buletin swadesa cetak-1
TRANSCRIPT
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
(Hal. 33)
(Hal. 14)
(Hal. 24)
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Buletin Swadesa, Edisi-1 (Sept-Okt 2013) Diterbitkan oleh:
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
Provinsi Jawa Barat
Jln. Soekarno Hatta No.466 Bandung
bekerjasama dengan
RMC III PNPM Mandiri Perdesaan Jawa Barat
Jl. Batu Permata II No.1 Margacinta, Bandung
Antrian warga Desa Singajaya, Kec. Cibalong, Tasikmalaya
mengambil air di Bangunan Sarana Air Bersih yang dibangun oleh
PNPM Mandiri Perdesaan bersama Masyarakat TA 2012
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Informasi adalah unsur penting
pembentuk pengetahuan. Lima belas tahun
perjalanan PNPM Mandiri Perdesaan (PPK) di
Jawa Barat tentu bukan sekedar
penyampaian informasi dari pelaksanaan
best practice kegiatan.
Akan tetapi, bagaimana informasi
tersebut menjadi telaahan edukasi terhadap
pengambilan kebijakan pembangunan agar
semakin konsisten dalam memberdayakan
masyarakat secara terpadu dan
berkelanjutan.
Pada Tahun 2013, tidak kurang dari
4254 desa di 422 kecamatan dan 17
kabupaten di Jawa Barat ikut berpartisipasi.
Tentu banyak edukasi yang dihasilkan dari
program pemberdayaan bottom-up ini.
Dukungan PNPM Mandiri Perdesaan
terhadap pemerataan pembangunan di
perdesaan di Jawa Barat sangat jelas. Wilayah
selatan (pelosok) Garut, Tasikmalaya, Cianjur,
Sukabumi hingga ke DOB Pangandaran
dipastikan telah berkembang sejak
berpartisipasi.
Tidak hanya melalui penyediaan
infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan,
Posyandu dan sekolah, tetapi juga
pengembangan ekonomi rumah tangga
melalui program Usaha Ekonomi Produktif
dan Simpan Pinjam Perempuan (UEP/SPP).
Peningkatan kapasitas bagi aktor
pembangunan juga menjadi fokus PNPM
Mandiri Perdesaan. Selain pengurus BKAD, di
tingkat kecamatan juga diperkuat
kelembagaan seperti BKAD, BP-UPK, TPM,
TP2, PL dan kelembagaan strategis lainnya.
Tak bisa dipungkiri bahwa hadirnya
kelembagaan tersebut telah memicu
peningkatan partisipasi dan kontribusi
masyarakat dalam pembangunan daerah.
Tidak hanya melalui even perencanaan
seperti musrenbang, tetapi juga monitoring
terhadap kegiatan pembangunan.
Di tingkat desa tak ketinggalan.
Fasilitasi pembentukan kelembagaan seperti
TPK, KPMD, TP3, Kader Teknik dan lain
sebagainya mendorong pemerataan dan
percepatan pembangunan kawasan.
Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Gubernur Jawa Barat Ahmad
Heryawan selaku Pembina Provinsi, Drs. Arifin
Kertasaputra selaku Ketua Satker, dan PJO
Provinsi. Tak lupa kepada seluruh jajaran
RMC III Jawa Barat, Tim Faskab dan Satker di
17 kabupaten. Mari Gelorakan Semangat
Bangga Membangun Desa.
Salam Si Kompak..!!
2
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Jl. Batu Permata II No.1 Margacinta Bandung-Jawa Barat Email, [email protected] Website: www.pnpm-jabar.org
RAGAM SAJIAN
Pengantar 02
Gerbang Edukasi ;
Memeratakan Pembangunan dengan PNPM Mandiri Perdesaan Kesenjangan itu Masih Nyata 04 Solusi Pemberdayaan Desa 08 Penguatan Partisipasi Bawah 09 Memajukan Kaum Perempuan 10 Pembelajaran Masyarakat Peduli 11 Menebar Semangat Sauyunan 12 Untuk Kualitas Lebih Baik 13
Rekam Jejak: Jabar Skses Kawal PNPM Mandiri Perdesaan 14
Rangkuman Berita 17
Pro Desa: Pemprov bantu Gerai produk UEP/SPP 20
Cermin Mandiri: Pelestarian UPK Phase-out Bojongsoang 22
Kiprah Lingkungan; Air Solusi Kehidupan di Cibalong 24
Prakarsa : Perdes Pelestari Aset 26
Jejak Fasilitor: Tekad Baja untuk Jembatan Baja 28
Pojok Hukum: Melawan Korupsi dari Desa 31
Ruang Peduli: BKAD on the way 33
Edukasi: Bersama RBM Menyebar Informasi dan Edukasi 35
Derap Kader Desa: Membuang memble dengan menjadi KPMD 37
Gerak Perempuan 40
Resensi: Ketika Kader Desa menjadi Kepala Desa 42
ON-Motivasi: Penyakit Merasa 43
Profile 44
Saur Lembur 47
Good Shoot 48
Pemimpin Redaksi Ali Yasin-Spesialis KIE
Kontributor Fasilitator&Pelaku di 17 kabupaten
3
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Memeratakan Pembangunan
Dengan PNPM Mandiri Perdesaan
encapaian MDGs untuk
penurunan angka kematian anak
dan peningkatan kesehatan ibu
masih menjadi fokus pembangunan Jawa
Barat. Berdasar data BPS 2012, angka
kematian bayi (/1000 kelahiran hidup) di
angka 30, lebih tinggi dibanding target
RPJMN tahun 2014. Capaian bidang
pendidikan juga sama. Pada tahun 2012,
Angka Partisipasi Kasar untuk level SMP
dan SMA berada di rangking 23-26
(secara nasional).
Kemiskinan berikut
penanggulangannya menjadi isu strategis
di Jawa Barat. Tidak kurang dari 9,52%
dari total penduduk 44.548.521 jiwa
merupakan penduduk miskin. Sebagian
besar tinggal di lokasi pedesaan seperti
wilayah selatan Cianjur, Tasikmalaya,
Garut dan Sukabumi atau daerah
pantura seperti Karawang dan
Indramayu. Tak aneh bila sebagian dari
mereka memilih bermigrasi ke kota
ataupun keluar negeri (jadi TKI) untuk
mencari penghasilan yang lebih baik.
“Pemerataan pendidikan dan
kesehatan masih jadi tantangan
pembangunan di Jabar”, demikian kata
Armida S Alisjahbana, Menteri
PPN/Bappenas dalam Musrenbang
RPJMD tahun 2013-2018 di Hotel
Horison Bandung tanggal 10 September
2013 lalu. “Padahal, daerah jadi lini
terdepan dalam pelayanan masyarakat”
tandas guru besar UNPAD itu.
Pendidikan sebagai isu strategis
harus diperhatikan pemerataan dan
kualitasnya. “Pada tahun 2014
diharapkan tidak ada lagi ruang kelas
yang rusak” imbuhnya lagi. Penyebaran
tenaga medis juga penting mengingat
masih banyak terjadi kematian ibu dan
bayi di pelosok Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat Ahmad
Heryawan tidak menampik pernyataan
tersebut. “Sebenarnya SDM Jabar
mencukupi seperti halnya dokter dan
bidan, tetapi persebaran ke daerah
terpencil (pelosok) harus diakui kurang
merata” terangnya. „Saat ini, kami
P
4
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
sedang merancang konsep strategis
pelibatan peran pemerintah kabupaten
agar lebih optimal”, lanjutnya.
Pada dasarnya pembangunan di
Jawa Barat mengalami kemajuan
beberapa tahun terakhir. Jumlah
penduduk miskin yang sebelumnya di
angka 10,65% (2011) sekarang ini turun
menjadi 9,52% (per Maret 2013).
Prosentase penduduk miskin di
wilayah pedesaan juga turun sebesar
0,83% (Data BPS, 2012). “Tingkat
pengangguran terbuka turun dari
angka 12,08% (2008) menjadi 9,08%
(2012)”, ungkap Prof. Dr. Deny Juanda,
Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat.
Spirit Sauyunan Ngawangun Desa Aparat pemerintah & masy. Sauyunan dalam kegiatan fisik di PNPM MPd Kab. Ciamis
5
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Pemerataan pembangunan dan
kawasan memang menjadi prinsip dasar
kebijakan. Gubernur Ahmad Heryawan
dalam rancangan RPJMD tahun 2013-
2018 telah menetapkan visi Pemerintah
Provinsi yaitu Jawa Barat Maju dan
Sejahtera untuk semua.
Kata “untuk semua” diartikan
sebagai kondisi dimana hasil
pembangunan dapat dirasakan oleh
seluruh lapisan, elemen dan komponen
masyarakat di 27 kabupaten/kota.
Kesenjangan sebagai persoalan
pembangunan Jawa Barat akan
diselesaikan dengan inovasi
perencanaan, Penerapan RKPD Jawa
Barat online 2101, km-O pro poor, dan
Rencana Aksi Multipihak Implementasi
Pekerjaan sebagai dukungan lintas sektor
diharapkan bisa memacu percepatan
pemerataan. “pelibatan masyarakat
berbasis penguatan aktor lokal akan
diutamakan”, ujar Prof. Dr.Deny Juanda.
Penjabaran visi Jawa Barat
melalui delapan fokus pembangunan
seperti pendidikan, kesehatan,
infrastruktur, ekonomi pertanian dan
bidang pembangunan multisektor yaitu
penanggulangan kemiskinan.
Melalui usulan kegiatan prioritas
dengan mengacu 10 common goals,
Pmerintah Provinsi telah menerapkan
Jabar bebas putus jenjang sekolah
melalui pemberian beasiswa, rehab
6
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
sekolah, tunjangan guru swasta dan lain
sebagainya.
Pemenuhan pelayanan dasar
kesehatan ibu dan anak juga telah
ditingkatkan melalui revitalisasi 500 unit
posyandu, penyediaan dokter dan bidan,
penanggulangan gizi buruk dan
penyediaan alat kesehatan. “pelatihan
kader kesehatan, bantuan operasional,
pembenahan
sistem
informasi
posyandu juga
menjadi
garapan
serius
Pemprov”,
terang Drs.
Arifin
Kertasaputra,
Kepala
BPMPD Jawa Barat.
Di bidang infrastruktur, Pemprov
juga mengalokasikan bantuan untuk
pembangunan infrastruktur di 5321 desa
di Jawa Barat. “tidak hanya melalui
program Raksa Desa dan Desa Mandiri
Peradaban sebagai bantuan
infrastruktur, tetapi juga kegiatan
peningkatan kapasitas aparatur
pemerintah desa”, tutur mantan Sekda
Karawang itu.
Pemprov Jawa Barat bertekad
untuk membangun keterkaitan pelaku
dan sumber daya lokal yang dimiliki.
Tujuannya agar masyarakat lebih optimal
berperan dalam pembangunan. “untuk
itu, pelaku pembangunan seperti halnya
pengurus UPK, Pendamping Lokal dan
aktor
pembangunan
lainnya juga
telah
ditingkatkan
kapasitasnya
melalui
bimbingan
teknis”, terang
Drs. Arifin
Kertasaputra,
Kepala
BPMPD Provinsi Jawa Barat (20/09).
