buletin swadesa cetak-1

53
Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org (Hal. 33) (Hal. 14) (Hal. 24)

Upload: ali-yasin

Post on 25-Jun-2015

796 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

(Hal. 33)

(Hal. 14)

(Hal. 24)

Page 2: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Buletin Swadesa, Edisi-1 (Sept-Okt 2013) Diterbitkan oleh:

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa

Provinsi Jawa Barat

Jln. Soekarno Hatta No.466 Bandung

bekerjasama dengan

RMC III PNPM Mandiri Perdesaan Jawa Barat

Jl. Batu Permata II No.1 Margacinta, Bandung

Antrian warga Desa Singajaya, Kec. Cibalong, Tasikmalaya

mengambil air di Bangunan Sarana Air Bersih yang dibangun oleh

PNPM Mandiri Perdesaan bersama Masyarakat TA 2012

Page 3: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Informasi adalah unsur penting

pembentuk pengetahuan. Lima belas tahun

perjalanan PNPM Mandiri Perdesaan (PPK) di

Jawa Barat tentu bukan sekedar

penyampaian informasi dari pelaksanaan

best practice kegiatan.

Akan tetapi, bagaimana informasi

tersebut menjadi telaahan edukasi terhadap

pengambilan kebijakan pembangunan agar

semakin konsisten dalam memberdayakan

masyarakat secara terpadu dan

berkelanjutan.

Pada Tahun 2013, tidak kurang dari

4254 desa di 422 kecamatan dan 17

kabupaten di Jawa Barat ikut berpartisipasi.

Tentu banyak edukasi yang dihasilkan dari

program pemberdayaan bottom-up ini.

Dukungan PNPM Mandiri Perdesaan

terhadap pemerataan pembangunan di

perdesaan di Jawa Barat sangat jelas. Wilayah

selatan (pelosok) Garut, Tasikmalaya, Cianjur,

Sukabumi hingga ke DOB Pangandaran

dipastikan telah berkembang sejak

berpartisipasi.

Tidak hanya melalui penyediaan

infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan,

Posyandu dan sekolah, tetapi juga

pengembangan ekonomi rumah tangga

melalui program Usaha Ekonomi Produktif

dan Simpan Pinjam Perempuan (UEP/SPP).

Peningkatan kapasitas bagi aktor

pembangunan juga menjadi fokus PNPM

Mandiri Perdesaan. Selain pengurus BKAD, di

tingkat kecamatan juga diperkuat

kelembagaan seperti BKAD, BP-UPK, TPM,

TP2, PL dan kelembagaan strategis lainnya.

Tak bisa dipungkiri bahwa hadirnya

kelembagaan tersebut telah memicu

peningkatan partisipasi dan kontribusi

masyarakat dalam pembangunan daerah.

Tidak hanya melalui even perencanaan

seperti musrenbang, tetapi juga monitoring

terhadap kegiatan pembangunan.

Di tingkat desa tak ketinggalan.

Fasilitasi pembentukan kelembagaan seperti

TPK, KPMD, TP3, Kader Teknik dan lain

sebagainya mendorong pemerataan dan

percepatan pembangunan kawasan.

Ucapan terima kasih disampaikan

kepada Gubernur Jawa Barat Ahmad

Heryawan selaku Pembina Provinsi, Drs. Arifin

Kertasaputra selaku Ketua Satker, dan PJO

Provinsi. Tak lupa kepada seluruh jajaran

RMC III Jawa Barat, Tim Faskab dan Satker di

17 kabupaten. Mari Gelorakan Semangat

Bangga Membangun Desa.

Salam Si Kompak..!!

2

Page 4: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Jl. Batu Permata II No.1 Margacinta Bandung-Jawa Barat Email, [email protected] Website: www.pnpm-jabar.org

RAGAM SAJIAN

Pengantar 02

Gerbang Edukasi ;

Memeratakan Pembangunan dengan PNPM Mandiri Perdesaan Kesenjangan itu Masih Nyata 04 Solusi Pemberdayaan Desa 08 Penguatan Partisipasi Bawah 09 Memajukan Kaum Perempuan 10 Pembelajaran Masyarakat Peduli 11 Menebar Semangat Sauyunan 12 Untuk Kualitas Lebih Baik 13

Rekam Jejak: Jabar Skses Kawal PNPM Mandiri Perdesaan 14

Rangkuman Berita 17

Pro Desa: Pemprov bantu Gerai produk UEP/SPP 20

Cermin Mandiri: Pelestarian UPK Phase-out Bojongsoang 22

Kiprah Lingkungan; Air Solusi Kehidupan di Cibalong 24

Prakarsa : Perdes Pelestari Aset 26

Jejak Fasilitor: Tekad Baja untuk Jembatan Baja 28

Pojok Hukum: Melawan Korupsi dari Desa 31

Ruang Peduli: BKAD on the way 33

Edukasi: Bersama RBM Menyebar Informasi dan Edukasi 35

Derap Kader Desa: Membuang memble dengan menjadi KPMD 37

Gerak Perempuan 40

Resensi: Ketika Kader Desa menjadi Kepala Desa 42

ON-Motivasi: Penyakit Merasa 43

Profile 44

Saur Lembur 47

Good Shoot 48

Pemimpin Redaksi Ali Yasin-Spesialis KIE

Kontributor Fasilitator&Pelaku di 17 kabupaten

3

Page 5: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Memeratakan Pembangunan

Dengan PNPM Mandiri Perdesaan

encapaian MDGs untuk

penurunan angka kematian anak

dan peningkatan kesehatan ibu

masih menjadi fokus pembangunan Jawa

Barat. Berdasar data BPS 2012, angka

kematian bayi (/1000 kelahiran hidup) di

angka 30, lebih tinggi dibanding target

RPJMN tahun 2014. Capaian bidang

pendidikan juga sama. Pada tahun 2012,

Angka Partisipasi Kasar untuk level SMP

dan SMA berada di rangking 23-26

(secara nasional).

Kemiskinan berikut

penanggulangannya menjadi isu strategis

di Jawa Barat. Tidak kurang dari 9,52%

dari total penduduk 44.548.521 jiwa

merupakan penduduk miskin. Sebagian

besar tinggal di lokasi pedesaan seperti

wilayah selatan Cianjur, Tasikmalaya,

Garut dan Sukabumi atau daerah

pantura seperti Karawang dan

Indramayu. Tak aneh bila sebagian dari

mereka memilih bermigrasi ke kota

ataupun keluar negeri (jadi TKI) untuk

mencari penghasilan yang lebih baik.

“Pemerataan pendidikan dan

kesehatan masih jadi tantangan

pembangunan di Jabar”, demikian kata

Armida S Alisjahbana, Menteri

PPN/Bappenas dalam Musrenbang

RPJMD tahun 2013-2018 di Hotel

Horison Bandung tanggal 10 September

2013 lalu. “Padahal, daerah jadi lini

terdepan dalam pelayanan masyarakat”

tandas guru besar UNPAD itu.

Pendidikan sebagai isu strategis

harus diperhatikan pemerataan dan

kualitasnya. “Pada tahun 2014

diharapkan tidak ada lagi ruang kelas

yang rusak” imbuhnya lagi. Penyebaran

tenaga medis juga penting mengingat

masih banyak terjadi kematian ibu dan

bayi di pelosok Jawa Barat.

Gubernur Jawa Barat Ahmad

Heryawan tidak menampik pernyataan

tersebut. “Sebenarnya SDM Jabar

mencukupi seperti halnya dokter dan

bidan, tetapi persebaran ke daerah

terpencil (pelosok) harus diakui kurang

merata” terangnya. „Saat ini, kami

P

4

Page 6: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

sedang merancang konsep strategis

pelibatan peran pemerintah kabupaten

agar lebih optimal”, lanjutnya.

Pada dasarnya pembangunan di

Jawa Barat mengalami kemajuan

beberapa tahun terakhir. Jumlah

penduduk miskin yang sebelumnya di

angka 10,65% (2011) sekarang ini turun

menjadi 9,52% (per Maret 2013).

Prosentase penduduk miskin di

wilayah pedesaan juga turun sebesar

0,83% (Data BPS, 2012). “Tingkat

pengangguran terbuka turun dari

angka 12,08% (2008) menjadi 9,08%

(2012)”, ungkap Prof. Dr. Deny Juanda,

Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat.

Spirit Sauyunan Ngawangun Desa Aparat pemerintah & masy. Sauyunan dalam kegiatan fisik di PNPM MPd Kab. Ciamis

5

Page 7: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Pemerataan pembangunan dan

kawasan memang menjadi prinsip dasar

kebijakan. Gubernur Ahmad Heryawan

dalam rancangan RPJMD tahun 2013-

2018 telah menetapkan visi Pemerintah

Provinsi yaitu Jawa Barat Maju dan

Sejahtera untuk semua.

Kata “untuk semua” diartikan

sebagai kondisi dimana hasil

pembangunan dapat dirasakan oleh

seluruh lapisan, elemen dan komponen

masyarakat di 27 kabupaten/kota.

Kesenjangan sebagai persoalan

pembangunan Jawa Barat akan

diselesaikan dengan inovasi

perencanaan, Penerapan RKPD Jawa

Barat online 2101, km-O pro poor, dan

Rencana Aksi Multipihak Implementasi

Pekerjaan sebagai dukungan lintas sektor

diharapkan bisa memacu percepatan

pemerataan. “pelibatan masyarakat

berbasis penguatan aktor lokal akan

diutamakan”, ujar Prof. Dr.Deny Juanda.

Penjabaran visi Jawa Barat

melalui delapan fokus pembangunan

seperti pendidikan, kesehatan,

infrastruktur, ekonomi pertanian dan

bidang pembangunan multisektor yaitu

penanggulangan kemiskinan.

Melalui usulan kegiatan prioritas

dengan mengacu 10 common goals,

Pmerintah Provinsi telah menerapkan

Jabar bebas putus jenjang sekolah

melalui pemberian beasiswa, rehab

6

Page 8: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

sekolah, tunjangan guru swasta dan lain

sebagainya.

Pemenuhan pelayanan dasar

kesehatan ibu dan anak juga telah

ditingkatkan melalui revitalisasi 500 unit

posyandu, penyediaan dokter dan bidan,

penanggulangan gizi buruk dan

penyediaan alat kesehatan. “pelatihan

kader kesehatan, bantuan operasional,

pembenahan

sistem

informasi

posyandu juga

menjadi

garapan

serius

Pemprov”,

terang Drs.

Arifin

Kertasaputra,

Kepala

BPMPD Jawa Barat.

Di bidang infrastruktur, Pemprov

juga mengalokasikan bantuan untuk

pembangunan infrastruktur di 5321 desa

di Jawa Barat. “tidak hanya melalui

program Raksa Desa dan Desa Mandiri

Peradaban sebagai bantuan

infrastruktur, tetapi juga kegiatan

peningkatan kapasitas aparatur

pemerintah desa”, tutur mantan Sekda

Karawang itu.

Pemprov Jawa Barat bertekad

untuk membangun keterkaitan pelaku

dan sumber daya lokal yang dimiliki.

