modul 3 cetak

44

Upload: pjjkemenkes

Post on 18-Feb-2017

433 views

Category:

Health & Medicine


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 3 cetak

Kebutuhan Dasar Manusia (KDM I)Modul 3Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktif-itas dan Personal Hygiene

Page 2: Modul 3 cetak

No. Kode: Keperawatan/4.06/I/2013

MATA KULIAH : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 1

BEBAN STUDI : 4 SKS (T: 2 SKS, P: 2 SKS)

MODUL 3Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

Aktifitas dan Personal Hygiene

Penulis:

Ns. Kasiati, S. Kep., M. Kep.

Ni Wayan Dwi Rosmalawati, A. Per., Pen., M. Kes.

Page 3: Modul 3 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

i ii

Tentang Penulis Kasiati lahir di Biltar, 16 Agustus 1966.

Penulis adalah Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang. Pendidikan penulis diperoleh mulai dari SPKCelaket Malang,(1987), DIII Keperawatan di AKPER (Program Keguruan) Soetopo,Surabaya, (1995), S I Keperawatan dan program Ners di Universitas Brawijaya Malang (2002) dan S 2 Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya ( 2012). penulis juga aktif melakukan penelitian di bidang keperawatan maternitas.

Ni Wayan Dwi Rosmalawati, A. Per. Pen., M. Kes.

Lahir di Gianyar, Bali, 15 Nopember 1966. Penulis menyelesaikan pendidikan dimulai dari SPK Celaket Malang (1985), SGP/B;PKM Surabaya (1988), D III Keperawatan Soetopo Surabaya (1992), Diploma IV Keperawatan Maternitas Universitas Airlangga (1999), S-2 KIA-Kespro Universitas Gadjah Mada (2007). Saat ini bekerja sebagai dosen di Poltekkes Kemenkes Malang, Jurusan Keperawatan, Program Studi Diploma III Keperawatan Lawang. Mata kuliah yang diampu adalah Kebutuhan Dasar Manusia, Keperawatan Maternitas, Promosi Kesehatan, Manajemen Penanggulangan Bencana. Selain itu penulis juga aktif melakukan penelitian di bidang keperawatan dan kebidanan.

Page 4: Modul 3 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

i ii

Hal.

COVER................................................................................................................................

TENTANG PENULIS..................... ..................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................

PENDAHULUAN ............................................................................................................

KEGIATAN BELAJAR 1 : Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas

Tujuan Pembelajaran Umum.............................................................................

Tujuan Pembelajaran Khusus............................................................................

Pokok – Pokok Materi ........................................................................................

Uraian Materi ........................................................................................................

Rangkuman............................................................................................................

Tes Formatif...........................................................................................................

Tugas Mandiri......................................................................................................

KEGIATAN BELAJAR 2 : Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene

Tujuan Pembelajaran Umum.............................................................................

Tujuan Pembelajaran Khusus.............................................................................

Pokok – Pokok Materi ..........................................................................................

Uraian Materi .........................................................................................................

Rangkuman ............................................................................................................

Tes Formatif.............................................................................................................

KUNCI JAWABAN..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................

i

ii

iii

1-14

1

1

2

3

10

11

14

15-29

15

15

16

17

26

27

30

31

Daftar Isi

Page 5: Modul 3 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

iii PB

Aktifitas adalah suatu keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan kehidupan. Tiap individu mempunyai pola atau irama dalam menjalani aktifitas. Salah satu tanda seseorang dikatakan sehat adalah adanya kemampuan orang tersebut melakukan aktifitas seperti bekerja, makan dan minum, personal hygiene, rekreasi dll. Dengan beraktifitas selain tubuh menjadi sehat, juga dapat mempengaruhi harga diri dan citra tubuh seseorang

Jika seseorang sakit atau terjadi kelemahan fisik sehingga kemampuan aktifitas menurun. Seseorang tersebut biasanya terjadi masalah personal hygiene kurang mendapatkan perhatian, hal ini bisa berpengaruh pada masalah kesehatan seseorang. Akibat yang dapat di timbulkan jika personal hygiene tidak terpenuhi diantaranya adalah gangguan membrane mukosa mulut, integritas kulit, rabut, mata, kuku dan kelamin. Selain menimbulkan dampak fisik, gangguan personal hygiene dapat pula berdampak pada gangguan pemenuhan kebutuhan psikososial dan nyaman yang sudah dibahas pada modul 1.

Modul ini terutama ditujukan untuk pendidikan jarak jauh pendidikan tinggi kesehatan perawat. Modul pembelajaran ini merupakan tutuntunan dan landasan bagi peserta didik berfungsi sebagai pengantar untuk dapat mencapai kopetensi pada mata ajar kebutuhan dasar manusia I. Dengan harapan peserta didik sebagai perawat harus mampu memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas dan gangguan personal hygiene. Tujuan pembelajaran pada modul 2 ini meliputi, pertama mencengah terjadinya gangguan mekanik tubuh terutama pada klien yang mengalami tirah baring lama atau cedera, hal ini berdampak pada gangguan intelorasi aktifitas mobilisasi fisik. Dengan demikian perawat harus bisa melatih mekanik tubuh dengan benar, sehingga mencengah klien jatuh, tekanan fisik dan cedera. , kedua mempertahankan kebersihan klien dan mencengah timbulnya masalah seperti kerusakan membrane mukosa mulut, integritas kulit, rabut, mata, kuku dan kelamin.

Modul ini dikemas dalam dua kegiatan belajar yang besifat hard skill tetapi juga soft skill dan seluruhnya diberikan alokasi waktu minimal 2 minggu, dengan rincian 128 jam untuk pemahaman konsep, 32 jam untuk demontrasi dan 64 jam untuk pembelajaran mandiri, Dua kegiatan belajar tersebut yang disusun dalam

Pendahuluan

Page 6: Modul 3 cetak

PB iv

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

urutan sebagai berikut:

Kegiatan Belajar 1 : Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas

Kegiatan Belajar 2 : Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta didik akan dapat, 1) Menjelaskan konsep dasar, 2) menjelaskan faktor- faktor mempengaruhi, 3) Mengidentifikasi masalah-masalah gangguan aktifitas, 4) Melakukan pengkajian, 5) Menuliskan diagnosa, 6) Menyusun intervensi, 7) Melaksanakan prosedur pemenuhan kebutuhan aktifitas dan personal hygiene, 8) Menyusun evaluasi .

Pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran modul ini yang didesain dengan pendekatan belajar mandiri dengan berbagai metode, dimana saudara dituntut secara aktif dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan, sedangkan dosen sebagai fasilitator. Materi-materi yang memerlukan ketrampilan, metode yang akan di lakukan dengan simulasi dan demonstrasi.

Oleh karena itu secara bertahap saudara untuk melakukan evaluasi diri sendiri, supaya bisa diketahui kemajuan dalam proses belajar , kalau perlu evaluasi diri anda tunjukkan pada fasilitator yang ada di dekat anda.

