mikroskop vanny ok

22
1. PENDAHULUAN Dalam mengungkapkan struktur halus dari suatu sel kita tidak mampu menelusurinya tanpa bantuan mikroskop. Fungsi dari mikroskop adalah untuk mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil yang berasal dari mahluk hidup maupun benda mati seperti preparat awetan. Orang yang pertama kali diakui melihat bakteri menggunakan suatu instrumen optik yang terdiri dari lensa-lensa bikonveks yang disebut mikroskop pada tahun 1675 adalah Anthony Van Leuwenhoek. Bakteri yang ditemukannya dalam berbagai cairan seperti cairan tubuh, air, ekstrek lada, dan bir membuka peluang untuk dilakukannya penelitian- penelitian mengenai terjadinya proses fermentasi dan penemuan jasad renik penyebab penyakit (Fardiaz, 1992). Dalam waktu 350 tahun terakhir kita telah maju jauh dalam hal perlengkapan yang dapat digunakan untuk studi mikroskopik mikroorganisme. Mikroskop yang akan dipakai di laboratorium bukan lagi mikroskop “sederhana” (lensa tunggal) seperti yang dibuat dan digunakan oleh Leuwenhoek, tetapi mikroskop yang kita sebut mikroskop majemuk, karena mempunyai dua perangkat lensa (Volk & Wheeler,1993). Dan dengan adanya kemajuan teknologi kini telah ditemukan mikroskop elektron. Mikroskop elektron memiliki perbesaran yang lebih besar dari mikroskop biasa dan mampu mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam eksperimen. Selain mikroskop

Upload: verlencia-khosasih

Post on 17-Sep-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gfdgfg

TRANSCRIPT

1

1. PENDAHULUAN

Dalam mengungkapkan struktur halus dari suatu sel kita tidak mampu menelusurinya tanpa bantuan mikroskop. Fungsi dari mikroskop adalah untuk mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil yang berasal dari mahluk hidup maupun benda mati seperti preparat awetan. Orang yang pertama kali diakui melihat bakteri menggunakan suatu instrumen optik yang terdiri dari lensa-lensa bikonveks yang disebut mikroskop pada tahun 1675 adalah Anthony Van Leuwenhoek. Bakteri yang ditemukannya dalam berbagai cairan seperti cairan tubuh, air, ekstrek lada, dan bir membuka peluang untuk dilakukannya penelitian- penelitian mengenai terjadinya proses fermentasi dan penemuan jasad renik penyebab penyakit (Fardiaz, 1992).Dalam waktu 350 tahun terakhir kita telah maju jauh dalam hal perlengkapan yang dapat digunakan untuk studi mikroskopik mikroorganisme. Mikroskop yang akan dipakai di laboratorium bukan lagi mikroskop sederhana (lensa tunggal) seperti yang dibuat dan digunakan oleh Leuwenhoek, tetapi mikroskop yang kita sebut mikroskop majemuk, karena mempunyai dua perangkat lensa (Volk & Wheeler,1993).Dan dengan adanya kemajuan teknologi kini telah ditemukan mikroskop elektron. Mikroskop elektron memiliki perbesaran yang lebih besar dari mikroskop biasa dan mampu mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam eksperimen. Selain mikroskop elektron juga ada mikroskop cahaya (optik) yang pada umumnya digunakan dalam laboratorium-laboratorium. Mikroskop cahaya dilengkapi dengan perlengkapan optik dan non optik. Mikroskop cahaya tidak memiliki perbesaran sebesar mikroskop elektron sehingga hasil yang didapat tidak seakurat mikroskop elektron. (Schlegel, 1994). Jenis mikroskop yang lain adalah : Mikroskop medan terang, yang digunakan untuk melihat morfologi, bakteri, khamir, kapang, ganggang dan protozoa.

Mikroskop kontras, digunakan untuk melihat struktur jasad renik yang berukuran relatif besar ( sel khamir, ganggang, protozoa beberapa bakteri).

Mikroskop medan gelap, yang digunakan untuk melihat morfologi gelap jasad renik yang spesifik, misalnya spirokhita.

Mikroskop ultraviolet, digunakan untuk membedakan stuktur sel berdasarkan daya serapnya terhadap sinar UV.

Mikroskop fluoresen, digunakan untuk teknis diagnosis untuk komponen fluoresen atau sel yang dapat dibuat menjadi fluoresen.

