mid manajemen lab dan bengkel

20
1 Jawaban Mid Semester Nama : Marlina Lapalutu Nim : 14702259007 Prodi : PTK-TI Vokasi E Matakuliah : Manajemen Lab dan Bengkel Dosen : Prof. Dr. Thomas Sukardi 1. Fasilitas praktik merupakan komponen utama dalam mendidikkan kompetensi, dengan demikian fasilitas harus selalu dalam kondisi laik dan layak untuk digunakan praktik. a. Model atau jenis perawatan apa yang harus anda lakukan dalam menjaga kesiapan fasilitas praktik tersebut ? jelaskan alasan saudara secara rinci ! b. Secara operasional seperti apa bentuk kegiatan perawatan yang harus dilakukan ? Jawaban. 1a. Pada perawatan ada dua pekerjaan di dalamnya yaitu perawatan dan perbaikan. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas mencegah kerusakan sedangkan perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan memperbaiki kerusakan. Secara umum ditinjau dari segi pelaksanaan pekerjaan perawatan dapat dibagi menjadi dua yakni perawatan yang direncanakan dan perawatan yang tidak direncanakan. Secara skematis dapat dilihat pada gambar berikut :

Upload: lapalutu

Post on 12-Aug-2015

43 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mid manajemen lab dan bengkel

1

Jawaban Mid Semester

Nama : Marlina Lapalutu

Nim : 14702259007

Prodi : PTK-TI Vokasi E

Matakuliah : Manajemen Lab dan Bengkel

Dosen : Prof. Dr. Thomas Sukardi

1. Fasilitas praktik merupakan komponen utama dalam mendidikkan kompetensi, dengan demikian

fasilitas harus selalu dalam kondisi laik dan layak untuk digunakan praktik.

a. Model atau jenis perawatan apa yang harus anda lakukan dalam menjaga kesiapan fasilitas

praktik tersebut ? jelaskan alasan saudara secara rinci !

b. Secara operasional seperti apa bentuk kegiatan perawatan yang harus dilakukan ?

Jawaban.

1a. Pada perawatan ada dua pekerjaan di dalamnya yaitu perawatan dan perbaikan. Perawatan

dimaksudkan sebagai aktifitas mencegah kerusakan sedangkan perbaikan dimaksudkan sebagai

tindakan memperbaiki kerusakan. Secara umum ditinjau dari segi pelaksanaan pekerjaan

perawatan dapat dibagi menjadi dua yakni perawatan yang direncanakan dan perawatan yang tidak

direncanakan. Secara skematis dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 2: Mid manajemen lab dan bengkel

2

Bentuk-bentuk Perawatan

1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)

Perawatan Preventive adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya

kerusakan atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan. Ruang lingkup pekerjaan

preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau

mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.

2. Perawatan Korektif

Perawatan Korektif adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam

perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan

perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.

3. Perawatan Berjalan

Perawatan berjalan adalah perawatan dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau

peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang

harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.

4. Perawatan Prediktif

Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam

kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan

bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.

5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)

Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya

harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.

6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)

Perawatan darurat adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi

kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.

Selain Model/jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis

pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:

Page 3: Mid manajemen lab dan bengkel

3

1. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance)

Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan, karena harga

peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya

adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang

lama, atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.

2. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)

Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti tidak

memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar

yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung

diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, bengkel/lab

selalu memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.

Jawaban.

1b. Secara operasional kegiatan perawatan yang dilakukan harus direncanakan sebaik mungkin. Waktu

pekerjaan perawatan harus melihat kondisi/kapan laboratorium/bengkel tidak digunakan untuk

praktik. Adapun urutan perencanaan fungsi perawatan meliputi :

1. Bentuk perawatan yang akan ditentukan.

2. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan dengan pertimbangan ke masa

depan.

3. Pengontrolan dan pencatatan.

4. Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat diselesaikan dengan suatu bentuk

perawatan.

5. Penerapan bentuk perawatan yang dipilih :

• Kebijaksanaan perawatan yang telah dipertimbangkan secara cermat.

• Alternative yang diterapkan menghasilkan suatu kemajuan

• Pengontrolan dan pengarahan pekerjaan sesuai rencana

• Riwayat perawatan dicatat secara statistic dan dihimpun serta dijaga untuk dievaluasi

hasilnya guna menentukan persiapan berikutnya.

