model komunikasi pemerintah daerah dalam …
TRANSCRIPT
i
MODEL KOMUNIKASI PEMERINTAH DAERAH DALAMPENGEMBANGAN DESA KELURAHAN BONTO
SUNGGU KECAMATAN BISSAPPUKABUPATEN BANTAENG
SULASTRI
Nomor Stambuk : 105640133311
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
ii
MODEL KOMUNIKASI PEMERINTAH DAERAH DALAMPENGEMBANGAN DESA KELURAHAN BONTO
SUNGGU KECAMATAN BISSAPPUKABUPATEN BANTAENG
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu pemerintahan (S.Ip)
Disusun dan Diusulkan Oleh
SULASTRI
Nomor Stambuk : 105640133311
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seperti yang kita lihat sekarang ini banyak Kabupaten yang tidak
berkembang dikarenakan kurangnya inovasi – inovasi yang mendukung
perkembangan suatu Kabupaten tersebut, terkadang juga berpengaruh pada suatu
pemimpin yang ada karena suatu pememimpin sangat berperan penting dalam
suatu pengembangan Kabupaten. Seiring berkembangnya waktu dan semakin
canggihnya teknologi, masyarakat pasti atau ingin tempat tinggalnya berkembang
seperti Kabupaten yang lain, mempunyai pemimpin yang bertanggung jawab dan
memperhatikan masyarakatnya, dan masyarakat juga menginginkan perubahan
baik dari segi pertanian dan semacamnya.
Setiap pemimpin harus mempunyai tujuan atau pilar yang harus dicapai
agar setiap perkembangan suatu kabupaten bisa terlihat bagi masyarakat dan juga
pembangunan – pembangunan tersusun sesuai pencapaian. Adapun tiga pilar yang
ada Di Kabupaten Bantaeng dalam program pembangunan yaitu : 1.Pilar
penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, 2. Pilar menjadikan Kabupaten
Bantaeng berbasis teknologi, 3. Pilar Bantaeng sebagai pusat perkembangan
ekonomi baru
Program yang dicanangkan ini, bukan program muluk – muluk, tapi
program ini di dasari dari hasil evaluasi Badan Penelitian Provinsi Sulawesi
Selatan, tentang kajian layanan publik terhadap kabupaten dan kota. Hasil
evaluasi Bank Indonesia melalui pendekatan regional Long Devision Ratio
2
(LDR), MOU dengan Ehime Toyota Jepang, menjadikan Kabupaten Bantaeng
sebagai daerah binaan dalam rangka akselerasi pembangunan di Kabupaten
Bantaeng.
Badan Evaluasi Penelitian Provinsi Sulawesi Selatan, Bantaeng berhasil
menduduki rangking pertama dengan nilai 93,72%, disusul masing – masing dari
Kabupaten Pangkep, Barru dan Enrekang, serta urutan kelima Sinjai.
Penilaian ini, melalui beberapa pendekatan. Diantaranya pendekatan
pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat. Hasil penilaian Bank Indonesia,
melalui pendekatan regional, Long Devision Ratio (LDR), Kabupaten Bantaeng
berhasil meraih rangking 1 dengan nilai 135%. Dalam skala nasional, Kabupaten
Bantaeng berdasarkan survey Bappenas melalui pendekatan wilayah kabupaten
tertinggal, dari 14 kabupaten tertinggal di Sul-Sel, Kabupaten Bantaeng sudah
keluar dari kabupaten tertinggal, yang sebenarnya pemerintah menargetkan keluar
dari kabupaten tertinggal nanti pada tahun 2012.hasil ini diperoleh melalui survey
Bappenas yang dilakukan berdasarkan pendekatan pendidikan, kesehatan dan
ekonomi, infrastruktur dan kapasitas keuangan daerah.
Skala internasional, Kabupaten Bantaeng juga telah berhasil melakukan
MOU dengan Ehima Toyota Jepang, menjadikan Kabupaten Bantaeng sebagai
daerah binaan dalam rangka akselerasi pembangunan di Kabupaten Bantaeng.
Dan keberhasilan ini tidak lepas dari kerjasama dengan semua komponen yang
terkait dalam struktur pemerintahannya. Terbukti, program pembangunan yang
direncanakan telah mengalami proses perealisasian. Seperti baru – baru ini telah
dilakukan pembangunan rumah sakit berlantai lima.
3
1. Bidang pariwisata, pemerintah merencanakan pembangunan wisata pantai
yang refresentatif dan sudah dilaksanakan pembangunan tempat rekreasi di
Korongbatu, yang bertaraf internasional dengan luas areal 4 hektar.
2. Bidang perikanan dan kelautan serta perhubungan, telah dilakukan
pembangunan pelabuhan samudra terletak di desa Bonto Jai. Serta sarana
perhubungan darat yang semakin luas sehingga dapat membuat transportasi
darat semakin lancar dan aman.
3. Bidang perdagangan, telah dibangun pusat perbelanjaan dengan desain yang
padu sebagai pasar tradisional dengan suasana modern yang berlokasi di
Lambocca.
Yang tak kalah pentingnya, Pemerintah Kabupaten Bantaeng telah
menandatangi kerjasama Jepang dalam bidang ekspor Talas, dengan wacana kalau
disiapkan lahan seluas 200 ha dengan hasil 300 ribu ton/tahun. Diprediksi royalty
Rp. 10.000/kg, akan diperoleh pemasukan per tahun dari ekspor Talas ini sebesar
Rp. 30 milyar/tahunnya. (Jalal Maulana)
Pentingnya Model Komunikasi di Pemerintahan agar terjalin kerjasama
yang baik antara pimpinan dan bawahan guna menunjang kinerja pegawai dalam
menjalankan tugas yang telah disusun dalam program kerja suatu instansi
pemerintah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dapat dirumuskan masalah
yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana Model Komunikasi
4
Pemerintah Daerah Dalam Pelembagaan Inovasi Akselarasi Desa Mandiri
Kabupaten Bantaeng?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Model Komunikasi Pemerintah Daerah Dalam
Pelembagaan Inovasi Akselarasi Desa mandiri Kabupaten Bantaeng.
D. Kegunaan penelitian
1. Kegunaan dari segi keilmuan/akademis:
a. Memperluas dan memperbanyak khazanah ilmiah keilmuan akselerasi
desa mandiri yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah khususnya Aselerasi
Desa Mandiri yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan kebijakan
manusia.
b. Menjadikan pendorong bagi studi lebih lanjut untuk pengembangan model
inovasi dalam cakupan yang lebih luas.
