morfologi

23
BAB II PEMBAHASAN Mikropaleontologi merupakan cabang paleontologi yang mempelajari mikrofosil, ilmu ini mempelajari masalah organisme yang hidup pada masa yang lampau yang berukuran mikroskopis yang dalam pengamatannya harus menggunakan Mikroskop atau biasa disebut micro fossils (fosil mikro). Fosil mikro terdapat pada batuan yang lunak seperti sedimen yang memiliki ukuran butir yang hampir sama dengan fosil. II.1 Pengertian Morfologi Morfologi terdiri dari 2 suku kata yaitu morfo dan logos. Morfo yang artinya bentuk luar dan logos yang berarti ilmu. Jadi Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian bagiannya. II.2 Pengertian Foraminifera Foraminifera atau disingkat foram adalah organisme bersel tunggal . Foraminifera merupakan makhluk hidup yang secara taksonomi berada di bawah Kingdom Protista, filum Protozoa dari kelas Sarcodina. Foraminifera, sekalipun merupakan Protozoa bersel satu, merupakan suatu kelompok organisme yang sangat komplek. Foraminifera dibagi menjadi 12 subordo oleh Loeblich

Upload: d61113303

Post on 22-Nov-2015

46 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASANMikropaleontologi merupakan cabang paleontologi yang mempelajari mikrofosil, ilmu ini mempelajari masalah organisme yang hidup pada masa yang lampau yang berukuran mikroskopis yang dalam pengamatannya harus menggunakan Mikroskop atau biasa disebut micro fossils (fosil mikro). Fosil mikro terdapat pada batuan yang lunak seperti sedimen yang memiliki ukuran butir yang hampir sama dengan fosil.II.1 Pengertian Morfologi Morfologi terdiri dari 2 suku kata yaitu morfo dan logos. Morfo yang artinya bentuk luar dan logos yang berarti ilmu. Jadi Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian bagiannya.

II.2 Pengertian ForaminiferaForaminifera atau disingkat foram adalah organisme bersel tunggal . Foraminifera merupakan makhluk hidup yang secara taksonomi berada di bawahKingdom Protista, filum Protozoa dari kelas Sarcodina. Foraminifera, sekalipun merupakan Protozoa bersel satu, merupakan suatu kelompok organisme yang sangat komplek. Foraminifera dibagi menjadi 12 subordo oleh Loeblich dan Tappan (1984) dan lebih dari 60,000 spesies telah terindentifikasi hidup selama Fanerozoikum (Phanerozoic, dari kira-kira 542 juta tahun yang lalu sampai sekarang). Cangkang atau kerangka foraminifera merupakan petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam dan mineral. Foraminifera sangat penting dalam geologi karena memiliki bagian yang keras dengan ciri ciri masing masing foram. Berdasarkan cara hidupnya foraminifera dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:1. Foraminifera yang hidup mengambang mengikuti arus atau Planktonik foraminifera2. Foraminifera yang hidup didasar laut atau bentonik foraminiferaCara hidup foraminifera plankton ialah mengambang di permukaan (secara planktonik) jadi dia terhampar luas di lautan, sehingga saat ia mati dan mengendap ia akan terendapkan secara menghampar luas sehingga dapat menjadi penentu umur. Sedangkan foraminifera bentonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merayap/merambat) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Foraminifera benthonik sangat baik digunakan untuk indicator paleocology dan bathimetry karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

II.3 Morfologi pada Foraminifera Morfologi atau bentuk pada foraminifera menggambarkan beberapa kenampakan diantaranya:A. Dinding Karakter dasar dari foraminifera adalah adanya cangkang/test yang membentuk kamar-kamar yang dihubungkan oleh pori-pori halus (foramen). Cangkang/test foraminifera dapat terbentuk dari zat-zat yang gampingan, silika, chitin ataupun aglutin yang sangat resisten, sehingga golongan ini banyak yang terawetkan sebagai fosil.Adapun macam-macam dinding cangkang foraminifera yaitu : Dinding Khitin atau tektinMerupakan bentuk dinding yang paling primitive pada foraminifera. Dinding tersebut terbuat dari zat organic yang menyerupai zat tanduk, fleksibel, transparan, biasanya berwarna kuning dan tidak berpori (imperforate). Foraminifera yang mempunyai bentuk dinding seperti itu jarang ditemukan sebagai fosil (kecuali golongan allogromidae), sedangkan golongan foraminifera seperti miliolidae, lituolidae, dan beberapa jenis astrorhizidae, sebagian dari dinding cangkangnya juga terbuat dari khitin, tetapi biasanya hanya melapisi bagian dalamnya saja. Cushman (1955) menganggap bentuk dinding ini adalah bentuk dinding yang paling primitive, yang dalam perkembangan selanjutnya akan berubah menjadi dinding aglutin atau arenaceous dengan jalan mengumpulkan material asing dari sekitarnya yang kemudian direkatkan ke bagian luar tubuhnya.