Tujuannya agar masyarakat lebih optimal

berperan dalam pembangunan. “untuk

itu, pelaku pembangunan seperti halnya

pengurus UPK, Pendamping Lokal dan

aktor

pembangunan

lainnya juga

telah

ditingkatkan

kapasitasnya

melalui

bimbingan

teknis”, terang

Drs. Arifin

Kertasaputra,

Kepala

BPMPD Provinsi Jawa Barat (20/09).

Banyak praktisi sepakat bahwa

pemerataan pembangunan di perdesaan

telah meningkatkan capaian IPM (Indeks

Pembangunan Manusia) secara

signifikan. Terbukti, pada tahun 2012

IPM Jawa Barat menjadi 73,19 poin pada

tahun 2011 menjadi 72,32 73,19 poin.

Bangunan PoskesdesPNPM MPd Desa Buana Mekar, Cibugel, Sumedang

7

Page 9: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

“dengan berkembangnya desa

menjadi lokasi mandiri, maka laju

urbanisasi dapat ditekan”, terang

Ahmad Heryawan dalam acara Gubernur

Saba Desa.

Solusi Pemberdayaan Desa Pemberdayaan merupakan

instrumen ampuh untuk menyadarkan

masyarakat miskin tentang potensi dan

sumberdaya yang dimiliki. Selanjutnya,

mereka terdorong untuk berpartisipasi

aktif dalam kegiatan pembangunan.

Banyak ahli sepakat, penanggulangan

kemiskinan tidak cukup hanya dengan

memberikan bantuan material, tetapi

juga peningkatan kualitas hidup

termasuk mindset.

PNPM Mandiri Perdesaan yang

hadir di Provinsi Jawa Barat sejak tahun

1998 (kala itu bernama Program

Pengembangan Kecamatan), terbukti

menjadi pendorong meningkatnya

kualitas dan kuantitas masyarakat

perdesaan Jawa Barat. Tidak hanya di

bidang infrastruktur dan perekomian,

tetapi juga perubahan perilaku melalui

pelatihan intensif masyarakat.

Pelaksanaan PNPM Mandiri

Perdesaan bertumpu pada pendekatan

partisipatif (utamanya RTM dan kaum

perempuan). “masyarakat di desa saya

menjadi melek perencanaan contohnya

musdus, musdes atau musrenbangdes”,

ujar Pipip Wuryana, Kades

Margalaksana, Kec. Salawu Tasikmalaya

yang bulan Juni lalu mendapat

penghargaan desa partisipatif.

Penguatan kapasitas kelembagaan

masyarakat juga terfasilitasi oleh PNPM

Mandiri Perdesaan. BKAD misalnya,

sebagai lembaga kerjasama antar desa,

perannya dianggap penting karena akses

yang berhasil dibangun oleh PNPM

Mandiri Perdesaan. ”Sebagai pengurus,

saya terbiasa mengikuti musrenbang

dari tingkat desa, kecamatan hingga

kabupaten”, kata Otong Hasbana, Ketua

Kaum Perempuan Desa Linggapora, Kawali-Ciamis bekerjasama dalam rehab jalan desa sepanjang 1075 mtr

8

Page 10: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

BKAD Kadugede kuningan yang juga

mendapat penghargaan Sikompak Award

nasional beberapa waktu lalu (18/06).

Untuk

memeratakan

pembangunan

di perdesaan,

sejak tahun

1998 PNPM

Mandiri

Perdesaan telah

menjangkau

ribuan desa di

Jawa Barat.

Pada tahun 2013

saja, tidak

kurang dari

4254 desa di

422 kecamatan 17 kabupaten menjadi

lokasi sasaran. Daerah sulit seperti

halnya Rumpin (Bogor), Cidaun

(Cianjur), Langkaplancar (Pangandaran)

dan daerah sulit lainnya telah digarap

dengan baik dan terpadu.

Kurun waktu Tahun 1998 s/d

2013, alokasi BLM PNPM Mandiri

Perdesaan di Jawa Barat mencapai Rp.

4.104.465.390.000,-. Alokasi dana

tersebut telah dimanfaatkan untuk

pembangunan sarana-prasarana dasar

yang totalnya 85.670 unit lebih. Dalam

pengerjaannya, kegiatan tersebut telah

menyerap sekurang-kurangnya

12.593.080

HOK (Hari

Orang Kerja).

Apabila

ditotal, telah

terbangun

jalan desa

sepanjang

11.105 km,

1737 unit

jembatan, 783

unit pasar

desa, 2276 unit

MCK umum

dan 1329 unit

bangunan irigasi yang total panjangnya

1118 km. Karena bersifat bottom-up

(usulan partisipatif), dapat dipastikan

bahwa kegiatan sarana-prasarana

tersebut sesuai dengan kebutuhan

mendasar masyarakat setempat.

Demikian halnya peningkatan

akses masyarakat terhadap layanan

Kerjabakti warga desa Tanjungsiang-Subang Dalam pembukaan jalan desa (PNPM MPd TA 2012)

9

Page 11: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

pendidikan dan kesehatan. “selama 15

tahun, tidak kurang dari 8.158 unit

sekolah baru, pemberian beasiswa

untuk 2.977 siswa dan pendirian 6.049

unit Pos Kesehatan Desa telah

dibangun”, terang Puji Wiraatmaja,

Spesialis Infrastruktur RMC III.

Persoalannya bukan semata-mata

pada penyediaan dana BLM, tetapi

bagaimanakah masyarakat terlibat aktif

dalam perencanaan, pelaksanaan

(swadaya) hingga ke pelestariannya.

Melalui adanya penggalian

gagasan, perencanaan partisipatif

dari tingkat RT/dusun, sense of

belonging lebih tercipta. “tumbuhnya

semangat kebersamaan adalah

modal utama pembangunan,” ujar

PJO provinsi (10/09).

Data BPS 2012 menyebutkan,

42% penduduk miskin Jawa Barat

berada di perdesaan. Persoalan serius

mereka adalah terbatasnya akses

permodalan usaha. Jebakan rentenir

masih mendominasi wilayah perdesaan

mulai dari Kab. Bogor, Karawang,

Indramayu hingga cianjur. Dengan

alasan klasik yaitu tanpa agunan,

kegiatan rentenir cukup menjamur

meskipun masyarakat sadar akan resiko

bunga yang begitu tinggi.

Program Usaha Ekonomi

Produktif dan Simpan Pinjam

Perempuan atau lebih dikenal UEP/SPP,

PNPM Mandiri Perdesaan menjawa

persoalan tersebut. Tanpa agunan serta

dengan bunga nan rendah, masyarakat

miskin difasilitasi untuk mendapatkan

modal. Syarat utamanya berkelompok

agar terjadi kontrol dan ikatan

kebersamaan.

Menurut penelitian, Kaum

perempuan dikenal tangguh (telaten)

dalam pengurangan resiko kemiskinan di

tingkat keluarga. Menjawab hal itu,

PNPM MPd memberikan akses khusus

Kelompok SPP Pengrajin Opak, binaan UPK Tanjungsiang-SUBANG

Memajukan Kaum Perempuan

10

Page 12: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

baik dalam kegiatan musyawarah

ataupun permodalan (khusus

perempuan) yang dikenal dengan SPP.

Hasilnya bisa dikatakan sangat

positif. Dari alokasi modal UEP sebesar

Rp.71.038.408.393,- saat ini telah

berkembang menjadi Rp.

120.636.390.287,-.Pun halnya program

SPP, dari modal Rp.507.571.502.189,-

kini menjadi Rp.724.460.818.667,-.

Tidak kurang dari 101.082 kelompok

usaha di 4254 desa di Jawa Barat telah

terlayani.

Perkembangan tersebut

menyimpulkan bahwa masyarakat lebih

mudah didorong kemajuan usahanya

dengan berkelompok. Pada saat ini tidak

kurang dari 438 kantor UPK (termasuk

phase-out) menjadi mitra permodalan

masyarakat miskin. “tidak sedikit pula

UPK yang memiliki saldo perguliran

diatas Rp. 7 milyar”, terang Rohman,

spesialis MIS RMC. Pembelajaran masyarakat peduli

Inti pemerataan pembangunan

bukan hanya menyangkut pendanaan,

tetapi juga bagaimana menciptakan

kader/pelaku pembangunan di

perdesaan. Selama ini, pembangunan

sering dibebankan pada pemangku

kepentingan seperti halnya pemerintah

desa.

“Pekerjaan pemerintah desa

semakin terbantu dengan adanya

pelaku seperti halnya TPK, KPMD,

Kader teknis dan lain sebagainya”,

terang Pipip Wuryana, Kades

Margalaksana (10/06).

Berdasar data yang dihimpun MIS

RMC, sampai dengan tahun 2013, PNPM

MPd di Jabar berhasil mendidik 42.500

orang Kader Pemberdayaan Masyarakat.

Mereka adalah tenaga terlatih yang

mengurusi usulan, pelaksanaan hingga

pengawasan pembangunan.

Tak hanya itu, sekitar 1.266 orang

menjadi Pengurus UPK di 422

kecamatan lebih. Berbagai kelembagaan

Anggota Kelompok SPP Pisang, Desa

Jatiserang, Panyingkiran, Majalengka

11

Page 13: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

seperti BKAD, BP-UPK, TP2, TV, TP3

dan kelembagaan lain, membuat

masyarakat desa tergerak untuk

memajukan desanya secara mandiri.

Pada Tahun 2013, PNPM Mandiri

Perdesaan mengalokasikan dana tidak

kurang dari Rp. 5 milyar untuk berbagai

pelatihan peningkatan kapasitas aktor

pembangunan perdesaan tersebut.

Pembelajaran terhadap

masyarakat memang menjadi fokus

PNPM Mandiri Perdesaan. Melalui

fasilitasi pembentukan Pokja RBM

(Ruang Belajar Masyarakat) di tingkat

kabupaten maupun kecamatan, saat ini

sudah tak aneh jika terdapat kader

pembangunan desa yang menguasai

masalah teknis, perencanaan, hingga ke

masalah hukum dan advokasi.

“Beberapa kader RBM turut aktif

dalam penyebarluasan informasi

PNPM, bahkan tak sedikit yang berhasil

menanganani kasus korupsi seperti

halnya di Panjalu”, kata Sutarjo,

Fasilitator Ciamis.

Menebar Semangat Sauyunan

Hadirnya PNPM Mandiri

Perdesaan di 4254 desa di 17 kabupaten

Jawa Barat mendapat sambutan baik

pemerintah daerah. Pemenuhan cost

sharing atau DDUB tidak menjadi beban.

Bahkan, beberapa kabupaten seperti

halnya Bandung menambah dana dari

5% ketentuan minimalnya. “Total dana

cost sharing TA 2013 mencapai

Rp.33.487.100.000,-“, ujar Rohman,

Spesialis MIS.

Selain cost sharing, penyediaan

dana PAP menjadi bukti dukungan

positif pemerintah kabupaten. Semua itu

bermula pada pengakuan terhadap

pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan

di wilayahnya.

Pimpinan daerah sekelas Bupati

Bogor, Purwakarta, Cianjur, Kuningan

dan kabupaten lain, tak merasa segan

untuk meresmikan hasil kegiatan fisik

apakah itu jalan desa, posyandu,

madrasah dan sarana lainnya.

Dukungan terhadap kegiatan

PNPM Mandiri Perdesaan juga diberikan

oleh masyarakat desa. Tak peduli miskin,

mereka berlomba menyumbangkan aset

yang dimiliki.

