modul akuntansi keuangan

99
BAB I KERANGKA DASAR AKUNTANSI KEUANGAN A. Pendahuluan Laporan keuangan perusahaan umumnya disusun berdasarkan prinsip prinsip akuntansi yang berterima umum untuk industri dimana perusahaan itu dikategorikan. Prinsip prinsip akuntansi berterima umum tersebut mencakup semua standar serta interpretasi yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar. Misalnya untuk perusahaan perbankan, laporan keuangannya harus disusun sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi untuk industri perbankan, untuk perusahaan tambang maka laporan keungannya harus disusun sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi untuk industri pertambangan. Penerapan prinsip prinsip ini harus dilakukan agar pemakai laporan keuangan bisa membandingkan kondisi perusahaan satu sama lainnya dalam industri yang sama sehingga dapat menilai kelebihan dan kekurangan masing masing perusahaan. Jika demikian maka akan memudahkan pemakai laporan keuangan dalam membuat keputusan. Prinsip prinsip akuntansi yang berterima umum atau sering disebut dengan standar akuntansi keuangan tadi disusun berdasarkan kerangka pemikiran yang berisi tentang penjelasan penjelasan atau konsep konsep dasar mengapa dan bagaimana seharusnya laporan keuangan dibuat dengan menetapkan kriteria kriteria tertentu agar tujuan yang diinginkan atas penyusunan laporan keuangan dapat tercapai. B. Pengertian dan Manfaat Kerangka Dasar Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa prinsip prinsip akuntansi yang berterima umum yang digunakan sebagai pedoman untuk melakukan praktek pelaporan keuangan disusun berdasarkan kerangka pemikiran berupa konsep konsep dasar yang berhubungan dengan

Upload: shafira-nurul-firdausta

Post on 15-Jul-2015

2.901 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul akuntansi keuangan

BAB I

KERANGKA DASAR

AKUNTANSI

KEUANGAN

A. Pendahuluan

Laporan keuangan perusahaan umumnya disusun berdasarkan prinsip prinsip akuntansi yang berterima umum untuk industri dimana perusahaan itu dikategorikan. Prinsip prinsip akuntansi berterima umum tersebut mencakup semua standar serta interpretasi yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar. Misalnya untuk perusahaan perbankan, laporan keuangannya harus disusun sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi untuk industri perbankan, untuk perusahaan tambang maka laporan keungannya harus disusun sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi untuk industri pertambangan. Penerapan prinsip prinsip ini harus dilakukan agar pemakai laporan keuangan bisa membandingkan kondisi perusahaan satu sama lainnya dalam industri yang sama sehingga dapat menilai kelebihan dan kekurangan masing masing perusahaan. Jika demikian maka akan memudahkan pemakai laporan keuangan dalam membuat keputusan.

Prinsip prinsip akuntansi yang berterima umum atau sering disebut dengan standar akuntansi keuangan tadi disusun berdasarkan kerangka pemikiran yang berisi tentang penjelasan penjelasan atau konsep konsep dasar mengapa dan bagaimana seharusnya laporan keuangan dibuat dengan menetapkan kriteria kriteria tertentu agar tujuan yang diinginkan atas penyusunan laporan keuangan dapat tercapai.

B. Pengertian dan Manfaat Kerangka Dasar

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa prinsip prinsip akuntansi yang berterima umum yang digunakan sebagai pedoman untuk melakukan praktek pelaporan keuangan disusun berdasarkan kerangka pemikiran berupa konsep konsep dasar yang berhubungan dengan

Page 2: Modul akuntansi keuangan

laporan keuangan tersebut. Kumpulan dari konsep-konsep dasar yang melandasai penyusunan dan penyajian laporan keuangan ini diisebutdengan istilah kerangka dasar akuntansi keuangan atau kerangka konseptual akuntansi keuangan. Menurut Ikatan AkuntanIndonesia (IAI), kerangka dasar ini disebut dengan istilah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keungan yang didefinsikan sebagai konsep konsep pemikiran yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. (IAI, 2004, hal. 1)

Kerangka dasar ini diperlukan mengingat manfaatnya yaitu:1. Kerangka dasar akan memberikan definisi yang luas mengenai tujuan,

istilah serta konsep konsep yang terdapat dalam praktek penyusunan dan penyajian laporan keuangan saat ini. Penentuan definisi, istilah, tujuan dan konsep dasar maka kerangka dasar dapat memberikan penjelasan mengenai batas batas akuntansi dan pelaporan keuangan. Dengan demikian akan memberikan kesamaan pemahaman antara penyusun maupun pemakai dalam menginterpretasikan laporan keuangan.

2. Kerangka dasar berguna untuk pengembangan standar baru dan peninjauan atas standar yang pernah ada. Hal ini disebabkan oleh lingkungan usaha yang selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan lingkungan usaha secara otomotis akan menimbulkkan berbagai jenis transaksi baru yang memerlukan pengaturan cara melaporkan dan menyajikannya dalam laporan keuangan.

3. Kerangka dasar juga bermanfaat untuk memilih metode yang paling tepat untuk pelaporan aktivitas perusahaan. Hal ini disebabkan standar untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang ada menyediakan lebih dari satu pilihan pelaporan untuk transaksi tertentu.

IAI (2007, hal. 1) menyatakan bahwa tujuan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:

1. Komite penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelakasanaan tugasnya

2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan

3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan

C. Tujuan Laporan Keuangan

Page 3: Modul akuntansi keuangan

Penetapan tujuan laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting sebelum laporan keuangan itu disusun dan disajikan untuk kepentingan berbagai pihak yang membutuhkannya. Penetapan tujuan laporan keuangan meliputi kegiatan kegiatan seperti mengidentifaksi siapa pemakai laporan keuangan, mengidentifikasi keputusan apa saja yang dilakukan oleh pemakai laporan keuangan dan kebutuhan informasinya baik jenis maupun banyaknya. Dengan mengetahui tujuan laporan keuangan akuntan dapat menentukan kriteria kriteria yang diperlukan untuk menghasilkan cara-cara terbaik dalam melaporkan informasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan tersebut. Dengan demikian laporan keuangan akan berdayaguna sebagai dasar untuk pengambilan keputusan pemakainya.

Terdapat berbagai rumusan tujuan laporan keuangan. Menurut FASB (1979, 16-21) tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi:1. yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai

tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi, serta kredit

2. yang berguna untuk investor yang ada dan yang potensial, kreditur yang ada dan yang potensial serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas masa depan

3. yang menunjukkan tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut dan perubahan di dalamnya.

D. Asumsi DasarAsumsi dasar menggambarkan aspek lingkungan dimana akuntansi atau laporan keuangan itu berada. Menurut FASB terdapat empat asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi yaitu: 1) entitas ekonomi (economic entity) , kelangsungan hidup (going concern), 3) unit moneter (monetery unit/unit of measure), dan 4) periodisitas (periodicity).

1. Asumsi Entitas Ekonomi

Asumsi ini mengandung arti bahwa perusahaan dipandang sebagai sebuah unit usaha yang berdiri sendiri terpisah dari pemiliknya dan dari kesatuan usaha lainnya dimana akuntansi itu berada. Artinya akuntansi hanya akan melaporkan aktivitas ekonomis yang dialami perusahaan itu sendiri bukan melaporkan aktivitas ekonomi pemiliknya sehingga ada pemisahan yang jelas antara perusahaan dengan pemilikyna. Demikian pula misalnya aktivitas dan unsur unsur perusahaan X dapat dibedakan dengan aktivitas dan unsur unsur perusahaan Y sehingga dimungkinkan untuk menilai atau membandingkan kinerja kedua perusahaan tersebut untuk mengetahui mana yang mempunyai kinerja yang lebih baik dikarenakan setiap perusahaan akan melaporakan aktivitas usahanya sendiri sendiri.

Page 4: Modul akuntansi keuangan

Asumsi ini tidak hanya berlaku untuk memisahkan atau membedakan aktivitas antar dua perusahaan, antar perusahaan dengan pemiliknya, antar perusahaan dengan pemiliknya tetapi juga bisa digunakan untuk memisahkan individu, sebuah departemen atau divisi atau sebuah industri secara keseluruhan sebagai satu entitas tersendiri.

2. Asumsi Kelangsungan Hidup

Asumsi ini mengandung arti bahwa setiap perusahaan akan memiliki umur yang panjang atau tidak akan dilikuidasi di masa yang akan datang untuk memenuhi tujuan dan komitmen mereka, meskipun pada kenyataannya umur perusahaan adalah tidak pasti berapa lama.Asumsi ini berpengrauh terhadap prinsip penilaian atas pos pos laporan keuangan misalnya aset dimana aset umumnya dinilai dengan menggunakan prinsip biaya historis daripada menggunakan nilai likuidasi.Asumsi ini tidak akan berlaku jika suatu entitas usaha didirikan dengan batasan umur yang telah ditetapkan.

3. Asumsi Unit MoneterAsumsi ini mengandung arti bahwa setiap transaksi yang terjadi

akan dicatat dengan menggunakan satuan uang (unit moneter) meskipun dapat dicatat dengan menggunkan satuan ukuran yang lain. Misalnya jika perusahaan membeli sebidang tanah, maka perusahaan sebetulnyan dapat mencatat aset tersebut dengan menggunakan ukuran meter persegi katakanlah 500 meter persegi. Tetapi perusahaan dapat pula mencatatnya dengan menggunakan satuan ukuran yang lain yaitu dengan satuan uang, katakanlah sebesar harga perolehannya Rp. 400 juta.

Penggunaan asumsi ini memungkinkan semua aset, kewajiban, modal, pendapatan dan biaya untuk dicatat dengan satuan ukuran yang sama atau seragam. Sedangkan satuan uang (unit moneter) yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporannya tergantung pada mata uang negara dimana perusahaan itu berada. Misalnya kalau perusahaan itu di Indonesia menggunakan rupiah, tetapi jika di Amerika menggunakan dollar Amerika. (US dollar).

4. Asumsi PeriodisitasAsumsi ini menyatakan bahwa laporan keuangan harus disusun

dan disajikan secara periodik. Asumsi ini diterapkan karena perusahaan dianggap beroperasi secara terus menerus dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Kalau ada pihak pihak yang membutuhkan informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan, sebetulnya cara yang paling akurat adalah dengan menghentikan aktivitas operasi perusahaan tersebut dalam jangka waktu tertentu. Cara ini tentu saja tidak mungkin dilakukan, mengingat pihak pihak yang membutuhkan informasi tadi harus segera

Page 5: Modul akuntansi keuangan

dipenuhi untuk membuat keputusan. Untuk itu aktivitas ekonomi sebuah perusahaan harus dapat dipisahkan ke dalam periode waktu yang ditetapkan batasannya, misalnya tahunan, semesteran atau bulanan. Oleh karena itu akuntansi atau laporan keuangan dapat disusun dan disajikan secara periodik untuk memberikan informasi baik posisi keuangan maupun kinerja perusahaan.

Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI, 2004, hal.6) menetapkan dua asumsi dasar yaitu:

1. Dasar AkrualAsumsi ini mengandung arti bahwa pengaruh transaksi dan

peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode bersangkutan

2. Kelangsungan UsahaAsumsi ini memiliki arti bahwa perusahaan diasumsikan akan

beroperasi terus di masa depan tanpa batasan, tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

E. Karakateristik Kualitatif Laporan Keuangan

Produk dari akuntansi adalah informasi kuantitaif yang bersifat keuangan. Informasi akan mempunyai nilai kegunaan yang tinggi untuk pengambilan keputusan jika memenuhi kriteria kualitas informasi yang baik. Kualitas informasi akuntansi ini dikenal dengan istilah karakteristik kualitatif laporan keuangan.

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat (4) karaktristik kualitatif pokok yaitu, 1) dapat dipahami, 2) relevan, 3) keandalan dan 4) dapat dibandingkan (IAI, 2004, hal.7)

1. Dapat DipahamiInformasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus mudah dipahami oleh pemakai. Untuk menunjang pemahaman pemakai atas laporan keuangan, pemakai harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

Page 6: Modul akuntansi keuangan

2. Relevan

Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.

3. Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaianya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4. Dapat dibandingkan

Agar lebih bermanfaat laporan keuangan perusahaan memiliki sifat dapat diperbandingkan. Perbandingan dapat dilakukan antar periode untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keungan perusahaan. Perbandingan dapat pula dilakukan antar perusahaan sejenis untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

Page 7: Modul akuntansi keuangan

F. Unsur-unsur Laporan Keuangan

Informasi tentang posisi keuangan suatu perusahaan dapat dilihat pada neraca sedangkan informasi tentang kinerja perusahaan dapat dilihat pada laporan laba rugi. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan posisi keuangan maupun kinerja perusahaan perlu diketahui terlebih dahulu isi atau kandungan informasi apa saja yang ada pada kedua jenis laporan keuangan tersebut. Isi atau kandungan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut akan disusun berdasarkan kriteria tertentu sehingga membentuk kelompok kelompok. Setiap kelompok ini disebut dengan unsur unsur laporan keuangan. Setiap kelompok diberi istilah dan definisi. Istilah istilah ini merupakan bahasa bisnis atau jargon akuntansi. Misalnya dalam neraca terdapat tiga kelompok besar yaitu aset, kewajiban dan ekuitas. Sedangakn di dalam laporan laba rugi dikenal dua kelompok besar yaitu penghasilan dan beban.

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI, 2004, hal.12-20) ditetapkan bahwa unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban dan ekuitas. Unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.

1. AsetAset adalah sumberdaya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana ma

ekonomi di masa depan diharapkan akandiperoleh perusahaan. menjadi aset lancar, aset tetap dan aset

lain-lain.Aset tetap adalah aset dimiliki tidak untuk dijual kembali, digunakan untuk operasi perusahaan dan mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun atau . siklus operasi normal

Aset lancar adalah kas dan aset lain yang diperkirakan dapat dikonversi menjadi uang kas, dijual atau dikonsumsi baik dalam jangka waktu satu tahun atau dalam siklus operasi, mana yang lebih panjang. Aturan pada umumnya juga menyebutkan bahwa jika suatu aset dapt diubah menjadi kas atau digunakan untuk membayar kewajiban lancar dalam kangka waktu satu tahun atau siklus operasi, mana yang lebih panjang maka aset itu diklasifikasi sebagai lancar.

Aset lain-lain adalah aset yang tidak memenuhi sifat sebagai aset lancar dan aset tetap.

2. Kewajiban

Page 8: Modul akuntansi keuangan

Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul akibat dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban digolongkan menjadi kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang dan kewajiban lain-lain.

Kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan dapat dilikuidasi atau dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau kurang baik melalui penggunaan aset lancar ataupun dengan penciptaan kewajiban lancar lain.

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diperkirakan secara layak akan dilikuidasi atau dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Kewajiban lain lain adalah kewajiban yang tidak memenuhi sifat baik sebagai kewajiban jangka pendek ataupun sebagai kewajiban jangka panjang.

3. Ekuitas

Ekuitas adalah hak residual atas asetperusahaan setelah dikurangi semuakewajiban. Ekuitas biasanya disebut jugadengan net assets (aset bersih). Untukperusahaan perorangan ekuitas mencerminkan modal yang diinvestasikan oleh pemiliknya ke dalam perusahaan yang dia dirikan. Ekuitas untuk perusahaan persekutuan terdiri dari modal yang ditanamkan oleh sekutu sekutu yang mendirikan perusahaan. Modal perseroan terdiri dari saham saham yang dimiliki oleh investor perusahaan tersebut. Sedangkan untuk koperasi ekuitas terdiri dari simpanan anggota.

4. Penghasilan (income)

Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Penghasilan (income) meliputi:

a. Pendapatan (revenue) timbul dari pelaksanaan aktivitas perusahaan yangbiasa dan dikenal dengan sebutana ntara lain penjualan, penghasilan jasa (fees),bunga, dividen, royalty dan sewa

Page 9: Modul akuntansi keuangan

b. Keuntungan (gains )timbul dan tidak timbul dari pelaksanaan aktivitasperusahaan yang biasa.Keuntungan (gains )mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi.

Contoh pos yang timbul dalam penghasilan aset tak lancar akibat penilaian embali atau pelepasan investasi.

5. Beban (expenses)

Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Beban mencakup:

a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan biasa meliputi misalnya beban pokok penjualan, gaji, penyusutan. Beban ini berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan setara kas, persediaan dan aset tetap.

b. Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa. Contoh misalnya kerugian akibat kebakaran, bencana alam dan penurunan nilai aset

G. Pengakuan dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

Setiap transaksi yang terjadi akan dicatat dengan cara mendebit atau mengkredit akun akun tertentu disertai dengan nilainya. Misalnya jika perusahaan menjual barang dagangannya secara tunai senilai Rp. 200.000, maka akun yang didebit adalah kas dan akun yang dikredit adalah penjualan dengan nilai masing masing Rp. 200.000. Akun kas merupakan salah satu pos laporan keuangan yang masuk dalam kelompok aset sedangkan akun penjualan merupakan salah satu pos laporan keuangan yang masuk dalam kelompok penghasilan.

Untuk bisa menentukan akun apa yang harus didebit atau dikredit perlu dianalisa terlebih dahulu dampak transaksi tersebut apakah mempengaruhi unsur unsur laporan keuangan seperti aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan atau modal. Tentu saja penetapan unsur mana yang dipengaruhi oleh transaksi harus didasarkan pada definisi dari masing masing unsur serta kriteria lainnya yang ditetapkan.

Proses pencatatan ini melibatkan dua kegiatan yaitu penentuan pos pos laporan keuangan yang dipengaruhi oleh transaksi dan penentuan nilai untuk setiap pos tersebut. Proses penentuan pos pos ini

Page 10: Modul akuntansi keuangan

dikenal dengan istilah pengakuan (recognation) sedangkan proses penentuan nilainya dikenal dengan istilah pengukuran (measurement).Definisi pengakuan dan pengukuran menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:

1. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan

a. Pengakuan Aset

Aset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

b. Pengakuan Kewajiban

Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligasi) sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.

c. Pengakuan penghasilan

Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.

d. Pengakuan Beban

Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.

Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of cost with revenues) ini melibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung atau bersama sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama.

2. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

Berikut adalah berbagai dasar pengukuran laporan keuangan (IAI, 2004, hal. 24)

a. Biaya HistorisAset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang dibayar

atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation) atau dalam keadaan tertentu (misal pajak penghasilan) dalam jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

Contoh: Misalkan PT. Cendekia Purnama membeli mesin dengan harga beli Rp. 25.000.000,-, sedangkan untuk mempersiapkan mesin agar dapat dioperasikan perusahaan harus mengeluarkan biaya pemasangan Rp.

Page 11: Modul akuntansi keuangan

2.000.000,-. Maka mesin sebagai aset perusahaan akan dicatat sebesar biaya perolehannya atau biaya historis yang dikeluarkan pada saat perolehannya yang mencerminkan seluruh pengeluaran kas yang dibayar untuk memperoleh aset (mesin) tersebut yaitu Rp. 27.000.000,-.

b. Biaya Kini (Current Cost)

Aset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas seharusnya bila aset yang sama atau setara aset diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.

Contoh: Misalkan PT Kartika Jaya memiliki kendaraan berupa mobil Panther yang diperoleh tahun 2003 dengan harga perolehan historisnya Rp. 150.000.000,-. Berapa nilai mobil tersebut jika perusahaan akan mencantumkannya dalam laporan keuangan untuk periode tahun 2007?

Jika menggunakan dasar biaya historis maka mobil akan dilaporkan nilianya sebesar Rp. 150.000.000,-, tetapi jika menggunakan biaya kini (current cost) nilai mobil yang dicantumkan dalam laporan keuangan adalah sebesar kas yang seharusnya dikeluarkan saat ini untuk mendapatkan mobil Panther yang sama kondisinya dengan mobil Panther yang dimiliki oleh perusahaan, misalnya Rp. 105.000.000,-, maka nilai mobil Panther PT Kartika Jaya adalah Rp. 105.000.000,-yang mencerminkan biaya kini.

c. Nilai Realisasi / penyelesaian (realizable/settlement value)

Aset dinyatakan dalam jumlah kas (setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal (orderly disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian yaitu jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

Contoh: Misalkan perusahaan Ceria Purnama mempunyai utang dagang kepada pemasoknya yang akan jatuh tempo tiga bulan yang akan datang sejak tanggal pembeliannya sebesar Rp. 250.000,-. Maka kewajiban berupa utang dagang tersebut akan dicatat sebesar jumlah kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan oleh perusahaantiga bulan yang akan datang untuk menyelesiakan kewajibannya yaitu sebesar Rp. 250.000,-.

d. Nilai Sekarang (Present Value)

Aset dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

Page 12: Modul akuntansi keuangan

Contoh: perusahaan Indah Sari menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp. 1.000.000.000,- yang jatuh tempo 5 tahun. Utang obligasi ini akan dicatat sebesar nilai sekarang atau present value dari pembayaran bunga dan pokoknya misalnya setelah dilakukan penghitungan nilainya menjadi Rp. 1.100.000.000,-. Maka utang obligasi akan dicatat sebesar Rp. 1.100.000.000,-Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan kuangan adalah biaya historis dan dasar pengukuran lain untuk pos pos terterntu seperti untuk persediaan, selain biaya historis bisa menggunakan metode lower of cost or net realizable value.

BAB II Cash ( Kas )

Tujuan mempelajari bab ini adalah:

1. Menjelaskan pengertian dan sifat kas2. Menjelaskan komposisi kas3. Menjelaskan manajemen dan pengendalian kas4. Menjelaskan manajemen dan dana kas kecil5. Menjelaskan rekonsiliasi laporan bank

Page 13: Modul akuntansi keuangan

A. Pendahuluan :

Kas merupakan jenis aset yang paling cepat dapat dikonversi menjadi aset lainnya.

Kas merupakan aktiva yang paling lancar dalam perusahaan, sehingga dalam neraca dicatat di tempat yang paling atas pada kelompok aktiva lancar. Kas juga berguna untuk segera memenuhi kewajiban perusahaan yang jatuh tempo. Sehingga ketersediaan kas dalam jumlah yang cukup akan menentukan likuiditas perusahaan. Hampir semua transaksi perusahaan baik secara langsung atau tidak akan menyangkut akun Kas atau berakhir pada akun Kas. Adanya kesalahan dalam akun kas sering dapat memberikan petunjuk adanya kesalahan kepada akun lain.