Untuk memudahkan proses pembelajaran pada modul 2 ini, peserta didik dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan kompetensi yang dicapai, saudara harus mengikuti langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

1) Belajarlah dengan tekun diharapkan saudara akan mampu nantinya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas dan personal hygiene

2) Mulailah belajar dari hati dan semangat untuk ingin tahu isi dari modul ini ,meskipun saudara tidak didampingi oleh dosen di dekat anda, bertindaklah saudara seakan-akan anda sebagai mahasiswa sekaligus dosen yang akan memantau kegiatan belajar anda.

3) Lakukan diskusi kelompok dengan teman sejawat dan konsultasi pada instruktur atau fasilitator bila anda tidak memahami isi modul

Page 7: Modul 3 cetak

v PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

4) Untuk mempelajari prosedur tindakan mintalah pendampingan kepada fasilitator dan selanjutnya lakukan latihan secara mandiri dan berulang-ulang

5) Apabila anda menemui kesulitan, silakan hubungi pembimbing/instruktur/fasilitator/ tutor yang ada di dekat anda atau hubungi fasilitator yang tertulis di modul ini.

6) Melakukan pengkajian klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas pada dan personal hygiene klien secara nyata di lapangan

Petunjuk untuk dosen atau fasilitator dalam proses pembelajaran pada peserta didik :

1) Dosen atau fasilitator dipersilahkan menambah materi yang ada dalam modul sebagai informasi dari sumber lain atau hanya mengikuti uraian yang berada pada modul ini.

2) Sebelum memulai proses pembelajaran dosen atau fasilitator mempersiapkan diri dengan membaca modul 2 dan referensi yang berkaitan.

3) Kajilah pengetahuan peserta didik pada awal pertemuan dengan melakukan pre-test dan post test dengan contoh soal dalam setiap modul, bila tidak mungkin ingatkan pada peserta didik untuk evaluasi secara mandiri dengan jujur tanpa terlebih dahulu melihat kunci jawaban.

4) Berilah kesempatan peserta didik untuk menyampaikan pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan topik pada modul ini

Baiklah saudara peserta pendidikan tinggi jarak jauh kementerian kesehatan, selamat belajar, semoga anda sukses memahami materi yang diuraikan dalam modul ini, untuk bekal saudara bila anda ingin tetap disebut sebagai tenaga kesehatan, dan semoga semakin profesional. Amin

Page 8: Modul 3 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

1 2

I

Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pasien dengan gangguan pemenuhan aktifitas

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Setelah mempelajari secara teliti modul ini saudara diharapkan dapat:

1. Menjelaskan konsep dasar aktifitas.

2. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi gangguan pemenuhan aktifitas.

3. Mengidentifikasi pengkajian pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas.

4. Menuliskan diagnosa

keperawatan yang muncul pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas.

5. Menyusun intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas.

6. Melaksanakan prosedur pemenuhan kebutuhan aktifitas (berada pada modul 5)

7. Menyusun kreteria evaluasi

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas

Page 9: Modul 3 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

1 2

IAsuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas

POKOKMateri

1. Konsep dasar aktifitas.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas

3. Pengkajian pada pasien dengan gangguan kebutuhan aktifitas.

4. Diagnosa Keperawatan pada pasien dengan gangguan aktifitas.

5. Perencanaan keperawatan pada pasien dengan gangguan aktifitas.

6. Prosedur pemenuhan kebutuhan aktifitas (berada pada modul 6)

7. Evaluasi

Page 10: Modul 3 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

3 PB

Uraian MateriKonsep Dasar Aktifitas

Kebanyakan orang menilai tingkat kesehatan seseorang berdasarkan kemampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Kemampuan beraktifitas merupakan kebutuahan dasar yang mutlak diharapkan oleh manusia. Kemampuan aktifitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan musculoskeletal

Pergerakan atau mekanik tubuh pada dasarnya adalah baimana menggunakan secara efektif , terkoordinasi,dan aman, sehingga menghasilkan gerakan yang baik dan keseimbangan selama beraktifitas.

Peran perawat sangat penting untuk mencengah terjadinya gangguan mekanik tubuh terutama pada klien yang mengalami tirah baring lama dan cedera dll, hal ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan tonus otot. Sehingga berdampak pada gangguan intoleransi aktifitas, immobilisasi dan deficit perawatan diri. Dengan demikian perawat harus bisa melatih mekanik tubuh dengan benar, sehingga mencengah klien jatuh, tekanan fisik dan cedera.

Sehingga saudara harus mengetahui, 1) konsep pergerakan, 2) faktor-faktor yang mempengaruh pergerakan tubuh, 3) melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas.

Koordinasi Mekanik Tubuh

Mekanika tubuh ( body mechanic) adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai dengan fungsinya. Pergerakan merupakan rangkaian aktifitas yang terintegrasi antara system musculoskeletal dan system persarafan didalam tubuh. Komponen system musculoskeletal melibatkan tulang, otot, tendon, ligamen, kartilago, dan sendi.

Manfaat dari gerakan tubuh antara lain, tubuh menjadi segar, memperbaiki tonus otot, mengontrol berat badan, merangsang peredaran darah, mengurangi stres , meningkatkan relaksasi, sedang untuk anak merangsang pertumbuhan

Page 11: Modul 3 cetak

PB 4

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Tulang adalah jaringan dinamis, salah satu fungsinya menunjang jaringan tubuh dan membantu pergerakan. Sedang otot berfungsi untuk kontraksi dan membantu menghasilkan gerakan, mempertahankan postur tubuh, dan menghasilkan panas. Otot dipersarafi oleh saraf yang terdiri atas serabut motoris dari medulla spinal. Medula otak seperti korteks cerebri kanan mengatur otot-otot anggota gerak kiri dan sebaliknya.

Bagaimana anda bisa bergerak, berikut ini mekanisme kontraksi otot : Membran otot mengandung myofibril, kemudian pelepasan asetikolin. Akibatnya, pintu kalsium diretikulum sarkoplasma membuka dan melepaskan ion kalsium ke sitoplasma sel otot, lalu berikatan dengan troposin, kemudian membuka binding sites, terjadilah jembatan silang (Cross briges), antara filamin aktin dan myosin. Selajutnya dengan katalis enzim myosin-ATP ase terjadi hidrolikis ATP menjadi ADP + P + energy, sehingga terjadilah kontraksi

Gambar 1.2 Mekanisme kontraksi otot

Contoh Kasus : Apabila seseorang terjadi patah tulang, menderita penyakit atau cacat dll. seseorang tersebut akan mengalami masalah gangguan pergerakan (immobilisasi), apa lagi sampai klien tersebut selalu bedrest dalam waktu lama, hal ini bisa menyebabkan : 1) Klien mengalami atropi otot, dimana keadaan otot menjadi mengecil karena tidak tepakai dan pada akhirnya serabut otot diinfiltrasi dan diganti jaringan fibrosa dan lemak. Maka sebelum perawat membantu klien memenuhi kebutuhan aktifitas seperti ganti posisi atau berjalan, perawat harus mengkaji kekuatan otot. Langkah ini diambil untuk menurunkan resiko cedera

Sorkolema ( membran serabut otot)

Beribu-ribu myofibril

Filamin aktin Filamin miosin

Saling berikatan

Cross bridges

Kontraksi otot

Page 12: Modul 3 cetak

5 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

tubuh, 2) Nekrosis ( jaringan mati), terjadi trauma atau iskemia di mana proses regenerasi otot sangat minim, 3) Kontraktur sehingga body mechanic terganggu.

