modul 1 cetak

137

Upload: pjjkemenkes

Post on 16-Apr-2017

374 views

Category:

Health & Medicine


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 1 cetak

Prodi KeperawatanSemester 03

http://www.fuccha.in/wp-content/uploads/2013/08/effective-on-

line-communication.jpghttp://www.fuccha.in/wp-content/uploads/2013/08/effective-on-

line-communication.jpg

Komunikasi dalam keperawatan

Modul 1Konsep Dasar Komunikasi

Page 2: Modul 1 cetak

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

MODUL I

“KONSEP DASAR KOMUNIKASI”

PENULIS

TRI ANJASWARNI, SKp. M.Kep

PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN

PUSDIKLATNAKES, BADAN PPSDM KESEHATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2013

Page 3: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 1

Daftar Isi

MK KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

MODUL 1: KONSEP DASAR KOMUNIKASI

Cover

Daftar isi 1

Daftar Gambar 3

Pendahuluan

Rasional dan Diskripsi Singkat 4

Relevansi 5

Petunjuk Belajar 6

Kegiatan Belajar 1 Konsep Dasar komunikasi

Tujuan Pembelajaran Umum 8

Tujuan Pembelajaran Khusus 8

Pokok-pokok Materi 8

Uraian Materi 9

Rangkuman 22

Tes Formatif 23

Tugas Terstruktur 26

Tugas Mandiri 26

Kegiatan Belajar 2 Dasar-dasar komunikasi terapeutik

Tujuan Pembelajaran Umum 27

Page 4: Modul 1 cetak

2 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Tujuan Pembelajaran Khusus 27

Pokok-pokok Materi 27

Uraian Materi 28

Rangkuman 42

Tes Formatif 44

Tugas Terstruktur 46

Tugas Mandiri 46

Kegiatan Belajar 3 Komunikasi dan Hubungan Terapeutik Dalam Keperawatan

Tujuan Pembelajaran Umum 47

Tujuan Pembelajaran Khusus 47

Pokok-pokok Materi 47

Uraian Materi 48

Rangkuman 64

Tes Formatif 65

Tugas Terstruktur 65

Tugas Mandiri 66

Tugas Akhir terstruktur (Praktikum) 67

Tugas Akhir Mandiri 67

Test Akhir 68

Acuan Pustaka 76

Page 5: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 3

Gambar 1.1 Lima elemen utama komunikasi ………………………………………… 9

Gambar 1.2 Model prose komunikasi “The communication cycle” Vecchio 12

Gambar 1.3 “Johary window” untuk meningkatkan kesadaran diri 26

Gambar 1.4 Skema Sikap Perawat dalam Komunikasi Terapeutik …… 35

Gambar 1.5 Sikap Terapeutik (Secara Fisik) ……………………… ……… 36

Gambar 1.6 Sikap tidak terapeutik …………………………………………………… 37

Daftar Gambar

Page 6: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

4 PB

Pendahuluan

A. Rasional dan Diskripsi Singkat

Salam hangat dan bahagia selalu, semoga Tuhan YME senantiasa memberikan kekuatan, perlindungan dan keselamatan kepada kita, Amiin.

Saat ini Anda sedang mempelajari Modul Mata kuliah Komunikasi dalam Keperawatan. Mata Kuliah ini mempunyai bobot kredit 2 sks yang dibagi dalam empat Modul (4), yaitu: modul 1 tentang Konsep Komunikasi Terapeutik, modul 2 tentang Penerapan Komunikasi Berdasarkan Tingkat Usia, modul 3 tentang Penerapan Komunikasi dalam asuhan Keperawatan, dan modul 4 tentang Penerapan Komunikasi pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus. Masing-masing modul terdiri dari tiga (3) kegiatan belajar yang akan diuraikan secara berurutan.

Modul 1 berjudul Konsep Komunikasi Terapeutik yang sedang Anda pelajari, ini dikemas dalam tiga (3) kegiatan belajar dan seluruhnya diberikan alokasi waktu 9 jam pembelajaran, yang disusun dengan urutan sebagai berikut:

1. Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Komunikasi

2. Kegiatan Belajar 2: Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik.

3. Kegiatan Belajar 3: Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan

Komunikasi adalah bagian yang penting dalam kehidupan dan menyatu dengan kehidupan kita. Setiap saat, manusia selalu berkomunikasi dan menggunakannya dalam berinteraksi dengan manusia lain. Kata-kata yang diucapkan seseorang adalah komunikasi, diamnya seseorang adalah komunikasi, tertawanya seseorang adalah komunikasi, dan menangisnya seseorang adalah komunikasi. Dengan berkomunikasi maka kehidupan kita akan interaktif dan menjadi lebih dinamis.

Dalam kegiatan belajar 1 akan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada Anda tentang dasar-dasar komunikasi meliputi pengertian, tujuan, model, bentuk-bentuk, elemen, proses, faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dan tingkatan komunikasi. Kegiatan belajar 2 akan membahas tentang Dasar-dasar komunikasi terapeutik yang akan memberikan pengetahuan dan pemahaman

Page 7: Modul 1 cetak

5 6

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

tentang definisi, tujuan dan kegunaan komunikasi terapeutik, komunikasi sebagai elemen terapi, perbedaan komunikasi terapeutik dan komunikasi sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik, penggunaan diri perawat secara terapeutik dan Analisis diri Perawat. Kegiatan belajar 3 membahas tentang komunikasi dan Hubungan terapeutik dalam keperawatan yang akan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang sikap terapeutik perawat dalam komunikasi, teknik, fase-fase dan hambatan komunikasi terapeutik.

Setelah mempelajari modul 1 ini, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan pengertian, tujuan, model, bentuk-bentuk, elemen, proses, faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dan tingkatan komunikasi, menjelaskan definisi, tujuan dan kegunaan komunikasi terapeutik, komunikasi sebagai elemen terapi, perbedaan komunikasi terapeutik dan komunikasi sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik, penggunaan diri secara terapeutik dan menganalisis diri, serta menerapkan sikap terapeutik perawat dalam komunikasi, teknik-teknik, fase-fase dan menjelaskan hambatan komunikasi terapeutik.

B. Relevansi

Komunikasi dalam aktivitas keperawatan adalah hal yang paling mendasar dan menjadi alat kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan pelayanan / asuhan keperawatan. Hal ini cukup beralasan karena mulai kontak awal dengan klien selama 24 jam asuhan keperawatan dilaksanakan, perawat selalu menggunakan komunikasi dalam setiap aktivitasnya. Disamping itu komunikasi ini juga penting kaitannya dalam melakukan hubungan profesional perawat dengan para profesional kesehatan lainnya. Pengetahuan dan pemahaman tentang komunikasi dan komunikasi terapeutik dalam keperawatan ini sangat penting terkait dengan tugas-tugas Anda dalam melakukan asuhan keperawatan dan dalam melakukan hubungan profesional dengan tim kesehatan lainnya. Sebagai calon perawat ahli madya, ketrampilan dasar dan esensial yang harus Anda kuasai adalah Komunikasi. Penguasaan tentang komunikasi terapeutik dalam praktek keperawatan akan memungkinkan Anda melaksanakan praktik keperawatan secara berkualitas.

C. Petunjuk Belajar

Page 8: Modul 1 cetak

5 6

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul 1 ini, maka Akan lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:

1. Pahami lebih dulu kepentingan dan kegunaan komunikasi dalam aktivitas sehari-hari Anda sebagai manusia dan calon perawat ahli madya.

2. Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1, 2 dan 3

3. Baca dengan seksama materi yang disampaikan

4. Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator / tutor pada saat kegiatan tatap muka.

5. Pada bagian akhir Anda diminta untuk latihan melakukan pengamatan terhadap perilaku seseorang dalam berkomunikasi, selanjutnya Anda diminta untuk mengidentifikasi jenis komunikasi yang dilakukan.

6. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda mengingat.

7. Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan cocokkan jawaban anda dengan kunci yang disediakan pada halaman terakhir modul.

8. Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman Anda dan konsultasikan kepada fasilitator

9. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam modul ini tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu belajarlah dan berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat Anda.

Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dan mampu menyelesaikan modul ini dengan baik. SELAMAT BELAJAR DAN SUKSES BUAT ANDA!

Page 9: Modul 1 cetak

7 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

D. Petunjuk Bagi Dosen Pengajar / Fasilitator

1. Pahami Capaian Pembelajaran dalam Modul 1 ini.

2. Motivasi peserta didik untuk membaca dengan seksama materi yang disampaikan dan berikan penjelasan untuk hal-hal yang dianggap sulit

3. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas.

4. Identifikasi kesulitan peserta didik dalam mempelajari modul terutama materi-materi yang dianggap penting

5. Jika peserta didik mengalami kesulitan, mintalah mahasiswa mendiskusikan dalam kelompok atau kelas dan berikan kesimpulan.

6. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman sejawat.

7. Bersama peserta didik lakukan penilaian terhadap kemampuan yang dicapai peserta didik.

Apakah Anda menyadari bahwa setiap hari apapun aktivitas manusia senantiasa berkaitan dengan komunikasi?

Komunikasi adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan. Komunikasi adalah kebutuhan dasar manusia. Setiap hari, kita senantiasa menggunakan komunikasi untuk berhubungan dengan orang lain dan baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui komunikasi maka kehidupan kita akan menjadi lebih dinamis.

Page 10: Modul 1 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

8 PB

I

Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 1 diharapkan Anda memahami konsep dasar komunikasi secara umum

yang penting digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan / praktek keperawatan yang berkualitas.

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan bela-jar 1, diharapkan Anda dapat :

1. Menjelaskan pengertian komunikasi

2. Menjelaskan tujuan komunikasi

3. Menjelaskan Elemen komunikasi

4. Mengidentifikasi Bentuk / Jenis Komunikasi

5. Menjelaskan Model Proses Komuniksai

6. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi

7. Menjelaskan Tingkatan Komunikasi

Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 1, maka secara berurutan pokok-pokok materi yang akan dipaparkan dimulai dengan pengertian komunikasi, selanjutnya tujuan komunikasi, elemen komunikasi, bentuk / jenis komunikasi, model proses komunikasi. faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi dan terakhir adalah tingkatan komunikasi.

Konsep Dasar Komunikasi

Page 11: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 9

Uraian MateriUntuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut, maka pelajarilah dengan baik uraian tentang Komuniasi umum berikut ini :

1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin ‘communicare’ – ‘communicatio dan communicatus’ yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem penyampaian dan penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dsb. Beberapa pengertian komunikasi disampaikan oleh beberapa ahli berikut ini :

a. Taylor, Lillis & LeMone (1989) mendifinisikan komunikasi adalah proses tukar menukar informasi atau proses untuk mentransmisikan makna.

b. Chitty (1997) mendefiniskan komunikasi adalah tukar menukar pikiran, ide atau informasi dan perasaan dalam setiap interaksi.

c. Sedangkan Jurgen Ruesch, 1972 di dalam Chitty (1997) menjelaskan bahwa komunikasi adalah keseluruhan bentuk perilaku seseorang secara sadar maupun tidak sadar yang dapat mempengaruhi orang lain tidak hanya komunikasi yang diucapkan dan ditulis, tetapi juga termasuk gerakan tubuh, tanda-tanda somatik dan simbol-simbol.

Dari beberapa definisi di atas, secara sederhana komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran, penyampaian dan penerimaan berita, ide atau informasi dari seseorang ke orang lain. Lebih kompleks komunikasi didefinisikan sebagai berikut :

Dalam berkomunikasi diperlukan ketulusan hati antara pihak yang terlibat agar komunikasi yang dilakukan efektif. Bagi pihak yang menyampaikan

• Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari komunikator kepada komunikan, baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain.

• Komunikasi adalah proses yang dinamis, selalu berubah sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan yang senantiasa berubah.

Page 12: Modul 1 cetak

10 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

harus ada kesungguhan atau keseriusan bahwa informasi yang disampaikan adalah penting sedangkan bagi pihak penerima harus ada kesungguhan untuk memperhatikan dan memahami makna informasi yang diterima serta memberikan respon yang sesuai.

2. Tujuan Komuniksi

Berdasarkan beberapa pengertian / definisi di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :

a. Menyampaikan ide / informasi / berita

Kalau kita melakukan komunikasi dengan orang lain maka tujuan utamanya adalah sampainya atau dapat dipahaminya apa yang ada dalam fikiran kita atau ide kita kepada lawan bicara. Dengan demikian ada satu kesamaan ide antara apa yang ada dalam fikiran komunikator dan komunikan.

Contoh kegiatan keperawatan yang relevan:

b. Mempengaruhi orang lain

Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain secara kita sadari maupun tidak kita sadari akan mempengaruhi perilaku orang lain. Secara sadar jika kita berkomunikasi untuk tujuan memotivasi seseorang maka kita berharap bahwa orang yang kita motivasi akan melakukan hal sesuai dengan yang kita inginkan. Secara tidak kita sadari jika pada saat kita memotivasi menunjukkan wajah yang serius, maka akan membuat lawan bicara antusias untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan kepada dirinya.

Contoh Kegiatan keperawatan yang relevan:

Komunikasi perawat kepada pasien saat menjelaskan kondisi pasien, menyampaikan diagnosa keperawatan, rencana tindakan, prosedur tindakan atau menyampaikan hasil dari tindakan yang telah dilakukan.

Page 13: Modul 1 cetak

PB 11

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

c. Merubah perilaku orang lain

Komunikasi bertujuan merubah perilaku, maksudnya jika kita bicara dengan seseorang yang berperilaku berbeda dengan norma yang ada dan kita menginginkan.

Contoh kegiatan keperawatan yang relevan:

d. Memberikan pendidikan

Dalam kehidupan sehari-hari banyak komunikasi terjadi dengan tujuan memberikan pendidikan, misalnya komunikasi orang tua dengan anaknya, guru/dosen dengan murid/mahasiswa, perawat dengan kliennya, dll. Komunikasi ini dilakukan dengan tujuan agar lawan bicara (komunikan) memperoleh / mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi dan menunjukkan hal yang lebih baik dari sebelumnya

Contoh kegiatan keperawatan yang relevan:

e. Memahami (ide) orang lain

Komunikasi antara dua orang atau lebih akan efektif jika antara komunikator dan komunikan saling memahami ide masing-masing dan mereka saling berusaha untuk memberi makna pada komunikasi yang disampaikan atau diterima.

Komunikasi perawat kepada pasien saat memberikan motivasi untuk memelihara kesehatan, melakukan budaya hidup sehat melalui pengaturan pola makan yang sehat dan olah raga teratur.

Komunikasi yang dilakukan perawat pada saat akan mengubah keyakinan dan perilaku pasien yang tidak baik atau bertentangan dengan kesehatan, dengan keyakinan dan perilaku yang mendukung kesehatannya.

Komunikasi yang dilakukan perawat saat memberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan kepada pasien tentang pencegahan penularan penyakit, memberikan pendidikan tentang pertolongan di rumah pada anggota keluarga yang sakit demam berdarah, dan lain-lain yang tujuannya meningkatkan pengetahuan agar lebih baik dari sebelumnya.

Page 14: Modul 1 cetak

12 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

3. Elemen Komunikasi

Tahukah Anda, bahwa dalam berkomunikasi ada elemen-elemen yang saling berkaitan dan dapat mempengaruhi komunikasi?

Berikut akan dijelaskan pendapat dari Taylor, Lillis & LeMone (1989) dan DeVito (1997).

DeVito (1997) menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang terdiri dari komponen-komponen / elemen-elemennya saling terkait. Setiap elemen dalam komunikasi saling berhubungan satu dengan yang lain, dan elemen yang satu mendahului elemen lain yang terkait.

Taylor, Lillis, LeMone (1989) dan DeVito (1997) mengidentifikasi bahwa untuk berlangsungnya komunikasi yang efektif, ada 5 elemen utama yaitu (a) Komunikator (sender), (b) Informasi / pesan / berita, (c) Komunikan (Reciever), (d) Umpan balik (feedback), dan (e) admosfir / konteks.

a. Komunikator (Sender)

Komunikator adalah orang atau kelompok yang menyampaikan pesan / ide / informasi kepada orang / pihak lain sebagai lawan bicara. Komunikator berarti sumber berita / informasi atau disebut informan, yaitu sumber / asal berita yang disampaikan kepada komunikan. Seorang komunikator beraksi dan bereaksi secara utuh meliputi fisik dan kognitif, emosional dan intelektual.

b. Informasi / pesan / berita

Pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator , disadari atau tidak disadari, secara langsung maupun tidak langsung. Pesan yang disadari adalah segala ucapan (bahasa verbal) yang disampaikan komunikator secara sengaja dan sudah dipersiapkan. Pesan yang tidak disadari adalah pesan yang muncul beriringan atau bersamaan dengan pesan yang yang disampaikan pada saat komunikator berbicara.

c. Komunikan (Reciever)

Komunikan adalah orang atau sekelompok orang yang menerima pesan yang disampaikan komunikator. Komunikan yang efektif adalah komunikan yang bersikap kooperatif, penuh perhatian, jujur dan bersikap terbuka

Page 15: Modul 1 cetak

PB 13

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

terhadap komunikator dan pesan yang disampaikan.

d. Umpan balik

Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya (Clement dan Frandsen, 1976 dalam DeVito, 1997). Umpan balik bisa berasal dari diri sendiri maupun orang lain. Umpan balik dari diri sendiri misalnya : jika kita menyampaikan pesan melalui bicara maka kita akan dapat secara langsung mendengar apa yang kita sampaikan. Pada waktu kita bicara kita juga merasakan gerakan tubuh kita, kekuatan ekspresi kita sebagai umpan balik dari diri kita. Umpan balik dari orang lain adalah umpan balik yang datang dari lawan bicara. Bentuk umpan balik yang diberikan antara lain : anggukan, kerutan dahi, senyuman, gelengan kepala, interupsi pembicaraan, pernyataan setuju atau tidak setuju, dll. Umpan balik dapat berupa verbal maupun non verbal.

Agar terjadi umpan balik yang baik maka harus bersifat jujur, sesuai dengan konten (isi pesan) yang disampaikan, bagian dari solusi, merupakan hasil proses berfikir, tidak bersifat subyektif dan disampaikan dalam waktu yang tepat.

e. Admosfir / konteks

Admosfir adalah lingkungan dimana komunikasi terjadi, terdiri dari tiga dimensi yaitu : dimensi fisik, sosial-psikologis dan temporal yang mempunyai pengaruh terhadap pesan yang disampaikan. Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Perubahan dari salah satu dimensi akan mempengaruhi dimensi yang lain.

Dimensi fisik adalah lingkungan nyata (tangible), dapat berbentuk ruang atau bangsal dan segala komponen yang ada di dalamnya. Dimensi sosial-psikologis meliputi tata hubungan status diantara pihak yang terlibat dan aturan budaya masyarakat dimana mereka berkomunikasi. Termasuk dalam konteks ini adalah persahabatan atau permusuhan, lingkungan formal maupun informal, situasi yang serius atau tidak serius. Dimensi temporal (waktu) adalah mencakup waktu dimana komunikasi terjadi. Pilihan waktu yang tepat dapat mencapai efektifitas komunikasi yang dilakukan.

Gambar 1.1 menunjukkan hubungan atau keterkaitan masing-masing

Page 16: Modul 1 cetak

14 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

elemen dalam komunikasi.

Basic Consept of Communication ~ Tri A Harsono

Five Major Elements

Gambar 1.1Lima Elemen Utama Komunikasi

Gambar 1 menunjukkan hubungan antar elemen dalam komunikasi. Secara sederhana, terjadinya komunikasi dimulai dari komunikator menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan yang selanjutnya komunikan memberikan umpan balik, dimana proses ini terjadi dalam suatu lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi tersebut.

4. Bentuk / Jenis Komunikasi

Chitty (1997) menjelaskan bahwa secara umum ada 2 bentuk komunikasi, yaitu : komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Tahukah Anda apakah perbedaan komunikasi verbal dan non verbal?

Berikut akan dijelaskan perbedaan antara komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Selanjutnya lakukan latihan untuk memperjelas pemahaman Anda terhadap perbedaan keduanya.

a. Komunikasi Verbal

Chitty (1997) mendefinisikan bahwa komunikasi verbal adalah pertukaran informasi menggunakan kata-kata yang diucapkan secara oral dan kata-kata yang dituliskan.

Komunikasi oral adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan, baik

Page 17: Modul 1 cetak

PB 15

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

langsung dengan cara tatap muka maupun secara tidak langsung melalui telefone atau telekonferensi. Komunikasi oral dilakukan untuk menyampaikan informasi secara cepat atau untuk memperjelas pesan / informasi tertulis sehingga informasi lebih akurat. Jenis komunikasi ini tergantung dari irama, kecepatan, intonasi, penguasaan materi oleh komunikator, penekanan, dan nada suara serta bahasa yang digunakan.

Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang dilakukan dalam bentuk tulisan baik secara manual maupun elektronik, dilakukan untuk memberikan informasi dalam jumlah yang besar, sebagai bukti tertulis atau dokumentasi. Jenis komunikasi ini dapat berbentuk tulisan tangan, surat kabar, atau e-mail.

Komunikasi Non Verbal

Setelah Anda memahami komunikasi verbal, maka selanjutnya Anda harus mengenali dan mampu mengidentifikasi komunikasi non verbal yang selalu mengiringi komunikasi verbal.

Chitty (19997) mendefinisikan Komunikasi non verbal adalah pertukaran informasi tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi ini tidak disampaikan secara langsung oleh komunikator, tetapi berhubungan dengan pesan yang disampaikan secara oral maupun tulisan. Macam-macam komunikasi non verbal adalah : kontak mata, ekspresi wajah, postur atau sikap tubuh, gaya jalan, gerakan/bahasa isyarat tubuh waktu bicara, penampilan secara umum, suara dan sikap diam atau simbol-simbol lain misalnya model pakaian dan cara menggunakan.

Contoh penerapan komunikasi verbal oleh perawat adalah:

Saat menjelaskan rencana asuhan keperawatan kepada pasien, menjelaskan prosedur tindakan, melakukan konsultasi, kolaborasi, atau melaporkan kondisi klien, dsb.

Page 18: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

16

TUGAS

1. Lakukan pengamatan pada seorang yang sedang menangis / bersedih

2. Identifikasi Komunikasi verbal yang diungkapkan dan tuliskan kata-kata yang diucapkan pada lembar latihan

3. Identifikasi Komunikasi non verbal dan tuliskan pada lembar latihan

• Ekspresi wajah

• Gerakan tubuh, tangan

• Simbol-simbol yang digunakan (pakaian, perhiasan, dll)

5. Model Proses Komuniksai

Komunikasi adalah suatu proses yang kompleks untuk mengirim pesan dari komunikator kepada komunikan . Vecchio (1995) menguraikan bahwa proses komunikasi merupakan urutan tahap-tahap komunikasi yang kompleks meliputi: idea generation, encoding, transmitting via various channels, receiving, decoding, understanding, and responding, yang merupakan suatu siklus yang selalu berulang.