Banyak praktisi sepakat bahwa
pemerataan pembangunan di perdesaan
telah meningkatkan capaian IPM (Indeks
Pembangunan Manusia) secara
signifikan. Terbukti, pada tahun 2012
IPM Jawa Barat menjadi 73,19 poin pada
tahun 2011 menjadi 72,32 73,19 poin.
Bangunan PoskesdesPNPM MPd Desa Buana Mekar, Cibugel, Sumedang
7
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
“dengan berkembangnya desa
menjadi lokasi mandiri, maka laju
urbanisasi dapat ditekan”, terang
Ahmad Heryawan dalam acara Gubernur
Saba Desa.
Solusi Pemberdayaan Desa Pemberdayaan merupakan
instrumen ampuh untuk menyadarkan
masyarakat miskin tentang potensi dan
sumberdaya yang dimiliki. Selanjutnya,
mereka terdorong untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan pembangunan.
Banyak ahli sepakat, penanggulangan
kemiskinan tidak cukup hanya dengan
memberikan bantuan material, tetapi
juga peningkatan kualitas hidup
termasuk mindset.
PNPM Mandiri Perdesaan yang
hadir di Provinsi Jawa Barat sejak tahun
1998 (kala itu bernama Program
Pengembangan Kecamatan), terbukti
menjadi pendorong meningkatnya
kualitas dan kuantitas masyarakat
perdesaan Jawa Barat. Tidak hanya di
bidang infrastruktur dan perekomian,
tetapi juga perubahan perilaku melalui
pelatihan intensif masyarakat.
Pelaksanaan PNPM Mandiri
Perdesaan bertumpu pada pendekatan
partisipatif (utamanya RTM dan kaum
perempuan). “masyarakat di desa saya
menjadi melek perencanaan contohnya
musdus, musdes atau musrenbangdes”,
ujar Pipip Wuryana, Kades
Margalaksana, Kec. Salawu Tasikmalaya
yang bulan Juni lalu mendapat
penghargaan desa partisipatif.
Penguatan kapasitas kelembagaan
masyarakat juga terfasilitasi oleh PNPM
Mandiri Perdesaan. BKAD misalnya,
sebagai lembaga kerjasama antar desa,
perannya dianggap penting karena akses
yang berhasil dibangun oleh PNPM
Mandiri Perdesaan. ”Sebagai pengurus,
saya terbiasa mengikuti musrenbang
dari tingkat desa, kecamatan hingga
kabupaten”, kata Otong Hasbana, Ketua
Kaum Perempuan Desa Linggapora, Kawali-Ciamis bekerjasama dalam rehab jalan desa sepanjang 1075 mtr
8
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
BKAD Kadugede kuningan yang juga
mendapat penghargaan Sikompak Award
nasional beberapa waktu lalu (18/06).
Untuk
memeratakan
pembangunan
di perdesaan,
sejak tahun
1998 PNPM
Mandiri
Perdesaan telah
menjangkau
ribuan desa di
Jawa Barat.
Pada tahun 2013
saja, tidak
kurang dari
4254 desa di
422 kecamatan 17 kabupaten menjadi
lokasi sasaran. Daerah sulit seperti
halnya Rumpin (Bogor), Cidaun
(Cianjur), Langkaplancar (Pangandaran)
dan daerah sulit lainnya telah digarap
dengan baik dan terpadu.
Kurun waktu Tahun 1998 s/d
2013, alokasi BLM PNPM Mandiri
Perdesaan di Jawa Barat mencapai Rp.
4.104.465.390.000,-. Alokasi dana
tersebut telah dimanfaatkan untuk
pembangunan sarana-prasarana dasar
yang totalnya 85.670 unit lebih. Dalam
pengerjaannya, kegiatan tersebut telah
menyerap sekurang-kurangnya
12.593.080
HOK (Hari
Orang Kerja).
Apabila
ditotal, telah
terbangun
jalan desa
sepanjang
11.105 km,
1737 unit
jembatan, 783
unit pasar
desa, 2276 unit
MCK umum
dan 1329 unit
bangunan irigasi yang total panjangnya
1118 km. Karena bersifat bottom-up
(usulan partisipatif), dapat dipastikan
bahwa kegiatan sarana-prasarana
tersebut sesuai dengan kebutuhan
mendasar masyarakat setempat.
Demikian halnya peningkatan
akses masyarakat terhadap layanan
Kerjabakti warga desa Tanjungsiang-Subang Dalam pembukaan jalan desa (PNPM MPd TA 2012)
9
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
pendidikan dan kesehatan. “selama 15
tahun, tidak kurang dari 8.158 unit
sekolah baru, pemberian beasiswa
untuk 2.977 siswa dan pendirian 6.049
unit Pos Kesehatan Desa telah
dibangun”, terang Puji Wiraatmaja,
Spesialis Infrastruktur RMC III.
Persoalannya bukan semata-mata
pada penyediaan dana BLM, tetapi
bagaimanakah masyarakat terlibat aktif
dalam perencanaan, pelaksanaan
(swadaya) hingga ke pelestariannya.
Melalui adanya penggalian
gagasan, perencanaan partisipatif
dari tingkat RT/dusun, sense of
belonging lebih tercipta. “tumbuhnya
semangat kebersamaan adalah
modal utama pembangunan,” ujar
PJO provinsi (10/09).
Data BPS 2012 menyebutkan,
42% penduduk miskin Jawa Barat
berada di perdesaan. Persoalan serius
mereka adalah terbatasnya akses
permodalan usaha. Jebakan rentenir
masih mendominasi wilayah perdesaan
mulai dari Kab. Bogor, Karawang,
Indramayu hingga cianjur. Dengan
alasan klasik yaitu tanpa agunan,
kegiatan rentenir cukup menjamur
meskipun masyarakat sadar akan resiko
bunga yang begitu tinggi.
Program Usaha Ekonomi
Produktif dan Simpan Pinjam
Perempuan atau lebih dikenal UEP/SPP,
PNPM Mandiri Perdesaan menjawa
persoalan tersebut. Tanpa agunan serta
dengan bunga nan rendah, masyarakat
miskin difasilitasi untuk mendapatkan
modal. Syarat utamanya berkelompok
agar terjadi kontrol dan ikatan
kebersamaan.
Menurut penelitian, Kaum
perempuan dikenal tangguh (telaten)
dalam pengurangan resiko kemiskinan di
tingkat keluarga. Menjawab hal itu,
PNPM MPd memberikan akses khusus
Kelompok SPP Pengrajin Opak, binaan UPK Tanjungsiang-SUBANG
Memajukan Kaum Perempuan
10
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
baik dalam kegiatan musyawarah
ataupun permodalan (khusus
perempuan) yang dikenal dengan SPP.
Hasilnya bisa dikatakan sangat
positif. Dari alokasi modal UEP sebesar
Rp.71.038.408.393,- saat ini telah
berkembang menjadi Rp.
120.636.390.287,-.Pun halnya program
SPP, dari modal Rp.507.571.502.189,-
kini menjadi Rp.724.460.818.667,-.
Tidak kurang dari 101.082 kelompok
usaha di 4254 desa di Jawa Barat telah
terlayani.
Perkembangan tersebut
menyimpulkan bahwa masyarakat lebih
mudah didorong kemajuan usahanya
dengan berkelompok. Pada saat ini tidak
kurang dari 438 kantor UPK (termasuk
phase-out) menjadi mitra permodalan
masyarakat miskin. “tidak sedikit pula
UPK yang memiliki saldo perguliran
diatas Rp. 7 milyar”, terang Rohman,
spesialis MIS RMC. Pembelajaran masyarakat peduli
Inti pemerataan pembangunan
bukan hanya menyangkut pendanaan,
tetapi juga bagaimana menciptakan
kader/pelaku pembangunan di
perdesaan. Selama ini, pembangunan
sering dibebankan pada pemangku
kepentingan seperti halnya pemerintah
desa.
“Pekerjaan pemerintah desa
semakin terbantu dengan adanya
pelaku seperti halnya TPK, KPMD,
Kader teknis dan lain sebagainya”,
terang Pipip Wuryana, Kades
Margalaksana (10/06).
Berdasar data yang dihimpun MIS
RMC, sampai dengan tahun 2013, PNPM
MPd di Jabar berhasil mendidik 42.500
orang Kader Pemberdayaan Masyarakat.
Mereka adalah tenaga terlatih yang
mengurusi usulan, pelaksanaan hingga
pengawasan pembangunan.
Tak hanya itu, sekitar 1.266 orang
menjadi Pengurus UPK di 422
kecamatan lebih. Berbagai kelembagaan
Anggota Kelompok SPP Pisang, Desa
Jatiserang, Panyingkiran, Majalengka
11
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
seperti BKAD, BP-UPK, TP2, TV, TP3
dan kelembagaan lain, membuat
masyarakat desa tergerak untuk
memajukan desanya secara mandiri.
Pada Tahun 2013, PNPM Mandiri
Perdesaan mengalokasikan dana tidak
kurang dari Rp. 5 milyar untuk berbagai
pelatihan peningkatan kapasitas aktor
pembangunan perdesaan tersebut.
Pembelajaran terhadap
masyarakat memang menjadi fokus
PNPM Mandiri Perdesaan. Melalui
fasilitasi pembentukan Pokja RBM
(Ruang Belajar Masyarakat) di tingkat
kabupaten maupun kecamatan, saat ini
sudah tak aneh jika terdapat kader
pembangunan desa yang menguasai
masalah teknis, perencanaan, hingga ke
masalah hukum dan advokasi.
“Beberapa kader RBM turut aktif
dalam penyebarluasan informasi
PNPM, bahkan tak sedikit yang berhasil
menanganani kasus korupsi seperti
halnya di Panjalu”, kata Sutarjo,
Fasilitator Ciamis.
Menebar Semangat Sauyunan
Hadirnya PNPM Mandiri
Perdesaan di 4254 desa di 17 kabupaten
Jawa Barat mendapat sambutan baik
pemerintah daerah. Pemenuhan cost
sharing atau DDUB tidak menjadi beban.
Bahkan, beberapa kabupaten seperti
halnya Bandung menambah dana dari
5% ketentuan minimalnya. “Total dana
cost sharing TA 2013 mencapai
Rp.33.487.100.000,-“, ujar Rohman,
Spesialis MIS.
Selain cost sharing, penyediaan
dana PAP menjadi bukti dukungan
positif pemerintah kabupaten. Semua itu
bermula pada pengakuan terhadap
pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
di wilayahnya.
Pimpinan daerah sekelas Bupati
Bogor, Purwakarta, Cianjur, Kuningan
dan kabupaten lain, tak merasa segan
untuk meresmikan hasil kegiatan fisik
apakah itu jalan desa, posyandu,
madrasah dan sarana lainnya.
Dukungan terhadap kegiatan
PNPM Mandiri Perdesaan juga diberikan
oleh masyarakat desa. Tak peduli miskin,
mereka berlomba menyumbangkan aset
yang dimiliki.
