modul 11 rua
DESCRIPTION
rancangan usaha agribisnisTRANSCRIPT
PAPER
RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS
MODUL 11
Di susun oleh:
AZIZ SEPTIAN N H
125040100111093
Kelas B
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
1. Cari penjelasan lebih lanjut tentang analisis situasi terkini dan analisis
segmentasi pasar dan cari studi kasus tentang kedua hal tersebut pada sebuah
perusahaan agribisnis.
Analisis situasi terkini
Analisis situasi terkini merupakan sebuah proses untuk mengumpulkan
data tentang kondisi situasi atau lingkungan terkini dan menganalisis temuan-
temuan yang dijumpai untuk memahami kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman perusahaan dalam mempersiapkan sebuah strategi pemasaran yang
tangguh.
Perubahan kebutuhan pembeli, kekuatan sosial ekonomi, teknologi baru,
kekuatan sosial ekonomi, dan kegiatan persaingan dapat menyebabkan
perubahan pada Pasar. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan peluang
dan ancaman baru bagi perusahaan untuk melayani pasar.
Analisa situasi pasar persaingan adalah langkah pertama dalam
merancang strategi baru atau mengkaji strategi yang sudah ada (Carvens, 2000).
Analisa situasi ini dilakukan setelah strategi diimplikasikan untuk menentukan
perubahan strategi yang diperlukan.
Contoh kasus analisis kondisi terkini;
Analisis strategi pemasaran industri kecil Roti dan kue (studi kasus toko ibu
ratna roti dan kue)
Faktor Internal Perusahaan
a) Kekuatan Perusahaan
Tekstur produk lebih lembut
Tekstur roti yang dihasilkan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue lebih lembut
dibandingkan dengan produk dari merek lain. Tekstur produk yang lebih
lembut menurut perusahaan, diperkuat oleh pendapat konsumen. Sebanyak
20 responden (66.7%) mengatakan setuju bahwa mutu produk Ibu Ratna
Roti dan Kue tinggi dengan pengukuran melalui tekstur produknya.
Keragaman produk
Produk yang dihasilkan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue terbilang cukup
banyak dan lengkap. Mulai dari roti tawar, aneka roti manis, roti unyil,
brownies, cake, pastry, dan kue kering. Untuk brownies dan cake tersedia
pula dalam berbagai ukuran. Hal ini menjadi nilai lebih bagi Ibu Ratna Roti
dan Kue dibandingkan pesaingnya.
Harga produk lebih murah
Harga produk yang ditawarkan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue lebih
murah dibandingkan para pesaingnya. Hal ini dapat terlihat dari beberapa
harga produk Ibu Ratna Roti dan Kue Tabel di bawah ini :
Lokasi toko dan pabrik strategis
Lokasi toko da pabrik terdapat di Pertokoan Sinar Bogor memberikan
dampak yang positif bagi perusahaan, karena letak Pertokoan Sinar Bogor
yang strategis juga pada Pertokoan Sinar Bogor ini berkumpul beraneka
macam jenis usaha, sehingga lingkungan ini tidak pernah sepi. Ditambah
lagi dengan letak Pertokoan Sinar Bogor yang berada di tepi jalan raya dan
berseberangan dengan Pertokoan Jambu Dua menambah ramai lingkungan
toko. Letak toko dan pabrik yang strategis menurut perusahaan, didukung
oleh pendapat konsumen. Sebanyak 18 responden kuesioner (60%)
menyatakan setuju bahwa lokasi toko strategis.
Produk telah memiliki sertifikasi halal dari MUI
Dengan adanya sertifikasi halal tersebut, konsumen tidak perlu
khawatir ketika akan mengkonsumsi produk Ibu Ratna Roti dan Kue.