2. Kegunaan dari segi praktis
a. Memberikan gambaran bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan
model inovasi komunikasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
b. Memberikan bahan pengempurna kebijakan dalam pelaksanaan model
inovasi komunikasi yang sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah
setempat dan lingkungan dalam upaya meningkatkan kinerja model inovasi
komunikasi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Model Komunikasi
Pada umumnya literatur tentang model sepakat untuk mendefinisikan kata
„model‟ sbagai suatu representasi atau formuliksasi dalam bahasa tertentu yang
disepakati dari suatu sistem nyata. Adapun sistem nyata adalah sistem yang
sedang berlangsung dalam kehidupan, sistem yang dijadikan titik perhatian dan
permasalahan. Dengan demikian, pemodelan adalah proses membangun atau
membentuk sebuah model dari suatu sistem nyata dalam bahasa formal tertentu.
(Ackoff, 1962) mencatat bahwa pengertian model dapat dipandang dari
tiga jenis kata. Sebagai kata benda, model berarti (gambaran, perwakilan, atau
perlambangan), misalnya miniatur pesawat terbang N250 adalah model dari
pesawat sebenarnya. Sebagai kata sifat berarti (ideal, idaman, teladan, atau cita-
cita), misalnya dermawan adalah model mahasisswa teknik masa kini. Model
sebagai kata kerja berarti memperagakan, mempertunjukkan (demonstrasi) atau
memamerkan, misalnya pasangan itu memamerkan gaun pengantin budaya
Makassar. Ketiga arti model ini dipakai dalam proses pemodelan, model
dirancang sebagai gambaran operasi suatu sistem nyata secara ideal guna
menjelaskan atau menunjukkan hubungan-hubungan penting yang terlibat.
Murthy (1990) menyatakan bahwa model adalah representasi yang
memadai dari suatu sistem. Model itu disebut memadai jika telah sesuai dengan
tujuan dalam pemikiran analisis (pemodel).
6
(Murdick, 1984) menyatakan bahwa model adalah aprocksimasi atau
penyimpulan (abstraction) dari sistem nyata yang dapat kita susun dalam berbagai
bentuk. (Gordon, 1978) mendefinisikan sebagai kerangka utama informasi (body
of information) tentang sistem yang dikumpulkan untuk mempelajari sistem
tersebut. Karena tujuan mempelajari sistem akan menentukan informasi-informasi
apa saja yang dikumpulkan dari sistem, maka tidak hanya satu model sistem saja
yang akan membuat suatu gambaran sistem. Hal ini mengakibatkan bahwa dengan
sistem yang sama dapat dihasilkan dengan model yang berlainan oleh analisis
yang berbeda, karena aspek yang menarik perhatian para analis pada sistem itu
berbeda-beda pula. Atau bisa saja terjadi bahwa analis yang sama akan membuat
model yang berbeda untuk sistem sejenis karena pemahamannya tentang sistem
yang diamati berubah. Kata-kata kunci pengertian ini adalah sistem yang terdiri
semua elemen permasalahan yang dipelajari. Elemen-elemen yang terpenting
yaitu adanya proses penyederhanaan, karena jika model terlalu kompleks tidak
memungkinkan memberikan pengertian padahal kegunaan model adalah untuk
memahami permasalahan penampilan yaitu dapat ditampilkan dengan berbagai
cara, ruang lingkup masalah yang dimaksud yang tergantung pada sudut pandang
tertentu.
Pemodelan menyangkut kemampuan untuk menampilkan persoalan dan
juga metodologi untuk menganalisis persoalan. Hasil akhir permodelan itu sendiri
adalah model dan kita dapat mengatakan bahwa model adalah representasi
kualitatif dan kuantitatif suatu proses atau usaha yang memperlihatkan pengaruh
faktor-faktornya secara signifikan dari masalah yang dihadapi. Oleh karena itu,
7
ukuran keberhasilan permodelan bukan dilihat dari besar atau rumitnya model,
tetapi kecukupan jawab terhadap permasalahan yang ditinjau (Gordon, 1978).
Melakukan eksperimen langsung pada sistem nyata untuk memahami
beberapa kondisi adalah mungkin dan lakukan. Namun pada kenyataannya,
kebanyakan sistem nyata itu terlalu kompleks atau terlalu hipotesis, sehingga tidak
akan layak (terlalu mahal atau tidak praktis) atau tidak mungkin dilakukan
eksperimen secara langsung. Secara umum, kendala-kendala inilah yang menjadi
alasan bagi analis untuk membuat model (Gordon, 1978).
B. Konsep Komunikasi Pemerintahan
1. Pengertian komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa inggris “communicattion”),
secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin
communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis dalam kata
communis ini memiliki makna „berbagi‟ atau „menjadi milik bersama‟ yaitu suatu
usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi adalah sebagai suatu proses penyampaian pikiran, perasaan
dari seseorang kepada orang lain. Pendapat lain menyatakan, komunikasi sebagai
pengoperan ide dan gagasan untuk menyatukan kekuatan sehingga terjadi
interaksi antara orang-orang yang berkomunikasi, menuju pencapaian tujuan
bersama (kesamaan makna).
Kincaid mengemukakan, komunikasi adalah proses saling berbagi atau
menggunakan informasi secara bersama danpertalian antara para peserta dalam
proses informasi. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Siporin bahwa,
8
komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih, dan
dalam proses itu terjadi kegiatan-kegiatan member/mengirim, menerima, dan
menanggapi pesan-pesan di antara orang-orang yang berinteraksi.
Berlo dalam bukunya Communication Process mengemukakan komunikasi
sebagai suasana yang penuh keberhasilan jika dan hanya jika penerima pesan
memiliki makna terhadap pesan tersebut dimana makna yang diperolehnya
tersebut sama dengan apa yang dimaksudkan oleh sumber (Berlo). Sedangkan
Myers & Myers mengemukakan pendapatnya tentang komunikasi sebagai titik
pusat kekuatan menyatukan sehingga terjadi koordinasi antara orang-orang dan
karenanya mereka akan bergerak pada suatu tindakan yang terorganisir.
Berdasarkan pernyataan dan definisi tersebut diatas dapat dikemukakan
secara umum bahwa, komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia
mengenai isi fikiran dan perasaannya. Pengungkapan isi fikiran dan perasaan
tersebut apabila mengaplikasikan secara benar dengan etika yang tepat akan
mampu mencegah dan menhindari konflik antar pribadi, antar kelompok, antar
suku, bahkan antar bangsa, sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa.
Perkembangan selanjutnya penyampaian isi fikiran dan atau perasaan oleh
seseorang dalam istilah komunikasi disebut komunikator dan isi fikiran atau
perasaan yang disampaikan dinyatakan sebagai pesan, sedangkan yang menerima
disebut komunikan. Apabila antara komunikator dan komunikan atau sebaliknya
tidak terdapat kesamaan makna karena salah satunya tidak mengerti apa yang
dimaksud isi pesan yang disampaikan, kondisi demikian dinyatakan suasana
9
komunikasi yang belum efektif. Dengan kata lain komunikasi yang berlangsung
tidak komunikatif. Persoalannya adalah bagaimana kiat, keterampilan dan strategi
berkomunikasi agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti, dipahami dan
dilakukan oleh komunikasi persis seperti apa yang ada pada pikiran dan perasaan
komunikator. Untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut terlebih dahulu kita
harus memahami pengertian komunikasi baik secara etimologos maupun
pengertian dan definisi komunikasi itu sendiri, tujuan, fungsi serta proses juga
unsur-unsur komunikasi dan hal-hal mendasar dalam berkomunikasi.
