modul akuntansi pemerintah daerah bab. 6

14
121 121 PENYUSUNAN NERACA AWAL

Upload: drhsyafrial-evi-msssosmm

Post on 19-Jun-2015

932 views

Category:

Documents


41 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Bab. 6

121121

PENYUSUNAN NERACA AWAL

Page 2: Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Bab. 6

Modul Akuntansi Pemerintah Daerah

122 122

Page 3: Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Bab. 6

123123

A. P SKPDA.1. Definisi

Neraca awal SKPD menyajikan informasi tentang posisi keuangan SKPD mengenai

aset, kewajiban, dan rekening Ekuitas Dana pada saat awal penggunaan sistem akuntansi

keuangan daerah. Angka-angka yang ada di dalam neraca awal akan menjadi saldo

awal pada tiap-tiap buku besarnya, sehingga akan menjadi dasar penghitungan saldo

pada periode-periode selanjutnya.

A.2. Nilai Akun dalam Neraca Awal

Permasalahan yang dihadapi oleh SKPD dalam menyusun neraca awal adalah

menentukan nilai yang wajar dari aset, kewajiban, dan ekuitas dananya, terutama untuk

aset tetap yang menjadi tanggung jawab/hak SKPD. Hal ini disebabkan aset tetap yang

digunakan oleh SKPD perolehannya dilakukan sudah bertahun-tahun lalu, sehingga

kemungkinan nilai perolehannya sudah tidak sesuai lagi dengan harga pasar saat ini, atau

bahkan kemungkinan tidak ada dokumen perolehannya. Untuk mengatasi hal tersebut,

terdapat beberapa alternatif dalam menetapkan nilai dari aset, kewajiban, dan ekuitas

dana yang akan dilaporkan dalam neraca awal. Alternatif-alternatif tersebut harus tidak

menyalahi standar akuntansi yang berlaku di pemerintahan.

A.3. Pelaksana dan Langkah-langkah Penyusunan Neraca Awal SKPD

Pelaksana penyusunan neraca awal SKPD adalah Petugas Penatausahaan Keuang-

an SKPD (PPK-SKPD) berkoordinasi dengan bagian perlengkapan di PPKD. Koordinasi

BAB VI

PENYUSUNAN

NERACA AWAL

Page 4: Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Bab. 6

Modul Akuntansi Pemerintah Daerah

124

dilakukan untuk mengetahui berapa aset daerah yang dikuasakan ke tiap-tiap SKPD.

Selain itu juga untuk mengetahui nilai dari aset-aset tersebut.

Langkah-langkah dalam penyusunan neraca awal SKPD adalah sebagai berikut:

TAHAP 1

Membentuk Tim Teknis SKPD sebagai Pendukung Proses Penyusunan Neraca

Awal, dapat terdiri atas:

- Bendahara penerimaan SKPD

- Bendahara pengeluaran SKPD

- Bendahara pemegang barang SKPD

- Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD

- Bagian lain yang relevan.

TAHAP 2

Mengidentifikasi jenis aset dan jenis kewajiban yang potensial dimiliki oleh suatu

SKPD, dengan rujukan utama pada neraca awal Pemda (yang pada saat ini ada di dalam

kewenangan Biro/Bagian Umum), dan mengacu pada Permendagri 13/2006 dan PP

24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah sebagai berikut:

1. Kas & setara kas: saldo bank, uang tunai di bendahara, deposito kurang dari 3 bulan

2. Piutang: bagian lancar tagihan penjualan angsuran, bagian lancar pinjaman kepada

BUMD, bagian lancar tuntutan TP/TGR, piutang pajak, piutang lainnya

3. Persediaan: ATK, perlengkapan kantor, perlengkapan rumah tangga, aset yang akan

dijual

4. Investasi jangka pendek: deposito 3-12 bulan, surat berharga untuk diperjualbelikan

seperti SUN/obligasi jangka pendek, investasi jangka pendek lainnya

5. Aset tetap: tanah, peralatan & mesin, gedung & bangunan, jalan/irigasi/jaringan,

aset tetap lainnya, konstruksi dalam pengerjaan

6. Aset lainnya: aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran, TP/TGR, Kemitraan

dengan pihak ketiga, aset lain-lain

7. Kewajiban jangka pendek: bagian lancar utang jangka panjang, utang kepada pihak

ketiga, utang bunga, utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

8. Kewajiban jangka panjang: utang dalam negeri perbankan, utang jangka panjang

lainnya.