Page 4: Mid manajemen lab dan bengkel

4

Sasaran Perencanaan Perawatan

Sasaran perencanaan perawatan :

• Bagian khusus dari fasilitas yang akan dirawat.

• Bentuk, metode dan bagaimana tiap bagian itu dirawat.

• Alat perkakas dan cara penggantian suku cadang.

• Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan.

• Frekwensi perawatan yang perlu dilakukan.

• Sistem Pengelolaan pekerjaan.

• Metode untuk menganalisis pekerjaan.

Dasar-dasar pokok yang menunjang dalam pembentukan sistem perawatan:

• Jadwal kegiatan perawatan untuk semua fasilitas dalam lab/bengkel.

• Program yang menunjukkan kapan tiap perawatan harus dilakukan.

• Metode yang menjamin program perawatan dapat berhasil.

• Metode pencatatan hasil dan penilaian keberhasilan program perawatan

Dalam hal perencanaan pekerjaan perawatan harus memperhatikan factor seperti : prioritas

pekerjaan yakni pekerjaan harus dilakukan dengan urutan yang benar, jika suatu mesin memiliki peran

penting maka perlu memberi prioritas utama pada perawatan mesin tsb; metode yang digunakan yakni

meskipun banyak pekerjaan perawatan bisa dilakukan dengan berbagai cara namun akan lebih baik jika

penyelesaian pekerjaan tsb dilakukan dengan metode yang sesuai dengan keahlian yang dipunyai;

kebutuhan material yakni material yang dibutuhkan harus selalu tersedia.

Factor penunjang di dalam kegiatan perawatan antara lain :

1. Perencanaan waktu perawatan.

Pelayanan perawatan pada masing-masing peralatan perlu diseimbangkan, tidak terlalu kurang

dan tidak terlalu lebih. Perawatan yang terlalu kurang dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan

yang lebih awal, sedangkan terlalu banyak perawatan dapat menimbulkan pekerjaan yang tidak

diperlukan sehingga terjadi pemborosan. Frekuensi pekerjaan perawatan dapat ditentukan

berdasarkan :

a. Menurut skala waktu kalender misalnya : mingguan, bulanan, kwartalan, tahunan dsb.

b. Menurut waktu operasi : jam operasi, jumlah putaran operasi, jarak tempuh.

Keberhasilan suatu kegiatan perawatan hanya dapat dievaluasi dari hasil yang telah dicapai,

fakta-fakta ini merupakan keputusan yang diambil untuk tindakan selanjutnya. Informasi mengenai

Page 5: Mid manajemen lab dan bengkel

5

data perawatan dimasukan dan disimpan pada kartu catatan historis. Pencatatan mengenai

kejadian-kejadian dalam perawatan harus dibuat menurut kondisi atau bagian yang dirawat.

Informasi yang dicatat pada kartu catatan historis adalah :

a. Inspeksi, perbaikan, pelayanan dan penyetelan yang dilakukan.

b. Kerusakan dan kegagalan, akibatnya, penyebabnya, tindakan perbaikan yang dilakukan.

c. Pekerjaan yang dilakukan pada fasilitas, komponen-komponen yang diperbaiki atau diganti.

d. Kondisi keausan, kebocoran, korosi dll

e. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan, clearance, hasil pengujian dan inspeksi

f. Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk perawatan atau perbaikan yang dilakukan.

2. Inventarisasi.

Inventarisasi adalah suatu daftar semua fasilitas yang ada dalam lab/bengkel yang bertujuan

untuk memberi tanda pengenal bagi semua fasilitas tsb. Inventarisasi yang dibuat harus

mengandung informasi yang jelas dan mudah di pahami dengan cepat, sehingga dapat membantu

kelancaran perawatan.

3. Daftar Fasilitas.

Daftar fasilitas adalah suatu catatan mengenai data-data teknik suatu peralatan/mesin. Daftar

fasilitas ini bisa dipakai sebagai referensi untuk :

a. Menetapkan spesifikasi yang asli, kinerja semula.

b. Menetapkan batas yang direkomendasikan, pengepasan, toleransi.

c. Membantu dalam pelayanan suku cadang dan cara pemasangannya yang benar.

d. Menyediakan informasi yang diperlukan untuk rencana pemindahan, relokasi dsb.

