modul 2 den print

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya produk berbentuk atau mempunyai geometri lubang pada komponen mesin, sehingga para mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dituntut untuk mengerti akan hal-hal mengenai geometri pada lubang tersebut. Contohnya saja menghitung geometri pada lubang tersebut. Yang mana mempunyai toleransi terhadap pembuatan satu lubang atau banyak lubang pada komponen mesin. Dengan hal seperti itu mahasiswa dituntut mempunyai pengetahuan mengenai geometri lubang dengan menggunakan alat ukur lubang. Pengukuran lubang ini sangat membantu kita lebih memahami konsep-konsep pengukuran lubang sekaligus langsung mempraktekannya 1.2Tujuan 1. Pengenalan dan penggunaan beberapa alat ukur lubang 2. Memahami toleransi lubang 3. Membandingkan hasil pengukuran dari beberapa alat ukur lubang 1.3Manfaat 1. Memahani toleransi yang digunakan pada lubang 2. Mengetahui cara penggunaan beberapa alat ukur diameter alat ukur lubang

Upload: marodalimunthe

Post on 29-Sep-2015

230 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

shc

TRANSCRIPT

BAB II

Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri Kelompok 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan adanya produk berbentuk atau mempunyai geometri lubang pada komponen mesin, sehingga para mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dituntut untuk mengerti akan hal-hal mengenai geometri pada lubang tersebut. Contohnya saja menghitung geometri pada lubang tersebut. Yang mana mempunyai toleransi terhadap pembuatan satu lubang atau banyak lubang pada komponen mesin. Dengan hal seperti itu mahasiswa dituntut mempunyai pengetahuan mengenai geometri lubang dengan menggunakan alat ukur lubang. Pengukuran lubang ini sangat membantu kita lebih memahami konsep-konsep pengukuran lubang sekaligus langsung mempraktekannya1.2 Tujuan

1. Pengenalan dan penggunaan beberapa alat ukur lubang

2. Memahami toleransi lubang

3. Membandingkan hasil pengukuran dari beberapa alat ukur lubang1.3 Manfaat

1. Memahani toleransi yang digunakan pada lubang

2. Mengetahui cara penggunaan beberapa alat ukur diameter alat ukur lubang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Teori Dasar

Toleransi adalah batas penyimpangan ukuran yang masih diizinkan.Untuk menghindari keraguan dan untuk keseragaman nilai toleransinya standar telah ditetapkan oleh ISO, toleransi standar ini disebut Toleransi Internasional (IT).

IT (Internasional Tolerance) adalah toleransi yang diakui oleh ISO. IT ini digunakan untuk menyatakan toleransi geometrik suatu produk. Toleransi yang diukur adalah lubang dan poros. Untuk menyatakan toleransi lubang digunakan huruf besar, sedangkan toleransi poros digunakan huruf kecil. Kualitas toleransi adalah sekelompok toleransi yang dianggap mempunyai ketelitian yang setara di semua elemen dasar.Ada 18 kualitas toleransi yang disebut toleransi standar.

IT 1 s/d IT 4 : untuk pengerjaan yang sangat teliti, seperti alat ukur dan

instrumen

IT 5 s/d IT 11 : dipakai dalam bidang pemesinan umumIT 12 s/d 16 : dipakai untuk pengerjaan kasar.

Untuk IT 5 s/d IT 16 dipergunakan rumus

Tabel 2.1 Harga Toleransi Standar Untuk Kualitas 01 Sampai 4

kualitasIT 01IT 0IT 1IT 2IT 3IT 4

Harga (m)0,3+0.008D0,5+0,012D0,8+0,020D

Tabel 2.2 Harga Toleransi Standar Untuk kualitas 5 sampai 16

Dua benda yang berhubungan mempunyai ukuran-ukuran yang berbeda sebelum dirakit. Suaian adalah hubungan yang terjadi antara komponen yang berpasangan seperti poros dan lubang.

