model perubahan konseptual

Upload: normapintatama

Post on 02-Jun-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Model Perubahan Konseptual

    1/9

    Model perubahan konseptual

    Model perubahan konseptual berdasarkan pada filosofi pembelajaran kontruktifisme.

    kontruksifisme merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan

    disusun dalam diri seseorang. berdasarkan faham konstruktivime, dalam proses belajar

    mengajar guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam

    bentuk yang serba sempurna. Peserta didik harus membangun suatu pengetahuan

    berdasarkan pengalaman masing-masing. Untuk membantu peserta didik dalam

    membina konsep atau pengetahuan baru, guru harus memperkirakan struktur kognitif

    yang ada pada mereka. Apabila pengetahuan baru telah disesuaikan dan diserap

    untuk dijadikan sebagian dari pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang suatu

    bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina.

    Pendekatan ini menekankan agar murid mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya,

    memerlukan waktu belajar yang relatif lama, dan penanganan yang berbeda-beda untuk setiap

    murid. Ini dapat menjadi hambatan terutama bila berhadapan dengan kurikulum yang sarat

    muatan. Kendala lain dalam pelaksanaan konstruktivisme di Indonesia adalah situasi dan

    kondisi setiap sekolah tidak sama. Kegiatan kelompok seperti diskusi, menulis dan

    mempresentasikan hasil diskusi atau makalah, serta meneliti di lapangan dapat menantang

    siswa untuk aktif berpikir dan membangun pengetahuan mereka.

    Dalam proses belajar mengajar, guru harus sadar bahwa siswa sudah mempunyai

    pengetahuan awal, yaitu pengetahuan yang akan menjadi dasar untuk membangun

    pengetahuan mereka selanjutnya. Jadi, dalam hal ini guru harus mengetahui taraf

    pengetahuan siswa.

    Peran guru dalam pembelajaran dengan konstruktivisme adalah sebagai mediator dan

    fasilitator yang membantu agar proses belajar murid berjalan dengan baik. Peran ini dapat

    dijabarkan dalam beberapa tugas berikut:

    1. Menyediakan kondisi/pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa,

    mendukung proses belajar siswa, memberi semangat, dan berpastisipasi aktif pada

    setiap kegiatan siswa.

    2. Menyediakan konflik kognitif dalam upaya mengubah miskonsepsi yang dibawa

    siswa menuju kepada konsep ilmiah.

  • 8/10/2019 Model Perubahan Konseptual

    2/9

    3. Menyediakan sarana yang memungkinkan siswa untuk mengkonstruksi

    pengetahuannya, merangsang siswa berpikir secara produktif atau membantu siswa

    dalam mengekspresikan atau mengkomunikasikan gagasannya.

    4. Memonitor, mengevaluasi, dan memberikan umpan balik kepada siswa untuk

    menunjukkan apakah pemikiran siswa berhasil atau tidak.

    Terdapat model pembelajaran yang bertolak dari pandangan konstruktivis tentang

    pembentukan pengetahuan, salah satunya adalah model pembelajaran perubahan konseptual.

    A. Model pembelajaran perubahan konseptual.

    Model perubahan konseptual merupakan model pembelajaran yang banyak

    digunakan dalam mata pelajaran IPA. Model ini untuk pertama kalinya diperkenalkan

    oleh Posner, dkk tahun 1982 dan sudah lebih dari satu dekade model ini telah banyak

    mempengaruhi riset dalam bidang konsepsi anak. Model ini pertama kali dikembangkan di

    Cornell University pada tahun 1978-1979 (Barlia, 2009).

    Model perubahan konseptual merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang

    perlu dikembangkan dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar yang

    diinginkan. Pembelajaran inovatif yang berlandaskan paradigma konstruktivistik membantu

    siswa untuk menginternalisasi, membentuk kembali, atau mentransformasi informasi baru.

