mkjl

15
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pekerjaan konstruksi jalan raya, penggunaan lapis resap pengikat dan lapis perekat ini sangat familiar, terutama untuk jalan jalan utama dengan kualitas yang bagus. Sedangkan untuk jalan jalan minor seperti di pedesaan maupun di komplek perumahan jarang digunakan walaupun ada juga yang menggunakannya. lapis resap pengikat (prime coats) adalah lapisan ikat yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat, sedangakn lapis perekat (tack coats) diletakkan di atas lapisan beraspal atau lapis beton semen. Pemasangan lapis resap pengikat atau lapis perekat dilaksanakan setelah permukaan lama dibersihkan dengan compressor udara atau sikat mekanis sehingga tekstur perkerasan lama terlihat jelas (pada pekerjaan overlay). 1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan lapis pondasi, prime coat, lapis permukaan, dan tack coat? 2. Bagaimana tahapan pekerjaan dalam pelaksanaan lapis pondasi, prime coat, lapis permukaan, dan tack coat? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan lapis pondasi, prime coat, lapis permukaan, dan tack coat. 2. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan pekerjaan dalam pelaksanaan lapis pondasi, prime coat, lapis permukaan, dan tack coat. 1.4. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada laporan ini seperti berikut ini: Bab I berisi tentang pendahuluan; Bab II berisi tentang isi; dan Bab III berisi tentang penutup.

Upload: diofarizhasya

Post on 14-Jan-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MKJL

TRANSCRIPT

Page 1: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam pekerjaan konstruksi jalan raya, penggunaan lapis resap pengikat

dan lapis perekat ini sangat familiar, terutama untuk jalan – jalan utama dengan

kualitas yang bagus. Sedangkan untuk jalan – jalan minor seperti di pedesaan

maupun di komplek perumahan jarang digunakan walaupun ada juga yang

menggunakannya. lapis resap pengikat (prime coats) adalah lapisan ikat yang

diletakkan di atas lapis pondasi agregat, sedangakn lapis perekat (tack coats)

diletakkan di atas lapisan beraspal atau lapis beton semen. Pemasangan lapis resap

pengikat atau lapis perekat dilaksanakan setelah permukaan lama dibersihkan

dengan compressor udara atau sikat mekanis sehingga tekstur perkerasan lama

terlihat jelas (pada pekerjaan overlay).

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan lapis pondasi, prime coat, lapis

permukaan, dan tack coat?

2. Bagaimana tahapan pekerjaan dalam pelaksanaan lapis pondasi, prime

coat, lapis permukaan, dan tack coat?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan lapis pondasi,

prime coat, lapis permukaan, dan tack coat.

2. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan pekerjaan dalam pelaksanaan lapis

pondasi, prime coat, lapis permukaan, dan tack coat.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada laporan ini seperti berikut ini: Bab I berisi

tentang pendahuluan; Bab II berisi tentang isi; dan Bab III berisi tentang penutup.

Page 2: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 2

BAB II

ISI

2.1 Lapis Pondasi

2.1.1 Lapis Podasi Bawah (sub-base course)

Lapisan Pondasi Bawah adalah bagian lapisan perkerasan antara lapisan

pondasi atas dan tanah dasar. Lapisan ini berfungsi sebagai berikut:

1. Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban roda ketanah

dasar;

2. Effisiensi penggunaan material. Material pondasi bawah relatif murah

dibandingkan dengan lapisan diatasnya;

3. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal;

4. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul dipondasi;

5. Lapis pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.

Material yang digunakan untuk lapisan pondasi bawah umumnya harus

nilai CBR minimum 20% dan indeks lastisitas (PI) < 10%. Biasa di Indonesia

lapisan ini memakai lapisan pasir dan batu (Sirtu) kelas A, B atau kelas C atau

tanah/lempung kepasiran. Selain itu dapat pula digunakan stabilitas agregat atau

tanah dengan semen atau kapur.

(http://atadroe88.blogspot.com/2011/11/sekilas-tentang-lapisan-pondasi-

bawah.html)

Page 3: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 3

2.1.2 Lapis Pondasi Atas (base course)

Lapisan pondasi atas adalah bagian lapisan perkerasan jalan yang terletak

antara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah. Lapisan ini berfungsi sebagai

berikut:

1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dalam

menyebarkan beban ke lapisan bawahnya;

2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah;

3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.