Jenis-jenis suaian :

1. Suaian longgar

Daerah toleransi lubang selalu terletak diatas daerah toleransi poros

2. Suaian paksa

Daerah toleransi lubang selalu terletak dibawah daerah toleransi poros

3. Suaian pas

Daerah toleransi poros dan toleransi lubang selalu berpotongan

Gambar 2.1 Sistem Suaian

Klasifikasi toleransi, bentuk dan posisi :

bentuk suatu elemen

kelurusan ( straightness ) kerataan ( flatness )

kebulatan ( noundness )

kesilindrisan (cylindricity )

ketelitian bentuk garis ( profil of any line )

ketelitian bentuk bidang ( profil of any surface )

Orientasi

kesejajaran ( parallelism ) ketidaklurusan ( prepenacularity )

kemiringan ( angularity ) Posisi

posisi ( position )

kesamaan sumbu ( cocentricity )

kesimetrisan ( symmetry ) Putar

putar tunggal

putar penuh Tabel 2.3 Toleransi Geometri

Pada praktikum ini kami menggunakan tiga buah alat ukur yaitu :

1. Threebore ( mikrometer tiga kaki)

Threebore merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter dalam lubang, alat ini terdiri atas tiga skala, dua diantaranya adalah skala utama dan skala minor. Skala utama yang sebelah kiri digunakan untuk sensor pendek dan yang kanan untuk sensor panjang. Perbandingan skala 1:1 mm sedangkan untuk skala minor satu skala panjang sama dengan 0,01 mm jadi kecermatanya adalah mencapai 0,005 mm

Bagian bagian dari Threebore :

Pengunci

Skala utama

Skala nonius

Rangka

Sensor2. Telescope gauge

Merupakan alat pengukuran tidak langsung setelah disesuaikan sensor dengan diameter dalam lubang maka diukur dengan jangka sorong atau mikrometer.

Bagian dari telescope gauge :

Pengunci

Pemegang

Rangka

Sensor3. Dial bore gauge

Juga merupakan alat ukur diameter dalam dengan menggunakan sensor yang dapat disesuaikan, skala dapat diukur dari jarum penunjuk yang terdapat dibagian atas alat ukur. Cara pengukurannya adalah panjang sensor ditambah panjang range dikurang 0,01 kali skala yang ditunjukkan sensor. Kecermatan alat ini mencapai 0,01 mm.BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat Alat Yang Di Gunakana Objek Ukur

b Alat Ukur:

Threebore Dial Bore Gauge Teleskop Gauge3.2 Skema Alat

a. Objek ukur

Gambar 3.1 Objek ukur berupa lubang

b. Threebore Keterangan : 1. Rangka

2. Skala Utama

3. Skala Nonius 4. Rachet 5. Sensor

Gambar 3.2 Threebore

c. Dial Bore Gauge

Gambar 3.3 Dial bore GaugeKeterangan :1. Rangka

2. Skala Utama3. Sensor d.Telescope Gauge

Gambar 3.4 Telescope Gauge3.3 Prosedur Praktikum1. Pengukuran dengan Telescope Gauge

Pengukuran dengan telescope gauge ini termasuk pengukuran tak langsung:a Ambil telescope gauge dengan range tertentu untuk mengukur diameter lubang.

b Buka pengunci sensor, sehingga sensor dapat bergerak bebas.

c Ukur diameter lubang dengan menyentuhkan sensor pada permukaan benda ukur.

d Kunci sensor pada saat posisi sensor tegak lurus dengan meja ukur.

e Kemudian ukur posisi sensor telescope gauge dengan mikrometer, catat harga yang ditunjukkan mikrometer.

f Lakukan pengukuran pada posisi yang berbeda.2. Pengukuran dengan menggunakan Threeborea Pasangkan sensor yang sesuai dengan diameter yang mungkin di penuhinya. Threebore memiliki dua tipe sensor, sensor pendek dan sensor panjang.

b Periksa kedudukan nol serta ketepatan posisi sensor Threebore.c Posisi sensor harus tegak lurus dengan muka ukur benda.

d Putar gigi gelincir atau racet dengan perlahan sehingga sensor tepat menyentuh permukaan muka ikur.

e Pembacaan skala dilakukan sesuai dengan tipe sensor yang di gunakan.

