model perubahan konseptual
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Model Perubahan Konseptual
1/9
Model perubahan konseptual
Model perubahan konseptual berdasarkan pada filosofi pembelajaran kontruktifisme.
kontruksifisme merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan
disusun dalam diri seseorang. berdasarkan faham konstruktivime, dalam proses belajar
mengajar guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam
bentuk yang serba sempurna. Peserta didik harus membangun suatu pengetahuan
berdasarkan pengalaman masing-masing. Untuk membantu peserta didik dalam
membina konsep atau pengetahuan baru, guru harus memperkirakan struktur kognitif
yang ada pada mereka. Apabila pengetahuan baru telah disesuaikan dan diserap
untuk dijadikan sebagian dari pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang suatu
bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina.
Pendekatan ini menekankan agar murid mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya,
memerlukan waktu belajar yang relatif lama, dan penanganan yang berbeda-beda untuk setiap
murid. Ini dapat menjadi hambatan terutama bila berhadapan dengan kurikulum yang sarat
muatan. Kendala lain dalam pelaksanaan konstruktivisme di Indonesia adalah situasi dan
kondisi setiap sekolah tidak sama. Kegiatan kelompok seperti diskusi, menulis dan
mempresentasikan hasil diskusi atau makalah, serta meneliti di lapangan dapat menantang
siswa untuk aktif berpikir dan membangun pengetahuan mereka.
Dalam proses belajar mengajar, guru harus sadar bahwa siswa sudah mempunyai
pengetahuan awal, yaitu pengetahuan yang akan menjadi dasar untuk membangun
pengetahuan mereka selanjutnya. Jadi, dalam hal ini guru harus mengetahui taraf
pengetahuan siswa.
Peran guru dalam pembelajaran dengan konstruktivisme adalah sebagai mediator dan
fasilitator yang membantu agar proses belajar murid berjalan dengan baik. Peran ini dapat
dijabarkan dalam beberapa tugas berikut:
1. Menyediakan kondisi/pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa,
mendukung proses belajar siswa, memberi semangat, dan berpastisipasi aktif pada
setiap kegiatan siswa.
2. Menyediakan konflik kognitif dalam upaya mengubah miskonsepsi yang dibawa
siswa menuju kepada konsep ilmiah.
-
8/10/2019 Model Perubahan Konseptual
2/9
3. Menyediakan sarana yang memungkinkan siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuannya, merangsang siswa berpikir secara produktif atau membantu siswa
dalam mengekspresikan atau mengkomunikasikan gagasannya.
4. Memonitor, mengevaluasi, dan memberikan umpan balik kepada siswa untuk
menunjukkan apakah pemikiran siswa berhasil atau tidak.
Terdapat model pembelajaran yang bertolak dari pandangan konstruktivis tentang
pembentukan pengetahuan, salah satunya adalah model pembelajaran perubahan konseptual.
A. Model pembelajaran perubahan konseptual.
Model perubahan konseptual merupakan model pembelajaran yang banyak
digunakan dalam mata pelajaran IPA. Model ini untuk pertama kalinya diperkenalkan
oleh Posner, dkk tahun 1982 dan sudah lebih dari satu dekade model ini telah banyak
mempengaruhi riset dalam bidang konsepsi anak. Model ini pertama kali dikembangkan di
Cornell University pada tahun 1978-1979 (Barlia, 2009).
Model perubahan konseptual merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
perlu dikembangkan dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar yang
diinginkan. Pembelajaran inovatif yang berlandaskan paradigma konstruktivistik membantu
siswa untuk menginternalisasi, membentuk kembali, atau mentransformasi informasi baru.
Model perubahan konseptual ini hampir sama dengan Model Struktur Ilmu
Pengetahuan (A Model of A Structure of Knowledge) dari Marlin L. Tanck (1969). Model
struktur ini menyajikan materi yang penuh dengan muatan konsep, generalisasi dan
teori. Gardner (1991) mengemukakan bahwa transformasi terjadi melalui kreasi pemahaman
baru yang merupakan hasil dari munculnya struktur kognitif baru. Pemahaman yang
mendalam terjadi ketika hadirnya informasi baru yang mendorong munculnya atau
menaikkan struktur kognitif yang memungkinkan para siswa memikirkan kembali ide-ide
mereka sebelumnya. Dalam seting kelas konstruktivistik, para siswa bertanggung jawabterhadap pelajarannya, menjadi pemikir yang otonom, mengembangkan konsep terintegrasi,
mengembangkan pertanyaan yang menantang, dan menemukan jawabannya secara
mandiri.