Langkah perusahaan untuk mencantumkan sertifikasi halal dari MUI,
komposisi, tanggal kadaluarsa, izin Depkes dan customer service, disambut
positif oleh konsumen. Hal ini dibuktikan melalui pendapat konsumen
yang mengatakan bahwa sebanyak 22 responden (73.3%) menyatakan
sangat setuju dengan pencantuman sertifikasi halal, sedangkan 20
responden (66.7%) menyatakan sangat setuju dengan pencantuman
komposisi, tanggal kadaluarsa, izin Depkes dan customer service.
b) Kelemahan Perusahaan
Kurangnya variasi rasa dan bentuk
Meskipun produk-produk yang dihasilkan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue
terhitung cukup banyak dan lengkap, namun variasi rasa pada setiap
produknya terbilang masih kurang.
Tampilan produk pucat
Pada produk roti Ibu Ratna Roti dan Kue, secara umum warna kulitnya
terlihat pucat. Hal ini disebabkan tidak semua jenis roti diberikan
penambahan telur pada bagian permukaan roti yang akan memberikan hasil
warna kuning mengkilat pada produk rotinya. Sehingga terlihat
penampakannya kurang menarik dibandingkan dengan produk roti
perusahaan lainnya.
Jaringan distribusi terbatas
Kegiatan promosi yang belum efektif dan kuantitas produk yang
tersedia terbatas mengakibatkan jaringan distribusi produk Ibu Ratna Roti
dan Kue pun menjadi terbatas. Untuk memperluas jaringan distribusi, maka
responden mengatakan setuju agar Ibu Ratna Roti dan Kue melakukan
pembukaan cabang baru (20 responden atau 66.7%) atau mengadakan
armada keliling (14 responden atau 46.7%). Jika kedua hal tersebut masih
sulit untuk dilakukan karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki, maka
langkah untuk menyediakan produk banyak tempat dapat dijadikan
alternatif (16 responden 53.3%).
Faktor Eksternal Perusahaan
a) Peluang Perusahaan
Diversifikasi pasar
Ibu Ratna Roti dan Kue memiliki peluang yang besar untuk melakukan
diversifikasi pasar. Hal ini dikarenakan produk dari Ibu Ratna Roti dan Kue
menawarkan cita rasa yang mewah dengan harga yang tergolong murah.
Dengan melakukan diversifikasi pasar, usaha Ibu Ratna Roti dan Kue tidak
hanya diperuntukkan bagi kalangan menengah-ke bawah namun juga dapat
mencakup kalangan menengah-ke atas yang dalam gaya pembeliannya tidak
terlalu mementingkan harga namun lebih memperhatikan kualitas.
Memperluas jaringan
Saat ini Ibu Ratna Roti dan Kue baru memiliki 27 jaringan distribusi.
Usaha ini dapat memperluas jaringan distribusinya mengingat produknya
yang memiliki harga yang murah namun memiliki penampilan yang mewah.
Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan toko ataupun agen. Sehingga
diharapkan tidak hanya dapat melayani masyarakat kota Bogor saja, namun
dapat menjangkau daerah lainnya seperti Depok, Tangerang, Jakarta dan lain-
lain.
Kemajuan teknologi dan informasi
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, dengan adanya alat-alat modern
kegiatan produksi yang dilakukan oleh Ibu Ratna Roti dan Kue dapat lebih
efisien dalam hal biaya dan waktu. Perkembangan teknologi komunikasi juga
memudahkan Ibu Ratna Roti dan Kue dalam pemesanan baku baku dan
pemesanan produk oleh konsumen. Komputerisasi juga memudahkan dalam
hal perhitungan besarnya pendapatan dan pengeluaran serta penjualan produk.
Teknologi dalam pembuatan roti yang lebih canggih seperti pengupas roti
tawar dan pelipat pastry akan menghasilkan produk yang lebih seragam
bentuknya.
b) Ancaman Perusahaan
Kekuatan tawar-menawar pembeli
Semakin banyaknya perusahaan yang menciptakan produk dengan
berbagai macam variasi rasa dan bentuk, variasi produk serta menawarkan
desain tempat dan toko yang beraneka macam akan menjadikan konsumen
bebas memilih produk dari perusahaan mana yang akan mereka konsumsi.
