motivasi karyawan

15
Motivasi Karyawan Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi didefinisikan oleh Fillmore H. Stanford (1969:173) bahwa “Motivation as an energizing condition of the organism that serves to direct that organism toward the goal of a certain class” . (Motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakan manusia kearah suatu tujuan tertentu). Dari kedua pendapat di atas, peneliti memahaminya bahwa motivasi adalah suatu dorongan atau penggerak manusia kearah suatu tujuan tertentu. Disisi lain, istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang berarti “menggerakan” (to move). Ada macam-macam rumusan untuk pengertian motivasi, seperti Mitchell berpendapat, yang dikutip oleh J. Winardi (2001:1) Motivasi yaitu mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan kearah tujuan tertentu.”

Upload: dewinda-sari

Post on 08-Feb-2016

26 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Deskripsi mengenai faktor-faktor motivasi karyawan

TRANSCRIPT

Motivasi Karyawan

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”.

Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut.

Motivasi didefinisikan oleh Fillmore H. Stanford (1969:173) bahwa “Motivation as an

energizing condition of the organism that serves to direct that organism toward the goal of a

certain class”. (Motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakan manusia kearah suatu tujuan

tertentu).

Dari kedua pendapat di atas, peneliti memahaminya bahwa motivasi adalah suatu

dorongan atau penggerak manusia kearah suatu tujuan tertentu.

Disisi lain, istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang

berarti “menggerakan” (to move). Ada macam-macam rumusan untuk pengertian motivasi,

seperti Mitchell berpendapat, yang dikutip oleh J. Winardi (2001:1) Motivasi yaitu mewakili

proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya

persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan kearah tujuan tertentu.”

Penulis setuju dari rumusan tersebut, bahwa para manajer perlu memahami proses-proses

psikologikal, apabila mereka berkeinginan untuk membina karyawan mereka secara berhasil

dalam upaya pencapaian sasaran-sasaran keorganisasian.

Menurut Gray,dkk. yang dikutip oleh J. Winardi (2001:2) motivasi adalah merupakan

hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang

menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-

kegiatan tertentu.

Penulis sependapat dengan rumusan diatas, menanggapi perbincangan yang berlangsung

dalam bidang riset motivasional, tentang mengapa kiranya seseorang dapat bersikap antusias dan

persisten dalam melaksanakan tugas.Salah satu pandangan mengatakan, bahwa kebutuhan-

kebutuhan yang tidak dapat diobservasi (kebutuhan internal) memotivasi perilaku. Pada saatnya

akan kita perbincangkan berbagai macam teori motivasi yang berlandaskan kebutuhan.

Dari beberapa definisi di atas, bahwa motivasi adalah sebuah proses yang mendorong

atau menggerakkan seseorang yang datang dari unsur psikoligis yang berkaitan dengan

kebutuhan individu, sehingga muncul kesadaran sukerela melakukan kegiatan untuk mencapai

tujuan organisasi tersebut.

Selanjutnya Mc Donald menjelaskan, bahwa motivasi sebagai suatu perubahan tenaga

dalam diri (pribadi seseorang yang ditandai untuk dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam

usaha mencapai tujuan). Definisi ini berdasarkan tiga hal:

a. Motivasi yang dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang. Setiap perubahan motivasi mengakibatkan beberapa perubahan tenaga didalam system neurofisiologi dari pada organisme manusia (misalnya keinginan untuk dihargai atau diakui adalah tidak dapat diterangkan tapi dapat diasumsikan).

b. Motivasi ditandai oleh dorongan efektif. Ini menerangkan tentang keadaan “perasaan”. Secara emosi, misalnya kata-kata kasus, bentakan, suara nyaring atau teriakan.

c. Motivasi ditandai reaksi-reaksi mencapai tujuan. Motivasi ini memimpin kearah reaksi-reaksi mencapai tujuan, misalnya untuk dapat dihargai dan diakui oleh orang lain. ( dalam J. Winardi, 2001:5 )

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah adanya suatu

perubahan tenaga dalam diri seseorang, adanya dorongan efektif yang berkaitan dengan

perasaan, dan motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi mencapai tujuan, misalnya untuk dapat

dihargai dan diakui oleh orang lain.

