modul ketrampilan klinik sistem urinaria dan cairan tubuh.doc

40
JAYANTI PURNAMA SARI 1070121015 BUKU PANDUAN PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK SISTEM URINARI

Upload: geg-purnama

Post on 12-Aug-2015

47 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

JAYANTI PURNAMA SARI

1070121015

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WARMADEWA

2013

BUKU PANDUAN

PANDUAN KETERAMPILAN

KLINIK

SISTEM URINARI

Page 2: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena atas rakhmatnya buku

modul “PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK SISTEM URINARI” ini dapat tersusun tepat

pada waktunya. Buku modul ini merupakan panduan pelaksanaan keterampilan klinik yang harus

diketahui oleh dokter pelayanan primer yang dididik di Fakultas Kedokteran Universitas

Warmadewa yang sesuai dengan standar nasional maupun internasional.

Keterampilan klinik adalah keterampilan yang harus dikuasai oleh mahasiswa kedokteran

sebelum melakukan kepanitraan klinik di rumah sakit, poliklinik, puskesmas atau tempat lainnya.

Untuk itu, mahasiswa diperkenalkan kepada kondisi klinik sedini mungkin dan dibekali

keterampilan klink untuk dapat bekerja secara professional. Dalam kurikulum KBK, blok

keterampilan klinik meruakan satu kesatuan blok lainnya atau dimasukkan ke dalam blok

lainnya.

Panduan keterampilan klinik sistem urinari ini meliputi beberapa keterampilan

diantaranya prinsip dan teknik anamnesis/wawancara medis dan pemeriksaan fisik sistem urinari.

Dalam pelaksanaannya, blok ini dilaksanakan di ruang skill lab dimana mahasiswa dibagi

menjadi kelompok-kelompok kecil. Tahap pembelajaran meliputi skill lab terbimbing dimana

mahasiswa dibimbing oleh seorang instruktur, mandiri dimana mahasiswa diberikan kesempatan

untuk belajar sendiri, sedangkan pada saat responsi mahasiwa diharapkan sudah mampu

melkukan sendiri sambil melakukan peer assessment.

Tujuan blok ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menangani

pasien, yaitu bagaimana sebaiknya seorang dokter melakukan wawancara medis dan bagaimana

melakukan pemeriksaan fisik ginjal yang dilandasi oleh sikap profesionalisme.

Tim Penyusun

Page 3: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

DAFTAR ISI

Halaman Depan.......................................................................................................... i

Kata Pengantar........................................................................................................... ii

Daftar Isi..................................................................................................................... iii

Tim Penyusun............................................................................................................. iv

Daftar Instruktur......................................................................................................... v

Jadwal Keterampilan Klinik....................................................................................... vi

KURIKULUM BLOK............................................................................................... 1

a. Tujuan Blok.................................................................................................... 1

b. Tujuan Pembelajaran ..................................................................................... 1

c. Isi Pembelajaran ............................................................................................ 1

d. Evaluasi Diri .................................................................................................. 2

Panduan Keterampilan Klinik Anamnesis ..................................................................... 4

Panduan Keterampilan Klinik Pemeriksaan Fisik Ginjal Normal................................ 6

Panduan Keterampilan Klinik Tindakan pemasangan Kateter Wanita....................... 10

Panduan Keterampilan Klinik Tindakan pemasangan Kateter Pria............................. 14

Panduan Keterampilan Klinik Pemeriksaan Prostat...................................................... 17

Panduan Keterampilan Klinik Tindakan Sirkumsisi ..................................................... 20

Page 4: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

TIM PENYUSUN BLOK

Penasehat

Prof. DR. dr. I Dewa Putu Widnyana, DAP&E, Sp.Park (K)

