modifikasi perencanaan gedung office block … · komposit baja beton amanda khoirunnisa . 3109 100...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
RC09 -1380
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG OFFICE BLOCK
PEMERINTAHAN KOTA BATU MENGGUNAKAN STRUKTUR
KOMPOSIT BAJA BETON
AMANDA KHOIRUNNISA
3109 100 082
DOSEN PEMBIMBING
IR. HEPPY KRISTIJANTO, MS.
IR. R. SOEWARDOJO, M.Sc.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG • Ketersediaan Lahan Kebutuhan Perkantoran
• Gedung bertingkat
• Office Block Pemerintahan Kota Batu 5 block
• Perencanaan awal menggunakan struktur beton
konvensional, direncanakan ulang menjadi 10
lantai menggunakan struktur komposit baja beton
• Struktur beton bertulang konvensional, gaya tarik
dipikul besi tulangan
• Struktur komposit, gaya tarik dipikul porfil baja
• Keistimewaan sistem komposit dibanding baja
biasa meliputi :
a. Penghematan berat
b. Penampong balok yang digunakan lebih kecil
c. Kekakuan lantai meningkat
d. Kapasitas beban lebih besar
e. Panjang bentang untuk batang tertentu dapat
lebih besar (Charles G. Salmon, 1991)
Rumusan Masalah • Bagaimana menentukan Preliminary design
penampang struktur primer dan struktur sekunder?
• Bagaimana menghitung pembebanan setelah ada modifikasi?
• Bagaimana memodelkan dan menganalisa struktur setelah ada modifikasi?
• Bagaimana merencanakan sambungan yang memenuhi perancangan struktur?
• Bagaimana merencanakan pondasi yang sesuai dengan besar beban yang dipikul dan kondisi tanah di lapangan?
• Bagaimana menuangkan hasil perhitungan dan perencanaan dalam bentuk gambar teknik?
Tujuan • Menentukan Preliminary design penampang
struktur primer dan struktur sekunder
• Menghitung pembebanan setelah ada modifikasi
• Memodelkan dan menganalisa struktur setelah ada
modifikasi
• Merencanakan sambungan yang memenuhi
perencanaan struktur
• Merencanakan pondasi yang sesuai dengan besar
beban yang dipikul dan kondisi tanah di lapangan
• Menuangkan hasil perhitungan dan perencanaan
dalam bentuk gambar teknik
Batasan Masalah • Perencanaan kolom komposit menggunakan tipe
kolom baja terselubung beton (King Cross) dengan
desain awal gedung menggunakan kolom beton
bertulang konvensional
• Tidak meninjau dari segi analisa biaya arsitektural
dan manajemen konstruksi
• Hanya meninjau satu gedung, yaitu gedung
berlantai 10
• Tidak meninjau metode pelaksanaan
• Analisa struktur menggunakan program bantu
ETABS v9.7.1
Manfaat • Dapat merencanakan pembangunan gedung
dengan penggunaan lahan seminimal mungkin
• Dapat merencanakan struktur komposit yang
memenuhi persyaratan keamanan struktur
• Dapat mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan
pada saat perecanaan sehingga kegagalan
struktur dapat diminimalisir
• Dapat menjadi referensi perencanaan struktur
gedung menggunakan material komposit baja
beton
TINJAUAN PUSTAKA
Aksi komposit • Terjadi apabila pelat beton dan profil baja yang
dihubungkan mengalami defleksi sebagai satu
kesatuan
• Balok baja yang dihubungkan oleh penghubung
geser dapat menahan perpanjangan serat bawah
pelat beton dan perpendekan serat atas balok
baja
Gambar 2.1 Perbandingan antara balok yang melendut dengan dan tanpa aksi komposit
METODOLOGI
Diagram Alir
Perencanaan Struktur Sekunder
Perencanaan Struktur Sekunder
Perencanaan struktur sekunder meliputi :
1. Perencanaan tangga
2. Perencanaan pelat lantai dan pelat atap
3. Perencanaan balok lift
4. Perencanaan balok anak
Perencanaan Struktur Primer
Pembebanan Struktur
• Beban Sebelum Komposit
o Beban mati :
• Beban pelat bondek
• Berat pelat beton
o Beban Hidup
• Lantai atap (qL) = 100 kg/m2
• Lantai Penghunian (qL) = 100 kg/m2
• Beban Setelah Komposit
o Beban Mati
• Pelat Atap (qD1)
o Beban Aspal
o Beban rangka dan plafond
o Berat ducting plumbing
• Pelat Lantai (qD2)
