modul 2 kel 22 fix pti 2015

142
Laporan Perancangan Teknik Industri Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” Kelompok 22 Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 1 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan terutama yang bergerak di bidang manufaktur, dibutuhkan suatu perancangan sistem kerja. Perancangan sistem kerja ini sangat diperlukan untuk menyatukan seluruh komponen manusia, mesin, alat, bahan, metode, dan lingkungan agar tercipta kondisi kerja yang EASNE (Efisien, Aman, Sehat, Nyaman, dan Efektif). Perancangan sistem kerja menjadi sesuatu yang penting agar pekerja dapat  bekerja dengan nyaman dan terkendali dan produk y ang dihasilkan sesuai dengan standa r yang diharapkan. Rancangan sistem kerja yang baik akan mempengaruhi performance dan kenyamanan operator. Apabila operator merasa nyaman dalam bekerja maka operator dapat bekerja lebih optimal sehingga produktivitas operator menjadi meningkat. Sebagai perusahaan baru yang bergerak dalam bidang perakitan tamiya, PT. Kanishta Garjita Indonesia memerlukan suatu perancangan sistem kerja di dalam  perusahannya. Pr oses operasi kerja di dalam perusahaan ini sangat memerlukan waktu  penyelesaian pekerjaan y ang efektif dan efisien. Untuk mening katkan produktivitas k erja maka dibutuhkan suatu metode pengukuran kerja. Dalam laporan ini akan dibahas suatu  pengukuran kerja tidak langsung menggunakan  Motion Time Measurement (MTM). MTM merupakan suatu sistem penetapan awal waktu baku yang dikembangkan  berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film. Pengukuran ini termasuk dalam pengukuran kerja tidak langsung karena data- data waktu setiap elemen gerakan di tiap proses kerja dilihat melalui rekaman film / video gerakan operator. Metode ini berfungsi untuk mengetahui elemen    elemen gerakan beserta waktunya di setiap operasi kerja secara detail dan dapat dianalisis secara lebih teliti. MTM ini akan diterapkan di PT. Kanishta Garjita, untuk mengetahui waktu  baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk utuh, serta dapat dianalisis metode kerja terbaik untuk diterapkan di perusahaan tersebut. Dalam suatu perusahaan, untuk menciptakan suasana lingkungan kerja yang kondusif harus ada pembenahan segala aspek, sala h satunya di bagian lantai produksi. Ini adalah salah satu hal yang tidak dapat dihindarkan karena sangat berpengaruh terhadap

Upload: rizqi-rahmawati-chotimah

Post on 20-Feb-2018

313 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 1/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 1

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu perusahaan terutama yang bergerak di bidang manufaktur,

dibutuhkan suatu perancangan sistem kerja. Perancangan sistem kerja ini sangat

diperlukan untuk menyatukan seluruh komponen manusia, mesin, alat, bahan, metode,

dan lingkungan agar tercipta kondisi kerja yang EASNE (Efisien, Aman, Sehat, Nyaman,

dan Efektif). Perancangan sistem kerja menjadi sesuatu yang penting agar pekerja dapat

 bekerja dengan nyaman dan terkendali dan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar

yang diharapkan. Rancangan sistem kerja yang baik akan mempengaruhi performance

dan kenyamanan operator. Apabila operator merasa nyaman dalam bekerja maka operator

dapat bekerja lebih optimal sehingga produktivitas operator menjadi meningkat.

Sebagai perusahaan baru yang bergerak dalam bidang perakitan tamiya, PT.

Kanishta Garjita Indonesia memerlukan suatu perancangan sistem kerja di dalam

 perusahannya. Proses operasi kerja di dalam perusahaan ini sangat memerlukan waktu

 penyelesaian pekerjaan yang efektif dan efisien. Untuk meningkatkan produktivitas kerja

maka dibutuhkan suatu metode pengukuran kerja. Dalam laporan ini akan dibahas suatu

 pengukuran kerja tidak langsung menggunakan  Motion Time Measurement (MTM).

MTM merupakan suatu sistem penetapan awal waktu baku yang dikembangkan

 berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang

direkam dalam film. Pengukuran ini termasuk dalam pengukuran kerja tidak langsung

karena data- data waktu setiap elemen gerakan di tiap proses kerja dilihat melalui rekaman

film / video gerakan operator. Metode ini berfungsi untuk mengetahui elemen  –  elemen

gerakan beserta waktunya di setiap operasi kerja secara detail dan dapat dianalisis secara

lebih teliti. MTM ini akan diterapkan di PT. Kanishta Garjita, untuk mengetahui waktu

 baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk utuh, serta dapat dianalisis

metode kerja terbaik untuk diterapkan di perusahaan tersebut.

Dalam suatu perusahaan, untuk menciptakan suasana lingkungan kerja yang

kondusif harus ada pembenahan segala aspek, salah satunya di bagian lantai produksi. Ini

adalah salah satu hal yang tidak dapat dihindarkan karena sangat berpengaruh terhadap

Page 2: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 2/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 2

2015

 produk yang dihasilkan perusahaan. Untuk meningkatkan produktivitas dan sistem kerja

diperlukan adanya standarisasi berupa metode-metode yang digunakan untuk

menyelesaikan suatu kegiatan operasi pada stasiun kerja tertentu. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan menyusun suatu konsep kerja berupa  Assembly Chart ,  Presedence

 Diagram, dan  Bill of Material . Konsep kerja ini dirancang agar perusahaan dapat

memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dibuat dalam proses perancangan kerja.

Dengan adanya perbaikan metode desain kerja tersebut, diharapkan dapat

diperoleh produktivitas kerja yang lebih optimal. Tujuan lain dari penerapan perbaikan

metode tersebut adalah dapat meningkatkan fleksibilitas sistem kerja. Sehingga mampu

 beradaptasi dengan pasar dan mempunyai kemampuan berkembang untuk meningkatkan

kepuasan pelanggan.

1.2 Tujuan Praktikum

Dari praktikum ini diharapkan para praktikan :

1.  Memahami konsep operasi kerja dan mampu membuat proses operasi kerja.

2.  Melakukan pengukuran kerja secara tidak langsung terhadap operasi kerja dengan

menggunakan metode Motion Time Measurement(MTM). 

3.  Memahami konsep Precedence Diagram dan mampu membuat Precedence Diagram. 

4. 

Memahami konsep  Assembly Chart dan  Bill of Material   serta mampu membuat

 Assembly Chart dan Bill of Material .

5.  Membuat Peta Tangan Kanan Tangan Kiri untuk operasi kerja yang dilakukan

6. 

Mampu melakukan  Method Measurement dengan menentukan waktu standar untuk

tiap operasi kerja.

1.3 Pembatasan Masalah

PT Kanishta Garjita Indonesia ingin memperbaiki perancangan sistem kerja yang

sudah ada agar menjadi lebih baik. Untuk itu pada laporan praktikum ini akan dibahas

mengenai penentuan waktu baku dengan metode  Motion Time Measurement (MTM).

Operasi kerja, layout tempat perakitan, serta part  –   part list tamiya yang digunakan

operator telah ditentukan sebelumnya. Selain itu juga akan dibahas mengenai beberapa

Page 3: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 3/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 3

2015

konsep kerja berupa assembly chart, bill of material, peta tangan kanan dan tangan kiri,

dan presendence diagram.

1.4 Sistematika Penulisan

Laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang penjelasan latar belakang , tujuan praktikum, pembatasan masalah

serta sistematika penulisan bagaimana praktikum ini bisa dilaksanakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang kajian literatur yang digunakan sebagai referensi yang digunakan

dalam praktikum perancangan sistem kerja. Kajian literatur tersebut meliputi

 pengukuran waktu kerja, gerakan fundamental, prinsip-prinsip ekonomi gerakan,

 peta kerja menyeluruh, peta kerja setempat, presendence diagram, assembly chart,

 bill of material, dan pengukuran waktu.

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

Berisi tentang metode pengumpulan data dan alur penelitian yang digunakan dalam

 praktikum PTI modul 2 tentang proses pelaksanaan praktikum modul 2 dimana alur

dari praktikum ini akan digambarkan dalam bentuk diagram.Kemudian masing-

masing langkah akan dijelaskan dalam setiap paragraph.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisi tentang pengolahan data yang dilakukan, seperti daftar operasi kerja, assembly

chart, bill of material, peta tangan kanan tangan kiri, presentase keefektifan perakitan,

 penentuan waktu baku, dan presendence diagram.

BAB V PEMBAHASAN

Berisi tentang analisa dan interpretasi dari hasil pengolahan data yang didapat,

analisis yang digunakan adalah Analisis proses kerja, analisis assembly chart, analisis

 bill of material, analisis peta tangan kanan tangan kiri, analisis layout kerja, analisis

Page 4: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 4/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 4

2015

 penentuan performance rating  dan allowance, analisis penentuan waktu normal dan

 baku.

BAB VI PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran dari praktikum.

Page 5: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 5/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 5

2015

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran Waktu Kerja (Motion Time Measurement)

Pengukuran kerja adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang

dibutuhkan oleh seorang operator dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam

kondisi dan tempo kerja yang normal. Berdasarkan pendapat tersebut maka pengukuran

waktu kerja akan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan dalam menentukan waktu baku

( standard time) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Tujuan dari pengukuran tidak

semata-mata hanya untuk mengetahui waktu kerja, melainkan digunakan sebagai dasar

 pertimbangan dalam menentukan bebrapa hal yang lebih kompleks, salah satunya

digunakan dalam memilih alternative metode kerja terbaik diantara beberapa opsi metode

kerja yaitu dengan membandingkan waktu kerja antar metode pada jenis pekerjaan yang

sama. (binus, 2012)

-  Pengukuran Waktu Kerja Langsung

Pengukuran waktu kerja langsung adalah pengukuran dimana pengamat/peneliti

 berada langsung ditempat pengamatan untuk mengamati waktu dan metode kerja operator

dalam melakukan pekerjaannya, sedangkan pengukuran tidak langsung yaitu pengamat

tidak berada di tempat kegiatan melainkan melakukan pengukuran memanfaatkan data-

data atau tabel dari kegiatan sejenis yang didapat dari referensi pekerjaan lain.

-  Pengukuran Waktu Kerja Tidak Langsung

Pengukuran dilakukan secara tidak langsung adalah pengukuran yang dilakukan

namun pengamat tidak harus melakukan perhitungan waktu kerja di tempat pekerjaan

yang diukur. Operator menggunakan alat bantu berupa video dan kemudian mencatat

waktu operainya ditempat lain, kemudian menganalisanya (Sritomo Wignjosoebroto,

2003)

Page 6: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 6/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 6

2015

2.2 Gerakan Fundamental (Therblig’s) 

Secara umum terdapat 17 elemen therblig, yaitu :

1.  Memilih (Select : SE)

Elemen Therbligs yang merupakan gerakan kerja untuk menentukan / memilih suatu

objek diantara dua atau lebih objek yang sama lainnya.

2.  Memegang (Grasp : G)

Memegang adalah elemen greakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari-jari

tangan obyek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja.

3.  Menjangkau ( Reach : RE) 

Menjangkau adalah elemen gerakan Therblig yang menggambarkan gerakan tangan

 berpindah tempat tanpa beban atau hambatan (resistance) baik gerakan yang menuju

atau menjauhi obyek.

4. 

Membawa dengan Beban ( Move : M )

Membawa merupakan elemen perpindahan tangan, hanya saja disini tangan bergerak

dalam kondisi membawa beban (obyek).

5.  Merakit ( Assemble : A)

Elemen gerakan Therblig untuk menghubungkan dua objek atau lebih menjadi satu

kesatuan.

6. 

Lepas Rakit ( Disassemble : DA)

Elemen ini kebalikan dari elemen merakit. Disini dilakukan gerakan memisahkan

atau menguraikan dua objek yang tergabung satu mnjadi objek-objek terpisah.

7. 

Memakai (Use : U)

Gerakan ini adalah memakai atau mengontrol suatu alat atau obyek untuk tujuan-

tujuan tertentu.

8.  Memeriksa ( Inspect : I)

Elemen ini njamin bahwa objek telah memenuhi persyaratan kualitas yang

ditetapkan.

9.  Melepas ( Release : RL)

Gerakan ini diawali sesaat gerakan tangan membuka melepas objek yang dibawa dan

 berakhir begitu semua jari jelas tidak menyentuh atau memegang obyek lagi.

10. 

Mencari (Search : S)

Page 7: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 7/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 7

2015

Mencari adalah gerakan dasar operator untuk menentukan lokasi suatu obyek.

Gerakan mencari dimulai dari saat mata bergerak mencari obyek hingga obyek

ditemukan. Mencari merupakan gerakan Therblig yang tidak efektif sehingga

gerakan ini perlu dieliminasi

11.  Memegang untuk memakai ( Hold : H)

Elemen ini terjadi bilamana tangan memegang objek tanpa menggerakkan objek

tersebut.

12.  Pengarahan Sementara ( Pre-positon : PP)

Gerakan ini adalah mengarahkan obyek pada suatu tempat sementara sehingga pada

saat kerja mengarahkan obyek benar-benar dilakukan maka obyek tersebut dengan

mudah akan bisa dipegang dan dibawa kearah tujuan yang dikehendaki.

13.  Pengarahan ( Position : P)

Gerakan ini adalah menempatkan objek pada lokasi yang dituju secara tepat.

14.  Merencanakan ( Plan : PL)

Elemen therblig merencana ini merupakan proses mental dimana operator berhenti

sejenak bekerja dan berpikir untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang harus

dilakukan selanjutnya.

15.  Kelambatan yang Tidak Terhindarkan (Unavoidable Delay : UD)

Kondisi ini diakibatkan oleh hal-hal diluar kontrol dari operator dan merupakan

interupsi terhadap proses kerja yang sedang berlangsung.

16.  Kelambatan yang Dapat Dihindarkan ( Avoidable Delay : AD)

Kegiatan ini menunjukan situasi yang tidak produktif yang dilakukan oleh operator

sehingga perbaikan/penanggulangan yang perlu dilakukan lebih ditujukan kepada

operator sendiri tanpa harus merubah proses kerja lainnya.

17.  Istirahat untuk Menghilangkan Lelah ( Rest to Overcome Fatigue : R)

Elemen ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja akan tetapi berlangsung secara

 periodik. (Wignjosoebroto, 1995)

Page 8: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 8/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 8

2015

Dari ketujuh belas elemen therblig tersebut dapat dibedakan menjadi gerakan

yang efektif dan tidak efektif , berikut pengelompokannya :

Tabel 2.1 Gerakan Efektif dan Inefekif

 No Gerakan Efektif Gerakan Inefektif

1 Menjangkau (reach) Mencari (search)

2 Membawa (move) Memilih (select)

3 Melepas (release) Mengarahkan (position)

4 Memegang (Grasp) Memeriksa (inspect)

5Mengarahkan awal (Pre-

 position)Merencanakan (plan)

6 Memakai (use)Kelambatan yang tak terhindarkan (unavoidable

delay)

7 Merakit (assemble) Kelambatan yang terhindarkan (avoidable delay)

8Mengurai rakit

(disassemble)Memegang untuk memakai (hold)

9 -Istirahat untuk menghilangkan lelah (rest to

overcome fatigue)

2.3 Prinsip –  prinsip Ekonomi Gerakan

Didalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja guna memperoleh metode

kerja yang lebih efesien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi

gerakan (the principles of motion economy). Prinsip ekonomi gerakan ini bisa

dipergunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam

sebuah stasiun kerja dan bisa juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara

menyeluruh dari stasiun-stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya.

 

Prinsip Ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan badan/anggota tubuh

manusia

 

Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung

  Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang

dipergunakan.

a.  Eliminasi Gerakan

  Eliminasi semuga kegiatan/aktivitas yang memungkinkan langkah-langkah atau

gerakan-gerakan (dalam hal ini banyak berkaitan dengan aplikasi anggota badan,

kaki, lengan, tangan, dan lain-lain)

Page 9: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 9/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 9

2015

 

Eliminasi kondisi yang tak beraturan dalam setiap kegiatan. Letakkan segala

fasilitas dan material/komponen pada lokasi yang tetap

  Eliminasi penggunaan tangan (baik satu atau keduanya) sebagai holding device,

karena hal ini merupaka aktivitas tidak produktif yang menyebabkan kerja kedua

tangan tidak setimbang.

  Eliminasi gerakan-gerakan yang tidak semestinya, abnormal, dan lain-lain.

Hindari pula gerakan-gerakan yang membahayakan dan prisip-prinsip

keselamatan atau kesehatan kerja.

  Eliminasi penggunaan tenaga otot untuk melaksanakan kegiatan statis atau fixed

 position. Demikian pula sebisa mungkin menggunakan tenaga mesin (mekanisasi)

seperti  power tools,  power feeds,  Material handling equipment , dan lain-lain

untuk menggantukan tenaga otot.

 

Eliminasi waktu kosong (idle time) atau waktu menunggu (delay time) dengan

membuat perencanaan/penjadwalan kerja sebaik-baiknya.  Idle/delay time bisa

ditolerir bilamana hal tersebut diperuntukkan secara terencana guna melepaskan

lelah.

b. 

Kombinasi Gerakan atau Aktivitas Kerja

  Gantikan/kombinasikan gerakan-gerakan kerja yang berlangsung pendek atau

terputus-putus dan cenderung berubah-ubah arahnya dengan sebuah gerakan yang

kontinyu, tidak patah-patah serta cenderung membentuk sebuah kurva.

  Kombinasikan beberapa aktivitas/fungsi yang mampu ditangani oleh sebua

 peralatan kerja dengan membuat desain yang “multi purpose”

  Distribusikan gerakan dengan membuat keseimbangan kerja antara kedua tangan.

Pola gerakan kerja yang simultan dan simetris akan member gerakan yang palig

efektif. Bilamana kegiatan dilaksanakan secara berkelompok maka diupayakan

agar supaya terjadi beban kerja yang merata diantara anggota kelompok.

c.  Penyederhanaan Kegiatan

  Laksanakan setiap aktivitas/kegiatan kerja dengan prinsio kebutuhan energi otot

yang digunakan minimal.

  Kurangi kegiatan mencari-cari obyek kerja (peralatan kerja, material, dll) dengan

meletakkannya dalam tempat yang tidak berubah-ubah.

Page 10: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 10/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 10

2015

 

Letakkan fasilitas kerja berada dalam jangkauan tangan yang normal. Hal ini akan

menyebabkan gerakan tangan berada pada jarak yang sependek-pendeknya.

  Sesuaikan letak dari gandles, pedals, buttons, dll dengan memperhatikan dimensi

tubuh manusia (anthropometri) dan kekuatan otot yang dibutuhkan.

