modul non homogen 6 juni 2011.ppt
TRANSCRIPT
Mekanika Rekayasa II
PENAMPANG NON HOMOGEN (KOMPOSIT)
Oleh
Ridho Bayuaji
Program Studi Diploma 3 Teknik Sipil
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2011
Capaian Pertemuan
Kompetensi: Mahasiswa mampu menghitung tegangan lentur pada
penampang tidak homogen serta menggambarkan diagram tegangannya
Materi :1. Penampang tidak homogen: Transformasi
penampang tidak homogen ke penampang homogen.
2. Tegangan pada penampang tidak homogen akibat beban lentur dan diagram tegangannya.
Pendahuluan
Berbagai jenis bahan material (baja, beton, kayu dan material alternatif) memungkinkan untuk digabung untuk memenuhi keperluan struktur teknik sipil dengan pertimbangan tertentu, sering disebut dengan istilah material komposit.
Komposit didefinisikan sebagai dua macam atau lebih material yang digabungkan atau dikombinasikan dalam skala makroskopis ( dapat terlihat langsung oleh mata)sehingga menjadi material baru yang lebih berguna.
Dalam prakteknya balok yang terdiri dari dua bahan, balok kayu biasanya diperkuat dengan ikatan-ikatan logam dan balok beton diperkuat dengan baja tulangan.
Oleh sebab itu perlu diketahui modulus elastisitas masing-masing bahan material tersebut untuk menjamin persyaratan mekanika bahan dari material gabungan.
Langkah-Langkah Perhitungan Penampang Non Homogen
1.Menetapkan bahan yang menjadi bahan tetapan
2.Menghitung angka ekivalen n = E1/E2, E1 > E2 dimana :
E1 = Modulus elastisitas bahan 1 (modulus yang paling besar)
E2 = Modulus elastisitas bahan 2
3. Mengekivalenkan bahan yang lain dengan angka ekivalen, terhadap lebarnya
4. Menghitung luas, garis berat dan momen inersia dari bahan gabungan
5. Untuk perhitungan pada bahan diekivalenkan harus dikalikan n
Catatan : = M.y. n, bahan yang diekivalenkan !!!!I
Modulus Elastis
Material E (N/mm2)Besi/Baja 2,05 x105
Kayu 0,46-1,8x104
Aluminium 6,9 x104
Beton 1,8-3,8x104
Yang dimaksud dengan Modulus Elastisitas (E) adalah perbandingan antara tegangan dan regangan. Modulus ini dapat disebut dengan sebutan Modulus Young.
Satuan = N/mm2 = 10 kg/cm2
2 cm
10 cm
5 cm
Baja, E1 = 2x106 kg/cm2
Kayu, E2 = 1x105 kg/cm2
Baja diekivalenkan ke Kayu
N = E1/E2 = 2x106/1x105 = 20
Maka lebar baja = 20x5 = 100 cm
100 cm
Latihan transformasi penampang non homogen
2 cm
10 cm
5 cm
Baja, E1 = 2x106 kg/cm2
Beton, E2 = 1x105 kg/cm2
Baja diekivalenkan ke kayu
N = E1/E2 = 2x106/1x105 = 20
Maka lebar baja = 20x5 = 100 cm
100 cm
BAJA DIEKIVALENKAN KE KAYU
2 cm
10 cm
5 cm
Baja, E1 = 2x106 kg/cm2
Kayu, E2 = 1x105 kg/cm2
Kayu diekivalenkan ke baja
N = E2/E1= 1x105/2x106 = 0,05
Maka lebar baja = 5x0,05 = 0,25 cm
0,25 cm
KAYU DIEKIVALENKAN KE BAJA
Tugas Kelas
Diketahui :- Bahan 1 adalah baja dengan E1 =
2x106 kg/cm2 - Bahan 2 adalah beton dengan E2 =
2x105 kg/cm2
- Penampang bahan seperti tergambar di samping.
Soal: • Carilah titik berat penampang berikut
dari serat atas (yA)• Gambar dengan sket posisi titik berat
penampang • Hitung Momen Inersia arah sumbu x
(Ix)
Beton
Baja
Baja
2 cm
2 angka NR
P (cm
)
1 cm
5 cmGambar 1. Penampang bahan komposit
baja dan beton sebagai tugas kelas
Contoh Perhitungan Penampang Non Homogen
Diketahui :- Konstruksi komposit kantilever dengan
bentang 2 meter.- Beban lintang, 100 kg (vertikal berlawan
gravitasi) sejarak 2 meter dari perletakan jepit.