(http://atadroe88.blogspot.com/2011/11/sekilas-tentang-lapisan-pondasi-

bawah.html)

Syarat-syarat untuk material Lapisan Pondasi Atas adalah:

1. Mutu bahan harus sebaik mungkin dimana tidak mengandung kotoran

lumpur, bersisi tajam dan kaku;

2. Susunan gradasi harus merupakan susunan yang rapat, artinya butiran

batuan harus mempunyai susunan gradasi yang saling mengisi antara

butiran agregat kasar, agregat sedang dan agregat halus sehingga rongga

semakin kecil;

3. Material yang digunakan untuk lapisan pondasi atas haruslah awet dan

kuat dan mempunyai nilai CBR > 50% dan indeks plastisitas (PI) < 4%.

Lapisan Pondasi Atas ini di Indonesia biasanya menggunakan batu pecah

kelas A, B, atau C, Lapen (Penetrasi Macadam), atau stabilitas agregat dengan

semen atau aspal. Terkadang pula pada lapisan ini digunakan lapisan AC Base

(Asphalt Concrete Base) bila pada di bagian surface masih ada dua lapisan lagi

seperti AC-BC (Asphalt Concrete-Binder Course) dan AC-WC (Asphalt

Concrete-Wearing Course).

Page 4: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 4

2.2 Lapis Resap Pengikat (prime coat)

Bahan lapis resap pengikat umumnya adalah aspal dengan penetrasi

80/100 atau penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang

digunakan berkisar antara 0,4 sapai dengan 1,3 liter/ m2 untuk lapis pondasi

agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen. Setelah

pengeringan selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap kedalam

lapis pondasi. lapis resap pengikat yang berlebih dapat mengakibatkan pelelehan

(bleeding) dan dapat menyebabkan timbulnya bidang geser, untuk itu pada daerah

yang berlebih ditabur dengan pasir dan dibiarkan agar pasir tersebut diselimuti

aspal.

Kegunaan dari prime coat adalah untuk :

Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran

aspal.

Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat jika dilewati kendaraan

sebelum dilapis dengan campuran aspal.

Menjaga lapis podasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya hujan,

sehingga air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat yang bisa saja

menyebabkan kerusakan struktur jalan.

Bahan Lapis Resap Pengikat :

Aspal emulsi reaksi sedang (medium setting) atau reaksi lambat (slow

setting) yang memenuhi SNI 03-4798-1998. Umumnya hanya aspal emulsi

yang dapat menunjukkan peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa

pengikat yang disetujui. Aspal emulsi harus mengandung residu hasil

penyulingan minyak bumi (aspal dan pelarut) tidak kurang dari 60 % dan

mempunyai penetrasi aspal tidak kurang dari 80/100. Direksi Pekerjaan

dapat mengijinkan penggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan

perbandingan 1 bagian air bersih dan 1 bagian aspal emulsi dengan syarat

tersedia alat pengaduk mekanik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70, memenuhi AASHTO M20,

diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak tanah yang

Page 5: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 5

digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, setelah

percobaan di atas lapis pondasi atas yang telah selesai sesuai dengan Pasal

6.1.4.(2). Kecuali diperintah lain oleh Direksi Pekerjaan, perbandingan

pemakaian minyak tanah pada percobaan pertama harus dari 80 – 85

bagian minyak per 100 bagian aspal semen (80 pph – 85 pph) kurang lebih

ekivalen dengan viskositas aspal cair hasil kilang jenis MC-30).

Pemilihan jenis aspal emulsi yang digunakan, kationik atau anionik, harus

sesuai dengan muatan batuan lapis pondasi. Gunakan aspal emulsi kationik

bila agregat untuk lapis pondasi adalah agregat basa (bermuatan negatif)

dan gunakan aspal emulsi anionik bila agregat untuk lapis pondasi adalah

agregat asam (bermuatan positif). Bila ada keraguan atau bila bila aspal

emulsi anionik sulit didapatkan, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan

untuk menggunakan aspal emulsi kationik.

