mhs_nuraini yusuf_universitas negeri makassar_mi lela(1).pdf

46
i JUDUL KARYA TULIS Mi LeLa (Lele Labu) Modifikasi Mi dari Daging Ikan Lele yang Difortifikasi dengan Labu Kuning untuk Meningkatkan Ketersediaan Pangan Bernilai Gizi Tinggi Karya Tulis Ini Disusun untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional The 3 rd Airlangga Ideas Competition 2013 Diusulkan Oleh: Nuraini Yusuf 1213440005 2012 Reski Ramadani 1213440003 2012 Sriwidayani Syam 1214441012 2012 UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR MAKASSAR 2013

Upload: ainun-najib-alfatih

Post on 21-Nov-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • iJUDUL KARYA TULIS

    Mi LeLa (Lele Labu)Modifikasi Mi dari Daging Ikan Lele yang Difortifikasi dengan Labu Kuning

    untuk Meningkatkan Ketersediaan Pangan Bernilai Gizi Tinggi

    Karya Tulis Ini Disusun untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa

    Tingkat Nasional

    The 3 rd Airlangga Ideas Competition 2013

    Diusulkan Oleh:

    Nuraini Yusuf 1213440005 2012

    Reski Ramadani 1213440003 2012

    Sriwidayani Syam 1214441012 2012

    UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

    MAKASSAR

    2013

  • ii

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Saw. Berkat rahmat dan

    hidayah-Nya sehingga, kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul MI

    Lela; Modifikasi Mi dari Daging Ikan Lele yang Difortifikasi dengan Labu

    Kuning untuk Meningkatkan Ketersediaan Pangan Bernilai Gizi Tinggi.

    Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Ibu Jusniar, S.Pd, M.Pd

    selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan-Nya kepada kami dalam

    menyelesaikan karya tulis ini. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terim kasih kepada

    pihak-pihak yang telah membantu dan memberikan dukungannya kepada kami.

    Kami menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih terdapat

    kekeliruan baik dari segi kreatifitas, penulisan, dan sistematika. Oleh karena itu

    saran dan kritikan yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan bagi

    penulis. Besar harapan kami agar karya tulis ilmiah ini dapat diapresiasi dan

    diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat bermanfaat

    kepada penulis serta pembaca pada umumnya guna mencapai ketahanan pangan.

    Makassar, 4 November 2013

    Penulis

  • iv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii

    LEMBAR ORISINALITAS............................................................................... iii

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

    DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vi

    DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................... vi

    RINGKASAN.................................................................................................... vii

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

    A. Latar Belakang..................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

    C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 4

    D. Manfaat Penulisan................................................................................ 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 5

    A. Ikan Lele (Clarias batrachus) .............................................................. 5

    B. Labu Kuning (Cucurbita moschata) ..................................................... 9

    C. Mi ........................................................................................................ 10

    BAB III METODE PENULISAN ..................................................................... 12

    A. Jenis Penelitian .................................................................................... 12

    B. Waktu dan Tempat ............................................................................... 12

    C. Material Pendukung ............................................................................. 12

    D. Prosedur Pelaksanaan........................................................................... 13

    BAB IV PEMBAHASAN................................................................................. 13

    A. Uji Organleptik .................................................................................... 17

    B. Kelebihan Mi Lela sebagai Salah Satu Solusi Alternatif Sumber Pangan

    Utama .................................................................................................. 20

  • vBAB V PENUTUP ........................................................................................... 23

    A. Simpulan.............................................................................................. 23

    B. Saran.................................................................................................... 23

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... viii

    CURRICULUM VITAE ... ................................................................................ x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Kandungan Gizi Lele Per 500 Gram..................................................... 6

    Tabel 2. Kandungan Asam Amino Esensial Pada Ikan Lele ............................... 6

    Table 3. Fungsi Kandungan Asam Amino Esensial ............................................ 7

    Tabel 4. Kompisisi Zat Gizi Labu Kuning per 100 g............... 10

    Tabel 5. Nilai Gizi Mi Basah, Mi Kering, dan Mi Instan (dalam 100 gram

    mi)........ 11

    Tabel 6. Alat-alat yang dibutuhkan dalam Proses Pembuatan Mi........ 12

    Tabel 7. Bahan-bahan yang digunakan dalam Proses Pembuatan Mi. 13

    Tabel 8. Hasil Uji Organoleptik... 17

    Tabel 9. Analisi Harga Bahan per 1 kg Mi... 22

  • vi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar.1 Ikan Lele ...........................................................................................13

    Gambar.2 Labu Kuning......................................................................................13

    Gambar.3 Adonan Mi .......................................................................................14

    Gambar.4 Pemipihan Adonan... 14

    Gambar.5 Penggilingan Mi... 14

    Gambar.6 Pengukusan Mi..... 14

    Gambar.7 Mi Lela

    21

    DAFTAR DIAGRAM

    Diagram.1 Alur Proses Pembuatan Mi Lela.... 15

  • vii

    ABSTRAK

    Mi adalah makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat yang berbahan dasar tepung terigu, tepung tapioka, garam, soda abu, hingga membentuk suatu adonan dan digiling hingga berbentuk pasta tipis dan panjang. Makanan ini kadangkala dipilih menjadi makanan alternatif karena penyediaannya yang mudah. Namun kandungan Mi umumnya hanya karbohidrat. Pengolahan ikan lele dan labu menjadi Mi diharapkan mampu membantu tercapainya keseimbangan gizi dimasyarakat, dan menjadi salah satu solusi alternatif sumber pangan utama selain nasi. Daging Ikan lele memiliki kandungan gizi yang tinggi diantaranya adalah protein 12 gram, lemak 8,4 gram, dan energi 149 kalori. Protein yang terdapat dalam ikan merupakan protein yang penting dan istimewa karena bukan hanya berfungsi sebagai penambah jumlah protein konsumsi tetapi juga sebagai pelengkap mutu protein dalam pola makan. Labu kuning merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang mempunyai kandungan gizi cukup tinggi dan lengkap. Adapun kandungan gizi yang terdapat pada labu kuning adalah vitamin A yang memiliki kandungan -karoten yang sangat tinggi yaitu 180.00 SI, vitamin B dan C, karbohidrat, protein, dan beberapa mineral yang meliputi kalsium, fosfor, dan zat besi. Pembuatan Mi Lela dari tepung terigu, dagung ikan lele, dan labu kuning meliputi tahap penyediaan bahan baku dan proses produksi. Kelebihan dari mi ini adalah bernilai gizi tinggi, sebagai solusi alternatif sumber pangan, dan memiliki tampilan menarik yang berasal dari pewarna alami yaitu labu kuning.