- Beban normal, 100 kg (horisontal ke arah kiri dengan asumsi tepat di titik berat penampang).
- Bahan 1 adalah baja dengan E1= 2x106 kg/cm2 dengan dimensi tebal 2cm dan lebar 5 cm
- Bahan 2 adalah kayu dengan E2= 1x105 kg/cm2 dengan dimensi tebal 10 cm dan lebar 5 cm
- Penampang konstruksi komposit seperti tergambar di samping.
Soal: 1. Menghitung tegangan lentur tepat di sebelah kanan (sedikit) perletakan jepit2. Menghitung tegangan geser tepat di sebelah kanan (sedikit) perletakan jepit3. Hitung dan gambar tegangan utama dan tegangan geser ekstrem pada elemen 1 jarak 0,5 m dari
tumpuan, di posisi 2 cm dari sisi bawah penampang
Baja
Kayu
5 cm
100 K
g
100 Kg
200 cm
Baja
2 cm
10 cm
Jepit
Gambar 2. Konstruksi kantilever komposit dan penampang
Penyelesaian• Baja diekivalenkan ke Kayu, maka:
• N = E1/E2 = 20
• Lebar Baja = 100 cm
• Mencari titik berat terhadap sumbu X
• Dimisalkan titik berat (yA) dari serat atas
2
cm1
0 cmKayu
Kayu’ (Baja yang diekivalensikan ke Kayu)
100 cm
Masing-masing luas penampang di kalikan titik berat ke serat atas = Ai.yAi
Luas Kayu‘(A2) = 200 cm2
titik berat kayu‘ (yA1) = 1 cm
Luas Kayu (A2) = 50 cm2
titik berat Kayu (yA2)= 7 cm
Luas Kayu' + Luas Kayu (A Total)=
250 cm2
yA = Ai.yAi/ATotal 2.2 cm
2 cm
10 cmKayu
Kayu ‘
100 cm
2,2 cm
Gambar 3. Penampang yang sudah diekivalenkan
Gambar 3. Letak titik berat penampang terhadap sumbu x-x
Penyelesaian (Lanjutan)• Perhitungan momen Inersia
I kayu' = 66.66667 cm4
titik berat kayu' = 1.2 cm
Luas kayu ' x titik berat kayu’2 = 288 cm4
I kayu = 416.6667 cm4
titik berat kayu 4.8 cm
Luas kayu x titik berat kayu2 = 1152 cm4
Maka momen Inersia Ixx = 1923.333 cm4
• Menggambar Bidang M, N dan D1
00 kg
100 Kg
200 cm
-Bidang M (Momen)
Bidang D (Gaya Lintang)
Bidang N (Gaya Normal)
+
-
20 000 kgcm
100 kg
100 kg
• Menghitung tegangan lentur tepat di sebelah kanan sedikit perletakan jepit
2 cm
10 cm
100 cm
2,2 cm
A
B C
D
E
Penyelesaian (Lanjutan)
L = nMy/Ixx
yA = 2.2
yB = 0.2
yC = 0.2
yD = 0
yE = 9.8
LA = 457.539 kg/cm2 (tarik)
LB = 41.59445 kg/cm2 (tarik)
LC = 2.079723 kg/cm2 (tarik)
LD = 0 kg/cm2
LE = -101.906 kg/cm2 (tekan) 2 cm
10 cm
100 cm
2,2 cm
A
B C
D
E
457,5
41,62,1
- 101,9
• Menghitung tegangan geser tepat di sebelah kanan sedikit perletakan jepit
2 cm
10 cm
100 cm
2,2 cm
A
B C
D
E
Penyelesaian (Lanjutan)
= DS/bID = 100 kgSA = 0 cmSB = 240 cmbB 100 cmSC = 240 cmbC = 5 cmsD = 240.1 cmbD = 5 cmsE = 0 cm
= 0 = 0.024957 kg/cm2C = 2.495667 kg/cm2D = 2.496707 kg/cm2
E = 0
2 cm
10 cm
100 cm
2,2 cm
A
B C
D
E
0,03
2,49671
2,49567
Hitung dan gambar tegangan utama dan tegangan geser ekstrem pada elemen 1 jarak 0,5 m dari tumpuan, di posisi 2 cm dari sisi bawah penampang