Dalam model ini dijelaskan bahwa Komunikasi dimulai dengan munculnya ide (gagasan) dari komunikator (sender). Ide ini selanjutnya diproses / diolah di otak dan keluar dalam bentuk gelombang suara atau tulisan atau dalam bentuk kode-kode tertentu (enkoding). Informasi yang telah diolah dalam bentuk kode-kode tersebut selanjutnya ditransmisikan / disalurkan oleh komunikator melalui media (Channel). Channel ini akan membantu proses penyampaian pesan dari komunikator dan proses penerimaan pesan oleh komunikan. Pesan / informasi yang sampai atau diterima dalam bentuk gelombang suara, tulisan atau kode-kode tersebut diproses dan dipersepsikan oleh komunikan (dekoding). Setelah dipersepsikan, maka komunikan akan sampai pada tingkat pemahaman (understanding) dan selanjutnya berespon terhadap pesan yang diterima sebagai umpan balik untuk komunikator. Respon yang diberikan oleh komunikan akan menstimulasi munculnya ide baru dan seterusnya ide atau informasi akan diproses kembali sebagai suatu siklus yang berulang. Model proses komunikasi ini dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Page 19: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

16

Gambar 1.2

Model Proses Komunikasi ‘The Communication Cycle’ Vecchio

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi

Secara umum faktor yang mempengaruhi komunikasi dapat ditinjau dari proses komunikasi dan elemen komunikasi. Adalima faktor utama yang mempengaruhi komunikasi ditinjau dari elemen komunikasi, yaitu:faktor komunikator, pesan / informasi, komunikan, umpan balik dan admosfir.

Encoding

Noise,

Barries,

Filters

Channels Response

Decoding

Transmition Idea Generation

Understanding Receiving

Page 20: Modul 1 cetak

18 19

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Berikut ini bacalah dengan cermat mengapa elemen-elemen dalam komunikasi menjadi faktor utama yang mempengaruhi efektifitas komunikasi.

a. Komunikator

Komunikasi akan efektif jika komunikator menunjukkan penampilan yang baik, sopan dan menarik, serta ber wibawa dan tidak sombong. Disamping penampilan yang baik, seorang komunikator harus mempunyai pengetahuan yang memadai , menguasai materi atau masalah (problem mastery) dan memahami bahasa yang digunakan lawan (language mastery). Hal ini penting karena salah satu hambatan dalam komunikasi adalah adanya ketidaksesuaian bahasa yang digunakan antara komunikator dan komunikan. Penguasaan bahasa ini penting untuk menghindari terjadinya salah tafsir (misperception) dalam komunikasi.

Contoh:

Selanjutnya seorang komunikator harus mampu membaca peluang (Opportunity) terkait pemilihan waktu yang tepat untuk dapat menyampaikan pesan secara efektif, tampil mengolah pesan supaya mudah dipahami komunikan, dan mempunyai alat-alat tubuh yang baik untuk menghasilkan suara antara lain pita suara, mulut, bibir, lidah, dan gigi. Seorang komunikator yang pita suaranya terganggu, tidak mempunyai gigi (ompong) atau sumbing akan mengalami kesulitan dalam berkata-kata yang mengakibatkan tidak jelasnya pesan yang disampaikan.

b. Pesan / Informasi

Pesan yang bersifat informatif dan persuasif akan mudah diterima dan dipahami dari pada pesan yang bersifat memaksa. Pesan yang mudah

• Dahar (kromo inggil dalam bahasa Jawa) berarti makan untuk tingkat tinggi atau orang yang kita hormati misal pada orang tua, guru, dsb. Berbeda dengan dahar (bahasa sunda) berarti makan untuk tingkat rendah atau tidak terhormat.

• Kasep (bahasa Jawa) berarti terlambat sekali, berbeda dengan kasep (bahasa sunda) yang berarti cakep / ganteng / tampan.

Page 21: Modul 1 cetak

18 19

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

diterima adalah pesan yang sesuai dengan kebutuhan komunikan (relevan), jelas (Clearly), sederhana atau tidak bertele-tele dan mudah dimengerti (Simple). Disamping itu informasi akan menarik jika merupakan informasi yang sedang hangat (up to date)

c. Komunikan

Supaya komunikasi efektif, sama halnya dengan komunikator maka seorang komunikan harus mempunyai penampilan atau sikap yang baik, sopan, serta tidak sombong. Seorang komunikan yang berpenampilan acak-acakan berarti tidak menghargai diri sendiri dan orang lain. Demikian pula jika komunikan tampak sombong / angkuh, maka akan mempengaruhi psikologis komunikator yang berdampak pada tidak efektifnya pesan yang disampaikan. Disamping itu seorang komunikan harus mempunyai pengetahuan, ketrampilan komunikasi dan memahami sistem sosial komunikator . Hal ini penting karena tanpa pengetahuan dan ketrampilan mengolah informasi yang diterima , maka dapat terjadi ketidaksesuaian persepsi (mis-persepsi). Selanjutnya seorang komunikan harus mempunyai alat-alat tubuh yang baik. Alat tubuh yang berperan utama untuk menerima pesan suara adalah telinga. Supaya pesan dapat diterima dengan tepat maka komunikan harus mempunyai fungsi pendengaran yang baik.

d. Umpan Balik

Komunikasi efektif jika komunikan memberi umpan balik yang sesuai dengan pesan yang disampaikan. Umpan balik ini penting bagi komunikator karena sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan komunikasi. Mengerti atau tidaknya komunikan terhadap isi pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dilihat dari bagaimana komunikan memberikan umpan balik.

e. Admosfir

Untuk mencapai komunikasi yang efektif diperlukan lingkungan yang kondusif (condisive) dan nyaman (Comfortable). Lingkungan yang kondusif yaitu lingkungan yang mendukung berlangsungnya komunikasi efektif. Dalam dimensi fisik lingkungan nyaman yaitu lingkungan yang tenang, sejuk dan bersih sehingga kondusif dalam mencapai komunikasi yang efektif. Dalam dimensi sosial-psikologis, komunikasi yang kondusif adalah

Page 22: Modul 1 cetak

20 21

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

komunikasi yang dilakukan dengan penuh persahabatan, akrab dan santai. Sedangkan dalam dimensi temporal (waktu), komunikasi yang dilakukan dengan waktu yang cukup dan tidak tergesa-gesa memungkinkan tercapainya tujuan komunikasi yang efektif.

7. Tingkatan Komunikasi

DeVito (1997) menguraikan bahwa dalam komunikasi antar manusia, ada 7 tingkatan komunikasi seperti diuraikan di bawah ini:

a. Intrapersonal Communication

Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri. Komunikasi ini dilakukan pada saat seseorang berfikir, melakukan penalaran, menganalisis, merenung, atau melakukan introspeksi diri. Tujuan komunikasi ini adalah untuk memperkuat harga diri, meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah, mengendalikan diri, mengurangi atau mengatasi stress dan mengatasi konflik personal dan interpersonal.

1) Interpersonal Communication

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan antara dua orang dengan tujuan untuk mengenal, berhubungan, mempengaruhi, bermain dan saling membantu. Komunikasi ini dilakukan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi satu lawan satu, mengembangkan dan memelihara hubungan yang efektif (persahabatan, percintaan, kekeluargaan), dan meningkatkan kemampuan penyelesaian konflik.

2) Group Communication (Komunikasi dalam kelompok kecil)

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan dalam sekelompok (kecil) orang yang biasanya masih bersifat homogen. Komunikasi kelompok ini bertujuan berbagi informasi, mengembangkan gagasan, memecahkan masalah atau membantu. Komunikasi ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas sebagai anggota kelompok, meningkatkan kemampuan kepemimpinan, memanfaatkan kelompok untuk mencapai spesifik dalam kelompok (misalnya memecahkan masalah kelompok, mengembangkan

Page 23: Modul 1 cetak

20 21

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

gagasan dalam kelompok)

3) Organizational Communication

Komunikasi organisasi adalah komunikasi yang dilakukan dalam organisasi formal. Tujuan komunikasi ini adalah meningkatkan produktifitas, membangkitkan semangat kerja, memberikan informasi dan meyakinkan staf. Komunikasi ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi komunikasi ke atas (kepada atasan) , ke bawah (kepada staf), dan ke samping (lateral atau sesama staf dalam level manajemen yang sama). Komunikasi ini juga penting untuk mengurangi kejenuhan dan menyusun jaringan untuk meningkatkan efisiensi.

4) Public Communication (Komunikasi kepada khalayak / umum)

Komunikasi publik adalah komunikasi yang dilakukan kepada khalayak atau umum. Tujuan komunikasi adalah memberi informasi, meyakinkan publik dalam rangka mempengaruhi perilakunya (persuasi) atau menghibur.

5) Cross-culture Communication (Komunikasi antara orang dr budaya yg berbeda)

Komunikasi lintas budaya adalah komunikasi yang dilakukan antar manusia yang berasal dari budaya-budaya yang berbeda. Tujuan komunikasi ini adalah mengenal, berhubungan, mempengaruhi, bermain, atau membantu. Pengetahuan tentang komunikai lintas budaya ini penting dalam rangka mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi pada anggota dalam budaya yang berbeda.

6) Mass Communication

Adalah Komunikasi yang dilakukan kepada khalayak yg lebih luas,disalurkan melalui mass-media. Tingkatan komunikasi ini terjadi pada khalayak yang sifatnya sudah heterogen dan biasanya tersebar keseluruh area atau penjuru dunia. Tujuan komunikasi ini adalah memberi informasi, meyakinkan, mengukuhkan status, mengaktifkan atau menciptakan rasa persatuan.

Page 24: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 22

1. Komunikasi adalah suatu proses pertukaran, penyampaian dan penerimaan berita, ide atau informasi dari seseorang ke orang lain. Lebih kompleks komunikasi didefinisikan sebagai pertukaran keseluruhan perilaku komunikator kepada komunikan baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain.

2. Tujuan komunikasi adalah menyampaikan ide, mempengaruhi orang lain, merubah perilaku orang lain, memberikan pendidikan kesehatan dan memahami ide orang lain.

1. Elemen komunikasi ada lima, yaitu: komunikator, informasi yang disampaikan, komunikan, umpan balik dan admosfir.

2. Jenis komunikasi ada dua, yaitu komunikasi verbal (komunikasi yang disampaikan melalui kata-kata atau ucapan) dan komunikasi non verbal (kontak mata, ekspresi wajah, sikap tubuh, gerakan, penampilan atau simbol-simbol yang digunakan)

3. Proses Komunikasi merupakan urutan atau tahap-tahapan yang kompleks meliputi: Gagasan (idea generation), pengolahan data oleh komunikator (encoding), menyalurkan ( transmitting) melalui channels, receiving, decoding, understanding, and responding, yang merupakan suatu siklus yang selalu berulang

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Komunikasi ditinjau dari prosesnya tergantung dari komunikator, pesan yang disampaikan, komunikan, umpan balik dan admosfir.

Rangkuman

Page 25: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

23 PB

1. Tuliskan pengertian tentang komunikasi !

………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………

2. Sebutkan elemen komunikasi ?

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

3. Jelaskan tentang model proses komunikasi dari vecchio!

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

4. Seorang pasien wanita umur 30 tahun, tampak berduka setelah suaminya meninggal dunia. Pasien tampak sering menyendiri dan menangis, wajah murung, tidak mau makan, dan tidak mau bertemu orang lain. Pasien sering mengeluh “saya tidak mampu hidup tanpa dia”, “kenapa dia pergi begitu cepat?”

a. Identifikasi komunikasi verbal pasien

……………………………………………………………………………………………………………………

Tes Formatif

Page 26: Modul 1 cetak

PB 24

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

……………………………………………………………………………………………………………………

a. Identifikasi komunikasi Non verbal pasien

……………………………………………………………………………………………………………………

.....................................................................................................................................................

6. Di ruang konsultasi yang tenang dan sejuk, tampak Perawat dan Klien sedang duduk berhadapan. Berikut ini petikan komunikasi antara Perawat – Klien dalam pelayanan keperawatan:

P : Selamat pagi (sambil berjabat tangan).............. bagaimana perasaan ibu hari ini? Sambil memandang klien dan tersenyum.

K : Selamat pagi ...... perasaan saya sangat tidak nyaman, banyak hal tidak mampu saya kerjakan karena saya harus sering kontrol ke rumah sakit (pasien menunduk dan tampak sedih)

Manakah dari ilustrasi di atas yang termasuk dalam elemen admosfir dalam komunikasi:

A. Duduk berhadapan Perawat klien

B. Ruang konsultasi yang tenang dan sejuk

C. Berjabatan tangan

D. Memandang klien dan tersenyum

E. Pernyataan pasien “perasaan saya sangat tidak nyaman”

7. Di siaran radio terdengar seorang perawat memberikan penyuluhan tentang penyakit demam berdarah, cara pencegahan dan penanganan di rumah sebelum di bawa ke rumah sakit.

Berdasarkan levelnya, apakah level komunikasi yang sedang dilakukan perawat tersebut?

Page 27: Modul 1 cetak

25 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

A. Komunikasi interpersonal

B. Komunikasi Kelompok

C. Komunikasi publik

D. Komunikasi profesional

E. Komunikasi massa

Page 28: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 26

TugasTugas Terstruktur

1. Lakukan pengamatan pada perilaku orang di halte bis kota

2. Identifikasi komunikasi verbal yang dilakukan

3. Identifikasi komunikasi non verbal (termasuk sikap tubuh, gaya pakaian, mode rambut, dll)

4. Berikan kesimpulan dari gambaran komunikasi yang dilakukan berdasarkan perilaku yang Anda amati

5. Buat laporan tertulis dari hasil pengamatan dan kesimpulan yang Anda buat, berika alasan

Tugas Mandiri

1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 2 didalam buku Anda

2. Bacalah ulang kegiatan belajar 1ini sebelum mempelajari kegiatan belajar 2 pada modul 1 ini .

3. Jika memungkinan, Untuk menambah pemahaman Anda tentang konsep dasar komunikasi, Bacalah referensi lain terkait komunikasi dan diskusikan dengan rekan sejawat Anda

Page 29: Modul 1 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

PB 27

II

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 diharapkan Anda mampu menerapkan dasar-dasar komunikasi

terapeutik secara akurat dalam praktek keperawatan.

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat :

1. Mendefinisikan komunikasi terapeutik

2. Mengidentifikasi tujuan komunikasi terapeutik

3. Menjelaskan keguanaan komunikasi terapeutik

4. Menjelaskan komunikasi sebagai elemen terapi

5. Mengidentifikasi perbedaan komunikasi terapeutik dengan

komunikasi sosial

6. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik

7. Menjelaskan cara menggunakan diri secara terapeutik dan Analisis diri perawat

Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik

Page 30: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

28 PB

Uraian MateriKomunikasi dalam pelayanan keperawatan dan adalah hal yang paling esensial dan mendasar. Setiap hari, perawat melakukan komunikasi untuk berinteraksi dengan klien dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar klien. Komunikasi menjadi alat kerja utama bagi praktisi bidang kesehatan khususnya perawat dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik. Bagi seorang perawat, hal ini cukup beralasan karena perawat selalu bersama pasien dan berinteraksi dengan mereka 24 jam secara terus menerus dan berkesinambungan mulai awal kontak sampai akhir.

Sehubungan dengan hal di atas maka pengetahuan dan pemahaman tentang dasar-dasar komunikasi terapeutik dalam keperawatan ini sangat penting. Komunikasi adalah ketrampilan esensial yang harus Anda kuasai, karena komunikasi dalam praktik keperawatan dapat menjadi elemen terapi. Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi terapeutik akan mudah menjalin hubungansaling percaya dengan klien dan memberikan kepuasan serta dapat meningkatkan citra profesi keperawatan dan citra rumah sakit.

Tahukah anda Apakah maksud komunikasi Terapeutik? Bagaimana cara agar komunikasi yang kita lakukan terapeutik buat klien? Apakah maksud komunikasi sebagai elemen dalam terapi?

1. Definisi Komunikasi Terapeutik

Hubungan terapeutik antara perawat klien adalah hubungan kerjasama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, dan pengalaman dimana dalam membina hubungan intim yang terapeutik (Stuart dan Sunden, 1987, hal 103) sedangkan (Indrawati, 2003) mengatakan komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.

Komunikasi terapeutik termasuk dalam komunikasi interpersonal dengan titik tolak adanya saling pengertian antar perawat dengan pasien untuk tujuan tertentu. Persoalan mendasar dan komunikasi ini adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi

Page 31: Modul 1 cetak

PB 29

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

di antara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003).

Berdasarkan paparan di atas, secara ringkast definisi komunikasi terapetik seperti di bawah ini:

2. Tujuan Komunikasi Terapeutik

Berdasarkan definisi komunikasi terapeutik di atas, maka berikut ini tujuan dari komunikasi terapeutik:

• Membantu mengatasi masalah klien untuk mengurangi beban perasaan dan pikiran

• Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk klien / pasien

• Memperbaiki pengalaman emosional klien

• Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan

Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan perawat-klien, Bila perawat tidak memperhatikan hal ini, hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa.

3. Kegunaan Komunikasi Terapeutik

a. Merupakan sarana terbina hubungan yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan

b. Mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada individu atau pasien

Komunikasi terapeutik adalah Komunikasi interpersonal antara perawat dan klien yang dilakukan secara sadar dimana perawat dan klien saling mempengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah klien, memperbaiki pengalaman emosional klien yang pada akhirnya untuk mencapai kesembuhan klien

Page 32: Modul 1 cetak

30 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

c. Mengetahui keberhasilan tindakan kesehatan yang telah dilakukan

d. Sebagai tolak ukur kepuasan pasien

e. Sebagai tolak ukur komplain tindakan dan rehabilitasi

4. Komunikasi sebagai elemen terapi

Apakah Anda mengetahui bahwa komunikasi yang kita lakukan sebagai perawat dapat memberikan efek terapi (efek penyembuhan) bagi klien?

Komunikasi sebagai elemen terapi mempunyai makna bahwa komunikasi yang dilakukan oleh perawat adalah mempunyai tujuan terapi atau memberikan efek penyembuhan buat klien. Komunikasi adalah salah satu alat yang paling esensial bagi perawat. Dengan komunikasi (verbal maupun non verbal) perawat dapat memberikan kesembuhan buat klien. Senyum perawat, kesabaran, kelembutan, kata-kata yang tegas dan menyejukkan atau kata-kata yang disampaikan dengan jelas dapat mempengaruhi perilaku klien untuk berbuat lebih baik dalam rangka meningkatkan derajat kesehatannya.

Latihan

Pernahkan Anda melihat seorang perawat jiwa melakukan komunikasi dengan pasien untuk merubah atau memperbaiki perilakunya yang menyimpang? Lakukanlah pengamatan pada perawat jiwa yang sedang berinteraksi dengan pasien!

• Amatilah sikap perawat secara verbal maupun non verbal

• Apakah perawat menggunakan alat-alat khusus untuk mengarahkan perilaku pasien?

• Diskusikan dengan teman Anda

Page 33: Modul 1 cetak

PB 31

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

5. Perbedaan Komunikasi Terapeutik dan Komunikasi Sosial

Komunikasi terapeutik berbeda secara spesifik dengan komunikasi sosial. Komunikasi terapeutik dalam konteks dan konsep hubungan saling membantu (The Helping Relationship) menurut Taylor, Lillis, & LeMone (1989) adalah hubungan saling membantu antara perawat – klien yang berfokus pada hubungan untuk memberikan bantuan yang dilakukan oleh perawat kepada klien yang membutuhkan dalam mencapai tujuannya. Dalam hubungan saling membantu ini perawat berperan sebagai orang yang membantu dan klien adalah orang yang dibantu. Hubungan saling membantu ini adalah hubungan timbal balik dalam rangka mencapai tujuan klien.

Tujuan hubungan saling membantu (Helping relationship) menurut Taylor, Lillis & LeMone (1989) adalah : memenuhi kebutuhan klien dan meningkatkan kemandirian, perasaan berharga dan kesejahteraan. Sedangkan stuart & Laraia (1998) mengidentifikasi tujuan Helping relationship adalah :

1) Memperoleh realisasi diri (Self realization), penerimaan diri (Self acceptance), dan meningkatkan tanggung jawab diri (self respect)

2) Memperjelas identitas personal (personal identity) dan meningkatkan integritas personal (personal integration)

3) Meningkatkan keintiman (intimate), saling ketergantungan (interdependent), hubungan interpersonal (interpersonal relationship) dengan akemampuan memberi dan menerima penuh kasih sayang.

4) Meningkatkan fungsi kehidupan dan kepuasan, serta pencapaian tujuan personal secara realistik.

Berdasarkan pengertian dan tujuan hubungan terapeutik (The Helping

Komunikasi sebagai elemen terapi, sangat nyata sekali dilakukan dalam perawatan pada pasien yang mengalami masalah psikososial atau mengalami gangguan jiwa. Untuk merubah dan membantu proses adaptasi pasien gangguan jiwa, satu-satunya alat kerja yang efektif untuk mencapai kesembuhan pasien adalah komunikasi yang dilakukan perawat. Komunikasi yang dilakukan perawat baik verbal maupun non verbal dapat memberikan kesembuhan buat klien.

Page 34: Modul 1 cetak

32 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Relationship), maka dapat diidentifikasi tiga karakteristik yang mendasari The Helping Relationship, yaitu :

1) Merupakan proses yang dinamis, dimana perawat dan pasien sama-sama aktif berpartisipasi

2) Mempunyai tujuan yang spesifik (Purposeful)

3) Dibatasi oleh waktu (time limited)

4) Orang yang memberikan bantuan diasumsikan mempunyai peran yang lebih dominan daripada orang yang dibantu.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa hubungan Terapeutik berbeda dengan hubungan sosial. Komunikasi terapeutik juga berbeda dengan komunikasi sosial. Tabel di bawah ini menjelaskan perbedaan tersebut:

Perbedaan Hubungan Terapeutik (The Helping Relationship) dan Hubungan Sosial

(Stuart & Laraia, 1998)

Hubungan Terapeutik Hubungan Sosial

1. Terjadi untuk tujuan yang spesifik

2. Orang terlibat jelas spesifik (Perawat/terapis dan Klien)

3. Perawat – Klien memberikan informasi yang berbeda

4. Dibangun atas dasar untuk memenuhi kebutuhan klien

1. Terjadi secara spontan / tidak direncanakan secara spesifik

2. Orang yang terlibat bebas

3. Informasi yang disampaikan hampir sama antara pihak-pihak yang terlibat

4. Dibangun atas dasar kebutuhan bersama (semua pihak yang terlibat)

Berdasarkan perbedaan hubungan terapeutik dan hubungan sosial tersebut di atas, maka penulis dapat mendiskripsikan perbedaan antara komunikasi terapeutik dengan komunikasi sosial sebagai berikut:

Page 35: Modul 1 cetak

PB 33

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Terapeutik

Untuk berhasilnya pencapaian tujuan dari suatu komunikasi, sangat tergantung dari faktor-faktor mempengaruhi, yaitu:

1) Spesifikasi tujuan komunikasi.