Ada beberapa model pembelajaran yang bertolak dari pandangan konstruktivisme
tentang pembentukan pengetahuan, salah satu diantaranya adalah model pembelajaran
perubahan konseptual (conceptual change). Davidson dalam Hudojo menjelaskan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme menekankan pada proses perubahan
-
8/10/2019 Model Perubahan Konseptual
3/9
konseptual pelajar. Dalam hal ini konsepsi-konsepsi yang dimiliki pelajar sebelum mengikuti
pelajaran harus digali terlebih dahulu.
Konsep adalah pengertian umum sedangkan konsepsi adalah pendapat seseorang
tentang konsep. Dalam hal ini konsepsi yang telah dimiliki siswa sebelum mengikuti
pelajaran secara formal disebut konsepsi awal. Pada umumnya konsepsi ini tidak sesuai
dengan konsepsi ilmuan Driver and Oldam dalam Sutrisno.
Ada bebeapa istilah untuk mengungkapkan konsepsi awal siswa, antara lain:
1. Children Science yang diungkapkan oleh Osborne (1980:1), untuk menggambarkan
pengetahuan para siswa tentang dunia dan arti dari istilah-istilah yang mereka
gunakan. Para siswa mengembangkannya untuk lebih memahami sesuatu yang ada dilingkungannya.
2. Alternative Pre-Conception yang diungkapkan oleh Clernent (1982:66), yang
dikembangkan dengan alasan bahwa konsepsi alternatif dimiliki para siswa sebelum
mengikuti kegiatan belajar secara formal.
3. Alternative Framework yang diungkapkan oleh Driver (1986:443), untuk
mengasumsikan bahwa para siswa memiliki kerangka berpikir yang berlainan dengan
kerangka berpikir ilmuan.
4. Common Mis-conception yang diungkapkan oleh MC. Dermott (dalam Sutrisno,
1997:2), untuk menyatakan pandangan (konsepsi) para siswa yang tidak sesuai
dengan pandangan para ilmuan. Dalam hal ini konsepsi awal siswa dianggap sebagai
konsepsi yang keliru.
5. Prior Knowledge yang diungkapkan oleh Bell (dalam Sutrisno, 1997:4), diartikan
sebagai pengetahuan yang dimiliki para siswa sebelum mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Dari pengertian konsepsi awal di atas, maka disimpulkan bahwa konsepsi awal siswa
adalah pengetahuan awal siswa tentang suatu konsep yang sudah diperoleh dan dimiliki siswa
sebelum mengikuti pembelajaran. Sedangkan konsepsi siswa adalah pemahaman atau
pengertian, pendapat, atau kerangka berpikir siswa tentang suatu konsep yang diperoleh dan
dimiliki siswa sesudah mengikuti pembelajaran.
Terkait dengan konsepsi awal (prakonsepsi) dan miskonsepsi sering juga dipandang
sebagai padanan satu sama lain, meskipun tidak bisa dianggap tepat sama maknanya. Dalam
hal ini yang dimaksud dengan prakonsepsi adalah konsep awal yang dimiliki oleh seseorang
-
8/10/2019 Model Perubahan Konseptual
4/9
tentang sesuatu objek. Konsep awal ini dapat diperoleh seseorang dari pendidikan formal dan
dari pendidikan secara tidak formal.
Konsep awal tentang sesuatu objek yang dimiliki oleh seseorang, tidak mustahil
apabila berbeda dengan konsep yang diajarkan di sekolah tentang objek yang sama. Juga
bukan suatu yang mengherankan kalau konsep yang diterima siswa di sekolah tidak tepat
sama dengan konsep yang diajarkan di perguruan tinggi. Dalam semacam inilah kemudian
prakonsepsi itu dapat menjadi suatu miskonsepsi. Soedjadi mengatakan bahwa dalam
pembelajaran kimia, miskonsepsi dapat dijumpai dalam beberapa sumber antara lain; makna
kata, aspek praktis, sim-plifikasi, ketunggalan struktur matematika, dan gambar. Dan tentu
masih mungkin terdapat sumber lain sebagai penyebab terjadinya miskonsepsi. Berg
mengemukakan bahwa apabila guru mengajar tanpa memperhatikan miskonsepsi yang sudah
ada dalam proses berpikir siswa sebelum pelajaran dilaksa-nakan, guru tidak akan berhasil
menanamkan konsep yang benar. Oleh karena itu, dibagian lain Berg mengatakan bahwa
kunci untuk memperbaiki miskonsepsi siswa dan konsepsi siswa yang sudah hampir benar
adalah interaksi dengan siswa melalui latihan, pertanyaan dan soal. Tanpa interaksi dengan
siswa, guru tidak dapat mengetahui miskonsepsi siswa, konsepsi siswa yang hampir benar
dan tidak dapat memperbaikinya. Berg mengatakan bahwa miskonsepsi adalah konsepsi
siswa yang bertentangan dengan konsep para ilmuan. Sedangkan Sedjadi mengatakan bahwa
konsep awal siswa yang tidak sesuai dalam struktur deduktif aksiomatik matematika.
