatgandakan sebanyak sepuluh kali. Dan yang lebih istimewa

adalah pahala yang dilipatgandakan sepuluh kali itu diberikan pada

tiap satu huruf dari al-Qur`an, bukan pada tiap kalimat atau ayat al-

Qur`an.

4. Kemudian Hadis Nabi SAW juga memotivasi umat Islam untuk

mempelajari al-Qur`an dengan cara memberikan hadiah yang sangat

berharga kepada orang yang senantiasa membaca al-Qur`an di akhirat

nanti. Hadiah yang dijanjikan oleh Rasul SAW itu berupa syafa’at

(pertolongan) yang akan menyelamatkannya dari siksa api neraka.

5. Hadis Nabi SAW juga memotivasi umat Islam untuk mempelajari al-

Qur’an dengan cara memberikan hadiah yang sangat berharga kepada

orang yang disibukkan dengan al-Qur`an. Oleh karena kesibukannya

Page 58: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

itu Allah akan menghadiahkan kepadanya sesuatu yang lebih baik dan

berharga dari pemberian yang Allah berikan kepada orang yang

meminta/berdoa kepada-Nya.

6. Hadis Nabi SAW pun memberikan motivasi kepada umat Islam untuk

mempelajari al-Qur`an dengan cara memberikan hadiah kepada orang

yang sengaja berkumpul untuk membaca dan saling mengajarkan al-

Qur`an dengan menurunkan rahmat dan ketenangan (al-Sakīnah)

kepada mereka, bahkan para Malaikat akan bersama mereka.

7. Selain memotivasi dengan pujian, ganjaran pahala dan hadiah, Hadis

Nabi SAW juga memotivasi umat Islam untuk mempelajari al-Qur`an

dengan cara mendorong umatnya agar berkompetisi/bersaing dalam

kebaikan, yakni mempelajari al-Qur`an. Perumpamaan yang

digambarkan oleh Rasulullah antara orang yang membaca al-Qur`an

dengan buah yang manis dan enak rasanya dan orang yang tidak

membaca al-Qur`an dengan buah yang pahit dan tidak enak rasanya

merupakan sebuah pesan yang berisi ajakan untuk berkompetisi

menjadi yang lebih baik, yakni orang mukmin yang senantiasa

membaca dan mempelajari al-Qur`an.

8. Hadis Nabi SAW juga memotivasi umat Islam untuk mempelajari al-

Qur`an dengan cara mengajak umatnya untuk berkompetisi menjadi

orang yang mahir/ahli dalam al-Qur`an. Keistimewaan yang diberikan

oleh Rasul kepada orang yang mahir membaca al-Qur`an dengan

orang yang terbata-bata membacanya mengandung sebuah ajakan dari

Rasaulullah saw. agar umat Islam bersaing untuk menjadi orang yang

mahir membaca al-Qur`an dengan cara mempelajarinya secara

konsisten.

9. Hadis Nabi SAW pun memotivasi umat Islam untuk mempelajari al-

Qur`an dengan cara mengajak umat Islam berkompetisi/bersaing

untuk menjadi orang yang membaca al-Qur`an dalam salat di

keheningan malam. Bahkan hasad/iri dalam hal ini diperbolehkan

oleh Rasulullah SAW.

Page 59: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

10. Selain itu, Rasulullah SAW memotivasi umat Islam untuk

mempelajari al-Qur`an dengan cara memberi sebuah intimidasi atau

ancaman kepada umatnya yang tidak membaca atau mempelajari al-

Qur`an. Peringatan yang Rasul berikan kepada orang yang jauh dari

al-Qur`an diumpakan oleh beliau dengan sebuah rumah kosong.

Dengan demikian, jika hati seseorang kosong dari al-Qur`an maka

dengan mudahnya syaitan akan dapat menggoda dan melunturkan

imannya, karena pada dasarnya orang yang jauh hatinya dari al-

Qur`an jauh pula dari petunjuk Allah SWT.

B. Saran-saran

Dengan penuh kerendahan hati, penulis menutup penulisan skripsi ini dengan

menuliskan beberapa saran yang berkaitan dengan tema yang penulis teliti.

Semoga saran ini dapat menjadi motivasi bagi umat Islam menuju perubahan ke

arah yang lebih baik. Beberapa saran tersebut adalah:

1. Hadis Nabi SAW mengajarkan hendaklah umat Islam meramaikan

rumahnya dengan lantunan ayat-ayat al-Qur`an, bahkan di manapun ia

berada hendaklah al-Qur`an selalu bersamanya. Hendaklah umat

Islam tidak hanya menjadikan al-Qur`an sebagai hiasan rumah belaka

atau bahkan menjadikannya sebagai sesuatu yang dikeramatkan,

karena sesungguhnya al-Qur`an hanya akan memberikan

keistimewaanya kepada orang yang cinta al-Qur`an.

2. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Hadis yang disabdakan oleh

Rasulullah SAW hendaklah umat Islam selalu membaca/menyapa al-

Qur`an dan mempelajarinya, berbagai keistimewaan telah menanti

orang yang selalu membaca dan mempelajarinya. Maka dari itu,

hendaklah umat Islam tidak hanya sebatas mempelajari bagaimana

cara membaca al-Qur`an yang baik dan benar saja, akan tetapi

hendaknya ia juga belajar untuk meresapi, menghayati, memahami,

mentadabburi serta mengamalkan kandungan al-Qur`an dalam

Page 60: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

kehidupan sehari-hari. Dan tidak ada alasan dan kata terlambat untuk

belajar al-Qur`an.