4. Daftar Rencana Perawatan

Daftar rencana perawatan adalah suatu rencana pekerjaan yang akan dilakukan berdasarkan

luasnya kejadian. Untuk melakukan perawatan pada tiap peralatan, perlu adanya daftar rencana

perawatan yang disusun menurut pekerjaan yang dibutuhkan seperti : inspeksi, pelumasan,

penyetelan, penggantian komponen, overhaul dsb. Frekuensi perawatan ini perlu dipertimbangkan

menurut efisiensi peralatan dalam fungsinya. Daftar rencana perawatan merupakan petunjuk

pekerjaan meskipun tidak mutlak, tetapi setidaknya dapat membantu informasi awal untuk

melakukan perawatan.

5. Spesifikasi Pekerjaan.

Spesifikasi pekerjaan adalah suatu keterangan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Untuk

melakukan perawatan secara efektif, perlu ditentukan adanya keterangan pekerjaan yang harus

Page 6: Mid manajemen lab dan bengkel

6

dilengkapi menurut kepentingannya. Pekerjaan-pekerjaan penting yang menunjang efektititas

perawatan perlu ditentukan menurut spesifikasi pekerjaan yang jelas untuk petunjuk perawatan.

Dengan adanya spesifikasi pekerjaan, maka penyelesaian tugas perawatan akan lebih mudah,

terarah dan sesuai yang ditentukan. Setiap tugas yang dicatat dalam daftar rencana perawatan

dapat dikelompokan secara khusus menurut jenis pekerjaannya.

2. Salah satu tugas pokok dalam mengelola bengkel/lab adalah membudayakan kebiasaan

keselamatan kerja. Coba jelaskan bagaimana membudayakan keselamatan kerja tersebut bagi guru,

teknisi dan siswa ?

Jawaban

2. Membudayakan keselamatan kerja bagi guru, teknisi dan siswa yakni dengan cara melakukan

sosialisasi yang intensif tentang pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam kegiatan

praktikum di bengkel/lab. Untuk membudayakan kebiasaan keselamatan kerja diperlukan

komitmen dan kepemimpinan (leadership). Komitmen untuk keselamatan akan muncul jika setiap

individu (guru, teknisi, siswa) dengan jelas mengetahui dan memahami manfaat positif dari

keselamatan tersebut. Mengetahui dan memahami manfaat keselamatan akan menciptakan

keinginan kuat untuk meningkatkan budaya keselamatan dan selanjutnya individu (guru, teknisi dan

siswa) akan menginvestasikan waktu secara serius ke manajemen dan program keselamatan yang

efektif dan selalu komitmen untuk menjalankannya. Kepemimpinan/leadership juga erat kaitannya

dengan budaya. Kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dalam setiap program

keselamatan yang dijalankan disekolah khususnya di bengkel/lab. Setiap hari pemimpin seperti

kepala sekolah, kepala bengkel mempunyai kesempatan untuk berkomunikasi dan bertindak

dengan cara yang menunjukan kepemimpinannya dalam keselamatan (safety leadership).

Sayangnya, kesempatan tersebut sering tidak dimanfaatkan secara optimal karena mereka tidak

menganggap hal tersebut sebagai peluang besar untuk membudayakan keselamatan dalam sekolah

khususnya di bengkel/lab. Mereka sering tidak mengerti bahwa ekspresi sekecil dan

sesederhanapun dalam kepemimpinan mereka dalam keselamatan dapat menghasilkan manfaat

yang besar. Selain itu hendaknya pada setiap jobsheet yang akan dikerjakan oleh siswa, guru perlu

menjelaskan secara detail bahaya-bahaya yang mungkin terjadi jika siswa tidak mematuhi aturan

dan prinsip-prinsip dalam K3.

Page 7: Mid manajemen lab dan bengkel

7

3. Rencanakan sebuah bengkel/lab yang sesuai dengan bidang anda sebagai pendidik di pendidikan

kejuruan, dengan ketentuan teknis sbb : a) besar rombel 40; b) jumlah job sheet yang harus

diselesaikan 8/semester; c) jenis dan keragaman mesin/alat mampu menampung jumlah rombel (1

siswa 1 alat/mesin); d) kelengkapan bengkel memenuhi kebutuhan siswa & guru; e) alasan logis dan

gambar kerja dituntut kejelasannya.