    Model perubahan konseptual ini hampir sama dengan Model Struktur Ilmu

    Pengetahuan (A Model of A Structure of Knowledge) dari Marlin L. Tanck (1969). Model

    struktur ini menyajikan materi yang penuh dengan muatan konsep, generalisasi dan

    teori. Gardner (1991) mengemukakan bahwa transformasi terjadi melalui kreasi pemahaman

    baru yang merupakan hasil dari munculnya struktur kognitif baru. Pemahaman yang

    mendalam terjadi ketika hadirnya informasi baru yang mendorong munculnya atau

    menaikkan struktur kognitif yang memungkinkan para siswa memikirkan kembali ide-ide

    mereka sebelumnya. Dalam seting kelas konstruktivistik, para siswa bertanggung jawabterhadap pelajarannya, menjadi pemikir yang otonom, mengembangkan konsep terintegrasi,

    mengembangkan pertanyaan yang menantang, dan menemukan jawabannya secara

    mandiri.

    Ada beberapa model pembelajaran yang bertolak dari pandangan konstruktivisme

    tentang pembentukan pengetahuan, salah satu diantaranya adalah model pembelajaran

    perubahan konseptual (conceptual change). Davidson dalam Hudojo menjelaskan bahwa

    pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme menekankan pada proses perubahan

  • 8/10/2019 Model Perubahan Konseptual

    3/9

    konseptual pelajar. Dalam hal ini konsepsi-konsepsi yang dimiliki pelajar sebelum mengikuti

    pelajaran harus digali terlebih dahulu.

    Konsep adalah pengertian umum sedangkan konsepsi adalah pendapat seseorang

    tentang konsep. Dalam hal ini konsepsi yang telah dimiliki siswa sebelum mengikuti

    pelajaran secara formal disebut konsepsi awal. Pada umumnya konsepsi ini tidak sesuai

    dengan konsepsi ilmuan Driver and Oldam dalam Sutrisno.

    Ada bebeapa istilah untuk mengungkapkan konsepsi awal siswa, antara lain:

    1. Children Science yang diungkapkan oleh Osborne (1980:1), untuk menggambarkan

    pengetahuan para siswa tentang dunia dan arti dari istilah-istilah yang mereka

    gunakan. Para siswa mengembangkannya untuk lebih memahami sesuatu yang ada dilingkungannya.

    2. Alternative Pre-Conception yang diungkapkan oleh Clernent (1982:66), yang

    dikembangkan dengan alasan bahwa konsepsi alternatif dimiliki para siswa sebelum

    mengikuti kegiatan belajar secara formal.

    3. Alternative Framework yang diungkapkan oleh Driver (1986:443), untuk

    mengasumsikan bahwa para siswa memiliki kerangka berpikir yang berlainan dengan

    kerangka berpikir ilmuan.

    4. Common Mis-conception yang diungkapkan oleh MC. Dermott (dalam Sutrisno,

    1997:2), untuk menyatakan pandangan (konsepsi) para siswa yang tidak sesuai

    dengan pandangan para ilmuan. Dalam hal ini konsepsi awal siswa dianggap sebagai

    konsepsi yang keliru.

    5. Prior Knowledge yang diungkapkan oleh Bell (dalam Sutrisno, 1997:4), diartikan

    sebagai pengetahuan yang dimiliki para siswa sebelum mengikuti kegiatan

    pembelajaran.

    Dari pengertian konsepsi awal di atas, maka disimpulkan bahwa konsepsi awal siswa

    adalah pengetahuan awal siswa tentang suatu konsep yang sudah diperoleh dan dimiliki siswa

    sebelum mengikuti pembelajaran. Sedangkan konsepsi siswa adalah pemahaman atau

    pengertian, pendapat, atau kerangka berpikir siswa tentang suatu konsep yang diperoleh dan

    dimiliki siswa sesudah mengikuti pembelajaran.