Dari berbagai faktor sebagaimana diuraikan diatas, ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi mekanika tubuh atau pergerakan yang harus saudara ketahui antara lain :

Tingkat perkembangan tubuh: Usia seseorang mempengaruhi system muskuloskeletal dan persarafan, Untuk itu, dalam melakukan tindakan keperawatan untuk membantu memenuhi kebutuhan aktifitas, perawat harus memperhatikan aspek tumbuh kembang klien sesuai kebutuhan.

1. Kesehatan fisik : Seseorang dengan penyakit ( gangguan musculoskeletal, gangguan kardiovaskuler, gangguan sistem respirasi), cacat tubuh dan imobilisasi akan dapat menggangu pergerakan tubuh.

2. Keadaan nutrisi : Seseorang dengan nutrisi kurang , hal ini menyebabkan kelemahan dan kelelahan otot yang berdampak pada penurunan aktifitas dan pergerakan. Sebaliknya, hal yang sama terjadi pada kondisi nutrisi lebih ( obesitas)

3. Status mental : Seseorang mengalami gangguan mental cenderung tidak antusias dalam mengikuti aktifitas , bahkan kehilangan energi untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene

4. Gaya hidup : Seseorang dalam melalukan pola aktifitas sehari-hari dengan baik tidak akan mengalami hambatan dalam pergerakan, demikian juga sebaliknya.

Immobilisasi adalah ketidakmampuan klien bergerak bebas yang disebabkan konsisi tertentu atau dibatasi secara terapeutik (Potter dan Perry 2006). Dampak immobilisasi pada klien adalah, 1) pada fisik seperti kerusakan integritas kulit, system kardiovaskuler, system eliminasi, musculoskeletal dan system pencernaan, 2) psikologis seperti depresi dan istirahat tidur, 3) tumbuh kembang

Untuk mencengah dampak buruk dari immobilisasi, maka perlu dilakukan latihan rentang gerak (range of mation-ROM )secara aktif maupun pasif dan ambulasi ( kegiatan berjalan (Kozier dkk. 1995)

Page 13: Modul 3 cetak

PB 6

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Jika saudara sudah mengetahui proses mekanik tubuh dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta dampak yang terjadi, maka saudara pasti tidak kesulitan untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan aktifitas dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1) pengkajian, 2) merumuskan diagnosa, 3) menyusun rencana , 4) melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas ( akan dipelajari pada modul 4 ), menyusun kreteria evaluasi

PROSES KEPERAWATAN

I. Pengkajian

Saudara dalam melakukan pengkajian harus menggerakan semua indra dan tenaga untuk melakukan pengkajian secara cermat baik melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik untuk menggali data yang akurat yang meliputi :

1. Saudara harus menanyakan tingkat aktifitas klien, hal ini untuk mengidentifikasi mobilisasi dan resiko cedera yang meliputi pola aktifitas, jenis, frekuensi, dan lamanya.

Selain itu perawat juga perlu mengkaji kecepatan aktifitas.

2. Tanyakan tingkat kelelahan meliputi aktifitas yang membuat lelah dan gangguan pergerakan meliputi penyebab , gejala dan efek dari gangguan pergerakan

3. Saudara mengkaji tingkat aktifitas klien meliputi, 1) tingkat 0 : klien mampu merawat diri sendiri secara penuh, 2) tingkat 1 : Klien memerlukan penggunaan alat, 3) tingkat 2 : klien perlu bantuan atau pengawasan orang lain, 4) tingkat 3: memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan peralatan, 5) tingkat 4 : Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan

4. Pemeriksaan fisik , pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan data adanya indikasi rintangan dan keterbatasan sehingga klien perlu bantuan perawat meliputi 1) tingkat kesadaran dan postur/bentuk tubuh, 2) skoliosis, kiposis, lordosis dan cara berjalan, 3) Ekstremitas: kelemahan, gangguan sensorik, tonus otot, atropi, tremor, gerakan tak terkendali, kekuatan otot, kemampuan jalan, kemampuan duduk, kemampuan berdiri, 4) pergerakan, kemerahan, deformitas, nyeri sendi dan kripitasi, suhu sekitar sendi .

Page 14: Modul 3 cetak

7 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut NANDA (2003), diagnosa keperawatan yang terkait dengan aktifitas, yang perlu peserta didik ketahui antara lain : Intoleransi aktifitas, resiko intoleransi aktifitas, hambatan mobilisasi fisik, sedang diagnosa keperawatan lain yang terkait dengan aktifitas adalah, intoleransi aktifitas, kelelahan, dll.

1) Intoleran aktifitas

Definisi: Kondisi di mana seseorang mengalami penurunan energi fisiologis dan psikologis untuk melakukan aktifitas sehari-hari ( intoleransi aktifitas ), kemungkinan berhubungan (etiologi/penyebab) antara lain : kelemahan , bedrest lama/ imobilisasi, motivasi yang kurang, pembatasan pergerakan, nyeri, kemungkinan data yang ditemukan pada klien: Verbal / adanya kelemahan, sesak nafas/pucat, kesulitan dalam pergerakan, abnormal nadi, tekanan darah terhadap respons aktifitas

Kondisi klinis klien kemungkinan terjadi : anemia, gagal ginjal kronis, ganguan jantung, kardiak aritmia, COPD, gangguan metabolism, gangguan musculoskeletal

Tujuan yang diharapkan setelah dilakukan tindakan : 1) kelemahan klien berkurang, 2) klien berpartisipasi dalam perawatan diri, 3) klien mempertahankan kemampuan aktifitas seoptimal mungkin

Page 15: Modul 3 cetak

PB 8

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Intervensi

INTERVENSI RASIONAL1. Monitor keterbatasan aktifitas,

kelemahan saat aktifitas

2. Catat tanda vital sebelum dan sesudah aktifitas

3. Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi dalam latihan aktifitas

4. Lakukan istirahat yang adekuat setelah latihan dan aktifitas

5. Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet

6. Berikan pendidikan kesehatan tentang:

•Perubahan gaya hidup untuk menyimpan energi

•Penggunaan alat bantu pergerakan

1. Merencanakan intervensi dengan tepat

2. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktifitas

3. Meningkatkan kerjasama tim dan perawatan holistic

4. Membantu mengembalikan energy

5. Metabolisme membutuhkan energi

6. Meningkatkan pengetahuan dalam perawatan diri

2) Keletihan

Definisi: Kondisi di mana seseorang mengalami perasaan letih yang berlebihan secara terus-menerus dan penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak dapat hilang dengan istirahat ( keletihan ) .

