modul 04
TRANSCRIPT
LKPP
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAANBARANG/JASA PEMERINTAH
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DANPEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA
DIREKTORAT BINA PELATIHAN KOMPETENSI
MODUL PenyusunanHPS
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 1
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
04.Penyusunan HPS
TUJUAN UMUM Mampu menyusun HPS
TUJUAN KHUSUS a. Mampu menjelaskan Pengertian macam dan karakteristik HPSb. Memahami Referensi Penyusunan HPSc. Mampu membedakan tingkat kerumitan dalam penyusunan HPS
(konstruksi, pengadaan barang, konsultansi dan lainnya)d. Melakukan praktik penyusunan HPS
UNIT KOMPETENSIKHUSUS TERKAIT
PP 02 Menyusun dokumen spesifikasi Barang/Jasa (belum termasuk)PP 03 Menyusun HPS Barang/Jasa
SUB PEMBAHASAN a. Pengertian macam dan karakteristik HPSb. Referensi Penyusunan HPSc. Perbedaaan penyusunan HPS (konstruksi, pengadaan barang, konsultansi
dan lainnya)d. Praktik penyusunan HPS
BAHAN BACAAN
4.1. Pengertian macam dan karakteristik HPS
Pengertian HPS
HPS/OE adalah perkiraan biaya atas pekerjaan barang/jasa sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan
dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, dikalkulasikan secara keahliaan dan berdasarkan data
yang dapat dipertanggung-jawabkan
Salah satu Tugas dan Wewenang PPK sesuai Perpres 54 Tahun 2010 adalah:
Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang meliputi:
Spesifikasi teknis barang/jasa;
Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan
Rancangan kontrak.
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 2
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
Pentingnya kemampuan untuk menghitung HPS secara professional dituntut sesuai dengan perkembangan
aturan pengadaan barang/jasa.
Perpres 54 Tahun 2010
Pasal 83
(1) ULP menyatakan Pelelangan/Pemilihan Langsung gagal apabila :
a. jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi kurang dari 3 (tiga) peserta;
b. jumlah peserta yang memasukan Dokumen Penawaran untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya kurang dari 3 (tiga) peserta;
c. sanggahan dari peserta terhadap hasil prakualifikasi ternyata benar;
d. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
e. dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat;
f. harga penawaran terendah terkoreksi untuk Kontrak Harga Satuan dan Kontrak gabungan Lump
Sum dan Harga Satuan lebih tinggi dari HPS;
g. seluruh harga penawaran yang masuk untuk Kontrak Lump Sum diatas HPS;
h. sanggahan hasil Pelelangan dari peserta ternyata benar; atau
i. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja
tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi.
HPS dalam Standar Kompetensi bagi PPK (LKPP 2010)
4.1. Mampu menjelaskan Pengertian macam dan karakteristik HPS
4.2. Memahami Referensi Penyusunan HPS
4.3. Mampu membedakan tingkat kerumitan dalam penyusunan HPS (konstruksi, pengadaan barang,
konsultansi dan lainnya)
4.4. Melakukan praktik penyusunan HPS
HPS dalam Kurikulum Pelatihan PBJ Tingkat Menengah (LKPP-2010)
Pengertian macam dan karakteristik HPS
Referensi Penyusunan HPS
Perbedaaan penyusunan HPS (konstruksi, pengadaan barang, konsultansi dan lainnya)
Praktik penyusunan HPS
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 3
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
Tabel 4.1. Aturan terkait HPS dalam Perpres No 54 Tahun 2010 dalam Pasal 66
Aturan HPS Bunyi Pasal dalam Perpres 54Yang menetapkan HPS (1) PPK menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Barang/Jasa,
kecuali untuk Kontes/Sayembara.
Yang mengumumkan HPS (2) ULP/Pejabat Pengadaan mengumumkan nilai total HPSberdasarkan HPS yang ditetapkan oleh PPK.
Kerahasiaan (3) Nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia.
Batas akhir waktu penyusunan (4) HPS disusun paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerjasebelum batas akhir pemasukan penawaran.
Penggunaan HPS (5) HPS digunakan sebagai:a. alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya;b. dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah
untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnyadan Pengadaan Jasa Konsultansi yang menggunakan metodePagu Anggaran; dan
c. dasar untuk menetapkan besaran nilai Jaminan Pelaksanaanbagi penawaran yang nilainya lebih rendah dari 80% (delapanpuluh perseratus) nilai total HPS.