B. Pengertian Kas

Kas adalah suatu yang berupa uang atau bukan yang dapat dijadikan alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya yang dapat digunakan setiap saat. Dengan demikian yang berupa uang adalah uang kertas dan uang logam, sedangkan yang tidak berupa uang adalah cek ( segala macam cek kecuali cek mundur ), dan wesel pos yang diterima dari fihak lain, seta saldo di bank yang bebas untuk diambil ( giro dan tabungan )

Kas akan memberikan dukungan makanan terhadap seluruh operasional bagian tubuh perusahaan. Jika kas yang mengalir mengalami gangguan, maka opersional perusahaanpun juga akan dapat terganggu. Begitu pentingnya kas bagi sebuah perusahaan atau bisnis, maka kas merupakan aset yang paling likuid diantara aset-aset lainnya, dan senantiasa diletakkan di bagian yang paling atas di neraca perusahaan.

Yang termasuk dalam kas menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya.

Termasuk dalam pengertian kas adalah simpanan dalam bank dalam bentuk tabungan, deposito maupun giro atau tempat-tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu.

Kas terdiri dari :

1. uang kertas2. uang logam3. cek yang belum disetorkan4. simpanan dalam bentuk giro atau bilyet5. rekening tabungan6. traveller’s checks

Page 14: Modul akuntansi keuangan

7. cek kasir (cashier’s cheks)8. wesel bank ( bank draft)9. money order10. kas kecil11. uang kembalian12. kas yang ada di cabang cabang tetap

Yang tidak termasuk kas meliputi:

1. Cek mundur (post dated checks). Cek mundur tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal di mana cek tadi dapat diuangkan.

2. Bon utang Bon utang diperlakukan sebagai piutang.

3. Uang muka perjalanan Uang muka perjalanan diperlakukan sebagai piutang jika uang muka tersebut akan ditagih dari karyawan atau dikurangkan dari gajinya.

4. Perangko pos Perangko pos diperlakukan sebagai persediaan perlengkapan (supplies) kantor atau toko atau sebagai beban dibayar dimuka.

5. Dana kas untuk tujuan khusus misalnya dana yang disisihkan untuk pembayaran utang obligasi.

C. Sifat Kas

1. Materinya kecil Tidak memerlukan tempat yang luas karena tidak banyak menghabiskan tempat

2. Susah diidentifikasiTidak ada ciri kepemilikannya yang khusus sehingga kalau uang itu hilang sukar ditemukan

3. Mudah ditukarkan

Mengingat sifatnya demikian maka kas sering disalah gunakan / diselewengkan dalam penggunaanya, baik yang disengaja maupun tidak. Oleh karena itu kas harus dikelola sedemikian rupa sehingga kas yang tersedia tidak berlebihan atau kekurangan Salah satu cara untuk mengelola kas secara tepat ( menghindarkan kerugian karena kecurangan maupun salah pengelolaan ) adalah adanya intenal control ( Pengendalian Intern ) yang memadai.

D. Internal Control ( Pengendalian Intern ) Untuk Kas

Internal control meliputi sistem dan prosedur serta kebijaksanaan

Page 15: Modul akuntansi keuangan

Seperti telah diuraikan diatas bawa kas aktiva yang sangat lancar oleh karena itu sangat mudah digunakan, dan mempunyai sifat memiliki daya rangsang yang tinggi untuk diselewengkan / digelapkan karena tidak menunjukkan pemiliknya sehingga kalau uang itu hilang sukar ditemukan

Prinsip internal control ( pengendalian internal ) terhadap kas menetapkan bahwa harus ada pemisahan fungsi-fungsi yang berhubungan dengan pengelolaan kas yaitu pemisahan antara fungsi penyimpanan, pelaksana dan pencatatan. Jelasnya harus dipisahkan misalnya fungsi penerimaan, pengeluaran, penyimpanan dan pencatatan (akuntansi) kas. Mengapa pengendalian kas penting?

Internal control meliputi sistem dan prosedur serta kebijaksanaan yang diterapkan oleh suatu badan usaha untuk membantu meyakinkan bahwa transaksi-transaksi secara sah diotorisasikan serta dilaksanakan dan dicatat secara logis yang bertujuan :

1. dapat megamankan harta perusahaan ( penerimaan kas dan melindungi penyimpanannya )

2. mendorong ketepatan / dipercayainya data akuntansi 3. meningkatkan efisiensi (dapat mencegah terjadinya

pengeluaran kas tanpa otorisasi dari yang berwenang ).4. mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen ( dapat

meletakan pertanggung - jawaban pengurusan kas pada satu orang ).

Untuk melaksanakan tujuan pokok pengawasan kas :

1. Harus ditetapkan terlebih dahulu prosedur pengurusan keuangan, karena prosedur ini merupakan pedoman langkah – langkah pengurusan keuangan dari awal sampai akhir yang harus diikuti oleh para pelaksanya.

2. Harus diadakan pemisahan : a. Antara fungsi – fungsi penerimaan, pencatatan dan

pengluaran uang; b. Antara pemagang otorisasi pembayaran sengan pelaksana

pembayaran.c. Antara pendeposito ( penyetor uang ke bank ) dengan

yang melakukan rekonsiliasi.3. Harus diadakan pencatatan dengan segera, baik mengenai

penerimaan maupun pengeluaran uang dan distribusi akuntansinya harus jelas

4. Semua uang tunai yang diterima harus segera dimasukan ke tempat penyimpanan yang aman ( almari besi ) atau disetorkan ke Bank.

Page 16: Modul akuntansi keuangan

5. Harus diusahakan agar uang yang baru saja diterima jangan langsung dikeluarkan sebagai pembayaran.

6. Semua pengeluaran kas dalam jumlah relatifp kecil sebaiknya dengan check yang telah diotorisir oleh yang berwenang.

7. Semua pengeluaran kas dalam jumlah relatip kecil sebaiknya dilaksanakan dengan melalui Kas – Kecil.

8. Harus kerapkali diadakan pemeriksaan kas, baik secara periodik maupun secara tiba – tiba.

E. Petty Cash ( Kas Kecil )

Uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran

pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan frekwensi terjadinya

relatif sering sehingga tidak ekonomis bila dibayar dengan cek

Dana ini diserahkan kepada kasir petty cash yang bertanggung

jawab terhadap pembayaran – pembayaran. Jika jumlah petty cash

( kas kecil ) tinggal sedikit, kasir harus meminta pengisian dana

( reimbursement ). Hal ini dilakukan setiap periode tertentu

misalnya mingguan.

Ada 2 ( dua ) metode yang digunakan dalam petty cash yakni 1. imprest system dan 2. fluctuating system

Imprest system dana yang tersedia dalam Petty Cash selalu

permanen atau tetap yaitu sebesar cek yang pertama kali

diserahkan oleh kasir kepada pemegang Petty Cash

Fluctuating system pembentukan dana Petty cash sama dengan

imprest system, hanya perbedaannya terletak dalam saldo akun

Petty Cash tidaklah sama setiap pengisian kembali petty cash,

karena jumlahnya disesuaikan dengan rencana kebutuhan untuk

waktu yang akan datang

Imprest Fluctuating

1. Tanggung jawab tetap berubah-ubah

Page 17: Modul akuntansi keuangan

2. Dana tetap sesuai kebutuhan

3. Pencatatan pada saat reimbursement setiap transaksi

4. Saat pembentukan Petty Cash xxx Petty Cash xxx

Cash xxx Cash xxx

5. Pengeluaran no entry Expenses xxx

Petty Cash xxx

6. Reimbursemnet Expenses xxx

Petty Cash xxx

Cash xxx

Cash xxx

7. Tutup Buku Expenes xxx

no entry

Petty Cash xxx

8. Penambahan dana Petty Cash xxx Petty

Cash xxx

Cash xxx Cash

xxx

9. Pengurangan dana Cash xxx Cash

xxx

Petty Cash xxx Petty Cash xxx

Contoh :

Pada tanggal 1 Mei 1998 pimpinan PD. Djudjur memutuskan untuk

membentuk dana kas kecil dengan maksud untuk melakukan pembayaran

rutin perusahaan, untuk itu pada tanggal 1 Mei 1998 kas besar dibuka

pengeluaran Rp 500.000 untuk pembentukan dana kas kecil

Page 18: Modul akuntansi keuangan

Dari tanggal 2 Mei s/d 10 Mei pengeluaran kas kecil sebagai berikut :

O2 Mei Dibayar uang makan karyawan Rp 100.000

03 Mei Dibayar ongkos transport pegawai Rp 50.000

05 Mei Dibeli alat-alat tulis kantor Rp 80.000

07 Mei Dibeli meterai dan perangko Rp 100.000

08 Mei Dibeli gula, kopi untuk kantor Rp 50.000.

09 Mei Dibayar uang kebersihan Rp 25.000

10 Mei Pengisian kembali kas kecil sehingga mencapai Rp ..........

Pertanyaan :

a. Buatlah buku kas kecilb. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan jika :

1. Bila perusahaan menggunakan metode imprest2. Bila perusahaan menggunakan metode fluktuasi

Page 19: Modul akuntansi keuangan

Jawab : Tanggal Metode imprest metode fluctuasi

Mei 1998

01

02

03

05

07

08

09

10

Kas Kecil Kas

No entry

No entry

No entry

No entry

No entry

No entry

Biaya Jamuan 150.000Ongkos Transport 50.000Alat Tulis Kantor 80.000Biaya Materai dan perangko 100.000Biaya Keamanan 25.000 Kas 405.000

Kas Kecil 500.000 Kas 500.000

Biaya Jamuan 100.000 Kas Kecil 100.000

Ongkos Transport 50.000 Kas Kecil 50.000

Alat Tulis Kantor 80.000 Kas Kecil 80.000

Biaya materi dan perangko 100.000 Kas Kecil 100.000

Biaya Jamuan 50.000 Kas kecil 50.000

Biaya Keamanan 25.000 Kas Kecil 25.000

Kas Kecil 405.000 Kas 405.000

F. Bank Reconciliatioan ( Rekonsiliasi Bank )Yang dimaksud Rekonsiliasi Bank adalah pencocokan kas yang

dicatat oleh perusahaan dan yang dicatat oleh bank pada setiap

akhir bulan.

Unsur-unsur rekonsiliasi :

1. Deposit in transit ( Setoran dalam perjalanan )

Page 20: Modul akuntansi keuangan

Setoran akhir bulan telah dicatat oleh perusahaan tetapi belum

diterima oleh perusahaan

2. Outstanding Checks ( Cek yang masih beredar )

Cek yang ditarik menjelang akhir bulan, telah mengurangi

saldo kas perusahaan di bank, tetapi belum dibukukan oleh

bank

3. Charge for interest made by bank in error

4. Bank Service Charges

5. Non Sufficient Fund ( Cek tidak cukup dananya )

6. Draft Collected by bank ( pengumpulan tagihan oleh bank )

7. Kesalahan pencatatan

Faktor-faktor penyebab perbedaan saldo pembukuan perusahaan

dengan saldo menurut laporan bank :

No. Keterangan Pengaruh ke

saldo

Kas Bank

1. Deposit in transit (Setoran dalam perjalanan )

+

2. Out standing checque ( Cek yang beredar )

-

3 Hasil penagihan (inkaso) oleh bank +

4. Cek tidak cukup dana (NSF) -

5. Cek di tempat -

6. Ongkos (beban adm. Bank) -

7. Jasa giro / pendapatan bunga +

8. Kesalahan pencatatan :

a. Oleh pembukuan perusahaan :

1. Penerimaan dicatat terlalu besar -

Page 21: Modul akuntansi keuangan

2. Penerimaan dicatat terlalu kecil +

3. Pengeluaran dicatat terlalu besar +

4. Pengeluaran dicatat terlalu kecil -

5 Oleh pembukuan Bank :

1. Penerimaan dicatat terlalu besat

-

2. Penerimaan dicatat terlalu kecil

+

3. Pengeluaran dicatat terlalu besar

-

4. Pengeluaran dicatat terlalu kecil

+

Untuk menyusun rekonsiliasi bank , perusahaan dapat memilih salah satu cara berikut :

Jenis Rekonsiliasi Tujuan

1. Rekonsiliasi mencari saldo yang benar atau rekonsiliasi dua kolom

2. Rekonsiliasi empat kolom

3. Rekonsiliasi delapan kolom

Mencari saldo kas yang tepat

Mencari saldo awal, penerimaan, saldo pengeluaran satu periode dan saldo akhir yang sesuai dengan catatan perusahaan

Mencari saldo awal, penerimaan, saldo pengeluaran satu periode dan saldo akhir yang benar

Disamping bentuk rekonsiliasi seperti dicontohkan di atas, terdapat bentuk rekonsiliasi lain yang disebut rekonsiliasi empat kolom. Mengapa disebut

Page 22: Modul akuntansi keuangan

empat kolom? Karena dalam melakukan rekonsiliasi ada empat hal pokok yang direkonsiliasi yaitu:

1. rekonsiliasi dari saldo kas periode awal per rekening koran terhadap saldo kas per buku perusahaan (kolom pertama)

2. rekonsiliasi penerimaan kas periode berjalan per rekening koran terhadap penerimaan yang dicatat dalam buku perusahaan (kolom kedua)

3. rekonsiliasi pengeluaran kas periode berjalan per rekening koran terhadap pengeluaran yang dicatat dalam buku perusahaan (kolom ketiga)

4. rekonsliasi saldo kas periode akhir per rekening koran terhadap saldo kas per buku perusahaan (kolom keempat)

Untuk memberikan contoh bagaimana menyusun rekonsiliasi empat kolom ini kita masih menggunakan kasus PT Merapi tetapi perlu informasi tambahan, yaitu:

1. Saldo kas per 30 Nopember 2009, per rekening koran (saldo awal Desember 2006) adalah Rp. 175.200.000,-.

2. Saldo kas per 30 Nopember 2009, per buku PT Merapi adalah sebesar Rp. 180.200.000,-.

3. Total penerimaan kas (deposito/ setoran) per rekening koran bulan Desember 2006 adalah Rp. 964.500.000,-. Penerimaan ini mencakup setoran dalam perjalanan sebesar Rp. 42.000.000,- pada tanggal 30 Nopember 2006.

4. Total penerimaan kas per buku PT Merapi selama bulan Desember adalah Rp. 953.300.000,-.

5. Total pengeluaran kas per rekening koran untuk bulan Desember 2009 Rp. 917.800.000,-. Pengeluaran ini mencakup cek yang beredar sebesar Rp. 37.000.000,- pada tanggal 30 Nopmeber 2009.

6. Total pengeluaran kas per buku selama bulan Desember 2006 adalah Rp. 928.480.000,-.

Berdasarkan informasi tambahan tersebut dapat disusun rekonsiliasi bank sebagai berikut:

PT Merapi

Page 23: Modul akuntansi keuangan

Rekonsliasi BankBank BNI Bulan Desember 2009

(dalam rupiah)

SaCdo Desemder Soldo

30 9ifopem6er Penerimaan cpengeCuaran 31 Desemder

Per rekening koran 175.200.000 964.500.000 917.800.000 221.900.000

Setoran daCam perjalanan:

30!Nbpem6er 42.000.000 (4.200.000)

31 Desem6er 36.800.000 36.800.000

Cek^eekjieredar :

30!Nbpem6er (37.000.000) (37.000.000)

31 Desem6er 50.010.000 (50.010.000)

Kesalahan bank-cek yang dibebankan tidak benar oleh bank

(1.750.000) 1.750.000

Jumlah yang benar 180200.000 959.300.000 929.060.000 210440.000

Per buku 180200.000 953.300.000 928480.000 205.020.000

Bunga yang ditagih bank 6.000.000 6.000000

%esa(afmn daCam peneatatan eel

no.7733

(1.800.000) 1.800.000

Beban jasa bank yang belum dicatat pada 31 Desember

180.000 (180.000)

Cek kosong yang dikembalikan 2.200.000 (2.200.000)

Jumlah yang benar 180200.000 959.300.000 929.060.000 210440.000

Page 24: Modul akuntansi keuangan

Soal LatihanLatihanl 1Carbine Company is preparing its December 31 Bank A reconciliation (end of the annual accounting period ), and its must determine the proper balance sheet classification of the items listed below. You have been asked to complete the tabulation provided.

ItemBalance Sheet

Include in Cash amount

Classification if Not Cash

1. Coins and Currency, Rp 1.000.0002. Check on hand received from Customer, Rp

12.000.0003. Certificates of deposit (CDs), Rp 16.000.0004. Petty cash fund Rp 800.0005. Postage stamps Rp 120.0006. Bank A, checking account balance, Rp 42.000.0007. Postdated check, customer Rp 200.0008. Money order, from customer Rp 300.0009. Cash in savings account, Rp 20.000.00010. Bank draft from customer , Rp 800.00011. Cash advance received from customer, Rp 160.00012. Utility deposit to the gas company, refundable, Rp

100.00013. Certified check from 2.000.00014. NSF check R. Roe, Rp 400.00015. Cash advance to company executive, collectible upon

demand, Rp 40.000.00016. Bank B, checking account, overdraft, Rp 4.000.00017. IOUs from employees, Rp 240.000

Latihan 2Tanggal 1 April 2009 PT. A di Bandung membentuk dana kas kecil dengan memberikan cek kepada kasir Kas Kecil sebesar Rp 1.000.000,- . Selama bulan April 2001 terjadi transaksi yang berhubngan dengan kas kecil .

April 03 Pembayaran upah tukang kebun sebesar Rp 70.00005 Pembayaran biaya keamanan daerah kerja Rp 20.00007 Pembayaran listrik, air dan telepon sebesar Rp 260.00008 Pembeyaran konsumsi rapat Rp 200.00011 Pembelian alat tulis kantor Rp 150.00015 Pembayaran transport pengantar sura Rp 15.00017 Pembayaran sumbangan bencana alam Rp 100.00020 Pembelian 4 buah bola listrik untuk penggantian yang rusak @ Rp 15.000 Rp 60.00024 Pembayaran upah tukang kebun Rp 75.00027 Pembayaran biaya transport Rp 50.000

Page 25: Modul akuntansi keuangan

30 Pengisian kembali dana kas kecil sebesar pengeluaran dari dana kas kecil Rp ………..

Diminta :Buatlah jurnal atas transaksi – transaksi tersebut di atas, jika :a. Dilaksanakan metode dana tetap ( imperest fund method )b. Dilaksanakan metode dana tidak tetap ( fluctuation fund method )

Latihan 3

Perusahaan Milenium memakai sistem imprest untuk dana kas kecil . Setiap hari

Sabtu dana kas kecil itu dipenuhi kembali menjadi Rp 3.000.000

Data pengeluaran kas kecil untuk seminggu yang berakhir pada tanggal 25 Desember

2009 dan 31 Januari 2000 sebagi berikut :

PengeluaranSeminggu yang

berrakhirTanggal 25 Des. 2009

Tanggal 31 Desember

Jumlah untuk seminggu yang

berakhir tanggal 8

Januari 2010

Biaya angkut pemebelianBeban reparasi mesinRekening airPerlengkapan kantorBeban iklan

Rp190.000

--452.000672.000

Rp496.000288.000112.00080.000

-

Rp664.000288.000112.000640.000

-

Untuk tahun 2009 pemenuhan kembali Kas Kecil yang terakhir dilakukan pada hari sabtu tanggal 25 Desember 2009

Diminta :a. Jurnal pemenuhan kembali Kas Kecil pada tanggal 29 Desember 2009b. Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2009 dan reversing entry tanggal 1

Januari 2000c. Jurnal Pemenuhan kembali 8 Januari 2010

Latihan 4

PD. Makmur Jaya didirikan Tn. Ali pada tanggal 1 Mei 2009, transaksi-transaksi

yang terjadi selama bulan Mei 1997 sebagai berikut :

Page 26: Modul akuntansi keuangan

No. Tanggal Keterangan

T.01 01 Mei Diterima setoran modal Tn. Ali Rp 50.000.000

T.02 02 Mei Dibeli Peralatan toko dari PD. Murah secara tunai Rp

2.000.000

T.03 04 Mei Dibeli barang dagangan dengan tunai dari PD. Sejahtera

seharga Rp 10.000.000

T.04 06 Mei Dibeli barang dagangan drai PD. Makmur seharga Rp

20.000.000 dengan term of payment 2/10, n/30

T.05 08 Mei Dibeli tunai peralatan kantor dari toko Pandai Rp 50.000

T.06 10 Mei Dijual tunai barang dagangan Rp 1.500 .000

T.07 11 Mei Dibayar sewa toko selama 1 tahun terhitung mulai tanggal 1

Mei 1997 s/d 30 April 1998 Rp 6.000.000

T.08 12 Mei Dibayar tunai asuransi kebakaran toko periode 1 Mei 1990 s/d

30 April 1998 Rp 720.000

T.09 14 Mei Dijual barang dagangan ke toko Miranti Rp 8.000.000 dengan

term of payment 2/10, n/30

T.10 15 Mei Dibayar utang kepada PD. Makmur atas transaksi tanggal 06

Mei

T.11 16 Mei Dijual barang dagangan ke toko Amal Rp 10.000.000 dengan

term of payment 2/10, n/30

T.12 18 Mei Dijual tunai barang dagangan Rp 4.500 .000

T.13 20 Mei Dibeli barang dagangan dengan tunai dari PD. Sejahtera

seharga Rp 4..000.000

T.14 21 Mei Dibeli tunai perlengkapan toko dari toko Pandai Rp 35.000

T.15 23 Mei Dibeli tunai perangko dari pos dan giro Rp 25.000

T.16 24 Mei Diterima tagihan dari toko miranti (lihat transaksi tanggal 14

Mei )

T.17 24 Mei Dijual tunai barang dagangan Rp 2.500 .000

Page 27: Modul akuntansi keuangan

T.18 25 Mei Dibeli barang dagangan dari toko Baik Rp 10.000.000 dengan

term of payment 2/10, n/30

T.19 26 Mei Diterima pembayaran piutang dari tok Amal (transaksi tanggal

16 Mei )

T.20 28 Mei Dibayar utang kepada toko Baik ( transaksi tanggal 25 Mei )

T.21 31 Mei Dibayar per kas uang langganan koran Rp 40.000

T.22 31 Mei Dibayar gaji karyawan sebesar Rp 2.600.000,-

Diminta :

1. Catatlah transaksi di atas ke dalam buku kas yang dilakukan petugas kasir

2. Catatlah transaksi di atas ke dalam buku harian kas penerimaan dan buku harian

pengeluaran yang dilakukan bagian akuntansi.

