modul 4

15
Pokok Bahasan: Model dan Gambaran Umum Teori Komunikasi Massa. Model Komunikasi Massa (Model satu tahap, model dua tahap, model multi tahap, model kegunaan dan kepuasan, model Wilbur Schramm, Model Maletzke, serta penghantar pada teori komunikasi massa) Tujuan: mahasiswa mengerti, memahami dan mampu menjelaskan model dan Gambaran Umum Teori Komunikasi Massa. Model Komunikasi Massa (Model satu tahap, model dua tahap, model multi tahap, model kegunaan dan kepuasan, model Wilbur Schramm, Model Maletzke, serta penghantar pada teori komunikasi massa) Materi Modul 1. Pengertian Model Membicarakan komunikasi sebagai sebuah ilmu maupun keterampilan, menunjukkan bahwa tidak ada aktivitas manusia yang terlepas dari komunikasi. Demi eksistensi dan keberlangsungan hidupnya, manusia membutuhkan orang lain melalui komunikasi nya. Kemudian semakin maju dan berkembangnya manusia maka semakin luas pembahasan kommunikasi sebagai cabang ilmu. Aktivitas berkomunikasi yang dilakukan individu, kelompok, maupun khalayak yang lebih luas sering disebut sebagai fenomena komunikasi. Untuk lebih memahami fenomena komunikasi, kita perlu menggunakan model-model komunikasi. Dimana model merupakan representasi suatu fenomena baik nyata maupun abstrak, Pertemuan ke 4 Memahami Model dan Gambaran Umum Teori Komunikasi Massa Oleh: Mutia Dewi

Upload: indra-ramanda

Post on 22-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: modul 4

Pokok Bahasan: Model dan Gambaran Umum Teori Komunikasi Massa. Model Komunikasi Massa (Model satu tahap, model dua tahap, model multi tahap, model kegunaan dan kepuasan, model Wilbur Schramm, Model Maletzke, serta penghantar pada teori komunikasi massa)

Tujuan: mahasiswa mengerti, memahami dan mampu menjelaskan model dan Gambaran Umum Teori Komunikasi Massa. Model Komunikasi Massa (Model satu tahap, model dua tahap, model multi tahap, model kegunaan dan kepuasan, model Wilbur Schramm, Model Maletzke, serta penghantar pada teori komunikasi massa)

Materi Modul

1. Pengertian Model

Membicarakan komunikasi sebagai sebuah ilmu maupun keterampilan, menunjukkan bahwa tidak ada aktivitas manusia yang terlepas dari komunikasi. Demi eksistensi dan keberlangsungan hidupnya, manusia membutuhkan orang lain melalui komunikasi nya. Kemudian semakin maju dan berkembangnya manusia maka semakin luas pembahasan kommunikasi sebagai cabang ilmu. Aktivitas berkomunikasi yang dilakukan individu, kelompok, maupun khalayak yang lebih luas sering disebut sebagai fenomena komunikasi.

Untuk lebih memahami fenomena komunikasi, kita perlu menggunakan model-model komunikasi. Dimana model merupakan representasi suatu fenomena baik nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Akan tetapi perlu diingat model bukanlah fenomena itu sendiri. Akan tetapi peminat komunikasi termasuk mahasiswa sering mencampuradukkan model komunikasi dengan fenomena komunikasi. Model hanya digunakan sebagai alat untuk memudahkan kita dalam melihat dan membahas fenomena komunikasi. Hanya saja model tersebut sekaligus mereduksi fenomena komunikasi yang berarti ada nuansa komunikasi lainnya yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan dalam model tersebut. Akibatnya jika kita tidak hati-hati dalam menggunakan model, model dapat menyesatkan kita. Ini lah sisi negative dari model (Mulyana, 2013:131).

Pertemuan ke 4

Memahami Model dan Gambaran Umum Teori Komunikasi Massa

Oleh: Mutia Dewi

Page 2: modul 4

Beberapa pendapat lain mengenai defenisi model seperti yang disebutkan oleh Sereno dan Mortensen dalam (Ardiyanto dkk, 2007: 67) model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Defenisi ini mengantarkan kita pada sebuah pengertian bahwa model mewakili atau menunjukkan komponen-komponen apa saja yang harus ada agar komunikasi dapat berjalan efektif.