(Wignjosoebroto, 1995) 

2.4 Peta Kerja

2.4.1 Pengertian Peta Kerja

Peta kerja ( Peta Proses –   process chart ) merupaka alat komunikasi yang sistematis

dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir (Sritomo, 2008)

Peta-peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk

 berkomunikasi secara luas dan melalui peta-peta kerja ini bisa mendapatkan informasi-

informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metoda kerja. Contoh informasi-

informasi yang diperlukan antara lain jumlah benda kerja yang harus dibuat, waktu

operasi mesin, kapasitas mesin, bahanbahan khusus yang harus disediakan, alat-alat

khusus yang harus disediakan, dan sebagainya

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peta kerja adalah suatu alat

yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Melalui peta kerja ini,

maka dapat dilihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari

mulai masuk ke pabrik (dalam bentuk bahan baku), kemudian menggambarkan semua

langkah yang dialaminya, seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan, dan perakitan,

sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap atau bagian dari suatu produk

lengkap (Sutalaksana, 2006).

Manfaat Peta Kerja adalah untuk membantu mempermudah dalam upaya memperbaiki

metoda kerja yang dapat dilakukan dengan cara :

1. Menghilangkan operasi - operasi yang tidak perlu

2. Menggabungkan satu operasi dan operasi lainnya

3. Menemukan urutan kerja yang lebih baik

4. Menenukan mesin yang lebih ekonomis

5. Menghilangkan waktu menunggu antara operasi

Page 11: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 11/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 11

2015

  Lambang-Lambang Yang Digunakan 

Peta-peta kerja yang digunakan pada saat ini ialah peta-peta kerja dikembangkan oleh

Gilberth. Untuk membuat peta kerja, Gilberth mengusulkan 40 buah lambang yang dapat

digunakan, yang kemudian disederhanakan menjadi 4 buah lambang. Pada tahun 1947,

 American Siciety of Mechanical engineers (ASME) membuat standar lambang-lambang

 peta kerja sebanyak 5 lambang. Lambang yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Operasi

Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat baik fisik

maupun kimiawi, mengambil informasi maupun memberikan informasi pada suatu

keadaan juga termasuk operasi. Contoh pekerjaannya menyerut, memotong, memahat,

merakit dan lain sebagainya. Lambang ini juga digunakan untuk menyatakan aktivitas

administrasi, misalnya aktivitas perencanaan dan perhitungan.

 b. Pemeriksaan

Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami

 pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Contoh pekerjaannya mengukur

dimensi benda, memeriksa warna benda, membaca alat ukur tekanan uap pada suatu

mesin dan sebagainya.

c. Transportasi

Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan

mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi. Contoh

 pekerjaannya yaitu memindahkan bahan, memindahkan benda kerja dari satu mesin ke

mesin lainnya, dan lain-lain.

d. Menunggu

Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan tidak mengalami

kegiatan apa-apa selain menunggu. Contoh pekerjaannya yaitu benda kerja menunggu

untuk diproses, bahan menunggu untuk diangkut, dan sebagainya.

e. Penyimpanan

Page 12: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 12/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 12

2015

Proses menyimpan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu yang cukup

lama. Contoh pekerjaannya yaitu bahan baku disimpan dalam gudang, barang jadi

disimpan di gudang, dan sebagainya . (Sutalaksana, 1979).

Macam-Macam Peta Kerja :

Berdasarkan kegiatannya, peta kerja dibagi dalam dua bagian. Adapun bagian bagian

 peta kerja berdasarkan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Peta-peta kerja kegiatan kerja keseluruhan

2. Peta-peta kerja kegiatan kerja setempat

Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan tersebut

melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk

yang bersangkutan. Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat apabila

kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja biasanya hanya melibatkan orang dan

fasilitas dalam jumlah terbatas.

2.4.2 Peta Kerja Menyeluruh

a. 

Peta Proses Operasi

Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram atau suatu peta yang

menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami oleh bahan baku mengenai

urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai menjadi produk jadi utuh

maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk

analisis lebih lanjut. Jadi, dalam suatu peta proses operasi yang dicatat hanyalah kegiatan-

kegiatan operasi dan pemeriksaan saja. (Sutalaksana, 1979).

 

Prinsip-Prinsip Pembuatan Peta Proses Operasi :

Sebelum membuat peta proses operasi terdapat prinsip-prinsip yang harus

diketahui terlebih dahulu. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Membuat kepala judul “Peta Proses Operasi” yang diikuti oleh identifikasi serta

lainnya seperti nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, dan nomor peta.

2. Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang menunjukkan

 bahwa material tersebut masuk kedalam proses.

Page 13: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 13/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 13

2015

3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan terjadinya

 perubahan proses.

4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan sesuai dengan urutan operasi

yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau secara berurutan sesuai

dengan proses yang terjadi.

5. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan

 prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi (Sutalaksana ,1979)

Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, gambar peta pada bagian

 produk yang paling banyak memerlukan operasi sebaiknya dipetakan terlebih dahulu, dan

ini dilakukan pada bgaian peta sebelah kanan. Secara sketsa, prinsip-prinsip pembuatan

 peta proses operasi ini dapat dilihat pada gambar 2. (Sutalaksana, 1979)

Gambar 2.1 Prinsip Pembuatan Peta Operasi Kerja

Keterangan:

W = Waktu yang dibutuhkan untuk suatu operasi atau pemeriksaan.

O –  N = Nomor urut untuk kegiatan operasi tersebut.

I –  N = Nomor urut untuk kegiatan pemeriksaan tersebut.

M = Menunjukkan mesin atau tempat dimana kegiatan tersebut dilaksanakan.

Page 14: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 14/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 14

2015

Gambar 2.2 Contoh Peta Proses Operasi

b. Peta Aliran Proses

Peta Aliran Proses merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutan urutan

dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan penyimpanan yang terjadi selama

satu proses berlangsung, serta di dalamnya memuat pula informasiinformasi yang

diperlukan untuk analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan.

  Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses operasi

Ada dua hal utama yang membedakan antara peta proses operasi dengan peta

aliran proses, yaitu:

1.  Peta Aliran Proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar, termasuk

transportasi, menunggu dan menyimpan. Sedangkan pada Peta Proses Operasi,

terbatas pada operasi dan pemeriksaan.

Page 15: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 15/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 15

2015

2. 

Pada Peta Aliran Proses menganalisa setiap komponen yang diproses secara lebih

lengkap dibanding Peta Proses Operasi, dan memungkinkan untuk digunakan untuk

setiap proses (Sutalaksana, 1979).

  Macam-macam Peta Aliran Proses

Peta proses operasi memiliki macam-macamnya, dibawah ini adalah macam dari

 peta aliran proses sebagai berikut:

1.  Peta Aliran Proses tipe bahan

Peta Aliran Proses tipe bahan adalah suatu peta yang meggambarkan kejadian yang

dialami bahan dalam suatu proses operasi.

2.  Peta Aliran Proses tipe orang

Peta Aliran Proses tipe orang adalah suatu peta yang menggambarkan suatu proses

dalam bentuk aktivitas-aktivitas manusia atau operator. Peta Aliran Proses tipe orang

dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu; peta aliran proses pekerja yang menggambarkan

aliran kerja seorang operator, peta aliran Proses pekerja yang menggambarkan aliran

sekelompok manusia, atau sering disebut peta proses kelompok kerja.

Kegunaan peta aliran proses yaitu digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau

aktivitas orang mulai dari awal suatu proses sampai aktivitas terakhir. Dapat

memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu produk. Digunakan untuk

mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau yang dilakukan oleh orang

selama proses berlangsung. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses

atau metode kerja. (Sritomo, 2008).

Page 16: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 16/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 16

2015

Gambar 2.3 Contoh Peta Aliran Proses

c.  Diagram Aliran

Diagram Aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan lantai dangedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam Peta Aliran

Proses. Kegunaannya yaitu lebih memperjelas suatu Peta Aliran proses, apalagi jika arah

aliran merupakan faktor yang penting dan menolong dalam perbaikan tata letak tempat

kerja.

Beberapa prinsip dalam pembuatan Diagram Aliran, sebagai berikut :

1  Membuat kepala judul “DIAGRAM ALIRAN” yang diikuti oleh identifikasi lainnya

seperti nama pekerjaan yang dipetakan, tanggal dipetakan, nomor peta, cara sekarang

atau usulan dan nama pembuat peta.

2  Mengidentifikasi setiap aktivitas dengan lambang dan nomor yang sesuai dengan Peta

Aliran proses.

3  Arah gerakan dinyatakan oleh anak panah kecil yang dibuat secara periodik sepanjang

garis aliran. (Sutalaksana, 1979).

Page 17: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 17/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 17

2015

Gambar 2.4 Contoh Diagram Aliran

d. Peta Proses Kelompok Kerja

Peta Proses Kelompok Kerja merupakan Peta Aliran Proses pekerja yang

menggambarkan aliran sekelompok manusia dalam melakukan proses operasi

kegunaannya yaitu: mengurangi ongkos produksi atau proses, mempercepat waktu

 penyelsaian produksi atau proses. Peta ini bisa digunakan dalam suatu tempat dimana

untuk melaksanakan pekerjaan tersebut memerlukan kerjasama yang baik dari

sekelompok kerja. Jenis pekerjaan atau tempat tkerja yang mungkin memerlukan analisis

melalui peta proses kelompok kerja ialah misalnya pekerjaan-pekerjaan pergudangan,

 pemeliharaan, atau pekerjaan-pekerjaan pengangkutan material dan lain sebagainya. Peta

Page 18: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 18/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 18

2015

ini digunakan sebagai alat untuk menganalisis aktivitas kelompok kerja. (Sutalaksana,

1979).

Gambar 2.5 Contoh Peta Proses Kelompok Kerja

2.4.3 Peta Kerja Setempat

a. Peta Pekerja dan Mesin

Peta Pekerja dan mesin merupakan suatu grafik yang menggambarkan koordinasi

antar waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi anatara pekerja dan mesin.

Peta ini juga merupakan alat yang digunakan untuk mengurangi waktu menganggur.

Kegunaannya yaitu: mengetahui hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan

waktu operasi mesin yang digunakan, dapat meningkatkan efektivitas penggunaan dan

 perbaikan keseimbangan kerja (Sutalaksana, 1979).

b. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan 

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan merupakan suatu alat dari studi gerakan

untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang memang

diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini menggambarkan semua

gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan

tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan. Kegunaannya yaitu: menyeimbangkan

gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan, menghilangkan atau mengurangi

gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sebagai alat untuk menganalisa

Page 19: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 19/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 19

2015

tata letak stasiun kerja, sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru dengan cara kerja yang

ideal (Sutalaksana, 1979).

2.5 Presedence Diagram

Precedence Diagram adalah diagram yang menunjukkan hubungan antara operasi –  

operasi kerja dalam suatu proses produksi, (Nasution, 1999). Pada Precedence Diagram

terdapat informasi mengenai urut –  urutan operasi kerja dan lamanya waktu pengerjaan

untuk tiap operasi kerja. Selain itu precedence diagram digunakan juga untuk melihat alur

 proses produksi secara keseluruhan sehingga dapat digunakan untuk menyusun

keseimbangan lintasan produksi.Pada dasarnya pembuatan  precedence diagram  pada

lintasan produk identikdengan analisis jaringan, baik untuk simbol yang digunakan

maupun aturan dalampembuatannya.Dalam membuat diagram precedence terdapat dua

 buah simbol dasar yang seringdigunakan yaitu :

 Simbol elemen

Simbol ini merupakan suatu lingkaran yang memberikan identitas terhadap suatu

aktvitas produksi dengan mencantumkan nomor kegiatan elemen di dalam lingkaran

tersebut.

Gambar 2.6 Simbol Elemen

 

Hubungan antar simbol

Merupakan suatu keterkaitan yang ditunjukan dengan arah anak panah antara

simbol elemen satu dengan elemen yang lainnya. Aktivitas diagramprecedence

ditunjukan oleh simbol anak panah, tali (ekor anak panah) menunjukan awal dari

suatu kegiatan, dan head (kepala anak panah) menunjukan akhir dari suatu kegiatan.

Terdapat dua buah bentuk hubungan didalam pembuatan diagram precedence ini,

yaitu :

Page 20: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 20/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 20

2015

  Ordered relationship

Menunjukan adanya ketergantungan aktivitas kerja. Bila untuk memulai suatu

kegiatan harus menunggu kegiatan lain selesai

Gambar 2.7 Ordered Relationship

  Unordered relationship

Menggambarkan dua buah kegiatan atau untuk memulai suatu kegiatan tidak perlu

menunggu kegiatan lain selesai dan kegiatan mulai.

Gambar 2.8 Unordered Relationship

Setelah  precedence diagram dibuat sesuai dengan ketentuan dan operasi produk yang

terjadi, untuk menempatkan lamanya waktu proses elemen tersebut, dapat ditulis pada

 bagian kanan atas lingkaran.

Gambar 2.9 Penulisan Waktu Pada Peresedence Diagram 

Page 21: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 21/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 21

2015

Selain itu untuk mendapatkan suatu notasi didalam  precedence diagram terdapat

ketentuan sebagai berikut :

  Positional Restrictions

Pada bagian ini dijelaskan mengenai posisi seorang operator terhadap elemen

kerjanya. Dalam penulisan pada  precedence diagram, operator berada pada posisi

sebelah atas kepala anak panah. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan dengan

 jumlah waktu operasi suatu elemen.

Gambar 2.10 Positional Restrictions

 Fixed Facility Restictions

Dalam suatu precedence diagram terdapat suatu operasi yang memiliki fasilitas

tetap pada suatu lintasan dan memiliki posisi yang fixed . Artinya posisi tersebut tidak

dapat dipindahkan atau tidak dapat mendahului operasi sebelumnya. Untuk

menggambarkan posisi seperti ini dapat ditandai dengan menggunakan tanda ( 

) pada

operasi yang memiliki posisi fixed tersebut dibagian bawah lingkaran elemen.

Gambar 2.11 Fixed Facility Restrictions

 

Closely Related Flements

Dalam beberapa pembuatan produk, kemungkinan besar elemen-elemen terbawa

keluar stasiun kerja dalam suatu operasi kmponen utama. Untuk itu menandakan

komponen utama ini dapat digambarkan dengan menggunakan enclosing pada elemen-

elemen dalam satu lintasan.

Page 22: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 22/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 22

2015

Gambar 2.12 Closely Related Elements

 

Common Flement

Kondisi elemen-elemen dalam suatu operasi berada pada dua buah alternatif,

yaitu pada lintasan sub-assembling atau pada main assembling. 

Gambar 2.13 Common Filament

Untuk lebih jelasnya contoh precedence diagram adalah sebagai berikut :

Gambar 2.14 Presedence Diagram

  Pembuatan Matriks Precedence

Setelah kita membuat  precedence diagram, untuk melihat hubungan antara

elemen satu dengan elemen yang lainnya maka dibuatlah matriks precedence 

Hubungan tersebut dituangkan dalam bentuk angka, yaitu angka nol (1), satu (1), dan

Page 23: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 23/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 23

2015

negatif satu (-1). Ukuran dari matriks tersebut, ditentukan oleh jumlah nomor elemen

yang terdapat didalam diagram precedence, baik untuk jumlah baris maupun jumlah

kolomnya. Hubungan precedence bernilai satu (1) diberikan jika elemen yang akan

dihubungkan dikerjakan sebelum elemen yang akan dihubungkan dengannya, nilai

nol (0) apabila tidak tedapat hubungan antara elemen satu dengan elemen lainnya, dan

nilai negatif satu (-1) diberikan jika elemen yang telah dihubungkan tersebut

mendahului elemen sebelumya, penggunaan nilai ini merupakan kebalikan dari nilai

satu (1). Dibawah ini merupakan contoh pembuatan matriks precedence

Gambar 2.15 Matriks Presedence

2.6 Assembly Chart

Diagram rakitan adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliram komponen dan

rakitan bagian kedalam rakitan suatu produk, sehingga dapat dilihat:

  Komponen-komponen yang membentuk produk

  Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama

  Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian

  Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan

  Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian

  Gambaran menyeluruh dari proses rakitan

  Urutan waktu komponen bergabung bersama

  Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan

Bentuk dasar diagram rakitan dapat dilihat berikut ini:

Page 24: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 24/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 24

2015

Gambar 2.16 Assembly Chart

Dasar-dasar pembuatan Suatu Peta Rakitan ( Assembly Chart ) yaitu:

1.  Dengan menggunakan senarai komponen dan dokumen barang atau yang sejenis dan

lintasan produksi bagi perakitan, tentukan operasi terakhir dalam produksi atau

dalam rakitan suatu produk. Gambarkan operasi terakhir ini dengan lingkaran

 berdiameter 12 mm pada sudut kanan bawah selembar kertas dan tuliskan operasitersebut dengan jelas disebelah kanan lingkaran tadi.

2.  Gambarkan garis mendatar dari lingkaran ke arah kiri, tempatkan lingkaran

 berdiameter 6 mm pada ujungnya, dan tunjukan setiap komponen (nama, nomor

komponen, jumlah,dsb). Yang dirakit pada operasi tersebut. Komponen sebaiknya

disusun menurut urutan pemasangannya, komponen terakhir dipasang dibawah.

3.  Jika yang dihadapi adalah rakitan bagian (bukan Komponen), buat garis tadi sebagian

dan akhiri dengan lingkaran berdiameter 9 mm untuk menggambarkan operasi

rakitan bagian tadi. Kemudian lanjutkan ke kiri rakitan bagian tersebut, diuraikan

kedalam komponen-komponennya. Setelah penggambaran peta rakitan selesai,

rakitan dapat diberi nomor. Garis yang menunjukan komponen mandiri harus ditarik

ke sebelah kiri dan diakhiri dengan lingkaran berdiameter 6 mm yang nomor

komponennya dapat dimasukan.

4.  Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponenya selesai dicatat, gambarkan

garis tegak pendek dari lingkaran 8 mm ke atas, masuki lingkaran 12 mm yang

Page 25: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 25/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 25

2015

menunjukan operasi rakitan sebelum operasi rakitan yang telah digambarkan pada

langkah 2 dan 3. Ulangi langkah 2 dan 3.

5.  Teruskan sampai seluruh produk selesai diuraikan dan semua komponen telah dicatat

di sebelah kiri, dari bawah ke atas.

6.  Periksa kembali peta initerhadap dokumen barang untuk meyakinkan bahwa seluruh

komponen telah tercantum. Masukan nomor operasi rakitan dan rakitan bagian ke

dalam lingkaran, jika diperlukan. Setelah selesai, bahan (komponen) yang terdaftar

 pada sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah.

Lingkaran yang menunjukan rakitan atau rakitan bagian tidak selaluh harus

menunjukan lintasan stasiun kerja atau lintasan rakitan. Atau bahkan lintasan orang, tetapi

 benar-benar hanya menunjukan urutan operasi yang harus dikerjakan. Waktu yang

diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh tiap

operator.