3. Pengukuran dengan menggunakan dial bore gaugea Pasangkan susunan sensor yang sesuai dengan diameter yang mungkin dipenuhi.

b Periksa kedudukan nol serta ketepatan posisi sensor dial bore gaugec Posisi sensor harus tepat tegak lurus dari muka benda ukur.

d Baca skala pada dial indikator.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Data

Tabel 1.4 Tabel Hasil Pengukuran

Benda UkurPengukuran denganPengukuran dengan

Telescope Gauge (mm)Threebore (mm)

Benda ukur 1

(D1)132.97133.025

132.97133.020

132.96133.025

132.90133.020

132.90133.020

Rata-Rata132.94133.022

Standar Deviasi0.070.06

Pengukuran denganPengukuran dengan

Telescope Gauge (mm)Dial Bore Gauge (mm)

Benda ukur 2(D2)72.6971.96

72.7571.96

72.6471.96

72.7471.98

72.6571.96

Rata-rata72.69471.964

Standar Deviasi0.100.017

4.2 Perhitungan Data

=

SD =

A. Benda Ukur 1

1. Pengukuran dengan Telescope Gauge

= 132,94 mm

2. Pengukuran dengan Threebore

B. Benda Ukur 2

1. Pengukuran dengan Telescope Gauge

= 72,694 mm

2. Pengukuran dengan Dial Bore Gauge

= 71,964 mm

Standar Deviasi Benda Ukur 1

1. Standar Deviasi Telescope Gauge

SD = 0,07 mm

2. Standar Deviasi Threebore

SD = 0,06 mm

Standar Deviasi Benda Ukur 2

1. Standar Deviasi Telescope Gauge

SD = 0,10 mm

2. Standar Deviasi Dial Bore Gauge

SD = 0,017 mm

Pengolahan Data

Nilai IT untuk objek ukur 1 :

D = 132,98 mm

i = = 2,42m

Harga toleransi standar untuk kualitas 5-16

IT 5IT 6IT 7IT 8IT 9IT 10IT 11IT 12

Harga16,9424.238.7260.596.8154.88242387.2

IT 13IT 14IT 15IT 16

Harga6059681548.82420

Harga toleransi standar untuk kualitas 0,1-4

KualitasIT 01IT 0IT 1IT 2IT 3IT 4

Harga (m)1.362.093.455.137.6411.37

1. Untuk standar kualitas 5-16

IT 5 = 2,42 x 7 = 16,94 m

IT 6 = 2,42 x 10 = 24,2 m

IT 7 = 2,42 x 16 = 38,72 m

IT 8 = 2,42 x 25 = 60,5

IT 9 = 2,42 x 40 = 96,8

IT 10 = 2,42 x 64 = 154,88

IT 11 = 2,42 x 100 = 242

IT 12 = 2,42 x160 = 387,2

IT 13 = 2,42 x 250 =605

IT 14 = 2,42 x 400 =968

IT 15 = 2,42 x 640 = 1548,8

IT 16 = 2,42 x 1000 = 2420

2. Untuk standar kualitas 0,1-4

IT 01 = 0,3 + 0,008 D = 0,3 + 0,008 (132,98) = 1,36 m

IT 0 = 0,5 + 0,012 D = 0,5 + 0,012 (132,98) = 2,09 m

IT 1= 0,8 + 0,020 D = 0,8 + 0,020 (132,98) = 3,45 m

IT 3 = = = 7,64 m

IT 4 = = =11,37 m

IT 2 = = = 5,13 m

Nilai IT untuk objek ukur 2 :