Sedangkan Stephan W. Littlejhon, motivasi terdiri setidak-tidaknya tiga hal, yaitu:

a. Motivasi adalah keterlibatan atau relavansi persoalan dari topik dengan orangnya. Semakin penting topik tersebut, semakin besar kemungkinannya seseorang akan berpikir kritis tentang masalah-masalah yang ada.

b. Motivasi adalah keragaman argumentasi. Orang cenderung untuk berpikir tentang banyak argument yang besar dari beberapa sumber. Alasannya bahwa beberapa orang sedang

menunjuk pada suatu masalah dengan berbagai cara, membuat penilaian sehingga si penerima cenderung untuk memproses informasi secara sentral.

c. Motivasi adalah kecenderungan pribadi seseorang untuk menikmati pemikiran kritis.( dalam J. Winardi, 2001:8 )

Dari kedua pendapat di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa motivasi adalah tenaga

atau gerak, dorongan dalam diri individu untuk dalam suatu kegiatan, akhirnya timbul

kecenderungan untuk bertindak dalam hal mencapai tujuan.

Whittaken juga menjelaskan, motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaaan yang

mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertindak tingkah laku mencapai

tujuan yang timbul oleh motivasi tersebut ( dalam J. Winardi, 2004:9 ).

Masih tentang motivasi Melvin H. Marx bahwa motif ada beberapa macam, yaitu:

a. Motif ingin tahu, adalah mengerti, menata dan menduga (predictibility). Dimana setiap orang berusaha memahami dam memperoleh arti dari dunianya.

b. Motif kompetensi, adalah setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mampu mengatasi persoalan kehidupan apapun. Motif kompetensierat hubunganya dengan kebutuhan akan rasa aman. Misalnya kita ingin memperoleh jaminan masa tua, dan sebagainya.

c. Motif cinta adalah sanggup mencintai dan dicintai adalah hal esensial bagi petumbuhan kepribadian.

d. Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih sayang. ( dalam J. Winardi, 2002 : 15 )

Dari pendapat di atas motif adalah keingintahuan seseorang melalui proses mengerti,

menata dan menduga sehingga seseorang dapat memahami, mengatasi persoalan tentang

pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan ini berkaitan dengan rasa aman, kasih sayang dan jaminan

masa tua dan sebagainya.

Selanjutnya M. Manullang ( 2001 : 190 ), menjelaskan bahwa motivasi terdiri dari

berbagai elemen:

1. Motivasi secara sederhana dapat dirumuskan sebagai tindakan mendorong seseorang melakukan suatu kegiatan (pekerjaan). Motivasi berhubungan dengan kemauan untuk bekerja.

2. Motivasi berasal dari kata motif, yaitu apa yang menggerakan atau mendorong seseorang melakukan sesuatu kegiatan yang berhubungan dengan jawaban pertanyaan mengapa demikian tingkah laku seseorang.

3. Motiv atau motivasi menyebabkan seseorang berbuat sesuatu atau yang menyebabkan tercapainya suatu keseimbangan dalam diri individu tersebut, sehingga timbul perasaaan puas, damai, aman, nyaman, gembira dan sebagainya.

4. Motiv tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor yang biologis sebagai faktor-faktor social dan kebudayaan, norma-norma budaya, norma kelompok dan normal sosial.

Dari kedua pendapat tersebut, bahwa motivasi ialah kemauan, tindakan ang

mendorongan, menggerakan seseorang untuk berbuat sesuatu atau bertingkahlaku dalam

mencapai keseimbangan kebutuhan dalam diri individu.Keseimbangan dalam bentuk kebutuhan

ini adalah timbul adanya perasaan puas, damai, aman, nyaman, gembira dan sebagainya.

Mengingat motivasi berkaitan erat dengan perilaku, maka faktor yang mempengaruhinya

diantaranya adalah kebutuhan seseorang individu terhadap suatu objek.