Werner J.Severin dan James W. Tankard Jr menyebutkan bahwa model membantu merumuskan teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena itu hubungan antara model dan teori begitu erat, sehingga sering sekali dicampur adukkan dengan teori. Melalui defenisi yang dibuat oleh severin dan Tankard menjadi penguat pentingnya memahami model komunikasi sebelum masuk pada pembahasan teori komunikasi.

Agar percampuradukkan tidak terjadi ketika memahami model dan teori, maka perlu dipahami bahwa model dapat berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan toeri, dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki konsep (Mulyana, 2013:132).

Melalui beberapa kumpulan defenisi model, kita telah mendapatkan gambaran bahwa model merupakan gambaran dari fenomena komunikasi, dimana akan melalui model yang dibuat memudahkan kita memahami teori komunikasi.

Seperti yang telah disebutkan diawal bahwa ketidak hati-hatian dalam menggunakan dan memasukkan variable dalam model komunikasi, akan mengarahkan kita pada kesalahan dalam memahami teori komunikasi. Untuk itu perlu diingat, model hanya membantu kita untuk memahami dan menguji temuan-temuan yang kita dapatkan dalam aktivitas komunikasi (dunia nyata). Dengan demikian, model seperti juga defenisi komunikasi ataupun teori komunikasi pada umumnya tidak akan pernah ada yang pasti ataupun final.

Menurut Gordon Wiseman dan Larry Barker dalam (Mulyana, 2013:133) mengemukakan bahwa model komunikasi mempunyai tiga fungsi yaitu:

1. Melukiskan proses komunikasi2. Menunjukkan hubungan visual3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.

Sedangkan DeVito menyebutkan dengan mempelajari model komunikasi akan ada beberapa keuntungan yang diperoleh, diantaranya :

aktivitas komunikasi (fenomena Komunikasi)

model komunikasi

implikasi penilaian atas fenomena teori komunikasi

Page 3: modul 4

1. Model memiliki fungsi mengorganisasikan, artinya model dapat mengurutkan dan menghubungkan suatu system dengan system lainnya serta dapat memberikan gambaran yang menyeluruh.

2. Model membantu menjelaskan sesuatu dengan menyajikan informasi secara sederhana, artinya tanpa model, informasi itu dapat menjadi sangat rumit.

3. Dengan model dimungkinkan adanya perkiraan hasil atau jalannya suatu kejadian.

Dengan demikian dapat kita buat kesimpulan dengan memahami model komunikasi akan membantu kita melihat fenomena komunikasi secara utuh sehingga mendapatkan pengertian dari teori komunikasi yang ada.

2. Model Komunikasi Massa.

Setelah melihat penjelasan model komunikasi diatas, kita dapat melihat implikasi model komunikasi dalam komunikasi massa. Untuk memahami fenomena komunikasi massa, kita perlu memahami model nya sebagai reperesentasi dari fenomena alur produksi dan pendistribusian pesan. Bagaimana kedudukan audiens massa maupun komunikator massa berperan dalam menimbulkan efek komunikasi massa, sekaligus bagaimana peran-peran komponen komunikasi massa lainnya dalam fenomena komunikasi massa.

Sama halnya dalam model komunikasi, model komunikasi massa juga dijadikan penuntun bagi kita untuk memahami teori komunikasi massa. Sebagaimana yang telah kita bahas dalam modul-modul sebelumnya, bahwa sangat sulit rasanya saat ini untuk memisahkan kehidupan manusia tanpa keterlibatan media massa didalamnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi massa luar biasa berkembangnya dalam potret kehidupan masyarakat.

Selanjutnya, membicarakan model komunikasi massa, sebenarnya tidak begitu jauh bedanya dengan model komunikasi. Hanya saja, karena kompleksitas fenomena dan komponen yang ada dalam komunikasi massa, menjadikan model komunikasi massa pun menjadi lebih rumit dibandingkan model komunikasi antar pesona. Komunikasi massa mempunyai model tersendiri dalam proses aliran-aliran pesannya.

