mkjl
DESCRIPTION
MKJLTRANSCRIPT
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pekerjaan konstruksi jalan raya, penggunaan lapis resap pengikat
dan lapis perekat ini sangat familiar, terutama untuk jalan – jalan utama dengan
kualitas yang bagus. Sedangkan untuk jalan – jalan minor seperti di pedesaan
maupun di komplek perumahan jarang digunakan walaupun ada juga yang
menggunakannya. lapis resap pengikat (prime coats) adalah lapisan ikat yang
diletakkan di atas lapis pondasi agregat, sedangakn lapis perekat (tack coats)
diletakkan di atas lapisan beraspal atau lapis beton semen. Pemasangan lapis resap
pengikat atau lapis perekat dilaksanakan setelah permukaan lama dibersihkan
dengan compressor udara atau sikat mekanis sehingga tekstur perkerasan lama
terlihat jelas (pada pekerjaan overlay).
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan lapis pondasi, prime coat, lapis
permukaan, dan tack coat?
2. Bagaimana tahapan pekerjaan dalam pelaksanaan lapis pondasi, prime
coat, lapis permukaan, dan tack coat?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan lapis pondasi,
prime coat, lapis permukaan, dan tack coat.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan pekerjaan dalam pelaksanaan lapis
pondasi, prime coat, lapis permukaan, dan tack coat.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada laporan ini seperti berikut ini: Bab I berisi
tentang pendahuluan; Bab II berisi tentang isi; dan Bab III berisi tentang penutup.
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 2
BAB II
ISI
2.1 Lapis Pondasi
2.1.1 Lapis Podasi Bawah (sub-base course)
Lapisan Pondasi Bawah adalah bagian lapisan perkerasan antara lapisan
pondasi atas dan tanah dasar. Lapisan ini berfungsi sebagai berikut:
1. Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban roda ketanah
dasar;
2. Effisiensi penggunaan material. Material pondasi bawah relatif murah
dibandingkan dengan lapisan diatasnya;
3. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal;
4. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul dipondasi;
5. Lapis pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
Material yang digunakan untuk lapisan pondasi bawah umumnya harus
nilai CBR minimum 20% dan indeks lastisitas (PI) < 10%. Biasa di Indonesia
lapisan ini memakai lapisan pasir dan batu (Sirtu) kelas A, B atau kelas C atau
tanah/lempung kepasiran. Selain itu dapat pula digunakan stabilitas agregat atau
tanah dengan semen atau kapur.
(http://atadroe88.blogspot.com/2011/11/sekilas-tentang-lapisan-pondasi-
bawah.html)
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 3
2.1.2 Lapis Pondasi Atas (base course)
Lapisan pondasi atas adalah bagian lapisan perkerasan jalan yang terletak
antara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah. Lapisan ini berfungsi sebagai
berikut:
1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dalam
menyebarkan beban ke lapisan bawahnya;
2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah;
3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
(http://atadroe88.blogspot.com/2011/11/sekilas-tentang-lapisan-pondasi-
bawah.html)
Syarat-syarat untuk material Lapisan Pondasi Atas adalah:
1. Mutu bahan harus sebaik mungkin dimana tidak mengandung kotoran
lumpur, bersisi tajam dan kaku;
2. Susunan gradasi harus merupakan susunan yang rapat, artinya butiran
batuan harus mempunyai susunan gradasi yang saling mengisi antara
butiran agregat kasar, agregat sedang dan agregat halus sehingga rongga
semakin kecil;
3. Material yang digunakan untuk lapisan pondasi atas haruslah awet dan
kuat dan mempunyai nilai CBR > 50% dan indeks plastisitas (PI) < 4%.
Lapisan Pondasi Atas ini di Indonesia biasanya menggunakan batu pecah
kelas A, B, atau C, Lapen (Penetrasi Macadam), atau stabilitas agregat dengan
semen atau aspal. Terkadang pula pada lapisan ini digunakan lapisan AC Base
(Asphalt Concrete Base) bila pada di bagian surface masih ada dua lapisan lagi
seperti AC-BC (Asphalt Concrete-Binder Course) dan AC-WC (Asphalt
Concrete-Wearing Course).