    Kata Kunci: Mi, Ikan Lele, Labu Kuning, Pemenuhan Gizi, Ketahnan Pangan

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Ketersediaan

    pangan yang memenuhi nilai gizi secara kualitas dan kuantitas menjadi

    kebutuhan yang vital. Dalam skala global, pemenuhan akan pangan yang

    sesuai syarat tersebut semakin berkurang. Lonjakan jumlah penduduk dunia

    tidak dibarengi dengan kesiapan dalam hal ketahanan pangan. Masalah krisis

    pangan menjadi masalah yang membayangi hampir seluruh Negara di dunia,

    termasuk Indonesia. Padahal Indonesia sebenarnya Negara yang kaya akan

    sumber daya alam.

    Pemenuhan makanan pokok di Indonesia didominasi oleh beras. Beras

    menjadi makanan utama yang paling penting keberadannya di meja makan.

    Hal ini tentu saja berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat yang lebih

    mengandalkan pemenuhan kebutuhan bahan pokok yaitu beras. Apalagi

    sejak zaman orde baru dimana konsep utamanya adalah swasembada beras,

    maka yang terjadi adalah hampir semua masyarakat Indonesia dengan mudah

    mendapatkan beras. Akibatnya, orang Madura yang dulu makan jagung

    sudah beralih ke beras, orang Maluku dan Papua juga sudah mulai

    meninggalkan sagu.

    Hal tersebut tentu saja berpengaruh terhadap asupan gizi yang masuk

    ke dalam tubuh. Nasi yang menjadi makanan utama masyarakat Indonesia

    hanya memenuhi kebutuhan karbohidrat tubuh.Sedangkan nutrisi utama yang

    dibutuhkan manusia meliputi karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.

    Protein merupakan zat pembangun tubuh dan mengisi sekitar 25% dari tubuh

    manusia. Direktur Jendral Bina Gizi Kementrian Kesehatan, Minarto,

    menyatakan bahwa angka kebutuhan protein hewani saat ini adalah 60 persen

    per orang per tahun. Jumlah tersebut jauh tertinggal dibandingkan Vietnam

    yang sudah mencapai 80 persen dan Thailand 100 persen (Anna, 2012).

    Pemenuhan protein yang kurang ini juga berlaku sama pada

    pemenuhan vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral merupakan zat yang

    digunakan untuk memilihara kesehatan tubuh. Namun, pemenuhan dua zat ini

  • 2seringkali diabaikan dan dianggap tidak begitu penting padahal kedua zat ini

    memiliki fungsi vital bagi manusia. Menurut Kepala Seksi Standardisasi

    Subdit Gizi Makro Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan

    Republik Indonesia, Entos Zainal, Indonesia masih mengalami masalah

    kekurangan vitamin dan mineral, khususnya Anemia Kurang Gizi Besi

    (AGB), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), dan Kurang Vitamin

    A (KVA) (Sutriyanto, 2011).

    Sebagai Negara dengan sumber daya hayati kedua terbesar di dunia

    setelah Brasil, tidak heran bila Indonesia memiliki lebih kurang 30.000 jenis

    tumbuh-tumbuhan (Kontranas, 2006).Indonesia juga memiliki sumber daya

    bahari yang melimpah. Dengan kelimpahan sumber daya alam tersebut

    selayaknya Indonesia bisa memenuhi asupan gizi 4 sehat 5 sempurna yang

    meliputi karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Tetapi pada kenyataannya

    konsumsi masyarakat selalu terfokus pada nasi.

    Protein terdapat pada sumber makanan hewani dan nabati. Walaupun

    sumber makanan nabati seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk

    gandum mengandung protein. Namun, sumber makanan hewani seperti

    daging, makanan laut, unggas, telur, produk susu, dan ikan memiliki

    kandungan protein yang lebih berlimpah (Lau, 2009).

    Adanya kandungan protein ikan menjadi salah satu alasan mengapa

    ikan layak ditingkatkan konsumsinya.Ikan terkenal memiliki kandungan

    protein yang sangat tinggi. Kandungan protein ikan terdiri atas asam amino

    essensial sempurna (Anneahira, 2013). Misalnya, ikan lele.Ikan air tawar ini

    masih kurang populer untuk dikonsumsi, padahal ikan lele memiliki

    kandungan asam amino essensial sempurna yang terdiri atas, arginin, histidin,

    isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, valin, dan triptophan

    (Astawan, 2008). Selain itu lele juga memiliki kandungan gizi yang tinggi.

    Dalam 500 gram lele dumbo (kira-kira 4 ekor) mengandung 12 gram protein,

    energi 149 kalori, lemak 8,4 gram, dan karbohidrat 6,4 gram. Ikan lele dapat

    ditemukan hampir di seluruh perairan tawar Indonesia. Budidayanya pun

    cukup mudah dan murah (Darseno, 2010).

  • 3Untuk vitamin dan mineral bersumber dari tumbuh-tumbuhan.

    Terutama sayur-sayuran dan buah-buahan. Salah satu sayuran yang

    mengandung vitamin dan mineral tersebut yaitu labu kuning. Labu kuning

    mengandung vitamin A dengan kandungan betakaroten yang sangat tinggi.

    Labu kuning juga mengandung vitamin B dan C serta zat gizi lain seperti

    karbohidrat, protein, dan mineral seperti kalsium, fosfor dan zat besi

    (Hendarasty, 2003).

    Konsumsi pangan manusia harus bermutu dan bergizi tinggi hal ini

    berhubungan dengan fortifikasi sebagai pengayaan bahan makanan untuk

    meningkatkan kadar gizi pada manusia. Sehingga fortifikasi merupakan

    upaya meningkatkan Kekurangan gizi. Untuk itu dalam mencegah masalah

    ini fortifikasi yang dilakukan sebagai salah bentuk usaha dalam perbaikan

    gizi. Caranya dengan menambahkan satu atau lebih fortifikan (zat gizi) untuk

    bahan makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari. Sehingga melalui

    fortifikasi ini dapat mengurangi kemungkinan tubuh dari kekurangan zat

    pangan (Nakadya, 2012).

    Pengubahan pandangan masyarakat untuk mengonsumsi makanan

    dengan gizi lengkap merupakan hal yang sangat sulit. Karena mereka

    menganggap bahwa untuk menyiapkan kesemuanya dalam satu kali makan

    merupakan hal yang sulit. Karena itu, penulis ingin mencoba

    memasyarakatkan ikan lele dengan mengolahnya menjadi Mi yang

    difortifikasi dengan labu sebagai makanan dengan sumber gizi yang tinggi.

