mi 1 guntur 10 2 12 2 sukorejo 4 5 9 3 wonorejo 4 7 11 4...
TRANSCRIPT
81
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada dasarnya metode penelitian ini disusun sebagai alat bantu untuk
memaparkan apa saja yang sedang di teliti, dengan apa atau cara bagaiamana data
hendak dicapai, apa atau siapa yang akan menjadi sumber datanya dan bagaimana
menganalisis data yang sudah didapatkan.
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini berjenis penelitian lapangan dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif, dimana semua gejala yang diamati, diukur dan
diwujudkan dalam angka dan dianalisa secara statistik. Penelitian kuantitatif
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian (Sugiyono, 2007:14).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Guntur Kabupaten
Demak, sebagai subjek penelitiannya adalah guru-guru yang mengajar di
Madrasah Ibtidaiyah (MI). Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan
pengumpulan data pendahuluan dari Kantor Pengawas Pendidikan Agama
Islam Kecamatan Guntur, jumlah guru yang mengajar di MI tahun ajaran
2014-2015 berdasarkan status kepegawaian dan jenis kelaminnya.
Penelitian ini di lakukan mulai tanggal 20 Maret sampai dengan 30
April 2015. Penelitian ini memperoleh data dari 114 guru untuk menjawab
tujuan penelitian.
82
C. Populasi dan Sampel
1) Populasi Penelitian
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil
menghitung maupun hasil mengukur baik kualitatif mupun kuantitatif
dari karakteristik mengenai sekumpulan objek yang jelas dan lengkap.
Pendapat lain menyatakan bahwa Populasi adalah kelompok besar individu
yang mempunyai karakteristik umum yang sama (Purwanto, 2010:241).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru MI di wilayah
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak tahun 2015 yang berjumlah 114
guru, baik PNS maupun Non PNS yang bertugas di MI Negeri atau
Swasta dan semuanya itu tersebar di seluruh desa di wilayah Kecamatan
Guntur Kabupaten Demak.
2) Sampel Penelitian
Menurut Sunarto yang dikutip oleh Purwanto (2010:220),
sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk
mewakili keseluruhan kelompok populasi. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling acak berkluster
(Cluster random sampling), caranya sampel diambil dari kluster secara
acak dan ukuran sampel untuk tiap kluster proporsional dengan ukuran
kluster populasi.
Menentukan guru mana di wilayah kecamatan Guntur yang
akan dijadikan sumber data, pengambilan sampelnya berdasarkan MI di
desa yang telah dipilih secara acak, dan guru MI sebagai populasi
83
mempunyai anggota atau unsur yang homogen. Kecamatan Guntur
dengan 14 desa dan terdapat 11 MI diambil sampel penelitian dengan
teknik Cluster random sampling, diperoleh 4 MI, yaitu Guntur, Wonorejo,
Sukorejo, Blerong. Jumlah keseluruhan guru dari empat sekolahan
tersebut adalah 46 namun karena penelitian ini sifatnya sukarela, terdapat
41 responden yang bersedia mengisi angket yang peneliti berikan dan
terdapat 5 responden yang tidak bersedia mengisi angket, untuk
perinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Guru MI Sekecamatan Guntur berdasarkan
wilayah Sekolah terpilih
NO DESA
MI
JUMLAH
PNS NON PNS
1 Guntur 10 2 12
2 Sukorejo 4 5 9
3 Wonorejo 4 7 11
4 Blerong 3 6 9
Jumlah 21 20 41
D. Variabel dan Instrumen Penelitian
Sesuai dengan masalah, penelitian mengandung tiga variabel, yaitu
kinerja guru, sebagai kriteria atau variabel terkait (Y), kemudian jenjang
pendidikan sebgai prediktor pertama atau variabel bebas pertama (X1) dan
motivasi kerja sebagai prediktor kedua atau variabel bebas kedua (X2).
84
Penyusunan kuesioner sebagai instrumen dilakukan dengan langkah:
(a) pembuatan kisi-kisi berdasarkan indikator, dan (b) menyusun pertanyaan-
pertanyaan berdasrkan kisi-kisi yang telah dibuat serta melakukan diskusi
dan konsultasi dengan pembimbing agar memperoleh kesahihan butir sesuai
dengan konstruk.
