modul 11 kromatografi gas

Upload: willi-yaohandy-chandra

Post on 16-Oct-2015

131 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

lalalahhjgijgfvhvghjvhjvhj

TRANSCRIPT

  • 1

    PERCOBAAN XI

    KROMATOGRAFI GAS

    I. Tujuan Percobaan

    1. Menentukan kurva kalibrasi standar dari sampel yang ditentukan.

    2. Menetukan konsentrasi dari sampel tersebut.

    II. Prinsip Kerja

    Suatu sampel yang tidak diketahui konsentrasi dan jenisnya dapat diketahui dengan

    menggunakan kromatografi gas, yaitu dengan menentukan kurva kalibrasi standar dan

    konsentrasi dari sampel tersebut berdasarkan migrasi diferensial komponen-komponen

    sampel dan perbedaan distribusi antar komponen pada kedua fase.

    III. Teori

    3.1 Definisi dan Sejarah Kromatografi

    Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam

    teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang

    bisa berupa gas (kromatografi gas) ataupun cair (kromatografi cair) dan fasa diam yang juga

    bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan polaritas

    dari fasa diam dan fasa gerak. Penemu Kromatografi adalah Tswet t yang pada

    tahun 1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan

    suatu kolom yang berisi kapur (CaSO4). lstilah kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk

    melukiskan daerah-daerah yang berwarna yang bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang

    hamper bersamaan, D.T. Day juga menggunakan kromatografi untuk memisahkan fraksi-

    fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu dan yang

    menjelaskan tentang proses kromatografi.

    Perkembangan tentang kromatografi agak lambat untuk beberapa tahun sampai

    digunakan suatu teknik dalam bentuk kromatografi padatan cair (LSC). Kemudian pada akhir

    tahun 1930an dan permulaan tahun 1940an, kromatografi mulai berkembang. Dasar

    kromatografi lapisan tipis (TLC) diletakkan pada tahun 1938 oleh Izmailov dan Schreiber,

    dan kemudian diperhalus oleh Stahl pada tahun 1958. Hasil karya yang baik sekali dari

    Martin dan Synge pada tahun 1941 (untuk ini mereka memenangkan Nobel)

    t idak hanya mengubah dengan cepat kroinatografi cair tetapi seperangkat

  • 2

    umumlangkah untuk pengembangan kromatografi gas dan kromatografi kertas. Pada tahun

    1952 Martin dan James mempublikasikan makalah pertama mengenai kromatografi

    gas. Diantara tahun 1952 dan akhir tahun 1960 an kromatografi gas dikembangkan

    menjadi suatu teknik analisis yang canggih.

    Kromatografi berkembang menjadi teknik pemisahan untuk zat kimiawi dengan

    sifat yang sangat mirip, dan dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif dan penetapan

    kuantitatif untuk zat-zat yang sudah dipisahkan. Selain itu sumber lain Pada tahun 1952,

    james dan martin menciptakan suatu bentuk kromatografi yang menggunakan gas sebagai fasa

    gerak. Terjadinya pemisahan disini, selain didasarkan pada interaksi komponen dengan fasa

    diam, juga bergantung dari perbedaan titik didih komponen-komponen yang akan

    dipisahkan. Tetapi tidak semua campuran komponen dapat dipisahkan dengan

    kromatografi gas, terutama apabila komponen tersebut mempunyai titik didih yang terlalu

    tinggi sehingga sukar untuk menguap atau jika komponen mengurai pada suhu yang

    relatif tinggi.

    3.2 Kromatografi Gas

    Umumnya metode kromatografi diklasifikasikan atas jenis fasa yang digunakan dan sebagian

    berdasarkan mekanisme pemisahannya, salah satunya adalah kromatografi gas. Kromatografi Gas

    adalah metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada jaman instrument dan elektronika

    yang telah merevolusikan keilmuan selama lebih dari 30 tahun. Kromatografi gas

    merupakan alat analit ik yang telah lama populer dan merupakan jenis yang

    umum digunakan dalam analisis kromatografi kimia untuk memisahkan dan

    menganalisis senyawa yang dapat menguap tanpa dekomposisi. Khaspenggunaan GC

    termasuk pengujian kemurnian zat tertentu, atau memisahkan komponen yang berbeda dari

    campuran (jumlah relatif komponen tersebut jugadapat ditentukan). Dalam beberapa situasi, GC

    dapat membantu dalam mengidentifikasi suatu senyawa. Dalam persiapan kromatografi, GC

    dapat digunakan untuk mempersiapkan senyawa murni dari campuran.. Alat ini biasanya

    digunakan untuk analisa campuran senyawa organik menjadi komponen-komponennya.

