morfologi

10
RUBELLA DEFINISI DAN ETIOLOGI Rubella adalah virus saluran nafas. Rubella (berarti ‘merah kecil’) pertama kali dibedakan dari campak oleh seorang dokter jerman, dan disebut juga german measles. Virus ini menimbulkan gejala demam akut yang ditandai oleh ruam kulit dan limfadenopati auricular posterior dan suboccipital yang menyerang anak-anak dan dewasa muda. Ini merupakan eksanthema viral umum yang paling ringan. Tetapi, infeksi selama awal kehamilan menyebabkan abnormalitas serius pada janin, termasuk malformasi kongenital dan retardasi mental. Akibat rubella dalam rahim berkenan dengan sindroma rubella kongenital. Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus RNA dari golongan Togavirus. MORFOLOGI Rubella termasuk dalam family Togaviridae genus Rubivirus , dengan ukuran Ө 70 nm, genom RNA (+) terdiri dari untai tunggal (single stranded) dan intinya dikelilingi oleh selubung lipoprotein. Dan amplop yang melingkari partikel mengandung dua glikoprotein. rubella tidak ditularkan melalui arthropoda. Virus ini diinaktivasi oleh pH asam, panas, pelarut organik, dan deterjen GENOM Genome beruntai tunggal RNA dari polaritas (+) yang dikelilingi oleh ikosahedral kapsid . RNA-genom dalam kapsid memiliki panjang sekitar 9'757 nukleotida dan encode selama dua non-struktural serta tiga protein struktural. The kapsid protein dan VIRUS RUBELLA 1

Upload: tiven-stive

Post on 21-Oct-2015

121 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Morfologi

RUBELLA

DEFINISI DAN ETIOLOGI

Rubella adalah virus saluran nafas. Rubella (berarti ‘merah kecil’) pertama kali dibedakan dari

campak oleh seorang dokter jerman, dan disebut juga german measles. Virus ini menimbulkan gejala

demam akut yang ditandai oleh ruam kulit dan limfadenopati auricular posterior dan suboccipital yang

menyerang anak-anak dan dewasa muda. Ini merupakan eksanthema viral umum yang paling ringan.

Tetapi, infeksi selama awal kehamilan menyebabkan abnormalitas serius pada janin, termasuk

malformasi kongenital dan retardasi mental. Akibat rubella dalam rahim berkenan dengan sindroma

rubella kongenital. Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus RNA dari golongan Togavirus.

MORFOLOGI

Rubella termasuk dalam family Togaviridae genus Rubivirus , dengan ukuran Ө 70 nm, genom RNA (+)

terdiri dari untai tunggal (single stranded) dan intinya dikelilingi oleh selubung lipoprotein. Dan amplop

yang melingkari partikel mengandung dua glikoprotein. rubella tidak ditularkan melalui arthropoda.

Virus ini diinaktivasi oleh pH asam, panas, pelarut organik, dan deterjen

GENOM

Genome beruntai tunggal RNA dari polaritas (+) yang dikelilingi oleh ikosahedral kapsid . RNA-genom

dalam kapsid memiliki panjang sekitar 9'757 nukleotida dan encode selama dua non-struktural serta

tiga protein struktural. The kapsid protein dan dua glikosilasi protein amplop E1 dan E2 menembus tiga

struktural protein

KLASIFIKASI

Virus Rubella, termasuk dalam kumpulan IV ((+) ssRNA) dan merupakan anggota dari family

Togaviridae, adalah satu-satunya anggota genus Rubivirus. Walaupun gambaran morfologis dan sifat –

sifat fisikokimianya menempatkannya dalam kelompok Togavirus, rubella tidak ditularkan melalui

arthopoda.

Virus rubella dapat menyebabkan infeksi rubella postnatal dan rubella kongenital.

A. RUBELLA POSTNATAL

VIRUS RUBELLA 1

Page 2: Morfologi

Riwayat Penyakit:

Patogenesis dan Patologi

Infeksi neonatal, dan dewasa terjadi diseluruh mukosa saluran pernafasan atas.

Replikasi virus permulaan mungkin terjadi di dalam saluran pernapasan, diikuti oleh

perkembangbiakan dalam limfonodi servikal. Viremia terjadi setelah 5 – 7 hari

dan berlangsung sampai timbulnya antibody sekitar hari ke 13 – 15. Pembentukan

antibody yang bersamaan dengan penampakan ruang kulit, menunjukkan suatu dasar

imunologis ruang kulit. Setelah ruang kulit timbul, virus tetap dapat terdeteksi hanya di

nasofaring, dimana ia bisa bertahan selama beberapa minggu.

Temuan Klinis

Rubella biasanya dimulai dengan malaise, demam berderajat rendah, dan ruang

kulit morbilliform yang timbul pada hari yang sama. Ruang kulit dimulai dari wajah dan

meluas keseluruh badan dan ekstremitas, dan jarang berlangsung lebih dari 3 hari. Tidak

terdapat gambaran ruang kulit yang patognomonika untuk rubella. Kecuali terjadi suatu

epidemic, penyakit ini sulit didiagnosis secara klinis, karena ruang kulit yang disebabkan

oleh virus lain (misalnya enterovirus), sama. Terdapat limfadenopati auricular posterior

dan suboksipital. Arthraglia dan arthritis sementara sering terlihat pada wanita.

