laporan ir

18
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN ZAT ADITIF PADA PLASTIK KEMASAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER INFRAMERAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktikum Kimia Analitik Instrumen Dosen Pengampu: Dr. Iqbal Musthapa, M.Si Tanggal Percobaan: 3 Maret 2014 disusun oleh: Kelompok 7 Ilma Inaroh Azizah (1101094) Karomah Khilda (1104682) JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2014

Upload: ilma-inaroh-azizah

Post on 24-Nov-2015

181 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

instrumen

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    PENENTUAN ZAT ADITIF PADA PLASTIK KEMASAN

    MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER INFRAMERAH

    diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktikum Kimia Analitik Instrumen

    Dosen Pengampu: Dr. Iqbal Musthapa, M.Si

    Tanggal Percobaan: 3 Maret 2014

    disusun oleh:

    Kelompok 7

    Ilma Inaroh Azizah (1101094)

    Karomah Khilda (1104682)

    JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

    FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

    ALAM

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

    BANDUNG

    2014

  • 1

    Tanggal Praktikum: 03 Maret 2014

    PENENTUAN ZAT ADITIF PADA PLASTIK KEMASAN

    MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER INFRAMERAH

    A. Tujuan Praktikum

    1. Menentukan keberadaan zat aditif pada plastik kemasan melalui

    perlakuan pemanasan;

    2. Memahami prinsip dasar spektrometri inframerah dan menggunakannya

    untuk identifikasi zat; dan

    3. Mengembangkan kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal

    berkaitan dengan hasil analisis.

    B. Tinjauan Pustaka

    Senyawa kimia tertentu (hasil sintesa atau alami) mempunyai

    kemampuan menyerap radiasi elektromagnetik dalam daerah spektrum

    inframerah (IR). Absorbsi radiasi IR pada material tertentu berkaitan dengan

    fenomena bergetarnya molekul atau atom. Spektrum serapan inframerah suatu

    senyawa mempunyai pola yang khas, sehingga berguna untuk identifikasi

    senyawa (identifikasi keberadaan gugus-gugus fungsi yang ada).

    Posisi pita dalam analisa inframerah dinyatakan dalam satuan

    frekuensi. Frekuensi sering dinyatakan sebagai bilangan gelombang, yakni

    jumlah gelombang atau panjang gelombang per centimeter (cm-1

    ). Daerah

    yang sering dianalisa dengan spektroskopi inframerah adalah dalam kisaran

    4000-600 cm-1

    (setara dengan 2,5 25 mm) atau lebih rendah. Hasil analisa

    dicatat dalam modus pemancar (%T) atau absorbansi (abs).

    (Wiji, dkk. 2011)

    Molekul memiliki frekuensi tertentu yang secara langsung terkait

    dengan gerakan rotasi dan vibrasi mereka. Serapan inframerah adalah hasil

    dari perubahan dalam keadaan getaran dan rotasi ikatan molekul. Daerah

    spektrum elektromagnetik radiasi inframerah berada pada panjan gelombang

  • 2

    antara 0,7 500 m atau dalam bilangan gelombang 14000 dan 20 cm-1.

    Hubungan dengan radiasi elektromagnetik terjadi jika molekul bergetar

    menghasilkan momen dipole berosilasi yang dapat berinteraksi dengan medan

    listrik dari radiasi. Spektrum serapan inframerah suatu senyawa memiliki pola

    yang khas, sehingga berguna untuk mengidentifikasi senyawa (identifikasi

    keberadaan gugus-gugus fungsi yang ada). Ilmu yang mempelajari hal

    tersebut disebut spektrometri inframerah (IR).

    Spektroskopi inframerah (IR) mencakup beberapa metode

    berdasarkan serapan radiasi elektromagnetik dengan range 0,8 35 m.

    rentang spectrum ini dapat dibagi menjadi tiga klompok: IR dekat (0,8 2,5

    m); IR tengah (2,5 7,69 m); dan IR jauh (15-35 m).