Perubahan harga, perbedaan servis serta adanya inovasi dari suatu perusahaan
akan sangat mempengaruhi konsumen dalam memilih produk. Khususnya
untuk konsumen Ibu Ratna Roti dan Kue, mereka sangat sensitif terhadap
perubahan harga. Oleh sebab itu, perusahaan harus ekstra hati-hati dalam
penetapan harga dan perubahan harga jika tidak ingin konsumennya lari ke
produk dari perusahaan lain.
Tingkat persaingan
Persaingan di bisnis bakery ini cukup ketat. Hal ini dapat kita lihat dari
jumlah perusahaan bakery yang ada, baik dari skala usaha kecil, besar maupun
menengah yang mencapai 19 perusahaan. Belum lagi ditambah dengan
pendatang-pendatang baru yang terus merambah kota Bogor sebagai jaringan
distribusinya, menambah panjang pesaing yang harus dihadapi oleh Ibu Ratna
Roti dan Kue.
Kondisi perekonomian yang tidak stabil
Kondisi perekonomian yang tidak stabil sudah pasti akan mempengaruhi
perusahaan manapun, tidak terkecuali Ibu Ratna Roti dan Kue. Kenaikan
harga-harga bahan baku akan mempengaruhi besarnya biaya produksi yang
harus dikeluarkan yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga jual produk.
Karena konsumen yang sangat sensitif terhadap perubahan harga dan akibat
dari tingkat persaingan yang sangat ketat, maka konsumen Ibu Ratna Roti dan
Kue dapat saja beralih ke produk lain yang lebih murah dengan kualitas yang
hampir sama.
Analisis segmentasi pasar
Analisis segmentasi pasar adalah proses estimasi luas pasar khusus yang
memiliki respon yang sama yang diperkirakan akan menjadi calon pembeli
yang menguntungkan dengan cara mendefinisikan pasar produk yang dilayani,
menganalisis industri untuk mengetahui peluang dan daya tarik pasar,
menganalisis pesaing kunci untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
pesaing, dan mengembangkan profil konsumen untuk mengetahui segmen
pasar yang profitable (Hasan, 2008).
Pemasar harus mencoba variabel segmentasi yang berbeda, secara sendiri
atau kombinasi untuk mencari cara terbaik untuk memetakan struktur pasar.
Terdapat beberapa variabel utama yang sering digunakan untuk menentukan
segmentasi pasar, yakni variabel geografik, demografik, psikografik, dan
tingkah laku tertentu.
Segmentasi Geografik
Segmentasi geografik membagi pasar menjadi beberapa unit secara
geografik seperti negara, regional, propinsi, kota, wilayah kecamatan, wilayah
kelurahan dan kompleks perumahan. Sebuah perusahaan mungkin memutuskan
untuk beroperasi dalam satu atau beberapa wilayah geografik ini atau
beroperasi di semua wilayah tetapi tidak memperhatikan kebutuhan dan
keinginan psikologis konsumen.
Banyak perusahaan dewasa ini “merigionalkan“ program pemasaran
produknya, dengan melokalkan produk, iklan, promosi dan usaha penjualan
agar sesuai dengan kebutuhan masingmasing regional, kota, bahkan kompleks
perumahan.
Segmentasi Demografi
Segmentasi pasar demografik membagi pasar menjadi kelompok
berdasarkan pada variabel seperti jenis kelamin, umur, status perkawinan,
jumlah keluarga, umur anak, pendapatan, jabatan, lokasi geografi, mobilitas,
kepemilikan rumah, pendidikan, agama, ras atau kebangsaan. Faktor-faktor
demografik ini merupakan dasar paling populer untuk membuat segmen
kelompok konsumen.
Segmentasi Psikografik
Segmentasi psikografik membagi pembeli menjadi kelompok berbeda
berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup atau kepribadian.
Dalam kelompok domografik, orang yang berbeda dapat mempunyai ciri
psikografik yang berbeda.
Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada
pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk.