    Mi dipilih karena kepopulerannya di masyarakat. Indonesia bahkan

    menempati urutan kedua di dunia sebagai konsumen Mi terbesar setelah

    China dengan angka 42,5 miliar per bungkus untuk China dan 14,5 miliar per

    bungkus untuk Indonesia (Tanuwijaya, 2012). Namun kandungan Mi

    umumnya hanya karbohidrat. Pengolahan ikan lele dan labu menjadi Mi

    diharapkan mampu membantu tercapainya keseimbangan gizi di masyarakat,

    dan menjadi salah satu solusi alternatif sumber pangan utama selain nasi.

  • 4B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang diangkat oleh penulis adalah:

    1. Bagaimana mutu organoleptik Mi Lele Labu (Mi Lela).?

    2. Apa kelebihan Mi Lela sebagai salah satu solusi alternatif sumber pangan

    utama?

    C. Tujuan Penulisan

    Tujuan dari penulisan ini adalah :

    1. Mengetahui mutu organoleptik Mi Lela

    2. Mengetahui kelebihan Mi Lela sebagai salah satu solusi alternatif sumber

    pangan utama.

    D. Manfaat Penulisan

    Manfaat yang diharapkan oleh penulisan adalah :

    1. Bagi penulis selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai

    bahan referensi.

    2. Bagi masyarakat, hasil penulisan ini dapat di implementasikan secara

    langsung oleh masyarakat dalam pemenuhan gizi masyarakat.

    3. Bagi Pemerintah, memberikan solusi kepada pemerintah agar dapat

    mengusahakan produk pangan yang dapat memenuhi nilai gizi di

    masyarakat.

  • 5BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Ikan Lele (Clarias batrachus)

    1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele

    Menurut Suyanto (2008), klasifikasi taksonomi yang dikemukakan

    oleh Weber de Beafort (1965) ikan lele memiliki klasifikasi sebagai

    berikut:

    Filum : Chordata

    Kelas : Pisces

    Ordo : Ostariphysi

    Famili : Clariidae

    Genus : Clarias

    Spesies : Clariasbatrachus

    Badan lele berbentuk memanjang dengan kepala pipih di bawah

    (depresed). Lele mempunyai senjata ampuh dan bisa berupa sepang patil

    yang terletak di sebelah depan sirip dadanya. Selain digunakan sebagai

    senjata, patil pada ikan lele digunakan untuk melompat dari kolam atau

    berjalan di atas tanah. Oleh karena itu, lele mempunyai predikat tambahan

    yakni walking catfish (Suyanto, 2008).

    2. Habitat Ikan Lele

    Habitat ikan lele yakni perairan tawar, misalnya sungai-sungai,

    rawa telaga, waduk, danau dan genangan-genangan air yang cukup dalam.

    Ikan lele menyukai perairan yang tenang (tidak mengalir deras) dan cukup

    terlindung (Darseno, 2010). Sebagai media atau lingkungan hidup iklan

    termasuk lele membutuhkan air yang ideal bagi pertumbuhan yang

    optimal, baik itu secara kimia maupun fisika.

    3. Kandungan Protein Ikan Lele

    Protein adalah komponen yang terdiri atas karbon, hidrogen,

    oksigen, nitrogen, dan beberapa ada yang mengandung sulfur. Protein

    tersusun atas asam amino. Adapun yang mengandung bahan selain asam

    amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat, merupakan protein

  • 6kompleks. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah asam amino. Protein

    hewani merupakan protein lengkap yang mengandung semua asam amino

    esensial yang dapat mendukung pertumbuhan (Nirmala, 2010).

    Menurut Darseno (2010), lele termasuk salah satu jenis ikan air

    tawar yang memiliki rasa daging enak dan gurih. Tekstur dagingnya

    lembut dan empuk. Hal ini membuat ikan lele memiliki banyak

    penggemar. Lele juga ternyata mempunyai kandungan gizi yang tinggi.

    Tabel 1. Kandungan Gizi Lele Per 500 Gram

    Zat Gizi Kandungan Gizi

    Protein 12 gram

    Energi 149 kalori

    Lemak 8,4 gram

    Sumber: Darseno, 2010.

    Protein yang terdapat dalam ikan merupakan protein yang penting

    dan istimewa karena bukan hanya berfungsi sebagai penambah jumlah

    protein konsumsi tetapi juga sebagai pelengkap mutu protein dalam pola

    makan. Ikan lele selain mengandung gizi yang penting seperti protein juga

    mengandung asam amino esensial seperti yang dapat dilihat pada tabel

    berikut :

    Tabel 2. Kandungan Asam Amino Esensial Pada Ikan Lele

    Sumber: Astawan, 2008.

  • 7Menurut Yulianti (2009), fungsi dari kandungan asam amino

    esensial adalah sebagai berikut:

    Tabel 3. Fungsi Kandungan Asam Amino Essensial

    Nama Asam Amino Esensial Fungsi

    Arginin Asam amino esensial yang diperlukan

    tubuh untuk pembuatan cairan

    seminal (air mani) dan memperkuat

    sistem imun.

    Histidin Asam amino ini diperlukan pada saat

    pertumbuhan untuk memperbaiki

    jaringan tubuh dan mengubah

    kelebihan glukosa menjadi glikogen

    yang diproses dalam hati.

    Isoleusin Asam amino ini diperlukan dalam

    produksi dan penyimpanan protein

    dalam tubuh dan pembentukan

    hemoglobin. Berperan dalam

    metabolism dan fungsi kelenjar timus

    dan kelenjar pituitari.

    Lisin Asam amino ini menghambat

    pertumbuhan virus, bersama dengan

    vitamin C, A, dan seng membantu

    mencegah infeksi.

    Leusin Asam amino ini yang berperan

    penting dalam proses produksi energi

    tubuh terutama dalam mengontrol

    proses sintesa protein. Sebagai

    senyawa turunan, isoleusin juga

    bekerja dalam pengaturan protein

    bersama asam amino lain (valin).

    Metionin Metionin adalah suatu asam amino

    dengan gugusan sulfur yang

  • 8diperlukan tubuh dalam pembentukan

    asam nukleat dan jaringan serta

    sintesa protein. Juga menjadi bahan

    pembentuk asam amino lain (sistein)

    dan vitamin (kolin). Metionin bekerja

    sama dengan vitamin B12 dan asam

    folat dalam membantu tubuh

    mengatur pasokan protein berlebihan

    dalam diet tinggi protein.