    Sekarang GC dipakai secara rutin di sebagian besar laboratorium industr i dan

    perguruan inggi. GC dapat dipakai untuk set iap campuran yang komponennya

    mempunyai tekanan uap yang berarti pada suhu yang dipakai untuk pemisahan.

    Tekanan uap atau keatsir ian memungkinkan komponen menguap dan

    bergerak bersama-sama dengan fase gerak yang berupa gas. Pada kromatografi cair

    pembatasan yang bersesuaian ialah komponen cairan harus mempunyai kelarutan yang

  • 3

    berarti di dalam fase gerak yang berupa cairan. Secara sepintas tampaknya pembatasan tekanan

    uap pada kromatografi gas lebih serius daripada pembatasan kelarutan pada kromatografi

    cair, secara keseluruhan memang demikian. Akan tetapi, jika kita ingat bahwa

    suhu 4000oC dapat dipakai pada kromatografi gas dan bahwa kromatografi dilakukan

    secara cepat untuk meminimumkan penguraian, pembatasan itu menjadi tidak begitu perlu.

    Disamping itu, pada GC senyawa yang tak atsiri sering dapat diubah menjadi turunan

    yang lebih atsiri dan lebih stabil sebelum kromatografi.

    Dalam kromatografi gas, Fase yang bergerak (mobile phase) adalah sebuah operatir

    gas, yang biasanya gas murni seperti helium atau yang tidak reaktif seperti gas

    nitrogen. Stationary atau fasa diam merupakan tahap mikroskopis lapisan cair atau

    polimer yang mendukung gas murni, di dalam bagian dar i sistem pipa-pipa kaca

    atau logam yang disebut kolom.

    Instrumen yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut

    gaschromatograph. Zat yang dipisahkan dilewatkan dalam kolom yang diisi dengan fasa tidak

    bergerak yang terdiri dari bahan halus yang cocok. Gas pembawa mengalir melalui

    kolom dengan kecepatan tetap, memisahkan zat dalam gas atau cairan ataupun dalam

    keadaan normal. Cara ini digunakan untuk percobaan identifikasi dan kemurnian atau

    untuk penetapan kadar.

    Kromatografi gas merupakan metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan

    campuran yang sangat rumit. Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa

    detik untuk campuran sederhana sampai berjam-jam untukcampuran yang mengandung 500-

    1000 komponen. Komponen campuran dapat diidentifikasikan dengan menggunakan waktu

    tambat (waktu retensi) yang khas pada kondisi yang tepat. Waktu retensi ialah waktu yang

    menunjukkan berapa lama suatu senyawa tertahan dalam ko lom. Waktu retens i

    diukur dar i jejak pencatat pada kromatogram dan serupa dengan volume tambat

    dalam KCKT (kromatografi cair kinerja tinggi) dan Rf dalam KLT (kromatografi lapisan

    tipis). Dengan kalibrasi yang patut, banyaknya (kuantitas) komponen campuran dapat pula

    diukur secara teliti.

    Pada prinsipnya kromatografi gas digunakan untuk semua zat yang

    berbentuk gas atau dapat menguap tanpa penguraian. Kromatografi gas juga bisa

    digunakan pada pemisahan alkaloid, senyawa aktif sintetik, gula, lemak,steroid, asam

    amino, bahkan senyawa polimer yang bisa digunakan kromatografi gas.

    Perbedaan laju kigrasi masing-masing komponen dalam melalui kolom disebabkan oleh

    perbedaan titik didih dan interaksi masing-masing komponen dalam fase stasioner, sehingga waktu

  • 4

    yang diperlukan untuk keluar dari kolom untuk masing-masing komponen berbeda-beda. Komponen-

    komponen yang terelusi dianalisis secara kualitatif dapat dilihat dari waktu retensi, TR. TR analit

    dibandingkan dengan TRstandar pada kondisi operasi alat yang sama. Sedangkan penentuan kadar atau

    jumlah analit dilakukan dengan membandingkan luas puncak analit dengan luas puncak standar.