D = 72,32 mm

i = = 1,94m

Tabel 4.2 Harga toleransi standar untuk kualitas 5-16

IT 5IT 6IT 7IT 8IT 9IT 10IT 11

Harga13,5819,431,0448,577,6124,16194

IT 12IT 13IT 14IT 15IT 16

310,44857761241,61940

Tabel 4.3 Harga toleransi standar untuk kualitas 0,1-4

KualitasIT 01IT 0IT 1IT 2IT 3IT 4

Harga (m)0,81,362,243,515,518,65

3. Untuk standar kualitas 5-16

IT 5 = 1,94 x 7 = 13,58 m

IT 6 = 1,94 x 10 = 19,4 m

IT 7 = 1,94 x 16 = 31,04 m

IT 8 = 1,94 x 25 = 48,5

IT 9 = 1,94 x 40 = 77,6

IT 10 = 1,94 x 64 = 124,16

IT 11 = 1,94 x 100 = 194

IT 12 = 1,94 x160 = 310,4

IT 13 = 1,94 x 250 = 485

IT 14 = 1,94 x 400 = 776

IT 15 = 1,94 x 640 = 1241,6

IT 16 = 1,94 x 1000 = 1940

4. Untuk standar kualitas 0,1-4

IT 01 = 0,3 + 0,008 D = 0,3 + 0,008 (72,32) = 0,8 m

IT 0 = 0,5 + 0,012 D = 0,5 + 0,012 (72,32) = 1,36 m

IT 1= 0,8 + 0,020 D = 0,8 + 0,020 (72,32) = 2,24 m

IT 3 = = = 5,51 m

IT 4 = = = 8,65 m

IT 2 = = = 3,51 m

4.3 Grafik1. Grafik pengukuran benda ukur 1

2. Grafik pengukuran benda ukur 2

4.4 Analisa

Praktikum yang telah dilakukan merupakan pengukuran diameter dalam dari lubang dengan menggunakan alat ukur lubang. Dari data hasil pengukuran yang telah dilakukan diperoleh data yang bervariasi untuk pengukuran suatu objek ukur dengan menggunakan alat ukur yang berbeda. Bervariasinya nilai yang didapatkan dari alat ukur yang bebeda ini menjadikan sebuah hal penting yang perlu dianalisa dari pratikum ini.

Pada dasarnya sesuai dengan teori yang terdapat pada literatur pengukuran suatu objek dengan menggunakan alat ukur yang berbeda harusnya memberikan hasil pengukuran yang sama, hal ini dikarenakan objek yang diukur sama dan satuan ukur yang digunakan juga sama. Perbedaan hasil yang ditunjukan oleh alat ukur yang berbeda ini menjadikan sebuah kebingungan untuk menentukan nilai pengukuran yang mana yang sebenarnya lebih teliti.

Pada kenyataannya dari praktikum yang telah dilakukan setiap alat ukur yang digunakan memiliki ketepatan pengukuran yang sangat baik. Ketepatan alat ukur ini dapat dilihat dari hasil pengukuran yang didapatkan dimana hasil yang diperoleh untuk suatu alat ukur memiliki nilai yang relatif sama, hal ini juga ditunjukan dengan standar deviasi dari masing-masing alat ukur tersebut sangat kecil. Standar deviasi ini menunjukkan tingkat ketepatan (keakuratan) hasil pengukuran dari suatu alat ukur. Bila standar deviasi hasil pengukuran dengan menggunakan suatu alat ukur sangat kecil hal ini berarti bahwa ketepatan hasil pengukuran alat ukur tersebut cukup bagus. Dengan demikian semakin kecil harga standar deviasi maka semakin akuratlah hasil pengukuran alat ukur tersebut. Berbedanya hasil pengukuran dari masing-masing alat ukur ini kemungkinan besar disebabkan kekurang tepatan pengukur dalam melakukan pengukuran dengan alat ukur tersebut. Hal ini dapat dianalisa secara logis dari praktikum yang telah dilakukan, dimana analisa pertama dilakukan terhadap pengukuran dengan menggunakan Threebore. Pengukuran dengan menggunakan Threebore ini dapat dikatakan sebagai pengukuran yang teliti karena Threebore memiliki tiga sensor yang terpisah sejauh 120o satu dengan yang lainnya sehingga Threebore lebih teliti dalam pengukuran. Hal lain yang menyebabkan pengukuran dengan Threebore ini teliti adalah landasan yang kokoh sehingga membuat posisi pengukuran tidak melenceng. Selain itu Threebore juga memiliki kecermatan ukuran sebesar 0,01 mm.