TAHAP 3

Menyiapkan daftar/formulir, yang diperlukan untuk:

- Inventarisasi fisik

- Pengumpulan dokumen aset dan kewajiban,

Page 5: Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Bab. 6

125

BAB VI Penyusunan Neraca Awal

meliputi:

- Tanggal Pelaksanaan

- Nama Pelaksana

- Aset/Kewajiban, kuantitas, kondisi

- Persetujuan Kepala SKPD.

TAHAP 4

Melaksanakan inventarisasi fisik aset per tanggal/bulan tertentu:

- Inventarisasi fisik saldo kas

- Inventarisasi fisik saldo bank

- Inventarisasi fisik persediaan

- Inventarisasi fisik surat berharga

- Inventarisasi fisik aset tetap

- Inventarisasi fisik aset lain.

TAHAP 5

Mengumpulkan dokumen terkait yang digunakan untuk menghitung mundur agar

mendapatkan saldo per 1 Januari 200X, dengan cara memeriksa:

- Mutasi Kas dan Bank pada tahun berjalan (200X)

- Kartu mutasi barang (penerimaan barang, pengeluaran barang) tahun berjalan

(200X)

- Belanja barang dan jasa tahun berjalan (200X): ATK, perlengkapan kantor,

perlengkapan rumah tangga, dan lain-lain

- Belanja modal tahun berjalan (200X)

- Daftar inventaris pada posisi yang berakhir pada 31 Desember 200X-1

- Kartu induk barang pada posisi yang berakhir pada 31 Desember 200X-1.

TAHAP 6

- Melakukan penilaian atas kuantitas aset hasil inventarisasi fisik, per 1 Januari

200X

- Membandingkan saldo aset per 1 Januari 200X dengan saldo berdasarkan daftar

barang/inventaris dan mutasinya per 1 Januari 200X

- Menganalisis perbedaan/selisih saldo kuantitas aset per 1 Januari 200X antara

catatan pembukuan dengan hasil inventarisasi fisik.

TAHAP 7

Mengumpulkan dokumen:

Page 6: Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Bab. 6

Modul Akuntansi Pemerintah Daerah

126

- Surat-surat berharga

- Perjanjian/kontrak utang

- Daftar piutang

- Rekapitulasi pendapatan dana perimbangan terutang

- Laporan hasil pemeriksaan bawasda dan BPK

- Dokumen lain yang relevan.

TAHAP 8

Mengidentifikasi aset dan kewajiban per 1 Januari 200X berdasarkan dokumen-

tasi:

- Investasi Jangka Pendek: deposito 3-12 bulan, surat berharga untuk diperjualbelikan,

SBI, SUN, dan lain-lain

- Piutang: bagian lancar tagihan penjualan angsuran, bagian lancar pinjaman kepada

BUMD, bagian lancar tuntutan TP/TGR, piutang dana perimbangan, piutang

lainnya

- Aset lainnya: aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran, TP/TGR, Kemitraan

dengan pihak ketiga, aset lain-lain

- Kewajiban jangka pendek: bagian lancar utang jangka panjang, utang kepada pihak

ketiga, utang bunga, utang PFK

- Kewajiban jangka panjang: utang dalam negeri perbankan, utang jangka panjang

lainnya.

TAHAP 9

Menentukan nilai aset dan kewajiban.

TAHAP 10

- Melakukan penjurnalan untuk pertama kali dalam mekanisme penyusunan neraca

awal untuk akun aset, kewajiban, dan ekuitas dana

- Melakukan posting ke akun yang terkait

- Menyusun neraca awal sesuai PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP

- Menyusun catatan atas laporan keuangan mengenai metode akuntansi, metode

penilaian, dan penjelasan lainnya yang diperlukan.

Dalam proses pencatatan, nilai aset dan kewajiban akan menimbulkan saldo ekuitas

dana sebagai berikut:

Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Investasi

Ekuitas Dana Cadangan

Page 7: Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Bab. 6

127

BAB VI Penyusunan Neraca Awal

Dalam hal SKPD menerima transfer aset dari PPKD, maka akan menimbulkan saldo

RK-PPKD sebagai bagian dari akun Ekuitas Dana SKPD.