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud miskonsepsi mahasiswa adalah
pemahaman atau pengertian mahasiswa tentang konsep yang sudah dipelajari yang tidak
sesuai dengan pengertian konsep ilmuwan.
Strike dan Porner dalam Sutrisno mengatakan bahwa belajar merupakan pemahaman
suatu ide baru, menilai kebenaran ide dan konsistennya dengan ide yang lain. Anggapan
dasarnya adalah bahwa konsepsi yang dibawa oleh pelajar berpengaruh pada kemampuan
untuk belajar dan berpengaruh pada ide yang akan dipelajari. Lonning mengatakan bahwa
belajar perubahan konseptual digambarkan sebagai assimilasi, yaitu perubahan konsep-
konsep baru pada pengetahuan yang telah ada dan sebagai akomodasi yaitu penyususnan
ulang dan peng-gantian ide baru dengan konsep yang lebih tepat. Soedjadi mengatakan
bahwa model perubahan konseptual kemungkinan lebih sesuai digunakan untuk meluruskan
suatu miskonsepsi. Hal ini disebabkan suatu model pembelajaran yang dimulai dengan
menggali terlebih dahulu konsepsi-konsepsi pelajar sebelum mengikuti pembelajaran di kelas
dan menuntut pelajar untuk menyempurnakan pengetahuan yang sudah dimiliki serta
merubah, menyusun ulang atau mengganti pengetahuan yang sudah dimiliki tetapi salah
-
8/10/2019 Model Perubahan Konseptual
5/9
dengan pengetahuan baru yang benar. Jadi model pembelajaran perubahan konseptual yang
dimaksud dalam tulisan ini adalah suatu model pengajaran yang disusun berdasarkan
konsepsi mahasiswa dan dapat diterapkan oleh pengajar untuk meluruskan konsepsi siswa
yang kurang jelas atau berbeda sekali dengan konsep ilmiah dan sekaligus membangun
konsepsi baru. Melalui perubahan konseptual dalam kegiatan pembelajaran, para pelajar
diharapkan aktif membentuk pengetahuannya sendiri dengan cara memodifikasi konsepsi
yang telah dimilikinya.
B. Proses Terjadinya Perubahan Konseptual.
Menurut Posner (1982) dan Hewson (1989), jika perubahan konseptual akan terjadi, mula-
mula anak itu harus merasa tidak puas dengan gagasan yang ada. Walaupun demikian,
ketidakpuasan saja tidak cukup untuk mengganti gagasan lama dengan gagasan baru. Harus
ditambahkan tiga kondisi, yaitu gagasan baru itu haris intelligible (dapat dimengerti),
plausible (masuk akal), dan fraitfull (memberi suatu kegunaan). Pada umumnya focus
pengajaran sains hanya pada intelligiblety (Gunstone, 1992) dan jarang memperhatikan
plausibility. Ternyata segi kegunaan (fraitfull) sangat menentukan terjadinya perubahan
konseptual.
Mengingat pentingnya perubahan konseptual dari pengetahuan awal siswa pada proses
pembelajaran yang berlandaskan pada pandangan constructivist. Novik (1982)
mengemukakan bahwa perubahan konseptual terjadi melalui akomodasi kognitif yang
berawal dari pengetahuan awal siswa. Untuk menciptakan proses akomodasi kognitif
tersebut, Novick mengusulkan tiga tahap strategi kemudian tiga tahap terangkum dalam suatu
model pembelajaran, yang dikenal dengan model pembelajaran Novick. Model pembelajaran
Novick tersebut mempunyai pola umum seperti bagan berikut:
Bagan model pembelajaran Novick diadaptasi dari Osborne 1985 : 103
1) Fase pertama, eksposing alternative framewok (mengukapkan konsepsi awal).