Tidak hanya tenaga, pikiran

ataupun makanan, tetapi juga hibah

tanah dan aset berharga lainnya. “dalam

prasasti selalu disebutkan besaran

swadaya yang disumbangkan dan

12

Page 14: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

itulah keberhasilan membangun

kepedulian”, kata Puji Wiraatmaja,

Spesialis Infrastruktur.

Untuk Kualitas Lebih Baik

Sebagai program pemberdayaan

yang bertumpu pada pembangunan

manusia, PNPM Mandiri Perdesaan di

provinsi Jawa Barat juga berfokus pada

upaya peningkatan kualitas hidup

manusia atau Human Development

Indeks.

Tak hanya melalui pelatihan

masyarakat, tetapi juga melalui

penyediaan sarana-prasarana yang

berkorelasi terhadap pengurangan angka

buta aksara, kematian ibu dan bayi, dan

problem penghambat kemajuan manusia

lainnya.

Melalui penyediaan sarana-

prasarana dasar seperti Posyandu, MCK,

ambulan, Polindes diharapkan derajat

kesehatan masyarakat desa meningkat

signifikan. Apalagi, sarana-prasarana

tersebut sesuai dengan apa yang mereka

inginkan.

Pun halnya penyediaan sekolah,

PAUD, madrasah, Taman Kanak-kanah,

dan fasilitas pendidikan strategis lainnya

ditargetkan menjadi pendorong derajat

level maupun kualitas pendidikan

masyarakat desa.

(TA 2011) Warga Desa Ciceret-Cigaronggong, Kec.Cibalong- Garut, bergotong royong mengangkat batu sungai untuk pembuatan saluran irigasi (P:1530 m) sebagai pengairan 25 ha sawah (BLM Rp.282 juta, swadaya Rp.4,5 juta).

13

Page 15: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

BPMPD Jawa Barat Sukses

Mengawal PNPM Mandiri

Perdesaan

Selasa, 18 Juni 2013, menjadi hari

bersejarah bagi Provinsi Jawa Barat,

khususnya dalam pelaksanaan PNPM

Mandiri Perdesaan. Sekian lama dinanti,

Jawa Barat dinobatkan sebagai

pemenang nasional Anugerah Si Kompak

Award 2013. Tak tanggung-tanggung,

dua kategori berhasil diraih bersamaan

di tahun 2013.

Dua kategori tersebut adalah

Pertama, untuk bidang Kelembagaan,

Kemitraan dan Kerjasama serta Peran

dan Fungsi BKAD (Badan Kerjasama

Antar Desa) yang diraih Kecamatan

Kadugede, Kab. Kuningan. Kedua, untuk

bidang PPD (Perencanaan Pembangunan

Desa) yang diraih Desa Margalaksana,

Kec. Salawu Kab. Tasikmalaya.

Di hadapan puluhan Bupati,

Kepala BPMPD provinsi, Kepala BPMPD

Kabupaten, PJO prov dan PJOkab se-

Indonesia, piala cantik berwarna kuning

keemasan itu diserahkan langsung oleh

Mendagri Gamawan Fauzi. Penerima

14

Page 16: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

piala dari Jawa Barat adalah Sdr. Otong

Hasbana (Ketua BKAD Kadugede) dan

Pipip Wuryana (Kades Margalaksana).

Hadir menemani kedua penerima

piala tersebut Kepala BPMPD provinsi

Jawa Barat Drs. Arifin Kertasaputra dan

Drs. Moh Edi Junaedi selaku

PJO provinsi PNPM Mandiri

Perdesaan Jawa Barat. Kab.

Tasikmalaya dan Bupati serta

tim Satker BPMPD Kab.

Kuningan.

Tepuk tangan meriah

mewarnai penghargaan yang

turut disaksikan Menko Kesra

Agung Laksono, Sujana

Rohyat selaku Deputi Bidang

Koordinasi Penanggulangan

Kemiskinan Menko Kesra,

Tarmizi A Karim selaku

Dirjen PMD Kemendagri

serta beberapa pejabat

kementrian lainnya.

Sebagai penerima

anugerah, Otong Hasbana merasa

bangga sekaligus terharus dengan

penganugerahan tersebut. “Ini

merupakan prestasi, tapi sekaligus

beban bagi pengurus BKAD untuk

bekerja lebih baik”, tegasnya.

Pernyataan senada juga

disampaikan Pipip Wuryana. “meskipun

awalnya nggak pede mas, tapi dengan

penganugerahan piala ini saya optimis

kedepannya desa kami akan lebih baik”,

paparnya.

Penganuegarahan Si Kompak

Award Tahun 2013 yang bertempat di

Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta itu,

mendapat sambutan meriah karena

dalam sambutannya Menko Kesra Agung

Laksono menyatakan bahwa PNPM

15

Page 17: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Produk Klp. SPP Burung Nuri binaan UPK Bojong, Purwakarta. Produk

berbahan baku aren dan dijual Rp.15 ribu per pack ini telah dipasarkan di

Purwakarta, Subang, Karawang

Mandiri Perdesaan adalah program

terbaik yang harus dilanjutkan.

Dalam kesempatan itu pula,

Gubernur Ahmad Heryawan dinobatkan

sebagai pembina PNPM Mandiri

Perdesaan terbaik di tingkat provinsi.

Dukungan pendanaan APBD berupa

PAP, pembuatan gerai produk UPK

ataupun program pemberdayaan desa

yang sejenis telah mengantarkan hal itu.

Setelah terbebas dari jerat

rentenir, rumah tangga miskin di

perdesaan Jawa Barat difasilitasi dengan

kemudahan akses meminjam modal

usaha di UPK. Tahap selanjutnya adalah

menguatkan produk mereka dengan

dukungan pemasaran.

Gerai adalah salah satu program

masterpiece pemprov terhadap

pemasaran produk usaha kelompok

peminjam SPP/UEP. Gerai juga menjadi

media peningkatan kapasitas manajemen

usaha melalui berbagai pelatihan yang

dibuat secara terpadu.

“Sewaktu kami berkunjung ke

daerah (desa), masyarakat selalu

mengharapkan agar PNPM Mandiri

Perdesaan diteruskan”, terang Gubernur

kelahiran Sukabumi tersebut.

“Masyarakat bisa merasakan hasil

positif kegiatan fisik, pendidikan

maupun kesehatan”, tegasnya.

Keripik Singkong, Kacang Asin, Krupuk Jagung

produk kelompok SPP di Kab. Majalengka. Telah

dijual ke pasar lokal (Cigasong, Cikijing dsb)

16

Page 18: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Selasa, 17/09/2013. Majelis Hakim

Pengadilan Tipikor Bandung

menjatuhkan vonis terhadap mantan

pengurus UPK Malangbong Garut

periode 2007-2010. Lilis (eks Ketua)

dan Haris (eks Sekretaris) divonis 1,6

tahun pidana kurungan sedangkan Ida

Widaningsih (eks Bendahara) divonis

2,6 tahun, menyusul korupsi dana UPK

sebesar Rp.1,1 milyar yang berhasil

dibuktikan oleh JPU di persidangan

Sukabumi. Koswara Awaludin, 43 th, mantan ketua UPK Caringin Kab. Sukabumi, ditangkap Kejari Cibadak Kamis malam 20/09/2013. Sebelumnya, lelaki asal desa Caringin itu dinyatakan DPO setelah tiga kali pemanggilan tidak dipenuhi. Penangkapan dilakukan oleh Kejari bekerjasama Satreskrim Polres Sukabumi menyusul dugaan hilangnya dana PNPM Mandiri Perdesaan Kec. Caringin sebesar Rp.1,2 milyar berdasar audit tim gabungan RMC dan NMC pada tahun 2011.

17

Page 19: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Karawang, (Jumat, 20/09/2013)

Kepala BPMPD Jawa Barat, Drs.

Arifin Kertasaputra meresmikan

kantor baru UPK Tirtamulya Kab.

Karawang. Dalam sambutannya,

mantan sekda Karawang itu

menegaskan pentingnya pelayanan

maksimal UPK terhadap masyarakat

miskin agar lebih sejahtera bersama

PNPM Mandiri Perdesaan.

Kamis, 19/09/2013. BPMPD Jawa

Barat menggelar Rakor khusus

bertema “evaluasi percepatan

penyerapan dana PNPM MPd TA

2013”. Selain perwakilan Satker

Kabupaten dan Faskab, acara

tersebut juga dihadiri tim Satker

PMD Kemendagri, NMC dan RMC

Jakarta. Tidak hanya menyangkut

BLM, rakorsus juga

mengidentifikasi status fasilitator

dan pelaku yang masuk DCT

Pemilu 2014.

18

Page 20: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

27/09/2013. Bintek Pendamping Lokal. Upaya peningkatan kapasitas pelaku pembangunan di perdesaan difasilitasi BPMPD Jawa Barat dengan penyelenggaraan Bimtek (Bimbingan Teknis). Seluruh PL di 422 kecamatan lokasi PNPM Mandiri Perdesaan dilatih berbagai kompetensi penting menyangkut manajemen keuangan program, pendampingan sarana-prasana, serta pengawasan perencanaan desa. Bintek dilakukan dengan sistem kluster (Cirebon, Tasikmalaya, Bekasi, Lembang, dan Purwakarta)

Bandung, 28/09/2013. Satker

BPMPD Jawa Barat bekerjasama

dengan Tim RMC menggelar

seleksi Fasilitator Kabupaten di

aula BPMPD Jawa Barat. Seleksi

yang digelar sehari penuh itu

menyusul kekosongan di dua

tempat yaitu Garut dan

Karawang. Tujuh asisten Faskab

mengikuti seleksi tersebut. Pada

hari yang sama juga digelar

seleksi untuk mengisi kekosongan

tiga orang asisten Faskab.

19

Page 21: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Pemprov Jawa Barat Bantu

Pembuatan Gerai Produk

kelompok SPP/UEP

embukaan akses permodalan PNPM Mandiri Perdesaan telah mendorong

perkembangan dunia usaha di perdesaan. Melalui program UEP/SPP, mayarakat yang semula miskin difasilitasi untuk bangkit.

Secara berkelompok mereka diberi kesempatan mendapat pinjaman tanpa agunan. 15 tahun perkembanganya di Jawa Barat, tidak kurang dari 101.082 kelompok UEP/SPP berkembang dengan aneka produk maupun jasanya.

Sudah jamak terjadi bahwa pemasaran produk usaha di perdesaan bersifat konvensional. Manajemen yang dikembangkanyapun ala kadarnya yang berpengaruh pada kurang berkembangnya usaha. Situasi inilah yang mendasari Pemerintah provinsi Jawa Barat mengambil langkah taktis. Salah satunya dengan pengalokasian Rp.1 milyar/kabupaten untuk pembuatan Gerai.

Gerai tersebut dimaksudkan sebagai fasilitas promosi bagi aneka produk dan jasa kelompok usaha binaan PNPM Mandiri Perdesaan. Tak hanya itu, pembinaan usaha juga akan diberikan karena di gerai tersebut terdapat ruang pelatihan pengembangan usaha kelompok. “kami optimis, setelah

produk dipasarkan digerai nantinya akan menambah angka penjualan usaha kelompok”, terang Drs. Arifin Kertasaputra, Kepala BPMPD Jawa Barat.