Dr. Nyoman Sueta, DAP

Ketua

dr. I Made Pariartha

Sekretaris

dr. Ni Wayan Rusni, S.Ked

Anggota

dr. Putu Nita Cahyawati, S.Ked

Page 5: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

DOSEN INSTRUKTUR

No. Nama Alamat/Telp Keahlian Kelompok Ruang

1 dr. Gek Mas Nurcahya Dewi, Sp.OG

Jln. Raya Sesetan No.144 Dps081236060008

Obgyn 1 RSL 01

2 dr. I Made Pariartha Jln. Apel No. 1 Gianyar08179771679

MEU 2 RSL 02

3 dr. Putu Nita Cahyawati, S.Ked

Perum griya Tansa Trisna Jln cendana 36 Dalung081916118417

Farmakologi 3 RSL 03

4 dr. Ni Wayan Rusni, S.Ked

Jln. Tukad Musi Dps08980151999

Faal 4 RSL 04

5 dr. Dewa Ayu Agung Alit Suka Astini, S.Ked

Br. Bulian Kangin Bangli081916693639

Anatomi 5 RSL 05

6 dr. Komang Trisna Sumadewi, S.Ked

Jln. Sakura V No. 1 Dps081805480654

Anatomi 6 RSL 06

Page 6: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

JADWAL KETERAMPILAN KLINIK

Hari/tglKelompok

1 2 3 4 5 6Senin 18/3/2013Pk 13.00-15.00

a b b b b b

Selasa 19/3/2013 pk 13.00-15.00

m m m m m m

Rabu 20/3/2013Pk 11.00-13.00

Ra Rb Rb Rb Rb Rb

Kamis 21/3/2013Pk 13.30-15.00

b a - - - -

Senin 1/4/2013Pk 10.30-12.30

m m a - - -

Rabu 3/4/2013Pk 13.30-15.00

Rb Ra m a - -

Kamis 4/4/2013Pk 12.30-14.30

- - Ra m a -

Senin 8/4/2013Pk 13.30-15.00

- - - Ra m a

Selasa 9/4/2013Pk 13.00-15.00

- - - - Ra m

Rabu 10/4/2013Pk 13.30-15.00

- - - - - Ra

Keterangan:a= pemeriksaan fisik ginjal+ prostat+pemasangan kateterb= sirkumsisim=pembelajaran mandirir=responsi

Page 7: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

KURIKULUM KETERAMPILAN KLINIK

SISTEM URINARI

A. Tujuan Blok

1. Memahami prinsip-prinsip dasar melakukan wawancara medis di bidang sistem urinari

2. Memahami prinsip-prinsip dasar teknik pemeriksaan sistem urinari

3. Menerapkan teknik-teknik keterampilan pemeriksaan sistem urinary

B. Tujuan Pembelajaran

1. Memahami prinsip dasar wawancara medis (anamnesis)

2. Memahami dan mampu menerapkan keterampilan dalam melakukan anamsesi system

urinary

3. Memahami dan mampu menerapkan keterampilan pemeriksaan ginjal normal

4. Mampu melakukan tindakan pemasangan kateter wanita

5. Mampu melakukan tindakan pemasangan kateter pria

6. Mampu melakukan tindakan sirkumsisi

7. Mampu menerapkan sikap profesionalisme dalam melakukan wawancara medis maupun

keterampilan klinik

8. Mampu menginterpretasikan dan mengkomunikasikan hasil pemeriksaan yang dilakukan

C. Isi Pembelajaran

1. Skill dilakukan di ruang skill lab

2. Mahasiwa dibagi dalam kelompok yan terdiri dari9-10 orang

3. Skill lab dipimpin oleh seorang instruktur

4. Mahasiswa menggunakan jas laboratorium

5. Pelatihan diberikan dalam tiga tahap

a. Terbimbing

b. Mandiri

Page 8: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

c. Response

6. Setiap tahap diberikan waktu 2 jam

D. Evaluasi Diri

Evaluasi diri adalah dalam bentuk ujian OSCE dimana mahasiwa berperan sebagai dosen yang

memeriksa pasien simulasi sesuai dengan kasus yang dibawakannya. Mahasiswa akan dinilai

oleh penguji berdasarkan ceklist yang telah disediakan.

Page 9: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK

SISTEM UROLOGI

Page 10: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

Panduan Keterampilan KlinikAnamnesis

No. Kriteria Nilai

0 1 2 3

1. Pemeriksa memberikan salam kepada pasien

2. Pemeriksa memperkenalkan diri

3. Pemeriksa menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter

4. Pemeriksa melakukan kontak mata yang sesuai

5. Pemeriksa menanyakan identitas pasien ( nama, usia, jenis

kelamin, suku bangsa, pekerjaan, alamat, status pernikahan,

pendidikan terakhir)

6. Pemeriksa menanyakan riwayat penyakit sekarang (keluhan

utama, sejak kapan dirasakan, lokasi, kualitas, kuantitas, faktor

memperberat dan memperingan keluhan, keluhan lainnya terkait

keluhan utama, riwayat pengobatan sekarang

7. Pemeriksa menanyakan riwayat penyakit dahulu (riwayat

penyakit kronis, riwayat pengobatan penyakit dahulu, riwayat

trauma, riwayat penyakit keluarga)

8. Pemeriksa menanyakan riwayat kebiasaan pasien (olahraga,

aktivitas sehari-hari, diet, dll)

9. Pemeriksa menanyakan pikiran (persepsi) pasien terhadap

penyakitnya

10. Pemeriksa membuat kesimpulan poin-poin penting dari hasil

wawancara medis

11. Pemeriksa menutup sesi wawancara medis dan menjelaskan

Page 11: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

pemeriksaan selanjutnya kepada pasien

Nilai Total

Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan

1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap

2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut

3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut

Hasil = skor total x 100%

33

Denpasar,..............................................