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 4
2.2 Lapis Resap Pengikat (prime coat)
Bahan lapis resap pengikat umumnya adalah aspal dengan penetrasi
80/100 atau penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang
digunakan berkisar antara 0,4 sapai dengan 1,3 liter/ m2 untuk lapis pondasi
agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen. Setelah
pengeringan selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap kedalam
lapis pondasi. lapis resap pengikat yang berlebih dapat mengakibatkan pelelehan
(bleeding) dan dapat menyebabkan timbulnya bidang geser, untuk itu pada daerah
yang berlebih ditabur dengan pasir dan dibiarkan agar pasir tersebut diselimuti
aspal.
Kegunaan dari prime coat adalah untuk :
Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran
aspal.
Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat jika dilewati kendaraan
sebelum dilapis dengan campuran aspal.
Menjaga lapis podasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya hujan,
sehingga air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat yang bisa saja
menyebabkan kerusakan struktur jalan.
Bahan Lapis Resap Pengikat :
Aspal emulsi reaksi sedang (medium setting) atau reaksi lambat (slow
setting) yang memenuhi SNI 03-4798-1998. Umumnya hanya aspal emulsi
yang dapat menunjukkan peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa
pengikat yang disetujui. Aspal emulsi harus mengandung residu hasil
penyulingan minyak bumi (aspal dan pelarut) tidak kurang dari 60 % dan
mempunyai penetrasi aspal tidak kurang dari 80/100. Direksi Pekerjaan
dapat mengijinkan penggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan
perbandingan 1 bagian air bersih dan 1 bagian aspal emulsi dengan syarat
tersedia alat pengaduk mekanik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70, memenuhi AASHTO M20,
diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak tanah yang
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 5
digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, setelah
percobaan di atas lapis pondasi atas yang telah selesai sesuai dengan Pasal
6.1.4.(2). Kecuali diperintah lain oleh Direksi Pekerjaan, perbandingan
pemakaian minyak tanah pada percobaan pertama harus dari 80 – 85
bagian minyak per 100 bagian aspal semen (80 pph – 85 pph) kurang lebih
ekivalen dengan viskositas aspal cair hasil kilang jenis MC-30).
Pemilihan jenis aspal emulsi yang digunakan, kationik atau anionik, harus
sesuai dengan muatan batuan lapis pondasi. Gunakan aspal emulsi kationik
bila agregat untuk lapis pondasi adalah agregat basa (bermuatan negatif)
dan gunakan aspal emulsi anionik bila agregat untuk lapis pondasi adalah
agregat asam (bermuatan positif). Bila ada keraguan atau bila bila aspal
emulsi anionik sulit didapatkan, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan
untuk menggunakan aspal emulsi kationik.
Bilamana lalu lintas diijinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka
harus digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil pengayakan
kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau
lunak, bahan kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen
harus lolos ayakan ASTM 3/8” (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen
harus lolos ayakan ASTM No.8 (2,36 mm).
2.3 Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan
beban roda kendaraan. Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
1. Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
2. Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapis aus).
3. Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke
lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
4. Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat
dipikul oleh lapisan di bawahnya.
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 6
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus
(wearing course) di atas lapis permukaan tersebut.
Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk
mencegah masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid resistance)
permukaan jalan. Lapis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
(http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/lapis-pondasi-jalan-dengan-
agregat.html)
2.4 Lapis Perekat (tack coat)
Lapis perekat berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama
dengan baru, dan dipasanag pada permukaan beraspal atau beton semen yang
kering dan bersih. Bahan lapis perekat adalah aspal emulsi yang cepat menyerap
atau asapal keras pen 80/100 atau pen 60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30
bgian minyak tanah per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar 0,15
liter/m2 samapai 0,50 liter /m
2. Lebih tipis dibandingkan dengan pemakaian lapis
resap pengikat.