HPS tidak boleh digunakanmenghitung kerugian negara
(6) HPS bukan sebagai dasar untuk menentukan besaran kerugiannegara.
Data-data untuk menyusun HPS (7) Penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat,yang diperoleh berdasarkan hasil survei menjelangdilaksanakannya Pengadaan, dengan mempertimbangkaninformasi yang meliputi:a. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
Badan Pusat Statistik (BPS);b. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapatdipertanggungjawabkan;
c. daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan olehpabrikan/distributor tunggal;
d. biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan denganmempertimbangkan faktor perubahan biaya;
e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurstengah Bank Indonesia;
f. hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 4
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
Aturan HPS Bunyi Pasal dalam Perpres 54dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain;
g. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultanperencana (engineer's estimate);
h. norma indeks; dan/ataui. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
Keuntungan dan overheaddimasukkan ke dalam HPS
(8) HPS disusun dengan memperhitungkan keuntungan dan biayaoverheadyang dianggap wajar.
4.2. Referensi Penyusunan HPS
The Art of Approximating
Perkiraan biaya menurut adalah seni memperkirakan (the art of approximating) kemungkinan jumlah biaya
yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada waktu itu (National
Estimating Society-USA)
Tabel 4.2. Klasifikasi Perkiraan Biaya menurut The American Association of Cost Engineering
NO KLASIFIKASI KETERANGAN KEMUNGKINAN KESALAHAN
1 Perkiraan Tingkat Ukuran (Order-of-magnitude estimate)(PERKIRAAN RASIO) berdasarkan padainformasi biaya serupa,
diatas + 30%
2 Perkiraan Studi (PERKIRAAN FAKTORIAL) ketelitiannyatdk cukup utk pengganggaran tetapidipakai sebagai sebuah pedomanselanjutnya,
sampai dengan + 30%
3 Perkiraan Pendahuluan (BUDGET AUTHORIZATION ESTIMATEatau SCOPE ESTIMATE) data cukup
+ 20%
4 Perkiraan Definitif (PROJECT CONTROL ESTIMATE)memerlukan adanya cukup banyak data,
+ 10%
5 Perkiraan Terinci, (FIRM ESTIMATE / CONTRACTOR’SESTIMATE) diturunkan dari spesifikasilengkap, survey lapangan dan gambar-gambar disain rinci
+ 5%
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 5
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
Biasanya dalam membuat usulan perencanaan suatu kegiatan, digunakan pendekatan mengikuti Teori Perkiraan
Pendahuluan, biasanya dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan waktu dan keterbatasan
data.
PERKIRAAN PENDAHULUAN
Dalam membuat perkiraan pendahuluan akan digunakan satu atau lebih dari beberapa perhitungan
berikut ini:
Indeks biaya (berdasar-waktu)
Faktor kapasitas-biaya
Perbandingan (Rasio)komponen
Biaya parameter
Indeks biaya (berdasar-waktu)
Indeks ini akan selalu berubah.
Cenderung hanya tersedia untuk elemen komposit seperti indeks biaya konstruksi secara umum,
Contoh:
Sebuah proyek sanitasi mengandung konstruksi aerator
Catatan biaya aktual tahun 2009: konstruksi aerator (disain & kapasitas sama) = Rp.45.000.000,-
Indeks biaya konstruksi th 2009 = 138 tahun 2011 diproyeksikan = 164
Maka: perkiraan biaya aerator di thn 2011 = Rp 45.000.000x(164/138) = Rp 53.500.000,-
Pendekatan Perkiraan Pendahuluan memiliki karekterisitik sebagai berikut
Waktu, usaha sangat sedikit
Ketelitian 20 – 30 %
Pendekatan dapat diterima untuk perkiraan biaya tahap penyaringan dan persiapan proyek.
Faktor kapasitas-biaya
Bila faktor kapasitas-biaya tersedia, maka perubahan-perubahan dalam biaya sehubungan dengan
perubahan dalam ukuran, lingkup atau kapasitas sebuah aset, atau proyek, dapat diekstrapolasi untuk
suatu waktu tertentu.