Tidak hanya tenaga, pikiran
ataupun makanan, tetapi juga hibah
tanah dan aset berharga lainnya. “dalam
prasasti selalu disebutkan besaran
swadaya yang disumbangkan dan
12
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
itulah keberhasilan membangun
kepedulian”, kata Puji Wiraatmaja,
Spesialis Infrastruktur.
Untuk Kualitas Lebih Baik
Sebagai program pemberdayaan
yang bertumpu pada pembangunan
manusia, PNPM Mandiri Perdesaan di
provinsi Jawa Barat juga berfokus pada
upaya peningkatan kualitas hidup
manusia atau Human Development
Indeks.
Tak hanya melalui pelatihan
masyarakat, tetapi juga melalui
penyediaan sarana-prasarana yang
berkorelasi terhadap pengurangan angka
buta aksara, kematian ibu dan bayi, dan
problem penghambat kemajuan manusia
lainnya.
Melalui penyediaan sarana-
prasarana dasar seperti Posyandu, MCK,
ambulan, Polindes diharapkan derajat
kesehatan masyarakat desa meningkat
signifikan. Apalagi, sarana-prasarana
tersebut sesuai dengan apa yang mereka
inginkan.
Pun halnya penyediaan sekolah,
PAUD, madrasah, Taman Kanak-kanah,
dan fasilitas pendidikan strategis lainnya
ditargetkan menjadi pendorong derajat
level maupun kualitas pendidikan
masyarakat desa.
(TA 2011) Warga Desa Ciceret-Cigaronggong, Kec.Cibalong- Garut, bergotong royong mengangkat batu sungai untuk pembuatan saluran irigasi (P:1530 m) sebagai pengairan 25 ha sawah (BLM Rp.282 juta, swadaya Rp.4,5 juta).
13
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
BPMPD Jawa Barat Sukses
Mengawal PNPM Mandiri
Perdesaan
Selasa, 18 Juni 2013, menjadi hari
bersejarah bagi Provinsi Jawa Barat,
khususnya dalam pelaksanaan PNPM
Mandiri Perdesaan. Sekian lama dinanti,
Jawa Barat dinobatkan sebagai
pemenang nasional Anugerah Si Kompak
Award 2013. Tak tanggung-tanggung,
dua kategori berhasil diraih bersamaan
di tahun 2013.
Dua kategori tersebut adalah
Pertama, untuk bidang Kelembagaan,
Kemitraan dan Kerjasama serta Peran
dan Fungsi BKAD (Badan Kerjasama
Antar Desa) yang diraih Kecamatan
Kadugede, Kab. Kuningan. Kedua, untuk
bidang PPD (Perencanaan Pembangunan
Desa) yang diraih Desa Margalaksana,
Kec. Salawu Kab. Tasikmalaya.
Di hadapan puluhan Bupati,
Kepala BPMPD provinsi, Kepala BPMPD
Kabupaten, PJO prov dan PJOkab se-
Indonesia, piala cantik berwarna kuning
keemasan itu diserahkan langsung oleh
Mendagri Gamawan Fauzi. Penerima
14
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
piala dari Jawa Barat adalah Sdr. Otong
Hasbana (Ketua BKAD Kadugede) dan
Pipip Wuryana (Kades Margalaksana).
Hadir menemani kedua penerima
piala tersebut Kepala BPMPD provinsi
Jawa Barat Drs. Arifin Kertasaputra dan
Drs. Moh Edi Junaedi selaku
PJO provinsi PNPM Mandiri
Perdesaan Jawa Barat. Kab.
Tasikmalaya dan Bupati serta
tim Satker BPMPD Kab.
Kuningan.
Tepuk tangan meriah
mewarnai penghargaan yang
turut disaksikan Menko Kesra
Agung Laksono, Sujana
Rohyat selaku Deputi Bidang
Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Menko Kesra,
Tarmizi A Karim selaku
Dirjen PMD Kemendagri
serta beberapa pejabat
kementrian lainnya.
Sebagai penerima
anugerah, Otong Hasbana merasa
bangga sekaligus terharus dengan
penganugerahan tersebut. “Ini
merupakan prestasi, tapi sekaligus
beban bagi pengurus BKAD untuk
bekerja lebih baik”, tegasnya.
Pernyataan senada juga
disampaikan Pipip Wuryana. “meskipun
awalnya nggak pede mas, tapi dengan
penganugerahan piala ini saya optimis
kedepannya desa kami akan lebih baik”,
paparnya.
Penganuegarahan Si Kompak
Award Tahun 2013 yang bertempat di
Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta itu,
mendapat sambutan meriah karena
dalam sambutannya Menko Kesra Agung
Laksono menyatakan bahwa PNPM
15
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Produk Klp. SPP Burung Nuri binaan UPK Bojong, Purwakarta. Produk
berbahan baku aren dan dijual Rp.15 ribu per pack ini telah dipasarkan di
Purwakarta, Subang, Karawang
Mandiri Perdesaan adalah program
terbaik yang harus dilanjutkan.
Dalam kesempatan itu pula,
Gubernur Ahmad Heryawan dinobatkan
sebagai pembina PNPM Mandiri
Perdesaan terbaik di tingkat provinsi.
Dukungan pendanaan APBD berupa
PAP, pembuatan gerai produk UPK
ataupun program pemberdayaan desa
yang sejenis telah mengantarkan hal itu.
Setelah terbebas dari jerat
rentenir, rumah tangga miskin di
perdesaan Jawa Barat difasilitasi dengan
kemudahan akses meminjam modal
usaha di UPK. Tahap selanjutnya adalah
menguatkan produk mereka dengan
dukungan pemasaran.
Gerai adalah salah satu program
masterpiece pemprov terhadap
pemasaran produk usaha kelompok
peminjam SPP/UEP. Gerai juga menjadi
media peningkatan kapasitas manajemen
usaha melalui berbagai pelatihan yang
dibuat secara terpadu.
“Sewaktu kami berkunjung ke
daerah (desa), masyarakat selalu
mengharapkan agar PNPM Mandiri
Perdesaan diteruskan”, terang Gubernur
kelahiran Sukabumi tersebut.
“Masyarakat bisa merasakan hasil
positif kegiatan fisik, pendidikan
maupun kesehatan”, tegasnya.
Keripik Singkong, Kacang Asin, Krupuk Jagung
produk kelompok SPP di Kab. Majalengka. Telah
dijual ke pasar lokal (Cigasong, Cikijing dsb)
16
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Selasa, 17/09/2013. Majelis Hakim
Pengadilan Tipikor Bandung
menjatuhkan vonis terhadap mantan
pengurus UPK Malangbong Garut
periode 2007-2010. Lilis (eks Ketua)
dan Haris (eks Sekretaris) divonis 1,6
tahun pidana kurungan sedangkan Ida
Widaningsih (eks Bendahara) divonis
2,6 tahun, menyusul korupsi dana UPK
sebesar Rp.1,1 milyar yang berhasil
dibuktikan oleh JPU di persidangan
Sukabumi. Koswara Awaludin, 43 th, mantan ketua UPK Caringin Kab. Sukabumi, ditangkap Kejari Cibadak Kamis malam 20/09/2013. Sebelumnya, lelaki asal desa Caringin itu dinyatakan DPO setelah tiga kali pemanggilan tidak dipenuhi. Penangkapan dilakukan oleh Kejari bekerjasama Satreskrim Polres Sukabumi menyusul dugaan hilangnya dana PNPM Mandiri Perdesaan Kec. Caringin sebesar Rp.1,2 milyar berdasar audit tim gabungan RMC dan NMC pada tahun 2011.
17
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Karawang, (Jumat, 20/09/2013)
Kepala BPMPD Jawa Barat, Drs.
Arifin Kertasaputra meresmikan
kantor baru UPK Tirtamulya Kab.
Karawang. Dalam sambutannya,
mantan sekda Karawang itu
menegaskan pentingnya pelayanan
maksimal UPK terhadap masyarakat
miskin agar lebih sejahtera bersama
PNPM Mandiri Perdesaan.
Kamis, 19/09/2013. BPMPD Jawa
Barat menggelar Rakor khusus
bertema “evaluasi percepatan
penyerapan dana PNPM MPd TA
2013”. Selain perwakilan Satker
Kabupaten dan Faskab, acara
tersebut juga dihadiri tim Satker
PMD Kemendagri, NMC dan RMC
Jakarta. Tidak hanya menyangkut
BLM, rakorsus juga
mengidentifikasi status fasilitator
dan pelaku yang masuk DCT
Pemilu 2014.
18
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
27/09/2013. Bintek Pendamping Lokal. Upaya peningkatan kapasitas pelaku pembangunan di perdesaan difasilitasi BPMPD Jawa Barat dengan penyelenggaraan Bimtek (Bimbingan Teknis). Seluruh PL di 422 kecamatan lokasi PNPM Mandiri Perdesaan dilatih berbagai kompetensi penting menyangkut manajemen keuangan program, pendampingan sarana-prasana, serta pengawasan perencanaan desa. Bintek dilakukan dengan sistem kluster (Cirebon, Tasikmalaya, Bekasi, Lembang, dan Purwakarta)
Bandung, 28/09/2013. Satker
BPMPD Jawa Barat bekerjasama
dengan Tim RMC menggelar
seleksi Fasilitator Kabupaten di
aula BPMPD Jawa Barat. Seleksi
yang digelar sehari penuh itu
menyusul kekosongan di dua
tempat yaitu Garut dan
Karawang. Tujuh asisten Faskab
mengikuti seleksi tersebut. Pada
hari yang sama juga digelar
seleksi untuk mengisi kekosongan
tiga orang asisten Faskab.
19
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Pemprov Jawa Barat Bantu
Pembuatan Gerai Produk
kelompok SPP/UEP
embukaan akses permodalan PNPM Mandiri Perdesaan telah mendorong
perkembangan dunia usaha di perdesaan. Melalui program UEP/SPP, mayarakat yang semula miskin difasilitasi untuk bangkit.
Secara berkelompok mereka diberi kesempatan mendapat pinjaman tanpa agunan. 15 tahun perkembanganya di Jawa Barat, tidak kurang dari 101.082 kelompok UEP/SPP berkembang dengan aneka produk maupun jasanya.
Sudah jamak terjadi bahwa pemasaran produk usaha di perdesaan bersifat konvensional. Manajemen yang dikembangkanyapun ala kadarnya yang berpengaruh pada kurang berkembangnya usaha. Situasi inilah yang mendasari Pemerintah provinsi Jawa Barat mengambil langkah taktis. Salah satunya dengan pengalokasian Rp.1 milyar/kabupaten untuk pembuatan Gerai.
Gerai tersebut dimaksudkan sebagai fasilitas promosi bagi aneka produk dan jasa kelompok usaha binaan PNPM Mandiri Perdesaan. Tak hanya itu, pembinaan usaha juga akan diberikan karena di gerai tersebut terdapat ruang pelatihan pengembangan usaha kelompok. “kami optimis, setelah
produk dipasarkan digerai nantinya akan menambah angka penjualan usaha kelompok”, terang Drs. Arifin Kertasaputra, Kepala BPMPD Jawa Barat.