Penyusunan butir-butir item pernyataan kuesioner dengan
mempertimbangkan kemudahan pengisian oleh responden (sebagai
sampel), maka penyusunannya mempertimbangkan beberapa hal antara lain:
1) menghindari pernyataan yang meragukan atau tidak jelas, 2) menghindari
kata-kata yang abstrak, 3) tidak menggunakan kata-kata yang dapat
menimbulkan rasa curiga. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Kinerja Guru (Y)
a) Definisi Konseptual
Kinerja guru adalah prestasi kerja yang diperoleh guru dari
hal-hal yang telah mempengaruhinya ketika melakukan tindakan.
Kinerja guru dikatakan baik bilamana ia dapat melaksanakan tugas
keguruan dengan sebaik-baiknya, seperti melaksnakan pembelajaran
di kelas (dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran) dan sebagainya.
85
b) Definisi Operasional
Kinerja guru adalah merupakan tingkat profesional guru
dalam proses belajar mengajar selama periode tertentu yang
diwujudkan melalui beberapa kompetensi.
Konsep kinerja guru ini akan diperoleh skor dari responden
atas penilaian mereka terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan
objek penelitian, yaitu masalah kinerja guru yang tertuang dalam kisi-
kisi kuisioner kinerja guru.
c) Indikator dan Kisi-kisi
Penelitian ini berusaha mencari data tentang kinerja guru MI
sekecamatan Guntur pada tahun 2015. Data diperoleh melalui angket
yang telah diisi oleh guru sebagai responden penelitian. Angket ini
dirumuskan atas dasar indikator-indikator sebagai berikut:
a. Merencanakan pembelajaran. Dengan deskriptor: menyususn
silabus, program tahunan, program semester, program mingguan
atau harian, dan rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP.
b. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu. Dengan
deskriptor: mengajar secara aktif inovatif kreatif efektif dan
menyenangkan, mengelola interaksi belajar mengajar,
mengelola kelas,dan menggunakan metode bervariasi.
c. Menialai dan mengevaluasi hasil belajar. Dengan deskriptor:
menyusun kisi-kisi soal, membuat soal, dan melaksanakan tes.
86
d. Melaksnakan analisis hasil evaluasi belajar. Dengan deskriptor:
merekap hasil penelitian dan menentukan tindak lanjut.
e. Menyusun program dan melaksanakan perbaikan dan
pengayaan. Dengan deskriptor: memperbaiki hasil belajar
peserta didik yang belum tuntas (di bawah 7,5), dan
memperkaya hasil belajar peserta didik yang tuntas (7,5 ke atas).
f. Mencapai tujuan pengetahuan. Dengan deskriptor:
merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil pelajaran.
Berikut ini disajikan kisi-kisi variabel kinerja guru.
Tabel 3.2 Kisi-kisi dan butir kuesioner variabel kinerja guru
No Indikator Deskriptor Nomor Butir
1 Merencanakan
pembelajaran
Menyusun silabus, program
tahunan, program semester,
program mingguan atau harian, dan
rencana pelaksanaan pembelajaran
atau RPP.
1, 3, 5, 17.
2 Melaksanakan
proses
pembelajaran yang
bermutu
Mengajar secara aktif inovatif
kreatif efektif dan menyenangkan,
mengelola interaksi belajar
mengajar, mengelola kelas,dan
menggunakan metode bervariasi.
6, 7, 8, 11,
12, 13, 15.
3 Menilai dan
mengevaluasi hasil
belajar
Menyusun kisi-kisi soal, membuat
soal, dan melaksanakan tes
2, 10, 14.
4 Melaksnakan Merekap hasil penelitian dan 16, 19.
87
analisis hasil
evaluasi belajar
menentukan tindak lanjut
5 Menyusun program
dan melaksanakan
perbaikan dan
pengayaan
Memperbaiki hasil belajar peserta
didik yang belum tuntas (di bawah
7,5), dan memperkaya hasil belajar
peserta didik yang tuntas (7,5 ke
atas)
4, 9, 20.
6 Mencapai tujuan
pengetahuan.
Menilai hasil pelajaran. 18.