Berikut diberikan pemahaman dasar untuk memahami model komunikasi massa. Seperti yang dikutip dari Hiebert, Ungurait, dan Bohn dalam (Nurudin, 2007:138):

1. Partisipan (audience) dalam komunikasi massa berjumlah besar dan dapat meningkat secara drastic setiap saat. Sebagai contoh, jumlah yang berlipat-lipat itu bisa dilihat dari jumlah penonton televisi, bioskop, pembaca buku dan surat kabar, dll. Akan tetapi yang lebih penting adalah pengirim pesan berasal dari seseorang yang berada di dalam sebuah lembaga atau institusi media dengan aturan tertentu.

Berikut diberikan bentuk V proses komunikasi dari Gerhart D. Wiebe.

Page 4: modul 4

2. Pesan lebih personal, terspesialisasi, dan umum. Tahapan ini sangat mungkin

terjadi sebab penerima pesan berasal dari lapisan masyarakat yang jumlahnya relatif besar.

3. Masing-masing audience secara fisik dan emosional dipisahkan oleh ruang dan waktu dari komunikator dalam komunikasi massa. Berita surat kabar misalnya dibaca oleh orang dengan perbedaan waktu dan tempat. Sementara itu, komunikator dalam komunikasi massa, tidak secara pasti mengetahui secara detail siapa pembaca surat kabar-nya. Ikatan emosional antara komunikator dengan pembacanya pun sangat rendah.

4. Media massa menjadi syarat mutlak bagi saluran komunikasi massa. Bahkan komunikasi massa itu sendiri tidak akan pernah terjadi tanpa organisasi yang kompleks.

Melalui pemahaman dasar yang disampaikan diatas, dapat kita menyimpulkan bahwa model komunikasi massa tidak berbeda jauh sebenarnya dengan model komunikasi pada umumnya. Apalagi sekarang dengan kemajuan teknologi yang pesat, menjadikan komunikasi antarpesona pun termediasi dengan alat (teknologi komunikasi). Dimana dalam hal ini kita kategorikan dalam bentuk komunikasi massa dengan kategori penggunaan alat.

Selanjutnya fenomena komunikasi massa yang kompleks tersebut perlu kita pahami dengan representasi dalam model-model komunikasi massa berikut ini. Model- model ini dibuat berdasarkan pada era masyarakatnya sekaligus menuju pada era perkembangan teknologi komunikasi.

a. Model komunikasi massa berdasarkan era perkembangan masyarakatnya

1. Model Komunikasi Massa Satu Tahap (one step flow model)Model ini sebenarnya sudah jarang terjadi dalam fenomena komunikasi massa. Hanya saja mahasiswa perlu memahami alur perkembangan model komunikasi massa, supaya memahami era ini pernah terjadi dalam aktivitas komunikasi massa. Model komunikasi satu tahap ini menjelaskan kepada kita bahwa media massa secara langsung memberikan informasi nya kepada komunikan tanpa menggunakan perantara. Media masssa dalam model ini dikatakan memiliki pengaruh yang sangat kuat kepada komunikan. Sementara

Intra personal interpersonal group mass

Page 5: modul 4

itu komunikan atau audience media dipandang sebagai pihak yang tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan dalam menghindari pesan-pesan media massa. Sejalan dengan perkembangan masyarakat model ini pun menuai kritikan, karena dianggap tidak semua masyarakat terkena pengaruh media massa, dan media massa bukanlah sumber informasi utama bagi masyarakatnya.

2. Model Komunikasi Massa Dua Tahap (Two Step Flow model)Model ini terinspirasi melihat perkembangan media massa dan masyarakatnya. Sekaligus model ini muncul dalam rangka menyempurnakan model komunikasi massa satu tahap diatas. Model ini menjelaskan kepada kita bahwa pesan-pesan yang dibawa media massa diterima oleh individu-indivvidu yang menaruh perhatian lebih pada media massa, sehingga mereka menjadi orang yang terinformasi (well Informed). Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Paul Lazarfeld dimana dalam penelitiannya ditemukan bahwa pesan media massa sangat kecil dalam mempengaruhi calon presiden yang dipilih oleh masyarakat. Audience massa lebih banyak terpengaruh oleh pendapat-pendapat yang dibawa oleh para pemimpin mereka atau orang yang lebih terinformasi secara baik. Pemimpin-pemimpin dalam suatu masyarakat ini lah yang kemudian disebut sebagai opinion leader. Masyarakat pada era ini lebih banyak mendapatkan informasi dari pimpinan atau kepala sukunya. Biasanya tokoh masyarakat ini mendapatkan informasi dari media massa, kemudian disosialisasikan kepada masyarakat di suatu tempat. Akan tetapi model ini pun mendapatkan kritikan karena dianggap model ini tidak cukup mewakili kondisi masyarakat perkotaan yang sudah sangat terbiasa berinteraksi dengan media massa dan jauh lebih percaya dengan media massa daripada opini seseorang.