Terdapat dua hal utama yang perlu dilakukan pada fase pertama yaitu:
1. mengungkapkan konsepsi awal siswa
Mengungkapkan konsepsi awal siswa dalam mengajar ditujukan agar terjadi perubahan
konseptual sesuai dengan gagasan contructivist yang memungkinkan siswa membentuk
-
8/10/2019 Model Perubahan Konseptual
6/9
konsepsi baru yang lebih ilmiah dari konsepsi awalnya. Pengetahuan awal yang dimiliki
siswa bisa benar atau salah, unuk itu langkah penting yang harus dilakukan guru agar terjadi
perubahan konseptual yaitu membuat siswa sadar akan gagasan mereka sendiri tentang topik
yang sedang dipelajari. Dalam mengungkapkan konsepsi awal siswa, guru harus melakukan
dua hal yaitu menghadirkan suatu peristiwa baik yang sudah diketahui siswa atau yang baru
diketahui siswa kemudian meminta mereka untuk mendeskripsikannya.
1. Mendiskusikan dan mengevaluasi konsepsi awal siswa.
Tujuan langkah ini adalah untuk memperjelaskan dan meninjau kembali konsepsi awal siswa
melalui kelompok dan diskusi siswa. Hal pertama yang dapat dilakukan guru adalah dengan
bertanya pada siswa tentang uraian konsepsi mereka. Setelah semua konsep siswadiungkapkan, guru memimpin kelas itu untuk mengevaluasi masing-masing konsepsi yang
diajukan.
Menurut Natsir (1997:38) evaluasi konsepsi yang diajukan berdasarkan kejelasannya atau
kemengertiannya (intelligible), dapat masuk akal (plausible) dan peluang keberhasilan
(fruitfull) dalam menjelaskan peristiwa yang dihadirkan. Nussbaum dan Novick (1982)
menyatakan bahwa pada langkah ini guru harus menerima semua penyajian dan menahan
diri untuk tidak memberikan penilaian salah atau benar. Walaupun guru tidak memberikan
penilaian salah atau benar, tetapi guru harus tetap mengevaluai gagasan mereka didasarkan
pada kejelasannya, kemengertiannya dan peluang keberhasilannya.
2) Fase kedua , creating conceptual conflict (menciptakan konflik konseptual)
Menciptakan konflik konseptual (konflik kognitif) dalam pikiran siswa adalah satu tahap
penting dalam pembelajaran, sebab dengan hanya adanya konflik tersebut siswa merasa
tertantang untuk belajar. Dengan kata lain mereka merasa tidak puas dengan kenyataan yang
sedang dihadapinya.
Untuk menciptakan konflik konseptual,Niaz (Masud 2006:67) memberikan contoh beberapa
situasi yang sekaligus menjadi indikator terjadinya konflik konseptual dalam diri siswa antara
lain :
1. Kejutan (surprise) yang diitimbulkan oleh munculnya seseorang yang kontradiksi
dengan persepsinya.
-
8/10/2019 Model Perubahan Konseptual
7/9
2. Pengetahuan yang penuh dengan teka-teki, merasa gelisah atau sebuah keingintahuan
intelektualnya.
3.
Kekosongan akan pengalaman kognitif, seperti jika seseorang sadar akan segala
sesuatu dalam struktur kognitifnya yang hilang.
4. Ketidakseimbangan kognitif, dimana pertanyaan atau perasaan kosong muncul pada
situasi yang diberikan.
3) Fase ketiga, encouraging cognitive accomaodation (mengupayakan terjadinya
akomodasi kogntitif)
Dengan akomodasi, siswa mengubah konsep yang tidak cocok lagi dengan fenomena baru
yang dihadapinya. Menurut Posner (1982) adapun syarat terjadinya akomodasi adalahsebagai berikut:
1. Harus ada ketidakpuasan (dissatisfaction) terhadap konsep lama yang telah ada dalam
struktur kognitif.
2.
Ada konsepsi baru yang lebih mudah dimengerti (intelligible).
3. Ada konsepsi baru yang lebih masuk akal (plausible).
4. Ada konsepsi baru yang menyajikan peluang keberhasilan (fraitfull).
1. E. Langkah Langkah Yang Dilakukan Dalam Pembelajaran Perubahan
Konseptual
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran perubahan konseptual untuk
membangkitkan perubahan konseptual dalam hal ini adalah;
1. Orientasi, yaitu pengajar membuka pelajaran dengan memberikan uraian singkat
tentang materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran.