UPK Tanjungkerta Sumedang sudah mempraktekan hal tersebut. Dengan bantuan promosi baik melalui etalase, even dan jaringan pemasaran lain, kelompok penghasil ayam panggang di kecamatan

P

20

Page 22: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

tersebut sekarang ini berkembang cukup pesat. “dikarenakan banyak orang tahu dan merasa cocok rasa, mungkin juga harganya, akhirnya banyak yang pesan”, ujar Drs. Arifin Kertasaputra.

Pada tahun 2013, sudah tiga kabupaten yang memulai pengerjaan pembuatan gerai yaitu Majalengka, Sumedang dan juga Purwakarta. Gerai tersebut menempati lahan tidak kurang 1000 meter persegi. Desain yang ditentukan, selain berupa outlet/etalase, juga tempat pelatihan (capacity building).

Etalase nantinya berfungsi sebagai media pemasar berbagai produk yang originial memang produksi kelompok peminjam SPP/UEP. Contohnya, kecimping, opak, asinan, dodol, bambu kreatif dan lain sebagainya. “di satu kabupaten nantinya terdapat puluhan hingga ratusan produk”, tegas Drs. Arifin Kertasaputra. Penyediaan ruang pelatihan juga dimaksudkan sebagai penguat hal tersebut. Berdasar studi, tak sedikit kelompok peminjam SPP/UEP yang berkebutuhan dalam pelatihan seperti teknik packaging, manajemen usaha, strategi pemasaran dan lain sebagainya. Disinilah perlunya dukungan antarpihak khususnya dari SKPD/OPD kabupaten diharapkan muncul. Contoh dari Dinas Koperasi, UMKM, Perindag dan SKPD

lain yang memiliki misi program yang sama. Sebagaimana prinsip PNPM Mandiri Perdesaan, maka dukungan lintas sektor diperlukan termasuk dalam pengoptimalan gerai. Disitulah pentingnya prakarsa dan dukungan lokal.

Proses pengerjaan bangunan Gerai Produk Kelompok SPP/UEP di Tomo Kab.Sumedang

21

Page 23: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Bertahan Pada Asa Tersisa *

(Strategi pelestarian UPK Phase-Out

Bojongsoang-Kab.Bandung)

Bertahan di masa phase-out bukan

pekerjaan mudah. Tidak adanya suntikan

BLM membuat lemas. Lunturnya

komitmen juga menjadi problem.

Di beberapa lokasi, phase-out

menjadi awal ketidakberlanjutan

kegiatan. Kegiatan perguliran

dana simpan-pinjam sebagai

warisan PPK/PNPM Mandiri

Perdesaan akhirnya tinggal cerita.

Namun cerita tersebut tak

dialami UPK Sauyunan

Bojongsoang yang dibentuk

Desember 2001 lalu. Setelah

dinyatakan phase-out pada tahun

2007, UPK yang diketuai Agus

Surahman itu mencoba bertahan

meski dengan status keuangan defisit Rp.

60 juta. Kala itu, pinjaman bermasalah

mencapai Rp. 503.649.999,-. Anggapan

hibah terhadap dana tersebut menjadi

tantangan berat pemulihannya.

Agus Surahman, dibantu Ipin

Aripin (Ketua BKAD), Puji Setya (Ketua

BP-UPK), dan Cucu Barmana (Tim

Verifikasi) membenahi anggapan salah

tersebut. Meski tak seluruhnya berhasil,

Agus bersama pengurus lain tetap

melakukan perguliran. Disamping

penyelenggaraan MAD, pengurus juga

aktif koordinasi dengan Ibu Lilis, PJOK.

Alhasil sampai saat ini terlayani 34

kelompok SPP.

Pelayanan dan pembinaan

terhadap 34 kelompok itulah yang

menyemangati pengurus hingga kini.

Tekad untuk melestarikan aset tersebut

menjadi energi yang terus menyala.

“Meskipun perolehan jasa tak seberapa,

bagi kami yang penting masyarakat

Pembinaan kelompok peminjam SPP di Bojongsoang

22

Page 24: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

miskin tetap terlayani modal

usahanya”, ungkap Agus yang menjadi

Ketua UPK sejak tahun 2004 itu.

Phase-out memang masa berat berat. Harapan untuk mendapatkan suntikan modal BLM bisa dikata tidak pernah didapat. Namun, bemodal visi

sebagai lembaga peningkat kesejahteraan masyarakat melalui pelestarian PPK, pengurus UPK terus berupaya menjalankan kegiatan perguliran dari sisa dana yang ada. Pada tahun 2007, sebagai tahun awal phase-out, kondisi keuangan UPK defisit tidak kurang dari Rp.60 juta

Tekad itulah yang menghidupkan

spirit kemandirian. Atas konsistensi

itulah, pada tahun 2012 UPK Sauyunan

mendapat Anugerah Si Kompak Award

untuk kategori Phase-out dari Pemkab

Bandung.

Agus yang pernah mengetuai

Forum UPK kab. Bandung

menyatakan bahwa UEP/SPP

adalah warisan yang

bermanfaat bagi orang miskin

di perdesaan. Menurutnya,

program tersebut mampu

menjawab kebutuhan pokok

permodalan. (*Agus Sr)

Bupati Bandung Dadang Naser memberikan piala

Si kompak kepada pengurus UPK phase-out

Bojongsoang (Th.2012)

“Program UEP/SPP adalah warisan yang bermanfaat bagi orang miskin dan karenanya

harus dilestarikan” (Agus Surahman)

23

Page 25: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Air Solusi Kehidupan (Oleh : Mahmud Yusuf, S.Fil, sekretaris UPK Cibalong)

Air adalah senyawa penting

kehidupan. Tak hanya untuk minum,

tetapi juga untuk pertanian, peternakan

dan penghidupan lainnya. Di bumi,

tersedia air tidak kurang dari 1,4 triliun

kilometer kubik (330 juta mil³).

Sayangnya, air kadang tak bersahabat.

Melimpah di musim penghujan dan

menghilang di musim kemarau. Iklim tak

beraturan yang diperparah dengan

minimnya daerah tangkapan air menjadi

pemicu kelangkaannya.

Keadaan itu mengusik warga

Singalancap, Desa Singajaya, Kec.

Cibalong Kab.Tasikmalaya. Dikelilingi

pegunungan, warga memang alami

kesulitan air bersih. Sumber air berada di

sungai sejauh 300 meter dengan

ketinggian 50 mtr, maka bagi warga yang

tidak kuat mengangkut harus merogoh

kocek. “uang Rp. 25 ribu hanya setara

dengan 175 liter air sedangkan

kebutuhannya rata-ratanya 875 liter”,

kata Ustad Rouf, warga setempat.

Warga Ds.Singajaya gotong royong kerjakan SAB

untuk pemenuhan air bersih di rumah mereka

24

Page 26: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Penggunaan diesel pernah dicoba. Hasilnya tak seberapa karena kemiringannya mencapai 70 derajat. Pun demikian, warga tetap menginginkan pompanisasi. Pada tahun 2009, usulan tersebut dalam musdes dikalahkan oleh pembangunan jalan, madrasah dan MCK. “tak putus asa warga mengusulkan lagi dan hasilnya pada tanggal 11 mei 2010 masuk dalam penetapan RKP Desa”, tutur Yusuf yang kini menjadi sekretaris UPK Cibalong.

Pada tanggal 22 Januari 2011 dilakukan rembug kesanggupan dan terkumpulah swadaya sebesar Rp. 13.755.750,-. Setelah diverifikasi, pada acara MAD penetapan tangga 28 April 2011, usulan pompanisasi masuk dalam SPC dengan alokasi BLM sebesar Rp. 115.798.600,- . Usulan semula untuk Singalancap diperluas untuk kampung Banceuy dan Rancamulya. TPK yang

diketuai Endang Supriyadi bergerak cepat merealisasi dana tersebut.

Warga bahu membahu bersama KPMD dan Pemerintah Desa. Setelah 86 hari pengerjaan, pompanisasi di-MDST-kan. Bersamaan itu pula dibentuk Tim Pemelihara dengan komposisi Andung (ketua), neneng (sekretaris), Eet

(Bendahara), Ujang

(operator mesin).

Dengan iuran Rp.250,-

/liter, sampai bulan Oktober 2012, kas Tim

pemelihara mencapai Rp. 10.000.000,-.

Kas tersebut untuk

pemeliharaan mesin dan jaringan.

Saat ini, bangunan sarana air

bersih telah dinikmati tidak kurang 140

KK 586 warga. Daden A Solihin, Kades

Singajaya menyatakan rasa syukurnya.

“Saya berharap Kampung Singalancap

jadi percontohan pengelolaan air

dengan pembuatan PERDES”,

terangnya.

Ramai Warga mengambil air dari SAB PNPM MPd

Desa Singajaya, Cibalong, Tasikmalaya

25

Page 27: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

SAB Desa Haurkuning, digunakan 400 KK di 4 Dusun

Perdes Sebagai Pelestari Aset

esa Haurkuning, Kec.

Nusaherang Kab. Kuningan

merupakan desa koservasi

karena berdekatan dengan hutan

lindung. Di sana terdapat banyak potensi

sumber mata air. Namun ironis, warga

sering kesulitan

air bersih.

Desa

yang terletak 20

km dari ibukota

Kuningan ini

sejak tahun

1982,

sesungguhnya

telah dibangun

SAB (Sarana Air

Bersih). Tetapi,

kerusakan tak

pernah

diperbaiki. Wargapun harus bersabar

untuk mendapat air satu ember dengan

mengantri semalaman.

Padahal di musim kemarau pun

debit di sumber air memadai (5

liter/detik). Jarak sumber ke rumah

warga sekitar 400 meter dan dibagian

hilir telah ada bak penampung berukuran

18 mtr persegi. Namun telah rusak

bertahun-tahun.

Pada tahun 2011, setelah

dilakukan pemetaan kebutuhan,

musyawarah perencanaan dan terpenting

komitmen pemeliharaan, akhirnya warga

menyetujui pembangunan SAB di lokasi

tersebut. Sesuai usulan, SAB berukuran

160 meter/12

jam

diperkirakan

bisa memenuhi

kebutuhan 4

dusun (500

Keluarga).

Usulan

PNPM Mandiri

Perdesaan yang

bersifat open

menu, pada

dasarnya

sebagai acuan

bagi masyarakat untuk mengusulkan

kegiatan yang dianggap vital akan

menyelesaikan masalah.

Deni, Fasilitator Teknik, berupaya mengawal usulan melalui fasilitasi surver teknis, musyawarah, pelaksanaan hingga pemeliharaan. Disisi lain, keingingan masyarakat sudah bulat. Sarana Air

D

26

Page 28: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Bersih harus terbangun dan terpelihara. Apalagi, warga merasa air benar-benar yang paling dibutuhkan. Sebelumnya sering terjadi ribut rebutan air.

Alhasil, pada tahun 2012 usulan SAB terdanai. Alokasi BLM sebesar Rp.93.433.000,- ditambah dengan dana swadaya masyarakat sebesar Rp.4.917.000,-. Ukurannya 40 meter persegi. Kurang lebih 3 bulan pengerjaan, warga bahu-membahu ikut gotong royong.

