modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

14

Click here to load reader

Upload: suher-lambang

Post on 28-May-2015

2.171 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

PERTEMUAN 1

MATA KULIAH PSIKOLOGI FAAL

oleh : Ahmad Muhidin, M.Psi

Pokok Bahasan

PENGANTAR PSIKOLOGI FAAL

Tujuan Pembelajaran :

Memahami dan Menjelaskan Konsep-Konsep Psikologi Faal Mengenai :

A. Evolusi Perfekstive Perilaku ; Idealisme (Psikologisme) Vs Materialisme

(Biologisme)

B. Deterministik Perilaku : Nature vs Nurture

C. Fokus Kajian Psikologi Faal

D. Kemajuan Kajian-Kajian Terkait Psikologi Faal

E. Perkembangan Implementasi Psikologi Faal

Page 2: Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

Materi Kuliah :

1. PENGANTAR PSIKOLOGI FAAL

PSIKOLOGI FAAL, berasal dari Psikologi dan Ilmu Faal. PSIKOLOGI adalah

Ilmu yang mempelajari perilaku manusia (Bigot, dkk, 1950), sedangkan ILMU

FAAL adalah Ilmu yang mempelajari tentang fungsi dan kerja alat-alat dalam

tubuh. Jadi Psikologi Faal adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia

dalam kaitannya dengan fungsi dan kerja aiat-alai dalam tubuh.

Dalam mempelajari perilaku manusia kita mengenal adanya 3 fungsi utama

yang mempengaruhi perilaku individu, yaitu fungsi kognisi (pikiran), fungsi afeksi

(emosi), dan fungsi konasi (kenzauan/kehendak). Dalam Psikologi Faal, titik berat

perhatian kita adalah meninjau kondisi faali atau kondisi biologis yang

mempengaruhi fungsi-fungsi perilaku tersebut.

Sebelum kita dapat memahami fungsi dan kerja alat-alat tubuh yang

mempengaruhi perilaku seseorang, lebih dahulu kita perlu mengenal anatomi

alat-alat tubuh. ANATOMI adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

susunan atau struktur alat-alat tubuh. Oleh karena itu dalam Psikologi Faal,

selain kita belajar fungsi dan kerja alat-alat tubuh yang mempengaruhi perilaku,

kita juga akan mengenal anatomi dari alat-alat tubuh.

Dalam Psikologi Faal akan dipelajari:

I. Alat-alat yang bekerja pada proses fungsi kognitif, afektif, dan konasi

berlangsung

II. Proses-proses yang berlangsung pada alat-alat tubuh tersebut

Menurut fungsinya, alat-alat tubuh dibagi dalam empat kelompok, yaitu:

1. Alat-alat untuk Pertukaran Zat

2. Alat-alat untuk Reproduksi

3. Alat-alat untuk Gerak

4. Alat-alat untuk Koordinasi

Page 3: Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

Meskipun dibagi atas kelompok-kelompok seperti tersebut diatas, namun

fungsi dari kelompok-kelompok tersebut berkaitan dengan erat. Contoh

konkritnyadapat kita simak dari uraian berikut ini; Organisme perlu

menyesuaikan din dengan lingkungan atau bereaksi terhadap perubahan di

dalam lingkungan untuk mempertahankan hidup (antara lain digunakan alat-alat

untuk reproduksi dan alat-alat gerak). Untuk melakukan kegiatan-kegiatan

dalam mempertahankan hidup is memerlukan alat-alat koordinasi, tanpa alat-

alat koordinasi tidak dapat terjadi koordinasi antara alat-alat tubuh dan tidak

dapat terjadi penyesuaian dengan lingkungan atau reaksi terhadap perubahan

dalam lingkungan, sedangkan alat-alat koordinasi memerlukan alat-alat

pertukaran zat agar dapat berfungsi.

Yang termasuk dalam alat-alat koordinasi adalah:

1) Alat-alat Indera

2) Susunan Saraf Pusat

3) Susunan Saraf Perifer

4) Alat-alat Endokrin

Alat-alat tersebut bekerja pada saat dilakukan fungsi kognitif, afektif, maupun

konasi. Oleh karena itu dalam Psi kologi Faal ini titi k berat kita pada alat-alat

koordinasi, karena tanpa alat-alat koordinasi tidak dapat terjadi koordinasi antara

,alat-alat tubuh dan tidak dapat terjadi penyesuaian dengan lingkungan atau

reaksi terhadap perubahan dalam lingkungan.