Latihan 5

Berdasarkan catatan Perusahaan per 31 Desember 2009, saldo uang yang tersedia di

Bank Rp 8.310.000,- sedangkan menurut laporan dari Bank saldonya adalah Rp

7.670.000,-. Setelah diteliti ternyata perbedaan disebabkan oleh :

1. Kwitansi Tn. Waris yang diserahkan kepada Bank untuk ditagih sebesar Rp

520.000,- ternyata sudah diterima dan Bank memperhitungkan ongkos tagihnya

Rp 20.000,-. Kejadian ini oleh perusahaan belum dibukukan

2. Setoran kepada Bank sebesar Rp 4.520.000,- ternyata oleh Bank terbukukan

Rp 4.250.000,-

3. Pembayaran utang kepada PT. Murai via Bank sebesar Rp 2.320.000,- dan

ongkos transfernya Rp 30.000,- oleh Bank telah dibukukan ternyata perusahaan

belum membukukan

4. Pengambilan uang dengan cek no. AA 122 B sebesar Rp 1.450.000,- ternyata

oleh Bank dibukukan Rp 1.750.000,-

5. Sebuah giri bilyet yang diterima PT. Baik sebesar Rp 600.000,- sebagai

pelunasan utangnya, ternyata setelah disetorkan ke Bank tidak ada dananya.

Page 28: Modul akuntansi keuangan

6. Hasil bersih penjualan Marketable Securities via Bank sebesar Rp 870.000,-

( termasuk bunga yang diperhitungkan Rp 20.000,0 ). Adapun harga pokok

Marketable Securities tersebut Rp 740.000,-. Kejadian ini oleh Bank sudah

dibukukan sedangkan oleh perusahaan belum

7. Cek – cek yang sedang beredar ( out standing check ) sebesar Rp 1.460.000,-

8. Bank telah mendebet rekening perusahaan Rp 40.000,- dan menkredit untuk

bunga Rp 90.000,- jumlah ini oleh perusahaan belum dibukukan.

Diminta :

1. Susunlah Bank Rekonsiliasi per 31 Desember 20092. Jurnal yang diperlukan sesuai dengan informasi tersebut di atas

Latihan 6Foster company , as a matter of policy, deposit all cash receipts and make all payment by check. The following were taken from cash records of the company :

May 31 June 30

Deposit in transit $ 2,200 $ 3,900Checks out standing 1,400 800

June transaction :

Bank Books

Balance, June 1 $ 5,000 $ 5,800June Deposits 10,600 12.300June Checks 14,500 13,900June note collected (including 10% interest) 2,200 -June bank charges 10 -Balance, June 30 3.290 4,200

Required :1. Based on the above data only, show how to prove the deposits in transit and check

outstanding as of June 302. Reconcile the bank account as of June 30, using the bank and book balance to

correct cash format3. Give any journal entries that should be made based on the June bank

reconciliation

Page 29: Modul akuntansi keuangan

Latihan 7a. Firs Commerce Bank, any location, address and phone Customer Jones Company, address, June

30, 2009 :Statement summary :

Balance June 1, 1999 Rp 2.300.000Deposit and other credits 1.100.000Checks and other debits ( 1.212.000 )Interest earned on this statement 10.000 +

Ending Balance, June 30, 2009 Rp 2.258.000

Account transaction :

Deposit Check 6 – 1 Rp 200.000 6 – 2 # 61 Rp 100.000 6 – 17 # 65 Rp 40.000 6 – 8 300.000 6 – 7 # 63 200.000 6 – 23 # 60 110.000 6 – 17` 450.000 6 – 9 # 66 300.000 6 – 27 # 67 210.000 6 – 22` 210.000 + 6 – 14 # 64 142.000 6 – 28 # 59 110.000

Rp 1.160.000 Rp 121.200

b. Cash Account

Balance, June 1, 20099 Rp 239.000 Checks Rp 1.322.000Deposit s 123.000 60 Rp 110.000 65 Rp 40.0006 – 8 Rp 300.000 61 100.000 66 300.0006 – 17 450.000 62 90.000 67 210.0006 – 22 210.000 63 200.000 68 130.000

– 30 270.000 64 142.000

6 C.Bank reconciliation at May 31, 2009 :Bank balance, Rp 2.300.000, add deposit outstanding, Rp 200.000

Deduct check # 59 outstanding, $ 110.000Book balance, Rp 2.390.000

Required :Prepare the June bank reconciliation and give any entries required. Use the bank and bokk balance to correct cash balance format.

Latihan 8Springer Company has asembled the data needed to prepare the September 30, 2009, bank reconciliation. The following data are available :a. August 31, 20099, bankreconciliation :

Page 30: Modul akuntansi keuangan

Bank BookEnding cash balance, August 31 Rp 3.400.000 Rp 2.910.000Cash on hand 10.000Deposits in transit 100.000Checks outstanding ( 70.000 )Bank service charge ( 20.000 )Note collected ( including interest, Rp 50.000 ) 550.000

Rp 3.440.000 Rp 3.440.000

b. Company cash account for September :Balance, September 1, 20099 ( before reconciliation ) Rp 3.440.000Deposits during September 4.000.000Checks written during September ( 4.130.000 )

Balance, September 30 Rp 3.310.000 )

c. Bank statement for September :Balance, Septemeber 1, 1999 Rp 3.400.000Deposits recorded 3.750.000Checks cleared ( 3.900.000 )Bank service charge ( 30.000 )NSF check (Person X ) ( 20.000 )Deduction for union dues ( 10.000 )

Balance, September 30 Rp 3.190.000

d. Cash on hand, September 30, Rp 10.000

Required :1. Prepare a comprehensive ( four – column ) bank reconciliation ( proof of cash )2. Give the entries required by the September bank reconciliation.

Page 31: Modul akuntansi keuangan

BAB III

Temporary Investment( Investasi Sementara )

Tujuan mempelajari bab ini adalah:

1. Menjelaskan pengertian investasi dan tujuan investasi2. Menjelaskan klasifikasi investasi3. Menjelaskan pengukuran investasi lancar untuk saham4. Menjelaskan penilaian investasi lancar untuk saham5. Menjelaskan pengukuran investasi lancar untuk obligasi6. Menjelaskan penilaian investasi lancar untuk obligasi

Kelebihan uang dalam suatu perusahaan akan menimbulkan masalah tersendiri bagi perusahaan yang bersangkutan baik dalam pemamfaatan maupun pengamanannya.Apabila kelebihan uang tetap dipertahankan ( disimpan ) dalam perusahaan akan menimbulkan idle cash ( kas yang nganggur ) yang tidak akan menghasilkan pendapatan. Dengan demikian bagi perusahaan yang memiliki pengendalian itern yang baik akan mengatasi kelebihan uang tersebut diantaranya akan menanamkan kelebihan uang tersebut di dalam Investasi Sementara.

Investasi sementara ialah investasi kedalam pembelian surat berharga ( marketable securities ) dalam jangka pendekSyarat surat berharga sebagai investasi sementara adalah :

- investasi tersebut dilakukan dalam bentuk surat berharga ( saham dan atau obligasi )

- investasi dilakukan dalam rangka pemanfaatan dana yang tidak digunakan- surat berharga tersebut mempunyai pasaran dan dapat diperjual belikan

dengan segera- Dimaksudkan untuk dijual kembali dalam waktu dekat- Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan

Komposisi Investasi Sementara1. Saham ( yang dipasarkan di bursa saham )

Contoh : Saham Semen Cibinong,

2. Sertifikat DepositoContoh : Setifikat Deposito BNI’46, Setifikat Deposito BRI

3. ObligasiContoh : Obligasi PT. Jasa Marga

4. Deposito Berjangka

Page 32: Modul akuntansi keuangan

Contoh : Deposito 1 bulan, Deposito 3 bulan, Deposito 6 bulan,

Pembukuan Investasi Sementara

1. Sahama. Transaksi Pembelian

Pencatatan pertama dilakukan pada saat pembelian sebesar harga perolehan ( at Cost ) yaitu harga kurs ditambah biaya – biaya pembelian seperti : komisi, provisi dan meterai.

Kurs beli = lbr X N. Nominal X nilai kurs = RpProvisi & Meterai Rp +

Dibayar per kas ( at cost ) Rp

Jurnal :Dr. Surat Berharga Rp XXCr. Kas Rp XXb. Transaksi penjualan

Pencatatan pada saat penjualan sebesar harga perolehan ( at cost )

Kurs jual = lbr X N. Nominal X nilai kurs= RpProvisi & Meterai Rp -

Diterima per kas RpHarga perolehan ( at cost ) Rp .-

Laba ( rugi ) Rp

Jurnal :Dr. Kas Rp XXDr. Rugi Pejualan S.B. Rp XXCr. Surat Berharga Rp XXCr. Laba Penjualan SB Rp XX

Catatan :Pada saat penjualan mungkin saja perusahaan memiliki saham – saham yang sejenis tetapi harga perolehanya berbeda yang disebabkan karena pembelian saham tersebut tidak bersamaan ( pembelian saham tersebut lebih dari satu kali ) maka untuk menentukan harga perolehan saham yang dijual dapt menggunakan metode penilaian sebagai berikut :- Metode identifikasi khusus- Metode rata – rata- Metode First In First Out ( FIFO )- Metode Last In First Out ( LIFO )

Page 33: Modul akuntansi keuangan

Contoh :1. Pada Tanggal 1 Juli 2000 PD. Laris membeli 100 lembar saham PT. Semen

Cibinong @ Rp 100.000,00 dengan kurs 125% Biaya provisi dan meterai Rp 250.000,00Perhitungan

Kurs beli = 100 X Rp 100.000 X 125/100 = Rp 12.500.000,00Provisi & Meterai Rp 250.000,00 +

Dibayar per kas ( at cost ) Rp 12.750.000,00

Jurnal :Dr. Surat Berharga Rp 12.750.000,00Cr. Kas Rp 12.750.000,00

2. Pada Tanggal 1 September 2000 PD. Laris membeli 100 lembar saham PT. Jasa Marga @ Rp 80.000,00 dengan kurs 110% Biaya provisi dan meterai Rp 200.000,00

PerhitunganKurs beli = 100 X Rp 80.000 X 110/100 = Rp 8.800.000,00Provisi & Meterai Rp 200.000,00 +

Dibayar per kas ( at cost ) Rp 9.000.000,00

Jurnal :Dr. Surat Berharga Rp 9.000.000,00Cr. Kas Rp 9.000.000,00

3. Pada Tanggal 1 Oktober 2000 PD. Laris membeli 60 lembar saham PT. Semen Cibinong @ Rp 100.000,00 dengan kurs 120% Biaya provisi dan meterai Rp 200.000,00Perhitungan

Kurs beli = 60 X Rp 100.000 X 120/100 = Rp 7.200.000,00Provisi & Meterai Rp 200.000,00 +

Dibayar per kas ( at cost ) Rp 7.400.000,00

Jurnal :Dr. Surat Berharga Rp 7.400.000,00Cr. Kas Rp 7.400.000,00

4. Pada Tanggal 1 Oktober 2000 PD. Laris menjual 120 lembar saham PT. Semen Cibinong @ Rp 100.000,00 dengan kurs 130% Biaya provisi dan meterai Rp 300.000,00Perhitungan

- Metode identifikasi khusus

Page 34: Modul akuntansi keuangan

Dalam metode ini setiap saham yang dibeli dibeli tanda pengenal khusus dalam contoh ini dimisalkan yang dijual teridiri : 90 dari pembelian tanggal 1 Juli 2000 dan sisanya berasal dari pembelian tanggal 1 Oktober 2000

Kurs jual = 120 X Rp 100.000 X 130/100 = Rp 15.600.000,00Provisi & Meterai Rp 300.000,00 -

Diterima per kas Rp 15.300.000,00

Harga perolehan ( at cost )- 90/100 X Rp 12.750.000 = Rp 11.475.000,00 - 30/60 X Rp 7.400.000 = Rp 3.700.000,00 +

Rp 15.175.000,00 -Laba Rp 125.000,00

Jurnal :Dr. Kas Rp 15.300.000,00 Cr. Surat Berharga Rp 15.175.000,00Cr. Laba Penjualan SB Rp 125.000,00

Metode rata – rataKurs jual = 120 X Rp 100.000 X 130/100 = Rp 15.600.000,00Provisi & Meterai Rp 300.000,00 -

Diterima per kas Rp 15.300.000,00Harga perolehan ( at cost )120 X ( Rp 12.750.000 + Rp 7.400.000 ) / 160 = Rp 15.112.500,00 -

Laba = Rp 187.500,00

Jurnal :Dr. Kas Rp 15.300.000,00 Cr.Surat Berharga Rp 15.112.500,00Cr. Laba Penjualan SB Rp 187.500,00

Metode First In First Out ( FIFO )Kurs jual = 120 X Rp 100.000 X 130/100 = Rp 15.600.000,00Provisi & Meterai Rp 300.000,00 -

Diterima per kas Rp 15.300.000,00Harga perolehan ( at cost )- 100 lembar = Rp 12.750.000,00- 20 lembar = 20/60 X Rp 7.400.000 = 2.466,666,67 +

Rp 15.216.666,67 -Laba = Rp 83.333,33

Jurnal :Dr. Kas Rp 15.300.000,00 Cr.Surat Berharga Rp 15.216.666,67

Page 35: Modul akuntansi keuangan

Cr. Laba Penjualan SB Rp 83.333,33

Metode Last In First Out ( LIFO )Kurs jual = 120 X Rp 100.000 X 130/100 = Rp 15.600.000,00Provisi & Meterai Rp 300.000,00 -

Diterima per kas Rp 15.300.000,00Harga perolehan ( at cost )- 60 lembar = Rp 7.400.000,00- 60 lembar = 60/100 X Rp 12.750.000,00 = 7.650.000,00 +

Rp 15.050.000,00 -Laba = Rp 250.000,00

Jurnal :Dr. Kas Rp 15.300.000,00 Cr.Surat Berharga Rp 15.050.000,00Cr. Laba Penjualan SB Rp 250.000,00

2. Sertifikat DepositoSertifikat deposito ini biasanya dikeluarkan oleh suatu bank dengan nilai

nominal, tingkat bunga dan jangka waktu tertentu, dimana si pembeli

sertifikat hanya membayar sejumlah selisih nilai nominal dengan bunganya.

Contoh :Dibeli sertifikat deposito BCA pada tanggal 1 Maret 2009 jatuh tempo 31 Mei 2009 ( 92 hari ), nominal Rp 10.000.000,00 Tingkat bunga per tahun 18%. Jurnal :Dr. Surat Berharga Rp 10.000.000,00Cr. Kas Rp 9.540.000,00Cr. Pendapatan Bunga Rp 460.000,00

Perhitungan :Nilai Nominal Rp 10.000.000,00Bunga = Rp 10.000.000 X 92 X 18 Rp 460.000,00 -

36 X 100Jumlah yang harus dibayar Rp 9.540.000,00

3. ObligasiPencatatan obligasi pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan saham yaitu

dicatat sebesar harga perolehannya pada saat pembelian. Yang

membedakannya adalah obligasi memberikan bunga yang dibayarkan tiap

Page 36: Modul akuntansi keuangan

enam bulan sekali sehingga dapat mempengaruhi pencatatan apabila transaksi

dilakukan di antara tanggal pembayaran bunga.

Contoh :Misalkan tanggal pembelian obligasi 1 Mei 2009, sedangkan bunga obligasi dibayarkan tiap tanggal 1 Maret dan 1 September.

1Maret

1 Mei 2000

1 September Dari gambar di atas menunjukkan bahwa tanggal terakhir penerimaan bunga adalah tanggal 1 Maret, apabila transaksi dilakukan tanggal 1 Mei maka bunga yang harus diperhitungkan ( bunga berjalan ) pada tanggal terhitung dari tanggal 1 Maret 2009 sampai dengan 1 Mei 2009 yaitu selama 2 bulan.

Pencatatan bunga berjalan dapat dilakukan dalam 2 ( dua ) pendekatan yaitu :a. Dicatat sebagai harta

Pencatatan pendapatan bunga pada waktu pembelian obligasi dicatat ke dalam akun Piutang Bunga yang disebut Balance sheet approach

Dr. Surat Berharga Rp XXDr. Piutang Bunga XXCr. Kas Rp XX

Sedangkan pada waktu menerima pendapatan bunga :

Dr. Kas Rp XXCr. Piutang Bunga Rp XXCr. Pendapatan Bunga Rp xx

b. Dicatat sebagai pendapatan Pencatatan pendapatan bunga pada waktu pembelian obligasi dicatat ke dalam akun Pendapatan Bunga yang disebut Income Statement Approach

Dr. Surat Berharga Rp XXDr. Pendapatan Bunga Rp XXCr. Kas Rp XX

Sedangkan pada waktu menerima pendapatan bunga :

Page 37: Modul akuntansi keuangan

Dr. Kas Rp XXCr. Pendapatan Bunga Rp xx

Begitu juga apabila obligasi dijual akan di kredit sebesar harga perolehannya, maka dengan demikian apabila ada selisih antara harga jual dengan harga perolehan akan dicatat dalam akun Laba / Rugi Penjualan Surat BerharagaLaba apabila harga jual > dari harga perolehan dan Rugi apabila harga jual < harga perolehan. Apabila laba jurnalnya adalah sbb :

Dr. Kas Rp XXX Cr.Surat Berharga Rp XXXCr. Pendapatan Bunga Rp XXXCr. Laba Penjualan SB Rp XXX

Sedangkan apabila rugi jurnalnya dalah sbb :

Dr. Kas Rp XXX Dr. Rugi Penjualan SB Rp XXXCr.Surat Berharga Rp XXXCr. Pendapatan Bunga Rp XXX

Contoh soal

1. Pada tanggal 1 Mei 2009 PD. Rindu Order membeli 100 lembar obligasi PT Jasa Marga @ nominal Rp 100.000,00 dengan kurs 120%, bunga obligasi 18% setahun yang dibayarkan tiap tanggal 1 Maret dan 1 September, biaya provisi dan meterai Rp 400.000,00 .

PerhitunganKurs beli = 100 X Rp 100.000 X 120/100 = Rp 12.000.000,00Provisi & Meterai Rp 400.000,00 +Investasi sementara ( dalam surat berharga ) = Rp 12.400.000,00Bunga berjalan 2 bulan ( 1 Maret s.d. 1 Mei )

Rp 10.000.000 X 2 X 18 = Rp 300.000,00 +12 X 100

Dibayar per kas = Rp 12.700.000,00

Jurnal :a. Dicatat sebagai harta ( 1 Mei 2009 )

Dr. Surat Berharga Rp 12.400.000,00Dr. Piutang Bunga 300.000,00Cr. Kas Rp 12.700.000,00

Page 38: Modul akuntansi keuangan

Sedangkan pada waktu menerima pendapatan bunga ( 1 September 2009 )

Dr. Kas Rp 900.000,00Cr. Piutang Bunga Rp 300.000,00Cr. Pendapatan Bunga Rp 600.000,00

b. Dicatat sebagai pendapatan ( 1 Mei 2009 )

Dr. Surat Berharga Rp 12.400.000,00Dr. Pendapatan Bunga Rp 300.000,00Cr. Kas Rp 12.700.000

Sedangkan pada waktu menerima pendapatan bunga ( 1 September 2000 )

Dr. Kas Rp 900.000,00Cr. Pendapatan Bunga Rp 900.000,00

Apabila obligasi ini tidak dijual sampai dengan tanggal 31 Desember maka

jurnal yang harus dibuat adalah untuk mencatat pendapatan bunga yang

masih harus diterima terhitung 1 September sampai dengan 31 Desember ( 4

bulan )

Perhitungan :Bunga = Rp 10.000.000,00 X 4 X 18 = Rp 600.000

12 X 100Jurnal :Dr. Piutang Bunga Rp 600.000Cr. Pendapatan Bunga Rp 600.000

2. Apabila tanggal 1 Nopember 2009 obligasi yang dimiliki dijual sebanyak 40 lembar dengan kurs 125%, provisi dan meterai Rp 150.000 Kurs Jual = 40 X Rp 100.000 X 125% = Rp 5.000.000Provisi dan meterai 150,000, (-)

Harga jual Rp 4.850.000 Rp 4.850.000 Bunga : terhitung 1 Sept s.d. 1Nop Rp 4.000.000 X 2 X 18 Rp 120.000 +

12 x 100 Diterima per kas Rp4.970.000

Harga perolehan : 40/100 X Rp 12.400.000 = Rp 4.960.000 –Rugi penjualan Rp 110.000

Jurnal :

Page 39: Modul akuntansi keuangan

Dr. Kas Rp 4.970.000Dr. Rugi Penjualan SB 110.000Cr. Surat Berharga Rp 4.960.000Cr. Pendapatan Bunga Rp 120.000

Soal.Dalam neraca perusahaan per 31 Desember 2008 terdapat persediaan marketable securities sebagai berikut :

Marketable Securities Rp 21.480.000,-Allowance For Decline in Value Rp 150.000,- Rp 21.330.000,-

Adapun perinciannya sebagai berikut :Jenis Nominal at Cost at Market180 Saham PT. Trio Rp 50.000,- Rp 9.720.000,- Rp 9.810.000,-120 Oblg RI 12% 100.000,- 11.760.000,- 11.620.000,-( Kupon 1/6 - 1/12 )

Selama tahun 2009 telah terjadi transaksi-transaksi sbb. :1. Tanggal 1 April dijual 70 Obligasi RI 12% di atas dengan kurs 102, provisi dan materai

Rp 25.000,-2. Tanggal 12 April dijual 40 lembar saham PT. Trio dengan kurs 114, provisi dan materai

Rp 20.000,-3. Tanggal 1 Juni diterima bunga dari obligasi RI tersebut di atas untuk enam bulan pertama4. Tanggal 20 Agustus dibeli 60 lembar saham PT. Madju Djaya @ Nominal Rp 100.000,

kurs 112, provisi dan materai Rp 30.000,-5. Tanggal 1 September dibeli 50 Oblg Dana Reksa 18% @ Nominal Rp 200.000,- kurs

102, provisi dan meterai Rp 50.000,- dan kupon 1/4 - 1/106. Tanggal 1 Oktober dijual 30 obligasi PT. RI 12% dan 20 lembar saham PT. Madju Djaya

dengan hasil bersih Rp 3.760.000,- ( sudah termasuk perhitungan bunga di dalamnya )7. Tanggal 1 Oktober diterima bunga tengah tahunan yang pertama dari Obligasi Dana

Reksa 18%.8. Tanggal 1Desember diterima bunga obligasi RI 12% tersebut di atas untuk enam bulan

yang kedua.9. Adapun perinciaan Marketable Securities per 31 Desember 2009 berdasarkan at Market

adalh sbb. :• Saham PT. Trio @ Rp 55.000,-• Obligasi RI 12% @ Rp 96.000,-• Obligasi Dana Reksa 18 % @ Rp 198.000,-• Saham PT. Madju Djaya @ Rp 115.000,-

Diminta :1. Buatlah jurnal yang diperlukan selama tahun 20092. Jurnal penyesuaian atas penilaian Marketable Securities, dengan menggunakan metode

Lower of Cost or Market 31 Desember

Page 40: Modul akuntansi keuangan

BAB IVRECEIVABLE ( TAGIHAN )

Tujuan mempelajari bab ini adalah:

1. Menjelaskan pengertian dari piutang2. Menjelaskan klasifikasi piutang3. Menjelaskan pengakuan piutang4. Menjelaskan penilaian piutang5. Menjelaskan disposisi piutang6. Menjelaskan pengakuan dan pengukuran piutang wesel

Pitang adalah semua tagihan perusahaan terhadap perusahaan lain ( pihak ketiga ) dalam bentuk uang, barang jasa dan aktiva non kas.