3. Model Komunikasi Massa Multi Tahap (Multi Step Flow model)

Media massa tidak langsung mempengaruhi audiens

media Penerus pesan-pesan media massa

Opini pemimp

in

Audiens terkena pengaruh bukan dari media melainkan pihak lain

Masyarakat

umum

Media Massa Komunikan (Audience Media)

Page 6: modul 4

Menyikapi model komunikasi massa dua tahap yang tidak efektif terhadap masyarakat yang tingkat buta huruf nya kecil dan masyarakat perkotaan, maka komunikasi massa banyak tahap muncul sebagai representasi dari fenomena komunikasi massa. Model ini mengatakan bahwa terjadi hubungan timbal balik dari media ke khalayak, dimana khalayak juga berinteraksi dengan khalayak yang lain dengan menggunakan sebagaian informasi yang didapatkan melalui media massa. Pada model ini memperlihatkan bahwa khalayak atau audiens media bisa menerima pesan baik secara langsung maupun tidak langsung dari media massa. Tidak langsung menandakan masih ada nya peran tokoh atau pemimpin masyarakat. Selanjutnya informasi yang diberikan oleh media massa juga bisa digunakan oleh audiens untuk mempengaruhi oleh orang lain dalam hal ini untuk memperkuat data-data. Sebaliknya para audiens media pun bisa memberikan umpan balik kepada media massa atau menjadi sumberi informasi (refleksi) untuk media massa.

ket: sumber merupakan media massa, OL (opinion leader), G dan Angka-angka menunjukkan audiens media.

b. Model komunikasi massa berdasarkan latar belakang keilmuwan, proses serta tujuan dibuatnya model.

1. Model komunikasi massa Melvin De Fleur.Model ini menekankan pada point penting bahwa media massa menjadi saluran penting dalam penyampaian pesan. Sementara itu fungsi penerima pesan adalah orang yang dikenai sasaran pesan yang disebarkan dan penginterpretasian pesannya. Penekanan lain dari model ini adalah bahwa dalam proses komunikasi massa tidak tertutup kemungkinan untuk terjadinya gangguan. Dimana gangguan bisa saja terdapat dalam semua komponen komunikasi massa.

sumber

OL

G1

1

2

OL

G4

G3

G2

4

3

65

Page 7: modul 4

2. Model Komunikasi Massa HUB (Hiebert, Ungurait, Bohn)Model ini menunjukkan pada kita bahwa proses dalam komunikasi massa merupakan proses yang dinamis, sirkuler dan terus menerus berkembang. Model ini dapat di analogikan sebagai pemberitaan atau informasi yang disampaikan oleh media massa saat ini tidak pernah statis, selalu ada perubahan dari hari ke harinya. Hari ini bisa saja Jokowi merajai pemberitaan media massa, atau sinetron Mahabarata dll, tetapi bulan depan atau hari berikutnya bisa saja SBY atau sinetron-sinetron lainnya menguasai segala aspek informasi pesan media massa. Jika kita perhatikan model komunikasi massa ini yang seperti gelombang, mengisyaratkan kepada kita bahwa informasi media massa dapat menyebar luas. Seperti halnya kita melemparkan batu ke dalam sebuah air, yang kemudian membentuk lingkaran-lingkaran kecil hingga membesar. Pesan media massa pun demikian, disebarkan kemudian oleh khalayak-khalayak lain, informasi tersebut diteruskan hingga menjadi meluas. Selain itu focus model ini juga menunjukkan bahwa pesan media massa disusun oleh komponen yang sangat kompleks.

sumber

Pemanca

r

saluran

penerima

tujuan

tujuan

penerima

saluran

pemanca

r

sumber

gangguan

Peralatan medi

a mass

a

Peralatan umpan

balik

Page 8: modul 4

3. Model Komunikasi Massa Bruce Westley dan Malcom McleanModel ini menekankan pada peran gatekeeper pada proses komunikasi massa. Gatekeeper merupakan penyaring informasi sebelum pesan tersebut disebar luaskan kepada khalayak yang berasal dari institusi media. Dalam hal ini jika kita analogikan dalam sumber daya yang ada didalam penerbitan surat kabar, editor, pemimpin redaksi akan mengoreksi kelayakan berita yang telah di peroleh oleh seorang reporter sebelum disebarluaskan kepada khalayak.