Banyak pemasar meyakini bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling
baik untuk membentuk segmen pasar.
Contoh kasus Segmentasi Pasar;
Analisis Segmentasi Pasar pada Produk 'Mie Setan Malang'
Produk ‘Mie Setan Malang’ merupakan salah satu merk yang saat ini
sedang fenomenal di Malang. Berdirinya produk ini berawal dari gagasan
pemilik untuk merebut peluang bisnis kuliner yang dapat memenuhi
permintaan konsumen akan mie. Ciri khas dari produk ini ialah nuansa serta
citra yang kuat yang berusaha ditanamkan pada masyarakat, yakni kesan horor
dan mistis. Dalam hal ini, kesan tersebut diproyeksikan pada cita rasa mie yang
pedas dengan berbagai level, pemberian nama pada menu-menu yang tersedia
seperti pada produk pelengkapnya yakni minuman es tuyul, es kuntilanak, es
genderuwo, dan masih banyak lagi yang unik dan berkarakter, desain penyajian
menu, hingga teknik tata ruang restoran yang secara total dirancang agar
relevan dengan label produk.
a. Segmentasi Berdasarkan Kebutuhan
Berdasarkan kebutuhan, sasaran pemasaran produk ini ialah konsumen-
konsumen yang menyadari kebutuhan akan makanan yang berkualitas dan
variasi kuliner yang unik dengan image pedas yang berciri khas. Berdasarkan
kebutuhan, segmen pasar yang dituju ialah para konsumen yang menyukai
kuliner pedas, serta antusias dalam mencoba makanan pedas untuk memenuhi
keinginannya.
b. Identifikasi Segmen
Analisis identifikasi segmen meliputi segmentasi pasar dari segi geografis,
demografis, psikografis, dan perilaku.
c. Segmentasi Geografis
Berdasarkan segmentasi ini, dapat disimpulkan bahwa pembeli yang dituju
ialah masyarakat umum kota Malang, yang mudah untuk menjangkau lokasi
karena letaknya yang berada di pusat kota.
d. Segmentasi Demografis
Segmentasi demografis dapat ditinjau dari beberapa kriteria berikut:
o Usia
Target yang dibidik oleh produk ‘Mie Setan Malang’ dapat mencakup usia
3 tahun hingga 50 tahun ke atas. Rentang usia yang dituju meliputi siklus hidup
anak-anak, remaja, hingga dewasa yang menggemari kuliner mie, khususnya
mie pedas. Mie setan juga menawarkan produk pelengkap seperti mie angle
(mie tanpa cabai) yang biasa dikonsumsi anak-anak dan pelanggan pun dapat
memesan mie dengan cabai kurang dari 12 atau dibawah level 1, dim sum yang
ditawarkan pun sangat beragam sehingga dapat menemani mie setan saat
menikmati produk unik tersebut.
o Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, pasar yang dibidik dapat dari kalangan pria
maupun wanita. Dalam hal jenis kelamin, segmentasi pasar bersifat universal
karena yang ditawarkan ialah produk makanan, yang dapat dikonsumsi baik
oleh pria maupun wanita.
o Pendapatan
Pasar yang dituju diasumsikan orang-orang yang berpendapatan sekitar Rp
1.000.000,00/bulan ke atas. Karena produk utama yang ditawarkan cukup
terjangkau yakni Rp 8.000,00 untuk semua tingkat level dan produk pelengkap
seperti dim sum yang berkisar Rp 8.000,00 sampai Rp 15.000,00 serta
minuman sebagai produk pelengkap yang pasti di pesan sebagai pendamping
dari mie setan itu sendiri sebagaimana makanan dan minuman berkisar Rp
5.000,00 hingga Rp 9.000,00. Meskipun demikian, kalangan mahasiswa yang
pada umumnya belum memiliki pendapatan juga dapat dibidik untuk
memenuhi segmentasi pasar.