Instruktur Observer

--------------------------------- -----------------------------------

Panduan Keterampilan Klinik

Page 12: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

Pemeriksaan Fisik Ginjal Normal

No. Kriteria Nilai

0 1 2 3

PERSIAPAN

1. Memberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri

2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan

3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien

4. Pemeriksa meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan

5. Menyuruh pasien tidur terlentang

6. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien

7. Menyuruh pasien membuka pakaiannya pada regio abdomen

8. Relaksasikan pasien dengan memfleksikan sendi lutut

PALPASI GINJAL BIMANUAL

9. Menghangatkan kedua tangan

10. Ginjal kanan:

Lakukan palpasi dengan kedua tangan. Posisikan tangan kiri di

dinding posterior dan tangan kanan di dinding anterior.

Instruksikan kepada pasien untuk melakukan inspirasi dalam.

Saat pasien mencapai puncak inspirasi, lakukan palpasi secara

serentak di kedua tangan. Tekan tangan kanan cepat dan dalam

di quadran kanan atas lateral dan sejajar dengan M. Rectus

Abdominis dekstra.Tangan kiri mendorong ke atas

Page 13: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

11. Ginjal kiri:

Posisi pemeriksa berada di sebelah kanan pasien. Posisikan

tangan kiri untuk mendorong dan mengangkat dari bawah dan

tangan kanan menekan di kuadrant kiri atas lateral, sejajar

dengan M. Rectus Abdominis sinistra. Lakukan seperti

sebelumnya. Secara serentak, kedua tangan tersebut melakukan

palpasi

Gambar 1. Posisi ginjal

Gambar 3. Posisi ginjal

Gambar 2. Paplapsi ginjal ginjal

Page 14: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

PEMERIKSAAN TAMBAHAN

12. Nyeri ketok:

Pada costovertebrae angle dextra, lakukan peninjuan dengan

menggunakan permukaan ulnar kepalan tangan kanan dengan

beralaskan volar tangan kiri sambil melihat reaksi pasien.

Kemudian lakukan hal yang sama untuk melihat apakah ada

nyeri ketok pada costovertebrae angle sinistra

13. Mengucapkan terimakasih kepada pasien

Nilai Total

Gambar 4. Palpasi bimanual

Gambar 5. Nyeri ketok CVA

Page 15: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan

1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap

2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut

3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut

Hasil = skor total x 100%

39

Denpasar,..............................................

Instruktur Observer

--------------------------------- ----------------------------------

Panduan Keterampilan Klinik Tindakan pemasangan Kateter Wanita

Page 16: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

No. Kriteria Nilai

0 1 2 3

1. Memberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri

2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan

pemeriksaan

3. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien

4. Pemeriksa meminta ijin/ inform consent untuk tindakan

pemeriksaan

5. Menyuruh pasien tidur

PERSIAPAN ALAT DAAN BAHAN

6. Kotak instrumen berisi:

Folley kateter sesuai ukuran 1 buah

Urine bag steril 1 buah

Pinset anatomi

Doek bolong steril

Gaas steril

Jelly

Spuit 10 cc

Sarung tangan steril

NaCl 0.9%

Bahan antiseptik

Cairan aquades

Plester

Gunting verband

Bengkok 1 buah

Korentang

Senter

Page 17: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

PELAKSANAAN (HARUS ADA ASISTEN)

7. Informasikan kepada pasien bahwa kita akan memulai

tindakan

8. Meminta pasien melakukan posisi litotomi

9. Memasang sarung tangan steril untuk operator dan asisten

10. Menyuruh asisten untuk membuka labia mayora dan

minora,kemudian membersihkan dari meatus uretra sampai

Gambar 6. Folley cateter Gambar 6. Pinset anatomis

Gambar 7. Urobag

Page 18: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

keseluruh labia menggunakan gaas steril yang sudah

dilumuri cairan antiseptik yang dijepit pinset. Kapas

dibuang dalam bengkok. Letakkan pinset pada bengkok.