Gibson, et. al., 1995, berpendapat bahwa motivasi adalah kekuatan yang mendorong

seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Motivasi kerja sebagai

pendorong timbulnya semangat atau dorongan kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja

seseorang berpengaruh terhadap besar kecilnya prestasi yang diraih. Lebih jauh dijelaskan,

bahwa dalam kehidupan sehari-hari seseorang selalu mengadakan berbagai aktivitas.( dalam

Hasibuan, 2003:52 )

Selanjutnya Samsudin ( 2005 : 33 ) memberikan pengertian motivasi sebagai proses

mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka

melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan.

Lebih luas lagi pengertian motivasi, dijelaskan oleh Hilgard dan Atkinson, bahma

motivasi tidak mudah dilaksanakan karena disebabkan oleh :

1. Pernyataan motif antar orang adalah tidak sama, budaya yang berbeda akan menghasilkan ekspresi motif yang berbeda pula

2. Motif yang tidak sama dapat diwujudkan dalam berbagai perilaku yang tidak sama

3. Motif yang tidak sama dapat diekspresikan melalui perilaku yang sama4. Motif dapat muncul melalui perilaku yang sulit dijelaskan5. Suatu ekspresi perilaku dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai motif.

( dalam Hasibuan, 2003 : 40 )

Peneliti dengan pernyataan dari kedua pernyataan di atas baha motivasi tidaklah mudah

untuk dilaksanakan disebabkan bberapa hal antara lain pernyataan motif antar orang tidak sama,

budaya yang berbeda akan menghasilkan ekspresi motif berbeda, motif yang tidak sama dapat

diwujudkan dalam berbagai perilaku yang tidaksama, motif dapat muncul melalui perilaku yang

sulit dijelaskan, dan suatu ekspresi dapat muncul sebagai paerwujudan berbagai motif.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut penulis dapat menyimpulkan, bahwa

motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam

dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua

kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya.

Munandar (2001:46 ), mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu proses dimana

kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang

mengarah kepada tercapainya tujuan tertentu. Bila kebutuhan telah terpenuhi maka akan dicapai

suatu kepuasan. Sekelompok kebutuhan yang belum terpuaskan akan menimbulkan ketegangan,

sehingga perlu dilakukan serangkaian kegiatan untuk mencari pencapaian tujuan khusus yang

dapat memuaskan sekelompok kebutuhan tadi, agar ketegangan menjadi berkurang.

Mengenai kebutuhan, Maslow menjelaskan ada beberapa faktor kebutuhan yang dapat

mendorong munculnya suatu motif dalam diri setiap individu, sebagai berikut :

1. Kebutuhan fsikologikal ( Psycological Need ) merupakan kebutuhan yang perlu dipenuhi untuk mempertahankan hidup, seperti; oksigen, pangan, minuman, eliminasi, aktivitas, pengaturan suhu

2. Kebutuhan akan keamanan ( Safety Need ), dimana manusia membutuhkan rasa keamanan dalam dirinya baik keamanan secara harfiah (keamanan dari perampok,

orang jahat, dan lain-lain ) maupun kemanan secara finasial (keamanan mendapatkan suatu kepastian ekonomi), keamanan akan proteksi terhadap bahaya psikal (abahaya kebakaran atau bahajaya kriminal ), preferensi terhadap hal-hal yang dikenal dalam menjauhi hal-hal yang tidak dikenal, akeinginan akan dunia teratur atau dapat diprediksi.

3. Kebutuhan akan kasih sayang ( love Need ) yaitu kebutuhan untuk diterima secara sosial. Disini emosi menjadi pemain utama dalam hirarki. Perasaan yang menyenangkan yang dimiliki pada saat kita memiliki sahabat, seseorang untuk berbagi cerita, hubungan dekat dengan keluarga adalah tujuan utama dari memenuhi kebutuhan sosial kita

