miko sis

7
MIKOSIS PENDAHULUAN Insidensi mikosis superfisialis cukup tinggi di Indonesia karena menyerang masyarakat luas, sebaliknya mikosis profunda lebih jarang terdapat. Mengenai kandidosis yang disebabkan oleh Candida spp. akan dibahas secara terpisah. Alasannya karena jamur tersebut bersifat intermediate, sehingga dapat memberi pelbagai bentuk klinis, baik sistemik maupun superfisialis. DEFINISI Mikosis ialah penyakit yang disebabkan oleh jamur. SINONIM Penyakit jamur. KLASIFIKASI Penyakit jamur atau Mikosis dibagi menjadi: A. Mikosis profunda B. Mikosis superficialis MIKOSIS PROFUNDA Mikosis profunda terdiri atas beberapa penyakit yang disebabkan jamur, dengan gejala klinis tertentu yang menyerang alat dibawah kulit, misalnya traktus intestinalis, traktus respiratorius, traktus

Upload: rizkidiantifitri

Post on 27-Oct-2015

32 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Miko Sis

MIKOSIS

PENDAHULUAN

Insidensi mikosis superfisialis cukup tinggi di Indonesia karena menyerang

masyarakat luas, sebaliknya mikosis profunda lebih jarang terdapat. Mengenai

kandidosis yang disebabkan oleh Candida spp. akan dibahas secara terpisah.

Alasannya karena jamur tersebut bersifat intermediate, sehingga dapat memberi

pelbagai bentuk klinis, baik sistemik maupun superfisialis.

DEFINISI

Mikosis ialah penyakit yang disebabkan oleh jamur.

SINONIM

Penyakit jamur.

KLASIFIKASI

Penyakit jamur atau Mikosis dibagi menjadi:

A. Mikosis profunda

B. Mikosis superficialis

MIKOSIS PROFUNDA

Mikosis profunda terdiri atas beberapa penyakit yang disebabkan jamur,

dengan gejala klinis tertentu yang menyerang alat dibawah kulit, misalnya traktus

intestinalis, traktus respiratorius, traktus urogenitalis, susunan kardiovaskular,

susunan saraf sentral, otot, tulang, dan kadang-kadang kulit.

MIKOSIS SUPERFICIALIS

Mikosis superficialis dibagi menjadi:

A. Dermatofitosis

B. Nondermatofitosis

DERMATOFITOSIS

Page 2: Miko Sis

Istilah dermatofitosis harus dibedakan dengan dermatomikosis. Dermatofitosis

telah jelas pada definisi di atas, sedangkan dermatomikosis mempunyai arti umum,

yaitu semua penyakit jamur yang menyerang kulit. Di dalam beberapa buku kedua

istilah ini dicampuradukkan. Yang akan dibahas hanya terbatas pada dermatofitosis

sesuai dengan definisi di atas.

Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk,

misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan

golongan jamur dermatofita.

Etiologi dermatofitosis adalah golongan jamur dermatofita. Golongan jamur

ini mempunyai sifat mencernakan keratin. Dermatofita termasuk kelas Fungi

imperfecti, yang terbagi dalam 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan

Epidermophyton (EMMONS, 1934).

Klasifikasi

Berdasarkan bagian tubuh manusia yang terserang. Pembagian yang lebih

praktis dan dianut oleh para spesialis kulit adalah berdasarkan lokasi. Dengan

demikian dikenal bentuk-bentuk:

- Tinea kapitis, dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala

- Tinea barbe, dermatofitosis pada dagu dan jenggot

- Tinea kruris, dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong,

dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah

- Tinea pedis et manum, dermatofitosis pada kaki dan tangan

- Tinea unguinum, dermatofitosis pada kuku jari tangan dan kaki

- Tinea korporis, dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5

tinea di atas.

Selain 6 bentuk tinea masih dikenal istilah yang mempunyai arti khusus, yaitu:

- Tineaimbrikata: dermatofitosis dengan susunan skuama yang konsentris dan

disebabkan Trichophyton concentricum

- Tinea favosa atau favus: dermatofitosis yang terutama disebabkan

Trichophyton schoen-leini: secara klinis antara lain terbentuk skutula dan

berbau seperti tikus

- Tinea sirsinata, arkuata yang merupakan penamaan deskriptif morfologis.

Gejala Klinis

Page 3: Miko Sis

Tinea glabrosa atau dermatofitosis pada kulit tidak berambut mempunyai

morfologi khas. Penderita merasa gatal dan kelainan berbatas tegas, terdiri atas

macam-macam efloresensi kulit (polimorfi). Bagian tepi lesi lebih aktif (lebih jelas

tanda-tanda peradangan) daripada bagian tengah. Eczema merginatum adalah istilah

yang tepat untuk lesi dermatofitosis secara deskriptif.