Banyak pendapat yang berbeda mengenai kapan penghamparan campuran
aspal dapat dilakukan. Ada yang berpendapat bahwa penghamparan bias
dilakukan dengan segere meskipun proses pengeringan belum sepenuhnya selesai,
ada juga yang berpendapat bahwa harus menunggu lapisan lapis perekat ini kering
terlebih dahulu, baru bias dilakukan penghamparan campuran aspal. Tetapi
kenyataan dilapangan banyak menggunakan pendapat yang pertama.
(http://www.ilmusipil.com/cara-memasang-lapis-resap-pengikat-dan-lapis-
perekat)
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 7
2.5 Metode Pelaksanaan
2.5.1 Lapis Pondasi
a. Lapis Pondasi Bawah (Sub-base Course)
Terlebih dahulu kita tentukan lagi patok- patoknya. Untuk mencapai
ketebalan yang dikehendaki. Titik yang diperlukan minimum : 5 titik menurut
potongan melintang (X – section) dan dengan jarak maksimum 25 meter menurut
potongan memanjang atau profil.
Cara penghamparan :
Setelah selesai pemasangan patok- patok untuk menentukan ketinggian/
ketebalannya maka kita dapat mendatangkan material sub-base ini kelapangan.
Patok- patok itu dipasang harus cukup kuat, dan kita lindungi sekelilingnya
dengan material sub-base tersebut ± ø 30 cm.
Cara pemadatan:
Prinsip pemadatan harus dimulai dari pinggir/ dari rendah ke tengah
/tinggi. Setelah kita ratakan permukaan dengan motor grader. Pemadatan pertama
kita laksanakan dengan road roller (MacAdam Roller atau Tandem Roller).
Selanjutnya dengan Tire Roller dimana sambil ikut memadatkan pada waktu/
keadaan memerlukan sambil menyiram.
Untuk menyelesaikan pemadatan kita pakai sebaiknya Mac Adam Roller.
Sudah cukup padat, melihat dengan pandangan mata pertama kali (pengalaman).
Sebelumnya meneruskan pekerjaan selanjutnya mencetak elevasi (oleh surveyor)
dan kepadatan. Density Test oleh Soil Material Enginer/ Laboratorium.
Apabila sudah memenuhi syarat untuk hal kedua ini (elevasi dan kepadatannya)
secara tertulis baru dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya/ base course.
b. Lapis Pondasi Atas (Base Course)
Seperti yang diuraikan pada pekerjaan sub-base course, pekerjaan base
course prinsipnya sama saja. Yaitu:
a. Permukaan sub- base course harus sudah rata dan padat.
b. Dipasang patok-patok untuk pedoman ketinggiannya (dalam arah
melintang 5 titik dan arah memanjang dengan jarak maksimal
setiap 25 m) sesuai dengan station X-section.
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 8
c. Dengan mengetahui volume dari truck, maka didapatkan setiap
jarak tertentu volumenya yang diperlukan.
d. Toleransi ketinggian diambil ± 1 cm, dimana menurut pengalaman
waktu pengamparannya dilebihkan dari tinggi yang diperlukan
Ump. : tebal 15 cm padat, sebelum dipadatkan kita ampar tebalnya
16.5- 17.50. Ini jangan lupa bahwa lebih kering akan banyak susut/
turunnya daripada materialnya basah. Menurut pengalaman dengan
cara itu kita telah mendapatkan ketinggian dalam ketentuan
(toleransi) dan mengurangi segregation.
e. Sesudah tersedia dilapangan kerja dengan volume yang diperlukan
barulah kita apreading/ampar dan grading/ratakan, sesudah rata
kelihatannya baru kita padatkan, pertama dengan Mac Adam Roller
atau Tandem Roller, dimana biasanya dapat dilihat mana yang
rendah dan tinggi perlu kita tambah/kurangi. Setelah kira-kira rata
lagi baru selanjutnya kita padatkan pakai Tire Roller sambil
disiram. Untuk finishing, lebih baik dipadatkan pakai Mac Adam
Roller lagi.
f. Setelah rata dan padat tentu dengan pengecekan oleh surveyor
(Check level/permukaan) dan kepadatannya oleh Soil Material
Enginer (Density test) dengan data tertulis, baru pekerjaan
selanjutnya dilanjutkan ke pekerjaan Prime-Coat.