Bilamana lalu lintas diijinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka

harus digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil pengayakan

kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau

lunak, bahan kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen

harus lolos ayakan ASTM 3/8” (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen

harus lolos ayakan ASTM No.8 (2,36 mm).

2.3 Lapisan Permukaan (Surface Course)

Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan

beban roda kendaraan. Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :

1. Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.

2. Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapis aus).

3. Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke

lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.

4. Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat

dipikul oleh lapisan di bawahnya.

Page 6: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 6

Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus

(wearing course) di atas lapis permukaan tersebut.

Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk

mencegah masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid resistance)

permukaan jalan. Lapis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.

(http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/lapis-pondasi-jalan-dengan-

agregat.html)

2.4 Lapis Perekat (tack coat)

Lapis perekat berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama

dengan baru, dan dipasanag pada permukaan beraspal atau beton semen yang

kering dan bersih. Bahan lapis perekat adalah aspal emulsi yang cepat menyerap

atau asapal keras pen 80/100 atau pen 60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30

bgian minyak tanah per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar 0,15

liter/m2 samapai 0,50 liter /m

2. Lebih tipis dibandingkan dengan pemakaian lapis

resap pengikat.

Banyak pendapat yang berbeda mengenai kapan penghamparan campuran

aspal dapat dilakukan. Ada yang berpendapat bahwa penghamparan bias

dilakukan dengan segere meskipun proses pengeringan belum sepenuhnya selesai,

ada juga yang berpendapat bahwa harus menunggu lapisan lapis perekat ini kering

terlebih dahulu, baru bias dilakukan penghamparan campuran aspal. Tetapi

kenyataan dilapangan banyak menggunakan pendapat yang pertama.

(http://www.ilmusipil.com/cara-memasang-lapis-resap-pengikat-dan-lapis-

perekat)

Page 7: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 7

2.5 Metode Pelaksanaan

2.5.1 Lapis Pondasi

a. Lapis Pondasi Bawah (Sub-base Course)

Terlebih dahulu kita tentukan lagi patok- patoknya. Untuk mencapai

ketebalan yang dikehendaki. Titik yang diperlukan minimum : 5 titik menurut

potongan melintang (X – section) dan dengan jarak maksimum 25 meter menurut

potongan memanjang atau profil.

Cara penghamparan :

Setelah selesai pemasangan patok- patok untuk menentukan ketinggian/

ketebalannya maka kita dapat mendatangkan material sub-base ini kelapangan.

Patok- patok itu dipasang harus cukup kuat, dan kita lindungi sekelilingnya

dengan material sub-base tersebut ± ø 30 cm.

Cara pemadatan:

Prinsip pemadatan harus dimulai dari pinggir/ dari rendah ke tengah

/tinggi. Setelah kita ratakan permukaan dengan motor grader. Pemadatan pertama

kita laksanakan dengan road roller (MacAdam Roller atau Tandem Roller).

Selanjutnya dengan Tire Roller dimana sambil ikut memadatkan pada waktu/

keadaan memerlukan sambil menyiram.

Untuk menyelesaikan pemadatan kita pakai sebaiknya Mac Adam Roller.

Sudah cukup padat, melihat dengan pandangan mata pertama kali (pengalaman).

Sebelumnya meneruskan pekerjaan selanjutnya mencetak elevasi (oleh surveyor)

dan kepadatan. Density Test oleh Soil Material Enginer/ Laboratorium.

Apabila sudah memenuhi syarat untuk hal kedua ini (elevasi dan kepadatannya)

secara tertulis baru dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya/ base course.

b. Lapis Pondasi Atas (Base Course)

Seperti yang diuraikan pada pekerjaan sub-base course, pekerjaan base

course prinsipnya sama saja. Yaitu:

a. Permukaan sub- base course harus sudah rata dan padat.

b. Dipasang patok-patok untuk pedoman ketinggiannya (dalam arah

melintang 5 titik dan arah memanjang dengan jarak maksimal

setiap 25 m) sesuai dengan station X-section.