    (McGraw-Hill, 7.3)

    Jenis Panjang

    gelombang Interaksi

    Bilangan

    gelombang

    Sinar gamma < 10 nm Emisi Inti

    sinar-X 0,01 - 100 A Ionisasi Atomik

    Ultra ungu (UV) jauh 10-200 nm Transisi Elektronik

    Ultra ungu (UV) dekat 200-400 nm Transisi Elektronik

    sinar tampak

    (spektrum optik) 400-750 nm Transisi Elektronik

    25.000 - 13.000

    cm-1

    Inframerah dekat 0,75 - 2,5 m Interaksi Ikatan 13.000 - 4.000

    cm-1

    Inframerah

    pertengahan 2,5 - 50 m Interaksi Ikatan 4.000 - 200 cm

    -1

    Inframerah jauh 50 - 1.000 m Interaksi Ikatan 200 - 10 cm-1

    Gelombang mikro 0,1 - 100 cm serapan inti 10 - 0,01 cm-1

    Gelombang radio 1 - 1.000 meter Serapan Inti

    Sebuah spektrofotometer adalah suatu instrument untuk mengukur

    transmitans atau absorbans suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang;

  • 3

    pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang gelombang

    tunggal dapat pula dilakukan.

    (JR,R.A Day & Underwood, 1999, 398)

    Persyaratan penyerapan radiasi IR oleh molekul adalah:

    1. Getaran pada frekuensi alami harus sama dengan frekuensi peristiwa

    radiasi.

    2. Frekuensi radiasi harus memenuhi E = hv, dimana E adalah

    perbedaan energi antara bagian-bagian yang terlibat getaran.

    3. Getaran harus menyebabkan perubahan momen dipole molekul.

    4. Jumlah radiasi yang diserap adalah sebanding dengan kuadrat dari laju

    perubahan dipole selama getaran.

    5. Perbedaan energi antara tingkat energy getaran yang diubah oleh

    sambungan ke tingkat energy rotasi dan sambungan antara getaran.

    Syarat pertama untuk bahan yang digunakan dalam spectrometer IR

    adalah bahan harus transparan terhadap radiasi IR. Persyaratan ini

    menghilangkan bahan umum seperti kaca dan kuarsa untuk digunakan dalam

    IR tengah karena gelas dan kuarsa tidak transparan untuk radiasi IR pada

    panjang gelombang lebih dari 3,5 m. Kedua, bahan yang digunakan harus

    cukup kuat untuk dibentuk dan dihaluskan untuk kaca, sampel dan lainnya.

    Bahan umum yang digunakan adalah garam-garam ionic, seperti kalium

    bromide, kalsium flourida, natrium klorida, dan seng selenida. Pilihan akhir

    diantara senyawa ditentukan oleh rentang panjang gelombang yang akan

    diperiksa, misalnya natrium klorida transparan terhadap radiasi antara 2,5 dan

    15 m. kalium bromida dapat digunakan selama rentang 2,1 26 m, dan

    kalsium flourida dalam kisaran 2,4 7,7 m.

    (Robinson, 2005, 219-225)

    Untuk menyerap radiasi inframerah, molekul harus mengalami

    perubahan netto dalam momen dipole karena bergetar atau berputar.beberapa

    contoh molekul yang dapat mengalami perubahan netto momen dipole selama

    proses vibrasi dan rotasinya adalah NO, CO, NH, CO2, dan sebagainya.

  • 4

    Untuk molekul-molekul seperti N2, O2, dan Cl2 yang beratom sama, selama

    proses vibrasi dan rotasi tidak terjadi perubahan netto momen dipole,

    sehingga molekul-molekul tersebut tidak akan menyerap sinar inframerah

    atau dikatakan tidak aktif inframerah karena frekuensi gerakannya sama

    dengan frekuensi gelombang elektromagnetik.

    Posisi relatif atom dalam molekul tidak pasti, tetapi berubah-ubah

    terus menerus karena bervibrasi. Untuk molekul diatom atau triatom, vibrasi

    tidak dapat dianggap dan dihubungkan dengan energy absorpsi, tetapi untuk

    molekul poli atom, vibrasi tidak dapat dengan mudah diperkirakan, karena

    banyaknya pusat vibrasi yang berinteraksi. Umumnya vibrasi ini

    diklasifikasikan sebagai vibrasi ulur dan vibrasi tekuk. Vibrasi ulur

    (stretching) menyangkut konstanta vibrasi antara dua atom sepanjang sumbu

    ikatan. Jenis vibrasi ulur adalah vibrasi simetri dan vibrasi asimetri.

