mikosis

56
MIKOSIS Pembimbing : dr. Heryanto Syamsuddin , Sp.KK Disusun oleh : DIAH EKA PERMANAWATI 2010730024 KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN RSIJ SUKAPURA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2015 REFRESHING

Upload: mutiararachel

Post on 10-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

i9hfw

TRANSCRIPT

MIKOSIS

Pembimbing :

dr. Heryanto Syamsuddin , Sp.KK

Disusun oleh :

DIAH EKA PERMANAWATI2010730024

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMINRSIJ SUKAPURA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2015

REFRESHING

MikosisPenyakit yang disebabkan oleh jamur

Mikosis Superfisialis

Mikosis yang mengenai

lapisan luar tubuh yang

mati(str. korneum,

rambut,kuku)

Mikosis Profunda

Mikosis yang menyerangjaringan dibawah kulit

Mikosis Superfisial

DermatofitosisDefinisi : penyakit pada jaringan yang mengandung zat

tanduk misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan golongan jamur Dermatofita

Etiologi Dermatofita : Genus

▪ Microsporum▪ Tricophyton▪ Epidermophyton

Klasifikasi

Tinea kapitis Tinea barbae Tinea korporis Tinea kruris Tinea unguium (onikomikosis) Tinea manus et pedis Tinea imbrikata Tinea favosa

Tinea kapitis

Definisi Tinea kapitis adalah infeksi jamur pada

kulit kepala , rambut , alis mata dan bulu mata yang disebabkan oleh Dermatofita spesies Microsporum dan Tricophyton.

Gambaran Klinis

Ada 3 bentuk Grey patch ring worm▪ Lesi papula eritema di sekitar batang rambut

-> melebar -> bercak – bercak yang menpucat dan bersisik▪ Rambut menjadi abu – abu dan tidak berkilat

-> mudah patah -> alopesia setempat▪ Gatal▪ Sering pada anak-anak▪ Lampu wood -> warna hijau kekuning-

kuningan

Gambaran Klinis

Black dot ring worm Rambut yang terkena infeksi patah,

tepat pada muara folikel, dan yang terrtinggal adalah ujung rambut yang penuh spora.

Ujung rambut yang patah kalau tumbuh kadang-kadang masuk ke permukaan kulit.

Alopesia difus Dilakukan irisan kulit untuk mendapat

bahan biakan jamur.

Gambaran Klinis

Kerion Peradangan akut -> kulit kepala dan

jaringan lebih dalam Pembesaran kelenjar getah bening

regional Perabaan -> pembengkakan dan sakit,

pus keluar dari folikel Rambut rontok -> alopesia permanen

kerion

Gray patch ring worm

Black dot ring worm

Pemeriksaan penunjang

Lampu wood - > Floresensi tergantung pada hospes dan dermatofita penyebab

Permeriksaan Lab: Langsung -> KOH 10 – 20 % Biakan -> saboroud agar

Differential Diagnosis

Dermatitis seboroik Lupus eritematosus Alopesia areata Trikotillomonia Pioderma

Dermatitis seboroik

Trikotillomania

Lupus EritematosusPyoderma

Alopecia areata

Penatalaksanaan

1. Griseofulvin Mikrokristalin 10 – 20 mg / kgbb / hari Ultramikrokristalin 5 – 10 mg / kgbb / hari ,

lama pemberian 4 – 8 minggu atau 2 minggu setelah penyembuhan klinis dan laboratorik

2. Ketokonazole Usia > 2 tahun Dosis : 3,3 – 6,6 mg / kgbb/ hari -> 3-6 minggu

3. Itrakonazole Dosis : 3 – 5 mg / kgbb/ hari -> 2-4 minggu

Tinea korporis

Adalah infeksi jamur Dermatofita pada kulit tubuh tidak berambut/ glabrous skin

Gambaran Klinik Lesi kulit klasik : lesi anular, bulat atau lonjong ,

berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama kadang-kadang dengan vesikel dan papul di tepi. Daerah tengahnya lebih tenang.