    Pemisahan yang baik suatu komponen lain dengan kromatografi gas tergantung pada pemilihan

    yang tepat substrat kolom serta efisiensi total dari sistem kromatografi gas. Waktu retensi akan berubah

    sesuai dengan koefisien distribusi setiap solut dalam pelarut, laju alir gas pembawa, suhu kolom.

    Kromatografi gas banyak digunakan untuk analisis kuantitatif campuran gas atau campuran cairan.

    Luas di bawah puncak sebanding dengan konsentrasi komponen dalam campuran awal. Oleh karena

    itu, plot antara luas puncak terhadap konsentrasi suatu standar yang diketahui konsentrasinya dapat

    menjadi kurva kalibrasi untuk analisis kuantitatif.

    3.3 Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Gas

    Kelebihan kromatografi gas, diantaranya kita dapat menggunakan kolomlebih

    panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. Gas dan uapmempunyai

    viskositas yang rendah, demikian juga kesetimbangan partisi antaragas dan cairan

    berlangsung cepat, sehingga analisis relatif cepat dansensit ifitasnya t inggi. Fase gas

    dibandingkan sebagian besar fase cair t idakbersifat reaktif terhadap fase diam

    dan zat-zat terlarut. Selain itu keuntunganmenggunakan kromatografi gas adalah

    analisa cepat, resolusi baik, bahkankomponen dengan titik didih berdekatan mampu

    dipisahkan dimana pemisahandengan destilasi biasa tidak dapat dilakukan.

    Kekurangan kromatografi gas adalah bahwa ia tidak mudah dipakai untukmemisahkan

    campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat (mg)mudah dilakukan,

    pemisahan campuran pada tingkat (g) mungkin dilakukan,tetapi pemisahan dalam

    tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika tidakada metode lain. Selain itu teknik ini

    terbatas untuk zat yang mudah menguap.

    3.4 Kegunaan Kromatografi Gas

    Kromatografi gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawadalam

    berbagai bidang. Dalam senyawa organik dan anorganik, senyawa logam,karena persyaratan

    yang digunakan adalah tekanan uap yang cocok pada suhusaat analisa dilakukan. Berikut

    akan kita lihat beberapa kegunaan kromatografigas pada bidang-bidangnya yaitu:

    a. Polusi udara

    Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahanyang

    digabungkan dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLCmenjadi alat

  • 5

    yang ideal untuk menentukan banyak senyawa yangterdapat dalam udara

    yang kotor, KGC (kromatografi gas cair) dipakaiuntuk menentukan Alkil-Alkil

    Timbal,Hidrokarbon, aldehid, keton, SO ,HS, dan beberapa oksida dari nitrogen dll.

    b. K l i n i k

    Diklinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-

    senyawa dalam klinik seperti : asam-asam amino, karbohidrat, CO danO dalam darah,

    asam-asam lemak dan turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, barbiturate,

    dan vitamin

    c. Bahan-bahan pelapis

    Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa, karetdan resin-resin

    sintesis

    d. Minyak Atsir i

    Digunakan untuk pengujian kualitas terhadap minyak permen, jeruksitrat, dll

    e. Bahan makanan

    Digunakan dengan TLC (kromatografi lapis tipis) dan kolom-kolom,untuk

    mempelajari pemalsuan atau pencampuran, kontaminasi danpembungkusan

    dengan plastik pada bahan makanan, juga dapatdipakai untuk menguji jus, aspirin, kopi

    dll.

    f. Sisa-sisa peptisida

    KGC (kromatografi gas cair) dengan detektor yang sensit if

    dapatmenentukan atau pengontrolan sisa-sisa peptisida yang

    diantaranyasenyawa yang mengandung halogen, belerang, nitrogen, dan fosfor.

    g. Perminyakan

    Kromatografi gas dapat digunakan untuk memisahkan danmengidentifikasi hasil-

    hasil dari gas-gas hidrokarbon yang ringan

    h. Bidang farmasi dan obat-obatan

    Kromatografi gas digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisa hasil-hasil baru

    dalam pengamatan metabolisme dalam zat-zat alir biologi.

    i. Bidang kimia/ penelitian

    Digunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian kemurnianhasil.