Jawaban

3. Perencanaan Lab Boga. Pada Jurusan Boga ada beberapa lab yang digunakan untuk praktikum siswa

yakni lab boga bagian dapur pengolahan, dapur produksi, dapur patiseri dan restoran. Di dalam

bekerja (praktek) setiap siswa akan selalu menggunakan sumber-sumber yang ada apakah sumber

non manusia yang terdiri dari ruang, barang/benda, maupun sumber manusia itu sendiri yang

terdiri dari waktu, tenaga, pengetahuan ketrampilan dan fasilitas masyarakat. Ketika pemakaian

sumber tenaga dan waktu dapat dikurangi dengan jalan memperhatikan prinsip-prinsip kerja

terutama yang menyangkut pemakaian tenaga jasmani, sehingga dapat bekerja secara efisien. Dan

prinsip-prinsip ini penting dipelajari oleh setiap siswa dalam praktikum. Jadi prinsip itu mengandung

pengertian dengan cara yang lebih baik, hasil yang dicapai dengan pengeluaran sumber-sumber

yang ada dapat diperoleh hasil yang lebih baik pula. Jadi prinsip-prinsip manajemen kerja dapat

mencegah penghamburan yang tidak perlu, dengan demikian siswa itu senantiasa dapat bekerja

lebih baik dalam arti kata pemakaian sumber yang ada memberikan hasil sebanyak dan sebaik

mungkin.

Perencanaan yang dilakukan meliputi :

1. Mengidentifikasi material atau bahan dan peralatan yang akan digunakan.

Bahan merupakan unsur yang paling dominan dan harus ada dalam pelaksanaan praktek

makanan. Untuk menghasilkan makanan yang berkualitas baik, maka sangat penting untuk

mengetahui dan mempelajari bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatannya. Demikian

juga dengan peralatan, merupakan motor penggerak yang membuat bahan itu menjadi

setengah jadi atau masak. Peralatan pengolahan memasak sangat tergantung dari

kebutuhannya. Berdasarkan hal itu untuk praktek membutuhkan peralatan : persiapan,

pengolahan dan penghidangan.

2. Menetapkan prosedur yaitu tentang tata cara pengerjakan secara kronologis.

Pengertian ini mengandung maksud bahwa di dalam bekerja itu selain menggunakan

anggota tubuh juga menggunakan pikiran dan perasaan. Contohnya bagaimana merencanakan

dan melakukan pekerjaan supaya lebih mudah, lebih cepat dan lebih senang dikerjakan untuk

Page 8: Mid manajemen lab dan bengkel

8

memperoleh hasilnya. Jadi setiap kerja mencakup suatu cara tertentu dalam melakukan tiap-

tiap aktifitas, apapun tujuan dan maksud yang hendak dicapai oleh kerja itu.

3. Menetapkan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci serta penetapan waktu yang

digunakan.

a) Inventarisasi terhadap pekerjaan yang akan dilakukan selama bekerja.

b) Tiap pekerjaan yang harus dilakukan itu ditukiskan waktu yang diperlukan (pola waktu).

c) Jumlahkan pola-pola waktu itu seluruhnya dan bandingkan dengan waktu yang ada.

d) Tentukan urutannya. Tujuan ini untuk mencegah terjadi kelelahan dalam pemakaian

tenaga dan pemborosan waktu.

Penggunaan waktu dan tenaga ini sangat dirasakan oleh setiap orang yang kadang-kadang

merupakan hambatan untuk mencapai tujuan bagi orang yang tidak dapat

mempergunakannya dengan baik, akan tetapi dapat memperlancar kea rah tujuan pekerjaan

andaikata dapat mempergunakannya dengan baik.

4. Menetapkan jadwal praktek untuk setiap siswa.

Dalam melaksanakan praktek setiap siswa harus memperhatikan prinsip-prinsip

manajemen kerja yang sdh dipaparkan di awal tadi. Oleh karena itu perlu direncanakan sebuah

jadwal praktikum yang baik. Pembuatan jadwal dengan mempertimbangkan jumlah siswa

dalam setiap kelas, jumlah peralatan/fasilitas lab boga. Dengan demikian diharapkan setiap

siswa dapat melakukan praktek dengan baik sehingga dapat tercapai kompetensi yang

dirumuskan dan siswa memiliki ketrampilan yang matang.

