model penanaman ideologi muhammadiyah oleh … fileranting 'aisyiyah makamhaji tidak hanya...

14
MODEL PENANAMAN IDEOLOGI MUHAMMADIYAH OLEH PIMPINAN RANTING 'AISYIYAH MAKAMHAJI TAHUN 2010-2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Oleh: Eko Haryanto G 000 120 074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: trannguyet

Post on 09-May-2019

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

MODEL PENANAMAN IDEOLOGI MUHAMMADIYAH OLEH

PIMPINAN RANTING 'AISYIYAH MAKAMHAJI TAHUN 2010-2015

NASKAH PUBLIKASI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Fakultas Agama Islam

Oleh:

Eko Haryanto

G 000 120 074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

i

HALAMAN PERSETUJUAN

MODEL PENANAMAN IDEOLOGI MUHAMMADIYAH OLEH

PIMPINAN RANTING 'AISYIYAH MAKAMHAJI TAHUN 2010-2015

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

EKO HARYANTO

G 000 120 074

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing:

Dr. Mutohharun Jinan, M.Ag

ii

HALAMAN PENGESAHAN

MODEL PENANAMAN IDEOLOGI MUHAMMADIYAH OLEH

PIMPINAN RANTING 'AISYIYAH MAKAMHAJI TAHUN 2010-2015

OLEH

EKO HARYANTO

G 000 120 074

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Kamis, 16 Juni 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dr. Mutohharun Jinan, M.Ag.

(Ketua Dewan Penguji) (..........................)

2. Drs. M. Yusron, M.Ag.

(Anggota I Dewan Penguji) (..........................)

3. Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag.

(Anggota II Dewan Penguji) (..........................)

Dekan,

Dr. M. Abdul Fattah Santoso, M.Ag

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, Sabtu 18 Juni 2016

Penulis

EKO HARYANTO

G 000 120 074

1

MODEL PENANAMAN IDEOLOGI MUHAMMADIYAH OLEH

PIMPINAN RANTING 'AISYIYAH MAKAMHAJI TAHUN 2010-2015

Abstrak

Berideologi merupakan hal yang urgen dalam menjalani kehidupan

berorganisasi Muhammadiyah. Hal ini karena ideologi merupakan ajaran atau

ilmu pengetahuan yang secara sistematis dan menyeluruh membahas mengenai

gagasan, cara-cara, angan-angan atau gambaran dalam pikiran, yang bertujuan

untuk mendapatkan keyakinan mengenai hidup dan kehidupan yang benar dan

tepat. Pemahaman ideologi yang baik akan terwujud pada anggota dan kader

melalui model penanaman yang diterapkan. Penanaman ideologi dilakukan guna

menghasilkan para kader dan anggota yang mampu memahami, menghayati, dan

mengamalkannya.

Ranting 'Aisyiyah Makamhaji merupakan struktural 'Aisyiyah yang sangat

berperan dalam menanamkan ideologi Muhammadiyah. Hal ini berdasarkan pada

salah satu programnya yaitu mengembangkan sistem pengkaderan yang mampu

mentransformasikan nilai-nilai Islam yang berkemajuan serta nilai-nilai ideologi

Muhammadiyah dan nilai-nilai perjuangan ‘Aisyiyah untuk mewujudkan kader-

kader yang berkualitas.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan model penanaman ideologi

Muhammadiyah yang diterapkan Pimpinan Ranting 'Aisyiyah Makamhaji. Jenis

penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan metode pengumpulan

data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan

untuk metode analisis data menggunakan pendekatan deskriptif yang sifatnya

kualitatif.

Berdasarkan analisis data penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa

model penanaman ideologi Muhammadiyah yang diterapkan oleh Pimpinan

Ranting 'Aisyiyah Makamhaji tidak hanya pengajian, sosialisasi, Baitul Arqom,

dan pembinaan, tetapi juga menggunakan beberapa model lain di antaranya:

model kajian tafsir Al-Qur'an, model kajian HPT (Himpunan Putusan Tarjih)

Muhammadiyah, model konsultasi intensif, dan model gerakan "Qoryah

Thoyibah".