o
o Kelas Sosial
Produk ‘Mie Setan Malang’ cenderung membidik kelas sosial menengah
bawah, menengah, menengah atas, hingga kalangan kelas atas karena harga
yang ditawarkan untuk makanan mie pada umumnya dapat dikategorikan
diatas standar rata-rata, yakni Rp 8.000,00 per porsi, sedangkan untuk produk
serupa lainnya sekitar Rp 6.000,00 tiap porsinya. Namun hal ini yang membuat
sebagian kalangan dapat menjangkaunya.
e. Segmentasi Psikografis
Target segmentasi psikografis produk ‘Mie Setan Malang’ cenderung
pribadi-pribadi yang memiliki karakter sebagai berikut:
- Peminat kuliner pedas
- Pecinta tantangan
- Penggemar wisata kuliner
- Trend dan Gengsi
- Gaya Hidup
2. Carilah penjelasan lebih lanjut tentang analisis saluran pemasaran dan analisis
strategi harga serta implementasi strateginya dalam memenangkan persaingan
pasar!
Analisis saluran pemasaran
Saluran pemasaran merupakan suatu tindakan ekonomi yang
mendasarkan pada kemampuannya untuk membantu dalam penciptaan nilai
ekonomi. Sedangkan nilai ekonomi menentukan harga barang dan jasa kepada
indivisu-individu (Swastha, 2002).
Peran utama saluran pemasaran adalah mengubah pembeli potensial
menjadi pelanggan yang menguntungkan, tidak hanya melayani pasar namun
harus membentuk pasar.
Pilihan saluran tergantung pada strategi pemasaran perusahaan dengan
memperhatikan segmentasi, penentuan target dan positioning. Ada 2 strategi
yaitu :
1. Strategi dorong ( push strategy )
Menggunakan tenaga penjualan, uang promosi dagang, atau sarana lain
produsen untuk mendorong perantara membawa, mempromosikan, dan
menjual produk ke pengguna akhir.
Tepat digunakan bila loyalitas merek dalam suatu katagori rendah,
pilihan merek dilakukan di took, produk menjadi barang impuls, dan
manfaat produk dipahami dengan baik
2. Strategi tarik ( pull strategy )
Produsen menggunakan iklan, promosi dan bentuk komunikasi lain untuk
menyakinkan konsumen agar meminta produk dari perantara sehingga
mendorong perantara memesan produk tersebut.
Tepat digunakan bila loyalitas merek tinggi dan keterlibatan yang tinggi
dalam katagori tersebut, konsumen mampu menerima perbadaan antar-
merek, dan konsumen sudah memilih merek sebelum pergi ke toko.
Analisis Strategi Harga
Strategi Harga adalah Menetapkan harga awal untuk sebuah produk dan
dimaksudkan untuk memberikan arah untuk pergerakan harga pada daur hidup
produk. Faktor – faktor yang mempengaruhi situasi penetapan harga adalah
sebagai berikut :
1. Sensitivitas pelanggan terhadap harga
Salah satu tantangan dalam analisa pentapan harga adalah
memperkirakan bagaimana pembeli bereaksi transaksi terhadapa harga yang
berbeda.
Analisa terhadap sensitivitas pembeli harus dilakukan untuk menjawab
pertanyaan – pertanyaan seperti;
a. Ukuran produk – pasar dari sudut pandang daya beli
b. Pangsa pasar dan strategi market targeting yang akan digunakan
c. Sensitivitas perintaan di masing-masing pangsa terhadap perubahan
harga
d. Perkiraan penjualan di masing - masing tingkat harga
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut maka analisa terhadap
hal-hal berikut perlu dilakukan :
a. Elastisitas harga
Elastisitas harga adalah prosentase perubahan jumlah produk terjual pada
saat terjadi perubahan harga, dibagidengan prosentase perubahan harga.
b. Faktor-faktor non harga
Faktor-faktor non harga yang juga berperan penting dalam penentuan
harga adalah kualitas, keunikan, ketersediaan, kenyamanan, layanan dan
jaminan purna jual
c. Proyeksi penjualan
Proyeksi penjualan juga dierlukan oleh manajemen dalam
mempertimbangkan alternatif harga yang akan ditetapkan.