Lalu sekitar genital ditutupi dengan doek steril.

11. Asisten membuka kemasan kateter, kemudian operator

mengambil kateter sambil mengolesi dengan jelly

12 Tangan kiri operator membuka labia mayora. Masukkan

kateter ke dalam uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-

lahan sampai urine keluar

13. Balon kateter dikembangkan dengan memasukkan cairan

Nacl/ aquades 5-10 cc. Tarik sedikit kateter. Apabila pada

saat ditarik kateter terasa tertahan berarti kateter sudah

masuk pada kandung kemih

Gambar 8. Gambar folley cateter yang dikembangkanGambar 9. Pemasangan folley cateter

Page 19: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

14. Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu

ikat disisi tempat tidur. Fiksasi kateter pada bagian sisi

dalam paha pasien

15. Merapikan pasien, peralatan dan mencuci tangan

Nilai Total

Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan

1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap

2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut

3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut

Hasil = skor total x 100%

45

Denpasar,..............................................

Instruktur Observer

--------------------------------- ----------------------------------

Panduan Keterampilan KlinikTindakan pemasangan Kateter Pria

No. Kriteria Nilai

Gambar 10. Posisi balon cateter

Page 20: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

0 1 2 3

1. Memberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri

2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan

pemeriksaan

3. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien

4. Pemeriksa meminta ijin/ inform consent untuk tindakan

pemeriksaan

5. Menyuruh pasien tidur

PERSIAPAN ALAT DAAN BAHAN

6. Kotak instrumen berisi:

Folley kateter sesuai ukuran 1 buah

Urine bag steril 1 buah

Pinset anatomi

Doek bolong steril

Kassa steril

Spuit 10 cc

Spuit 20cc

NaCl 0.9%

Sarung tangan steril

Bahan antiseptik

Cairan aquades

Plester

Gunting verband

Bengkok 1 buah

PELAKSANAAN (HARUS ADA ASISTEN)

Page 21: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

7. Informasikan kepada pasien bahwa kita akan memulai

tindakan

8. Memakai sarung tangan steril untuk operator dan asisten

9. Melakukan tindakan desinfektan menggunakan gaas steril

yang telah dilumuri bahan desinfektan yang dijepit pinset

anatomis. Tindakan ini dilakukan dari meatus uretra sampai

sekitar gland penis serta membuka preputium (jika belum

disirkumsisi)

10. Memasang doek bolong steril

11. Memakai inserter 10 cc yang telah diisi jelly, semprotkan ke

meatus uretra sampai habis, lalu tekan gland penis 1-2 menit

12. Meminta asisten membuka kemasan kateter dan

menegakkan penis 90 derajat, ujung belakang kateter

dipegang oleh asisten, kemudian kateter dimasukkan secara

lembut dan hati-hati sampai urine keluar

13. Balon kateter dikembangkan dengan memasukkan cairan

Nacl/aquades 5-10 cc. Tarik sedikit kateter. Apabila pada

saat ditarik kateter terasa tertahan berarti kateter sudah

masuk pada kandung kemih

Page 22: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

14. Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu

ikat disisi tempat tidur. Fiksasi kateter pada bagian sisi

dalam paha pasien

15. Merapikan pasien, peralatan dan mencuci tangan

Nilai Total

Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan

1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap

2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut

3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut

Hasil = skor total x 100%

45

Denpasar,..............................................

Instruktur Observer

--------------------------------- ---------------------------------

Gambar 11. Pemasangan cateter

Page 23: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

Panduan Keterampilan KlinikPemeriksaan Prostat

No. Kriteria Nilai

0 1 2 3

1. Memberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri

2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan

pemeriksaan

3. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien

4. Menyuruh pasien berbaring miring, fleksikan sendi lutut

dan paha

5. Pakailah sarung tangan karet dan pisahkan kedua gluteus

pasien memakai tangan kiri

6. Lakukan inspeksi daerah sakrokoksigeal dan perianal untuk

menemukan benjolan, ulkus maupun inflamasi.