Kemungkinan berhubungan (etiologi / penyebab) antara lain : menurunnya produksi metabolisme, pembatasan diet, anemia, ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit. Kemungkinan data yang ditemukan pada klien: Kekurangan energi, ketidakmampuan melakukan aktifitas, menurunnya penampilan, Lethargy. Kondisi klinis kemungkinan terjadi : anemia, kanker, depresi, diabetes mellitus.

Tujuan yang diharapkan: 1) Pasien mengatakan keletihan berkurang, 2) Meningkatnya tingkat energi, 3) Pasien dapat melakukan aktifitas sesuai

Page 16: Modul 3 cetak

9 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

kemampuannya secara bertahap

Intervensi

INTERVENSI RASIONAL1. Monitor keterbatasan aktifitas,

kelemahan saat aktifitas

2. Bantu pasien dalam melakukan aktifitas sendiri

3. Catat tanda vital sebelum dan sesudah aktifitas

4. Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi dalam latihan aktifitas

5. Lakukan istirahat yang adekuat setelah latihan dan aktifitas

6. Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet

7. Berikan pendidikan kesehatan tentang:

•Perubahan gaya hidup untuk menyimpan energi

•Penggunaan alat bantu pergerakan

1. Merencanakan intervensi dengan tepat

2. Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri

3. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktifitas

4. Meningkatkan kerjasama tim dan perawatan holistic

5. Membantu mengembalikan energi

6. Metabolisme membutuhkan energi

7. Meningkatkan pengetahuan dalam perawatan diri

Page 17: Modul 3 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

10 1110

Selamat, saudara telah mempelajari modul tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas. Dengan demikian saudara sebagai perawat diharapkan telah menguasai kompetensi untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan aktifitasnya. Hal-hal yang penting yang sudah saudara pelajari dalam modul ini adalah sebagai berikut .

Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan, termasuk bagaimana mengkordinasikan gerakan tubuh klien yang meliputi fungsi integrasi dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Mekanika tubuh merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas klien, sehingga mencengah klien jatuh, tekanan fisik dan cedera. Sedangkan hal-hal yang menpengaruhi klien melakukan aktifitasnya adalah keadaan penyakit, tingkat perkembangan, kesehatan fisik, keadaan nutrisi, status mental, dan gaya hidup,

Dengan demikian saudara sebagai perawat, harus mampu dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas dengan benar, sehingg tidak berdampak pada system fisik yang lain, psikologis dan tumbuh-kembang dengan langkah-langkah sebagai berikut, 1) melakukan pengkajian, 2) merumuskan diagnosa, 3) melakukan perencanaan, 4) melakukan tindakan ( di pelajari pada modul 4), 5) evaluasi.

Rangkuman

Page 18: Modul 3 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

10 1110

Tes Formatif1. Latihan Soal

Petunjuk :

1. Peserta didik dalam melakukan latihan soal ini minimal 2 kali, pertama sebelum memulai proses pembelajaran pada modul 3 ini, kedua setelah pembelajaran pada modul ini

2. Peserta didik dalam menyawab latihan soal ini jujurlah pada diri anda, tidak langsung melihat kunci jawabannya .

3. Pilihlah jawaban yang paling benar yaitu A, B, C dan D

Kasus 1:

Seseorang klien laki-laki, berumur 35 tahun, dirawat di ruang perawatan interne karena menderita sirosis. Kondisi klien yang bedrest terus- menerus, sehingga klien mengalami kesulitan dalam pergerakan apalagi aktifitas.

1. Kemampuan kontraksi otot dikenal dengan istilah ...

A. Kontraktur C. Orthopedik

B. Body mekanik D. Atropi otot

2. Faktor yang mempengaruhi kurangnya pengerakan pada klien adalah ...

A. Osteoporosis C. Atropi otot

B. Body mekanik D Sirosis

3. Akibat klien yang betrest dalam waktu lama bisa menyebabkan ...

A. Osteoporosis C. Nekrosis

B. Hipertropi otot D Atropi otot

Page 19: Modul 3 cetak

12 13

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

4. Data yang mungkin ditemukan pada klien dengan masalah intoleransi aktifitas adalah ...

A. Menderita serosis C. Kesulitan dalam pergerakan

B. Bedrest yang lama D. Hipertropi otot

5. Kemungkinan penyebab pada klien dengan intoleransi aktifitas adalah ...

A. Immobilisasi C. Usia

C. Pekerjaan D. Hipertropi otot

6. Intervensi keperawatan pada klien dengan intoransi aktifitas adalah ...

A. Berikan aktifitas sesuai kebiasaan sebelum sakit

B. Catat intake-output

C. Bantu klien melakukan aktifitas secara bertahap

D. Bantu klien melakukan aktifitas sesuai keinginannya

7. Tujuan perawat melakukan istirahat yang adekuat setelah melakukan aktifitas pada klien dengan intoleransi aktifitas adalah ....

A. Membantu mengembalikan energi klien

B. Memberikan semangat pada klien

C. Meningkatkan kerja sama

D. Mempertahankan tonus otot

8. Kreteria hasil pada yang diharapkan setelah perawat membantu klien dengan intolerasi aktifitas adalah. ...

A. Klien menunjukan peningkat kelemahan

Page 20: Modul 3 cetak

12 13

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

B. Klien menunjukan menunjukan peningkatan immobilisasi

C. Klien menunjukan penurunan aktifitas

D. Klien menunjukan peningkatan aktifitas

9. Immobilisasi dikenal dengan istilah ...

A. Peningkatan kemampuan melakukan pergerakan secara mandiri

B. Ketidak mampuan melakukan pergerakan secara mandiri

C. Ketidak mampuan mengembalikan pergerakan secara mandiri

D. Peningkatan energi untuk melakukan pergerakan secara mandiri

10.Tujuan perawat melakukan lahihan aktif maupun pasif pada klien dengan immobilisasi adalah ...

A. Membantu mengembalikan energi

B. Membantu meningkatkan metabolesme

C. Meningkatkan siskulasi dalam tubuh

D. Meningkat

Page 21: Modul 3 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

14 PB

Kasus 1

Seseorang klien laki-laki, berumur 30 tahun, dirawat di ruang perawatan bedah karena menderita fraktur femur karena kecelakaan sepeda motor 1 bulan yang lalu. Klien tersebut dilakukan tindakan dengan memberikan traksi untuk perbaikan frakturnya. Traksi tersebut terpasang secara terus menerus sehingga klien mengalami gangguan pergerakan apalagi aktifitas..