Komunikasi akan berhasil jika tujuan telah direncanakan dengan jelas. Misalnya tujuan komunikasi adalah merubah perilaku klien, maka komunikasi diarahkan untuk merubah perilaku dari yang maladaptif ke adaptif.

2) Lingkungan nyaman

Yaitu lingkungan yang kondusif untuk terjalinnya hubungan dan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat. Lingkungan yang tenang / tidak gaduh atau lingkungan yang sejuk / tidak panas adalah lingkungan

PERBEDAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KOMUNIKASI SOSIAL

1) Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mempunyai tujuan spesifik yaitu mencapai tujuan untuk kesembuhan, sedang komunikasi sosial adalah komunikasi yang dilakukan untuk tujuan yang bersifat umum.

2) Komunikasi terapeutik dilakukan berdasarkan rencana yang buat secara spesifik, sedangkan komunikasi sosial tidak direncanakan secara spesifik (terjadi secara spontan).

3) Komunikasi terapeutik dilakukan oleh orang-orang yang spesifik, yaitu praktisi profesional (perawat, dokter, bidan) dengan klien / pasien yang memerlukan bantuan, sedangkan komunikasi sosial dilakukan oleh siapa saja (masyarakat umum) yang mempunyai minat yang sama.

4) Dalam komunikasi terapeutik terjadi sharing informasi yang berbeda (unequal share information), sedangkan pada komunikasi sosial, informasi yang disampaikan hampir sama antara pihak-pihak yang terlibat.

5) Komunikasi terapeutik dibangun atas dasar untuk memenuhi kebutuhan klien, sedangkan komunikasi sosial dibangun atas dasar kebutuhan bersama semua pihak yang terlibat komunikasi.

Page 36: Modul 1 cetak

34 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

yang nyaman untuk berkomunikasi. Lingkungan yang dapat melindungi privasi akan memungkinkan komunikan dan komunikator saling terbuka dan bebas untuk mencapai tujuan.

3) Privasi (terpeliharanya privasi kedua belah pihak).

Kemampuan komunikator dan komunikan untuk menyimpan privasi masing-masing lawan bicara, dapat menumbuhkan hubungan saling percaya yang menjadi kunci efektifitas komunikasi.

4) Percaya diri

Kepercayaan diri masing-masing komunikator dan komunikan dalam komunikasi dapat menstimulasi keberanian untuk menyampaikan pendapat sehingga komunikasi efektif.

5) Berfokus kepada klien.

Komunikasi terapeutik dapat mencapai tujuan jika komunikasi diarahkan dan berfokus pada apa yang dibutuhkan klien. Segala upaya yang dilakukan perawat adalah untuk memenuhi kebutuhan klien.

6) Stimulus yang optimal

Yaitu penggunakan dan pemilihan komunikasi yang tepat sebagai stimulus untuk tercapainya komunikasi terapeutik.

7) Mempertahankan jarak personal

Jarak komunikasi yang nyaman untuk terjalinnya komunikasi yang efektif harus diperhatikan perawat. Jarak untuk terjalinnya komunikasi terapeutik adalah satu lengan (± 40 cm). Jarak komunikasi ini berbeda-beda tergantung pada keyakinan (agama), budaya dan strata sosial.

7. Penggunaan diri secara terapeutik dan Analisis diri perawat

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, diri perawat adalah alat yang terapeutik untuk penyembuhan klien. Sebagai alat, perawat harus mampu menggunakan dirinya secara terapeutik.

Page 37: Modul 1 cetak

PB 35

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Cara menggunakan diri secara terapeutik (bagi perawat), yaitu Mengembangkan kesadaran diri (Developing self awareness), mengembangkan kepercayaan (Developing trust), Menghindari pengulangan (Avoiding stereotypes) dan Tidak menghakimi (Becoming nonjudgmental) (Chitty, 1997).

Sedangkan untuk meningkatkan kualitas diri supaya terapeutik untuk diri sendiri dan orang lain, seorang perawat dapat melakukan analisis diri. Cara melakukan analisis diri adalah melakukan : evaluasi kesadaran diri (Self Awareness) & Pengungkapan Diri, mengklarifikasi nilai, dan ekplorasi perasaan , Perawat sebagai role model, mengutamakan kepentingan orang lain, bersikap etis dan bertanggung jawab. Berikut Uraian masing-masing cara menganalisis diri perawat :

a. Kesadaran Diri (Self Awareness) & Pengungkapan Diri

Bagaimanakah cara meningkatkan kesadaran diri bagi perawat??? “siapa saya??”

Cara meningkatkan kesadaran diri dapat menggunakan “Johary Window” yang terdiri dari 4 kuadran dan menggambarkan kualitas diri seperti pada gambar 1.3

Ada dua aspek “self” yang harus dilakukan perawat yaitu kesadaran diri dan pengungkapan diri.

Perawat dapat menggunakan “Johary Window” untuk meningkatkan kesadaran diri mereka seperti pada gambar 1.3 berikut :

SIAPA SAYA

Page 38: Modul 1 cetak

36 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Communication as Therapy ~ By Tri Communication as Therapy ~ By Tri A HarsonoA Harsono

1515

Using Using ‘‘JoharryJoharry WindowWindow’’ to Increasing Self to Increasing Self Awareness Awareness

Quadrant IKnown to self & Others

(Daerah terbuka / bebas)

Quadrant IIIKnown Only to self

(Daerah Tertutup / Rahasia / Pribadi)

Quadrant IVKnown neither to Self nor

To Others(Daerah Gelap / Tidak dikenal)

Quadrant IIKnown Only to Others

(Daerah Buta)

Gambar 1.3 “Johary Window” untuk Meningkatkan Kesadaran Diri

Quadran I : disebut daerah terbuka (Diketahui oleh diri sendiri dan orang lain)

Daerah ini berisikan semua informasi diri kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan, motivasi, gagasan, dll yang diketahui oleh diri sendiri maupun orang lain. Besarnya daerah terbuka berbeda-beda untuk tiap=tiap orang, Semakin luas daerah terbuka semakin tinggi kesadaran diri kita dan berarti semakin baik komunikasi kita. Sebaliknya semakin sempit daerah terbuka semakin rendah kesadaran diri kita dan berarti semakin buruk komunikasi kita.

Quadran II : disebut daerah buta (Hanya diketahui oleh orang lain)

Daerah ini berisikan semua informasi diri kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan, motivasi, gagasan, dll yang hanya diketahui orang lain dan kita sendiri tidak mengetahuinya. Bentuk perilaku dalam diagram ini sebagian besar adalah perilaku yang tidak kita sadari atau pengalaman terpendam yang muncul dan teramati oleh orang lain. Setiap orang harus berusaha mengurangi daerah buta ini supaya mempunyai dapat memperluas kesadaran dirinya dan supaya komunikasinya baik.

Page 39: Modul 1 cetak

PB 37

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Quadran III : disebut daerah tertutup / rahasia (Hanya diketahui oleh diri sendiri)

Daerah ini berisikan semua informasi diri kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan, motivasi, gagasan, dll yang hanya diketahui kita sendiri sedangkan orang lain tidak mengetahuinya. Individu cenderung menyimpan atau merahasiakan segala sesuatu yang ada pada dirinya dan tidak terbuka pada orang lain. Mereka terlalu tertutup dan tidak mengkomunikasikan apa yang dia ketahui kepada orang lain.

Quadran IV : disebut daerah gelap / tidak dikenal (Tidak diketahui baik oleh diri maupun orang lain)

Daerah ini berisikan hal-hal yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Daerah gelap ini bisa kita buka dengan cara mengenal dan mengamati apa yang ada pada diri dan sekita kita, melalui interaksi terbuka, jujur, empati dan saling percaya. Kita harus mempelajari hal-hal yang belum kita ketahu maupun belum diketahui oleh orang lain.

Berikut ini adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran diri.

DeVito (1997) menjelaskan bahwa untuk meningkat kesadaran diri dapat dilakukan dengan cara :

Dialog dengan diri sendiri, melakukan komunikasi intrapersonal dengan diri sendiri untuk mengenal aspek-aspen diri

Mendengarkan pendapat orang lain tentang diri kita

Mengurangi daerah buta dengan terus belajar dari lingkungan sekitar kita

Amatilah diri anda dari pandangan yg berbeda / dari sumber yg berbeda

Memperluas daerah terbuka dengan terus menerus menjalin komunikasi dan interaksi dengan orang lain

Page 40: Modul 1 cetak

38 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

LATIHAN

Lakukanlah latihan berikut ini untuk memperluas daerah terbuka :

1) Kenali diri anda dan Tuliskanlah sebanyak-banyaknya aspek yang ada pada diri Anda kertas buku latihan

2) Mulailah menulis nama anda, umur, alamat, sifat-sifat baik, sifat-sifat buruk, nilai-nilai sosial yang anda yakini, hal-hal yang disenangi dan hal-hal yang tidak disenangi.

3) Mintalah teman di dekat anda menyebutkan hal-hal terkait diri anda kemudian cocokkan dengan apa yang telah anda tulis.

4) Ceritakan / sampaikan apa yang anda tulis pada teman di dekat anda

5) Ceritakan / sampaikan apa yang anda tulis didepan kelas untuk ditehui oleh semua teman anda

6) Kesimpulan: seberapa banyakkah aspek dan diri anda yang telah dikenali oleh teman didekat anda atau teman di kelas anda? Semakin banyak aspek “self” yang diketahui orang lain, semakin luas kuadran I yang berarti komunikasi anda baik.

Disamping dengan menggunakan Johary window untuk meningkatkan kesadaran diri, DeVito (1998) menjelaskan bahwa perawat juga dapat melakukan pengungkapan dirinya. Dengan cara ini perawat dilatih untuk jujur dalam mengungkapkan siapa dirinya. Berikut cara pengungkapan diri yang dapat dilakukan oleh perawat.

Ungkapkan informasi tentang diri kita sendiri yg biasa kita sembunyikan

Ungkapan hal-hal yg menyangkut diri kita yg tidak disadari

Ungkapan hal-hal yg sebelumnya tidak diketahui org lain

Ungkapan informasi tentang diri kita : pikiran, perasaan, dan perilaku.

Ungkapan informasi yang biasa dan secara aktif disembunyikan

Page 41: Modul 1 cetak

39 40

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Libatkan minimal 1 oang untuk lebih banyak mengungkapkan tentang diri kita (perawat) baik tentang kebaikan, kejelekan, kelebihan da kekurangan.

b. Klarifikasi Nilai (Clarification of value )

Perawat melakukan klarifikasi terhadap nilai-nilai yang diyakini (perawat)

Latihan :

• Lakukan identifikasi nilai-nilai yang anda yakini, misal: nilai kebersamaan, religi (agama), dll

• Lakukanlah klarifikasi terhadap nilai-nilai tersebut, apakah ada yang bertentangan dengan kesehatan.

c. Eksplorasi Perasaan (Feeling Exploration)

Perawat harus mampu mengekspresikan perasaan secara jujur. Hal ini penting dalam rangka meningkatkan kesadaran kita terhadap perasaan yang disadari atau tidak yang dapat berpengaruhi terhadap keberhasilan hubungan dengan klien.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk mengekspresikan perasaan lakukan latihan berikut.

Page 42: Modul 1 cetak

39 40

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

LATIHAN

EKSPLORASI PERASAAN

PERASAAN TP J KK S PERASAAN TP J KK SKeras Kepala PuasCinta SedihMarah SenangCemburu TakutKesal BosanTerimakasih BanggaMemalukan DepresiHati-hati Malu Menantang KesepianBingung BersalahCemas SabarSeksi PasrahFrustrasi GairahKagum Menghargai

TP : Tidak pernah KK : Kadang-kadang

J : Jarang S : sering

Tugas:

• Identifikasi dan simpulkan perasan yang positif atau negatifkah yang sering muncul.

• Berikan penguatan pada perasaan yang positif dan gunakan secara efektif.

• Pikirkan bagaimana cara mengeliminasi perasaan negatif? Diskusikan hal ini dengan teman Anda, teman dekat, orang tua, guru, atau bahkan orang yang mungkin membenci Anda.

• Selanjutnya implementasikan hasil diskusi tersebut untuk diri Anda.

Page 43: Modul 1 cetak

41 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

d. Perawat Sebagai Model Peran (Nurses as role model)

Perawat sebagai role model maksudnya adalah bahwa perawat harus menjadi contoh yang baik bagi klien. Perawat dengan nilai-nilai yang dimilikinya harus bersikap dan bertingkah laku yang dapat dicontoh secara baik oleh klien. Peran ini harus disadari oleh perawat sehingga perawat harus selalu mengontrol perilakunya.

e. Beraorientasi untuk Kepentingan Orang Lain (Altruism)

Perawat harus berorientasi untuk kepentingan orang lain, bukan dirinya sendiri. Perawat dapat meningkatkan kesadaran diri dengan cara secara terus menerus berusaha untuk menyelami masalah klien dan berfikir untuk selalu berbuat yang baik untuk klien. Segala aktivitas yang dilakukan perawat adalah untuk kepentingan kesembuhan klien atau untuk mencapai tujuan yang diinginkan klien.

f. Ethic & Responsibility

Perawat harus mengedepankan nilai-nilai dan etika yang disadarinya, serta menunjukkan tanggung jawab yang tinggi.

Page 44: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

42 PB

1. Komunikasi terapeutik adalah Komunikasi interpersonal antara perawat dan klien yang dilakukan secara sadar dimana perawat dan klien saling mempengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah klien, memperbaiki pengalaman emosional klien yang pada akhirnya untuk mencapai kesembuhan klien

2. Tujuan komunikasi terapeutik

a. Membantu mengatasi masalah klien untuk mengurangi beban perasaan dan pikiran

b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk klien / pasien

c. Memperbaiki pengalaman emosional klien

d. Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan

3. Kegunaan komunikasi terapeutik

a. Merupakan sarana terbina hubungan yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan

b. Mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada individu atau pasien

c. Mengetahui keberhasilan tindakan kesehatan yang telah dilakukan

d. Sebagai tolak ukur kepuasan pasien

e. Sebagai tolak ukur komplain tindakan dan rehabilitasi

4. Komunikasi sebagai elemen terapi mempunyai makna bahwa komunikasi yang dilakukan oleh perawat adalah mempunyai tujuan terapi atau memberikan efek penyembuhan buat klien. Dengan komunikasi (verbal maupun non verbal) perawat dapat memberikan kesembuhan buat klien.

Rangkuman

Page 45: Modul 1 cetak

PB 43

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

5. Perbedaan komunikasi terapeutik dengan komunikasi sosial

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mempunyai tujuan spesifik , dilakukan berdasarkan rencana yang buat secara spesifik, dilakukan oleh orang-orang yang spesifik, terjadi sharing informasi yang berbeda dan dibangun atas dasar untuk memenuhi kebutuhan klien. Komunikasi sosial adalah komunikasi yang dilakukan untuk tujuan yang bersifat umum, tidak direncanakan secara spesifik (terjadi secara spontan), dilakukan oleh siapa saja (masyarakat umum) yang mempunyai minat yang sama, informasi yang disampaikan hampir sama antara pihak-pihak yang terlibat dan dibangun atas dasar kebutuhan bersama semua pihak yang terlibat komunikasi.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik adalah Spesifikasi tujuan komunikasi, lingkungan nyaman,privasi (terpeliharanya privasi kedua belah pihak), percaya diri, berfokus kepada klien, stimulus yang optimal dan mempertahankan jarak personal .

7. Cara menggunakan diri secara terapeutik cara menggunakan diri secara terapeutik (bagi perawat), yaitu Mengembangkan kesadaran diri (Developing self awareness), mengembangkan kepercayaan (Developing trust), Menghindari pengulangan (Avoiding stereotypes) dan Tidak menghakimi (Becoming nonjudgmental), sedangkan cara melakukan analisis diri adalah melakukan : evaluasi kesadaran diri (Self Awareness) & Pengungkapan Diri, mengklarifikasi nilai, ekplorasi perasaan , Perawat sebagai role model, mengutamakan kepentingan orang lain, bersikap etis dan bertanggung jawab.

Page 46: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

44 PB

Tes Formatif1. Tuliskan definisi komunikasi terapeutik !

……………………………………………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………………………...........................................................................................................................................

2. Sebutkan 4 tujuan komunikasi terapeutik

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

3. Salah satu cara meningkatkan kualitas diri perawat adalah dengan menganalisis kesadaran diri. Jelaskan bagaimana cara meningkatkan kesadaran diri dengan menggunakan Johary window!

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

4. Untuk meningkatkan kualitas personal, perawat secara terus menerus harus melakukan eksplorasi diri terkait hal-hal yang baik / tidak baik, hal-hal yang disadari / tidak disadari dan upaya-upaya perbaikan, dsb. melalui perenungan diri. Apakah level komunikasi yang digunakan perawat tersebut?

Page 47: Modul 1 cetak

45 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

A. Komunikasi interpersonal

B. Komunikasi profesional

C. Komunikasi individu

D. Komunikasi intrapersonal

E. Komunikasi internal

5. Berikut ini adalah sifat atau perilaku yang menunjukkan perluasan kesadaran diri perawat:

A. Sifat atau perilaku individu Tidak diketahui oleh diri sendiri, tetapi diketahui oleh orang lain

B. Sifat atau perilaku individu diketahui oleh diri sendiri dan orang lain

C. Sifat atau perilaku individu Tidak diketahui oleh diri sendiri dan orang lain

D. Sifat atau perilaku individu diketahui oleh diri sendiri tetapi tidak diketahui orang lain

E. Sifat atau perilaku individu dikenal dan diketahui oleh kelompok yang bersangkutan

Page 48: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 46

Tugas Terstruktur

1. Untuk meningkatkan kualitas diri Anda

• Lakukan terus mengkaji diri sendiri tentang kelebihan/kebaikan dan kekurangan/keburukan Anda.

• Identifikasi cara untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan Anda

• Diskusikan dengan teman dekat Anda, sebanyak mungkin cara untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan Anda

2. Tuliskan ulang kelebihan-kelebihan Andi yang menjadi potensi / kekuatan Anda!

• Kualitas diri apa yang akan Anda tingkatkan?

• Jelaskan dan berikan alasannya

3. Buat laporan tertulis dari hasil pengamatan /analisis diri Anda dan simpulkan

Tugas Mandiri

1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 2 didalam buku Anda

2. Bacalah ulang kegiatan belajar 2 sebelum mempelajari kegiatan belajar 3 modul 1 ini .

3. Jika memungkinan, Untuk menambah pemahaman Anda tentang konsep dasar komunikasi, Bacalah referensi lain terkait komunikasi dan diskusikan dengan rekan sejawat Anda

Tugas

Page 49: Modul 1 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

PB 47

III

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 diharapkan Anda mampu mendemonstrasikan komunikasi dalam Hubungan terapeutik perawat dan klien dalam praktek keperawatan.

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, diharapkan Anda dapat :

1. Menerapkan Sikap profesional Perawat dalam berkomunikasi meliputi sikap (kehadiran) secara fisik dan psikologis

2. Menggunakan Teknik-teknik Komunikasi terapeutik

3. Menerapkan fase-fase hubungan dan komunikasi terapeutik Perawat - Klien

4. Mengidentifiksi hambatan

komunikasi Terapeutik

Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 3, maka secara berurutan pokok-pokok materi yang akan dipaparkan adalah Sikap Perawat dalam berkomunikasi, Teknik-teknik Komunikasi terapeutik, fase-fase hubungan dan komunikasi terapeutik Perawat – Klien dan hambatan komunikasi Terapeutik

Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan

Page 50: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

48 PB

Uraian Materi

1. Sikap Perawat dalam berkomunikasi

Sikap sebagai kehadiran perawat dalam berkomunikasi agar terapeutik buat klien mempunyai peran yang penting untuk tercapainya tujuan komunikasi / interaksi (hubungan).

Sikap (kehadiran) yang harus ditunjukkan perawat dalam berkomunikasi terapeutik ada dua (2) yaitu sikap (kehadiran) secara fisik dan secara psikologis. Dalam kehadiran secara psikologis ada dua (2) dimensi yaitu dimensi respon dan dimensi tindakan (Stuart & Laraia, 1998).

Untuk dapat memahami bagaimana sikap atau kehadiran perawat dalam berkomunikasi / berhubungan secara fisik dan psikologis ini amati dan pahami lebih dahulu gambar 2 . Selanjutnya bacalah dan pahami uraian beserta contoh-contoh yang diberikan dengan baik, kemudian berikan contoh lain terkait dengan sikap yang dibahas.

Tahukah Anda, bagaimanakah seharusnya perawat bersikap dalam komunikasi dan berhubungan dengan kliennya?

Sikap dalam Komunikasi

Fisik

Dimensi Respon:

1. Ikhlas 2. Menghargai 3. Empati 4. Konkrit

1. Berhadapan 2. Mempertahankan Kontak Mata 3. Membungkuk ke arah klien 4. Mempertahankan sikap terbuka 5. Rileks 6. Berjabat tangan

Psikologis Dimensi Tindakan

1. Konfrontasi 2. Segera 3. Terbuka 4. Emosional Katarsis 5. Bermain Peran

Page 51: Modul 1 cetak

PB 49

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Gambar 1.4 Skema Sikap Perawat dalam Komunikasi Terapeutik

Sikap (Kehadiran) secara Fisik

Sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik yaitu:

a. Berhadapan: Posisi berhadapan berarti bahwa dalam komunikasi perawat harus menghadap ke klien, tidak boleh membelakangi atau duduk menyamping. Sikap ini harus dipertahankan pada saat kontak dengan klien. Dengan posisi ini maka perawat dapat melihat secara jelas apa yang tampak secara verbal mauoun non verbal klien. Arti posisi ini adalah “ saya siap membantu anda”

b. Mempertahankan kontak mata. Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi

c. Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengarkan sesuatu

d. Mempertahankan sikap terbuka. Selama berkomunikasi, perawat tidak melipat kaki atau tangan karena sikap ini menunjukkan keterbukaan perawat dalam berkomunikasi.

e. Tetap relaks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respons pada klien

f. Berjabat tangan. Menunjukkan perhatian dan memberikan kenyamanan pada pasien serta penghargaan atas keberadaannya. Berjabatan tangan juga dapat memberi kesan keakraban dan kedekatan antara perawat dan klien.