2.5.2 Lapis Resap Pengikat (prime coat)
Pemasangan lapis resap pengikat digunakan alat asphalt distributor.
Asphalt Distributor adalah truk atau kendaraan lain yang dilengkapi dengan aspal,
pompa, dan batang penyemprot. Umumnya truk dilengkapi juga dengan pemanas
untuk menjaga temperatur aspal dan juga penyemprot tangan (hand sprayer).
Hand sprayer digunakan untuk daerah - daerah yang sulit dicapai dengan batang
penyemprot.
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 9
Sebagai mana disebut diatas, apabila pekerjaan prime coat ini akan
dilaksanakan, base course nya harus betul-betul sudah memenuhi syarat yang
dikehendaki, baik ketinggiannya maupun kepadatannya.
Sesudah itu kita harus menjaga hal seperti berikut ini :
a. Permukaan harus bersih dari kotoran dan debu, serta kering. Alat untuk
membersihkan adalah kompresor, sapu lidi, dan karung goni, power brom,
atau power blower.
b. Pemakaian alat-alat ini melihat pada keadaan dari kotoran/debu yang
melekat pada permukaan base-course tersebut. Mungkin pada sapu lidi
dan karung goni saja sudah cukup, dan ada kalanya harus dipakai
kompresor dahulu baru dengan sapu dan karung goni, prinsip harus bersih
dari debu dan kotoran dan material yang terlepas harus dibuang.
c. Setelah ini selesai baru kita mempersiapkan untuk prime-coating yang
dipersiapkan ialah alat- alatnya (distributor kecil), dan alat penarik (Tire
Roller) atau distributor (besar), juga disebut distributor- car distributor.
Tentu semua alat ini telah diperiksa baik dan berjalan lancar.
d. Untuk memenuhi banyaknya yang dikehendaki tentu sebelumnya melalui
beberapa kali percobaan dengan dasar pedoman dari yang sudah diketahui
sebelumnya. Panas/temperature, kecepatan, menentukan volume yang
keluar, jarak nozel dengan permukaan base-course menentukan ratanya
disamping juga ikut menentukan volume tersebut.
e. Untuk pengontrolan mendapatkan volume yang dikehendaki itu, walaupun
sudah ada patokan/pedoman dasar selalu setiap pelaksanaan tenaga
bahagian laboratorium (Soil Material Engineer) harus hadir untuk
mengecek dilapangan (cara timbangan). Sesudah selesai dengan sempurna,
dengan menunggu kering lebih dahulu baru pekerjaan selanjutnya lapis
permukaan dilaksanakan.
f. Umumnya sesudah ± 48 jam sudah cukup kering, dan pekerjaan surface
course siap dilaksanakan.
g. Cepat dan lambatnya kering itu dipengaruhi oleh cuaca/panas matahari dan
tebalnya lapisan dari prime coat tersebut.
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 10
2.5.3 Lapis Permukaan (surface course)
Sebagaimana yang telah diuraikan tadi, pekerjaan lapis permukaan baru
dapat dilaksanakan apabila prime-coat telah memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Harus sudah kering.
b. Permukaan prime-coat itu bersih dari kotoran/debu.
Apa yang kita perlukan/perhatikan?