Jumlah Butir 20
d) Bentuk Instrumen dan Pensekoran
Berdasarkan ciri-ciri dan sifat populasi yang diteliti, maka
instrumen yang digunkan untuk mengumpulkan data penelitian adalah
studi dokumenter dan kuesioner model skala likert. Menurut Best
bahwa kalau penelitian ingin memperoleh informasi yang faktual,
maka angketlah yang dipergunakan dengan menggunakan model
skala.
Penyusunan kuesioner dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: pertama, pembuatan kisi-kisi berdasarkan indikator,
dan kedua, menyusun pertanyaan-pertanyaan seseuai dengan kisi-kisi
yang telah dibuat serta melakukan diskusi dan konsultasi dengan
pembimbing agar diperoleh kesahihan butir sesuai dengan konstruk.
88
Penyusunan butir-butir item pernyataan kuesioner dengan
mempertimbangkan kemudahan pengisian oleh responden (sebagai
sampel), penyusunannya mempertimbnagkan beberapa hal antara lain:
menghindari pernyataan yang meragukan atau tidak jelas,
menghindari kata-kata yang abstrak, dan tidak menggunakan kata-kata
yang dapat menimbulkan rasa curiga.
Skala jawaban untuk variabel kinerja guru dalam penelitian
ini, yaitu: Sangat Sering, sering, kadang-kadang, kurang, tidak pernah
dengan diberi skor 5,4,3,2 dan 1 untuk pernyataan positif, dan diberi
skor 1,2,3,4,dan 5 untuk pernyataan negatif.
2) Jenjang Pendidikan (X1)
a) Definisi Konseptual
Jenjang pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang
menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga
kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis
untuk tujuan-tujuan umum. Jenjang pendidikan dapat diartikan
sebagai perwujudan proses pembelajaran di sekolah sebagai
penyelenggara pendidikan formal. Sedangkan pengertian sekolah
adalah lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran secara sitematis, berencana, sengaja, dan
terarah yang dilakukan oleh pendidik yang profesional, dengan
program yang diruangkan dalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh
peserta didik pada setiap jenjang tertentu (Suwarno, 2006:20).
89
b) Definisi Operasional
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang di
tetapkan berdasarkan perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai dan kemampuan yang di kembangkan. Yang dimaksud jenjang
pendidikan dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan formal
yang dimiliki oleh tiap-tiap guru atau pendidikan terakhir yang di
tempuh oleh tiap guru MI di wilayah Kecamatan Guntur.
Jika jenjang pendidikan guru di kategorikan menjadi tiga yaitu
memiliki jenjang pendidikan tinggi, memiliki jenjang pendidikan
menengah dan memiliki jenjang pendidikan rendah. Jadi guru yang
memiliki jenjang pendidikan terakhir sarjana maka dapat
dikategorikan sebagai guru yang memiliki jenjang pendidikan tinggi,
sedangkan guru yang memiliki jenjang pendidikan terakhir Deploma,
SMA/ MA maka dikategorikan sebagai guru yang memiliki jenjang
pendidikan sedang, dan guru yang memiliki jenjang pendidikan
terakhir SMP/ SD maka dikategorikan sebagai guru yang memiliki
jenjang pendidikan rendah.
c) Indikator dan Kisi-kisi
Dalam penelitian ini penulis mencari data tentang jenjang
pendidikan guru dari pertanyaan yang di ajukan kepada guru MI di
Kecamatan Guntur tahun 2015 sebagai respondennya. pertanyaan
tersebut dirumuskan atas dasar indikator : jenjang pendidikan terakhir.
Dengan deskriptor: Sarjana/Deploma, SMA/ MA, SMP/MTs,SD.
90
Selanjutnya variabel jenjang pendidikan ini sebagai variabel
bebas pertama (X1).
Berikut ini disajikan kisi-kisi variabel jenjang pendidikan
guru.
Tabel 3.3 Kisi-kisi dan butir kuesioner variabel jenjang pendidikan
No Indikator Deskriptor Nomor
Butir
1 Jenjang Pendidikan
Terakhir
Magister, Sarjana, Deploma,
SMA/ MA, SMP/SD. 1
d) Bentuk Instrumen dan Penskoran
Berdasarkan ciri-ciri dan sifat populasi yang diteliti, maka
instrumen yang digunkan untuk mengumpulkan data penelitian adalah
studi dokumenter dan kuesioner model skala likert. Menurut Best
bahwa kalau penelitian ingin memperoleh informasi yang faktual,
maka angketlah yang dipergunakan dengan menggunakan model
skala.