Tujuan utama dari peta rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan antara

komponen, yang dapat juga digambarkan oleh se buah ‘gambar -terurai’. Teknik -teknik ini

dapat juga digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan

suatu rakitan yang rumit. (Wignjosoebroto,1995)

2.7 Bill of Material

 Bill of Material (BOM) merupakan daftar dari semua material, parts, dan

subassemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi

satu unit produk atau parent assembly. BOM juga didefinisikan sebagai cara komponen-

komponen itu bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufakturing (Gaspersz,

2004) 

Struktur produk typical   akan menunjukkan bahan baku yang dikonversi ke dalam

komponen-komponen fabrikasi, kemudian komponen-komponen itu bergabung secara

 bersama untuk membuat  subassemblies, kemudian  subassemblies  bergabung bersama

membuat assemblies, dan seterusnya sampai produk akhir. Struktur produk sering

ditampilkan dalam bentuk gambar (chart format ).

Page 26: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 26/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 26

2015

Gambar 2.17 Bill Of Material

2.8 Melakukan Pengukuran Waktu

Sebelum kita menentukan semua aspek waktu yang kita inginkan seperti waktu

siklus, waktu normal serta waktu  –   waktu lain yang kita butuhkan. Maka kita harus

melakukan pengukuran waktu terlebih dahulu. Pengukuran waktu adalah suatu usaha

dimana kita menentukan lama kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator dimana

operator tersebut mempunyai kemampuan yang cukup untuk menyelesaikan suatu

 pekerjaan spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dan dalam lingkungan kerja

terbaik pada saat itu.

Jenis  –   Jenis pengukuran waktu kerja tersebut di bagi menjadi 2 yaitu secara

langsung dan secara tidak langsung. Contoh –  contoh metode yang ada pada pengukuran

langsung yaitu Pengukuran jam henti (Stopwatch Time Study), Sampling Kerja (Work

Sampling ). Dimana pada masing  –   masing metode mempunyai kelebihan serta

kekurangan sendiri. Kemudian pada pengukuran tidak langsung terdapat 2 metode juga

yaitu Data waktu baku dan data waktu gerakan. Maka pengukuran waktu yang dilakukan

terhadap beberapa alternative sistem kerja yang terbaik adalah waktu yang tersingkat.

Pengukuran waktu juga ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian

 pekerjaan yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar, normal dan terbaik. ( gunadarma,

2012)

Page 27: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 27/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 27

2015

2.8.1 Waktu Siklus

Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturut-turut,

asumsikan konstan untuk semua pertemuan. Dapat dikatakan waktu siklus ,merupakan

hasil pengamatan secara langsung yang tertera dalam stopwatch.

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan elemen-elemen kerja pada umumnya

kan sedikit berbeda dengan dari siklus ke siklus kerja sekalipun operator bekerja pada

kecepatan normal dan uniform ,tiap-tiap elemen dalam siklus yang berbeda tidak selalu

akan bias disesuaikan dalam waktu yang persis sama.Variasi dan nilai waktu ini bias

disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu diantaranya bias terjadi karena perbedaan

didalam menetapkan saat mulai atau berakhirnya suatu elemen kerja yang seharusnya

dibaca dari stopwatch. (Wignjosoebroto, 2000) 

Waktu siklus dihitung dengan menggunakan rumus:

.. ...........................................................(1)

Dimana:

X = Waktu Siklus

x = Waktu pengamatan

n= Jumlah pengamatan yang dilakukan

Untuk Mengetahui apakah jumlah pengamatan yang dilakukan sudah

memenuhi syarat (mencukupi) atau masih kurang dapat ditentukan dengan rumus:

.................................................(2)

2.8.2 Performance Rating Dengan Metode Westinghouse dan Waktu Normal

 Performance  sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja.

Kinerja juga adalah tentang melakukan pekerjaan, apa yang dikerjakan dan bagaimana

dikerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat

Page 28: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 28/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 28

2015

dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi

ekonomi.

  Metode Westinghouse 

Westinghouse company (1927) juga memperkenalkan sistem yang dilaksanakan

 bedaux. Disini selain kecakapan dan usaha yang telah dinyatakan oleh Bedaux sebagai

faktor yang mempengaruhi  performance manusia. Maka westinghouse  menambahkan

lagi dengan kondisi kerja dan konsistensi dari operator dalam menjalankan kerja.

Keterampilan atau  skill didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang

ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan keterampilan, hanya sampai ketempat tertentu

saja dimana merupakan kemampuan maksimal yang dapat menurun bila terlampau lama

tidak menangani pekerjaan tersebut, atau karena sebab lain seperti kesehatan terganggu,

rasa  fatigue yang berlebih dan pengaruh lingkungan sosial. Sedangkan usaha adalah

kesanggupan yang ditunjukan operator ketika melakukan pekerjaannya. Kondisi kerja

 pada westinghouse merupakan kondisi fisik lingkungan. (Wignjosoebroto, 2009) 

Merupakan rating factor yang digunakan untuk menentukan waktu baku, wasting

house berhasil membuat suatu tabel performance rating yang berisikan nilai-nilai angka

yang berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing-masing faktor tersebut. Berikut table

dari performance rating  dengan sistem westing ’s house tersebut dapat dilihat pada tabel

Page 29: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 29/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 29

2015

Tabel 2.2 Performance Rating Subjective Westing’s House 

SKILL  EFFORT 

+0.15 A1 Super skill 

+0.13 A2 

+0.11 B1 Excellent 

+0.08 B2 

+0.06 C1 Good +0.03 C2 

+0.13 A1 Super skill 

+0.12 A2 

+0.1 B1 Excellent 

+0.08 B2 

+0.05 C1 Good +0.02 C2 

CONDITION  CONSISTENCY 

+ 0.06 A Ideal 

+ 0.04 B Excellent 

+ 0.02 C Good 

0.00 D Average 

+ 0.04 A Ideal 

+ 0.03 B Excellent 

+ 0.01 C Good 

0.00 D Average 

  Waktu Normal

Waktu normal adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja dalam

menyelesaikan pekerjaan pada saat kondisi wajar dan dengan kemampuan kerja rata-rata

.................................................(3)

Dimana :

Wn = Waktu normal

Ws = Waktu siklus

P = Faktor penyesuaian

Faktor penyesuaian (P) disini dilakukan perhitungan bimana pengukur berpendapat

 bahwa operator bekerja dengan kecepatan yang tidak sebagaimana mestinya sehingga

hasil perhitungan waktu yang digunakan perlu untuk disesuaikan atau dinormalkan

Page 30: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 30/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 30

2015

terlebih dahulu agar didapatkannya waktu siklus rata-rata yang wajar jika pekerja bekerja

dengan wajar maka faktor penyesuaiannya yakni P = 1, yang artinya adalah waktu siklus

rata-rata telah normal. Apabila pekerja bekerja terlalu lambat maka untuk menormalkan

waktu tersebut pengukur harus memberi nilai P<1, sedangkan jika pekerja bekerja terlalu

cepat diberi nilai P>1. (Sutalaksana, 1979)

2.8.3 Allowance

Waktu Longgar ( Allowance) yang dibutuhkan dan akan menginterupsi proses

 produksi ini bisadiklasifikasikan menjadi Personal Allowance, Fatigue Allowance, Delay

 Allowance. Personal Allowance  merupakan waktu longgar yang diberikan secara

 personal kepada masing –  masing tenaga kerja yang lebih bersifat kekebutuhan pribadi,

seperti mereka tiba  –   tiba ada urusan untuk menelepon keluarganya dan hal  –  hal lain

yang lebih bersifat pribadi.

 Fatigue Allowance adalah waktu longgar yang diberikan kepada tenaga kerja yang

dipakai sebagai waktu istirahat atau waktu untuk melepas lelah baik lelah secara mental

maupun secara fisik. Dan  Delay Allowance adalah waktu longgar yang diberikan pada

keterlambatan –  keterlambatan yang dapat dihindari maupun tidak dapat dihindari. Waktu

normal untuk suatu elemen operasi kerja menunjukan seorang operator bekerja

menyelesaikan pekerjaan dengan tempo yang normal, namun pada prakteknya kita

melihat bahwa tidak bisa diharapkan seorang operator bekerja secara terus  –  menerus.

(Wignjosoebroto, 1995)

2.8.4 Waktu Baku

Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja

yang normal dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang dikerjakan di dalam sistem kerja

terbaik pada saat itu.

.................................................(4)

Page 31: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 31/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 31

2015

Dimana :

Wn = Waktu normal

1 = Kelonggaran (allowance)

Kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada pekerja disini adalah untuk

menyelesaikan pekerjaan disamping waktu normal yang dibutuhkan pekerja tersebut..

(Sutalaksana, 1979)

2.8.5 Output Standar

Menurut Sritomo (2003) output standar adalah suatu standar jumlah produk jadi

yang dihasilkan dalam satuan waktu tertentu. Rumusya yaitu :

Output standar =WB

1.................................................(5)

Keterangan:

WB = Waktu Baku

Page 32: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 32/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 32

2015

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

Gambar 3.1 Metodologi Praktikum

MULAI

SELESAI

Membuat Bill of

Material

Method Desain

Membuat Assembly

Chart

Membuat Peta Tangan

Kanan dan Tangan Kiri

Penentuan Metode

Standar

Menentukan Waktu

Standar (Waktu Baku)

Membuat Precendence

Diagram

Part List

Tamiya

Daftar

Operasi

Page 33: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 33/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 33

2015

Pada Pratikum PTI modul 2 Perancangan Sistem Kerja ini, kami melakukan proses

 perakitan tamiya mini 4 WD dengan operasi-operasi yang telah ditentukan. Langkah-

langkah dan metodologi dalam praktikumnya adalah sebagai berikut:

  Membuat Bill of Material

Proses pembuatan Bill of Material ini digunakan untuk mengetahui dengan jelas

tentang jumlah tiap-tiap part, bentuk bagian-bagian part, jenis part-part, dan bahan

 baku yang digunakan untuk menghasilkan sebuah rakitan tamiya mini 4 WD

 berdasarkan part list tamiya yang ada.

  Membuat Metode Desain

Setelah pembuatan BOM, lanjut ke pembuatan metode desain perakitan tamiya

tersebut. Metode desain juga digunakan untuk pembuatan daftar operasi.

  Membuat Assembly Chart

Setelah pembuatan metode desain tamiya dilakukan, langkah yang dilakukan

adalah membuat assembly chart. Assembly chart  yang dibuat ini mencakup urutan

 proses perakitan tamiya mulai dari komponen (part) Tamiya, sub assembly,

hingga menjadi assembly tamiya.

  Membuat peta tangan kanan dan kiri

Peta tangan kanan dan kiri dibuat dengan memperhatikan waktu operasi dan

kegiatan operasi yang dilakukan dalam pembuatan tamiya 4 WD. Peta ini

menggambarkan semua gerakan yang lebih terperinci saat bekerja dan waktu

menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan

suatu pekerjaan sehingga dapat mengurangi gerakan-gerakan yang tidak perlu

yang nantinya akan diperoleh urutan yang terbaik.

 

Penentuan Metode Standar

Pada bagian ini, setelah pembuatan peta tangankanan dan tangan kiri, lalu

dianalisis langkah proses perakitan tersebut untuk mendapatkan metode standar.

  Menemukan waktu Standar

Dari analisis waktu dalam peta tangan kanan dan tangan kiri, didapat waktu siklus

operasi. Dari waktu siklus, kita dapat menentukan waktu standar pembuatan

tamiya 4WD. Penentuan waktu standar/baku dilakukan untuk mengetahui berapa

waktu kerja yang dibutuhkan oleh operator normal untuk merakit tamiya mini 4

Page 34: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 34/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 34

2015

WD yang sudah ditambahkan performance rating dan allowance saat ia

melakukan perakitan tamiya.

  Membuat Presendence Diagram

Setelah semua langkah dilakukan, kita dapat membuat  presedence diagram

berdasarkan waktu standar dan daftar operasi yang ada. Pembuatan diagram ini

untuk mengetahui aktivitas mana yang harus dilakukan terlebih dahulu. Dalam

suatu operasi, kita harus menyusun sebuah presedence diagram untuk mengetaui

 predesesor dari setiap operasi kerja yang dilakukan.

Page 35: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 35/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 35

2015

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1  Pengumpulan Data

4.1.1 Daftar Operasi Kerja

Tabel 4.1 Daftar Operasi Kerja

 No Kegiatan

1 Memasang Gear kecil pada Chasis

2 Memasang Gear besar pada Chasis Assy

3 Memasang roda kanan pada as roda4 Memasang roda kanan pada salah satu sisi as roda

5 Memasukkan as roda assy pada Chasis Assy

6 Memasukkan as roda assy pada Chasis bagian belakang

7 Memasukkan roda kiri pada Chasis assy bagian depan

8 Memasukkan roda kiri pada Chasis assy bagian belakang

9 Memasang Plat belakang kecil pada rumah dinamo

10 Memasang Plat belakang besar pada assy rumah dynamo

11 Memasang dynamo pada assy rumah dynamo

12 Memasang assy rumah dynamo pada Chasis assy

13 Memasang plat depan pada Chasis assy

14 Memasang Gardan pada Chasis assy

15 Memasang pengunci dynamo pada Chasis assy

16 Memasang tuas on off pada chasis assy

17 Memasang penutup plat depan pada Chasis assy

18 Memasang baut pada roller kanan tengan

19 Memasang assy roller kanan tengah ke Chasis assy

20 Memasang baut pada roller kiri tengah

21 Memasang assy roller kiri tengah ke Chasis assy

22 Memasang baut pada roller kanan depan

23 Memasang roller kanan depan assy ke Chasis assy

24 Memasang baut pada roller kiri tengah

25 Memasang roller kiri assy ke depan Chasis assy

26

Memasang sekrup bumper belakang kanan pada Chasis

assy

27 Memasang bumper belakang pada Chasis assy

28 Memasang sekrup bumper belakang kiri pada Chasis assy

29 Memasang sepasang baterai pada Chasis assy

30 Memasang penutup baterei pada Chasis assy

Page 36: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 36/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 36

2015

Lanjutan Tabel 4.1 Daftar Operasi Kerja

31 Memasang body pada chasis assy

32 Memasang pengunci body pada chasis assy

33 Melakukan inspeksi

4.1.2 Part List Tamiya

Tabel 4.2 Daftar Partlist Tamiya

No Nama Part Kode Gambar Jumlah

1 Chasis Ch 1

2 Body B 1

3 Pengunci Body PBd 1

4Bumper

BelakangBB 1

5 Sekrup S 1

Page 37: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 37/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 37

2015

Lanjutan Tabel 4.2 Daftar Partlist Tamiya 

6 Penutup Baterai PBt 2

7 Penutup Plat

DepanPPD 4

8 Plat Depan PD 4

9 Tuas On Off TO 1

10 Gear Kecil GK 1

11 Gardan Gd 1

12Pengunci

DinamoPDn 1

13 Gear Besar GB 2

14 Dinamo D 4

Page 38: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 38/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 38

2015

Lanjutan Tabel 4.2 Daftar Partlist Tamiya 

15 Gear Dinamo GD 1

16 Rumah Dinamo RD 1

17Plat Belakang

BesarPBB 1

18Plat Belakang

KecilPBK 1

19 As Roda AR 2

20Roda

(Ban+Velg)R 4

21 Baut Bt 4

22

Roller (Depan +

Tengah) RI 4

23 Baterai Bi 2

Page 39: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 39/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 39

2015

4.2  Pengolahan Data

4.2.1 Assembly Chart  

GK

CH

SA1

GB SA2

R

AR

R

AR

SSA2

SA3

SA4

R

R

SA5

SA6

PBK

RD

SSSSA

1

PBB SSSA1

D SSA3 SA7

SSA1

 

Gambar 4.1 Assembly Chart

Page 40: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 40/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 40

2015

PD SA8

GD SA9

PD

nSA10

TO SA11

PPd SA12

Bt

Rl

SSA4 SA13

Bt

Rl

SSA5 SA14

Bt

Rl

SSA6 SA15

 

Lanjutan Gambar 4.1 Assembly Chart

Page 41: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 41/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 41

2015

Bt

Rl

SSA7 SA16

S

BB

SSA8 SA17

S SA18

BT SA19

PBt SA20

B SA21

PBd SA22

Tamiya

4wd

 

Lanjutan Gambar 4.1 Assembly Chart

Page 42: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 42/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 42

2015

4.2.2 Bill of Material

Gambar 4.2 Bill of Material

Page 43: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 43/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 43

2015

4.2.3 Layout Meja Perakitan

Berikut merupakan layout  meja perakitan yang digunakan dalam proses perakitan

Tamiya 4WD PT. Kanishta Garjita : 

Gambar 4.3 Layout Meja Perakitan (software) 

Page 44: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 44/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 44

2015

Gambar 4.4 Layout Meja Perakitan (asli) 

Page 45: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 45/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 45

2015

4.2.4 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

 No Operasi

Tangan Kiri Tangan Kanan

Elemen

KerjaLambang

Gerakan

Awal

Gerakan

AkhirDurasi

Elemen

KerjaLambang

Gerakan

Awal

Gerakan

AkhirDurasi

1

Memasang

Gear kecil

 pada Chasis

MenjangkauChasis RE 00.01.47 00.01.93 00.00.46 AvoidableDelay AD 00.01.47 00.01.93 00.00.46

Memegang

Chasis AssyG 00.01.93 00.02.33 00.00.40

Menjangkau

Gear KecilRE 00.01.93 00.03.07 00.01.14

Membawa

Chasis AssyM 00.02.33 00.03.87 00.01.54

Memegang

Gear KecilG 00.03.07 00.03.17 00.00.10

Merakit A 00.03.87 000.04.60 00.00.73Membawa

Gear KecilM 00.03.17 00.03.87 00.00.70

Memegang

Chasis AssyH 00.04.60 00.04.67 00.00.07 Merakit A 00.03.87 00.04.60 00.00.73

Melepas RL 00.04.60 00.04.67 00.00.07

TOTAL AWAL 00.03.20 TOTAL AWAL 00.03.20

TOTAL AKHIR 00.03.20 TOTAL AKHIR 00.02.74

2

Memasang

Gear Besar

 pada Chasis

Assy

Memegang

Chasis AssyH 00.04.67 00.05.40 00.00.73

Menjangkau

Gear BesarRE 00.04.67 00.05.03 00.00.36

Membawa

Chasis AssyM 00.05.40 00.06.37 00.00.97

Memegang

Gear BesarG 00.05.03 00.05.37 00.00.34

Page 46: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 46/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 46

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

Merakit A 00.06.37 00.07.67 00.01.30Membawa

Gear BesarM 00.05.37 00.06.37 00.01.00

Memegang

Chasis AssyH 00.07.67 00.07.70 00.00.03 Merakit A 00.06.37 00.07.67 00.01.30

Melepas RL 00.07.67 00.07.70 00.00.03

TOTAL AWAL 00.03.03 TOTAL AWAL 00.03.03

TOTAL AKHIR 00.03.03 TOTAL AKHIR 00.03.03

3

Memasang

Roda Pada As

Roda

Memegang

Chasis AssyH 00.07.70 00.07.90 00.00.20

Menjangkau

As RodaRE 00.07.70 00.08.20 00.00.50

Meletakkan

Chasis AssyRL 00.07.90 00.08.33 00.00.43

Memegang

As RodaG 00.08.20 00.08.47 00.00.27

Menjangkau

rodaRE 00.08.33 00.08.83 00.00.50

Membawa

As RodaM 00.08.47 00.09.40 00.00.93

Memegang

RodaG 00.08.83 00.08.97 00.00.14 Merakit A 00.09.40 00.10.40 00.01.00

Membawa

RodaM 00.08.97 00.09.40 00.00.43

MembawaAs Roda

Assy

M 00.10.40 00.10.74 00.00.27

Merakit A 00.09.40 00.10.47 00.01.07 Melepas RL 00.10.74 00.10.80 00.00.06

Melepas RL 00.10.47 00.10.74 00.00.27

Page 47: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 47/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 47