Bila kronis : hiperpigmentasi

Pemeriksaan penunjang KOH -> 10 – 20 % Pembiakan -> agar saboroud

TINEA KORPORIS

Penatalaksanaan

Topikal Turunan Imidazole▪ Mikonazole,

Ketokonazole, Klortrimazole, dll

Gol Allilamine▪ Naftifin, Terbinafine

Bahan sintetis ▪ Tolnaftate,

Siklopiroksolamin , Haloprogin

Sistemik Ketokonazole :

200mg/hari 3-4 minggu Itrakonazole :

200 mg/hari ( 1 minggu )

Terbinafine : 250 mg / hari (1minggu )

Griseofulvin▪ Dewasa :0,5-1,0

gr/hari▪ Anak :10 – 15 mg/ kgbb/

hari

Tinea kruris

Adalah Dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum dan sekitar anus

Gambaran Klinis Lesi : letak bilateralRuam : Makula / plak eritema batas tegas, pinggir aktif Tepi lesi: papul – papul merah atau vesikel Bentuk kronis : lesi makula, hiperpigmentasi dan

skuama Rasa panas dan gatal

Pemeriksaan penunjang

KOH 10-20% Kultur -> media agar saboroud

Penatalaksanaan Sama dengan Tinea korporis

Differential Diagnosis Kandidiasis inguinal Eritrasma Psoriasis vulgaris Dermatitis seboroik Dermatitis kontak

Candidiasis

Psoriasis

Eritrasma

Dermatitis kontak

Tinea unguium

Tinea unguium adalah kelainan kuku oleh jamur Dermatofita

Gambaran klinis : T. U Subungual Distalis T. U Proximalis T. U Leukonikia Trikofita

Kuku menjadi rusak dan rapuh warna suram permukaan menebal

Differential Diagnosis

Onikomikosis ok Kandida Psoriasis Liken planus, dll

Onychomycosis

Lichen planus nail (pterygium)

Psoriasis (Pitting nail)

Penatalaksanaan

Sistemik1.Griseofulvin Dosis : 500 – 1000 mg / hari

▪ Kuku tangan : 5 – 6 bulan▪ Kuku kaki : 12 – 18 bulan

2.Ketokonazole▪ Dosis : 200 mg / hari -> 6 – 12

bulan

3.ItrakonazoleDosis denyut (pulse dose therapy) : 400 mg / hari selama 1 minggu kemudian 3 minggu bebas obat -> selanjutnya pada minggu ke 5 diobati lagi Jari tangan : 2 siklus

Jari kaki : 3 siklus

Topikal Solutio

Tiokonazole 2 % Pasta Urea

Bifonazole Siklopiroksolamine

5 % -> nail paint Amorolfine nail

laquer 5%

Tinea Manum

Biasanya Unilateral Ruam : - Eritematosa

- Skuama- Pinggir batas tegas

Lokasi : Punggung tangan

Tinea Pedis

Sinonim : Athlete’s foot , kutu air Bisa mengenai : - Sela jari kaki

- Telapak kaki - Punggung kaki

Bentuk interdigitalis

Ruam : Maserasi kulit putih & rapuh Lokasi : - Sela jari 3 & 4

- Sela jari 4 & 5

Moccasin footRuam : - Kulit menebal

- Skuama - Eritema - Papul & Vesikel

Lokasi : Telapak kaki, tepi & punggung kaki

Bentuk SubakutRuam : Vesikel, pustula bulaLokasi : - Sela jari

- Telapak kaki - Punggung kaki

Tipe interdigitalis

Mocassin’s foot

Non Dermatofitosis

Infeksi kulit oleh ragi / yeast like Penyakit – penyakit yang termasuk

golongan ini antara lain : Pitiriasis versicolor Piedra hitam atau putih Tinea nigra palmaris Otomikosis Keratomikosis

Pitiriasis versicolor

Merupakan penyakit infeksi jamur superficial kronis pada kulit yang disebabkan oleh Mallasezia furfur atau Pityrosporum orbiculare / P. Ovale

Sinonim : Tinea versicolor, liver spot, Tinea flava

Epidemiologi : penyakit universal terutama di daerah tropis.

