mk merger ocbc nisp

18
BAB I PENDAHULUAN Memasuki era perdagangan bebas, persaingan usaha diantara perusahaan-perusahaan semakin tajam. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan supaya dapat mempertahankan eksistensinya. Untuk menyikapi fenomena ini, diperlukan suatu strategi yang tepat sehingga perusahaan siap dan mampu untuk bersaing dengan perusahaan lain. Untuk itu setiap perusahaan harus memiliki langkah antisipasi dalam menghadapi segala perkembangan yang akan datang dengan kebijakan-kebijakan yang diterapkan perusahaan, agar dapat terus beroperasi dan tetap eksis dalam dunia bisnisnya. Strategi yang bisa diterapkan oleh perusahaan dalam mengembangkan aktifitas bisnisnya adalah dengan melakukan ekspansi bisnis, secara internal dan eksternal. Ekspansi secara internal bisa dilakukan dengan menambah kapasitas produksi atau membangun divisi bisnis yang baru. Sedangkan secara eksternal dapat dilakukan dengan cara menggabungkan diri dengan perusahaan lain atau pengambilalihan perusahaan lain. Bentuk dari pengambil alihan perusahaan lain adalah dengan penerapan merger dan akuisisi. Pertumbuhan eksternal melalui penggabungan usaha ini menghasilkan profitabilitas yang lebih besar dan segera, karena arus pendapatan sudah ada dan tidak perlu diciptakan terlebih dahulu. Profitabilitas yang besar dari terciptanya merger dan akuisisi ini selain merupakan alasan terpenting untuk mencapai pertumbuhan yang menguntungkan, juga untuk memenuhi keinginan pihak manajemen atau manajer dalam usaha mengangkat status perusahaannya. Universitas Widyatama 1 | Page

Upload: rikaa-santika-yulianti

Post on 03-Jan-2016

21 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mk Merger Ocbc Nisp

BAB I

PENDAHULUAN

Memasuki era perdagangan bebas, persaingan usaha diantara perusahaan-perusahaan

semakin tajam. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi

perusahaan supaya dapat mempertahankan eksistensinya.

Untuk menyikapi fenomena ini, diperlukan suatu strategi yang tepat sehingga perusahaan

siap dan mampu untuk bersaing dengan perusahaan lain. Untuk itu setiap perusahaan harus

memiliki langkah antisipasi dalam menghadapi segala perkembangan yang akan datang dengan

kebijakan-kebijakan yang diterapkan perusahaan, agar dapat terus beroperasi dan tetap eksis

dalam dunia bisnisnya.

Strategi yang bisa diterapkan oleh perusahaan dalam mengembangkan aktifitas bisnisnya

adalah dengan melakukan ekspansi bisnis, secara internal dan eksternal. Ekspansi secara internal

bisa dilakukan dengan menambah kapasitas produksi atau membangun divisi bisnis yang baru.

Sedangkan secara eksternal dapat dilakukan dengan cara menggabungkan diri dengan

perusahaan lain atau pengambilalihan perusahaan lain.

Bentuk dari pengambil alihan perusahaan lain adalah dengan penerapan merger dan

akuisisi. Pertumbuhan eksternal melalui penggabungan usaha ini menghasilkan profitabilitas yang

lebih besar dan segera, karena arus pendapatan sudah ada dan tidak perlu diciptakan terlebih

dahulu. Profitabilitas yang besar dari terciptanya merger dan akuisisi ini selain merupakan alasan

terpenting untuk mencapai pertumbuhan yang menguntungkan, juga untuk memenuhi keinginan

pihak manajemen atau manajer dalam usaha mengangkat status perusahaannya.

Merger di Indonesia telah berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah alternatif

strategi yang menarik bagi banyak perusahaan baik domestik maupun asing untuk melakukannya

Laporan keuangan memiliki informasi yang berguna bagi para pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi. Untuk itu laporan keuangan harus mampu menggambarkan posisi keuangan

dan hasil-hasil usaha perusahaan pada saat tertentu secara wajar, hal ini didasarkan pada

pemikiran bahwa laporan keuangan merupakan sarana utama sumber informasi keuangan bagi

pihak luar perusahaan. Pihak manajemen perusahaan dalam hal ini sangat berperan penting dan

bertanggung jawab penuh atas kualitas penyusunan dan penyajian laporan keuangan tersebut.

