JAYANTI PURNAMA SARI
1070121015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WARMADEWA
2013
BUKU PANDUAN
PANDUAN KETERAMPILAN
KLINIK
SISTEM URINARI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena atas rakhmatnya buku
modul “PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK SISTEM URINARI” ini dapat tersusun tepat
pada waktunya. Buku modul ini merupakan panduan pelaksanaan keterampilan klinik yang harus
diketahui oleh dokter pelayanan primer yang dididik di Fakultas Kedokteran Universitas
Warmadewa yang sesuai dengan standar nasional maupun internasional.
Keterampilan klinik adalah keterampilan yang harus dikuasai oleh mahasiswa kedokteran
sebelum melakukan kepanitraan klinik di rumah sakit, poliklinik, puskesmas atau tempat lainnya.
Untuk itu, mahasiswa diperkenalkan kepada kondisi klinik sedini mungkin dan dibekali
keterampilan klink untuk dapat bekerja secara professional. Dalam kurikulum KBK, blok
keterampilan klinik meruakan satu kesatuan blok lainnya atau dimasukkan ke dalam blok
lainnya.
Panduan keterampilan klinik sistem urinari ini meliputi beberapa keterampilan
diantaranya prinsip dan teknik anamnesis/wawancara medis dan pemeriksaan fisik sistem urinari.
Dalam pelaksanaannya, blok ini dilaksanakan di ruang skill lab dimana mahasiswa dibagi
menjadi kelompok-kelompok kecil. Tahap pembelajaran meliputi skill lab terbimbing dimana
mahasiswa dibimbing oleh seorang instruktur, mandiri dimana mahasiswa diberikan kesempatan
untuk belajar sendiri, sedangkan pada saat responsi mahasiwa diharapkan sudah mampu
melkukan sendiri sambil melakukan peer assessment.
Tujuan blok ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menangani
pasien, yaitu bagaimana sebaiknya seorang dokter melakukan wawancara medis dan bagaimana
melakukan pemeriksaan fisik ginjal yang dilandasi oleh sikap profesionalisme.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Depan.......................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................................... iii
Tim Penyusun............................................................................................................. iv
Daftar Instruktur......................................................................................................... v
Jadwal Keterampilan Klinik....................................................................................... vi
KURIKULUM BLOK............................................................................................... 1
a. Tujuan Blok.................................................................................................... 1
b. Tujuan Pembelajaran ..................................................................................... 1
c. Isi Pembelajaran ............................................................................................ 1
d. Evaluasi Diri .................................................................................................. 2
Panduan Keterampilan Klinik Anamnesis ..................................................................... 4
Panduan Keterampilan Klinik Pemeriksaan Fisik Ginjal Normal................................ 6
Panduan Keterampilan Klinik Tindakan pemasangan Kateter Wanita....................... 10
Panduan Keterampilan Klinik Tindakan pemasangan Kateter Pria............................. 14
Panduan Keterampilan Klinik Pemeriksaan Prostat...................................................... 17
Panduan Keterampilan Klinik Tindakan Sirkumsisi ..................................................... 20
TIM PENYUSUN BLOK
Penasehat
Prof. DR. dr. I Dewa Putu Widnyana, DAP&E, Sp.Park (K)
Dr. Nyoman Sueta, DAP
Ketua
dr. I Made Pariartha
Sekretaris
dr. Ni Wayan Rusni, S.Ked
Anggota
dr. Putu Nita Cahyawati, S.Ked
DOSEN INSTRUKTUR
No. Nama Alamat/Telp Keahlian Kelompok Ruang
1 dr. Gek Mas Nurcahya Dewi, Sp.OG
Jln. Raya Sesetan No.144 Dps081236060008
Obgyn 1 RSL 01
2 dr. I Made Pariartha Jln. Apel No. 1 Gianyar08179771679
