model model komunikasi

24
Sumber : buku pengatar ilmu komunikasi ,. Sasa sendjaja djuarsa Gambar model model komunikasi dibuat melalui aplikasi photoshop Pengantar Ilmu Komunikasi Model-Model Komunikasi

Upload: andry-natanel-tony

Post on 13-Jul-2016

65 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

model- model komunikasi vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv

TRANSCRIPT

Page 1: Model Model Komunikasi

Sumber : buku pengatar ilmu komunikasi ,.

Sasa sendjaja djuarsa

Gambar model model komunikasi dibuat melalui aplikasi photoshop

Pengantar Ilmu KomunikasiModel-Model Komunikasi

Page 2: Model Model Komunikasi

Pengertian dan Fungsi ModelApa yang dimaksud dengan model ? apakah model sama atau berbeda dengan teori? Dalam buku buku dan jurnal- jurnal komunikasi, masih banyak ditemui keracun tentang penggunaan konsep teori dan model. Akibatnya pembaca menjadi sulit untuk membedakan yang mana yang disebut teori dan yang mana disebut sebagai model. Bahkan tidak jarang ditemui teori X disebut sebagai teori x atau sebaliknya. Meskipun penjelasan dan batasan tentang kedua konsep tersebut masih merupakan sesuatu yang dapat doperdebatkan, untutk keperluan buku ini uraian tentang teori dan model yang diberikan oleh liitlejohn (1983) dan hawes (1975) akan dijadikan sebagai patokan.

Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Definisi lain dari model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya, dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase yang bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya. Sedangkan yang dimaksud dari model

komunikasi adalah pola yang digunakan dalam proses komunikasi.

Menurut Littlejhon (1983:12) In a broad a sense the term model can apply to any symbolic representation of a thing, process, or idea (dalam pengertian luas, pengertian model menunjuk pada setiap representasi simbolis dari suatu benda proses gagasan/ide). Pada level konseptual model mempresentasikan ide-ide dan proses. Dengan demikian model bisa berbentuk gambar-gambar grafis, verbal atau matematikal. Biasanya model dipandang sebagai analogi dari beberapa fenomena. Perbedaan antara teori dan model menurut Littlejohn dan Hawes (1983) adalah: Teori merupanakan penjelasan (explanation), sedangkan model hanya merupakan representasi (representation). Dengan demikian model komunikasi dapat diartikan sebagai representasi dari suatu peristiwa komunikasi. Akan tetapi, model tidak berisikan penjelasan mengenai hubungan dan interaksi antara factor-faktor atau unsur-unsur yang menjadi bagian dari model. Penjelasan diberikan oleh teori. Ini berarti terdapat kaitan antara teori dan model

Page 3: Model Model Komunikasi

Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam “dunia nyata”. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari fenomena yang dijadikan model. Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. mengatakan bahwa model membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan teori.

Gordon Wiseman dan Larry Barker, mengemukakan bahwa model kamunikasi mempunyai tiga fungsi yaitu :

1. Melukiskan proses komunikasi,2. Menunjukkan hubungan visual,

3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.

Deutsch menyebutkan bahwa model itu mempunyai empat fungsi :

1. Fungsi pengorganisasian Artinya model membantu kita mengorganisasikan suatu hal dengan cara mengurut-urutkan serta mengaitkan satu bagian system dengan bagian/system lainnya sehingga kita memperoleh gambaran yang menyeluruh, tidak sepotong-sepotong.

2. Fungsi heuristik. Artinya, melalui model, kita akan dapat mengetahui sesuatu hal secara keseluruhan. Karena, model membantu kita denganemberikan gambaran tentang komponen-komponen pokok dari sebuah proses atau system.

Page 4: Model Model Komunikasi

3. Fungsi penjelasan Model membantu kita dalam menjelaskan tentang suatu hal melalui penyajian informasi yang sederhana. Tanpa model, informasi tentang suatu hal akan tampak rumit atau tidak jelas.

4. Fungsi prediksi Melalui model, kita dapat memperkirakan tentang hasil atau akibat yang akan dapat dicapai. Oleh karena itu, dalam dunia ilmiah model ini sangat penting, karena dapat digunakan sebagai dasar bagi para peneliti dalam merumuskan hipotesis, yakni pertanyan-pertanyaan yang berisikan penjelasan mengenai kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antara satu factor dengan faktor lainnya. Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dan melibatkan banyak unsusr atau faktor. Kaitan antara atu/faktor dengan unsur/faktor lainnya dan bersifat struktural atau fungsional. Dengan demikian, model – model komunikasi juga memberikan gambaran kepada kita tentang struktur dan hubugan fungsional dari unsur – unsur / faktor – faktor yang ada di dalam sistem. Pengertian struktur meruju pada tatanan kedudukan dan garis hubungan antara satu/ faktor- faktor lainnya yang ada di dalam sebuah sistem. Pengertian fungsional menunjuk pda tugas dan peran dari setiap unsur/faktor dalam sebuah sistem. Oleh karena itu, melalui model, kita akan dapat memahami secara mudah dan komprehensif mengenai struktur dan fungsi dari unsur – unsur/ faktor- faktor yang terlibat dalam prose komunikasi, aik dalam konteks individual, di antara dua oarnag atau lebih, kelompok/ organisasi,baik dalam konteks komunikasi dengan masyarakat secara luas.

Menurut McQuail dan seven Windahl (1981) dalam buku merekan telah mengintarisasikan dan menjelaskan 28 buah model komunikasi. Kedua puluh delapan model komunikasi ni menurut McQuail dan windahl dapat dibagi dalam lima kelompok. Kelompok pertama, disebut sebagai mdel – model dasar . keompok kdua menyangkut penaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi massa terhadap perseorangan. Kelompk yang ketiga meliputi model – model tentang efek komunikasi massa terhadap kebudayaan dan masyarakat. Kelompok yang keempat berisikan model – model yang memusatkan perhatian pada khalayak. Kelompok kelia mencakup model –model komunikasi tentang sistem, produksi, seleksi dan alur media massa .

Page 5: Model Model Komunikasi

Model Dasar Komunikasi

MODEL LASSWELL

Harold D. Lasswell adalah ilmuwan politik yang juga tertarik mendalami komunikasi. Bidang studi yang ditekunnya terutama yang menyankut propaganda dan komuikasi politik. Menurut Lasswell persoalan komunikasi menyangkut 5 pertanyaan sederhana sebagai berikut: who (siapa) > says what (mengatakan apa) > in which channel? (melalui saluran apa) > to whom? (kepada siapa) > with what effect? (dengan akibat apa).

Model komunikasi klasik dari Lasswell menunjukkan bahwa pihak pengirim pesan (komunikator) pasti mempunyai suatu keinginan untuk mempengaruhi pihak penerima (komunikan), karenanya komunikasi harus dipandang sebagai upaya persuasi. Setiap upaya penyampaian pesan dianggap akan menghasilkan akibat baik positif ataupun negative. Dan hal ini, menurut Lasswell banyak ditentukan oleh bentuk dan cara penympaian. Salah satu kelemahan dari model Lasswell ini adalah tidak digambarkannya unsur feedback (umpan balik). Sehingga proses komunikasi yang dijelaskan bersifat searah.

Page 6: Model Model Komunikasi

Model Komunikasi Barnlund Dean C. Barnlund adalah seorang ahli komunikasi Amerika Serikat membuat dua mdel komunikasi yaitu: model komunikasi intrapersonal (intra-pribadi) dan model komunikasi antar pribadi. Gambaran kedua model tersebut adalah sebagai berikut.

Model Komunikasi Intra-Pribadi Pengertian komunikasi di sini menunjuk pada proses pengolahan dan pembentukan informasi melalui sistem syaraf dan otak manusia sehubungan dengan adanya stimulus yang ditangkap melalui pancaindera. Proses berpikir (merencana dan memahami symbol), serta melakukan reaksi yang terjadi dalam diri manusia. Gambar model tersebut menjeaskan bahwa pada dasarnya tingkah laku nonverbal seseorang apakan bervalensi positif, netral atau negative, dipengaruhi oleh isyarat-isyarat pribadi dan publik yang dialami atau sampai kepada dirinya. Rasa gembira karena baru mendapat kiriman uang adalah contoh isyarat pribadi yang bervalensi positif (Cpr+). Ruang kuliah yang bersih dan rapi adalah contoh isyarat public yang bervalensi positif (Cpu+). Apabila contoh-contoh tersebut dialami mahasiswa yang akan kuliah, makan begitu masuk dan duduk di ruang kuliah kemungkinan ia akan tampak ceria atau bersiul kecil pertanda senang (Cbehnv+). Dalam kenyataan, seseorang tentu saja akan mmengalami berbagai isyarat (baik, pribadi, ataupun publik ) yang bervalensi postif, negatif, netral. Menurut model ini, semua isyarat ini setelah di-decode, atau embentuk (encode) suatu isyarat tingkah laku nonverbal tertentu (positif, netral atau negative)

Page 7: Model Model Komunikasi

Model Komunikasi Antar-pribadi

Page 8: Model Model Komunikasi

Proses komunikasi antar-pribadi pada dasarnya merupakan kelanjutan dari proses komunikasi intra-pribadi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Unsur tambahan di dalam proses komunikasi adalah pesan (M) dan isyarat prilaku verbal (Cbeh-v). Dengan demikian pola dan bentuk komunikasi yang terjadi antara dua orang dipengaruhi oleh hasil proses komunikasi intrapribadi yang terjadi dalam dirinya masing-masing.

M : message (pesan)

Cbeh – v : Verbal Behavioral Cues (isyarat tingkah lak verbal)

Model Komunikasi Sirkuler dari Osgood dan Schramm

Model proses komunikasi ini terutama berlaku untuk bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi.

Page 9: Model Model Komunikasi

Dijelaskan bahwa proses komunikasi berjalan secara sirkuler, dimana masing-masing pelaku secara bergantian bertindak sebagai komunikator/sumbedan komunikasi/penerima. Proses komunikasinya dapat digambarkan sebagai berikut: Pertama, pelaku komunikasi yang pertama kali mengambil inisiatif sebagai sumber/komunitor membentuk pesan (encoding) dan menyampaikam melalui suatu saluran komunikasi kepada lawan komunikasi bertindak sebagi penerima/komunikan komunikasinya adalah percakapan langsung secara tatap muka yang menjadi salurannya adalah gelombang udara. Saluran komunikasi yang digunaan dapat berbagai macam contohnya adalah telepon, surat dan lainnya. Kedua, pihak penerima/komunikan setelah menerima pesan akan mengartikan (decoding) dan menyampaikannya kembali. Kali ini ia bertindak sebagai sumber dan tanggapan atau reaksinya yang disebut sebagai umpan balik. Ketiga, pihak sumber/komunikator yang pertama sekarang yang berindak sebagai penerima komunikan. Ia akan mengartikan dan menginterpretasikan pesan yag dierimanya dan jika ada tanggapan/reaksi, ia akan membentuk pesan dan menyampaikannya kembali ke pasangan komunikasinya. Demikianlah proses ini berlangsung secara terus-menerus secara sirkuler. Dengan demikian, menurut model ini masing-masing pelaku komunikasi akan terlibat dalam proses pembentukan pesan (encoding), penafsiran (interpeting) pesan, serta penerimaan dan pemecahan kode pesan (decoding0.

Model Komunikasi Riley & Riley

proses komunikasi pada model – model yanng terdahuu sepertinya mengasumsikan terjadnya suatu kevakuman sosial di mana pengaruh lingkungna tidak perlu di persoalkan.

Manusia , menurut John W. Riley dan Mathilda W. Riley, sebagai Homo Comunicas sebenarnya merupakan bagian dari suatu lingkungan atau

Page 10: Model Model Komunikasi

system dengan struktur yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengamatan terhdap tinggkah laku komunikasi manusia perlu dipandang secara sosiologis.

Riley dan Riley mengatakan bahwa komunikan dalam menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak lansung bereaksi begitu saja. Ada faktor-faktor di luar dirinya yang turut mempengaruhi dan bahkan mengendalikan aksi dan reaksinya terhadap suatu pesan yang diterimanya. Faktor-faktor yang dimaksud terutama berkaitan dengan pesan dari kelompok primer (misalnya keluarga) dan kelompok lainya yang menjadi rujukan (referensi) dari si komunikasi. Nilai-nilai yang berlaku pada kelompok primer dan kelompok rujukan inilah yang lazimnya mempengaruhi komunikan dalam menentukan sikap dan tindakannya. Hal ini terjadi karena umumnya orang akan selalu berusaha agar sikap dan tinakannya tidak terlalu menyimpang dari nilai-nilai kelompok di lingkungannya.

Model Newcomb

Model komunikasi yang dikebangkan Newcomb merupakan model komunikasi antar pribadi. Melalui modelnya ini Newcomb menggambarkan tentang dinamika hubungan komunikasi antara dua indiwidu tentang suatu objek yang dipersoalkan mereka.

Model dari Newcomb ini dikenal dengan sebutan model keseimbangan. Pola komunikasi yang terjadi antara dua individu mempunyai dua bentuk atau situasi yaitu: seimbang dan tiak seimbang. Situasi komunikasi seimbang akan terjadi apabila dua orang yang berkomunikasi tentang suatu hal/objek yang sama-sama mempunyai sikap menyukai atau selera yang sama terhadap hal/objek yang dibicarakan. Keadaan tidak seimbang terjadi apabila terdapat perbedaan sikap di antara kedua orang yang saling berkomunikasi. Namun, apabila keadaan tidak seimbang ini terjadi, ummnya masing-masing pihak berupaya untuk mengurangi perbedaan sehingga keadaan relatif seimbang bisa dicapai. Sementara apabila keadaan seimbang terjadi, masing-masing pihak berusaha untuk terus memperahankannya. Menjaga keseimbangan inilah yang menurut Newcomb merupakan hakikat utama dari komuniasi antarpribadi.

Page 11: Model Model Komunikasi

MODEL KOMUNIKASI GERBNER

Model komunikasi yang dikemukakan Gerbner hampir sama bentuknya dengan model Lasswell. Tapi prosesnya lebih kompleks karena melibatkan elemen – elemen komunikasi yang lebih banyak. Model komunikasi yang dibuat Gerbner ada dua, yaitu ; model verbal dan model gambar.

1. Model verbal

Model komuniasi verbal yang dikembangkan gerbner mencakup speluh (10) unsur sebagi berikut :

Someone komunikator dan komunkan presepsiPefceives an event presepsiAnd react reaksi In a situation situasi fisik/psikologis/sosialThrough some means saluran/mediaTo make available materials distribusi, administrasiIn some from bentuk, strktur, polaAnd context konteks, settingConveying content makna pesan Of smoe consequence akibat, hasil

Page 12: Model Model Komunikasi

Model verbal dari gebner memberikan gambaran bahwa komunikasi mencakup sbelas (11) komponen : pelaku komunkasi (komunikator dan komunkan), objek peristiwa, presepsi terhadap objek peristiwa, reaksi, situasi, saluran/media, distribusi, bentuk/struktur/pola, koneks, makna isi pesan dan aibat/hasil. Dengan demikian, komunikasi menurut Gerbner adalah suatu proses di mana seseorang (komunikator atau komunkan), mempersepsikan suatu objek peristiwa, dan bereaksi dalam suatu situasi dengan menggunakan alat atau saluran tertentu agar sesuatu yang disapaikan itu menjadi ada, dalam bentuk dan konteks tertentu, dengan makna atau arti tertentu, dan dengan tujuan memperoleh suatu akibat atau hasil tertentu.

2. Model gambar

Model gambar yang dibuat Gerbner menjelaskan bahwa proses komunikasi diawali dengan satu tindakan pemahan (presepsi). Meskipun proses komunikasi baru dimulai dari adana presepsi (E1), namun presepsi tersebut tidak dapat lepas dari adanya suatu persitiwa (E). Tanpa adanya peristiwa (E), tidak akan pernah muncul persepsi (E1), dan dengan tidak munculnya presepsi (E1) maka tidak akan terjadi proseskomunikasi. Oleh karena itu, Gerbner melihat model gambar melalui dua dimensi pendekatan, yaitu pendekatan transaksional dan pendekatan psychophysical (psikologis fisik)

a) Pendekatan transaksional

E1 semata – mata dianggap sebagai fungsi asumsi, pandangan pengalaman dan faktor lain yang berkaitan dengan pengalaman si M. Seperti apa E1 bagi si M tergantung pada faktor yang ada di dalm M sendiri.

b) Pendekatan psychophysical

E itu sendiri merupakan faktor terpenting, yang menimbulkan persepsi yang jelas dan akurat dalam kondisi yang menguntungkan. Bagaimana pemahan M ditetukan oleh caranya memilih, konteksnya, serta ketersediaan E.

Page 13: Model Model Komunikasi

Model Komunikasi Shannon dan Weaver

Model ini membahas tentang masalah dalam mengirim pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah sumber daya informasi (source information) yang menciptakan sebuah pesan (message)

dan mengirimnya dengan suatu saluran (channel) kepada penerima (receiver) yang kemudian membuat ulang (recreate) pesan tersebut. Dengan kata lain, model inim mengasumsikan bahwa sumberdaya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang dipakai. Saluran adalah media yang mengirim tanda dari pemancar kepada penerima. Di dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, pemancar adalah suara yang menciptakan tanda yang dipancarkan

oleh udara. Penerima adalah mekanisme pendengaran yang kemudian merekonstruksi pesan dari tanda itu. Tujuannya adalah otak si penerima. Dan konsep penting dalam modelini adalah gangguan. Apabila gangguan tidak dapat

Page 14: Model Model Komunikasi

diatasi maka makna atau arti pesan yang ditangkap oleh penerima kemungkinan berbeda dengan makna atau arti pesan yang dimaksud oleh sumber pengirim.

Model Komunikasi DeFleur Model komunikasi ini cocok untuk menggambarkan proses komunikasi melalui media massa (komunikasi massa). Di dalamnya tercakup 8 komponen proses komunikasi massa, yaitu: source, transmitter, channel, receiver, destination, noise, mass medium device (sarana medium

massa), dan feedback device (sarana penyampaian umpan balik).

Penejalasan dari model komunikasi dari DeFleur adalah sebagai berikut: sumber yang bermaksud mengkomunikasikan sesuatu hal kepada penerima, pertama-tama akan terlibat dalam proses

Page 15: Model Model Komunikasi

pengolahan atau pembentukan pesan melaui transmitter sehingga menghasilkan suatu symbol yang bemakna. Setelah itu symbol ini kemudian disampaikan melaui suatu saluran (medium) kepada penerima dengan tujuan tertentu. Pihak penerima dalam menerima pesan tersebut juga terlibat dalam proses pengolahan dan pengertian makna pesan dan kembali menyampaikan tanggapannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak pengirim. Demikianlah proses ini terus berlangsung secara dinamis dan berjalan secara timbal balik. Namun, dalam praktiknya proses komunikasi yang terjadi tidak bisa luput dari adanya gangguan-gangguan. Gangguan bisa timbul pada unsur pengirim, transmitter, saluran yang dipergunakan, pihak penerima atau pada pengartian makna tujuan. Namun, menurut DeFleur adanya gangguan inilah yang menyebabkan proses komunikasi yang terjadi berjalan lebih dinamis.

Model-Model Pengaruh KomunikasiPada bagian sebelumnya telah dikemukakan beberapa model dasar yang menjelaskan tentang bagaimana jalannya proses komunikasi. Materi dalam bagian ini secara khusus akan difokuskan pada pembahsan mengenai model – model tentang pengaruh komunkasi, khususnya dalam konteks komunikasi massa.

Terdapat banyak model yang menjelaskan tentang proses dan pengaruh komunikasi massa. Empat diantaranya adalah model stimulus-response dari DeFlure, model pengaruh psikologis televisi dari Commstock, model komunikasi dua tahp dari Katz dan Lazarfeld dan model spiral keheningan dari Noelle-Neumann.

Model Stimulus-Response Model stimulus-Response (rangsangan tanggapan) atau lebih dikenal dengan model S-R menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima (receiver) sebagai akibat dari komunikasi, menurut model ini dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari stimulus (rangsangan) tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus.

Page 16: Model Model Komunikasi

Model S-R ini ada kaitannya dengan asumsi, dari model jarum suntik yang berpandangan bahwa media massa mempunyai pengaruh langsung kepada khalayaknya. Isi media massa diibaratkan sebagai jarum yang disuntukkan ke tubuh khalayak, sehingga menghasilkan pengaruh yang sesuai dengan isinya. Asumsi mengenai kekuatan pengaruh dari media massa ini didasarkan atas pemikiran bahwa masyarakat, ibarat bom atom-atom sosial merupakan sekumpulan individu-individu yang terpisah-pisah dan bertingkah laku sesuai keinginannya masing-masing. Dalam masyarakat yang otomatis demikian, kendala-kendala sosial jarang terjadi dan pengaruh dari ikatan-ikatan sosial sangat kecil. Menurut DeFleur, penerimaan khalayak atas berbagai stimulus yang disampaikan melalui media massa berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Karena, setiap orang yang mempunyai karateristik personalitas sendiri-sendiri. Hal ini berarti, bahwa pengaruh yang terjadi, tidak semata-mata diakibatkan oleh adanya stimulus, tetapi juga ditentukan oleh faktor-faktor personalitas. Dengan kata lain, meskipun pesan (stimulus), yang disampaikan media massa sama, namun akibat yang terjadi di kalangan khalayak akan berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Karena, setiap orang mempunyai karakteristik personalitas sendiri – sendiri. Hal ini berarti, bahwa pengaruh yang terjadi, tidak semata mata diakibatkan oleh adanya stimulus, tetapi juga ditentukan oleh faktor – faktor personalitas. Dengan kata lain, meskipun pesan ( stimulus) yang disampaikan media massa sama, namun akibat yang terjadi di kalangan khalayak akan berbeda anatara satu orang dengan yang lainnya sebagai contoh : si A an si B, sama – sma menonton TV yang menayangkan acara lawak. Si A merasa terhibur dan tertawa tergelak – gelak karna merasa lucu. Sementara si B, diam saja karena lawakan yang disajikan baginya tidak menimbulkan rasa lucu.

Page 17: Model Model Komunikasi

Model Pengaruh Psikologis Tv dari Comstock

Model yang dibuat oleh Comstock ini secar khusus mengukapkan tentang pengaruh televisi (TV) terhadap tingkah laku seseorang. Menurut model ini, TV dapat disejajarkan dengan pengalaman, tindakan atau observasi perorangan

yang dapat menimbulkan konsekuensi terhadap pengalaman ataupun tingkah laku. Dengan demikian, TV tidak hanya dipandang mampu mengajarkan tingkah laku, tetapi juga mampu bertindak sebagai stimulus (rangsangan) untuk membangkitkan tingkah laku yang telah dipelajari dari sumber-sumber lain. Gambaran mengenai proses pengaruh TV adalah sebagai berikut: apabila seseorang menonton suatu acara TV yang menggambarkan aksi tertentu (TV Act). Masukan-masukan lainnya mencakup tingkah laku kesenangan, getaran yang ditimbulkan dalam diri penonton (arousal).

Page 18: Model Model Komunikasi

Daya tarik (attractiveness), minat atau kepentingan (interest) dan mitovasi (motivation) untuk bertindak yang sesuai dengan apa yang disajikan dalam acata TV tersebut (semuanya ini secara kolektif disebut sebagai TV arousal), serta aksi-aksi alternative atau bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang ditayangkan TV dalam konteks yang sama. Disamping itu ada dua faktor lainnya yang menjadi masukan yakni: presepsi mengenai akibat sebagaimana digambarkan dalam TV dan persepsi mengenai realitas dari apa yang digambarkan dalam TV (TV perceived reality). Prioritas utama dari model ini adalah suatu gambaran mengenai tingkah laku yang disampaikan TV akan mendorong khalayak untuk cenderung mempelajarinya. Semakin menonjol atau dianggap penting (secara psikologis) gambaran tingkah laku tersebut oleh seseorang, semakin kuat getaran-getaran yang muncul (arousal), dan semakin kuat pengaruhnya terhadap pembentukan tingkah laku dari orang tersebut.

Model Komunikasi Dua Tahap Model dari Katz dan Lazarfeld disebut juga dengan two step flow model of communication (model komunikasi dua tahap), yang menjelaskan tentang pengaruh penyebaran informasi melalui media massa kepada khalayak. Menurut model ini, penyebaran dan pengaruh informasi yang disampaikan melalui perantara yakni sekelompok orang yang termasuk pemuka pendapat (opinion leaders). Dengan demikian proses pengaruh nyebaran indormasi melalui media massa melalui dua tahap. Yang pertama, informasi mengalir dari media massa ke para pemuka pendapat. Kedua, pemuka pendapat ke sejumlah orang yang menjadi pengikutnya.

Studi yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa di kebanyakan Negara berkembang (termasuk Indonesia), proses penyebaran informasi melalui media massa ke khalayak luas memang cenderung mngikuti pola komunikasi dua tahap. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, para ahli menemukan bahwa terdapat variasi dalam proses penyebaran informasi. Pola penyebaran informasi tidak selamanya berjalan secara dua tahap, tetapi dapat juga hanya satu tahap atau lebih dari dua tahap, tergantung dari

Page 19: Model Model Komunikasi

kondisi individu khalayaknya. Model ini kemudian disebut sebagai multi step flow communications atau komunikasi banyak tahap (Schramm, 1973).

Bagi kebanyakan orang di kota-kota besar dan berlatar belakang sosial dan ekonomi relatif tinggi, penyebaran informasi dari media masa kepada mereka umumnya berjalan secara langsung (satu tahap). Sementara bagi orang-orang yang berada di daerah pedesaan dengan latar belakang sosial dan ekonomi yang relatif rendah, proses penyebaran informasi dari media massa tidak berjalan secara langsung, tetapi mengalami beberapa tahap. Misalnya dari media massa, kepada teman dan tetangga yang punya akses terhadap media, baru kepada dirinya, kemudian dikonfirmasikan kepada pemuka pendapat. Atau, dari media massa, ke pemuka pendapat, kepada teman atau tetangga, baru ke dirinya. Dengan demikian, dalam hal pengaruh penyebaran informasi melalui media massa banyak faktor yang menjadi “perantara” (intervening variables).

Keterangan gambar: 1,2,3,4 = pemuka pendapat

0 = para individu yang mempunyai hubungan dengan pemuka pendapat

Asumsi – asumsi yang melatarbelakangi model komunikasi dua tahap ini adalah :

1. Warga masyarakat pada dasarnya tidak hidup secara terisolasi, melainkan katif berinteraksi sat sama lainnya, dan menjadi anggota dari satu atau beberapa kelompok sosial.

2. Tanggapan dan reaksi terhadap pesan – pesan media massa tidak terjadi secara langsung dan segera, tetapi melalui perantara yakni hubungan – hubungan sosial.

3. Para pemuka pendapat umumnya merupakan sekelompok orang yang aktif menggunakan media massa serta berperan sebagai sumber dan rujukan informasi yang berpengaruh.

Page 20: Model Model Komunikasi

MODEL SPIRAL KEHENINGAN

Model spiral keheningan (the of silence) yang dikemukakan oleh Elisabeth Noelle – Neumann (1974), juga menjelaskan tentang dampak penyebaran informasi melalui media massa. Menurut model ini, besar kecilnya pengaruh media massa tergantung pada interaksi antara media massa, komunikasi antarpribadi, dan presepsi seseorang mengenai pendapat dirinya dikaitkan dengan pendapat orang lain yang ada di lingkungan masyarakat sekitarnya. Gambar mengenai model ini adalah