(Q2)perhitungan kapasitas-biaya: C2 =C1 --------
(Q1)▪ C2= perkiraan biaya sebuah fasilitas baru dengan kapasitas Q2▪ C1= biaya yang telah diketahui dari sebuah fasilitas serupa dgn kapasitas Q1
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 6
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
▪ = faktor kapasitas biaya untuk proyek jenis ini diturunkan secara empiris dari catatan masa lalu proyek sejenis
Pendekatan bila sudah ada hubungan yang konsisten secara empiris antara biaya &
kapasitas aset. Untuk proyek bersifat proses (instalasi / pengolahan air/air limbah)
Ketelitian 15%-20%
Perbandingan (Rasio) komponen
Ekstrapolasi perkiraan biaya keseluruhan dari biaya komponen utama proyek. Rasio-rasio komponen
cenderung khas pada masing-masing jenis proyek
Contoh :
perkiraan biaya start-up = persentase biaya total konstruksi
biaya overhead = persentase dari biaya lainnya
biaya pemeliharaan tahunan = persentase biaya awal konstruksi.
Ketelitian 10-20%
Pendekatan pastikan bahwa proyek betul-betul serupa dengan proyek yang ada
catatan riwayat biayanya.
(jarang sekali pekerjaan lapangan (site) serupa, maka metoda ini tdk akan dpt diandalkan utk
memperkirakan biaya pekerjaan lapangan)
Biaya parameter
Seluruh biaya-biaya proyek dihubungkan dgn sejumlah ukuran fisik, atau “parameter”, yg merefleksikan
ukuran/lingkup proyek tsb.
Contoh:
Luas lantai keseluruhan
Panjang meter lari pipa
Meter kubik kapasitas tanki
Liter air yang diolah
Setiap pekerjaan dinyatakan sebagai harga satuan per unit parameter.
harga pemasangan pipa = Rp.21.600,- per meter lari pipa
harga pek.struktur baja = Rp 95.000,- per m2 luas lantai.
Informasi lalu ttg biaya diperlukan utk perkirakan nilai parameter.
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 7
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
Keuntungan Perkiraan & anggaran dapat disiapkan jauh sebelum proyek tsb perlu didefinisikan
secara rinci,
Membantu mengarahkan disain proyek & mengontrol biaya sejak dini.
Setelah Kegiatan tersebut dilelangkan, biasanya pihak penyedia jasa akan membuat perkiraan biaya secara lebih
mendetail untuk mengajukan penawaran harga, biasanya dengan menggunakan pendekatan Perkiraan Terinci.
PERKIRAAN TERINCI
Perkiraan terinci terdiri dari:
Biaya-biaya langsung
Biaya-biaya tidak langsung
Biaya-biaya tak terduga dan eskalasi
Bunga dan modal kerja
Penyiapan perkiraan biaya terinci memerlukan kegiatan-kegiatan:
Perkiraan Operasional = proses menyusun total biaya kegiatan dgn memperhitungkan setiap
operasi/aktifitas yg ditentukan dalam metoda kerja/program.
Hitung keperluan berbagai sumberdaya (3M) utk setiap operasi/kegiatan --> total kebutuhan setiap
sumberdaya diketahui
Gunakan harga satuan (3M) --->hitung total biaya langsung.
Langkah-langkah penting:
a. Pemeriksaan metoda kerja (alokasi sumberdaya pd setiap kegiatan tertentu, output yg dihasilkan
sumberdaya & pemilihan peralatan-apakah dpt digunakan utk jenis kegiatan yg berbeda & apakah
cocok dgn peralatan lain yg ada)
b. Program penggunaan sumberdaya kedepan (disusun dari rencana kerja atau histogram sumberdaya
yg dihasilkan dari analisa jaringan)
c. Resource leveling sumberdaya berdasarkan perkiraan total kebutuhan sumberdaya untuk
sumberdaya tertentu dari skedul yg ada (menggeser puncak-puncak kebutuhan sumberdaya dgn
mereskedul kegiatan)
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 8
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
d. Beri angka biaya pd setiap sumberdaya : Biaya tetap, yaitu biaya yg timbul pd suatu waktu tertentu;
Proporsi volume, biaya yg berhubungan dgn vol tenaga kerja & material yg digunakan; Proporsi
waktu, biaya berdasarkan durasi pemakaian (bukan durasi pekerjaan, misalnya sewa peralatan)
e. Memperkirakan cash flow, kaitkan biaya thd jadwal pelaksanaan
Penyiapan perkiraan biaya terinci memerlukan kegiatan-kegiatan:
Harga-harga Lelang
Biaya-biaya Berulang
Analisis ekspektasi
Perkiraan biaya yg terpisah
4.3. Perbedaaan penyusunan HPS (konstruksi, pengadaan barang, konsultansi danlainnya)
Terdapat perbedaan mendasar dalam cara menyusun HPS untuk pekerjaan Konstruksi, Pengadaan Barang
maupun untuk Jasa Konsultasi.