Penyusunan kuesioner dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: pertama, pembuatan kisi-kisi berdasarkan indikator,
dan kedua, menyusun pertanyaan-pertanyaan seseuai dengan kisi-kisi
yang telah dibuat serta melakukan diskusi dan konsultasi dengan
pembimbing agar diperoleh kesahihan butir sesuai dengan konstruk.
91
Penyusunan pernyataan dengan mempertimbangkan
kemudahan pengisian oleh responden (sebagai sampel),
penyusunannya mempertimbnagkan beberapa hal antara lain:
menghindari pernyataan yang meragukan atau tidak jelas,
menghindari kata-kata yang abstrak, dan tidak menggunakan kata-kata
yang dapat menimbulkan rasa curiga.
Skala jawaban untuk variabel jenjang pendidikan guru yaitu:
S2, S1, DII, SMA/MA, SMP/SD. Dengan diberi skala ordinal S2: 5,
S1: 4, Deploma: 3, SMA/MA: 2, SMP/MTS/SD: 1.
3) Motivasi Kerja (X2)
a) Definisi Konseptual
Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut
menentukan kinerja seseorang. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi
pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas
motivasi yang diberikan. Perbedaan motivasi kerja seorang guru
biasanya tercermin dalam berbagai kegiatan dan bahkan prestasi yang
dicapainya.
Berdasarkan definisi di atas, dapat dirumuskan konstruk
motivasi sebagai berikut. Motivasi kerja guru tidak lain adalah suatu
proses yang dilakukan untuk menggerakkan guru agar prilaku mereka
dapat diarahkan pada upaya-upaya yang nyata untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan (Uno,2011:71).
92
b) Definisi Operasional
Motivasi adalah unsur yang mendorong, membangkitkan dan
mengarahkan seseorang untuk melakukan tindakan dengan
memaksimalkan segala kemampuan yang dimiliki baik dari dalam
maupun dari luar diri manusia, guna memberikan kontribusi sebesar
mungkin meraih keberhasilan dalam mencapai tujuannya.
Dari konsep motivasi kerja guru ini akan dapat skor yang
diperoleh dari responden atas penilaian mereka terhadap pernyataan
yang berkaitan dengan objek penelitian, yaitu masalah motivasi kerja
yang tertuang dalam kisi-kisi kuesioner moivasi kerja guru.
c) Indikator dan Kisi-kisi
Dalam penelitian ini penulis mencari data tentang motivasi
kerja dari angket yang diisi oleh guru-guru MI di Wilayah Kecamatan
Guntur tahun 2015 sebagai responden. Angket tersebut dirumuskan
atas dasar indikator-indikator sebagai berikut:
1) Tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas.
2) Melaksanakan tugas dengan target yang jelas.
3) Memiliki tujuan yang jelas dan menantang.
4) Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya.
5) Memiliki perasaan senang dalam bekerja.
6) Selalu berusaha untuk mengungguli orang lain.
93
7) Diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya.
8) Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan
kerjanya.
9) Senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya.
10) Bekerja dengan harapan ingin memperoleh insentif.
11) Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari teman
dan atasan (Uno, 2011:72).
Berikut kisi-kisi variabel motivasi kerja.
Tabel 3.4 Kisi-kisi dan butir kuesioner variabel motivasi kerja
No Indikator Deskriptor Nomor
Butir
1 Tanggung jawab
guru dalam
melaksanakan tugas.
Menghadapi tugas berat,
tugas bagian dari hidup,
mengulang pelajaran.
1, 2. 24
2 Melaksanakan tugas
dengan target yang
jelas.
Melakukan yang terbaik,
mengerahkan seluruh
kemampuan.
7, 8.
3 Memiliki tujuan yang
jelas dan menantang.
Tugas sebagai tantangan
untuk maju.
3, 5, 6, 29,
30.
4 Ada umpan balik atas
hasil pekerjaannya.
Mendapat penghargaan, guru
teladan.