    Fenilalanin Asam amino ini bertugas mengontrol

    berat badan karena efeknya dalam

    mengatur sekresi kelenjar tiroid dan

    menekan nafsu makan (control of

    appelite).

    Treonin Mencegah dan mengobati penyakit

    gangguan mentol. Asam amino ini

    bekerja pada sistem pencernaan dan

    melindungi hati.

    Valin Diperlukan dalam pertumbuhan dan

    penampilan, terutama berfungsi dalam

    sistem saraf dan pencernaan. Yalin

    juga membantu mengatasi gangguan

    saraf otot, mentol dan emosional,

    insomnia, dan keadaan gugup.

    Triptophan Berfungsi dalam proses pembekuan

    darah dan pembentukan cairan

    pencernaan. Sebagai bahan

    pembentuk neurotransmitter

    serotonin, triptophan berfungsi dalam

    pengendoran saraf dan membantu

    proses tidur.

  • 9Kandungan gizi yang dimiliki ikan lele jarang dimiliki oleh ikan

    lainnya. Oleh sebab itu, ikan lele direkomendasikan sebagai bahan pangan

    dalam pemenuhan protein. Terlebih lagi, harga ikan lele tergolong murah jika

    dibandingkan dengan ikan lain. Budidaya ikan lele yang semakin banyak .

    Lele biasanya hanya diubah dalam bentuk masakan tradisional dengan bumbu

    balado, bisa pula dalam wujud pepes, botok, dan mangut bahkan abon lele

    (Nursaadah, 2010).

    B. Labu kuning (Cucurbita moschata)

    Labu kuning dalam bahasa Inggris dikenal dengan Pumpkin, berasal

    dari kata pepon, yang berarti melon besar dalam bahasa Yunani. Labu kuning

    termasuk dalamkeluarga buah, bukan sayuran (Brotodjojo, 2010).

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Violales

    Famili : Cucurbitaceae

    Genus : Cucurbita

    Spesies : Cucurbita moschata

    (Plantamor, 2013)

    Labu kuning merupakan jenis tanaman sayuran menjalar yang berasal

    dari famili Cucurbitaceae. Tanaman ini dapat tumbuh didataran rendah

    maupun tinggi, ketinggian idealnya adalah antara 0 m 1500 m di atas

    permukaan laut. Di Indonesia, banyak di tanaman labu kuning varietas lokal

    dari berbagai jenis, seperti misalnya dari jenis bokor (crme), kelenting, dan

    ular. Labu kuning merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang

    mempunyai kandungan gizi cukup tinggi dan lengkap. Komposisi zat gizi

    pada labu kuning dapat dilihat pada table berikut ini:

    Tabel 4. Komposisi Zat Gizi Labu Kuning per 100 g

    No. Kandungan Gizi Kadar/Satuan

    1 Kalori 29.0 kal

    2 Protein 1.10 g

  • 10

    3 Lemak 0.30 g

    4 Hidrat arang 6.60 g

    5 Kalsium 45.00 mg

    6 Fosfor 64.00 m

    7 Zat besi 1.40 mg

    8 Vitamin A 180.00 SI

    9 Vitamin B1 0.80 mg

    10 Vitamin C 52.00 g

    11 Air 91.20 g

    12 BDD 77.00 %

    Sumber: Anonim 1972, Direktorat Gizi Depkes RI diacu dalam

    Hendrasty (2003)

    Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa labu kuning merupakan

    sumber vitamin A dengan kandungan -karoten yang sangat tinggi yaitu 180.00 SI atau sekitar 1.000-1.300 IU/100 g bahan. Selain itu labu kuning

    juga mengandung vitamin B dan C serta zat gizi lainnya seperti karbohidrat,

    protein, dan beberapa mineral yang meliputi kalsium, fosfor, dan zat besi

    (Hendrasty, 2003).

    C. Mi

    Mi adalah makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat yang

    berbahan dasar tepung terigu, tepung tapioka, garam, soda abu, hingga

    membentuk suatu adonan dan digiling hingga berbentuk pasta tipis dan

    panjang. Dari segi kandungan airnya Mi dapat dibedakan menjadi Mi basah

    atau segar dan Mi kering. Mi basah digolongkan dalam produk Intermediate

    moisture food (makanan semi basah), yaitu suatu makanan yang mempunyai

    kadar air tidak terlalutinggi dan juga tidak terlalu rendah antara 15-55%

    dengan kisaran aw antara 0,65-0,85 (Robsons, 1976).

    Menurut Yuyun (2008), berdasarkan daya tahannya mi dibedakan

    menjadi dua, yakni mi basah dan mi kering. Mi basah memiliki daya tahan

    yang lebih singkat dibandingkan dengan mi kering. Namun, berbagai jenis

    hidangan hasil olahan mi biasanya dibuat menggunakan mi basah.

  • 11

    Bahan utama mi adalah serealia, khususnya tepung terigu, nilai gizi utama

    yang dikandung oleh mi adalah karbohidrat. Nilai gizi yang dikandung oleh

    mi selain karbohidrat bergantung pada bahan tambahan yang digunakan

    dalam pembuatannya.untuk lebih meningkatkan nilai gizi mi, dapat

    ditambahkan bahan-bahan lain yang memiliki nilai gizi yang lebih bervariasi

    (Purnawijayanti, 2009).

    Tabel 5. Nilai Gizi Mi Basah, Mi Kering, dan Mi Instan (dalam 100 gram Mi)

    Zat Gizi Mi Basah Mi Kering Mi Instan

    Energi (kal) 86 337 450

    Protein (g) 0,6 7,9 10-12

    Lemak (g) 3,3 11,8 17-20

    Karbohidrat (g) 14 50 57-60

    Kalsium (mg) 14 49 Mineral: 3-7

    Fosfor (mg) 13 47

    Besi (mg) 0,8 2,8

    Vitamin A (SI) 0 0 1800

    Vitamin B1(mg) 0 0,01 0,5-0,7

    Air (gr) 80 28,6 5-8

    Sumber: Purnawijayanti, 2009.

    Menurut Suyanti(2010), apabila menyantap semangkuk mi dengan

    berat 100 gram, ada sekitar 10,6 gram gizi yang masuk ke dalam tubuh, 60

    gram karbohidrat, 20 gram lemak serta sejumlah vitamin dan mineral. Total

    energi yang disumbangkan mi tersebut sekitar 467 kkal. Apabila kebutuhan

    kalori seorang dewasa 2.500 kkal dan anak balita 1.300 kkal per harinya,

    sumbangan energi dari semangkuk mi sekitar 14% dari total energi orang

    dewasa dan 27% dari total energi anak balita.