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

Menjangkau

RodaRE 00.10.74 00.10.80 00.00.06

TOTAL AWAL 00.03.10 TOTAL AWAL 00.03.10

TOTAL AKHIR 00.03.10 TOTAL AKHIR 00.03.10

4

Memasang

Roda Pada

salah satu As

Roda

Menjangkau

RodaRE 00.10.80 00.11.20 00.00.40

Menjangkau

As RodaRE 00.10.80 00.11.13 00.00.33

Memegang

RodaG 00.11.20 00.11.53 00.00.33

Memegang

As RodaG 00.11.13 00.11.27 00.00.14

Membawa

RodaM 00.11.53 00.12.07 00.00.54

Membawa

As RodaM 00.11.27 00.12.07 00.00.80

Merakit A 00.12.07 00.13.77 00.01.70 Merakit A 00.12.07 00.13.70 00.01.63

Melepas RL 00.13.77 00.13.83 00.00.06

Membawa

As Roda

Assy

M 00.13.70 00.14.20 00.00.43

Avoidable

DelayAD 00.13.83 00.13.87 00.00.04 Melepas RL 00.14.20 00.14.27 00.00.07

MenjangkauChasis Assy

RE 00.13.87 00.14.27 00.00.40

TOTAL AWAL 00.03.47 TOTAL AWAL 00.03.47

TOTAL AKHIR 00.03.43 TOTAL AKHIR 00.03.47

Page 48: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 48/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 48

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

5

Memasukkan

as roda assy

 pada ChasisAssy

Menjangkau

Chasis AssyRE 00.14.27 00.14.53 00.00.26

Menjangkau

As Roda

Assy

RE 00.14.27 00.14.57 00.00.30

Memegang

Chasis AssyG 00.14.53 00.15.50 00.00.97

Memegang

As Roda

Assy

G 00.14.57 00.14.67 00.00.10

MembawaChasis Assy

M 00.15.50 00.16.10 00.00.60

Membawa

As Roda

Assy

M 00.14.67 00.15.27 00.00.60

Memegang

Chasis AssyH 00.16.10 00.15.27 00.00.17 Merakit A 00.15.27 00.19.90 00.04.63

Merakit A 00.15.27 00.19.90 00.03.63 Melepas RL 00.19.90 00.20.10 00.00.20

Memegang

Chasis AssyH 00.19.90 00.20.10 00.00.20

TOTAL AWAL 00.05.83 TOTAL AWAL 00.05.83

TOTAL AKHIR 00.05.83 TOTAL AKHIR 00.05.83

6

Memasukkan

as roda assy

 pada Chasis

 bagian

 belakang

Memegang

Chasis AssyH 00.20.10 00.21.10 00.01.00

MenjangkauAs Roda

Assy

RE 00.20.10 00.20.53 00.00.43

Merakit A 00.21.10 00.25.27 00.04.17

Memegang

As RodaAssy

G 00.20.53 00.20.70 00.00.17

Page 49: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 49/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 49

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

Memegang

Chasis AssyH 00.25.27 00.25.30 00.00.03

Membawa

As Roda

Assy

M 00.20.70 00.21.10 00.00.40

Merakit A 00.21.10 00.25.27 00.04.17

Melepas RL 00.25.27 00.25.30 00.00.03

TOTAL AWAL 00.05.20 TOTAL AWAL 00.05.20

TOTAL AKHIR 00.05.20 TOTAL AKHIR 00.05.20

7

Memasukkan

roda kiri pada

Chasis assy

 bagian depan

Memegang

Chasis AssyH 00.25.30 00.26.27 00.00.97

Menjangkau

RodaRE 00.25.30 00.25.63 00.00.33

Merakit A 00.26.27 00.27.93 00.01.66Memegang

RodaG 00.25.63 00.25.83 00.00.20

Memegang

Chasis AssyH 00.27.93 00.27.97 00.00.04

Membawa

RodaM 00.25.83 00.26.27 00.00.44

Merakit A 00.26.27 00.27.93 00.01.66

Melepas RL 00.27.93 00.27.97 00.00.04

TOTAL AWAL 00.02.67 TOTAL AWAL 00.02.67

Page 50: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 50/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 50

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

TOTAL AKHIR 00.02.67 TOTAL AKHIR 00.02.67

8

Memasukkan

roda kiri padaChasis assy

 bagian

 belakang

Memegang

Chasis AssyH 00.27.97 00.29.07 00.01.10

Menjangkau

RodaRE 00.27.97 00.28.40 00.00.43

Merakit A 00.29.07 00.30.50 00.01.43Memegang

RodaG 00.28.40 00.28.60 00.00.20

MembawaChasis Assy

M 00.30.50 00.30.53 00.00.03 MembawaRoda

M 00.28.60 00.29.07 00.00.47

Merakit A 00.29.07 00.30.50 00.01.43

Melepas RL 00.30.50 00.30.53 00.00.03

TOTAL AWAL 00.02.56 TOTAL AWAL 00.02.56

TOTAL AKHIR 00.02.56 TOTAL AKHIR 00.02.56

9

Memasang

Plat belakang

kecil pada

rumah

dinamo

Membawa

Chasis AssyM 00.30.53 00.31.23 00.00.70

MenjangkauRumah

dinamo

RE 00.30.53 00.31.13 00.00.60

MelepasChasis Assy

RL 00.31.23 00.31.37 00.00.14

Memegang

Rumah

Dinamo

G 00.31.13 00.31.33 00.00.20

Menjangkau

Plat

Belakang

RE 00.31.37 00.32.07 00.00.70

Membawa

Rumah

Dinamo

M 00.31.33 00.34.00 00.02.67

Page 51: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 51/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 51

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

Memegang

Plat

Belakang

G 00.32.07 00.32.50 00.00.43 Merakit A 00.34.10 00.37.33 00.03.23

Membawa

Plat

Belakang

M 00.32.50 00.34.10 00.01.60

Memegang

Plat

BelakangAssy

H 00.37.33 00.37.47 00.00.14

Merakit A 00.34.10 00.37.33 00.03.23

Melepas RL 00.37.33 00.37.47 00.00.14

TOTAL AWAL 00.06.94 TOTAL AWAL 00.06.94

TOTAL AKHIR 00.06.94 TOTAL AKHIR 00.06.94

10

Memasang

Plat belakang besar pada

assy rumah

dynamo

MenjangkauPlat

Belakang

RE 00.37.47 00.38.40 00.00.93

Memegang

Plat

Belakang

Assy

H 00.37.47 00.39.30 00.01.83

Memegang

Plat

Belakang

G 00.38.40 00.38.43 00.00.03 Merakit A 00.39.30 00.41.33 00.02.03

Membawa

Plat

Belakang

M 00.38.43 0039.30 00.00.87

Memegang

Plat

BelakangAssy

H 00.41.33 00.41.47 00.00.14

Merakit A 00.39.30 00.41.33 00.02.03

Page 52: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 52/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 52

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

Melepas RL 00.41.33 00.41.47 00.00.14

TOTAL AWAL 00.04.00 TOTAL AWAL 00.04.00

TOTAL AKHIR 00.04.00 TOTAL AKHIR 00.04.00

11

Memasangdynamo pada

assy rumah

dynamo

Menjangkau

DinamoRE 00.41.47 00.42.00 00.00.53

Memegang

Plat

Belakang

Assy

H 00.41.47 00.42.80 00.01.33

Memegang

DinamoG 00.42.00 00.42.17 00.00.17 Merakit A 00.42.80 00.44.90 00.02.10

Membawa

DinamoM 00.42.17 00.42.80 00.00.63

Membawa

assy rumah

dynamo

M 00.44.90 00.44.93 00.00.03

Merakit A 00.42.80 00.44.90 00.02.10

Melepas RL 00.44.90 00.44.93 00.00.03

TOTAL AWAL 00.03.46 TOTAL AWAL 00.03.46

TOTAL AKHIR 00.03.46 TOTAL AKHIR 00.03.46

Page 53: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 53/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 53

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

12

Memasang

assy rumah

dynamo pada

Chasis assy

Menjangkau

Chasis assyRE 00.44.93 00.45.27 00.00.34

Membawa

assy rumah

dynamo

H 00.44.93 00.46.43 00.01.50

Memegang

Chasis assyG 00.45.27 00.46.43 00.01.16

Merakit

assy rumah

dynamo

A 00.46.43 00.47.57 00.01.14

Merakit

assy rumah

dynamo

A 00.46.43 00.47.57 00.01.14 Melepas RL 00.47.57 00.47.60 00.00.03

Membawa

Chasis assyM 00.47.57 00.47.60 00.00.03

TOTAL AWAL 00.02.67 TOTAL AWAL 00.02.67

TOTAL AKHIR 00.02.67 TOTAL AKHIR 00.02.67

13

Memasang

 plat depan

 pada Chasis

assy

Membawa

Chasis assy M 00.47.60 00.49.60 00.02.00

Menjangkau

 plat depan RE 00.47.60 00.48.13 00.00.53

Merakit A 00.49.60 00.51.67 00.02.07Memegang plat depan

G 00.48.13 00.48.50 00.00.37

Membawa

Chasis assyM 00.51.67 00.51.70 00.00.03

Membawa

 plat depanM 00.48.50 00.49.60 00.01.10

Merakit A 00.49.60 00.51.67 00.02.07

Page 54: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 54/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 54

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

Melepas RL 00.51.67 00.51.70 00.00.03

TOTAL AWAL 00.04.10 TOTAL AWAL 00.04.10

TOTAL AKHIR 00.04.10 TOTAL AKHIR 00.04.10

14

Memasang

Gardan padaChasis assy

Membawa

Chasis assyM 00.51.70 00.53.57 00.01.87

Menjangkau

gardanRE 00.51.70 00.52.13 00.00.43

Merakit A 00.53.57 00.55.67 00.02.10Memegang

gardanG 00.52.13 00.52.43 00.00.30

Memegang

Chasis assyH 00.55.67 00.55.70 00.00.03

Membawa

gardanM 00.52.43 00.53.57 00.01.14

Merakit A 00.53.57 00.55.67 00.02.10

Melepas RL 00.55.67 00.55.70 00.00.03

TOTAL AWAL 00.04.00 TOTAL AWAL 00.04.00

TOTAL AKHIR 00.04.00 TOTAL AKHIR 00.04.00

Page 55: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 55/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 55

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

15

Memasang

 pengunci

dynamo pada

Chasis assy

Memegang

Chasis assyH 00.55.70 00.58.67 00.02.97

Menjangkau

 pengunci

dynamo

RE 00.55.70 00.56.27 00.00.57

Merakit A 00.58.67 01.01.74 00.43.07

Memegang

 pengunci

dynamo

G 00.56.27 00.56.43 00.00.16

MemegangChasis assy

RL 01.01.74 01.01.77 00.00.03

Membawa

 pengunci

dynamo

M 00.56.43 00.58.67 00.02.24

Merakit A 00.58.67 01.01.74 00.43.07

Melepas RL 01.01.74 01.01.77 00.00.03

TOTAL AWAL 00.46.07 TOTAL AWAL 00.46.07

TOTAL AKHIR 00.46.07 TOTAL AKHIR 00.46.07

16

Memasang

tuas on off

 pada chasis

assy

MemegangChasis assy

H 01.01.77 01.03.47 00.01.70Menjangkautuas on off

RE 01.01.77 01.02.30 00.00.53

Merakit A 01.03.47 01.05.40 00.01.93 Memegangtuas on off

G 01.02.30 01.02.70 00.00.40

MemegangChasis assy

H 01.05.40 01.05.43 00.00.03Membawatuas on off

M 01.02.70 01.03.47 00.00.77

Merakit A 01.03.47 01.05.40 00.01.93

Melepas RL 01.05.40 01.05.43 00.00.03

Page 56: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 56/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 56

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

TOTAL AWAL 00.03.66 TOTAL AWAL 00.03.66TOTAL AKHIR 00.03.66 TOTAL AKHIR 00.03.66

17

Memasang

 penutup plat

depan pada

Chasis assy

Memegang

Chasis assyH 01.05.43 01.09.10 00.03.67

Menjangkau penutup plat

depan

RE 01.05.43 01.05.80 00.00.37

Merakit A 01.09.10 01.11.63 00.02.53Memegang

 penutup plat

depan

G 01.05.80 01.06.03 00.00.23

Memegang

Chasis assyRL 01.11.63 01.11.67 00.00.04

Membawa

 penutup plat

depan

M 01.06.03 01.09.10 00.03.07

Merakit A 01.09.10 01.11.63 00.02.53

Melepas RL 01.11.63 01.11.67 00.00.04

TOTAL AWAL 00.06.24 TOTAL AWAL 00.06.24

TOTAL AKHIR 00.06.24 TOTAL AKHIR 00.06.24

Page 57: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 57/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 57

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

18

Memasang

 baut padaroller kanan

tengan

Memegang

Chasis assyH 01.11.67 01.13.53 00.01.86

Menjangkau

 bautRE 01.11.67 01.13.77 00.02.10

Melepaskan

Chasis assyRL 01.13.53 01.13.57 00.00.04

Memegang

 bautG 01.13.77 01.14.10 00.00.33

Menjangkau

roller kanantengah

RE 01.13.57 01.14.43 00.00.86Membawa

 baut M 01.14.10 01.16.27 00.02.17

Memegang

roller kanan

tengah

G 01.14.43 01.15.57 00.01.14 Merakit A 01.16.27 01.17.77 00.01.50

Membawa

roller kanan

tengah

M 01.15.57 01.16.27 00.00.70

Membawa

roller kanan

tengah assy

M 01.17.77 01.17.80 00.00.03

Merakit A 01.16.27 01.17.77 00.01.50

Melepas RL 01.17.77 01.17.80 00.00.03

TOTAL AWAL 00.06.13 TOTAL AWAL 00.06.13TOTAL AKHIR 00.06.13 TOTAL AKHIR 00.06.13

Page 58: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 58/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 58

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

19

Memasang

assy roller

kanan tengah

ke Chasisassy

Menjangkau

Chasis assyRE 01.17.80 01.22.13 00.04.33

Membawa

roller kanan

tengah assy

M 01.17.80 01.20.73 00.02.93

Merakit A 01.22.13 01.26.80 00.04.67

Melepas

roller kanan

tengah assy pada chasis

RL 01.20.73 01.20.77 00.00.04

Melepas RL 01.26.80 01.26.83 00.00.03Menjangkau

obengRE 01.20.77 01.20.97 00.00.20

Memegang

Chasis assyH 01.26.83 01.27.20 00.00.37

Memegang

obengG 01.20.97 01.21.13 00.00.16

Membawa

obengM 01.21.13 01.22.13 00.01.00

Merakit A 01.22.13 01.26.80 00.04.67

Melepas RL 01.26.80 01.26.83 00.00.03

Membawa

obengM 01.26.83 01.27.17 00.00.34

Melepaskan

obengRL 01.27.17 01.27.20 00.00.03

TOTAL AWAL 00.09.40 TOTAL AWAL 00.09.40

TOTAL AKHIR 00.09.40 TOTAL AKHIR 00.09.40

20

Memasang

 baut pada

roller kiri

tengah

MemegangChasis assy

H 01.27.20 01.27.53 00.00.33Menjangkau

 bautRE 01.27.20 01.27.93 00.00.73

Melepaskan

chasis assyRL 01.27.53 01.27.57 00.00.04

Memegang

 bautG 01.27.93 01.28.53 00.00.60

Page 59: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 59/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 59

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

Menjangkau

roller kiri

tengah

RE 01.27.57 01.29.03 00.01.46Membawa

 bautM 01.28.53 01.29.83 00.01.30

Memegang

roller kiri

tengah

G 01.29.03 01.29.17 00.00.14 Merakit A 01.29.83 01.31.63 00.01.80

Membawa

roller kiri

tengah

M 01.29.17 01.29.83 00.00.66

Membawa

roller assy

kiri tengah

M 01.31.63 01.31.67 00.00.04

Merakit A 01.29.83 01.31.63 00.00.18

Melepas RL 01.31.63 01.31.67 00.00.04

TOTAL AWAL 00.04.47 TOTAL AWAL 00.04.47

TOTAL AKHIR 00.04.47 TOTAL AKHIR 00.04.47

21

Memasang

assy roller

kiri tengah keChasis assy

Menjangkau

Chasis assyRE 01.31.67 01.35.30 00.03.63

Membawa

roller assy

kiri tengah

H 01.31.67 01.34.43 00.02.76

Merakit A 01.35.30 01.40.40 00.05.10

Melepas

roller assy

kiri tengah pada chasis

RL 01.34.43 01.34.47 00.00.04

Melepas RL 01.40.40 01.40.43 00.00.03Menjangkau

obengRE 01.34.47 01.34.73 00.00.26

Memegang

Chasis assyH 01.40.43 01.40.90 00.00.47

Memegang

obengG 01.34.73 01.34.90 00.00.17

Page 60: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 60/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 60

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

Membawa

obengM 01.34.90 01.35.30 00.00.40

Merakit A 01.35.30 01.40.40 00.05.10

Melepas RL 01.40.40 01.40.43 00.00.03

Membawa

obeng M 01.40.43 01.40.83 00.00.40Melepaskan

obengRL 01.40.83 01.40.90 00.00..07

TOTAL AWAL 00.09.23 TOTAL AWAL 00.09.23

TOTAL AKHIR 00.09.23 TOTAL AKHIR 00.09.23

22

Memasang baut pada

roller kanan

depan

Memegang

Chasis assyH 01.40.90 01.41.27 00.00.37

Menjangkau

 bautRE 01.40.90 01.41.87 00.00.97

Melepaskan

chasis assyRL 01.41.27 01.41.30 00.00.03

Memegang

 bautG 01.41.87 01.42.13 00.00.26

Menjangkau

roller kanan

depan

RE 01.41.30 01.42.37 00.01.07Membawa

 bautM 01.42.13 01.43.77 00.01.64

Memegangroller kanan

depan

G 01.42.37 01.42.60 00.00.23 Merakit A 01.43.77 01.44.47 00.00.70

Membawa

roller kanan

depan

M 01.42.60 01.43.77 00.01.17

Membawa

roller assy

kanandepan

M 01.44.47 01.44.50 00.00.03

Merakit A 01.43.77 01.44.47 00.00.70

Melepas RL 01.44.47 01.44.50 00.00.03

Page 61: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 61/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 61