9, 11.
5 Memiliki perasaan
senang dalam
Terdorong untuk bekerja. 4, 12, 13.
94
bekerja.
6 Selalu berusaha untuk
mengungguli orang
lain
Kompetitif, memperoleh
prestasi.
10, 23.
7 Diutamakan prestasi
dari apa yang
dikerjakannya
Bekerja keras, menyelesaikan
tugas.
16, 17, 19.
8 Selalu berusaha untuk
memenuhi kebutuhan
hidup dan kebutuhan
kerjanya
Tidak meninggalkan tugas,
berhasil dalam tugas.
14, 15.
9 Senang memperoleh
pujian dari apa yang
dikerjakannya
Tekun bekerja, kerja lebih
baik, tepat waktu.
18, 20, 22,
27.
10 Bekerja dengan
harapan ingin
memperoleh insentif
Terdorong untuk sukses. 21, 25.
11 Bekerja dengan
harapan ingin
memperoleh
perhatian dari teman
dan atasan
Ada umpan balik. 26, 28.
Jumlah Butir 30
d) Bentuk Rumusan Butir dan Penskoran
Berdasarkan ciri-ciri dan sifat populasi yang diteliti, maka
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian
95
adalah studi dokumenter dan kuesioner model skala likert. Menurut
Best bahwa kalau penelitian ingin memperoleh informasi yang
faktual, maka angketlah yang dipergunakan dengan menggunakan
model skala (Best,1982:176).
Penyusunan kuesioner dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: pertama, pembuatan kisi-kisi berdasarkan indikator,
dan kedua, menyusun pertanyaan-pertanyaan seseuai dengan kisi-kisi
yang telah dibuat serta melakukan diskusi dan konsultasi dengan
pembimbing agar diperoleh kesahihan butir sesuai dengan konstruk.
Penyusunan butir-butir item pernyataan kuesioner dengan
mempertimbangkan kemudahan pengisian oleh responden (sebagai
sampel), penyusunannya mempertimbnagkan beberapa hal antara lain:
menghindasi pernyataan yang meragukan atau tidak jelas,
menghindari kata-kata yang abstrak, dan tidak menggunakan kata-kata
yang dapat menimbulkan rasa curiga.
Skala jawaban untuk variabel motivasi kerja dalam penelitian
ini, yaitu: Sangat Sering, sering, kadang-kadang, kurang, tidak pernah
dengan diberi skor 5,4,3,2 dan 1 untuk pernyataan positif, dan diberi
skor 1,2,3,4,dan 5 untuk pernyataan negatif.
e) Uji Coba
Berkaitan dalam penelitian ini, peneliti melakukan konstruksi
kuesioner. Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian, terlebih
dahulu dilakukan uji coba instrumen (pilot test). Pilot test dilakukan
96
dengan menggunakan responden uji coba yang berbeda dengan objek
penelitian yang sesungguhnya.
Uji coba instrumen dilaksanakan di MI Sidokumpul, MI
Krandon dan MI Temuroso mulai 20 sampai 25 Maret 2015, setelah
mendapat ijin dari kepala MI setempat, cara yang ditempuh adalah
dengan memberikan angket kepada tenaga pengajar sebagai responden
uji coba yang berjumlah 30 guru atau responden uji coba, dengan
pengisian secara bertahap. Uji coba tersebut data-datanya kemudian di
uji validitas dengan alat bantu program SPSS 16.0 For Windows.
f) Uji Validitas Butir
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan angket
dalam mengumpulkan data. Uji validitas dilakukan dengan rumus
korelasi bivariate person dengan alat bantu program SPSS versi 16.0.
caranya setelah data dimasukkan kita Analize- correlate – Bivariate.
Maka hasilnya akan muncul. Item angket dalam uji validitas
dikatakan valid jika harga rxy hitung lebih besar atau sama dengan rxy
tabel 0,36 pada nilai signifikansi 5%. Sebaliknya, item dikatakan tidak
valid jika rxy hitung < rxy tabel pada nilai signifikansi 5% (Widoyoko,
2012:149).
Adapun ringkasan hasil uji validitas instrumen motivasi kerja
guru yang terdiri dari 30 Butir, kemudian diperoleh hasil 22 butir item
valid dan 8 butir gugur sebagaimana data dalam tabel berikut ini.