Pada tanggal 21 November 2012, pembangunan SAB berhasil di MDST-kan. Warga bersukacita. Begitu pula Pemerintah Desa. Pembangunan SAB ini secara otomatis memfungsikan kembali PERDES No.04/2008 tentang Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Pengelola Air Minum dan Lembaga Keuangan Mikro (PAM-LKM).

PERDES yang disahkan oleh Kepala Desa Nana Rusmana pada tahun 2008 itu mengatur: (1) Penetapan Badan Pengawas dan Direksi (pengelola), (2) tugas dan wewenang serta (3) pelaporan pertanggungjawaban.

Saat ini, direksi telah menetapkan aturan pemanfaatan SAB. Untuk 0-20 kubik dihargai Rp. 10 ribu, selebihnya dikalikan Rp.500 ribu/meter kubiknya. Rinciannya, 40% untuk dana

pemeliharaan (termasuk honor pengelola) dan 60% untuk APBDes.

Dalam sebulan bisa mendapat income Rp.4 juta/bulan.”tapi ini bukan untuk profit semata, yang lebih penting adalah pemanfaatan untuk warga,”tegas Pepen, Kaur Ekbang Pemdes Haurkuning. (Deni,FT Nusaherang)

TA 2013, PNPM Mandiri Perdesaan menfasilitasi

pembuatan 188 Unit Sarana Air Bersih di 17 kabupaten-

Jawa Barat

Bangunan SAB Desa Leuwilaja, Sindangwangi-

Majalengka, mengaliri 200 KK

27

Page 29: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Tekad Baja untuk Jembatan Baja

Dusun Pasir gombong, merupakan salah satu dusun di desa Pasirbaru, Kec.Pagelaran.

Sebagai desa berkontur pegunungan, dusun ini relatif terpencil dan berjarak tidak kurang dari 60 km dari ibukota Cianjur. Pencaharian masyarakat sehari-hari sebagai petani.

Dengan penghasilan yang tak seberapa, masyarakat dusun pasirgombong berharap perubahan dari

PNPM. Pasalnya, di dusun tersebut terdapat sungai yang cukup menyulitkan untuk angkut hasil panen.

Selama ini, masyarakat swadaya

membuat jembatan berbahan

bambu. Tentu hanya untuk

dilewati pejalan kaki saja. Selain

bambunya yang lapuk, sungai

cukup curan dengan kedalaman

tidak kurang dari 6 meter.

Tahun 2011 merupakan

tahun bersejarah bagi masyarakat

dusun pasir gombong. Tak

dinyana, usulan pembangunan

jembatan bambu tersebut

menempati posisi rangking 2

pada saat MAD, menyisihkan 20

usulan lain.

Melalui survey teknis, desain RAB,

dan studi kelayakan lainya, jembatan

bambu di pasir gombong disetujui untuk

dirubah menjadi jembatan gelagar baja.

BLM yang di alokasikan sebesar Rp.

Rp.224.179.000,-.

Swadaya masyarakat bukanhanya

pada swadaya material dan tenaga waktu

pembangunannya, tetapi juga dengah

hibah tanah mengingat prasyarat lebar

jalan penghubung minimal 2,5 meter

sedangkan sebelumnya Cuma 1 meter.

D Kondisi Jembatan sebelum dibangun, tidak permanen

dan membahayakan warga yang melewatinya

28

Page 30: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Itupun ditambah kewajiban memasang

batu jalan per KK 10 meter.

Menyeberangkan Mimpi Warga Desa Khoirudin, ST (FT Cigudeg-Bogor)

Jembatan mungkin bukan

kebutuhan langka di daerah yang

berkecukupan maju. Apalagi di lokasi

yang sudah tersedia sejak dulunya. Tentu

beda dengan desa terisolir dengan

kondisi ekonomi warganya yang lemah.

Adanya bantuan dana tentu sangat

dibutuhkan.

Dusun Cisarua, Desa Banyuresmi,

Kec.Cigudeg, Bogor merupakan salah

satu desa berjarak lebih dari 30 km dari

ibukota Bogor. Kontur sebagian wilayah

perbukitan, ditengahnya terdapat sungai

Cisarua.

Sungai itulah yang

membatasi kehidupan sebagian

masyarakat Desa Cigudeg. Demi

mengatasi hal itu, masyarakat

membikin jembatan darurat

berbahan baku bambu. Tentu saja

hanya untuk penyebarangan kaki.

Sejak awal sesungguhnya

telah muncul harapan. Andai jembatan

tersebut permanen, warga berpikir hal

itu akan menguntungkan. Namun 10

tahun lebih, harapan tinggal harapan.

Tekad gotong royongpun

menyeruak setelah warga dan tokoh

bersepakat di dalam musyawarah dusun

hingga desa. Akhirnya, melalui Forum

MAD kecamatan Cigudeg di tahun 2009,

diterimalah usulan pembangunan

jembatan berikut besaran usulan BLM

sesuai perhitungannya.

Kondisi Jembatan setelah dibangun;

kokoh, nyaman dan melancarkan kegiatan warga

29

Page 31: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Berdasar desain dan RAB,

pembangunan jembatan tersebut

menyerap dana tidak kurang dari

Rp.76.830.000,- dengan alokasi BLM

Rp.66.365.000,-, masyarakat pun

berswadaya sebesar Rp.10.465.000,-

Akhirnya jembatan lengkung

sepanjang 15 meter dengan lebar 2 meter

terbangun kokoh. Tidak kurang dari 100

Kepala Keluarga bersyukur tiada

habisnya. Ini bukan hanya persoalan

fisik, tetapi batin yang begitu gembira

setelah merasa adanya perubahan dari

jembatan tersebut.

Aden, Tokoh masyarakat setempat

mengungkapkan,”sejak jembatan

dibangun, anak-anak sekolah, petani,

dan saya sendiri bisa menyadari bahwa

PNPM Mandiri memang luar biasa,

“tegas pria berkumis itu.

Selama lima tahun, 2008-2013, PNPM Mandiri Perdesaan di Jawa Barat telah menfasilitasi terbangunnya

jembatan desa 1737 unit. 80% jembatan tersebut terpelihara baik

dan dimanfaatkan sebagai penunjang kegiatan ekonomi, pendidikan,

agama dsb

Kondisi sebelum & sesudah jembatan Cisarua dibangun warga bersama PNPM MPd

30

Page 32: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Zero Tolerance for Corruption

anggal 1 November 2012, Im dan

Nn yang merupakan mantan

sekretaris dan bendahara UPK

Panjalu-Ciamis menangis tersedu.

Hakim pengadilan Tipikor Bandung yang

diketuai I Gusti Lanang, mengganjar

keduanya dengan vonis masing-masing

4,3 tahun dan 4 tahun hukum penjara.

Selain membayar uang pengganti sebesar

Rp.1,1 milyar, mereka juga diharuskan

membayar denda Rp.200 juta.

Vonis ini dijatuhkan majelis

hakim menyusul tindak pidana korupsi

sebesar Rp.2,5 milyar oleh kedua ibu

rumah tangga itu. Dikabarkan, keduanya

tergoda gaya hidup (life style) sehingga

nekat membuat kelompok fiktif dalam

perguliran program SPP/UEP di

Kecamatan Panjalu demi memperkaya

diri sendiri.

Dengan dugaan yang sama pada

tanggal 24 Juli 2013 Pengadilan Tipikor

Bandung kembali memvonis Od, eks

Ketua UPK Taraju-Tasikmalaya periode

2001-2010. Majelis Hakim yang

beranggotakan syamsudin, SH, Heri

Sutanto, SH dan Adriano SH

menjatuhkan vonis 2,6 tahun pidana

kurungan menyusul kerugian negara

akibat tindak pidana korupsi ibu rumah

tangga itu sebesar Rp. 951 juta.

Berlanjut pada tanggal 17

september 2013, Pengadilan Tipikor

Bandung kembali mengganjar mantan

pengurus UPK Malangbong-Garut.

Ls (eks Ketua) dan Hs (eks

Sekretaris) divonis 1,6 pidana penjara

menyusul kerugian negara akibat tidak

pidana korupsi senilai Rp.140 juta (Ls)

dan Rp.30 juta (Hs). Sedangkan Iw (eks

Bendahara) divonis 2,6 tahun karena

merugikan negara sebesar Rp.

913.382.000,-.

T

31

Page 33: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Berselang dua hari, pada tanggal

19 september 2013 lalu Kejari Cibadak

Sukabumi menangkap Kw (43 thn).

Mantan Ketua UPK periode 2007-2011

itu ditahan karena dugaan tindak pidana

korupsi dana

PNPM Mandiri

Perdesaan

Kec.Caringin

sebesar Rp.1,2

milyar. Kini,

lelaki asal

kampung

Caringin itu

mendekam di

tahanan

Nyomplong,

Sukabumi.

Berdasar

pengungkapan kasus dipersidangan,

modus para terpidana baik dari Panjalu,

Malangbong, Taraju ataupun Caringin

relatif sama dari segi modus, seperti:

pembuatan kelompok fiktif,

perguliran tanpa MAD,

penggelapan setoran kelompok,

rekayasa laporan keuangan dan

aneka modus lainnya

Tentu saja tindakan tersebut

bertentangan dengan PTO atau prinsip

anti korupsi PNPM Mandiri Perdesaan.

Wajar apabila penegak hukum menjerat mereka. Berbagai pasal diantaranya pasal 2 ayat 1 jo pasal 3 jo pasal 9 ayat 1 jo pasal 18

huruf B UU 31

1999 Tentang

Pemberantasan

Tipikor jo UU no 20

2001 tentang

perubahan atas UU 31 1999

tentang pemberan

tasan Tipikor jo pasal 64 ayat 1 KUHP selama ini sering digunakan dasar penetapan vonis terhadap pelaku tindak pidana korupsi di PNPM Mandiri Perdesaan.

“Vonis terhadap mantan pengurus UPK diharapkan menjadi warning bagi pengurus UPK lain”, terang Ali Yasin, Spesialis KIE RMC III Jawa Barat. Apalagi, Pokja Pengendali PNPM Mandiri telah mendeklarasikan toleransi nol terhadap korupsi (zero tolerance for corruption) di Bandar

Sujana Royat, Ketua Pokja Pengendali dalam Gelar Semangat Anti Korupsi

PNPM Mandiri (Lampung, 16 Mei 2013)

32

Page 34: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

PNPM Mandiri Perdesaan

memprakarsai kesadaran hukum

masyarakat melalui pembentukan

Tim Penyehat Pinjaman, Tim

Penanganan Masalah, Community

Based Monitoring dan lain

sebagainya. Hakekat penyelesaian

masalah diutamakan non-litigasi

sebagai edukasi antarpihak

Lampung pada 16 mei 2013 lalu bersama dengan KPK dan ICW.

“Itu artinya, seluruh pelaku dan fasilitator menjadi teladan masyarakat dalam untuk menjauhi korupsi”, tandas alumni universitas Jember itu. Apalagi, prinsip pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan jelas sejak awal, yaitu harus transparan, terbuka, partisipatif dan bebas dari tindak korupsi.