Petunjuk :

1. Pelajarilah kasus dibawah ini dengan cermat.

2. Susunlah dasar teori yang mendasari kasus tersebut

3. Susunlah asuhan keperawatan yang sesuai kasus tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut, 1) Lengkapi data pengkajian yang dibutuhkan, 2) tentukan diagnosa keperawatan sesuai prioritas, 3) Susun rencana keperawatan dan rasionalnya, 4) Susun kreteria evaluasi

4. Kerjakan tugas ini setelah proses pembelajaran pada modul 2 ini selesai, kemudian peserta didik melakukan konsultasi 1 kali kepada dosen atau fasilitator

5. Dosen atau fasilitator untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik

Penilaian :

Aspek Bobot

1. Dasar teori terjadinya masalah 15 %

2. Pengajian secara relewan dan akurat 20 %

3. Merumuskan diagnosa (prioritas sesuai dan unsur diagnosa) 20 %

4. Perencanaan tindakan ( tujuan, rencana dan rasional) 30 %

Tugas Mandiri

Page 22: Modul 3 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

15 16

II

Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pasien dengan gangguan pemenuhan personal hygiene

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Setelah mempelajari secara teliti modul ini saudara diharapkan dapat:

1. Menjelaskan konsep dasar personal hygiene.

2. Menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi personal hygiene

3. Menjelaskan macam-macam dan prinsip personal hygiene

4. Mengidentifikasi pengkajian pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.

5. Menuliskan diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.

6. Menyusun intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.

7. Melaksanakan prosedur pemenuhan kebutuhan personal hygiene (modul 6)

8. Menyusun kreteria evaluasi

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Personal Hygiene

Page 23: Modul 3 cetak

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

15 16

II

1. Konsep dasar personal hygine.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

3. Macam-macam dan prinsip personal hygiene

4. Pengkajian pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.

5. Diagnosa pada pasien terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.

6. Perencanaan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.

7. Tindakan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan personal hygiene

8. Evaluasi

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Personal Hygiene

POKOKMateri

Page 24: Modul 3 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

17 PB

Pendahuluan

Seseorang dalam kehidupan sehari- hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus terpenuhi karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikologis. Aktifitas pemenuhan kebersihan sangat dipengaruhi budaya, social-ekonomi, status kesehatan, pengetahuan dll.

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang mendapatkan perhatian. Hal ini bisa terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah yang tidak penting, padahal masalah kebersihan apabila dibiarkan dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.

Peran perawat sangat penting untuk mencengah terjadinya masalah yang terjadi pada klien dengan kebersihan yang tidak terpenuhi seperti kerusakan integritas kulit atau mukosa dll. Klien tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan fisik dan psikologis. Sedangkan gangguan fisik dan psikologis mengurangi keindahan penampilan dan reaksi emosional Dengan demikian peran perawat sangat dibutuhkan dalam melakukan asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene terutama pada klien yang tidak mampu untuk memenuhi dan meningkatkan pengetahuannya.

Sehingga peserta didik harus mengetahui, 1) konsep dasar personal hygiene , 2) faktor-faktor yang mempengaruh personal hygiene, 3) prinsip-prinsip personal hygine, 4) asuhan keperawatan pada klien gangguan kerusakan membrane mukosa mulut, integritas kulit, rabut, mata, kuku dan kelamin.

Personal Hygiene

Pengertian : Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan higene berarti sehat, jadi personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis

Uraian Materi

Page 25: Modul 3 cetak

PB 18

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Faktor-faktor yang pempengaruhi personal hygiene klien meliputi :

1. Status kesehatan

Seseorang dalam kondisi sakit atau cedera, sehingga memerlukan bedrest, apalagi dalam waktu lama, hal ini akan mempengaruhi kemampuan seseorang memenuhi kebutuhan personal hygiene dan tingkat kesehatan klien. Di sinilah peran perawatan untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene dan mencengah gangguan seperti kerusakan membrane mukosa, kulit dll.

2. Budaya :

Sejumlah mitos berkembang dimasyarakat menjelaskan bahwa seseorang yang dalam keadaan sakit tidak dimandikan , hal ini dikarenakan nanti penyakitnya tambah parah.

3. Status sosial-ekonami

Seseorang dalam kegiatan pemenuhan personal hygiene yang baik memerlukan sarana dan prasarana, seperti kamar mandi, air cukup dan bersih, peralatan ( misalnya sabun, sampo, dll) (Nancy Roper, 2002). Hal ini membutuhkan biaya dan akan berpengaruh seseorang dalam memenuhi dan mempertahankan personal hygiene dengan baik

4. Tingkat pengetahuan dan perkembangan

Kedewasaan seseorang berpengaruh pada kualitas hidup, salah satunya pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan itu penting untuk meningkatkan status kesehatan seseorang. Sebagai contoh, agar seseorang terhindar dari penyakit kulit, maka seseorang tersebut harus selalu menjaga kulit agar tetap bersih dengan mandi secara teratur dan mengunakan sabun dan air bersih.

5. Cacat jasmani atau mental

Tujuan seseorang dalam melakukan perawatan personal hygiene meliputi: 1) meningkatkan derajat kesehatan, 2) rasa nyaman dan menciptakan keindahan, 3) mencengah penyakit pada diri sendiri maupun pada orang lain, 4) meningkatkan percaya diri

Page 26: Modul 3 cetak

19 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Seseorang dalam kondisi cacat jasmani atau mental akan menghambat kemampuan individu untuk melakukan perawatan pemenuhan kebutuhan diri sendiri.

Agar lebih jelas bagi peserta didik, berikut ini penjelasan tentang macam-macam dan prinsip personal hygiene sebagai berikut :

1. Perawatan kulit.

Seseorang harus menjaga kebersihan kulit karena sangatlah penting, kulit sebagai pintu masuk utama kuman pathogen ke dalam tubuh. Sedangkan cara merawat kulit dengan melakukan mandi minimal 2 kali sehari setelah melakukan aktifitas, keadaan kulit kotor, menjalani operasi dan sebaiknya mengunakan sabun yang tidak iritatif atau sesuai kebiasaan.

2. Perawatan Kuku

Kuku merupakan pelengkap kulit, tetapi bila tidak mendapatkan perawatan yang baik maka kuku bisa sebagai sarang penyakit. Sedangkan cara merawat kuku dengan menjaga kebersihan kotoran dibalik kuku dan memotongnya sesuai kebutuhan.

3. Perawatan rambut.

Rambut merupakan struktur kulit, rambut sehat terlihat mengkilat, tidak berminyak dan tidak kering atau tidak mudah patah, kondisi panas dan malnutrisi akan mengganggu pertumbuhan rambut. Bila rambut kontor dan tidak dibersihkan bisa menyebabkan ketombe dan sarang kutu. Sedangkan cara merawat rambut antara lain, cuci rambut 1-2 kali seminggu( sesuai keadaan klien ), dengan memakai sampo yang cocok, gunakan sisir besar untuk rambut keriting dan tidak bergigi tajam.