  • 12

    BAB III

    METODE PENULISAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah eksperimen untuk mengetahui cara

    memanfaatkan ikan lele (Clarias batrachus) sebagai bahan dasar pembuatan

    Mi yang difortifikasi dengan labu.

    B. Waktu dan Tempat

    Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan:

    1. Penelitian Pendahuluan

    Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada tanggal 20 September 2013

    bertempat di Bontopajja, Kelurahan Lambang Parang, Kecamatan

    Barombong, Gowa.

    2. Proses Produksi

    Proses produksi dilakukan pada tanggal 21 September 2013, bertempat di

    Bontopajja, Kelurahan Lambang Parang, Kecamatan Barombong, Gowa.

    3. Uji Organoleptik

    Uji Organoleptik dilakukan pada tanggal 22 September 2013 di wilayah

    Parangtambung, Makassar.

    C. Material Pendukung

    a. Alat

    Alat-alat yang diperlukan dalam proses pembuatan terlebih

    dahulu disediakan agar proses pembuatan dapat berjalan lancar. Alat-alat

    yang yang digunakan dalam proses pembuatan Mi Lela ini merupakan

    alat-alat rumah tangga yang mudah didapatkan.

    Tabel 6. Alat-alat yang dibutuhkan dalam Proses Pembuatan Mi.

    No. Nama Barang Satuan (Buah)

    1 Pengukus 1

    2 Pisau 3

    3 Baskom 2

  • 13

    4 Nampan 2

    5 Kompor gas 1

    6 Tabung gas 1

    7 Pencetak/Penggiling Mi 1

    8 Sendok 3

    9 Blender 1

    b. Bahan

    Bahan utama dalam pembuatan mi ini adalah Tepung Terigu, Ikan

    lele, dan Labu. Ikan lele dibersihkan lalu rendam dengan jeruk nipis agar

    tidak amis, kemudian diambil bagian dagingnya saja dengan digerus

    menggunakan sendok dan blender hingga lembut. Kulit labu dikupas

    kemudian direbus hingga matang setelah itu diblender hingga lembut.

    Untuk mendapatkan labu yang betul-betul lembut, labu diblender kurang

    lebih tiga kali.

    Gambar 1.Ikan lele Gambar 2.Labu kuning

    Tabel 7.Bahan-bahan yang digunakan dalamProses Pembuatan Mi

    No. Nama Bahan Bentuk Syarat

    1 Tepung Terigu Kg Baik

    2 Tepung Kanji Kg Baik

    3 Baking Soda Bungkus Baik

    4. Garam Bungkus Beryodium

    5. Daun Pisang Lembaran Segar

    D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian.

    1. Penelitian Pendahuluan

    Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi tepung terigu,

    ikan lele, dan labu untuk membuat adonan Mi yang tepat. Berdasarkan

    hasil dari penelitian pendahuluan, perbandingan komposisi tepung terigu,

  • 14

    ikan lele, dan labu pada setiap perlakuan membentuk adonan yang

    berbeda.

    2. Pembuatan Mi

    a. Pembuatan adonan Mi Lela

    Tepung terigu, daging ikan lele

    dan labu dengan komposisi yang tepat

    berdasarkan hasilpenulisan pendahuluan

    dicampurkan. Kemudian tambahkan

    garam dan baking soda secukupnya. Lalu

    campur adonan hingga kalis. Gambar 3.Adonan.

    b. Penggilingan

    Selanjutnya adonan yang telah

    kalis digiling menjadi lembaran-lembaran

    tipit dan taburi dengan tepung kanji agar

    tidak lengket. Lembaran harus halus dan

    rata serta rapat agar mi tidak putus atau

    terlalu keras.

    c. Proses pembentukan Mi

    Lembaran-lembaran yang telah

    terbentuk kemudian digiling lagi dengan

    menggunakan penggiling mi, untuk

    membentuk mi. Pada proses penggilingan

    adonan yang pipih ditaburi dengan tepung

    kanji agar lembaran-lembaran mi tidak

    lengket.

    d. Pengukusan

    Lembaran-lembaran mi yang telah

    terbentuk kemudian dikukus. Sebelumnya

    alasi pengukus dengan daun pisang agar

    tidak lengket. Selain agar tidak lengket,

    dan pisang juga akan memberikan

    tambahan aroma pada mi. Kemudian

    Gambar 4. Pemipihan Adonan

    Gambar 5. Penggilingan Mi

    Gambar 6. Pengukusan Mi

  • 15

    kukus mi selama 15 menit.

    Diagram 1. Alur Proses Pembuatan MiLela

    3. Uji Organoleptik

    Metode pengujian organoleptik yang digunakan pada penulisan ini

    adalah kelompok pengujian pemilihan/penerimaan (Preference

    Test/Acceptance Test) yaitu uji kesukaan atau uji hedonik. Pengujian

    organoleptik ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan atau

    kelayakan Mi Lela agar dapat diterima oleh konsumen. Pada uji ini panelis

    mengemukakan tanggapan pribadi suka atau tidak suka, disamping itu juga

    mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat kesukaan disebut juga skala

    hedonik.Skala hedonik ditransformasi ke dalam skala numerik dengan

    angka menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik tersebut

    dapat dilakukan analisa statistic (Soekarto, 1981).

    Pengujian ini meliputi warna, rasa, aroma, dan tekstur yang

    dilakukan oleh 20 panelis agak terlatih. Panelis agak terlatih merupakan

    orang yang sebelumya dilatih untuk mengetahui sifat-sifat tertentu. Panelis

    agak terlatih dapat dipilih dari kalangan terbatas dengan menguji datanya

    terlebih dahulu. Panelis diminta untuk memberikan penilaian berdasarkan

    Tepung terigu

    Adonan (diaduk 15 menit)

    Pemipihan

    Daging Ikan lele yang telah dihaluskan

    Garam Labu yang telah

    diblender

    Baking powderPencetakan atau

    Penggilingan

    Pengukusan(95-100, selama15menit)

    Mi Lela

  • 16

    tingkat kesukaannya dengan skor digunakan adalah amat sangat baik = 6,

    sangat baik = 5, baik = 4, sedang = 3, jelek = 2, sangat jelek = 1.