Dimisalkan besar rombel dalam satu kelas 40 siswa dengan jobsheet yang harus dikerjakan

sebanyak 8 jobsheet untuk semester ganjil maka agar lebih efektif dan efisien dalam praktikum

maka bisa dibagi dalam 2 kelompok dimana Kelompok I terdiri dari 20 siswa dan kelompok II

terdiri dari 20 siswa. Ilustrasinya bisa dilihat pada tabel berikut ini.

No Hari/Tanggal Kelompok Waktu Praktek JobSheet ke-

1. Senin/7 Juli 2015 I 08.00-10.15 1

2. Selasa/8 Juli 2015 II 08.00-10.15 1

3. Senin/14 Juli 2015 I 08.00-10.15 2

4. Selasa/15 Juli 2015 II 08.00-10.15 2

5. Senin/21 Juli 2015 I 08.00-10.15 3

6. Selasa/22 Juli 2015 II 08.00-10.15 3

Page 9: Mid manajemen lab dan bengkel

9

7. Senin/28 Juli 2015 I 08.00-10.15 4

8. Selasa/29 Juli 2015 II 08.00-10.15 4

9. Senin/4 Agus 2015 I 08.00-10.15 5

10. Selasa/5 Agus 2015 II 08.00-10.15 5

11. Senin/11 Agus-15 I 08.00-10.15 6

12. Selasa/12 Agus-15 II 08.00-10.15 6

13. Senin/18 Agus-15 I 08.00-10.15 7

14. Selasa/19 Agus-15 II 08.00-10.15 7

15. Senin/25 Agus-15 I 08.00-10.15 8

16. Selasa/26 agus-15 II 08.00-10.15 8

Sehingga dengan jadwal tersebut diatas maka 8 jobsheet akan diselesaikan dalam waktu 8

untuk 2 kelompok praktek.

5. Mengatur tata letak alat-alat perlengkapan praktek.

Benda-benda dan alat-alat perlengkapan hendaknya ditata dekat dengan praktikan.

Lingkungan jarak untuk meletakkan alat itu sebaiknya merupakan setengah lingkaran yang

dapat dicapai oleh kedua tangan.

6. TATA LETAK DAN ALUR KERJA (LAY OUT)

Untuk menghindari pemborosan waktu, tenaga dan bahan-bahan, maka perlu

dipikirkan bagaimana mengatur tata letak peralatan dapur agar dapat menciptakan satu alur

Page 10: Mid manajemen lab dan bengkel

10

kerja yang baik tanpa membutuhkan tenaga ekstra dalam melaksanakan pekerjaannya.

Bilamana alur kerja dan alat-alat dapur telah tertata dengan baik maka pada tahap selanjutnya

dapat dibuat suatu peraturan atau kebijaksanaan-kebijaksanaan yang lebih tepat guna,

sehingga dapat menghemat waktu, tenaga dan bahan-bahan.

Perencanaan tata letak peralatan harus dipelajari terlebih dahulu secara seksama,

tidak hanya menentukan dimana alat tersebut harus diletakkan tetapi perlu pula dipikirkan

tentang ruang gerak dari pengolah yang akan mempergunakan alat-alat tersebut. Dari gambar

di bawah ini diuraikan langkah-langkah memproduksi hidangan mulai dari penerimaan bahan

sampai pembuangan sampah

Gambar Langkah-langkah Memproduksi Makanan.

Bentuk ruang dapur pengolahan disesuaikan dengan hidangan yang akan diproduksi,

apakah hidangan lengkap atau beberapa hidangan saja, seperti masakan khas daerah dengan

minuman air kelapa, nasi, gulai itik dan lainnya.Hal ini akan mempengaruhi bentuk dapurnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun dapur :

a. Sebaiknya alokasi dapur tidak jauh dari tempat penyimpanan bahan makanan.

b. Susunan dapur dimulai dari bagian persiapan, bagian pengolahan, kemudian bagian

penyajian dan pada setiap bagian dihubungkan dengan pintu penghubung.

c. Dapur dilengkapi dengan tempat pencucian dan penyiapan alat-alat dapur. Jalan di dapur

sebaiknya tidak digunakan untuk jalan umum, maksudnya jalan/gang yang ada di dapur

hanya digunakan untuk keperluan dapur saja.