PPK sebagai pihak yang menyusun HPS perlu memahami unsur-unsur penting dari komponen harga untuk
masing-masing pengadaan di atas.
Tabel 4.3. Unsur Penting dalam Penyusunan HPS
Jenis Pengadaan Unsur penting dalam penyusunan HPS
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ▪ Biaya : Harga Satuan Material, Alat dan Tenaga Kerja▪ Mutu : Spesifikasi, Metode Konstruksi▪ Waktu : Jadwal pelaksanaan, Masa Pemeliharaan
Pengadaan Jasa Konsultan ▪ Jenis Jasa Konsultansi (perencanaan, pengawasan,monitoring, survey, penelitian dll).
▪ Kualifikasi dan Kuantitas Tenaga Ahli▪ Lama Penugasan▪ Sistem Pelaporan▪ Biaya Langsung Personil▪ Biaya Langsung Non Personil
Pengadaan Barang ▪ Jenis dan Jumlah Barang
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 9
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
Jenis Pengadaan Unsur penting dalam penyusunan HPS
▪ Spesifikasi▪ Biaya Pengiriman dan Distribusi▪ Metode Pelaksanaan (instalasi)▪ Testing dan Commisioning▪ Biaya Pemeliharaan▪ Garansi▪ Training untuk penggunaan▪ Suku cadang dan service
Jenis Estimasi Harga Konstruksi
Estimasi harga-pasti (fixed-price)
Metoda lumpsum (lumpsum estimate)
Metoda harga satuan (unit-price estimate)
Estimasi harga-perkiraan (approximate estimate)
Jenis Estimasi Harga Konstruksi
(1) Estimasi harga-pasti (fixed-price)
a. Metoda lumpsum (lumpsum estimate)
Metoda ini umumnya dilakukan bila jenis pekerjaan dan jumlahnya telah diketahui dandikenal
benar. Kontraktor berani mengambil resiko. Bila ketidakpastian terjadi di lapangan, maka tingkat
resiko yang dipikul kontraktor lebih besar. Keuntungan bagi owner adalah bahwa harga
konstruksi diketahui dengan baik sehingga memudahkan untuk menentukan anggaran.
Lanjutan
b. Metoda harga satuan (unit-price estimate)
Metoda harga satuan biasanya berdasarkan harga satuan setiap jenis pekerjaan. Dalam penawaran juga
dicantumkan juga estimasi jumlah setiap jenis pekerjaan untukmendapatkan total biaya yang mana
volume jumlah hanya berdasarkan pada gambar rencana arsitektur yang belum tentu dijamin
keakuratannya. Seperti halnya pacta cara estimasi lump sum, survey jumlah dibuat untuk setiap jenis
penawaran. Biaya total proyek dihitung meliputi tenaga kerja, material, peralatan, sub-kontrator,
overhead, markup, dsb.
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 10
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
Lanjutan
(2) Estimasi harga-perkiraan (approximate estimate)
Metoda ini didasarkan pacta perincian biaya dari proyek sebelumnya. Ada beberapa metoda yang termasuk
kategori ini yaitu :
Harga per fungsi, metoda ini didasarkan pada estimasi biaya setiap jenis penggunaan
Harga luas, metoda ini menggunakan harga per luas lantai
Harga volume kubik, metoda ini didasarkan pada volume bangunan
Modular takeoff, metoda ini mengacu pada konsep modul dan kemudian dikalikan untuk seluruh proyek
Partial takeoff, metoda ini merupakan jumlah dari gabungan jenis-jenis pekerjaan yangdiperkirakan
menggunakan harga satuan.
Harga satuan panel, metoda ini dilakukan dengan mengasumsikan harga satuan per luaslantai, keliling,
dinding, atap, dan sebagainya
Harga parameter, metoda ini menggunakan harga satuan dari komponen bangunan yang berbeda
seperti site work, pondasi, lantai, dinding, dan sebagainya.