    Terkait dengan konsepsi awal (prakonsepsi) dan miskonsepsi sering juga dipandang

    sebagai padanan satu sama lain, meskipun tidak bisa dianggap tepat sama maknanya. Dalam

    hal ini yang dimaksud dengan prakonsepsi adalah konsep awal yang dimiliki oleh seseorang

  • 8/10/2019 Model Perubahan Konseptual

    4/9

    tentang sesuatu objek. Konsep awal ini dapat diperoleh seseorang dari pendidikan formal dan

    dari pendidikan secara tidak formal.

    Konsep awal tentang sesuatu objek yang dimiliki oleh seseorang, tidak mustahil

    apabila berbeda dengan konsep yang diajarkan di sekolah tentang objek yang sama. Juga

    bukan suatu yang mengherankan kalau konsep yang diterima siswa di sekolah tidak tepat

    sama dengan konsep yang diajarkan di perguruan tinggi. Dalam semacam inilah kemudian

    prakonsepsi itu dapat menjadi suatu miskonsepsi. Soedjadi mengatakan bahwa dalam

    pembelajaran kimia, miskonsepsi dapat dijumpai dalam beberapa sumber antara lain; makna

    kata, aspek praktis, sim-plifikasi, ketunggalan struktur matematika, dan gambar. Dan tentu

    masih mungkin terdapat sumber lain sebagai penyebab terjadinya miskonsepsi. Berg

    mengemukakan bahwa apabila guru mengajar tanpa memperhatikan miskonsepsi yang sudah

    ada dalam proses berpikir siswa sebelum pelajaran dilaksa-nakan, guru tidak akan berhasil

    menanamkan konsep yang benar. Oleh karena itu, dibagian lain Berg mengatakan bahwa

    kunci untuk memperbaiki miskonsepsi siswa dan konsepsi siswa yang sudah hampir benar

    adalah interaksi dengan siswa melalui latihan, pertanyaan dan soal. Tanpa interaksi dengan

    siswa, guru tidak dapat mengetahui miskonsepsi siswa, konsepsi siswa yang hampir benar

    dan tidak dapat memperbaikinya. Berg mengatakan bahwa miskonsepsi adalah konsepsi

    siswa yang bertentangan dengan konsep para ilmuan. Sedangkan Sedjadi mengatakan bahwa

    konsep awal siswa yang tidak sesuai dalam struktur deduktif aksiomatik matematika.

    Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud miskonsepsi mahasiswa adalah

    pemahaman atau pengertian mahasiswa tentang konsep yang sudah dipelajari yang tidak

    sesuai dengan pengertian konsep ilmuwan.

    Strike dan Porner dalam Sutrisno mengatakan bahwa belajar merupakan pemahaman

    suatu ide baru, menilai kebenaran ide dan konsistennya dengan ide yang lain. Anggapan

    dasarnya adalah bahwa konsepsi yang dibawa oleh pelajar berpengaruh pada kemampuan

    untuk belajar dan berpengaruh pada ide yang akan dipelajari. Lonning mengatakan bahwa

    belajar perubahan konseptual digambarkan sebagai assimilasi, yaitu perubahan konsep-

    konsep baru pada pengetahuan yang telah ada dan sebagai akomodasi yaitu penyususnan

    ulang dan peng-gantian ide baru dengan konsep yang lebih tepat. Soedjadi mengatakan

    bahwa model perubahan konseptual kemungkinan lebih sesuai digunakan untuk meluruskan

    suatu miskonsepsi. Hal ini disebabkan suatu model pembelajaran yang dimulai dengan

    menggali terlebih dahulu konsepsi-konsepsi pelajar sebelum mengikuti pembelajaran di kelas

    dan menuntut pelajar untuk menyempurnakan pengetahuan yang sudah dimiliki serta

    merubah, menyusun ulang atau mengganti pengetahuan yang sudah dimiliki tetapi salah