Gambaran Klinis

Predileksi : wajah, badan, leher, anggota gerak Lesi :

▪ Warna bervariasi putih , coklat , kekuningan , abu – abu dan merah tembaga

Diagnosis Klinis Lampu Wood - > kuning emas KOH 20% -> hifa pendek dan berkelompok

Diagnosis Banding

Dermatitis seboroik Eritrasma S II Vitiligo Morbus hansen Leukoderma

Leukoderma

Syphilis II

Eritrasma

DS

Vitiligo Morbus hansen

Penatalaksanaan

Topikal Sampoo▪ Selenium sulfida 2,5%▪ Pyrithine zinc▪ Ketokonazole

Golongan non imidazole▪ Salep whitfield,

terbinafine, tolnaftate, dll

Golongan imidazole▪ Ketokonazole,

klortrimazole, dll

Sistemik 1. Itrakonazole

dengan dosis▪ 100 mg / hari : 2

minggu ▪ 200 mg / hari : 5 hari

2. Ketokonazole dengan dosis▪ 200 mg / hari : 10 hari▪ 400 mg dosis tunggal

Piedra hitam dan putih

Piedra adalah infeksi jamur oada rambut, ditandai dengan benjolan (nodus) sepanjang rambut, dan disebabkan oleh Piedraia hortai (piedra hitam) dan Trichosporon beigeilii (piedra putih)

Gejala klinis

Hanya menyerang rambut kepala, janggut dan kumis tanpa memberikan keluhan pada keluhan.

Krusta melekat eratpada rambut yang terserang dan dapay sangat kecil hanya dilihat dengan mikroskop.

Benjolan yang besar mudah dilihat, diraba, dan teraba kasar bila rambut diraba dengan jari-jari.

Bila rambut disisir akan terdengar suara metal (klik)

Tinea nigra palmaris

Etiologi: Phaeoannellomyces werneckii

Pada daerah tropis dan subtropis Mrpk dematiaceous fungi yg hidup di

tanah, lumpur, dan sisa-sisa tumbuhan

Klinis: asymptomatis, makula kecoklatan sampai hijau kehitaman dgn skuama minimal pada telapak tangan & jari

Otomikosis

Infeksi jamur kronik atau subakut pada liang telinga luar dan lubang tellinga luar, yang ditandai dengan inflamasi eksudatif dan gatal.

Keratomikosis

Infeksi jamur pada kornea mata yang menyebabkan ulserasi dan inflamasi setelah trauma pada bagian tersebut diobati dengan obat-obat antibiotik dan kortikosteroid.

Mikosis Profunda

Pengertian Mikosis Profunda (dalam) adalah : Mikosis sub kutan yang disertai komplikasi ataupun perjalanannya ke sistemik

Penyakit yang termasuk dalam golongan ini antara lain :

Aktinomikosis Fikomikosis Sporotrikosis Kromoblastomikosis Kandidosis Histoplasmosis, dll

Sporotrichosis

Sporotrichosis adalah infeksi jamur kronis disebabkan oleh Sporothrix schenkii dengan karakteristik lesi berupa nodul pada kutan atau sub kutan dan pembuluh limfe , bisa mengalami supurasi, ulserasi dan eksudasi.

Etiologi Sporothrix schenkii dijumpai pada tanah, tumbuh – tumbuhan busuk

Patogenesis

Jamur masuk ke kulit lewat luka (trauma)

GAMBARAN KLINIS Lesi

▪ Dimulai dari nodul atau papel subkutan ->nekrosis sentral -> ulkus granulamatous

▪ Pembuluh limf teraba keras seperti tali dan terlihat ulkus – ulkus yang granulomatos mengikuti jalannya pembuluh limfe