Page 8: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 8

c. Dengan mengetahui volume dari truck, maka didapatkan setiap

jarak tertentu volumenya yang diperlukan.

d. Toleransi ketinggian diambil ± 1 cm, dimana menurut pengalaman

waktu pengamparannya dilebihkan dari tinggi yang diperlukan

Ump. : tebal 15 cm padat, sebelum dipadatkan kita ampar tebalnya

16.5- 17.50. Ini jangan lupa bahwa lebih kering akan banyak susut/

turunnya daripada materialnya basah. Menurut pengalaman dengan

cara itu kita telah mendapatkan ketinggian dalam ketentuan

(toleransi) dan mengurangi segregation.

e. Sesudah tersedia dilapangan kerja dengan volume yang diperlukan

barulah kita apreading/ampar dan grading/ratakan, sesudah rata

kelihatannya baru kita padatkan, pertama dengan Mac Adam Roller

atau Tandem Roller, dimana biasanya dapat dilihat mana yang

rendah dan tinggi perlu kita tambah/kurangi. Setelah kira-kira rata

lagi baru selanjutnya kita padatkan pakai Tire Roller sambil

disiram. Untuk finishing, lebih baik dipadatkan pakai Mac Adam

Roller lagi.

f. Setelah rata dan padat tentu dengan pengecekan oleh surveyor

(Check level/permukaan) dan kepadatannya oleh Soil Material

Enginer (Density test) dengan data tertulis, baru pekerjaan

selanjutnya dilanjutkan ke pekerjaan Prime-Coat.

2.5.2 Lapis Resap Pengikat (prime coat)

Pemasangan lapis resap pengikat digunakan alat asphalt distributor.

Asphalt Distributor adalah truk atau kendaraan lain yang dilengkapi dengan aspal,

pompa, dan batang penyemprot. Umumnya truk dilengkapi juga dengan pemanas

untuk menjaga temperatur aspal dan juga penyemprot tangan (hand sprayer).

Hand sprayer digunakan untuk daerah - daerah yang sulit dicapai dengan batang

penyemprot.

Page 9: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 9

Sebagai mana disebut diatas, apabila pekerjaan prime coat ini akan

dilaksanakan, base course nya harus betul-betul sudah memenuhi syarat yang

dikehendaki, baik ketinggiannya maupun kepadatannya.

Sesudah itu kita harus menjaga hal seperti berikut ini :

a. Permukaan harus bersih dari kotoran dan debu, serta kering. Alat untuk

membersihkan adalah kompresor, sapu lidi, dan karung goni, power brom,

atau power blower.

b. Pemakaian alat-alat ini melihat pada keadaan dari kotoran/debu yang

melekat pada permukaan base-course tersebut. Mungkin pada sapu lidi

dan karung goni saja sudah cukup, dan ada kalanya harus dipakai

kompresor dahulu baru dengan sapu dan karung goni, prinsip harus bersih

dari debu dan kotoran dan material yang terlepas harus dibuang.

c. Setelah ini selesai baru kita mempersiapkan untuk prime-coating yang

dipersiapkan ialah alat- alatnya (distributor kecil), dan alat penarik (Tire

Roller) atau distributor (besar), juga disebut distributor- car distributor.

Tentu semua alat ini telah diperiksa baik dan berjalan lancar.

d. Untuk memenuhi banyaknya yang dikehendaki tentu sebelumnya melalui

beberapa kali percobaan dengan dasar pedoman dari yang sudah diketahui

sebelumnya. Panas/temperature, kecepatan, menentukan volume yang

keluar, jarak nozel dengan permukaan base-course menentukan ratanya

disamping juga ikut menentukan volume tersebut.

e. Untuk pengontrolan mendapatkan volume yang dikehendaki itu, walaupun

sudah ada patokan/pedoman dasar selalu setiap pelaksanaan tenaga

bahagian laboratorium (Soil Material Engineer) harus hadir untuk

mengecek dilapangan (cara timbangan). Sesudah selesai dengan sempurna,

dengan menunggu kering lebih dahulu baru pekerjaan selanjutnya lapis

permukaan dilaksanakan.

f. Umumnya sesudah ± 48 jam sudah cukup kering, dan pekerjaan surface

course siap dilaksanakan.

g. Cepat dan lambatnya kering itu dipengaruhi oleh cuaca/panas matahari dan

tebalnya lapisan dari prime coat tersebut.