Kata Kunci: Ideologi Muhammadiyah, Ranting 'Aisyiyah, Model Penanaman.

Abstract

To have an ideology is an urgent thing in engaging in Muhammadiyah

organizational life. It is because an ideology is a teaching or knowledge which

systematically and comprehensively discuss about ideas, ways, dreams, or

description in the mind, that aim to get belief about the right and proper life and

living. A good understanding on an ideology will be embodied in a member or a

cadre through the implemented model of implant. An ideology implant is

conducted to result in cadres or members who are able to understand, comprehend

fully, and implement it.

2

‘Aisyiyah Makamhaji Branch is a structure of ‘Aisyiyah which has very

important role in implanting Muhammadiyah ideology. It is based on one of its

programs that is developing a system of cadre forming which is able to transform

the advanced Islamic values as well as the values of Muhammadiyah ideology and

the values of ‘Aisyiyah struggle to embody qualified cadres.

The purpose of this research is to describe the models of Muhammadiyah

ideology implant implemented by the Branch Leaders of ‘Aisyiyah Makamhaji.

Type of this research is a field research and the methods of data collection used

are interview, observation, and documentation. Meanwhile, the method of data

analysis uses a descriptive qualitative approach.

Based on the data analysis of the research, it can be taken conclusion that

the models of Muhammadiyah ideology implant implemented by the Branch

Leaders of ‘Aisyiyah Makamhaji are not only proselytizing, socialization, Baitul

Arqom, and coaching, but also using several models such as: model of study on

Al-Qur’an interpretation, model of study on HPT (Himpunan Putusan

Tarjih/Collection of Rulings by Muhammadiyah Legal Affairs Committe), model

of intensive consultation, and model of “Qoryah Thoyibah” movement.

Keywords: Muhammadiyah ideology, ‘Aisyiyah branch, implant model.

1. PENDAHULUAN

Muktamar ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta, dalam “rumusan pokok-

pokok persoalan tentang ideologi keyakinan hidup Muhammadiyah” yang

disusun panitia tajdid seksi “ideologi keyakinan hidup Muhammadiyah”

dinyatakan bahwa ideologi yaitu: “ajaran atau ilmu pengetahuan yang

secara sistematis dan menyeluruh membahas mengenai gagasan, cara-cara,

angan-angan atau gambaran dalam pikiran, untuk mendapatkan

kenyakinan mengenai hidup dan kehidupan yang benar dan tepat”1.

Ideologi gerakan Muhammadiyah memiliki kerangka pemikiran

yang tercantum dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah,

Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup

Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah dan pemikiran-pemikiran

formal lainnya2.

Ideologi Muhammadiyah yang telah tersusun akan mengikat seluruh

pimpinan Muhammadiyah baik dari pimpinan pusat sampai Pimpinan

Ranting, termasuk didalamnya Ortom Muhammadiyah. 'Aisyiyah

merupakan organisasi Otonom Muhammadiyah yang bergerak di kalangan

1 Haedar Nashir, dkk, Manhaj Gerakan Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,

2010), hlm. xvi. 2 Haedar Nashir, Ideologi Gerakan Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2001),

hlm. 71.

3

wanita, merupakan gerakan Islam dan amar ma‘ruf nahī munkar,

berakidahkan Islam dan bersumber Al-Qur'an dan Sunnah3, sehingga

'Aisyiyah termasuk bagian dari Muhammadiyah. Dengan demikian,

ideologi 'Aisyiyah serupa dengan ideologi Muhammadiyah.

Pimpinan Ranting 'Aisyiyah Makamhaji adalah salah satu ranting

yang berada di bawah Pimpinan Cabang 'Aisyiyah Kartasura. Pimpinan

Ranting 'Aisyiyah memiliki sub-sub Ranting yang berada di masing-

masing masjid di Makamhaji. Ranting 'Aisyiyah Makamhaji juga memiliki

majelis-majelis seperti Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan, Majelis

Hukum dan HAM, Majelis Kesehatan dan Lingkungan hidup, Majelis

Tabligh dan Kehidupan Islami, Mejelis Pendidikan dan Kebudayaan,

Majelis Kader dan Sumber Daya Islami, dan Majelis Kesejahteraan Sosial.