Mikroskop elektron, digunakan untuk mengamati virus dan struktur sel yang sangat kecil (pili, DNA, dinding sel, membran sel, dsb) ( Fardiaz, 1992).

Mikroskop optik menggunakan lensa dari gelas dan cahaya matahari atau lampu sebagai penyinaran. Sedangkan mikroskop elektron memakai magnit sebagai pengganti lensa, dan elektron sebagai pengganti cahaya; karena elektron mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek daripada cahaya putih sehingga mempunyai daya tembus yang besar (Lay, 1994).Mikroskop majemuk adalah mikroskop yang mempunyai dua perangkat lensa. Komponen utama mikroskop majemuk adalah :

1. Tabung yang memisahkan lensa objektif dan okuler

2. Cermin untuk memantulkan cahaya

3. Kondensor untuk memusatkan cahaya

4. Diafragma iris untuk mengatur banyak sedikit cahaya yang masuk ke spesimen

5. Penyesuaian halus dan kasar untuk menaikkan dan menurunkan lensa objektif

6. Pentas untuk meletakkan spesimen

7. Kerangka untuk menyangga semua bagian mikroskop (Volk & Wheeler, 1993).

Cara memakai mikroskop adalah dengan cara mengarahkan tubus pada objek, pilih lensa obyektif dengan perbesaran lemah dengan menggunakan revolver, membuka diagfragma sampai maksimum, melihat ke dalam okuler, mengamati preparat dengan menggunakan secara bergantian (Nasir et al., 1993).

Perlengkapan dalam mikroskop dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Bagian optik, antara lain :

a. Lensa okuler, terdapat di ujung atas tubus mikroskop yang menghadap mata kita sewaktu pengamatan.

b. Lensa objektif, terdapat di bagian bawah tubus yang menghadap kaca preparat.

c. Kondensor, berfungsi untuk menangkap cahaya yang akan diteruskan pada objek dan terus ke lensa.

d. Sumbu cahaya, ada cahaya yang berasal dari matahari dan ada pula yang dari lampu.

e. Bagian penyambung listrik

2. Bagian non optik, antara lain :

a. Alas mikroskop yang berfungsi sebagai tempat untuk mendudukkan mikroskop di

atas meja b. Meja mikroskop yang berfungsi untuk meletakkan objek yang diamati.

c. Penggeser objek, berfungsi untuk menggeser objek.

d. Pemutar fokus, terdiri dari dua jenis : pemutar fokus kasar atau besar (untuk menggerakkan meja benda atau tubus lensa dengan gerakan cepat) dan pemutar fokus halus (untuk menggerakkan meja benda atau tubus lensa dengan gerakan halus).

e. Lengan mikroskop, berfungsi untuk memegang mikroskop pada waktu membawa mikroskop. (Kartasapoetra, 1991).Sel adalah bagian terkecil dari makhluk hidup. Ada 4 teori sel :

1. teori struktural, sel sebagai satu kesatuan struktural.

2. teori fungsional, sel sebagai satu kesatuan fungsional yang berarti bila membentuk satu jaringan maka fungsi jaringan tersebut sama dengan fungsi sel itu sendiri.

3. teori hereditas, di dalam sel terdapat inti sel yang mengandung faktor keturunan, maka apabila sel memperbanyak diri,secara otomatis isi sel juga ikut terbelah.dengan demikian hasil belahan sel mempunyai sifat sama dengan sel mula-mula.

4. teori pertumbuhan, setiap sel pasti berasal dari sel sebelumnya.(Syarifuddin, 1992).Dalam sel tumbuh-tumbuhan ternyata plasma sel selalu mengadakan gerakan-gerakan, hal ini menandakan bahwa sel-sel itu menunjukkan sifat-sifat hidupnya. pengaruh daya hidup dari plasma ini disebut visvitalis ( Kartasapoetra, 1991).

Setiap sel memiliki membran plasma yang terbentuk di luar sebagai batas. Lebih dari sekedar pembatas, membran plasma mempunyai kemampuan untuk mengambil molekul di sekitarnya yang dibutuhkan, menjadi tempat dimana reaksi kimia penting berlangsung, dan membuang sampah. Segala sesuatu yang terdapat diantara membran plasma dan nukleus disebut sitoplasma, sitoplasma memiliki beberapa struktur yang disebut organel. Beberapa organel di dalam sel adalah : nukleus, nucleolus, sitoplasma, plastida, kloroplas, leukoplas, ribosom, retikulum endoplasma (Campbell, 1994).