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

TOTAL AWAL 00.03.60 TOTAL AWAL 00.03.60

TOTAL AKHIR 00.03.60 TOTAL AKHIR 00.03.60

23

Memasang

roller kanan

depan assy

ke Chasis

assy

Menjangkau

Chasis assyRE 01.44.50 01.49.80 00.05.30

Membawaroller assy

kanan

depan

M 01.44.50 01.45.70 00.01.20

Merakit A 01.49.80 01.57.23 00.07.43

Melepas

roller assy

kanan

depan pada

chasis

RL 01.45.70 01.48.80 00.03.10

Melepas RL 01.57.23 01.57.27 00.00.04Menjangkau

obengRE 01.48.80 01.49.17 00.00.37

Membawa

Chasis assyM 01.57.27 01.57.77 00.00.50

Memegang

obengG 01.49.17 01.49.20 00.00.03

Membawa

obengM 01.49.20 01.49.80 00.00.60

Merakit A 01.49.80 01.57.23 00.07.43Melepas RL 01.57.23 01.57.27 00.00.04

Membawa

obengM 01.57.27 01.57.67 00.00.40

Melepaskanobeng

RL 01.57.67 01.57.77 00.00.10

Page 62: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 62/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 62

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

TOTAL AWAL 00.13.27 TOTAL AWAL 00.13.27

TOTAL AKHIR 00.13.27 TOTAL AKHIR 00.13.27

24

Memasang

 baut pada

roller kiri

tengah

Memegang

Chasis assyH 01.57.77 01.57.90 00.00.13

Menjangkau

 bautRE 01.57.77 01.58.20 00.00.43

Melepaskan

chasis assy RL 01.57.90 01.58.20 00.00.30

Memegang

 baut G 01.58.20 01.59.33 00.01.13Menjangkau

roller kiritengah

RE 01.58.20 01.59.17 00.00.97Membawa

 bautM 01.59.33 02.00.27 00.40.94

Memegang

roller kiri

tengah

G 01.59.17 01.59.63 00.00.46 Merakit A 02.00.27 02.02.87 00.02.60

Membawa

roller kiri

tengah

M 01.59.63 02.00.27 00.40.64

Membawa

roller assy

kiri depan

M 02.02.87 02.02.90 00.00.03

Merakit A 02.00.27 02.02.87 00.02.60

Melepas RL 02.02.87 02.02.90 00.00.03

TOTAL AWAL 00.45.13 TOTAL AWAL 00.45.13TOTAL AKHIR 00.45.13 TOTAL AKHIR 00.45.13

Page 63: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 63/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 63

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

25

Memasang

roller kiri

assy ke depan

Chasis assy

Menjangkau

Chasis assyRE 02.02.90 02.07.83 00.04.93

Membawa

roller assy

kiri depan

M 02.02.90 02.03.23 00.00.33

Merakit A 02.07.83 02.12.63 00.04.80

Melepas

roller assy

kiri depan pada chasis

RL 02.03.23 02.07.07 00.03.84

Melepas RL 02.12.63 02.12.67 00.00.04Menjangkau

obengRE 02.07.07 02.07.33 00.00.26

Memegang

Chasis assyH 02.12.67 02.13.07 00.00.40

Memegang

obengG 02.07.33 02.07.43 00.00.10

Membawa

obengM 02.07.43 02.07.83 00.00.40

Merakit A 02.07.83 02.12.63 00.04.80

Melepas RL 02.12.63 02.12.67 00.00.04

Membawa

obengM 02.12.67 02.12.87 00.00.20

Melepaskan

obengRL 02.12.87 02.13.07 00.00.20

TOTAL AWAL 00.10.17 TOTAL AWAL 00.10.17

TOTAL AKHIR 00.10.17 TOTAL AKHIR 00.10.17

Page 64: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 64/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 64

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

26

Memasang

sekrup

 bumper

 belakang

kanan pada

Chasis assy

Menjangkau

Bumbper

Belakang

RE 02.13.07 02.14.17 00.01.10Menjangkau

sekrupRE 02.13.07 02.13.47 00.00.40

Memegang

 bumper

 belakang

G 02.14.17 02.14.53 00.00.36Memegang

sekrupG 02.13.47 02.14.13 00.00.66

Membawa

 bumper

 belakang

M 02.14.53 02.15.13 00.00.60Membawa

sekrupM 02.14.13 02.15.13 00.01.00

Merakit A 02.15.13 02.16.60 00.01.47 Merakit A 02.15.13 02.16.60 00.01.47

Melepas RL 02.16.60 02.16.67 00.00.07

Membawa

 bumper

 belakang ke

chasis assy

M 02.16.60 02.16.67 00.00.07

TOTAL AWAL 00.03.60 TOTAL AWAL 00.03.60

TOTAL AKHIR 00.03.60 TOTAL AKHIR 00.03.60

27

Memasang

 bumper

 belakang

 pada Chasis

assy

Menjangkau

Chasis assyRE 02.16.67 02.17.57 00.00.90

Membawa

 bumper

 belakang ke

chasis assy

M 02.16.67 02.17.57 00.00.90

Merakit A 02.17.57 02.19.60 00.02.03 Merakit A 02.17.57 02.19.60 00.02.03

Page 65: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 65/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 65

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

Melepas RL 02.19.60 02.19.63 00.00.03 Melepas RL 02.19.60 02.19.63 00.00.03

Memegang

Chasis assyH 02.19.63 02.20.53 00.00.90

Menjangkau

obengRE 02.19.63 02.19.93 00.00.30

Merakit A 02.20.53 02.26.97 00.06.44Memegang

obengG 02.19.93 02.20.10 00.00.17

Melepas RL 02.26.97 02.27.00 00.00.03 Membawaobeng

M 02.20.10 02.20.53 00.00.43

Memegang

Chasis assyH 02.27.00 02.27.33 00.00.33 Merakit A 02.20.53 02.26.97 00.06.44

Melepas RL 02.26.97 02.27.00 00.00.03

Membawa

obengM 02.27.00 02.27.17 00.00.17

Melepas

obengRL 02.27.17 02.27.33 00.00.16

TOTAL AWAL 00.10.66 TOTAL AWAL 00.10.66

TOTAL AKHIR 00.10.66 TOTAL AKHIR 00.10.66

28

Memasang

sekrup

 bumper

 belakang kiri

 pada Chasis

assy

Menjangkau

chasis assyRE 02.27.33 02.29.53 00.02.20

Menjangkau

sekrupRE 02.27.33 02.27.77 00.00.44

Merakit A 02.29.53 02.33.20 00.03.67 Memegangsekrup

G 02.27.77 02.28.47 00.00.70

Melepas RL 02.33.20 02.33.23 00.00.03Membawa

sekrupM 02.28.47 02.29.53 00.01.06

Memegang

Chasis assyH 02.33.23 02.34.33 00.01.10 Merakit A 02.29.53 02.33.20 00.03.67

Merakit A 02.34.33 02.40.70 00.06.37 Melepas RL 02.33.20 02.33.23 00.00.03

Page 66: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 66/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 66

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

Melepas RL 02.40.70 02.40.73 00.00.03Menjangkau

obengRE 02.33.23 02.33.53 00.00.30

Memegang

Chasis assyH 02.40.73 02.41.47 00.00.74

Memegang

obengG 02.33.53 02.33.70 00.00.17

Membawa

obengM 02.33.70 02.34.33 00.00.63

Merakit A 02.34.33 02.40.70 00.06.37

Melepas RL 02.40.70 02.40.73 00.00.03

Membawa

obengM 02.40.73 02.41.07 00.00.34

Melepas

obengRL 02.41.07 02.41.47 00.00.40

TOTAL AWAL 00.14.14 TOTAL AWAL 00.14.14

TOTAL AKHIR 00.14.14 TOTAL AKHIR 00.14.14

29

Memasangsepasang

 baterai pada

Chasis assy

Melepas

chasis assyRL 02.41.47 02.43.50 00.00.03

Menjangkau

 baterai 1RE 02.41.47 02.42.03 00.00.56

Menjangkau

chasis assy

RE 02.43.50 02.43.33 00.01.83Memegang

 baterai 1

G 02.42.03 02.42.67 00.00.64

Merakit

Baterai 1A 02.43.33 02.44.34 00.01.01

Membawa

 baterai 1M 02.42.67 02.43.33 00.00.66

Melepas RL 02.44.34 02.44.37 00.00.03Merakit

Baterai 1A 02.43.33 02.44.34 00.01.01

Memegang

Chasis assyH 02.44.37 02.45.40 00.01.03 Melepas RL 02.44.34 02.44.37 00.00.03

Page 67: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 67/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 67

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

Merakit

 baterai 2A 02.45.40 02.46.54 00.01.14

Menjangkau

 baterai 2RE 02.44.37 02.44.67 00.00.30

Memegang

Chasis assyH 02.46.54 02.46.57 00.00.03

Memegang

 baterai 2G 02.44.67 02.44.87 00.00.20

Membawa

 baterai 2M 02.44.87 02.45.40 00.00.53

Merakit

 baterai 2A 02.45.40 02.46.54 00.01.14

Melepas RL 02.46.54 02.46.57 00.00.03

TOTAL AWAL 00.05.10 TOTAL AWAL 00.05.10

TOTAL AKHIR 00.05.10 TOTAL AKHIR 00.05.10

30

Memasang

 penutup

 baterei pada

Chasis assy

MemegangChasis assy

H 02.46.57 02.48.00 00.01.43

Menjangkau

 penutup

 baterai

RE 02.46.57 02.46.97 00.00.40

Merakit

 penutup

 baterai pada

chasis assy

A 02.48.00 02.51.23 00.03.23Memegang penutup

 baterai

G 02.46.97 02.47.33 00.00.36

MemegangChasis assy

H 02.51.20 02.51.23 00.00.03

Membawa

 penutup

 baterai

M 02.47.33 02.48.00 00.00.67

Merakit

 penutup

 baterai pada

chasis assy

A 02.48.00 02.51.23 00.03.23

Page 68: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 68/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 68

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

Melepas RL 02.51.20 02.51.23 00.00.03

TOTAL AWAL 00.04.69 TOTAL AWAL 00.04.69

TOTAL AKHIR 00.04.69 TOTAL AKHIR 00.04.69

31Memasang body pada

chasis assy

Memegang

Chasis assyH 02.51.23 02.52.37 00.01.14

Menjangkau

 bodyRE 02.51.23 02.51.70 00.00.47

Merakit

 body pada

chasis assy

A 02.52.37 02.54.64 00.02.27Membawa

 bodyM 02.51.70 02.52.37 00.00.67

Memegang

Chasis assyH 02.54.64 02.54.67 00.00.03

Merakit

 body pada

chasis assy

A 02.52.37 02.54.64 00.02.27

Melepas RL 02.54.64 02.54.67 00.00.03

TOTAL AWAL 00.03.44 TOTAL AWAL 00.03.44

TOTAL AKHIR 00.03.44 TOTAL AKHIR 00.03.44

Page 69: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 69/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 69

2015

Lanjutan Tabel 4.3 Peta Kerja Tangan Kanan dan Tangan Kiri 

32

Memasang

 pengunci body pada

chasis assy

Memegang

Chasis assyH 02.54.67 02.56.37 00.01.70

Menjangkau

 pengunci

 body

RE 02.54.67 02.54.97 00.00.30

Merakit

 pengunci

 body

A 02.56.37 02.58.97 00.02.60

Memegang

 pengunci

 body

G 02.54.97 02.55.27 00.00.30

MemegangChasis assy

H 02.58.97 02.59.00 00.00.03

Membawa

 pengunci

 body

M 02.55.27 02.56.37 00.01.10

Merakit

 pengunci body

A 02.56.37 02.58.97 00.02.60

Melepas RL 02.58.97 02.59.00 00.00.03

TOTAL AWAL 00.04.33 TOTAL AWAL 00.04.33

TOTAL AKHIR 00.04.33 TOTAL AKHIR 00.04.33

33Melakukan

inspeksi

Memegang

Chasis assyH 02.59.00 02.59.77 00.00.77

Menjangkau

tuas on offRE 02.59.00 02.59.77 00.00.77

Memeriksa I 02.59.77 03.01.30 00.41.53 Memeriksa I 02.59.77 03.01.30 00.41.53

TOTAL AWAL 00.42.30 TOTAL AWAL 00.42.30

TOTAL AKHIR 00.42.30 TOTAL AKHIR 00.42.30

Page 70: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 70/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 70

2015

Tabel 4.4 Rekapitulasi Waktu Siklus

 No Operasi Kerja Waktu Siklus

1 Memasang Gear kecil pada Chasis 00.03.20

2 Memasang Gear besar pada Chasis Assy 00.03.03

3 Memasang roda kanan pada as roda 00.03.10

4 Memasang roda kanan pada salah satu sisi as roda 00.03.47

5 Memasukkan as roda assy pada Chasis Assy 00.05.83

6 Memasukkan as roda assy pada Chasis bagian belakang 00.05.20

7 Memasukkan roda kiri pada Chasis assy bagian depan 00.02.67

8 Memasukkan roda kiri pada Chasis assy bagian belakang 00.02.56

9 Memasang Plat belakang kecil pada rumah dinamo 00.06.94

10 Memasang Plat belakang besar pada assy rumah dynamo 00.04.00

11 Memasang dynamo pada assy rumah dynamo 00.03.46

12 Memasang assy rumah dynamo pada Chasis assy 00.02.67

13 Memasang plat depan pada Chasis assy 00.04.10

14 Memasang Gardan pada Chasis assy 00.04.00

15 Memasang pengunci dynamo pada Chasis assy 00.46.07

16 Memasang tuas on off pada chasis assy 00.03.66

17 Memasang penutup plat depan pada Chasis assy 00.06.24

18 Memasang baut pada roller kanan tengan 00.06.13

19 Memasang assy roller kanan tengah ke Chasis assy 00.09.4020 Memasang baut pada roller kiri tengah 00.04.47

21 Memasang assy roller kiri tengah ke Chasis assy 00.09.23

22 Memasang baut pada roller kanan depan 00.03.60

23 Memasang roller kanan depan assy ke Chasis assy 00.13.27

24 Memasang baut pada roller kiri tengah 00.45.13

25 Memasang roller kiri assy ke depan Chasis assy 00.10.17

26 Memasang sekrup bumper belakang kanan pada Chasis assy 00.03.60

27 Memasang bumper belakang pada Chasis assy 00.10.66

28 Memasang sekrup bumper belakang kiri pada Chasis assy 00.14.1429 Memasang sepasang baterai pada Chasis assy 00.05.10

30 Memasang penutup baterei pada Chasis assy 00.04.69

31 Memasang body pada chasis assy 00.03.44

32 Memasang pengunci body pada chasis assy 00.04.33

33 Melakukan inspeksi 00.42.30

Page 71: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 71/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 71

2015

4.2.5 Presentase Keseimbangan Gerak Perakitan

Tabel 4.5 Rekap Total Waktu Akhir

Total Waktu Akhir Kiri Total Waktu Akhir Kanan Total Waktu Akhir

02.99.82 02.99.40 05.99.22

  Presentase Keseimbangan Tangan Kiri

Total Waktu Akhir Kiri

Total Waktu Akhir× 100%

02.99.82

05.99.22× 100% = 50,035 % 

 

Presentase Keseimbangan Tangan Kanan

Total Waktu Akhir Kanan

Total Waktu Akhir× 100%

02.99.40

05.99.22× 100% = 49,965 % 

4.2.6 Presentase Efektif dan Inefektif Perakitan

Tabel 4.6 Rekap Jenis –  Jenis Gerakan Efektif dan Inefekif

 No Gerakan Efektif Gerakan Inefektif

1 Menjangkau (reach) Mencari (search)

2 Membawa (move) Memilih (select)

3 Melepas (release) Mengarahkan (position)

4 Memegang (Grasp) Memeriksa (inspect)

5Mengarahkan awal (Pre-

 position)Merencanakan (plan)

6 Memakai (use)Kelambatan yang tak terhindarkan (unavoidable

delay)

7 Merakit (assemble) Kelambatan yang terhindarkan (avoidable delay)

8Mengurai rakit

(disassemble)Memegang untuk memakai (hold)

9 -Istirahat untuk menghilangkan lelah (rest to

overcome fatigue)

Page 72: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 72/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 72

2015

Tabel 4.7 Rekap Total Waktu Inefektif dan Efektif Perakitan

TotalWaktu

Inefektif

Kiri

TotalWaktu

Efektif

Kiri

Total

WaktuInefektif

dan

Efektif

Kiri

TotalWaktu

Inefektif

Kanan

TotalWaktu

Efektif

Kanan

Total WaktuInefektif dan

Efektif

Kanan

TotalWaktu

Inefektif

dan

Efektif

00.67.77 02.32.09 02.99.86 00.45.29 02.54.57 02.99.86 05.99.72

  Presentase Efektif Tangan Kiri

Total Waktu Efektif Kiri

Total Waktu Inefektif dan Efektif Kiri× 100%

02.32.09

02.99.86× 100% = 77,40 % 

  Presentase Inefektif Tangan Kiri

Total Waktu Efektif Kiri

Total Waktu Inefektif dan Efektif Kiri× 100%

00.67.7702.99.86

× 100% = 22,60 % 

  Presentase Efektif Tangan Kanan

Total Waktu Efektif Kanan

Total Waktu Inefektif dan Efektif Kanan× 100%

02.54.57

02.99.86× 100% = 84,90 % 

  Presentase Inefektif Tangan Kanan

Total Waktu Efektif Kanan

Total Waktu Inefektif dan Efektif Kanan× 100% 

00.45.29

02.99.86× 100% = 15,10 % 

Page 73: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 73/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 73

2015

4.2.7 Penentuan Waktu Baku

4.2.7.1 Allowance

Tabel 4.8 Penentuan Allowance 

Faktor Contoh PekerjaanKelonggaran (%)

Pria Wanita

A. Tenaga yang dikeluarkan

1. Dapat diabaikan Bekerja dimeja, duduk 3 3

B. Sikap kerja

1. Duduk Bekerja duduk, ringan 0,5 0,5

C. Gerakan kerja

1. Normal Ayunan bebas 0 0

D. Kelelahan Mata

2. Pandangan yang hampir

terus menerusPekerjaan-pekerjaan yang teliti 7 7

E. Keadaan Temperature Tempat Kerja

4. Normal 22-28 3 3

F. Keadaan Atmosfer

1. BaikRuang yang berventilasi baik,

udara segar0 0

G. Keadaan Lingkungan Yang Baik

1.  Bersih, sehat, cerah dengan

kebisingan rendah0 0

A.  Kelonggaran Untuk

Kebutuhan Pribadi1,5 3,5

Jumlah 15 % 17 %

Page 74: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 74/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 74

2015

4.2.7.2 Penentuan Waktu Normal dan Waktu Baku

1. Memasang Gear kecil pada Chasis

  Waktu Siklus

3,20 detik

   Performance rating

- Subjektif

Tabel 4.9 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 1

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,13

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,13 = 1,13

- Objektif

Tabel 4.10 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 1

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantianH 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Page 75: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 75/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 75