4.4. Praktik penyusunan HPS
4.4.1. Latihan Penyusunan HPS Konstruksi
Diagram 4.1 Prinsip dasar tahapan pembuatan HPS Konstruksi
Harga Satuan Pekerjaan
Harga DasarMaterial
Harga DasarPeralatan/Mesin
Harga DasarTenaga Kerja
Metode KonstruksiIndex (BPS,
Lokasi)Overhead dan
Profit
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 11
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
Teknik Pembuatan HPS Konstruksi
1. Tentukan secara jelas jenis pekerjaan yang akan dibuat OE/HPS
2. Baca dan pahami seluruh dokumen pemilihan penyedia (dokumen lelang)
3. Memeriksa dan mempelajari kondisi lapangan (lokasi base camp/quarry)
Sub Total Divisi Pekerjaan
Harga SatuanPekerjaan 1
Harga SatuanPekerjaan 2
Harga SatuanPekerjaan 3
Harga SatuanPekerjaan 4
Harga SatuanPekerjaan 5
Harga SatuanPekerjaan 6
Total HPS
Sub Total DivisiPekerjaan 1
Sub Total DivisiPekerjaan 2
Sub Total DivisiPekerjaan 3
Sub Total DivisiPekerjaan 4
Sub Total DivisiPekerjaan 5
PPN 10%
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 12
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
4. Menyusun uraian metoda kerja untuk masing-masing item pekerjaan dan metoda pelaksanaan untuk
keseluruhan pekerjaan
5. Menghitung kebutuhan bahan/material sesuai spesifikasi teknis item pekerjaan
6. Menghitung output/produktivitas peralatan (asumsi jenis & kapasitas alat yang akan digunakan)
7. Menghitung produktivitas tenaga kerja
8. Menghitung biaya peralatan dan upah tenaga kerja
9. Menghitung harga bahan / material di tempat pekerjaan
10. Menghitung item analisa harga satuan item pekerjaan
11. Menghitung total biaya per divisi pekerjaan
12. Menghitung kebutuhan bahan/material sesuai spesifikasi teknis item pekerjaan
13. Menghitung biaya tidak langsung (overhead) dan keuntungan
14. Menyusun rekapitulasi biaya
15. Kumpulkan data dan informasi termutakhir terkait dengan :
a. Daftar Isian Proyek (DIP)/Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK)
b. Analisis harga satuan (RAB) bersangkutan sewaktu pengajuan anggaran (DUP/DUK/RASK)
c. Harga satuan dasar upah setempat
d. Harga satuan dasar bahan dan sewa alat setempat
e. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh BPS, asosiasi terkait, pabrikan,
dan dari instansi berwenang serta sumber data yang dapat dipertanggung-jawabkan
f. Daftar biaya/tarif barang/jasa yang ditetapkan Pemerintah
g. Survey kondisi lapangan
h. Harga satuan paket kontrak sejenis sebelumnya yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya (kalau ada)
i. Perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan/Engineers Estimate (EE)
j. Harga Satuan kontrak terdekat
k. Daftar biaya standar yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti :
▪ Harga Satuan Umum dan Harga Satuan Jasa Konsultansi yang dikeluarkan Departemen
Keuangan,
▪ Harga Satuan Pokok Kegiatan di tingkat pusat yang diterbitkan Departemen/LPND
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 13
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
▪ Harga Satuan Pokok Kegiatan di tingkat propinsi/kabupaten/kota yang diterbitkan pemda
propinsi/kabupaten/kota
▪ Harga Satuan Bangunan Gedung Negara oleh Pemerintah Kabupaten/Kota ,
Teknik Perhitungan HPS
1. Menetapkan harga satuan : analisa harga
2. Dihitung jumlah biaya untuk setiap mata pembayaran/item barang, yaitu jumlah volume
(pekerjaan/barang) x harga satuan
3. Dijumlah semua biaya untuk seluruh mata pembayaran/item barang dari pekerjaan/barang yang akan
dilaksanakan/dipasok
4. Dihitung keuntungan x jumlah biaya untuk seluruh mata pembayaran/item barang
5. Dihitung PPN yaitu 10%
6. Besarnya HPS/OE (total harga pekerjaan) ialah jumlah biaya seluruh mata pembayaran/item barang +
PPN 10%
4.4.2. Latihan Penyusunan HPS Pengadaan Barang
ISTILAH DALAM PENYUSUNAN HPS PENGADAAN BARANG
Dalam Klausul mengenai Harga Penawaran Lembar Data Pengadaan khusus untuk Pengadaan Barang
dicantumkan penggunaan istilah pengiriman (delivery terms/trade terms) yang didasarkan kepada asal barang.