Allium cepa adalah suatu jenis tanaman yang memiliki ciri-ciri seperti bau yang sangat menyengat. Tanaman ini berumbi lapis, dan berdaun lempeng atau bundar. Beberapa jenis Allium cepa yang digunakan untuk bahan pangan misalnya bawang merah, bawang putih dan juga bawang bombay. Sel-sel yang masih muda pada Allium cepa mempunyai inti sel lebih besar daripada sel-sel yang dewasa, karena pertumbuhan sel-sel muda menjadi dewasa, selnya akan bertambah besar dan dalam keadaan demikian inti selnya dapat dikatakan tetap, tidak bertambah besar ( Kartasapoetra, 1991).

Pada Daucus carota (Esau, 1940), misalnya tiga berkas memasuki setiap kotiledon. Berkas median diantara ketiga runutan ini terdiri atas untaian xylem eksrak yang sinambung dengan protoxylem akar secara lateral disertai dua untai floem. Dalam untai ini dapat ditelusuri diferensiasi sentripetal untuk jarak tertentu ke dalam kotiledon. Berlawanan dengan ini setiap runutan kotiledon lateral itu kolateral dengan floem eksternal dan xylem endark di sebelah dalam. (Fahn,1991).

Jaringan epitel dibuat dari sel sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini melapisi rongga rongga dan berbagai tabung pada tubuh. Jaringan ini juga membentuk kulit yang membungkus tubuh. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium. Epitelium ini mengeluarkan muccus untuk melindungi dirinya terhadap kekeringan dan untuk menangkap partkel partikel debu yang terhirup.Epitel yang ada di dalam mulut bernama epitel squamous, kolumnar, dan kuboidal (Kimball, 1983). Epitel kolumnar membentuk lapisan terluar dari ileum manusia dan mengelilingi sel epitelial yang mengeluarkan mukus. Epitel skuamous terdapat di pembuluh darah arteri manusia. Epitelium kuboidal membentuk dinding dari ginjal (Raven & Johnson, 1988). 1.2. Tujuan Praktikum

Untuk mengenal mikroskop, mengetahui bagian-bagian dari mikroskop beserta fungsinya dan menguasai cara penggunaan mikroskop untuk melihat bagian-bagian benda, sel dan makhluk hidup yang berukuran kecil secara jelas.

Untuk melihat dan mengenal bentuk sel hidup dan bagian-bagian yang ada di dalam sel pada Allium cepa, Daucus carota, mikroalga dari air kolam, dan pada jaringan epitel manusia, sekaligus mengetahui perbedaan-perbedaanya.2. MATERI DAN METODA

2.1. Materi

2.1.1. Alat

Dalam praktikum kali ini alat-alat yang digunakan , meliputi : mikroskop, kaca preparat datar dan cekung beserta penutupnya, pipet tetes, cutter, tusuk gigi, lampu kapas.

2.1.2. Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : bawang merah (Allium cepa), wortel (Daucus carota), epitel pipi bagian dalam, air kolam berwarna hijau, dan aquades.

2.2. Metoda

2.2.1. Pengamatan Sel Hidup Pada Tumbuhan Serta Bagian-bagiannya

Bawang dan wortel diiris secara melintang dan diambil selaput dalamnya. Selaput tersebut diletakkan pada kaca preparat sebagai obyek mikroskop. Kemudian obyek tersebut ditetesi air dan ditutup dengan kaca penutup. Setelah itu diamati dengan mikroskop dan hasil pengamatan digambar untuk ditambahkan keterangan mengenai bagian-bagian selnya.2.2.2. Pengamatan jaringan epitel Pada Manusia

Jaringan epitel pada bagian mulut (bagian dalam pipi) salah satu praktikan diambil dengan menggunakan tusuk gigi, lalu diletakkan pada kaca preparat. Obyek tersebut ditetesi air dan ditutup dengan kaca penutup. Kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop dan hasil dari pengamatan digambar dan diberi keterangan bagian-bagian selnya.

2.2.3. Pengamatan Sel Makhluk Hidup Bersel Tunggal (Mikroalga)

Air kolam yang telah berlumut (warnanya hijau keruh) diambil menggunakan pipet tetes dan diletakkan diatas kaca preparat cekung lalu ditutup dengan kaca penutup. Obyek tersebut kemudian diamati dengan mikroskop dan hasil pengamatan digambar serta diberi keterangan.