    Tabel 7. Uji Organoleptik Mi LeLa (Lele Labu) dengan Perbandingan Mi

    Biasa

    PenilaianMi Biasa Mi Lela

    Aroma Rasa Tekstur Warna Keseluruhan Aroma Rasa Tekstur Warna Keseluruhan

    Amat sangat baik

    Sangat baik

    Baik

    Sedang

    Jelek

    Sangat jelek

  • 17

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    A. Uji Organoleptik

    1. Hasil Uji Organoleptik

    Adapun hasil dari uji organoleptik tersebut disajikan dalam

    bentuk table dan grafik sebagai berikut:

    Tabel 8. Hasil Ui Organoleptik

    PanelisAroma Rasa Tekstur Warna Keseluruhan

    MB ML MB ML MB ML MB ML MB ML

    P1 3 3 3 4 4 4 2 4 3 4

    P2 2 4 2 4 2 5 2 4 3 4

    P3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3

    P4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4

    P5 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3

    P6 4 5 3 5 4 4 4 5 4 4

    P7 3 4 3 4 3 3 3 4 4 5

    P8 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3

    P9 3 5 2 5 2 4 2 5 3 4

    P10 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3

    P11 3 4 4 4 3 2 2 4 3 4

    P12 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3

    P13 2 4 3 4 3 2 3 4 3 4

    P14 2 3 1 2 1 3 1 4 1 3

    P15 2 4 2 3 3 3 2 6 2 3

    P16 3 5 3 3 4 2 2 3 4 4

    P17 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3

    P18 3 2 2 3 1 3 2 3 2 3

    P19 2 4 2 4 1 3 2 5 2 4

    P20 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3

    Keterangan:

    MB = Mi Biasa ML = Mi Lela

  • 18

    2. Mutu Organoleptik MiLela

    Pembahasan hasil uji organoleptik terhadap warna, tekstur, rasa,

    aroma dan keseluruhan adalah sebagai berikut:

    a. Aroma

    Aroma merupakan faktor penting dalam menentukan

    tingkat penerimaan konsumen pada suatu bahan, aroma banyak

    menentukan kelezatan bahan makanan, biasanya seseorang dapat

    menilai lezat tidaknya suatu bahan makanan dari aroma yang

    ditimbulkan.

    Dari segi aroma, jumlah panelis yang memilih amat sangat

    baik untuk Mi biasa adalah 0 orang, sangat baik 0 orang, baik 2 orang,

    sedang 12 orang, jelek 6 orang, sangat jelek 0 orang. Sedangkan pada

    Mi Lela yang memilih amat sangat baik adalah 0 orang, sangat baik 0

    orang, baik 2 orang, sedang 12 orang, jelek 6 orang, sangat jelek 0

    orang. Sedangkan pada Mi Lela yang memilih amat sangat baik adalah

    0 orang, sangat baik 3 orang, baik 9 orang, sedang 7 orang, dan jelek 1

    orang.

    Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat diketahui bahwa Mi

    Lela lebih unggul dari pada Mi biasa sehingga dari segi aroma, dapat

    dikatakan berhasil. Aroma dari mi Lela ini dipengaruhi karena adanya

    aroma dari pasta labu dan daging ikan lele, selain itu pada saat

    pengukusan digunakan daun pisang sehingga Mi Lela memiliki aroma

    yang khas.

    b. Rasa

    Rasa merupakan sensasi yang dihasilkan oleh material

    yang dimasukkan ke dalam mulut, dirasakan oleh indera perasa

    dalam mulut. Dari segi rasa, jumlah panelis yang memilih amat sangat

    baik untuk Mi biasa adalah 0 orang, sangat baik 0 orang, baik 3 orang,

    sedang 7 orang, jelek 5 orang, sangat jelek 1 orang. Sedangkan pada Mi

    Lela yang memilih amat sangat baik adalah 0 orang, sangat baik 2

    orang, baik 9 orang, sedang 8 orang, jelek 1 orang, sangat jelek 0 orang.

  • 19

    Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat diketahui bahwa Mi

    Lela lebih unggul dari pada Mi biasa sehingga dari segi rasa, dapat

    dikatakan berhasil. Keunggulan Mi Lela disebabkan oleh komposisi

    yang terkandung Mi Lela tidak hanya terigu tapi juga ikan dan labu

    kuning yang membuat mi menjadi gurih.

    c. Tekstur

    Tekstur merupakan salah satu sifat fisik dari bahan pangan

    yang penting. Hal ini berhubungan dengan rasa pada saat

    mengunyah bahan makanan tersebut yang dapat diamati dengan

    mulut (pada waktu digigit, dikunyah, dan ditelan) ataupun diraba

    dengan jari.

    Dari segi tekstur, jumlah panelis yang memilih amat sangat

    baik untuk Mi biasa adalah 0 orang, sangat baik 0 orang, baik 4 orang,

    sedang 10 orang, jelek 3 orang, sangat jelek 3 orang. Sedangkan pada

    Mi Lela yang memilih amat sangat baik adalah 0 orang, sangat baik 1

    orang, baik 3 orang, sedang 13 orang, jelek 3 orang, sangat jelek 0

    orang.

    Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat diketahui bahwa Mi

    Lela lebih unggul dari pada Mi biasa sehingga dari segi tekstur, dapat

    dikatakan berhasil. Tekstur dari mi Lela ini dipengaruhi oleh tekstur

    ikan lele dan labu yang masih terasa ketika digigit, dikunyah, dan

    ditelan.

    d. Warna

    Warna adalah kesan pertama yang ditangkap panelis sebelum

    menangkap rangsanganrangsangan yang lain. Warna sangat penting

    untuk segala jenis makanan karena mempengaruhi tingkat penerimaan

    panelis .

    Dari segi tekstur, jumlah panelis yang memilih amat sangat

    baik untuk Mi biasa adalah 0 orang, sangat baik 0 orang, baik 2 orang,

    sedang 7 orang, jelek 10 orang, sangat jelek 1 orang. Sedangkan pada

    Mi Lela yang memilih amat sangat baik adalah 1 orang, sangat baik 3

    orang, baik 9 orang, sedang 6 orang, jelek 3 orang, sangat jelek 1 orang.

  • 20

    Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat diketahui bahwa Mi

    Lela lebih unggul dari pada Mi biasa karena Mi Lela memiliki warna

    kuning-oranye yang menarik berasal dari pewarna labu kuning alami

    sehingga banyak panelis yang menyukainya.

    e. Keseluruhan

    Secara keseluruhan, jumlah panelis yang memilih amat sangat baik

    untuk Mi biasa adalah 0 orang, sangat baik 0 orang, baik 4 orang,

    sedang 11 orang, jelek 4 orang, sangat jelek 1 orang. Sedangkan pada

    Mi Lela yang memilih amat sangat baik adalah 0 orang, sangat baik 1

    orang, baik 9 orang, sedang 10 orang, jelek 0 orang, sangat jelek 0

    orang.