  • 8/10/2019 Model Perubahan Konseptual

    5/9

    dengan pengetahuan baru yang benar. Jadi model pembelajaran perubahan konseptual yang

    dimaksud dalam tulisan ini adalah suatu model pengajaran yang disusun berdasarkan

    konsepsi mahasiswa dan dapat diterapkan oleh pengajar untuk meluruskan konsepsi siswa

    yang kurang jelas atau berbeda sekali dengan konsep ilmiah dan sekaligus membangun

    konsepsi baru. Melalui perubahan konseptual dalam kegiatan pembelajaran, para pelajar

    diharapkan aktif membentuk pengetahuannya sendiri dengan cara memodifikasi konsepsi

    yang telah dimilikinya.

    B. Proses Terjadinya Perubahan Konseptual.

    Menurut Posner (1982) dan Hewson (1989), jika perubahan konseptual akan terjadi, mula-

    mula anak itu harus merasa tidak puas dengan gagasan yang ada. Walaupun demikian,

    ketidakpuasan saja tidak cukup untuk mengganti gagasan lama dengan gagasan baru. Harus

    ditambahkan tiga kondisi, yaitu gagasan baru itu haris intelligible (dapat dimengerti),

    plausible (masuk akal), dan fraitfull (memberi suatu kegunaan). Pada umumnya focus

    pengajaran sains hanya pada intelligiblety (Gunstone, 1992) dan jarang memperhatikan

    plausibility. Ternyata segi kegunaan (fraitfull) sangat menentukan terjadinya perubahan

    konseptual.

    Mengingat pentingnya perubahan konseptual dari pengetahuan awal siswa pada proses

    pembelajaran yang berlandaskan pada pandangan constructivist. Novik (1982)

    mengemukakan bahwa perubahan konseptual terjadi melalui akomodasi kognitif yang

    berawal dari pengetahuan awal siswa. Untuk menciptakan proses akomodasi kognitif

    tersebut, Novick mengusulkan tiga tahap strategi kemudian tiga tahap terangkum dalam suatu

    model pembelajaran, yang dikenal dengan model pembelajaran Novick. Model pembelajaran

    Novick tersebut mempunyai pola umum seperti bagan berikut:

    Bagan model pembelajaran Novick diadaptasi dari Osborne 1985 : 103

    1) Fase pertama, eksposing alternative framewok (mengukapkan konsepsi awal).

    Terdapat dua hal utama yang perlu dilakukan pada fase pertama yaitu:

    1. mengungkapkan konsepsi awal siswa

    Mengungkapkan konsepsi awal siswa dalam mengajar ditujukan agar terjadi perubahan

    konseptual sesuai dengan gagasan contructivist yang memungkinkan siswa membentuk

  • 8/10/2019 Model Perubahan Konseptual

    6/9

    konsepsi baru yang lebih ilmiah dari konsepsi awalnya. Pengetahuan awal yang dimiliki

    siswa bisa benar atau salah, unuk itu langkah penting yang harus dilakukan guru agar terjadi

    perubahan konseptual yaitu membuat siswa sadar akan gagasan mereka sendiri tentang topik

    yang sedang dipelajari. Dalam mengungkapkan konsepsi awal siswa, guru harus melakukan

    dua hal yaitu menghadirkan suatu peristiwa baik yang sudah diketahui siswa atau yang baru

    diketahui siswa kemudian meminta mereka untuk mendeskripsikannya.

    1. Mendiskusikan dan mengevaluasi konsepsi awal siswa.

    Tujuan langkah ini adalah untuk memperjelaskan dan meninjau kembali konsepsi awal siswa

    melalui kelompok dan diskusi siswa. Hal pertama yang dapat dilakukan guru adalah dengan

    bertanya pada siswa tentang uraian konsepsi mereka. Setelah semua konsep siswadiungkapkan, guru memimpin kelas itu untuk mengevaluasi masing-masing konsepsi yang

    diajukan.