Perhatikan gambar-gambar berikut ini yang menunjukkan sikap perawat (secara fisik) dalam komunikasi

Page 52: Modul 1 cetak

50 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Gambar 1.5 Sikap Terapeutik (Secara Fisik

Gambar 1.6 Sikap Tidak terapeutik

LATIHAN :

• Berikan pendapat / penilaian Anda tentang karakteristik komunikasi berdasarkan sikap yang tampak pada gambar-gambar di atas

• Diskusikan teman-teman Anda

• Tuliskan penilaian Anda pada buku latihan dan diskusikan dengan fasilitator saat kegiatan tatap muka

Page 53: Modul 1 cetak

PB 51

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Disamping sikap fisik di atas, sikap terapeutik yang dapat teridentifikasi melalui perilaku non verbal perawat yang mungkin terjadi secara tidak disadari yaitu:

• Isyarat vokal, misalnya: tekanan suara, kualitas suara, tertawa, irama, dan kecepatan bicara

• Isyarat tindakan, semua gerakan tubuh, termasuk ekspresi wajah dan sikap tubuh

• Isyarat objek, misalnya; pakaian dan benda pribadi lainnya

• Ruang, kedekatan hubungan antara dua orang yang tergantung pada norma-norma sosial budaya yang dimiliki.

• Sentuhan

Selanjutnya dalam berkomunikasi dengan klien, mulai awal sampai akhir hubungan perawat perlu menunjukkan sikap (kehadiran) secara psikologis dengan cara mempertahakan dimensi respon dan dimensi tindakan seperti di bawah ini :

Sikap Dalam Dimensi Respon

a. Ikhlas (Genuiness). Perawat menyatakan dan menunjukkan sikap keterbukaan, jujur, tulus dan berperan aktif dalam berhubungan dengan klien. Perawat berespon tidak di buat-buat dan mengekspresikan perasaan yang sesungguhnya secara spontan.

b. Menghargai, perawat menerima klien apa adanya. Sikap tidak menghakimi, tidak mengejek, tidak mengkritik maupun tidak menghina, harus ditunjukkan oleh perawat melalui misalnya duduk diam menemani klien ketika klien menangis, bersedia menerima permintaan klien untuk berdiskusi atau bercerita tentang pengalaman, bahkan termasuk minta maaf atas ucapan dan perilaku perawat yang menyinggung klien

c. Empati (Empathy), merupakan kemampuan perawat untuk memasuki pikiran dan perasaan klien, sehingga dapat merasakan apa yang sedang dirasakan dan difikirkan klien. Melalui rasa empati perawat dapat mengidentifikasi kebutuhan klien dan selanjutnya membantu klien mengatasi masalahnya

Page 54: Modul 1 cetak

52 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

d. Konkrit, perawat menggunakan kata-kata yang spesifik, jelas, dan nyata untuk menghindari keraguan dan ketidakjelasan penyampaian.

Selain dimensi respon seperti yang dijelaskan di atas, perawat perlu mempertimbangkan atau mempertahankan dimensi tindakan dalam berhubungan dengan klien. Dimensi tindakan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Sikap dalam Dimensi tindakan Dimensi ini termasuk konfrontasi, kesegaran, pengungkapan diri perawat, katarsis emosional, dan bermain peran (Stuart dan Sundeen, 1998). Dimensi ini harus diimplementasikan dalam konteks kehangatan, penerimaan, dan pengertian yang dibentuk oleh dimensi responsif. Konfrontasi

Pengekspresian perawat terhadap perbedaan pada perilaku klien yang bermanfaatn untuk memperluas kesadaran diri klien. Carkhoff (dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1998) mengidentifikasi tiga kategori konfrontasi yaitu:

1) Ketidaksesuaian antara konsep diri klien (ekspresi klien tentang dirinya) dengan ideal diri (cita-cita / keinginan klien)

2) Ketidak sesuaian antara ekspresi non verbal dan perilaku klien

3) Ketidak sesuaian antara pengalaman klien dan perawat Konfrontasi seharusnya dilakukan secara asertif bukan agresif/marah. Oleh karena itu sebelum melakukan konfrontasi perawat perlu mengkaji antara lain: tingkat hubungan saling percaya dengan klien, waktu yang tepat, tingkat kecemasan dan kekuatan koping klien. Konfrontasi sangat berguna untuk klien yang telah mempunyai kesadaran diri tetapi perilakunya belum berubah.

a. Kesegeraan

Terjadi jika interaksi perawat-klien difokuskan pada dan digunakan untuk mempelajari fungsi klien dalam hubungan interpersonal lainnya. Perawat harus sensitif terhadap perasaan klien dan berkeinginan membantu dengan segera.

Page 55: Modul 1 cetak

PB 53

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

b. Keterbukaan perawat

Tampak ketika perawat meberikan informasi tentang diri, ide, nilai, perasaan dan sikapnya sendiri untuk memfasilitasi kerjasama, proses belajar, katarsis, atau dukungan klien. Melalui penelitian yang dilakukan oleh Johnson (dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1987, h.134) ditemukan bahwa peningkatan keterbukaan antara perawat-klien menurunkan tingkat kecemasan perawat klien

c. Katarsis emosional

Klien didorong untuk membicarakan hal-hal yang sangat mengganggunya untuk mendapatkan efek terapeutik. Dalam hal ini perawat harus dapat mengkaji kesiapan klien untuk mendiskusikan maslahnya. Jika klien mengalami kesulitan mengekspresikan perasaanya, perawat dapat membantu dengan mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien.

d. Bermain peran

Membangkitkan situasi tertentu untuk meningkatkan penghayatan klien kedalam hubungan antara manusia dan memperdalam kemampuannya untuk melihat situasi dari sudut pandang lain; juga memperkenankan klien untuk mencobakan situasi yang baru dalam lingkungan yang aman.

1. Teknik-teknik Komunikasi terapeutik

Supaya komunikasi yang kita lakukan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, seorang perawat harus menguasai teknik-teknik berkomunikasi agar terapeutik dan menggunakannya secara efektif pada saat berinteraksi dengan klien. Berikut ini teknik komunikasi Stuart & Sundeen (1998) yang dikombinasikan dengan pendapat ahli lainnya, selanjutnya coba praktekkan bersama teman Anda dan mintalah teman Anda memberikan penilaian:

a. Mendengarkan dengan penuh perhatian (Listening)

Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan non-verbal yang sedang dikomunikasikan. Ketrampilan mendengarkan dengan penuh perhatian dapat ditunjukkan

Page 56: Modul 1 cetak

54 55

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

dengan sikap:

1. Pandang klien ketika sedang bicara

2. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan.

3. Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau tangan.

4. Hindarkan gerakan yang tidak perlu.

5. Anggukan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik.

6. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.

b. Menunjukkan penerimaan (Accepting)

Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Tentu saja sebagai perawat kita tidak harus menerima semua perilaku klien. Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala seakan tidak percaya.

Sikap perawat yang menunjukkan penerimaan dapat diidentifikasi seperti berikut ini

1) Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.

2) Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian.

3) Memastikan bahwa isyarat non-verbal cocok dengan komunikasi verbal.

4) Menghindarkan untuk berdebat, menghindarkan mengekspresikan keraguan, atau menghindari untuk mengubah pikiran klien.

5) Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata “ya”, “saya

Page 57: Modul 1 cetak

54 55

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

mengerti apa yang bapak-ibu inginkan.”

c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan

Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien.

d. Mengulang (Restating / repeating)

Yaitu teknik mengulang kembali ucapan klien dengan bahasa perawat. Teknik ini dapat memberikan makna bahwa perawat memberikan umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut.

Contoh: - K : “saya tidak nafsu makan, seharian saya belum makan” - P : “ Bapak mengalami gangguan untuk makan?.”

e. Klarifikasi (Clarification) Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud ungkapan klien. Teknik ini digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak jelas atau tidak mendengar apa yang dibicarakan klien. Perawat perlu mengklarifikasi untuk menyamakan persepsi dengan klien. Contoh: - “Coba jelaskan kembali apa yang bapak maksud dengan kegagalan hidup? ”

f. Memfokuskan (Focusing)

LAKUKAN LATIHAN SIKAP MENERIMA

LAKUKAN LATIHAN TEKNIK MENGULANG

Page 58: Modul 1 cetak

56 57

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan klien ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru. Perawat membantu klien membicarakan topic yang telah dipilih dan penting Contoh:

Klien : “Ya, beginilah nasib wanita yang teraniaya seperti saya, Tapi saya pikir untuk apa saya pikirkan sakit ini??

Perawat : “Coba ceritakan bagaimana perasaan ibu sebagai wanita!”

g. Merefleksikan (Reflecting/Feedback)

Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya, sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat non-verbal klien. Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan. Contoh: “ Ibu tampak sedih”, “ Apakah Ibu merasa tidak senang apabila Ibu ……”

h. Memberi Informasi (Informing)

Memberikan informasi merupakan teknik yang digunakan dalam rangka menyampaian informasi-informasi penting melalui pendidikan kesehatan. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya. Setelah informasi disampaikan maka perawat memfasilitasi klien untuk membuat keputusan.

i. Diam (Silence)

Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisir pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan ketrampilan dan ketetapan waktu. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisir pikirannya, dan

Page 59: Modul 1 cetak

56 57

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

memproses informasi. Bagi perawat dengan diam berarti memberikan kesempatan klien untuk berpikir dan berpendapat / berbicara.

j. Identifikasi Tema (Theme Identification)

Adalah menyimpulkan ide pokok / utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pada pembicaraan berikutnya. Teknik ini penting dilakukan sebelum melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan. Contoh:

“Saya paham terhadap masalah ibu. Ibu merasa bahwa anak-anak dewasa dan semua telah meninggalkan ibu sendirian di rumah. Terkait masalah ini, apa rencana yang akan ibu lakukan untuk mengatasi masalah?

k. Memberikan penghargaan (Reward)

Menunjukkan perubahan yang terjadi pada klien adalah upaya untuk menghargai klien. Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban bagi klien yang berakibat klien melakukan segala upaya untuk i mendapatkan pujian.

Contoh: -

“Saya perhatikan Ibu sudah lebih segar dan sehat.

“Selamat ya … semoga ibu dapat segera sembuh. (Reward)

l. Menawarkan diri

Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Seringkali perawat hanya menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, tehnik komunikasi ini harus dilakukan tanpa pamrih.

Contoh: - “Saya ingin anda merasa tenang dan nyaman”

Page 60: Modul 1 cetak

58 59

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

m. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan

Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan. Perawat dapat berperan dalam menstimulasi klien untuk mengambil inisiatif dalam membuka pembicaraan. Contoh: - “ Adakah sesuatu yang ingin Ibu bicarakan?” - “ Apakah yang sedang Ibu pikirkan?” - “ Darimana Ibu ingin mulai pembicaraan ini?”

n. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

Merupakan teknik mendengarkan yang aktif, dimana perawat menganjurkan atau mengarahkan pasien untuk terus bercerita. Teknik ini mengindikasikan bahwa perawat sedang mengikuti apa yang sedang dibicarakan klien dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya.

Contoh: - “….lanjutkan Ibu…..!” - “…..dan kemudian….? - “ Ceritakan kepada saya tentang itu….”

o. Refleksi “Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaanya sebagai bagian dari dirinya sendiri

Contoh: “Bagaimana menurutmu?” atau “Bagaimana perasaanmu?”

Dengan teknik ini dapat mengindikasikan bahwa pendapat klien adalah berharga.

p. Humor

Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi. Perawat harus hati-hati dalam menggunakan teknik ini karena ketidaktepatan penggunaan waktu dapat menyinggung perasaan klien yang berakibat pada ketidakpercayaan klien pada perawat.

Page 61: Modul 1 cetak

58 59

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Setelah Anda belajar teknik-teknik komunikasi terapeutik, selanjutnya bagaimanakah tahapan dalam melaksanakan komunikasi terapeutik supaya dapat mencapai tujuan yang diharapkan? Asuhan keperawatan yang berhasil dapat dicapai salah satunya melalui komunikasi terapeutik.

Berikut ini tahapan komunikasi tersebut, pahamilah dan lakukan latihan yang diminta.:

2. Fase-fase hubungan dan komunikasi terapeutik Perawat - Klien

a. Fase Pra interaksi

Merupakan fase persiapan yang dapat dilakukan perawat sebelum berinteraksi dan berkomunikasi dengan klien. Pada fase ini perawat mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri, serta menganalisa kekuatan dan kelemahan professional diri. Perawat juga mendapatkan data tentang klien dan jika memungkinkan merencanakan pertemuan pertama dengan klien. Perawat dapat bertanya pada dirinya untuk mengukur kesiapan berinteraksi dan berkomunikasi dengan klien.

Contoh pertanyaan perawat pada diri sendiri adalah:

• Apa yang akan saya tanyakan pada saat bertemu nanti?

• Bagaimana respons saya selanjutnya?

• Adakah pengalaman interaksi yang tidak menyenangkan?

• Bagaimana tingkat kecemasan saya?

b. Fase Orientasi / Introduksi

Adalah fase awal interaksi antara perawat dan klien yang bertujuan untuk merencanakan apa yang akan dilakukan pada fase selanjutnya. Pada fase ini perawat dapat melakukan: 1) memulai hubungan dan membina hubungan saling percaya. Kegiatan ini mengindikasi kesiapan perawat untuk membantu klien, 2) memperjelas keluhan, masalah, atau kebutuhan klien dengan mengajukan pertanyaan tentang perasaan klien, dan 3) merencanakan kontrak/kesepakatan yang meliputi lokasi, kapan, dan lama pertemuan; bahan/materi yang akan diperbincangkan; dan mengakhir

Page 62: Modul 1 cetak

60 61

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

hubungan sementara.

Tiga kegiatan utama yang harus dilakukan perawat pada fase orientasi ini adalah :

1) Memberikan salam terapeutik,

Contoh : Assalamu’alaikum………, selamat pagi………… dst.

2) Evaluasi dan validasi perasaan klien

Contoh : bagaimana perasaan ibu hari ini? Ibu tampak segar hari ini…………

3) Melakukan Kontrak hubungan dengan klien meliputi kontrak tujuan interaksi, kontrak waktu, dan kontrak tempat.

Contoh : “Tujuan saya datang ke sini adalah untuk membantu ibu menemukan masalah yang membuat ibu selalu merasa tidak nyaman selama ini”, “Menurut ibu berapa lama waktu yang akan kita butuhkan untuk tujuan ini? Bagaimana kalau 15 menit?”, “Untuk tempat di dalam ruang ini saja atau di taman belakang?”

c. Fase kerja

Adalah fase yang terpenting karena menyangkut kualitas hubungan perawat-klien dalam asuhan keperawatan. Selama berlangsungnya fase kerja ini, perawat tidak hanya mencapai tujuan yang telah diinginkan bersama tetapi yang lebih bermakna adalah bertujuan untuk memandirikan klien. Pada fase ini perawat menggunakan teknik-teknik komunikasi dalam berkomunikasi dengan klien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (sesuai kontrak).

d. Fase terminasi

Pada fase ini, perawat memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan keberhasilan dirinya dalam mencapai tujuan terapi dan ungkapan pearsaannya. Selanjutnya perawat merencanakan tindak lanjut

Page 63: Modul 1 cetak

60 61

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

pertemuan dan membuat kontrak pertemuan selanjutnya bersama klien.

Ada tiga kegiatan utama yang harus dilakukan perawat pada fase terminasi ini, yaitu : melakukan evaluasi subyektif dan obyektif, Merencanakan tindak lanjut interaksi dan membuat kontrak dengan klien untuk melakukan pertemuan selanjutnya.

Contoh komunikasi dalam fase terminasi ini adalah :

Evaluasi subyektif & obyektif :

“bagaimana perasaan ibu setelah kita diskusi tentang masalah yang ibu hadapi?

” Coba sebutkan masalah yang ibu hadapi terkait dengan keluarga ibu!

Rencana tindak lanjut

”Baik ibu, saya cukupkan pertemuan kita hari ini, tidak terasa bahwa waktu kita sudah berlangsung 15 menit. Rencana selanjutnya setelah ini adalah menemukan alternatif penyelesaian masalah yang ibu hadapi dan pengambilan keputusan untuk solusi”

Kontrak yang akan datang : “Terkait dengan rencana tersebut, saya akan datang lagi besok hari selasa jam 09.00, saya tunggu akan datang di tempat ini lagi. Selamat istirahat dan assalamu’alaikum ………, selamat siang.

Gunakanlah format “Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi dalam setiap melakukan interaksi dan komunikasi terapeutik antara dengan Klien, sepert berikut ini:

Page 64: Modul 1 cetak

62 63

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI

Kondisi Pasien :

Diagnosis Keperawatan :

Rencana Keperawatan :

Tujuan :

SP Komunikasi

Fase Orientasi : Salam terapeutik

Evaluasi dan Validasi

Kontrak

Fase Kerja : (Tuliskan kata-kata sesuai tujuan dan rencana yang akan dicapai / dilakukan)

………………………………………………………………………………… ………….………………………………………………………………………

Fase Terminasi : Evaluasi subyektif / obyektif

Rencana tindak lanjut

Kontrak yang akan datang

3. Hambatan komunikasi Terapeutik dan Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi

a. Adanya perbedaan persepsi

b. Terlalu cepat menyimpulkan

c. Adanya pandangan stereotipe

d. Kurangnya pengetahuan

e. Kurangnya minat

Page 65: Modul 1 cetak

62 63

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

f. Sulit mengekspresikan diri

g. Adanya emosi

h. Adanya tipe kepribadian tertentu

Supaya komunikasi mencapai tujuan yang diharpkan maka perawat harus dapat megeliminasi hambatan-hambatan tersebut dalam rangka mengatasi hambatan dalam komunikasi tersebut. Upaya-upaya yang dapat dilakukan perawat adalah :

a. Mengecek kembali maksud yang disampaikan

b. Meminta penjelasan lebih lanjut

c. Mengecek umpan balik

d. Mengulangi pesan yang disampaikan dan memperkuat informasi dengan bahasa non verbal

e. Mengakrabkan hubungan interpersonal antara sender dan reciever

f. Pesan dibuat secara singkat, jelas, dan tepat

g. Memfokuskan pesan pada topik spesifik yang telah dipilih

h. Komunikasi dilakukan dengan berfokus pada penerima pesan bukan pada pengirim pesan.

Page 66: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 64

Rangkuman

1. Sikap (kehadiran) yang harus ditunjukkan perawat dalam berkomunikasi terapeutik ada dua (2) yaitu sikap (kehadiran) secara fisik dan secara psikologis. Sikap sebagai Kehadiran fisik dalam komunikasi meliputi: berhadapan, mempertahankan kontak mata, membungkuk ke arah klien, mempertahankan sikap terbuka, rileks dan berjabat tangan. Sedangkan sikap sebagai kehadiran secara psikologis ada dua (2) dimensi yaitu dimensi respon dan dimensi tindakan. Dimensi respon meliputi ikhlas, menghargai, empati dan konkrit, sedangkan dalam dimensi tindakan meliputi konfrontasi, segera, terbuka, emosional katarsis dan bermain peran.

2. Teknik-teknik komunikasi terapeutik yang dapat digunakan dalam berkomunikasi antara lain: pertanyaan terbuka, mendengarkan, identifikasi tema, refleksi, klarifikasi, memberikan informasi, memfokuskan, mengulang, humor dan lain-lain. Teknik ini dipilih secara tepat dan digunakan secara kombinasi dalam setiap interaksi dengan klien.

3. Fase-fase komunikasi / hubungan terapeutik ada 4 yaitu fase pra orientasi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi. Fase praorientasi dilakukan sebelum perawat berinteraksi dengan klien dimana tujuannya adalah menyiapkan diri, dan menilai kemampuan diri, evaluasi diri (kelebihan dan kekurangannya). Pada fase Orientasi prinsip utama adalah membina hubungan saling percaya. Ada 3 aspek utama dalam komuniksi yaitu salam terapeutik,evaluasi-validasi dan kontrak. Fase kerja adalah komunikasi perawat selama melakukan proses terapi melalui tindakan keperawatan sesuai rencana. Perawat menggunakan teknik-teknik komunikasi terapeutik selama interaksi. Fase terminasi adalah fase akhir dalam interaksi perawat-klien. Pada fase ini ada 3 asoek utama dalam komunikasi yaitu evaluasi subyektif-obyektif, kontrak yang datang dan rencana tindak lanjut.

4. Beberapa hambatan yang harus diperhatikan dalam pencapaian komunikasi terapeutik adalaha danya perbedaan persepsi, terlalu cepat menyimpulkan, adanya pandangan stereotipe, kurangnya pengetahuan, kurangnya minat, sulit mengekspresikan diri, adanya emosi dan adanya tipe kepribadian tertentu.

Page 67: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

65 PB

Tes Formatif

1. Sebutkan sikap terapeutik perawat secara fisik yang penting dilakukan saat interaksi dan komunukasi dengan klien.

2. Jelaskan apa yang dimaksud empati dalam dimensi respon sebagai sikap psikologis perawat dalam komunikasi.

3. Sebutkan 4 fase hubungan/interaksi dan komunikasi terapeutik

4. Apa saja aspek yang harus diperhatikan perawat saat berkomunikasi pada fase orientasi

5. Sebutkan 4 hambatan komunikasi dan mengakibatkan tidak efektifnya komunikasi perawat – klien.

Tugas Terstruktur

1. Untuk meningkatkan kualitas diri Anda, lakukan Identifikasi cara untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan Anda

2. Diskusikan dengan teman dekat Anda, sebanyak mungkin cara untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan Anda

3. Tuliskan ulang kelebihan-kelebihan Andi yang menjadi potensi / kekuatan Anda! Aspek manakah yang akan Anda kembangkan agar bisa terapeutik untuk pasien Anda?

4. Buat laporan tertulis dari hasil pengamatan dan kesimpulan yang Anda buat

5. Diskusikan dengan fasilitator jika Anda mendapatkan kesulitan tentang materi pada kegiatan belajar 2 ini

Page 68: Modul 1 cetak

PB 66

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Tugas Mandiri

1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 2 didalam buku Anda

2. Untuk menambah pemahaman Anda tentang konsep dasar komunikasi, Bacalah referensi lain terkait komunikasi dan diskusikan dengan rekan sejawat Anda

Page 69: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

67 PB

Tugas AkhirPraktikum:

Ilustrasi Kasus:

Seorang wanita, usia 40 tahun, di rawat di Rumah Sakit karena menderita penyakit kronis. Pada saat pengkajian pasien tampak sedih, wajah murung, mata sering tampak berkaca-kaca dan jarang bicara. Pasien jarang bicara dan jika ditanya jawaban pendek-pendek. Pasien mengatakan pasrah dengan sakitnya.

Tugas:

1. Buatlah Strategi pelaksanaan (SP) komunikasi sesuai contoh (pada kegiatan belajar 3) dengan format yang telah ditentukan.

2. Lakukan kegiatan praktik komunikasi dengan cara berpasangan dengan teman Anda dengan menggunakan SP komunikasi yang Anda buat.