UPK Tanjungkerta Sumedang sudah mempraktekan hal tersebut. Dengan bantuan promosi baik melalui etalase, even dan jaringan pemasaran lain, kelompok penghasil ayam panggang di kecamatan
P
20
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
tersebut sekarang ini berkembang cukup pesat. “dikarenakan banyak orang tahu dan merasa cocok rasa, mungkin juga harganya, akhirnya banyak yang pesan”, ujar Drs. Arifin Kertasaputra.
Pada tahun 2013, sudah tiga kabupaten yang memulai pengerjaan pembuatan gerai yaitu Majalengka, Sumedang dan juga Purwakarta. Gerai tersebut menempati lahan tidak kurang 1000 meter persegi. Desain yang ditentukan, selain berupa outlet/etalase, juga tempat pelatihan (capacity building).
Etalase nantinya berfungsi sebagai media pemasar berbagai produk yang originial memang produksi kelompok peminjam SPP/UEP. Contohnya, kecimping, opak, asinan, dodol, bambu kreatif dan lain sebagainya. “di satu kabupaten nantinya terdapat puluhan hingga ratusan produk”, tegas Drs. Arifin Kertasaputra. Penyediaan ruang pelatihan juga dimaksudkan sebagai penguat hal tersebut. Berdasar studi, tak sedikit kelompok peminjam SPP/UEP yang berkebutuhan dalam pelatihan seperti teknik packaging, manajemen usaha, strategi pemasaran dan lain sebagainya. Disinilah perlunya dukungan antarpihak khususnya dari SKPD/OPD kabupaten diharapkan muncul. Contoh dari Dinas Koperasi, UMKM, Perindag dan SKPD
lain yang memiliki misi program yang sama. Sebagaimana prinsip PNPM Mandiri Perdesaan, maka dukungan lintas sektor diperlukan termasuk dalam pengoptimalan gerai. Disitulah pentingnya prakarsa dan dukungan lokal.
Proses pengerjaan bangunan Gerai Produk Kelompok SPP/UEP di Tomo Kab.Sumedang
21
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Bertahan Pada Asa Tersisa *
(Strategi pelestarian UPK Phase-Out
Bojongsoang-Kab.Bandung)
Bertahan di masa phase-out bukan
pekerjaan mudah. Tidak adanya suntikan
BLM membuat lemas. Lunturnya
komitmen juga menjadi problem.
Di beberapa lokasi, phase-out
menjadi awal ketidakberlanjutan
kegiatan. Kegiatan perguliran
dana simpan-pinjam sebagai
warisan PPK/PNPM Mandiri
Perdesaan akhirnya tinggal cerita.
Namun cerita tersebut tak
dialami UPK Sauyunan
Bojongsoang yang dibentuk
Desember 2001 lalu. Setelah
dinyatakan phase-out pada tahun
2007, UPK yang diketuai Agus
Surahman itu mencoba bertahan
meski dengan status keuangan defisit Rp.
60 juta. Kala itu, pinjaman bermasalah
mencapai Rp. 503.649.999,-. Anggapan
hibah terhadap dana tersebut menjadi
tantangan berat pemulihannya.
Agus Surahman, dibantu Ipin
Aripin (Ketua BKAD), Puji Setya (Ketua
BP-UPK), dan Cucu Barmana (Tim
Verifikasi) membenahi anggapan salah
tersebut. Meski tak seluruhnya berhasil,
Agus bersama pengurus lain tetap
melakukan perguliran. Disamping
penyelenggaraan MAD, pengurus juga
aktif koordinasi dengan Ibu Lilis, PJOK.
Alhasil sampai saat ini terlayani 34
kelompok SPP.
Pelayanan dan pembinaan
terhadap 34 kelompok itulah yang
menyemangati pengurus hingga kini.
Tekad untuk melestarikan aset tersebut
menjadi energi yang terus menyala.
“Meskipun perolehan jasa tak seberapa,
bagi kami yang penting masyarakat
Pembinaan kelompok peminjam SPP di Bojongsoang
22
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
miskin tetap terlayani modal
usahanya”, ungkap Agus yang menjadi
Ketua UPK sejak tahun 2004 itu.
Phase-out memang masa berat berat. Harapan untuk mendapatkan suntikan modal BLM bisa dikata tidak pernah didapat. Namun, bemodal visi
sebagai lembaga peningkat kesejahteraan masyarakat melalui pelestarian PPK, pengurus UPK terus berupaya menjalankan kegiatan perguliran dari sisa dana yang ada. Pada tahun 2007, sebagai tahun awal phase-out, kondisi keuangan UPK defisit tidak kurang dari Rp.60 juta
Tekad itulah yang menghidupkan
spirit kemandirian. Atas konsistensi
itulah, pada tahun 2012 UPK Sauyunan
mendapat Anugerah Si Kompak Award
untuk kategori Phase-out dari Pemkab
Bandung.
Agus yang pernah mengetuai
Forum UPK kab. Bandung
menyatakan bahwa UEP/SPP
adalah warisan yang
bermanfaat bagi orang miskin
di perdesaan. Menurutnya,
program tersebut mampu
menjawab kebutuhan pokok
permodalan. (*Agus Sr)
Bupati Bandung Dadang Naser memberikan piala
Si kompak kepada pengurus UPK phase-out
Bojongsoang (Th.2012)
“Program UEP/SPP adalah warisan yang bermanfaat bagi orang miskin dan karenanya
harus dilestarikan” (Agus Surahman)
23
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Air Solusi Kehidupan (Oleh : Mahmud Yusuf, S.Fil, sekretaris UPK Cibalong)
Air adalah senyawa penting
kehidupan. Tak hanya untuk minum,
tetapi juga untuk pertanian, peternakan
dan penghidupan lainnya. Di bumi,
tersedia air tidak kurang dari 1,4 triliun
kilometer kubik (330 juta mil³).
Sayangnya, air kadang tak bersahabat.
Melimpah di musim penghujan dan
menghilang di musim kemarau. Iklim tak
beraturan yang diperparah dengan
minimnya daerah tangkapan air menjadi
pemicu kelangkaannya.
Keadaan itu mengusik warga
Singalancap, Desa Singajaya, Kec.
Cibalong Kab.Tasikmalaya. Dikelilingi
pegunungan, warga memang alami
kesulitan air bersih. Sumber air berada di
sungai sejauh 300 meter dengan
ketinggian 50 mtr, maka bagi warga yang
tidak kuat mengangkut harus merogoh
kocek. “uang Rp. 25 ribu hanya setara
dengan 175 liter air sedangkan
kebutuhannya rata-ratanya 875 liter”,
kata Ustad Rouf, warga setempat.
Warga Ds.Singajaya gotong royong kerjakan SAB
untuk pemenuhan air bersih di rumah mereka
24
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Penggunaan diesel pernah dicoba. Hasilnya tak seberapa karena kemiringannya mencapai 70 derajat. Pun demikian, warga tetap menginginkan pompanisasi. Pada tahun 2009, usulan tersebut dalam musdes dikalahkan oleh pembangunan jalan, madrasah dan MCK. “tak putus asa warga mengusulkan lagi dan hasilnya pada tanggal 11 mei 2010 masuk dalam penetapan RKP Desa”, tutur Yusuf yang kini menjadi sekretaris UPK Cibalong.
Pada tanggal 22 Januari 2011 dilakukan rembug kesanggupan dan terkumpulah swadaya sebesar Rp. 13.755.750,-. Setelah diverifikasi, pada acara MAD penetapan tangga 28 April 2011, usulan pompanisasi masuk dalam SPC dengan alokasi BLM sebesar Rp. 115.798.600,- . Usulan semula untuk Singalancap diperluas untuk kampung Banceuy dan Rancamulya. TPK yang
diketuai Endang Supriyadi bergerak cepat merealisasi dana tersebut.
Warga bahu membahu bersama KPMD dan Pemerintah Desa. Setelah 86 hari pengerjaan, pompanisasi di-MDST-kan. Bersamaan itu pula dibentuk Tim Pemelihara dengan komposisi Andung (ketua), neneng (sekretaris), Eet
(Bendahara), Ujang
(operator mesin).
Dengan iuran Rp.250,-
/liter, sampai bulan Oktober 2012, kas Tim
pemelihara mencapai Rp. 10.000.000,-.
Kas tersebut untuk
pemeliharaan mesin dan jaringan.
Saat ini, bangunan sarana air
bersih telah dinikmati tidak kurang 140
KK 586 warga. Daden A Solihin, Kades
Singajaya menyatakan rasa syukurnya.
“Saya berharap Kampung Singalancap
jadi percontohan pengelolaan air
dengan pembuatan PERDES”,
terangnya.
Ramai Warga mengambil air dari SAB PNPM MPd
Desa Singajaya, Cibalong, Tasikmalaya
25
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
SAB Desa Haurkuning, digunakan 400 KK di 4 Dusun
Perdes Sebagai Pelestari Aset
esa Haurkuning, Kec.
Nusaherang Kab. Kuningan
merupakan desa koservasi
karena berdekatan dengan hutan
lindung. Di sana terdapat banyak potensi
sumber mata air. Namun ironis, warga
sering kesulitan
air bersih.
Desa
yang terletak 20
km dari ibukota
Kuningan ini
sejak tahun
1982,
sesungguhnya
telah dibangun
SAB (Sarana Air
Bersih). Tetapi,
kerusakan tak
pernah
diperbaiki. Wargapun harus bersabar
untuk mendapat air satu ember dengan
mengantri semalaman.
Padahal di musim kemarau pun
debit di sumber air memadai (5
liter/detik). Jarak sumber ke rumah
warga sekitar 400 meter dan dibagian
hilir telah ada bak penampung berukuran
18 mtr persegi. Namun telah rusak
bertahun-tahun.
Pada tahun 2011, setelah
dilakukan pemetaan kebutuhan,
musyawarah perencanaan dan terpenting
komitmen pemeliharaan, akhirnya warga
menyetujui pembangunan SAB di lokasi
tersebut. Sesuai usulan, SAB berukuran
160 meter/12
jam
diperkirakan
bisa memenuhi
kebutuhan 4
dusun (500
Keluarga).
Usulan
PNPM Mandiri
Perdesaan yang
bersifat open
menu, pada
dasarnya
sebagai acuan
bagi masyarakat untuk mengusulkan
kegiatan yang dianggap vital akan
menyelesaikan masalah.
Deni, Fasilitator Teknik, berupaya mengawal usulan melalui fasilitasi surver teknis, musyawarah, pelaksanaan hingga pemeliharaan. Disisi lain, keingingan masyarakat sudah bulat. Sarana Air
D
26
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Bersih harus terbangun dan terpelihara. Apalagi, warga merasa air benar-benar yang paling dibutuhkan. Sebelumnya sering terjadi ribut rebutan air.
Alhasil, pada tahun 2012 usulan SAB terdanai. Alokasi BLM sebesar Rp.93.433.000,- ditambah dengan dana swadaya masyarakat sebesar Rp.4.917.000,-. Ukurannya 40 meter persegi. Kurang lebih 3 bulan pengerjaan, warga bahu-membahu ikut gotong royong.
Pada tanggal 21 November 2012, pembangunan SAB berhasil di MDST-kan. Warga bersukacita. Begitu pula Pemerintah Desa. Pembangunan SAB ini secara otomatis memfungsikan kembali PERDES No.04/2008 tentang Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Pengelola Air Minum dan Lembaga Keuangan Mikro (PAM-LKM).
