mitigasi

7
Tahapan prabencana a. Mitigasi Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan untuk menghadapi bencana. Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas yang berperan sebagai tindakan pengurangan dampak bencana, atau usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi korban ketika bencana terjadi, baik korban jiwa maupun harta. Dalam melakukan tindakan mitigasi bencana, langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan kajian resiko bencana terhadap daerah tersebut. Dalam menghitung risiko bencana sebuah daerah harus diketahui bahaya (Hazard), kerentanan (vulnerability), dan kapasitas (capacity) suatu wilayah yang berdasarkan karakteristik kondisi fisik dan wilayahnya. Bahaya (hazard) adalah suatu kejadian yang mempunyai potensi untuk menyebabkan terjadinya kecelakaan, cedera, hilangnya nyawa atau kehilangan harta benda. Bahaya ini bisa menimbulkan bencana maupun tidak. Bahaya dianggap sebuah bencana (disaster) apabila telah menimbulkan korban dan kerugian. Kerentanan (vulnerability) adalah rangkaian kondisi yang menentukan apakah bahaya (baik bahaya alam maupun buatan) yang terjadi akan dapat menimbulkan bencana (disaster) atau tidak. Rangkaian kondisi, umumnya berupa kondisi fisik, social dan sikap yang memengaruhi kemampuan masyarakat

Upload: friska-danastri

Post on 29-Sep-2015

11 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

mitigasimitigasimitigasimitigasimitigasimitigasi

TRANSCRIPT

Tahapan prabencanaa. Mitigasi

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan untuk menghadapi bencana. Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas yang berperan sebagai tindakan pengurangan dampak bencana, atau usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi korban ketika bencana terjadi, baik korban jiwa maupun harta.

Dalam melakukan tindakan mitigasi bencana, langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan kajian resiko bencana terhadap daerah tersebut. Dalam menghitung risiko bencana sebuah daerah harus diketahui bahaya (Hazard), kerentanan (vulnerability), dan kapasitas (capacity) suatu wilayah yang berdasarkan karakteristik kondisi fisik dan wilayahnya. Bahaya (hazard) adalah suatu kejadian yang mempunyai potensi untuk menyebabkan terjadinya kecelakaan, cedera, hilangnya nyawa atau kehilangan harta benda. Bahaya ini bisa menimbulkan bencana maupun tidak. Bahaya dianggap sebuah bencana (disaster) apabila telah menimbulkan korban dan kerugian. Kerentanan (vulnerability) adalah rangkaian kondisi yang menentukan apakah bahaya (baik bahaya alam maupun buatan) yang terjadi akan dapat menimbulkan bencana (disaster) atau tidak. Rangkaian kondisi, umumnya berupa kondisi fisik, social dan sikap yang memengaruhi kemampuan masyarakat dalam melakukan pencegahan, mitigasi, persiapan, dan tindak tanggap terhadap dampak bahaya. Kapasitas (capacity) adalah kemampuan untuk memberikan tanggapan terhadap situasi tertentu dengan sumber daya yang tersedia (fisik, manusia, keuangan, dan lain-lain). Kapasitas ini bisa merupakan kearifan local masyarakat yang diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi.

Risiko bencana (risk) adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat, akibat kombinasi dari bahaya, kerentanan, dan kapasitas dari daerah yang bersangkutan.Menghitung risiko bencana di suatu wilayah berdasarkan pada penilaian bahaya, kerentanan, dan kapasitas di suatu wilayahtersebut. Menghitung risiko bencana menggunakan persamaan sebagai berikut :

Keterangan :

R = risiko bencana

H = bahaya

V = kerentanan

C =kapasitas

Setelah menghitung risiko bencana, yang harus dilakukan adalah tindakan untuk mengurangi risiko bencana tersebut. Tindakan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi kerentana dan menambah kapasitas sebuah daerah.

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko bencana antara lain :

Relokasi penduduk dari daerah rawan bencana Pelatihan-pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi penduduk di sebuah daerah

Pengkondisian rumah atau sarana umum yang tanggap bencana

Penciptaan dan penyebaran kearifan local tentang kebencanaan

Pemetaan risiko bencana atau ancaman bahaya

Meningkatkan upaya penggunaan lahan dan zonasi

Program peningkatan kesadaran masyarakat untuk mitigasi bencana

Membuat dana social tentang sumber daya medis, dan sebagainya

Peran bidan dalam kegiatan mitigasi bencana banjir di suatu wilayah antara lain :

Melakukan pemetaan untuk cakupan wilayah KIA terutama ibu hamil dan balita yang berada pada daerah rawan bencana.

