mi/ramdani terdakwa tanah abang dituntut ringan · tahun dan maksimal lima ta-hun penjara,” kata...

1
Anak Bakar Ibu hingga Tewas KEJADIAN tragis terjadi di Bogor. Seorang anak, Ahmad Wildam, 22, tega membunuh ibu kandungnya sendiri Ating, 70, dengan cara membakarnya dalam keadaan hidup. Peristiwa itu terjadi di Kampung Tangkil Barat, RT 01/03, Desa Cibeber 3, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Selasa (7/12) dini hari. Kepala Polsek Leuwiliang AKP Jumangin mengatakan, di tubuh korban terdapat sejumlah luka. Diduga sebelum dibakar, korban sempat dipukul terlebih dahulu menggunakan benda tumpul. Ada informasi bahwa Ahmad melakukan perbuatan sadis itu karena bisikan gaib. Namun, polisi menduga tersangka sakit jiwa sehingga dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Marzuki. (DD/J-4) Bekasi Minim Truk Angkut Sampah TUMPUKAN sampah sering terlihat di beberapa wilayah Kota Bekasi. Dinas Kebersihan pemerintah daerah setempat meng- aku pemandangan demikian lantaran minimnya armada truk pengangkut sampah. “Jumlah truk pengangkut sampah tidak sebanding dengan volume sampah yang dibuang masyarakat,” ujar Kepala Bidang Persampahan pada Dinas kebersihan Kota Bekasi, Abi Hurairah, kemarin. Menurut Abi, pihaknya memiliki 65 unit truk yang diopera- sionalkan untuk mengambil sampah di 12 kecamatan. Tiap truk beroperasi tiga kali dalam sehari. (GG/J-4) S ETELAH beberapa kali mengalami pe- nundaan, sidang kasus robohnya bangunan Metro Tanah Abang akhirnya digelar, kemarin. Dalam per- sidangan yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut, jaksa menuntut tiga terdakwa dengan hukum- an satu tahun penjara dan dua tahun masa percobaan. Mereka adalah Jo Eddy Su- santo, Direktur PT Cipta Jaya, perusahaan konsultan yang menangani proyek pemba- ngunan tambahan toilet Metro Tanah Abang. Ade Tok ialah Manajer PT Trimatra Jaya Per- sada dan Edwin A Huway selaku pekerja proyek. “Ketiganya dikenai Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP, yakni kelalaian yang mengakibatkan luka berat atau kematian de- ngan hukuman minimal satu tahun dan maksimal lima ta- hun penjara,” kata hakim ketua Dehel K Sandan. Menurut Wija, panitera, ketiganya mendapatkan ke- ringanan tuntutan hukuman dari jaksa dengan berbagai pertimbangan. Di antaranya karena terdakwa mengaku terus terang dan menyesal akan perbuatannya. Sejak kasus ini bergulir, per- sidangan kerap kali ditunda tanpa alasan yang jelas dan digelar tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan. Saat agenda pemeriksaan saksi, sidang sempat tertunda sebanyak lima kali. Begitu juga dalam agenda tuntutan, persidangan kembali mengalami penundaan seba- nyak lima kali. Tanggungjawab pemilik Selain itu, sidang kasus ini masih meninggalkan perta- nyaan. Baik Tjondro Liemonta maupun Joseph Liemonta dari PT Rointa Eka Jaya, selaku pemilik gedung, bahkan belum menjadi tersangka. Padahal pemilik gedunglah yang me- minta dilakukan pembangunan serta menentukan titik pem- bangunan toilet tambahan maut tersebut. Empat saksi fakta yang me- rupakan karyawan kontraktor proyek dari PT Jagad Prima Baja dalam persidangan Agus- tus lalu menyatakan orang yang paling bertanggung jawab atas kejadian itu adalah pemilik bangunan. Dalam kesaksiannya, Agus Supriyanto (mandor bangun- an), Paiman Cipto Nugroho (manajer proyek), Hatta Da- manik (bagian sipil), serta Bhinneka Heru Susilo (manajer proyek) menyatakan melak- sanakan tugas masing-masing sesuai dengan perintah yang diperoleh. Perintah tersebut diberikan melalui gambar konstruksi bangunan toilet. Keempat saksi menyatakan, dalam gambar yang diberikan hanya ada bangunan utama tanpa toilet. “Tidak ada gam- bar toilet. Toilet itu yang minta pemilik gedung. Jadi yang tanggung jawab pemilik ba- ngunan,” ujar Paiman. Awalnya polisi menetapkan enam orang sebagai tersangka, tetapi belakangan menyusut menjadi tiga orang yang kemu- dian diadili. Tiga nama yang semula masuk daftar tersangka adalah Kepala Seksi Penataan dan Pengawasan Bangunan (P2B) Kecamatan Tanah Abang Erry Wijaya, Yulianto dari PT Rointa Eka Jaya, serta Julius Tjandra, konsultan arsitek PT Megatika Internasional. Kasus ini berawal dari peris- tiwa robohnya bangunan toilet tambahan di lantai 3 Gedung Pusat Grosir Metro Tanah Abang, pada 23 Desember 2009. Akibatnya, sebanyak 4 orang tewas, 14 orang luka ringan dan berat, dan 2 mobil hancur. Sidang akan kembali dilan- jutkan Rabu depan (15/12) de- ngan agenda putusan. (*/J-1) [email protected] Terdakwa Tanah Abang Dituntut Ringan KAMIS, 9 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA 6 | Megapolitan Tjondro Liemonta atau Joseph Liemonta, selaku pemilik gedung yang menentukan titik pembangunan toilet tambahan, belum ditetapkan sebagai tersangka. Intan Juita LINTAS BERITA DILEWATI KONTAINER: Kendaraan bermotor dan kontainer melewati Jalan RE Martadinata, Jakarta, kemarin. Jalan RE Martadinata, yang Senin (6/12) lalu hanya bisa dilewati kendaraan kecil, kini sudah dapat dilewati kontainer dan kendaraan besar lainnya. MI/RAMDANI ADDE, 25, menjadi korban tabrak lari. Saat sepeda motor yang dikendarai berhenti di lampu merah Grogol, Jakar- ta Barat, kendaraan umum menyeruduk dari belakang. Karena malam itu cuaca hujan, tidak ada saksi mata yang mengetahui identitas angkutan umum tersebut. Sementara itu, Adde sendiri terkapar tidak sadarkan diri. Helm yang dikenakannya re- tak. Untungnya dia selamat meski dokter memvonis Adde menderita gegar otak ringan. Kasus tabrak lari sudah ja- mak terjadi di Ibu Kota. Para pelaku kabur agar terhindar dari urusan hukum mau- pun kemungkinan diamuk massa. Banyak pengendara memiliki sifat pengecut dan tidak berperikemanusiaan. Mereka enggan bertanggung jawab atas perbuatan melukai orang lain. Dalam banyak kasus, kor- ban tabrak lari tewas karena telat mendapatkan pertolong- an medis. Pengendara seha- rusnya memberi tahu polisi dengan menyebutkan lokasi peristiwa agar korban dapat segera mendapatkan perto- longan. Pelaku kecelakaan lalu lintas bisa dijerat dengan pa- sal pidana kealpaan dalam KUHP. Bahkan jika korban meninggal dunia, menurut Pasal 359 KUHP, pelaku dian- cam hukuman lima tahun penjara. Sementara itu, dalam UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pelaku tabrak lari bisa terkena tambahan hukuman tiga tahun penjara atau denda Rp75 juta. Bila sesama pengendara saling menghargai di jalanan, tidak perlu ada korban ji- wa. Pelaku yang menabrak orang lain dapat menyerah- kan diri ke pihak kepolisian untuk menghindari amukan massa. Sanksi bagi penabrak lari memang cukup berat, tapi perasaan bersalah akan terasa lebih berat bila membiarkan orang lain tewas karena ke- khawatiran terjerat hukum. Mengakui perbuatan bisa menjadi salah satu faktor meringankan hukuman. (Ars/J-1) POJOK LALU LINTAS Denda Tabrak Lari Sebesar Rp75 Juta Kerja sama dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya untuk menyosialisasikan Undang-Undang No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. UU No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 231 (1) Pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan lalu lintas, wajib: a. Menghentikan kendaraan yang dikemudikan; b. Memberikan pertolongan kepada korban; c. Melaporkan kecelakaan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat; dan d. Memberikan keterangan yang terkait dengan keja- dian kecelakaan. Pasal 312 Setiap pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat ke- celakaan lalu lintas dan dengan sengaja tidak menghentikan kendaraannya, tidak memberikan pertolongan, atau tidak melaporkan kecelakaan lalu lintas kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 231 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c tanpa alasan yang patut, dipidana penjara paling lama tiga tahun atau denda paling banyak Rp75 juta. KORBAN KECELAKAAN: Petugas DLLAJ dibantu warga setempat mengevakuasi korban kecelakaan lalu-lintas di depan kantor Wali Kota Tangerang Selatan di Jalan Siliwangi, Pamulang, Banten, beberapa waktu lalu. MI/SUSANTO