3. HASIL PENGAMATAN

Pengamatan Mikroskop dan Objek MikroskopKeterangan

1. Gambar Mikroskop

1. lensa okuler2. knop pengatur focus

3. revolver

4. lensa obyektif

5. lengan mikroskop/penyangga

6. alas/meja mikroskop7. penjepit

8. kondensor

9. kaki mikroskop

2. Gambar Sel Bawang Merah (Allium cepa)

warna = kekuningan1. dinding sel

2. sitoplasma

3. inti sel

Perbesaran : 10x103. Gambar Sel Wortel (Daucus carota)

warna = oranye1. dinding sel2. air3. sitoplasmaPerbesaran : 10x10

4. Gambar Sel Epitel

warna = putih kecokelatan1. dinding sel

2. sitoplasma

Perbesaran : 10x105. Gambar Mikroalga

warna = hijau muda1. mikroalga, berwarna bening (transparan), bergerak.

Perbesaran : 10x104. PEMBAHASANPada praktikum ini kita melakukan pengamatan mengenai benda , bagian sel atau makhluk hidup berukuran kecil. Untuk pengamatan tersebut kita harus menggunakan mikroskop, karena yang akan diamati adalah benda sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (Lay, 1994).

Mikroskop ada 2 macam, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Dalam praktikum ini kita menggunakan mikroskop cahaya. Sebenarnya tidak hanya dua macam ini saja mikroskop yang ada di sekitar kita, ada jenis-jenis mikroskop lain yaitu:

1. Mikroskop medan terang, yang digunakan untuk melihat morfologi, bakteri, khamir, kepang, ganggang dan protozoa.

2. Mikroskop kontras, digunakan untuk melihat struktur jasad renik yang berukuran relatif besar ( sel khamir, ganggang, protozoa beberapa bakteri).

3. Mikroskop medan gelap, yang digunakan untuk melihat morfolofi gelap jasad renik yang spesifik, misalnya spirokhita.

4. Mikroskop ultraviolet, digunakan untuk membedakan stuktur sel berdasarkan daya serapnya terhadap sinar UV.

5. Mikroskop fluoresen, digunakan untuk teknis diagnosis untuk komponen fluoresen atau sel yang dapat dibuat menjadi fluoresen.

6. Mikroskop electron, digunakan untuk mengamati virus dan struktur sel yang sangat kecil (pili, DNA, dinding sel, membran sel, dsb) . ( Fardianz, 1992).Ketika melakukan pengamatan menggunakan mikroskop kita harus mengetahui masing masing bagian dan kegunaannya, supaya kita memproleh hasil yang benar. Mikroskop dilengkapi dengan peralatan optik dan non optik. Macam macam perlengkapan optik yaitu :

Lensa Okuler

Terdapat pada bagian atas tubus mikroskop. Memiliki perbesaran 5x, 6x, 10x, 12x. Lensa ini menghadap mata pengamat. Mikroskop sederhana hanya memiliki satu lensa okuler, mikroskop yang memiliki dua lensa okuler disebut mikroskop binokuler. Lensa Obyektif

Terdapat pada bagian bawah tubus dan letaknya menghadap kaca preparat. Pada umumnya terdapat 2 hingga 4 lensa obyektif yang terpasang pada revolver (tempat terpasangnya lensa-lensa obyektif dengan berbagai ukuran perbesaran, yang dapat diputar-putar untuk mengganti jenis lensa obyektif). Ada 3 macam lensa obyektif, yaitu:

a. Lensa obyektif berkekuatan rendah, yaitu dengan tingkat perbesaran 10X.

b. Lensa obyektif berkekuatan tinggi, yaitu dengan tingkat perbesaran 40X, 43X, 44X dan 45X.

c. Lensa obyektif yang harus menggunakan minyak imersi, yaitu dengan tingkat perbesaran 95X, 97X dan 100X. Kondensor

Terletak diatas meja mikroskop. Berfungsi untuk menangkap cahaya yang akan diteruskan pada obyek dan lensa. Kondensor dilengkapi dengan difragma, pengatur diafragma, dan penyaring cahaya. Dimana diafragma berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang akan masuk ke lensa.

Sumbu Cahaya

Untuk melihat obyek dapat berasal dari cahaya matahari atau lampu. Cahaya ini akan diteruskan ke kondensor.