Salah satu informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan adalah informasi mengenai

laba perusahaan. Bagi investor atau pemilik saham, laba berarti peningkatan nilai ekonomis yang

akan diterima melalui pembagian deviden. Selain itu, laba juga dapat digunakan sebagai alat

untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu dalam mengelola

Universitas Widyatama 1 | P a g e

Page 2: Mk Merger Ocbc Nisp

sumber daya yang dipercayakan kepada mereka, sehingga dapat digunakan untuk

memperkirakan prospek perusahaan di masa depan.

Pada akhir tahun 1990-an, Bank OCBC NISP berhasil melewati krisis keuangan Asia dan

jatuhnya sektor perbankan di Indonesia, tanpa dukungan obligasi rekapitalisasi pemerintah. Bank

OCBC NISP pada saat itu menjadi salah satu bank di Indonesia yang melanjutkan penyaluran

kreditnya segera setelah krisis. Inisiatif ini memungkinkan Bank mencatat pertumbuhan yang

tinggi.

Reputasi Bank OCBC NISP yang baik di industrinya dan pertumbuhannya yang menjanjikan,

telah menarik perhatian International Finance Corporation (IFC), bagian dari Grup Bank Dunia,

yang kemudian menjadi pemegang saham pada tahun 2001 - 2010 dan dari OCBC Bank-Singapura

yang kemudian menjadi pemegang saham Bank OCBC NISP dan akhirnya menjadi pemegang

saham pengendali melalui serangkaian akuisisi dan penawaran tender sejak tahun 2004. OCBC

Bank-Singapura saat ini memiliki saham sebesar 85.06% di Bank OCBC NISP.

Dengan dukungan dari OCBC Bank-Singapura, Bank OCBC NISP telah menetapkan program

yang agresif untuk memperkuat infrastruktur, termasuk sumber daya manusia, teknologi

informasi dan jaringan kantor. Program ini yang kemudian memicu kepindahan kantor pusat ke

OCBC NISP Tower di pusat Jakarta, yang memungkinkan Bank OCBC NISP memiliki akses langsung

ke pusat bisnis di Indonesia.

Universitas Widyatama 2 | P a g e

Page 3: Mk Merger Ocbc Nisp

BAB II

TEORI

2.1 Definisi Merger

Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-

merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan

begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-

merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham

di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).

Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan

yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya.

Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli.

Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan

Sudomo, 2001, p.640).

2.2 Definisi Akuisisi

Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau

aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999,

p.598).

Akuisisi adalah pengambilan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu

perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambilalih atau

yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. (Abdul Moin, 2004)

Salah satu contoh perusahaan yang mengakuisisi yaitu pertamina, berikut contoh analisa

kasusnya :

Dec 10, 2012 15:20

Pertamina Akuisisi 3 Anak Perusahaan Anadarko di Indonesia

PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Hulu Energi mengakuisisi kesepakatan definitif

dengan Anadarko Offshore Holding Company LLC untuk membeli 100% saham Anadarko Ambalat

Limited, Anadarko Bukat Limited, dan Anadarko Indonesia Nunukan Company.

Ketiga perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan dari Anadarko Petroleum

Corporation (NYSE:APC), yang masing-masing menguasai 33,75% hak partisipasi di Blok Ambalat,

33,75% hak partisipasi Blok Bukat, dan 35% hak partisipasi Blok Nunukan.

Universitas Widyatama 3 | P a g e

Page 4: Mk Merger Ocbc Nisp

Akuisisi ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mencapai pertumbuhan agresif

di sektor hulu, membuka akses bagi Pertamina untuk eksplorasi dengan potensi penemuan

signifikan di dekat wilayah operasi Pertamina di Bunyu dan Tarakan.

Langkah ini juga memberikan kesempatan bagi Pertamina untuk meningkatkan kemampuan

teknologi operasi deep water dan juga sebagai bentuk kontribusi kepada upaya pemerintah

dalam membangun wilayah perbatasan Negara.Transaksi akan efektif setelah mememenuhi

beberapa syarat dan ketentuan yang tertuang dalam kesepakatan.