2.
Pemunculan ide, yaitu mahasiswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil.
Pengajar berusaha memunculkan ide siswa dengan siswa diminta untuk menyatakan
secara eksplisit idenya kepada teman dalam kelompok dan pengajar (guru).
3. Penyusunan ulang ide, yaitu siswa menyusun kembali ide yang telah diperoleh pada
langkah 2), yaitu meliputi;
1.
Pertukaran ide, yaitu siswa mendiskusikan jawaban pada langkah pemunculan
ide dalam kelompoknya.
-
8/10/2019 Model Perubahan Konseptual
8/9
2. Pembukaan situasi konflik.
Hal ini dimaksudkan agar jawaban mereka sesuai dengan konsep ilmiah tentang materi yang
sedang dipelajari.
1.
Pembentukan dan penilaian ide baru, yaitu siswa membangun sendiri ide atau
pengetahuan baru berdasarkan konsepsi mereka. Pada kegiatan ini guru dapat
memberikan bimbingan seperlunya. Dari kegiatan ini diharapkan siswa dapat menilai
sendiri idenya.
2. Penerapan ide baru (aplikasi), yaitu siswa mendiskusikan kembali jawaban pada tahap
pemunculan ide. Selain itu siswa diminta untuk menjawab tugas-tugas lainnya yang
berkaitan dengan materi yang dipelajari. Hal ini dimaksudkan untuk mencoba konsep-konsep ilmuwan yang telah dikembangkan dan diperoleh siswa dalam situasi baru.
3. Pengkajian ulang perubahan ide, yaitu guru memberikan umpan balik untuk
memperkuat konsep ilmuwan yang dimiliki siswa.
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Perubahan Konseptual
Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan
kekurangan model pembelajaran perubahan konseptual adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pikiran, pendapat,
pemahamannya tentang suatu konsep sebelum dipelajari secara formal. Dengan
demikian siswa dilibatkan dalam merencanakan pengajarannya.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk peduli dengan konsepsi awalnya
(terutama konsepsi awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah). Dengan demikian
siswa diharapkan menyadari kekeliruannya dan bersedia memperbaiki kekeliruaantersebut.
4.
Dapat menciptakan suasana kelas yang hidup karena siswa dituntut untuk aktif
berdiskusi dengan teman dan gurunya. Dengan demikian cara belajar siswa aktif dapat
terlaksana.
5.
Siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri pengetahuan yang diajarkan
dengan memperhatikan konsepsi awalnya. Dengan demikian akan terjadi
pembelajaran yang bermakna.
-
8/10/2019 Model Perubahan Konseptual
9/9
6. Guru yang mengajar menjadi kreatif karena harus berusaha mencarikan alternatif
untuk meluruskan konsepsi awal siswa yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah.
1.
Kelebihan
2. Karena untuk menerapkan model pembelajaran perubahan konseptual
menggali konsepsi awal siswa sebelum siswa belajar secara formal, maka bagi
siswa yang belum terbiasa pada situasi ini merasa takut dengan beberapa
pertanyaan berkenaan dengan materi yang belum dipelajari. Namun ini bisa
diatasi dengan memberikan informasi bahwa tes awal tidak mempengaruhi
nilai siswa.
3. Membutuhkan waktu yang banyak, namun ini bisa diatasi dengan membatasi
waktu ketika membagikan kelompok.
4.
Bagi guru yang kurang berpengalaman akan merasa kesulitan karena
pengajaran disusun berdasarkan pada konsepsi awal siswa yang beragam,
namun ini bisa diatasi dengan seringnya menerapkan model pembelajaran
perubahan konseptual pada materi yang ada miskonsepsinya.
Hasil dari pembelajaran model perubahan konseptual ini, diharapkan dapat
berdampak dan bermakna dalam hidup keseharian peserta didik. Hal ini
berdasarkan dari teori belajar bermakna David Ausubel. Menurut Ausubel, belajar
dapat dikalsifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan
dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa, melalui
penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa
dapat mengaitkan informasi tersebut pada struktur kognitif yang ada. Struktur kognitif ialah
fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah
dipelajari dan diingat oleh siswa. Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi
dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk penerimaan yangmenyajikan informasi dalam bentuk final, atau bentuk belajar penemuan yang
mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang
diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa dapat menghubungkan atau mengaitkan
informasi itu pada pengetahuan (berupa konsep-konsep) yang dimilikinya, sehingga
terjadi belajar bermakna.