Penanganan secara hukum, pada dasarnya sebagai alternatif terakhir setelah pendekatan musyawarah (non-litigasi) tidak berhasil. Kenyataannya memang beragam. Ada pelaku yang sadar, mengakui dan mengembalikan seperti di UPK Japara-Kuningan. Tetapi ada juga yang tak mengembalikan seperti Caringin-Sukabumi, Taraju-Tasikmalaya, dan tempat lainnya.

ebagai pengawal proses

pembangunan di pedesaan, BKAD

bukan lembaga jadi-jadian.

Terlebih di PNPM Mandiri Perdesaan

posisinya sangat strategi karena sebagai

pelestari hasil kegiatan PPK-PNPM MPd

(Permendagri No.38/2007) tentang

Kerjasama Desa.

Dasar itulah yang BKAD Kec.

Rongga-Bandung Barat, yang diketuai Aa

Rusyana, dalam penanganan pinjaman

bermasalah senilai Rp. 269.427.659,-

sebagai pemecahan aset dari UPK Kec.

Gununghalu. Bukan hal mudah karena

sebagian masyarakat menilainya hibah.

Dengan semangat besar untuk

keluar dari kec. bermasalah, BKAD

Rengasdengklok-Karawang juga berhasil

menangani pinjaman UEP/SPP sebesar

Rp. 252.000.000,-.

Meski harus tertatih karena

banyak peminjam yang kabur jadi TKW,

juga alasan bangkrut, tetapi hal itu bisa

diselesaikan dengan kembalinya uang

S

33

Page 35: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

pinjaman sebesar Rp. 182 juta pada dua

bulan pertama dan Rp.70 juta pada dua

bulan selanjutnya.

BKAD Kec. Krangkeng-Indramayu yang diketuai Wasnidi, juga melakukan hal tersebut. Selama kurang lebih 2 bulan mereka berhasil mengembalikan pinjaman macet masayarakat sebesar Rp. 215 juta. Saat ini, mereka juga aktif menangani penyalahgunaan dana oleh eks Ketua UPK sebesar Rp. 253 juta.

Selain penanganan pinjaman bermasalah, BKAD juga pro-aktif dalam hal lain. Contoh BKAD Kec.Kawali-Ciamis. Lembaga yang diketuai Bpk Barnas itu disamping ikut mereview RPJM/RKPDes, partisipasi di musrenbang kec&kab, juga melakukan advokasi kebijakan intregrasi di Kab. Ciamis melalui hearing DPRD, studi

banding dan peningkatan kapasitas lainnya.

Ditangan Otong Hasbana, BKAD Kadugede Kab.Kuningan disulap menjadi

lembaga aktif pengawal perencanaan pembangunan desa. Tidak hanya dengan koordinasi horisontal seperti dengan PJOK, Muspika, UPK dan kelembagaan lain setingkat kecamatan, akan tetapi juga aktif membangun kemitraan dengan pihak swasta seperti PT Sosro, PT Asuransi Bumi Putra, STIKKU Kuningan dan lain sebagainya.

Atas kegigihan itulah, BKAD Kadugede yang dimotori Otong dinobatkan sebagai BKAD terbaik nasional untuk kategori Kemitraan dan Kerjasama. Otong yang hanya seorang penjaga sekolah itu mampu membuktikan bahwa kepedulian terhadap masyarakat selalu indah untuk dipraktekan.

Otong Hasbana, Ketua BKAD Kadugede-Kuningan, bersalaman dengan Mendagri

Gamawan Fauzi dalam Anugerah Si Kompak Award TA 2013

34

Page 36: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Inspirasi menarik juga datang dari BKAD Kec.Bojongsoang-Bandung. Meski telah berstatus phase out sejak tahun 2007, BKAD yang diketuai Ipin Arifin masih tetap peduli dengan kegiatan UPK. Tiga bulan sekali diadakan rapat koordinasi untuk membahas peluang dan hambatan kegiatan Perguliran. Semangat pengabdian seperti itulah yang patut ditiru.

Bersama RBM; membuang Takut untuk menyebar Informasi dan Edukasi

uang Belajar Masyarakat (RBM)

merupakan salah satu kegiatan

unggulan PNPM Mandiri

Perdesaan. Dalam tiga tahun terakhir,

RBM di tingkat kabupaten, kecamatan

hingga desa menjadi arena belajar

R

Peningkatan Kapasitas Pengurus BKAD menjadi concern PNPM Mandiri

Perdesaan. Di Jawa Barat, selama TA 2013, sekurang-kurangnya telah dilatih

231 orang pengurus BKAD dengan alokasi DOK lebih dari Rp.102 juta

(Belum termasuk pelatihan gabungan antara BKAD, BP-UPK, UPK yang

dananya mencapai Rp.70 juta lebih)

35

Page 37: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

strategis dan gratis. Sejak tahun 2011 di

17 kabupaten Jawa Barat, telah terbentuk

Pokja RBM dengan berbagai kegiatan

pembelajaran seperti pelatihan kader

teknik, pelatih masyarakat, advokasi

hukum hingga ke pengembangan media

informasi.

Habermas

menyatakan

bahawa proses

komunikasi

masyarakat harus

bersandar pada

pengembangan

nalar kritis. Sebab,

hakekatnya setiap

manusia berhak

berbicara dalam

pembangunan.

Disitulah peran

penting Pokja RBM.

Masyarakat desa

yang semula tidak

paham advokasi kemudian berlatih

menjadi paralegal. Di bidang teknik juga

terampil menyusun desain RAB.

Dibidang pengembangan media

informasi juga tak kalah piawai.

Menyadari bahwa informasi

merupakan sumber edukasi, Pokja RBM

di 17 kabupaten Jawa Barat berlomba

membuat media. Selain buletin cetak

bulanan seperti Kab. Cianjur, Bekasi,

Purwakarta dan Bandung, ada pula yang

mengembangkan website seperti

Kuningan, Ciamis dan Sukabumi. Pokja

RBM Majalengka tak kalah kreatif

dengan sekolah jurnalistik

berbasis audio visual seperti

radio komunitas, blog desa,

pembuatan film dan lain

sebagainya.

PNPM Mandiri

Perdesaan menyediakan dana

stimulus Rp.300 juta (tahun

2011) dan Rp.180 juta (tahun

2012) di 17 kabupaten. Di

Bekasi, Sukabumi dan

Cianjur, pemkab terdorong

memberikan dana APBD agar

kegiatan RBM semakin luas.

Termasuk salah satunya untuk

pengembangan media berupa

buletin masyarakat.

Pada tahun 2013, dengan

semangat keberlanjutan Pokja RBM di 4

(empat) kabupaten Integrasi yaitu

Ciamis, Majalengka, Subang dan

Sumedang mendapat BLM masing-

masing Rp.180 juta. Satu diantaranya

Majalah Sindangkasih, diterbitkan

oleh Pokja RBM Kab. Majalengka

36

Page 38: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

untuk fasilitasi pengembangan media

informasi masyarakat. Di Kabupaten

Sumedang, dana tersebut digunakan

untuk pembuatan buku yang memuat

kisah pemberdayaan desa.

RBM telah menjadi ruang bertemu

pelaku dan aktor pembangunan

perdesaan. Tentu hanya mereka yang

peduli sebab sifatnya adalah relawan. Di

Kab.Bekasi misalnya, mayoritas tim

redaksi Majalah Mitra Mandiri adalah

buruh pabrik yang waktu di siang harinya

dihabiskan di pabrik.

Pun begitu, tekad mereka untuk

belajar dan menyebar informasi kuat

mengakar. Itulah swadaya yang justru

tak ternilai. Komitmen, pengetahuan,

kepedulian adalah swadaya yang lebih

lestari.

RBM menjadi komunitas

pemberdayaan aktor pembangunan di

perdesaan. Di kabupaten Majalengka,

pengurus dan relawan RBM bidang

media telah akrab menjalin kerjasama

dengan GDM- Gerakan Desa

Membangun, sebuah NGO yang konsen

dengan pemberian portal/website gratis

untuk pemerintah Desa.

Membuang Memble Dengan

Menjadi KPMD...

Oleh. Pulung (KPMD Buahkapas kec Sindangwangi Kab Majalengka)

esa Buahkapas, menjadi lokasi

PNPM Mandiri Perdesaan sejak

tahun 2007. Saat itu aku terpilih

jadi Fasilitator Desa dan setelah tahun

2008 disebut KPMD. Awalnya, aku tidak

menahu urusan desa karena sibuk di

sekolah. Setelah 2 (dua) tahun

berkecimpung, aku mulai sadar betapa

kompleksnya masalah masyarakat.

Menumbuhkan sikap peduli

tidaklah mudah. Pengetahuan yang

rendah, ego yang tinggi, sikap acuh tak

D

KPMD bersama warga Desa Buahkapas,

mengerjakan rabat beton PNPM MPd

37

Page 39: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

peduli, hingga konflik menjadi

problemnya. Namun semua itu tidak

menyurutkan tekadku. Aku berfikir,

inilah tantangan sebenarnya. Akhirnya,

kuikuti kegiatan pertemuan demi

pertemuan untuk merubah cara pandang

masyarakat.

Ternyata, aktif di PNPM itu

mengasyikkan. Banyak hal yang akhirnya

kuketahui seperti

cara mengolah

data,

berkomunikasi

dengan masyarakat

dan lain

sebagainya. Pada

tahun 2010 desa

Buahkapas

mendapat dana

pembuatan rabat

beton sepanjang

569 mtr, disitulah

aku belajar langsung teknik memobilisasi

orang.

Pada tahun 2011, Desaku

mendapat alokasi pengadaan air bersih.

Aku bersyukur, kerja keras aku dan

seluruh pelaku program tidak sia-sia,

rasa lelah pun hilang begitu saja ketika

melihat air bening mengalir ke setiap

rumah penduduk di desaku.

Kini, air bersih tidak lagi menjadi

masalah di desaku bahkan sudah hampir

1 (satu) tahun kondisi air cukup

melimpah. Namanya relawan, menjadi

KPMD kadang melelahkan lahir maupun

batin. Tak digaji, kadang dicaci.

Namun, rasa gembira melihat

orang lain gembira

selalu

menyemangatiku.

aku dapat

mengaplikasikan

pengetahuan yang

aku miliki untuk

kemaslahatan

masyarakat. Dari

awal aku

berprinsip bahwa

materi bukan

segalanya.

Bukannya aku tidak

membutuhkan materi namun aku

berusaha untuk tidak menjadikan materi

sebagai ukuran segalanya. Aku yakin jika

kita bekerja dengan ikhlas, rizki itu akan

datang dari yang tidak pernah kita

sangka-sangka. Bagiku, pengalaman dan

pengetahuan lebih berharga dari

KPMD &Bersama warga berembug usulan

kaum perempuan Desa Buahkapas

38

Page 40: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

segalanya. Akhir tahun 2011, aku terpilih

menjadi Tim Pelatih Masyarakat (TPM)

Kecamatan.

Menundukan Tantangan

Bagiku ini sebuah tantangan baru,

masalahnya aku yakin melatih

masyarakat akan jauh berbeda dengan

pola mengajar anak-anak di sekolah. Aku

banyak mendapat ilmu dari Fasilitator

Kecamatan Maupun dari Fasilitator

Teknik. Ini yang tidak bisa dinilai dengan

uang, sebab ilmu pengetahuan, wawasan

dan pengalaman jauh lebih berharga

dibanding dengan materi. Ini yang

membuat aku bertahan di PNPM.