Tinea kruris

Disebut juga eczema marginatum, dhoibe itch, jockey itch, ringworm of the

groin. Tinea kruris adalah dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum, dan

sekitar anus. Kelainan ini dapat bersifat akut dan menahun, bahkan dapat merupakan

penyakit yang berlangsung seumur hidup. Lesi kulit dapat berbatas pada daerah genito

rural saja, atau meluas ke daerah sekitar anus, daerah gluteus, dan perut bagian

bawah, atau bagian tubuh yang lain.

Kelainan kulit yang tampak pada sela paha merupakan lesi berbatas tegas.

Peradangan pada tepi lebih nyata daripada daerah tengahnya. Efloresensi terdiri atas

macam-macam bentuk yang primer dan sekunder (polimorfi). Bila penyakit ini

menjadi menahun, dapat berupa bercak hitam disertai sedikit sisik. Erosi dan

keluarnya cairan biasanya akibat garukan.

Status dermatologis

Lokasi : regio inguinalis, perineum, perianal Penyebaran : regional Bentuk : bulat teratur Ukuran : plakat Batas : Sirkumskrip Efflorensi : a. primer : macula eritema, daerah tepi lebih aktif

b. sekunder : erosi, krusta

Pembantu diagnosis

Pemeriksaan mikologik untuk membantu menegakkan diagnosis terdiri atas

pemeriksaan langsungsediaan basah dan biakan. Pemeriksaan lain, misalnya

pemeriksaan histopatologik, percobaan binatang, dan imunologik tidak diperlakukan.

Pada pemeriksaan mikologik untuk mendapatkan jamur diperlukan bahan

klinis, yang dapat berupa kerokan kulit, rambut, dan kuku. Bahan untuk pemeriksaan

Page 4: Miko Sis

mikologik diambil dan dikumpulkan sebagai berikut: terlebih dahulu tempat kelainan

dibersihkan dengan spiritus 70%, kemudian untuk:

1. Kulit tidak berambut (glabrous skin): dari bagian tepi kelainan sampai dengan

bagian sedikit di luar kelainan sisik kulit dan kulit dikerok dengan pisau

tumpul steril.

2. Kulit berambut: rambut dicabut pada bagian kulit yang mengalami kelainan;

kulit di daerah tersebut dikerok untuk mengumpulkan sisik kulit, pemeriksaan

dengan lampu Wood dilakukan sebelum pengumpulan bahan untuk

mengetahui lebih jelas daerah yang terkena infeksi dengan kemungkinan

adanya fluoresensi pada kasus-kasus tinea kapitis tertentu.

3. Kuku: bahan diambil dari permukaan kuku yang sakit dan dipotong sedalam-

dalamnya sehingga mengenai seluruh tebal kuku, bahan di bawah kuku

diambil pula.

Pengobatan

1. Griseofulvin fine particle dosis tunggal 0,5-1g untuk dewasa dan 0,25-0,5g

untuk anak-anak. Lama pengobatan bergantung pada lokasi penyakit,

penyebab, dan keadaan imunitas. Setelah sembuh kliis dilanjutkan 2 minggu

agar tidak residif.

2. Ketokonazol pada kasus-kasus resisten terhadap griseofulvin dapat diberikan

obat tersebut sebanyak 200mg per hari selama 10 hari – 2 minggu pada pagi

hari setelah makan.

3. Itrakonazol untuk yang kontraindikasi Ketokonazol (hepatotoksik). Pemberian

cukup 2 x 100-200mg sehari dalam kapsul selama 3 hari.

4. Terbinaifn dapat diberikan sebagai pengganti griseofulvin selama 2-3 minggu,

dosisnya 62,5mg-250mg / hari bergantung pada berat badan.

5. Obat-obat topical konvensional, misalnya asam salisil 2%, asam benzoat 6-

12%, sulfur 4-6%, vioform 3%, asam undesilenat 2-5%, dan zat warna (hijau

brilian 1% dalam cat Castellani).

6. Obat-obat topical baru, misalnya tolfnaftat 2%, tolsiklat, haloprogin, derivat-

derivat imidazol, silopiroksolamin, dan naftifine masing-masing 1%

NONDERMATOFITOSIS

Pitriasis versikolor

Page 5: Miko Sis

Pitriasis versikolor yang disebabkan Malassezia furfur Robin adalah penyakit

jamur superfisialis yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan subyektif, beupa

bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam, terutama meliputi

badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas,

leher, muka dan kulit kepala berambut.

Pitirosporum folikulitis

Pitirosporum folikulitis (malasezia folikulitis) merupakan penyakit yang

secara klinis mirip dengan akne vulgaris. Pitirosporum folikulitis adalah penyait

kronis pada folikel pilosebasea yang disebbkan oleh spesies Pitirosporum, berupa

papul dan pustul folikular, yang biasanya gatal dan terutama berlokasi di batang

tubuh, leher, dan lengan bagian atas.