Sesudah kita mengetahui beberapa lebar jalan yang akan dilaksanakan kita
pakai form (bentuk atau mal)
Gunanya adalah :
a. Mendapatkan bentuk yang dikehendaki.
b. Yang lebih penting sewaktu kita memadatkan asphalt concrete tidak
lari/bergeser keluar daerah yang kita perlukan.
c. Apabila area/daerah yang kita akan laksanakan tersebut sudah selesai/
memenuhi syarat kita akan beralih pada alat- alatnya.
Tebal asphalt concrete :
a. Ini tergantung perencanaan.
b. Penghamparan tebalnya sebelum dipadatkan biasanya dihampar ± 25%
dari tebal yang diperlukan.
c. Sebelum memulai penghamparan, finisher disetel/diatur sedemikian
rupa, supaya dapat asphalt concrete yang kita perlukan.
d. Finisher itu dapat diatur untuk tebal dan kemiringan/slope yang kita
perlukan.
e. Asphalt concrete dapat dipakai/dihampar setelah sampai dilapangan
harus utuh/tidak basah (yang mungkin dalam perjalanan ditimpa air
hujan) dan panasnya memenuhi syarat (spesifikasi) Ump. , dengan
adanya jarak lapangan kerja A.M.P (Produksi Asphalt Concrete) tentu
akan ada penurunan/ perubahan panas. Dalam pengalaman setiap jarak
ditempuh ± 1 jam perjalanan penurunan panas adalah .
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 11
Pemadatan :
Sewaktu penghamparan mungkin saja terjadi pada tempat- tempat tertentu
kurang rata, maka perlu ditambah pengamparan cukup dengan tenaga manusia.
Memulai pemadatan dilaksanakan telah cukup tersedia areanya dan panas-panas/
temperature dari asphalt concrete sesudah dihampar. Sewaktu pemadatan roda
roller harus disiram air secukupnya.
Cara pemadatan :
a. Apabila pertama ½ dari lebar jalan belum ada asphalt concrete
pemadatannya dilakukan secara berturut- turut sebagai berikut:
Pada sambungan melintang/transverse joints.
Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)
Dari bagian terendah kebagian tinggi sewaktu pemadatan pertama.
Pemadatan kedua urutannya sama dengan pemadatan pertama.
Pemadatan terakhir pun sama dengan pertama dan kedua
urutannya.
b. Apabila dibagian lain (½ jalan) sudah ada asphalt concrete nya
pemadatan dilaksanakan sebagai berikut:
Pada sambungan melintang (transverse joints)
Pada sambungan memanjang (4 center line)
Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)
Dari bagian terendah kebahagiaan yang tinggi sewaktu pemadatan
pertama.
Pemandangan ke dua sama urutannya dengan pemadatan pertama.
Pemadatan terakhir pun sama dengan pemadatan pertama dan
kedua urutannya.
(http://zanius.blogspot.com/2012/03/perkerasan-jalan.html)
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 12
2.5.4 Lapis Perekat (tack coat)
Pemasangan lapis perekat digunakan alat asphalt distributor. Asphalt
Distributor adalah truk atau kendaraan lain yang dilengkapi dengan aspal, pompa,
dan batang penyemprot. Umumnya truk dilengkapi juga dengan pemanas untuk
menjaga temperatur aspal dan juga penyemprot tangan (hand sprayer). Hand
sprayer digunakan untuk daerah - daerah yang sulit dicapai dengan batang
penyemprot.
Sebelum dilakukan pemasangan harus dipastikan bahwa daerah yang akan
disemprot bebas dari kotoran dan debu – debu lalu asphalt distributor harus
dikalibrasikan terlebih dahulu, seperti sudut nozel, ketinggian dan kecepatan
kendaraan. Ketinggian batang penyemprot diatur sedemikian rupa disesuaikan
dengan jarak nozel agar diperoleh penyemprotan yang tumpang tindih sebanyak 2
– 3 kali. Penyemprotan dilakukan secara merata sepanjang jalan. Agar tidak
menggangu pekerjaan, pastikan pelaksana mengalihkan arus lalu lintas jika dirasa
perlu.