2.3 Alasan-Alasan Melakukan Merger

Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger maupun

akuisisi, yaitu :

a. Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham, maupun

diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko

adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka

perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.

b. Sinergi

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies of

scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead meningkatkan

pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger.

Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang

sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.

c. Meningkatkan dana

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal, tetapi

dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut

menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga

menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan.

Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.

d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi

pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat

mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan

teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen

atau teknologi yang ahli.

Universitas Widyatama 4 | P a g e

Page 5: Mk Merger Ocbc Nisp

e. Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau sampai

kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat melakukan

akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak.

Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan

setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang

diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi

berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.

f. Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih besar.

Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih mudah

diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.

g. Melindungi diri dari pengambilalihan

Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak

bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya

dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk

ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman, 2003, p.714-716).

Universitas Widyatama 5 | P a g e

Page 6: Mk Merger Ocbc Nisp

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Merger

a. Kelebihan Merger

Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding

pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

b. Kekurangan Merger

Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan

dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan

persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)

2.5 Tipe-Tipe Merger

Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu:

a. Merger Horisontal

Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaanyang bergerak dalam

industri yang sama. Sebelum terjadi mergerperusahaan-perusahaan ini bersaing satu sama

lain dalampasar/industri yang sama. Salah satu tujuan utama merger danakuisisi horisontal

adalah untuk mengurangi persaingan atau untukmeningkatkan efisiensi melalui

penggabungan aktivitas produksi,pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan

fasilitasadministrasi. Efek dari merger horisontal ini adalah semakinterkonsentrasinya

struktur pasar pada industri tersebut. Apabilahanya terdapat sedikit pelaku usaha, maka

struktur pasar bisa mengarah pada bentuk oligopoli, bahkan akan mengarah pada monopoli.

b. Merger Vertikal

Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak

dalam tahapan-tahapan proses produksiatau operasi. Merger dan akuisisi tipe ini dilakukan

jika perusahaanyang berada pada industri hulu memasuki industri hilir atausebaliknya.

Merger dan akuisisi vertikal dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk

mengintegrasikan usahanyaterhadap pemasok dan/atau pengguna produk dalam

rangkastabilisasi pasokan dan pengguna.

Tidak semua perusahaan memiliki bidang usaha yang lengkapmulai dari penyediaan input

sampai pemasaran. Untuk menjaminbahwa pasokan input berjalan dengan lancar maka

perusahaantersebut bisa mengakuisisi atau merger dengan pemasok. Mergerdan akuisisi

vertikal ini dibagi dalam dua bentuk yaitu integrasi kebelakang atau ke bawah

(backward/downward integration) danintegrasi ke depan atau ke atas (forward/upward

integration).

Universitas Widyatama 6 | P a g e

Page 7: Mk Merger Ocbc Nisp

c. Merger Konglomerat

Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yangmasing-masing

bergerak dalam industri yang tidak terkait. Mergerdan akuisisi konglomerat terjadi apabila

sebuah perusahaanberusaha mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasukibidang

bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis semula.Apabila merger dan akuisisi

konglomerat ini dilakukan secara terusmenerus oleh perusahaan, maka terbentuklah

sebuahkonglomerasi. Sebuah konglomerasi memiliki bidang bisnis yangsangat beragam

dalam industri yang berbeda.

d. Merger Ekstensi Pasar

Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua ataulebih perusahaan

untuk secara bersama-sama memperluas areapasar. Tujuan merger dan akuisisi ini terutama

untuk memperkuatjaringan pemasaran bagi produk masing-masing perusahaan.Merger dan

akusisi ekstensi pasar sering dilakukan oleh perusahan-perusahan lintas Negara dalam

rangka ekspansi dan penetrasipasar. Strategi ini dilakukan untuk mengakses pasar luar

negeri dengan cepat tanpa harus membangun fasilitas produksi dari awaldi negara yang

akan dimasuki. Merger dan akuisisi ekstensi pasardilakukan untuk mengatasi keterbatasan

ekspor karena kurangmemberikan fleksibilitas penyediaan produk terhadap konsumenluar

negeri.

e. Merger Ekstensi Produk

Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh duaatau lebih perusahaan

untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan. Setelah merger perusahaan akan

menawarkanlebih banyak jenis dan lini produk sehingga akan menjangkaukonsumen yang

lebih luas. Merger dan akuisisi ini dilakukan denganmemanfaatkan kekuatan departemen

riset dan pengembanganmasing-masing untuk mendapatkan sinergi melalui efektivitas

risetsehingga lebih produktif dalam inovasi.