PERDES yang disahkan oleh Kepala Desa Nana Rusmana pada tahun 2008 itu mengatur: (1) Penetapan Badan Pengawas dan Direksi (pengelola), (2) tugas dan wewenang serta (3) pelaporan pertanggungjawaban.
Saat ini, direksi telah menetapkan aturan pemanfaatan SAB. Untuk 0-20 kubik dihargai Rp. 10 ribu, selebihnya dikalikan Rp.500 ribu/meter kubiknya. Rinciannya, 40% untuk dana
pemeliharaan (termasuk honor pengelola) dan 60% untuk APBDes.
Dalam sebulan bisa mendapat income Rp.4 juta/bulan.”tapi ini bukan untuk profit semata, yang lebih penting adalah pemanfaatan untuk warga,”tegas Pepen, Kaur Ekbang Pemdes Haurkuning. (Deni,FT Nusaherang)
TA 2013, PNPM Mandiri Perdesaan menfasilitasi
pembuatan 188 Unit Sarana Air Bersih di 17 kabupaten-
Jawa Barat
Bangunan SAB Desa Leuwilaja, Sindangwangi-
Majalengka, mengaliri 200 KK
27
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Tekad Baja untuk Jembatan Baja
Dusun Pasir gombong, merupakan salah satu dusun di desa Pasirbaru, Kec.Pagelaran.
Sebagai desa berkontur pegunungan, dusun ini relatif terpencil dan berjarak tidak kurang dari 60 km dari ibukota Cianjur. Pencaharian masyarakat sehari-hari sebagai petani.
Dengan penghasilan yang tak seberapa, masyarakat dusun pasirgombong berharap perubahan dari
PNPM. Pasalnya, di dusun tersebut terdapat sungai yang cukup menyulitkan untuk angkut hasil panen.
Selama ini, masyarakat swadaya
membuat jembatan berbahan
bambu. Tentu hanya untuk
dilewati pejalan kaki saja. Selain
bambunya yang lapuk, sungai
cukup curan dengan kedalaman
tidak kurang dari 6 meter.
Tahun 2011 merupakan
tahun bersejarah bagi masyarakat
dusun pasir gombong. Tak
dinyana, usulan pembangunan
jembatan bambu tersebut
menempati posisi rangking 2
pada saat MAD, menyisihkan 20
usulan lain.
Melalui survey teknis, desain RAB,
dan studi kelayakan lainya, jembatan
bambu di pasir gombong disetujui untuk
dirubah menjadi jembatan gelagar baja.
BLM yang di alokasikan sebesar Rp.
Rp.224.179.000,-.
Swadaya masyarakat bukanhanya
pada swadaya material dan tenaga waktu
pembangunannya, tetapi juga dengah
hibah tanah mengingat prasyarat lebar
jalan penghubung minimal 2,5 meter
sedangkan sebelumnya Cuma 1 meter.
D Kondisi Jembatan sebelum dibangun, tidak permanen
dan membahayakan warga yang melewatinya
28
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Itupun ditambah kewajiban memasang
batu jalan per KK 10 meter.
Menyeberangkan Mimpi Warga Desa Khoirudin, ST (FT Cigudeg-Bogor)
Jembatan mungkin bukan
kebutuhan langka di daerah yang
berkecukupan maju. Apalagi di lokasi
yang sudah tersedia sejak dulunya. Tentu
beda dengan desa terisolir dengan
kondisi ekonomi warganya yang lemah.
Adanya bantuan dana tentu sangat
dibutuhkan.
Dusun Cisarua, Desa Banyuresmi,
Kec.Cigudeg, Bogor merupakan salah
satu desa berjarak lebih dari 30 km dari
ibukota Bogor. Kontur sebagian wilayah
perbukitan, ditengahnya terdapat sungai
Cisarua.
Sungai itulah yang
membatasi kehidupan sebagian
masyarakat Desa Cigudeg. Demi
mengatasi hal itu, masyarakat
membikin jembatan darurat
berbahan baku bambu. Tentu saja
hanya untuk penyebarangan kaki.
Sejak awal sesungguhnya
telah muncul harapan. Andai jembatan
tersebut permanen, warga berpikir hal
itu akan menguntungkan. Namun 10
tahun lebih, harapan tinggal harapan.
Tekad gotong royongpun
menyeruak setelah warga dan tokoh
bersepakat di dalam musyawarah dusun
hingga desa. Akhirnya, melalui Forum
MAD kecamatan Cigudeg di tahun 2009,
diterimalah usulan pembangunan
jembatan berikut besaran usulan BLM
sesuai perhitungannya.
Kondisi Jembatan setelah dibangun;
kokoh, nyaman dan melancarkan kegiatan warga
29
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Berdasar desain dan RAB,
pembangunan jembatan tersebut
menyerap dana tidak kurang dari
Rp.76.830.000,- dengan alokasi BLM
Rp.66.365.000,-, masyarakat pun
berswadaya sebesar Rp.10.465.000,-
Akhirnya jembatan lengkung
sepanjang 15 meter dengan lebar 2 meter
terbangun kokoh. Tidak kurang dari 100
Kepala Keluarga bersyukur tiada
habisnya. Ini bukan hanya persoalan
fisik, tetapi batin yang begitu gembira
setelah merasa adanya perubahan dari
jembatan tersebut.
Aden, Tokoh masyarakat setempat
mengungkapkan,”sejak jembatan
dibangun, anak-anak sekolah, petani,
dan saya sendiri bisa menyadari bahwa
PNPM Mandiri memang luar biasa,
“tegas pria berkumis itu.
Selama lima tahun, 2008-2013, PNPM Mandiri Perdesaan di Jawa Barat telah menfasilitasi terbangunnya
jembatan desa 1737 unit. 80% jembatan tersebut terpelihara baik
dan dimanfaatkan sebagai penunjang kegiatan ekonomi, pendidikan,
agama dsb
Kondisi sebelum & sesudah jembatan Cisarua dibangun warga bersama PNPM MPd
30
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Zero Tolerance for Corruption
anggal 1 November 2012, Im dan
Nn yang merupakan mantan
sekretaris dan bendahara UPK
Panjalu-Ciamis menangis tersedu.
Hakim pengadilan Tipikor Bandung yang
diketuai I Gusti Lanang, mengganjar
keduanya dengan vonis masing-masing
4,3 tahun dan 4 tahun hukum penjara.
Selain membayar uang pengganti sebesar
Rp.1,1 milyar, mereka juga diharuskan
membayar denda Rp.200 juta.
Vonis ini dijatuhkan majelis
hakim menyusul tindak pidana korupsi
sebesar Rp.2,5 milyar oleh kedua ibu
rumah tangga itu. Dikabarkan, keduanya
tergoda gaya hidup (life style) sehingga
nekat membuat kelompok fiktif dalam
perguliran program SPP/UEP di
Kecamatan Panjalu demi memperkaya
diri sendiri.
Dengan dugaan yang sama pada
tanggal 24 Juli 2013 Pengadilan Tipikor
Bandung kembali memvonis Od, eks
Ketua UPK Taraju-Tasikmalaya periode
2001-2010. Majelis Hakim yang
beranggotakan syamsudin, SH, Heri
Sutanto, SH dan Adriano SH
menjatuhkan vonis 2,6 tahun pidana
kurungan menyusul kerugian negara
akibat tindak pidana korupsi ibu rumah
tangga itu sebesar Rp. 951 juta.
Berlanjut pada tanggal 17
september 2013, Pengadilan Tipikor
Bandung kembali mengganjar mantan
pengurus UPK Malangbong-Garut.
Ls (eks Ketua) dan Hs (eks
Sekretaris) divonis 1,6 pidana penjara
menyusul kerugian negara akibat tidak
pidana korupsi senilai Rp.140 juta (Ls)
dan Rp.30 juta (Hs). Sedangkan Iw (eks
Bendahara) divonis 2,6 tahun karena
merugikan negara sebesar Rp.
913.382.000,-.
T
31
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Berselang dua hari, pada tanggal
19 september 2013 lalu Kejari Cibadak
Sukabumi menangkap Kw (43 thn).
Mantan Ketua UPK periode 2007-2011
itu ditahan karena dugaan tindak pidana
korupsi dana
PNPM Mandiri
Perdesaan
Kec.Caringin
sebesar Rp.1,2
milyar. Kini,
lelaki asal
kampung
Caringin itu
mendekam di
tahanan
Nyomplong,
Sukabumi.
Berdasar
pengungkapan kasus dipersidangan,
modus para terpidana baik dari Panjalu,
Malangbong, Taraju ataupun Caringin
relatif sama dari segi modus, seperti:
pembuatan kelompok fiktif,
perguliran tanpa MAD,
penggelapan setoran kelompok,
rekayasa laporan keuangan dan
aneka modus lainnya
Tentu saja tindakan tersebut
bertentangan dengan PTO atau prinsip
anti korupsi PNPM Mandiri Perdesaan.
Wajar apabila penegak hukum menjerat mereka. Berbagai pasal diantaranya pasal 2 ayat 1 jo pasal 3 jo pasal 9 ayat 1 jo pasal 18
huruf B UU 31
1999 Tentang
Pemberantasan
Tipikor jo UU no 20
2001 tentang
perubahan atas UU 31 1999
tentang pemberan
tasan Tipikor jo pasal 64 ayat 1 KUHP selama ini sering digunakan dasar penetapan vonis terhadap pelaku tindak pidana korupsi di PNPM Mandiri Perdesaan.
“Vonis terhadap mantan pengurus UPK diharapkan menjadi warning bagi pengurus UPK lain”, terang Ali Yasin, Spesialis KIE RMC III Jawa Barat. Apalagi, Pokja Pengendali PNPM Mandiri telah mendeklarasikan toleransi nol terhadap korupsi (zero tolerance for corruption) di Bandar
Sujana Royat, Ketua Pokja Pengendali dalam Gelar Semangat Anti Korupsi
PNPM Mandiri (Lampung, 16 Mei 2013)
32
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
PNPM Mandiri Perdesaan
memprakarsai kesadaran hukum
masyarakat melalui pembentukan
Tim Penyehat Pinjaman, Tim
Penanganan Masalah, Community
Based Monitoring dan lain
sebagainya. Hakekat penyelesaian
masalah diutamakan non-litigasi
sebagai edukasi antarpihak
Lampung pada 16 mei 2013 lalu bersama dengan KPK dan ICW.
“Itu artinya, seluruh pelaku dan fasilitator menjadi teladan masyarakat dalam untuk menjauhi korupsi”, tandas alumni universitas Jember itu. Apalagi, prinsip pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan jelas sejak awal, yaitu harus transparan, terbuka, partisipatif dan bebas dari tindak korupsi.
Penanganan secara hukum, pada dasarnya sebagai alternatif terakhir setelah pendekatan musyawarah (non-litigasi) tidak berhasil. Kenyataannya memang beragam. Ada pelaku yang sadar, mengakui dan mengembalikan seperti di UPK Japara-Kuningan. Tetapi ada juga yang tak mengembalikan seperti Caringin-Sukabumi, Taraju-Tasikmalaya, dan tempat lainnya.
ebagai pengawal proses
pembangunan di pedesaan, BKAD
bukan lembaga jadi-jadian.