3. Tuliskan perasaan Anda setelah mempraktikkan komunkasi tersebut

Tugas Akhir Mandiri

1. Pahami setiap fase interaksi dan komunikasi

2. Lakukanlah latihan terus menerus dengan kasus-kasus yang berbeda.

Page 70: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 6868

Tes Akhir Modul IPetunjuk Umum :

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah A Jika 1, 2, dan 3 Benar

Pilihlah B Jika 1 dan 3 Benar

Pilihlah C Jika 2 dan 4 Benar

Pilihlah D Jika 4 saja yang Benar

Pilihlah E Jika semua jawaban benar / salah

SOAL:

1. Berikut di bawah ini adalah BENAR tentang komunikasi.

1. Proses tukar menukar informasi.

2. Merupakan sarana untuk mempengaruhi orang lain.

3. Pertukaran pemikiran, ide atau informasi

4. Merupakan sarana untuk menyampaikan keputusan kepada orang lain

3. Komunikasi adalah aspek penting dalam praktek keperawatan profesional. Berikut ini adalah alasan pentingnya komunikasi dalam praktek tersebut:

1. Untuk asuhan keperawatan yang efektif

2. Setiap fase proses perawatan menggunakan komunikasi

3. Untuk efektifitas hubungan profesional dengan praktisi kesehatan lain

4. Sebagai “alat” kerja yang efektif

5. Berikut di bawah ini adalah urutan proses komunikasi yang benar untuk

Page 71: Modul 1 cetak

69 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi KeperawatanModul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

KB 1 KB 2 KB 3 KB 4 KB 5

terjadinya komunikasi yang efektif :

A. Ideation – encoding – transmission – receiving – decoding – response

B. Ideation – decoding – transmission – receiving – encoding – response

C. Ideation– transmission – encoding – receiving – decoding – response

D. Ideation – encoding – transmission – decoding – receiving– response

E. Ideation – transmission – encoding –receiving – decoding – response

7. Termasuk dalam komunikasi non verbal perawat dalam hubungan perawat – klien

1. Gerakan tubuh

2. Tanda-tanda somatik

3. Simbol-simbol yang digunakan

4. tulisan

5. Berikut ini adalah kelebihan dari penggunaan Komunikasi verbal dalam pelayanan keperawatan:

1. Dilakukan untuk menyampaikan informasi secara cepat

2. Menyediakan informasi dalam jumlah besar

3. Untuk mendapatkan umpan balik secara langsung

4. Dapat dilakukan dengan meanggunakan e-mail atau memo.

7. Dalam pelayanan keperawatan, jenis komunikasi Non verbal ini penting dilakukan perawat pada saat melakukan wawancara / pengkajian, KECUALI:

Page 72: Modul 1 cetak

PB 70

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

A. Mempertahankan kontak mata

B. Suara dalam intonasi yang cukup bisa didengar

C. Tampil Penuh percaya diri

D. Ekspresi wajah ramah dan menyenangkan

E. Membungkuk ke arah klien

9. Jenis komunikasi secara tulisan dilakukan perawat dalam melakukan aktivitas perawatan berikut ini

1. Mencatat peristiwa yang terjadi pada klien

2. Melakukan konsultasi

3. Melakukan Dokumentasi tindakan perawatan

4. Dilakukan pada pasien yang tidak bisa bicara / bisu

11. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi ditinjau dari sender (komunikator), KECUALI:

A. Penampilan

B. Sikap

C. Penguasaan materi

D. Channel

E. Penguasaaan bahasa

13. Di ruang konsultasi yang tenang dan sejuk, tampak Perawat dan Klien sedang duduk berhadapan. Berikut ini petikan komunikasi antara Perawat – Klien dalam pelayanan keperawatan:

P : Selamat pagi (sambil berjabat tangan).............. bagaimana perasaan ibu hari ini? Sambil memandang klien dan tersenyum.

K : Selamat pagi ...... perasaan saya sangat tidak nyaman, banyak hal tidak mampu saya kerjakan karena saya harus sering kontrol ke rumah sakit (pasien

Page 73: Modul 1 cetak

71 72

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

menunduk dan tampak sedih)

Manakah dari ilustrasi di atas yang termasuk dalam elemen admosfir dalam komunikasi:

A. Duduk berhadapan Perawat klien

B. Ruang konsultasi yang tenang dan sejuk

C. Berjabatan tangan

D. Memandang klien dan tersenyum

E. Pernyataan pasien “perasaan saya sangat tidak nyaman”

14. Di siaran radio terdengar seorang perawat memberikan penyuluhan tentang penyakit demam berdarah, cara pencegahan dan penanganan di rumah sebelum di bawa ke rumah sakit.

Berdasarkan levelnya, apakah level komunikasi yang sedang dilakukan perawat tersebut?

A. Komunikasi interpersonal

B. Komunikasi Kelompok

C. Komunikasi publik

D. Komunikasi profesional

E. Komunikasi massa

15. Berikut ini adalah ciri-ciri hubungan terapeutik yang membedakannya dengan hubungan sosial, KECUALI:

A. Tujuan jelas

B. Dibangun berdasarkan kebutuhan klien

Page 74: Modul 1 cetak

71 72

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

C. Waktu jelas dan dibatasi

D. Informasi yang disampaikan mempunyai kemiripan

E. Karakteristik informasi berbeda antara komunikator dan komunikan

16. Berikut ini adalah karakteristik tujuan hubungan terapeutik Perawat-Klien:

1. Meningkatkan tanggung jawab

2. Memberikan bantuan untuk kemandirian

3. Mencapai tujuan personal yang realistik

4. Penerimaan diri yang realistik

18. Berikut ini cara-cara yang dapat digunakan perawat untuk meningkatkan kesadaran diri, KECUALI:

A. Dialog dengan diri sendiri

B. Lebih banyak berbicara

C. Mengurangi daerah buta

D. Mengamati diri dari sumber yang berbeda

E. Memperluas daerah terbuka

19. Untuk meningkatkan kesadaran diri, perawat dapat menggunakan Joharry Window. Menurut Joharry window, situasi yang dapat menggambarkan kualitas personal perawat:

Page 75: Modul 1 cetak

73 74

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

1. Menggunakan sikap, bahasa dan tindakan yang dapat menurunkan ketegangan emosi pihak lain.

2. Mengenal dan memahami sifat masing-masing individu / kelompok apa adanya

3. Saling menghargai antara satu dengan yang lain

4. Kesediaan untuk mau mengerti perilaku orang lain

21. Berikut ini adalah sifat atau perilaku yang menunjukkan perluasan kesadaran diri perawat:

A. Sifat atau perilaku individu Tidak diketahui oleh diri sendiri, tetapi diketahui oleh orang lain

B. Sifat atau perilaku individu diketahui oleh diri sendiri dan orang lain

C. Sifat atau perilaku individu Tidak diketahui oleh diri sendiri dan orang lain

D. Sifat atau perilaku individu diketahui oleh diri sendiri tetapi tidak diketahui orang lain

E. Sifat atau perilaku individu dikenal dan diketahui oleh kelompok yang bersangkutan

22. Berikut di bawah ini adalah prinsip-prinsip penerapan Hubungan Antar Manusia sebagai wujud kualitas personal individu, KECUALI :

A. Harus ada sinkronisasi antara tujuan bersama dengan tujuan masing-masing individu

B. Sadar akan hakekat individu yang lain

C. Harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan/menarik dalam proses interaksi

D. Harus dapat memenuhi / melengkapi kebutuhan sendiri sebelum melengkapi kebutuhan individu lain

E. Saling menghormati profesi masing-masing individu.

Page 76: Modul 1 cetak

73 74

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

23. Menurut jendela joharry, Hubungan Antar Manusia yang baik akan diperlihatkan dengan gambar sbb :

1. Daerah tidak dikenal lebih besar daripada daerah lainnya

2. Daerah bebas lebih besar dari pada daerah lainnya

3. Daerah rahasia dan daerah buta lebih besar dari daerah bebas

4. Daerah rahasia dan daerah buta lebih kecil dari daerah bebas

24. Pada fase orientasi, tugas perawat yang harus dilakukan perawat dalam komunikasi adalah :

1. Mengeksplorasi masalah 3. Membahas alternative pemecahan

masalah

2. Melakukan kontrak 4. Menyampaikan tujuan interaksi

Ilustrasi komunikasi untuk soal no: 19 dan 20.

Berikut komunikasi Perawat dan Klien dalam proses komunikasi :

P : Jelaskan kepada saya sejak kapan ibu mulai mengalami gangguan tidur dan mudah menangis ?

K : Lebih kurang 1 tahun yang lalu sejak anak kedua saya menikah dan meninggalkan saya untuk hidup di luar kota“. Akhir-akhir ini saya rasakan gangguan tersebut lebih meningkat terutama sejak anak ketiga saya akan di wisuda“

P : (Mengangguk-angguk dan memandang klien) Iya, saya mengerti, .............. teruskan

K : Saat ini emosi saya semakin kacau karena menstruasi saya tidak teratur. Saya sudah tua, dan anak-anak sudah mulai mengabaikan saya“.

Page 77: Modul 1 cetak

75 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

26. Memperhatikan komunikasi yang dilakukan perawat dank lien di atas dapat diketahui bahwa fase interaksi yang terjadi dalam proses komunikasi adalah :

a. Fase Initiasi d. Fase terminasib. Fase Orientasi e. Fase Limitasic. Fase kerja

28. Tugas yang sedang dilakukan perawat berdasarkan sikap verbal dan non verbal yang ditunjukkan oleh perawat adalah :

1. Mengeksplorasi masalah

2. Mempertahankan hubungan

3. Identifikasi masalah bersama

4. Menaksirkan masalah

Page 78: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 76

1. Chitty (1997). Professional Nursing Practice. St. Louis : Mosby

2. DeVito, J.A. (1997). Komunikasi antar manusia. (ed. Indonesia). Alih bahasa Agus Maulana. Jakarta : Professional Book

3. Keliat, B.A. (1996). Hubungan Terapeutik Perawat Klien. Jakarta : EGC

4. Kozier & Erb (1999) Fundamental of Nursing : Concept and practice. St. Louis

5. Taylor, C; Lillis, C & LeMone, P. (1989). Fundamental of nursing : The art and science of nursing care. Philadelphia : J.B. Lippincott.

6. Stuard, GW & Laraia, M.L. (1998). Principle and practice of psychiatric nursing. Mosby year book6th edition. St. Louis : Mosby

7. Vecchio, R.P. (1995). Organizational Behavior. (3 th. Ed.). Philadelphia : The Dryden Press Harcourt Brace College Publishers.

Acuan Pustaka

Page 79: Modul 1 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

1 PB

I

Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 1 diharapkan Anda memahami konsep dasar komunikasi secara umum

yang penting digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan / praktek keperawatan yang berkualitas.

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan bela-jar 1, diharapkan Anda dapat :

1. Menjelaskan pengertian komunikasi

2. Menjelaskan tujuan komunikasi

3. Menjelaskan Elemen komunikasi

4. Mengidentifikasi Bentuk / Jenis Komunikasi

5. Menjelaskan Model Proses Komuniksai

6. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi

7. Menjelaskan Tingkatan Komunikasi

Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 1, maka secara berurutan pokok-pokok materi yang akan dipaparkan dimulai dengan pengertian komunikasi, selanjutnya tujuan komunikasi, elemen komunikasi, bentuk / jenis komunikasi, model proses komunikasi. faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi dan terakhir adalah tingkatan komunikasi.

Konsep Dasar Komunikasi

Page 80: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 2Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Uraian MateriUntuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut, maka pelajarilah dengan baik uraian tentang Komuniasi umum berikut ini :

1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin ‘communicare’ – ‘communicatio dan communicatus’ yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem penyampaian dan penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dsb. Beberapa pengertian komunikasi disampaikan oleh beberapa ahli berikut ini :

a. Taylor, Lillis & LeMone (1989) mendifinisikan komunikasi adalah proses tukar menukar informasi atau proses untuk mentransmisikan makna.

b. Chitty (1997) mendefiniskan komunikasi adalah tukar menukar pikiran, ide atau informasi dan perasaan dalam setiap interaksi.

c. Sedangkan Jurgen Ruesch, 1972 di dalam Chitty (1997) menjelaskan bahwa komunikasi adalah keseluruhan bentuk perilaku seseorang secara sadar maupun tidak sadar yang dapat mempengaruhi orang lain tidak hanya komunikasi yang diucapkan dan ditulis, tetapi juga termasuk gerakan tubuh, tanda-tanda somatik dan simbol-simbol.

Dari beberapa definisi di atas, secara sederhana komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran, penyampaian dan penerimaan berita, ide atau informasi dari seseorang ke orang lain. Lebih kompleks komunikasi didefinisikan sebagai berikut :

Dalam berkomunikasi diperlukan ketulusan hati antara pihak yang terlibat agar komunikasi yang dilakukan efektif. Bagi pihak yang menyampaikan

• Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari komunikator kepada komunikan, baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain.

• Komunikasi adalah proses yang dinamis, selalu berubah sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan yang senantiasa berubah.

Page 81: Modul 1 cetak

3 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

harus ada kesungguhan atau keseriusan bahwa informasi yang disampaikan adalah penting sedangkan bagi pihak penerima harus ada kesungguhan untuk memperhatikan dan memahami makna informasi yang diterima serta memberikan respon yang sesuai.

2. Tujuan Komuniksi

Berdasarkan beberapa pengertian / definisi di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :

a. Menyampaikan ide / informasi / berita

Kalau kita melakukan komunikasi dengan orang lain maka tujuan utamanya adalah sampainya atau dapat dipahaminya apa yang ada dalam fikiran kita atau ide kita kepada lawan bicara. Dengan demikian ada satu kesamaan ide antara apa yang ada dalam fikiran komunikator dan komunikan.

Contoh kegiatan keperawatan yang relevan:

b. Mempengaruhi orang lain

Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain secara kita sadari maupun tidak kita sadari akan mempengaruhi perilaku orang lain. Secara sadar jika kita berkomunikasi untuk tujuan memotivasi seseorang maka kita berharap bahwa orang yang kita motivasi akan melakukan hal sesuai dengan yang kita inginkan. Secara tidak kita sadari jika pada saat kita memotivasi menunjukkan wajah yang serius, maka akan membuat lawan bicara antusias untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan kepada dirinya.

Contoh Kegiatan keperawatan yang relevan:

Komunikasi perawat kepada pasien saat menjelaskan kondisi pasien, menyampaikan diagnosa keperawatan, rencana tindakan, prosedur tindakan atau menyampaikan hasil dari tindakan yang telah dilakukan.

Page 82: Modul 1 cetak

PB 4

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

c. Merubah perilaku orang lain

Komunikasi bertujuan merubah perilaku, maksudnya jika kita bicara dengan seseorang yang berperilaku berbeda dengan norma yang ada dan kita menginginkan.

Contoh kegiatan keperawatan yang relevan:

d. Memberikan pendidikan

Dalam kehidupan sehari-hari banyak komunikasi terjadi dengan tujuan memberikan pendidikan, misalnya komunikasi orang tua dengan anaknya, guru/dosen dengan murid/mahasiswa, perawat dengan kliennya, dll. Komunikasi ini dilakukan dengan tujuan agar lawan bicara (komunikan) memperoleh / mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi dan menunjukkan hal yang lebih baik dari sebelumnya

Contoh kegiatan keperawatan yang relevan:

e. Memahami (ide) orang lain

Komunikasi antara dua orang atau lebih akan efektif jika antara komunikator dan komunikan saling memahami ide masing-masing dan mereka saling berusaha untuk memberi makna pada komunikasi yang disampaikan atau diterima.

Komunikasi perawat kepada pasien saat memberikan motivasi untuk memelihara kesehatan, melakukan budaya hidup sehat melalui pengaturan pola makan yang sehat dan olah raga teratur.

Komunikasi yang dilakukan perawat pada saat akan mengubah keyakinan dan perilaku pasien yang tidak baik atau bertentangan dengan kesehatan, dengan keyakinan dan perilaku yang mendukung kesehatannya.

Komunikasi yang dilakukan perawat saat memberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan kepada pasien tentang pencegahan penularan penyakit, memberikan pendidikan tentang pertolongan di rumah pada anggota keluarga yang sakit demam berdarah, dan lain-lain yang tujuannya meningkatkan pengetahuan agar lebih baik dari sebelumnya.

Page 83: Modul 1 cetak

5 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

3. Elemen Komunikasi

Tahukah Anda, bahwa dalam berkomunikasi ada elemen-elemen yang saling berkaitan dan dapat mempengaruhi komunikasi?

Berikut akan dijelaskan pendapat dari Taylor, Lillis & LeMone (1989) dan DeVito (1997).

DeVito (1997) menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang terdiri dari komponen-komponen / elemen-elemennya saling terkait. Setiap elemen dalam komunikasi saling berhubungan satu dengan yang lain, dan elemen yang satu mendahului elemen lain yang terkait.

Taylor, Lillis, LeMone (1989) dan DeVito (1997) mengidentifikasi bahwa untuk berlangsungnya komunikasi yang efektif, ada 5 elemen utama yaitu (a) Komunikator (sender), (b) Informasi / pesan / berita, (c) Komunikan (Reciever), (d) Umpan balik (feedback), dan (e) admosfir / konteks.

a. Komunikator (Sender)

Komunikator adalah orang atau kelompok yang menyampaikan pesan / ide / informasi kepada orang / pihak lain sebagai lawan bicara. Komunikator berarti sumber berita / informasi atau disebut informan, yaitu sumber / asal berita yang disampaikan kepada komunikan. Seorang komunikator beraksi dan bereaksi secara utuh meliputi fisik dan kognitif, emosional dan intelektual.

b. Informasi / pesan / berita

Pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator , disadari atau tidak disadari, secara langsung maupun tidak langsung. Pesan yang disadari adalah segala ucapan (bahasa verbal) yang disampaikan komunikator secara sengaja dan sudah dipersiapkan. Pesan yang tidak disadari adalah pesan yang muncul beriringan atau bersamaan dengan pesan yang yang disampaikan pada saat komunikator berbicara.

c. Komunikan (Reciever)

Komunikan adalah orang atau sekelompok orang yang menerima pesan yang disampaikan komunikator. Komunikan yang efektif adalah komunikan yang bersikap kooperatif, penuh perhatian, jujur dan bersikap terbuka

Page 84: Modul 1 cetak

PB 6

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

terhadap komunikator dan pesan yang disampaikan.

d. Umpan balik

Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya (Clement dan Frandsen, 1976 dalam DeVito, 1997). Umpan balik bisa berasal dari diri sendiri maupun orang lain. Umpan balik dari diri sendiri misalnya : jika kita menyampaikan pesan melalui bicara maka kita akan dapat secara langsung mendengar apa yang kita sampaikan. Pada waktu kita bicara kita juga merasakan gerakan tubuh kita, kekuatan ekspresi kita sebagai umpan balik dari diri kita. Umpan balik dari orang lain adalah umpan balik yang datang dari lawan bicara. Bentuk umpan balik yang diberikan antara lain : anggukan, kerutan dahi, senyuman, gelengan kepala, interupsi pembicaraan, pernyataan setuju atau tidak setuju, dll. Umpan balik dapat berupa verbal maupun non verbal.

Agar terjadi umpan balik yang baik maka harus bersifat jujur, sesuai dengan konten (isi pesan) yang disampaikan, bagian dari solusi, merupakan hasil proses berfikir, tidak bersifat subyektif dan disampaikan dalam waktu yang tepat.

e. Admosfir / konteks

Admosfir adalah lingkungan dimana komunikasi terjadi, terdiri dari tiga dimensi yaitu : dimensi fisik, sosial-psikologis dan temporal yang mempunyai pengaruh terhadap pesan yang disampaikan. Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Perubahan dari salah satu dimensi akan mempengaruhi dimensi yang lain.

Dimensi fisik adalah lingkungan nyata (tangible), dapat berbentuk ruang atau bangsal dan segala komponen yang ada di dalamnya. Dimensi sosial-psikologis meliputi tata hubungan status diantara pihak yang terlibat dan aturan budaya masyarakat dimana mereka berkomunikasi. Termasuk dalam konteks ini adalah persahabatan atau permusuhan, lingkungan formal maupun informal, situasi yang serius atau tidak serius. Dimensi temporal (waktu) adalah mencakup waktu dimana komunikasi terjadi. Pilihan waktu yang tepat dapat mencapai efektifitas komunikasi yang dilakukan.

Gambar 1.1 menunjukkan hubungan atau keterkaitan masing-masing

Page 85: Modul 1 cetak

7 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

elemen dalam komunikasi.

Basic Consept of Communication ~ Tri A Harsono

Five Major Elements

Gambar 1.1Lima Elemen Utama Komunikasi

Gambar 1 menunjukkan hubungan antar elemen dalam komunikasi. Secara sederhana, terjadinya komunikasi dimulai dari komunikator menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan yang selanjutnya komunikan memberikan umpan balik, dimana proses ini terjadi dalam suatu lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi tersebut.

4. Bentuk / Jenis Komunikasi

Chitty (1997) menjelaskan bahwa secara umum ada 2 bentuk komunikasi, yaitu : komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Tahukah Anda apakah perbedaan komunikasi verbal dan non verbal?

Berikut akan dijelaskan perbedaan antara komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Selanjutnya lakukan latihan untuk memperjelas pemahaman Anda terhadap perbedaan keduanya.

a. Komunikasi Verbal

Chitty (1997) mendefinisikan bahwa komunikasi verbal adalah pertukaran informasi menggunakan kata-kata yang diucapkan secara oral dan kata-kata yang dituliskan.

Komunikasi oral adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan, baik

Page 86: Modul 1 cetak

PB 8

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

langsung dengan cara tatap muka maupun secara tidak langsung melalui telefone atau telekonferensi. Komunikasi oral dilakukan untuk menyampaikan informasi secara cepat atau untuk memperjelas pesan / informasi tertulis sehingga informasi lebih akurat. Jenis komunikasi ini tergantung dari irama, kecepatan, intonasi, penguasaan materi oleh komunikator, penekanan, dan nada suara serta bahasa yang digunakan.

Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang dilakukan dalam bentuk tulisan baik secara manual maupun elektronik, dilakukan untuk memberikan informasi dalam jumlah yang besar, sebagai bukti tertulis atau dokumentasi. Jenis komunikasi ini dapat berbentuk tulisan tangan, surat kabar, atau e-mail.

Komunikasi Non Verbal

Setelah Anda memahami komunikasi verbal, maka selanjutnya Anda harus mengenali dan mampu mengidentifikasi komunikasi non verbal yang selalu mengiringi komunikasi verbal.

Chitty (19997) mendefinisikan Komunikasi non verbal adalah pertukaran informasi tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi ini tidak disampaikan secara langsung oleh komunikator, tetapi berhubungan dengan pesan yang disampaikan secara oral maupun tulisan. Macam-macam komunikasi non verbal adalah : kontak mata, ekspresi wajah, postur atau sikap tubuh, gaya jalan, gerakan/bahasa isyarat tubuh waktu bicara, penampilan secara umum, suara dan sikap diam atau simbol-simbol lain misalnya model pakaian dan cara menggunakan.