Universitas Widyatama 7 | P a g e

Page 8: Mk Merger Ocbc Nisp

BAB III

ANALISIS KASUS

BANK OCBC NISP DAN BANK OCBC INDONESIA

3.1 Sejarah Pendirian Bank OCBC NISP

Bank OCBC NISP (sebelumnya dikenal dengan nama Bank NISP) merupakan bank tertua

keempat di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV

Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank OCBC NISP kemudian berkembang menjadi

bank yang solid dan handal, terutama melayani segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Bank

OCBC NISP resmi menjadi bank komersial pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990 dan

menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994.

Pada akhir tahun 1990-an, Bank OCBC NISP berhasil melewati krisis keuangan Asia dan

jatuhnya sektor perbankan di Indonesia, tanpa dukungan obligasi rekapitalisasi pemerintah. Bank

OCBC NISP pada saat itu menjadi salah satu bank di Indonesia yang melanjutkan penyaluran

kreditnya segera setelah krisis. Inisiatif ini memungkinkan Bank mencatat pertumbuhan yang

tinggi.

Reputasi Bank OCBC NISP yang baik di industrinya dan pertumbuhannya yang menjanjikan,

telah menarik perhatian International Finance Corporation (IFC), bagian dari Grup Bank Dunia,

yang kemudian menjadi pemegang saham pada tahun 2001 - 2010 dan dari OCBC Bank-Singapura

yang kemudian menjadi pemegang saham Bank OCBC NISP dan akhirnya menjadi pemegang

saham pengendali melalui serangkaian akuisisi dan penawaran tender sejak tahun 2004. OCBC

Bank-Singapura saat ini memiliki saham sebesar 85.06% di Bank OCBC NISP.

Dengan dukungan dari OCBC Bank-Singapura, Bank OCBC NISP telah menetapkan program

yang agresif untuk memperkuat infrastruktur, termasuk sumber daya manusia, teknologi

informasi dan jaringan kantor. Program ini yang kemudian memicu kepindahan kantor pusat ke

OCBC NISP Tower di pusat Jakarta, yang memungkinkan Bank OCBC NISP memiliki akses langsung

ke pusat bisnis di Indonesia.

Tepatnya 24 September 2010 lalu, secara resmi disampaikan kepada publik tentang rencana

PT Bank OCBC NISP Tbk dan PT Bank OCBC Indonesia untuk melakukan penggabungan usaha atau

merger kedua perusahaan tersebut. Bank OCBC NISP merupakan perusahaan publik yang 81,9

persen sahamnya dimiliki OCBC Bank Singapura, sementara itu PT Bank OCBC Indonesia adalah

perseroan terbatas yang 99 persen sahamnya dimiliki OCBC Bank Singapura dan 1 persennya oleh

Bank OCBC NISP. Setelah proses penggabungan usaha tersebut selesai, rencananya kedua bank

Universitas Widyatama 8 | P a g e

Page 9: Mk Merger Ocbc Nisp

akan menggunakan nama dan logo PT Bank OCBC NISP Tbk dan dengan demikian PT Bank OCBC

Indonesia dibubarkan tanpa melalui likuidasi terlebih dahulu.

Proses penggabungan dinyatakan efektif setelah mendapat persetujuan antara lain dari Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Bapepam dan LK, Bank Indonesia, dan Menteri

Hukum dan HAM di mana diharapkan dapat terlaksana pada tanggal 1 Januari 2011.