MEU 2 RSL 02
3 dr. Putu Nita Cahyawati, S.Ked
Perum griya Tansa Trisna Jln cendana 36 Dalung081916118417
Farmakologi 3 RSL 03
4 dr. Ni Wayan Rusni, S.Ked
Jln. Tukad Musi Dps08980151999
Faal 4 RSL 04
5 dr. Dewa Ayu Agung Alit Suka Astini, S.Ked
Br. Bulian Kangin Bangli081916693639
Anatomi 5 RSL 05
6 dr. Komang Trisna Sumadewi, S.Ked
Jln. Sakura V No. 1 Dps081805480654
Anatomi 6 RSL 06
JADWAL KETERAMPILAN KLINIK
Hari/tglKelompok
1 2 3 4 5 6Senin 18/3/2013Pk 13.00-15.00
a b b b b b
Selasa 19/3/2013 pk 13.00-15.00
m m m m m m
Rabu 20/3/2013Pk 11.00-13.00
Ra Rb Rb Rb Rb Rb
Kamis 21/3/2013Pk 13.30-15.00
b a - - - -
Senin 1/4/2013Pk 10.30-12.30
m m a - - -
Rabu 3/4/2013Pk 13.30-15.00
Rb Ra m a - -
Kamis 4/4/2013Pk 12.30-14.30
- - Ra m a -
Senin 8/4/2013Pk 13.30-15.00
- - - Ra m a
Selasa 9/4/2013Pk 13.00-15.00
- - - - Ra m
Rabu 10/4/2013Pk 13.30-15.00
- - - - - Ra
Keterangan:a= pemeriksaan fisik ginjal+ prostat+pemasangan kateterb= sirkumsisim=pembelajaran mandirir=responsi
KURIKULUM KETERAMPILAN KLINIK
SISTEM URINARI
A. Tujuan Blok
1. Memahami prinsip-prinsip dasar melakukan wawancara medis di bidang sistem urinari
2. Memahami prinsip-prinsip dasar teknik pemeriksaan sistem urinari
3. Menerapkan teknik-teknik keterampilan pemeriksaan sistem urinary
B. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami prinsip dasar wawancara medis (anamnesis)
2. Memahami dan mampu menerapkan keterampilan dalam melakukan anamsesi system
urinary
3. Memahami dan mampu menerapkan keterampilan pemeriksaan ginjal normal
4. Mampu melakukan tindakan pemasangan kateter wanita
5. Mampu melakukan tindakan pemasangan kateter pria
6. Mampu melakukan tindakan sirkumsisi
7. Mampu menerapkan sikap profesionalisme dalam melakukan wawancara medis maupun
keterampilan klinik
8. Mampu menginterpretasikan dan mengkomunikasikan hasil pemeriksaan yang dilakukan
C. Isi Pembelajaran
1. Skill dilakukan di ruang skill lab
2. Mahasiwa dibagi dalam kelompok yan terdiri dari9-10 orang
3. Skill lab dipimpin oleh seorang instruktur
4. Mahasiswa menggunakan jas laboratorium
5. Pelatihan diberikan dalam tiga tahap
a. Terbimbing
b. Mandiri
c. Response
6. Setiap tahap diberikan waktu 2 jam
D. Evaluasi Diri
Evaluasi diri adalah dalam bentuk ujian OSCE dimana mahasiwa berperan sebagai dosen yang
memeriksa pasien simulasi sesuai dengan kasus yang dibawakannya. Mahasiswa akan dinilai
oleh penguji berdasarkan ceklist yang telah disediakan.
PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK
SISTEM UROLOGI
Panduan Keterampilan KlinikAnamnesis
No. Kriteria Nilai
0 1 2 3
1. Pemeriksa memberikan salam kepada pasien
2. Pemeriksa memperkenalkan diri
3. Pemeriksa menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Pemeriksa melakukan kontak mata yang sesuai
5. Pemeriksa menanyakan identitas pasien ( nama, usia, jenis
kelamin, suku bangsa, pekerjaan, alamat, status pernikahan,
pendidikan terakhir)
6. Pemeriksa menanyakan riwayat penyakit sekarang (keluhan
utama, sejak kapan dirasakan, lokasi, kualitas, kuantitas, faktor
memperberat dan memperingan keluhan, keluhan lainnya terkait
keluhan utama, riwayat pengobatan sekarang
7. Pemeriksa menanyakan riwayat penyakit dahulu (riwayat
penyakit kronis, riwayat pengobatan penyakit dahulu, riwayat
trauma, riwayat penyakit keluarga)
8. Pemeriksa menanyakan riwayat kebiasaan pasien (olahraga,
aktivitas sehari-hari, diet, dll)
9. Pemeriksa menanyakan pikiran (persepsi) pasien terhadap
penyakitnya
10. Pemeriksa membuat kesimpulan poin-poin penting dari hasil
wawancara medis
11. Pemeriksa menutup sesi wawancara medis dan menjelaskan
pemeriksaan selanjutnya kepada pasien
Nilai Total
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan
1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap
2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut
3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut
Hasil = skor total x 100%
33
Denpasar,..............................................