o Beban spesi
o Beban keramik
o Beban rangka dan plafond
o Beban ducting plumbing
• Berat Sendiri (qD3)
o Berat pelat bondek
o Berat pelat beton
o Beban Hidup
• Lantai atap (qL) = 100 kg/m2
• Lantai Penghunian (qL) = 250 kg/m2
Pembebanan Struktur
Pembebanan Struktur Utama
• Beban Gempa
Perhitungan beban gempa dilakukan dengan
menganalisa beban gempa dinamik dan ekivalen
Didapatkan Berat struktur
Wt = 118285,7 kN
• Beban Angin
Jauh dari pantai, tekanan tiup angin = 25 kg/m2
Kombinasi Pembebanan
• 1,4 D
• 1,2 D + 1,6 L
• !,2 D + 1 L + 1 E
• 1,2 D + 1 L + 1,3 W
• 0,9 D + 1 E
Analisa Struktur Analisa Struktur dilakukan dengan program bantu
Permodelan Struktur 3 D
Kontrol Drift Δs= x h1
= x 4
= 0,014 m = 14 mm
Perencanaan Balok Induk Direncanakan menggunakan profil WF 400x200x8x13
o Perencanaan Balok Induk Melintang Sebelum Komposit
• Kontrol Local Buckling
o Sayap
bf/2tf < 170 / √fy
o Badan
h/tw < 1680 / √fy
• Kontrol Lateral Buckling
Lb = 600 cm
ØMn > Mu
0,9 x 32102,6 kgm > 6400,312 kg
28811,3 kgm > 6400,312 kg … OK
• Kontrol Kuat Geser
h/tw < 1100 / √fy
ØVn > Vu
0,9 x 48000 kg > 4417,71 kg
43200 kg > 4572 kg … OK
• Kontrol Lendutan
fijin = 1,667 cm
f = 0,23
o Perencanaan Balok Induk Melintang Setelah
Komposit (Zona Momen Positif)
• Kontrol kuat momen lentur
o Local Buckling (Badan)
h/tw < 1680 / √fy
• Momen Nominal
T1 = 0,85 . f’c . tp . beff
T2 = As . Fy
T2 < T1, garis netral terletak di beton
Perencanaan Balok Induk
• Jarak-jarak centroid gaya yang bekerja
a = (As . fy)/(0,85 . f’c . beff)
d1 = hr + tb – (a/2)
d2 = 0
d3 = D/2
Perencanaan Balok Induk
• Momen Nominal
Mn = T2 (d1+d2) + T2 (d3+d2)
• Kontrol Lendutan
fijin = 1,667 cm
f = 0,4
• Kontrol Kuat Geser
h/tw < 1,1 √(kn . E / fy)
Perencanaan Balok Induk
Perencanaan Balok Induk
o Perencanaan Balok Induk Melintang Setelah
Komposit (Zona Momen Negatif)
• Menentukan lokasi – lokasi gaya tarik pada balok
dan baja
T = n . Ar . fyr
Pyc = As . fy
Pf = bf . tf . fy
aw = Pw / (tw . Fy)
d1 = hr + tb – c
d2 = (Pf x 0,5 tf) + (Pw(tf + 0,5 aw))/ Pf+Pw
d3 = D/2
• Perhitungan Momen Negatif
Mn = T(d1+d2) + Pyc(d3-d2)
Perencanaan Balok Induk
Perencanaan Kolom
• Kolom Komposit
Perencanaan Kolom
• Cek luas penampang minimum profil baja
o As / Ac > 4 %
o Jarak sengkang < 2/3 lebar selubung beton
o Luas tulangan longitudinal > 0,18 kali jarak
tulangan
o Luas tulangan sengkang > 0,18 kali jarak
tulangan
o Mutu beton : 21 Mpa < fc < 55 Mpa
Perencanaan Kolom
• Kekuatan Aksial Kolom Komposit
Øc . Pn = 0,85 x As x fcr
As = fmy / ω
λc = (k . L/rm . π) x √(fmy / Em)
fmy = fy + c1 fyr (Ar/As) + c2 f’c (Ac/As)
Em = E + c3 Ec (Ac/As)
• Kombinaasi Aksial dan Lentur
Perencanaan Sambungan
Balok Anak Lantai dingan Balok Induk Melintang
• Sambungan Balok Anak Lantai dengan Balok
Induk Melintang Eksterior
• Sambungan Balok Anak Lantai dengan Balok
Induk Melintang Interior
Balok Anak Lantai dingan Balok Induk Melintang
Sambungan Balok - Kolom
• Sambungan Balok Induk dengan Kolom
Sambungan Kolom - Kolom
• Sambungan Kolom-Kolom
Sambungan Kolom – Base Plate
• Sambungan Kolom dengan Base Plate
Perencanaan Pondasi
Perencanaan Pondasi
• Spesifikasi Tiang Pancang :
o Diameter = 400 mm
o Tebal = 90 mm
o Allowable axial = 117,6 T
o Panjang tiang tertanam = 10 m
o Banding Crack = 6,5 Tm
Perencanaan Pondasi
• Perhitungan Daya Dukung Ijin Tanah
QL = QP + QS
QP = qp x Ap x α= (Np x K) x Ap x α
Qs = qs x As x β = (Ns/3+1) x As x β
QP = (48,6 x 40) x 0,126 x 1 = 244,29 ton
QS = (27,36/3 + 1) x 12,57 x 1 = 127,19 ton
QL = QP + QS = 244,29 + 127,19 = 371,48 ton
Sehingga Pijin tiang berdasarakan daya dukung tanah adalah :
Pijin 1 tiang = QL / SF = 371,48 / 3 = 123,8 ton
Perencanaan Pondasi
• Daya dukung satu tiang pancang
Untuk daya dukung ini diambil nilai terkecil antara daya dukung bahan dan daya dukung tanah.
