modul 6 tindakan penelitian kelas
DESCRIPTION
Tugas Resume Matakuliah Tindakan Penelitian Kelas UT PGSDTRANSCRIPT
MODUL 6Reviu, Finalisasi, dan Sosialisasi Karya Ilmiah
KB 1. Mereviu dan Memfinalisasi Karya Ilmiah
Setelah Anda menulis karya ilmiah, tentu Anda selalu mencoba untuk membaca kembali apa saja
yang ditulis. Pada saat membaca ulang hasil tulisan karya ilmiah, Anda berupaya untuk mencermati
isi, bahasa, tanda baca, ejaan, dan sebagainya. Berdasarkan hasil temuan yang mencakup kesalahan
isi, ejaan, tata tulis, dan unsur lain yang Anda tentukan ketika Anda membaca ulang hasil karya ilmiah
Anda, maka Anda akan mengetahui alur dari karya Anda dan komponen apa saja yang belum ada.
Kemudian Anda akan melakukan revisi karya tulis tersebut.
A. Mereviu Karya Ilmiah
1. Pengertian dan Tujuan Mereviu Karya Ilmiah
Apa yang disebut dengan “reviu”? Menurut kamus English-Indonesia kata “Review”
merupakan kata bahasa lnggris yang artinya “memberikan tinjauan”, menimbang, memeriksa
atau meninjau lagi” (Echols & Shadily. 2003). Berdasarkan pengertian tersebut maka dalam
istilah mereviu karya tulis ilmiah dapat dimaknai sebagai upaya untuk meninjau dan
memeriksa karya tulis ilmiah. Reviu ini penting mengingat karya tulis ilmiah akan
dipublikasikan dan akan dibaca oleh orang banyak. Oleh karena itu, baik isi maupun teknik
penulisan karya tulis ilmiah sebelum dipublikasikan harus direviu untuk rnengetahui apakah
karya tulis itu sudah memenuhi persyarat sebagai karya tulis ilmiah yang baik, baik dan segi isi
maupun tata tulis.
Menurut Philbin & Presley (1989) reviewing is a process in which you read the work of other
writers in order to comment on the improvements, changes, and delition that can make the
document easier to read or use’ (Menurut Philbin & Presley: 128. 1989). Berdasarkan
pengertian ini pengertian reviu yang dapat disimpulkan adalah bahwa reviu artikel diartikan,
sebagai proses membaca hasil karya tulis ilmiah dengan maksud untuk memberikan
komentar dengan tujuan untuk perbaikan, perubahan atau yang dapat membuat karya ilmiah
lebih mudah dibaca.
2. Langkah-langkah Melakukan Reviu Karya Ilmiah
Untuk melakukan reviu karya ilmiah hal utama yang perlu Anda lakukan adalah membaca
keseluruhan karya ilmiah tersebut. Lien, dkk. (2010:125) mengatakan bahwa membaca
keseluruhan artikel dimaksudkan untuk mengetahui kelancaran aliran tulisan dalam karya
ilmiah itu. Sehingga jika Anda melakukan hal yang sama pada tulisan karya ilmiah Anda
sendiri maka Anda perlu membaca secara cepat keseluruhan karya ilmiah yang telah Anda
tulis. Dengan melakukan kegiatan membaca secara keseluruhan dan karya tulis yang telah
ditulis maka Anda akan dapat rnemotret alur dan tulisan karya ilmiah tersebut.
1
Di samping alur penulisan, dalam membaca keseluruhan karya ilmiah itu, secara bersamaan
Anda akan dapat melakukan pengecekan kelengkapan bagian-bagian dan karya ilmiah.
Adapun bagian dan makalah/karya ilmiah yang dapat sekaligus dicek mencakup judul,
abstrak, pendahuluan, pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka/referensi. Apakah
bagian-bagian tersebut sudah ada atau belum.
3. Mereviu
a. Mereviu Judul
Syarat yang harus dipenuhi judul menurut Suminar Setiati Achmadi (2011) sebuah judul
karya ilmiah hendaknya memiliki persyaratan sebagai berikut :
1) jumlah kata 12-15 kata;
2) mencerminkan isi dengan pas;
3) memuat kata-kata kunci;
4) tidak ada singkatan, rumus, jargon;
5) tidak ada kata “pengaruh”,”studi”,”beberapa”,”pengamatan pada”, ....
6) biasanya tidak mengandung kata kerja;
7) tidak ada metafora seperti puisi, peribahasa;
8) terjemahannya dalam bahasa Inggris (dikutip dari bahan presentasi Suminar Setiati
Achmadi (2011).
b. Mereviu Abstrak
Berikut ini persyaratan yang harus dipenuhi dalam menulis abstrak.