Instruktur Observer
--------------------------------- -----------------------------------
Panduan Keterampilan Klinik
Pemeriksaan Fisik Ginjal Normal
No. Kriteria Nilai
0 1 2 3
PERSIAPAN
1. Memberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri
2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
4. Pemeriksa meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
5. Menyuruh pasien tidur terlentang
6. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien
7. Menyuruh pasien membuka pakaiannya pada regio abdomen
8. Relaksasikan pasien dengan memfleksikan sendi lutut
PALPASI GINJAL BIMANUAL
9. Menghangatkan kedua tangan
10. Ginjal kanan:
Lakukan palpasi dengan kedua tangan. Posisikan tangan kiri di
dinding posterior dan tangan kanan di dinding anterior.
Instruksikan kepada pasien untuk melakukan inspirasi dalam.
Saat pasien mencapai puncak inspirasi, lakukan palpasi secara
serentak di kedua tangan. Tekan tangan kanan cepat dan dalam
di quadran kanan atas lateral dan sejajar dengan M. Rectus
Abdominis dekstra.Tangan kiri mendorong ke atas
11. Ginjal kiri:
Posisi pemeriksa berada di sebelah kanan pasien. Posisikan
tangan kiri untuk mendorong dan mengangkat dari bawah dan
tangan kanan menekan di kuadrant kiri atas lateral, sejajar
dengan M. Rectus Abdominis sinistra. Lakukan seperti
sebelumnya. Secara serentak, kedua tangan tersebut melakukan
palpasi
Gambar 1. Posisi ginjal
Gambar 3. Posisi ginjal
Gambar 2. Paplapsi ginjal ginjal
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
12. Nyeri ketok:
Pada costovertebrae angle dextra, lakukan peninjuan dengan
menggunakan permukaan ulnar kepalan tangan kanan dengan
beralaskan volar tangan kiri sambil melihat reaksi pasien.
Kemudian lakukan hal yang sama untuk melihat apakah ada
nyeri ketok pada costovertebrae angle sinistra
13. Mengucapkan terimakasih kepada pasien
Nilai Total
Gambar 4. Palpasi bimanual
Gambar 5. Nyeri ketok CVA
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan
1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap
2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut
3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut
Hasil = skor total x 100%
39
Denpasar,..............................................
Instruktur Observer
--------------------------------- ----------------------------------
Panduan Keterampilan Klinik Tindakan pemasangan Kateter Wanita
No. Kriteria Nilai
0 1 2 3
1. Memberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri
2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan
pemeriksaan
3. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien
4. Pemeriksa meminta ijin/ inform consent untuk tindakan
pemeriksaan
5. Menyuruh pasien tidur
PERSIAPAN ALAT DAAN BAHAN
6. Kotak instrumen berisi:
Folley kateter sesuai ukuran 1 buah
Urine bag steril 1 buah
Pinset anatomi
Doek bolong steril
Gaas steril
Jelly
Spuit 10 cc
Sarung tangan steril
NaCl 0.9%
Bahan antiseptik
Cairan aquades
Plester
Gunting verband
Bengkok 1 buah
Korentang
Senter
PELAKSANAAN (HARUS ADA ASISTEN)
7. Informasikan kepada pasien bahwa kita akan memulai
tindakan
8. Meminta pasien melakukan posisi litotomi
9. Memasang sarung tangan steril untuk operator dan asisten
10. Menyuruh asisten untuk membuka labia mayora dan
minora,kemudian membersihkan dari meatus uretra sampai
Gambar 6. Folley cateter Gambar 6. Pinset anatomis
Gambar 7. Urobag
keseluruh labia menggunakan gaas steril yang sudah
dilumuri cairan antiseptik yang dijepit pinset. Kapas
dibuang dalam bengkok. Letakkan pinset pada bengkok.
Lalu sekitar genital ditutupi dengan doek steril.