2015

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,09 = 1,09

Performance rating = p1 x p2 = 1,13 x 1,09 = 1,23

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 3,20 x 1,23

= 3,94 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 3,94 x  %% − %

= 4,75 detik

2. Memasang Gear Besar pada Chasis Assy

  Waktu Siklus

3,03 detik

   Performance rating

- Subjektif

Tabel 4.11 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 2

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,13

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,13 = 1,13

Page 76: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 76/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 76

2015

Objektif

Tabel 4.12 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 2

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian

H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,09 = 1,09

Performance rating = p1 x p2 = 1,13 x 1,09 = 1,23

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 3,03 x 1,23

= 3,73 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 3,73 x %

% − %

= 4,50 detik

Page 77: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 77/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 77

2015

3. Memasang Roda Pada As Roda

 

Waktu Siklus3,10 detik

  Performance rating

- Subjektif

Tabel 4.13 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 3

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,13

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,13 = 1,13

- Objektif

Tabel 4.14 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 3

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal

dengan sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantianH 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,09= 1,09

Page 78: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 78/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 78

2015

Performance rating = p1 x p2 = 1,13 x 1,09 = 1,23

 

Waktu NormalWaktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 3,10 x 1,23

= 3,82 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 3,82 x %

% − %

= 4,60 detik

4. Memasang Roda Pada salah satu As Roda

  Waktu Siklus

3,47 detik

   Performance rating

- Subjektif

Tabel 4.15 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 4

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,13

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,13 = 1,13

Page 79: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 79/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 79

2015

Objektif

Tabel 4.16 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 4 

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,09 = 1,09

Performance rating = p1 x p2 = 1,13 x 1,09 = 1,23

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 3,47 x 1,23

= 4,27 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 4,27 x %

% − %

= 5,15 detik

Page 80: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 80/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 80

2015

5. Memasukkan as roda assy pada Chasis Assy

 

Waktu Siklus5,83 detik

   Performance rating

- Subjektif

Tabel 4.17 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 5 

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C1 0,06

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,16

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,16 = 1,16

- Objektif

Tabel 4.18 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 5 

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantian H 0%Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,09 = 1,09

Page 81: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 81/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 81

2015

Performance rating = p1 x p2 = 1,16 x 1,09 = 1,26

 

Waktu NormalWaktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 5,83 x 1,26

= 7,37 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 7,37 x %

% − %

= 8,88 detik

6. Memasukkan as roda assy pada Chasis bagian belakang

  Waktu Siklus

5,20 detik

   Performance rating

- Subjektif

Tabel 4.19 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 6 

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C1 0,06

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,16

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,16 = 1,16

Page 82: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 82/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 82

2015

Objektif

Tabel 4.20 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 6 

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,09 = 1,09

Performance rating = p1 x p2 = 1,16 x 1,09 = 1,26

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 5,20 x 1,26

= 6,57 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 6,57 x %

% − %

= 7,92 detik

Page 83: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 83/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 83

2015

7. Memasukkan roda kiri pada Chasis assy bagian depan

 

Waktu Siklus2,67 detik

   Performance rating

- Subjektif

Tabel 4.21 Pformance Rating  Subjektif Operasi Kerja 7 

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,13

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,13 = 1,13

- Objektif

Tabel 4.22 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 7 

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantian H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dapat ditangani dengan mudah N 0%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 8%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,08 = 1,08

Page 84: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 84/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 84

2015

Performance rating = p1 x p2 = 1,13 x 1,08 = 1,22

 

Waktu NormalWaktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 2,67 x 1,22

= 3,26 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 3,26 x %

% − %

= 3,93 detik

8. Memasukkan roda kiri pada Chasis assy bagian belakang

  Waktu Siklus

2,56 detik

   Performance rating

- Subjektif

Tabel 4.23 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 8 

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,13

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,13 = 1,13

Page 85: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 85/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 85

2015

Objektif

Tabel 4.24 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 8 

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantianH 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dapat ditangani dengan mudah N 0%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 8%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,08 = 1,08

Performance rating = p1 x p2 = 1,13 x 1,08 = 1,22

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 2,56 x 1,22

= 3,12 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 3,12 x %

% − %

= 3,76 detik

Page 86: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 86/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 86

2015

9. Memasang Plat belakang kecil pada rumah dinamo

 

Waktu Siklus6,94 detik

   Performance rating

- Subjektif

Tabel 4.25 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 9 

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C1 0,06

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,16

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,16 = 1,16

- Objektif

Tabel 4.26 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 9 

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tanganKeadaan tangan saling bantu atau

 bergantianH 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Page 87: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 87/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 87

2015

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,09 = 1,09

Performance rating = p1 x p2 = 1,16 x 1,09 = 1,26

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 6,94 x 1,26

= 8,77 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 8,77 x  %% − %

= 10,57 detik

10. Memasang Plat belakang besar pada assy rumah dynamo

  Waktu Siklus

4 detik

   Performance rating

- Subjektif

Tabel 4.27 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 10 

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C1 0,06

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,16

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,16 = 1,16

Page 88: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 88/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 88

2015

Objektif

Tabel 4.28 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 10 

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian

H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,09 = 1,09

Performance rating = p1 x p2 = 1,16 x 1,09 = 1,26

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 4,0 x 1,26

= 5,06 detik

 

Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 5,06 x %

% − %

= 6,09 detik

Page 89: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 89/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 89

2015

11. Memasang dynamo pada assy rumah dynamo

 

Waktu Siklus3,46 detik

   Performance rating

- Subjektif

Tabel 4.29 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 11 

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,13

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,13 = 1,13

- Objektif

Tabel 4.30 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 11

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian

H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dapat ditangani dengan mudah N 0%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 8%

Page 90: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 90/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 90

2015

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,08 = 1,08

Performance rating = p1 x p2 = 1,13 x 1,08 = 1,22

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 3,46 x 1,22

= 4,22 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x

%

% −

= 4,22 x %

% − %

= 5,09 detik

12. Memasang assy rumah dynamo pada Chasis assy

  Waktu Siklus

2,67 detik

  Performance Rating

- Subjektif

Tabel 4.31 Performance Rating Subjektif Operasi Kerja 12

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Excellent B1 0,11

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,21

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,21 = 1,21

Page 91: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 91/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 91

2015

Objektif

Tabel 4.32 Performance Rating Objektif Operasi Kerja 12

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantian H 0%Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,09 = 1,09

Performance rating = p1 x p2 = 1,21x 1,09 = 1,32

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 2,67 x 1,32

= 3,52 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x %

% −

= 3,52 x %

% − %

= 4,24 detik

Page 92: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 92/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 92

2015

13. Memasang plat depan pada Chasis assy

 

Waktu Siklus4,1 detik

   Performance Rating

- Subjektif

Tabel 4.33 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 13

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Excellent B1 0,11

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja Good C1 0,05

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,22

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,22 = 1,22

ObjektifTabel 4.34 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 13

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantianH 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dapat ditangani dengan mudah N 0%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 8%

Page 93: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 93/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 93

2015

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,08 = 1,08

Performance rating = p1 x p2 = 1,22x 1,08 = 1,32

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 4,1 x 1,32

= 5,4 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 5,4 x %

% − %

= 6,51 detik

14. Memasang Gardan pada Chasis assy

  Waktu Siklus

4 detik

   Performance Rating  

- Subjektif

Tabel 4.35 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 14

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Excellent B2 0,08

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja Good B 0,02

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,16

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,22 = 1,16

Page 94: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 94/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 94

2015

Objektif

Tabel 4.36 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 14

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantian H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dapat ditangani dengan mudah N 0%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 8%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,08 = 1,08

Performance rating = p1 x p2 = 1,16x 1,08 = 1,25

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 4 x 1,25

= 5,00 detik

 

Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 5,00 x %

% − %

= 6,04 detik

Page 95: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 95/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 95

2015

15. Memasang pengunci dynamo pada Chasis assy

 

Waktu Siklus46,07 detik

   Performance Rating

- Subjektif

Tabel 4.37 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 15

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C1 0,06

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja Good B 0,02

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,14

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,14 = 1,14

- Objektif

Tabel 4.38 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 15

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantian H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dapat ditangani dengan mudah N 0%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 8%

Page 96: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 96/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 96

2015

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,08 = 1,08

Performance rating = p1 x p2 = 1,14 x 1,08 = 1,23

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 46,07 x 1,23

= 56,7 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 56,7 x  %

% − %

= 68,34 detik

16. Memasang tuas on off pada chasis assy

  Waktu Siklus

3,66 detik

   Performance Rating

- Subjektif

Tabel 4.39 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 16

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Excellent B2 0,08

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,18

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,18 = 1,18

Page 97: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 97/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 97

2015

Objektif

Tabel 4.40 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 16

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantian H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dapat ditangani dengan mudah N 0%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 8%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,08 = 1,08

Performance rating = p1 x p2 = 1,18x 1,08 = 1,27

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 3,66 x 1,27

= 4,59 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 4,59 x %

% − %

= 5,5 detik

Page 98: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 98/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 98

2015

17. Memasang penutup plat depan pada Chasis assy

 

Waktu Siklus6,24 detik

   Performance Rating

- Subjektif

Tabel 4.41 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 17

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Excellent B2 0,08

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja Good C 0,02

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,16

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,18 = 1,16

ObjektifTabel 4.42 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 17

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tanganKeadaan tangan saling bantu atau

 bergantianH 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dapat ditangani dengan mudah N 0%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 8%

Page 99: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 99/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 99

2015

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,08 = 1,08

Performance rating = p1 x p2 = 1,18x 1,08 = 1,25

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 6,24 x 1,25

= 7,82 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 7,82 x  %

% − %

= 9,42 detik

18. Memasang baut pada roller kanan tengan

  Waktu Siklus

6,13 detik

   Performance Rating

- Subjektif

Tabel 4.43 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 18

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C1 0,06

2  Effort Excelllent B2 0,08

3 Kondisi Kerja Good C 0,02

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,17

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,17 = 1,17

Page 100: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 100/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 100

2015

Objektif

Tabel 4.44 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 18

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,09 = 1,09

Performance rating = p1 x p2 = 1,17 x 1,09 = 1,275

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 6,13 x 1,275

= 7,82 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 7,82 x %

% − %

= 9,42 detik

Page 101: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 101/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 101

2015

19. Memasang assy roller kanan tengah ke Chasis assy

 

Waktu Siklus9,4 detik

   Performance Rating

- Subjektif

Tabel 4.45 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 19

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C1 0,06

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja Good C 0,02

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,14

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,14 = 1,14

- Objektif

Tabel 4.46 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 19

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantianH 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,09 = 1,09

Page 102: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 102/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 102

2015

Performance rating = p1 x p2 = 1,14 x 1,09 = 1,24

 

Waktu NormalWaktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 9,4 x 1,24

= 11,68 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 11,68 x %

% − %

= 14,07 detik

20. Memasang baut pada roller kiri tengah

  Waktu Siklus

4,47 detik

   Performance Rating

- Subjektif

Tabel 4.47 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 20

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C1 0,06

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja Good C 0,02

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,14

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,14 = 1,14

Page 103: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 103/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 103

2015

Objektif

Tabel 4.48 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 20

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantian H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,09 = 1,09

Performance rating = p1 x p2 = 1,14 x 1,09 = 1,24

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 4,47 x 1,24

= 5,55 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x %

% −

= 5,55 x %

% − %

= 6,69 detik

Page 104: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 104/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 104

2015

21. Memasang assy roller kiri tengah ke Chasis assy

 

Waktu Siklus9,23 detik

   Performance Rating

- Subjektif

Tabel 4.49 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 21

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C1 0,06

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja Good C 0,02

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,14

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,14 = 1,14

ObjektifTabel 4.50 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 21

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tanganKeadaan tangan saling bantu atau

 bergantianH 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Page 105: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 105/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 105

2015

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,09 = 1,09

Performance rating = p1 x p2 = 1,14 x 1,09 = 1,24

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 9,23 x 1,24

= 11,47 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 11,47 x  %

% − %

= 13,8 detik

22 Memasang baut pada roller kanan depan

  Waktu Siklus

3,6 detik

   Performance Rating

- Subjektif

Tabel 4.51 Performance Rating  Subjektif Operasi Kerja 22

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Excellent B2 0,08

2  Effort Good C1 0,05

3 Kondisi Kerja Good C 0,02

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,16

Performance rating subjektif (p1) = 1 + 0,16 = 1,16

Page 106: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 106/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 106

2015

Objektif

Tabel 4.52 Performance Rating  Objektif Operasi Kerja 22

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantian H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Performance rating objektif (p2) = 1 + 0,09 = 1,09

Performance rating = p1 x p2 = 1,16 x 1,1 = 1,26

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 3,6 x 1,26

= 4,55 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 4,55 x %

% − %

= 5,48 detik

Page 107: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 107/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 107

2015

23. Memasang roller kanan depan assy ke Chasis assy

 

Waktu Siklus13,27 detik

   Performance Rating

-  Subjektif

Tabel 4.53 Performance Rating  Subjektif Operasi 23

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,06

2  Effort Excellent B1 0,10

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,21

Performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,21

-  Objektif

Tabel 4.54 Performance Rating  Objektif Operasi 23

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantian

H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Sehingga performance rating  objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09

Page 108: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 108/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 108

2015

P = p1 x p2 = 1,21 x 1,09 = 1,32

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 13,27 x 1,32

= 17,50 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 17,50 x %

% − %

= 21,09 detik

24. Memasang baut pada roller kiri tengah

  Waktu Siklus

45,13 detik

   Performance Rating

-  Subjektif

Tabel 4.55 Performance Rating  Subjektif Operasi 24

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Excellent B1 0,10

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,18

Performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Page 109: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 109/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 109

2015

Objektif

Tabel 4.56 Performance Rating  Objektif Operasi 24

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantian

H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Sehingga performance rating  objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09

P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 45,13 x 1,29

= 58,05 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 58,05 x %

% − %

= 69,94 detik

Page 110: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 110/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 110

2015

25. Memasang roller kiri assy ke depan Chasis assy

 

Waktu Siklus10,17 detik

   Performance Rating

-  Subjektif

Tabel 4.57 Performance Rating  Subjektif Operasi 25

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Excellent B1 0,103 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,18

Performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

-  Objektif

Tabel 4.58 Performance Rating  Objektif Operasi 25

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian

H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Page 111: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 111/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 111

2015

Sehingga performance rating  objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09

P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 10,17 x 1,29

= 13,08 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 13,08 x %

% − %

= 15,76 detik

26. Memasang sekrup bumper belakang kanan pada Chasis assy

  Waktu Siklus

3,6 detik

   Performance Rating

Subjektif

Tabel 4.59 Performance Rating  Subjektif Operasi 26

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Excellent B1 0,08

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,16

Performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,16

Page 112: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 112/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 112

2015

Objektif

Tabel 4.60 Performance Rating  Objektif Operasi 26

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Sehingga performance rating  objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09

P = p1 x p2 = 1,16 x 1,09 = 1,26

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 3,6 x 1,26

= 4,55 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x %

% −

= 4,55 x %

% − %

= 5,48 detik

Page 113: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 113/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 113

2015

27. Memasang bumper belakang pada Chasis assy

 

Waktu Siklus10,66 detik

   Performance Rating

-  Subjektif

Tabel 4.61 Performance Rating  Subjektif Operasi 27

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Excellent B1 0,103 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,16

Performance rating subjektif p1 = 1 + 0,16 = 1,16

-  Objektif

Tabel 4.62 Performance Rating  Objektif Operasi 27

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Sehingga performance rating  objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09

Page 114: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 114/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 114

2015

P = p1 x p2 = 1,16 x 1,09 = 1,26

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 10,66 x 1,26

= 13,48 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 13,48 x %

% − %

= 16,24 detik

28. Memasang sekrup bumper belakang kiri pada Chasis assy

  Waktu Siklus

14,14 detik

   Performance Rating

-  Subjektif

Tabel 4.63 Performance Rating  Subjektif Operasi 28

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Excellent B2 0,08

2  Effort Excellent B1 0,10

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,21

Performance rating subjektif p1 = 1 + 0,21 = 1,21

Page 115: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 115/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 115

2015

Objektif

Tabel 4.64 Performance Rating  Objektif Operasi 28

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantian H 0%Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Sehingga performance rating  objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09

P = p1 x p2 = 1,21x 1,09 = 1,32

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 14,14 x 1,32

= 18,65 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x

%

% −

= 18,65 x %

% − %

= 22,47 detik

Page 116: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 116/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 116

2015

29. Memasang sepasang baterai pada Chasis assy

 

Waktu Siklus5,1 detik

   Performance Rating

Subjektif

Tabel 4.65 Performance Rating  Subjektif Operasi 29

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Excellent B1 0,10

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,18

Performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Page 117: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 117/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 117

2015

Objektif

Tabel 4.66 Performance Rating  Objektif Operasi 29

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantian H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Sehingga performance rating  objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 5,1 x 1,29

= 6,56 detik

 

Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 6,56 x %

% − %

= 7,9 detik

Page 118: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 118/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 118

2015

30. Memasang penutup baterei pada Chasis assy

 

Waktu Siklus4,69 detik

   Performance Rating

-  Subjektif

Tabel 4.67 Performance Rating  Subjektif Operasi 30

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Excellent B1 0,103 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,18

Performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

-  Objektif

Tabel 4.68 Performance Rating  Objektif Operasi 30

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tanganKeadaan tangan saling bantu atau

 bergantianH 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Page 119: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 119/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 119

2015

Sehingga performance rating  objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09

P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 4,69 x 1,29

= 6,03 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 6,03 x %

% − %

= 7,27 detik

31. Memasang body pada chasis assy

  Waktu Siklus

3,44 detik

   Performance Rating

-  Subjektif

Tabel 4.69 Performance Rating  Subjektif Operasi 31

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Excellent B1 0,10

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,18

Performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Page 120: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 120/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 120

2015

Objektif

Tabel 4.70 Performance Rating  Objektif Operasi 31

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian

H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Sehingga performance rating  objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09

P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 3,44 x 1,29

= 4,42 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 4,425 x %

% − %

= 5,33 detik

Page 121: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 121/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 121

2015

32. Memasang pengunci body pada chasis assy

 

Waktu Siklus4,33 detik

   Performance Rating

-  Subjektif

Tabel 4.71 Performance Rating  Subjektif Operasi 32

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Excellent B1 0,103 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,18

Performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

-  Objektif

Tabel 4.72 Performance Rating  Objektif Operasi 32

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian

H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dengan sedikit kontrol O 1%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 9%

Page 122: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 122/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 122

2015

Sehingga performance rating  objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09