Contoh penerapan komunikasi verbal oleh perawat adalah:

Saat menjelaskan rencana asuhan keperawatan kepada pasien, menjelaskan prosedur tindakan, melakukan konsultasi, kolaborasi, atau melaporkan kondisi klien, dsb.

Page 87: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri9

TUGAS

1. Lakukan pengamatan pada seorang yang sedang menangis / bersedih

2. Identifikasi Komunikasi verbal yang diungkapkan dan tuliskan kata-kata yang diucapkan pada lembar latihan

3. Identifikasi Komunikasi non verbal dan tuliskan pada lembar latihan

• Ekspresi wajah

• Gerakan tubuh, tangan

• Simbol-simbol yang digunakan (pakaian, perhiasan, dll)

5. Model Proses Komuniksai

Komunikasi adalah suatu proses yang kompleks untuk mengirim pesan dari komunikator kepada komunikan . Vecchio (1995) menguraikan bahwa proses komunikasi merupakan urutan tahap-tahap komunikasi yang kompleks meliputi: idea generation, encoding, transmitting via various channels, receiving, decoding, understanding, and responding, yang merupakan suatu siklus yang selalu berulang.

Dalam model ini dijelaskan bahwa Komunikasi dimulai dengan munculnya ide (gagasan) dari komunikator (sender). Ide ini selanjutnya diproses / diolah di otak dan keluar dalam bentuk gelombang suara atau tulisan atau dalam bentuk kode-kode tertentu (enkoding). Informasi yang telah diolah dalam bentuk kode-kode tersebut selanjutnya ditransmisikan / disalurkan oleh komunikator melalui media (Channel). Channel ini akan membantu proses penyampaian pesan dari komunikator dan proses penerimaan pesan oleh komunikan. Pesan / informasi yang sampai atau diterima dalam bentuk gelombang suara, tulisan atau kode-kode tersebut diproses dan dipersepsikan oleh komunikan (dekoding). Setelah dipersepsikan, maka komunikan akan sampai pada tingkat pemahaman (understanding) dan selanjutnya berespon terhadap pesan yang diterima sebagai umpan balik untuk komunikator. Respon yang diberikan oleh komunikan akan menstimulasi munculnya ide baru dan seterusnya ide atau informasi akan diproses kembali sebagai suatu siklus yang berulang. Model proses komunikasi ini dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Page 88: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri9

Gambar 1.2

Model Proses Komunikasi ‘The Communication Cycle’ Vecchio

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi

Secara umum faktor yang mempengaruhi komunikasi dapat ditinjau dari proses komunikasi dan elemen komunikasi. Adalima faktor utama yang mempengaruhi komunikasi ditinjau dari elemen komunikasi, yaitu:faktor komunikator, pesan / informasi, komunikan, umpan balik dan admosfir.

Encoding

Noise,

Barries,

Filters

Channels Response

Decoding

Transmition Idea Generation

Understanding Receiving

Page 89: Modul 1 cetak

11 12

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Berikut ini bacalah dengan cermat mengapa elemen-elemen dalam komunikasi menjadi faktor utama yang mempengaruhi efektifitas komunikasi.

a. Komunikator

Komunikasi akan efektif jika komunikator menunjukkan penampilan yang baik, sopan dan menarik, serta ber wibawa dan tidak sombong. Disamping penampilan yang baik, seorang komunikator harus mempunyai pengetahuan yang memadai , menguasai materi atau masalah (problem mastery) dan memahami bahasa yang digunakan lawan (language mastery). Hal ini penting karena salah satu hambatan dalam komunikasi adalah adanya ketidaksesuaian bahasa yang digunakan antara komunikator dan komunikan. Penguasaan bahasa ini penting untuk menghindari terjadinya salah tafsir (misperception) dalam komunikasi.

Contoh:

Selanjutnya seorang komunikator harus mampu membaca peluang (Opportunity) terkait pemilihan waktu yang tepat untuk dapat menyampaikan pesan secara efektif, tampil mengolah pesan supaya mudah dipahami komunikan, dan mempunyai alat-alat tubuh yang baik untuk menghasilkan suara antara lain pita suara, mulut, bibir, lidah, dan gigi. Seorang komunikator yang pita suaranya terganggu, tidak mempunyai gigi (ompong) atau sumbing akan mengalami kesulitan dalam berkata-kata yang mengakibatkan tidak jelasnya pesan yang disampaikan.

b. Pesan / Informasi

Pesan yang bersifat informatif dan persuasif akan mudah diterima dan dipahami dari pada pesan yang bersifat memaksa. Pesan yang mudah

• Dahar (kromo inggil dalam bahasa Jawa) berarti makan untuk tingkat tinggi atau orang yang kita hormati misal pada orang tua, guru, dsb. Berbeda dengan dahar (bahasa sunda) berarti makan untuk tingkat rendah atau tidak terhormat.

• Kasep (bahasa Jawa) berarti terlambat sekali, berbeda dengan kasep (bahasa sunda) yang berarti cakep / ganteng / tampan.

Page 90: Modul 1 cetak

11 12

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

diterima adalah pesan yang sesuai dengan kebutuhan komunikan (relevan), jelas (Clearly), sederhana atau tidak bertele-tele dan mudah dimengerti (Simple). Disamping itu informasi akan menarik jika merupakan informasi yang sedang hangat (up to date)

c. Komunikan

Supaya komunikasi efektif, sama halnya dengan komunikator maka seorang komunikan harus mempunyai penampilan atau sikap yang baik, sopan, serta tidak sombong. Seorang komunikan yang berpenampilan acak-acakan berarti tidak menghargai diri sendiri dan orang lain. Demikian pula jika komunikan tampak sombong / angkuh, maka akan mempengaruhi psikologis komunikator yang berdampak pada tidak efektifnya pesan yang disampaikan. Disamping itu seorang komunikan harus mempunyai pengetahuan, ketrampilan komunikasi dan memahami sistem sosial komunikator . Hal ini penting karena tanpa pengetahuan dan ketrampilan mengolah informasi yang diterima , maka dapat terjadi ketidaksesuaian persepsi (mis-persepsi). Selanjutnya seorang komunikan harus mempunyai alat-alat tubuh yang baik. Alat tubuh yang berperan utama untuk menerima pesan suara adalah telinga. Supaya pesan dapat diterima dengan tepat maka komunikan harus mempunyai fungsi pendengaran yang baik.

d. Umpan Balik

Komunikasi efektif jika komunikan memberi umpan balik yang sesuai dengan pesan yang disampaikan. Umpan balik ini penting bagi komunikator karena sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan komunikasi. Mengerti atau tidaknya komunikan terhadap isi pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dilihat dari bagaimana komunikan memberikan umpan balik.

e. Admosfir

Untuk mencapai komunikasi yang efektif diperlukan lingkungan yang kondusif (condisive) dan nyaman (Comfortable). Lingkungan yang kondusif yaitu lingkungan yang mendukung berlangsungnya komunikasi efektif. Dalam dimensi fisik lingkungan nyaman yaitu lingkungan yang tenang, sejuk dan bersih sehingga kondusif dalam mencapai komunikasi yang efektif. Dalam dimensi sosial-psikologis, komunikasi yang kondusif adalah

Page 91: Modul 1 cetak

13 14

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

komunikasi yang dilakukan dengan penuh persahabatan, akrab dan santai. Sedangkan dalam dimensi temporal (waktu), komunikasi yang dilakukan dengan waktu yang cukup dan tidak tergesa-gesa memungkinkan tercapainya tujuan komunikasi yang efektif.

7. Tingkatan Komunikasi

DeVito (1997) menguraikan bahwa dalam komunikasi antar manusia, ada 7 tingkatan komunikasi seperti diuraikan di bawah ini:

a. Intrapersonal Communication

Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri. Komunikasi ini dilakukan pada saat seseorang berfikir, melakukan penalaran, menganalisis, merenung, atau melakukan introspeksi diri. Tujuan komunikasi ini adalah untuk memperkuat harga diri, meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah, mengendalikan diri, mengurangi atau mengatasi stress dan mengatasi konflik personal dan interpersonal.

1) Interpersonal Communication

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan antara dua orang dengan tujuan untuk mengenal, berhubungan, mempengaruhi, bermain dan saling membantu. Komunikasi ini dilakukan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi satu lawan satu, mengembangkan dan memelihara hubungan yang efektif (persahabatan, percintaan, kekeluargaan), dan meningkatkan kemampuan penyelesaian konflik.

2) Group Communication (Komunikasi dalam kelompok kecil)

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan dalam sekelompok (kecil) orang yang biasanya masih bersifat homogen. Komunikasi kelompok ini bertujuan berbagi informasi, mengembangkan gagasan, memecahkan masalah atau membantu. Komunikasi ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas sebagai anggota kelompok, meningkatkan kemampuan kepemimpinan, memanfaatkan kelompok untuk mencapai spesifik dalam kelompok (misalnya memecahkan masalah kelompok, mengembangkan

Page 92: Modul 1 cetak

13 14

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

gagasan dalam kelompok)

3) Organizational Communication

Komunikasi organisasi adalah komunikasi yang dilakukan dalam organisasi formal. Tujuan komunikasi ini adalah meningkatkan produktifitas, membangkitkan semangat kerja, memberikan informasi dan meyakinkan staf. Komunikasi ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi komunikasi ke atas (kepada atasan) , ke bawah (kepada staf), dan ke samping (lateral atau sesama staf dalam level manajemen yang sama). Komunikasi ini juga penting untuk mengurangi kejenuhan dan menyusun jaringan untuk meningkatkan efisiensi.

4) Public Communication (Komunikasi kepada khalayak / umum)

Komunikasi publik adalah komunikasi yang dilakukan kepada khalayak atau umum. Tujuan komunikasi adalah memberi informasi, meyakinkan publik dalam rangka mempengaruhi perilakunya (persuasi) atau menghibur.

5) Cross-culture Communication (Komunikasi antara orang dr budaya yg berbeda)

Komunikasi lintas budaya adalah komunikasi yang dilakukan antar manusia yang berasal dari budaya-budaya yang berbeda. Tujuan komunikasi ini adalah mengenal, berhubungan, mempengaruhi, bermain, atau membantu. Pengetahuan tentang komunikai lintas budaya ini penting dalam rangka mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi pada anggota dalam budaya yang berbeda.

6) Mass Communication

Adalah Komunikasi yang dilakukan kepada khalayak yg lebih luas,disalurkan melalui mass-media. Tingkatan komunikasi ini terjadi pada khalayak yang sifatnya sudah heterogen dan biasanya tersebar keseluruh area atau penjuru dunia. Tujuan komunikasi ini adalah memberi informasi, meyakinkan, mengukuhkan status, mengaktifkan atau menciptakan rasa persatuan.

Page 93: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 15Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

1. Komunikasi adalah suatu proses pertukaran, penyampaian dan penerimaan berita, ide atau informasi dari seseorang ke orang lain. Lebih kompleks komunikasi didefinisikan sebagai pertukaran keseluruhan perilaku komunikator kepada komunikan baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain.

2. Tujuan komunikasi adalah menyampaikan ide, mempengaruhi orang lain, merubah perilaku orang lain, memberikan pendidikan kesehatan dan memahami ide orang lain.

1. Elemen komunikasi ada lima, yaitu: komunikator, informasi yang disampaikan, komunikan, umpan balik dan admosfir.

2. Jenis komunikasi ada dua, yaitu komunikasi verbal (komunikasi yang disampaikan melalui kata-kata atau ucapan) dan komunikasi non verbal (kontak mata, ekspresi wajah, sikap tubuh, gerakan, penampilan atau simbol-simbol yang digunakan)

3. Proses Komunikasi merupakan urutan atau tahap-tahapan yang kompleks meliputi: Gagasan (idea generation), pengolahan data oleh komunikator (encoding), menyalurkan ( transmitting) melalui channels, receiving, decoding, understanding, and responding, yang merupakan suatu siklus yang selalu berulang

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Komunikasi ditinjau dari prosesnya tergantung dari komunikator, pesan yang disampaikan, komunikan, umpan balik dan admosfir.

Rangkuman

Page 94: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

16 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

1. Tuliskan pengertian tentang komunikasi !

………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………

2. Sebutkan elemen komunikasi ?

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

3. Jelaskan tentang model proses komunikasi dari vecchio!

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

4. Seorang pasien wanita umur 30 tahun, tampak berduka setelah suaminya meninggal dunia. Pasien tampak sering menyendiri dan menangis, wajah murung, tidak mau makan, dan tidak mau bertemu orang lain. Pasien sering mengeluh “saya tidak mampu hidup tanpa dia”, “kenapa dia pergi begitu cepat?”

a. Identifikasi komunikasi verbal pasien

……………………………………………………………………………………………………………………

Tes Formatif

Page 95: Modul 1 cetak

PB 17

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

……………………………………………………………………………………………………………………

a. Identifikasi komunikasi Non verbal pasien

……………………………………………………………………………………………………………………

.....................................................................................................................................................

6. Di ruang konsultasi yang tenang dan sejuk, tampak Perawat dan Klien sedang duduk berhadapan. Berikut ini petikan komunikasi antara Perawat – Klien dalam pelayanan keperawatan:

P : Selamat pagi (sambil berjabat tangan).............. bagaimana perasaan ibu hari ini? Sambil memandang klien dan tersenyum.

K : Selamat pagi ...... perasaan saya sangat tidak nyaman, banyak hal tidak mampu saya kerjakan karena saya harus sering kontrol ke rumah sakit (pasien menunduk dan tampak sedih)

Manakah dari ilustrasi di atas yang termasuk dalam elemen admosfir dalam komunikasi:

A. Duduk berhadapan Perawat klien

B. Ruang konsultasi yang tenang dan sejuk

C. Berjabatan tangan

D. Memandang klien dan tersenyum

E. Pernyataan pasien “perasaan saya sangat tidak nyaman”

7. Di siaran radio terdengar seorang perawat memberikan penyuluhan tentang penyakit demam berdarah, cara pencegahan dan penanganan di rumah sebelum di bawa ke rumah sakit.

Berdasarkan levelnya, apakah level komunikasi yang sedang dilakukan perawat tersebut?

Page 96: Modul 1 cetak

18 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

A. Komunikasi interpersonal

B. Komunikasi Kelompok

C. Komunikasi publik

D. Komunikasi profesional

E. Komunikasi massa

Page 97: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 19Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

TugasTugas Terstruktur

1. Lakukan pengamatan pada perilaku orang di halte bis kota

2. Identifikasi komunikasi verbal yang dilakukan

3. Identifikasi komunikasi non verbal (termasuk sikap tubuh, gaya pakaian, mode rambut, dll)

4. Berikan kesimpulan dari gambaran komunikasi yang dilakukan berdasarkan perilaku yang Anda amati

5. Buat laporan tertulis dari hasil pengamatan dan kesimpulan yang Anda buat, berika alasan

Tugas Mandiri

1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 2 didalam buku Anda

2. Bacalah ulang kegiatan belajar 1ini sebelum mempelajari kegiatan belajar 2 pada modul 1 ini .

3. Jika memungkinan, Untuk menambah pemahaman Anda tentang konsep dasar komunikasi, Bacalah referensi lain terkait komunikasi dan diskusikan dengan rekan sejawat Anda

Page 98: Modul 1 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

PB 1

II

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 diharapkan Anda mampu menerapkan dasar-dasar komunikasi

terapeutik secara akurat dalam praktek keperawatan.

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat :

1. Mendefinisikan komunikasi terapeutik

2. Mengidentifikasi tujuan komunikasi terapeutik

3. Menjelaskan keguanaan komunikasi terapeutik

4. Menjelaskan komunikasi sebagai elemen terapi

5. Mengidentifikasi perbedaan komunikasi terapeutik dengan

komunikasi sosial

6. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik

7. Menjelaskan cara menggunakan diri secara terapeutik dan Analisis diri perawat

Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik

Page 99: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

2 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Uraian MateriKomunikasi dalam pelayanan keperawatan dan adalah hal yang paling esensial dan mendasar. Setiap hari, perawat melakukan komunikasi untuk berinteraksi dengan klien dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar klien. Komunikasi menjadi alat kerja utama bagi praktisi bidang kesehatan khususnya perawat dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik. Bagi seorang perawat, hal ini cukup beralasan karena perawat selalu bersama pasien dan berinteraksi dengan mereka 24 jam secara terus menerus dan berkesinambungan mulai awal kontak sampai akhir.

Sehubungan dengan hal di atas maka pengetahuan dan pemahaman tentang dasar-dasar komunikasi terapeutik dalam keperawatan ini sangat penting. Komunikasi adalah ketrampilan esensial yang harus Anda kuasai, karena komunikasi dalam praktik keperawatan dapat menjadi elemen terapi. Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi terapeutik akan mudah menjalin hubungansaling percaya dengan klien dan memberikan kepuasan serta dapat meningkatkan citra profesi keperawatan dan citra rumah sakit.

Tahukah anda Apakah maksud komunikasi Terapeutik? Bagaimana cara agar komunikasi yang kita lakukan terapeutik buat klien? Apakah maksud komunikasi sebagai elemen dalam terapi?

1. Definisi Komunikasi Terapeutik

Hubungan terapeutik antara perawat klien adalah hubungan kerjasama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, dan pengalaman dimana dalam membina hubungan intim yang terapeutik (Stuart dan Sunden, 1987, hal 103) sedangkan (Indrawati, 2003) mengatakan komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.

Komunikasi terapeutik termasuk dalam komunikasi interpersonal dengan titik tolak adanya saling pengertian antar perawat dengan pasien untuk tujuan tertentu. Persoalan mendasar dan komunikasi ini adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi

Page 100: Modul 1 cetak

PB 3

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

di antara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003).

Berdasarkan paparan di atas, secara ringkast definisi komunikasi terapetik seperti di bawah ini:

2. Tujuan Komunikasi Terapeutik

Berdasarkan definisi komunikasi terapeutik di atas, maka berikut ini tujuan dari komunikasi terapeutik:

• Membantu mengatasi masalah klien untuk mengurangi beban perasaan dan pikiran

• Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk klien / pasien

• Memperbaiki pengalaman emosional klien

• Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan

Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan perawat-klien, Bila perawat tidak memperhatikan hal ini, hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa.

3. Kegunaan Komunikasi Terapeutik

a. Merupakan sarana terbina hubungan yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan

b. Mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada individu atau pasien

Komunikasi terapeutik adalah Komunikasi interpersonal antara perawat dan klien yang dilakukan secara sadar dimana perawat dan klien saling mempengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah klien, memperbaiki pengalaman emosional klien yang pada akhirnya untuk mencapai kesembuhan klien

Page 101: Modul 1 cetak

4 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

c. Mengetahui keberhasilan tindakan kesehatan yang telah dilakukan

d. Sebagai tolak ukur kepuasan pasien

e. Sebagai tolak ukur komplain tindakan dan rehabilitasi

1. Komunikasi sebagai elemen terapi

Apakah Anda mengetahui bahwa komunikasi yang kita lakukan sebagai perawat dapat memberikan efek terapi (efek penyembuhan) bagi klien?

Komunikasi sebagai elemen terapi mempunyai makna bahwa komunikasi yang dilakukan oleh perawat adalah mempunyai tujuan terapi atau memberikan efek penyembuhan buat klien. Komunikasi adalah salah satu alat yang paling esensial bagi perawat. Dengan komunikasi (verbal maupun non verbal) perawat dapat memberikan kesembuhan buat klien. Senyum perawat, kesabaran, kelembutan, kata-kata yang tegas dan menyejukkan atau kata-kata yang disampaikan dengan jelas dapat mempengaruhi perilaku klien untuk berbuat lebih baik dalam rangka meningkatkan derajat kesehatannya.

Latihan

Pernahkan Anda melihat seorang perawat jiwa melakukan komunikasi dengan pasien untuk merubah atau memperbaiki perilakunya yang menyimpang? Lakukanlah pengamatan pada perawat jiwa yang sedang berinteraksi dengan pasien!

• Amatilah sikap perawat secara verbal maupun non verbal

• Apakah perawat menggunakan alat-alat khusus untuk mengarahkan perilaku pasien?

• Diskusikan dengan teman Anda

Page 102: Modul 1 cetak

PB 5

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

2. Perbedaan Komunikasi Terapeutik dan Komunikasi Sosial

Komunikasi terapeutik berbeda secara spesifik dengan komunikasi sosial. Komunikasi terapeutik dalam konteks dan konsep hubungan saling membantu (The Helping Relationship) menurut Taylor, Lillis, & LeMone (1989) adalah hubungan saling membantu antara perawat – klien yang berfokus pada hubungan untuk memberikan bantuan yang dilakukan oleh perawat kepada klien yang membutuhkan dalam mencapai tujuannya. Dalam hubungan saling membantu ini perawat berperan sebagai orang yang membantu dan klien adalah orang yang dibantu. Hubungan saling membantu ini adalah hubungan timbal balik dalam rangka mencapai tujuan klien.

Tujuan hubungan saling membantu (Helping relationship) menurut Taylor, Lillis & LeMone (1989) adalah : memenuhi kebutuhan klien dan meningkatkan kemandirian, perasaan berharga dan kesejahteraan. Sedangkan stuart & Laraia (1998) mengidentifikasi tujuan Helping relationship adalah :

1) Memperoleh realisasi diri (Self realization), penerimaan diri (Self acceptance), dan meningkatkan tanggung jawab diri (self respect)

2) Memperjelas identitas personal (personal identity) dan meningkatkan integritas personal (personal integration)

3) Meningkatkan keintiman (intimate), saling ketergantungan (interdependent), hubungan interpersonal (interpersonal relationship) dengan akemampuan memberi dan menerima penuh kasih sayang.

4) Meningkatkan fungsi kehidupan dan kepuasan, serta pencapaian tujuan personal secara realistik.

Berdasarkan pengertian dan tujuan hubungan terapeutik (The Helping

Komunikasi sebagai elemen terapi, sangat nyata sekali dilakukan dalam perawatan pada pasien yang mengalami masalah psikososial atau mengalami gangguan jiwa. Untuk merubah dan membantu proses adaptasi pasien gangguan jiwa, satu-satunya alat kerja yang efektif untuk mencapai kesembuhan pasien adalah komunikasi yang dilakukan perawat. Komunikasi yang dilakukan perawat baik verbal maupun non verbal dapat memberikan kesembuhan buat klien.