Di tahun 2012, secara tidak

sengaja aku terpilih menjadi Tim Pelatih

Masyarakat (TPM) Kabupaten di bawah

Pokja RBM (Ruang Belajar Masyarakat)

Kabupaten Majalengka. Rasanya begitu

lengkap anugrah Tuhan terhadapku.

Tidak sedikit ilmu dan

pengetahuan yang aku dapat. Ternyata

dunia ini begitu luas, dan aku sadar

ternyata aku tidak ada apa-apanya

dibanding dengan yang lain. Aku merasa

begitu kecil dan kerdil, aku bersyukur

aku bisa menimba pengetahuan yang

luas selama aku menjadi bagian dari

pelaku PNPM ini.

Bagaimanapun aku yakin semua

sudah diatur oleh yang Maha Kuasa.

Mungkin ini jalan hidup aku yang harus

dinikmati dan disyukuri. Buat rekan-

rekan, jangan pernah menyerah untuk

berbuat kebaikan. Yakinlah, tidak semua

orang memiliki kesempatan untuk dapat

mengabdi kepada masyarakat.

Jangan pernah merasa kita sudah

pintar sebab di luar sana masih banyak

orang yang lebih pintar. Teruslah belajar.

Percayalah, akan ada banyak hikmah dan

pelajaran dari setiap apa yang kita

lakukan, asal semuanya didasari oleh

keikhlasan.

Bagiku, PNPM Mandiri Perdesaan

ibarat sebuah tempat pendidikan yang

sangat terbuka, demokratis, menghargai

dan pastinya membuat pintar. Aku yang

sebelumnya biasa-biasa, kini seperti luar

biasa karena bisa berkontribusi di

pembangunan desa.

Sebagai terima kasihku, aku akan

berupaya melanjutkan ilmu-ilmu yang

telah diajarkan PNPM seperti dalam

merencanakan usulan, mencari swadaya,

melaporkan dan lain sebagainya.

39

Page 41: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

esa Salem menjadi lokasi PNPM Mandiri Perdesaan sejak tahun 2009. Desa yang berjarak 9 km dari kota

Purwakarta ini merupakan satu dari 11 desa di Kecamatan Pondoksalam. Mayoritas pencaharian masyarakat sebagai petani dan pedagang.

Berangkat dari tekad untuk berdaya, kaum perempuan di desa ini aktif dalam kegiatan PNPM MPd. Salah satunya menjadi penerima manfaat Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Semangat sauyunan menjadikan tingkat pengembalian 100 persen di setiap bulan.

“yang pasti kami terbebas dari rentenir yang bunganya memberatkan,” terang Nunung (37), anggota kelompok SPP setempat. Untuk menambah ketrampilan usaha, pada tahun 2013 masyarakat mengusulkan pelatihan menjahit.

Usulan yang terfasilitasi melalui MKP (Musyawarah Khusus Perempuan) ini sebagai keinginan mereka menambah penghasilan keluarga. Pelatihan menjahit dipilih karena di Purwakarta banyak beroperasi pabrik tekstil.

“Mayoritas pekerja pabrik kan kaum perempuan, nah tentunya butuh keterampilan menjahit bagi yang melamar,” ungkap Nani, tokoh perempuan setempat. Setelah Tim Verifikasi memastikan usulan layak, pelatihan menjahit dibahas dalam MAD (Musyawarah Antar Desa).

D

Antusias peserta Musyawarah Khusus Perempuan,

Desa Banjar waringin, Salopa-Tasikmalaya

Semangat kaum perempuan dalam pembuatan

jalan Rabat Beton, Ds.Pasirtengah Tasikmalaya

40

Page 42: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Usulan menempati rangking ketiga dan disetujui dalam MAD. Besar alokasi pendanaan Rp. 122.624.000,- ditambah swadaya Rp. 15.094.000,-. Pelatihan dibagi dua sesi; Pelatihan Menjahit Taylor (Rumahan) yang diikuti 32 orang. Kedua, Pelatihan Menjahit Garment (Pabrikan) yang diikuti 16 orang. Total partisipan 48 orang.

Pelatihan dilaksanakan di bulan Agustus 2013. Selain ibu rumah tangga, ada juga dari fresh graduate SMA. Pelatihan menjahit Taylor dilaksanakan dengan mendatangkan Pelatih professional sedangkan pelatihan menjahit Garment dilaksanakan di CV. OCEAN Purwakarta.

Hasilnya, pada November 2013, terdapat 11 lulusan pelatihan yang diterima kerja. Ada yang di PT Ekstren, CV Jaya Collection ada juga yang di PT Kervis. Berikut adalah tabel penghasilan:

Sebelumnya, sudah ada keinginan berusaha akan tetapi tidak terfasilitasi. PNPM Mandiri Perdesaan yang peduli terhadap peningkatan kapasitas, telah membuka jalan terang bagi kaum perempuan Desa Salem.

“sebagai awal, saya kira pelatihan ini sudah berhasil. Sselanjutnya kami harus mandiri,” ujar anggota KPMD sambil mengacungkan jempol kepada PNPM Mandiri Perdesaan.

KATA BIJAK Hidup ini tak akan pernah lepas dari

cinta, karna kita lahir dan di besarkan karena cinta....

Terus berdoa dan percaya. tanpa mengeluh, selalu bersyukur. maka indah semua yang kan kamu dapat

41

Serius. Perempuan Desa Salem berlatih menjahit yang dana pelatihannya disupport oleh PNPM MPd

Page 43: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Ketika Kader Desa Jadi Kepala Desa

nung S Nurhasanah, perempuan yang dilahirkan 44 tahun silam. Selepas SMA, dia merantau ke

Karawang dan bekerja di sebuah pabrik sepatu. Bosan sebagai karyawan, dia memutuskan pulang ke kampungnya di Tenjolayar, Cigasong, Majalengka. Pada tahun 2009 dia terpilih KPMD dan mulai mengenal hubungan masyarakat.

PNPM Mandiri Perdesaan mengajari perempuan lulusan SMAN 1 Majalengka itu pede mengajak orang peduli. Selain denan persuasi individual, dia juga telaten memfasilitasi kegiatan musdes, musyawarah khusus perempuan dan lain sebagainya. Pengalaman berharga itu membuatnya berani mencalonkan diri sebagai Kades.

Tak dinyana, dia terpilih pada Pilkades tahun 2010 tersebut. Enung merasa bahwa PNPM Mandiri Perdesaan menjadi sekolah gratis baginya. Kisah ini

termuat dalam buku berjudul “Puspa Ragam Pemberdayaan”, hal 47 yang diterbitkan oleh Pokja RBM Kab. Majalengka (Maret,2013). Berani maju, berani peduli

Ela Nurela adalah sosok perempuan sukses bersama PNPM Mandiri Perdesaan. Kader Teknik Desa

Kec. Maja itu terbukti mahir memfasilitasi kegiatan teknik seperti pembangunan jalan Cibodas, perkerasan jalan di kampung Jati Desa Cengal, dan lain sebagainya. Meski tak semahir insinyur, namun perempuan muda itu tak asing dengan istilah desain, RAB, uji material dan LPD.

Perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam membangun desa juga dirasakan Uju Juardi,

KPMD Muktisari, Kec, Cingambul. Juga Ani Mulyani, KPMD Desa Mekarmulya Kec. Kertajati. Mereka menjadi mahir teknik fasilitasi masyarakat. Buku Puspa Ragam pemberdayaan memuat kisah lokal munculnya aktor pembangunan lokal.

E

42

Page 44: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

http://www.jamilazzaini.com

erasaan itu penting karena membuat hati kita tetap lembut dan halus. Tetapi kalau punya penyakit “merasa” itu berbahaya. Contohnya

“merasa” hebat, padahal faktanya tidak hebat. Di twiterland saya mengamati banyak orang yang “merasa” beriman padahal itu hanya perasaan saja.

Faktanya kata-katanya sering menyakiti hati orang. Bahkan masih punya waktu menyelidiki kehidupan pribadi orang lain, khususnya kelemahan dan aib orang lain kemudian disebarluaskan lewat dunia maya.

Ada juga yang “merasa” kaya raya padahal hidup dari hutang dan kartu kredit. Kemana-mana menggunakan busana bermerk, parfum berharga mahal, gadget canggih, padahal hutangnya berlimpah. Penyakit “merasa” kaya raya bisa berakibat miskin papa. Bagaimana agar terhindar dari penyakit merasa? Pertama, banyaklah bergaul dengan orang yang lebih hebat dan ambilah pelajaran dari mereka.

Saya pernah punya penyakit merasa hebat karena punya Pesantren Wirausaha sejak tahun 2000. Banyak

lulusannya yang sudah menjadi pengusaha, dari anak keluarga miskin sekarang menjadi keluarga yang berlebih secara finansial.

Namun usai saya bertemu mas Jaya Setiabudi, pak Ciputra dan teman-teman EU (Entrepreneur University), penyakit merasa saya luntur. Ternyata masih banyak orang yang lebih hebat dibandingkan saya. Kesadaran itu menghasilkan banyak pembenahan di Pesantren Wirausaha yang saya pimpin.

Kedua, perbanyak ilmu dan pengalaman. Saat ada orang merasa hebat dan besar kepala boleh jadi karena miskin ilmu dan kurang pengalaman. Banyak trainer yang pada awalnya merasa hebat, namun setelah ikut Trainer Bootcamp & Contest mereka menyadari bahwa dirinya belumlah seberapa.

Setelah training usai, mereka banyak melakukan pembenahan, maka hasilnya melejit luar biasa. Order semakin ramai, muncul di berbagai media, semakin rajin menulis buku dan semakin percaya diri bahwa profesi trainer memang sangat menjanjikan.

Cobalah duduk sejenak. Lalu, periksa kesehatan “mental” Anda. Apakah ada penyakit “merasa” di dalam diri Anda? Apabila ada, segeralah sembuhkan dengan dua cara tersebut di atas. Selamat mencoba…!!

P

43

Page 45: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Profile Fasilitor Juara Cianjur

Pekerjaan fasilitasi memang tak sederhana. Konflik dengan pelaku, dilema keluarga, hak/gaji yang tertunda, pemenuhan

seabrek tupoksi, kadang menciutkan nyali. Di Ciamis, ada FK yang difitnah setelah ungkap korupsi, di Bandung Barat ada yang diusir, di Indramayu ada yang diintimidasi.