1) Merupakan uraian ringkas, cermat, dan menyeluruh sehingga mencerminkan
keseluruhan isi judul. Abstrak dapat berdiri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh
sehingga dapat dimuat dalam satu majalah yang khusus memuat abstrak, seperti
Dental Abstrac.
2) Tanpa komentar dan pembuatnya di luar apa yang dikemukakan dalam karya ilmiah.
Maksud dan tanpa komentar di sini adalah bahwa tanpa ada unsur subjektif dan
penulis karena semua didasarkan atas basil penelitian.
3) Dapat dikerjakan orang lain, tetapi sebaiknya dibuat sendiri oleh penulisnya karena ia
lebih memahami apa yang disajikannya dalam karangan ilmiah tersebut.
4) Terdapat pada permulaan karya ilmiah sehingga pembaca segera dapat mengetahui
informasi yang disajikan sesuai dengan keperluan atau minatnya.
5) Isi suatu abstrak sebaiknya jangan melebihi 250 kata atau sekitar 25 baris jika setiap
baris terdiri atas 10 kata.
6) Dalam abstrak tak ada pergantian paragraf (tanpa alinea). Artinya adalah dalam
abstrak tidak ada paragraf.
7) Huruf yang digunakan dalam abstrak sebaiknya berbeda besarnya dengan huruf isi
karya ilmiah.
2
8) Sedapat mungkin dihindari pemakaian, kalimat aktif, sebaiknya kalimat pasif.
9) Kepustakaan, singkatan, ilustrasi, grafik, dan tabel tak boleh dicantumkan.
10) Di bawah abstrak sebaiknya dicantumkan kata-kata kunci (key words) sebanyak 3
hingga 10 kata yang kira-kira dapat dipakai untuk mengindeks karya ilmiah kita dalarn
suatu deretan karangan ilmiah sejenis.
11) Kata kunci (key word) adalah kata-kata yang penting dan paling menonjol dalam
karangan ilmiah itu. Contoh: Kalau suatu karya ilmiah membahas mengenai hubungan
antara terapi phenytoin, sikiosponin dan nifedipin dengan hipcrpIasa gingiva maka
kata-kata kuncinya adalah phenytoin, sikiosponin. nifedipin, dan hiperplasia gingiva.
Sedangkan menurut Achmadi (2011) sebuah abstrak karya ilmiah hendaknya memiliki
persyaratan sebagai berikut :
1) periksa ketentuan jumlah kata maksimum (biasanya 200);
2) supaya hemat kata, jangan mengulang judul dalam abstrak;
3) periksa ketentuan jumlah paragraf;
4) periksa keutuhan isi abstrak (bukan pengantar);
5) hal yang perlu dimuat : pendapat baru,, pendekatan atau metode yang diterapkan,
hasil-hasil penting, simpulan.
6) tidak ada pengacuan ke tabel, ilustrasi, rujukan;
7) singkatan harus dijelaskan, atau kalau tidak akan digunakan lagi dalam abstrak,
singkatan tidak perlu diperkenalkan;
8) abstrak berbahasa Inggris, gunakan bantuan program word;
c. Mereviu pendahuluan
Menulis pendahuluan sangat penting diperhatikan dalam menulis karya ilmiah, karena
merupakan bagian pertama yang akan dibaca dan dilihat oleh pembaca.
Achmadi (2011) menjelaskan sebuah pendahuluan dalam karya ilmiah hendaknya
memiliki persyaratan sebagai berikut :
1) berisi latar belakang masalah;
2) hipotesis (kalau ada);
3) status ilmiah dewasa ini;
4) sering mengacu pustaka yang menjadi landasan atau alasan penelitian;
5) cara pendekatan atau memecahkan masalah (mungkin tidak semua masalah yang
akan diatasi);
6) biasanya tidak terlalu ekstensif: ada yang hanya 3-4 paragraf, atau 2 halaman ketik
spasi ganda;
7) manfaat penelitian tidak perlu (terbawa dari format usulan penelitian);
3
d. Mereviu Pembahasan
Untuk dapat mereviu pembahasan perlu dipahami komponen apa saja yang harus ada
didalamnya. Achmadi menjelaskan sebuah pembahasan dalam karya ilmiah hendaknya
memiliki persyaratan sebagai berikut :
1) Tidak mengulangi hasil secara ekstensif;
2) Tidak sekedar menarasikan hasil;
3) Tunjukkan hubungan yang ada diantara fakta-fakta selama pengamatan;
4) Sudahkah hasil penelitian diberi makna ?
5) Beri kesan kecendekiaan peneliti;
6) Berargumentasi secara logis dalam menafsir dan memberi implikasi;
7) Adakah keterbatasan temuan ?
8) Adakah spekulasi yang berlebihan ?