Menelusuri asal kata komunikasi, berasal dari bahasa latin yakni
“communicatio” bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama.
Menurut Gde secara etimologis mendefinisikan, komunikasi sebagai proses yang
membuat suasana berbeda dalam kebersamaan kepada dua orang atau lebih yang
tadinya monopoli satu orang saja.
Pengertian dan asal kata komunikasi tersebut di atas apabila dicirikan
merupakan suatu karakteristik dari makna yang releven dengan komunikasi
manusia, yakni kebersamaan. Dengan demikian pengertian yang berkaitan dengan
komunikasi pada kenyataannya adalah merupakan fenomena sosial. Karena jelas
aspek makna yang fundamental sebagaimana terdapat dalam komunikasi manusia
adalah sifat sosialnya. Kajian lebih mendalam tentang makna bersama tersebut
bukanlah bararti sama, karena konsep tentang kebersamaan itu berbeda-beda
diantara berbagai perspektif. Namun mengupayakan suasana kebersamaan dalam
perbedaan.
10
Apa arti makna dalam komunikasi, bagaimana serta mengapa para
komunikator berbagi makna bersama dalam komunikasi? Untuk menjawab semua
pertanyaan itu dapat dipahami melalui wacana apa yang sedang dibahas untuk
konteks tertentu. Maksudnya adalah menjawabnya ada dalam suatu prspektif yang
digunakan untuk memandang kondisi tersebut. Di samping itu perlu diingat
bahwa suatu perspektif belum tentu akan relevan menurut perspektif yang lain.
Demikian juga pertanyaan tentang apakah suatu jawaban itu benar atau
salah atau cukup baik, juga tidak relevan karena telah disadari bahwa kebenaran
sejati tidak perna menjadi permasalahan, namun justru menemukan daya guna
secara teoritis dan praktis merupakan permasalahannya. Sosialisasi tentang makna
komunikasi, adalah salah satu alternative dalam rangka pemehaman komunikasi.
Karena makna sebagai konsep komunikasi, mencakup lebih daripada sekedar
penafsiran atau pemahaman seorang individu saja.
2. Fungsi Komunikasi
Bertolak dari pengertian dan pemaknaan komunikasi yang telah diuraikan
pada halaman sebelumnya, dapat dinyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar
bagi semua interaksi manusia, termasuk didalamnya interaksi kelompok. Oleh
sebab itu komunikasi dikaitkan memiliki peran dominan dalam kehudupan
manusia, sehingga fungsi komunikasi adalah mencapai tujuan peran tersebut,
yaitu antara lain :
a. Mencapai pengertian satu sama lain;
b. Membina kepercayaan;
c. Mengkoordinir tindakan;
11
d. Merencanakan strategi;
e. Melakukan pembagian pekerjaan;
f. Melakukan aktivitas kelompok; dan
g. Berbagi rasa.
Komunikasi pemerintahan merupakan komunikasi antar manusia (human
communication) yang terjadi dalam konteks organisasi pemerintahan. Karena itu
komunikasi pemerintahan tidak lepas dari kontek komunikasi organisasi dan ia
juga merupakan bagian dari komunikasi organisasi. Arus penyampaian dan
penerimaan pesan dilakukan melalui jaringan yang sifat hubungannya saling
tergantung satu sama lain berdasarkan aturan-aturan formal. Pesan yang
disampaikan dan yang diterima bukan saja berupa informasi, melainkan juga
penyebaran ide-ide (sharing ideas), instruksi (instruction), atau perasaan-perasaan
(feelings) berhubungan dengan tindakan dan kebijakan pemerintah. Melalui
komunikasi pemerintahan, birokrat pemerintah berbagi informasi, gagasan atau
perasaan, dan sikap dengan partisipan komunikasi lainnya yang disebut
komunikan, yaitu aparatur pemerintah untuk internal organisasi dan dunia usaha,
masyarakat dan organisasi- organisasi non-pemerintah untuk eksternal organisasi,
dan sebaliknya.
Bagaimanapun organisasi pemerintahan tidak akan dapat melaksanakan
fungsinya, dan tidak akan dapat mengefisienkan dan mengefektifkan penggunaan
sumber-sumbernya, dan pada akhirnya tidak akan dapat mencapai tujuannya tanpa
komunikasi. Pemahaman tentang peristiwa-peristiwa komunikasi yang terjadi
dalam organisasi pemerintah, seperti apakah pesan diterima dan dilaksanakan
12
dengan benar, memungkinkan organisasi pemerintah mencapai tujuannya sesuai
dengan harapan. Oleh karena itu komunikasi pemerintahan merupakan salah satu
fungsi penting dalam organisasi pemerintahan baik untuk managing staff dan
managing people.
Komunikasi pemerintahan untuk managing staff merupakan komunikasi
internal organisasi dan bertujuan agar pegawai atau staf mengetahui dan
memahami apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakan dan agar eksekutif
pemerintah mendapatkan informasi dari pegawai tentang hasil pelaksanaan
pekerjaan yang kesemuanya bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
pemerintah secara efektif dan efisien. Komuniksi pemerintahan untuk managing
people merupakan komunikasi eksternal organisasi untuk memberikan informasi
tentang berbagai kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan pemerintah kepada
masyarakat, organisasi-organisasi non pemerintah, termasuk komunitas atau
institusi bisnis, sekaligus mendapatkan informasi dari mereka untuk membuat
kebijakan dan peraturan dan juga informasi tentang dampak dari kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah untuk menentukan apakah kebijakan atau peraturan
tersebut dilanjutkan atau dihentikan, direvisi atau dimodifikasi.
3. Pengertian Pemerintahan dan Fungsi Pemerintahan
Secara etimologis kata pemerintahan berasal dari “pemerintah”, kata
pemerintah sendiri berasal dari kata “perintah” yang berarti menyuruh melakukan
sesuatu pekerjaan (Pamuji Hasan, 2010;1)
Pemerintahan dalam arti sempit adalah semua aktifitas, fungsi, tugas dan
kewajiban yang dijalankan oleh lembaga untuk mencapai tujuan Negara.
13
Pemerintahan dalam arti luas adalah semua aktifitas yang terorganisasi yang
bersumber pada kedaulatan, dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara,
rakyat, atau penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan negara.
Pemerintahan juga dapat didefinisikan dari segi struktural fungsional sebagai
sebuah sistem struktur dan organisasi dari berbagai macam fungsi yang
dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk mencapai tujuan Negara (Haryanto,
1997).
Pemerintahan merupakan suatu bentuk organisasi dasar dalam suatu negara.