Sedang hasil analisis selengkapnya bisa dilihat pada lampiran.
97
Tabel. 3.5 Hasil Uji validitas Motivasi Kerja Guru
g) Reliabilitas Instrumen
Uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi
instrumen (Russel, 2009:285). Analisis keterandalan kuesioner dengan
menggunakan rumus Alpha dari Cronbach. Pengujian dilakukan
No Item
rxy hitung rxy tabel 5%
(30) keterangan
1 0,695 0,361 Valid
2 0,479 0,361 Valid
3 0,372 0,361 Valid
4 0,592 0,361 Valid
5 0,311 0,361 tidak valid
6 0,558 0,361 Valid
7 0,411 0,361 Valid
8 0,439 0,361 Valid
9 0,669 0,361 Valid
10 0,725 0,361 Valid
11 0,451 0,361 Valid
12 0,328 0,361 tidak valid
13 0,646 0,361 Valid
14 0,434 0,361 Valid
15 0,513 0,361 Valid
16 0,671 0,361 Valid
17 0,640 0,361 Valid
18 0,099 0,361 tidak valid
19 0,586 0,361 Valid
20 0,431 0,361 Valid
21 0,420 0,361 Valid
22 0,086 0,361 tidak valid
23 0,577 0,361 Valid
24 0,122 0,361 tidak valid
25 0,057 0,361 tidak valid
26 0,552 0,361 Valid
27 0,119 0,361 Tidak valid
28 0,475 0,361 Valid
29 0,078 0,361 tidak valid
30 0,406 0,361 Valid
98
dengan alat bantu program SPSS versi 16.0. caranya setelah data
dimasukkan kita Analize – scale – Reliability analiysis. Dari hasil
perhitungan analisis tersebut menunjukan tingkat reliabilitas sangat
tinggi r tt = 0,841.
h) Instrumen Akhir
Setelah dilakukan uji coba instrumen variabel motivasi kerja
yang berjumlah 30 butir item pertanyaan kepada 30 guru sebagai
responden uji coba, di dapat instrumen akhir 22 butir item yang
dinyatakan valid dan reliabel yaitu: 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14,
15, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 26, 28, 30. selengkapnya butir-butir
instrumen tersebut dapat dilihat dalam lampiran.
E. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
1. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan jenis penelitian ex post
facto. Menurut Best penelitian Deskriptif adalah suatu analisis untuk
menjawab pertanyaan hubungan antara beberapa variabel (Best,
1982:176). Penelitian ex post facto merupakan penyelidikan sistematis
empirik dimana peneliti tidak memilih kontrol langsung terhadap
variabel-variabel bebas, karena variabel bebas itu telah terjadi. Inferensi
tentang hubungan di antara variabel dibuat dari variabel-variabel bebas
dan variabel tergantung secara beriringan tanpa intervensi langsung.
Penelitian ex post facto ini dapat mengkaji hubungan dua variabel bebas
99
atau lebih dalam waktu yang bersamaan untuk menentukan efek variabel
bebas tersebut pada variabel terikat.
Kajian dalam penelitian ini menitikberatkan pada kontribusi
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan demikian arah
kajiannya pada studi korelasi dan regresi. Analisis deskriptif ini untuk
menganalisis hubungan antara variabel Jenjang Pendidikan (X1) dan
Kinerja Guru (Y), Variabel Motivasi Kerja (X2) dan variabel kinerja guru
(Y), serta variabel Jenjang Pendidikan (X1) dan variabel Motivasi Kerja
(X2) secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja Guru (Y).
2. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan cara menemui langsung para
responden kenudian responden mengisi kuesioner di sekolah secara
bertahap serta tidak diperkenankan diisi di rumah, hal ini dilakukan untuk
menjamin keabsahan dan keakuratan data. Angket yang disebarkan dapat
kembali seluruhnya dari responden.
Data primer yang dikumpulkan adalah:
1) Data karakteristik responden (jenis kelamin, mulai bekerja, masa
kerja, pangkat, golongan/ruang, jenis guru).
2) Kinerja Guru.
3) Jenjang pendidikan guru.
4) Motivasi Kerja
100
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data sekunder
melalui studi pustaka.