  • 6

    IV. Prosedur dan Hasil Pengamatan

    Prosedur Hasil Pengamatan

    1 Menyiapkan larutan methanol dan

    ethanol dengan konsentrasi 25%,

    50% dan 75% beserta larutan x

    yang berupa campuran methanol

    dan etanol yang telah dibuat oleh

    asisten.

    2 Mengencerkan larutan tersebut

    sebanyak 100 kali pengenceran,

    karena semakin besar pengenceran

    maka semakin baik hasilnya.

    3 Mencuci syringe 10L kemudian

    membilasnya sebanyak 10 kali.

    4 Mengambil larutan yang sudah

    diencekan tadi dengan

    menggunakan syringe dan

    menginjeksikannya ke dalam alat

    kromatografi gas.

    Methanol 50%

    Methanol 75%

    Methanol 25%

    Ethanol 25%

    Ethanol 50%

    Ethanol 75%

  • 7

    5 Menunggu hingga peralatan GC

    selesai mendeteksi kemudian

    simpan data dalam bentuk PDF.

    V. Pengolahan Data

    5.1 Penentuan Luas Area Sebenarnya

    Diketahui:

    D percobaan = 300

    D kalibrasi = 100

    Data luas area sampel

    SAMPEL PUNCAK LUAS AREA PERCOBAAN WAKTU RETENSI (s)

    I 1 12895 1.782

    2 62677 1.843

    II 1 149181 1.759

    2 656591 1.818

    III 1 187264 1.779

    2 531051 1.838

    Penentuan luas area sebenarnya menggunakan persamaan:

    =

    =

  • 8

    Untuk Sampel 1

    Puncak 1. =

    12895= 38685

    Puncak 2.

    =

    62677= 188031

    Untuk Sampel 2

    Puncak 1. =

    149181= 447543

    Puncak 2.

    =

    656591= 1969773

    Untuk Sampel 3

    Puncak 1. =

    187264= 561792

    Puncak 2.

    =

    531051= 1593153

    SAMPLE PUNCAK LUAS AREA PERCOBAAN LUAS AREA SEBENARNYA

    I 1 12895 38685

    2 62677 188031

    II 1 149181 447543

    2 656591 1969773

    III 1 187264 561792

    2 531051 1593153

  • 9

    5.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi

    5.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Metanol

    Data percobaan:

    Luas area (X) Konsentrasi (Y)

    478694 25 %

    1312352 50 %

    1971272 75 %

    5.2.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Etanol

    Data percobaan:

    LUAS AREA (X) KONSENTRASI (Y)

    607222 25 %

    1397304 50 %

    1875868 75 %

    y = 3E-07x + 0,081R = 0,995

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000

    KON

    SEN

    TRAS

    I

    LUAS AREA

    KURVA KALIBRASI METANOL

    Series1

    Linear (Series1)

  • 10

    y = 4E-07x + 0,000R = 0,980

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    0 500000 1000000 1500000 2000000

    KON

    SEN

    TRAS

    I

    LUAS AREA

    KURVA KALIBRASI ETANOL

    Series1

    Linear (Series1)

    y = 3E-07x + 0,081R = 0,995

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000

    KON

    SEN

    TRAS

    I

    LUAS AREA

    KURVA KALIBRASI METANOL

    Series1

    Linear (Series1)

    5.3 Penentuan Konsentrasi Sampel

    5.3.1 Penentuan Konsentrasi Sampel berdasarkan Kurva Kalibrasi Metanol

  • 11

    y = 4E-07x + 0,000R = 0,980

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    0 500000 1000000 1500000 2000000

    KON

    SEN

    TRAS

    I

    LUAS AREA

    KURVA KALIBRASI ETANOL

    Series1

    Linear (Series1)

    Keterangan:

    : sampel 3

    : sampel 2

    : sampel 1

    Konsentrasi sampel 1 sebesar 10%; sampel 2 sebesar 18%; sampel 3 sebesar 33%

    5.3.2 Penentuan Konsentrasi Sampel berdasarkan Kurva Kalibrasi Etanol

    Keterangan:

    : sampel 1

    : sampel 2

    : sampel 3

    Konsentrasi sampel 1 sebesar 8%; sampel 2 sebesar 66%; sampel 3 sebesar 72%.