    Skor yang mendominasi adalah yang sangat suka.Sehingga

    dari perolehan ini dapat diketahui bahwa Mi Lela dapat diterima di

    lidah masyarakat dengan mutu yang disukai.

    B. Kelebihan Mi Lela sebagai Salah Satu Solusi Alternatif Sumber Pangan

    Utama

    Mi Lela merupakan mi yang terbuat dari tepung terigu, ikan lele, dan

    labu kuning. Mi ini memiliki banyak kelebihan dari segi rasa, aroma, tekstur,

    dan warna yang khas. Beberapa kelebihan Mi Lela antara lain:

    1. Mi Lela sebagai Mi dengan nilai gizi tinggi.

    Mi yang biasanya hanya mengandung karbohidrat tinggi karena

    kandungan tepungnya seringkali membuat kita perlu berpikir ulang untuk

    dijadikan sebagai salah satu sumber makanan utama, kalaupun digunakan

    sebagai salah satu makanan yang dikonsumsi mi hanya menjadi

    pelengkap. Tapi tidak dengan mi Lela ini. Mi Lela tidak hanya

    mengandung karbohidrat dari tepung terigu, tapi juga mengandung zat

    gizi lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Mi Lela mengandung protein dari

    ikan lele.

    Protein yang terdapat dalam ikan lele merupakan protein yang

    penting dan istimewa karena bukan hanya berfungsi sebagai penambah

    jumlah protein konsumsi tetapi juga sebagai pelengkap mutu protein

  • 21

    dalam pola makan. Ikan lele selain mengandung gizi yang penting seperti

    protein juga mengandung asam amino esensial. Kandungan gizi yang

    dimiliki ikan lele jarang dimiliki oleh ikan lainnya. Oleh sebab itu, ikan

    lele direkomendasikan sebagai bahan pangan dalam pemenuhan protein.

    Terlebih lagi, harga ikan lele tergolong murah jika dibandingkan dengan

    ikan lain.

    Selain protein, Mi Lela juga kaya akan vitamin A dengan

    kandungan -karoten yang sangat tinggi yaitu 180.00 SI atau sekitar 1.000-1.300 IU/100 g bahan dari labu kuning. Selain itu labu kuning

    juga mengandung vitamin B dan C serta zat gizi lainnya seperti

    karbohidrat, protein, dan beberapa mineral yang meliputi kalsium, fosfor,

    dan zat besi.

    2. Mi Lela sebagai Solusi Alternatif Sumber Pangan

    Pengubahan pandangan masyarakat untuk mengonsumsi makanan

    dengan gizi lengkap merupakan hal yang sangat sulit.Karena mereka

    menganggap bahwa untuk menyiapkan kesemuanya dalam satu kali

    makan merupakan hal yang sulit. Karena itu, melalui Mi Lela ini penulis

    ingin memasyarakatkan ikan lele dengan mengolahnya menjadi Mi yang

    difortifikasi dengan labu sebagai makanan dengan sumber gizi yang

    tinggi.

    Mi dipilih karena kepopulerannya di masyarakat. Indonesia

    bahkan menempati urutan kedua di dunia sebagai konsumen Mi terbesar

    setelah China dengan angka 42,5 miliar per bungkus untuk China dan

    14,5 miliar per bungkus untuk Indonesia. Oleh karena itu, Mi Lela bukan

    tidak mungkin dapat menjadi salah satu solusi alternatif sumber pangan

    yang tidak hanya memenuhi karbohidrat tubuh tapi juga protein, vitamin,

    dan mineral tubuh.

    3. Mi Lela, Good Nutrients Good Looking

    Mi Lela tidak hanya memiliki

    kandungan gizi lengkap tapi juga tampilan

    menarik yang tidak kalah dengan mi produksi

    perusahaan besar. Tampilan yang menarik ini Gambar 7. Mi Lela

  • 22

    berasal dari kandungan labu kuning pada mi. Mi Lela memiliki warna

    kuning alami tanpa pewarna buatan. Warna alami inilah yang membuat

    warna kuning Mi Lela menarik.

    4. Perhitungan Ekonomis

    Selain memiliki gizi yang tinggi, Mi Lela ini dapat dikatakan

    cukup ekonomis dimana untuk membuat 1 kg Mi Lela dibutuhkan:

    No. Nama Bahan Harga

    1 Tepung Terigu Rp 5.400, 00

    2 Tepung Kanji Rp 600,00

    3 Ikan Lele Rp 6.000, 00

    4 Labu Kuning Rp 1.800, 00

    5 Baking Soda Rp 200,00

    6 Garam Rp 200,00

    7 Daun Pisang Rp 500,00

    Jumlah Rp 14.700,00

    Jadi, untuk membuat1 kg Mi Lela dibutuhkan modal Rp

    14.700,00. Jika dibandingkan dengan Mi biasa yang memiliki kisaran

    harga Rp 10.000 Rp 20.000,00 harga ini dapat dikatakan cukup murah

    apa lagi dengan tambahan nilai gizi yang tinggi.

  • 23

    BAB V

    PENUTUP

    A. SIMPULAN

    Kesimpulan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

    1. Dari hasil uji organoleptik secara keseluruhan, jumlah panelis yang

    memilih amat sangat baik untuk Mi biasa adalah 0 orang, sangat baik 0

    orang , baik 4 orang, sedang 11 orang, jelek 4 orang , serta sangat jelek 1

    orang. Sedangkan untuk untuk Mi Lela, jumlah panelis yang memilih amat

    sangat baik 0 orang, sangat baik 1 orang, baik 9 orang, sedang 10 orang,

    jelek 0, sangat jelek 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Mi Lela memiliki

    nilai plus dibanding Mi biasa dan dapat diterima oleh masyarakat.

    2. Mi Lela memiliki banyak kelebihan dari segi rasa, aroma, tekstur, dan

    warna yang khas. Selain itu Mi Lela juga dapat menjadi salah satu solusi

    alternatif sumber pangan dengan gizi lengkap.

    B. SARAN

    Saran dari hasil penulisan ini adalah:

    1. Parameter pengamatan untuk penulisan selanjutnya sebaiknya

    dioptimalisasi dengan parameter kadar protein, lemak dan karbohidrat agar

    spesifikasi nilai gizi dari Mi lebih jelas.