Piutang dapat digolongkan menjadi 2 ( dua ) yaitu :1. Trade receivable ( piutang dagang ) yaitu piutang yang berasal dari penjualan barang atau

jasa secara kredit ( dari aktivitas normal perusahaan )Piutang yang tidak mempunyai bukti bukti tertulis secara langsung hanya ditunjang oleh tanda terima , delivery, sales order sebagai buktinya.

2. Non trade receivable ( piutang bukan dagang ) yaitu piutang yang bukan dari aktivitas normal ( dari hasil operasi ) perusahaan.a. Penjualan securities / property selain barang atau jasa yang merupakan operasi

normal perusahaanb. Advances ( uang muka ) yang diberikan pada pemegang saham, direksi, karyawan

atau perusahaan afiliasic. Purchase payment ( uang muka )

Pengakuan dan Pengukuran Piutang DagangAda 2 metode pencatatan :1. Dicatat secara kotor ( Gross Method )2. Dicatat secara bersih ( Net Method )

Sebagai ilustrasi :Tanggal 1 Agustus 2009 PT. Asasami menjual barang dagangan kepda PT. Kayasama seharga Rp 1.000.000,- dengan syarat pembayaran 2/10, n/30

Tanggal 1 Agustus 1999 pencatatan penjualan :1. Gross Method :

Account Receivable 1.000.000Sales 1.000.000

Page 41: Modul akuntansi keuangan

2. Net Method :Account Receivable 980.000

Sales 980.000

Apabila tanggal 10 Agustus 2090 PT. Kayasama melakukan pembayaran:1. Gross Method :

Cash 980.000Sales Discount 20.000

Accout Receivable 1.000.000

2. Net Method :Cash 980.000

Accout Receivable 980.000

Apabila pebayaran dilakukan tanggal 15 Agustus 19991. Gross Method :

Cash 1.000.000Accout Receivable 1.000.000

2. Net Method :Cash 1.000.000

Accout Receivable 980.000Sales Discout forfeited 20.00

Pitang terjadi karena

Page 42: Modul akuntansi keuangan

AccountS a l e s Receivable Cash

5 2

Sales Discount

Sales Return 3

Notes Receivable

4

5 Allowance for Bad Debt

Estimating Bad Debt Expenses ( Taksiran Jumlah Kerugian Piutang )

Jumlah piutang yang disajikan dalam laporan keuangan hendaknya menunjukkan jumlah bersih yang diperkirakan dapat direalisir (Net Realizable Value ) Unruk menentukan jumlah piutang yang wajar harus ditentukan jumlah piutang yang mungkin tidak dapat ditagih dengan cara menentukan besarnya Cadangan Penghapusan Piutang ( Allowance for Bad debt. ). Ada dua pendekatan dalam menentukan jumlah cadangan penghapusan piutang yang dapat digunakan yaitu :

1. Pendekatan Neraca ( Balance Sheet Approach ) yaitu besarnya cadangan penghapusan piutang ditetapkan dari data neraca yakni saldo piutangPendekatan ini dapat dilakukan dengan cara :

a. Besarnya saldo “cadangan penghapusan piutang” sebelumnya ditambah dengan sejumlah prosentase tertentu dari saldo piutang akhir periode yang bersangkutan.

b. Besarnya saldo “cadangan penghapusan piutang” dijadikan sejumlah tertentu yang menunjukkan prosentase tertentu dari saldo piutang akhir periode yang besangkutan

c. Besarnya saldo “cadangan penghapusan piutang” ditetapkan berdasarkan hasil dari analisa umur piutang (Aging of Account Receivable ).

Page 43: Modul akuntansi keuangan

Contoh :Data berikut ini diperoleh dari catatan perusahaan selama tahun 2000 yang berhubungan dengan saldo akun piutang :Account receivable Rp 113.300.000Allowance for bad debt ( credit ) 3.300.000

Diminta :Jurnal untuk mencatat taksiran cadangan penghapusan piutang apabila :1. Cadangan penghapusan piutang dtambah 3% dari saldo piutang2. Cadangan penghapusan piutang dijadikan 3% dari saldo piutang3. Besarnya cadangan penghapusan piutang ditetapberdasarkan hasil dari

analisa umur piutang

Jawab :1. Cadangan penghapusan piutang dtambah 3% dari saldo piutang :

3% X Rp 101.300.000 =Rp 3.399.000

Jurnal :Bad debt Rp 3.339.000

Allowance for bad debt Rp 3.339.000

2. Cadangan penghapusan piutang dijadikan 3% dari saldo piutangSaldo Allowance for bad debt ( credit ) Rp 3.300.000

Saldo Allowance for bad debt akhir 3% X Rp 101.300.000 = Rp 3.339.000Kekurangan Rp 39.000

Jurnal :Bad debt Rp 39.000

Allowance for bad debt Rp 39.000

3. Besarnya cadangan penghapusan piutang ditetapberdasarkan hasil dari analisa umur piutang

(1) Didasarkan pada Umur Piutang

Caranya hampir sama, namun saldo rekening piutang dianalisis terhadap tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo, kemudian dikelompokkan menurut umurnya. Kemudian saldo masing-masing kelompok piutang dikalikan dengan prosentase yang telah ditetapkan berdasarkan pengalaman. Cara menentukan umur piutang dapat dicari (a) dari tanggal faktur ke 31 Desember atau (b) dari tanggal jatuh tempo ke 31 Desember.

(a) Umur piutang dihitung dari tanggal jatuh tempo ke tanggal 31

Desember

Page 44: Modul akuntansi keuangan

Karena ada kemungkinan terdapat piutang yang belum jatuh tempo maka biasanya pengelompokannya meliputi piutang yang belum jatuh tempo dan yang sudah lewat waktu. Misalkan prosentase kerugian ditaksir sebagai berikut:

Umur Piutang % Taksiran Kerugian PiutangBelum jatuh tempo 10%

Lewat waktu s.d. 30 hari 15%Lewat waktu lebih dari 30 hari 20%

Untuk mempermudah menentukan besarnya taksiran kerugian dibuat daftar umur piutang sebagai berikut:

Nama Debitur Jumlah

Belum

Jatuh

Tempo

Lewat s.d

30 Hari

Lewat Waktu

> 30 Hari

PT P 2.000 2.000

PT Q 2.500 2.500

PT R 1.000 1.000

PT L 3.000 3.000

PT M 2.500 2.500

PT N 1.000 1.000

Jumlah 12.000 2.000 1.000 9.000

% Penyisihan 10% 15% 20%

Jumlah Penyisihan 2.150 200 150 1.800

(b) Umur piutang dihitung dari tanggal faktur ke tanggal 31

Desember

Karena umur piutang dihitung dari tanggal faktur, maka biasanya

pengelompokan umur piutang berdasarkan jumlah hari. Misalkan

prosentase kerugian ditaksir sebagai berikut:

Umur Piutang % Taksiran Kerugian Piutangs.d. 30 hari 10%

31 s.d. 60 hari 15%lebih dari 60 hari 20%

Untuk mempermudah menentukan besarnya taksiran kerugian dibuat daftar umur piutang sebagai berikut:

Nama Debitur Jumlah

s.d. 30

hari

31 s.d. 60

hari

Lebih

dari 60

Page 45: Modul akuntansi keuangan

hariPT P 2.000 2.000PT Q 2.500 2.500PT R 1.000 1.000PT L 3.000 3.000PT M 2.500 2.500PT N 1.000 1.000Jumlah 12.000 2.000 1.000 9.000% Penyisihan 10% 15% 20%Jumlah Penyisihan 2.150 200 150 1.800

2. Pendekatan Laba rugi ( Income Statement Approach ) yaitu besarnya cadangan penghapusan ditetapkan dari data laporan laba rugi yakni saldo penjualan Pendekatan ini dapat dilakukan dengan cara :a. Besarnya saldo “cadangan penghapusan piutang” ditetapkan dari total

penjualan ( Sales ) periode yang besangkutanb. Besarnya saldo “cadangan penghapusan piutang” ditetapkan dari total

penjualan kredit bersih ( Net crdit sales )

Transaksi selama tahun 2000Credit Sales Rp 500.000.000Cash Sales 700.000.000Collection on accounts receivable 420.000.000

Dst.

Metode Penghapusan PiutangAda dua metode penghapusan piutang1. Direct write off method ( Metode penghapusan langsung )

Dalam metode ini tidak mengakui adanga cadangan penghapusan piutang, pencatatan baru akan dilakukan apabila piutang benar-benar dinyatakan tidak dapt ditagih.

2. Allowance method ( Metode penghapusan cadangan / tidak langsung )Dalam metode ini mengakui adananya cadangan penghapusan piutang, pencatatan cadangan penghapusan dilakukan akhir periode melalui jurnal penyesuaian.

Contoh :1. Tanggal 31 Desember 1999 menunjukkan saldo akun Account Receivable Rp

75.000.000, dari saldo tersebut dipekirakan tidak akan dapat ditagih sebesar Rp 3.750.000

Direct write off methodTidak ada pencatatn

Page 46: Modul akuntansi keuangan

Allowance methodBad Debt expense Rp 3.750.000

Allowance for bad debt Rp 3.750.000

2. Tanggal 1 Mei 2000 dari sejumlah Rp 3.750.000 tternyata benar-benar tidak dapat ditagih sebesar Rp 1.450.000

Direct write off methodBad debt Rp 1.450.000

Account Receivable Rp 1.450.000

Allowance methodAllowance for bad debt Rp 1.450.000

Account Receivable Rp 1.450.000

Use Account Receivable to obtain Immediate Cash ( Penggunaan Piutang Sebagai Sumber Kas )Perusahaan dapat mencairkan piutang sebelum jatuh tempo dengan menggunakan 3 cara sebagai berikut :1. Menjaminkan Piutang ( Assignment of Account Receivable )2. Menggadaikan Piutang ( Pledge of Account Receivable )3. Menjual Piutang ( Sale of Account receivable / Factoring )

1. Menjaminkan Piutang ( Assignment of Account Receivable )Apabila piutang digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh tambahan modal kerja maka harus ada jaminan bahwa piutang yang dijaminkan tersebut tingkat collectibilitasnya harus dapat dipastikan..

Jurnal yang diperlukan pada saat menjaminkan piutang adalah sebagai berikut :

Account Receivable Assigned XXXXAccount Receivable XXXX

Penagihan piutang tersebut dilakukan oleh perusahaan atau oleh pemberi pinjaman dan dari hasil penagihan tersebut harus segera dibayarkan secara berangsur yang meliputi pokok pinjaman dan bunga.

A / R A / R Ass. Cash Equity of Bank Cash 1 2 3 4

Page 47: Modul akuntansi keuangan

Interest Exp. Assign xp.

Contoh soal :1. Pada tanggal 1 Mei 2009 PT. Ciwaruga menjaminkan piutang sebesar sebesar Rp

10.000.000 untuk memperoleh pimjaman dari Bank sebesar Rp 8.000.000, dengan biaya provisi 1% dari total pinjaman, bunga 1,5 % per bulan

2. Pada tanggal 2 Juni 2009 diterima pembayaran piutang yang dijaminkan tersebut di atas sebesar Rp 4.000.000, dan dari jumlah ini langsung dibayarkan kepada bank dengan ditambah bunga

3. Pada tanggal 1 September 2009 diterima kembali pembayaran piutang yang dijaminkan sebesar Rp 5.000.000 dan dari jumlah ini dilunasi pinjaman ke bank beserta bunganya.

Jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi tersebut di atas adalah sbb. :

1. Tanggal 1 Mei 2009 Account Receivable Assigned Rp 10.000.000

Account Receivable Rp 10.000.000

Cash Rp 7.920.000Assignment Expense Rp 80.000

Equity of Bank Rp 8.000.0000

2.. Tanggal 2 Juni 2009Cash Rp 4.000.000

Account Receivable Assigned Rp 4.000.000

Equity of Bank Rp 4.000.000Interest Expense 120.000

Cash Rp 4.120.000

3. Tanggal 1 Sepetember 2009Cash Rp 5.000.000

Account Receivable Assigned Rp 5.000.000

Equity of Bank Rp 4.000.000Interest Expense 180.000

Page 48: Modul akuntansi keuangan

Cash Rp 4.180.000

Account Receivable Rp 1.000.000Account Receivable Assigned Rp 1.000.0000

3. Menjual Piutang ( Sale of Account receivable / Factoring )

Apabila piutang dijual ke bank atau lembaga keuangan, maka pemilikan atas piutang tersebut berpindah dari kreditur ( penjual ) kepada pembeli. Dengan demikian segala resiko yang mungkin terjadi dari piutang tersebut menjadi tanggungan pembeli. Dalam hal penjualan piutang ini debitur harus diberi tahu supaya pembayarannya juga dilakukan kepada pembeli piutang yang bersangkutan.Apabila piutang yang dijual tersebut berasal dari penjualan yang mendapat discount , serta pennjualan dilakukan masih saat discount period maka pembukuan tersebut diakuai dalam pembukuan penjual.

Contoh :Pada tanggal 17 April 2009 PT. PERMATA menjual piutangnya sebesar Rp 20.000.000 dari hasil penjualan tersebut diperoleh uang tunai Rp 18.250.000 . Dari piutang tersebut diantaranya sebesar Rp 5.000.000 berasal dari penjualan tanggal 10 April dengan term of payment 2/10,n/30Juranal yang diperlukan untuk mencatat transaksi tersebut di atas adalah sbb. :

Cash Rp 18.825.000Sales Discount Rp 365.000Factoring Expense` Rp 1.385.000

Account Receivable Rp 20.000.000

G. Piutang Wesel (Wesel Tagih)Wesel adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada

pihak lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Wesel dibedakan menjadi dua yaitu:

1. wesel berbunga adalah wesel yang mempunyai tingkat bunga yang ditetapkan2. wesel tanpa bunga adalah wesel yang bunganya sudah termasuk didalam

jumlah nominalnya sehingga bunga tidak dinyatakan secara eksplisit.

Wesel wesel ini ada yang dapat dipindahtangankan atau dijual atau didiskonto kepada pihak lain seperti bank, tetapi ada juga yang tidak bisa dipindahtangankan. Pendiskontoan wesel akan dilakukan sebelum jatuh tempo.

Page 49: Modul akuntansi keuangan

Seperti dalam hal piutang usaha, maka piutang wesel juga bisa dibedakan menjadi wesel dagang, wesel dari pegawai dan lain-lain. Pada umumnya piutang wesel dapat kelompokkan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Piutang wesel tidak berbunga2. Piutang wesel berbunga Piutang wesel berbunga adalah

piutang wesel dimana debitor akan dikenai sejumlah bunga tertentu seperti yang tertera dalam lembar weselnya selama umur wesel. Sedangkan piutang wesel tidak berbunga adalah piutang wesel yang tidak bersyarat pembayaran bunga, yang berarti debitor tidak dikenai bunga wesel.

Page 50: Modul akuntansi keuangan

H. Pencatatan Piutang Wesel (Wesel Tagih)

Wesel tagih akan dicatat sebesar nilai sekarang (present value) dari arus kas masa depan yang diharapkan diterima. Nilai sekarang wesel jangka pendek umumnya tidak berbeda dengan nilai jatuh temponya (jika ada selisih jumlahnya tidak material), sehingga untuk wesel jangka pendek umumnya akan dicatat sebesar nilai nominalnya.

Wesel tagih jangka panjang dinilai sekarang atau lebih awal dengan tingkat bunga pasar yang berlaku pada saat wesel diterbitkan. Jika tingkat bunga yang ditetapkan untuk wesel tagih sama dengan tingkat bunga pasar, maka wesel tersebut terjual sebesar nilai nominalnya. Tetapi jika tingkat bunga wesel yang ditetapkan tidak sama dengan tingkat bunga pasar maka wesel tagih tersebut akan terjual dengan nilai yang berbeda dengan nilai nominalnya. Perbedaan antara nilai nominal dengan nilai sekarang arus kas yang diterima disebut agio atau disagio.

Contoh, misalnya PT Mutiara memberi pinjaman kepada PT Trisna Cenedikia sebesar Rp. 200.000.000,-, disertai dengan penerbitan wesel tagih nominal Rp. 200.000.000,-, bunga 10% per tahun, jatuh tempo 3 tahun. Maka nilai sekarang dari wesel tagih tersebut adalah:

a) Jika tingkat bunga pasar 10%Nilai nominal wesel tagih Rp.200.000.000,-Nilai Sekarang (Present Value) dari nilai nominal(Rp. 200.000.000,- x PVIF(n=3, i=10%) =Rp. 200.000.000,- x 0,75132 = Rp.150.264.000,-Nilai sekarang (Present Value) dari bunga(Rp. 20.000.000,- x PVIFA(n=3, i=10%) =Rp. 20.000.000,- x 2,48685) = Rp. 49.737.000,-

Rp.200.001.000,-Perbedaan (diabaikan) Rp. 1.000,-

Karena selisihnya hanya Rp. 1.000, maka diabaikan, artinya nilai sekarang sama dengan nilai nominalnya yaitu Rp. 200.000.000,-.

Jika tingkat bunga pasar 12%Nilai nominal wesel tagih Rp. 200.000.000,-Nilai Sekarang (Present Value) dari nilai nominal(Rp. 200.000.000,- x PVIF(n=3, i=12%) =Rp. 200.000.000,- x 0,71178 = Rp.142.356.000,-Nilai sekarang (Present Value) dari bunga(Rp. 20.000.000,- x PVIFA(n=3, i=12%) =Rp. 20.000.000,- x 2,40183) = Rp. 48.036.600,-

Rp. 190.392.600,-Perbedaan (Disagio wesel tagih) Rp. 9.607.600 ,-

Page 51: Modul akuntansi keuangan

Nilai sekarang wesel tagih lebih kecil daripada nilai nominalnya sebesar Rp. 9.607.600,-, selisih ini disebut dengan disagio wesel tagih.

b) Jika tingkat bunga pasar 8%Nilai nominal wesel tagih Rp.200.000.000Nilai Sekarang (Present Value) dari nilai nominal(Rp. 200.000.000,- x PVIF(n=3, i=8%) =Rp. 200.000.000,- x 0,79383 = Rp.158.766.000Nilai sekarang (Present Value) dari bunga(Rp. 20.000.000,- x PVIFA(n=3, i=8%) =Rp. 20.000.000,- x 2,57710) Rp. 51.542.000

Rp. 210.308.000,-Perbedaan (Agio wesel tagih) Rp. 10.308.000,-

Nilai sekarang wesel tagih lebih besar daripada nilai nominlanya sebesar Rp. 10.308.000,-, selisih ini disebut dengan agio wesel tagih

I. Penilaian Piutang Wesel (Wesel Tagih)

Wesel tagih jangka pendek dicatat dan dilaporkan pada nilai bersih yang dapat direalisasi yakni jumlah nominalnya dikurangi semua penyisihan yang diperlukan yaitu besarnya piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih.

Perhitungan dan estimasi yang terlibat dalam penilaian wesel tagih jangka pendek sama seperti piutang, demikian pula untuk pencatatan beban piutang yang tak tertagih sekaligus penyisihannya / cadangannya.

J. Mendiskontokan WeselYang dimaksud dengan mendiskontokan wesel adalah meminjam uang ke

bank dengan menggunakan wesel sebagai jaminan. Bunga (diskonto) wesel dihitung dengan cara sebagaimana dalam ilustrasi 4.2.

tempo dari sebuah wesel. Tanggal jatuh tempo bisa ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama, yakni kreditur menentukan dan debitur menyetujuinya dan akan berjanji membayar pada tanggal yang sudah ditentukan kreditur. Selain itu, tanggal jatuh tempo bisa didasarkan atas janji yang ditulis sendiri oleh debitur, atau bisa juga pada akhir periode yang ditetapkannya.

Soal soal Latihan :Latihan 1Informasi di bawah ini diperoleh dari catatan pembukuan yang berkaitan dengan tahun pertama kegiatan PD. MURAH yang disusun oleh Tn. Korup yang mendapat gaji Rp 1.500.000,- per bulan dari perusahaan, baru saja membeli sebuah mobil mewah. Anda memutuskan untuk menguji ketepatan saldo piutang dagang sebesar Rp 264.000.000 sebagaimana diperlihatkan di dalam buku besar :1. Hasil penagihan dari pelanggan Rp 396.000.0002. Barang dagang yang dibeli 720.000.0003. Persediaan barang dagang akhir 180.000.0004. Barang dagangan dijual 40% di atas harga pokoknya5. Semua penjualan dilakukan secara kredit

Page 52: Modul akuntansi keuangan

Diminta :Hitunglah saldo Piutag Usaha yang harus nampak dan tetapkan jumlah kekurangan atau kelebihannya.