Saat seperti itulah, mentalitas juang fasilitator diuji. Bagi yang tak kuat, hari-harinya dipenuhi keluhan, mengumpat keadaan, suka menuding dan mencari alibi. Bahkan, ingin lari dari lokasi. Namun, justru tak sedikit yang berkembang menjadi fasilitator Juara, yaitu mereka yang oleh Rodney Overton (2002) dicirikan sbb: 1. Memiliki energi yang tinggi 2. Berani dan komitmen 3. Berkreativitas tinggi 4. Selalu Menginspirasi 5. Mampu menyusun prioritas 6. Kepercayaan diri tinggi 7. Adil dan menghargai orang 8. Menikmati Apapun Resiko 9. Mengakui kesalahan 10. Mendorong pemahaman mendalam banyak orang

SINERGI.Gubernur, Kepala BPMPD&Tim RMC

III Jawa Barat di Gedung Pakuan (22/05)

KEKOMPAKAN. All Team Fasilitator PNPM

MPd Jabar tergabung dalam IPPMI (01/03)

PERSATUAN. Team Fasilitator PNPM MPd

Majalengka, bersatu mengawal integrasi(20/10)

44

Page 46: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Sugih Arto Koordinator Provinsi

Zubriyanto Sofyan Deputy Koorprov

Endah Sutraniati HRD-1

Wahyu Widayanto HRD-2

Agust Wardhana FMS-1

Antonius AB FMS-2

Ewirta Lista P SP2M

Puji Wiraatmaja Spesialis Infrastruktur

Ali Yasin Spesialis KIE

Rohman Spesialis MIS

Dedi Rustandi Spesialis Training

Jl. Batu Permata II No.1 Margacinta-Bandung 40287

HRD Human Resources Development

FMS Financial Management Support

SP2M Pengaduan dan Penanganan Masalah

MIS Management Information System

KIE Komunikasi Informasi Edukasi

45

Page 47: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

1. BANDUNG : Soreang Residance Blok E 4 No. 2

Ds. Gandasari, Katapang 40971

pnpmkabbandung.wordpress.com

2. BANDUNG BARAT : Jln. Sukamaju No.32 blok

Warungpulus, Batujajar Barat.

pnpmmpdkbb.blogspot.com

3. CIANJUR : Jalan raya cianjur km 8 No. 1 Kp

Ciherang desa ciherang Karangtengah

pnpmcianjur.blogspot.com

4. SUKABUMI : jl. Pajajaran No.102 Desa

Sukamantri, Cisaat http://pnpmsukabumi-org, 5. BOGOR : Jl. Sirojul Munir RT.03/06, Kel.

Nangewer Mekar, Cibinong

6. BEKASI : perumahan Taman Lotus Jl. Antilop II

A/F4 No.12 Cikarang Pusat

7. KARAWANG:Jl.SyehQuro No. 37

KarawangTimur

pnpm-karawang.blogspot.com

8. PURWAKARTA : Jl pramuka 205 Selaeuri,

Bunder pnpmmpdpurwakarta.blogspot.com

9. SUBANG: Jl. Salendro B1 No.31, Perumahan

BTN Ciheuleut Indah, Kel. Pasirkarumbi http://pnpmmpdkabsubang.blogspot.com/

10. INDRAMAYU: jl pahlawan 5B indramayu RT

04/09, Kel.Lemahmekar

pnpmwongdermayu.blogspot.com

11. CIREBON: Perumahan Griya Caraka blok B 1

No.1-2, KEDAWUNG

12. MAJALENGKA: Jln. Ahmad kusuma no.4

RT.02/04 majalengka wetan, www.pnpmmajalengka.or.id

13. SUMEDANG: Jln. Sebelas April RT. 02/02 Ds.

Rancamulya, Sumedang Utara

pnpmsumedang.blogspot.com

14. GARUT: Perumahan Cimanganten G-II No.2

Tarogong Kidul http://pnpm-garut.org

15. TASIKMALAYA: Jl. Sukapura no 17 A, Kel.

Lengkonsari-Pancasila

pnpmtasikmalaya.blogspot.com

16. CIAMIS: Jl. Panoongan no.33 RT.04/16, Kertasari

http://pnpmfaskabciamis.blogspot.com,

17. KUNINGAN: Jl Ckawung, 73 Cijoho

http://pnpmmandirikuningan.blogspot.com

1

2

3 4

5

6

7 8

14

9

10

11

12 13

15 16

17

46

Page 48: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Ada sebuah pertanyaan pendengar yang mengaku bernama Jeng Ana. Ketika itu saya sedang on air di Radio Gapura FM, sebuah Radio Komunitas yang saat ini tak lagi populer dibanding radio komersial. Radio Gapura FM yang didirikan sejak tahun 2008, dipancarluaskan dari rumah pak Dudi, seorang anggota BPD Desa Palasari, Kec. Ciater Kab.Subang Jawa Barat.

Pertanyaanya adalah, mengapa di PNPM Mandiri Perdesaan kaum perempuan difasilitasi untuk berdaya. Pertanyaan ini menyusul pertanyaan seorang Bapak sebelumnya yang menyebutkan, mengapa hanya ada SPP (Simpan Pinjam Perempuan). Apakah kaum laki-laki tidak dipercaya sehingga tidak diberi kesempatan meminjam dana bergulir tersebut.

Ya, tentu bukanlah hal mudah menjawab pertanyaan tersebut. Sebab, harus menggunakan perspektif atau cara pandang berpikir mereka yang notabene orang desa. Di sebagian masyarakat kita, stigma negatif terhadap kaum perempuan memang masih melekat. Dalam bahasa Jawa, perempuan disebut konco wingking yang artinya partner urusan belakang (dapur,sumur, kasur).

Meskipun tak seperti dulu, namun secara substansi pemberdayaan kaum perempuan belum sesuai harapan. Kita bisa menyaksikan dalam skala kecil/rumah tangga, kaum perempuan masih ditahbiskan sebagai pekerja yang serba lemah. Konotasinya adalah kaum pria lebih pandai, lebih berhak, dan lebih berhasil, lebih bisa dipercaya, lebih bisa dikembangkan dan lain sebagainya.

Anggapan demikian ternyata tak selalu benar. Tiga belas tahun PNPM Mandiri Perdesaan dijalankan, yang semula bernama PPK (Program Pengembangan Kecamatan), menghadirkan sebuah trending conclusion bahwa kaum perempuan jauh lebih tangguh dan kreatif dalam pemeliharaan akses ekonomi meskipun dalam skala yang sangat kecil

Program SPP PNPM Mandiri Perdesaan, didesain untuk kebangkitan kaum perempuan dalam hal akses permodalan. Namun sebenarnya bukan hanya itu, sebab dengan berkelompok, mereka juga diberi peningkatan kapasitas agar muncul soliditas dan solidaritas dalam pengentasan kemiskinan. (Ali Yasin, Spesialis KIE)

Informasi program SPP Juga disebarluaskan

Via Radio Komunitas

47

yang tergabung dalam JRKI (Jaringan Radio Komunitas Indonesia). 19

Radio tergabung di Jabar diantaranya Baina FM (Kuningan), Gapura FM

(Subang), K-PASS FM (Bandung),

BILIK FM (Indramayu), Q-LAN FM (Cirebon), RASI FM (Garut) dan lain

sebagainya. Selain informasi SPP, juga disiarkan berita tentang

Musyawarah, kegiatan fisik dan info lain sebagai bentuk edukasi dan

keterbukaan informasi PNPM MPd ke masyarakat desa.

Page 49: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Tim Spesialis RMC III Jawa Barat mengenakan

pakaian Batik di Hari Kerja sebagai semangat

memajukan produk kreatif masyarakat desa

Team Work Solid. PJO Provinsi lama (Drs.M Edi

Junaedi) bersama PJO Provinsi penerusnya

(Nurtafiyana, S.Pt ME) disertai Tim RMC III.

Gondola Film (Produser Film Dokumenter) Spanyol wawancara saat pengambilan rekaman kegiatan anggota kelompok SPP Sistik Desa Sukadami-Wanayasa, Purwakarta.

Drs. Arifin Kertasaputra (Kepala BPMPD Jawa

Barat) bersalaman dengan Tim Fasilitator

kabupaten sebagai penguat keakraban

dankekompakan

48

BANGGA PRODUK NEGERI PISAH-SAMBUT

SHOOTING FILM DOKUMENTER KEAKRABAN

Page 50: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Bangunan seluas P:14 mtr, L:7 mtr ini di Jayamukti, Pancatengah, Tasikmalaya. Mmenggunakan BLM TA 2013 Rp.111.797.700,- ditambah swadaya Rp.18.523.000,-. Masyarakat menambah swadaya menjadi Rp.131.477.000,- .

Ddibangun TA 2012 dengan BLM Rp. 224.123.700,-

ditambah swadaya Rp. 113.740.000,- Jembatan

sepanjang 24 mtr itu menghubungkan 2 dusun (500

KK di Ds. Sukamaju,Kec. Cidolog, Ciamis

MADRASAH NURUL FALAH JEMBATAN GELAGAR BAJA

Posyandu ini terletak di Ds. TanjungsarI, Sukahaji, Majalengka. Dibangun PNPM MPd dengan BLM Rp.94.143.500,- ditambah swadaya Rp.16.130.000,-. Bangunan seluas15 m2 ini digunakan dengan baik oleh masyarakat

POSYANDU GAGAK 3

PAUD ini Terintegrasi untuk Posyandu. Dibangun masyarakat menggunakan BLM sebesar Rp.42.220.000,- dan swadaya Rp.23.443.000,-. Sampai sekarang, PAUD di Sukamaju, Kec. Baregbeg Ciamis ini melayani 45 murid.

PAUD AL IKHLAS

49

Page 51: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

1. Melatih sumberdaya handal sebagai aktor

pemberdaya lokal (Pelatihan Training of Trainer (TOT) Tenaga Pelatih Masyarakat Pokja RBM

Kab. Bekasi (02/2013)

2. Hak masyarakat mengetahui kaidah hukum dalam upaya penanganan masalah. (Pelatihan Advokasi Hukum Pokja RBM Kab. Cianjur (17/01/2013)

3. Masyarakat berhak menyuarakan aspirasi di era citizen jurnalisme (Pelatihan jurnalistik Pokja RBM Kab. Tasikmalaya (10/01/2013)

4. Teknik pemasaran produk desa melalui media online (Pelatihan pembuatan website Desa oleh Pokja RBM Kab.Ciamis (30/10/2013)

1

2

2

3

2

RBM (Ruang Belajar Masyarakat) merupakan prakarsa PNPM Mandiri Perdesaan agar masyarakat Desa memiliki kultur/perilaku belajar yang terorganisir di bidang pelatihan, teknik, hukum, media informasi, dan lain sebagainya. Pada TA 2013, disedikan DOK (Dana Operasional Kegiatan) sebesar Rp.600 juta. Diharapkan tujuan tersebut tercapai. Hadirnya Pokja RBM mendorong dukungan Pemerintah Daerah melanjutkan dengan dana APBD spt di Cianjur, Sukabumi, Bekasi, Majalengka dsb

50

1

2

3 4

Page 52: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

1.

4.

Pelatihan Masyarakat merupakah fokus utama PNPM Mandiri Perdesaan. Pada TA 2013, telah dialokasikan dana sebesar Rp. 6.319.723.900,- untuk 2.689 jumlah/volume kegiatan pelatihan di 17 Kab. Diantara pelatihan UPK, BKAD, PL, BP-UPK, Kades, KPMD, Kelompok, dan lain sebagainya

51

1

2

3

Page 53: Buletin swadesa cetak-1

Swadesa-I/2013 www.pnpm-jabar.org

Alokasi BLM PNPM MPd untuk pelatihan (peningkatan kapasitas) usaha kelompok SPP/UEP di TA 2013 sebesar Rp. 27.394.070.350 ,- di 140 kecamatan di 17 kabupaten Jawa Barat. Berdasar need assesment, berbagai pelatihan kreatif diusulkan/didanai seperti teknik packaging, menjahit, peternakan, produk kuliner dan usaha livelihood lainnya. Disamping pelatihan, ada pula yang difasilitasi ketersediaan alat produksinya.

2

3

1

52