Seluruh proses penyusunan neraca awal SKPD akan mengacu pada:

- PP No. 24 Tahun 2005 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan

- Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

- Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Barang

Daerah

- Standar Penilaian Indonesia (SPI)

- Pedoman Penyusunan Neraca Awal yang berlaku di Pemda

- Kebijakan akuntansi yang berlaku di Pemda

A.4. Dokumen Sumber

Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat dan melaporkan akun-akun di

neraca awal adalah sebagi berikut:

No. Nama Akun Dokumen Sumber

1 Kas Berita acara kas opname

2 Piutang- SKP/SKR yang belum dilunasi

- Surat keputusan penghapusan piutang

3 Persediaan Berita acara inventarisasi fisik

4 Aset tetap

- Kuitansi pembelian/kontrak pengadaan barang

- Daftar NJOP

- Berita acara hasil appraisal

5 Utang/kewajiban- Kontrak pengadaan yang belum dilunasi

- Surat perjanjian pinjaman

A.5. Standar Jurnal untuk Penyusunan Neraca Awal SKPD

- Jurnal untuk neraca awal dilakukan cukup sekali, yaitu pada saat awal periode

penggunaan sistem akuntansi keuangan daerah untuk pertama kalinya, dan SKPD

belum pernah memiliki neraca sebelumnya.

- Apabila SKPD sudah pernah memiliki neraca sebelumnya, maka SKPD tersebut

tidak perlu lagi membuat jurnal neraca awal.

- Untuk komponen ekuitas dana (Fund Equity Section) neraca SKPD, menggunakan

akun ”Rekening Koran-PPKD”. Hal ini disebabkan SKPD merupakan bagian dari

Pemda, dan SKPD tidak memiliki kekayaan bersih sendiri. Hubungan antara Pemda

dengan SKPD adalah hubungan Pusat – Cabang, yaitu PPKD sebagai Pusat dan

SKPD sebagai cabang, di mana seluruh aset dan utang SKPD adalah aset dan utang

Pemda. Akun Rekening Koran-PPKD ini merupakan reciprocal account dengan akun

Rekening Koran-SKPD yang dicatat di tingkat Pemda pada kelompok aset.

Page 8: Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Bab. 6

Modul Akuntansi Pemerintah Daerah

128

Standar jurnal untuk menyusun neraca awal di SKPD adalah sebagai berikut:

Mencatat jumlah uang yang ada

di SKPD pada saat penyusunan

neraca awal

Dr. Kas .................................................... xx

Cr. SiLPA ................................................... xx

Mencatat jumlah piutang SKPD

pada saat penyusunan neraca

awal

Dr. Piutang ............................................... xx

Cr. Ekuitas Dana Lancar – Cadangan

Piutang ...................................................... xx

Mencatat jumlah persediaan

yang ada di SKPD pada saat

penyusunan neraca awal

Dr. Persediaan ........................................ xx

Cr. Ekuitas dana lancar – cadangan

Persediaan .................................................xx

Mencatat jumlah aset tetap yang

dikuasakan ke SKPD pada saat

penyusunan neraca awal

Dr. Aset tetap ........................................... xx

Cr. Ekuitas dana investasi – Diinvestasikan

dalam aset tetap .....xx

Mencatat jumlah utang SKPD

pada saat penyusunan neraca

awal (kalau ada)

Dr. Ekuitas dana investasi – dana harus

disediakan untuk pembayaran utang ...... xx

Cr. Utang ................................................. xx

Jurnal-jurnal tersebut, kemudian diposting ke buku besarnya masing-masing sesuai

dengan nilai dan posisi debit/kredit di jurnalnya. Kemudian bisa langsung disusun neraca

awalnya. Format neraca awal SKPD adalah sebagai berikut:

Neraca Awal SKPD

1 Januari 200X

No. Nama Akun Jumlah

1 Aset

2 Aset Lancar

3 Kas xxx

Kas di bendahara penerimaan

Kas di bendahara pengeluaran

4 Piutang xxx

Piutang Pajak

Piutang Retribusi

5 Persediaan xxx

6 I. Jumlah Aset Lancar xxx

7 Aset Tetap

8 Tanah xxx

9 Bangunan xxx

10 Kendaraan, dst xxx

11 II. Jumlah Aset Tetap xxx

12 III. Jumlah Aset ( I + II ) xxx

13 Kewajiban

14 Utang …… xxx

Page 9: Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Bab. 6

129

BAB VI Penyusunan Neraca Awal

15 IV. Jumlah Kewajiban xxx

16 Ekuitas Dana

17 Ekuitas Dana Lancar xxx

18 Ekuitas Dana Investasi xxx

19 Rekening Koran – PPKD

20 V. Jumlah Ekuitas dana xxx

21 Jumlah Kewajiban + Ekuitas dana ( IV + V ) xxx

B. PENYUSUNAN NERCA AWAL DI PPKD

B.1. Definisi

Neraca awal PPKD menyajikan informasi tentang posisi keuangan PPKD mengenai

aset, kewajiban, dan rekening Ekuitas Dana pada saat awal penggunaan sistem akuntansi

keuangan daerah. Angka-angka yang ada di dalam neraca awal akan menjadi saldo

awal pada setiap buku besarnya, sehingga akan menjadi dasar penghitungan saldo

pada periode-periode selanjutnya.

B.2. Nilai Akun dalam Neraca Awal

Permasalahan yang dihadapi oleh PPKD dalam menyusun neraca awal adalah

menentukan nilai yang wajar dari aset, kewajiban, dan ekuitas dananya, terutama untuk

aset tetap yang menjadi tanggung jawab/hak PPKD. Hal ini disebabkan aset tetap yang

digunakan oleh PPKD perolehannya dilakukan sudah bertahun-tahun lalu, sehingga

kemungkinan nilai perolehannya sudah tidak sesuai lagi dengan harga pasar saat ini, atau

bahkan kemungkinan tidak ada dokumen perolehannya. Untuk mengatasi hal tersebut,

terdapat beberapa alternatif dalam menetapkan nilai dari aset, kewajiban, dan ekuitas

dana yang akan dilaporkan dalam neraca awal. Alternatif-alternatif tersebut harus tidak

menyalahi standar akuntansi yang berlaku di pemerintahan.

B.3. Pelaksana dan Langkah-langkah Penyusunan Neraca Awal PPKD

Pelaksana penyusunan neraca awal PPKD adalah Petugas Penatausahaan

Keuangan PPKD (PPK PPKD) yang berkoordinasi dengan bagian perlengkapan di

PPKD. Koordinasi dilakukan untuk mengetahui berapa aset daerah yang dikuasakan ke

masing-masing PPKD. Selain itu juga untuk mengetahui nilai dari aset-aset tersebut.

Langkah-langkah dalam penyusunan neraca awal PPKD adalah sebagai berikut:

TAHAP 1

Membentuk Tim Teknis PPKD sebagai Pendukung Proses Penyusunan Neraca

Awal, dapat terbagi atas:

- Bendahara penerimaan PPKD

- Bendahara pengeluaran PPKD

- Bendahara pemegang barang PPKD

Page 10: Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Bab. 6

Modul Akuntansi Pemerintah Daerah

130

- Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) PPKD

- Bagian lain yang relevan.

TAHAP 2

Mengidentifikasi jenis aset dan jenis kewajiban yang potensial dimiliki oleh suatu

PPKD, dengan rujukan utama neraca awal dan neraca pemda secara keseluruhan (yang

pada saat ini ada di dalam kewenangan Biro/Bagian Umum), mengacu pada Permendagri

No. 13 Tahun 2006 dan PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

sebagai berikut:

1. Kas & setara kas: saldo bank, uang tunai di bendahara, deposito kurang dari 3 bulan

2. Piutang: bagian lancar tagihan penjualan angsuran, bagian lancar pinjaman kepada

BUMD, bagian lancar tuntutan TP/TGR, piutang pajak, piutang lainnya

3. Persediaan: ATK, perlengkapan kantor, perlengkapan rumah tangga, aset yang akan

dijual

4. Investasi jangka pendek: deposito 3-12 bulan, surat berharga untuk diperjualbelikan

seperti SUN/obligasi jangka pendek, investasi jangka pendek lainnya

5. Aset tetap: tanah, peralatan & mesin, gedung & bangunan, jalan/irigasi/jaringan,

aset tetap lainnya, konstruksi dalam pengerjaan

6. Aset lainnya: aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran, TP/TGR, Kemitraan

dengan pihak ketiga, aset lain-lain

7. Kewajiban jangka pendek: bagian lancar utang jangka panjang, utang kepada pihak

ketiga, utang bunga, utang PFK (pajak belum disetor, dan lain-lain)