Upload: lamliem

Post on 20-Oct-2018

275 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MI/RAMDANI Terdakwa Tanah Abang Dituntut Ringan · tahun dan maksimal lima ta-hun penjara,” kata hakim ketua Dehel K Sandan. Menurut Wija, panitera, ... Baja dalam persidangan Agus-tus

Anak Bakar Ibu hingga Tewas KEJADIAN tragis terjadi di Bogor. Seorang anak, Ahmad Wildam, 22, tega membunuh ibu kandungnya sendiri Ating, 70, dengan cara membakarnya dalam keadaan hidup. Peristiwa itu terjadi di Kampung Tangkil Barat, RT 01/03, Desa Cibeber 3, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Selasa (7/12) dini hari.

Kepala Polsek Leuwiliang AKP Jumangin mengatakan, di tubuh korban terdapat sejumlah luka. Diduga sebelum dibakar, korban sempat dipukul terlebih dahulu menggunakan benda tumpul.

Ada informasi bahwa Ahmad melakukan perbuatan sadis itu karena bisikan gaib. Namun, polisi menduga tersangka sakit jiwa sehingga dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Marzuki. (DD/J-4)

Bekasi Minim Truk Angkut SampahTUMPUKAN sampah sering terlihat di beberapa wilayah Kota Bekasi. Dinas Kebersihan pemerintah daerah setempat meng-aku pemandangan demikian lantaran minimnya armada truk pengangkut sampah. “Jumlah truk pengangkut sampah tidak sebanding dengan volume sampah yang dibuang masyarakat,” ujar Kepala Bidang Persampahan pada Dinas kebersihan Kota Bekasi, Abi Hurairah, kemarin.

Menurut Abi, pihaknya memiliki 65 unit truk yang diopera-sionalkan untuk mengambil sampah di 12 kecamatan. Tiap truk beroperasi tiga kali dalam sehari. (GG/J-4)

SETELAH beberapa kali mengalami pe-nundaan, sidang kasus robohnya bangunan

Metro Tanah Abang akhirnya digelar, kemarin. Dalam per-sidangan yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut, jaksa menuntut

tiga terdakwa dengan hukum-an satu tahun penjara dan dua tahun masa percobaan.

Mereka adalah Jo Eddy Su-santo, Direktur PT Cipta Jaya, perusahaan konsultan yang menangani proyek pemba-ngunan tambahan toilet Metro Tanah Abang. Ade Tofi k ialah Manajer PT Trimatra Jaya Per-sada dan Edwin A Huway selaku pekerja proyek.

“Ketiganya dikenai Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP, yakni kelalaian yang mengakibatkan luka berat atau kematian de-ngan hukuman minimal satu tahun dan maksimal lima ta-hun penjara,” kata hakim ketua Dehel K Sandan.

Menurut Wija, panitera, ketiganya mendapatkan ke-ringanan tuntutan hukuman dari jaksa dengan berbagai pertimbangan. Di antaranya karena terdakwa mengaku terus terang dan menyesal akan perbuatannya.

Sejak kasus ini bergulir, per-sidangan kerap kali ditunda tanpa alasan yang jelas dan

digelar tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan. Saat agenda pemeriksaan saksi, sidang sempat tertunda sebanyak lima kali. Begitu juga dalam agenda tuntutan, persidangan kembali mengalami penundaan seba-nyak lima kali.

Tanggungjawab pemilikSelain itu, sidang kasus ini

masih meninggalkan perta-nyaan. Baik Tjondro Liemonta maupun Joseph Liemonta dari PT Rointa Eka Jaya, selaku pemilik gedung, bahkan belum menjadi tersangka. Padahal pemilik gedunglah yang me-minta dilakukan pembangun an

serta menentukan titik pem-bangunan toilet tambahan maut tersebut.

Empat saksi fakta yang me-rupakan karyawan kontraktor proyek dari PT Jagad Prima Baja dalam persidangan Agus-tus lalu menyatakan orang yang paling bertanggung jawab atas kejadian itu adalah pemilik bangunan.

Dalam kesaksiannya, Agus Supriyanto (mandor bangun-an), Paiman Cipto Nugroho (manajer proyek), Hatta Da-manik (bagian sipil), serta Bhinneka Heru Susilo (manajer proyek) menyatakan melak-sanakan tugas masing-masing

sesuai dengan perintah yang diperoleh. Perintah tersebut diberikan melalui gambar kons truksi bangunan toilet.

Keempat saksi menyatakan, dalam gambar yang diberikan hanya ada bangunan utama tanpa toilet. “Tidak ada gam-bar toilet. Toilet itu yang minta pemilik gedung. Jadi yang tanggung jawab pemilik ba-ngunan,” ujar Paiman.