4. Perawatan gigi dan mulut

Mulut merupakan rongga, merupakan sistem pencernaan dan bagian tambahan system pernafasan sehingga tidak bersih dan penuh dengan bakteri, maka harus dibersihkan. Sedangkan cara membersihkannya dengan menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur, atau sesuai kebutuhan, dengan mengunakan sikat yang halus dan bulu banyak.

5. Perawatan mata.

Page 27: Modul 3 cetak

PB 20

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Kotoran mata dapat menempel pada sudut mata dan bulu mata, sehingga perlu menjaga kebersihan untuk mempertahankan kesehatan mata dan mencengah infeksi.

6. Perawatan hidung

Hidung terdiri dari mukosa hidung, maka harus dijaga agar tidak terjadi iritasi.

7. Perawatan telinga :

Teliga harus dibersihkan bila ada kotoran yang menyumbat telinga, dengan mengeluarkan secara pelan.

8. Perawatan genetalia

Perawatan genetalia untuk mencengah dan mengontrol infeksi, mencengah kerusakan kulit dan meningkatkan kenyamanan, serta mepertahankan kebersihan diri ( Poter & Perry, 2000). Perawatan dilakukan minimal dua kali sehari, lebih sering klien dengan infeksi genetalia atau wanita menstruasi.

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene, yaitu status kesehatan, budaya, social-ekonomi, pengetahuan /

perkembangan dan cacat atau gangguan mental.

Sehingga seseorang tidak mempu untuk pemenuhan keperawatan kebersihan dirinya yang meliputi kulit, mata, hidung, genetalian, dll .

Bila pemenuhan kebersihan diri klien tidak terpenuhi akan menimbulkan masalah seperti, 1) gangguan fisik yaitu mucosa

mulut, integritas kulit dll, 2) dan psikologis

Peran perawat untuk memenuhi kebutuhan perawatan klien seperti, perawatan mandi, cuci rambut, gosok gigi, genetalia, mata, hidung,

telinga

Page 28: Modul 3 cetak

21 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Jika saudara sudah mengetahui konsep personal hygiene dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta macam dan prinsip perawatan personal hygiene, maka saudara pasti tidak kesulitan untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan personal hygiene dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1) pengkajian, 2) merumuskan diagnosa, 3) menyusun rencana , 4) mencengah dan memperbaiki struktur tubuh ( dipelajari pada modul 4 ), menyusun kreteria evaluasi

PROSES KEPERAWATAN

I. Pengkajian

Saudara dalam melakukan pengkajian harus menggerakan semua indra dan tenaga untuk melakukan pengkajian secara cermat baik melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik untuk menggali data yang akurat meliputi :

Riwayat keperawatan

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.

Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari ekstremitas atas sampai bawah.

1. Rambut. Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kuantitas), apakah tampak kusam? Apakah ditemukan kerontokan?

2. Kepala. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.

3. Mata. Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, secret pada kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.

4. Hidung. Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, pendarahan

Page 29: Modul 3 cetak

22 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

hidung, tanda-tanda pilek yang tidak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi atau perubahan pada daya penciuman.

5. Mulut. Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembabannya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan, atau pecah-pecah.

6. Gigi. Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap, atau gigi palsu.

7. Telinga. Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan daya pendengaran.

8. Kulit. Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) dan kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi, atau pruritus.

9. Kuku tangan dan kaki. Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.

10. Genetalia. Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum. Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki, perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.

11. Higiene personal secara umum. Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan pada kulit dan bentuk tubuh.

Penetapan diagnosis

Menurut NANDA (2003), diagnosis keperawatan umum untuk klien dengan masalah perawatan higiene adalah pada Defisit Perawatan Diri. Lebih lanjut, diagnosis tersebut terbagi menjadi empat (Kozier, 2004), yaitu: 1) Defisit perawatan diri: makan, 2) Defisit perawatan diri: mandi/hygiene, 3) Defisit perawatan diri: berpakaian/berhias, 4) Defisit perawatan diri: eliminasi. Sedang masalah secara umum pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri adalah sebagai berikut :

Page 30: Modul 3 cetak

PB 23

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

1. Gangguan integritas kulit

Definisi: keadaan di mana kulit seorang tidak utuh, kemungkinan berhubungan dengan: bagian tubuh yang lama tertekan, imobilisasi, terpapar zat kimia, kemungkinan data yang ditemukan: kerusakan jaringan kulit, gangren, dekubitus, kelemahan fisik.

Kondisi klinis kemungkinan terjadi : stroke, fraktur femur, koma, trauma medulla spinalis.

Tujuan yang diharapkan: 1) Pola kebersihan diri pasien normal, 2) Keadaan kulit, rambut kepala bersih, 3) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri

Intervensi

INTERVENSI RASIONAL1. Kaji kembali pola kebutuhan personal

hygiene pasien

2. Kaji keadaan luka pasien

3. Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu mandi pasien

4. Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih dan kencang

5. Lakukan perawatan luka dengan teknik steril sesuai program

6. Observasi tanda-tanda infeksi

7. Lakukan pijat pada kulit dan lakukan perubahan posisi setiap 2 jam

1. Data dasar dalam melakukan intervensi

2. Menentukan intervensi lebih lanjut

3. Menghindari risiko infeksi kulit

4. Mengurangi tekanan dan menghindari luka dekubitus

5. Penyembuhan luka

6. Mencegah infeksi secara dini

7.Mencegah dekubitus

2. Gangguan membrane mukosa mulut

Definisi: kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka, kemungkinan berhubungan dengan: trauma oral, pembatasan intake cairan, pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher, kemungkinan data yang ditemukan: iritasi/luka pada mukosa mulut, peradangan/infeksi, kesulitan

Page 31: Modul 3 cetak

24 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

dalam makan dan menelan, keadaan mulut yang kotor.

Kondisi klinis kemungkinan terjadi : stroke, stomatitis, koma

Tujuan yang diharapkan: 1) Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warna merah muda, 2) Inflamasi tidak terjadi, 3) Klien mengatakan rasa nyaman, 4) Keadaan mulut bersih.

INTERVENSI RASIONAL1. Kaji kembali pola kebersihan

mulut

2. Lakukan kebersihan mulut sesudah makan dan sebelum tidur

3. Gunakan sikat gigi yang lembut

4. Gunakan larutan garam/baking soda dan kemudian bilas dengan air bersih

5. Lakukan pendidikan kesehatan tentang kebersihan mulut

6. Laksanakan program terapi medis

1. Data dasar dalam melakukan intervensi

2. Membersihkan kotoran dan mencegah karang gigi

3. Mencegah pendarahan

4. Larutan garam/soda membantu melembabkan mukosa, meningkatkan granulasi, dan menekan bakteri.

5. Mencegah gangguan mukosa

6. Membantu menyembuhkan luka/infeksi

3. Defisit perawatan diri/kebersihan diri

Definisi: kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya, kemungkinan berhubungan dengan: kelelahan fisik, penurunan kesadaran, kemungkinan data yang ditemukan: badan kotor dan berbau, rambut kotor, kuku panjang dan kotor, bau mulut dan kotor.