8. Kewajiban jangka panjang: utang dalam negeri perbankan, utang jangka panjang

lainnya

TAHAP 3

Menyiapkan daftar/formulir, yang diperlukan untuk:

- inventarisasi fisik

- pengumpulan dokumen aset dan kewajiban,

meliputi:

- Tanggal Pelaksanaan

- Nama Pelaksana

- Aset/Kewajiban, kuantitas, kondisi

- Persetujuan Kepala PPKD

TAHAP 4

Melaksanakan inventarisasi fisik aset per tanggal/bulan tertentu:

- Inventarisasi fisik saldo kas

- Inventarisasi fisik saldo bank

Page 11: Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Bab. 6

131

BAB VI Penyusunan Neraca Awal

- Inventarisasi fisik persediaan

- Inventarisasi fisik surat berharga

- Inventarisasi fisik aset tetap

- Inventarisasi fisik aset lain

TAHAP 5

Mengumpulkan dokumen terkait yang digunakan untuk menghitung mundur agar

mendapatkan saldo per 1 Januari 200X, dengan cara memeriksa:

- Mutasi Kas dan Bank pada tahun berjalan (200X)

- Kartu mutasi barang (penerimaan barang, pengeluaran barang) tahun berjalan

(200X)

- Belanja barang dan jasa tahun berjalan (200X): ATK, perlengkapan kantor, perleng-

kapan rumah tangga, dan lain-lain.

- Belanja modal tahun berjalan (200X)

- Daftar inventaris pada posisi yang berakhir pada 31 Desember 200X-1

- Kartu induk barang pada posisi yang berakhir pada 31 Desember 200X-1

TAHAP 6

- Melakukan penilaian atas kuantitas aset hasil inventarisasi fisik, per 1 Januari 200X

- Membandingkan saldo aset per 1 Januari 200X dengan saldo berdasarkan daftar

barang/inventaris dan mutasinya per 1 Januari 200X

- Menganalisis perbedaan/selisih saldo kuantitas aset per 1 Januari 200X antara ca-

tatan pembukuan dengan hasil inventarisasi fisik.

TAHAP 7

Mengumpulkan dokumen:

- Surat-surat berharga

- Perjanjian/kontrak utang

- Daftar piutang

- Rekapitulasi pendapatan dana perimbangan terutang

- Laporan hasil pemeriksaan bawasda dan BPK

- Dokumen lain yang relevan

TAHAP 8

Mengidentifikasi aset dan kewajiban per 1 Januari 200X berdasarkan dokumentasi:

- Investasi Jangka Pendek: deposito 3-12 bulan, surat berharga untuk diperjualbelikan,

SBI, SUN, dan lain-lain

Page 12: Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Bab. 6

Modul Akuntansi Pemerintah Daerah

132

- Piutang: bagian lancar tagihan penjualan angsuran, bagian lancar pinjaman kepada

BUMD, bagian lancar tuntutan TP/TGR, piutang dana perimbangan, piutang

lainnya

- Aset lainnya: aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran, TP/TGR, kemitraan

dengan pihak ketiga, aset lain-lain

- Kewajiban jangka pendek: bagian lancar utang jangka panjang, utang kepada pihak

ketiga, utang bunga, utang PFK

- Kewajiban jangka panjang: utang dalam negeri perbankan, utang jangka panjang

lainnya.

TAHAP 9

Menentukan nilai aset dan kewajiban

TAHAP 10

- Melakukan penjurnalan untuk pertama kali dalam mekanisme penyusunan neraca

awal untuk akun aset, kewajiban, dan ekuitas dana

- Melakukan posting ke akun yang terkait

- Menyusun neraca awal sesuai PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP

- Menyusun catatan atas laporan keuangan mengenai metode akuntansi, metode

penilaian, dan penjelasan lainnya yang diperlukan.