    Vibrasi simetri: Unit struktur bergerak bersamaan dan searah

    Vibrasi asimetri: Unit struktur bergerak bersamaan tetapi tidak searah

    Sedangkan vibrasi tekuk (bending), dikarenakan berubahnya sudut

    ikatan diantara dua ikatan namun panjang ikatannya tetap. Ada empat tipe,

    yaitu scissoring, rocking, wagging, dan twisting.

    1. Vibrasi goyangan (rocking) : Mengayun simetri dalam bidang datar

    yang sama

    2. Vibrasi guntingan (scissoring) : Mengayun asimetri dalam bidang datar

    yang sama

    3. Vibrasi kibasan (wagging) : Mengibas secara simetri keluar dari bidang

    datar

  • 5

    4. Vibrasi pelintiran (twisting) : Berputar mengelilingi ikatan kearah

    induk, keluar dari bidang datar.

    Osilator Harmonik

    Merupakan model sederhana yang dapat menggambarkan vibrasi

    dalam molekul. Molekul ini mengibaratkan ikatan sebagai dua massa yang

    dapat bergerak bebas pada sebuah bidang datar dan dihubungkan dengan per.

    Oleh karena itu, kita dapat menggunakan hukum Hooke:

    V =1

    2c

    f(m1 + m2)

    m1m2

    Dimana: V = Bilangan gelombang (cm-1)

    c = kecepatan cahaya

    m1.m2 = massa atom (g)

    f = tetapan gaya (dyne cm-1

    )

    Semakin besar tetapan gaya (f), semakin besar pula frekuensi vibrasi.

    Untuk ikatan tunggal, rangkap, dan rangkap tiga masing-masing 5 x 10-5

    , 10

    x 10-5

    , 15 x 10-5

    dyne cm-1

    . Penebalan transisi diantara tingkat-tingkat vibrasi

    menunjukkan bahwa hal tersebut harus berlangsung secara kuantisasi, berarti

    frekuensi vibrasi berhubungan dengan energy dalam suatu persamaan E = (V

    + ) hv dimana E adalah energy vibrasi yang sesuai dengan bilangan

    kuantum. Terdapat dua jenis instrumen spektrometri IR:

  • 6

    1. Spektrometer Dispersif

    Bekerja secara sequensial. Model-model terdahulu hanya satu

    berkas, tetapi model saat ini memiliki dua berkas. Satu berkas berperan

    sebagai pembanding sedangkan berkas lain berperan sebagai pengukur.

    Radiasi dari sumber cahaya dibagi dua dengan sebuah set cermin.

    Monokromator membuat interval-interval kecil pada dari berkas.

    Cahaya yang telah melewati rute pembanding dan sampel tiba di

    detektor. Pergerakan cahaya diatur oleh sebuah cermin yang berputar

    dengan frekuensi 10 Hz sehingga terarahkan ke kedua rute tersebut.

    2. Fourier Transform Infrared Spectrometer (FTIR)

    Spectrometer ini mampu melakukan analisis bersamaan dengan rangen

    spectra secara keseluruhan menggunakan interferometer Michelson yang

    ditempatkan antara sumber cahaya dengan sampel. Interferometer ini

    menggantikan monokromator.

    Radiasi dari sumber cahaya diarahkan ke beam splitter yang terbuat

    dari lapisan germanium yang disokong oleh KBr yang tidak menyerap

    sinar radiasi pada range IR. Splitter ini membagi cahaya menjadi dua

    bagian, satu menuju cermin yang tetap dan satu lagu menuju cermin

    bergerak. Pada akhirnya kedua berkas ini akan berinterferensi sebelum

    mencapai detektor.