11. Asisten membuka kemasan kateter, kemudian operator
mengambil kateter sambil mengolesi dengan jelly
12 Tangan kiri operator membuka labia mayora. Masukkan
kateter ke dalam uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-
lahan sampai urine keluar
13. Balon kateter dikembangkan dengan memasukkan cairan
Nacl/ aquades 5-10 cc. Tarik sedikit kateter. Apabila pada
saat ditarik kateter terasa tertahan berarti kateter sudah
masuk pada kandung kemih
Gambar 8. Gambar folley cateter yang dikembangkanGambar 9. Pemasangan folley cateter
14. Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu
ikat disisi tempat tidur. Fiksasi kateter pada bagian sisi
dalam paha pasien
15. Merapikan pasien, peralatan dan mencuci tangan
Nilai Total
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan
1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap
2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut
3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut
Hasil = skor total x 100%
45
Denpasar,..............................................
Instruktur Observer
--------------------------------- ----------------------------------
Panduan Keterampilan KlinikTindakan pemasangan Kateter Pria
No. Kriteria Nilai
Gambar 10. Posisi balon cateter
0 1 2 3
1. Memberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri
2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan
pemeriksaan
3. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien
4. Pemeriksa meminta ijin/ inform consent untuk tindakan
pemeriksaan
5. Menyuruh pasien tidur
PERSIAPAN ALAT DAAN BAHAN
6. Kotak instrumen berisi:
Folley kateter sesuai ukuran 1 buah
Urine bag steril 1 buah
Pinset anatomi
Doek bolong steril
Kassa steril
Spuit 10 cc
Spuit 20cc
NaCl 0.9%
Sarung tangan steril
Bahan antiseptik
Cairan aquades
Plester
Gunting verband
Bengkok 1 buah
PELAKSANAAN (HARUS ADA ASISTEN)
7. Informasikan kepada pasien bahwa kita akan memulai
tindakan
8. Memakai sarung tangan steril untuk operator dan asisten
9. Melakukan tindakan desinfektan menggunakan gaas steril
yang telah dilumuri bahan desinfektan yang dijepit pinset
anatomis. Tindakan ini dilakukan dari meatus uretra sampai
sekitar gland penis serta membuka preputium (jika belum
disirkumsisi)
10. Memasang doek bolong steril
11. Memakai inserter 10 cc yang telah diisi jelly, semprotkan ke
meatus uretra sampai habis, lalu tekan gland penis 1-2 menit
12. Meminta asisten membuka kemasan kateter dan
menegakkan penis 90 derajat, ujung belakang kateter
dipegang oleh asisten, kemudian kateter dimasukkan secara
lembut dan hati-hati sampai urine keluar
13. Balon kateter dikembangkan dengan memasukkan cairan
Nacl/aquades 5-10 cc. Tarik sedikit kateter. Apabila pada
saat ditarik kateter terasa tertahan berarti kateter sudah
masuk pada kandung kemih
14. Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu
ikat disisi tempat tidur. Fiksasi kateter pada bagian sisi
dalam paha pasien
15. Merapikan pasien, peralatan dan mencuci tangan
Nilai Total
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan
1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap
2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut
3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut
Hasil = skor total x 100%
45
Denpasar,..............................................
Instruktur Observer
--------------------------------- ---------------------------------
Gambar 11. Pemasangan cateter
Panduan Keterampilan KlinikPemeriksaan Prostat
No. Kriteria Nilai
0 1 2 3
1. Memberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri
2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan
pemeriksaan
3. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien
4. Menyuruh pasien berbaring miring, fleksikan sendi lutut
dan paha
5. Pakailah sarung tangan karet dan pisahkan kedua gluteus
pasien memakai tangan kiri
6. Lakukan inspeksi daerah sakrokoksigeal dan perianal untuk
menemukan benjolan, ulkus maupun inflamasi.