Latihan 2Dari Neraca PT. ASASAMI per 31 Desember 2009 terdapat antara lain akun-akun sebagai berikut :

Account Receivable Rp 66.400.000Allowance for bad debt 6.400.000

Selama tahun 2010 telah terjadi transaksi – transaksi sebagai sebagi berikut :1. Penjualan Rp 768.000.000 diantaranya sebesar Rp 88.000.000,- merupakan

penjualan tunai2. Retur penjualan Rp 40.000.000,- diantaranya sebesar Rp 8.000.000,- merupakan

retur penjualan tunai3. Penerimaan piutang Rp 578.000.000,- diantaranya sebesar sebesar Rp 68.000.000

diterima setelah discount period dari term of payment 2/10, n/30.4. Piutang yang diterima berupa notes ( wesel ) Rp 20.000.000,-5. Piutang yang dihapuskan karena tak tertagih Rp 7.200.000,-6. Piutang yang dihapuskan pada tahun yang lalu, ternyata dapat diterima kembali

Rp 200.000,- ( jumlah ini tidak termasuk butir 3 di atas )7. Besarnya kerugian piutang tak tertagih untuk tahun ini sebesar 5% dari piutang

pada 31 Desember 2010

Diminta :1. Jurnal yang diperlukan selama tahun 20102. Susunlah kedua akun tersebut di atas

Latihan 3Dari neraca CV Darlis per 31 Desember 2009 terdapat informasi sbb :

Account Receiveble Rp 6.240.000Allowance for Bad Debt Rp 320.000

Berdasarkan pengalaman atas piutang yang telah jatuh tempo, maka ditetapkan untuk tahun 2010 besarnya Cadangan Penyisihan Kerugian Piutang sebesar : Piutang yang telah menunggak:

Kurang dari 2 bulan 10 %2 – 6 bulan 30 % 6 – 12 bulan 70 %lebih dari 1 tahun 100%

Selama tahun 2010 transaksi yang berhubungan dengan piutang telah diringkas sbb. :Penjualan kredit Rp 42.600.000Penerimaan dari piutang Rp 40.800.000Retur penjualan Rp 400.000

Page 53: Modul akuntansi keuangan

Piutang yang dihapus Rp 290.000

Pada akhir periode, jumlah piutang yang telah jatuh tempo adalah :Kurang dari 2 bulan Rp 650.0002 – 6 bulan Rp 320.000 6 – 12 bulan Rp 180.000lebih dari 1 tahun Rp 130.000

Diminta :1. Jurnal yang diperlukan daritransaksi –transaksi di atas2. Hitung cadangan penyisihan piutang untuk tahun 2010 dengan memperhitungkan

saldo terdahulu dan transaksi tahun berjalan3. Berapa jumlah Account Rceivable dan Allowance for Bad Debt yang harus

ditampilkan pada neraca per 31 Desember 2010.

Latihan 4Dalam neraca PT. SUKA SENANG per 31 Desember 2009 tergambar sebagai berikut :

Account Receivable Rp 38.600.000Allowance for doubtful account 3.200.000

Rp 35.400.000Selama tahun 2010 telah terjadi transaksi-transaksi sebagai berikut :1. Sales berjumlah Rp 182.900.000, diantaranya Rp 22.900.000 merupakan

penjualan tunai2. Uang yang diterima dari langganan ( cash collection ) berjumlah Rp 123.200.000

diantaranya sejumlah Rp 58.200.000 memanfaatkan potongan (discount) dari term of payment Rp 3/30 – n/50

3. Dijaminkan piutang dagang sebesar Rp 50.000.000 kepada Lembaga Keuangan Sejahtera untuk mendapatkan pinjaman sejumlah Rp 35.000.000 dikurangi 0,8% dari pinjaman

4. Piutang-piutang yang dinyatakan tidak tertagih berjumlah 2.800.000 di antaranya sejumlah Rp 1.200.000 merupakan piutang dagang yang dijaminkan

5. Diterima piutang dagang yang dijaminkan tersebut di atas sejumlah Rp 25.000.000 dari hasil ini ditambah bunga 10% dari pinjaman dikirimkam kepada Lembaga Keuangan

6. Dikirimkan nota kredit kepada langganan sebesar Rp 9.000.000 di antaranya Rp 5.000.000 merupakan piutang dagang yang dujaminkan

7. Diselesaikan utang piutang kami dengan TN. Polim sebagai berikut :

Utangnya Rp 3.800.000Piutangnya 1.200.000

Rp2.600.000 diterima pembayarannya Rp 2.000.00 sedangkan sisanya dihapuskan.

Page 54: Modul akuntansi keuangan

8. Piutang dagang kepada Tn Robert sejumlah Rp 500.000 yang telah dihapuskan pada tahun yang lalu ternyata dapat diterima kembali

9. Diterima piutang dagang yang dijaminkan tersebut di atas sejumlah Rp 17.000.000 dari hasil ini dilunasi pinjaman kepada Lembaga Keuangan ditambah bunga 8% dari sisapinjaman

10. Dari piutang yang ada di taksir tidak dapat ditagih 15%

Diminta :1. Jurnal yang diperlukan dari transaksi selama tahun 20102. Sajikan kedua akun tersebut di atas dalam Neraca per 31 Desmber 2010

Latihan 5PT. Asasami mempunyai neraca akhir tertanggal 31 Desember 2008 yang antara lain sebagai berikut :

Notes Receivable ………………………… Rp. 122.500.000,-

Less : Notes receivable discounted …….. Rp. 52.500.000,- Rp 70.000.000

Accounts Receivable ……… Rp. 315.000.000,-Less: allowance for doubtful account Rp. 35.000.000,-

Rp. 280.000.000

Selama tahun 2009 telah terjadi transaksi – transaksi sebagai berikut :1. Sales Rp 2.425.000.000,- termasuk di dalamnya sebesar Rp 225.000.000,-

merupakan penjualan tunai / cash sales.2. Nota kredit yang diberikan kepada langganan sejumlah Rp 80.000.000,-

diantaranya sejumlah Rp 22.500.000,- adalah penjualan tunai.3. Penerimaan notes receivable dari piutang berjumlah Rp 197.500.000,- 4. Penerimaan uang dari langganan berjumlah Rp 156.500.000,- di antaranya

sejumlah Rp 144.000.000,- memperoleh sales discount berdasarkan termyn of payment 4/20;n/50

5. Notes Receivable Dicounted tersebut di atas yang tertera pada neraca ahir semuanya telah dibayar pada saat jatuh temponya, kecuali sebesar Rp 9.000.000,- notes tersebut diterima kembali oleh perusahaan dari langganan, kemudian perusahaan membayarnya ditambah protest fees sebesar Rp 150.000,-

6. Notes yang didiskontokan berjumlah Rp 185.000.000,- dengan nilai Rp 180.000.000,- kemudian dari jumlah ini sebesar Rp 31.250.000,- telah jatuh tempo tanpa protest fees.

7. Piutang dinyatakan tak tertagih selama tahun 2003 berjumlah Rp 20.625.000,-8. Uang yang diterima dari notes receivable yang telah jatuh tempo sebesar Rp

15.250.000,- di dalamnya termasuk bunga sebesar Rp 250.000,-9. Perusahaan telah meminjam uang dari BRI sejumlah Rp 250.000.000,- dengan

menjaminkan piutang sejumlah Rp 312.500.000,- Bank memperhitungkan biaya pinjaman sebesar Rp 1.250.000,- dari piutang yang dijaminkan tersebut telah

Page 55: Modul akuntansi keuangan

diterima sejumlah Rp 281.250.000,- ( jumlah ini tidak termasuk dalam point 4 di atas ) dan dari penerimaan ini dibayarkan untuk melunasi pinjaman ke BRI dengan tambahan bunga sejumlah 10% untuk selama 6 bulan.

10. Taksiran penyisihan penghapusan piutang / allowance for doubtful accounts atas dasar pengalaman tahun – tahun yang lalu ditetapkan sebesar 2,5% dari net credit sales.

Diminta :1. Buatlah ayat-ayat jurnal dari transaksi selama tahun 2009 dengan memperhatikan

neraca ahir perusahaan.2. Susunlah akun-akun tersebut dalam neraca per 31 Desember 2009.

Page 56: Modul akuntansi keuangan

BAB V

INVENTORY

Tujuan mempelajari bab ini adalah:1. enjelaskan pengertian persediaan2. Menjelaskan jenis-jenis persediaan3. Menjelaskan pengukuran persediaan4. Menjelaskan sistem pencatatan persediaan5. Menjelaskan penentuan kuantitas persediaan6. Menjelaskan penilaian persediaan

A. Pengertian

Salah satu aset lancar yang umumnya memiliki nilai yang besar diantara aset-aset lancar lainnya adalah persediaan. Persediaan merupakan jenis aset produktif yang dimiliki oleh perusahaan, karena persediaan ini merupakan aset yang mempunyai keterkaitan langsung dengan pendapatan perusahaan. Jika tingkat perputaran aset persediaan lambat, maka dapat dipastikan proses perolehan pendapatan perusahaan lambat pula dan sebaliknya jika pertputarannya cepat proses perolehan pendapatan perusahaan juga cepat.

Persediaan (inventory) didefinisikan sebagai aset :1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses

produksi atau pemberian jasa.

B. Jenis-jenis Persediaan

Bagaimana perusahaan mengklasifikasikan persediaannya sangat tergantung pada jenis usaha yang dijalankan perusahaan yaitu apakah perusahaan perdagangan ataukah perusahan manufaktur. Pada perusahaan perdagangan hanya ada satu klasifikasi persediaan yaitu yang disebut dengan persediaan barang dagangan (merchandising inventory). Namun demikian persediaan ini dapat terdiri dari banyak item. Misalnya untuk supermarket perusahaan ini mempunyai persediaan berupa produk makanan, produk kebutuhan pokok dan lain-lain. Item-item ini mempunyai dua karakteristik utama yaitu pertama, persediaan ini dimiliki oleh perusahaan kedua, persediaan ini siap untuk dijual kembali kepada pelanggan.

C. Pengukuran Persediaan

Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih dan nilai yang lebih rendah antara biaya dengan nilai realisasi bersih. Biaya persediaan harus meliputi biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual

Page 57: Modul akuntansi keuangan

atau dipakai. Biaya persediaan seringkali disebut dengan istilah harga pokok persediaan.

Biaya pembelian persediaan meliputi harga pembelian, biaya masuk dan pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh perusahaan kepada kantor pajak), biaya pengangkutan, penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang atau trade discont, rabat dan pos lain yang serupa di kurangkan dalam menentukan biaya pembelian.

Contoh :

PT. Nabila adalah perusahaan dagang yang membeli barang dagangan dari PT. Abadi sebanyak 10 unit dengan harga per unit Rp. 200.000,-. Perjanjiannya adalah FOB Shipping Point dimana PT. Nabila harus membayar biaya angkut Rp. 100.000,- dan asuransi Rp. 50.000,- sedangkan PPn 10%, maka biaya persediaan barang dagangan yang dibeli oleh PT. Nabila adalah:

Harga beli 10 x Rp. 200.000 = Rp. 2.000.000 PPn 10% x 2.000.000 = Rp. 200.000Biaya angkut = Rp. 100.000Biaya asuransi = Rp. 50.000Biaya persediaan = Rp. 2.350.000

Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead tetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi barang jadi.

Biaya lain-lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.

Nilai realisasi bersih adalah biaya persediaan dikurangi dengan taksiran biaya untuk mendistribusikan persediaan.

D. Sistem Pencatatan Persediaan

Ada dua sistem pencatatan untuk persediaan yaitu:

a) Sistem pencatatan persediaan perpetual (Perpetual Inventory System)b) Sistem Pencatatan Persediaan Periodik (Periodic Inventory System)

1. Sistem Perpetual

Page 58: Modul akuntansi keuangan

Sistem perpetual pencatatannya dilakukan secara kontinyu (perpetual) baik untuk pencatatan jumlahnya maupun biayanya atau harga pokoknya. Dengan demikian jumlah maupun biaya persediaan dapat diketahui setiap saat. Sistem ini seringkali diterapkan oleh perusahaan yang menjual barang dagangan dengan harga per unit relative mahal, jumlahnya relative sedikit dan mudah diidentifikasi. Contoh perusahaan yang menerapkan misalnya perusahaan mobil, perusahaan pesawat terbang, mebel, dan peralatan rumah tangga. Sistem perpetual ini juga bisa diterapkan oleh perusahaan selain yang dicontohkan di atas dikarena penggunaan wide spreadsheet yang disediakan oleh komputer dan penggunaan scanner untuk mengidentifikasi setiap item persediaan.

Perlakuan akuntansi untuk sistem pencatatan persediaan perpetual adalah sebagai berikut:

a. Pembelian barang dagangan akan di debit pada akun persediaanb. Beban angkut pembelian akan di debit pada akun persediaanc. Retur pembelian akan di kredit ke akun persediaand. Potongan pembelian akan di kredit ke akun persediaane. Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan (Cost of Good

Sold) diakui bersamaan dengan pengakuan penjualan dan akunpersediaan akan di kredit

f. Akun persediaan adalah akun pengendali yang didukung denganbuku besar pembantu untuk setiap jenis/item persediaan.

3. Sistem Periodik atau FisikDalam sistem periodik setiap terjadi transaksi tidak langsung dicatat dalam akun inventori atau persediaan sehingga untuk mengetahui kuantitas maupun biaya persediaan melalui perhitungan fisik (stock opname) pada saat menyusun laporan keuangan akhir periode.Sistem periodik biasanya diterapkan oleh perusahaan yang menjual barang dagangan dengan harga per unit relative murah, jumlahnya relative banyak dan sulit diidentifikasi.

Perlakuan akuntansi untuk sistem pencatatan persediaan periodik adalah sebagai berikut:

a) Pembelian barang dagangan akan diDebit pada akun pembelian.b) Tidak ada pencatatan pada akun persediaan.c) Beban angkut pembelian akan didebit pada akun Beban Angkut Pembelian.d) Retur dan potongan pembelian akan dikredit ke akun Retur dan Potongan

Pembelian.e) Potongan tunai pembelian akun dikredit ke akun Potongan Tunai Pembelian. f) f) Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan (Cost of Good Sold)

dihitung pada akhir periode setelah melakukan penghitungan fisik dan penilaian persedian akhir.

Page 59: Modul akuntansi keuangan

Berikut ini adalah ilustrasi jurnal untuk sistem perpetual dan sistem periodic,

namun belum mencakup seluruh transaksi berkaitan dengan persediaan, seperti

pembayaran ongkos angkut, penerimaan dan pemberian diskon.

Transaksi Sistem Periodek Sistem Perpetual1. Membeli barang

dagangan secara kredit Rp 10.000

Pembelian Hutang

10.00010.000

Persediaan Brg Dag Hutang

10.00010.000

2. Retur pembelian Rp 500

Hutang Retur Pembelian

500500

Hutang Persediaan Brg Dag

500500

3. Terdapat barang yang dijual. Harga jual Rp 4.000 dan harga pokok barang Rp 1.500

Piutang/Kas Penjualan

4.0004.000

Piutang/Kas PenjualanHPP Persediaan Brg Dag

4.000

1.5004.000

1.500

4. Pada akhir tahun Mutlak harus dilakukan inventarisasi fisik karena tanpa inventarisasi fisik barang, tidak dapat diketahui persediaan yang ada

Tanpa inventarisasi sudah dapat diketahui persediaan, namun inventarisasi perlu dilakukan

Misalkan menurut perhitungan fisik pada akhir tahun saldo persediaan Rp 200 dan pada awal tahun Rp 150.

Ikhtisar L/R Persediaan B.D.

Persediaan B.D Ikhtisar L/R

150

200

150

200

Jika hasil inventarisasi fisik tidak sama dengan saldo rekening persediaan, perusahaan perlu membuat jurnal, jika sama tidak perlu membuat jurnal.

Page 60: Modul akuntansi keuangan

2. Penentuan Kepemilikan Barang

a. Barang dalam perjalananBarang barang yang keberadaannya dalam perjalanan, perlu penetapan hak

kepemilikan barang tersebut. Kepemilikan barang ini sangat tergantung pada perjanjian jual beli yang telah disepakati antara penjual dengan pembeli. Ada 2 macam perjanjian yaitu:

1. FOB Shipping PointDalam perjanjian ini hak kepemilikan barang berpindah dari penjual ke pembeli pada saat barang telah sampai pada perusahaan jasa pengiriman.

Jadi barang yang berada dalam perjalanan merupakan milik pembeli sehingga pembeli harus memasukkan barang tersebut dalam penghitungan fisik persediaan. Sedangkan bagi penjual barang dalam perjalanan tersebut tidak dimasukkan sebagai miliknya

3. FOB Destination

Dalam perjanjian ini hak kepemilikan barang berpindah dari penjual ke pembeli pada saat barang sampai di gudang pembeli. Jadi barang dalam perjalanan merupakan milik penjual, sehingga penjual harus memasukkan barang tersebut dalam penghitungan fisik persediaan. Sebaliknya bagi pembeli barang dalam perjalanan tersebut tidak dimasukkan sebagai miliknya,

Ilustrasi : Persayaratan Penyerahan

Page 61: Modul akuntansi keuangan

b. Barang Konsinyasi

Perusahaan perdagangan seringkali menjual barang yang bukan dibelinya sendiri dari pemasoknya tetapi merupakan titipan dari pihak lain. Pihak yang menitipkan barang ini (pemilik barang) disebut consignor sedangkan pihak yang menerima titipan barang (pihak yang menjualkan) disebut dengan consignee.

Bagi consignor barang konsinyasi ini jika masih belum terjual maka harus dimasukkan sebagai persediaan mereka.

A. MENENTUKAN NILAI DARI PERSEDIAAN AKHIR

Jika perusahaan sering membeli barang dan harga beli masing-masing pembelian berbeda, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan harga pokok barang yang dipakai/dijual dan harga pokok barang yang masih ada di gudang.Sebagai contoh data persediaan barang dagangan untuk bulan Januari 2009 sebagai berikut:

Januari 1 Persediaan 200 unit @ Rp10 = Rp 2.00012 Pembelian 400 unit @ Rp12 = Rp 4.80026 Pembelian 300 unit @ Rp11 = Rp 3.300

Page 62: Modul akuntansi keuangan

30 Pembelian 100 unit @ Rp13 = Rp 1.300

Setelah dilakukan inventarisasi fisik, jumlah pesediaan per 31 Januari 2009 adalah 300 unit. Tentukan:

a. Persediaan per 31 Januari 2009.b. Harga pokok persediaan yang dijual dalam bulan Januari 2009.

Barang yang tersedian untuk dijual selama bulan Januari adalah 200 + 400 + 300 + 100 = 1.000 unit, maka barang yang dijual adalah 1.000 – 300 = 700 unit. Karena harga belinya berbeda-beda, maka perlu asumsi arus barang yang akan digunakan sebagai dasar penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir sebagai berikut:a. FIFO (First In First Out), barang yang masuk terlebih dahulu dianggap yang

pertama kali dijual/keluar sehingga persediaan akhir akan berasal dari pembelian yang termuda/terakhir.

b. LIFO (Last In First Out), barang yang terakhir masuk dianggap yang pertama kali keluar, sehingga persediaan akhir terdiri dari pembelian yang paling awal.

c. Average, pengeluaran barang secara acak dan harga pokok barang yang sudah digunakan maupun yang masih ada ditentukan dengan cara dicari rata-ratanya.Penerapan asumsi ini berlaku baik dalam sistem periodik maupun dalam sistem perpetual.

a. Jika perusahaan menggunakan Sisem Periodik1) FIFODengan metode ini jumlah barang yang digunakan sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari barang yang pertama kali dibeli, yaitu:

200 unit @ Rp 10 = Rp 2.000400 unit @ Rp 12 = Rp 4.800100 unit @ Rp 11 = Rp 1.100Harga pokok penjualan Rp 7.900

Selanjutnya persediaan yang 300 unit dianggap dari pembelian tanggal 26 dan 30 Januari 2006 dengan rincian sebagai berikut:

200 unit @ Rp 11 = Rp 2.200100 unit @ Rp 13 = Rp 1.300Persediaan akhir Rp 3.500

2) LIFODengan metode ini jumlah barang yang dijual sebanyak 700 unit

diasumsikan berasal dari barang yang terakhir dibeli, yaitu:100 unit @ Rp 13 = Rp 1.300300 unit @ Rp 11 = Rp 3.300300 unit @ Rp12 = Rp 3.600Harga pokok penjualan Rp 8.200Selanjut persediaan akhir 300 unit dianggap berasal dari pembelian

tanggal 1 dan 12 Januari 2006, yaitu:

Page 63: Modul akuntansi keuangan

200 unit @ Rp 10 = Rp 2.000100 unit @ Rp 12 = Rp 1.200Persediaan akhir Rp 3.200

3). Metode Rata-rataUntuk menghitung persediaan akhir dan harga pokok penjualan perlu dibuat perhitungan sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Unit Harga per Unit

Jumlah

Jan 1 Persediaan 200 Rp 10 Rp 2.00012 Pembelian 400 Rp 12 Rp 4.80026 Pembelian 300 Rp 11 Rp 3.30030 Pembelian 100 Rp 13 Rp 1.300

Jumlah 1,000 Rp 11.400Rata-rata = Rp11.400 : 1.000 Rp 11,4

Harga pokok penjualan = 700 x Rp 11,4 = Rp 7.980Persediaan akhir = 300 x Rp11,4 = 3.240

b. Jika perusahaan menggunakan Sistem PerpetualJika perusahaan menggunakan sistem perpetual, penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir dilakukan setiap perusahaan menjual barang. Untuk mempermudah pekerjaan menentukan harga pokok ini digunakan suatu kartu yang lazim disebut Kartu Persediaan. Satu jenis barang disediakan satu Kartu. Dengan demikian sistem ini baru cocok untuk persediaan yang nilainya tinggi.

Misalkan atas satu jenis barang diperoleh informasi sebagai berikut:Tanggal Keterangan Unit Harga Beli per UnitJan. 1 Persediaan 200 Rp 10

12 Pembelian 400 Rp 1217 Dijual 30026 Pembelian 300 Rp 1127 Dijual 20028 Dijual 30030 Pembelian 100 Rp 13

Page 64: Modul akuntansi keuangan

Berikut ini hanya diberikan contoh metode FIFO:

Tgl KetDibeli Dipakai Persediaan

Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost JumlahJan

1Persediaan 200 10 2.000

12 Pembelian 400 12 4.800 200400

1012

2.0004.800

17 Dijual 200100

1012

2.0001.200

300 12 3.600

26 Pembelian 300 11 3.300 300300

1211

3.6003.300

27 Dijual 200 12 2.400 100300

1211

1.2003.300

28 Dijual 100200

1211

1.2002.200

100 11 1.100

30 Pembelian 100 13 1.300 100100

1113

1.1001.300

B. MENAKSIR NILAI PERSEDIAANKadangkala situasi tidak memungkinkan dilakukan penghitungan fisik atau sistem perpetual sangat mahal untuk diterapkan. Suatu supermarket dengan beribu macam jenis persediaan mungkin akan terganggu operasionalnya jika setiap bulan harus melakukan penghitungan fisik persediaan dalam rangka menyusun laporan keuangan bulanan. Perusahaan asuransi dalam menentukan besarnya kerugian atas persediaan yang terbakar tidak mungkin menghitung secara fisik barang yang terbakar karena barangnya sudah rusak bahkan habis.Keadaan di atas mendorong dilakukan penaksiran cost dari persediaan. Terdapat dua metode yang sering digunakan yaitu metode harga eceran dan metode laba kotor.1. Metode Harga Eceran

Cost persediaan ditentukan dengan mengkonversi persediaan menurut harga eceran menjadi cost dengan mengggunakan prosentase cost terhadap harga eceran.Contoh:

Harga Pokok (Cost) Harga EceranPersediaan 1 Januari 2005 Rp 60.000 Rp 100.000Pembelian Januari 2005 Rp 540.000 Rp 900.000Barang tersedia untuk dijual Rp 600.000 Rp 1.000.000% Cost thd Harga Eceran= (600.000 : 1.000.000) x 100% = 60%Penjualan Rp 700.000Persediaan akhir Rp 300.000

Nilai cost persediaan akhir = 60% x Rp 300.000 = Rp 180.000

Page 65: Modul akuntansi keuangan

METODE PENILAIAN GENGAN TAKSIRAN

Apabila catatan inventory dari suatu perusahaan tidak lengkap atau jenis barang beraneka ragam serta harganya relatif kecil, maka untuk menghitung nilai inventory dengan sendirinya dengan cara ditaksir.