  • 7

    Spektrometer IR memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan

    spectrometer IR tradisional:

    1) Tidak ada cahaya tersasar, dan ada penggantian celah dengan iris

    menghasilkan sinyal lebih kuat

    2) Perbandingan antara sinyal dan bunyi lebih besar. Sinyal lebih

    kuat, bunyi lebih lemah

    3) Resolusi yang dihasilkan konstan sepanjang percobaan

    Komponen-komponen alat spectrometer FTIR:

    a) Sumber Cahaya

    Beberapa sumber cahaya yang dapat digunakan sebagai sumber

    radiasi inframerah, yaitu:

    1. Nernst Source Glower

    Yaitu terbuat dari oksida-oksida zir kromium dan natrium,

    berupa batang berongga dengan diameter 2 mm dan panjang 30

    nm. Batang ini dipanaskan sampai 1500 20000C dan akan

    memberikan radiasi di atas 7000 cm-1

    .

    2. Glowbar

    Yaitu sebatang silicon karbida (SiC) dengan diameter 5 mm.

    Lebih kuat dibandingkan dengan sumber cahaya yang lain.

    3. Kawat Nikrom

    b) Interferometer

    Merupakan komponen yang khas bagi FTIR dibandingkan

    dengan spectrometer lain. Interferometer membuat FTIR dapat

    bekerja simultan untuk menganalisis sampel dari rentang radiasi

    tertentu dalam satu kali pengukuran saja.

    Radiasi IR dari sumber berkas dibagi dua oleh beam splitter

    dan menempuh dua rute yang berbeda. Satu sebagai pembanding dan

    satu untuk pengukuran sampel. Kedua berkas tadi lalu

    diinterferensikan dan perbedaan komposisi berkas setelah

    berinterferensi diterjemahkan oleh detektor sebagai transmisi IR oleh

    sampel (dalam bentuk sinyal interferogram).

  • 8

    c) Wadah Sampel

    Sampel yang dapat dianalisis dapat berupa padatan, lapis tipis,

    cairan, maupun gas dengan syarat dapat ditembus oleh cahaya dan

    mengabsorbsi pada daerah IR.

    1. Untuk sampel padat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

    pembuatan pelet KBr atau pasta nujol. Untuk membuat pelet,

    sampel dihasilkan bersama KBr, kemudian dicetak dengan alat

    pembuat pelet. Sedangkan untuk membuat pasta, sampel yang

    telah dihaluskan dicampurkan dengan nujol, yaitu minyak

    hidrokarbon yang memiliki titik didih tinggi sampai terbentuk

    pasta.

    2. Untuk sampel lapis tipis menggunakan sampel holder yang

    tersedia (window).

    3. Untuk sampel cair melalui dua cara. Pertama dengan

    meneteskan sampel pada permukaan piring garam, kemudian

    menutupnya dengan piring kedua, seperti membuat sandwich.

    Cara lain dengan menggunakan tempat sel cair yang dirancang

    khusus.

    4. Untuk sampel gas dengan menggunakan sel yang berbentuk

    bulat yang terbuat dari KBr, NaCl, atau CaF2.

    d) Detektor

    Detektor pada spectrometer inframerah merupakan alat yang

    bisa mengukur atau mendeteksi energy radiasi akibat pengaruh

    panas. Untuk untuk detektor dalam daerah IR, sel fotokonduktif

    jarang digunakan. Yang banyak digunakan adalah detektor-detektor

    termal, seperti thermocouple. Thermocouple merupakan alat yang

    mempunyai impedans rendah dan seringkali dihubungkan dengan

    preumpliflier dengan impedans tinggi. Detektor thermocouple terdiri

    dari dua kawat halus terbuat dari logam seperti platina (Pt) dan perak

    (Ag) atau Sb dan Bi.

  • 9

    e) Amplifier

    Jika sinyal yang dihasilkan sangat lemah, maka digunakan amplifier.

    f) Rekorder

    Berfungsi merekam sinyal listrik dari detektor dan

    diterjemahkan berupa puncak-puncak absorbsi. Spectrum inframerah

    ini menunjukkan hubungan antara absorbsi dan frekuensi atau

    bilangan gelombang atau panjang gelombang. Sebagai absis adalah

    frekuensi (Hz, S-1

    ) dan sebagai ordinat adalah transmittan (%) atau

    absorbansi.