Penggabungan usaha ini sebagai langkah strategis yang efektif bagi Bank OCBC NISP dan Bank

OCBC Indonesia untuk menciptakan sinergi dalam memberikan layanan dan produk yang lebih

beragam kepada para nasabah. "Di sisi lain penggunaan satu nama Bank OCBC NISP akan

membantu mempermudah para stakeholder, termasuk nasabah dan pihak regulator, untuk

mengingatnya dengan lebih baik," katanya. Melalui sinergi penggabungan usaha ini, nasabah

Bank OCBC Indonesia akan mendapatkan nilai tambah karena mereka dapat lebih terlayani oleh

400 kantor Bank OCBC NISP yang tersebar di 62 kota besar di Indonesia, selain layanan melalui

37.000 jaringan ATM.

PT Bank OCBC Indonesia didirikan tahun 1997 oleh OCBC Bank Singapura dan PT Bank (OCBC)

NISP Tbk dengan komposisi saham 85 persen berbanding 5 persen. Dengan berjalannya waktu,

kepemilikan saham berubah menjadi masing-masing 99 persen dan 1 persen hingga saat ini. Per

30 Juni 2010 total aset PT Bank OCBC Indonesia adalah Rp 4,5 triliun. Kinerja PT Bank OCBC

Indonesia menunjukkan tingkat kualitas dan kesehatan yang baik sebagai sebuah bank

sebagaimana tercermin dalam rasio-rasio keuangan sebagai berikut; ROA 2,72 persen, ROE 11,61

persen, CAR 36,09 persen, LDR 103,66 persen dan NPL 2,49 persen.

Sementara itu, PT Bank OCBC NISP Tbk didirikan di Bandung pada tahun 1941 dengan nama

Nederlandsch Indische Spaar en Deposito Bank. Per 30 Juni 2010 memiliki total aset Rp 39,1

triliun. Bank OCBC NISP melayani nasabah melalui 400 jaringan kantor di 62 kota di Indonesia

termasuk di Makassar dilengkapi dengan 563 unit ATM dan dapat bertransaksi di lebih dari

37.000 jaringan ATM (termasuk ATM Bersama, BCA, OCBC Bank di Singapura dan BankCard di

Malaysia) dan didukung 5.918 karyawan berdedikasi. Dalam menjalankan bisnis yang berfokus

pada bidang UKM dan konsumer, Bank OCBC NISP mendapat dukungan dalam berbagai bidang

dari OCBC Bank sebagai pemegang saham pengendali dengan jumlah saham sebesar 81,9 persen.

Universitas Widyatama 9 | P a g e

Page 10: Mk Merger Ocbc Nisp

3.2 Manfaat Merger Bank OCBC NISP Dan Bank OCBC Indonesia.

Dalam banyak literature manajemen strategi ditemukan bahwa merger dan akuisisi

memberikan banyak manfaat. Beberapa manfaat yang mungkin dihasilkan dari proses merger

dan akuisisi menurut David (1998) antara lain :

1. Meningkatkan efisiensi melalui sinergi yang tercipta diantara perusahaan yang dimerger

atau diakuisisi.

2. Memperluas portfolio jasa yang ditawarkan yang akan berakibat pada bertambahnya

sumber pendapatan bagi perusahaan.

3. Memperkuat daya saing perusahaan, dan lain sebagainya.

Sebelumnya Bank OCBC NISP merupakan perusahaan publik yang 81,9% sahamnya dimiliki

oleh OCBC Bank Singapura, sementara itu Bank OCBC Indonesia adalah perseroan terbatas yang

99% sahamnya dimiliki oleh OCBC Bank Singapura dan 1%-nya dimiliki oleh Bank OCBC NISP.

Dengan telah resminya proses penggabungan tersebut maka total saham Bank OCBC Singapura di

Bank OCBC NISP menjadi 85,06%.

Sejalan dengan efektifnya merger Bank OCBC NISP dan Bank OCBC Indonesia sejak tanggal 1

Januari 2011 maka dihasilkan perubahan mendasar pada struktur permodalan, komposisi

pemegang saham, susunan pengurus, jaringan pelayanan dan jumlah karyawan. Presiden

Direktur & CEO Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, “Dengan efektifnya merger ini,

aset Bank OCBC NISP pasca merger per 1 Januari 2011 menjadi Rp 50,1 triliun dengan total

ekuitas sebesar Rp 5,8 triliun. Hal ini menjadi awal yang baik bagi upaya kami untuk mewujudkan

sinergi guna memberikan manfaat lebih besar bagi seluruh stakeholder kami.”