Page 4: Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

2. Evolusi Perfekstive Perilaku ; Idealisme (Psikologisme) Vs Materialisme

(Biologisme).

Pemikiran psikologi di era kontemporer banyak dihiasi oleh perdebatan antara

paham idealisme dan materialisme. Spirit materialisme dalam psikologi tentunya

tidak hanya dapat ditemukan di sejarah gerakan ilmu pengetahuan dunia bahkan

Eropa Barat dan Amerika juga dilandasi oleh gerakan materialisme. Sigmund

Freud, John Watson, dan Skinner adalah beberapa penganut paham materialism

dalam psikologi. Menariknya dibalik situasi pengaruh filsafat materialism,

terdapat fenomena yang cukup mengejutkan dikarenakan spirit idealisme,

humanistik, dan spiritual juga mengalir diam-diam dalam mainstream psikologi.

Apakah Perilaku Disebabkan oleh Faktor Psikologis atau Faktor

Page 5: Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

Fisiologis? Pendapat ini muncul sejak zaman Renaissance dimana ilmu-ilmu

yang ada berkembang berdasarkan pemikiran dan dogma-dogma yang belum

dibuktikan lewat kenyataan. Menurut dogma-dogma yang berlaku saat itu,

perilaku manusiasemata-mata disebabkan oleh hukum alam (faktor fisiologis).

Masalah alah fundamental yang besar dari perkembangan filsafat pengetahuan,

ialah masalah mengenai hubungan antara pikiran dengan keadaan. Jadi

masalah hubungan antara pikiran dengan keadaan, hubungan antara jiwa

dengan alam - masalah yang terpenting dari seluruh filsafat - mempunyai, tidak

kurang daripada semua agama, akar-akarnya di dalam paham-paham

kebiadaban yang berpikiran-sempit dan tiada berpengetahuan. Jawaban-

jawaban yang diberikan oleh para ahli filsafat ke masalah ini membagi mereka ke

dalam dua kubu besar. Mereka yang menegaskan bahwa jiwa ada yang primer

jika dibandingkan dengan alam, dan karenanya, akhirnya, menganggap adanya

penciptaan dunia dalam satu atau lain bentuk - dan di kalangan para ahli filsafat,

Hegel, misalnya, penciptaan ini sering menjadi lebih rumit dan mustahil daripada

dalam agama merupakan kubu idealisme. Yang lain, yang menganggap alam

sebagai yang primer, tergolong ke dalam berbagai mazhab materialisme. Dua

pernyataan ini, idealisme,dan materialisme,ikut mempengaruhi perfekstif tentang

perilaku pada psikologi.

Sebelum 1879, psikologi dianggap sebagai bagian dari filsafat atau ilmu faal.

Pada mulanya ahli-ahli filsafat dari zaman Yunani Kuno-lah yang mulai

memikirkan gejala-gejala kejiwaan. Saat itu belum ada pembuktian-pembuktian

secara empiris atau ilmiah. Mereka mencoba menerangkan gejala-gejala

kejiwaan melalui mitologi. Cara pendekatan seperti itu disebut sebagai cara

pendekatan yang naturalistik.

Di antara sarjana Yunani yang menggunakan pendekatan naturalistik adalah

Thales (624-548 SM) yang sering disebut sebagai Bapak Filsafat. Ia meyakini

bahwa jiwa dan hal-hal supernatural lainnya tidak ada karena sesuatu yang ada

Page 6: Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

harus dapat diterangkan dengan gejala alam (natural phenomenon). Ia pun

percaya bahwa segala sesuatu berasal dari air dan karena jiwa tidak mungkin

dari air maka jiwa dianggapnya tidak ada. Tokoh lainnya adalah Anaximander

(611-546 SM) yang mengatakan bahwa segala sesuatu berasal dari sesuatu

yang tidak tentu, sementara Anaximenes (abad 6 SM) mengatakan bahwa

segala sesuatu berasal dari udara. Tokoh yang tak kalah pentingnya adalah

Empedocles, Hippocrates, dan Democritos.