    (Skoog, 2007: 432-452)

    Jenis-jenis plastik:

    a) Poli propilena

    Bersifat polar

    Struktur:

    Frekuensi serapan yang mungkin:

    C C = 1450 1600 cm-1

    C H sp3 = 2850 3000 cm-1

    b) Poli vinil klorida (PVC)

    Bersifat nonpolar

    Struktur:

    Frekuensi serapan yang mungkin:

    C Cl = 500 1430 cm-1

    C H sp3 = 2850 3000 cm-1

    C C = 1450 1600 cm-1

    c) Poli stirena

    Bersifat nonpolar

    Struktur:

    Frekuensi serapan yang mungkin:

    C CH2 (bending) = 1450 dan

    1375 cm-1

    C H (stretching) = 1465 cm-1

  • 10

    C = C (alkena) = 1680 1600 cm-1

    d) Poli etilen

    Bersifat polar

    Struktur:

    Frekuensi serapan yang mungkin:

    C C = 1450 1600 cm-1

    C H (stretching) = 1465 cm-1

    e) Poli metilmetaklarat

    Struktur:

    Gugus yang mungkin terbaca:

    C H, C C, C = O, C O

    f) Poli kaprolakton

    Struktur:

    Gugus yang mungkin terbaca:

    C H, C C, C = O

    Beberapa zat aditif yang ditambahkan pada plastik antara lain:

    a) Plastikiers

    Digunakan untuk membuat plastik lebih lembut dan lebih fleksibel.

    Contoh zat aditif jenis ini adalah bis(2-ethylhexyl) adipate atau

    DEHA

    C = O = 1735 1750 cm-1

    C H = 2800 3000 cm-1

  • 11

    b) Dibutil flatalat

    C = O = 1735 1750 cm-1

    C H = 2800 3000 cm-1

    C = C = 3000 3300 cm-1

    c) Oleat

    C C = 1450 1600 cm-1

    C H sp3 = 2850 3000 cm-1

    C = O = 1640 1820 cm-1

    C = C = 1600 1700 cm-1

    d) Poli ester

    e) Stabilizer

    Digunakan untuk mencegah terurainya polimer apabila terkena panas

    atau UV.

    f) Antioksidan

    Digunakan untuk mencegah proses oksidasi. Karena oksidasi dapat

    menyebabkan plastik kehilangan kekuatannya, pemanjangannya, dan

    perubahan warna.

  • 12

    C. Alat dan Bahan

    Alat:

    1. Gunting : 1 buah

    2. Interferometer FTIR : 1 buah

    3. Magnetic Stirer : 1 buah

    4. Gelas kimia : 1 buah

    5. Spatula : 1 buah

    6. Pinset : 1 buah

    7. Pemanas Listrik : 1 buah

    Bahan:

    1. Metanol : 100 mL

    2. Sampel plastik : 2 buah (3 x 3 cm)

    3. Aquades : secukupnya

    D. Prosedur Kerja Praktikum

    Digunting dengan ukuran (3 x 3 cm) sebanyak dua buah

    Diukur langsung dengan spectrometer IR

    Ditempatkan dalam labu Erlenmeyer berisi 100 mL metanol

    Dipanaskan dan diaduk selama 2 jam

    Diukur dengan spektrofotometer IR

    Sampel Plastik

    Dua buah fillm

    Film ke-1

    Spektra film ke-1

    Film ke-2

    Spektra film ke-2

  • 13

    E. Hasil dan Analisis Data

    Percobaan yang telah dilakukan adalah penetuan zat aditif pada

    plastik kemasan dengan spektrofotometer inframerah. Penentuan zat aditif

    pada plastik kemasan dilakukan cara membandingkan spectra plastik tanpa

    perlakuan dengan spectra plastik dengan perlakuan. Adanya puncak yang

    hilang menunjukkan adanya zat aditif yang kemudian dapat ditentukan zat

    aditif tersebut dari gugus fungsi yang muncul.

