metodologi_penelitian_antrian

46
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Kantor Imigrasi Bandung Nama Lembaga : Direktorat Jenderal Imigrasi Kantor Imigrasi Kelas I Bandung Provinsi Jawa Barat Alamat : Jalan Surapati Nomor 82 RT/RW 09/06 Kelurahan Cihaurgeulis, Kecamatan Cibeunying Bandung, Jawa Barat 40122 Telepon : (022)-7272081, 7563439 Faksmile : (022)-7275294 Handphone : 0821-27393666 Email : [email protected] [email protected] Website : imigrasi.go.id (Sumber : www.imigrasi.go.id diakses 24/02/2014) 1.1.2 Logo Direktorat Jendral Imigrasi Gambar 1.1 Logo Kantor Imigrasi Sumber : www.poskantor.com diakses 13/02/2014 1.1.3 Sejarah Singkat Kantor Imigrasi Kelas I Bandung Indonesia merupakan negara penghasil komoditas perkebunan yang diperdagangkan di pasar dunia, hal tersebut menarik negara-negara asing untuk melakukan bisnis perdagangan

Upload: raden-sanjhi-muliyana

Post on 11-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Metodologi_Penelitian_Antrian

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

    1.1.1 Profil Kantor Imigrasi Bandung

    Nama Lembaga : Direktorat Jenderal Imigrasi

    Kantor Imigrasi Kelas I Bandung Provinsi Jawa Barat

    Alamat : Jalan Surapati Nomor 82 RT/RW 09/06

    Kelurahan Cihaurgeulis, Kecamatan Cibeunying

    Bandung, Jawa Barat 40122

    Telepon : (022)-7272081, 7563439

    Faksmile : (022)-7275294

    Handphone : 0821-27393666

    Email : [email protected]

    [email protected]

    Website : imigrasi.go.id

    (Sumber : www.imigrasi.go.id diakses 24/02/2014)

    1.1.2 Logo Direktorat Jendral Imigrasi

    Gambar 1.1

    Logo Kantor Imigrasi

    Sumber : www.poskantor.com diakses 13/02/2014

    1.1.3 Sejarah Singkat Kantor Imigrasi Kelas I Bandung

    Indonesia merupakan negara penghasil komoditas perkebunan yang diperdagangkan di

    pasar dunia, hal tersebut menarik negara-negara asing untuk melakukan bisnis perdagangan

  • 2

    komoditas perkebunan. Untuk mengatur arus warga asing ke wilayah Hindia Belanda,

    pemerintah kolonial pada tahun 1913 membentuk kantor Sekretaris Komisi Imigrasi, dan

    pada tahun 1921 diubah menjadi kantor dinas imigrasi. Dinas Imigrasi produk Hindia

    Belanda diserahterimakan kepada pemerintahan Indonesia pada tanggal 26 Januari 1950,

    dengan Kepala Jawatan Imigrasi dipegang oleh Mr. H. J. Adiwinata.

    Kantor Pusat Jawatan Imigrasi dibentuk di Jakarta pada tanggal 26 Januari 1960.

    Sedangkan kantor-kantor imigrasi daerah dibentuk oleh Direktorat Jendral Imigrasi pada era

    reformasi karena meningkatnya tugas keimigrasian di daerah provinsi, kota atau kabupaten

    maupun di negara sebagai dampak pelaksanaan otonomi daerah dan perkembangan yang

    terjadi di beberapa negara.

    Kantor imigrasi terdiri dari beberapa kelas yang berbeda, klasifikasi kantor imigrasi

    dilakukan berdasarkan lokasi penempatan kantor-kantor tersebut, diantaranya ada Kelas

    I/Kelas I Khusus biasanya berada di ibukota provinsi, sedangkan kelas II berada di kabupaten

    atau kotamadya, dan Kelas III berada di lokasi-lokasi tertentu lain yang ditetapkan oleh

    pemerintah.

    Kantor Imigrasi yang berada di Bandung merupakan Kantor Imigrasi Kelas I, karena

    Bandung merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat. Sedangkan kantor imigrasi lainnya

    tersebar di daerah dan di luar negeri memiliki jumlah keseluruhan 115 yang diantaranya 7

    Kantor Imigrasi Kelas I Khusus, 38 Kantor Imigrasi Kelas I, 60 Kantor Imigrasi Kelas II ,

    dan 10 Kantor Imigrasi Kelas III.