Terlebih di PNPM Mandiri Perdesaan
posisinya sangat strategi karena sebagai
pelestari hasil kegiatan PPK-PNPM MPd
(Permendagri No.38/2007) tentang
Kerjasama Desa.
Dasar itulah yang BKAD Kec.
Rongga-Bandung Barat, yang diketuai Aa
Rusyana, dalam penanganan pinjaman
bermasalah senilai Rp. 269.427.659,-
sebagai pemecahan aset dari UPK Kec.
Gununghalu. Bukan hal mudah karena
sebagian masyarakat menilainya hibah.
Dengan semangat besar untuk
keluar dari kec. bermasalah, BKAD
Rengasdengklok-Karawang juga berhasil
menangani pinjaman UEP/SPP sebesar
Rp. 252.000.000,-.
Meski harus tertatih karena
banyak peminjam yang kabur jadi TKW,
juga alasan bangkrut, tetapi hal itu bisa
diselesaikan dengan kembalinya uang
S
33
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
pinjaman sebesar Rp. 182 juta pada dua
bulan pertama dan Rp.70 juta pada dua
bulan selanjutnya.
BKAD Kec. Krangkeng-Indramayu yang diketuai Wasnidi, juga melakukan hal tersebut. Selama kurang lebih 2 bulan mereka berhasil mengembalikan pinjaman macet masayarakat sebesar Rp. 215 juta. Saat ini, mereka juga aktif menangani penyalahgunaan dana oleh eks Ketua UPK sebesar Rp. 253 juta.
Selain penanganan pinjaman bermasalah, BKAD juga pro-aktif dalam hal lain. Contoh BKAD Kec.Kawali-Ciamis. Lembaga yang diketuai Bpk Barnas itu disamping ikut mereview RPJM/RKPDes, partisipasi di musrenbang kec&kab, juga melakukan advokasi kebijakan intregrasi di Kab. Ciamis melalui hearing DPRD, studi
banding dan peningkatan kapasitas lainnya.
Ditangan Otong Hasbana, BKAD Kadugede Kab.Kuningan disulap menjadi
lembaga aktif pengawal perencanaan pembangunan desa. Tidak hanya dengan koordinasi horisontal seperti dengan PJOK, Muspika, UPK dan kelembagaan lain setingkat kecamatan, akan tetapi juga aktif membangun kemitraan dengan pihak swasta seperti PT Sosro, PT Asuransi Bumi Putra, STIKKU Kuningan dan lain sebagainya.
Atas kegigihan itulah, BKAD Kadugede yang dimotori Otong dinobatkan sebagai BKAD terbaik nasional untuk kategori Kemitraan dan Kerjasama. Otong yang hanya seorang penjaga sekolah itu mampu membuktikan bahwa kepedulian terhadap masyarakat selalu indah untuk dipraktekan.
Otong Hasbana, Ketua BKAD Kadugede-Kuningan, bersalaman dengan Mendagri
Gamawan Fauzi dalam Anugerah Si Kompak Award TA 2013
34
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Inspirasi menarik juga datang dari BKAD Kec.Bojongsoang-Bandung. Meski telah berstatus phase out sejak tahun 2007, BKAD yang diketuai Ipin Arifin masih tetap peduli dengan kegiatan UPK. Tiga bulan sekali diadakan rapat koordinasi untuk membahas peluang dan hambatan kegiatan Perguliran. Semangat pengabdian seperti itulah yang patut ditiru.
Bersama RBM; membuang Takut untuk menyebar Informasi dan Edukasi
uang Belajar Masyarakat (RBM)
merupakan salah satu kegiatan
unggulan PNPM Mandiri
Perdesaan. Dalam tiga tahun terakhir,
RBM di tingkat kabupaten, kecamatan
hingga desa menjadi arena belajar
R
Peningkatan Kapasitas Pengurus BKAD menjadi concern PNPM Mandiri
Perdesaan. Di Jawa Barat, selama TA 2013, sekurang-kurangnya telah dilatih
231 orang pengurus BKAD dengan alokasi DOK lebih dari Rp.102 juta
(Belum termasuk pelatihan gabungan antara BKAD, BP-UPK, UPK yang
dananya mencapai Rp.70 juta lebih)
35
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
strategis dan gratis. Sejak tahun 2011 di
17 kabupaten Jawa Barat, telah terbentuk
Pokja RBM dengan berbagai kegiatan
pembelajaran seperti pelatihan kader
teknik, pelatih masyarakat, advokasi
hukum hingga ke pengembangan media
informasi.
Habermas
menyatakan
bahawa proses
komunikasi
masyarakat harus
bersandar pada
pengembangan
nalar kritis. Sebab,
hakekatnya setiap
manusia berhak
berbicara dalam
pembangunan.
Disitulah peran
penting Pokja RBM.
Masyarakat desa
yang semula tidak
paham advokasi kemudian berlatih
menjadi paralegal. Di bidang teknik juga
terampil menyusun desain RAB.
Dibidang pengembangan media
informasi juga tak kalah piawai.
Menyadari bahwa informasi
merupakan sumber edukasi, Pokja RBM
di 17 kabupaten Jawa Barat berlomba
membuat media. Selain buletin cetak
bulanan seperti Kab. Cianjur, Bekasi,
Purwakarta dan Bandung, ada pula yang
mengembangkan website seperti
Kuningan, Ciamis dan Sukabumi. Pokja
RBM Majalengka tak kalah kreatif
dengan sekolah jurnalistik
berbasis audio visual seperti
radio komunitas, blog desa,
pembuatan film dan lain
sebagainya.
PNPM Mandiri
Perdesaan menyediakan dana
stimulus Rp.300 juta (tahun
2011) dan Rp.180 juta (tahun
2012) di 17 kabupaten. Di
Bekasi, Sukabumi dan
Cianjur, pemkab terdorong
memberikan dana APBD agar
kegiatan RBM semakin luas.
Termasuk salah satunya untuk
pengembangan media berupa
buletin masyarakat.
Pada tahun 2013, dengan
semangat keberlanjutan Pokja RBM di 4
(empat) kabupaten Integrasi yaitu
Ciamis, Majalengka, Subang dan
Sumedang mendapat BLM masing-
masing Rp.180 juta. Satu diantaranya
Majalah Sindangkasih, diterbitkan
oleh Pokja RBM Kab. Majalengka
36
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
untuk fasilitasi pengembangan media
informasi masyarakat. Di Kabupaten
Sumedang, dana tersebut digunakan
untuk pembuatan buku yang memuat
kisah pemberdayaan desa.
RBM telah menjadi ruang bertemu
pelaku dan aktor pembangunan
perdesaan. Tentu hanya mereka yang
peduli sebab sifatnya adalah relawan. Di
Kab.Bekasi misalnya, mayoritas tim
redaksi Majalah Mitra Mandiri adalah
buruh pabrik yang waktu di siang harinya
dihabiskan di pabrik.
Pun begitu, tekad mereka untuk
belajar dan menyebar informasi kuat
mengakar. Itulah swadaya yang justru
tak ternilai. Komitmen, pengetahuan,
kepedulian adalah swadaya yang lebih
lestari.
RBM menjadi komunitas
pemberdayaan aktor pembangunan di
perdesaan. Di kabupaten Majalengka,
pengurus dan relawan RBM bidang
media telah akrab menjalin kerjasama
dengan GDM- Gerakan Desa
Membangun, sebuah NGO yang konsen
dengan pemberian portal/website gratis
untuk pemerintah Desa.
Membuang Memble Dengan
Menjadi KPMD...
Oleh. Pulung (KPMD Buahkapas kec Sindangwangi Kab Majalengka)
esa Buahkapas, menjadi lokasi
PNPM Mandiri Perdesaan sejak
tahun 2007. Saat itu aku terpilih
jadi Fasilitator Desa dan setelah tahun
2008 disebut KPMD. Awalnya, aku tidak
menahu urusan desa karena sibuk di
sekolah. Setelah 2 (dua) tahun
berkecimpung, aku mulai sadar betapa
kompleksnya masalah masyarakat.
Menumbuhkan sikap peduli
tidaklah mudah. Pengetahuan yang
rendah, ego yang tinggi, sikap acuh tak
D
KPMD bersama warga Desa Buahkapas,
mengerjakan rabat beton PNPM MPd
37
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
peduli, hingga konflik menjadi
problemnya. Namun semua itu tidak
menyurutkan tekadku. Aku berfikir,
inilah tantangan sebenarnya. Akhirnya,
kuikuti kegiatan pertemuan demi
pertemuan untuk merubah cara pandang
masyarakat.
Ternyata, aktif di PNPM itu
mengasyikkan. Banyak hal yang akhirnya
kuketahui seperti
cara mengolah
data,
berkomunikasi
dengan masyarakat
dan lain
sebagainya. Pada
tahun 2010 desa
Buahkapas
mendapat dana
pembuatan rabat
beton sepanjang
569 mtr, disitulah
aku belajar langsung teknik memobilisasi
orang.
Pada tahun 2011, Desaku
mendapat alokasi pengadaan air bersih.
Aku bersyukur, kerja keras aku dan
seluruh pelaku program tidak sia-sia,
rasa lelah pun hilang begitu saja ketika
melihat air bening mengalir ke setiap
rumah penduduk di desaku.
Kini, air bersih tidak lagi menjadi
masalah di desaku bahkan sudah hampir
1 (satu) tahun kondisi air cukup
melimpah. Namanya relawan, menjadi
KPMD kadang melelahkan lahir maupun
batin. Tak digaji, kadang dicaci.
Namun, rasa gembira melihat
orang lain gembira
selalu
menyemangatiku.
aku dapat
mengaplikasikan
pengetahuan yang
aku miliki untuk
kemaslahatan
masyarakat. Dari
awal aku
berprinsip bahwa
materi bukan
segalanya.
Bukannya aku tidak
membutuhkan materi namun aku
berusaha untuk tidak menjadikan materi
sebagai ukuran segalanya. Aku yakin jika
kita bekerja dengan ikhlas, rizki itu akan
datang dari yang tidak pernah kita
sangka-sangka. Bagiku, pengalaman dan
pengetahuan lebih berharga dari
KPMD &Bersama warga berembug usulan
kaum perempuan Desa Buahkapas
38
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
segalanya. Akhir tahun 2011, aku terpilih
menjadi Tim Pelatih Masyarakat (TPM)
Kecamatan.
Menundukan Tantangan
Bagiku ini sebuah tantangan baru,
masalahnya aku yakin melatih
masyarakat akan jauh berbeda dengan
pola mengajar anak-anak di sekolah. Aku
banyak mendapat ilmu dari Fasilitator
Kecamatan Maupun dari Fasilitator
Teknik. Ini yang tidak bisa dinilai dengan
uang, sebab ilmu pengetahuan, wawasan
dan pengalaman jauh lebih berharga
dibanding dengan materi. Ini yang
membuat aku bertahan di PNPM.