Universitas Widyatama 10 | P a g e

Page 11: Mk Merger Ocbc Nisp

3.3 Laporan Keuangan Bank OCBC NISP

Pada tanggal 16 September 1994, NISP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk

melakukanPenawaran Umum Perdana Saham NISP (IPO) kepada masyarakat sebanyak

12.500.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.100,- per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 20

Oktober 1994.

Sejarah Pencatatan Saham

NO JENIS PECATATAN SAHAM TANGGAL

PENCATATAN

1 Saham Perdana @ Rp3.100,- 12.500.000 20-Okt-1994

2 Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) 50.000.000 20-Okt-1994

3 Pemecahan Saham(Stock Split) 62.500.000 03-Feb-1997

4 Saham Bonus (Bonus Shares) 50.000.000 28-Feb-1997

5 Saham Bonus (Bonus Shares) 120.750.000 04-Des-1998

6 Penawaran Terbatas (Right Issue I) 253.471.865 18-Des-1998

7 Penghapusan Sebagian (Partial Delisting) -5.492.500 11-Jun-1999

8 Pemecahan Saham(Stock Split) 543.729.365 04-Nop-1999

9 Penawaran Terbatas (Right Issue II) 117.432.571 08-Feb-2001

10 Penghapusan Sebagian (Partial Delisting) -1.173.764 13-Feb-2001

11 Penawaran Terbatas (Right Issue III) 802.478.359 02-Jul-2002

12 Pemecahan Saham(Stock Split) 2.006.195.896 10-Feb-2003

13 Dividen Saham (Stock Dividend) 80.247.836 07-Okt-2003

14 Penawaran Terbatas (Right Issue IV) 793.972.087 16-Des-2005

15 Penawaran Terbatas (Right Issue V) 869.816.886 01-Jun-2007

16 Penggabungan Usaha (Merger)* 1.215.073.776 03-Jan-2011

17 Penawaran Terbatas (Right IssueVI) 1.491.901.509 19-Jun-2012* Penggabungan usaha (Merger) Bank OCBC NISP dengan Bank OCBC Indonesia.

Universitas Widyatama 11 | P a g e

Page 12: Mk Merger Ocbc Nisp

LAPORAN POSISI KEUANGAN BABNK OCBC NISPPER 31 DESEMBER 2012, 2011. 2010 DAN 2009(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Keterangan/Tahun 2012 2011 2010 2009Neraca

Kas Rp 691,832 Rp 712,809 Rp 896,588 Rp 754,967Total Aset Rp 79,141,737 Rp 59,834,397 Rp 50,141,559 Rp 40,142,262Total Hutang Rp 70,190,261 Rp 53,244,018 Rp 44,310,816 Rp 36,409,248Total Equity Rp 8,951,476 Rp 6,590,379 Rp 5,830,743 Rp 5,013,364

Laba RugiTotal Pendapatan Rp 4,924,182 Rp 4,187,166 Rp 3,634,389 Rp 3,709,968Pendapatan Bunga Bersih

Rp 2,566,027 Rp 2,255,442 Rp 1,993,189 Rp 1,896,031

Laba Operasional Rp 1,213,567 Rp 992,692 Rp 755,381 Rp 748,551Laba Bersih (EAT) Rp 915,456 Rp 752,654 Rp 418,662 Rp 529,204

Arus KasAktivitas Operasional

Rp 2,198,334 Rp 1,914,545 Rp (2,563,912) Rp (240,009)

Aktivitas Investasi Rp (2,582,855) Rp (1,013,590) Rp (1,109,319) Rp 3,634,449Aktivitas Pendanaan Rp 1,215,006 Rp 291,375 Rp 869,391 Rp (870,634)

RatioHarga Saham Rp 4,317 Rp 3,822 Rp 3,704 Rp 2,534Jumlah Saham Yang Beredar

8,548,918,395 7,041,942,665 5,814,574,345 5,814,574,345

Laba Per Saham (EPS)

Rp 107.08 Rp 106.88 Rp 72.00 Rp 91.01

Nilai Buku Persaham

Rp 1,047 Rp 936 Rp 1,003 Rp 974

Universitas Widyatama 12 | P a g e