Dalam proses pencatatan, nilai aset, dan kewajiban akan menimbulkan saldo ekuitas

dana sebagai berikut:

Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Investasi

Ekuitas Dana Cadangan.

Seluruh proses penyusunan neraca awal PPKD akan mengacu pada:

- PP No. 24 Tahun 2005 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan

- Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

- Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Barang

Daerah

- Standar Penilaian Indonesia (SPI)

- Pedoman Penyusunan Neraca Awal yang berlaku di Pemda

- Kebijakan akuntansi yang berlaku di Pemda

Page 13: Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Bab. 6

133

BAB VI Penyusunan Neraca Awal

B.4. Dokumen Sumber

Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat dan melaporkan akun-akun di

neraca awal adalah sebagai berikut:

No. Nama Akun Dokumen Sumber

1 Kas Berita acara kas opname

2 Piutang - SKP/SKR yang belum dilunasi

- Surat keputusan penghapusan piutang

3 Persediaan Berita acara inventarisasi fisik

4 Aset tetap - Kuitansi pembelian/kontrak pengadaan barang

- Daftar NJOP

- Berita acara hasil appraisal

5 Utang/kewajiban - Kontrak pengadaan yang belum dilunasi

- Surat perjanjian pinjaman

B.5. Standar Jurnal untuk Penyusunan Neraca Awal PPKD

- Jurnal untuk neraca awal dilakukan cukup sekali, yaitu pada saat awal periode

penggunaan sistem akuntansi keuangan daerah untuk pertama kalinya, dan PPKD

belum pernah memiliki neraca sebelumnya.

- Apabila PPKD sudah pernah memiliki neraca sebelumnya, maka PPKD tersebut

tidak perlu lagi membuat jurnal neraca awal.

Standar jurnal untuk menyusun neraca awal di PPKD adalah sebagai berikut:

Mencatat jumlah uang yang ada

di PPKD pada saat penyusunan

neraca awal

Dr. Kas ................................................... xx

Cr. SiLPA .................................................. xx

Mencatat jumlah piutang PPKD

pada saat penyusunan neraca

awal

Dr. Piutang .............................................. xx

Cr. Ekuitas dana lancar – cadangan

piutang ...................................................... xx

Mencatat jumlah persediaan

yang ada di PPKD pada saat

penyusunan neraca awal

Dr. Persediaan ......................................... xx

Cr. Ekuitas dana lancar – cadangan

Persediaan ............................................... xx

Mencatat jumlah aset tetap yang

dikuasakan ke PPKD pada saat

penyusunan neraca awal

Dr. Aset tetap ............................................ xx

Cr. Ekuitas dana investasi – Diinvestasikan

dalam aset tetap ...................................... xx

Mencatat jumlah utang PPKD

pada saat penyusunan neraca

awal

Dr. Ekuitas dana investasi – dana harus

disediakan untuk pembayaran utang ...... xx

Cr. Utang ................................................. xx

Page 14: Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Bab. 6

Modul Akuntansi Pemerintah Daerah

134

Jurnal-jurnal tersebut, kemudian diposting ke buku besarnya masing-masing sesuai

dengan nilai dan posisi debit/kredit di jurnalnya. Kemudian bisa langsung disusun neraca

awalnya. Format neraca awal PPKD adalah sebagai berikut:

Neraca Awal PPKD

1 Januari 200X

No. Nama Akun Jumlah

1 Aset

2 Aset Lancar

3 Kas Xxx

4 Piutang Xxx

5 Persediaan Xxx

6 I. Jumlah Aset Lancar Xxx

7 Aset Tetap

8 Tanah Xxx

9 Bangunan Xxx

10 Kendaraan, dan seterusnya Xxx

11 II. Jumlah Aset Tetap Xxx

12 III. Jumlah Aset (I + II) Xxx

13 Kewajiban

14 Utang Xxx

15 IV. Jumlah Kewajiban Xxx

16 Ekuitas Dana

17 Ekuitas Dana Lancar Xxx

18 Ekuitas Dana Investasi Xxx

19 Ekuitas Dana Cadangan Xxx

22 V. Jumlah Ekuitas Dana Xxx

23 Jumlah Kewajiban + Ekuitas Dana (IV + V) Xxx