Walaupun terdapat kesamaan tertentu, arthritis rubella menurut etiologi tidak

berkaitan dengan arthritis rheumeotoid. Penyulit yang jarang meliputi purpura

trombositopenia dan ensefalitis.

Pemeriksaan Laboratorium

Diagnosis klinis Rubella tidak dapat dipercaya karena banyak infeksi virus yang

menyebabkan gejala yang sama dengan yang ada pada Rubella. Diagnosis pasti

bertumpu pada studi laboratorium spesifik (isolasi virus atau bukti serokonversi).

A. Isolasi dan identifikasi virus

Swab nasofaring dan tenggorokan yang diambil dalam 3-4 hari setelah timulnya

gejala merupakan sumber terbaik untuk virus rubella. Berbagai lini sel kultur

jaringan kera (BSC-1, Vero) atau kelinci (RK-13, SIRC) asli, juga kultur ginjal kera hijau

Afrika primer, bisa dipakai. Rubella menimbulkan efek sinopati yang tidak begitu

mencolok pada kebanyakan lini sel. Dengan menggunakan sel-sel yang di kultur

VIRUS RUBELLA 2

Page 3: Morfologi

dalam vial, antigen virus dapat terdeteksi dengan imunofluoresen 3-4 hari pasca

inokulasi.

B. Serologi

Tes HI adalah tes standart untuk serolog rubella. Tetapi serum harus diberi

perlakuan tertentu sebelumnya untuk meniadakan penghambat non spesifik

sebelum di tes. Tes ELISA lebih disukai karena tidak membutuhkan perlakuan

tertentu sebelumnya dan dapat disesuaikan untuk mendeteksi IgM spesifik.

Deteksi IgG adalah bukti imunitas, karena hanya ada satu serotype pada virus

rubella. Untuk kepastian yang akurat dari infeksi rubella terkini (sangat penting

untuk kasus pada wanita hamil), kenaikan titer antibody harus terlihat antara dua

sample serum yang diambil setidaknya berjarak 10 hari, atau IgM spesifik rubella

harus terdeteksi dalam specimen tunggal. Pengetesan serologi yang akurat untuk

antibody rubella begitu penting sehingga berbagai perangkat diagnostic dalam

beragam bentuk tersedia di pasaran. Kebanyakan individu tidak mampu menilai

status imunitas mereka secara terpercaya, karena infeksi subklinis sering terjadi dan

ruam kulit yang disebabkan oleh virus lain bisa keliru dengan rubella.

B. RUBELLA KONGENITAL

Riwayat Penyakit:

PATOGENESIS DAN PATOLOGI

Viremia maternal yang menyebabkaan infeksi selama kehamilan biasa menimbulkan

infeksi plasenta dan janin. Hanya sejumlah terbatas sel janin yang terinfeksi. Walaupun

virus tidak menghancurkan sel, rasio pertumbuhan sel yang terinfeksi menurun,

menyebabkan sel dalam organ yang terkena jumlahnya lebih sedikit pada waktu lahir.

Infeksi biasa menimbulkan kekacauan dan hipoplasia perkembangan organ,

menyebabkan anomali struktual pada bayi baru lahir.

Saat infeksi janin, menentukan luasnya efek teratogenik. Secara umum,semakin

awal infeksi terjadi selama kehamilan adalah yang paling kritis. Infeksi pada bulan

pertama kehamilan menyebabkan abnormalitas janin pada sekitar 50% kasus,

sementara kerusakan yang dapat terdeteksi di temukan pada sekitar 20% janin yang

memperoleh penyakit selama bulan kedua kehamilan dan sekitar 4% janin terinfeksi

selama bulan ketiga.

VIRUS RUBELLA 3

Page 4: Morfologi

Infeksi rubella internal yang tidak jelas juga dapat menimbulkan kematian janin dan

absorbsi spontan. Infeksi rubella dalam rahim menyebabkan virus menetap secara

kronis pada neonates. Saat lahir, virus dengan mudah terdeteksi dalam sekresi faring,

berbagai organ, aliran serebrospinal urin, dan rectal swab. Eskresi virus biasa

berlangsung selama 12-18 bulan setelah kelahiran, tetapi tingkat pelepasan berangsur-

angsur menurun seiring bertambahnya usia.

TEMUAN KLINIS

Virus rubella telah diisolasi dari banyak organ dan tipe sel yang berlainan dari

janin yang terinfeksi dalam rahim. Gambaran klinis sindroma rubella kongenital dapat

dikelompokan dalam tiga kategori besar :

1. Efek sementra pada bayi

2. Manifestasi permanen yang bisa timbul saat lahir atau dikenali selama tahun

pertama dan,

3. Abnormalitas perkembangan yang tampak dan berlanjut selama masa anak-anak

dan adolesen.