  • 12

    VI. Analisis

    6.1 Analisis Percobaan

    Percobaan kromatografi gas bertujuan untuk menentukan kurva kalibrasi standar dari

    sampel yang ditentukan serta menentukan konsentrasi dari sampel. Kromatografi gas

    merupakan suatu metode pemisahan dari suatu campuran berdasarkan perbedaan kecepatan

    distribusi masing-masing komponen antara fase gerak dan diam. Pada percobaan ini

    digunakan larutan etanol dan metanol dengan berbagai konsentrasi. Digunakan larutan etanol

    dan metanol karena sifat fisika dari kedua larutan adalah volatil atau mudah menguap.

    Langkah awal yang dilakukan pada percobaan ini adalah membuat larutan etanol dan

    metanol dengan konsentrasi yang telah ditetapkan yaitu 25%, 50%, dan 75%. Larutan ini

    kemudian diencerkan sebanyak 300x dan larutan ini dijadikan standar untuk pembuatan

    kurva kalibrasi standar. Selanjutnya, tiga buah sampel yang belum diketahui konsentrasinya,

    masing-masing diencerkan sebanyak 300x. Tujuan pengenceran adalah agar sampel dapat

    dideteksi oleh detektor pada kolom kromatografi gas. Hal ini dikarenakan spesifikasi yang

    dimiliki oleh alat kromatografi gas adalah pupa kapiler. Di mana pipa kapiler ini hanya dapat

    melewatkan sampel dengan ukuran antara 1-10 L. Pada analisis suatu zat pada kromatografi

    gas harus disesuaikan dengan jenis detektor yang digunakan agar analit dapat dipisahkan dan

    diidentifikasi.

    Kemudian, sampel-sampel yang telah diencerkan lalu diinjeksikan ke dalam kolom

    kromatografi gas dengan menggunakan syringe. Sebelum sampel dimasukkan ke dalam

    syringe, terlebih dahulu syringe dibilas dengan air suling sebanyak 10 kali. Hal ini bertujuan

    untuk menghilangkan pengotor yang terdapat di dalam syringe. Setelah itu, syringe

    dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 yang telah berisi sampel 1, lalu dibilas pula sebanyak

    10 kali dengan larutan sampel 1 agar di dalam syringe sudah jenuh oleh larutan sampel 1

    tersebut. Kemudian, larutan sampel yang diambil menggunakan syringe tidak boleh ada

    gelembung udara di dalamnya. Adanya gelembung udara dapat menghambat proses

    pemisahan dan pengidentifikasian komponen. Selain itu, dikhawatirkan betkurangnya volume

    larutan sampel yang terdapat dalam syringe, volume yang seharusnya diinjrksikan ke dalam

    kolom kromatigrafi gas adalah 1 L, karena adanya gelembung udara, maka volumenya

    berkurang dan sampel dikhawatirkan tidak dapat diidentifikasi secara akurat. Selanjutnya,

    sampel diinjeksikan ke dalam kolom kromatografi gas dengan posisi syringe tegak lurus

    terhadap alat dan diinjeksikan sekaligus dengan satu kali tekan dan cepat agar larutan sampel

    tidak menguap terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kolom kromatografi gas.

  • 13

    Setelah itu, pada layar komputer dapat terlihat bentuk puncak yang terbentuk, luas area

    pada puncak, dan waktu retensi pada masing-masing larutan sampel. Lalu, ditentukan

    konsentrasi pada masing-masing larutan sampel dengan membandingkan luas area yang

    diperoleh dari hasil percobaan masing-masing sampel dengan luas area larutan standar. Hal

    yang sama dilakukan pada larutan sampel 2 dan 3.

    6.2 Analisis Data dan Perhitungan

    Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data-data berupa luas area, dan waktu

    retensi dari masing masing sampel. Untuk menentukan konsentrasi dari masing-masing

    komponen sampel tersebut, harus di tentukan terlebih dahulu kurva kalibrasi standar. Kurva

    kalibrasi standar adalah kurva yang dibuat berdasarkan data-data komponen yang telah

    diketahui secara pasti, data-data tersebut meliputi luas area dan konsentrasi dari larutan

    tersebut. Dari data kurva kalibrasi telah diketahui bahwa larutan tersebut mengandung 2

    komponen yaitu etanol dan methanol dengan 3 variasi konsentrasi yang berbeda sehingga kita

    dapat membuat 2 buah kurva kalibrasi standar yaitu kurva kalibrasi standar methanol dan

    kurva kalibrasi standar etanol dari masing-masing kurva kalibrasi standar tersebut nantinya

    digunakan untuk mengidentifikasi konsentrasi komponen-komponen pada larutan sampel,

    dengan cara membandingkan luas area sebenarnya.