Dinding Aglutin atau arenacousAdalah test yang terbuat dari material asing yang direkatkan satu sama lain dengan semen. Berdasarkan kulitas, maka ukuran dan bentuk material yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua. Pada dinding arenacous, material asingnya hanya terdiri atas butiran pasir saja, sedangkan pada dinding agulitin, material asingnya terdiri atas bermacam-macam material seperti mika, spong-spikulae, cangkang foram, lumpur, dan sebagainya. Biasanya, test semacam ini mempunyai lapisan khitin yang tipis di bagian dalamnya.Zat perekat dapat berupa tektin atau khitin yang dihasilkan oleh organisme itu sendiri, atau semen yang kadang-kadang mengandung senyawa besi sehingga menyebabkan warna merah pada permukaan cangkang. Beberapa bentuk foraminifera yang mempergunakan semen gampingan bisanya dijumpai pada lingkungan air hangat, sedangkan yang mengelurkan semen silikaan biasanya dijumpai pada perairan dinging.

Dinding Silika(Siliceous)Dinding tipe ini jarang ditemukan. Material silika dapat dihasilkan oleh organisme itu sendiri atau dapat juga merupakan material sekunder dalam pembentukannya. Contoh foraminifera yang dapat mempunyai dinding silika adalah golongan Ammodiscidae, Hyperamminidae, Silicimidae, dan beberapa spesies dari golongan Miliolidae. Dinding Gampingan Williamson (1958), dalam pengamatannya pada foraminifera resen, mengklasifikasikan tipe dinding gampingan ini menjadi dua, yaitu dinding porselen dan hyaline. Tetapi, selain kedua tipe ini masih terdapat tipe dinding gampingan yang lain, yaitu tipe dinding gampingan yang granuler dan kompleks. Jadi, terdapat empat tipe dinding gampingan yaitu : Dinding gampingan PorselenTerbuat dari zat gampingan, tidak berpori mempunyai kenampakan seperti porselen dengan sinar langsung (episkopik) berwarna opak (Buram) dan putih, dengan sinar transmisi (Diaskopik) berwarna amber. Galloway (1933), dengan sinar x, meneliti dinding porselen ini dan menyimpulkan bahwa tipe dinding tersebut terdiri atas kristal kalsit yang krypto-kristalin. Sementara itu, Cushman & Warner (1940) beranggapan bahwa tipe ini merupakan campuran dari zat gampingan dan khitin sehingga menimbulkan warna amber.Contoh foraminifera berdinding porselen adalah golongan miliolidae seperti Quinqueloculina, Triloculina, Pyrgo dan golongan Peneroplidae seperti Peneroplis, Sorites, dan Orbitolites. Dinding Gampingan Hyalin (Vitrocalcarea) Hampir kebanyakan foraminifera mempunyai dinding tipe ini. Tipe dinding ini merupakan dinding gampingan yang bersifat bening atau transparan dan berpori. Umumnya yang berpori halus dianggap lebih primitive daripada yang berpori kasar. Golongan Nadosaridae, Globigerinidae, dan Polymorphinidae mempunyai diameter pori sekitar 5-6 mikrometer, sedangkan beberapa jenis lain seperti Anomalina, Planulina dan Cibicides besar lubang porinya lebih kurang 15 mikro meter. Dinding gampingan yang granularKebanyakan foraminifera yang hidup pada zaman Paleozoikum (terutama yang hidup diawal Paleozoikum) mempunyai dinding cangkang yang terdiri atas kristal kalsit yang granular tanpa ada material asing atau semen, seperti pada Endothyra, beberapa spesies Bradyina, Hyperammina dan beberapa bentuk yang menyerupai ammodiscus atau spirillina. Plummer (1930) dan beberapa penulis lain beranggapan bahwa materi pembentuk dinding ini dihasilkan oleh bintang itu sendiri. Dalam sayatan tipis dinding ini tampak gelap. Dinding gampingan yang kompleksDinding tipe ini terdapat pada golongan Fusulindae (Foram besar) mempunyai beberapa lapisan. Berdasarkan lapisan-lapisan tersebut kita dapat membedakan antara tipe Fusulinellid dan Schwagerinid.