7. Lumasi jari telunjuk anda dengan jelly sambil menjelaskan
bahwa anda akan memulai tindakan
8. Minta pasien untuk mengejan. Ketika pasien mengejan,
letakkan permukaan ventral jari telinjuk di daerah sekitar
anus
9. Ketika otot sfingternya melemas, masukkan ujung jari
dengan hati-hati ke dalam kanalis ani dengan arah yang
menuju umbilicus
10. Jika otot sfingter terasa mengencang, berhenti sebentar dan
tentramkan perasaan pasien. Saat mulai melemas kembali,
lanjutkan pemeriksaan (tanyakan apa pasien merasa nyeri)
11. Sisipkan jari tangan anda ke dalam rektum sejauh-jauhnya.
Lakukan rotasi searah jarum jam untuk memalpasi
permukaan rektum seluas mungkin pada sisi kanan;
kemudian rotasikan jari tangan berlawanan arah jarum jam
untuk memalpasi permukaan rektum di sebelah posterior
dan pada sisi kiri tubuh pasien. Perhatikan setiap nodulus,
dan iregularitas
12. Angkat jari tangan anda dari permukaan rektum dan suruh
pasien untuk mengejan untuk membuat lesi dapat dijangkau
Gambar 13. Rectal toucherGambar 12. Prostat normal
(jika ada)
13. Rotasikan tangan anda lebih lanjut berlawanan arah jarum
jam sehingga jari tangan anda dapat memeriksa permukaan
posterior kelenjar prostat.
14. Usapkan jari tangan anda dengan hati-hati pada kelenjar
prostat, kenali kedua lobus lateralisnya dan sulkus medialis
yang ada di antaranya. Perhatikan ukuran, bentuk,
konsistensi dan kenali setiap nodul atau nyeri yang
dirasakan. Prostat normal akan teraba seperti karet dan tidak
ada nyeri tekan
15. Lakukan ekstensi jari tangan anda di atas prostat untuk
menjangkau daerah vesikula seminalis dan kavum peritonei.
Perhatikan adanya nodulus atau nyeri tekan
16. Dengan perlahan, tarik keluar jari tangan anda dan usap
anus menggunakan tissue. Perhatikan warna setiap material
feses pada sarung tangan anda
Nilai Total
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan
1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap
2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut
3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut
Hasil = skor total x 100%
48
Denpasar,..............................................
Instruktur Observer
--------------------------------- --------------------------------
Panduan Keterampilan KlinikTindakan Sirkumsisi
No. Kriteria Nilai
0 1 2 3
1. Memberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri
2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
3. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien
4. Pemeriksa meminta ijin/ inform consent untuk tindakan pemeriksaan
5. Menyuruh pasien tidur terlentang dan relaks
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
6. Mempersiapkan minor set/sirkum set yang terdiri dari: Gunting jaringan (ujung tajam) 1 buah Gunting benang (ujung tumpul) 1 buah
Pinset anatomis
Klem lurus 3 buah
Klem bengkok (arteri/mosquito) 1 atau 2 buah
Needle holder 1 buahSarung tangan steril 2 pasang sesuai ukuranKasa steril secukupnyaDisinfektan, seperti povidone iodine/betadineDoek lubang sterilSpuit 3 cc sterilLidokain 2% atau Pehacain untuk anestesi infiltrasi Benang bedah yang mudah diserap, misalnya plain catgut 3/0 secukupnyaJarum jahit cutting lengkungan ½ Plester Trifamycetin zalf atau sofratule bila adaAdrenalin (sudah dimasukkan dalam spuit dan digunakan bila terjadi reaksi
alergi)Meja untuk pasien berbaring beserta perlaknya serta pencahayaan yang cukupTempat sampah
PELAKSANAAN (HARUS ADA ASISTEN)
7 Informasikan kepada pasien bahwa kita akan memulai tindakan
8 Memasang sarung tangan steril untuk operator dan asisten
9 Tindakan asepsis
1. Desinfeksi lapangan operasi (penis dan sekitarnya) dengan Povidone iodine atau betadin secara melingkar sentrifugal
2. Persempit lapangan operasi dengan doek steril berlubang
10 Tindakan anestesi (Anestesi infiltrasi)
1. Lakukan anestesi infiltrasi subkutan dimulai dari dorsum penis proksimal. Gerakkan spuit ke lateral kanan, aspirasi lalu tarik jarum sambil menginjeksi cairan anestesi. Jarum jangan sampai keluar, kemudian arahkan jarum ke lateral kiri, ulangi seperti sebelumnya. Selanjutnya jarum diinjeksikan di daerah ventral dan lakukan infiltrasi seperti diatas sehingga terbentuk ring block
2. Pijat daerah penis dan tunggu 3 – 5 menit kemudian yakinkan anestesi lokal sudah bekerja dengan mencubitkan/menjepit ujung peputium menggunakan pinset.Bila belum teranestesi penuh tunggu 3-5menit berikutnya. Pada batas tertentu bila dipandang perlu dapat dilakukan anestesi tambahan.