    Kurva kalibrasi standar methanol dibuat dengan memplotkan data luas area sebagai

    sumbu x dan konsentrasi sebagai sumbu y. pada percobaan ini diperoleh 3 data luas area

    methanol yaitu 478694 pada konsentrasi 25%, 1312352 pada konsentrasi 50% dan 1971272

    pada konsentrasi 75%. Dari data-data tersebut diperoleh 3 titik yang jika ditarik garis akan

    membentuk garis linear. Untuk membuat kurva kalibrasi standar ethanol, caranya sama

    dengan pembuatan kurva kalibrasi standar methanol. Data luas area etanol yang diperoleh

    adalah 607222 pada konsentrasi 25%, 1397304 pada konsentrasi 50% dan 1875868 pada

    konsentrasi 75% dari data tersebut diperoleh 3 titik yang akan membentuk garis linear pada

    kurva.

    Luas area yang diperoleh masih berupa luas area percobaan, bukan luas area

    sebenarnya. Untuk memperoleh luas area sebenarnya dihitung dengan menggunakan

    persamaan :

    =

  • 14

    Setiap sampel menghasilkan 2 puncak dengan luas area yang berbeda, pada percobaan

    ini terdapat 3 sampel yang dianalisis, sehingga akan terdapat 6 luas area sebenarnya. Setelah

    dilakukan perhitungan diperoleh luas area sebenarnya untuk sampel 1 sebesar 38685 dan

    188031. Untuk sampel 2 sebesar 447543 dan 1969773. Untuk sampel 3 sebesar 561792 dan

    1593153. Setelah diperoleh luas area sebenarnya untuk masing-masing komponen maka

    dapat diplotkan ke kurva kalibrasi standar masing-masing sehingga diperoleh besarnya

    konsentrasi etanol dan methanol pada masing masing sampel.

    6.3 Analisis Hasil Percobaan dan Grafik

    Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kurva kalibrasi standar yang nantinya digunakan

    untuk mengidentifikasi komponen sampel, dari kurva kalibrasi tersebut dapat diketahui

    komponen yang terdapat dalam sampel tersebut adalah methanol dan etanol.Methanol akan

    keluar terlebih dahulu, karena methanol memiliki titik didih rendah daripada etanol dan

    terlihat juga dari waktu retensinya. Dimana pada detik ke 1.782 methanol keluar, sedangkan

    etanol keluar pada detik ke 1.843.

    Untuk kurva kalibrasi standar methanol dan etanol, terdapat 3 titik yang membentuk

    garis linear, dimana semakin besar luas areanya maka konsentrasinya juga semakin tinggi.

    Penentuan konsentrasi sampel dilakukan dengan cara membandingkan luas area sebenarnya

    yang diperoleh dari hasil perhitungan sebelumnya dengan luas area pada kurva kalibrasi

    standard dan diketahui untuk setiap sempel pada puncak pertama merupakan methanol dan

    pada puncak ke 2 adalah etanol. Kemudian luas area sebenarnya tadi diplotkan ke kurva

    kalibrasi standar masing-masing, dimana puncak 1 pada setiap sampel dibandingkan dengan

    kurva kalibrasi methanol dan puncak 2 pada setiap sampel dibandingkan dengan kurva

    kalibrasi etanol dan diperoleh konsentrasi masing-masing sampel yaitu untuk sampel 1

    kandungan metanolnya sebesar 10% dan kandungan etanolnya sebesar 8%. Untuk sampel 2

    kandungan metanolnya sebesar 18% , kandungan etanolnya sebesar 66% dan untuk sampel 3,

    kandungan metanolnya sebesar 33% dan kandungan etanolnya sebesar 72%.