B. Cangkang Susunan kamar pada foraminifera plankton: Planispiral yaitu sifatnya berputar pada satu bidang, semua kamar terlihat dan pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal sama. Contoh: Hastigerina Trochospiral yaitu sifat berputar tidak pada satu bidang, tidak semua kamar terlihat, pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal tidak sama. Contohnya : Globigerina. Streptospiral yaitu sifat mula-mula trochospiral, kemudian planispiral menutupi sebagian atau seluruh kamar-kamar sebelumnya. Contoh: Pulleniatina.

Susunan kamar pada foraminifera benthon: Monothalamus yaitu susunan dan bentuk kamar-kamar akhir foraminifera yang hanya terdiri dari satu kamar. Berdasarkan bentuknya monothalamus dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk : Bentuk globular atau bola atau spherical, terdapat pada kebanyakan subfamily saccaminidae. Contohnya: Saccammin

Berbentuk botol (flarkashaped), terdapat pada kebanyakan subfamily proteonaniae. Contoh: Lagena.

Berbentuk tabung (tabular), terdapat pada kebanyakan subfamily Hyperminidae. Contoh: Hyperammina, Bathysiphon.

Berbentuk antara kombinasi botol dan tabung.Contohnya : Lagena

Planispiral pada awalnya kemudian terputar tak teratur.Contoh : Orthovertella, Psammaphis.

Planispiral kemudian lurus (uncoiling).Contoh : Rectocornuspira.

Cabang (bifurcating).Contohnya : Rhabdamina abyssorum.

Zig-zag. Contohnya Lenticulina sp.

Arburescent. Contohnya : Dendrophyra crecta.

Radiate. Contohnya : Astroshizalimi colasandhal.

Tak teratur (irregular). Contohnya : Planorbulinoides reticnaculata.

setengah lingkaran (hemispherical) contoh : Pyrgo murrhina.

Inverted v-shaped chamber (palmate). Contohnya : Flabellina rugosa.

Seperti kerucut. Contohnya : Textularia cretoa.

Fusiform. Contohnya : Vaginulina laguman.

Pyriform. Contohnya : Elipsoglandulina velascoensis. Semicircular. Contohnya : Pavanina flabelliformis.

Polythalamus merupakan suatu susunan kamar dan bentuk akhir kamar foraminifera yang memiliki lebih dari satu kamar. Misalnya uniserial saja atau biserial saja. Macam macam polythalamus: Uniformed terbagi menjadi a. Uniserial istilah untuk cangkang yang terdiri dari kamar-kamar yang tersusun segaris. Uniserial yang terbagi lagi menjadi: Rectilinear (linear punya leher) test uniserial terdiri atas kamr-kamar bulat yang dipisahkan dengan stolonxy atau neck. Contohnya : Siphonogerina, Nodogerina.

Linear tanpa leher yaitu kamar tidak bulat dan satu sama lain tidak dipisahkan leher-leher. Contohnya : Nodosaria.

Equitant unserial yaitu test uniserial yang tidak memiliki leher tetapi sebaliknya kamarnya sangat berdekatan sehingga menutupi sebagian yang lain. Contohnya : Glandulina.

Curvilinier/uniserial arcuate yaitu test uniserial tetapi sedikit melengkung dan garis batas kamar satu dengan yang lain atau suture membentuk sudut terhadap sumbu panjang. Contohnya: Dentalina.

Kombinasi antara rectilinier dengan linier tanpa leher. Coiled test atau test yang terputar, macam-macamnya antara lain: Involute yaitu test yang terputar dengan putaran akhir menutupi putaran yang sebelumnya, sehingga putaran akhir saja yang terlihat. Contoh : Elphidium.

Evolute yaitu test yang terputar dengan seluruh putarannya dapat terihat. Contohnya : Anomalia Nautiloid yaitu test yang terputara dengan kamr-kamar dibagian umbirical (ventral) menumpang satu sama lain. Sehingga kelihatan kamar-kamarnya lebih besar dibagian peri-peri dibandingkan dibagian umbilicus. Contoh: Nonion.

Rotaloid test merupakan test yang terputar tidak pada satu bidang dengan posisi pada dorsal seluruh putaran terlihat, sedangkn pada ventral hanya putaran terakhir terlihat. Contoh : Rotalia.

Helicoids test merupakan test yang terputar meninggi dengan lingkarannya cepat menjadi besar. Terdapat pada subfamily Globigeriniidae (plankton) contoh: Globigerina.

b. Biserial yaitu test yang tersusun oleh dua baris kamar yang terletak berselang-seling. Contoh : Textularia.

c. Teriserial yaitu test yang tersusun oleh tiga baris kamar yang terletak berselang-seling. Contoh : Uvigerina, Bulmina.