P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 4,33 x 1,29

= 5,57 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x%

% −

= 5,57 x %

% − %

= 6,71 detik

33. Melakukan inspeksi

  Waktu Siklus

42,3 detik

   Performance Rating

-  Subjektif

Tabel 4.73 Performance Rating  Subjektif Operasi 33

 No. Faktor Kelas Lambang

1 Skill Good C2 0,03

2  Effort Excellent B1 0,10

3 Kondisi Kerja  Excellent B 0,04

4 Konsistensi Good C 0,01

Total 0,18

Performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Page 123: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 123/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 123

2015

Objektif

Tabel 4.74 Performance Rating  Objektif Operasi 33

Keadaan Lambang Penyesuaian

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

dan jariC 2%

Pedal kaki

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan

sumbu dibawah kakiF 0%

Penggunaan tangan

Keadaan tangan saling bantu atau

 bergantian H 0%

Koordinasi mata dengan tangan

Konstan dan dekat K 4%

Peralatan

Dapat ditangani dengan mudah N 0%

Berat beban (kg)

0,45 B1 2%

Jumlah 8%

Sehingga performance rating  objektif p2 = 1 + 0,08 = 1,08

P = p1 x p2 = 1,18 x 1,08 = 1,27

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 42,3 x 1,27

= 53,91 detik

  Waktu Baku

Wb = Wn x %% −

= 53,91 x %

% − %

= 64,95 detik

Page 124: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 124/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 124

2015

4.2.8 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Waktu Operasi Kerja Perakitan Tamiya

Tabel 4.75 Rekapitulasi Waktu Proses Perakitan

 No Operasi Kerja

Performance

Rating

Subjective

Perfomance

Rating

Objective

Performan

ce Rating

Allow

ance

Waktu

Siklus

(detik)

Waktu

 Normal

(detik)

Waktu

Baku

(detik)

1Memasang Gear kecil

 pada Chasis 1,13 1,09 1,23 17% 3,20 3,94 4,75

2Memasang Gear besar pada

Chasis Assy1,13 1,09 1,23 17% 3,03 3,73 4,50

3Memasang roda kanan pada

as roda1,13 1,09 1,23 17% 3,10 3,82 4,60

4Memasang roda kanan pada

salah satu sisi as roda1,13 1,09 1,23 17% 3,47 4,27 5,15

5Memasukkan as roda assy

 pada Chasis Assy1,16 1,09 1,26 17% 5,83 7,37 8,88

6Memasukkan as roda assy

 pada Chasis bagian belakang1,16 1,09 1,26 17% 5,20 6,57 7,92

7Memasukkan roda kiri pada

Chasis assy bagian depan1,13 1,08 1,22 17% 2,67 3,26 3,93

8Memasukkan roda kiri pada

Chasis assy bagian belakang1,13 1,08 1,22 17% 2,56 3,12 3,76

9Memasang Plat belakang

kecil pada rumah dinamo1,16 1,09 1,26 17% 6,94 8,77 10,57

10

Memasang Plat belakang

 besar pada assy rumah

dynamo

1,16 1,09 1,26 17% 4,00 5,06 6,09

Page 125: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 125/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 125

2015

Lanjutan Tabel 4.75 Rekapitulasi Waktu Proses Perakitan

11Memasang dynamo pada

assy rumah dynamo1,13 1,08 1,22 17% 3,46 4,22 5,09

12Memasang assy rumah

dynamo pada Chasis assy1,21 1,09 1,32 17% 2,67 3,52 4,24

13Memasang plat depan pada

Chasis assy1,22 1,08 1,32 17% 4,10 5,40 6,51

14Memasang Gardan pada

Chasis assy1,16 1,08 1,25 17% 4,00 5,01 6,04

15Memasang pengunci dynamo

 pada Chasis assy1,14 1,08 1,23 17% 46,07 56,72 68,34

16Memasang tuas on off pada

chasis assy1,18 1,08 1,27 17% 3,60 4,59 5,53

17Memasang penutup plat

depan pada Chasis assy1,16 1,08 1,25 17% 6,24 7,82 9,42

18Memasang baut pada roller

kanan tengan1,17 1,09 1,28 17% 6,13 7,82 9,42

19Memasang assy roller kanan

tengah ke Chasis assy1,14 1,09 1,24 17% 9,40 11,68 14,07

20Memasang baut pada roller

kiri tengah1,14 1,09 1,24 17% 4,47 5,55 6,69

21 Memasang assy roller kiritengah ke Chasis assy

1,14 1,09 1,24 17% 9,23 11,47 13,82

22Memasang baut pada roller

kanan depan1,16 1,09 1,26 17% 3,60 4,55 5,48

23Memasang roller kanan

depan assy ke Chasis assy1,21 1,09 1,32 17% 13,27 17,50 21,09

Page 126: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 126/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik IndustriUniversitas Diponegoro 126

2015

Lanjutan Tabel 4.75 Rekapitulasi Waktu Proses Perakitan

24Memasang baut pada roller

kiri tengah1,18 1,09 1,29 17% 45,13 58,05 69,94

25Memasang roller kiri assy ke

depan Chasis assy1,18 1,09 1,29 17% 10,17 13,08 15,76

26

Memasang sekrup bumper

 belakang kanan pada Chasisassy

1,16 1,09 1,26 17% 3,60 4,55 5,48

27Memasang bumper

 belakang pada Chasis assy1,16 1,09 1,26 17% 10,66 13,48 16,24

28

Memasang sekrup bumper

 belakang kiri pada Chasis

assy

1,21 1,09 1,32 17% 14,14 18,65 22,47

29Memasang sepasang baterai

 pada Chasis assy1,18 1,09 1,29 17% 5,10 6,56 7,90

30Memasang penutup baterei

 pada Chasis assy1,18 1,09 1,29 17% 4,69 6,03 7,27

31Memasang body pada chasis

assy1,18 1,09 1,29 17% 3,44 4,42 5,33

32Memasang pengunci body

 pada chasis assy1,18 1,09 1,29 17% 4,33 5,57 6,71

33 Melakukan inspeksi 1,18 1,08 1,27 17% 42,30 53,91 64,95

Page 127: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 127/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 127

2015

4.3  Presedence Diagram 

Tabel 4.75 Predecessor Presedence Diagram

 No Kegiatan Predecessor

1 Memasang Gear kecil pada Chasis -

2 Memasang Gear besar pada Chasis Assy -

3 Memasang roda kanan dengan as roda  depan  -

4 Memesanag roda kanan pada as roda belakang -

5 Memsukkan as roda assy pada chasis bagian depan 1,3

6Memasukkan as roda assy pada Chasis bagian

 belakang2,4

7 Memasukkan roda kiri pada Chasis assy bagiandepan 3,5 

8Memasukkan roda kiri pada Chasis assy bagian

 belakang4,6 

9 Memasang Plat belakang kecil pada rumah dinamo -

10Memasang Plat belakang besar pada rumah

dynamo  assy-

11 Memasang dynamo pada rumah dynamo assy  9,10

12 Memasang rumah dynamo assy pada Chasis assy 11

13 Memasang plat depan pada Chasis assy -

14 Memasang Gardan pada Chasis assy -

15 Memasang pengunci dynamo pada Chasis assy 12

16 Memasang tuas on off pada chasis assy -

17 Memasang penutup plat depan pada Chasis assy 13

18 Memasang baut pada roller kanan tengah -

19 Memasang assy roller kanan tengah ke Chasis assy 18

20 Memasang baut pada roller kiri tengah -

21 Memasang assy roller kiri tengah ke Chasis assy 20

22 Memasang baut pada roller kanan depan -23 Memasang roller kanan depan assy ke Chasis assy 22

24 Memasang baut pada roller kiri tengah -

25 Memasang roller kiri assy ke depan Chasis assy 24

26Memasang sekrup bumper belakang kanan pada

Chasis assy -

27 Memasang bumper belakang padaChasis assy 26

28Memasang sekrup bumper belakang kiri pada

Chasis assy27

29 Memasang sepasang baterai pada Chasis assy 12, 13,15

Page 128: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 128/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 128

2015

Lanjutan Tabel 4.75 Predecessor Presedence Diagram 

30 Memasang penutup baterei pada Chasis assy 2931 Memasang body pada chasis assy

7,8,12,17,19,21,23,25,28,3

0

32 Memasang pengunci body pada chasis assy 31

33 Melakukan inspeksi 32

3

4

9

10

13

18

20

22

24

26

5

6

11

17

19

21

23

25

27 28

30

8

3231

29

15

7

12

33

4,62 detik

5,18 detik

10,61 detik

0,61 detik

4,62 detik

4,62 detik

4,62 detik

4,62 detik

4,62 detik

4,62 detik

8,84 detik

7,89 detik

5,16 detik

3,99 detik

3,82 detik

15,9 detik

16,38 detik

7,92 detik

22,67 detik

7,33 detik

5,33 detik 6,70 detik

3,53 detik

9,45 detik

14,07 detik

13,82 detik

21,28 detik

4,24 detik 68,34 detik

1

2

4,73 detik

4,49 detik

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

 

Gambar 4.5 Presedence Diagram

Page 129: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 129/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 129

2015

BAB V

ANALISIS DAN SARAN PERBAIKAN

5.1 Analisis Operasi Kerja

Operasi kerja merupakan urutan proses kerja tiap komponen dari awal hinggi

 produk selesai dirakit. Dengan menggunakan operasi kerja ini, maka dapat diketahui

urutan yang pasti dari tiap –  tiap operasi kerja dari awal hingga akhir. Penyusunan operasi

kerja pada praktikum ini didasarkan pada kenyamanan operator. Sehingga akan

memudahkan operator dalam proses perakitan. Pada perakitan Tamiya 4WD PT. Kanishta

Garjita ini terdapat 33 operasi kerja untuk menyelesaikan satu unit Tamiya 4WD. Diawali

dengan memasang gear kecil pada chasis hingga memasang pengunci body ke chasis assy.

Dari proses perakitan ini didapatkan waktu siklus tiap operasi kerja yang

dilakukan. Waktu siklur terlama dalam proses perakitan Tamiya 4WD adalah pada

operasi ke 15 yaitu pemasangan pengunci dynamo pada chasis assy dengan catatan

waktu sebesar 46.07 detik. Sedangkan waktu siklus tercepat terjadi pada operasi ke 8

yaitu pemasangan roda kiri pada chasis assy bagian belakang dengan catatan waktu

sebesar 02.56 detik.

5.2 Analisis Assembly Chart  

 Assembly chart  merupakan diagram yang menunjukkan hubungan benda-benda

yang dirangkai, menyatukan elemen-elemen ( part-part ) hingga menjadi produk akhir.

Dalam assembly chart   perakitan Tamiya 4WD, setiap komponen ditulis didalam

lingkaran dengan diameter 6 mm, sementara untuk  sub assembly maupun  sub-sub-sub 

assembly ditulis di dalam lingkaran dengan diameter 9 mm, produk akhir (Tamiya 4WD)

ditulis di dalam lingkaran 12 mm.

 Assembly chart   dimulai dengan memasang gear kecil pada chasis, karena

 perakitan ini dilakukan langsung menuju chasis, maka hanya hubunngkan oleh satu garis

saja dan kemudian disebut sebagai  sub assembly. Hal ini berlaku pula pada komponen

lainnya yang hanya dihubungkan langsung dengan bagian chasis assy tanpa perlu

dilakukan perakitan sub-sub-sub assembly. Lain halnya dengan peraktian dynamo yang

dimulai dengan memasang plat belakang kecil ke rumah dynamo ( sub-sub-sub-sub

Page 130: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 130/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 130

2015

assembly) lalu memasang plat belakang besar menuju rumah dynamo assy ( sub-sub-sub

assembl ). Pemasangan dynamo dilakukan kepada rumah dynamo assy setelah

 pemasangan blat belakang besar dilakukan sehingga menjadi ( sub-sub assembly) hingga

 pada akhirnya rumah dynamo dipasangkan kepada chasis assy sehingga membentuk sub

assembly.

Jika penggabungan keseluruhan  sub assembly  menjadi satu produk yang

diinginkan telah terpenuhi, maka hal ini disebut assembly, yang pada kasus ini merupakan

Tamiya 4WD.

5.3 Analisis Bill of Material  

 Bill of Material   merupakan daftar seluruh material, komponan, dan  sub

assemblies yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk atau parent assembly.

 Bill of Material  juga didefinisikan sebagai cara komponen-komponen ini tergabung ke

dalam sebuah produk utuh selama proses manufaktur. Dalam pembuatan Bill of Material  

Tamiya 4 WD yang kami lakukan, kami membagi 4 level pada  Bill of Material   yang

dijelaskan sebagai berikut:

 

Level 0 : Merupakan assembly produk Tamiya 4 WD sebagai produk akhir

  Level 1 : Terdiri dari sub-sub assembly seperti:

-  Body sebanyak 1 buah

-  Pengunci Body sebanyak 1 buah

Chassis Assy sebanyak 1 buah

-  Pengunci Baterai sebanyak 1 buah

  Level 2 : Terdiri dari sub-sub-sub assembly seperti:

As Roda Assy sebanyak 2 buah-  Gear Kecil sebanyak 1 buah

-  Dynamo Assy sebanyak 1 buah

-  Pengunci Dinamo sebanyak 1 buah

-  Plat Depan sebanyak 1 buah

Tuas On Off sebanyak 1 buah

-  Gardan sebanyak 1 buah

Penutup Plat Depan sebanyak 1 buah

Page 131: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 131/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 131

2015

Roller Assy sebanyak 4 buah

-  Chasis sebanyak 1 buah

-  Bumper Belakang Assy sebanyak 1 buah

  Level 3 : Terdiri dari sub-sub-sub-sub assembly seperti:

-  Roda sebanyak 4 buah

-  As Roda sebanyak 2 buah

-  Plat Belakang Kecil sebanyak 1 buah

-  Plat Belakang Besar sebanyak 1 buah

Rumah Dinamo sebanyak 1 buah

-  Dinamo sebanyak 1 buah

-  Gear sebanyak 1 buah

Roller sebanyak 4 buah

-  Baut sebanyak 4 buah

-  Bumper sebanyak 1 buah

-  Sekrup sebanyak 2 buah

5.4 Analisis Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Peta tangan kanan dan tangan kiri (PTKTK) merupakan peta kerja setempat yang

 bermanfaat untuk menganlisis gerakan tangan kanan dan tangan kiri dalam melakukan

operasi pekerjaan yang bersifta manual. Hal ini dilakukan untuk mengefisienkan gerakan

antara tangan kanan dan kiri agar terjadi singkronisasi gerakan kedua tangan. Pada

akhirnya, PTKTK akan menjadi acuan penetapan waktu siklus.

Dalam perakitan Tamiya 4WD, PT. Kanishta Garjita menggunakan PTKTK

dengan gerakan elemen Therblig sebanyak 7 elemen yang terdiri dari:

1.  Elemen Menjangkau (RE)

Merupakan elemen gerakan yang bertujuan untuk meraih suatu

komponen, contohnya pada pengambilan gear kecil sebelum dirakit pada chasis.

2.  Elemen Memegang (G)

Merupakan elemen gerakan dimana operator meyentuh komponen untuk

diambil, contohnya setelah operator menjangkau gear kecil, maka operator

memegang gear kecil tersebut.

Page 132: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 132/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 132

2015

3. 

Elemen Memegang untuk memakai (H)

Merupakan elemen gerakan dimana operator memegang komponen untuk

digunakan sebagai media tempat assembly  berlangsung, contohnya ketika

operator menjangkau, dan memegang chasis. Maka chasis di hold   untuk

memasukkan part lainnya kedalam chasis.

4.  Elemen Membawa (M)

Merupakan gerakan ketika operator membawa komponen hingga

komponen tersebut berhenti, contohnya adalah ketika gear kecil dipegang, maka

gear tersebut dibawa menuju chasis untuk dirakit

5. 

Elemen Merakit (A)

Merupakan elemen yang dilakukan untuk memproses pekerjaan sehingga

komponen-komponen dapat menjadi  sub assembly  hingga selesai proses.

Contohnya ialah pada pemasangan gear kecil ke chasis yang akan membentuk

chasis assy.

6.  Elemen Melepas (RL)

Merupakan elemen gerakan yang dilakukan untuk melepas komponen

yang dibawa sebelumnya. Contohnya ialah pada akhir pemasangan roda belakang

kanan pada chasis assy, chasis assy diletakkan agar tangan kiri dapat melakukan

operasi lainnya yaitu pemasangan plat kecil dynamo kepada rumah dynamo.

7.   Avoidable delay (AD)

Merupakan elemen yang menujukkan adanya keterlambatan waktu dalam

 proses kerja yang dapat dihindari ketika operator melakukan suatu proses operasi

kerja, contohnya ialah pada pemasangan roda kepada as roda, dimana operator

hanya diam atau lupa bahwa tangan kiri seharusnya langsung merakit komponen

 bersama dengan tangan kanan.

8.  Inspeksi (I)

Merupakan elemen yang dilakukan untuk melihat hasil perakitan ketika

 perakitan dalam proses maupun ketika perakitan sudah selesai, contohnya ialah

menyalakan Tamiya 4WD sebagai inspeksi akhir.

Dari peta tangan kanan tangan kiri tersebut dapat iketahui persentase keseimbangan

tangan kanan dan tangan kiri. Pada praktikum ini didapatkan persentase keseimbangan

Page 133: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 133/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 133

2015

tangan kanan sebesar 49,965% dan tangan kiri sebesar 50,035%. Hal ini disebabkan

karena tangan kiri lebih lama melakukan tiap elemen gerakan daripada tangan kanan.

Sehingga hal tersebut berpengaruh pada durasi total akhir yang merupakan dasar

 perhitungan dari persentase keseimbangan gerakan. Selain itu juga dapat diketahui

gerakan inefektif dan efektif dari masing –  masing elemen gerakan yang dilakukan. Pada

 praktikum ini gerakan inefektif yang dilakukan operator adalah berupa gerakan

memegang untuk memakai (hold) dan avoidable delay. Gerakan memegang (hold)

tersebut tidak dapat dihindarkan, karena merupakan gerakan yang mendukung operator

untuk melakukan gerakan berikutnya. Sedangkan gerakan avoidable delay yang

dilakukan operator ini berupa kegiatan memikir. Tetapi kegiatan tersebut tidak banyak

dilakukan oleh operator. Dari perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan persentase

gerakan inefektif kiri sebesar 22,60 %, gerakan efektif kiri sebesar 77,40 %, gerakan

inefektif kanan sebesar 15,10%, dan gerakan efektif kanan sebesar 84,90 %. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa lebih efektif tangan kanan untuk melakukan gerakan.

Tabel 5.1 Rekomendasi Perbaikan

5.5 Analisis Layout  Area Kerja/Meja Perakitan

 Layout area kerja merupakan tata letak area kerja yang terdapat bermacam

komponen dan tools untuk menunjang pekerjaan. Perancangan layout  harus melihat pada

gerakan operator dalam melaksanakan pekerjaan kedua tangan yang digunakan untuk

merakit dapat melakukan gerakan secara seimbang dan leluasa untuk menghindari

gerakan lainnya yang tidak diperlukan.