Penyambung Listrik

Perlengkapan mikroskop non optik yaitu :

Alas Mikroskop

Berfungsi untuk mendudukkan mikroskop di atas meja.

Meja Mikroskop

Berfungsi untuk meletakkan obyek yang akan diamati.

Penggeser Obyek

Berfungsi untuk menggeser obyek ke kiri, kanan, atau ke depan dan belakang

Pengatur Fokus

Pengatur fokus kasar (makrometer) untuk menggeser meja benda atau tubus dengan cepat. Sedang pengatur fokus halus (mikrometer), untuk menggeser meja benda atau tubus dengan lambat.

Lengan Mikroskop

Digunakan untuk dipegang saat membawa mikroskop

(Volk & Wheeler, 1993).

Agar hasil pengamatan preparat dapat jelas, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Faktor-faktor tersebut adalah :

pengambilan bagian sel preparat harus setipis mungkin agar bagian-bagian selnya tidak tertumpuk

preparat letaknya harus benar pada meja mikroskop dibawah lensa obyektif

harus terdapat cahaya yang terang yang dapat dipantulkan oleh cermin yang selanjutnya akan diteruskan ke mata kita

pengaturan fokus mikroskop juga sangat mempengaruhi hasil pengamatan yang akan kita dapatkan (Kartasapoetra, 1991).

Pada percobaan mengamati sel hidup Allium cepa bentuk sel selaput bagian dalam Allium cepa atau bawang merah menyerupai bentuk segi empat dan ada yang menyerupai bentuk segi enam. Sel yang berbentuk segi enam tersebut adalah sel yang masih muda. Pada sel tersebut tampak bagian-bagian sel berupa dinding sel, sitoplasma, dan inti sel. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan batas antar sel. Sedangkan sitoplasma merupakan cairan di dalam sel tersebut di luar nukleus.Dinding sel berfungsi sebagai pelindung sel dari pengaruh lingkungan. Sitoplasma mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia penting untuk metabolisme sel, sebagai tempat berlangsungnya metabolisme sel, dan sebagai tempat berlangsungnya pertukaran zat, serta sebagai tempat terdapatnya sitoskeleton (yang memberi bentuk sel). Nukleus atau inti sel mempunyai fungsi sebagai pengatur segala aktivitas sel.Pada percobaan mengamati sel hidup Daucus carota tampak bentuk sel penampang melintang Daucus carota adalah mirip segi enam. Pada penampang sel tersebut terdapat noda-noda berwarna oranye yang letaknya menyebar dan tidak beraturan. Bagian yang tampak antara lain dinding sel, air, dan sitoplasma.. Menurut Tri Supeni, dkk (1995), sitoplasma adalah cairan yang terdapat di dalaam sel dan di luar inti sel. Sitoplasma merupakan suatu sistem koloid yang sangat dinamis.Dengan melihat hal tersebut, ada kesamaan antara Allium cepa dan Daucus carota. Persamaannya adalah sama-sama memiliki dinding sel dan sitoplasma. Di samping itu juga terdapat perbedaan, yaitu pada Allium cepa terlihat inti selnya sedangkan pada Daucus carota yang terlihat adalah titik-titik air yang terkandung dalam sel tersebut. Pada pengamatan epitel dalam pipi dengan menggunakan mikroskop, bentuk sel yang ditemukan tidak jelas karena sel tersebut sudah mati. Epitel yang berada di dalam pipi dinamakan epitel kolumnar karena epitel kolumnar menghasilkan lendir atau mukus seperti halnya di dalam mulut dihasilkan lendir. Bagian sel yang terlihat jelas adalah sitoplasma karena pada suatu sel sitoplasma diperlukan sebagai tempat menempelnya organel organel sel.Hasil pengamatan yang diperoleh dari air kolam yang berwarna hijau adalah, pada air kolam berwarna hijau terdapat mikroalga yang bergerak gerak dengan cepat. Mikroalga tersebut ada yang berbentuk lembaran dan ada yang berkoloni, ada juga yang terpisah. Warna hijau dari mikroalga tersebut berasal dari pigmen klorofil yang dimiliki oleh mikroalga tersebut, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa mikroaga tersebut berasal dari golongan Alga hijau (Chlorophycophyta). Alga hijau adalah organisme yang akuatis, dan itu semakin memperkuat pendapat saya bahwa mikroalga itu merupakan alga hijau karena mikroalga tersebut ditemukan pada air kolam (Atlas, 1984)Perbedaan sel hewan dan tumbuhan yang paling mencolok adalah pada sel tumbuhan terdapat dinding sedangkan pada sel hewan tidak terdapat dinding sel. Nukleus merupakan organel sel yang terbesar oleh karena itu dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Sitoplasma mengandung substansi cair yang membawa bermacam macam organel sel dan bahan bahan lainnya yang merupakan bahan yang tidak larut dalam substansi (Green, 1984).