Biformed testBiformed test merupakan dua macam susunan kamar yang sangat berbeda satu dengan yang lainnya dalam sebuah test, misalnya biserial pada awalnya kemudian menjadi uniserial pada akhirnya. Contoh : Bigerina.

Triformed test Triformed test yaitu tiga bentuk susunan kamar dalam sebuah test misalnya permulan biserial kemudian berputar sedikit dan akhirnya menjadi uniserial. Contohnya : Vulvulina.

Multiformed test Multiformed test merupakan dalam sebuah test lebih dari tiga susunan kamar, bentuk ini jarang ditemukan.

Bentuk test adalah bentuk keseluruhan dari cangkang foraminifera sedangkan bentuk kamar merupakan bentuk masing-masing kamar pembentuk test. Macam-macam pembentuk test antara lain : Tabular (berbentuk tabung), contohnya Bathyspiral rerufescens Bifurcating (bentuk cabang), contohnya Rhabdammina abyssorum. Radiate (bentuk radial), contohnya Astrorizalimicola sandhal. Arborescent (bentuk pohon), contohnya Dendrophrya crecta. Irregular (bentuk tak teratur), contohnya Planorbulinoides sp. Hemispherical (bentuk setengah bola), contohnya Pyrgo murrhina. Zig-zag (bentuk berbelok-belok), contohnya Lenticulina. Lancealate (bentuk seperti gada), contohnya Guttulina sp. Conical (bentuk kerucut), contohnya Textularilla cretos. Spherical (bentuk bola), contohnya Orbulina universa. Discoidal (bentuk cakram), contoh Cycloloculina miocenica. Fusiform (bentuk gabungan), contohnya Vaginulina leguman. Biumbilicate (mempunyai dua umbilicus), contohnya Anomalinella rostrata. Biconvex (bentuk cembung di kedua sisi), contohya Robulus nayaroensis. Flaring (bentuk seperti obor), Goesella rotundeta. Spiroconvex (bentuk cembung di sisi dorsal), contohnya Cibicides refulgens. Umbilicoconvex (bentuk cembung di sisi ventral), contohnya Pulvinulinella pacivica. Lenticular biumbilicate (bentuk lensa), contohnya Cassidulina laevigata. Palmate (bentuk daun), contohnya Flabellina frugosa.

C. Septa dan SutureSepta adalah bidang yang merupakan batas antara kamar satu dengan lainnya, biasanya terdapat lubang-lubang halus yang disebut foramen. Septa tidak dapat terlihat dari luar test, sedangkan yang tampak pada dinding luar test hanya berupa garis yang disebut suture.Suture merupakan garis yang terlihat pada dinding luar test, merupakan perpotongan septa dengan dinding kamar. Suture penting dalam pengklasifikasian foraminifera karena beberapa spesies memiliki suture yang khas.Macam-macam bentuk suture : Tertekan (melekuk), rata atau muncul dipermukaan test. Contohnya: Chilostomella colina. Lurus, melengkung lemah, sedang atau kuat. Contoh: Orthomorphina challegerianaSuture yang mempunyai hiasan. Contohnya: Elphidium incertum untuk hiasan berupa bridge. Jumlah kamar dan jumlah putaranMengklasifikasikan foraminifera berdasarkan jumlah kamar dan jumlah putaran perlu diperhatikan. Karena spesies tertentu mempunyai jumlah kamar pada sisi ventral yang hampir pasti sedang dan pada bagian sisi dorsal akan berhubungan erat dengan jumlah putaran. Jumlah putaran yang banyak umumnya mempunyai jumlah kamar yang banyak pula , namun jumlah putaran itu juga jumlah kamarnya dalam satu spesies mempunyai kisaran yang hampir pasti.Pada susunan kamar trochospiral jumlah putaran dapat diamati pada sisi dorsal, sedangkan pada planispiral jumlah putaran pada sisi ventral dan dorsal mempunyai kenampakan yang sama.Cara menghitung putaran adalah dengan menentukan arah putaran dari cangkang. Kemudian menentukan urutan pertumbuhan kamar-kamarnya dan menarik garis pertolongan yang memotong kamar 1 dan 2 dan menarik garis tegak lurus yang melalui garis pertolongan pada kamar 1 dan 2.

D. ApertureMerupakan lubang utama pada cangkang foraminifera yang berfungsi untuk memasukkan makanan dan mengeluarkan protoplasma biasanya terletak pada kamar bagian terakhir.