Hal ini berguna jika saat terjadi bencana bisa langsung dievakuasi untuk segera menyelamatkan korban.

Menyarankan relokasi wilayah kepada tokoh masyarakat ( ketua RT/RW, atau kepala desa) untuk membangun tanggul atau resapan air.

Tanggul atau resapan air ini bermanfaat sebagai penampung air hujan apalagi jika saat musim hujan tiba.

Melakukan penyuluhan kepada warga setempat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan penanaman pohon.Lingkungan yang kumuh ditambah dengan jumlah penduduk yang menumpuk bisa menyebabkan kerentanan bencana semakin parah, apalagi jika sungainya penuh dengan sampah, akan meluap dan menjadi banjr jika musim hujan tiba. Jika wilayah berada dekat pegunungan atau bukit, juga perlu dilakukan reboisasi agar tidak terjadi tanah longsor. Membentuk jejaring dengan petugas kesehatan lain untuk menangani korban saat terjad banjir.

Saat terjadi banjir yang parah pastilah banyak korban, sehingga sebagai seorang bidan harus berkolaborasi dengan petugas kesehatan yang lain untuk membentuk tim yang solid agar semua dapat segera teratasi.

Bekerja sama dengan tokoh masyarakat dalam perencanaan pembangunan posko pengungsi terutama daerah tersebut memang rawan bencana banjir.

Jika perencanaan awal sudah matang, saat terjadi bencana dapat segera dibangun posko pengungsi untuk posko pengungsi.

Meminta bantuan kepada stakeholder yang lain untuk membantu penyediaan kebutuhan selama banjir seperti sumber air bersih, obat-obatan, pakaian, makanan, dan lain-lain.Para pengungsi ini pasti membutuhkan bantuan karena harta bendanya sudah hanyut terbawa banjir, sehingga kebutuhan ini harus segera dipenuhi agar tidak memperparah kondisi pengungsi.

Bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan SAR untuk simulasi bencana jika sewaktu-waktu terjadi banjir.

Untuk meminimalisir bertambah parahnya korban maupun jumlahnya, jauh-jauh hari sebelum ada tanda-tanda banjir dapat dilakukan simulasi bencana agar warga dapat menyelamatkan diri saat terjadi bencana.

b. Kesiapan

Kesiapan atau kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna, sehingga masyarakat memiliki persiapan ketika bencana tiba.

Peran bidan dalam tindakan kesiapan antara lain :

Memberikan penyuluhan kepada masyarakat jika akan terjadi bencana untuk mempersiapkan barang-barang berharga untuk dibawa

Menentukan lokasi posko KIA untuk mengungsi bagi ibu dan anak, lengkap dengan fasilitas kehamilan, bersalin, nifas, dan kesehatan anak. Ikut serta dalam tim penanggulangan bencana banjir di tingkat warga. Mempersiapkan peralatan untuk penaganan kegawatdaruratan Mempersiapkan obat-obatan untuk para korban dan pengungsi

Segera mencari relasi untuk kebutuhan sumber air, makanan, terutama untuk pengadaan makanan bergizi bagi ibu hamil, melahirkan, nifas, dan balita Berkolaborasi dengan masyarakat untuk msegera membangun pos pengungsi saat terjadi tanda-tanda bencana Melakukan pendataan cakupan KIA meliputi ibu hamil, bersalin, nifas, dan balita agar bisa dihubungi sewaktu-waktu saat akan terjadi bencanac. Peringatan dini

Merupakan sebuah tatanan penyampaian informasi hasil prediksi terhadap sebuah ancaman kepada masyarakat sebelum terjadinya sebuah peristiwa yang dapat menimbulkan risiko.Peran bidan dalam tindakan peringatan dini antara lain :

Bidan dapat mengirimkan dan menyebarkan informasi bahwa akan terjadi bencana banjir kepada stakeholder untuk disampaikan melalui media massa sehingga bantuan dari pihak luar segera bersiap-siap

Bidan dapat memberikan informasi kepada kepala daerah setempat agar mengingatkan masyarakat untuk mengungsi jika timbul tanda-tanda akan terjadi bencana banjir Bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk memberikan tanda awas menjelang bencana tiba

Menghubungi masyarakat berdasarkan data yang dibuat terutama ibu hamil, bersalin, nifas, dan balita untuk segera menuju pos pengungsian

R = H x V

C