9) Apakah pendapat penulis terkemas dalam paragraf yang baik ?
e. Mereviu Pustaka
Kajian pustaka dilakukan untuk mengaitkan ide-ide atau gagasan penulis dengan
pendapat pakar lain. Kajian ini dapat diwujudkan dalam bentuk kutipan langsung, atau
bentuk parafrase. Semua kutipan dan parafrase itu harus disebutkan sumbernya. Hal ini
untuk menghindari plagiasi. Rambu-rambu dalam mereviu kajian pustaka menurut
Achmadi (2011) adalah sebagai berikut :
1) tidak dituliskan sebagai bagian terpisah;
2) masuk dalam pendahuluan, metode, pembahasan;
3) pustaka yang diacu harus ada dalam daftar pustaka;
4) acuan harus relevan, mutakhir, dan dari acuan primer;
5) ulasan pustaka tidak terlalu ekstensif;
6) pernyataan umum tidak memerlukan pustaka rujukan;
7) jangan mengutip kutipan;
f. Mereviu kesimpulan
Tujuan dari kesimpulan adalah untuk menyatukan ide keseluruhan dari karya ilmiah yang
ditulis, atau mengintergrasikan berbagai isi, peneliti dll yang tercakup dalam karya ilmiah
dan untuk membuat komenntar atas makna dari semua yang dibahas dalam karya ilmiah
tersebut. Kesimpulan harus :
1) menjadi akhir yang logis dari semua yang telah dibahas sebelumnya.
2) pernah mengandung informasi baru;
3) tidak hanya sebuah paragraf panjang, tetapi dalam sebuai esai diperpanjang terdiri
dari dua atau tiga paragraf.
4) menambah kualitas keseluruhan dan dampak dari esai.
5) kesimpulannya tidak boleh hanya meringkas saja, berisi dengan kutipan panjang.
4
Menurut Achmadi (2011) sebuah kesimpulan dan saran dalam karya ilmiah hendaknya
memiliki persyaratan sebagai berikut :
1) tidak mengulang hasil secara verbatim;
2) buatlah generalisasi dengan hati-hati;
3) implikasi temuan dapat ditulis;
4) saran harus berikait dengan pelaksanaan atau hasil penelitian (tidak mengada-ada)
5) kalau penelitian harus dilanjutkan, yang mana ? bagaimana ?
6) cakupan dari sebuah kesimpulan.
g. Mereviu bahasa
Bagian dari karya ilmiah yang perlu direviu adalah unsur bahasa yang mencakup
penggunaan ejaan, penggunaan kata, penggunaan istilah, penyusunan kalimat. Contoh
mereviu unsur bahasa dalam karya ilmiah yang dikutip dari Achmadi (2011).
Ejaan: Pedoman Ejaan yang disempurnakan.
Penggunaan tanda baca koma, titik koma, titik dua, huruf kapital.
Contoh : ..... lemari, meja, dan kursi.
Penyesuaian ejaan : phospat → fosfat.
Kata → Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Peristilahan → lihat Glosarium Istilah (Pusat Bahasa).
Ragam kalimat → Tesaurus bahasa Indonesia.
Paragaf : 1 paragraf → 1 kalimat ?
Tata bahasa : penggunaan kata “di mana”, “sehingga”, (k.hubung) bukan awal
kalimat.
Lainnya
B. Merevisi Karya Ilmiah
Merevisi karya ilmiah merupakan kegiatan memperbaiki karya ilmiah yang telah dituis. Kegiatan
revisi karya ilmiah dilakukan setelah karya ilmiah tersebut direviu, baik direviu oleh penulis sendiri
maupun orang lain. Adapun tujuan merevisi karya ilmiah adalah untuk membuat karya ilmiah
tersebut menjadi baik dan lebih berkualitas.
1. Langkah-langkah Melakukan Revisi Karya Ilmiah
a. Sebagai penulis anda harus menerima kritik dan saran yang diberikan oleh pereviu demi
perbaikan karya tulis yang sedang dibuat untuk dipublikasikan.
b. Membaa dengan teliti masukan yang diberikan oleh previu.
c. Mengolah masukan dari pereviu.
d. Mengelola perbedaan pendapat denegan pereviu.
e. Melakukan perbaikan
5
2. Melakukan Perbaikan
Untuk melakukan perbaikan karya ilmiah yang telah ditulis maka diperlukan cara untuk
membaca komentar, masukan atau saran dari pereviu. Setelah membaca saran atau masukan
tersebut maka langkah selanjutnya adalah memaknai saran atau masukan dari pereviu.
6
KB 2. Sosialisasi Karya Ilmiah
Untuk menyempurnakan artikel ilmiah , Iangkah selanjutnya adalah menyosialisasikan artikel ilmiah
sesuai dengan sasaran atau target pembaca yang telah ditetapkan. Untuk itu,perlu mempelajari
bagaimana cara menyosialisasikan artikel ilmiah agar hasil tulisan dapat disebarluaskan kepada
masyarakat sesuai dengan target pembaca yang sudah ditetapkan.