• Daya dukung bahan :
Dari spesifikasi bahan tiang pancang (tabel spesifikasi WIKA), didapat :
Pijin bahan = 117,6 T
• Daya dukung tanah :
Qd(1tiang) = 123,8 x 0,77
= 95,23 T
Jadi diambil Qd = 95,23 T (dari daya dukung tanah)
Maka Pijin yang digunakan adalah Pijin berdasarkan kondisi tanah.
Untuk perhitungan pondasi dengan beban sementara, maka Pijin dapat dinaikkan sebesar 50%, sehingga :
Pijin (beban tetap) = 95,23 T = 95230 kg
Pijin (beban sementara) = 1,5 x 95230 = 142845 kg
Perencanaan Pondasi
• Perhitungan Pondasi Tiang Pancang
Gaya – gaya yang bekerja pada Pondasi Eksterior
Perencanaan Pondasi
Gaya – gaya yang bekerja pada Pondasi Interior
Perencanaan Pondasi
< Pijin
Pv = Beban vertikal ekivalen
V = Beban vertikal dari kolom
N = banyaknya tiang dalam group
Mx = momen terhadap sumbu x
My = momen terhadap sumbu y
xmax = absis terjauh terhadap titik berat kelompok tiang
ymax = ordinat terjauh terhadap titik berat kelompok tiang
∑x2 = jumlah dari kuadrat absis tiap tiang terhadap garis
netral group
∑y2 = jumlah dari kuadrat ordinat tiap tiang terhadap garis
netral group
Perencanaan Pondasi
Kesimpulan
Kesimpulan 1. Perencanaan tangga
Tebal pelat anak tangga = 9 cm
Tebal pelat bordes = 9 cm
Balok utama tangga = WF 250 x 125 x 5 x 8
Balok penumpu tangga = WF 250 x 175 x 7 x 11
2. Perencanaan Pelat
Pelat Atap = tebal 10 cm dan tulangan Ø10 – 150
Pelat Lantai 1 – 10 = tebal 11 cm dan tulangan Ø13 – 150
3. Perencanaan Balok Lift
Balok penggantung lift = WF 350 x 175 x 6 x 9
Balok penumpu lift = WF 350 x 175 x 6 x 9
Kesimpulan 4. Perencanaan Balok Anak
Balok anak lantai 1-10 = WF 350 x 175 x 6 x 9
Balok anak atap = WF 350 x 175 x 6 x 9
5. Perencanaan Balok Induk
Balok induk memanjang = WF 400 x 200 x 8 x 13
Balok induk melintang = WF 400 x 200 x 8 x 13
6. Perencanaan Kolom
Kolom lantai 1 – 3 = KC 600 x 200 x 11 x 17
Kolom lantai 4 – 6 = KC 400 x 200 x 8 x 13
Kolom lantai 7 – 10 = KC 300 x 150 x 6 x 9
Kesimpulan 7. Perencanaan Pondasi
o Pondasi
Diameter tiang pancang = 0,4 m
Mutu tiang pancang = A3
Kedalaman tiang pancang = 10 m
Jumlah tiang pancang tiap poer = 6 buah
o Poer
Dimensi = 2,4 x 3,6 x1 m
Tulangan tarik arah x = D22 – 115
Tulangan tekan arah x= D16 – 115
Tulangan tarik arah y = D22 – 115
Tulangan tekan arah y= D16 – 115
o Sloof
Dimensi = 30 x 50 cm
Tulangan utama = 6D22
Tulangan sengkang = Ø10 – 200
TERIMA KASIH