2. Analisa Biaya
Analisa biaya dapat dilakukan dengan menganalisa aspek-aspek biaya
sebagai berikut :
a. Komposisi biaya produksi
Salah satu metode yang banyak digunakan saat ini adalah metode
Activity based Costing (ABC).
b. Efek volume pada biaya
Perusahaan perlu mengkaji efek dari volume produksi maupun pembelian
terhadap biaya. Analisa efek volume ini akan menentukan berapa banyak
barang akan diproduksi atau didistribusikan terkait dengan biaya yang
harus dikeluarkan.
c. Keunggulan kompetitif
Informasi tentang biaya yang dikeluarkan oleh pesaing (lebih tinggi,
lebih rendah, sama) perlu diperole, baik secara langsung ataupun dengan
cara melakukan estimasi berdasarkan informasi yang tersedia ( jenis
biaya, upah buruh, harga bahan baku, dsb.)
d. Efek pengalaman
Perusahaan juga perlu mengetahui efek pengalaman terhadap biaya. Dari
analisa data historis dapat diketahui bentuk kurvapembelajaran yang
mengindikasikan penurunan biaya yang terjadi setelah produksi
mencapai tahap tertentu.
e. Kendali terhadap biaya
Perusahaan juga perlu mengetahui seberapa besar an dalam
mengendalikan pergerakan biaya di masa mendatang. Misalnya harga
dari pemasok bahan baku, biaya yang harus dibayarkan pada pihak ketiga
dan sebagainya.
3. Analisa Pesaing
Strategi penetapan harga pesaing harus dikaji untuk menentukan :
a. Perusahaan (pesaing) mana yang menjadi ancaman langsung di pasar
yang menjadi target
b. Bagaiman positioning harga yang akan diambil oleh pesaing dan
seberapa jauh pesaing akan menggunakan harga sebagai bagian dari
strategi pemasaran mereka
c. Seberapa sukses strategiharga pesaing selama ini
d. Kemungkinan respon yang diberikan oleh pesaing terhadap alternatif
strategi harga.
Implementasi penetapan harga dalam strategi memenangkan persaingan
pasar ditetapkan karena produk selalu dipengaruhi oleh harga pesaing dan
kemungkinan aksi yang dilakukan pesaing pada saat perusahaan melakukan
perubahan harga, untuk itu kita selalu mengestimasi perubahan harga
pesaing, dengan kualitas yang mereka miliki dan mengestimasi harga dari
kualitas produk yang kita tawarkan dengan tidak mengesampingkan faktor
biaya yang digunakan. Dalam hal ini produk diharapkan memberikan
inovasi – inovasi baru yang berbeda dari para pesaing, seperti dalam hal
periklanan yang lebih memperlihatkan manfaat yang bisa didapatkan dari
produk, dari segi misalkan bahan baku produk itu sendiri.Strategi penetapan
harga harus disesuaikan segmen pasar yang dituju, dengan hal demikian
harga yang ditentukan akan sesuai dengan permintaan dari konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Handoyo. 2011. Mengapa Perusahaan Perlu Membuat Rencana Usaha?.
http://bondolbirukelabu.blogspot.com/2011/10/mengapa-perusahaan-perlu-
membuat.html. Diakses 05 April 2014.
Herdi. 2010. Analissa Situasi Pasar Persaingan. http://herdi-
50407415.blogspot.com/2010/10/analisa-situasi-pasar-persaingan.html.
Diakses 05 April 2014.
Nizza. 2012. Analisis Segmentasi Pasar. http://durrotunizza.blogspot.com
/2012/04/analisis-segmentasi-pasar-produk-lokal.html. Diakses 05 April
2014.
Sofriana,I.E. 2008. Pemasaran Strategik. Universitas Mercu Buana
Tripomo, Tedjo, 2005, Manajemen Strategi, Rekayasa Sains, Bandung