4. Kebutuhan akan harga diri ( Esteem Need ), yaitu kebutuhan akan keinginan untuk menjadi berguna bagi orang lain. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk mencapai kepercayaan diri, prestasi, kompetensi, pengetahuan, penghargaan diri, kebebasan, indepedensi atau ketergantungan, kebutuhan akan status, pengakuan, apresiasi terhadap diri sendiri, dan resfek yang diberikan oleh orang lain

5. Aktualisasi diri ( Self Need ), yaitu kebutuhan yang didasari sudah terpenuhi. Ambisi seseorang memiliki kemampuan lebih. Seperti mengaktualisasikan diri untuk menjadi seorang ahli dalam bidang ilmu tertentu, atau hasrat untuk amengetahui serta memenuhi ketertarikannya akan suatu hal. ( dalam Sedarmayanti, 2009 : 83 )

Dari pendapat di atas, penulis setuju bahwa peningkatan kebutuhan yang dapat

memotivasi seseorang yaitu dimulai dari kebutuhan tingkatan terendah ( kebutuhan psycological

need), kebutuhan akan keamanan ( Safeti Need ), kebutuhan akan kasih sayang ( Love Need ),

kebutuhan akan harga diri ( Esteem Need), dan kebutuhan aktualisasi diri ( Self Actualization

Need ). Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan tingkat yang palinggi tinggi, sebab

setiap individu akan amengaktualisasikan diri masing-masing untuk mendapatkan keinginannya.

Untuk itu semakin banyak kebutuhan yang dipenuhi maka semakin besar keinginan seseorang

dalam meningkatkan kualitas kerja sekaligus mendorong pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan dan dicapai.

Jika dihubungkan dengan maslah pokok, maka yang dimaksud dengan kebutuhan

psikological merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk dipenuhi oleh setiap manusia

khususnya karyawan Hotel Golden Crown Jakarta yang bekerja dibagiaan Office sebanyak 20

orang ( seperti sandang, pangan, dan sebagainya ), sedangkan kebutuhan akan keamanan

( keamanan dalam menggunakan mesin, keamanan akan orang sekitar yang jahat, dan lain-lain ),

kebutuhan kasih sayang yaitu kenyamanan yang didapat oleh karyawan hotel dalam

bersosialisasi dengan karyawan lain ( mendapatkan teman, sahabat ), kebutuhan harga diri yaitu

keinginan karyawan akan status yang pasti serta adanya penghargaan bagi karyawan itu sendiri

( seperti adanya kenaikan gaji bagi karyawan yang berprestasi ), dan kebutuhan yang terakhir

adalah aktualisasi diri merupakan ambisi karyawan bagian office agar mendapatkan

penghargaan.

Selain kebutuhan-kebutuhan di atas, untuk meningkatkan motivasi seseorang untuk

bekerja lebih berkualitas dan mencapai tujuan yang ditentukan terdapat beberapa prinsip yang

dapat menambah motivasi kerja karyawan. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara ( 2000:100),

prinsip tersebut meliputi :

1. Prinsip partisipasiDalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.

2. Prinsip KomunikasiPemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

3. Prinsip mengakui andil bawahanPemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil didalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

4. Prinsip pendelegasian wewenangPemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mangambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.

5. Prinsip memberi perhatianPemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin.

Penulis setuju dengan pendapat di atas mengenai prinsip-prinsip dalam memotivasi, yaitu

prinsip partisipasi, prmsip komunikasi, prinsip mengakui andil bawahan, prinsip pendelegasian

wewenang dan prinsip member perhatian. kelima prinsip tersebut dapat memotivasi dan

meningkatkan karyawan Hotel Golden Crown Jakarta, jadi adanya kelima perinsip tersebut

karyawan akan merasa keberadaan dirinya dalam organisasi lebih dihargai, adanya komunikasi

yang jelas dari pimpinan akan meminimalisasikan kesalahpahaman dalam mengartikan pekerjaan

sehingga karyawan dapat memahami apa yang ditugaskan dan akan termotivasi mnghasilkan

pekerjaan yang lebih baik, pimpinan yang mengakui pentingnya peran karyawan lebih

dibutuhkan sehingga karyawan mnjadi lebih termotivasi.