Empedocles (490-430 SM) mengatakan bahwa ada empat elemen besar dalam

alam semesta, yaitu bumi/tanah, udara, api, dan air. Manusia terdiri dari tulang,

otot, dan usus yang merupakan unsur dari tanah; cairan tubuh merupakan unsur

dari air; fungsi rasio dan mental merupakan unsur dari api; sedangkan

pendukung dari elemen-elemen atau fungsi hidup adalah udara. Berdasarkan

pada pandangan Empedochles, Hipocrates (460-375 SM) yang dikenal sebagai

Bapak Ilmu Kedokteran, menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat empat

cairan tubuh yang memiliki kesesuaian sifat dengan keempat elemen dasar

tersebut.

Berdasarkan komposisi cairan yang ada dalam tubuh manusia tersebut maka

Hipocrates membagi manusia dalam empat golongan, yaitu:

Sanguine, orang yang mempunyai kelebihan (terlalu banyak ekses) darah

dalam tubuhnya mempunyai temperamen penggembira.

Melancholic, terlalu banyak sumsum hitam, bertemperamen pemurung.

Choleric, terlalu banyak sumsum kuning, bertemperamen semangat dan

gesit.

Plegmatic, terlalu banyak lendir dan bertemperamen lamban.

Page 7: Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

Democritus (460-370 SM) berpendapat bahwa seluruh realitas yang ada di dunia

ini terdiri dari partikel-partikel yang tidak dapat dibagi lagi yang oleh Einstein

kemudian diberi nama “atom”. Beratus-ratus tahun sesudah Democritus prinsip

tersebut masih diikuti oleh beberapa sarjana, antara lain I.P. Pavlov dan J.B.

Watson yang sama-sama berpendapat bahwa ‘atom’ dari jiwa adalah refleks-

refleks.

Tokoh-tokoh Yunani kuno tersebut di atas pada dasarnya menganggap bahwa

jiwa adalah satu dengan badan. Jiwa dan badan berasal dari unsur-unsur yang

sama dan tunduk pada hukum-hukum yang sama (pandangan monoisme).

Selain pandangan monoisme, tumbuh pula pandangan dualisme, yaitu

pandangan yang memisahkan jiwa dari badan, jiwa tidak sama dengan badan,

dan masing-masing tunduk pada peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang

terpisah

Beberapa ahli ilmu pengetahuan ingin membuktikan fenoma perilaku melalui

kenyataan dan bukan melalui dogma dan pemikiran filsafati. Pada zaman

renaissance tersebut sering terjadi bentrokan pendapat antara ahli yang

berpikiran modern dan berpikiran dogmatis. Sampai muncul Rene Descartes

(dibaca: Day Cart) yang menjembatani kedua perbedaan tersebut dengan

menyatakan bahwa dunia ini terdiri dari dua elemen utama, yaitu (1) Benda-

benda Fisik, atau benda-benda yang perilakunya disesuaikan dengan hukum

alam dan dapat dijadikan objek penelitian ilmiah, (2) Pikiran Manusia (jiwa atau

spirit) yang tidak berkaitan dengan benda fisik tetapi mengkontrol perilaku

manusia.

Menurut Descartes, bagian tubuh manusia, termasuk didalamnya adalah otak,

adalah bagian tubuh yang sifatnya sangat fisik. Oleh karena itu adalah

perbedaan antara otak dan pikiran manusia. Otak bersifat sangat fisik,

sedangkan pikiran manusia yang mengontrol perilaku bersifat psikologis.

3. Deterministik Perilaku : Nature vs Nurture.

Page 8: Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

Perdebatan mengenai perilaku sebagai hasil keturunan atau hasil belajar

sudah banyak dikenal melalui konsep nature (alami/keturunan) vs nurture

(hasil pengaruh lingkungan/belajar).

Kebanyakan ahli dari Amerika, khususnya Amerika Utara adalah penganut

behaviorism yang menyatakan bahwa perilaku adalah sepenuhnya hasil dari

pengaruh lingkungan (misalnya melalui proses belajar). Penelitian John B.

Watson (bapak behaviorism) menunjukkan bahwa bayi-bayi keturunan penipu,

perampok, pembunuh, dan pelacur dapat tumbuh tanpa sama sekali

nnenunjukkan perilaku yang mirip dengan orangtuanya apabila diasuh dalam

lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan orangtuanya.