Page 61: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

DAFTAR PUSTAKA

Al-Albāni, Muhammad Nashīruddīn, Shahīh Sunan Abī Dāud lil Imām al-

Sulaimān bin al-Asy’ats al-Sajstānī, Jilid I, Riyādh: Pustaka al-Ma`ārif

Akaha, Abduh Zulfidar, Orang yang Belajar dan Mengajar Al-Qur`an,

http://abduhzulfidar.multiply.com/journal/item/19, Jun 19, '08 5:19 AM

Al-Bukhārī, Abū Abdillāh bin Ismā’īl, Shahīh al-Bukhārī, Juz III, Bairūt: al-Maktabah al-‘Ashriyyah

Buchori, Didin Saefuddin, Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an, Bogor:

Granada Sarana Pustaka, Cet. I, 2005

Daradjat, Zakiah dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi

Aksara, Cet. I, 1995

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:

PT. Rineka Cipta, Cet. I

Dina, Nasrulloh, “Metode Pengajaran Baca-tulis al-Quran”, dari

http://nasrulloh-one.blogspot.com, 23 April 2009

Dirdjosanjoto, Pradjarta, Memelihara Umat, Kiai Pesantren-Kiai Langgar di

Jawa, Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, Cet. I, 1999

Faridl, Miftah dan Agus Syihabudin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang

Pertama, Bandung: Pustaka, Cet. I, 1989

Fatimah, Susane, Kaya Unta,

http://www.mailarchivecom/[email protected]/msg79158.html, 04 Nov 2009

Gusmian, Islah, Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga Ideologi,

Jakarta: Teraju, Cet. I, 2003

Al-Hasanī, Muhammad bin ‘Alawī Al-Mālikī, Terj. dari Syaraf al-Ummah al-

Muhammadiyyah oleh Al-Hamīd Al-Husainī, Bandung: Pustaka Hidayah,

Cet. I, 2002

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah

Pertumbuhan dan Perkembangannya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Cet. I, 1995

Hude, M. Darwis dkk., Cakrawala Ilmu dalam Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka

Firdaus, Cet. II, 2002

Page 62: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Ibn Sūrah, Abū ‘Īsā Muhammad bin ‘Īsā, Sunan Al-Tirmizī, Juz IV, Beirut: Dār

al-Fikr

Ine I., dan Amirman Yousda, Penelitian dan Statistik Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 1993

Al-Kandhalawī, Maulānā Muhammad Zakariyyā, Terj. dari Fadhāilu al-A’māl

oleh Abdurrahman Ahmad, Yogyakarta: Penerbit Ash-Shaff, 2000

Margono S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: CV. Primata Cipta, Cet.

II, 2003

Naim, Rochman, Bacalah Al-Qur’an Jangan Hijrah Darinya, Bogor: Penebar Cahaya Ilmu, Cet. I, 2006

Nasution, S. Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 1995

Al-Nawawī, Imām, Shahih Muslim bi Syarhi al-Nawawī, Juz III, Kairo: Dārul

Hadīs

Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia-Al-Islam, Keutamaan Al-

qur`an, http://blog.re.or.id/keutamaan-al-qur-an.htm, 06 Feb

Ramayulis, Pengantar Psikologi Agama, Jakarta: Kalam Mulia, Cet. V, 2002

Rasyad, Aminuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Uhamka Press,

Cet. IV, 2003

Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktek Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Kencana, Cet. I,

2008

Sardiman, A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar, Jakarta: Rajawali Press, 2000

Shaleh, Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengatar; dalam Perspektif Islam,

Jakarta: Kencana, Cet. III, 2008

Shihab, M. Quraish, Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan, Bandung:

Mizan, Cet. VI, 1994

Shihab, Umar, Kontekstualitas Al-Qur’an; Kajian Tematik atas Ayat-ayat Hukum

dalam Al-Qur’an, Jakarta: Penamadani, Cet. III, 2005

Sobri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional,

Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet. II, 1996

Page 63: MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR AN DALAM PERSPEKTIF HADIS)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46925... · 2019-08-27 · MOTIVASI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DALAM PERSPEKTIF

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan¸ Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998

Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan¸ Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, Cet.IV, 2007

Sunarto, http://sunartombs.wordpress.com/2008/09/23/motivasi-belajar/, 23

September 2008

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2006

Wahyu, Sigit, “Ensiklopedi Targhib Tarhib”, dari http://sigitwahyu.net/ensiklopedi/targhib-tarhib.html, 4 Nov 2009

Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung

Persada Press, Cet. II, 2006

Yuslem, Nawir, Ulumul Hadis, PT. Mutiara Sumber Widya, 2001

Qardhawi, Yusuf, Terj. dari Al-‘Aqlu wa Al-‘Ilm fī Al-Qur`ān Al-Karīm, oleh

Abdul Hayyie Al-Kattāni dkk., Jakarta: Gema Insani, Cet. I, 1996

Al-Qarnī, ‘Aidh bin Abdillāh, Terj. dari Turjumān al-Sunnah oleh Muhammad

Iqbāl Ghazālī, Jakarta: Dārul Haq, 2007

Al-Qazwīnī, Al-hāfizh Abī `Abdillāh Muhammad ibn Yazīd, Sunan Ibnu Mājah¸

Juz. I, Dār al-Fikr