Tujuan dari pemerintahan harus bersifat mendidik dan memimpin yang diperintah,
ia harus serempak dijiwai oleh semangat yang diperintah, menjadi pendukung dari
segala sesuatu yang hidup diantara mereka bersama, menciptakan perwujudan
segala sesuatu yang diingini secara samar-samar oleh semua orang yang terbaik
dan terbesar.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka terdapat beberapa pernyataan yang
menunjukkan fungsi pemerintahan antara lain : 1) Bersikaf mendidik dan
memimpin yang diperintah artinya pemerintahan yang berfungsi sebagai leader
(pemimpin) dan educator (pendidik). Para pamong, diharapkan dapat memimpin
dan menjadi panutan masyarakat; 2) serempak dijiwai oleh semangat yang
diperintah, artinya pemerintah dapat memahami aspirasi yang berkembang di
masyarakat. Pemerintahan yang baik adalah mengerti apa yang diinginkan dan
menjadi kebutuhan masyarakat; 3) menjadi pendukung dari segala sesuatu yang
hidup diantara mereka barsama artinya pemerintahan sebagai katalisator dan
dinamisator masyarakat. Sebagai katalisator artinya sebagai penghubung bagi
14
setiap kelompok kepentingan di masyarakat. Sedangkan sebagai dinamisator
artinya penggerak segala bentuk kegiatan masyarakat; 4) menciptakan perwujudan
segala sesuatu yang diingini segala samar-samar oleh semua orang artinya
pemerintah harus peka terhadap perubahan yang terjadi di nasyarakat; 5)
melukiskan semua secara nyata dan dituangkan semua dalam kata-kata oleh
orang-orang yang terbaik dan terbesar. Artinya pemerintahan harus merancang
berbagai kebijakan yang dituangkan dalam peraturan-peraturan.
Kemudian kembali kepada fungsi pemerintahan, menurut Van Vollenhofen
(1934) dalam bukunya Staatsrecht ivezee, yang dikutip oleh Salam, pemerintahan
dibagi menjadi empat fungsi yaitu: 1) fungsi besstur atau pemerintahan dalam arti
sempit; 2) fungsi preventive (pencegahan timbulnya pelenggaran-pelanggaran
terhadap tata tertib hukum dalam usahanya untuk memelihara tata tirtib
masyarakat; 3) fungsi peradilan yaitu kekuasaan untuk menjamin keadilan
didalam negara; 4) fungsi regeling yaitu kekuasaan untuk membuat peraturan-
peraturan dalam negara. Sesuai pendapat tersebut pada dasarnya fungsi
Pemerintahan bertujuan terwujudnya kesejahteraan masyarakat yaitu jika
ketertiban, keadilan dan keamanan masyarakat bisa benar-benar terjadi.
C. Model – Model Komunikasi
1. Model Komunikasi dalam Hubungan Kerja
Dalam hubungan kerja dikenal adanya komunikasi informasi dan
komunikasi hubungan kerja. Komunikasi informasi biasanya disampaikan oleh
pimpinan kepada unit-unit kerja dibawahnya melalui kegiatan apel kerja atau
dalam suasana rapat, sedangkan komunikasi hubungan kerja adalah suatu cara
15
dalam penyampaian kegiatan yang harus dilaksanakan dengan tujuan agar
kegiatan tersebut dapat berhasil, secara efesien dan efektif. Walaupun secara tegas
antara kedua bentuk komunikasi itu tidak dapat dibedakan, namun ditinjau dari
sifat dan syaratnya dapat diuraikan berikut ini
Pada komunikasi informasi ide atau gagasan yang disampaikan oleh pihak
pertama bertujuan agar pihak kedua dapat menangkap ide dan gagasan tersebut
dengan pengertian yang sama sebagaimana yang dimiliki oleh pihak pertama.
Dengan perkataan lain komunikasi informasi memiliki sifat agar terdapat
kesesuaian paham antara ide yang disampaikan oleh pihak pertama dengan pihak
kedua sebagaimana gagasan, sehingga tercipta ide yang dimunculkan (Yager
dalam Pace, 2010:202).
2. Model komunikasi horisontal
Bentuk model komunikasi horisontal terdiri dari penyampaian informasi
antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Bahkan bentuk
komunikasi horisontal tertulis cenderung menjadi lebih lazin. Model komunikasi
horisontal paling sering trjadi dalam rapat komisi, interaksi pribadi, selama waktu
istirahat, obrolan ditelefon, memo dan catatan, kegiatan sosial dan lingkaran
kondisi. Lingkaran kualitas adalah sebuah kelompok pekerja sukarela yang bebagi
wilayah tanggung jawab. Yang, penting kelompok ini adalah kelompok kerja
biasa yang membuat atau memperbaiki sebuah produk. Prara anggota kelompok
mengadakan pertemuan setiap minggu untuk berdiskusi, menganalisis dan
mengemukakan gagasan untuk menyemournakan pekerjaan mereka. Mereka
dilatih dalam penggunaan prosedur dan teknik-teknik khusus pemecahan masalah,
16
seperti diagram sebab-akibat, diagram pareto atau grafik lajur yang datanya
disusun menurut urutan kepentingan, histogram, daftar pemeriksaan, dan grafik-
grafik. Pemimpin kelompok dilatih dalam keahlian kepemimpinan, metode
pengajaran orang dewasa, dan teknik-teknik motivasi dan komunikasi. Lingkaran
kualitas umumnya diberi tanggung jawab penuh untuk mengenali dan
memecahkan masalah (Yager dalam Pace, 2010:197).
Hambatan-hambatan pada komunikasi horisontal banyak persamaannya
dengan hambatan yang mempengaruhi komunikasi ke atas dan bawah. Ketiadaan
kepercayaan diantara rekan-rekan kerja, perhatian yang tinggi pada mobilitas ke
atas, dan persaingan dalam sumber daya dapat mengganggu komunikasi pegawai
yang sama tingkatnya dalam organisasi dengan sesamanya.
3. Model komunikasi lintas saluran
Dalam kebanyakan organisasi, muncul keingin pegawai untuk berbagi
informasi melalui batas-batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki
posisi atasan maupun bawahan mereka. Misalnya, bagian-bagian seperti teknik,
peneliti, akunting, dan personalia mengumpulkan data, laporan, rencana
persiapan, kegiatan koordinasi, dan memberi nasehat kepada manager mengenai
pekerjaan pegawai disemua bagian organisasi. Mereka melintasi jalur fungsional
dan berkomunikasi dengan orang-orang yang diawasi dan mengawasi tetapi bukan
atasan bawahan mereka (Davis dalam Pace,2010:197).