Sebaliknya, anak seorang pengusaha yang pintar dan sukses dapat menjadi

sangat bodoh dan tumbuh menjadi perampok apabila dibesarkan dalam

lingkungan yang buruk.

Berlawanan dengan pendapat di atas, para ahli Eropa yang menganut paham

ethology menyatakan bahwa perilaku didasarkan pada instinctive behavior,

yaitu perilaku yang umurnnya muncul pada species yang sama meskipun tidak

ada kesempatan untuk mempelajari perilaku itu terlebih dahulu. Contohnya

perilaku menghisap pada bayi. Meskipun pada perkembangannya perilaku

instinktif ini kurang banyak dianut orang, tetapi kondisi inilah yang menandai

perkembangan awal psikologi.

Cara Berpikir Biopsikologi datum Memahami Perkembangan Perilaku (Pinel,

1993) :

1. Evolusi mempengaruhi faktor genetik yang berpengaruh pada perilaku

2. Setiap gen individu mengembangkan sistem saraf yang merniliki karakteristik

sendiri

3. Perkembangan sistem saraf tiap individu tergantung pada interaksinya dengan

lingkungan (contoh pengalaman)

4. Kapasitas Kapasitas dan tendensi perilaku individu tergantung pada pola aktivitas neural

yang khas, misalnya pikiran, perasaan, memori, dan sebagainya

5. Perilaku tiap individu muncul dan interaksi antara pola aktivitas neural dan

Page 9: Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

perscpsi individu terhadap situasi saat itu

6. Keberhasilan perilaku individu memungkinkan gen yang mengandung perilaku

untuk diturunkan pada generasi selanjutnya.

4. Fokus Kajian Psikologi Faal.

Kajian psikologi faal berkembang pesat menjadi disiplin ilmu BIOPSIKOLOGI

yaitu cabang dari Ilmu Saraf yang berkaitan dengan segi biologis dari perilaku.

Beberapa ahli menyebutnya dengan "psikobiologi" atau "perilaku biologis" atau

"Behavioral Neuroscience" karena menitikberatkan pada pendekatan biologi dalam

memahami psikologi. Jadi Psikologi Faal dalam perkembangan baru

juga disebut dengan BIOPSIKOLOGI.

Sejak Psikologi lahir, pendekatan secara biopsikologi secara implisit sudah

diungkapkan, namun secara eksplisit baru muncul pada karya D.0 Hebb

(1949), "Organization of Behavior". Dalam karyanya tersebut, Hebb

mengemukakan teori yang komprehensif tentang fenomena psikologi yang

berkaitan dengan persepsi, emosi, pikiran dan memori yang mungkin

dikontrol melalui aktivitas otak. Teori tersebut merupakan salah satu dasar

yang penting dalam menguraikan dan mengkonkritkan pembahasan tentang

perilaku manusia yang kompleks dan kasat mata.

Biopsikologi sebagai cabang ilmu dari Psikologi dibagi dalam 5 bagian utama,

yaitu:

a. Physiological Psychology, fokusnya pada manipulasi sistem saraf

melalui operasi, terapi elektrik, dan terapi kimiawi dalam kondisi

eksperimen yang dikontrol dengan ketat. Jadi dalam eksperimennya biasa

digunakan hewan sebagai subjek penelitian.

b. Psychopharmacology, bergerak dalam bidang yang sama seperti

Physiological Psychology, namun fokusnya lebih kepada obat-obatan (zat

kimia) yang mempengaruhi sistem saraf dan selanjutnya berpengaruh

pada perilaku. Pengaruh zat kimia terhadap otak ini tidak semata-mata

berkonotasi buruk (misalnya pengaruh zat depresif (melemahkan)

Page 10: Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

terhadap aktivitas otak), tetapi juga berusaha menemukan zat-zat kimia

yang berguna dalam penyembuhan kerusakan otak dan zat-zat yang dapat

mengurangi kecanduan obat.

c. Neuropsychology, mempelajari kemunduran perilaku aki bat

kerusakan otak. Pengembangan ilmu dalam neuropsychology umumnya

tidak dapat dilakukan melalui eksperimen tetapi berdasarkan kasus yang ada

atau melalui penelitian quasieksperimen terhadap pasien-pasien yang

menderita kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau

operasi (karena kita tidak dapat merusak otak dengan segaja untuk

melakukan penelitian).