    6.4 Analisis Alat dan Bahan

    Pada percobaan ini digunakan alat kromatografi gas dengan detector tipe FID, tipe ini

    sangat baik digunakan untuk mengidentifikasi jenis hidrokarbon yang mudah terbakar. Pada

    detector jenis ini menggunakan saluran yang sangat kecil yaitu sebesar pipa kapiler yang

    hanya mampu menampunga sampel dalam ukuran 1 mikroliter. Sehingga mengefisienkan

    penggunaan sampel. Apabila sampel yang diinjeksikan melebihi atau kurang dari jumlah

    tersebut maka detector tidak dapat mengidentifikasi sampel secara maksimal, akibatnya hasil

  • 15

    yang ditampilkan dalam bentuk kromatograf tidak akurat. Pada kromatografi gas ini, semakin

    banyak sampel yang diinjeksikan maka hasilnya akan semakin tidak kuantitatif. Pada

    percobaan ini digunakan etanol dan methanol karena merupakan senyawa yang mudah

    terbakar sehingga dapat diidentifikasi dengan baik menggunakan kromatografi gas.

    6.5 Analisis Kesalahan

    Dalam percobaan ini penyimpangan yang terjadi dapat disebabkan oleh :

    a) Pada saat dilakukan pengenceran, pembacaan volume yang terukur tidak sesuai

    dengan volume sebenarnya sehingga akan mempengaruhi konsentrasi.

    b) Adanya pengotor atau komponen lain yang menghambat proses identifikasi seperti

    senyawa yang tidak mudah terbakar.

    c) Pada saat proses injeksi sampel. Injeksi harus dilakukan dengan sekaligus dan cepat

    agar larutan sampel tidak menguap sebelum masuk kedalam kolom.

    d) Adanya gelembung didalam syiringe yang dapat menghambat proses identifikasi.

    VII. Kesimpulan

    1. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kurva kalibrasi standar dari etanol dan metanol

    dengan perbandingan konsentrasi yang telah ditentukan, yaitu 25%, 50%, dan 75%

    serta digunakan untuk mengidentifikasi konsentrasi sampel yang belum diketahui.

    2. Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh konsentrasi dari masing-masing sampel, yaitu

    sampel 1 puncak 1 sebesar 10% dan puncak 2 sebesar 8%; sampel 2 puncak 1 sebesar

    18% dan puncak 2 sebesar 66%; sampel 3 puncak 1 sebesar 33% dan puncak 2

    sebesar 72%.

    VIII. Daftar Pustaka

    Modul Praktikum Kimia Fisika dan Kimia Analitik

    Day, R.A., Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta :

    Erlangga.

  • 16

    IX. Jawaban Pertanyaan

    1. Apa yang mempengaruhi waktu retensi dari suatu senyawa?

    Jawab :

    Waktu retensi merupaka waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu untuk bergerak

    melalui kolom menuju detector. Faktor-faktor yang mempengaruhinya meliputi:

    a) Titik didih senyawa

    Senyawa dengan titik didih yang tinggi akan memiliki waktu retensi yang lebih

    lama.

    b) Kelarutan dalam fase cair

    Kelarutan yang tinggi dalam fase cair akan memiliki waktu retensi yang lebih lama.

    c) Suhu Kolom

    Suhu kolom yang tinggi akan mempersingkat waktu retensi.

    2. Jelaskan urutan elusidasi CHCl3 dan CCl4!

    Jawab :

    Berdasarkan titik didihnya, CHCl3 memiliki titik didih lebih rendah (61,2oC) bila

    dibandingkan dengan CCl4 yaitu 76,8oC. Sehingga CHCl3 akan terdistribusi lebih cepat

    bila dibandingkan dengan CCl4 dan waktu retensinya akan lebih cepat jika

    dibandingkan dengan CCl4.

    3. Manakah yang terelusidasi lebih cepat antara CH2Cl2 dan CHCl3?

    Jawab :

    Berdasarkan titik didihnya, CH2Cl2 memiliki titih didih 40oC dan CHCl3 61,2oC. Oleh

    karena itu, CH2Cl2 akan terdistrbusi lebih cepat karena titik didihnya yang lebih rendah

    daripada CHCl3 dan waktu retensinya lebih cepat.

    4. Apakah fungsi kurva kalibrasi? Mengapa harus menggunakan kurva kalibrasi?

    Jawab:

    Fungsi kurva kalibrasi adalah sebagai standar untuk mengetahui konsentrasi suatu

    sampel yang tidak diketahui dengan cara membandingkan luas area sampel dengan luas

    area standar sehingga diperoleh konsentrasi dari sampel tersebut. Digunakannya kurva

    kalibrasi yaitu untuk mempermudah dalam proses perhitungan untuk menentukan

    konsentrasi suatu sampel yang belum diketahui