A. Hakikat Sosialisasi Karya Ilmiah
Sosialisasi karya ilmiah dapat dilakukan dalam rangka publikasi terhadap basil karya ilmiah.
Publikasi tersebut dapat dilakukan melalui cara langsung dan tidak langsung. Kegiatan publikasi
dengan cara langsung dilakukan melalui pertemuan tatap muka berupa kegiatan seminar,
konferensi, kolokium. Sedangkan publikasi tidak langsung dilakukan melalui media yaitu jurnal
ilmiah.
Publikasi artikel ilmiah ini biasanya dilakukan oleh para akademisi yaitu dosen, peneliti dalam
melaksanakan tugasnya terkait dengan penelitian. Namun kini, publikasi karya ilmiah ditetapkan
sebagai syarat menentukan kelulusan mahasiswa program SI, S2, dan S3. Hal ini diatur surat
edaran Ditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud No.152/E/T/2012 yang mengharuskan publikasi
karya ilmiah oleh mahasiswa program SI, S2, dan S3 sebagai syarat kelulusan.
B. Media Sosialisasi Karya Ilmiah
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa sosialisasi karya ilmiah dapat dilakukan dengan cara
Iangsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat dilakukan melalui Seminar, Konferensi, dan
Kolokium, sedangkan tidak langsung dapat dilakukan melalui jurnal ilmiah.
1. Seminar
Seminar merupakan suatu perternuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di
bawah pimpinan ketua sidang yaitu guru besar atau seseorang ahli. Dengan kata lain bahwa
seminar merupakan salah satu bentuk proses belajar di perguruan tinggi yang bisa
dilaksanakan di ruang kuliah, aula dan sebagainya. Masalah yang dibahas dalam seminar
biasanya disusun dalam bentuk makalah, artikel atau kertas kerja yang disusun secara ilmiah.
Selain dihadiri oleh pakar di bidangnya, seminar juga dihadiri oleh peserta di antaranya
adalah mahasiswa.
2. Sarahsehan atau Simposium
Sarasehan atau simposium adalah pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan
pendapat prasaran atau para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu.
Simposium merupakan pertemuan terbuka dengan beberapa pembicara yang menyampaikan
ceramah pendek mengenai aspek yang berbeda tetapi saling berkaitan tentang suatu
masalah. Simposium dipimpin oleh seorang ketua yang bertugas mengatur jalannya diskusi.
7
Peserta bertanya dan para ahli menjawab. Jadi beda simposium dan seminar adalah dalam
seminar diusahakan mendapat kata sepakat tentang suatu permasalahan yang dibahas,
sedangkan pada simposium hanya mendengarkan pendapat ahli tentang suatu hal.
3. Jurnal Ilmiah
Jurnal ilmiah merupakan suatu terbitan berkala yang berbentuk majalah yang isinya bersifat
informasi ilmiah mengenai penemuan suatu karya mutakhir dalam kajian ilmu pengetahuan.
Tujuan penerbitan jurnal ilmiah adalah untuk mengomunikasikan ide dan pemikiran kepada
orang lain yang tertarik pada subjek yang sama atau berdekatan. Jurnal ilmiah dikelompokkan
dalam berbagai disiplin ilmu seperti Jurnal Ekonomi, Jurnal Matematika, Jurnal Kedokteran,
Jurnal Pendidikan dan seterusnya.
Dilihat dan jenisnya, jurnal ilmiah dibagi menjadi jurnal ilmiah dalam hentuk cetak, jurnal
online serta jurnal elektronik alau e-jurnal/ (Kompas, 2012). Jurnal cetak adalah terbitan
berkala yang berisi kajian-kajian ilmiah yang spesifik dan dalam bidang tertentu dalam bentuk
tercetak, sedangkan jurnal ilmiah online adalah jurnal ilmiah cetak yang ditransformasikan
dalam bentuk teknologi informasi, tanpa mengalami perubahan. Sedangkan e-jurnal
merupakan jurnal yang tersedia melalui media elektronik atau web yang telah diformat
sedemikian mudah untuk pengguna yang membutuhkan informasi ilmiah.
Jika dibandingkan e-jurnal dengan jurnal cetak adalah sebagai berikut.
Berbeda dengan e-jurnal, dan sejak awal penulisan, administrasi sampai publikasinya
menggunakan perangkat elektronik e-jurnal dan tidak memiliki junal cetaknya. (Hartinah
dalam kompas, 2012). E-jurnal adalah jurnal ilmiah yang dapat diakses melalui dokumen
elektronik dalam wujud komputerisasi dan menggunakan jaringan internet.
8