Pemahaman terhadap ideologi Muhammadiyah tidak terlepas dari

model penanaman yang diterapkan oleh pimpinan Ranting 'Aisyiyah.

Dengan demikian, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai

model penanaman ideologi Muhammadiyah yang diterapkan Pimpinan

Ranting 'Aisyiyah Makamhaji, dengan mengangkat judul, “Model

Penanaman Ideologi Muhammadiyah oleh Pimpinan Ranting 'Aisyiyah

2010-2015”.

2. METODE

2.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Berdasarkan tempat penelitian, jenis penelitian ini termasuk

penelitian lapangan (field research), yakni penelitian yang langsung di

lapangan atau kehidupan yang sebenarnya secara spesifik apa yang

sedang terjadi4. Hal tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data dan

informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. Adapun pendekatan

dalam penelitian ini dengan cara pendekatan kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati5.

2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan6.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

2.2.1 Metode Wawancara

3 Bagian Humas Dokumentasi dan Perpustakaan, AD-ART & Qa'idah-qa'idah Ortom,

Majelis, Badan dan Lembaga (Yogyakarta: Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 1999), hlm. 26. 4 Mardalis, Model Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 80. 5 Lexy J. Moleong, Model Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1991), hlm.

3. 6 Yufid.Org, Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 2 Januari 2016.

4

Metode wawancara adalah percakapan antara dua orang

yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapat

informasi untuk suatu tujuan tertentu7. Wawancara dalam

penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan

pimpinan ranting 'Aisyiyah Makamhaji dan informasi-

informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, yang langsung

didapatkan dari pimpinan ranting 'Aisyiyah Makamhaji.

2.2.2 Metode observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

sistematis fenomena-fenomena yang diteliti8. Metode ini

digunakan dalam penelitian untuk mengetahui keadaan

pimpinan ranting 'Aisyiyah Makamhaji, letak geografis dan

agenda-agenda yang dilakukan.

2.2.3 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk

mencari data mengenai hal-hal yang variabelnya berupa

catatan, transkip, buku-buku, surat kabar, majalah, natulen, dan

sebagainya9. Metode dokumentasi dalam penelitian ini

digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan

dengan gambaran umum pimpinan ranting 'Aisyiyah

Makamhaji yang meliputi struktur organisasi, keadaan

pimpinan, dan data tentang program kerja dari pimpinan

ranting 'Aisyiyah Makamhaji.

2.3 Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data yang diperoleh, penelitian ini

menggunakan pendekatan deskriptif yang sifatnya kualitatif, yaitu

perolehan data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat

menurut masing-masing kategori untuk memperoleh kesimpulan10

,

atau analisis data tanpa menggunakan angka-angka statistik11

, atau

proses analisis data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari data wawancara, observasi

dan dokumentasi yang telah dikumpulkan12

. Metode ini digunakan

7 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta: Salemba

Humanika, 2010), hlm. 118. 8 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi

UGM, 2007), hlm. 151. 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka Cipta,

2007), hlm. 231. 10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Bina Aksa, 1989), hlm. 245. 11 Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995),

hlm. 134. 12 Lexy J. Moleong, Model Penelitian Kualitatif , hlm. 189.

5

penulis untuk menganalisis model penanaman ideologi Muhmmadiyah

yang diterapkan pimpinan ranting 'Aisyiyah Makamhaji.

3. HASIL PEMBAHASAN

Beberapa model penanaman yang dilakukan oleh pimpinan ranting

'Aisyiyah Makamhaji dalam menanamkan ideologi Muhammadiyah akan

dianalisis pada paparan berikut:

3.1 Model Pengajian

Pengajian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk dapat

memberikan pengetahuan tentang segala sesuatu. Dengan pengajian,

masyarakat akan lebih mudah untuk dikondisikan dalam proses

pengajaran. Melalui pengajian juga, bisa merubah anggota 'Aisyiyah

dan masyarakat dari ketidak tahuan menjadi tahu, sebagaimana yang

diungkapkan Hasan Ismail pada landasan teori. Termasuk dalam hal

ini adalah mengajarkan mengenai ideologi gerakan Muhammadiyah.

Penerapan model pengajian ini seperti data yang diperoleh dari

pimpinan ranting 'Aisyiyah. Dalam hal ini pengajian sangat penting

dalam kehidupan berMuhammadiyah terutama dalam menanamkan

ideologi gerakan. Karena dengan adanya pengajian maka akan

memberikan pengetahuan, penjelasan, dan pemahaman mengenai

ideologi gerakan Muhammadiyah, serta melalui intensitas yang rutin

sehingga perkembangan dari anggota dan masyaraka dapat semakin

menjiwai ideologi gerakan Muhammadiyah.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengajian yang

dilakukan oleh pimpinan ranting Aisyiyah Makamhaji memiliki

pengaruh besar dalam menanamkan ideologi gerakan Muhammadiyah

kepada anggota dan masyarakat.

3.2 Model Sosialisasi

Model sosialisasi adalah model yang sangat urgen dalam

kehidupan berMuhammadiyah, karena dengan adanya sosialisasi

mampu mengenalkan, menjelaskan, memahamkan, serta memberikan

penghayatan kepada kader, anggota, dan amal usaha tentang ideologi

Muhammadiyah. Sosialisasi yang dimaksud adalah sosialisasi dari

kepribadian Muhammadiyah, matan keyakinan dan cita-cita hidup

Muhammadiyah, khittoh Muhammadiyah, dan pedoman hidup Islami

warga Muhammadiyah. Hal ini seperti yang telah dipaparkan pada

landasan teori, sosialisasi merupakan upaya memasyarakatkan sesuatu

sehingga menjadi dikenal, dipahami, dan dihayati oleh masyarakat atau

disebut juga pemasyarakatan. Dengan demikian para anggota 'Aisyiyah

bisa mengenal, memahami, dan menghayati nilai-nilai ideologi

6

gerakan Muhammadiyah dan arah gerak 'Aisyiyah sebagaimana data

yang diperoleh dari pimpinan ranting 'Aisyiyah.

Maka dapat dikatakan bahwa model sosialisasi yang diterapkan

oleh pimpinan ranting 'Aisyiyah Makamhaji memiliki pengaruh yang

urgen dalam menanamkan ideologi gerakan Muhammadiyah.

3.3 Model Baitul Arqam

Model Baitul Arqam merupakan bentuk perkaderan yang sangat

penting dalam berMuhammadiyah. Model Baitul Arqam merupakan

perkaderan utama dalam Muhammadiyah, karena perkaderan ini

adalah perkaderan pertama untuk menyamakan pemahaman dari para

kader dan anggota tentang berMuhammadiyah. Hal ini sesuai dengan

landasan teori tentang model Baitul Arqam adalah jenis perkaderan

pokok yang dilaksanakan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan

untuk menyatukan visi dan pemahaman nilai ideologis serta sistem dan

aksi gerakan.

Penerapan model Baitul Arqam akan memberikan pondasi awal

bagi kader dan anggota 'Aisyiyah dalam menjalankan hidup

berMuhammadiyah. Sebagaimana terdapat pada data yang diperoleh

dari pimpinan ranting 'Aisyiyah.

Oleh karena itu, model Baitul Arqam yang diterapkan oleh

pimpinan ranting 'Aisyiyah makamhaji kepada kader dan anggota

'Aisyiyah dapat dikatakan mampu menanamkan nilai-nilai ideologi

gerakan Muhammadiyah.

3.4 Model Pembinaan

Model pembinaan merupakan model yang urgen dalam kehidupan

berMuhammadiyah. Hal ini karena pembinaan akan membantu para

kader, anggota, dan amal usaha untuk lebih mengembangkan

kemampuannya. Pembinaan yang dimaksud adalah pembinaan yang

dilakukan secara sengaja untuk memberikan pelatihan kepada kader,

anggota, dan amal usaha 'Aisyiyah. Hal ini seperti yang dikatakan oleh

Jumhur dan Muh. Suryo dalam bukunya Bimbingan dan Penyuluhan,

pembinaan merupakan suatu proses yang membantu individu melalui

usaha dan upaya dalam rangka menemukan dan mengembangkan

kemampuannya.

Pemberian pembinaan berupa kajian berMuhammadiyah dan

pelatihan bagi tim paduan suara 'Aisyiyah dan amal usaha ini akan

menimbulkan pemahaman terhadap nilai-nilai ideologi gerakan

Muhammadiyah.

Dengan demikian, melalui model pembinaan yang diterapkan

oleh pimpinan ranting 'Aisyiyah Makamhaji dapat dikatakan mampu

7

menanamkan nilai-nilai ideologi gerakan Muhammadiyah kepada

anggota dan kadernya diamal usaha.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan semua data yang terkumpul dari wawancara,

observasi, dan dokumentasi serta analisis yang telah dikemukakan

pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

model penanaman ideologi Muhammadiayah yang diterapkan oleh

Pimpinan Ranting 'Aisyiyah Makamhaji adalah melalui model: model

pengajian, model sosialisasi (Muqaddimah Anggaran Dasar

Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan

Cita-cita Hidup Muhammadiyah, dan Pedoman Hidup Islami Warga

Muhammadiyah), model pembinaan terhadap amal usaha, dan model

Baitul Arqam. Model-model tersebut dilakukan oleh Pimpinan Ranting

'Aisyiyah karena dianggap mampu untuk memberikan pengertian,

penjelasan, pemahaman, dan penghayatan mengenai ideologi gerakan

Muhammadiyah.

Sedangkan model penanaman ideologi Muhammadiyah yang lain

yang diterapkan Pimpinan Ranting 'Aisyiyah Makamhaji adalah model

kajian tafsir Al-Qur’an, model kajian HPT (Himpunan Putusan Tarjih

Muhammadiyah), model konsultasi intensif , dan model gerakan

"Qoryah Thoyibah".

4.2 Saran-saran

4.2.1 Bagi Pimpinan

4.2.1.1 Pimpinan yang ada dalam struktur Pimpinan Ranting

'Aisyiyah sudah melaksanakan upayanya dengan sangat

baik untuk menanamkan ideologi gerakan Muhammadiyah

melalui model-model penanaman yang sudah diterapkan.

Untuk itu diharapkan pimpinan bisa mempertahankan dan

mengembangkan model-model yang sudah ada serta

menerapkan model-model lain yang efektif.

4.2.1.2 Mengintensifkan komunikasi dengan anggota, kader, dan

amal usaha supaya Pimpinan Ranting 'Aisyiyah mengerti

serta memahami kondisinya, sehingga bisa memilih

penerapan model-model penanaman yang sesuai dengan

kondisi anggota, kader, dan amal usaha.

4.2.1.3 Pengunaan nama majelis dan lembaga perlu disesuaikan

dengan nomenklatur Pimpinan Pusat 'Aisyiyah.

Nomenklatur Pimpinan Pusat 'Aisyiyah terbaru adalah:

8

Majelis Tabligh, Majelis Kesejahteraan Sosial, Majelis

Kesehatan, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah,

Majelis Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan, Majelis

Pend. Tinggi dan Kajian Ling. Hidup, Majelis Hukum dan

HAM, Majelis Pembinaan Kader, Lembaga Kebudayaan,

dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan13

.

4.2.1.4 Pimpinan perlu untuk membuat peta materi ideologi yang

sistematis dalam penanaman dan penguatan ideologi.

Melalui peta materi yang sistematis, ideologi akan

tersampaikan secara komprehensif dan efektif.

4.2.2 Bagi kader, anggota, dan amal usaha

4.2.2.1 Kader, anggota, dan amal usaha yang masih kurang

pemahaman mengenai nilai-nilai ideologi gerakan

Muhammadiyah untuk rajin mengikuti kegiatan-kegiatan

yang diagendakan Pimpinan Ranting 'Aisyiyah Makamhaji.

4.2.2.2 Kader, anggota, dan amal usaha yang sudah memiliki

pemahaman mengenai nilai-nilai ideologi gerakan

Muhammadiyah untuk mengaplikasikan dalam kehidupan,

baik dalam ibadah maupun muamalah.

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M. 1995. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Rineka Cipta.

Bagian Humas Dokumentasi dan Perpustakaan. 1999. AD-ART & Qa'idah-

Qa'idah Ortom, Majelis, Badan dan Lembaga. Yogyakarta: Kantor

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadi, Sutrisno. 2007. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan

Fakultas Psikologi UGM.

Hambali, Hamdan. 2006. Ideologi dan Strategi Muhammadiyah. Yogyakarta:

Suara Muhammadiyah.

Harjana, Mangun. 1986. Pembinaan: Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius.

13 Pimpinan Pusat 'Aisyiyah. Majelis dan Lembaga Pimpinan Pusat 'Aisyiyah.

(www.aisyiyah.or.id). Diakses tanggal 18 Juni 2016.

9

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Horikashi, Hiroko. 1987. Kyai dan Perubahan Sosial. Jakarta: P3M.

Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Profil Desa Makamhaji.

( http://www.kartasura.sukoharjokab.go.id ). Diakses tangggal 13 Nov 2015.

Indriyani, Dian. 2015. “Optimalisasi Fungsi Majelis Pendidikan Dasar dan

Menengah dalam Menyelenggarakan Pembinaan Ideologi Muhammadiyah

di Sekolah/Madrasah (Studi Kasus di Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang

Muhammadiyah Selogiri Tahun 2014)”. Skripsi. UMS.

Ismail R, Hasan. Pengertian dan Tujuan Pengajian.

( http://hasanismailr.blogspot.co.id ). Diakses tangggal 10 Januari 2016.

Jumhur dan Muh. Suryo. 1987. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung:

CV. Ilmu.

Jinan, Mutohharun. Menguatkan Ikatan Bermuhammadiyah (Sebuah Refleksi

Penelitian Gerakan Islam). Jurnal Tajdida. vol 13. No.2. Desember 2015

( http://www.journals.ums.ac.id ) diakses pada tanggal 12 Januari 2016.

Mardalis. 2006. Model Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara.

Mardani. 2015. “Peran Studi Kemuhammadiyahan dalam Keberterimaan Ideologi

Muhammadiyah pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Studi Kasus Mahaisswa Fakultas Ilmu Kesehatan Tahun Angkatan 2011)”.

Skripsi: UMS.

Moleong, Lexy J. 1991. Model Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda

Karya.

MPK PP Muhammadiyah. 2007. Sistem Perkaderan Muhammadiyah.

Yogyakarta: MPK PP Muhammadiyah.

Muallif, Nyoman. 2013. “Peran Pimpinan Ranting Muhammadiyah dalam

Menanamkan Ideologi Muhammadiyah kepada Anggotanya (Studi Kasus

Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pabelan, Kec. Kartasura, Kab.

Sukoharjo Tahun 2013)”. Skripsi: UMS.

Nashir, Haedar. 2001. Ideologi Gerakan Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara

Muhammadiyah.

Nashir, Haedar, dkk. 2010. Manhaj Gerakan Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara

Muhammadiyah.

Nashir, Haedar. 2015. Memahami Ideologi Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara

Muhammadiyah.

10

Noor, Arifin. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Pimpinan Pusat 'Aisyiyah. Majelis dan Lembaga Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah.

(www.aisyiyah.or.id). Diakses tanggal 18 Juni 2016.

Suriasumantri, Jujun S. 1993. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Syarifuddin. 2012. “Peran Ranting ‘Aisyiyah dalam Pendidikan Islam di

Karangasem Laweyan Surakarta Tahun 2005-2010”. Skripsi. UMS.

Syarbini, Amirullah. 2014. Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga. Jakarta:

PT Elex Media Gramedia.

Tim LPCR PP. 2012. Panduan Penyelenggaraan Pegajian Ranting

Muhammadiyah. Yogyakarta: LPCR PP Muhammadiyah.

Tim LPIK. 2015. Buku Panduan Baitul Arqam Mahasiswa. Surakarta: LPIK

UMS.

Yufid.Org. Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses pada tanggal 2

Januari 2016.