4. Model komunikasi informal, pribadi, atau selentingan
Bila pegawai berkomunikasi satu sama lainnya tanpa mengindahkan
posisinya dalam organisasi, faktor-faktor yang mengarahkan aliran informasi lebih
17
bersifat pribadi. Arah informasi kurang stabil. Informasi mengalir keatas,
kebawah, horisontal dan melintasi saluran hanya sedikit kalau ada perhatian dalam
hubungan posisional. Karena informasi informal/personal muncul dari interaksi
diantara orang-orang, informasi ini tampaknya mengalir dengan tidak terduga, dan
jaringannya digolongkan sebagai selentingan (grapevine). Kiasan ini tampaknya
sesuai. Grapevine terlihat tumbuh dan menjalar kesetiap arah, menangkap dan
menyembunyikan buahnya dibawah kerimbunan dedaunan, nyaris menantang
penyelidikan. Informasi yang mengalir sepanjang jaringan kerja selentingan juga
terlihat berubah-ubah dan tersembunyi. Dalam istila komunikasi,
selentingandigunakan sebagai “metode penyampaian laporan rahasia dari orang
keorang yang tidak dapat diperoleh melalui saluran biasa (Stein dalam Pace,
2010:200).
5. Model komunikasi interpersonal
Sebelum membicarakan apa yang dimaksud dengan komunikasi
interpersonal, adalah penting untuk memahami lebih dahulu apa yang dimaksud
dengan komunikasi interpersonal dan peranannya terhadap komunikasi yang lain.
Sesungguhnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi dalam diri sendiri.
Dalam diri kita masing-masing terdapat komponen-komponen seperti sumber,
pesan, saluran penerima dan balikan. Dalam komunikasi interpersonal hanya
seorang yang terlibat. Pesan mulai dan terakhir dalam diri individu masing-
masing. Komunikasi interpersonal mempengaruhi komunikasi dan hubungan
dengan orang lain. (Wenburg dan wilmat dalam muhammad, 1995:159)
mengatakan bahwa persepsi individu tidak dapat dicek oleh orang lain tetapi
semua atribut pesan ditentukan oleh masing-masing individu.
18
6. Model komunikasi umpan balik
Model komunikasi umpan balik adalah suatu elemen yang telah ada dalam
model-model komunikasi yang lebih awal. Akan tetapi, pengembangan teori
dalam bidang ini lebih terbelakang bila dibandingkan elemen-elemen lain. Hampir
seluruh teori komunikasi cenderung menganggap bahwa umpan balik adalah suatu
aliran paralel dari arah yang berlawanan (cf Schramm dalam Jahi, 1988:13).
Komunikasi adalah suatu yang berkaitan dengan siapa yang mengatakan
atau mengemukakan apa, dengan saluran komunikasi apa, kepada siapa, dan
dengan dampak apa (hasil yang dicapai).
Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap
masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa di dalam komunikasi terdapat tiga
fungsi. Yang pertama adalah pengawasan lingkungan. Lalu hubungan dari setiap
bagian sosial yang terpisah yang memberikan respon kepada lingkungan. Dan
yang terakhir adalah transmisi masyarakat dari satu generasi ke generasi lainnya.
7. Model Komunikasi Interaksi (Wilbur Schramm)
Source to encode message ─ reveiver to decode the message, Model linier
berasumsi bahwa seorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja hal ini
merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan – partisipan dalam
proses komunikasi. Oleh karenanya, Wilbur Schraman (1954) mengemukakan
bahwa kita juga mengamati hubungan antara seorang pengirim dan penerima. Ia
mengonseptualisasikan model komunikasi interaksional yang menekankan proses
komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi
berlangsung dua arah : dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada
19
pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu
berlangsung. Pandangan interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang dapat
menjadi baik pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak
dapat menjadi keduanya sekaligus.
Pada komunikasi Interaksi (Wilbur Schramm), sumber dapat menjandi dan
sasaran dapat menjandi balik pesan, berdasarkan pengalaman yang dimilikinya
masing – masing. Bila kedua lingkaran memiliki wilayah bersama yang besar,
maka komunikasi mudah dilakukan. Bila kedua lingkaran itu tidak bertemu
artinya tidak ada pengalaman bersama – sama sehingga komunikasi tidak
berlangsung. Bila wilayah yang berimpit itu kecil artinya pengalaman sumber dan
pengalaman sasaran sangat jauh berbeda maka sangat sulit untuk menyampaikan
makna dari seseorang kepada orang lainnya.
D. Proses Komunikasi Pemerintahan
Seperti komunikasi pada umumnya, maka komunikasi pemerintahan
menunjukkan proses pengiriman dan penerimaan pesan (massages) dari satu pihak
kepada pihak lain melalui cara-cara dan saluran-saluran tertentu dengan harapan
terjadi perubahan perilaku sesuai dengan pesan yang diterima. Jadi tiap
komunikasi pemerintahan adalah hasil dari proses rumit yang meliputi baik
kognisi (thinking) dan perilaku (doing). Oleh karena itu setiap aktivitas
komunikasi harus didasarkan pada elemen-elemen inti yang meliputi: why?, for
whom?, what‟s it about?, when?, how?, which channels? (http://www.corporate
interlinkcom.au/planning.html). Dan pemahaman tentang elemen-elemen dalam
proses komunikasi adalah satu tahap pertama dalam pengembangan pengetahuan
20
tentang komunikasi pemerintahan atau komunikasi di sektor publik. Satu model
umum tentang proses komunikasi pemerintahan diawali oleh pengirim
(administrator atau manajer pemerintah) yang berusaha berkomunikasi dengan
aparatur birokrasi, masyarakat dan organisasi lain.
Untuk itu dipilih seperangkat informasi sebagai pesan yang ingin
dikirimkan (ideation). Ketika hendak mengirim informasi, pengirim
menterjemahkan informasi tersebut dalam bentuk kata-kata, tanda-tanda, atau
lambang-lambang yang tepat yang diharapkan dapat dengan mudah dipahami oleh
penerima dan diharapkan memiliki efek terhadap orang lain. Ekspresi gagasan
atau ide dalam bentuk verbal (lisan dan tulisan), atau nonverbal (bahasa isyarat,
ekpresi wajah, gerakan, atau gambar), disebut pesan (message). Pesan yang
disampaikan dapat berupa kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, peraturan-
peraturan, keputusan-keputusan. Pesan yang sudah disandi (encode) kemudian
disampaikan.
Pesan tersebut dapat disampaikan dengan cara verbal (berbicara untuk
menyampaikan pesan lisan, menulis untuk menyampaikan pesan tulisan); atau
cara nonverbal (menggambar untuk menyampaikan pesan dalam bentuk gambar,
atau melalui tindakan untuk menyampaikan pesan bahasa isyarat). Pesan
disampaikan melalui saluran (channel) yang dianggap lebih efektif. Saluran atau
alat melalui mana pesan disampaikan dapat berupa surat, memo, laporan,
telegram, faksimili, surat kabar, majalah, buku manual, buletin, poster untuk
bentuk tulisan; telepon, interkom, TV, konferensi dan pertemuan, pembicaraan
untuk komunikasi oral. Masing-masing saluran komunikasi tersebut memiliki
21
efektivitas dilihat dari: general available, relatively low cost, high speed,
immediate interaction, dan high impact and attention (Gordon, 1993: 276).