    Menurut Natsir (1997:38) evaluasi konsepsi yang diajukan berdasarkan kejelasannya atau

    kemengertiannya (intelligible), dapat masuk akal (plausible) dan peluang keberhasilan

    (fruitfull) dalam menjelaskan peristiwa yang dihadirkan. Nussbaum dan Novick (1982)

    menyatakan bahwa pada langkah ini guru harus menerima semua penyajian dan menahan

    diri untuk tidak memberikan penilaian salah atau benar. Walaupun guru tidak memberikan

    penilaian salah atau benar, tetapi guru harus tetap mengevaluai gagasan mereka didasarkan

    pada kejelasannya, kemengertiannya dan peluang keberhasilannya.

    2) Fase kedua , creating conceptual conflict (menciptakan konflik konseptual)

    Menciptakan konflik konseptual (konflik kognitif) dalam pikiran siswa adalah satu tahap

    penting dalam pembelajaran, sebab dengan hanya adanya konflik tersebut siswa merasa

    tertantang untuk belajar. Dengan kata lain mereka merasa tidak puas dengan kenyataan yang

    sedang dihadapinya.

    Untuk menciptakan konflik konseptual,Niaz (Masud 2006:67) memberikan contoh beberapa

    situasi yang sekaligus menjadi indikator terjadinya konflik konseptual dalam diri siswa antara

    lain :

    1. Kejutan (surprise) yang diitimbulkan oleh munculnya seseorang yang kontradiksi

    dengan persepsinya.

  • 8/10/2019 Model Perubahan Konseptual

    7/9

    2. Pengetahuan yang penuh dengan teka-teki, merasa gelisah atau sebuah keingintahuan

    intelektualnya.

    3.

    Kekosongan akan pengalaman kognitif, seperti jika seseorang sadar akan segala

    sesuatu dalam struktur kognitifnya yang hilang.

    4. Ketidakseimbangan kognitif, dimana pertanyaan atau perasaan kosong muncul pada

    situasi yang diberikan.

    3) Fase ketiga, encouraging cognitive accomaodation (mengupayakan terjadinya

    akomodasi kogntitif)

    Dengan akomodasi, siswa mengubah konsep yang tidak cocok lagi dengan fenomena baru

    yang dihadapinya. Menurut Posner (1982) adapun syarat terjadinya akomodasi adalahsebagai berikut:

    1. Harus ada ketidakpuasan (dissatisfaction) terhadap konsep lama yang telah ada dalam

    struktur kognitif.

    2.

    Ada konsepsi baru yang lebih mudah dimengerti (intelligible).

    3. Ada konsepsi baru yang lebih masuk akal (plausible).

    4. Ada konsepsi baru yang menyajikan peluang keberhasilan (fraitfull).

    1. E. Langkah Langkah Yang Dilakukan Dalam Pembelajaran Perubahan

    Konseptual

    Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran perubahan konseptual untuk

    membangkitkan perubahan konseptual dalam hal ini adalah;

    1. Orientasi, yaitu pengajar membuka pelajaran dengan memberikan uraian singkat

    tentang materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran.

    2.

    Pemunculan ide, yaitu mahasiswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil.

    Pengajar berusaha memunculkan ide siswa dengan siswa diminta untuk menyatakan

    secara eksplisit idenya kepada teman dalam kelompok dan pengajar (guru).

    3. Penyusunan ulang ide, yaitu siswa menyusun kembali ide yang telah diperoleh pada

    langkah 2), yaitu meliputi;

    1.

    Pertukaran ide, yaitu siswa mendiskusikan jawaban pada langkah pemunculan

    ide dalam kelompoknya.

  • 8/10/2019 Model Perubahan Konseptual

    8/9

    2. Pembukaan situasi konflik.

    Hal ini dimaksudkan agar jawaban mereka sesuai dengan konsep ilmiah tentang materi yang

    sedang dipelajari.

    1.