Kerusakan permanen yang paling sering adalah penyakit jantung kongenital (duktus

arteriosus persisten, stenosis aorta dan pulmoner, stenosis katup pulmoner, defek

septum ventrikuler atau atrial), kebutaan atau parsial (Katarak, glaucoma,

chorioretinitis), dan ketulian neurosensorik. Bayi juga bisa menunjukan gejala retardasi

pertumbuhan sementara, Kegagalan pertumbuhan, hepatosplenimegali, purpura

trombositopeni, anemia, osteitis, dan meningoensofalitis.

Manifestasi perkembangan yang paling sering pada rubella kongenital adalah

retardasi mental sedang sampai berat. Kelainan psikiatri dan manifestasi perilaku bisa

terjadi pada anak usia sekolah dan prasekolah. Manifestasi ensefalitis sindroma rubella

kongenital menetap dan beragam, pada anak usia 9-12 tahun menunjukan kelemahan

belajar yang signifikan, keseimbangan yang buruk, kelemahan otot, dan defisit persepsi

taktil.

Beberapa bayi yang terinfeksi virus tampak normal pada waktu lahir tapi

abnormalitas timbul belakangan. Bayi-bayi ini bisa berperan sebagai sumber penularan

di rumah sakit dan di rumah. Panensefalitis rubella progresif, suatu penyulit yang jarang

timbul pada dasawarsa kedua dalam kehidupan anak-anak dengan rubella kongenital,

VIRUS RUBELLA 4

Page 5: Morfologi

merupakan suatu deteriorasi neurologis yang berat dan berlanjut pada kematian yang

tak terelakkan. Disebabkan oleh infeksi kronis virus rubella, pasien mempunyai titer

antibodi rubella yang tinggi, dan virus diisolasi dari jaringan otak melalui teknik

penanaman.

DIAGNOSIS LABORATORIUM

Bayi yang terinfeksi dalam rahim melepaskan banyak virus pada sekresi faring dan

cairan tubuh lainnya sampai berusia 18 bulan. Virus telah banyak di temukan dari

berbagai jaringan pada pengujian postmortem.

Penampakan antibody rubella dari kelas IgM pada bayi merupakan diagnosis rubella

kongenital. Antibodi IgM tidak menembus plasenta,sehingga keberadaan mereka

menunjukan bahwa mereka pasti disintesis oleh bayi pada saat berada dalam rahim.

Anak-anak dengan rubella kongenital menunjukan kelemahan imunitas cell mediated

spesifik untuk virus rubella.

PENCEGAHAN, PENCEGAHAN dan PENGOBATAN

Rubella adalah penyakit ringan yang dapat sembuh sendiri dan tidak memerlukan

pengobatan khusus tertentu.

Rubella yang dibuktikan dengan test laboratorium pada 3-4 bulan pertama

kehamilan hampir selalu menyebabkan infeksi janin. Immunoglobulin intra vena (IGIV)

yang disuntikan pada ibu tidak melindungi janin terhadap infeksi rubella karena

biasanya diberikan untuk mencegah viremia.

Tidak ada pengobatan khusus untuk rubella kongenital. Berbagai abnormalitas

dapat diperbaiki dengan pembelahan atau bisa bereaksi terhadap terapi medis.

Perkembangan pesat vaksin rubella dapat mencegah rubella kongenital. Untuk

memberantas rubella dan sidroma rubella kongenital, penting untuk mengimunisasi

wanita pada usia subur seperti juga anak usia sekolah.

Saat ini pencegahan rubella terbaik adalah dengan pemberian vaksin virus hidup

galur RA 27/3. Virus tersebut dilemahkan dengan pemindahan berulang di sel diploid

manusia, WI-38. Vaksin rubella hidup ini disuntikan subkutan sendiri atau bersama

VIRUS RUBELLA 5

Page 6: Morfologi

dengan vaksin untuk campak dan gondong (vaksin MMR-II). Vaksin ini memberikan

perlindungan 95 %.

Kebanyakan infeksi rubella didapat tidak memerlukan terapi khusus jika komplikasi

terjadi lakukan pengobatan simptomatis dan suportif.

VIRUS RUBELLA 6

Page 7: Morfologi

KESIMPULAN

Rubella adalah virus saluran nafas. Rubella (berarti ‘merah kecil’). Virus Rubella, termasuk dalam

kumpulan IV ((+) ssRNA) family Togaviridae, genus Rubivirus. Virus rubella dapat menyebabkan infeksi

rubella postnatal dan rubella kongenital. Untuk memberantas atau mencegah rubella dan sidroma

rubella kongenital, penting untuk mengimunisasi wanita pada usia subur seperti juga anak usia sekolah.

atau dengan pemberian vaksin virus hidup galur ra 27/3. Sampai saat ini terapi virus rubella belum

ditemukan.

VIRUS RUBELLA 7

Page 8: Morfologi

DAFTAR PUSTAKA

Jawetz, dkk. Mikrobiologi Kedokteran, Buku II. 2005. Jakarta, Salemba Medica

Staf Pengajar FK Universitas Indonesia. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Ed.Revisi. 1994.

Jakarta

VIRUS RUBELLA 8