Selanjutnya mengenai masalah kebutuhan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti

yang dijelaskan dibawah ini :

Vroom (1964) menjelaskan tiga asumsi pokok teori harapan (expectancy theory)yaitu :

1. Harapan hasil (outcome expectancy) yaitu setiap individu percaya bahwa bila ia berperilaku dengan cara tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu.

2. Valensi (Valence) yaitu setiap hasil mempunyai nilai atau daya tarik bagi orang tertentu.3. Harapan usaha (effort expectancy) yaitu setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi

mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut. ( dalam Sedarmayanti, 2009 : 36 )

Penulis setuju dengan penjelasan dari Vroom (1994) di atas bahwa ada tiga asumsi pokok

yang dimiliki oleh teori harapan yaitu harapan hasil (outcome expectancy) yang berarti bahwa

jika seseorang berperilaku dengan cara tertentu maka akan memperoleh hal tertentu, valensi

(Valence) yaitu setiap hasil memiliki nilai atau daya tarik tertentu dan harapan usaha (effort

expectancy) yaitu setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai

hasil tersebut.

Jika dihubungkan dengan masalah pokok harapan yang dimaksud adalah memperoleh

kepercayaan/pengakuan, mendapat suatu imbalan yang berupa gaji, bonus atau penghargaan dan

sebagainya, serta bagaimanapun cara dalam mendapatkan suatu harapan seseorang karyawan

akan di tanggapi dengan baik oleh karyawan.

Kemudian Analisis Nadler dan Lawer (1976) atas teori harapan menyarankan beberapa

cara tertentu yang memungkinkan manajer dan organisasi menangani urusan mereka untuk

memperoleh motivasi maksimal dari pegawai yaitu :

1. Pastikan jenis hasil atau ganjaran yang mempunyai nilai bagipegawai.2. Definisikan secara cermat, dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur apa yang

diingkan dari pegawai.3. Pastikan bahwa hasil tersebut dapat dicapai oleh pegawai.4. Kaitkan hasil yang diinginkan dengan tingkat kinerja yang diinginkan.5. Pastikan bahwa ganjaran cukup besar untuk memotivasi perilaku yang penting.6. Orang berkinerja tinggi harus menerima lebih banyak ganjaran yang diinginkan daripada

orang yang berkinerja rendah. ( dalam Sedarmayanti, 2009 : 57 )

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk memperoleh motivasi yang

tinggi dari para karyawan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti terlebih dahulu

memastikan hasil yang diperoleh jika seseorang telah melakukan suatu tindakan, mengartikan

secara cermat melalui perilaku yang dapat diukur apa yang diinginkan pegawai, memastikan

bahwa pegawai dapat mencapai hasil yang ditentukan, membuat perbandingan hasil yang ingin

dicapai dengan kinerja yang telah dilakukan oleh pegawai, memastikan bahwa ada ganjaran yang

akan di dapat oleh pegawai yang dilihat dari kinerja pegawai masing-masing.

Jika dikaitkan dengan masalah penelitian motivasi yang dimaksud adalah suatu aktivitas

yang sifatnya dari luar yang memiliki konstribusi besar untuk mendorong seseorang dalam

keberhasilan suatu organisasi yang dilakukan dengan ketentuan yang telah ditetapkan yang

bertujuan pada satu sasaran agar mempunyai upaya yang tinggi dalam mencapai tujuan

organisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Dilihat dari penjelasan diatas dalam mencapai suatu tujuan organisasi atau Hotel Golden

Crown Jakarta memberikan beberapa cara dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan antara

lain dengan memberikan gaji yang sesuai dengan hasil negosiasi karyawan dengan pimpinan,

memberikan bonus setiap minggunya kepada karyawan yang dapat memenuhi target produksi,

memberikan penilaian kepada setiap pegawai yang oleh pimpinan departemen masing-masing

kemudian memberikan bonus bagi karyaan yang meningkatkan kinerjanya, serta memberikan

tunjangan kesehatan kepada setiap karyawan, adanya tunjangan anak, adanya beasiswa, serta

adanya kenaikan gaji dalam setiap tahunnya.