Menghitung inventory dengan taksiran ada 2 metode yaitu :1. Gross Profit Method ( Metode Laba Kotor )2. Retail Method ( Metode Harga Eceran )

1. Gross Profit Method Dalam metode ini berdasarkan suatu asumsi bahwa prosentase laba kotor untuk dua periode atau lebih yang berurutan sama besarnya.

Contoh :Informasi yang diperoleh dari catatan suatu perusahaan dalah sebagai berikut :

2008 2009

Inventory ( 1 Januari ) Rp 1.500.000 Rp 1.800.000Pembelian 6.000.000 10.800.000Retur Pembelian 200.000 300.000Penjualan 9.000.000 9.200.000

Diminta :Berdasarkan keterangan di atas tentukanlah nilai persediaan akhir tahun 2008 dan 2009 dengan memakai metode laba kotor.

Jawab :Tahun 2008Penjualan Rp 9.000.000Harga Pokok Penjualan :Inventory awal Rp 1.500.000Pembelian Rp 6.000.000Retur pembelian 200.000 –Pembelian bersih Rp 5.800.000 +Inventory tersedia untuk dijual Rp 7.300.000Inventory ahir ( = awal 2009 ) 1.800.000 -

Rp 5.500.000 –Laba kotor Rp 3.500.000

% tase laba kotor = 3.500.000 / 9.000.000 X 100 % = 38,89%

Page 66: Modul akuntansi keuangan

Tahun 2009Inventory awal Rp 1.800.000Pembelian Rp 10.800.000Retur pembelian 300.000 –Pembelian bersih Rp 10.500.000 +Inventory tersedia untuk dijual Rp 12.300.000

Penjualan Rp 9.200.000Laba kotor = 38,89 % X Rp 9.200.000 = 3.577.777,78 -

Harga pokok penjualan Rp 5.622.222,22 -

Persediaan ahir 2009 Rp 6.677.777,78

2. Retail MethodUntuk menentukan nilai persediaan dalam metode ini terdapat langkah – langkah sebagai berikut :

1. Setiap kelompok barang yang dimiliki tetapkan harga ecerannya masing – masing

2. Berdasarkan barang yang siap dijual( berdasarkan harga pkok dan harga eceran ), tentukan ratio harga pokok terhadap harga eceran

3. Tetapkan persediaan ahir berdasarkan harga eceran yaitu barang siap dijual berdasarkan harga eceran dikurangi penjualan

4. Persediaan ahir berdasarkan harga pokok yaitu ratio harga pokok terhadap harga eceran dikalikan persediaan ahir berdasarkan harga eceran.

Contoh :Informasi berikut ini diperoleh dari catatan perusahaan :

Harga Pokok Harga EceranInventory awal Rp 15.000.000 Rp 21.000.000Pembelian 35.000.000 59.000.000Penjualan Rp 69.000.000

Diminta :Harga Pokok Harga Eceran

Inventory awal Rp 15.000.000 Rp 21.000.000Pembelian 35.000.000 59.000.000Inventory tersedia untuk dijual Rp 50.000.000 Rp 80.000.000 Ratio harga pokok terhadap harga eceran =

50.000.000 / 80.000.000 X 100 % = 62,5 %

Page 67: Modul akuntansi keuangan

Penjualan Rp 69.000.000 –Persediaan ahir berdasarkan harga eceran = Rp 11.000.000Persediaan ahir berdarkan harga poko = 62,5 % x Rp 11.000.000 = Rp 6.875.000

Perubahan harga darai Harga Eceran mula – mula :1. Mark - Ups ( Kenaikan harga eceran dari harga eceran mula – mula )2. Mark - Ups Concellation ( Pembatalan kenaikan harga / penurunan kembali

tetapi tidak sampai di bawah harga eceran pertama )3. Mark - Downs ( Penurunan harga dibawah haega eceran mula – mula )4. Mark – Downs Concellation ( Pembatalan penurunan harga / kenaikan kembali

harga tetapi tidak sampai di atas harga eceran mula – mula.

Dengan adanya perubahan – perubahan tersebut di atas maka nilai persediaan ahir dapat ditentukan melaui 2 ( dua ) metode sebagai berikut :a. Conventional Retail Method

Dalam metode ini mark – downs beserta Mark – Downs Concellation tidak ikut dihitung dalam menentukan cost ratio tetapi persediaan awal ikut.

b. Lifo Retail Method Dalam metode ini Mark – Ups serta mark dows concellation ikut dihitung dalam menentukan cost ratio to sale tetapi persediaan awal tidak ikut dihitung.

Contoh :Harga Pokok Harga Eceran

Inventory 1/1 2009 Rp 312.600.000 Rp 900.000.000Pembelian selama tahun 2009 2.835.000.000 6.000.000.000Mark – ups 480.000.000Mark - Ups Concellation 60.000.000Mark - Downs 135.000.000Mark – Downs Concellation 15.000.000Penjualan 5.700.000.000

Diminta :Tentukan nilai persediaan ahir 31 Desember 2009 berdasarkan metode :a. Conventional Retail Methodb. Lifo Retail Method

Jawab :Harga Pokok Harga Eceran

Inventory 1/1 2009 Rp 312.600.000 Rp 900.000.000Pembelian selama tahun 2009 2.835.000.000 6.000.000.000Mark – ups 480.000.000Mark - Ups Concellation ( 60.000.000 )Inventory tersedia untuk dijual Rp 3.147.000.000 Rp 7.320.000.000Ratio harga pokok terhadap harga eceran =

Page 68: Modul akuntansi keuangan

3.147.000.000 / 7.320.000.000 X 100 % = 43 %Penjualan Rp 5.700.000.000Mark - Downs Rp 135.000.000Mark – Downs Concellation 15.000.000 –

Rp 120.000.000 + Rp 5.820.000.000 –

Persediaan ahir berdasarkan harga eceran Rp 1.500.000.000Persediaan ahir berdasarkan harga pokok = 43 % X Rp 1.500.000.000 =

Rp 645.000.000

Harga Pokok Harga Eceran

Pembelian selama tahun 2009 2.835.000.000 6.000.000.000Mark – ups 480.000.000Mark - Ups Concellation ( 60.000.000 )Mark - Downs ( 135.000.000 )Mark – Downs Concellation 15.000.000Inventory tersedia untuk dijual Rp 2.835.000.000 Rp 6.300.000.000

Ratio harga pokok terhadap harga eceran =2.835.000.000 / 6.300.000.000 X 100 % = 45 %Inventory 1/1 2003 berdasarkan harga eceran Rp 900.000.000

Rp 7.200.000.000Penjualan Rp 5.700.000.000 –Persediaan ahir berdasarkan harga eceran Rp 1.500.000.000Persediaan ahir berdasarkan harga pokok = 45 % X Rp 1.500.000.000 =

Rp 675.000.000

RELATIVES SALES PRICE

Yaitu meng alokasikan biaya bersama terhadap masing – masing produk yang dihasilkan.

ContohPT. PUTRACO INDAH di Bandung bergerak dalam bidang Real Estate membeli tanah 60.000 m2 seharga Rp 800.000.000. Tanah tersebut kemudian dibagi-bagi dan dikelompokkan dalam 3 jenis persil kapling.Biaya – biaya yang dikeluarkan untuk surat ijin, jalan, penerangan, saluran air dan lain-lainnya sebesar Rp 300.000.000.Persediaan kapling yang diperoleh dari tanah tersebut adalah sebagai berikut :

100 kapling “Mungil” dengan harga @ Rp 10.000.000200 kapling “Molek” dengan harga @ Rp 12.500.000 20 kapling “Megah” dengan harga @ Rp 25.000.000

Ditanya : Hitunglah harga pokok masing – masing jenis kapling tersebut

Page 69: Modul akuntansi keuangan

JawabHarga pokok tanah Rp 1.100.000.000Taksiran harga jual :Kapling Mungil = 100 X Rp 10.000.000 = Rp 1.000.000.000Kapling Molek = 200 X Rp 12.500.000 = Rp 2.500.000.000Kapling Megah = 20 X Rp 25.000.000 = Rp 500.000.000 +

Rp 4.000.000.000

Harga Pokok KaplingKapling Mungil = 1.000.000 / 4.000.000 X Rp 1.100.000.000 = Rp 275.000.000Kapling Molek = 2.500.000 / 4.000.000 X Rp 1.100.000.000 = Rp 687.500.000Kapling Megah = 500.000 / 4.000.000 X Rp 1.100.000.000 = Rp 137.500.000

METODE PERSEDIAAN DALAM KONTRAK JANGKA PANJANG

Yaitu pekerjan-.pekerjaan yang jangka waktu penyelesaiannya lebeih dari satu periode akuntansiDalam metode ini ada dua cara yakni :1. Precentage Contract Method2. CompletedContract Metdod

ContohPT. Propelat di Bandung memperoleh kontrak pembuatan rumah karyawan Pabrik Baja di Cilegon sbanyak 300 rumah dengan harga kontrak sebesar Rp 22.500.000.000,- dan jangka waktu penyelesaiannya 4 tahun, terhitung mulai 1 April 2000.Adapun taksiran untuk biaya penyelesaian keseluruhannya Rp 20.000.000.000,-. Dibawah ini diberikan data mengenai status bangunan tersebut yang telah dikerjakan untuk masing – masing tahun :Tahun Biaya yang telah Taksiran biaya Penerimaan uang

Dikeluarkan penyelesaiannya Kontrak2000 Rp 4.800.000.000 Rp 15.200.000.000 Rp 4.500.000.0002001 5.600.000.000 10.400.000.000 4.000.000.0002002 7.200.000.000 4.400.000.000 9.000.000.0002003 4.000.000.000 ------------ 5.000.000.000

Diminta :Buatlah jurnal yang diperlukan sehubungan dengan data tersebut di atas !(Perhitungan laba kontrak per tahun harus disertakan)

Page 70: Modul akuntansi keuangan

BAB VI FIXED ASSETS ( AKTIVA TETAP )

PENGERTIAN :

Ialah aktiva ( kekayaan ) yang dimiliki oleh perusahaan yang pemakaiannya dalam jangka panjang (lebih dari satu periode akuntansi ),

JENIS – JENIS AKTIVA TETAP DAN PENENTUAN HARGA PEROLEHANNYA

Yang dimaksud harga perolehan suatu aktiva, meliputi semua pengeluaran untuk

memperoleh aktiva tersebut sampai dengan aktiva tetap yang bersangkutan siap

digunakan.

1. Land ( Tanah )

Ialah tanah yang dimilki dan dipergunakan oleh perusahaan untuk kegiatan perusahaan ( tempat berdiri suatu bangunan, pekarangan, halaman, tempat parkir dst. )Harga perolehan tanah ini meliputi :

a. Harga beli tanahb. Biaya balik nama ( sertifikat tanah )c. Biaya komisi perantarad. Biaya mempetak-petake. Biaya meratakan tanah, membongkar, pembuatan saluran air dsb.

2. Building ( Bangunan )

Ialah bangunan yang dimilki dan dipergunakan oleh perusahaan untuk kegiatan perusahaanHarga perolehan bangunan ini meliputi :

a. Harga beli bangunanb. Biaya balik nama ( sertifikat)c. Biaya komisi perantarad. Biaya instalasi listrik,air

Page 71: Modul akuntansi keuangan

e. Biaya perbaikan bila dibeli dalam keadaan rusakf. Biay gambar oleh arsitek bila membangun sendiri dsb.

3. Delivery Equipment ( Alat Pengangkutan / Kendaraan )

Ialah alat pengangkut atau kendaraan yang dimiliki dan dipergunakan dalam usaha perusahaan.Harga perolehan delivery equipment ini meliputi :

a. Harga beli

b. Biaya balik nama ( BPKB )c. Biaya komisi perantarad. Serta biaya lain sampai siap dipergunakan

4. Machinery ( Mesin )

Ialah mesin yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan dalam proses produksi.Harga perolehan delivery equipment ini meliputi :

a. Harga beli b. Ongkos angkutc. Biaya komisi perantarad. Serta biaya lain sampai siap dipergunakan

5. Furniture and Fixtures ( Mebelair dan Peralatan )

Ialah mebel dan peralatan lain yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan. Harga perolehan delivery equipment ini meliputi :

a. Harga beli b. Ongkos angkutc. Biaya komisi perantarad. Serta biaya lain sampai siap dipergunakan

PEROLEHAN AKTIVA TETAP

Perolehhan adalah transaksi mendapatkan aktiva tetap baru. Artinya dari tidak ada menjadi ada, bukan penambahan aktiva tetap yang sudah ada.Aktiva tetap dapat diperoleh perusahaan dengan berbagi cara :a. PembelianAktiva tetap yang diperoleh dari pembelian diakui pada saat aktiva tetap yang bersangkutan dinyatakan diterima sebesar harga perolehannya.Pembelian aktiva tetap melalui pembelian dapat berasal dari pembelian tunai, pembelian kredit, pembelian angsuran dan sewa guna usaha ( lesing )

Jurnal yang diperlukan :

Page 72: Modul akuntansi keuangan

Dr. Fixed Assets XXXXCr. Cash XXXXCr. PPN XXXX

( pencatatan pembelian tunai )

Dr. Fixed Assets XXXXCr. Account Payable XXXXCr. PPN XXXX

( pencatatan pembelian kredit )

Dr. Aktiva Tetap XXXXCr. Kas / Bank XXXXCr. Kewajiban Pengadaan ( termasuk kewajiban PPN ) XXXX

( pencatatan pembelian secara angsuran )

Dr. Fixed Assets XXXXCr. Cash XXXXCr. Kewajiban Sewa Guna Usaha XXXX

( pencatatan pembelian dengan leasing )

b. Pengalihan dari Aktiva Dalam Kontruksi ( Self Contrution )

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dibangun, baik dibangun sendiri (swakelola) maupun pengadaan yang bersifat turnkey project, diakui pada saat aktiva tetap yang bersangkutan siap digunakan dan dinilai sebesar akumulasi biaya aktiva dalam krontruksiJurnal yang diperlukan :Dr. Fixed Assets XXXXCr. Contruction in Progress XXXX

c. Hibah atau Bonus ( Donation )

Aktiva tetap yang diperoleh dari hibah/hadiah diakui pada saat aktiva tetap yang bersangkutan dinyatakan diterima sebesar harga pasarnya atau harga taksiran apabila harga pasarnya tidak diketahui. Perolehan ini diperlakukan sebagai pendapatan non usaha.

Jurnal yang diperlukan :Dr. Fixed Assets XXXXCr. Donated Capital XXXX

d. Pertukaran ( Trade In )

1.Pertukaran dengan aktiva Tetap Sejenis

Page 73: Modul akuntansi keuangan

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara pertukaran dengan aktiva lain yang sejenis yang diakui pada saat terjadinya pertukaran sebesar nilai buku aktiva tetap yang dilepas ditambah dengan jumlah kas yang dikeluarkan atau dikurangi jumlah kas yang diterimaJurnal yang diperlukan :Dr. Fixed Assets XXXXDr. Accum. Depr. XXXXDr. Cash Cr. Fixed Assets XXXXCr. Cash XXXX

2. Pertukaran dengan aktiva Tetap Tidak Sejenis

Berdasarkan berita acara pertukaran yang dilampiri hasil penilaian aktiva tetap yang dipertukarkan.Untuk mendapatkan jumlah laba rugi pertukaran terlebih dahulu harus ditentukan harga perolehan aktiva tetap baru yaitu sebesar harga pasarnya, serta jumlah kas yang harus diterima atau dikeluarkan.

Jurnal yang diperlukan :Dr. Fixed Assets XXXXDr. Accum. Depr. XXXXDr. Cash XXXXDr. Loss on disposal FA XXXXCr. Fixed Assets XXXXCr. Cash XXXXCr. Gain on disposal FA XXXX

Biaya – biaya Pengeluaran Sesudah Fixed Assets Diperoleh

Untuk mencatat pengeluaran-pengeluaran untuk aktiva tetap selama pemakaiannya, maka pngeluaran tersebut pertama-tama digolongkan berdasarkan :a. Manfaat pengeluaran tersebutb. Besarnya pengeluaran tersebutc. Kebijakan pimpinan perusahaan

Berdasarkan kriteria tersebut dia atas, maka pengeluaran-pengeluaran terhadap aktiva tetap digolongkan sbb. :1. Revenue Expenditure ( Pengeluaran Pendapatan )

a. Maintenance, ialah pengeluaran untuk memlihara aktiva tetap yang bersangkutan tidak cepat usang atau rusak dari waktu ke waktu. Oleh karena maintenance tidak secara langsung menaikkan nilai aktiva tetap

Page 74: Modul akuntansi keuangan

itu sendiri, maka pengeluaran ini dibukukan sebagai suatu beban, sehingga dicatat dalam akun Maintenance Expense

b. Repair, ialah pengeluaran untuk memperbaiki aktiva tetap yang mengalami kerusakan sebagian atau seluruhnya, agar dapat dipergunakan dan menjalankan fungsinya lagi sebagai mana mestinya. Apabila sifat repair ini hanya mengembalikan aktiva tetap yang rusak nmenjadi keadaan yang semula, tanpa mengadakan penggantian terhadap bagian – bagian tertentu dari aktiva tetyap teresbut yang nilainya cukup besar, maka pengeluaran ini dibukukan sebagai beban. Dengan demikian dicatat dalam akun Repair Expense.

c. Betterment / Improvement, yaitu perbaikan atas aktiva tetap ( mungkin tidak rusak ) dengan maksud agar nilai / umur aktiva tersebut bertambah. Pencatatan terhadap pengeluaran ini dapat dilakukan ke dalam akun aktiva yang bersangkutan. Apabila pengeluaran tersebut menambah nilai tetapi tidak menambah umur. Apabila pengeluaran tersebut lebih cenderung untuk menambah umur dari pada nilai maka penegluran tersebut dicatat ke dalam akun Akumulasi Penyusutan aktiva tersebut

d. Replacement, yaitu penggantian sebagian dari aktiva yang biasanya disebabkan karena bagian ( komponen ) yang diganti tersebut sudah dalam keadaan rusak berat. Pengeluaran semacam ini tidak dibukukan sebagai beban melainkan dibukukan sebagai tambahan nilai aktiva yang bersangkutan.

e. Addition, yaitu penambahan bagian tertentu kepada suatu aktiva, pengeluaran ini dicatat ke akun aktiva yang bersangkutan, dan disusutkan sesuai dengan umur ekonomisnya.Contoh :

f. Rearrang Gements, yaitu pengeluaran untuk menyusun kembali letak aktiva dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi. Pengeluaran ini dicatat sebagai beban yang ditangguhkan dan pembebanannya sebagai biaya melalui amortisasi.

Depresiasi ( Penyusutan )

Pengertian :Penggantian niali prestasi uyang hilang dari aktiva tetap tersebut yang mengakibatkan nilai aktiva tersebut berkurang.Penyusutan adalah merupakan cara untuk mengalokasikan harga perolefhan aktiva tetap ke periode-periode akuntansi yang menikmati manfaat aktiva yang bersangkutan.