    2. Salah satu parameter yang penting dalam produk Mi adalah elastisitas

    yang terkait dengan tekstur Mi. Oleh karena itu, sebaiknya pada

    penulisan selanjutnya dilakukan uji elastisitas Mi dan penulisan

    tentang pengemasan dan penyimpanan.

  • 24

    DAFTAR PUSTAKA

    Anna, LusiaKus. 2012. Konsumsi Protein Hewani Rendah. (online)

    http://health.kompas.com. Diakses 1 september 2013.

    Anneahira. 2012. Kalkulasi Kandungan Protein Ikan. www.anneahira.com.

    Diakses 8 september.

    Astawan, M. 2008. LeleBantu Pertumbuhan Janin.

    (online)http://wilystra2007.multiply.com. Diakses 1 september 2013.

    Brotodjojo, Linda Carolina. 2010. Semua Serba Labu Kuning. Jakarta: PT

    Gramedia Pustaka.

    Darseno.2010. Budi Daya dan Bisnis Lele. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

    Hendrasty, HennyKrissetiana. 2003. Teknologi Pengolahan Pangan: Tepung

    Labu Kuning. Yogyakarta: Kanisius.

    Kebijakan Obat Tradisional Nasional (Kontranas).2006.DeparmetenKesehatan

    Republik Indonesia.

    Lau, Edwin. 2009. Healthy Express. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

    Nakadya. 2012. FortifikasiPangan Lebih Menyehatkan. www.lapar.com.(online)

    Diakses 2 september 2013.

    Nirmala, Devi. 2010. Nutrition and Food: Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT

    Kompas Media Nusantara.

    Nursaadah. 2010. 35 Resep Olahan Ikan Lele. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

    Plantamor. 2013. KlasifikasiLabuKuning. www.plantamor.com. Diakses 2

    september 2013.

    Purnawijayanti. 2009. Mi Sehat. Yogyakarta: Kanisius.

    Robsons, J., 1976. Some Introductory Thoughts on Intermediate MoistureFoods.I

    dalam Davies, K., G.G. Birch and K.J. Parker.Intermediate Moisture

    Food. Applied Science Publ, Ltd, London.

    Sutriyanto. 2011. Penuhi KebutuhanVitamin danMineral

    AnakAnda.www.tribunnews.com. (online) Diakses 5 september 2013.

    Suyanti. 2010. Membuat Mi Sehat Bergizi & Bebas Pengawet. Jakarta:Penerbit

    Swadaya.

    Suyanto, Rachmatun. 2008. Budi Daya Ikan Lele. Jakarta: Penerbit Swadaya.

    viii

  • 25

    Tanuwijaya, Eric. 2012. Indonesia dan China Konsumen Mi Terbesar

    diDunia.http://jakartaweekend.com. Diakses 8 september 2013.

    Yulianti. 2009. A to Z Food Supplement. Yogyakarta: Penerbit Andi.

    Yuyun. 2008. Panduan Membuat dan Menjual Aneka Mi. Jakarta: PT AgroMedia

    Pustaka.

    Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor

    Indonesia

    xi

  • 26

    CURRICULUM VITAE

    A. Ketua

    Nama : Nuraini Yusuf

    Nama Panggilan : Aini

    Fakultas/Jurusan : MIPA/ Pendidikan Kimia

    Angkatan : 2012

    Tempat/Tanggal Lahir : Ambon/ 16 Juni 1994

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Alamat : BTN Tabari Blok B1 No.1 Makassar

    No.Hp : 085 237 525 657

    E-mail : [email protected]

    Facebook : Nuraini Yusuf

    Karya Ilmiah yang pernah dibuat:

    1. Kandungan Pektin pada Kulit Buah Mangga (Mangifera indica)

    sebagai pencegah Diabetes Mellitus.

    2. Abon Baru Sulawesi Selatan; Pemanfaatan Ikan Bandeng dan Rumput

    Laut sebaga Bahan Dasar Pembuatan Abon Bercita Rasa Khas

    Sulawesi Selatan.

    Penghargaan yang pernah diraih:

    1. Juara 1 Lomba Karya Tulis pada Pelatihan Metodologi Penelitian

    Universitas Negeri Makassar pada tahun 2013.

    2. Juara 2 Lomba Karya Tulis Inovasi Balai Penelitian dan

    Pengembangan Daerah (Balitbanda) Sulawesi Selatan pada tahun

    2013.

    B. Anggota

    Nama : Reski Ramadani

    Nama Panggilan : Ekky

    Fakultas/Jurusan : MIPA/ Pendidikan Kimia

    Angkatan : 2012

    Tempat/Tanggal Lahir : Parepare/ 01 Februari 1995

    Jenis Kelamin : Perempuan

    x

  • 27

    Alamat : BTN Tabari Blok B1 No.1 Makassar

    No.Hp : 085 395978656

    E-mail : [email protected]

    Karya Ilmiah yang pernah dibuat: JUBUNG (Jus Rebung): Alternatif

    Pemanfaatan Rebung sebagai Minuman

    Penunjang Diet Alami

    Penghargaan yang pernah diraih : Juara 1 Lomba Karya Tulis pada Pelatihan

    Metodologi Penelitian Universitas Negeri

    Makassar pada tahun 2013.

    C. Anggota

    Nama : Sriwidayani Syam

    Nama Panggilan : Anhy

    Fakultas/Jurusan : MIPA/ Pendidikan Biologi ICP

    Angkatan : 2012

    Tempat/Tanggal Lahir : Cambaya/ 08 September 1994

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Alamat : Jl. Barombong, Gowa.

    No.Hp : 085298840744

    E-mail : [email protected]

    Facebook : Sriwidayani Syam

    Karya Ilmiah yang pernah dibuat: Warnet Sehat

    Penghargaan yang pernah diraih : Juara 1 Lomba Karya Tulis pada Pelatihan

    Metodologi Penelitian Universitas Negeri

    Makassar pada tahun 2013.

    xi

  • 28

  • Lampiran Hasil Penelitian Pendahuluan

    Formula 1 Formula 2

    Formula 3 Formula 4

    Formula 5 Formula 6

    Formula 7 Formula 8

  • 001.jpg002.jpg003.jpg004.jpg005.jpg006.jpg007.jpg008.jpg009.jpg010.jpgMHS_NURAINI YUSUF_UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR_MI LELA.docxLampiran - Hasil Penelitian Pendahuluan.docxHasil Uji Organoleptik Panelis.pdf