Page 103: Modul 1 cetak

6 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Relationship), maka dapat diidentifikasi tiga karakteristik yang mendasari The Helping Relationship, yaitu :

1) Merupakan proses yang dinamis, dimana perawat dan pasien sama-sama aktif berpartisipasi

2) Mempunyai tujuan yang spesifik (Purposeful)

3) Dibatasi oleh waktu (time limited)

4) Orang yang memberikan bantuan diasumsikan mempunyai peran yang lebih dominan daripada orang yang dibantu.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa hubungan Terapeutik berbeda dengan hubungan sosial. Komunikasi terapeutik juga berbeda dengan komunikasi sosial. Tabel di bawah ini menjelaskan perbedaan tersebut:

Perbedaan Hubungan Terapeutik (The Helping Relationship) dan Hubungan Sosial

(Stuart & Laraia, 1998)

Hubungan Terapeutik Hubungan Sosial

1. Terjadi untuk tujuan yang spesifik

2. Orang terlibat jelas spesifik (Perawat/terapis dan Klien)

3. Perawat – Klien memberikan informasi yang berbeda

4. Dibangun atas dasar untuk memenuhi kebutuhan klien

1. Terjadi secara spontan / tidak direncanakan secara spesifik

2. Orang yang terlibat bebas

3. Informasi yang disampaikan hampir sama antara pihak-pihak yang terlibat

4. Dibangun atas dasar kebutuhan bersama (semua pihak yang terlibat)

Berdasarkan perbedaan hubungan terapeutik dan hubungan sosial tersebut di atas, maka penulis dapat mendiskripsikan perbedaan antara komunikasi terapeutik dengan komunikasi sosial sebagai berikut:

Page 104: Modul 1 cetak

PB 7

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Terapeutik

Untuk berhasilnya pencapaian tujuan dari suatu komunikasi, sangat tergantung dari faktor-faktor mempengaruhi, yaitu:

1) Spesifikasi tujuan komunikasi.

Komunikasi akan berhasil jika tujuan telah direncanakan dengan jelas. Misalnya tujuan komunikasi adalah merubah perilaku klien, maka komunikasi diarahkan untuk merubah perilaku dari yang maladaptif ke adaptif.

2) Lingkungan nyaman

Yaitu lingkungan yang kondusif untuk terjalinnya hubungan dan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat. Lingkungan yang tenang / tidak gaduh atau lingkungan yang sejuk / tidak panas adalah lingkungan

PERBEDAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KOMUNIKASI SOSIAL

1) Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mempunyai tujuan spesifik yaitu mencapai tujuan untuk kesembuhan, sedang komunikasi sosial adalah komunikasi yang dilakukan untuk tujuan yang bersifat umum.

2) Komunikasi terapeutik dilakukan berdasarkan rencana yang buat secara spesifik, sedangkan komunikasi sosial tidak direncanakan secara spesifik (terjadi secara spontan).

3) Komunikasi terapeutik dilakukan oleh orang-orang yang spesifik, yaitu praktisi profesional (perawat, dokter, bidan) dengan klien / pasien yang memerlukan bantuan, sedangkan komunikasi sosial dilakukan oleh siapa saja (masyarakat umum) yang mempunyai minat yang sama.

4) Dalam komunikasi terapeutik terjadi sharing informasi yang berbeda (unequal share information), sedangkan pada komunikasi sosial, informasi yang disampaikan hampir sama antara pihak-pihak yang terlibat.

5) Komunikasi terapeutik dibangun atas dasar untuk memenuhi kebutuhan klien, sedangkan komunikasi sosial dibangun atas dasar kebutuhan bersama semua pihak yang terlibat komunikasi.

Page 105: Modul 1 cetak

8 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

yang nyaman untuk berkomunikasi. Lingkungan yang dapat melindungi privasi akan memungkinkan komunikan dan komunikator saling terbuka dan bebas untuk mencapai tujuan.

3) Privasi (terpeliharanya privasi kedua belah pihak).

Kemampuan komunikator dan komunikan untuk menyimpan privasi masing-masing lawan bicara, dapat menumbuhkan hubungan saling percaya yang menjadi kunci efektifitas komunikasi.

4) Percaya diri

Kepercayaan diri masing-masing komunikator dan komunikan dalam komunikasi dapat menstimulasi keberanian untuk menyampaikan pendapat sehingga komunikasi efektif.

5) Berfokus kepada klien.

Komunikasi terapeutik dapat mencapai tujuan jika komunikasi diarahkan dan berfokus pada apa yang dibutuhkan klien. Segala upaya yang dilakukan perawat adalah untuk memenuhi kebutuhan klien.

6) Stimulus yang optimal

Yaitu penggunakan dan pemilihan komunikasi yang tepat sebagai stimulus untuk tercapainya komunikasi terapeutik.

7) Mempertahankan jarak personal

Jarak komunikasi yang nyaman untuk terjalinnya komunikasi yang efektif harus diperhatikan perawat. Jarak untuk terjalinnya komunikasi terapeutik adalah satu lengan (± 40 cm). Jarak komunikasi ini berbeda-beda tergantung pada keyakinan (agama), budaya dan strata sosial.

4. Penggunaan diri secara terapeutik dan Analisis diri perawat

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, diri perawat adalah alat yang terapeutik untuk penyembuhan klien. Sebagai alat, perawat harus mampu menggunakan dirinya secara terapeutik.

Page 106: Modul 1 cetak

PB 9

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Cara menggunakan diri secara terapeutik (bagi perawat), yaitu Mengembangkan kesadaran diri (Developing self awareness), mengembangkan kepercayaan (Developing trust), Menghindari pengulangan (Avoiding stereotypes) dan Tidak menghakimi (Becoming nonjudgmental) (Chitty, 1997).

Sedangkan untuk meningkatkan kualitas diri supaya terapeutik untuk diri sendiri dan orang lain, seorang perawat dapat melakukan analisis diri. Cara melakukan analisis diri adalah melakukan : evaluasi kesadaran diri (Self Awareness) & Pengungkapan Diri, mengklarifikasi nilai, dan ekplorasi perasaan , Perawat sebagai role model, mengutamakan kepentingan orang lain, bersikap etis dan bertanggung jawab. Berikut Uraian masing-masing cara menganalisis diri perawat :

a. Kesadaran Diri (Self Awareness) & Pengungkapan Diri

Bagaimanakah cara meningkatkan kesadaran diri bagi perawat??? “siapa saya??”

Cara meningkatkan kesadaran diri dapat menggunakan “Johary Window” yang terdiri dari 4 kuadran dan menggambarkan kualitas diri seperti pada gambar 1.3

Ada dua aspek “self” yang harus dilakukan perawat yaitu kesadaran diri dan pengungkapan diri.

Perawat dapat menggunakan “Johary Window” untuk meningkatkan kesadaran diri mereka seperti pada gambar 1.3 berikut :

SIAPA SAYA

Page 107: Modul 1 cetak

10 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Communication as Therapy ~ By Tri Communication as Therapy ~ By Tri A HarsonoA Harsono

1515

Using Using ‘‘JoharryJoharry WindowWindow’’ to Increasing Self to Increasing Self Awareness Awareness

Quadrant IKnown to self & Others

(Daerah terbuka / bebas)

Quadrant IIIKnown Only to self

(Daerah Tertutup / Rahasia / Pribadi)

Quadrant IVKnown neither to Self nor

To Others(Daerah Gelap / Tidak dikenal)

Quadrant IIKnown Only to Others

(Daerah Buta)

Gambar 1.3 “Johary Window” untuk Meningkatkan Kesadaran Diri

Quadran I : disebut daerah terbuka (Diketahui oleh diri sendiri dan orang lain)

Daerah ini berisikan semua informasi diri kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan, motivasi, gagasan, dll yang diketahui oleh diri sendiri maupun orang lain. Besarnya daerah terbuka berbeda-beda untuk tiap=tiap orang, Semakin luas daerah terbuka semakin tinggi kesadaran diri kita dan berarti semakin baik komunikasi kita. Sebaliknya semakin sempit daerah terbuka semakin rendah kesadaran diri kita dan berarti semakin buruk komunikasi kita.

Quadran II : disebut daerah buta (Hanya diketahui oleh orang lain)

Daerah ini berisikan semua informasi diri kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan, motivasi, gagasan, dll yang hanya diketahui orang lain dan kita sendiri tidak mengetahuinya. Bentuk perilaku dalam diagram ini sebagian besar adalah perilaku yang tidak kita sadari atau pengalaman terpendam yang muncul dan teramati oleh orang lain. Setiap orang harus berusaha mengurangi daerah buta ini supaya mempunyai dapat memperluas kesadaran dirinya dan supaya komunikasinya baik.

Page 108: Modul 1 cetak

PB 11

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Quadran III : disebut daerah tertutup / rahasia (Hanya diketahui oleh diri sendiri)

Daerah ini berisikan semua informasi diri kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan, motivasi, gagasan, dll yang hanya diketahui kita sendiri sedangkan orang lain tidak mengetahuinya. Individu cenderung menyimpan atau merahasiakan segala sesuatu yang ada pada dirinya dan tidak terbuka pada orang lain. Mereka terlalu tertutup dan tidak mengkomunikasikan apa yang dia ketahui kepada orang lain.

Quadran IV : disebut daerah gelap / tidak dikenal (Tidak diketahui baik oleh diri maupun orang lain)

Daerah ini berisikan hal-hal yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Daerah gelap ini bisa kita buka dengan cara mengenal dan mengamati apa yang ada pada diri dan sekita kita, melalui interaksi terbuka, jujur, empati dan saling percaya. Kita harus mempelajari hal-hal yang belum kita ketahu maupun belum diketahui oleh orang lain.

Berikut ini adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran diri.

DeVito (1997) menjelaskan bahwa untuk meningkat kesadaran diri dapat dilakukan dengan cara :

Dialog dengan diri sendiri, melakukan komunikasi intrapersonal dengan diri sendiri untuk mengenal aspek-aspen diri

Mendengarkan pendapat orang lain tentang diri kita

Mengurangi daerah buta dengan terus belajar dari lingkungan sekitar kita

Amatilah diri anda dari pandangan yg berbeda / dari sumber yg berbeda

Memperluas daerah terbuka dengan terus menerus menjalin komunikasi dan interaksi dengan orang lain

Page 109: Modul 1 cetak

12 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

LATIHAN

Lakukanlah latihan berikut ini untuk memperluas daerah terbuka :

1) Kenali diri anda dan Tuliskanlah sebanyak-banyaknya aspek yang ada pada diri Anda kertas buku latihan

2) Mulailah menulis nama anda, umur, alamat, sifat-sifat baik, sifat-sifat buruk, nilai-nilai sosial yang anda yakini, hal-hal yang disenangi dan hal-hal yang tidak disenangi.

3) Mintalah teman di dekat anda menyebutkan hal-hal terkait diri anda kemudian cocokkan dengan apa yang telah anda tulis.

4) Ceritakan / sampaikan apa yang anda tulis pada teman di dekat anda

5) Ceritakan / sampaikan apa yang anda tulis didepan kelas untuk ditehui oleh semua teman anda

6) Kesimpulan: seberapa banyakkah aspek dan diri anda yang telah dikenali oleh teman didekat anda atau teman di kelas anda? Semakin banyak aspek “self” yang diketahui orang lain, semakin luas kuadran I yang berarti komunikasi anda baik.

Disamping dengan menggunakan Johary window untuk meningkatkan kesadaran diri, DeVito (1998) menjelaskan bahwa perawat juga dapat melakukan pengungkapan dirinya. Dengan cara ini perawat dilatih untuk jujur dalam mengungkapkan siapa dirinya. Berikut cara pengungkapan diri yang dapat dilakukan oleh perawat.

Ungkapkan informasi tentang diri kita sendiri yg biasa kita sembunyikan

Ungkapan hal-hal yg menyangkut diri kita yg tidak disadari

Ungkapan hal-hal yg sebelumnya tidak diketahui org lain

Ungkapan informasi tentang diri kita : pikiran, perasaan, dan perilaku.

Ungkapan informasi yang biasa dan secara aktif disembunyikan

Page 110: Modul 1 cetak

13 14

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Libatkan minimal 1 oang untuk lebih banyak mengungkapkan tentang diri kita (perawat) baik tentang kebaikan, kejelekan, kelebihan da kekurangan.

b. Klarifikasi Nilai (Clarification of value )

Perawat melakukan klarifikasi terhadap nilai-nilai yang diyakini (perawat)

Latihan :

• Lakukan identifikasi nilai-nilai yang anda yakini, misal: nilai kebersamaan, religi (agama), dll

• Lakukanlah klarifikasi terhadap nilai-nilai tersebut, apakah ada yang bertentangan dengan kesehatan.

c. Eksplorasi Perasaan (Feeling Exploration)

Perawat harus mampu mengekspresikan perasaan secara jujur. Hal ini penting dalam rangka meningkatkan kesadaran kita terhadap perasaan yang disadari atau tidak yang dapat berpengaruhi terhadap keberhasilan hubungan dengan klien.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk mengekspresikan perasaan lakukan latihan berikut.

Page 111: Modul 1 cetak

13 14

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

LATIHAN

EKSPLORASI PERASAAN

PERASAAN TP J KK S PERASAAN TP J KK SKeras Kepala PuasCinta SedihMarah SenangCemburu TakutKesal BosanTerimakasih BanggaMemalukan DepresiHati-hati Malu Menantang KesepianBingung BersalahCemas SabarSeksi PasrahFrustrasi GairahKagum Menghargai

TP : Tidak pernah KK : Kadang-kadang

J : Jarang S : sering

Tugas:

• Identifikasi dan simpulkan perasan yang positif atau negatifkah yang sering muncul.

• Berikan penguatan pada perasaan yang positif dan gunakan secara efektif.

• Pikirkan bagaimana cara mengeliminasi perasaan negatif? Diskusikan hal ini dengan teman Anda, teman dekat, orang tua, guru, atau bahkan orang yang mungkin membenci Anda.

• Selanjutnya implementasikan hasil diskusi tersebut untuk diri Anda.

Page 112: Modul 1 cetak

15 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

d. Perawat Sebagai Model Peran (Nurses as role model)

Perawat sebagai role model maksudnya adalah bahwa perawat harus menjadi contoh yang baik bagi klien. Perawat dengan nilai-nilai yang dimilikinya harus bersikap dan bertingkah laku yang dapat dicontoh secara baik oleh klien. Peran ini harus disadari oleh perawat sehingga perawat harus selalu mengontrol perilakunya.

e. Beraorientasi untuk Kepentingan Orang Lain (Altruism)

Perawat harus berorientasi untuk kepentingan orang lain, bukan dirinya sendiri. Perawat dapat meningkatkan kesadaran diri dengan cara secara terus menerus berusaha untuk menyelami masalah klien dan berfikir untuk selalu berbuat yang baik untuk klien. Segala aktivitas yang dilakukan perawat adalah untuk kepentingan kesembuhan klien atau untuk mencapai tujuan yang diinginkan klien.

f. Ethic & Responsibility

Perawat harus mengedepankan nilai-nilai dan etika yang disadarinya, serta menunjukkan tanggung jawab yang tinggi.

Page 113: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

16 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

1. Komunikasi terapeutik adalah Komunikasi interpersonal antara perawat dan klien yang dilakukan secara sadar dimana perawat dan klien saling mempengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah klien, memperbaiki pengalaman emosional klien yang pada akhirnya untuk mencapai kesembuhan klien

2. Tujuan komunikasi terapeutik

a. Membantu mengatasi masalah klien untuk mengurangi beban perasaan dan pikiran

b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk klien / pasien

c. Memperbaiki pengalaman emosional klien

d. Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan

3. Kegunaan komunikasi terapeutik

a. Merupakan sarana terbina hubungan yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan

b. Mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada individu atau pasien

c. Mengetahui keberhasilan tindakan kesehatan yang telah dilakukan

d. Sebagai tolak ukur kepuasan pasien

e. Sebagai tolak ukur komplain tindakan dan rehabilitasi

4. Komunikasi sebagai elemen terapi mempunyai makna bahwa komunikasi yang dilakukan oleh perawat adalah mempunyai tujuan terapi atau memberikan efek penyembuhan buat klien. Dengan komunikasi (verbal maupun non verbal) perawat dapat memberikan kesembuhan buat klien.

Rangkuman

Page 114: Modul 1 cetak

PB 17

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

5. Perbedaan komunikasi terapeutik dengan komunikasi sosial

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mempunyai tujuan spesifik , dilakukan berdasarkan rencana yang buat secara spesifik, dilakukan oleh orang-orang yang spesifik, terjadi sharing informasi yang berbeda dan dibangun atas dasar untuk memenuhi kebutuhan klien. Komunikasi sosial adalah komunikasi yang dilakukan untuk tujuan yang bersifat umum, tidak direncanakan secara spesifik (terjadi secara spontan), dilakukan oleh siapa saja (masyarakat umum) yang mempunyai minat yang sama, informasi yang disampaikan hampir sama antara pihak-pihak yang terlibat dan dibangun atas dasar kebutuhan bersama semua pihak yang terlibat komunikasi.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik adalah Spesifikasi tujuan komunikasi, lingkungan nyaman,privasi (terpeliharanya privasi kedua belah pihak), percaya diri, berfokus kepada klien, stimulus yang optimal dan mempertahankan jarak personal .

7. Cara menggunakan diri secara terapeutik cara menggunakan diri secara terapeutik (bagi perawat), yaitu Mengembangkan kesadaran diri (Developing self awareness), mengembangkan kepercayaan (Developing trust), Menghindari pengulangan (Avoiding stereotypes) dan Tidak menghakimi (Becoming nonjudgmental), sedangkan cara melakukan analisis diri adalah melakukan : evaluasi kesadaran diri (Self Awareness) & Pengungkapan Diri, mengklarifikasi nilai, ekplorasi perasaan , Perawat sebagai role model, mengutamakan kepentingan orang lain, bersikap etis dan bertanggung jawab.

Page 115: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

18 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Tes Formatif1. Tuliskan definisi komunikasi terapeutik !

……………………………………………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………………………...........................................................................................................................................

2. Sebutkan 4 tujuan komunikasi terapeutik

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

3. Salah satu cara meningkatkan kualitas diri perawat adalah dengan menganalisis kesadaran diri. Jelaskan bagaimana cara meningkatkan kesadaran diri dengan menggunakan Johary window!

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………

4. Untuk meningkatkan kualitas personal, perawat secara terus menerus harus melakukan eksplorasi diri terkait hal-hal yang baik / tidak baik, hal-hal yang disadari / tidak disadari dan upaya-upaya perbaikan, dsb. melalui perenungan diri. Apakah level komunikasi yang digunakan perawat tersebut?

Page 116: Modul 1 cetak

19 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

A. Komunikasi interpersonal

B. Komunikasi profesional

C. Komunikasi individu

D. Komunikasi intrapersonal

E. Komunikasi internal

5. Berikut ini adalah sifat atau perilaku yang menunjukkan perluasan kesadaran diri perawat:

A. Sifat atau perilaku individu Tidak diketahui oleh diri sendiri, tetapi diketahui oleh orang lain

B. Sifat atau perilaku individu diketahui oleh diri sendiri dan orang lain

C. Sifat atau perilaku individu Tidak diketahui oleh diri sendiri dan orang lain

D. Sifat atau perilaku individu diketahui oleh diri sendiri tetapi tidak diketahui orang lain

E. Sifat atau perilaku individu dikenal dan diketahui oleh kelompok yang bersangkutan

Page 117: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 20Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Tugas Terstruktur

1. Untuk meningkatkan kualitas diri Anda

• Lakukan terus mengkaji diri sendiri tentang kelebihan/kebaikan dan kekurangan/keburukan Anda.

• Identifikasi cara untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan Anda

• Diskusikan dengan teman dekat Anda, sebanyak mungkin cara untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan Anda

2. Tuliskan ulang kelebihan-kelebihan Andi yang menjadi potensi / kekuatan Anda!

• Kualitas diri apa yang akan Anda tingkatkan?

• Jelaskan dan berikan alasannya

3. Buat laporan tertulis dari hasil pengamatan /analisis diri Anda dan simpulkan

Tugas Mandiri

1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 2 didalam buku Anda

2. Bacalah ulang kegiatan belajar 2 sebelum mempelajari kegiatan belajar 3 modul 1 ini .

3. Jika memungkinan, Untuk menambah pemahaman Anda tentang konsep dasar komunikasi, Bacalah referensi lain terkait komunikasi dan diskusikan dengan rekan sejawat Anda

Tugas

Page 118: Modul 1 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

PB 1

III

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 diharapkan Anda mampu mendemonstrasikan komunikasi dalam Hubungan terapeutik perawat dan klien dalam praktek keperawatan.

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, diharapkan Anda dapat :

1. Menerapkan Sikap profesional Perawat dalam berkomunikasi meliputi sikap (kehadiran) secara fisik dan psikologis

2. Menggunakan Teknik-teknik Komunikasi terapeutik

3. Menerapkan fase-fase hubungan dan komunikasi terapeutik Perawat - Klien

4. Mengidentifiksi hambatan

komunikasi Terapeutik

Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 3, maka secara berurutan pokok-pokok materi yang akan dipaparkan adalah Sikap Perawat dalam berkomunikasi, Teknik-teknik Komunikasi terapeutik, fase-fase hubungan dan komunikasi terapeutik Perawat – Klien dan hambatan komunikasi Terapeutik

Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan

Page 119: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

2 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Uraian Materi

1. Sikap Perawat dalam berkomunikasi

Sikap sebagai kehadiran perawat dalam berkomunikasi agar terapeutik buat klien mempunyai peran yang penting untuk tercapainya tujuan komunikasi / interaksi (hubungan).

Sikap (kehadiran) yang harus ditunjukkan perawat dalam berkomunikasi terapeutik ada dua (2) yaitu sikap (kehadiran) secara fisik dan secara psikologis. Dalam kehadiran secara psikologis ada dua (2) dimensi yaitu dimensi respon dan dimensi tindakan (Stuart & Laraia, 1998).

Untuk dapat memahami bagaimana sikap atau kehadiran perawat dalam berkomunikasi / berhubungan secara fisik dan psikologis ini amati dan pahami lebih dahulu gambar 2 . Selanjutnya bacalah dan pahami uraian beserta contoh-contoh yang diberikan dengan baik, kemudian berikan contoh lain terkait dengan sikap yang dibahas.

Tahukah Anda, bagaimanakah seharusnya perawat bersikap dalam komunikasi dan berhubungan dengan kliennya?

Sikap dalam Komunikasi

Fisik

Dimensi Respon:

1. Ikhlas 2. Menghargai 3. Empati 4. Konkrit

1. Berhadapan 2. Mempertahankan Kontak Mata 3. Membungkuk ke arah klien 4. Mempertahankan sikap terbuka 5. Rileks 6. Berjabat tangan

Psikologis Dimensi Tindakan

1. Konfrontasi 2. Segera 3. Terbuka 4. Emosional Katarsis 5. Bermain Peran

Page 120: Modul 1 cetak

PB 3

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Gambar 1.4 Skema Sikap Perawat dalam Komunikasi Terapeutik

Sikap (Kehadiran) secara Fisik

Sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik yaitu:

a. Berhadapan: Posisi berhadapan berarti bahwa dalam komunikasi perawat harus menghadap ke klien, tidak boleh membelakangi atau duduk menyamping. Sikap ini harus dipertahankan pada saat kontak dengan klien. Dengan posisi ini maka perawat dapat melihat secara jelas apa yang tampak secara verbal mauoun non verbal klien. Arti posisi ini adalah “ saya siap membantu anda”

b. Mempertahankan kontak mata. Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi

c. Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengarkan sesuatu

d. Mempertahankan sikap terbuka. Selama berkomunikasi, perawat tidak melipat kaki atau tangan karena sikap ini menunjukkan keterbukaan perawat dalam berkomunikasi.

e. Tetap relaks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respons pada klien

f. Berjabat tangan. Menunjukkan perhatian dan memberikan kenyamanan pada pasien serta penghargaan atas keberadaannya. Berjabatan tangan juga dapat memberi kesan keakraban dan kedekatan antara perawat dan klien.