Setiap sel terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu :

1. Sitoplasma adalah cairan sel yang berada di luar inti

2. Dinding sel / selaput plasma / membran plasma, merupakan bagian terluar dari sel yang dapat melindungi dan membatasi isi sel dengan lingkungan.

3. Organela intraseluler, yaitu :

Nukleus, merupakan organ inti yang mengendalikan seluruh kegiatan sel, di dalam nukleus juga terdapat nukleoplasma dan nukleolus yang berfungsi untuk sintesis RNA untuk pembentukan asam amino.

Retikulum endoplasma, merupakan penghubung selaput luar inti dengan sitoplasma.

Ribosom adalah tempat sintesa protein.

Sentriol merupakan organ yang berperan dalam proses pembelahan sel.

Mikrofilamen berfungsi sebagai alat gerak sel.

Lisosom berfungsi untuk mencerna materi dan mengandung enzim hidrolitik.

Plastida atau kloroplas mengandung pigmen warna.

Mikrotubulus berfungsi sebagai rangka sel.

Mitokondria merupakan tempat respirasi aerob sel.

Badan golgi berkaitan dengan transpor lemak dalam sel.

Badan mikro / peroksisom mengandung enzim hidrolase / katalase.

5. KESIMPULAN

Mikroskop merupakan alat untuk mengamati benda-benda yang berukuran kecil / renik, misalnya sel makhluk hidup. Macam-macam mikroskop yaitu mikroskop cahaya, mikroskop kontras, mikroskop medan gelap, mikroskop ultraviolet, mikroskop flourescen, dan mikroskop elektron. Meski beda, semuanya memiliki mekanisme kerja yang sama mikroskop cahaya ( optik ). Perlengkapan optik mikroskop antara lain: lensa objektif, lensa okuler, kondensor, diafragma, sumber cahaya dan penyambung listrik. Hasil dari pengamatan dengan mikroskop diperoleh dari hasil kali perbesaran ke dua lensa. Perlengakapan mikroskop non optik antara lain alas mikroskop, meja mikroskop, penggeser objek, pengatur fokus, dan lengan mikroskop. Bagian sel bawang merah (Allium cepa) yang terlihat dalam mikroskop adalah dinding sel, Inti sel, dan sitoplasma. Bagian sel wortel (Daucus carota) yang terlihat pada mikroskop adalah dinding sel, air, dan sitoplasma. Adanya warna pada sel Allium cepa dan Daucus carota dipengaruhi oleh adanya plastida.

Air kolam mengandung mikroorganisme berflagellata yang disebut mikroalga. Sel mikroalga berwaarna hijau karena adanya klorofil dan termasuk golongan chlorophyta. Pada manusia jaringan epitelnya termasuk jaringan epitel pipih.6. DAFTAR PUSTAKA

Atlas, R. M. (1984). Microbiology Fundamentals and Application. Macmillan Publishing Company. USA. Campbell, N.A. (1994). Biology Concepts & Connections. Cummings Inc. Canada.Fahn,A. (1991). Anatomi Tumbuhan edisi 3. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan I. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Green, N. P.O. (1988). Biological Science 1 : Organism, Energy and Environment. Press Syndicate of the University of Cambridge. Melbourne.Kartasapoetra,A.G. ( 1991 ). Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Rineka Cipta. Jakarta.Kimball, J. W. (1983). Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Lay, B. W. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada.Nasir, M.; Sugiyanto; Johanes; Situmorang; Jesmandt. (1993). Penuntun Praktikum Biologi Umum. Debdikbud. Yogyakarta. Tri Supeni, dkk. (1995). Ilmu Biologi 1. Erlangga. Jakarta.

Volk, N. A. & M. F. Wheeler. (1993). Mikrobiologi Dasar Jilid I. Erlangga. Jakarta.

7. LAMPIRAN

7.1. Laporan Sementara4

8

5

7

6

1

10

2

9

3