100
kg
100 Kg
150 cm
50 cm
A
A
Menghitung M, N, dan D pada titik sejarak 0,5 m dari tumpuan
LA = 150 cm
MA = 15000 kgcm
NA = 100 kg
DA = 100 kgMenghitungan L, N, di dengan jarak dari serat bawah = 2 cm
LA = nMAy/I
n = 1
y = 7.8
LA = -60.8319 kg/cm2
N= -0.4 kg/cm2
= DS/bI
S = 88 cm
b = 5
t = 4.57539 kg/cm2
X = LA+N = -61.2319 kg/cm2
= 0,915 kg/cm22
cm10 cmKayu
Kayu ‘
100 cm
2,2 cm
A-A
2 cm
X =61,23 kg/cm2
XY =0,92 kg/cm2
Menghitung tegangan utama (tegangan normal maksimum dimana tegangan geser = 0)
max, min = -30.6159 +/- 30.62962
max = 0.013672 kg/cm2
min = -61.2456 kg/cm2
• tan (2) = -0.02989
• 21 = -1.712 atau
• 22 = 178.288 1 = -0.856 atau 2 = 89.144
Menghitung tegangan geser ekstrem
max, min = +/- 30.62962
max = 30.62962
min = -30.6296
• tan (2) = 33.4572
• 21 = 88.288 atau
• 22 = 268.288 1 = 44.144 atau 2 = 134.144 x’=1=2=½(+y)
x’= -30.6159
Quiz IDiketahui :- Konstruksi komposit kantilever dengan
bentang 2 meter.- Beban lintang, 100 kg (vertikal sesuai
gravitasi) sejarak 2 meter dari perletakan jepit.
- Beban normal, 100 kg (horisontal ke arah kiri dengan asumsi tepat di titik berat penampang).
- Bahan 1 adalah baja dengan E1= 2x106 kg/cm2 dengan dimensi tebal 2cm dan lebar 5 cm
Soal: 1. (Nilai 35) Hitung tegangan lentur tepat di sebelah kanan (sedikit) perletakan jepit di titik A, B, C, D, E, F,
G), titik B dan C, F dan E adalah titik transisi antara dua material, titik D adalah titik berat penampang2. (Nilai 35) Hitung tegangan geser tepat di sebelah kanan (sedikit) perletakan jepit di titik A, B, C, D, E, F,
G3. (Nilai 30) Hitung tegangan utama dan tegangan geser ekstrem pada elemen 1 jarak 0,5 m dari tumpuan, di
posisi 2 cm dari sisi bawah penampang
Jawaban dikumpulkan per-email paling akhir tanggal 13 Juni jam 24.00 ke alamat email :a3ridho@ gmail.com
- Bahan 2 adalah kayu dengan E2= 1x105 kg/cm2 dengan dimensi tebal (NRP, 2 angka terakhir) cm dan lebar 5 cm
- Bahan 3 adalah Aluminium dengan E3= 5x105 kg/cm2 dengan dimensi tebal 1 cm dan lebar 5 cm
Kesepakatan tanda M, N dan DM M
MM
NN
NN
D
D
D
D
A = 100x2+5x10
= 250 cm2
I = 1923,23 cm4
B
100 kg
100 kgC
1.5 m
N = 100 kg (tekan)
M = 100x150 = 15.000 kgcmD = 100 kgL1 = My/I = 15.000x7,8/1923,3= 60,83 kg/cm2 (-)N1 = N/A = 100/250= 0,4 kg/cm2 (-)1 = DS/bI = 100x(5x20)x8,8/(5x1923,23)= 9,15 kg/cm2 (+)
STATUS TEGANGAN PADA ELEMEN
x = ( n + l ) arah xy= ( n +l ) arah yτxy = τ
• Gambar X dan Y
menunjukkan tanda positif (tarik)
•Gambar XY menunjukkan D (gaya lintang/geser) positif
X
Y
Y
τXY
τXY
X
VII 23
CARA ANALITIS (HITUNGAN) TEGANGAN PADA BIDANG TERTENTU