Pada pengukuran dengan menggunakan telescope gauge kemungkinan terjadinya penyimpangan posisi pengukuraan cukup besar hal ini dikarenakan sensor yang cukup kecil dan landasan yang kecil serta tidak kokoh. Hal ini menyebabkan penyimpangan posisi pengukuran mudah terjadi sehingga bila hasil pengukurannya dibandingkan dengan menggunakan dengan Threebore akan berbeda beberapa mikron. Pada penggunaan telescope gauge ini sangat dituntut ketelitian dan kehati-hatian pengukur dalam melakukan pengukuran.

Pengukuran dengan menggunakan dial bore gauge juga tak jauh berbeda dengan menggunakan telescope gauge dimana penyimpangan posisi pengukuran dapat terjadi karena landasan alat ukur yang kecil. Idealnya pengukuran dengan menggunakan ketiga alat ukur ini harus tegak lurus sehingga didapatkan hasil yang teliti. Ketegak lurusan mudah dilakukan pada pengukuran dengan menggunakan Threebore dimana alat ini memiliki tiga sensor dan landasannya rata serta kokoh. Pengukuran dengan menggunakan telescope gauge dan dial bore gauge menuntut ketelitian pengukur untuk memposisikanya tegak lurus pada saat pengukuran sehingga hasil pengukuran lebih teliti.

Dari grafik hasil pengukuran terlihat bahwa pengukuran dengan menggunakan Threebore memberikan grafik garis lurus yang datar, hal ini berarti pengukuran dengan Threebore memiliki ketepatan yang sangat baik bila dibandingkan dengan pengukuran dengan menggunakan telescope gauge ataupun dial bore gauge. Grafik ini juga menggambarkan standar deviasi hasil pengukuran dari msing-masing alat ukur, dimana semakin lurus grafik maka akan semakin kecil standar deviasinya.BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Alat ukur lubang yang digunakan pada pengukuran lubang adalah Threebore, telescope gauge, dan dial bore gauge.

2. Penggunaan alat ukur dilakukan dengan meletakkan sensor pada lubang yang akan diukur. Untuk Threebore harga pengukuran dilihat pada skala ukur, dan dial bore gauge harga sensor dikurangi dengan nilai pada dial, untuk telescope gauge harga pengukuran dapat diketahui dengan mengukur panjang sensor telescope gauge dengan mikrometer.

3. Alat-alat yang digunakan merupakan jenis dari alat ukur secara langsung, yang mana hasil perhitungannya dapat dibaca pada skalanya secara langsung.

4. Dial bore gauge dan Threebore miliki ketepatan (presisi) yang tinggi dari telescope gauge, karena hasil yang didapatkan tidak jauh berbeda dan ada yang sama pada 2 kali pengukuran.

5.2 Saran

Hendaknya praktikan dituntut lebih paham akan hal mengenai alat dan toleransi yang ditunjukkan oleh diameter lubang. Karena banyak ditemui dalam dunia kerja nanti. Sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya tersebut dalam dunia kerja, terhadap apa yang telah dipelajari.

2

3

1

5

1

2

3

4

Laboratorium Metrologi Industri

_1325848194.unknown

_1325854737.unknown

_1326041945.unknown

_1326045823.unknown

_1325910057.unknown

_1325910174.unknown

_1325910829.unknown

_1325910864.unknown

_1325910906.unknown

_1325910296.unknown

_1325910144.unknown

_1325910023.unknown

_1325848907.unknown

_1325849819.unknown

_1325848712.unknown

_1325846117.unknown

_1325847842.unknown

_1325847982.unknown

_1325847729.unknown

_1291120298.unknown

_1291120307.unknown

_1291142502.dwg

_1228845772.unknown

_1290916195.unknown