Jika barang merupakan produksi dalam negeri maka kategori istilah pengiriman yang digunakan adalah EXW (ex
works) dengan 3 (tiga) alternatif tempat pengiriman: eks pabrik / eks gudang / di lapangan (on stock).
Jika barang merupakan barang impor maka kategori istilah pengiriman yang digunakan adalah salah satu, yaitu
FOB (free on board) atau CIF (cost, insurance and freight).
Penggunaan istilah pengiriman ini sesuai dengan ketentuan dalam Perpres No. 54 Tahun 2010
Referensi ICC
INCOTERMS
International Chamber of Commerce, yang merupakan organisasi internasional dengan keanggotaan yang
mendunia dan salah satunya adalah perwakilan dagang Indonesia, telah menerbitkan satu aturan perdagangan
mengenai istilah-istilah pengiriman yang disebut “Incoterms”. Incoterms diterbitkan pertama kali pada tahun 1936
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 14
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
dan telah mengalami revisi beberapa kali dengan edisi terakhir adalah Incoterms 2000. Penjelasan mengenai
istilah-istilah pengiriman dalam kolom ini mengacu kepada Incoterms 2000.
Tabel 4.4. Penjelasan mengenai istilah Incoterm
INCOTERM KETERANGAN
EXW
Ex Works (eks pabrik / eks
gudang /di lapangan (on site
stock)
Istilah EXW merupakan istilah pengiriman yang memuat kewajiban penjual yang
paling sedikit, dan membebankan semua biaya serta resiko kepada pembeli
dalam hal pengambilan barang dari tempat penjual (pabrik/gudang/di lapangan).
Jika para pihak menghendaki penjual untuk bertanggung jawab terhadap
pemuatan barang dan biaya serta resiko terkait pada saat barang dipindahkan
ke moda transportasi pembeli di tempat penjual maka hal ini harus dinyatakan
secara tegas dan tertulis dalam kontrak.
FOB
Free on Board (pelabuhan
pengiriman)
“Free on Board” berarti penjual telah mengirimkan barang ketika barang
tersebut telah dinaikkan ke atas kapal (pass the ship’s rail) di pelabuhan
pengiriman. Istilah ini sebaliknya berarti pembeli harus menanggung semua
biaya dan resiko kehilangan atau kerusakan terhadap barang sejak titik
pengiriman tersebut. Istilah FOB mensyaratkan penjual untuk melakukan
custom clearance barang agar dapat diekspor dari pelabuhan pengiriman di luar
negeri. Istilah ini hanya dapat dipergunakan jika barang diangkut melalui laut.
CIF
Cost Insurance and Freight
(pelabuhan tujuan)
“Cost Insurance and Freight” berarti penjual telah mengirimkan barang ketika
barang tersebut telah dinaikkan ke atas kapal (pass the ship’s rail) di pelabuhan
pengiriman. Penjual harus membayar biaya dan pengangkutan yang diperlukan
untuk membawa barang ke pelabuhan tujuan yang tercantum dalam kontrak
TETAPI resiko kehilangan atau kerusakan terhadap barang dan setiap biaya
tambahan yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah waktu
pengiriman dialihkan dari penjual kepada pembeli. Dengan CIF penjual juga
harus menyediakan asuransi untuk resiko kehilangan atau kerusakan terhadap
barang selama pengangkutan di laut.
Oleh karena itu, penjual menutup kontrak asuransi dan membayar premi
asuransi. Pembeli harus paham bahwa pengiriman secara CIF hanya
mewajibkan penjual untuk memperoleh asuransi dengan perlindungan minimal.
Jika pembeli ingin untuk mendapatkan perlindungan yang lebih besar maka
pembeli harus bersepakat dengan penjual atau menyediakan sendiri asuransi
tambahan.
Istilah CIF mensyaratkan penjual untuk melakukan custom clearance barang
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 15
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
INCOTERM KETERANGAN
agar dapat diekspor dari pelabuhan pengiriman di luar negeri.
Istilah ini hanya dapat dipergunakan jika barang diangkut melalui laut.