• TEGANGAN PADA BIDANG TERTENTU– Gambar elemen
– Tegangan normal/aksial
– Tegangan geser
x+y x-y x’ = + cos2 + xysin2 2 2
xx
y
y
yx
yx
xy
xy
x
x’
y’ y
x-y
x’y’ = - sin2 + xycos2 2
Pedoman tanda positip (+) pos (+) : meninggalkan elemen pos (+) : kiri ke bawah, kanan ke atas
x’x’y’
Sudut transformasi Diukur dari sb.x ke sb.x’ berlawanan arah jarum jam
Arah sumbu terhadap bidang Sb.x’ bidang Sb.y’ berimpit bidang
Arah tegangan terhadap bidang x’ arahnya bidang x’y’ arahnya // bidang
Garis bidang
VII 24
CARA ANALITIS (HITUNGAN) TEGANGAN UTAMA/EKSTRIM
• TEGANGAN NORMAL EKSTRIM– Syarat terjadinya tegangan utama/ekstrim
– Besar tegangan normal ekstrim
– Bila terjadi x’maks dan x’min maka x’y’=0
– Bidang dimana terjadi x’maks dan x’min saling tegak lurus (1’ dan 1” berselisih sudut 90)
2xy
tg21 =
x-y
1’ =
1” =
x+y x-y
x’maks = 1 = + √{()2 + (xy)2}
2 2
x+y x-y
x’min = 2 = - √{()2 + (xy)2}
2 2
PEDOMAN KWADRAN tgα = sinα/cosα
Kw II : 180°-α Kw I : α neg = pos/neg pos = pos/pos
Kw III : 180°+α Kw IV : 360°-α pos = neg/neg neg = neg/pos
VII 25
CARA ANALITIS (HITUNGAN) TEGANGAN UTAMA/EKSTRIM
• TEGANGAN GESER EKSTRIM– Syarat terjadinya tegangan utama/ekstrim
– Besar tegangan normal ekstrim
– Bila terjadi x’y’maks dan x’y’min maka x’=1=2=½(x+y)
– Bidang dimana terjadi x’y’maks dan x’y’min saling tegak lurus (2’ dan 2” berselisih sudut 90) x’y’maks = -x’y’min
x-y
tg22 = -
2xy
2’ =
2” =
x-y
x’y’maks = + √{()2 + (xy)2}
2
x-y
x’y’min = - √{()2 + (xy)2}
2
PEDOMAN KWADRAN tgα = sinα/cosα
Kw II : 180°-α Kw I : α neg = pos/neg pos = pos/pos
Kw III : 180°+α Kw IV : 360°-α pos = neg/neg neg = neg/pos
CARA GRAFIS (LINGKARAN MOHR) TEGANGAN UTAMA/EKSTRIM
• LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN LINGKARAN MOHR– Buat salib sumbu x= dan y=– Tentukan pusat lingkaran : C dengan koordinat xC=½(x+y) dan yC=0
– Tentukan titik pada lingkaran : A dengan koordinat xA=x dan yA=xy
– Buat lingkaran dengan pusat di titik C dan melalui titik A (jari-jari lingkaran = CA)
• MENENTUKAN TEGANGAN UTAMA/EKSTRIM– Tegangan normal ekstrim : 1=x’maks = tepi kanan lingkaran, 2=x’min = tepi kiri lingkaran
– Tegangan geser ekrtrim : x’y’maks = tepi atas lingkaran, x’y’min = tepi bawah lingkaran
2=x’min 1=x’maks
x’y’maks
x’y’min
C
A
xC=½(x+y)
xA=x
yA=xy
x
xy
VII 27
CARA GRAFIS (LINGKARAN MOHR) TEGANGAN PADA BIDANG TERTENTU (x’ dan x’y’)
• DIKETAHUI : x, y, xy dan sudut
• LANGKAH-LANGKAH MENENTUKAN TEGANGAN PADA BIDANG TERTENTU (menentukan x’ dan x’y’)
– Buat lingkaran Mohr, tentukan titik A dengan koordinat xA=x dan yA=xy
– Tarik garis sejajar bidang (sb.y’) melalui A yang memotong lingkaran di B, atau (AB//y’)
– Tarik garis vertikal melalui B yang memotong lingkaran di D, maka koordinat D yaitu xD=x’ dan yD=x’y’
x
y
y
xx
xy
xy
x’y’y
x
xy
A(x,xy) D(x’,x’y’)
B
VII 28
CARA GRAFIS (LINGKARAN MOHR) ARAH BIDANG TERTENTU ()
• DIKETAHUI : x, y, xy dan tegangan tertentu yaitu x’ dan x’y’
• LANGKAH-LANGKAH MENENTUKAN ARAH BIDANG TERTENTU (menentukan )– Buat lingkaran Mohr, tentukan titik
A dengan koordinat xA=x dan yA=xy serta titik D dengan koordinat xD=x’ dan yD=x’y’
– Tarik garis vertikal melalui D yang memotong lingkaran di B
– Tarik garis BA, lalu tarik garis p melalui A tegak lurus garis BA
= sudut antara sumbu x dan garis p
x
y
y
xx
xy
xy
y
x
xy
A(x,xy)
D(x’,x’y’)
B
p
x = N1 + L1
= -0,4 – 60,83
= -61,23 kg/cm2
x = -61,23
kg/cm2
=9,15kg/cm2
=9,15 kg/cm2
xy = 9,15 kg/cm2
elemen 1, 20 cm dari sisi bawah penampang
TEGANGAN UTAMA DAN TEGANGAN GESER EXTREM
TEGANGAN UTAMA
TEGANGAN EKSTREM
Catatan : Untuk memasukkan besar tegangan pada rumus di samping
X dan Y positif (+ )
τXY positif ( + )
TEGANGAN UTAMA
max, min = +
2
2
2+ + 2
= -30,6 + 31,9
max = kg/cm2
min = -kg/cm2
Tg 2xy
x –y)
= 2 . 9,15 /(-61,23) = 0,088
21 = -16,6o 1 = - 8,3o
22 = 163,36o2 = 81,68o
8,3o
-62,5
-62,5
1,3
1,3
TEGANGAN GESER MAKSIMUM
max, min =
2
2+ + 2
= + 83,15
max = kg/cm2
min = kg/cm2
= -61,23/( 2 . 9,15) =
21 = -89,8o 1 = -44,9o
22 = 90,2o2 = 45,1o
Tg 2x –y)
xy
’ = x+y
= -30,6 kg/cm2
44,9o
30,6
30,6
3232
N = 100 kg (tekan)
M = 100x150 = 15.000 kgcmD = 100 kgL2 = n My/I = 20x15.000x1,2/1923,3= 187,2 kg/cm2 (+)N2 = nN/A = 20x100/250= -8 kg/cm2 (-)2 = n DS/bI = 20x100x{(100x1)x1,7}/(100x1923,23)= 1,76 kg/cm2 (+)x = N1 + L1
= -8 + 187,2
= 179,2 kg/cm2
xy = 1,76 kg/cm2
x = 179,2
kg/cm2
=9,15kg/cm2
=9,15 kg/cm2
TEGANGAN UTAMA
max, min =
2
2
2+ + 2
max = kg/cm2min = -0,02kg/cm2
Tg 2xy
x –y)
21 = 1,2o 1 = 0,6o
22 = 181,2o2 = 90,6o
179,2
0,6o
-0,02
179,2
-0,02
TEGANGAN GESER MAKSIMUM
max, min =
2
2+ + 2
= + 83,15
max = kg/cm2
min = kg/cm2
21 = 89,68o 1 = 44,84o
22 = 269,68o2 = 134,84o
Tg 2x –y)
xy
’ = x+y
= 89,6 kg/cm2
32 44,9o
30,689,6
89,6
Tugas Mata Kuliah
• Sebutkan dan jelaskan 5 Contoh kegunaan/penerapan Penampang Non Homogen dalam Aplikasi Teknik Sipil.
• Tugas dikumpulkan max 9 september 2009 pukul 24.00 ke email :
• [email protected] dan [email protected].• Tidak boleh terlambat, jika terlambat nilai maksimal akan
diturunkan • menjadi 60
Menentukan Tegangan Dalam Beton dan Baja pada Penampang Komposit
x
h’h
Tc
Ts
b
sAs
x
h’-x/3
Untuk tegangan beton
Tb = ½.b.x.b
M = Tb (h’-x/3) = ½.b.x.b.(h’-x/3)
b = 2M/(b.x(h’-x/3)
Untuk tegangan bajaTs = s.AM = Ts (h’-x/3) = s.A.(h’-x/3)s = 2M/(A.(h’-x/3)
Syarat SH = 0Tb = Ts