Kondisi klinis kemungkinan terjadi : stroke, fraktur, koma.

Tujuan yang diharapkan: 1) Kebersihan diri sesuai pola, 2) Keadaan badan, mulut, rambut, dan kuku bersih, 3) Pasien merasa nyaman.

Page 32: Modul 3 cetak

PB 25

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Intervensi

INTERVENSI RASIONAL1. Kaji kembali pola kebersihan diri

2. Bantu klien dalam membersihkan badan, mulut, rambut, dan kuku

3. Lakukan pendidikan kesehatan:

• Pentingnya kebersihan diri

• Pola kebersihan diri

• Cara kebersihan

1. Data dasar dalam melakukan intervensi

2. Mempertahankan rasa nyaman

3. Meningkatkan pengetahuan dan membuat klien lebih kooperatif

Page 33: Modul 3 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

26 27

Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Personal hygiene meliputi kebersihan tubuh seseorang secara menyeluruh yaitu personal hygiene rambut, mulut, kulit, mata, hidung, telinga, dan genitalia. Personal hygiene, sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Jika sesesorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Akibatnya yang dapat timbul jika personal hygiene tidak teratasi diantaranya adalah gangguan membrane mukosa mulut, gatal-gatal, dan infeksi di beberapa bagian tubuh, serta gangguan integritas kulit dan gangguan fisik pada kuku. Selain dapat menimbulkan dampak fisik yang sudah disebut di atas, gangguan personal hygiene dapat pula menimbulkan dampak psikososial. Diantaranya adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman kebutuhan harga diri.

Peran perawat dalam mengatasi kurangnya pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada klien diantaranya adalah mempertahankan kebersihan klien dalam hal membersihkan bagian-bagian tubuhnya mencegah komplikasi atau timbulnya masalah lain akibat gangguan personal hygiene klien, memberi dukungan.

Rangkuman

Page 34: Modul 3 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

26 27

1. Latihan Soal

Petunjuk :

1. Peserta didik dalam melakukan latihan soal ini minimal 2 kali, pertama sebelum memulai proses pembelajaran pada modul 3 ini, kedua setelah pembelajaran pada modul ini

2. Peserta didik dalam menyawab latihan soal ini jujurlah pada diri anda, tidak langsung melihat kunci jawabannya .

3. Pilihlah jawaban yang paling benar yaitu A, B, C dan D

Kasus 2 :

Seorang perempuan, berumur 50 tahun dirawat di ruang perawatan penyakit dalam sudah 1 bulan , karena menderita perdarahan otak ( stroke) . Perempuan tersebut tidak sadar diri ( coma). Karena kondisinya segala aktifitas laki-laki tersebut seperti perawatan mandi dibantu perawat

1. Tujuan utama perawat membantu perawatan mandi pada klien adalah

A. Memelihara kebersihan klien C. Meningkatkan percaya diri klien

B. Memberikan rasa aman D. Meningkatkan psikologis klien

2. Penyebab perempuan tersebut tidak mampu melakukan personal hygiene adalah

A. Sosial-ekonomi klien C. Budaya klien

B. Status kesehatan klien D. Pengetahuan klien

Tes Formatif

Page 35: Modul 3 cetak

28 29

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

3. Pengkajian kulit yang harus diperhatikan saat perawat membantu klien mandi adalah.

A. Botak, ketombe, berkutu C. Keadaan mukosa. getah, ikterik

B. Tekstur, turgor, kelembapan D. Bentuk, ikterik, mukosa

4. Masalah yang kemungkinan terjadi bila pemenuhan kebutuhan mandi klien tidak dilakukan secara baik oleh perawat adalah.

A. Gangguan rasa aman C. Gangguan membran mukosa mulut

B. Kurangnya perawatan diri D. Gangguan integritas kulit

5. Kondisi klinis klien stroke terjadinya gangguan integritas kulit pada klien tersebut adalah

A. Koma C. Fraktur

B. Cancer D. Atropi

6. Tanda-tanda terjadinya gangguan integritas kulit pada klien tersebut adalah

A. Pruritus B. Atropi

B. Keadaan kotor D. Kontraktur

7. Intervensi keperawatan pada klien dengan gangguan integritas kulit adalah

A. Lakukan perawatan luka C. Lakukan perbaikan nutrisi

B. Monitor tanda-tanda vital D. Jaga intake- output

8. Melakukan perubahan posisi setiap 2 jam pada klien dengan gangguan integritas kulit, rasionalnya adalah

A. Memberikan rasa nyaman C. Memperlamabat peredaran darah

Page 36: Modul 3 cetak

28 29

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

B. Menghindari hipoksia jaringan D. Mencengah terjadinya infeksi

9. Immobilisasi yang lama pada klien dapat mengakibatkan kerusakan integritas pada kulit sepertu

A. Dekubitus B. Atropi

B. Kontraktur C. Infeksi

10. Setelah perawat melakukan perawatan luka pada klien dengan dekubitus, kreteria hasil yang harus dievaluasi adalah

A. Keadaan luka kulit bersih B. Kebersihan diri klien normal

B. Mencengah infeksi C. Mencengah komplikasi

Page 37: Modul 3 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

30 31

Kebutuhan aktifitas Persobal hygiene

1. B 1. A

2. C 2. B

3. D 3. B

4. C 4. D

5. A 5. A

6. C 6. A

7. A 7. A

8. D 8. B

9. B 9. A

10. C 10. A .

Kunci Jawaban

Page 38: Modul 3 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

30 31

Alman. 2000, Fundamental & Advanced Nursing Skill ,Canada, Delmar Thompson, Learning Publisher.

Asmadi. 2008, Teknik prosedural keperawatan,konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien, Salemba Medika, Jakarta

Azis Alimun .2006, Kebutuahan dasar manusia I , Salemba Medika, Jakarta

Elkin, et al .2000., Nursing Intervention and Clinical Skills, Aecond edt.