11 Release/melepaskan perlengketan Preputium ditarik dengan tangan kiri ke arah proksimal
sampai meregang sehingga terlihat perlengketan. Kemudian gunakan kasa steril (tanpa/dengan dibasahi povidone iodine) untuk menorong k e a r a h p r o k s i m a l s e h i n g g a p e r l e n g k e t a n t e r l e p a s s e d i k i t d e m i s e d i k i t .
Jika dengan cara ini smegma masih sulit terlepas, dapat diatasi dengan cara menjepit gumpalan smegma satu persatu, kemudian bersihkan dengan kasa yang telah dicelup iodine povidon 10%.
12 Prosedur Insisi1. Tandai batas insisi dengan menjepit kulit preputium dengan
klem/pinset
2. Preputium dijepit klem pada jam 11, 1 dan jam 6 ditar ik ke distal
3. Preputium dijepit dengan klem bengkok dan frenulum dijepit dengan kocher
4. Preput ium di insis i pada jam 12 dianta ra jepi tan klem dengan menggunakan gunt ing ke arah sulcus coronarius, sisakan mukosa kulit secukupnya dari bagian distal sulcus pasangtali kendali
5. Pindahkan klem (dari jam 1 dan 11) ke ujung distal sayatan (jam 12 dan 12’)Insisi melingkar ke kiri dan ke kanan dengan arah serong menuju frenulum di distal (padafrenulum insisi dibuat agak
meruncing (huruf V), buat tali kendali)
6. Buat tali kendali pada jam 3 dan 97. Gunting dan rapikan kelebihan mukosa8. Rawat perdarahan yang terjadi
13 HemostasisCari sumber perdarahan dengan menghapus daerah luka dengan menggunakan kasa, bila di dapatkan sumber perdarahan segera di jepit dengan klem arteri kecil. Tarik klem, ligasi dengan mengikat jaringan sumber perdarahan dengan catgut. Potong ikatan sependek mungkin. Cari seluruh sumber perdarahan lain dan lakukan hal yang serupa.
14 Wound suture1. Jahitan Frenulum
Jahit frenulum dengan matras horizontal atau boleh dengan matras 8 (cross). Setelah dijahit sisakan benang untuk digunakan sebagai kendali.·.
2. Jahitan DorsalJahit dorsal penis mengunakan jahitan simpul. Sisakan benang untuk dibuat tali kendali.
3. Jahitan bagian kulit mukosa yang lainDenga menggunakan kendali untuk mengarahkan posisi penis, jahit sekeliling luka dengan jahitan simpul (jam 12). Jahitan simpul bisa dilakukan pada jam 3 dan 9 atau jam 2,4, 8 dan 10. Tidak diianjurkan Mengikatnya terlalu erat. Tidak dianjurkn menggunakan jahitan jelujur (Continuous Suture). Bila telah dijahit semua lihatlah apakah ada bagian yang renggang yang memerlukan jahitan
15 Wound care 1. Setelah selesai dijahit olesi tepi luka dengan betadine, bila perlu beri
dan olesi dengan salep antibiotik.
2. Perawatan luka bisa dilakukan dengan metode tertutup (close care) atau terbuka (open care).a) Metode terbuka
Bisa dilakukan bila ada jaminan penderita mampu menjaga kebersihan luka.Setelah diolesi betadine dan salep antibiotika biarkan secara terbuka (dianjurkan urologi).
b) Metode tertutup Setelah diberi betadine dan salep ant ibiot ika, ber ikan sufratule secara mel ingkar . Tutup dengan kasa s ter i l , u jung kain kasa dipi l in sebagai tempat f iksasi supra pubic dengan menggunakan plester (balutan suspensorium) atau biarkan berbentuk cincin (balutan ring).
16 Lepas doek steril dan rapikan peralatan yang telah digunakan.
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan
1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap
2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut
3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut
Hasil = skor total x 100%
48
Denpasar,..............................................
Instruktur Observer
--------------------------------- ---------------------------------