4.4.3. Latihan Penyusunan HPS Jasa Konsultan
Teknik Perhitungan HPS Jasa Konsultasi
Penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survei
menjelang dilaksanakannya Pengadaan, dengan mempertimbangkan informasi yang meliputi:
Tabel 4.5 Rujukan dalam penyusunan HPS Jasa Konsultan
No. Rujukan Keterangan
a. informasi biaya satuan yang dipublikasikansecara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS);
Perlu survey ke BPS setempat dan pusat (jikamemungkinkan)
b. informasi biaya satuan yang dipublikasikansecara resmi oleh asosiasi terkait dan sumberdata lain yang dapat dipertanggung jawabkan;
Biliing Rate Inkindo 2010 SE Menteri PU Tahun 2007 (yang mungkin
sudah direvisi kembali)c. daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan
oleh pabrikan/distributor tunggal;Bisa untuk menghitung Biaya Non Personil,misalkan harga computer, sewa kendaraan, hargasoftware, furniture dll.
d. biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedangberjalan dengan mempertimbangkan faktorperubahan biaya;
Bisa dilihat dari: Kontrak yang sudah dilakukanperusahaan tersebut, maupun kontrak lain yangsama jenis pekerjaannya yang dilakukan olehperusahaan lain.
e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalandan/atau kurs tengah Bank Indonesia;
Untuk mengitung adjustment terhadap harga satuanmaupun billing rate tahun2 sebelumnya jika belumditerbitkan daftar biaya satuan terbaru.
f. hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis,baik yang dilakukan dengan instansi lainmaupun pihak lain;
Diperlukan koordinasi dengan instansi-instansi lainyang pernah memiliki kontrak pengadaan sejenis.
g. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukanoleh konsultan perencana (engineer’sestimate);
Akan lebih mudah bagi PPK jika sudah ada EE yangdibuat oleh konsultan perencana yang professional.
h. norma indeks; dan/atau Untuk mengitung adjustment terhadap harga satuanmaupun billing rate tahun2 sebelumnya jika belumditerbitkan daftar biaya satuan terbaru.
i. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
Bisa juga dari survey pasar, dengan datapendukung, maupun survey via internet.
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 16
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
HPS disusun dengan memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead yang dianggap wajar.
Aspek lain yang perlu diperhatikan yaitu ketentuan perpajakan yang meliputi :
PPN 10 %
PPH Final Jasa Konsultan
PPH 23
PPH 21
Untuk pengadaan jasa konsultan, HPS/OE terdiri dari dua komponen:
Biaya Langsung Personil (remuneration):▪ Tenaga Ahli
▪ Disiplin ilmu/tingkat pendidikan▪ Pengalaman▪ Komposisi dan jumlah▪ Waktu Penugasan
▪ Tenaga Pendukung (Teknik dan Penunjang / Administr)▪ Disiplin pekerja/ tingkat pendidikan▪ Pengalaman▪ Jumlah▪ Waktu Penugasan
Biaya Langsung Non Personil (direct reimbursable cost) :▪ Biaya untuk mobilisasi▪ Biaya kantor
▪ Sewa kantor▪ Perlengkapan kantor▪ Komunikasi kantor▪ ATK, dll
▪ Biaya perumahan▪ Sewa rumah▪ Perlengkapan rumah
▪ Biaya kendaraan▪ Sewa kendaraan
▪ Biaya perjalanan▪ Tenaga ahli/pendukung▪ Jumlah perjalanan▪ Jangka waktu
▪ Biaya Laboratorium▪ Biaya desiminasi/pertemuan
▪ Jumlah peserta▪ Sewa tempat▪ Jumlah waktu pertemuan
▪ Biaya pelaporan
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 17
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
▪ Laporan pendahuluan▪ Laporan antara▪ Laporan draft akhir▪ Laporan akhir▪ Dokumentasi
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 18
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
LAMPIRAN
Salah satu Referensi Penyusunan HPS Pengadaan Jasa Konsultan
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 19
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 20
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 21
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 22
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 23
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
Referensi Perhitungan Billing Rate INKINDO 2010
Link: http://inkindo.org/site/00-billing-rate-inkindo.zip
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 24
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 25
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP
LKPP | MODUL PELATIHAN PBJ PEMERINTAH UNTUK PPK 4 . 26
LKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPPLKPP