model pembelajaran lc

10
RESUME Model Pembelajaran LC ( Learning Cycle) STRATEGI BELAJAR MENGAJAR Nama : Zuha Farhana NIM : 110341421506 OFF : A

Upload: zuha-farhana

Post on 30-Jun-2015

1.446 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model pembelajaran lc

RESUME Model Pembelajaran LC ( Learning Cycle)

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Nama : Zuha Farhana

NIM : 110341421506

OFF : A

Page 2: Model pembelajaran lc

Model Pembelajaran LC ( Learning Cycle)

Slavin (2005:187) mengatakan bahwa pada dasarnya para siswa memasuki

kelas dengan pengetahuan, ketrampilan dan motivasi yang berbeda-beda dari

rumah. Ketika guru memberikan suatu materi pelajaran dalam kelas, siswa dalam

menerima pelajaran tersebut ada yang cepat dan ada yang lambat. Untuk

mengatasi masalah perbedaan kecepatan siswa dalam menerima materi dalam

kelas dapat digunakan model pembelajaran Leaning Cycle.

LC (Learning Cycle) ,yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada

pebelajar (student centered). LC (Learning Cycle) patut dikedepankan, karena

sesuai dengan teori belajar Piaget (Renner et al, 1988), teori belajar yang berbasis

konstruktivisme. Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan

aspek kognitif yang meliputi: struktur, isi, dan fungsi. Struktur intelektual adalah

organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang dimiliki individu untuk

memecahkan masalah-masalah. Isi adalah perilaku khas individu dalam merespon

masalah yang dihadapi. Sedangkan fungsi merupakan proses perkembangan

intelektual yang mencakup adaptasi dan organisasi (Arifin, 1995).

Ciri khas model pembelajaran LC(Learning Cycle) ini adalah setiap siswa

secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru yang

kemudian hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk

didiskusikan oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung

jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Kelebihan

model pembelajaran LC (Learning Cycle) meningkatkan motivasi belajar karena

pebelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran., dapat memberikan

kondisi belajar yang menyenangkan, meningkatkan ketrampilan sosial dan

aktivitas siswa, membantu siswa dalam memahami dan menguasai konsep-konsep

fisika yang telah dipelajari melalui kegiatan atau belajar secara berkelompok,

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Sehingga, Model

pembelajaran LC (Learning Cycle) ini cocok diterapkan dalam pembelajaran

fisika karena dapat mengatasi kesulitan belajar siswa secara individu untuk

memahami konsep karena lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah.

Page 3: Model pembelajaran lc

Menurut Piaget (1989) model pembelajaran LC (Learning Cycle (5 E))

pada dasarnya memiliki lima fase yaitu:

1. Engagement (Undangan)

Bertujuan mempersiapkan diri pebelajar agar terkondisi dalam menempuh

fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide

mereka serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada

pembelajaran sebelumnya. Dalam fase engagement ini minat dan keingintahuan

(curiosity) pebelajar tentang topik yang akan diajarkan berusaha dibangkitkan.

Pada fase ini pula pebelajar diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena

yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi.

2. Exploration (Eksplorasi)

Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok

kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan

mencatat pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum

dan telaah literatur.

3. Explanation (Penjelasan)

Guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka

sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, dan mengarahkan

kegiatan diskusi. Pada tahap ini pebelajar menemukan istilah-istilah dari konsep

yang dipelajari.

4. Elaboration (Pengembangan)

Siswa mengembangkan konsep dan ketrampilan dalam situasi baru melalui

kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem solving.

5. Evaluation (Evaluasi)

Pengajar menilai apakah pembelajaran sudah berlangsung baik dengan

jalan memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa setelah menerima materi

pelajaran.

Page 4: Model pembelajaran lc

Gambar 1. Langkah-langkah Daur Belajar (Sumber: Johnston, 2001)

Berdasarkan tahapan-tahapan dalam metode pembelajaran bersiklus

seperti dipaparkan di atas, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan

guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali dan memperkaya pemahaman

mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Berdasarkan uraian di atas, LC

dapat dimplementasikan dalam pembelajaran bidang-bidang sain maupun sosial.

LC (Learning Cycle) ,yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada

pebelajar (student centered). LC (Learning Cycle) patut dikedepankan, karena

sesuai dengan teori belajar Piaget (Renner et al, 1988), teori belajar yang berbasis

konstruktivisme. LC melalui kegiatan dalam tiap fase mewadahi pebelajar untuk

secara aktif membangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi

dengan lingkungan fisik maupun sosial.

Implementasi LC dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan

kontruktivis yaitu:

1. Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna

dengan bekerja dan berpikir.Pengetahuan di konstruksi dari pengalaman

siswa.

Page 5: Model pembelajaran lc

2. Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa.

Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu

3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan

pemecahan masalah.(Hudojo,2001)

Dengan demikian proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer

pengetahuan dari guru ke siswa, seperti dalam falsafah behaviorisme, tetapi

merupakan proses pemerolehan konsep yang berorientasi pada keterlibatan siswa

secara aktif dan langsung. Proses pembelajaran demikian akan lebih bermakna

dan menjadikan skema dalam diri pebelajar menjadi pengetahuan fungsional yang

setiap saat dapat diorganisasi oleh pebelajar untuk menyelesaikan masalah-

masalah yang dihadapi. Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan sekolah

menengah tentang implementasi LC dalam pembelajaran sain menunjukkan

keberhasilan model ini dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar

siswa (Budiasih dan Widarti, 2004; Fajaroh dan Dasna, 2004).

Model pembelajaran LC (Learning Cycle) ini memiliki unsur-unsur sebagai

berikut:

1. Sintakmatik

Langkah-langkah model pembelajaran LC (Learning Cycle) yakni pada

table 2.1 sebagai berikut :

Page 6: Model pembelajaran lc

2. Sistem sosial

Sistem sosial yang berlaku dan berlangsung dalam model Learning Cycle

bersifat demokratis. Setiap siswa diberi kebebasan untuk mengemukakan

pendapat berupa jawaban dan pertanyaan sehingga tercipta suasana belajar yang

aktif. Siswa juga dituntut bekerja sama dengan teman sehingga terjalin interaksi

antar siswa. Maka dari itulah didalam suatu kelompok siswa dituntut untuk

membuat hubungan yang baik antar anggota kelompok sehingga sikap untuk

menghargai sesama dan saling membantu sangatlah diperlukan.

3. Prinsip reaksi

Guru berperan sebagai penasehat, konsultan, dan pemberi kritik terhadap

kinerja siswa. Guru berupaya menciptakan kegiatan pembelajaran yang dapat

membangkitkan motivasi siswa untuk belajar secara aktif dan juga guru berupaya

menciptakan kegiatan pembelajaran yaang menuntut terjadi interaksi antara siswa

dengan siswa yang lain maupun antara siswa dengan guru.

Didalam penerapan model pembelajaran ini, guru melakukan pengendalian

terhadap aktivitas pebelajar pada setiap kelompok, antara lain dengan memberikan

penjelasan materi atau bacaan yang terkait dengan tugas-tugas kelompok.

4. Sistem pendukung

Sistem pendukung pembelajaran adalah segala sarana yang dapat

digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sarana pendukung yang

diperlukan untuk melaksanakan model pembelajaran ini adalah, buku paket fisika

SMP kelas VII sebagai referensi siswa untuk mengaitkan informasi dalam lembar

tugas dengan konsep fisika, LKS, papan tulis, alat tulis dan kartu permainan

(cards game)

5. Dampak instruksional

Dampak instruksional dari model pembelajaran ini antara lain:

pemahaman terhadap konsep, kemampuan menerapkan konsep fisika dalam

memecahkan masalah, kemampuan merespon, bertanya menjawab pertanyaan,

memperhatikan penjelasan guru dan menilai fenomena fisika yang terjadi, serta

kemampuan bersosialisasi.

6. Dampak pengiring

Page 7: Model pembelajaran lc

Dampak pengiring dari model pembelajaran ini antara lain : kemampuan

bersikap jujur, kemampuan menghargai pendapat orang lain, kemampuan

memandang masalah dari berbagai perspektif, kemampuan berpikir divergen atau

berpikir kreatif, memiliki rasa percaya diri, memiliki motivasi belajar, memiliki

keterampilan hidup bergotong royong, diskusi dengan kelompok, dan bekerja

sama dengan teman satu kelompok.

Model LC (Learning Cycle) ini mempunyai kelebihan sebagai berikut:

1. Meningkatkan motivasi belajar karena pebelajar dilibatkan secara aktif

dalam proses pembelajaran.

2. Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain;

3. Siswa mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan berguna,

kreatif, bertanggung jawab, mengaktualisasikan dan mengoptimalkan

dirinya terhadap perubahan yang terjadi

4. Pembelajaran menjadi lebih bermaknan

Model pembelajaran yang dapat melibatkan aktivitas siswa dalam belajar

agar dapat meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa adalah Learning

Cycle 7E. Model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat memfasilitasi siswa

untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan

sebelumnya, melatih siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa

keingintahuan, melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

eksperimen, demonstrasi, dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, model pembelajaran Learning Cycle memiliki kelemahan.

Kelemahan tersebut menurut Eisenkraf (2003) adalah jika pelaksanaan

pembelajaran dengan Learning Cycle tidak efektif dapat menimbulkan tidak

sistematisnya pengetahuan yang dibangun pada siswa. Ketidaksistematisan ini

menimbulkan tidak efektifnya dalam penyampaian pengetahuan kepada siswa

yang akhirnya berdampak kurang pahamnya siswa terhadap konsep yang telah

diajarkan.