    (Sumber : www.imigrasi.go.id diakses 24/02/2014)

    1.1.4 Visi, Misi, dan Motto Perusahaan

    Visi:

    Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum

    Misi:

    Melindungi Hak Asasi Manusia

    Motto:

    Melayani dengan Tulus

    (Sumber : www.imigrasi.go.id diakses 24/02/2014)

    1.1.5 Bidang Usaha Perusahaan

    Kantor Imigrasi Kelas I Bandung melaksanakan tugas keimigrasian di bidang informasi

    dan sarana komunikasi, keimigrasian di bidang lalu lintas, keimigrasian di bidang status, dan

    keimigrasian di bidang pengawasan dan penindakan.

  • 3

    1.2 Latar Belakang Penelitian

    Setiap badan usaha yang bergerak di bidang penyedia fasilitas publik atau jasa pelayanan

    masyarakat, dalam pelaksanaan usahanya selalu dihadapkan langsung dengan pelanggan atau

    pengguna jasa organisasi tersebut. Untuk menghadapi pelanggan tersebut, suatu organisasi dituntut

    untuk memberikan pelayanan maksimal agar tidak mengecewakan dan dapat memuaskan

    pelanggannya. Untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan, suatu organisasi harus mampu mengelola

    sistem operasionalnya seperti pengelolaan permintaan pelanggan, pengelolaan antrian, dan pelayanan

    yang diberikan kepada pelanggan, dimana dampak dari pelayanan tersebut akan langsung dirasakan

    oleh pelanggan.

    Salah satu badan usaha yang bergerak di bidang penyedia layanan umum adalah Kantor Imigrasi,

    yaitu unit pelaksana teknis yang menjalankan fungsi Direktorat Jenderal Imigrasi pada suatu daerah

    atau kota tertentu di Indonesia (sumber: id.wikipedia.org/wiki/kantor_imigrasi diakses 23/02/2014).

    Mayoritas aktivitas di Kantor Imigrasi berhadapan langsung dengan pelanggannya, yaitu masyarakat

    yang datang untuk mengurus keimigrasian atau mengajukan permohonan pembuatan paspor. Salah

    satu masalah pada bidang operasional yang sering dihadapi oleh Kantor Imigrasi Kelas I Bandung

    yaitu seringnya terjadi penumpukan jumlah pemohon paspor yang menyebabkan antrian. Hal tersebut

    dapat terjadi karena dibutuhkan banyak waktu untuk memproses setiap permintaan dari para

    pemohon paspor.

    Mengantri adalah salah satu kegiatan yang dilakukan pelanggan untuk menunggu gilirannya

    dalam mendapatkan pelayanan. Antrian terjadi apabila jumlah pelanggan yang datang melebihi

    kapasitas pelayanan yang tersedia. Untuk mencegah terjadinya penumpukan pelanggan yang datang

    secara berlebihan maka diperlukan pengelolaan sistem antrian yang baik. Masalah yang sering

    dihadapi perusahaan-perusahaan yaitu kurang tahunya pihak manajemen mengenai jumlah loket

    pelayanan (server) yang tepat agar dapat memenuhi pelayanan semua pelanggan yang mengantri.

    Terdapat dua kemungkinan yang terjadi, yaitu pelanggan yang mengantri terlalu banyak dan tidak

    dapat ditangani oleh server yang saat ini beroperasi sehingga dibutuhkan penambahan server atau

    kemungkinan kedua yaitu jumlah pelanggan yang datang sedikit dan membuat beberapa server yang

    beroperasi jadi menganggur sehingga dibutuhkan pengurangan jumlah server.

    Untuk memutuskan penambahan atau pengurangan jumlah server pada Loket Pelayanan

    Pengambilan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung, perlu dilakukan analisis terhadap kinerja

    sistem antrian dengan cara membandingkan tingkat efisiensi pada sistem antrian yang telah

    diterapkan saat ini (keadaan riil), tingkat efisiensi sistem antrian jika ditambahkan satu server, dan

    tingkat efisiensi jika dikurangi satu server agar dapat diketahui tingkat efisiensi yang paling tinggi.