Di tahun 2012, secara tidak
sengaja aku terpilih menjadi Tim Pelatih
Masyarakat (TPM) Kabupaten di bawah
Pokja RBM (Ruang Belajar Masyarakat)
Kabupaten Majalengka. Rasanya begitu
lengkap anugrah Tuhan terhadapku.
Tidak sedikit ilmu dan
pengetahuan yang aku dapat. Ternyata
dunia ini begitu luas, dan aku sadar
ternyata aku tidak ada apa-apanya
dibanding dengan yang lain. Aku merasa
begitu kecil dan kerdil, aku bersyukur
aku bisa menimba pengetahuan yang
luas selama aku menjadi bagian dari
pelaku PNPM ini.
Bagaimanapun aku yakin semua
sudah diatur oleh yang Maha Kuasa.
Mungkin ini jalan hidup aku yang harus
dinikmati dan disyukuri. Buat rekan-
rekan, jangan pernah menyerah untuk
berbuat kebaikan. Yakinlah, tidak semua
orang memiliki kesempatan untuk dapat
mengabdi kepada masyarakat.
Jangan pernah merasa kita sudah
pintar sebab di luar sana masih banyak
orang yang lebih pintar. Teruslah belajar.
Percayalah, akan ada banyak hikmah dan
pelajaran dari setiap apa yang kita
lakukan, asal semuanya didasari oleh
keikhlasan.
Bagiku, PNPM Mandiri Perdesaan
ibarat sebuah tempat pendidikan yang
sangat terbuka, demokratis, menghargai
dan pastinya membuat pintar. Aku yang
sebelumnya biasa-biasa, kini seperti luar
biasa karena bisa berkontribusi di
pembangunan desa.
Sebagai terima kasihku, aku akan
berupaya melanjutkan ilmu-ilmu yang
telah diajarkan PNPM seperti dalam
merencanakan usulan, mencari swadaya,
melaporkan dan lain sebagainya.
39
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
esa Salem menjadi lokasi PNPM Mandiri Perdesaan sejak tahun 2009. Desa yang berjarak 9 km dari kota
Purwakarta ini merupakan satu dari 11 desa di Kecamatan Pondoksalam. Mayoritas pencaharian masyarakat sebagai petani dan pedagang.
Berangkat dari tekad untuk berdaya, kaum perempuan di desa ini aktif dalam kegiatan PNPM MPd. Salah satunya menjadi penerima manfaat Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Semangat sauyunan menjadikan tingkat pengembalian 100 persen di setiap bulan.
“yang pasti kami terbebas dari rentenir yang bunganya memberatkan,” terang Nunung (37), anggota kelompok SPP setempat. Untuk menambah ketrampilan usaha, pada tahun 2013 masyarakat mengusulkan pelatihan menjahit.
Usulan yang terfasilitasi melalui MKP (Musyawarah Khusus Perempuan) ini sebagai keinginan mereka menambah penghasilan keluarga. Pelatihan menjahit dipilih karena di Purwakarta banyak beroperasi pabrik tekstil.
“Mayoritas pekerja pabrik kan kaum perempuan, nah tentunya butuh keterampilan menjahit bagi yang melamar,” ungkap Nani, tokoh perempuan setempat. Setelah Tim Verifikasi memastikan usulan layak, pelatihan menjahit dibahas dalam MAD (Musyawarah Antar Desa).
D
Antusias peserta Musyawarah Khusus Perempuan,
Desa Banjar waringin, Salopa-Tasikmalaya
Semangat kaum perempuan dalam pembuatan
jalan Rabat Beton, Ds.Pasirtengah Tasikmalaya
40
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Usulan menempati rangking ketiga dan disetujui dalam MAD. Besar alokasi pendanaan Rp. 122.624.000,- ditambah swadaya Rp. 15.094.000,-. Pelatihan dibagi dua sesi; Pelatihan Menjahit Taylor (Rumahan) yang diikuti 32 orang. Kedua, Pelatihan Menjahit Garment (Pabrikan) yang diikuti 16 orang. Total partisipan 48 orang.
Pelatihan dilaksanakan di bulan Agustus 2013. Selain ibu rumah tangga, ada juga dari fresh graduate SMA. Pelatihan menjahit Taylor dilaksanakan dengan mendatangkan Pelatih professional sedangkan pelatihan menjahit Garment dilaksanakan di CV. OCEAN Purwakarta.
Hasilnya, pada November 2013, terdapat 11 lulusan pelatihan yang diterima kerja. Ada yang di PT Ekstren, CV Jaya Collection ada juga yang di PT Kervis. Berikut adalah tabel penghasilan:
Sebelumnya, sudah ada keinginan berusaha akan tetapi tidak terfasilitasi. PNPM Mandiri Perdesaan yang peduli terhadap peningkatan kapasitas, telah membuka jalan terang bagi kaum perempuan Desa Salem.
“sebagai awal, saya kira pelatihan ini sudah berhasil. Sselanjutnya kami harus mandiri,” ujar anggota KPMD sambil mengacungkan jempol kepada PNPM Mandiri Perdesaan.
KATA BIJAK Hidup ini tak akan pernah lepas dari
cinta, karna kita lahir dan di besarkan karena cinta....
Terus berdoa dan percaya. tanpa mengeluh, selalu bersyukur. maka indah semua yang kan kamu dapat
41
Serius. Perempuan Desa Salem berlatih menjahit yang dana pelatihannya disupport oleh PNPM MPd
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Ketika Kader Desa Jadi Kepala Desa
nung S Nurhasanah, perempuan yang dilahirkan 44 tahun silam. Selepas SMA, dia merantau ke
Karawang dan bekerja di sebuah pabrik sepatu. Bosan sebagai karyawan, dia memutuskan pulang ke kampungnya di Tenjolayar, Cigasong, Majalengka. Pada tahun 2009 dia terpilih KPMD dan mulai mengenal hubungan masyarakat.
PNPM Mandiri Perdesaan mengajari perempuan lulusan SMAN 1 Majalengka itu pede mengajak orang peduli. Selain denan persuasi individual, dia juga telaten memfasilitasi kegiatan musdes, musyawarah khusus perempuan dan lain sebagainya. Pengalaman berharga itu membuatnya berani mencalonkan diri sebagai Kades.
Tak dinyana, dia terpilih pada Pilkades tahun 2010 tersebut. Enung merasa bahwa PNPM Mandiri Perdesaan menjadi sekolah gratis baginya. Kisah ini
termuat dalam buku berjudul “Puspa Ragam Pemberdayaan”, hal 47 yang diterbitkan oleh Pokja RBM Kab. Majalengka (Maret,2013). Berani maju, berani peduli
Ela Nurela adalah sosok perempuan sukses bersama PNPM Mandiri Perdesaan. Kader Teknik Desa
Kec. Maja itu terbukti mahir memfasilitasi kegiatan teknik seperti pembangunan jalan Cibodas, perkerasan jalan di kampung Jati Desa Cengal, dan lain sebagainya. Meski tak semahir insinyur, namun perempuan muda itu tak asing dengan istilah desain, RAB, uji material dan LPD.
Perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam membangun desa juga dirasakan Uju Juardi,
KPMD Muktisari, Kec, Cingambul. Juga Ani Mulyani, KPMD Desa Mekarmulya Kec. Kertajati. Mereka menjadi mahir teknik fasilitasi masyarakat. Buku Puspa Ragam pemberdayaan memuat kisah lokal munculnya aktor pembangunan lokal.
E
42
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
http://www.jamilazzaini.com
erasaan itu penting karena membuat hati kita tetap lembut dan halus. Tetapi kalau punya penyakit “merasa” itu berbahaya. Contohnya
“merasa” hebat, padahal faktanya tidak hebat. Di twiterland saya mengamati banyak orang yang “merasa” beriman padahal itu hanya perasaan saja.
Faktanya kata-katanya sering menyakiti hati orang. Bahkan masih punya waktu menyelidiki kehidupan pribadi orang lain, khususnya kelemahan dan aib orang lain kemudian disebarluaskan lewat dunia maya.
Ada juga yang “merasa” kaya raya padahal hidup dari hutang dan kartu kredit. Kemana-mana menggunakan busana bermerk, parfum berharga mahal, gadget canggih, padahal hutangnya berlimpah. Penyakit “merasa” kaya raya bisa berakibat miskin papa. Bagaimana agar terhindar dari penyakit merasa? Pertama, banyaklah bergaul dengan orang yang lebih hebat dan ambilah pelajaran dari mereka.
Saya pernah punya penyakit merasa hebat karena punya Pesantren Wirausaha sejak tahun 2000. Banyak
lulusannya yang sudah menjadi pengusaha, dari anak keluarga miskin sekarang menjadi keluarga yang berlebih secara finansial.
Namun usai saya bertemu mas Jaya Setiabudi, pak Ciputra dan teman-teman EU (Entrepreneur University), penyakit merasa saya luntur. Ternyata masih banyak orang yang lebih hebat dibandingkan saya. Kesadaran itu menghasilkan banyak pembenahan di Pesantren Wirausaha yang saya pimpin.
Kedua, perbanyak ilmu dan pengalaman. Saat ada orang merasa hebat dan besar kepala boleh jadi karena miskin ilmu dan kurang pengalaman. Banyak trainer yang pada awalnya merasa hebat, namun setelah ikut Trainer Bootcamp & Contest mereka menyadari bahwa dirinya belumlah seberapa.
Setelah training usai, mereka banyak melakukan pembenahan, maka hasilnya melejit luar biasa. Order semakin ramai, muncul di berbagai media, semakin rajin menulis buku dan semakin percaya diri bahwa profesi trainer memang sangat menjanjikan.
Cobalah duduk sejenak. Lalu, periksa kesehatan “mental” Anda. Apakah ada penyakit “merasa” di dalam diri Anda? Apabila ada, segeralah sembuhkan dengan dua cara tersebut di atas. Selamat mencoba…!!
P
43
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Profile Fasilitor Juara Cianjur
Pekerjaan fasilitasi memang tak sederhana. Konflik dengan pelaku, dilema keluarga, hak/gaji yang tertunda, pemenuhan
seabrek tupoksi, kadang menciutkan nyali. Di Ciamis, ada FK yang difitnah setelah ungkap korupsi, di Bandung Barat ada yang diusir, di Indramayu ada yang diintimidasi.