7. Lumasi jari telunjuk anda dengan jelly sambil menjelaskan

bahwa anda akan memulai tindakan

8. Minta pasien untuk mengejan. Ketika pasien mengejan,

letakkan permukaan ventral jari telinjuk di daerah sekitar

anus

9. Ketika otot sfingternya melemas, masukkan ujung jari

dengan hati-hati ke dalam kanalis ani dengan arah yang

menuju umbilicus

Page 24: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

10. Jika otot sfingter terasa mengencang, berhenti sebentar dan

tentramkan perasaan pasien. Saat mulai melemas kembali,

lanjutkan pemeriksaan (tanyakan apa pasien merasa nyeri)

11. Sisipkan jari tangan anda ke dalam rektum sejauh-jauhnya.

Lakukan rotasi searah jarum jam untuk memalpasi

permukaan rektum seluas mungkin pada sisi kanan;

kemudian rotasikan jari tangan berlawanan arah jarum jam

untuk memalpasi permukaan rektum di sebelah posterior

dan pada sisi kiri tubuh pasien. Perhatikan setiap nodulus,

dan iregularitas

12. Angkat jari tangan anda dari permukaan rektum dan suruh

pasien untuk mengejan untuk membuat lesi dapat dijangkau

Gambar 13. Rectal toucherGambar 12. Prostat normal

Page 25: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

(jika ada)

13. Rotasikan tangan anda lebih lanjut berlawanan arah jarum

jam sehingga jari tangan anda dapat memeriksa permukaan

posterior kelenjar prostat.

14. Usapkan jari tangan anda dengan hati-hati pada kelenjar

prostat, kenali kedua lobus lateralisnya dan sulkus medialis

yang ada di antaranya. Perhatikan ukuran, bentuk,

konsistensi dan kenali setiap nodul atau nyeri yang

dirasakan. Prostat normal akan teraba seperti karet dan tidak

ada nyeri tekan

15. Lakukan ekstensi jari tangan anda di atas prostat untuk

menjangkau daerah vesikula seminalis dan kavum peritonei.

Perhatikan adanya nodulus atau nyeri tekan

16. Dengan perlahan, tarik keluar jari tangan anda dan usap

anus menggunakan tissue. Perhatikan warna setiap material

feses pada sarung tangan anda

Nilai Total

Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan

1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap

2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut

3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut

Hasil = skor total x 100%

48

Denpasar,..............................................

Page 26: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

Instruktur Observer

--------------------------------- --------------------------------

Panduan Keterampilan KlinikTindakan Sirkumsisi

No. Kriteria Nilai

0 1 2 3

1. Memberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri

2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan

3. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien

4. Pemeriksa meminta ijin/ inform consent untuk tindakan pemeriksaan

5. Menyuruh pasien tidur terlentang dan relaks

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

6. Mempersiapkan minor set/sirkum set yang terdiri dari: Gunting jaringan (ujung tajam) 1 buah Gunting benang (ujung tumpul) 1 buah

Pinset anatomis

Klem lurus 3 buah

Klem bengkok (arteri/mosquito) 1 atau 2 buah

Needle holder 1 buahSarung tangan steril 2 pasang sesuai ukuranKasa steril secukupnyaDisinfektan, seperti povidone iodine/betadineDoek lubang sterilSpuit 3 cc sterilLidokain 2% atau Pehacain untuk anestesi infiltrasi Benang bedah yang mudah diserap, misalnya plain catgut 3/0 secukupnyaJarum jahit cutting lengkungan ½ Plester Trifamycetin zalf atau sofratule bila adaAdrenalin (sudah dimasukkan dalam spuit dan digunakan bila terjadi reaksi

Page 27: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

alergi)Meja untuk pasien berbaring beserta perlaknya serta pencahayaan yang cukupTempat sampah

PELAKSANAAN (HARUS ADA ASISTEN)

7 Informasikan kepada pasien bahwa kita akan memulai tindakan

8 Memasang sarung tangan steril untuk operator dan asisten

9 Tindakan asepsis

1. Desinfeksi lapangan operasi (penis dan sekitarnya) dengan Povidone iodine atau betadin secara melingkar sentrifugal

2. Persempit lapangan operasi dengan doek steril berlubang

10 Tindakan anestesi (Anestesi infiltrasi)

1. Lakukan anestesi infiltrasi subkutan dimulai dari dorsum penis proksimal. Gerakkan spuit ke lateral kanan, aspirasi lalu tarik jarum sambil menginjeksi cairan anestesi. Jarum jangan sampai keluar, kemudian arahkan jarum ke lateral kiri, ulangi seperti sebelumnya. Selanjutnya jarum diinjeksikan di daerah ventral dan lakukan infiltrasi seperti diatas sehingga terbentuk ring block

2. Pijat daerah penis dan tunggu 3 – 5 menit kemudian yakinkan anestesi lokal sudah bekerja dengan mencubitkan/menjepit ujung peputium menggunakan pinset.Bila belum teranestesi penuh tunggu 3-5menit berikutnya. Pada batas tertentu bila dipandang perlu dapat dilakukan anestesi tambahan.