4. Model Komunikasi Massa Shannon dan WeaverModel ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Pada model ini menjelaskan bahwa suatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima yang menyandi balik atau mencipta-ulang pesan

feedback Mediaamplification

ccccccccodes

gatekeepersmedia

regulatorsfilters

audiences

communicatorcontentscon

tents

contents

A BCx1

x3

x4

fbc

fca

fba

Page 9: modul 4

tersebut. Dengan kata lain, model ini mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan.

5. Model Komunikasi Massa Harold D.LaswellModel ini menekankan pada bagaimana strategi yang dipakai dalam proses komunikasi massa. Strategi ini berkaitan dengan bagaimana penentuan komponen-komponen yang terlibat sehingga terjadi ketepatan dalam menentukan khalayak sasaran. Jika dilihat pada modelnya who (berkaitan dengan siapa sumbernya) dimana ini nanti akan berperan dalam merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan. says what berkaitan dengan topic yang akan diangkat dimana sebaiknya mengikuti perkembangan masyarakatnya. In which channel berkaitan dengan saluran komunikasi atau medianya. To whom berkaitan dengan unsure penerima pesan dan unsur pengaruh with what effect.

6. Model Komunikasi Massa Dennis Mcquail Model ini memberikan penekananan pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan

Sumber

informasi

penerima

transmitter

tujuan

Sumber gangguan

pesan

sinyal sinyal

pesan

Who Says whatIn which channel To whom

With what effect

Page 10: modul 4

media disesuaikan dengan kebutuhannya. Jadi, audiens tidak akan menggunakan media, jika dirasa tidak dapat memenuhi kebutuhan nya. Pendorong kebutuhan untuk bermedia dipengaruhi oleh berbagai factor, sehingga sampai pada tingkat memutuskan mengkonsumsi media massa. Fenomena ini dianggap mampu mewakili keadaan masyarakat kita saat ini. Seseorang akan memilih tabloid kumpulan resep masakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya terhadap hobby. Sehingga fenomena ini menghantarkan pada munculnya beranekaragam tayangan, pemberitaan maupun bentuk media massa.

Melalui model-model komunikasi massa yang sudah disebutkan diatas, diharapkan setelah memahaminya, mahasiswa memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk mempelajari teori komunikasi massa.

Pertanyaan diskusi:

1. Menurut anda model komunikasi massa manakah yang masih relevan dengan kondisi riil sekarang? Jelaskan jawaban anda.

2. Mengapa model komunikasi massa perlu dipahami sebelum membahas mengenai teori komunikasi massa?

3. Berikan contoh fenomena komunikasi massa yang mewakili masing-masing model?

Bahan Rujukan:

Faktor

sosial psikologis menimbulkan (1)

Kebutuhan yang

melahirkan (2)

Harapan-

harapan

terhadap

media atau

sumber lain

yang mengarahkan (3-4 )

Berbagai

pola pengahadapan media (5)

Menghasilkan

gratifikasi

kebutuhan (6)

Konsekuensi lain

yang tidak

diinginkan (7)

Page 11: modul 4

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala-Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa:Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Baran, Stanley J. 2010. Teori Komunikasi Massa, dasar pergolakan dan masa depan. Jakarta: Salemba Humanika

DeVito, joseph A. 1996. Komunikasi Antar Pribadi. Alih bahasa: Agus Maulana. Jakarta: Profesional books

Mulyana, Deddy. 2008. Komunikasi Massa, Kontroversi, Teori dan Aplikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Prenada Media

Werner J.Severin dan James W.Tankard,Jr.1992.Communication Theories: Origins, Methods, and Use in the Mass Media. New York:Longman