Setelah pesan dikirimkan, maka perhatian dalam proses komunikasi
diarahkan ke penerima pesan (receiver). Satu respon khusus diharapkan oleh
pengirim dari setiap pesan yang disampaikannya. Dalam kontek ini, pertama-tama
penerima melakukan pemaknaan atau interpretasi (decoding) atas pesan yang
diterima, dan baru kemudian ia memberi respons terhadap pesan. Bagaimana
penerima memberi respon terhadap pesan ditentukan oleh pemahaman penerima
atas pesan yang diterimanya. Ketika satu pesan mempunyai efek yang
dikehendaki, bukan suatu persoalan apakah informasi yang disampaikan tersebut
merupakan tindak berbagai informasi atau tidak.
Respon apa yang diberikan oleh penerima menjadi umpan balik, atau
balikan (feedback) bagi pengirim pesan. Atas dasar balikan tersebut, maka
pengirim pesan mungkin mempertimbangkan kembali pesan yang telah
disampaikannya kepeda penerima, mungkin mempertimbangkan saluran yang
dugunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Umpanbalik inilah yang dapat
dijadikan landasan untuk mengevaluasi derajat efektivitas komunikasi. Umpan
balik dari penerima pesan terhadap pesan yang diterimanya dapat disampaikan
dalam bentuk verbal atau nonverbal. Dalam kontek umpan balik, maka penerima
berposisi menjadi pengirim, dan pengirim berposisi menjadi penerima. Jadi
komunikasi pemerintahan pada hakekatnya merupakan proses penyebaran dan
pertukaran informasi di dalam dan dengan luar organisasi. Melalui komunikasi
pemerintahan, maka eksekutif pemerintahan bertukar dan membagi informasi
22
dengan yang lain, yaitu dengan legislatif, dengan staf, dengan pelaku bisnis, dan
dengan masyarakat. Melalui komunikasi, eksekutif pemerintah atau administrator
atau manajer pemerintah bermaksud untuk mempengaruhi sikap (attitude),
pemahaman (understanding), dan perilaku (behavior) birokrasi dan masyarakat.
Dengan demikian, tiap orang yang terlibat dalam penyelenggaraan
pemerintahan demokratis merupakan bagian dari proses komunikasi
pemerintahan, baik sebagai sender di satu waktu, dan di waktu lain ia menjadi
receiver. Bahkan, komunikasi pemerintahan tidak saja sebagai sarana atau alat
bagi pemerintah untuk menyampaikan dan atau menerima informasi tentang suatu
kebijakan publik, misalnya, tetapi juga sebagai sarana memadukan kegiatan-
kegiatan secara terorganisasi dalam mewujudkan kerjasama. Juga merupakan
sarana penyaluran masukan sosial ke dalam sistem sosial, dan sarana
memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi,
sarana untuk mencapai tujuan serta membantu pelaksanaan dan memadukan
fungsi-fungsi manajemen. Adapun fungsi komunikasi dalam suatu organisasi,
termasuk organisasi pemerintah sebagai organisasi nonprofit adalah: fungsi
informatif, regulatif, persuasif, dan integratif. Fungsi informatif berarti,
komunikasi dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi dan kemudian
menyebarkannya kepada pihak yang membutuhkan, baik internal maupun
eksternal. Fungsi regulatif, berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi. Regulasi dibuat melalui proses komunikasi oleh orang-
orang yang berada dalam posisi otoritas pembuat regulasi. Fungsi persuasif
dimaksudkan sebagai suatu cara melalui komunikasi dilakukan persuasi kepada
23
orang lain sehingga mereka menerima pesan dan melaksanakannya dengan cara
sukarela, tanpa paksaan atau dipaksa.
Jaringan komunikasi yang kaku dalam birokrasi pemerintahan era orde
baru ditampilkan dalam jaringan berbentuk U terbalik (scalar chain), sebagaimana
jaringan rantai komando (chain of command) seperti dalam bagan 1. Ini sesuai
dengan ciri-ciri organisasi birokratis: pembagian kerja, struktur hirarkhi, aturan
formal dan prosedur, impersonalitas, karir didasarkan atas prestasi, dan
rasionalitas. Bagaimanapun juga ciri-ciri tersebut berpengaruh besar terhadap
kegiatan komunikasi pemerintahan yang secara khas dianggap sebagai organisasi
yang “mengadopsi” ciri-ciri birokrasi. Komunikasi bentuk ini sangat menekankan
komunikasi vertikal (vertical communication) dengan arus komunikasi dari atas
ke bawah (downward communication) berdasarkan hubungan kekuasaan (power
relationship) dalam hirarkhi organisasional.
Hubungan kerja dalam komunikasi pemerintahan dikenal adanya
komunikasi informasi dan komunikasi penugasan. Yang pertama untuk
menyampaikan informasi saja seperti dalam proses komunikasi pada umumnya,
sedangkan yang kedua adalah cara memberi tugas supaya diselesaikan dengan
efektif dan efisien. Pada komunikasi informasi, info atau ide (buah pikiran)
disampaikan oleh administrator pemerintah kepada aparatur birokrasi. Tujuannya
utamanya ialah agar aparatur birokrasi yang berada di bawah kewenangannya
menangkap informasi dan ide itu dengan pengertian yang sama seperti pengertian
pihak administrator.
Tujuan komunikasi ialah menyampaikan informasi sehingga ada
kesesuaian paham di antara kedua belah pihak Sebaliknya, tujuan komunikasi
24
dalam organisasi pemerintah tidak sekedar menyampaikan informasi (tugas).
Pihak pertama atau administrator pemerintah berkeinginan agar tugas itu
dikerjakan sampai selesai menurut norma dan standar yang berlaku. Komunikasi
tidak berhasil apabila informasi yang dikomunikasikan oleh pihak pertama tidak
dapat ditangkap dan dipahami oleh pihak kedua atau paham yang diperoleh pihak
kedua tidak sesuai dengan paham yang disampaikan kepadanya. Dalam hubungan
kerja biasanya informasi dikomunikasikan untuk digunakan atau diterapkan dalam
bidang kerja pihak kedua. Komunikasi dikatakan berhasil apabila hasil kerja pihak
kedua itu mencerminkan penerapan informasi yang diperolehnya. Kesesuaian
paham dalam hal ini penting sekali. Corson dan Paul mengatakan:
Ada dua arah komunikasi dalam internal organisasi pemerintah: downward
communication atau kemunikasi ke bawah dan upward communication atau
komunikasi ke atas. Komunikasi ke bawah merupakan jaringan komunikasi
dengan arus bergerak dari pimpinan ke bawahan mengikuti hirarki organisasi.