11 Release/melepaskan perlengketan Preputium ditarik dengan tangan kiri ke arah proksimal

sampai meregang sehingga terlihat perlengketan. Kemudian gunakan kasa steril (tanpa/dengan dibasahi povidone iodine) untuk menorong k e a r a h p r o k s i m a l s e h i n g g a p e r l e n g k e t a n t e r l e p a s s e d i k i t d e m i s e d i k i t .

Jika dengan cara ini smegma masih sulit terlepas, dapat diatasi dengan cara menjepit gumpalan smegma satu persatu, kemudian bersihkan dengan kasa yang telah dicelup iodine povidon 10%.

12 Prosedur Insisi1. Tandai batas insisi dengan menjepit kulit preputium dengan

klem/pinset

Page 28: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

2. Preputium dijepit klem pada jam 11, 1 dan jam 6 ditar ik ke distal

3. Preputium dijepit dengan klem bengkok dan frenulum dijepit dengan kocher 

4. Preput ium di insis i pada jam 12 dianta ra jepi tan klem dengan menggunakan gunt ing ke arah sulcus coronarius, sisakan mukosa kulit secukupnya dari bagian distal sulcus pasangtali kendali

5. Pindahkan klem (dari jam 1 dan 11) ke ujung distal sayatan (jam 12 dan 12’)Insisi melingkar ke kiri dan ke kanan dengan arah serong menuju frenulum di distal (padafrenulum insisi dibuat agak

Page 29: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

meruncing (huruf V), buat tali kendali)

6. Buat tali kendali pada jam 3 dan 97. Gunting dan rapikan kelebihan mukosa8. Rawat perdarahan yang terjadi

13 HemostasisCari sumber perdarahan dengan menghapus daerah luka dengan menggunakan kasa, bila di dapatkan sumber perdarahan segera di jepit dengan klem arteri kecil. Tarik klem, ligasi dengan mengikat jaringan sumber perdarahan dengan catgut. Potong ikatan sependek mungkin. Cari seluruh sumber perdarahan lain dan lakukan hal yang serupa.

14 Wound suture1. Jahitan Frenulum

Jahit frenulum dengan matras horizontal atau boleh dengan matras 8 (cross). Setelah dijahit sisakan benang untuk digunakan sebagai kendali.·.

2. Jahitan DorsalJahit dorsal penis mengunakan jahitan simpul. Sisakan benang untuk dibuat tali kendali.

Page 30: Modul Ketrampilan Klinik Sistem Urinaria dan Cairan Tubuh.doc

3. Jahitan bagian kulit mukosa yang lainDenga menggunakan kendali untuk mengarahkan posisi penis, jahit sekeliling luka dengan jahitan simpul (jam 12). Jahitan simpul bisa dilakukan pada jam 3 dan 9 atau jam 2,4, 8 dan 10. Tidak diianjurkan Mengikatnya terlalu erat. Tidak dianjurkn menggunakan jahitan jelujur (Continuous Suture). Bila telah dijahit semua lihatlah apakah ada bagian yang renggang yang memerlukan jahitan

15 Wound care 1. Setelah selesai dijahit olesi tepi luka dengan betadine, bila perlu beri

dan olesi dengan salep antibiotik.

2. Perawatan luka bisa dilakukan dengan metode tertutup (close care) atau terbuka (open care).a) Metode terbuka

Bisa dilakukan bila ada jaminan penderita mampu menjaga kebersihan luka.Setelah diolesi betadine dan salep antibiotika biarkan secara terbuka (dianjurkan urologi).

b) Metode tertutup Setelah diberi betadine dan salep ant ibiot ika, ber ikan sufratule secara mel ingkar . Tutup dengan kasa s ter i l , u jung kain kasa dipi l in sebagai tempat f iksasi supra pubic dengan menggunakan plester (balutan suspensorium) atau biarkan berbentuk cincin (balutan ring).

16 Lepas doek steril dan rapikan peralatan yang telah digunakan.

Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan

1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap

2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut

3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut

Hasil = skor total x 100%

48

Denpasar,..............................................

Instruktur Observer

--------------------------------- ---------------------------------