    Pembentukan dan penilaian ide baru, yaitu siswa membangun sendiri ide atau

    pengetahuan baru berdasarkan konsepsi mereka. Pada kegiatan ini guru dapat

    memberikan bimbingan seperlunya. Dari kegiatan ini diharapkan siswa dapat menilai

    sendiri idenya.

    2. Penerapan ide baru (aplikasi), yaitu siswa mendiskusikan kembali jawaban pada tahap

    pemunculan ide. Selain itu siswa diminta untuk menjawab tugas-tugas lainnya yang

    berkaitan dengan materi yang dipelajari. Hal ini dimaksudkan untuk mencoba konsep-konsep ilmuwan yang telah dikembangkan dan diperoleh siswa dalam situasi baru.

    3. Pengkajian ulang perubahan ide, yaitu guru memberikan umpan balik untuk

    memperkuat konsep ilmuwan yang dimiliki siswa.

    4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Perubahan Konseptual

    Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan

    kekurangan model pembelajaran perubahan konseptual adalah sebagai berikut :

    1. Kelebihan

    2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pikiran, pendapat,

    pemahamannya tentang suatu konsep sebelum dipelajari secara formal. Dengan

    demikian siswa dilibatkan dalam merencanakan pengajarannya.

    3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk peduli dengan konsepsi awalnya

    (terutama konsepsi awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah). Dengan demikian

    siswa diharapkan menyadari kekeliruannya dan bersedia memperbaiki kekeliruaantersebut.

    4.

    Dapat menciptakan suasana kelas yang hidup karena siswa dituntut untuk aktif

    berdiskusi dengan teman dan gurunya. Dengan demikian cara belajar siswa aktif dapat

    terlaksana.

    5.

    Siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri pengetahuan yang diajarkan

    dengan memperhatikan konsepsi awalnya. Dengan demikian akan terjadi

    pembelajaran yang bermakna.

  • 8/10/2019 Model Perubahan Konseptual

    9/9

    6. Guru yang mengajar menjadi kreatif karena harus berusaha mencarikan alternatif

    untuk meluruskan konsepsi awal siswa yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah.

    1.

    Kelebihan

    2. Karena untuk menerapkan model pembelajaran perubahan konseptual

    menggali konsepsi awal siswa sebelum siswa belajar secara formal, maka bagi

    siswa yang belum terbiasa pada situasi ini merasa takut dengan beberapa

    pertanyaan berkenaan dengan materi yang belum dipelajari. Namun ini bisa

    diatasi dengan memberikan informasi bahwa tes awal tidak mempengaruhi

    nilai siswa.

    3. Membutuhkan waktu yang banyak, namun ini bisa diatasi dengan membatasi

    waktu ketika membagikan kelompok.

    4.

    Bagi guru yang kurang berpengalaman akan merasa kesulitan karena

    pengajaran disusun berdasarkan pada konsepsi awal siswa yang beragam,

    namun ini bisa diatasi dengan seringnya menerapkan model pembelajaran

    perubahan konseptual pada materi yang ada miskonsepsinya.

    Hasil dari pembelajaran model perubahan konseptual ini, diharapkan dapat

    berdampak dan bermakna dalam hidup keseharian peserta didik. Hal ini

    berdasarkan dari teori belajar bermakna David Ausubel. Menurut Ausubel, belajar

    dapat dikalsifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan

    dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa, melalui

    penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa

    dapat mengaitkan informasi tersebut pada struktur kognitif yang ada. Struktur kognitif ialah

    fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah

    dipelajari dan diingat oleh siswa. Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi

    dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk penerimaan yangmenyajikan informasi dalam bentuk final, atau bentuk belajar penemuan yang

    mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang

    diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa dapat menghubungkan atau mengaitkan

    informasi itu pada pengetahuan (berupa konsep-konsep) yang dimilikinya, sehingga

    terjadi belajar bermakna.