Page 10: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 10

2.5.3 Lapis Permukaan (surface course)

Sebagaimana yang telah diuraikan tadi, pekerjaan lapis permukaan baru

dapat dilaksanakan apabila prime-coat telah memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Harus sudah kering.

b. Permukaan prime-coat itu bersih dari kotoran/debu.

Apa yang kita perlukan/perhatikan?

Sesudah kita mengetahui beberapa lebar jalan yang akan dilaksanakan kita

pakai form (bentuk atau mal)

Gunanya adalah :

a. Mendapatkan bentuk yang dikehendaki.

b. Yang lebih penting sewaktu kita memadatkan asphalt concrete tidak

lari/bergeser keluar daerah yang kita perlukan.

c. Apabila area/daerah yang kita akan laksanakan tersebut sudah selesai/

memenuhi syarat kita akan beralih pada alat- alatnya.

Tebal asphalt concrete :

a. Ini tergantung perencanaan.

b. Penghamparan tebalnya sebelum dipadatkan biasanya dihampar ± 25%

dari tebal yang diperlukan.

c. Sebelum memulai penghamparan, finisher disetel/diatur sedemikian

rupa, supaya dapat asphalt concrete yang kita perlukan.

d. Finisher itu dapat diatur untuk tebal dan kemiringan/slope yang kita

perlukan.

e. Asphalt concrete dapat dipakai/dihampar setelah sampai dilapangan

harus utuh/tidak basah (yang mungkin dalam perjalanan ditimpa air

hujan) dan panasnya memenuhi syarat (spesifikasi) Ump. , dengan

adanya jarak lapangan kerja A.M.P (Produksi Asphalt Concrete) tentu

akan ada penurunan/ perubahan panas. Dalam pengalaman setiap jarak

ditempuh ± 1 jam perjalanan penurunan panas adalah .

Page 11: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 11

Pemadatan :

Sewaktu penghamparan mungkin saja terjadi pada tempat- tempat tertentu

kurang rata, maka perlu ditambah pengamparan cukup dengan tenaga manusia.

Memulai pemadatan dilaksanakan telah cukup tersedia areanya dan panas-panas/

temperature dari asphalt concrete sesudah dihampar. Sewaktu pemadatan roda

roller harus disiram air secukupnya.

Cara pemadatan :

a. Apabila pertama ½ dari lebar jalan belum ada asphalt concrete

pemadatannya dilakukan secara berturut- turut sebagai berikut:

Pada sambungan melintang/transverse joints.

Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)

Dari bagian terendah kebagian tinggi sewaktu pemadatan pertama.

Pemadatan kedua urutannya sama dengan pemadatan pertama.

Pemadatan terakhir pun sama dengan pertama dan kedua

urutannya.

b. Apabila dibagian lain (½ jalan) sudah ada asphalt concrete nya

pemadatan dilaksanakan sebagai berikut:

Pada sambungan melintang (transverse joints)

Pada sambungan memanjang (4 center line)

Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)

Dari bagian terendah kebahagiaan yang tinggi sewaktu pemadatan

pertama.

Pemandangan ke dua sama urutannya dengan pemadatan pertama.

Pemadatan terakhir pun sama dengan pemadatan pertama dan

kedua urutannya.

(http://zanius.blogspot.com/2012/03/perkerasan-jalan.html)

Page 12: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 12

2.5.4 Lapis Perekat (tack coat)

Pemasangan lapis perekat digunakan alat asphalt distributor. Asphalt

Distributor adalah truk atau kendaraan lain yang dilengkapi dengan aspal, pompa,

dan batang penyemprot. Umumnya truk dilengkapi juga dengan pemanas untuk

menjaga temperatur aspal dan juga penyemprot tangan (hand sprayer). Hand

sprayer digunakan untuk daerah - daerah yang sulit dicapai dengan batang

penyemprot.

Sebelum dilakukan pemasangan harus dipastikan bahwa daerah yang akan

disemprot bebas dari kotoran dan debu – debu lalu asphalt distributor harus

dikalibrasikan terlebih dahulu, seperti sudut nozel, ketinggian dan kecepatan

kendaraan. Ketinggian batang penyemprot diatur sedemikian rupa disesuaikan

dengan jarak nozel agar diperoleh penyemprotan yang tumpang tindih sebanyak 2

– 3 kali. Penyemprotan dilakukan secara merata sepanjang jalan. Agar tidak

menggangu pekerjaan, pastikan pelaksana mengalihkan arus lalu lintas jika dirasa

perlu.