Perhatikan gambar-gambar berikut ini yang menunjukkan sikap perawat (secara fisik) dalam komunikasi

Page 121: Modul 1 cetak

4 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Gambar 1.5 Sikap Terapeutik (Secara Fisik

Gambar 1.6 Sikap Tidak terapeutik

LATIHAN :

• Berikan pendapat / penilaian Anda tentang karakteristik komunikasi berdasarkan sikap yang tampak pada gambar-gambar di atas

• Diskusikan teman-teman Anda

• Tuliskan penilaian Anda pada buku latihan dan diskusikan dengan fasilitator saat kegiatan tatap muka

Page 122: Modul 1 cetak

PB 5

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Disamping sikap fisik di atas, sikap terapeutik yang dapat teridentifikasi melalui perilaku non verbal perawat yang mungkin terjadi secara tidak disadari yaitu:

• Isyarat vokal, misalnya: tekanan suara, kualitas suara, tertawa, irama, dan kecepatan bicara

• Isyarat tindakan, semua gerakan tubuh, termasuk ekspresi wajah dan sikap tubuh

• Isyarat objek, misalnya; pakaian dan benda pribadi lainnya

• Ruang, kedekatan hubungan antara dua orang yang tergantung pada norma-norma sosial budaya yang dimiliki.

• Sentuhan

Selanjutnya dalam berkomunikasi dengan klien, mulai awal sampai akhir hubungan perawat perlu menunjukkan sikap (kehadiran) secara psikologis dengan cara mempertahakan dimensi respon dan dimensi tindakan seperti di bawah ini :

Sikap Dalam Dimensi Respon

a. Ikhlas (Genuiness). Perawat menyatakan dan menunjukkan sikap keterbukaan, jujur, tulus dan berperan aktif dalam berhubungan dengan klien. Perawat berespon tidak di buat-buat dan mengekspresikan perasaan yang sesungguhnya secara spontan.

b. Menghargai, perawat menerima klien apa adanya. Sikap tidak menghakimi, tidak mengejek, tidak mengkritik maupun tidak menghina, harus ditunjukkan oleh perawat melalui misalnya duduk diam menemani klien ketika klien menangis, bersedia menerima permintaan klien untuk berdiskusi atau bercerita tentang pengalaman, bahkan termasuk minta maaf atas ucapan dan perilaku perawat yang menyinggung klien

c. Empati (Empathy), merupakan kemampuan perawat untuk memasuki pikiran dan perasaan klien, sehingga dapat merasakan apa yang sedang dirasakan dan difikirkan klien. Melalui rasa empati perawat dapat mengidentifikasi kebutuhan klien dan selanjutnya membantu klien mengatasi masalahnya

Page 123: Modul 1 cetak

6 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

d. Konkrit, perawat menggunakan kata-kata yang spesifik, jelas, dan nyata untuk menghindari keraguan dan ketidakjelasan penyampaian.

Selain dimensi respon seperti yang dijelaskan di atas, perawat perlu mempertimbangkan atau mempertahankan dimensi tindakan dalam berhubungan dengan klien. Dimensi tindakan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Sikap dalam Dimensi tindakan Dimensi ini termasuk konfrontasi, kesegaran, pengungkapan diri perawat, katarsis emosional, dan bermain peran (Stuart dan Sundeen, 1998). Dimensi ini harus diimplementasikan dalam konteks kehangatan, penerimaan, dan pengertian yang dibentuk oleh dimensi responsif. Konfrontasi

Pengekspresian perawat terhadap perbedaan pada perilaku klien yang bermanfaatn untuk memperluas kesadaran diri klien. Carkhoff (dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1998) mengidentifikasi tiga kategori konfrontasi yaitu:

1) Ketidaksesuaian antara konsep diri klien (ekspresi klien tentang dirinya) dengan ideal diri (cita-cita / keinginan klien)

2) Ketidak sesuaian antara ekspresi non verbal dan perilaku klien

3) Ketidak sesuaian antara pengalaman klien dan perawat Konfrontasi seharusnya dilakukan secara asertif bukan agresif/marah. Oleh karena itu sebelum melakukan konfrontasi perawat perlu mengkaji antara lain: tingkat hubungan saling percaya dengan klien, waktu yang tepat, tingkat kecemasan dan kekuatan koping klien. Konfrontasi sangat berguna untuk klien yang telah mempunyai kesadaran diri tetapi perilakunya belum berubah.

a. Kesegeraan

Terjadi jika interaksi perawat-klien difokuskan pada dan digunakan untuk mempelajari fungsi klien dalam hubungan interpersonal lainnya. Perawat harus sensitif terhadap perasaan klien dan berkeinginan membantu dengan segera.

Page 124: Modul 1 cetak

PB 7

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

b. Keterbukaan perawat

Tampak ketika perawat meberikan informasi tentang diri, ide, nilai, perasaan dan sikapnya sendiri untuk memfasilitasi kerjasama, proses belajar, katarsis, atau dukungan klien. Melalui penelitian yang dilakukan oleh Johnson (dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1987, h.134) ditemukan bahwa peningkatan keterbukaan antara perawat-klien menurunkan tingkat kecemasan perawat klien

c. Katarsis emosional

Klien didorong untuk membicarakan hal-hal yang sangat mengganggunya untuk mendapatkan efek terapeutik. Dalam hal ini perawat harus dapat mengkaji kesiapan klien untuk mendiskusikan maslahnya. Jika klien mengalami kesulitan mengekspresikan perasaanya, perawat dapat membantu dengan mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien.

d. Bermain peran

Membangkitkan situasi tertentu untuk meningkatkan penghayatan klien kedalam hubungan antara manusia dan memperdalam kemampuannya untuk melihat situasi dari sudut pandang lain; juga memperkenankan klien untuk mencobakan situasi yang baru dalam lingkungan yang aman.

1. Teknik-teknik Komunikasi terapeutik

Supaya komunikasi yang kita lakukan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, seorang perawat harus menguasai teknik-teknik berkomunikasi agar terapeutik dan menggunakannya secara efektif pada saat berinteraksi dengan klien. Berikut ini teknik komunikasi Stuart & Sundeen (1998) yang dikombinasikan dengan pendapat ahli lainnya, selanjutnya coba praktekkan bersama teman Anda dan mintalah teman Anda memberikan penilaian:

a. Mendengarkan dengan penuh perhatian (Listening)

Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan non-verbal yang sedang dikomunikasikan. Ketrampilan mendengarkan dengan penuh perhatian dapat ditunjukkan

Page 125: Modul 1 cetak

8 9

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

dengan sikap:

1. Pandang klien ketika sedang bicara

2. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan.

3. Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau tangan.

4. Hindarkan gerakan yang tidak perlu.

5. Anggukan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik.

6. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.

b. Menunjukkan penerimaan (Accepting)

Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Tentu saja sebagai perawat kita tidak harus menerima semua perilaku klien. Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala seakan tidak percaya.

Sikap perawat yang menunjukkan penerimaan dapat diidentifikasi seperti berikut ini

1) Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.

2) Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian.

3) Memastikan bahwa isyarat non-verbal cocok dengan komunikasi verbal.

4) Menghindarkan untuk berdebat, menghindarkan mengekspresikan keraguan, atau menghindari untuk mengubah pikiran klien.

5) Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata “ya”, “saya

Page 126: Modul 1 cetak

8 9

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

mengerti apa yang bapak-ibu inginkan.”

c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan

Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien.

d. Mengulang (Restating / repeating)

Yaitu teknik mengulang kembali ucapan klien dengan bahasa perawat. Teknik ini dapat memberikan makna bahwa perawat memberikan umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut.

Contoh: - K : “saya tidak nafsu makan, seharian saya belum makan” - P : “ Bapak mengalami gangguan untuk makan?.”

e. Klarifikasi (Clarification) Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud ungkapan klien. Teknik ini digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak jelas atau tidak mendengar apa yang dibicarakan klien. Perawat perlu mengklarifikasi untuk menyamakan persepsi dengan klien. Contoh: - “Coba jelaskan kembali apa yang bapak maksud dengan kegagalan hidup? ”

f. Memfokuskan (Focusing)

LAKUKAN LATIHAN SIKAP MENERIMA

LAKUKAN LATIHAN TEKNIK MENGULANG

Page 127: Modul 1 cetak

10 11

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan klien ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru. Perawat membantu klien membicarakan topic yang telah dipilih dan penting Contoh:

Klien : “Ya, beginilah nasib wanita yang teraniaya seperti saya, Tapi saya pikir untuk apa saya pikirkan sakit ini??

Perawat : “Coba ceritakan bagaimana perasaan ibu sebagai wanita!”

g. Merefleksikan (Reflecting/Feedback)

Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya, sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat non-verbal klien. Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan. Contoh: “ Ibu tampak sedih”, “ Apakah Ibu merasa tidak senang apabila Ibu ……”

h. Memberi Informasi (Informing)

Memberikan informasi merupakan teknik yang digunakan dalam rangka menyampaian informasi-informasi penting melalui pendidikan kesehatan. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya. Setelah informasi disampaikan maka perawat memfasilitasi klien untuk membuat keputusan.

i. Diam (Silence)

Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisir pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan ketrampilan dan ketetapan waktu. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisir pikirannya, dan

Page 128: Modul 1 cetak

10 11

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

memproses informasi. Bagi perawat dengan diam berarti memberikan kesempatan klien untuk berpikir dan berpendapat / berbicara.

j. Identifikasi Tema (Theme Identification)

Adalah menyimpulkan ide pokok / utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pada pembicaraan berikutnya. Teknik ini penting dilakukan sebelum melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan. Contoh:

“Saya paham terhadap masalah ibu. Ibu merasa bahwa anak-anak dewasa dan semua telah meninggalkan ibu sendirian di rumah. Terkait masalah ini, apa rencana yang akan ibu lakukan untuk mengatasi masalah?

k. Memberikan penghargaan (Reward)

Menunjukkan perubahan yang terjadi pada klien adalah upaya untuk menghargai klien. Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban bagi klien yang berakibat klien melakukan segala upaya untuk i mendapatkan pujian.

Contoh: -

“Saya perhatikan Ibu sudah lebih segar dan sehat.

“Selamat ya … semoga ibu dapat segera sembuh. (Reward)

l. Menawarkan diri

Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Seringkali perawat hanya menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, tehnik komunikasi ini harus dilakukan tanpa pamrih.

Contoh: - “Saya ingin anda merasa tenang dan nyaman”

Page 129: Modul 1 cetak

12 13

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

m. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan

Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan. Perawat dapat berperan dalam menstimulasi klien untuk mengambil inisiatif dalam membuka pembicaraan. Contoh: - “ Adakah sesuatu yang ingin Ibu bicarakan?” - “ Apakah yang sedang Ibu pikirkan?” - “ Darimana Ibu ingin mulai pembicaraan ini?”

n. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

Merupakan teknik mendengarkan yang aktif, dimana perawat menganjurkan atau mengarahkan pasien untuk terus bercerita. Teknik ini mengindikasikan bahwa perawat sedang mengikuti apa yang sedang dibicarakan klien dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya.

Contoh: - “….lanjutkan Ibu…..!” - “…..dan kemudian….? - “ Ceritakan kepada saya tentang itu….”

o. Refleksi “Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaanya sebagai bagian dari dirinya sendiri

Contoh: “Bagaimana menurutmu?” atau “Bagaimana perasaanmu?”

Dengan teknik ini dapat mengindikasikan bahwa pendapat klien adalah berharga.

p. Humor

Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi. Perawat harus hati-hati dalam menggunakan teknik ini karena ketidaktepatan penggunaan waktu dapat menyinggung perasaan klien yang berakibat pada ketidakpercayaan klien pada perawat.

Page 130: Modul 1 cetak

12 13

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Setelah Anda belajar teknik-teknik komunikasi terapeutik, selanjutnya bagaimanakah tahapan dalam melaksanakan komunikasi terapeutik supaya dapat mencapai tujuan yang diharapkan? Asuhan keperawatan yang berhasil dapat dicapai salah satunya melalui komunikasi terapeutik.

Berikut ini tahapan komunikasi tersebut, pahamilah dan lakukan latihan yang diminta.:

2. Fase-fase hubungan dan komunikasi terapeutik Perawat - Klien

a. Fase Pra interaksi

Merupakan fase persiapan yang dapat dilakukan perawat sebelum berinteraksi dan berkomunikasi dengan klien. Pada fase ini perawat mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri, serta menganalisa kekuatan dan kelemahan professional diri. Perawat juga mendapatkan data tentang klien dan jika memungkinkan merencanakan pertemuan pertama dengan klien. Perawat dapat bertanya pada dirinya untuk mengukur kesiapan berinteraksi dan berkomunikasi dengan klien.

Contoh pertanyaan perawat pada diri sendiri adalah:

• Apa yang akan saya tanyakan pada saat bertemu nanti?

• Bagaimana respons saya selanjutnya?

• Adakah pengalaman interaksi yang tidak menyenangkan?

• Bagaimana tingkat kecemasan saya?

b. Fase Orientasi / Introduksi

Adalah fase awal interaksi antara perawat dan klien yang bertujuan untuk merencanakan apa yang akan dilakukan pada fase selanjutnya. Pada fase ini perawat dapat melakukan: 1) memulai hubungan dan membina hubungan saling percaya. Kegiatan ini mengindikasi kesiapan perawat untuk membantu klien, 2) memperjelas keluhan, masalah, atau kebutuhan klien dengan mengajukan pertanyaan tentang perasaan klien, dan 3) merencanakan kontrak/kesepakatan yang meliputi lokasi, kapan, dan lama pertemuan; bahan/materi yang akan diperbincangkan; dan mengakhir

Page 131: Modul 1 cetak

14 15

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

hubungan sementara.

Tiga kegiatan utama yang harus dilakukan perawat pada fase orientasi ini adalah :

1) Memberikan salam terapeutik,

Contoh : Assalamu’alaikum………, selamat pagi………… dst.

2) Evaluasi dan validasi perasaan klien

Contoh : bagaimana perasaan ibu hari ini? Ibu tampak segar hari ini…………

3) Melakukan Kontrak hubungan dengan klien meliputi kontrak tujuan interaksi, kontrak waktu, dan kontrak tempat.

Contoh : “Tujuan saya datang ke sini adalah untuk membantu ibu menemukan masalah yang membuat ibu selalu merasa tidak nyaman selama ini”, “Menurut ibu berapa lama waktu yang akan kita butuhkan untuk tujuan ini? Bagaimana kalau 15 menit?”, “Untuk tempat di dalam ruang ini saja atau di taman belakang?”

c. Fase kerja

Adalah fase yang terpenting karena menyangkut kualitas hubungan perawat-klien dalam asuhan keperawatan. Selama berlangsungnya fase kerja ini, perawat tidak hanya mencapai tujuan yang telah diinginkan bersama tetapi yang lebih bermakna adalah bertujuan untuk memandirikan klien. Pada fase ini perawat menggunakan teknik-teknik komunikasi dalam berkomunikasi dengan klien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (sesuai kontrak).

d. Fase terminasi

Pada fase ini, perawat memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan keberhasilan dirinya dalam mencapai tujuan terapi dan ungkapan pearsaannya. Selanjutnya perawat merencanakan tindak lanjut

Page 132: Modul 1 cetak

14 15

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

pertemuan dan membuat kontrak pertemuan selanjutnya bersama klien.

Ada tiga kegiatan utama yang harus dilakukan perawat pada fase terminasi ini, yaitu : melakukan evaluasi subyektif dan obyektif, Merencanakan tindak lanjut interaksi dan membuat kontrak dengan klien untuk melakukan pertemuan selanjutnya.

Contoh komunikasi dalam fase terminasi ini adalah :

Evaluasi subyektif & obyektif :

“bagaimana perasaan ibu setelah kita diskusi tentang masalah yang ibu hadapi?

” Coba sebutkan masalah yang ibu hadapi terkait dengan keluarga ibu!

Rencana tindak lanjut

”Baik ibu, saya cukupkan pertemuan kita hari ini, tidak terasa bahwa waktu kita sudah berlangsung 15 menit. Rencana selanjutnya setelah ini adalah menemukan alternatif penyelesaian masalah yang ibu hadapi dan pengambilan keputusan untuk solusi”

Kontrak yang akan datang : “Terkait dengan rencana tersebut, saya akan datang lagi besok hari selasa jam 09.00, saya tunggu akan datang di tempat ini lagi. Selamat istirahat dan assalamu’alaikum ………, selamat siang.

Gunakanlah format “Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi dalam setiap melakukan interaksi dan komunikasi terapeutik antara dengan Klien, sepert berikut ini:

Page 133: Modul 1 cetak

16 17

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI

Kondisi Pasien :

Diagnosis Keperawatan :

Rencana Keperawatan :

Tujuan :

SP Komunikasi

Fase Orientasi : Salam terapeutik

Evaluasi dan Validasi

Kontrak

Fase Kerja : (Tuliskan kata-kata sesuai tujuan dan rencana yang akan dicapai / dilakukan)

………………………………………………………………………………… ………….………………………………………………………………………

Fase Terminasi : Evaluasi subyektif / obyektif

Rencana tindak lanjut

Kontrak yang akan datang

3. Hambatan komunikasi Terapeutik dan Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi

a. Adanya perbedaan persepsi

b. Terlalu cepat menyimpulkan

c. Adanya pandangan stereotipe

d. Kurangnya pengetahuan

e. Kurangnya minat

Page 134: Modul 1 cetak

16 17

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

f. Sulit mengekspresikan diri

g. Adanya emosi

h. Adanya tipe kepribadian tertentu

Supaya komunikasi mencapai tujuan yang diharpkan maka perawat harus dapat megeliminasi hambatan-hambatan tersebut dalam rangka mengatasi hambatan dalam komunikasi tersebut. Upaya-upaya yang dapat dilakukan perawat adalah :

a. Mengecek kembali maksud yang disampaikan

b. Meminta penjelasan lebih lanjut

c. Mengecek umpan balik

d. Mengulangi pesan yang disampaikan dan memperkuat informasi dengan bahasa non verbal

e. Mengakrabkan hubungan interpersonal antara sender dan reciever

f. Pesan dibuat secara singkat, jelas, dan tepat

g. Memfokuskan pesan pada topik spesifik yang telah dipilih

h. Komunikasi dilakukan dengan berfokus pada penerima pesan bukan pada pengirim pesan.

Page 135: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 18Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Rangkuman

1. Sikap (kehadiran) yang harus ditunjukkan perawat dalam berkomunikasi terapeutik ada dua (2) yaitu sikap (kehadiran) secara fisik dan secara psikologis. Sikap sebagai Kehadiran fisik dalam komunikasi meliputi: berhadapan, mempertahankan kontak mata, membungkuk ke arah klien, mempertahankan sikap terbuka, rileks dan berjabat tangan. Sedangkan sikap sebagai kehadiran secara psikologis ada dua (2) dimensi yaitu dimensi respon dan dimensi tindakan. Dimensi respon meliputi ikhlas, menghargai, empati dan konkrit, sedangkan dalam dimensi tindakan meliputi konfrontasi, segera, terbuka, emosional katarsis dan bermain peran.

2. Teknik-teknik komunikasi terapeutik yang dapat digunakan dalam berkomunikasi antara lain: pertanyaan terbuka, mendengarkan, identifikasi tema, refleksi, klarifikasi, memberikan informasi, memfokuskan, mengulang, humor dan lain-lain. Teknik ini dipilih secara tepat dan digunakan secara kombinasi dalam setiap interaksi dengan klien.

3. Fase-fase komunikasi / hubungan terapeutik ada 4 yaitu fase pra orientasi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi. Fase praorientasi dilakukan sebelum perawat berinteraksi dengan klien dimana tujuannya adalah menyiapkan diri, dan menilai kemampuan diri, evaluasi diri (kelebihan dan kekurangannya). Pada fase Orientasi prinsip utama adalah membina hubungan saling percaya. Ada 3 aspek utama dalam komuniksi yaitu salam terapeutik,evaluasi-validasi dan kontrak. Fase kerja adalah komunikasi perawat selama melakukan proses terapi melalui tindakan keperawatan sesuai rencana. Perawat menggunakan teknik-teknik komunikasi terapeutik selama interaksi. Fase terminasi adalah fase akhir dalam interaksi perawat-klien. Pada fase ini ada 3 asoek utama dalam komunikasi yaitu evaluasi subyektif-obyektif, kontrak yang datang dan rencana tindak lanjut.

4. Beberapa hambatan yang harus diperhatikan dalam pencapaian komunikasi terapeutik adalaha danya perbedaan persepsi, terlalu cepat menyimpulkan, adanya pandangan stereotipe, kurangnya pengetahuan, kurangnya minat, sulit mengekspresikan diri, adanya emosi dan adanya tipe kepribadian tertentu.

Page 136: Modul 1 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

19 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Tes Formatif

1. Sebutkan sikap terapeutik perawat secara fisik yang penting dilakukan saat interaksi dan komunukasi dengan klien.

2. Jelaskan apa yang dimaksud empati dalam dimensi respon sebagai sikap psikologis perawat dalam komunikasi.

3. Sebutkan 4 fase hubungan/interaksi dan komunikasi terapeutik

4. Apa saja aspek yang harus diperhatikan perawat saat berkomunikasi pada fase orientasi

5. Sebutkan 4 hambatan komunikasi dan mengakibatkan tidak efektifnya komunikasi perawat – klien.

Tugas Terstruktur

1. Untuk meningkatkan kualitas diri Anda, lakukan Identifikasi cara untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan Anda

2. Diskusikan dengan teman dekat Anda, sebanyak mungkin cara untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan Anda

3. Tuliskan ulang kelebihan-kelebihan Andi yang menjadi potensi / kekuatan Anda! Aspek manakah yang akan Anda kembangkan agar bisa terapeutik untuk pasien Anda?

4. Buat laporan tertulis dari hasil pengamatan dan kesimpulan yang Anda buat

5. Diskusikan dengan fasilitator jika Anda mendapatkan kesulitan tentang materi pada kegiatan belajar 2 ini

Page 137: Modul 1 cetak

PB 20

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri

Tugas Mandiri

1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 2 didalam buku Anda

2. Untuk menambah pemahaman Anda tentang konsep dasar komunikasi, Bacalah referensi lain terkait komunikasi dan diskusikan dengan rekan sejawat Anda