Faktor – faktor yang mengakibatkan berkurangnya nilai aktiva :

1. Faktor teknis ( Usang, aus rusak )

Page 75: Modul akuntansi keuangan

2. Faktor ekonomis ( tidak seimbangnya natara penghasilan penghasilan dan biaya.

Faktor – yang mempengaruhi besarnya penyusutan1. Cost ( Harga Perolehan ), yaitu semua pengeluaran sampai dengan aktiva

tersebut siap digunakan.2. Useful Life ( Umur Ekonomis ), yaitu umur sejak aktiva digunakan sampai

dengan tidak dapat dipakai secara ekonomis.3. Salvage Value ( Nilai Residu ), yaitu nilai aktiva setelah habis umur

ekonomisnya

Metode Perhitungan Penyusutan1. Straight Line Method ( Metode Garis Lurus ) Rumus : Depresiasi = HP- NS

UE

Contoh :Harga perolehan kendaraan Rp 125.000.000 Nilai sisa Rp 25.000.000Umur Ekonomis 20 tahun

Besarnya Penyusutan per tahun = Rp125.000.000 – Rp25.000.00020

= Rp 5.000.000

Tabel Perhitungan Penyusutan

Tahun

Ke

Harga Beli Beban Peny. Akum. Peny. Nilai Buku

1 125.000.000 5.000.000 5.000.000 120.000.0002 125.000.000 5.000.000 10.000.000 115.000.0003 125.000.000 5.000.000 15.000.000 110.000.000

17 125.000.000 5.000.000 85.000.000 40.000.00018 125.000.000 5.000.000 90.000.000 35.000.00019 125.000.000 5.000.000 95.000.000 30.000.00020 125.000.000 5.000.000 100.000.000 25.000.000

2. Reducing Charge Method :

Page 76: Modul akuntansi keuangan

a. Sum Of The year’s Digits MethodRumus : N (N + 1 ) X ( HP – NR )

2Contoh :Harga perolehan mesin Rp 45.000.000Umur Ekonomis 4 tahunNilai Residu Rp 5.000.000

Beban Penyusutan :

Tahun Sisa Tarif Beban

Umur Penyusutan Penyusutan

1 4 4/10 X 45.000.000 – 5.000.000 1.600.000

2 3 3/10 X 45.000.000 – 5.000.000 1.200.000

3 2 2/10 X 45.000.000 – 5.000.000 800.000

4 1 1/10 X 45.000.000 – 5.000.000 400.000

b. Declining Balance MethodRumus Penyusutan per tahun :

N NS

1 - HP

Keterangan : HP = Harga perolehan NS = Nilai sisa N = umur ekonomis

Contoh :Harga Perolehan Mesin Rp 50.000.000Umur Ekonomis 5 tahunNilai Sisa Rp 5.000.000

5 5.000.000

1 - 50.000.000

Ada kalanya dalam metode tarif tetap dari nilai buku ini, besarnya % tase penyusutan / tahun ditetapkan sebesar 2 X % tase menurut garis lurus. Oleh sebab itu metode ini sering disebut Double Declining Balance Method.Menurut metode garis lurus berdasarkan umur ( 5 tahun ) = 20%,

Page 77: Modul akuntansi keuangan

tarif penyusutan per tahun = 2 X 20% = 40%, dengan demikian besarnya penyusutan setiap tahun dari tahun pertama sampai dengan tahun kelima dapat dihitung sbb. :

Tahun 1 = 40% X Rp 50.000.000 = Rp 20.000.000Tahun 2 = 40% X ( Rp 50.000.000 – Rp 20.000.000 ) = Rp 12.000.000Tahun 3 = 40% X ( Rp 50.000.000 – Rp 32.000.000 ) = Rp 7.200.000Tahun 4 = 40% X ( Rp 50.000.000 – Rp 39.200.000 ) = Rp 4.320.000Tahun 5 = 40% X ( Rp 50.000.000 – Rp 43.520.000 ) = Rp 2.592.000

Dalam Methode ini, maka sisa nilai buku, setelah penyusutan selama umur ekonomis, merupakan nilai sisa. Apabila aktiva tersebut tidak mempunyai nilai sisa, pada prinsipnya methode ini tidak dapat digunakan . Tetapi untuk mengatasi hal tersebut, maka nilai sisa aktiva itu dianggap = Rp. 1,- (satu rupiah)

3. Units of output methode (Metode satuan kapasitas produksi)

Rumus : Penyusutan per satuan = Harga perolehan – Nilai Sisa`Taksiran Total Produksi

Penyusutan per periode = Jumlah Prodiksi X penyusutan per satuan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya metode ini, menetapkan besarnya penyusutan berdasarkan pemakaian aktiva. Oleh karena itu metode ini disebut juga “ Metode penyusutan berdasarkan faktor pemakaian” ( USE FACTOR METHOD ).Berdasarkan satuan yang dipakai untuk menentukan penyusutan, maka metode ini dibagi atas :

a. SERVICE HOURS METHOD ( Metode Jam Kerja )Metode ini satuan yang dipakai untuk menentukan penyusutan adalah : Jam kerja aktiva yang bersangkutanContoh :Harga Perolehan Mesin Rp 50.000.000Taksiran Nilai Sisa Rp 5.000.000Tajksiran jam kerja selama umur ekonomis 10.000 jamJawab :Penyusutan per jam kerja = Rp 50.000.000 – Rp 5.000.000

10.000= Rp 4.500,- per jam kerja

Page 78: Modul akuntansi keuangan

Seandainya tahun pertama dan kedua mesin tersebut masing-masing dipakai 2.300 jam dan 2.500 jam maka penyusutan untuk periode tersebut adalah sbb. :Tahun pertama = 2.300 jam X Rp 4.500 = Rp 10.350.000Tahun kedua = 2.500 jam X Rp 4.500 = Rp 11.250.000

b. Productive Output Method ( Metode Hasil Produksi )Metode ini satuan yang dipakai untuk menetapkan besarnya penyusutan ialah :Hasil produksi aktiva yang bersangkutan :Contoh :Harga Perolehan Mesin Rp 50.000.000Taksiran Nilai Sisa Rp 5.000.000Taksiran hasil produksi 10.000 unit

Jawab :Produksi selama 3 tahun berturut-turut : masing-masing 2.000 unit , 2.300 unit dan 2.500 unit maka penyusutan tiga tahun berturut – turut dihitung sbb. :

Penyusutan per unit = Rp 50.000.000 – Rp 5.000.00010.000

= Rp 4.500,- per unitTahun pertama = 2.000 unit X Rp 4.500 = Rp 9.000.000Tahun kedua = 2.300 unit X Rp 4.500 = Rp 10.350.000Tahun ketiga = 2.500 unit X Rp 4.500 = Rp 11.250.000

Metode – metode Khusus Untuk Penyusutana. Apprisal System ( Sisitem Penilai Persediaan )b. Retirement System ( Sistem Pemberhentian )c. Replacement System ( Sistem Penggantian )

Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap :Perlakuan terhadap aktiva tetap yang dihentikan pemakaiannya dapat berupa :

1. Dibuang2. Dijual 3. Ditukar dengan aktiva yang baru

Jika suatu aktiva tetap disingkirkan maka yang harus diperhatikan dan diketahui adalah :a. Akun aktiva tetap yang dihentikan itu maupun akun akumulasinya harus

menunjukkan sisa nihilb. Penghentian aktiva tetap akan berakibat labva atu rugi :

1. Jika laba maka akun tersebut dicatat ke akun laba penghentian di sebelah kredit

2. Jika rugi dicatat dalam akun rugi penghentian di sebelah debit

Page 79: Modul akuntansi keuangan

A. DibuangApabila aktiva tetap dibuang maka kita laksanakan adalah :1. Lebih dahulu diadakan penyesuaian penyusutan aktiva yang dibuang yang

dimulai dengan awal tahun sampai saat pembuangan2. Nilai buku yang dilaksanakan dengan cara-cara di atas adalah kerugian

pembuangan3. Akun aktiva dan akumulasi harus memperlihatkan saldo nihil setelah

diadakan pencatatan atas pembuangan

Contoh :Tanggal 1 Januari dalam buku besar PT. Aditya memperlihatkan akun-akun sbb :

Mesin Rp 45.000.000Akumulasi Peny. Mesin Rp 35.000.000

Pada tanggal 1 April 1990 mesin tersebut dibuang :Umur mesin diperkirakan 6 tahun dengan nilai sisa Rp 3.000.000Mesin tidak dapat dipakai lagi di fdalam perusahaan

Diminta :a. Buatlah ayat jurnal penyesuaianb. Jurnal pembuangan

Jawab :a. Jurnal penyesuaian :

1 Januari s.d 1 April 1990 = 3 bulan3/12 X Rp 45.000.000 – Rp 3.000.000 = Rp 1.750.000

6Jurnal :Depreciation Expense Machine Rp 1.750.000

Accum Depr. Machine Rp 1.750.000

B. Dijual Apabila aktiva tetap dijual maka yang harus diperhatikan adalah :a. Lebih dahulu diadakan penyesuaian penyusutan aktiva yang dijual yang

dimulai dengan awal tahun sampai saat penjualanb. Laba / Rugi penjualan

1. Laba jika harga jual > Nilai buku setelah diadakan penyesuaian2. Rugi jika jual < Nilai buku setelah diadakan penyesuaian

Contoh

Page 80: Modul akuntansi keuangan

Tanggal 1 Januari dalam buku besar PT. Aditya memperlihatkan akun-akun sbb :

Mesin Rp 42.500.000Akumulasi Peny. Mesin Rp 32.000.000

Pada tanggal 1 Oktober 1990 mesin tersebut dijual tunai Rp 10.000.000:Umur mesin diperkirakan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 2.500.000Mesin tidak dapat dipakai lagi di dalam perusahaan

Jawab :a. Jurnal penyesuaian :

1 Januari s.d 1 Oktober 1990 = 9 bulan9/12 X Rp 42.500.000 – Rp 2.500.000 = Rp 6.000.000

5Jurnal :Depreciation Expense Machine Rp 6.000.000

Accum. Depr. Machine Rp 6.000.000

b. Jurnal penjualanHarga perolehan Rp 42.500.000Akumulasi penyusutan : 1 Januari 1990 Rp 32.000.000 1 Oktober 6.000.000 Rp 38.000.000

Nilai buku Rp 4.500.000Harga jual Rp 10.000.000

Laba penjualan Rp 5.500.000

Jurnal :Cash Rp 10.000.000Accum. Depr. 38.000.000

Machine Rp 42.500.000Gain on sales 5.500.000

C. Ditukar

Apabila aktiva tetap dutukar maka yang harus diperhatikan adalah :

a. Lebih dahulu diadakan penyesuaian penyusutan aktiva yang ditukar yang

dimulai dar awal tahun sampai saat pertukaran

b. Laba / Rugi pertukaran1. tidak diakui :

Page 81: Modul akuntansi keuangan

Maka laba rugi pertukaran diperlakukan sbb. :a. Bila laba maka sebesar laba tersebut diperlakukan sebagai

pengurangan harga perolehan aktiva tetap yang barub. Jika rugi maka rugi pertukaran tersebut diperlakukan sebagai

penambah harga aktiva tetap yang baru

3. DiakuiRugi pertukaran aktiva tetap dicatat ke akun rugi pertukaran di sebelah debitLaba pertukaran dicatat ke akun laba pertukaran disebelah kredit

ContohTanggal 1 Januari dalam buku besar PT. Aditya memperlihatkan akun-akun sbb :

Mesin Rp 42.500.000Akumulasi Peny. Mesin Rp 32.000.000

Pada tanggal 1 Oktober 1990 mesin tersebut ditukar dengan mesin baru yang harga pasarnya Rp 40.000.000, perusahaan menambah kas sebesar Rp 35.000.000Umur mesin diperkirakan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 2.500.000Mesin tidak dapat dipakai lagi di dalam perusahaan

Jawab :c. Jurnal penyesuaian :1 Januari s.d 1 Oktober 1990 = 9 bulan9/12 X Rp 42.500.000 – Rp 2.500.000 = Rp 6.000.000

5Jurnal :Depreciation Expense Machine Rp 6.000.000

Accum. Depr. Machine Rp 6.000.000

d. Jurnal penjualanHarga perolehan Rp 42.500.000Akumulasi penyusutan : 1 Januari 1990 Rp 32.000.000 1 Oktober 6.000.000 Rp 38.000.000

Nilai buku Rp 4.500.000uang tunai Rp 35.000.000

Harga pertukaran Rp 39.500.000Mesin Baru Rp 40.000.000Laba pertukaran Rp 500.000

Page 82: Modul akuntansi keuangan

Jurnal pertukaran ;1. Laba Rugi tidak diakui

Depreciation Expense Machine Rp 6.000.000Accum. Depr. Machine Rp 6.000.000

Machine ( New ) 39.500.000Accum. Depr. 38.000.000

Machine Rp 42.500.000Cash Rp 35.000.000

2. Laba Rugi diakui

Depreciation Expense Machine Rp 6.000.000Accum. Depr. Machine Rp 6.000.000

Machine ( New ) 40.000.000Accum. Depr. 38.000.000

Machine Rp 42.500.000Gain on exchange 500.000Cash Rp 35.000.000

Soal LatihanLatihan 1.

Berikut ini adalah pengeluran-pengeluaran yang berhubungan dengan pembelian tanah, persiapan tanah dan pembangunan gedung untuk pembangunan sebuah supermarket modern :

a. Harga beli dari real estate : Tanah Rp 125.000.000,-Bangunan 45.000.000,-

b. Pajak – pajak yang berkaitan dengan tanah dan gedung 8.750.000,-c. Biaya penghancuran gedung 5.800.000,-d. Biaya notaris untuk balik nama 900.000,-e. Biaya persiapan tanah dan irigasi halaman 9.700.000,-f. Biaya arsitek dan insinyur teknik sipil 60.000.000,-g. Biaya asuransi selama pembangunan 5.500.000,-h. Biaya kontraktor untukmembangun gedung baru 750.000.000,-i. Biaya perbaikan karena hujan 1.500.000,-

Page 83: Modul akuntansi keuangan

j. Biaya pembangunan tempat parkir untuk pembeli 12.500.000,- k. Biaya pembuatan taman 15.000.000,-l. Biaya khusus pengaliran air dari PAM 2.500.000,- m. Rugi kecurian selama masa pembangunan 500.000,-n. Biaya modal selama pembangunan gedung 39.000.000,-o. Biaya pemasangan spot light di tempat parkir 13.500.000,-p. Penjualan sisa penghancuran gedung lama 1.100.000,- q. Penggantian asuransi karena adanya kerusakan karena hujan 1.000.000,-r. Pengembalian premi asuransi karena bangunan selesai sebelum masa polis habis 350.000,-

Diminta :Dari transaksi tersebut, masukkan ke dalam rekening-rekening berikut dengan jenis pengeluarannya. Biaya pengembangan fasilitas disendirikan karena mempunyai umur ekonomis berbeda dengan gedung.

Pengeluaran Tanah Pengembangan Gedung Lain-lain(Tulis hurufnya) Fasilitas

Latihan 2.Pada saat pendirian, sebuah perusahaan memilki sebuah aktiva tetap dengan harga

perolehan sebesar Rp 2.500.000,-. Aktiva tersebut mempunyai yaksiran umur

ekonomis 5 tahun dan perkiraan nilaai sisa aakhir tahun ke lima Rp 100.000,-.

Perusaahaan dihadapkan pada pemilihan metode penyusutan. Pada awal tahun

kelima, aktiva tersebut ditukarkan dengan aktiva yang sejenis yang mempunyai harga

pasar Rp 3.400.000,-. Atas pertukaran tersebut, aktiva perusahaan diberi harga Rp

400.000,- dan perusahaan pada saat pertukaran membayar tunai Rp 500.000,- sisanya

dibayar dengan wesel.

Diminta :

1. Buat tabel depresiasi dengan metode :

a. Garis lurus

b. Jumlah angka tahun

c. Double decline

Page 84: Modul akuntansi keuangan

Metode PenyusutanTahun Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku

012345

Rp Rp Rp

2. Buatlah jurnal pertukaran aktiva tetap.

Latihan 3Dalam Neraca PT. KAYASAMA per 31 Desember 1995 terdapat antara lain perkiraan Delivery Equipment sebagai berikut :

No. Polisi Harga Perolehan (Rp) Nilai ResiduRp.

Mulai Dipakai

Umur Ekonomis

D 123 VA 39.000.000,00 7.500.000,00 1 - 5 - 1991 7 tahunD 345 VA 39.000.000,00 9.000.000,00 1 - 7 - 1992 8 tahunD 567 VA 45.000.000,00 9.000.000,00 1 - 9 - 1993 6 tahun

Selama tahun 1996 telah terjadi transaksi yang berkaitan dengan perkiraan tersebut di atas sebagai berikut :1. Pada tanggal 1 Agustus kendaraan D 123 VA dijual dengan harga Rp

14.000.000,002. Pada tanggal 1 April kendaraan D 345 VA ditukar dengan yang baru yang harga

perolehannya Rp 48.000.000,00 ( D 789 VA ) dan dalam pertukaran ini perusahaan menambah uang tunai sebesar Rp 22.500.000,00. Adapun kendaraan baru ini ditaksir akan berumur 7 tahun dengan nilai residu Rp 6.000.000,00.

3. Pada tanggal 1 September 20% kendaraan D 567 VA diganti yang menghabiskan biaya Rp 12.000.000,00 sedangkan bekasnya dapat dijual dengan harga Rp 1.800.000,00. Adapun setelah diperbaiki ini tidak ada perubahan umur ekonomis maupun nilai residu.

Catatan : Metode penyusutan kendaraan ini menggunakan Straight Line Method

Diminta :1. Jurnal yang diperlukan selama tahun 19962. Jurnal penyesuaian pada tangggal 31 Desember 1996.

Page 85: Modul akuntansi keuangan

BAB VIIINVESTASI JANGKA PANJANG

Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran investasi jangka panjang dalam bentuk saham, diharapkan mahasiswa1. Menjelaskan pengertian saham. 2. Menjelaskan cara pembelian saham. 3. Menjelaskan metode akuntansi untuk investasi dalam saham. 4. Melakukan pencatatan untuk investasi dalam saham.

Pendahuluan

Suatu perusahaan melakukan investasi jangka panjang tentunya didasarkan pada tujuan tertentu yang kemungkinan berbeda dengan perusahaan lain. Dalam uraian di depan telah disebutkan bahwa salah satu tujuan investasi adalah untuk mencari keuntungan. Secara umum tujuan investasi memang mencari untung, tetapi bagi perusahaan tertentu kemungkinan ada tujuan utama yang lain selain untuk mencari untung. Dari tulisan para ahli, diperoleh informasi bahwa pada umumnya tujuan investasi adalah sebagai berikut:

a) Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.

b) Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi, kepentingan sosial.

c) Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut.

d) Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan.

e) Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.f) Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

BENTUK-BENTUK INVESTASI JANGKA PANJANG Ada banyak pilihan bagi perusahaan untuk menetapkan bentuk investasi jangka panjangnya. Ada perusahaan yang memilih investasi pada tanah atau bangunan (bukan untuk operasi perusahaan) yang disebut dengan investasi properti. Ada juga yang memilih investasi dalam bentuk tabungan atau deposito, atau pilihan investasi yang lain yaitu pembelian saham atau obligasi

Page 86: Modul akuntansi keuangan

Pada dasarnya semua pilihan investasi mengandung peluang keuntungan di satu sisi dan potensi kerugian atau resiko di sisi lain. Seperti tabungan atau deposito di bank, pada umumnya dapat mendatangkan pendapatan bunga tetap dengan resiko kecil, tetapi sewaktu-waktu mungkin terjadi likuidasi bank yang dapat mengakibatkan hilangnya investasi. Sedang untuk investasi di properti (rumah dan bangunan) menjanjikan keuntungan yang relatif tinggi tetapi juga beresiko tergusur atau terjadi kebakaran. Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi atau saham. Apabila diperbandingkan, kedua bentuk investasi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Bila tingkat bunga di pasaran menurun, tingkat bunga obligasi tidak berubah karena tingkat bunganya sudah ditetapkan dalam perjanjian awal. Di lain pihak, investasi jangka panjang dalam saham akan memberikan penghasilan yang lebih tinggi daripada tingkat bunga obligasi, apabila perusahaan mendapat keuntungan yang tinggi dan sebaliknya. Selain itu, investasi dalam saham juga memberikan hak suara sebagai pemilik yang berarti turut menentukan kebijakan perusahaan. Dalam uraian berikut akan dijelaskan akuntansi untuk investasi jangka panjang dalam obligasi maupun saham

PENGERTIAN DAN JENIS SAHAM Saham (Stock) merupakan salah satu jenis surat berharga (efek) yang diperdagangkan di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti ia ikut menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Umumnya ada dua tipe dasar saham yang dikeluarkan perusahaan, saham biasa dan saham istimewa. Kesamaan dari kedua jenis saham tersebut adalah sama-sama merupakan saham kepemilikan yang diterbitkan oleh perusahaan dan diperdagangkan oleh para investor. Di samping itu para pemegang saham biasa maupun saham istimewa tidak bertanggung jawab atas hutang-hutang perusahaan. Perbedaan yang mendasar antara saham biasa dan saham istimewa adalah sebagai berikut:

Saham Biasa Saham Istimewa

1. Pembagian deviden dibayarkan sesudah pembayaran deviden saham istimewa.

2. Deviden kemungkinan bisa bertambah bila perusahaan untung lebih banyak.

3. Kemungkinan kenaikan harga saham lebih cepat.

4. Para pemegang saham memiliki kesempatan lebih kecil untuk memperoleh kembali sebagian investasi jika perusahaan jatuh pailit.

1. Pembagian deviden dijamin dan dibayarkan sebelum deviden saham biasa.

2. Deviden tidak bertambah bila perusahaan untung lebih banyak.

3. Kenaikan harga saham lebih lambat,

4. Para pemegang saham memiliki kesempatan lebih besar untuk memperoleh kembali sebagian investasi jika perusahaan jatuh pailit.

Page 87: Modul akuntansi keuangan

CARA MEMBELI SAHAM Membeli saham tidak sulit, tetapi harus mengikuti prosedur tersendiri dan melalui broker. Hanya broker yang berhak membeli dan menjual saham di lantai bursa dengan bahasa dan isyarat khusus. Jika perusahaan ingin membeli saham maka yang harus dihubungi adalah broker atau perusahaan pialang. Para broker ini adalah anggota anggota Bursa (Bursa Efek Indonesia). Di bursa domestik, saham-saham umumnya dijual dalam kelipatan 500 saham yang disebut lot. Tetapi ada juga saham yang dijual secara satuan yang disebut dengan odd lot. Order yang diterima langsung diteruskan ke broker di lantai bursa, dan mereka akan memantau pergerakan harga pada papan harga (atau pada monitor komputer). Bila sudah menemukan harga yang dikehendaki maka transaksi dilakukan. Broker akan memberitahu bahwa transaksi pembelian saham sesuai dengan harga yang diinginkan telah terjadi. Dalam beberapa hari (paling lambat 4 hari) setelah hari terjadinya transaksi pembayaranAKUNTANSI JANGKA PANJANG DALAM SAHAM Investasi jangka panjang dalam saham dicatat sebesar harga perolehannya. Namun, akuntansi untuk investasi jangka panjang dalam saham setelah dibeli, akan sangat tergantung pada sampai seberapa jauh perusahaan investor akan dapat mempengaruhi kebijakan operasi dan keuangan perusahaan penerbit saham. Salah satu faktor yang menentukan apakah investor mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi adalah persentase pemilikan saham dalam perusahaan. Metode akuntansi yang dipergunakan untuk investasi jangka panjang dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

METODE AKUNTANSI UNTUK INVESTASI JANGKA PANJANG DALAM SAHAM

METODE AKUNTANSI

Metode Harga Perolehan

Metode Equity

TINGKAT PENGARUH DAN STATUS PEMILIKAN

Investor tidak memiliki pengaruh yang cukup signifikanterhadap perusahaan. Biasanya pemilikan saham kurang dari 20% atau lebih dari seluruh saham perusahaan

Investor memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan. Biasanya pemilikan saham berjumlah 20% atau lebih dari seluruh saham perusahaan.

Page 88: Modul akuntansi keuangan

Metode Harga Perolehan Metode harga perolehan untuk akuntansi investasi jangka panjang dalam saham digunakan apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam perusahaan penerbit saham. Dalam metode harga perolehan ini, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, dan dividen diakui sebagai pendapatanpada saat diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan penerbit saham. Setelah pembelian dicatat, maka investasi jangka panjang dalam saham yang dicatat dengan metode harga perolehan, harus menilai investasinya dengn metode harga terendah diantara harga perolehan dan harga pasar. Denan demikian, pada setiap akhir periode harus ditentukan harga pasar keseluruhan saham yang diiliki untuk dibandingkan dengan keseluruhan harga perolehannya. Apabila keseluruhan harga pasar lebih rendah daripada keseluruhan harga perolehannya, maka selisihnya didebetkan ke rekening yang disebut Rugi Investasi Jangka Panjang Belum Direalisasi dan dikredit ke rekening Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangka Panjang. Prosedur penilaian investasi jangka panjang dengan metode harga perolehan seperti diuraikan di atas, sangat mirip dengan prosedur akuntansi utuk investasi sementara dalam saham. Namun demikian, dalam pelaporannya terdapat perbedaan yang besar. Rekening Rugi Investasi Jangka Panjang Belum Direalisasi merupakan rekening kontra modal dan dilaporkan di neraca pada bagian modal, bukan dalam laporan laba rugi Transaksi – transaksi yang umumnya dijumpai dalam akuntansi untuk investasi jangka panjang meliputi : (1) pembelian saham,

(2) penerimaan deviden, dan (3) penjualan saham.