Disiplin ilmu ini memfokuskan pada bagian otak yang disebut dengan

neokorteks, yaitu bagian luar dari cerebral hemispheres yang paling mudah

rusak oleh operasi maupun kecelakaan.

Neuropsychology paling banyak diterapkan dalam cabang-cabang ilmu

biopsikologi karena alat-alat tes yang digunakan dalam asesmen

neuropsikologi sangat membantu dalam menentukan diagnosa dan

memberikan terapi yang tepat, selain bermanfaat pula untuk perawatan

lanjut dan konseling bagi penderita kerusakan otak.

d. Psychaphisiology, fokusnya mempelajari kaitan antara fisiologi dan

perilaku dengan cant inencatat respon-respon fisiologis manusia yang

disebabkan oleh reaksi-reaksi psikologisnya (seperti atensi, emosi, proses

penerimaan informasi).

Prosedur penelitiannya dilakukan secara non-invasive, yaitu pencatatan

reaksi yang diambil dari permukaan tubuh (tidak mengoperasi bagian

dalarnnya). Umumnya yang digunakan untuk mengukur aktivitas otak

adalah electroencephalogram (EEG) yang ditempelkan di kulit kepala.

Selain aktivitas otak, reaksi fisiologis lain yang umumnya dicatat dalam

psikofisiologi adalah ketegangan otot, gerakan mata, sistem saraf otonorn

(yang menimbulkan refleks, seperti detak jantung, tekanan darah, dilatasi

pupil mata clan getaran elektrik di kulit). Penelitianterakhirdalam bidang psikofisiologi

ini juga menarik untuk disimak. Contohnya hasil penelitian Iacono & Koening (1983)

Page 11: Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

yang menunjukkan bahwa individu-individu yang mengalami skizofren serta

keluarganya (Holzman, Solomon, Levin & Waternaux, 1984; dalam Pinel,

1993) mengalami kesulitan dalam mengikuti benda-benda yang bergerak,

seperti pendulum. Lihat gambar 1.1.

e. ComparativePsychology, bagian dari biopsikologi yang lebih menekankan

pada perilaku biologis daripada perilaku yang disebabkan oleh mekanisme

sistem saraf. Comparative psychology mempelajari perbandingan perilaku

spesies yang berbeda-beda dan fokusnya pada genetik, evolusi, dan

perilaku adaptasi dari berbagai spesies. Berbeda dengan ahliahli ethology

yang melakukan penelitian quasi-eksperimen pada spesies di Iingkungan

asalnya, maka comparative psychology cenderung menciptakan lingkungan

yang semi terkontrol dalam laboratorium untuk melihat reaksi perilaku

spesies.

5. Kemajuan Kajian-Kajian Terkait Psikologi Faal.

Meskipun BIOPSIKOLOGI tergolong ilmu yang masih muda, namun

memiliki perkembangan yang cepat dan memiliki kaitan yang erat dengan

disiplin ilmu yang lain, diantaranya:

a. Biological Psychiatry, membahas tentang biologi yang berkaitan dengan

penyimpangan psikiatris dan perlakuan (treatment) terhadap penyimpangan

tersebut melalui manipulasi otak

b. Developmental Neurobiology, membahas tentang perubahan sistem saraf

sejalan dengan kemasakan dan usia; neurobiology biasa juga disebut

dengan neuroscience

c. Neuroanatomy, mempelajari tentang struktur atau anatomi sistem

saraf

d. Neurochemistry, mempelajari proses-proses kiMiawi yang muncul akibat

aktivitas saraf, terutama proses yang mendasari transmisi sinyal melalui

sel-sel saraf

e. Neuroendocrinology, mempelajari interaksi antara sistem saraf dengan

kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon-hormon yang diproduksinya