 Layout area kerja perakitan pada PT. Kanishta Garjita dalam merakit Tamiya

4WD adalah sebagai berikut:

 No Operasi Penyebab Rekomendasi

1Operasi 1,

Memasang gear

kecil pada Chasis

Keterlambatan operator dalammemulai pengerjaan sedangkan

video telah direkam

Sebaiknya operator lebih telitidalam melihat aba-aba yang

disebutkan oleh pengambil video

2

Operasi 4,

Memasang roda

 pada salah satu as

roda

Operator tidak memperhatikan

 pergerakan tangan kiri,

cenderung fokus ke tangan kanan

Sebaiknya operator lebih

menyeimbangkan gerak tangan

kanan dan tangan kirinya secara

 baik

Page 134: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 134/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 134

2015

Gambar 5.1 Layout perakitan tamiya

Merujuk pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa perakitan dimulai dengan area

tengah layout  lalu area bawah layout  yang terdapat roda dan as roda. Hal ini dilakukan

agar komponen kecil seperti baut dan sekrup yang dijangkau dengan tangan kanan dapat

terpisah dengan komponen lainnya yang akan dijangkau oleh tangan kiri seperti roller

dan bumper belakang. Penempatan komponen pembentuk rumah dynamo assy pada area

kanan layout didasarkan pada kesulitan perakitan yang disebabkan oleh komponen plat

kecil dan plat besar rumah dynamo. Atas dasar tersebut, maka area penempatankomponen tersebut diletakkan dekat dengan tangan kanan yang umumnya lebih dominan

dalam melakukan pekerjaan yang sulit.

Area kiri layout   ditujukan untuk komponen yang pemasangannya tidak

memerlukan usaha khusus, sehingga dengan tangan kiri pun dapat dilakukan operasi

sempurna sebagaimana layaknya tangan kanan. Pada area atas, terdapat tuas on off, tutup

on off dan plat on off. Komponen tersebut diletakkan diatas dengan tujuan bahwa chasis

Page 135: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 135/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 135

2015

assy akan diarahkan mendekati area tersebut, sehingga mengurangi jarak perpindahan

komponen untuk dapat dirakit.

5.6 Analisis Penentuan Performance Rating Dan Allowance

5.6.1 Penentuan Performance Rating

 Performance rating   merupakan cara penilaian terhadap operator dalam

menyelesaikan tugasnya, dimana penilaiannya dilihat dari berbagai aspek yang kompleks

seperti kondisi kerja secara keseluruhan dan etos kerja dari operator itu sendiri. Pada

analisis ini  performance rating   dibedakan menjadi dua, yaitu penilaian subjektif

(seberapa besar usaha dan kemampuan operator) dan objektif (kondisi lingkungan kerja

keseluruhan). Dari  performance rating   ini, nantinya akan dijadikan bahan sebagai

 perhitungan pada waktu normal. Setiap proses operasi, performance rating akan berbeda

dikarenakan setiap operasi memiliki kesulitan dan kemudahan masing masing. Pada

 praktikum ini menggunakan 2 cara secara obyektif dan subyektif. Secara subyektif

dengan Westing House yaitu suatu pengukuran kerja dimana menurut Bedaux didasarkan

 pada kecakapan ( skill), usaha (effort), kondisi kerja (condition), dan konsistensi

(consictency) dari operator di dalam melakukan kerja. Contoh dalam praktikum ini adalah

 proses memasang bumper belakang pada Chasis assy. Berdasarkan pengamatan,

 performa dari operator dinilai dari 4 aspek yaitu Skill dengan kelas Good (C2) untuk

keterampilan operator dengan nilai +0,03, karena operator masih belum menguasai

langkah-langkah perakitan tamiya, untuk usaha dinilai dengan Excellent Effort (B1)

dengan nilai +0,10 karena operator selalu berusaha keras untuk mengurangi kesalahan,

sedangkan kondisi kerja  Excellent (B) 0,04 . Karena kondisi kerja nyaman dan sejuk

sedangkan konsistensi operator dinilai Good (C) dengan nilai C +0,01 karena tangan

kanan dan kiri operator bekerja secara bergantian.

Setelah itu penentuan performance rating secara obyektif terdiri dari enam

kategori yaitu anggota badan yang terpakai, pedal kaki, penggunaan tangan, koordinasi

mata dengan tangan, peralatan, dan berat beban. Misal pada praktikum ini pada

memasang bumper belakang pada chasis assy operator menggunakan lengan bawah,

 pergelangan tangan dan jari sehingga nilainya 2% , kemudian tanpa pedal atau satu pedal

dengan sumbu dibawah kaki sehingga nilainya 0% karena tidak ada pedal kaki dalam

Page 136: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 136/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 136

2015

melakukan pekerjaan ini. Pada penggunaan tangan keadaan tangan operator saling bantu

atau bergantan sehingga nilainya 0%. Sedangkan koordinasi mata dengan tangan pada

operator konstan dan dekat (K) sehingga bernilai 4%. Kondisi Peralatan perlu kontrol dan

 penekanan (P) dengan nilai 2% karena pada pemasangan bumper dibutuhkan penekanan

agar terpasang dengan baik. Dan aspek terakhir adalah berat bebat berkisar 0,45 kg (B1)

dengan nilai 2%.

5.6.2 Penentuan Allowance

Dalam penentuan allowance kita harus mengetaui apa arti dari allowance. Arti

 Allowance  adalah waktu toleransi yang diberikan kepada pekerja untuk melakukan

aktifitas diluar pekerjaan nya saat sedang melakukan tugasnya karena operator

membutuhkan waktu khusus untuk personal needs, melepas lelah, dan lain-lain. Terdapat

3 jenis allowance adalah allowance untuk diri sendiri, kelelahan, allowance keerlambatan.

Pada praktikum ini, ditetapkan 8 faktor allowance yaitu :

1.  Tenaga yang dikeluarkan. Faktor ini memiliki range 0-6%, namun pada perakitan

Tamiya ini, kami menggunakan faktor ini sebesar 3%, hal ini dikarenakan

 perakitan Tamiya tidak memerlukan tenaga yang terlalu besar dan tidak

menimbulkan kelelahan fisik yang berarti. Kami mengambil kesimpulan kalau

tenaga yang dikeluarkan dalam melakukan pekerjaan ini dapat diabaikan sehingga

menetapkan allowance sebesar 3%

2.  Sikap kerja. Faktor ini memiliki range 0-1 dan kami menggunakan nilai 0,5 pada

faktor allowance  ini. Hal ini dikarenakan dalam melakukan perakitan Tamiya,

 pekerja bekerja dengan sikap kerja duduk dan melakukan pekerjaan yang ringan.

Berdasarkan ketentuan tersebut maka nilai allowance yang ditetapkan sebesar 0,5.

3.  Gerakan kerja. Pada faktor gerakan kerja ini allowance yang digunakan adalah,

kami memberikan kelonggaran 0% karena saat bekerja operator tidak melakukan

gerakan yang sulit hanya ayunan bebas.

4.  Kelelahan mata. Pekerjaan perakitan Tamiya ini membutuhkan pandangan yang

hampir terus menerus dan banyak operasi kerja yang membutuhkan ketelitian.

Jenis pekerjaan yang seperti ini membuat mata cukup lelah sehingga kami

menetapkan allowance sebesar 7%

Page 137: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 137/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 137

2015

5. 

Keadaan temperature tempat kerja. dengan temperature saat perakitan sebesar 22-

28oC, pekerjaan ini dilakukan pada keadaan temperature normal sehingga nilai

allowance yang diperlukan sebesar 3%

6. 

Keadaan atmosfer. Operator bekerja pada keadaan atmosfer yang baik yaitu

dengan ruangan berventilasi baik dan udara segar. Keadaan demikian tidak

memerlukan allowance.

7. 

Keadaan lingkungan yang baik dengan kondisi bersih, sehat, dan cerah saat

 perakitan tamiya berlangsung, oleh karena itu kami juga tidak memberikan

allowance untuk factor ini.

8. 

Kebutuhan pribadi. Kami menggunakan kategori kebutuhan pribadi wanita

dikarenakan kebutuhan pribadi wanita lebih besar daripada kebutuhan pribadi

 pria seperti jika wanita dengan kebutuhan yang lebih banyak bisa melakukan

 pekerjaan ini maka pria juga pasti bisa namun jika ditetapkan berdasarkan

kebutuhan pribadi pria maka ada kemungkinan wanita tidak bisa menyelesaikan

 pekerjaan ini.

Maka dapat diketahui, bahwa allowance yang digunakan pada praktikum modul

2 yang berjudul Perancangan Sistem Kerja adalah 17% allowance wanita, karena untuk

mengantisipasi agar dengan waktu baku yang telah ditetapkan tersebut dapat dilakukan

oleh semua orang termasuk wanita.

5.7 Analisis Penentuan Waktu Normal

Waktu normal merupakan waktu yang diperlukan oleh pekerja dalam

menyelesaikan pekerjaan saat kondisi wajar dan kemampuan rata-rata. Cara menghitung

waktu normal terlebih dahulu harus mencari performance rating yang didapat dari hasil

kali factor performance rating objektif dan performance rating subjektif. Setelah

mengetahui nilai performance rating maka dapat mengetahui hasil waktu normal dengan

mengkalikan hasil performance rating dengan waktu siklus.

Waktu normal mempunyai rumus sebagai berikut:

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

Page 138: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 138/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 138

2015

Waktu siklus merupakan waktu rata-rata dari seluruh waktu yang dicatat dalam

menjalankan operasi tertentu. Contoh Perhitungan waktu normal pada operasi 24 yaitu

 pemasangan baut roller kiri tengah:

  Waktu Normal

Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating

= 45,13 x 1,298

= 58,579 detik

Dari perakitan tamiya 4WD pada PT. Karnishta Garjita Indonesia diketahui waktu

normal terbesar yaitu 58,58 detik pada operasi memasang baut pada roller kiri tengah.

Hal ini dikarenakan dalam operasi memasang baut pada roller kiri tengah diperlukan

tingkat konsentrasi yang tinggi serta tenaga yang kuat untuk memutar baut pada roller

kiri tengah. Selain itu juga dikarenakan obeng yang terlalu kecil sehingga menyulitkan

operator dalam melakukan pekerjaannya. Maka diperlukan konsentrasi yang tinggi,

tenaga yang kuat dan obeng yang nyaman digunakan untuk memudahkan pekerjaan

operator.

5.8 Analisis Penentuan Waktu Baku

Waktu baku merupakan waktu yang diperlukan oleh seorang operator dalam

menyelesaikan tugas atau pekerjaan tertentu dengan mempertimbangkan kondisi kerja,

faktor-faktor kerja, dan toleransi waktu. Waktu baku (Wb) didapat dari waktu normal

(Wn) dengan menambahkan faktor-faktor toleransi sebagai salah satu parameternya,

 berikut merupakan rumus perhitungan waktu baku :

Wb = Wn x

%

% −

Waktu baku dihitung per operasi kerja, sehingga dalam perakitan Tamiya 4WD PT.

Kanishta Garjita terdapat 33 waktu baku untuk tiap-tiap operasi kerja, berikut adalah

contoh perhitungan waktu baku pada proses operasi pemasangan baut roller kiri tengah:

  Waktu Baku operasi 24:

Wb = Wn x%

% −

= 58,579 x %

% − %

Page 139: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 139/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 139

2015

= 70,577 detik

Merujuk dari tabel 4.2.8 maka waktu baku terkecil adalah 0,61 detik pada operasi 10,

yaitu memasang plat belakang besar ke rumah dynamo. Waktu baku terbesar adalah 70,58

detik pada proses operasi 24, yaitu memasang baut roller kiri assy ke depan chasis assy.

Pada operasi 24, terdapat faktor eror dimana chasis dari Tamiya 4 WD mengalami

keausan pada kedudukan baut roller kiri tengah sehingga operator harus menekan obeng

dan mengunci baut berulang-ulang kali hingga dirasa cukup. Perhitungan waktu baku

diatas akan digunakan oleh PT. Kanishta Garjita untuk menetapkan kebijakan sebagai

 berikut::

Menentukan jumlah kapasitas produksi harian

-  Penentuan upah standar.

-  Dasar penentuan biaya standar dalam operasional pabrik

Kebutuhan tenaga kerja

-  Penentuan keseimbangan lini produksi

-  Luas fasilitas produksi

-  Tata letak fasilitas.

Page 140: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 140/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 140

2015

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Setelah mengikuti serangkaian praktikum hingga sampai pada penyusunan laporan

ini, maka kami dapat simpulkan bahwa :

1. 

Terdapat 33 operasi kerja pada perakitan Tamiya 4WD di PT.Kanishta Garjita

Indonesia. Proses operasi kerja yang pertama adalah memasang gear kecil pada chasis

hingga proses operasi. Operasi perakitan ini dibuat secara runtut dan saling berkelanjutan untuk merakit dan menghasilkan Tamiya yang utuh.

2.  Dalam praktikum ini pengukuran kerja yang digunakan merupakan pengukuran kerja

tidak langsung dengan metode yang digunakan adalah metode  Motion Time

 Measurement (MTM). Metode MTM ini diterapkan untuk menentukan waktu siklus

yang diambil berdasarkan data yang telah direkam dalam bentuk film kemudian

dianalisis masing masing elemen kerja pada setiap operasi kerja baik tangan kanan

maupun tangan kiru. Pada perghitungan selanjutnya waktu siklus digunakan untuk

menentukan waktu normal serta performance rating  objektif dan performance rating  

subjektif. Setelah di dapatkan waktu normal barulah didapatkan waktu baku dari

masing-masing operasi kerja. Setelah praktikum yang kami lalui, didapatkan waktu

siklus terkecil yakni terjadi pada operasi nomor 8  yaitu measukkan roda kiri pada

chasis assy bagian belakang dengan waktu 2,56 detik, sedangkan untuk waktu siklus

terlama yakni terjadi pada operasi nomor 15 yaitu memasang pengunci dinamo pada

chasis assy dengan waktu 46,07 detik.

3.  Precendence Diagram  merupakan diagram yang menunjukkan hubungan antara

operasi  –   operasi kerja dalam suatu proses produksi,.  Pada  presedence diagram 

 pembuatan Tamiya 4WD, terdapat predecessor  yang menunjukan suatu kegiatan yang

harus dikerjakan atau diselesaikan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan

selanjutnya. Contohnya pada proses operasi nomor 11(Memasang dinamo assy pada

rumah dinamo ) mempunyai  predecessor  pada operasi kerja nomor 9 dan 10 yaitu

memasang plat belakang kecil pada rumah dinamo dan memasang plat belakang besar

 pada assy rumah dinamo. Pada rangkain operasi kerja pembuatan tamiya 4wd terdapat,

Page 141: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 141/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

Program Studi Teknik Industri

Universitas Diponegoro 141

2015

dummy activity yang merupakan aktivitas yang dapat dilakukan tanpa harus

memperhatikan urutan proses operasi untuk dikerjakan. Sedangkan constraint activity 

adalah aktivitas yang dilakukan dengan memperhatikan urutan proses operasi, apabila

tidak berurutan maka akan menyebabkan kerusakan proses operasi tersebut. Hal ini

dapat diketahui ketika membaut bemper di mana salah satu sekrup harus dipasang

terlebih dahulu untuk memasang sekrup lainnya. Selain predecessor ada istilah lainnya

yaitu subcessor yang merupakan kebalikan dari predecessor.

4.  Assembly Chart   atau peta rakitan adalah gambaran grafis dari urut-urutan aliran

komponen dan rakitan bagian-bagian untuk menghasilkan produk jadi. Dalam

 pembuatan assembly chart   ini perlu untuk memperhatikan urutan-urutan proses

operasi dan part mana saja yang termasuk dalam assembly, beberapa sub assembly,

 beberapa sub sub assembly, dan juga beberapa sub sub sub assembly. Selain itu,

 pembuatan  Bill of Material harus memperhatikan detail part-part penyusun Tamiya

mini 4WD. Penyusunan BOM tidak hanya memperhatikan daftar material, suku

cadang dan komponen, tetapi juga berisikan urutan bagaimana produk tersebut dibuat

dapat tergambarkan secara jelas. Dalam praktikum ini terdapat empat tingkatan dalam

BOM pembuatan Tamiya 4WD, yaitu Level 0 yang merupakan Tamiya jadi itu sendiri,

lalu level 1 yang terdiri dari chasis assy, pengunci baterai, body dan pengunci body.

Kemudian untuk level 2 yaitu komponen-komponen utama penyusun chasis assy

seperti plat depan , gear kecil, tuas on/off, panel assy dan lain sebagainya dan level 3

terdiri dari roda, as roda , gear dinamo, dinamo, rumah dinamo, bumper, roller, baut

dan lain sebagainya.

5.  Peta tangan kanan tangan kiri merupakan peta yang menunjukkan gerakan tangan

kanan dan tangan kiri pada saat melakukan operasi kerja. Dari peta tangan kanan

tangan kiri akan didapatkan gerakan-gerakan yang efektif dan efisien, mengurangi

gerakan yang sia-sia sehingga dapat mempersingkat waktu kerja, menganalisis tata

letak sistem kerja, serta menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi

kelelahan. Peta tangan kanan kiri diperoleh dari waktu proses tiap-tiap elemen kerja

 pada tiap proses operasi serta avoidable delay pada masing-masing proses. Total awal

 pada peta tangan kanan kiri merupakan seluruh waktu proses pada seluruh elemen pada

 proses operasi tersebut ditambahkan dengan Avoidable Delay, sedangkan waktu total

Page 142: Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

7/24/2019 Modul 2 Kel 22 FIX pti 2015

http://slidepdf.com/reader/full/modul-2-kel-22-fix-pti-2015 142/142

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 “Perancangan Sistem Kerja” 

Kelompok 22

akhir adalah seluruh waktu proses pada seluruh elemen pada proses operasi tanpa

ditambah Avoidable Delay. Selanjutnya rekapitulasi peta tangan kanan kiri merupakan

waktu total akhir terbesar dari kedua peta kanan kiri yang disatukan ke dalam satu

tabel. Waktu ini nantinya akan menjadi waktu siklus yang digunakan dalam

 perhitungan waktu baku. Dimana dalam praktikum ini juga melihat keseimbangan

tangan kanan dan tangan kiri denga presentase tangan kanan sebesar 49,965 % dan

tangan kiri sebesar 50,035 %

6.  Untuk mencari waktu baku, terlebih dahulu harus mengetahui waktu siklus dari waktu

total akhir terlama pada peta tangan kanan dan tangan kiri. Setelah mengetahui waktu

siklus, maka harus mencari performnce rating yang merupakan hasil kali dari

 performance rating subjektif dan performance rating objektif. Hasil perkalian dari

 performance rating dan waktu sikus adalah waktu normal. Setelah itu menentukan

allowance. Hasil perkalian allowance dan waktu normal adalah waktu baku. 

6.2 Saran

Untuk praktikan kedepannya ada saran dari kami, yaitu

1. 

Memastikan bahwa praktikan yang bertindak sebagai operator telah berlatih dengan

baik untuk merakit Tamiya 4WD agar kesalahan saat perakitan dapat dikurangi dan