Saat seperti itulah, mentalitas juang fasilitator diuji. Bagi yang tak kuat, hari-harinya dipenuhi keluhan, mengumpat keadaan, suka menuding dan mencari alibi. Bahkan, ingin lari dari lokasi. Namun, justru tak sedikit yang berkembang menjadi fasilitator Juara, yaitu mereka yang oleh Rodney Overton (2002) dicirikan sbb: 1. Memiliki energi yang tinggi 2. Berani dan komitmen 3. Berkreativitas tinggi 4. Selalu Menginspirasi 5. Mampu menyusun prioritas 6. Kepercayaan diri tinggi 7. Adil dan menghargai orang 8. Menikmati Apapun Resiko 9. Mengakui kesalahan 10. Mendorong pemahaman mendalam banyak orang
SINERGI.Gubernur, Kepala BPMPD&Tim RMC
III Jawa Barat di Gedung Pakuan (22/05)
KEKOMPAKAN. All Team Fasilitator PNPM
MPd Jabar tergabung dalam IPPMI (01/03)
PERSATUAN. Team Fasilitator PNPM MPd
Majalengka, bersatu mengawal integrasi(20/10)
44
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Sugih Arto Koordinator Provinsi
Zubriyanto Sofyan Deputy Koorprov
Endah Sutraniati HRD-1
Wahyu Widayanto HRD-2
Agust Wardhana FMS-1
Antonius AB FMS-2
Ewirta Lista P SP2M
Puji Wiraatmaja Spesialis Infrastruktur
Ali Yasin Spesialis KIE
Rohman Spesialis MIS
Dedi Rustandi Spesialis Training
Jl. Batu Permata II No.1 Margacinta-Bandung 40287
HRD Human Resources Development
FMS Financial Management Support
SP2M Pengaduan dan Penanganan Masalah
MIS Management Information System
KIE Komunikasi Informasi Edukasi
45
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
1. BANDUNG : Soreang Residance Blok E 4 No. 2
Ds. Gandasari, Katapang 40971
pnpmkabbandung.wordpress.com
2. BANDUNG BARAT : Jln. Sukamaju No.32 blok
Warungpulus, Batujajar Barat.
pnpmmpdkbb.blogspot.com
3. CIANJUR : Jalan raya cianjur km 8 No. 1 Kp
Ciherang desa ciherang Karangtengah
pnpmcianjur.blogspot.com
4. SUKABUMI : jl. Pajajaran No.102 Desa
Sukamantri, Cisaat http://pnpmsukabumi-org, 5. BOGOR : Jl. Sirojul Munir RT.03/06, Kel.
Nangewer Mekar, Cibinong
6. BEKASI : perumahan Taman Lotus Jl. Antilop II
A/F4 No.12 Cikarang Pusat
7. KARAWANG:Jl.SyehQuro No. 37
KarawangTimur
pnpm-karawang.blogspot.com
8. PURWAKARTA : Jl pramuka 205 Selaeuri,
Bunder pnpmmpdpurwakarta.blogspot.com
9. SUBANG: Jl. Salendro B1 No.31, Perumahan
BTN Ciheuleut Indah, Kel. Pasirkarumbi http://pnpmmpdkabsubang.blogspot.com/
10. INDRAMAYU: jl pahlawan 5B indramayu RT
04/09, Kel.Lemahmekar
pnpmwongdermayu.blogspot.com
11. CIREBON: Perumahan Griya Caraka blok B 1
No.1-2, KEDAWUNG
12. MAJALENGKA: Jln. Ahmad kusuma no.4
RT.02/04 majalengka wetan, www.pnpmmajalengka.or.id
13. SUMEDANG: Jln. Sebelas April RT. 02/02 Ds.
Rancamulya, Sumedang Utara
pnpmsumedang.blogspot.com
14. GARUT: Perumahan Cimanganten G-II No.2
Tarogong Kidul http://pnpm-garut.org
15. TASIKMALAYA: Jl. Sukapura no 17 A, Kel.
Lengkonsari-Pancasila
pnpmtasikmalaya.blogspot.com
16. CIAMIS: Jl. Panoongan no.33 RT.04/16, Kertasari
http://pnpmfaskabciamis.blogspot.com,
17. KUNINGAN: Jl Ckawung, 73 Cijoho
http://pnpmmandirikuningan.blogspot.com
1
2
3 4
5
6
7 8
14
9
10
11
12 13
15 16
17
46
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Ada sebuah pertanyaan pendengar yang mengaku bernama Jeng Ana. Ketika itu saya sedang on air di Radio Gapura FM, sebuah Radio Komunitas yang saat ini tak lagi populer dibanding radio komersial. Radio Gapura FM yang didirikan sejak tahun 2008, dipancarluaskan dari rumah pak Dudi, seorang anggota BPD Desa Palasari, Kec. Ciater Kab.Subang Jawa Barat.
Pertanyaanya adalah, mengapa di PNPM Mandiri Perdesaan kaum perempuan difasilitasi untuk berdaya. Pertanyaan ini menyusul pertanyaan seorang Bapak sebelumnya yang menyebutkan, mengapa hanya ada SPP (Simpan Pinjam Perempuan). Apakah kaum laki-laki tidak dipercaya sehingga tidak diberi kesempatan meminjam dana bergulir tersebut.
Ya, tentu bukanlah hal mudah menjawab pertanyaan tersebut. Sebab, harus menggunakan perspektif atau cara pandang berpikir mereka yang notabene orang desa. Di sebagian masyarakat kita, stigma negatif terhadap kaum perempuan memang masih melekat. Dalam bahasa Jawa, perempuan disebut konco wingking yang artinya partner urusan belakang (dapur,sumur, kasur).
Meskipun tak seperti dulu, namun secara substansi pemberdayaan kaum perempuan belum sesuai harapan. Kita bisa menyaksikan dalam skala kecil/rumah tangga, kaum perempuan masih ditahbiskan sebagai pekerja yang serba lemah. Konotasinya adalah kaum pria lebih pandai, lebih berhak, dan lebih berhasil, lebih bisa dipercaya, lebih bisa dikembangkan dan lain sebagainya.
Anggapan demikian ternyata tak selalu benar. Tiga belas tahun PNPM Mandiri Perdesaan dijalankan, yang semula bernama PPK (Program Pengembangan Kecamatan), menghadirkan sebuah trending conclusion bahwa kaum perempuan jauh lebih tangguh dan kreatif dalam pemeliharaan akses ekonomi meskipun dalam skala yang sangat kecil
Program SPP PNPM Mandiri Perdesaan, didesain untuk kebangkitan kaum perempuan dalam hal akses permodalan. Namun sebenarnya bukan hanya itu, sebab dengan berkelompok, mereka juga diberi peningkatan kapasitas agar muncul soliditas dan solidaritas dalam pengentasan kemiskinan. (Ali Yasin, Spesialis KIE)
Informasi program SPP Juga disebarluaskan
Via Radio Komunitas
47
yang tergabung dalam JRKI (Jaringan Radio Komunitas Indonesia). 19
Radio tergabung di Jabar diantaranya Baina FM (Kuningan), Gapura FM
(Subang), K-PASS FM (Bandung),
BILIK FM (Indramayu), Q-LAN FM (Cirebon), RASI FM (Garut) dan lain
sebagainya. Selain informasi SPP, juga disiarkan berita tentang
Musyawarah, kegiatan fisik dan info lain sebagai bentuk edukasi dan
keterbukaan informasi PNPM MPd ke masyarakat desa.
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Tim Spesialis RMC III Jawa Barat mengenakan
pakaian Batik di Hari Kerja sebagai semangat
memajukan produk kreatif masyarakat desa
Team Work Solid. PJO Provinsi lama (Drs.M Edi
Junaedi) bersama PJO Provinsi penerusnya
(Nurtafiyana, S.Pt ME) disertai Tim RMC III.
Gondola Film (Produser Film Dokumenter) Spanyol wawancara saat pengambilan rekaman kegiatan anggota kelompok SPP Sistik Desa Sukadami-Wanayasa, Purwakarta.
Drs. Arifin Kertasaputra (Kepala BPMPD Jawa
Barat) bersalaman dengan Tim Fasilitator
kabupaten sebagai penguat keakraban
dankekompakan
48
BANGGA PRODUK NEGERI PISAH-SAMBUT
SHOOTING FILM DOKUMENTER KEAKRABAN
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Bangunan seluas P:14 mtr, L:7 mtr ini di Jayamukti, Pancatengah, Tasikmalaya. Mmenggunakan BLM TA 2013 Rp.111.797.700,- ditambah swadaya Rp.18.523.000,-. Masyarakat menambah swadaya menjadi Rp.131.477.000,- .
Ddibangun TA 2012 dengan BLM Rp. 224.123.700,-
ditambah swadaya Rp. 113.740.000,- Jembatan
sepanjang 24 mtr itu menghubungkan 2 dusun (500
KK di Ds. Sukamaju,Kec. Cidolog, Ciamis
MADRASAH NURUL FALAH JEMBATAN GELAGAR BAJA
Posyandu ini terletak di Ds. TanjungsarI, Sukahaji, Majalengka. Dibangun PNPM MPd dengan BLM Rp.94.143.500,- ditambah swadaya Rp.16.130.000,-. Bangunan seluas15 m2 ini digunakan dengan baik oleh masyarakat
POSYANDU GAGAK 3
PAUD ini Terintegrasi untuk Posyandu. Dibangun masyarakat menggunakan BLM sebesar Rp.42.220.000,- dan swadaya Rp.23.443.000,-. Sampai sekarang, PAUD di Sukamaju, Kec. Baregbeg Ciamis ini melayani 45 murid.
PAUD AL IKHLAS
49
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
1. Melatih sumberdaya handal sebagai aktor
pemberdaya lokal (Pelatihan Training of Trainer (TOT) Tenaga Pelatih Masyarakat Pokja RBM
Kab. Bekasi (02/2013)
2. Hak masyarakat mengetahui kaidah hukum dalam upaya penanganan masalah. (Pelatihan Advokasi Hukum Pokja RBM Kab. Cianjur (17/01/2013)
3. Masyarakat berhak menyuarakan aspirasi di era citizen jurnalisme (Pelatihan jurnalistik Pokja RBM Kab. Tasikmalaya (10/01/2013)
4. Teknik pemasaran produk desa melalui media online (Pelatihan pembuatan website Desa oleh Pokja RBM Kab.Ciamis (30/10/2013)
1
2
2
3
2
RBM (Ruang Belajar Masyarakat) merupakan prakarsa PNPM Mandiri Perdesaan agar masyarakat Desa memiliki kultur/perilaku belajar yang terorganisir di bidang pelatihan, teknik, hukum, media informasi, dan lain sebagainya. Pada TA 2013, disedikan DOK (Dana Operasional Kegiatan) sebesar Rp.600 juta. Diharapkan tujuan tersebut tercapai. Hadirnya Pokja RBM mendorong dukungan Pemerintah Daerah melanjutkan dengan dana APBD spt di Cianjur, Sukabumi, Bekasi, Majalengka dsb
50
1
2
3 4
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
1.
4.
Pelatihan Masyarakat merupakah fokus utama PNPM Mandiri Perdesaan. Pada TA 2013, telah dialokasikan dana sebesar Rp. 6.319.723.900,- untuk 2.689 jumlah/volume kegiatan pelatihan di 17 Kab. Diantara pelatihan UPK, BKAD, PL, BP-UPK, Kades, KPMD, Kelompok, dan lain sebagainya
51
1
2
3
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org
Alokasi BLM PNPM MPd untuk pelatihan (peningkatan kapasitas) usaha kelompok SPP/UEP di TA 2013 sebesar Rp. 27.394.070.350 ,- di 140 kecamatan di 17 kabupaten Jawa Barat. Berdasar need assesment, berbagai pelatihan kreatif diusulkan/didanai seperti teknik packaging, menjahit, peternakan, produk kuliner dan usaha livelihood lainnya. Disamping pelatihan, ada pula yang difasilitasi ketersediaan alat produksinya.
2
3
1
52