Disiapkan

Barang

Diterima

Diporsikan

Diolah

Disantap

Kotoran

Dibuang

Disimpan

Disajikan

Dicuci

Page 11: Mid manajemen lab dan bengkel

11

d. Peletakan alat-alat masak yang permanen harus diperhitungkan efisiensinya, misalnya

stream centre, range centre, bak cuci dan lain-lain.

e. Harus tersedia pintu darurat dalam jumlah yang cukup, dan diperhitungkan

kemungkinan diperluasnya dapur di masa yang akan datang.

Gambar berikut ini memformulasikan tata letak sebuah restoran

Gambar

Gambar Dapur Restoran

Keterangan :

1. Mesin pembuat es

2. Mixer

3. Meja Kerja

4. Pengiris

5. Meja kerja dan Bak cuci

6. Mesin cuci Pring

7. Bak cuci alat dapur

8. Lemari pemanas

9. Oven

10. Lemari es

11. Kompor

12. Pemanggang

Page 12: Mid manajemen lab dan bengkel

12

13. Panic penggoreng

14. Meja untuk menyiapkan salad

15. Meja untuk menyiapkan hidangan ikan

16. Meja uap untuk pemanas hidangan

17. Oven

18. Griddle

19. Alat pengocok susu

20. Tempat es cream

21. Tempat susu

22. Tempat pemanas hidangan

23. Tempat minuman

24. Coffee um

BEBERAPA BENTUK SUSUNAN DAN TIPE DAPUR BERDASARKAN KEPADA URUTAN KERJA. a. Dapur Tipe I ( Dapur Satu Dinding)

Aa

a b c

Gambar Bentuk dapur Satu Dinding

Page 13: Mid manajemen lab dan bengkel

13

Peralatan dapur ini disusun dalam garis lurus dan merapat ke dinding oleh karena itu

disebut juga dengan dapur tipe I, atau dapur satu dinding (one-wall kitchen). Pada gambar

diatas, bagian pertama (a) mulai dari kiri disusun peralatan kompor gas, kemudian (S) adalah

bak cuci, mesin cuci piring (dishwasher) dan bagian ujung terletak lemari es (refrigerator = ref).

Pada bagian atas dan bagian bawah dari susunan dapur ini terletak lemari cabinet tempat

menyimpan alat-alat.

Dari rancangan dapur ini terlihat bahwa pusat kerja (works area) terletak di tengah-tengah,

(lihat tanda panah). Pada rancangan b), terdapat tambahan alat oven (o) dekat kompor gas dan

alat lemari pendingin (freezer) dekat lemari es. Rancangan c), merupakan penyederhanaan dari

desain a) dan b) dengan mengutamakan bak cuci (2 buah). Gambar tsb adalah rancangan

menyeluruh dari ruang dapur. Dari gambar ini diperlihatkan bahwa pintu masuk (P) harus dekat

dengan lemari pendingin (penyimpan) untuk memudahkan memasukkan barang/bahan. Dari

rancangan ini juga terlihat penyatuan ruang dapur dengan ruang makan dan kegiatan ibu rumah

tangga lainnya. Seperti menjahit (sewing), menonton tv (dekat meja makan), lemari kain (cl),

penyimpan alat (storage = stg) mesin cuci (washing = w), mesin pengering (drying = d).

Gambar : Rancangan Menyeluruh Dari Tipe Dapur Satu Dinding

Page 14: Mid manajemen lab dan bengkel

14

Jadi dengan penyatuan ruang ini. Lengkaplah ruangan ini menjadi ruang pelayanan (servis

room) bagi suatu rumah tangga. Oleh karena gas dan asap harus dikeluarkan dari ruangan,

maka kompor harus dekat dengan jendela (j). Untuk mengeluarkan asap dibuat saluran keluar

melalui jendela. Saluran itu berada di bawah cabinet di atas bagian memasak yang diteruskan

ke jendela. Untuk penerangan alami jendela (j) ditempatkan pada pusat kerja dapur di depan

bak cuci (s) dan mesin pencuci (dw). Pada ruangan ini diperlihatkan juga bahwa kegiatan ibu

rumah tangga juga termasuk mengawasi anak-anak dengan menyiapkan ruang untuk anak-anak

di dapur (children area)

Gambar 7 : Foto Tipe Dapur Sejajar Dinding (Tipe I)

b. Dapur Tipe Koridor (sejajar)