Awalnya polisi menetapkan enam orang sebagai tersangka, tetapi belakangan menyusut menjadi tiga orang yang kemu-dian diadili. Tiga nama yang semula masuk daftar tersangka adalah Kepala Seksi Penataan

dan Pengawasan Bangunan (P2B) Kecamatan Tanah Abang Erry Wijaya, Yulianto dari PT Rointa Eka Jaya, serta Julius Tjandra, konsultan arsitek PT Megatika Internasional.

Kasus ini berawal dari peris-tiwa robohnya bangunan toilet tambahan di lantai 3 Gedung Pusat Grosir Metro Tanah Abang, pada 23 Desember 2009. Akibatnya, sebanyak 4 orang tewas, 14 orang luka ringan dan berat, dan 2 mobil hancur.

Sidang akan kembali dilan-jutkan Rabu depan (15/12) de-ngan agenda putusan. (*/J-1)

[email protected]

Terdakwa Tanah Abang Dituntut Ringan

KAMIS, 9 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA6 | Megapolitan

Tjondro Liemonta atau Joseph Liemonta, selaku pemilik gedung yang menentukan titik pembangunan toilet tambahan, belum ditetapkan sebagai tersangka.

Intan Juita

LINTAS BERITA

DILEWATI KONTAINER: Kendaraan bermotor dan kontainer melewati Jalan RE Martadinata, Jakarta, kemarin. Jalan RE Martadinata, yang Senin (6/12) lalu hanya bisa dilewati kendaraan kecil, kini sudah dapat dilewati kontainer dan kendaraan besar lainnya.

MI/RAMDANI

ADDE, 25, menjadi korban tabrak lari. Saat sepeda motor yang dikendarai berhenti di lampu merah Grogol, Jakar-ta Barat, kendaraan umum menyeruduk dari belakang.

Karena malam itu cuaca hujan, tidak ada saksi mata yang mengetahui identitas angkutan umum tersebut. Se mentara itu, Adde sendiri terkapar tidak sadarkan diri. Helm yang dikenakannya re-

tak. Untungnya dia selamat meski dokter memvonis Adde menderita gegar otak ringan.

Kasus tabrak lari sudah ja-mak terjadi di Ibu Kota. Para pelaku kabur agar terhindar dari urusan hukum mau-pun kemungkinan diamuk massa. Banyak pengendara memiliki sifat pengecut dan tidak berperikemanusiaan. Mereka enggan bertanggung jawab atas perbuatan melukai

orang lain. Dalam banyak kasus, kor-

ban tabrak lari tewas karena te lat mendapatkan pertolong-an medis. Pengendara seha-rusnya memberi tahu polisi dengan menyebutkan lokasi peristiwa agar korban dapat segera mendapatkan perto-longan.

Pelaku kecelakaan lalu lin tas bisa dijerat dengan pa-sal pidana kealpaan dalam KUHP. Bahkan jika korban meninggal dunia, menurut Pasal 359 KUHP, pelaku dian-cam hukuman lima tahun penjara.

Sementara itu, dalam UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Ja lan, pelaku tabrak lari bisa terkena tambahan hukuman tiga tahun penjara atau denda Rp75 juta.

Bila sesama pengendara sa ling menghargai di jalanan, tidak perlu ada korban ji-wa. Pelaku yang menabrak orang lain dapat menyerah-kan diri ke pihak kepolisian untuk menghindari amukan massa.

Sanksi bagi penabrak lari memang cukup berat, tapi pe rasaan bersalah akan terasa lebih berat bila membiarkan orang lain tewas karena ke-khawatiran terjerat hukum. Mengakui perbuatan bisa menjadi salah satu faktor me ringankan hukuman. (Ars/J-1)

POJOK LALU LINTAS

Denda Tabrak Lari Sebesar Rp75 Juta

Kerja sama dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya untuk menyosialisasikan Undang-Undang No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

UU No 22/2009tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Pasal 231(1) Pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan lalu lintas, wajib:

a. Menghentikan kendaraan yang dikemudikan; b. Memberikan pertolongan kepada korban; c. Melaporkan kecelakaan kepada Kepolisian Negara

Republik Indonesia terdekat; dan d. Memberikan keterangan yang terkait dengan keja-

dian kecelakaan.

Pasal 312 Setiap pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat ke-

celakaan lalu lintas dan dengan sengaja tidak menghentikan kendaraannya, tidak memberikan pertolongan, atau tidak melaporkan kecelakaan lalu lintas kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 231 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c tanpa alasan yang patut, dipidana penjara paling lama tiga tahun atau denda paling banyak Rp75 juta.

KORBAN KECELAKAAN: Petugas DLLAJ dibantu warga setempat mengevakuasi korban kecelakaan lalu-lintas di depan kantor Wali Kota Tangerang Selatan di Jalan Siliwangi, Pamulang, Banten, beberapa waktu lalu.

MI/SUSANTO