Lokalisasi Pada bagian tubuh yang terbuka terutama

ekstremitas

Gambaran klinis

Lesi▪ Dimulai dari nodul atau papel subkutan -

>nekrosis sentral -> ulkus granulamatous▪ Pembuluh limf teraba keras seperti tali dan

terlihat ulkus – ulkus yang granulomatos mengikuti jalannya pembuluh limfe

Lokalisasi Pada bagian tubuh yang terbuka terutama

ekstremitas

Penatalaksanaan

1. Kalium jodida jenuh Dosis awal : 3x5 tetes / hari -> dinaikkan

5 tetes/hari sampai tercapai dosis toleransi

Dosis toleransi : 3x30 – 40 tetes / hari Lama pemberian 4 – 6 minggu Dosis anak : 3x3 tetes / hari -> dinaikan

2 tetes -> 2 minggu

Penatalaksanaan

2. Golongan Azol dan Non-Azol Terbinafin (Non-Azol)▪ Dosis : 2 x 250 mg/ hari -> 6 minggu

Itrakonazole▪ Dosis : 100 – 200 mg / hari 6 bulan

Ketokonazole▪ Dosis : 100 mg / hari -> 2 – 3 bulan

Khromomycosis

Kromomycosis adalah infeksi jamur kronis pada kulit dan sub kutan, yang berbentuk nodul verukosa disebabkan oleh jamur golongan dematiaceae

Sinonim = kromoblastomikosis, Dermatitis verukosa

Insiden Dewasa usia 30 – 50 tahun Pria > wanita Berhubungan dengan pekerjaan -> misalnya

petani dan pencari kayu di hutan

PATOGENESIS1. Spora masuk ke kulit melalui trauma -> tertusuk duri atau tergores2. Inhalasi

Gambaran klinis

Ada 2 bentuk Kromomikosis kutan SistemikLesi awal bentuk papul kecil yang gatal -> plakat

dengan tepi tinggi , batas irregular atau sebagai nodul dengan permukaan kasar dan verukosa setelah beberapa tahun atau bulan timbul lesi baru -> fusi -> nodul kasar ; verukosa seperti kembang kol -> fibrosis ekstensif -> penghambatan aliran limfe -> elefantiasis

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan mikologik Sediaan langsung -

> KOH 10% -> spora dan kadang hypa

Kultur -> agar saboraud -> koloni mould, berambut seperti beludru , warna coklat gelap sampai hitam

2. Pemeriksaan histopatologik Dijumpai hiperplasia

epidermis Pada dermis

terdapat infiltrat ekstensif dengan jaringan granulomatosa polimorfik berisi banyak sel raksasa berinti banyak dan abses kecil - kecil

Diagnosis Banding

TBC kutis verukosa Sifilis Frambusia

Tb Kutis

Sifilis

Frambusia

Penatalaksanaan

Itrakonazole Dosis : 100 – 200 mg / hari -> 4 – 8

bulan atau sampai kultur negatif

Fikomikosis subkutis

Fikomikosis subkutis adalah infeksi jamur yang memberi gejala radang kronis dengan granuloma di bawah kulit yang teraba keras, kenyal dengan batas tegas

ETIOLOGI Basidiobolus ranarum Tanah Alat pencernaan :▪ Kadal ▪ Lipas▪ Cicak ▪ Tokek ▪ dll

EPIDEMIOLOGI Indonesia India Afrika Tengah Anak – anak Usia 20 – 23 tahun

PATOGENESISMelalui luka oleh karena gigitan serangga

GAMBARAN KLINIS1. Lesi berupa granuloma

sub kutan , nodular dengan radang kronis

2. Lokalisasi pada leher , dada , lengan atas , badan dan kaki

Diagnosis Banding

Tumor tumor kulit TBC kutis

Tumor kulit

TBC kutis

Penatalaksanaan

Kalium jodida jenuh Dosis : 3x5 tetes / hari Dosis toleransi 3x kurang lebih 50 tetes / hari

Amfoterisin B I.V Dosis : 1 mg/ kgBB/hari

Derivat Azol Itrakonazole

▪ Dosis : 2 x 100 mg / hari -> 2 – 3 bulan Ketokonazole

▪ Dosis : 2 x 200 mg/hari -> 1 bulan

DAFTAR PUSTAKA

Adhi Djuanda, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p. 89-105.

Kuswadji : Dermatimikosis. Budimulja U, Sunoto, Tjokronegoro A . Penyakit Jamur, Jakarta FKUI. 2000