Pesan yang disampaikan umumnya berupa instruksi jabatan atau tugas, cara
mengerjakan tugas, penjelasan prosedur dan kebijakan, misi dan tujuan dan
umpanbalik kepada pegawai. Downward communication berlangsung ketika
orang-orang yang berada pada tataran puncak organisasi mengirim pesan kepada
bawahan. Ia berfungsi:
a. Job instruction, pemberian atau penyampaian instruksi kerja.
b. Job rationale, penjelasan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan
c. Policy and procedures information, penyampaian informasi mengenai
kebijakan- kebijakan dan peraturan-peraturan yang berlaku
25
d. Feedback, memberi balikan tentang kinerja yang dicapai.
e. Motivation, pemberian motivasi untuk bekerja lebih baik.
f. Indoctrination, memberitahukan tujuan organisasi sebagai sesuatu yang harus
dicapai.
Sebaliknya, komunikasi keatas merupakan arus komunikasi mengikuti
jaringan dari bawahan ke pimpinan. Pesan yang disampaikan biasanya berupa
laporan pelaksanaan pekerjaan, keluhan pegawai, sikap dan perasaan pegawai
tentang berbagai hal, pengembangan prosedur dan teknik, informasi tentang
produksi dan hasil yang dicapai. Upward communication terjadi ketika
subordinasi mengirim pesan kepada atasannya. Ia berfungsi sebagai:
a. penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah
dilaksanakan.
b. penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas
yang tidak dapat diselesaikan.
c. penyampaian saran-saran perbaikan.
d. penyampaian keluhan bawahan tentang dirinya sendiri dan pekerjaannya.
Komunikasi pemerintahan dalam good governance menekankan
ketanggapan (responsiveness), transparansi (transparency), partisipasi
(participation), dan akuntabilitas (accountability). Ketanggapan berarti perhatian
manajemen publik harus secara konstan, intensif, dan cepat terhadap informasi
yang disampaikan secara langsung oleh warga baik kepada birokrasi maupun
melalui legislator atau politisi transparansi berarti memberi informasi secara
benar, jujur dan adil; partisipasi berarti masyarakat diikutsertakan memberi
informasi dalam membuat kebijakan dan berjalannya kontrol sosial; dan
26
akuntabilitas menunjukkan suasana pemerintahan yang bertanggungjawab atas
informasi kebijakan dan penyelenggaraan pemerintahan.
Informasi-informasi yang penting dalam good governance ialah informasi
sektor publik berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan, hukum, dan
administrasi; informasi sektor dunia usaha yang berhubungan dengan
pengembangan potensi ekonomi; dan informasi sektor sosial yang berhubungan
dengan kegiatan- kegiatan sosial dan ekonomi yang tidak dijangkau oleh institusi
publik dan bisnis. Jadi komunikasi eksternal menunjukkan adanya komunikasi
antar pemerintah, masyarakat dan sektor swasta dalam berbagai tindakan-tindakan
pemerintah (seperti: regulasi, kebijakan) yang dibuat dan dilaksanakan oleh
birokrasi pemerintah dalam kaitannya dengan kepentingan publik atau masyarakat
dan dunia usaha.
Komunikasi eksternal berhubungan dengan penyampaian pesan seperti
kebijakan, peraturan perundang-undangan, oleh pemerintah kepada masyarakat.
Feedback-nya adalah berbagai kritik atas berbagai kebijakan dan peraturan-
peraturan yang diberikan oleh masyarakat dan institusi bisnis kepada pemerintah.
Hal penting diperhatikan yang mempengaruhi dan atau mengganggu komunikasi
antara pemerintah dan masyarakat dan dunia usaha ialah faktor lingkungan,
seperti: politik, ekonomi, sosial dan budaya, hukum, dan geografi dari suatu
negara.
E. Inovasi
Istilah penemuan dapat diterjemahkan menjadi (discovery), (invention),
ataupun (innovation). Discovery biasa diartikan sebagai penemuan sesuatu yang
sudah ada, tetapi belum dikenal oleh suatu masyarakat tertentu. Misal: Columbus
27
sebagai warga masyarakat Eropa menemukan Benua Amerika. Invention biasa
diartikan sebagai penemuan sesuatu yang sama sekali baru bagi warga masyarakat
manapun. Misal: Edison menemukan listrik. innovation biasa diketengakan dalam
sangkut paut dengan usaha mencari pemecahan masalah. Cara konvensional atau
tradisional dirasakan memberi pemecahan yang tidak sesuai lagi dengan konteks
tertentu, sehingga dituntut munculnya suatu pemecahan baru. Predikat baru untuk
penemuan dalam artian inovasi, tidak berlaku bagi semua system social. Inovasi
selalu bersangkut-paut dengan konteks social tertentu dan dalam kurun waktu
tertentu. Dengan system komunikasi yang sangat luas jangkauannya seperti
sekarang ini, inovasi dapat berlaku bagi suatu social yang sangat luas, dan bukan
mustahil seluruh dunia menjadi satu satuan sosial, yang berada dalam suatu
konteks dan satu kurun waktu.
Secara substantif, inovasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Inovasi berupa wawasan/konsep/teori baru,
2. Inovasi berupa produk teknologi baru,
3. Dan inovasi berupa struktur serta fungsi baru.
Penemuan teknologi computer mendorong berkembangnya konsep
penelitian yang lebih luas dan dan mengubah fungsi para peneliti. Perubahan
struktur politik di Indonesian pada tahun 1945, mendorong berkembangnya
wawasan demokratik di banyak bidang. Pada suatu masyarakat, mula-mula
muncul inovasi berupa wawasan, pada masyarakat lain mungkin muncul
teknologi, dan pada masyarakat lain mungkin muncul restrukturisasi dan
refungsionalisasi. Hubungan ketiganya bersifat timbale balik, dan ketiganya
mendorong terjadinya perubahan sosial.
28
F. Akselerasi
Sebuah buku mengenai komunikasi organisasi harus mempertimbangkan
setidaknya dua konsep dasar organisasi dan komunikasi. Pengetahuan mutakhir
kita mengenai komunikasi organisasi telah berkembang beberapa decade; baik
akademisi ataupun praktisi dari berbagai perspektif telah menganalisis dan
membuat teori mengenai organisasi dan komunikasi. Seperti yang anda liat, studi
komunikasi organisasi adalah studi mengenai cara orang memandang objek-objek,
juga studi mengenai objek-objek itu sendiri.
Kepustakaan tradisional mengenai bidang ini menekankan bahwa
komunikasi dan keberhasilan organisasi berhubungan. Memperbaiki komunikasi
organisasi berarti memperbaiki organisasi. Pandangan tersebut menyarankan hal-
hal berikut:
a. Terdapat unsur-unsur universal yang membentuk suatu organisasi ideal.
b. Unsur-unsur universal ini dapat ditemukan dan digunakan untuk mengubah
suatu organisasi.
c. Unsur-unsur ini dan cara unsur-unsur ini digunakan “mengebabkan” atau
setidaknya memproduksi hasil.
d. Organisasi yang berfungsi baik mengandung campuran yang pas dan
menggunakan unsur-unsur ini.
e. Unsur-unsur ini berkaitan dengan hasil organisasi yang diharapkan.
f. Komunikasi adalah satu dari unsur-unsur organisasi.