Bila digunakan metode harga perolehan, diperlukan juga prosedur untuk menerapkan harga terendah diantara harga perolehan dan harga pasar untuk menentukan dengan jumlah rupiah berapakah investasi jangka panjang akan dilpaorkan dan membuat jurnal penyesuaian yang diperlukan.

Pada prinsipnya pembukuan Investment in Stock sama dengan pembukuan Marketable Securities yang berupa saham. Sedangkan bedanya, jika dalam Marketable Securities digunakan perkiraan yang dinamakan "Marketable Securities", sedang dalam investasi ini digunakan perkiraan yang bernama "Investment in Stock".Dengan demikian pembelian saham untuk investasi jangka panjang, akan dibukukan di sebelah debit ke dalam perkiraan Investment in Stock, sebesar harga kurs ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, yang berhubungan dengan transaksi pembelian tersebut.

Sebagai ilustrasi, dapat diberikan beberapa contoh sebagai berikut:1. Tanggal 27 Februari 2009 dibeli sebagai investasi jangka panjang,

250 lembar saham PT "Putri Hijau" yang mempunyai nilai nominalRp 100.000,00 setiap lembar, dengan harga kurs sebesar 98%.Biaya provisi dan meterai sebesar Rp 125.000,00. Dari transaksiini dapat dibuat perhitungan jumlah pembelian sebagai berikut:

Page 89: Modul akuntansi keuangan

Hargakurs =98% x 250 x Rp 100.000,00 = Rp 24.500.000,00Biaya provisi dan meterai Rp 125.000.00Dibayartunai Rp 24.625.000.00

Jurnal yang dibuat:Dr. Investment in Common Stock Rp 24.625.000,00 Cr. Cash Rp 24.625.000,00

2. Tanggal 1 April 2009 diinvestasikan untuk jangka panjang sejumlah modal untuk membeli 50 lembar saham preferensi danLPT "Aloha" yang memberikan jaminan penghasilan dividend sebesar 12% setahun! dengan nilai nominal Rp 100.000,00 setup lembar. Harga kurs sebesar 104%, sedangkan biaya provisi dan metera, sebesar Rp 25.000,00. Dari transaksi ini dapat dibuat perhitungan jumlah pembelian sebagai berikut:

Harga kurs = 104% x 50 x Rp 100.000,00 = Rp 5.200.000,00Biaya provisi dan meterai Rp 25.000.00Nilai Investment in Preferred Stock Rp 5.225.000,00Dividend berjalan 3 bulan (dari 1/1/2009 sam-pai 1/4/2009) =3/ 12% x 50 x Rp 100.000,00 Rp 150.000,00

Dibayartunai Rp 5.375.000,00

Jurnal yang dibuat:Dr. Investment in Preferred Stock Rp 5.225.000,00Dr. Dividend Earned 150.000.00Cr. Cash Rp 5.375.000,00

3. Tanggal 1 Juli 2009 dibeli sebagai investasi jangka panjang, 100 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 100.000,00 setiap lembar dan 80 lembar saham preferensi dengan nilai nominal Rp 160.000,00 setiap lembar dari PT "Jatayu". Kesemua saham-saham tersebut dibeli secara tunai Rp 23.712.000 00 (termasuk biaya provisi dan meterai). Dan transaksi ini tidak dicantumkan harga kurs dan masmg-masing jenis saham yang dibeli, melainkan pembelian dilakukan secara paket (borongan) untuk semua saham.

Untuk dapat menghitung harga pembelian masing-masing jenis saham tersebut, dipergunakan dasar perbandingan dari jumlah nilai nominalnya masing-masing. Dengan demikian dapat dibuat perhitungan sebagai berikut:

Common Stock 100 lembar x Rp 100.000,00 = Rp 10.000.000,00 Preferred Stock 80 lembar x Rp 160.000,00 = Rp 12.800.000,00Jumlah nilai nominal = Rp 22.800.000.00

Harga pembelian Common Stock = 10.000.000,00/22.800.000 X Rp 23.712.000,00 =

Page 90: Modul akuntansi keuangan

Harga pembelian Common Stock = 12.800.000,00/22.800.000 X Rp 23.712.000,00 =

Jurnal yang dibuat:Dr. Investment in Common Stock Rp10.400.000,00Dr. Investment in Preferred Stock Rp 13.312.000,00Cr. Cash Rp 5.375.000,00

(III) Pengertian Dividend

Dimaksudkan dengan dividend ialah bagian laba yang diterima oleh pemilik saham, yang berasal dari keuntungan perusahaan selama iisahanya dalam suatu periode. Seringkali tidak semua dari keuntungan itu dibagi ke dalam dividend, melainkan sebagian dari padanya digunakan lagi untuk memperbesar usaha perusahaan.

Jenis dividend yang dibagikan kepada pemegang saham antara lain dapat berupa:(1) Cash Dividend, ialah dividend dalam bentuk uang.(2) Property Dividend, ialah dividend dalam bentuk barang-barang, misalnya berupa

Marketable Securities atau Investment in Stock yang dimiliki perusahaan, barang dagangan dan sebagainya.

(3) Stock Dividend, ialah dividend yang berupa saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri.

(4) Stock Right (Stock, Warrant), ialah surat hak untuk merabeh saham baru yang dikeluarkan oleh sesuatu perusahaan. Biasanya pembelian saham baru dengan menggunakan Stock Right mi memungkinkan memperoleh harga pembelian yang lebih murah jika dibandingkan dengan pembelian tanpa menggunakan Stock Right semacam ini

(IV) Pembukuan Cash Dividend

Jika perusahaan menginvestasikan modalnya dalam bentuk saham yang dikeluarkan oleh perusahaan lain, maka pada waktu menerima "Cash Dividend" akan dibukukan ke dalam perkiraan Cash sebelah debit dan perkiraan Dividend Earned sebelah kredit, sebagai suatu penghasilan (revenues).

Jadi misalnya pada tanggal 15 Januari 1996 perusahaan menerima Cash Dividend sebesar Rp 640.000,00 maka jurnal yang dibuat:

Dr.Cash : Rp 640.000,00Cr. Dividend Earned : Rp 640.000,00

(V) Pembukuan Property Dividend

Page 91: Modul akuntansi keuangan

Jika dividend yang diterima perusahaan berupa barang-barang, maka dibukukan ke dalam perkiraan barang yang bersangkutan sebesar harga pasar dari barang tersebut pada saat diterima.

Jadi misalnya pada tanggal 15 Januari 1996 perusahaan menerima Property Dividend dalam bentuk Marketable Securities dengan harga pasar sebesar Rp 750.000,00 maka jurnal yang dibuat:

Dr. Marketable Securities : Rp 750.000,00Cr. Dividend Earned : Rp 750.000,00

(VI) Pembukuan Stock Dividend

Jika dividend yang diterima perusahaan berupa sejumlah saham dari perusahaan tempat berinvestasi, berarti menambah jumlah lembar saham yang dimiliki perusahaan sebagai Investment in Stock. Namun demikian di dalam pembukuannya, penambahan jumlah lembar saham tersebut dianggap tidak menambah jumlah nilai rupiah dari investasi itu sendiri.Sebagai ilustrasi, dapat diberikan contoh-contoh sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas, sebagai berikut:(1) Misalkan perusahaan mula-mula memiliki investasi jangka panjang dalam bentuk

saham biasa dari PT "Cemara Dua" sebanyak 100 lembar dengan harga pembelian sebesar Rp 12.000.000,00 (harga kurs ditambah biaya provisi dan meterai).

Tanggal 15 Januari 2010 perusahaan menerima 50 lembar saham biasa dari PT "Cemara Dua" sebagai stock dividend. Oleh karena saham yang diterima sebagai stock dividend dianggap tidak menambah nilai rupiah dari Investment in Common Stock, maka perusahaan tidak memerlukan sesuatu jurnal apa pun juga untuk mencatat penerimaan dividend tersebut. Pencatatan hanya dilakukan ke dalam Memori Pelengkap, yang menerangkan bahwa jumlah saham yang dimiliki perusahaan bertambah menjadi 150 lembar.Dengan bertambahnya jumlah lembar saham tersebut, mengakibatkan turunnya nilai (harga) pembelian rata-rata setiap lembar dari saham yang dimiliki. Jika sebelum menerima stock dividend harga pembelian setiap lembar saham adalah sebesar Rp 12.000.000,00 : 100 = Rp 120.000,00 maka setelah menerima stock, dividend, harga pembeliannya menurun menjadi sebesar Rp 12.000.000,00 : 150 = Rp 80.000,00 setiap lembar. Dari uraian di muka jelaslah bahwa stock dividend baru dapat dirasakan sebagai suatu bagian keuntungan apabila saham tersebut dijual. Hal ini disebabkan karena dengan diterimanya stock dividend mengakibatkan penurunan harga pembelian setiap lembar saham, sehingga akan mempertinggi laba (profit) dari penjualansaham yang bersangkutan. Selama tidak dilakukan penjualan saham, tidak terdapat sesuatu tambahan penghasilan (revenues) dan tidak terdapat pula sesuatu tambahan kekayaan, karena perkiraan Investment in Common Stock tetap menunjukkan angka Rp 12.000.000,00. (2) Misalkan perusahaan mula-mula memiliki investasi jangka panjang dalam bentuk saham biasa dari PT "Setia Bhakti" sebanyak 100 lembardengan harga pcmbelian sebesarRp 12.000.000,00 (harga kurs ditambah biaya provisi clan meterai).

Page 92: Modul akuntansi keuangan

Tanggal 15 Januari 2010 perusahaan menerima 50 lembar saham preferensi dari PT "Setia Bhakti" sebagai stock dividend. Walaupun stock dividend dianggap tidak menambah nilai rupiah investasi, namun karena saham yang diterima sebagai stock, dividend adalah saham preferensi (bukan saham biasa seperti yang sudah dimiliki perusahaan), maka 50 lembar saham preferensi tersebut haras dicatat tersendiri secara terpisah, ke dalam perkiraan Investment in Preferred Stock. Dengan demikian sebagian dan harga pembelian sebesar Rp 12.000.000,00 yang semula tercatat di dalam perkiraan Investment in Common Stock, harus "dipindahkan" ke dalam perkiraan Investment in Preferred Stock, yaitu sebagian nilai dari 50 lembar saham preferensi tersebut. Atau dengan lain perkataan, harga pembelian Rp 12.000.000,00 haras dipecah, sebagian menjadi nilai dari 100 lembar saham biasa yang tercatat' dalam perkiraan Investment in Common Stock, dan sebagian lagi menjadi nilai dari 50 lembar saham preferensi yang tercatat dalam perkiraan Investment in Preferred Stock. Untuk menentukan berapa nilai 100 lembar saham biasa dan berapa nilai 50 lembar saham preferensi tersebut, dipergunakan dasar perbandingan harga pasar (at market) dari masing-masing Jenis saham itu.Jadi misalkan pada tanggal 15 Januari 2010 harga pasar saham biasa sebesar Rp 125.000,00 setiap lembar, dan harga pasar saham preferensi sebesar Rp 134.000,00 setiap lembar, maka dapat dibuat perhitungan sebagai berikut:Common Stock 100 lembar x Rp 125.000,00 = Rp 12.500.000,00

Preferred Stock 50 lembar x Rp 134.000,00 =Rp 6.700.000.00

Jumlah nilai pasar Rp 19.200.000.00

Jadi harga pembelian Common Stock =

12.500.000,00/19.200.000,00 X 12.000.000,00 = RP 7.812.500,00

Sedangkan harga pembelian Preferred Stock =

6.700.000.00/19.200.000.00 X 12.000.000,00 = R4.187.500,00

Jurnal yang dibuat:

Dr. Investment in Preferred Stock Rp 4.187.500,00Cr. Investment in Common Stock Rp 4.187.500,00

(VII) Pengertian Stock Right

Stock Right adalah merupakan suatu surat yang memberikan hak untuk membeli saham-saham baru yang dikeluarkan oleh sesuatu perusahaan.

Kadang-kadang, jika sesuatu perusahaan akan mengadakan tambahan (emisi) saham baru yang beredar, maka terlebih dahulu dikeluarkan suatu Stock Right yang memberikan hak kepada pemilik surat tersebut untuk membeli saham baru itu. Biasanya, mula-mula

Page 93: Modul akuntansi keuangan

Stock Right diberikan kepada pemegang saham yang lama, sehmgga kepada mereka itulah yang diberi kesempatan pertama-tama untuk membeli saham-saham bam yang akan dikeluarkan.

Bilamana para pemegang saham lama tersebut menggunakan Stock Rightnya untuk membeli saham baru, maka saham bara yang dijual berdasarkan Stock Right itu dinamakan saham yang dijual secararight-on.

Akan tetapi bilamana sampai pada saat yang ditentukan ada di antara pemegang saham lama yang tidak menggunakan Stock Rightnya untuk membeli saham baru, maka saham baru tersebut akan dijual kepada pihak lain, di luar para pemegang saham lama. Saham baru yang dijual kepada pihak lain itu dinamakan saham ex-right, sebab penjualannya terjadi di pasar bebas, tanpa menggunakan Stock Right.

Biasanya harga pembelian saham baru dengan menggunakan Stock Right lebih rendah jika dibandingkan dengan harga pembelian saham baru tanpa menggunakan Stock Right. Oleh sebab itu, maka Stock Right itu sendiri mempunyai nilai (harga) dan dapat diperjual belikan.

(VIII) Pembukuan Stock RightSebagaimana halnya dengan Stock Dividend, maka penerimaan Stock Right

sebagai dividend juga dianggap tidak menambah nilai investasi perusahaan. Karena Stock Right haras dicatat secara terpisah di dalam perkiraan tersendiri, maka penerimaan Stock Right sebagai dividend mengharaskan diadakannya pemisahan sebagian dari jumlah rupiah nilai investasi yang mula-mula tercatat di dalam perkiraan Investment in Stock, untuk dipindahkan ke perkiraan Stock Right.

Sebagai ilustrasi, dapat diberikan contoh sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas, sebagai berikut:Misalkan perusahaan mula-mula memiliki investasi jangka panjang dalam bentuk saham biasa dari PT "Tunas Muda" sebanyak 100 lembar dengan harga pembelian sebesar Rp 12.000.000,00 (harga kurs ditambah biaya provisi dan meterai). Tanggal 15 Januari 2010 perusahaan menerima 50 lembar Stock Right dari PT "Tunas Muda" sebagai dividend.

Dengan diterimanya Stock Right tersebut, maka nilai investasi sebesar Rp 12.000.000,00 hams dipecah menjadi dim bagian, yaitu sebagian sebagai nilai dari 100 lembar saham biasa dan tetap tercatat di perkiraan Investment in Common Stock; sedangkan sebagian lagi sebagai nilai dari 50 lembar Stock Right yang dicatat dalam perkiraan tersendiri. Untuk menentukan berapa nilai 100 lembar saham biasa dan berapa nilai 50 lembar Stock Right ini, dipergunakan dasar perban-dingan harga pasar dari masing-masing jenis surat berharga tersebut.

Jadi misalkan pada tanggal 15 Januari 2010 harga pasar saham biasa (ex-right) sebesar Rp 145.000,00 setiap lembar, dan harga pasar Stock Right sebesar Rp 10.000,00 setiap lembar, maka dapat dibuat perhitungan sebagai berikut:

Common Stock 100 lembar x Rp 145.000,00 = Rp 14.500.000,00Stock Right 50 lembar x Rp 10.000,00 = Rp 500.000,00Jumlah nilai pasar Rp 15.000.000,00

Page 94: Modul akuntansi keuangan

Jadi harga pembelian Common Stock =14.500.000,00/15.000.000,00 X Rp 12.000.000,00 = Rp 11.600.000,00Sedangkan harga pembelian Stock Right =

500.000,00/ 15.000.000,00 = Rp 400.000,00

Jurnal yang dibuat:Dr. Stock Right: Rp 400.000,00

Cr. Investment in Common Stock: Rp 400.000,00

(IX) Penjualan Stock

Penjualan saham sebagai suatu investasi jangka panjang, akan dibukukan ke dalam perkiraan Investment in Stock di sebelah kredit, sebesar harga pembeliannya. Selisih antara harga pembelian (at cost) dengan hasil penjualannya yang terdiri dari harga kurs penjualan setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan transaksi penjualan tersebut, merupakan laba atau rugi akibat penjualan itu.

Sebagai ilustrasi, dapat diberikan beberapa contoh sebagai berikut:(1) Tanggal 12 Agustus 2010 perusahaan menjual 50 lembar saham biasa dari PT

"Sinar Sakti" yang mempunyai nilai nominal Rp 100.000,00 setiap lembar, dengan harga kurs penjualan 105%. Biaya provisi dan meterai sebesar Rp 25.000,00. Saham-saham tersebut sewaktu dulu dibeli, mempunyai harga pembelian sebesar Rp 103.500,00 setiap lembar. Dari transaksi ini dapat dibuat perhitungan penjualan sebagai berikut:Harga kurs = 105% x 50 x Rp 100.000,00 = Rp 5.250.000,00Biaya provisi dan meterai = Rp 25.000.00 Diterima tunai =Rp 5.225.000,00

Harga pembeliannya = 50 xRp 103.500,00 = Rp 5.175.000.00Laba penjualan saham = Rp 50.000.00

Jurnal yang dibuat:Dr. Cash Rp 5.225.000,00

Cr. Investment in Common Stock Rp 5.175.000,00 Cr. Profit on Sale Common Stock Rp 50.000,00

(2) Tanggal 1 September 2010 perusahaan menjual 90 lembar saham preferensi dari PT "New Delhi" yang mempunyai nilai nominal Rp 100.000,00 setiap lembar, dengan harga kurs penjualan 106%. Biaya provisi dan meterai sebesar Rp 45.000,00. Saham-saham tersebut sewaktu dulu dibeli, mempunyai harga pembelian sebesar Rp 104.000,00 dan dividend 12% setahun.Dari transaksi ini dapat dibuat perhitungan penjualan sebagai berikut:

Harga kurs = 106% x 90 x Rp 100.000,00 = Rp 9.540.000,00Biaya provisi dan meterai = Rp 45.000,00Harga jual neto saham preferensi = Rp 9.495.000,00Dividen berjalan 8 bulan (dari 1/1/2009 sampai 1/9/2009 =

Page 95: Modul akuntansi keuangan

j2 x 12% x 90 x Rp 100.000,00 = Rp 720.000,00 Drterima tunai Rp 10.215.000,00

Harga pembelian saham-saham yang dijual ini adalah sebesar 90 x Rp 104.000,00 = Rp 9.360.000,00. Oleh karena harga penjualan neto sebesar Rp 9.495.000,00 maka dari penjualan saham preferensi tersebut diperoleh laba sebesar Rp 9.495.000,00 -Rp 9.360.000,00 = Rp 135.000,00.Jurnal yang dibuat :Dr. Cash Rp 10.215.000,00Cr. Investment in Common Stock Rp 9.360.000,00Cr. Dividend Earned Rp 134.000,00Cr. Profit on Sale Preferred Stock Rp 720.000,00

Investment n Bond (Investasi Dalam Obligasi)

Pengertian :Adalah penanaman modal dalam pembelian obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan lain, untuk dimiliki dalam jangka panjang

Pembelian Investasi ke dalam Obligasi

Pada prinsipnya pembelian investasi dalam obligasi (Investment in Bond) sama dengan pembukuan Marketable Securities. Bedanya kalau marketable Securities dimiliki untuk jangka pendek sedangan kan investmen in Bond untuk jangka panjang

Page 96: Modul akuntansi keuangan

Latihan Soal

Soal 1

Pada tanggal 3 Januari 2005, McDonald Inc. membeli tunai 40% saham biasa (common stock) Old Farms Co. dari bursa efek dengan harga $128.000. Pada tanggal tersebut, nilai buku (book value) seluruh aktiva netto (net assets) Old Farms tercatat $250.000.

Perbedaan itu dikaitkan dengan dimilikinya peralatan (equipment) yang nilai bukunya $60.000 sedangkan nilai pasar wajarnya (fair market value) $100.000, dan gedung (buildings) yang nilai bukunya $50.000 padahal nilai pasar wajarnya $80.000.

Sisa masa manfaat (useful life) peralatan diestimasi 4 tahun, sedangkan gedung diestimasi masih memiliki masa manfaat 12 tahun. Pada tahun 2005, Old Farms membayar dividen tunai $50.000 dan melaporkan laba bersih $80.000.

Instruksi

Buatlah ayat-ayat jurnal yang diperlukan di pihak McDonald Inc. selama tahun 2005 terkait dengan investasinya di Old Farms Co.

Soal 2

Pada tanggal 1 Januari 2004, Alpha Co. membeli 20.000 lembar saham Beta Co. dengan harga $12 per lembar. Secara keseluruhan, saham Beta Co. yang beredar adalah 80.000 lembar dengan nilai buku (book value) $800.000.

Perbedaan antara nilai buku (book value) dengan nilai pasar wajar (fair market value) pada tanggal 1 Januari 2004 itu dikaitkan dengan dimilikinya aktiva tidak berwujud (intangible asset) oleh Beta Co. berupa ijin/lisensi penyiaran dengan masa manfaat (useful life) 20 tahun.

Pada tahun 2004, Beta Co. melaporkan laba sebesar $360.000 dan membayar dividen sebesar $1,60 per lembar saham, sedangkan pada tahun 2005 melaporkan laba sebesar $390.000 dan membayar dividen $2,00 per lembar saham.

Instruksi

Page 97: Modul akuntansi keuangan

Jika Beta Co. menggunakan metode garis lurus (straight line method) untuk mengamortisasi lisensi penyiarannya, buatlah ayat jurnal di pihak Alpha Co. untuk mencatat pembelian saham Beta Co. pada tahun 2004 serta untuk mengakui bagian laba dan penerimaan dividen pada tahun 2004 dan 2005.REFERENSI :

1. Smith and Skousen, Intermediate Accounting, South Western Publishing Co, 1999

2. Kieso and Weygandt, Intermediate Accounting, Prentice Hall, 19993. Thomas R. Dyckman, Intermediate Accounting, Irwin, 1999.4. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, IAI, 2002

Page 98: Modul akuntansi keuangan
Page 99: Modul akuntansi keuangan