    Plastik dengan perlakuan, dilakukan dengan cara memanaskan

    plastik dalam larutan methanol selama 2 jam dengan tujuan untuk

    melarutkan zat aditif yang terdapat dalam plastik. Sebelum pengujian

    dengan spektrofotometer IR, plastik harus kering dan bebas air karena jika

    terdapat air akan mengganggu proses analisis.

    Spektra plastik tanpa perlakuan:

    Serapan IR plastik tanpa perlakuan:

    No. Bilangan gelombang (cm-1) Gugus Fungsi

    1 2916,2; 2850,6 C H sp3 (stretching)

    2 2665,4 O H

  • 14

    3 2277,8 CN

    4 1463,9 C H (bending)

    5 1367,4 O H (bending) / C N

    6 1018,3 C C alkana

    Spektra IR plastik dengan perlakuan:

    Serapan IR plastik dengan perlakuan

    No. Bilangan gelombang (cm-1) Gugus Fungsi

    1 2914,2; 2850,6 C H sp3 (stretching)

    2 2638,4 O H

    3 1463,9 C H (Bending)

    4 1367,4 O H / C N

    5 956,6 C C alkana

    Berdasarkan data hasil analisis tersebut, terjadi perubahan frekuensi

    antara spectra IR plastik tanpa perlakuan dengan spectra IR dengan

    perlakuan. Hal ini terjadi pada ikatan C H sp3, yang semula memiliki

    frekuensi sebesar 2916,2; 2850,6 namun setelah mendapatkan perlakuan

    berupa pemanasan dan pelarutan menggunakan methanol yang dilakukan

    selama 2 jam menjadi 2914,2; 2850,6. Ikatan O H semula 2665,4

  • 15

    menjadi 2638,4. Ikatan C C alkana yang semula 1018,3 menjadi 956,6.

    Dan ikatan CN mengalami penghilangan frekuensi pada frekuensi

    2277,8.

    Terjadinya penurunan intensitas vibrasi menandakkan

    berkurangnya konsentrasi sampel. Hal tersebut menandakan adanya zat

    aditif dalam plastik kemasan yang keluar setelah perlakuan sehingga

    konsentrasi sampel mengalami pengurangan.

    F. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh menyatakan bahwa

    pada sampel plastik kemasan terdapat zat aditif.

    G. Daftar Pustaka

    Harvey, David. (2000). Modern Analytical Chemistry. USA: The McGraw

    Hill Companies.inc.

    Robinson. W. J,dkk. (2005). Undergraduate Instrumental Analysis. New

    York: Madison Avenue.

    Skoog, et. Al. (2004). Fundamental of Analytical Chemistry. 8th

    Edition.

    Canada: Brooks/cole-Thomson Learning.

    Tim Kimia Analitik Instrumen. (2011). Petunjuk Praktikum Kimia Analitik

    Insrtumen. Bandung: UPI.

    Underwood & JR,R.A Day. (2001). Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta: PT.

    Gelora aksara pratama.

  • 16

    LAMPIRAN

    1. Cara Pembuatan Larutan dan Pengamatan

    Langkah Kerja Pengamatan

    Digunting dengan ukuran (3

    x 3 cm) sebanyak dua buah

    Diukur langsung dengan

    spectrometer IR

    Ditempatkan dalam labu

    Erlenmeyer berisi 100 mL

    metanol

    Dipanaskan dan diaduk

    selama 2 jam

    Diukur dengan

    spektrofotometer IR

    Plastik elastis tidak berwarna

    Didapatkan spectra plastik

    Methanol larutan tidak

    berwarna

    Plastik dipanaskan dalam

    methanol selama 2 jam

    Didapatkan spectra plastik

    yang telah mendapat perlakuan

    Dua buah fillm

    Film ke-1

    Spektra film ke-1

    Film ke-2

    Spektra film ke-2

    Sampel Plastik

  • 17

    2. Sifat Fisika dan Kimia Bahan

    Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia

    Metanol o Cairan tidak berwarna

    o Titik leleh: -97,80C

    o Titik didih: 64,70C

    o P: 100 mmHg

    o RM: CH3OH

    o Mudah terbakar

    o Mudah

    menguap