G. Kerangka Pikir
Model Komunikasi organisasi lebih daripada sekedar apa yang dilakukan
orang-orang. Komunikasi organisasi adalah suatu disiplin studi yang dapat
29
mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat. Meskipun kita mengakui nilai
keberadaan teoretisi, praktisi, dan pengkritik, dalam suatu pengantar semua
kebutuhan tidak dapat dibahas secara merata. Inovasi akselerasi desa mandiri ini
dimasukkan dalam salah satu dari inovasi agar desa-desa yang terpencil bisa
berkembang, untuk mewujudkan desa berkembang atau mandiri tidaklah mudah,
banyak faktor yang mempengaruhi, dan faktor tersebut digolongkan menjadi dua
yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat.
Gambar Kerangka Fikir
H. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah bagaimana pencapaian peran Model
Komunikasi Pemerintah Daerah dalam Pelembagaan Akselerasi Desa mandiri di
Kabupaten Bantaeng.
Model Komunikasi
Pemerintahan Daerah
Sosialisasi:
-
-
-
Inovasi Akselerasi
Desa Mandiri
Advokasi:
-
-
-
Pelatihan:
-
-
-
30
I. Definisi Fokus
1. Komunikasi pemerintahan merupakan komunikasi antar manusia (human
communication) yang terjadi dalam konteks organisasi pemerintahan.
Karena itu komunikasi pemerintahan tidak lepas dari kontek komunikasi
organisasi dan ia juga merupakan bagian dari komunikasi organisasi. Arus
penyampaian dan penerimaan pesan dilakukan melalui jaringan yang sifat
hubungannya saling tergantung satu sama lain berdasarkan aturan-aturan
formal.
2. Sosialisasi tentang akselerasi Desa mandiri nbagaimana peran pemerintah
daerahdalam menyampaikan apa saja yang terkait tentang akselerasi desa
mandiri.
3. Advokasi terhadap desa yaitu pendampingan terhadap kasus yang terkait
dengan upaya akselerasi desa mandiri.
4. Pelatihan akselerasi desa mandiri merupakan suatu bentuk pemberian
berbagai macam pemahaman tentang bagaimana seharusnya pemerintah
daerah bila dihadapkan dengan kondisi desa yang kurang berkembang.
5. Faktor penghambat adalah faktor yang dapat mempengaruhi dalam
pelaksanaan akselerasi desa mandiri sehingga tidak dapat terlaksana
dengan baik.
6. Faktor pendukung adalah faktor yang dapat menunjang terlaksananya
akselerasi desa mandiri sehingga dapat terlaksana dengan baik.
7. Akses, dalam arti kesamaan hak dalam mengakses sumberdaya-
sumberdaya produktif di dalam lingkungan.
31
8. Manfaat, yaitu bahwa setiap masyarakat desa berhak menikmati hasil
pemanfaatan sumberdaya atau pembangunan secara bersama dan setara
9. Partisipasi, yaitu keikutsertaan dalam mendayagunakan aset atau
sumberdaya yang terbatas tersebut.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah dua bulan, mulai awal bulan nopember sampai
akhir bulan desember adapun lokasi penelitian bertempat di Kelurahan Bonto
Sunggu, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng. Pemilihan lokasi ini
didasarkan pada adanya kondisi dimana terlaksananya sosialisasi model
komunikasi tentang akselerasi desa mandiri belum optimal karena masih banyak
masyarakat dilokasi penelitian yang belum diberikan pendampingan atau
pelatihan tentang cara pengembangan desa agar menjadi desa mandiri.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu
penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata
dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara
antara peneliti dan informan.
Peneliti kualitatif bertolak dari filsafat kontruktivisme yang berasumsi
bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran
pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh individu-individu. Penelitian
kualitatif diajukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut
perspektif partisipan.
33
2. Tipe Penelitian
Grounded research adalah suatu metode penelitian yang mendasari diri
kepada fakta dan menggunakan analisa perbandingan bertujuan untuk
mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori
dan mengembangkan teori dimana pengumpulan data dan analisa data berjalan.
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau
tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh
dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data
ini untuk mendapatkan informasi langsung dari Kantor Dinas Daerah Kabupaten
Bantaeng, serta dari masyarakat desa setempat.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai
macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula
rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai organisasi,
lampiran-lampiran dari badan resmi seperti kementerian-kementerian, hasil-hasil
studi, tesis, hasil survey, studi histori, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data
sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah
dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pegawai kantor dinas Daerah
Kabupaten Bantaeng.
34
D. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah kepala bidang Kantor Dinas Daerah untuk
memberikan informaasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian.
Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang
akan diteliti. Informan pada penelitian ini yaitu :
Tabel. I. Informan Penelitian
No Informan Jabatan Jumlah
1 Kepala bidang Kantor Dinas Daerah Kapala bidang 1 orang
2 Staf bidang Kantor Dinas Daerah Staf bidang 2 orang
3 Masyarakat Masyarakat 3 orang
4 Masyarakat yang mengikuti pelatihan Perwakilan
kelompok / ketua
3 orang
Total informan penelitian 9 orang
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam
penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data
dan agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang
sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
a. Observasi
Obeservasi adalah cara pengambilan data dengan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan sehari-hari,
kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi ini digunakan
untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematis tentang bagaimana
peran Pemerintah Daerah dalam mewujudkan akselerasi Desa mandiri di
kelurahan Bonto Sunggu, kecamatan Bissappu, kabupaten bantaeng.
35
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujan penelitian
dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si
penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara).
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa intruksi, majalah,
bulletin, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat, dan berita yang disiarkan
oleh media massa.
F. TeknikAnalisis Data
a. Tahap Reduksi Data
Seorang peneliti dituntut memiliki kemampuan berfikir sensitif dengan
kecerdasan, keluasan serta kedalaman wawasan yang tertinggi. Berdasarkan
kemapuan tersebut peneliti dapat melakukan aktivitas reduksi data secara mandiri
untuk mendapatkan data yang mampu menjawab pertanyaan penelitian.
b. Tahap Penyajian Data
Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau
penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan di analisis sebelumnya,
mengingat bahwa peneliti kualitatif banyak menyusun teks naratif. Display adalah
format menyajikan informasi secara sistematik kepada pembaca. Miles dan
Huberman (1984) memperkenalkan dua macam format, yaitu : diagram konteks
(context chart) dan matriks.
36
c. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah selanjutnya adalah tahap penarikan kesimpulan berdasarkan
temuan dan melakukan verifikasi data. Seperti dijelaskan di atas bahwa
kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah
bila ditemukan bukti-bukti baru yang mendukung tahap pengumpulan data
berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut verifikasi
data.
G. Pengabsahan Data
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif .
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik bermakna data yang dipeoleh di uji keakuratan dan
ketidak akuratannya dengan menggunakan teknik tertentu.
c. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara
dilakukan.