Bahan Lapis Perekat :
a. Aspal emulsi reaksi cepat (rapid setting) yang memenuhi ketentuan SNI
03-6932-2002 atau SNI 03-4798-1998. Direksi Pekerjaan dapat
mengijinkan penggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan
perbandingan 1 bagian air bersih dan 1 bagian aspal emulsi dengan syarat
tersedia alat pengaduk mekanik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b. Aspal semen Pen.60/70 atau Pen.80/100 yang memenuhi ketentuan
AASHTO M20, diencerkan dengan 25 - 30 bagian minyak tanah per 100
bagian aspal (25 pph – 30 pph).
c. Aspal emulsi modifikasi reaksi cepat (rapid setting) harus bahan latex
dengan kandungan karet kering minimum 60 %. Kadar bahan modifikasi
dalam aspal emulsi haruslah 2-3 % terhadap berat residu aspal. Dalam
kondisi apapun, aspal emulsi modifikasi tidak boleh diencerkan di
lapangan. Aspal emulsi modifikasi reaksi cepat (rapid setting, CRS-1)
yang digunakan harus memenuhi Tabel 6.1.2(1).
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 13
d. Bila lapis perekat dipasang di atas lapis beraspal atau berbahan pengikat
aspal, gunakan aspal emulsi kationik. Bila lapis perekat dipasang di atas
perkerasan beton atau berbahan pengikat semen, gunakan aspal emulsi
anionik. Bila ada keraguan atau bila bila aspal emulsi anionik sulit
didapatkan, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk menggunakan
aspal emulsi kationik.
(Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi 6)
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lapis pondasi terbagi menjadi 2, yaitu lapis pondasi bawah (sub-base
course) dan lapis pondasi atas (base course). Lapisan pondasi bawah (sub-base
course) adalah bagian lapisan perkerasan antara lapisan pondasi atas dan tanah
dasar yang berfungsi sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang
menyebarkan beban roda ketanah dasar, effisiensi penggunaan material karena
material pondasi bawah relatif lebih murah dibandingkan dengan lapisan
diatasnya, serta mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal. Lapisan
pondasi atas (base course) adalah bagian lapisan perkerasan jalan yang terletak
antara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah, lapisan ini berfungsi sebagai
bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dalam
menyebarkan beban ke lapisan bawahnya, sebagai lapisan peresapan untuk lapisan
pondasi bawah, serta sebagai bantalan terhadap lapisan permukaan. Prime coat
adalah suatu lapisan yang berfungsi sebagai pemberi daya ikat antara lapis
pondasi agregat dengan campuran aspal, mencegah lepasnya butiran lapis pondasi
agregat jika dilewati kendaraan sebelum dilapis dengan campuran aspal, serta
menjaga lapis podasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya hujan, sehingga air
tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat yang bisa saja menyebabkan
kerusakan struktur jalan. Lapisan permukaan (surface course) adalah lapisan yang
bersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan. Tack coat adalah suatu
lapian yang berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama dengan baru,
dan dipasang pada permukaan beraspal atau beton semen yang kering dan bersih.
3.2 Saran
Pelaksanaan konstruksi jalan harus sesuai dengan standard an acuan teknis
yang beraku, sehingga didapat kualitas jalan yang diinginkan. Karena kualitas
jalan ditentukan dengan mutu bahan serta metode pelaksanaan yang di syaratkan
pada ketentuan.
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 15
DAFTAR PUSTAKA
(Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi 6)
(http://atadroe88.blogspot.com/2011/11/sekilas-tentang-lapisan-pondasi-
bawah.html)
(http://atadroe88.blogspot.com/2011/11/sekilas-tentang-lapisan-pondasi-
bawah.html)
(http://www.ilmusipil.com/cara-memasang-lapis-resap-pengikat-dan-lapis-
perekat)
(http://zanius.blogspot.com/2012/03/perkerasan-jalan.html)
(http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/lapis-pondasi-jalan-dengan-
agregat.html)