Bahan Lapis Perekat :

a. Aspal emulsi reaksi cepat (rapid setting) yang memenuhi ketentuan SNI

03-6932-2002 atau SNI 03-4798-1998. Direksi Pekerjaan dapat

mengijinkan penggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan

perbandingan 1 bagian air bersih dan 1 bagian aspal emulsi dengan syarat

tersedia alat pengaduk mekanik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

b. Aspal semen Pen.60/70 atau Pen.80/100 yang memenuhi ketentuan

AASHTO M20, diencerkan dengan 25 - 30 bagian minyak tanah per 100

bagian aspal (25 pph – 30 pph).

c. Aspal emulsi modifikasi reaksi cepat (rapid setting) harus bahan latex

dengan kandungan karet kering minimum 60 %. Kadar bahan modifikasi

dalam aspal emulsi haruslah 2-3 % terhadap berat residu aspal. Dalam

kondisi apapun, aspal emulsi modifikasi tidak boleh diencerkan di

lapangan. Aspal emulsi modifikasi reaksi cepat (rapid setting, CRS-1)

yang digunakan harus memenuhi Tabel 6.1.2(1).

Page 13: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 13

d. Bila lapis perekat dipasang di atas lapis beraspal atau berbahan pengikat

aspal, gunakan aspal emulsi kationik. Bila lapis perekat dipasang di atas

perkerasan beton atau berbahan pengikat semen, gunakan aspal emulsi

anionik. Bila ada keraguan atau bila bila aspal emulsi anionik sulit

didapatkan, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk menggunakan

aspal emulsi kationik.

(Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi 6)

Page 14: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 14

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lapis pondasi terbagi menjadi 2, yaitu lapis pondasi bawah (sub-base

course) dan lapis pondasi atas (base course). Lapisan pondasi bawah (sub-base

course) adalah bagian lapisan perkerasan antara lapisan pondasi atas dan tanah

dasar yang berfungsi sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang

menyebarkan beban roda ketanah dasar, effisiensi penggunaan material karena

material pondasi bawah relatif lebih murah dibandingkan dengan lapisan

diatasnya, serta mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal. Lapisan

pondasi atas (base course) adalah bagian lapisan perkerasan jalan yang terletak

antara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah, lapisan ini berfungsi sebagai

bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dalam

menyebarkan beban ke lapisan bawahnya, sebagai lapisan peresapan untuk lapisan

pondasi bawah, serta sebagai bantalan terhadap lapisan permukaan. Prime coat

adalah suatu lapisan yang berfungsi sebagai pemberi daya ikat antara lapis

pondasi agregat dengan campuran aspal, mencegah lepasnya butiran lapis pondasi

agregat jika dilewati kendaraan sebelum dilapis dengan campuran aspal, serta

menjaga lapis podasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya hujan, sehingga air

tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat yang bisa saja menyebabkan

kerusakan struktur jalan. Lapisan permukaan (surface course) adalah lapisan yang

bersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan. Tack coat adalah suatu

lapian yang berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama dengan baru,

dan dipasang pada permukaan beraspal atau beton semen yang kering dan bersih.

3.2 Saran

Pelaksanaan konstruksi jalan harus sesuai dengan standard an acuan teknis

yang beraku, sehingga didapat kualitas jalan yang diinginkan. Karena kualitas

jalan ditentukan dengan mutu bahan serta metode pelaksanaan yang di syaratkan

pada ketentuan.

Page 15: MKJL

Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Politeknik Negeri Bandung 15

DAFTAR PUSTAKA

(Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi 6)

(http://atadroe88.blogspot.com/2011/11/sekilas-tentang-lapisan-pondasi-

bawah.html)

(http://atadroe88.blogspot.com/2011/11/sekilas-tentang-lapisan-pondasi-

bawah.html)

(http://www.ilmusipil.com/cara-memasang-lapis-resap-pengikat-dan-lapis-

perekat)

(http://zanius.blogspot.com/2012/03/perkerasan-jalan.html)

(http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/lapis-pondasi-jalan-dengan-

agregat.html)