F. ANALISIS DATA
1. Pengujian Persyaratan Analisis
Sesuai dengan jenis penelitian ini, maka sebelum teknik statistik
yang digunakan untuk menguji hipotesis diterapkan terlebih dahulu data
dideskripsikan dengan menggunakan mean, median, modus, dan standar
deviasi, juga disajikan daftar distribusi frekuensi dan histogram. Sebelum
dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
dan uji homogenitas dengan menggunakan program SPSS 16.0 For
Windows.
Uji normalitas data dalam penelitian ini dilkukan dengan
menggunakan rumus Kolmogorov- Smirnow (Uji K-S) dengan alat bantu
SPSS 16.0 For Windows. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui,
apakah data penelitian untuk ketiga variabel yang diteliti memiliki
sebaran yang normal atau tidak. Setelah uji normalitas dilakukan,
diteruskan dengan uji linieritas.
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan
penghitungan koefisien korelasi antar variabel bebas (X1 dan X2) yang
bertujuan untuk mengetahui, apakah terdapat koefisien korelasi yang
tinggi anatar variabel bebas (multi-collineritas) tersebut.
101
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik analisi
korelasi dan regresi. Regresi merupakan alat analisis statistik yang dapat
membantu peneliti untuk melakukan prediksi atas variabel terkait dengan
menegtahui kondisi variabel bebas (Irianto, 1988:220). Analisi korelasi
yang digunakan untuk menguji adanya kontribusi antara variabel bebas
dengan variabel terikat, teknik analisis yang digunakan adalah teknik
korelasi product moment dari person. Sedangkan untuk menguji
hubungan antara kedua variabel bebas secara bersama-sama dengan
variabel terikat, denagn menggunakan teknik analisis regresi ganda.
Setelah data diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Statistik Deskriptif
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, selanjutnya
data diolah dengan statistik deskriptif. Maksud dari uji ini adalah
untuk membantu dalam pemahaman data yang digunakan dalam
penelitian. Dengan statistik deskriptif ini diharapkan akan
mempermudah dalam membaca atau memahami data yang dianalisis.
Statistik deskriptif ini dapat menggunakan media tabel, gambar dan
grafik.
Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan nilai central yaitu mean, minimum,
maximum serta menggunakan tingkat prosentasi masing-masing
102
karakter responden sampel terhadap totalnya dan masing-masing
variabel yang diteliti.
b. Analisis Korelasi Sederhana Dan Regresi Ganda
Analisis korelasi sederhana untuk mengetahui hubungan
antara variabel jenjang pendidikan (X1) dengan variabel Kinerja Guru
(Y), dan variabel motivasi kerja (X2) dengan variabel Kinerja Guru
(Y). Pengujian korelasi ini menggunakan Corellasi Product Moment
dari Person.
Sedangkan Analisis regresi berganda dimaksudkan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh atau tidak antara jenjang
pendidikan dan motivasi kerja secara bersama dengan kinerja guru.
Hal ini untuk mengetahui pengaruh variabel Jenjang Pendidikan (X1)
dan Motivasi Kerja (X2) secara bersama-sama dengan dengan
variabel kinerja guru (Y). Keberartian koefisien dilakukan dengan
menggunakan Uji-F (F hitung) dengan menggunakan SPSS 16.0 For
Windows (Gudono, 2012:133). Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% (a = 0,05), hipotesis nol ditolak
jika p < 0,05.
Untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam
menerangkan variabel terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien
determinasi berganda (R²). Denagan kata lain nialai koefisien
digunakan untuk mengukur besarnya sumbangan dari variabel bebas.
103
Jika R² diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar atau
mendekati 1 maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel
bebas terhadap variabel terkait semakin besar, ini berarti model yang
digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel terikatnya.
Sebaiknya jika R² semakin kecil atau mendekato 0 maka dapat
dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel
terikat semakin kecil. Hal ini berarti bahwa model yang digunakan
semakin lemah untuk menerangkan variasi variabel terikatnya. Secara
umum dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi
berganda (R²) berada di antara 0 dan 1.
Pengujian data dengan tes regresi ganda akan dianalisis
dengan menggunakan bantuan paket program SPSS 16.0.