Kozier, B. 1995, Fundamental of Nursing: Concept Process and Practice, Ethics and Values, California, Addison Wesley

Perry,at al. 2005, Ketrampilan dan prosedur dasar,Kedokteran, EGC, Jakarta

Potter,P.1998, Fundamental of Nursing, Philadelphia, Lippincott

Tarwoto Wartonah.2006, Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3, Salemba Medika, Jakarta

Tim Poltekkes Depkes Jakarta III .2009, Panduan Praktek KDM, Salemba Medika, Jakarta

10. Tim Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, 2012, Modul pembelajaran KDM, Malang

11. Wahid,IM dan Nuruk, C. 2008, Kebutuhan dasar Manusia, teori dan aplikasi dalam praktek, Salemba Medika, Jakarta

Daftar Pustaka

Page 39: Modul 3 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

32 PB

Tes Sumatif

Petunjuk :

1. Peserta didik dalam menjawab latihan soal ini jujurlah pada diri anda, tidak langsung melihat kunci jawabannya .

2. Pilihlah jawaban yang paling benar yaitu A, B, C dan D

Kasus 1:

Seseorang klien perempuan, berumur 50 tahun, dirawat di ruang perawatan bedah karena menderita cedera. Karena cedera tersebut klien bedrest terus- menerus, sehingga klien mengalami kesulitan dalam pergerakan apalagi aktifitas. Pemeriksaan fisik kesadaran compos metis, keadaan umum lemah. Diagnosa medis fraktur femur dextra. Terapi : Traksi

1. Faktor yang mempengaruhi kurangnya pergerakan pada klien adalah ...

A. Keadaan umum lemah C. Patah tulang tibia (terapi Traksi)

B. Kesadaran compos metis D Keadaan umum lemah

2. Akibat fraktur femur, pasien mengalami betrest dalam waktu lama, hal ini bisa menyebabkan ...

A. Osteoporosis C. Nekrosis

B. Hipertropi otot D Kontraktur persendian

3. Masalah yang mungkin terjadi pada klien dengan faktur femur adalah ...

A. Gangguan mobilisasi C. Gangguan kesadaran

C. Gangguan nutrisi D. Gangguan cairan

Page 40: Modul 3 cetak

PB 33

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

4. Hal-hal yang perlu dikaji, sebelum saudara melatih range of movement pada pasien dengan kasus diatas adalah ...

A. Tingkat kesadaran pasien menurun C. Kelumpuhan atau paralisis

B. Kekuatan otot dan sendi D. Cedera pada tangan pasien

5. Tujuan saudara melatih ROM baik aktif maupun pasif pada pasien dengan fraktur femur adalah...

A. Menurunkan kenyamanan C. Meningkatkan komplikasi vaskuler

B. Menurunkan sirkulasi darah D. Mencengah kontraktur persendian

6. Posisi yang saudara berikan pada latihan ROM pasien dengan fraktur femur adalah ...

A. Terlentang C. Litotomi

B. Sim D. Dorsal recumbent

7. Saudara dalam melatih ROM pada klien dengan fraktur femur dextra sebelum dilakukan operasi tidak boleh melatih pada bagian ...

A. Pergelangan tangan dan siku dextra C. Bagian leher dan bahu

B. Pangkal paha dan paha dextra D. Pergelangan kaki dan jari kaki

8. Intervensi keperawatan pada klien dengan intoransi aktifitas adalah ...

A. Berikan aktifitas sesuai kebiasaan sebelum sakit

B. Catat intake-output

C. Bantu klien melakukan aktifitas secara bertahap

D. Bantu klien melakukan aktifitas sesuai keinginannya

Page 41: Modul 3 cetak

34 35

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

9. Indikasi pada pasien untuk dilakukan latihan jalan yang harus diketahui perawat adalah ...

A. Pasien post cedera C. Kesadaran menurun

B. Mobilisasi pasien meningkat D. Nyeri

10. Perubahan respon pasien yang perlu saudara observasi dan dicatat setelah melatih klien dengan aktifitas jalan adalah ...

A. Klien menunjukan peningkatan kelemahan

B. Klien menunjukan peningkatan immobilisasi

C. Klien menunjukan penurunan aktifitas

D. Klien menunjukan peningkatan aktifitas

Kasus 2 :

Seorang perempuan, berumur 40 tahun dirawat di ruang perawatan penyakit dalam sudah 1 bulan , karena menderita perdarahan otak ( stroke) . Perempuan tersebut tidak sadar diri (coma). Karena kondisinya segala pemenuhan personal hygiene untuk pasien tersebut dibantu perawat dan bekerja sama dengan keluarga.

1. Tujuan utama perawat membantu perawatan mandi pada klien adalah ...

A. Memenuhi personal hygiene C. Meningkatkan percaya diri klien

B. Memberikan rasa aman D. Meningkatkan psikologis klien

2. Alasan perempuan tersebut tidak mampu melakukan personal hygiene secara mandiri adalah ...

A. Sosial-ekonomi pasien C. Status kesehatan pasien

B. Ketidaktahuan pasien D. Pengetahuan Pasien

Page 42: Modul 3 cetak

34 35

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

3. Pengkajian kulit yang harus diperhatikan saat perawat membantu klien mandi dan perlu di catat adalah..

A. Botak, ketombe, berkutu C. Keadaan mukosa. getah, ikterik

B. Tekstur, turgor, kelembaban D. Bentuk, ikterik, mukosa

4. Indikasi saudara membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan mulut pada perempuan yang mengalami stroke adalah ...

A. Pasien dalam keadaan koma C. Pengetahuan pasien kurang

B. Mobilisasi pasien D. Gangguan pergerakan

5. Pada pasien dengan keadaan koma , sebaiknya setelah perawat dalam merawat mulut sebaiknya bibir pasien di berikan borak gliserin dengan tujuan ...

A. Memberikan rasa nyaman C. Supaya kelihatan cantik

B. Mencengah bibir kering dan pecah D. Mencengah infeksi

6. Pada pasien dengan keadaan koma, sebaiknya perawat dalam memenuhi kebersihan mulut dan gigi pasien dengan cara ...

A. Menyikat dengan bulu halus

B. Mulut dan gigi pasien tidak perlu dibersihkan

C. Menyikat dengan bulu kasar

D. Membersihkannya cukup dengan kassa lembab

7. Setelah perawat melakukan perawatan mulut dan gigi pada perempuan stroke ( koma), hasil yang harus dievaluasi adalah ....

A. Respon pasien merasa nyaman C. Gigi dan mulut bersih

B. Pasien percaya diri D. Infeksi tidak terjadi

Page 43: Modul 3 cetak

36 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

8. Sebelum saudara memotong kuku pada perempuan stroke (koma ) dengan kondisi kuku kotor dan tebal, sebaiknya kuku harus di rendah selama ...

A. ± 1 menit C. ± 2 menit

B. ± 3 menit D. Tidak perlu direndam dengan air hangat

9. Perawat dalam membantu membersihkan daerah genetalia pada pasien perempuan, posisi yang baik adalah ...

A. Terlentang C. Litotomi

B. Sim D. Dorsal recumbent

!0. Perawat saat membersihkan daerah genetalia wanita, langkah pertama yang harus dilakukan adalah ...

A. Membersihkan daerah labia mayora C. Membersihkan daerah rektum

B. Membersihkan daeran labio minora D. Membersihkan daerah uretra

Page 44: Modul 3 cetak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 37

Kasus 1 Kasus 2

1. C 1. A

2. D 2. C

3. A 3. B

4. B 4. A

5. D 5. B

6. A 6. D

7. C 7. C

8. C 8. B

9. A 9. D

10. D 10. A .

Kunci Jawaban Tes Sumatif