Page 12: Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

f Neuroethology, mempelajari kaitan antara sistem saraf dan perilaku yang

muncul dalam lingkungan alami hewan dan dalam lingkungan laboratorium

yang dikontrol ketat

g. Neuropathology, mempelajari penyimpangan sistem saraf

h. Neuropharmacology, mempelajari efek obat-obatan pada sistem saraf,

terutama yang mempengaruhi transmisi sel saraf

i. Neurophysiology, mempelajari respon sistem saraf, terutama yang

terlibat dalam transmisi sinyal elektronik melalui sel-sel saraf dan antara

sel-sel saraf

6. Perkembangan Implementasi Psikologi Faal.

Perkembangan psikologi faal sangat memiliki pengaruh besar dalam

perkembangan psikologi praktis di masyarakat. Media teknologi informasi

sebagai media komunikasi, trend motivator, kemajuan metode-metode pelatihan

dan lain sebagainya juga banyak memanfaatkan konsep-konsep pendekatan

psikologi faal dalam implementasi praktis di berbagai bidang psikologi terapan.

Diantaranya adalah beberapa diantaranya adalah metode pendekatan berbasis

fisiologis dalam merubah perilaku. Beberapa bentuk implementasi tersebut

antara lain :

- Dalam Bidang Psikologi Pendidikan

Perkembangan sebuah pendekatan yang dikenal Brain Base Learning.

Pendekatan ini berorientasi pada keseluruhan fungsi bagian otak dalam

proses belajar-mengajar mereka, pola pendidikan yang memberikan

rangsangan yang sama pada seni, kreativitas, dan kemampuan

mengembangkan imajinasi, agar otak kanan dan otak kiri para murid

berfungsi dengan optimal. Dunia pendidikan banyak mengembangkan

model pembelajaran baru yang lebih menekankan pada pemberian stimuli

pada kedua belah otak muridnya, agar hasil belajar yang optimal dapat

tercapai. Dalam pendekatan ini diberikan gambaran bagaimana

Page 13: Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

menerapkan pola fakir otak kanan-otak kiri yang seimbang dalam

pengajaran ‘listening’.

- Dalam Bidang Psikologi Klinis

Berkembangnya Psikoneuroimunologi. Psiko-neuro-imunologi adalah suatu

pendekatan psikologi faal yang mencari hubungan dua arah; yaitu hubungan

kondisi psikologis dengan susunan saraf pusat (otak) dan hubungan kondisi

psikologis dengan sistem kekebalan tubuh. Dalam banyak hal kondisi

psikologik seseorang berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh (baik

dalam arti positif maupun negatif), yang pada gilirannya merupakan faktor

yang mempengaruhi derajat kesehatan seseorang dalam proses

penyembuhan suatu penyakit.

Sebagaimana diketahui bahwa dewasa ini berbagai jenis penyakit yang

berkembang adalah penyakit yang berkaitan erat dengan reaksi psikologik

seperti penyakit degeneratif, penyakit jantung koroner/ kardiovaskuler,

kanker, gangguan metabolisme tubuh, penyakit Psikosomatik/

Psikofisiologik, gangguan kejiwaan (stres, kecemasan, depresi, skizofrenia,

dlsb), serta berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus.

- Dalam Bidang Psikologi Industri dan Organisasi

Berkembang pendekatan Whole Brain Model yaitu membagi otak menurut

dua komponen utama; kulit otak (cortex cerebri) yang menata fungsi-fungsi

kognitif serta sistem limbik yang menata fungsi-fungsi emosi dan membagi

otak menjadi 4 bagian yang disebutnya 4 kuadran otak, (area fungsi rasional,

manajerial, sosioemosional dan strategik). Pendekatan ini melanjutkan hasil

temuan Roger Sperry yang membagi otak menjadi dua belahan yaitu

hemisfer/belahan kiri (konvergen thinking) dan kanan (divergen thinking).

Berkembangnya pendekatan ini didasari oleh konsep neurosains, tentang

pemeriksaan neuropsikologi dan dominasi otak, pengkayaan tentang

kecerdasan dan perilaku yang berkaitan dengan fungsi dan kemampuan otak

Page 14: Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar

yang berkaitan dengan kualitas kemampuan SDM dan kepemimpinan.

Pendekatan ini digunakan pada pengembangan SDM dan organisasi.

- Dalam Bidang Psikologi Populer

Berkembang berbagai pendekatan populer pada beberapa teknik

assessment dan training perubahan tingkah laku, seperti NLP, Brainware

management, Otak Tengah, Hipnotika, Sensomotoric dan lain-lain.