Gambar denah dapur tipe sejajar

Page 15: Mid manajemen lab dan bengkel

15

Dapur tipe ini dapat terjadi apabila pintu masuk ke dalam ruangan, terdapat pada sisi ruang

yang terpendek, lebar antara meja bagian kiri dan kanan ini harus memperhitungkan area lalu

lintas orang keluar masuk ruangan. Pada rancangan gambar di atas, diperlihatkan alur kerja

dapur dalam bentuk segi tiga, untuk mempersiapkan, pengolahan, pemasakan, penyajian dan

pencucian. Mulai dari titik (ref) atau lemari es adalah titik untuk mempersiapkan, mengolah

dilakukan pada meja counter di antara lemari es dan bak cuci, kemudian memasak pada bagian

lingkaran-lingkaran kecil (kompor), kemudian meja di sebelah kompor dapat dipakai sebagai

tempat penyajian sementara sebelum dibawa ke meja makan (lihat gambar dibawah ini)

Gambar Denah Dapur Tipe Sejajar Lengkap

Page 16: Mid manajemen lab dan bengkel

16

c. Dapur Tipe L.

Gambar Denah Dapur Tipe L

Jika kita susun dua sisi yang berdekatan dalam ruang, dengan peralatan dapur maka

terjadilah tipe L, Perletakan pintu pada dapur tipe L ini, terdapat pada ujung-ujung L atau pada

bidang yang lain dari dapur L, perletakan lemari es tergantung dari perletakan pintu ini.

Gambar Denah Dapur Tipe L Lengkap

Page 17: Mid manajemen lab dan bengkel

17

Pada gambar rancangan di atas, terlihat: pola segi tiga”, menyimpan, megolah/mencuci,

memasak. Bagian kompor dan meyimpan dirancang bertentangan, sedangkan bagian tengah

selalu merupakan bagian mencuci (bak cuci atau mesin cuci). Alternatif lain dari rancangan ini

adalah dengan penambahan peralatan seperti peralatan oven yang diletakkan pada bagian

kompor (gambar tipe L). Atau penambahan bak cuci dan sebagainya. Pada gambar di atas,

diperlihatkan ruang dapur tersebut secara utuh, karena pada ruang ini ditambahkan tempat

untuk mencukur (barbecue), meja makan diletakkan dekat dengan jendela sebelah kiri, untuk

penerangan alami.

Pada rancangan ini susunan dapur tipe L, tersusun dari alur sebagai berikut : a) pintu, b)

meja (desk), c) lemari es, d) mesin cuci piring (dw), e) bak cuci piring (s), f) kompor gas, g) oven,

kemudian h) meja makan.

d. Dapur Tipe U

Gambar Denah Dapur Tipe U Lengkap

Dapur tipe U terjadi apabila: salah satu sisi ruang yang terpanjang merupakan bukaan yang

lebar. Dikehendaki meja dapur sebagai pembatas dengan ruang makan Memperkecil ruang

dapur dari ruang yang terlalu besar.

Page 18: Mid manajemen lab dan bengkel

18

Pada rancangan gambar di atas meja counter dibuat dekat kompor gas, untuk memudahkan

penyajian snack. Bagian ruang sebelah kanan di pergunakan untuk kegiatan mencuci dan

rekreasi (TV), seperti tempat meja kerja (desk) pengeringan pakaian (D) tempat mesin cuci (W),

tempat pakaian (cloth). Ruang ini juga dilengkapi dengan ruang makan dan tempat memotong

rambut (barbecue) atau semacam salon kecil, dan lemari penyimpan barang pecah belah (silver

china).

DAFTAR PUSTAKA

1. Ari Fadiati W.S. 1988. Pengelolaan Usaha Boga. Jakarta:P&K Dirjen Dikti.

2. Atisah Sipahelut, Petrusumadi.1991.Dasar-Dasar Desain.Jakarta:Depdikbud.

3. Garg, HP. Industrial Maintenance. S. Chand & Company Ltd, 1997.

4. Higgins, LR., PE. And LC. Morrow. Maintenance Engineering Handbook, 3 rd

edition. Mc.

GrawHill Book Company.

5. Maulana Syamsuri. K3 dan Budaya Keselamatan Kerja.Buletin Safety.

6. Supandi. Manajemen Perawatan Industri. Ganeca Exact Bandung.

Page 19: Mid manajemen lab dan bengkel

19

Page 20: Mid manajemen lab dan bengkel

20