  • 4

    Karena itu, diperlukan sebuah penelitian terhadap sistem antrian yang diterapkan oleh Kantor

    Imigrasi Kelas I Bandung yang berjudul: ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK

    MENGUKUR EFISIENSI PADA UNIT PELAYANAN PASPOR DI KANTOR IMIGRASI

    KELAS I BANDUNG BULAN APRIL 2014

    1.3 Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai

    berikut:

    1. Bagaimana tingkat efisiensi sistem antrian pada loket pegambilan paspor yang telah diterapkan di

    Kantor Imigrasi Kelas I Bandung?

    2. Bagaimana tingkat efisiensi sistem antrian pada pada loket pegambilan paspor jika ditambahkan

    atau dikurangi satu server?

    3. Bagaimana perbandingan tingkat efisiensi dari kinerja sistem antrian yang telah diterapkan dengan

    kinerja sistem antrian yang ditambahkan dan dikurangi satu server?

    1.4 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini yaitu memberikan analisis dan jawaban dari masalah yang ada. Adapun

    tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

    1. Mengetahui tingkat efisiensi sistem antrian pada loket pengambilan paspor yang telah diterapkan

    di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung

    2. Mengetahui tingkat efisiensi sistem antrian pada pada loket pegambilan paspor jika ditambahkan

    dan dikurangi satu server.

    3. Mengetahui perbandingan tingkat efisiensi dari sistem antrian yang telah diterapkan dengan

    sistem antrian penambahan satu server dan pengurangan satu server.

    1.5 Kegunaan Penelitian

    1.5.1 Aspek Teoritis

    Memberikan sumbangsih pemikiran dalam perkembangan ilmu pengetahuan mengenai

    sistem antrian pelayanan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung dan tingkat efisiensinya.

    Selanjutnya, dapat digunakan sebagai dasar ataupun referensi penelitian yang berkaitan

    dengan sistem antrian pelayanan permohonan paspor di Kantor Imigrasi.

    1.5.2 Aspek Praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana evaluasi ataupun masukan terhadap kinerja

    pelayanan dari sistem antrian yang terjadi di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung, Jawa Barat.

  • 5

    Hasil penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah, serta dapat

    menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan sistem antrian dalam

    pengambilan keputusan perusahaan berkaitan dengan peningkatan sistem dan fasilitas.

    Sehingga, nantinya dapat memberi gambaran mengenai efisiensi model antrian untuk

    mewujudkan pelayanan yang lebih baik bagi perusahaan maupun pelanggan. Selain itu,

    diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pembaca mengenai model dan sistem antrian

    pelayanan publik yang diterapkan di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung.

    1.6 Sistematika Penulisan

    Sistematika dibuat untuk mempermudah serta memberikan gambaran kepada pembaca tentang

    uraian penelitian ini.

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini merupakan pendahuluan dimana menggambarkan tinjauan objek studi, latar belakang

    masalah yang mendasari dari penelitian ini, rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian serta

    sistematika penulisan pelatihan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan objek yang diteliti dan bahan acuan

    dalam penelitian ini, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, dan ruang lingkup.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab 3 merupakan metode penelitian dimana akan membahas tentang jenis penelitian, variabel

    operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, dan teknik analisis data.

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bab 4 menjelaskan tentang pembahasan atas masalah yang telah dirumuskan serta menjelaskan

    hasil penelitian tersebut.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini merupakan bab penutup, dimana berisi tentang kesimpulan dari analisis sistem antrian

    pelayanan paspor untuk mengetahui tingkat kepuasan pengambil paspor, serta saran-saran yang

    bersifat untuk di masa mendatang bagi perusahaan terkait.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

    2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian

    2.1.1 Manajemen Operasi

    Manajemen operasi memegang peranan penting dalam perusahaan. Oleh karena itu perlu

    dipahami pengertian dari manajemen operasi. Pengertian manajemen operasi dari beberapa

    literatur, antara lain:

    Menurut Heizer & Render (2011:36) :

    Operations management is the set of activities that creates value in the form of goods and

    services by transforming inputs into outputs.

    dalam artian bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

    dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.

    Menurut Krajewski et al (2010:24) :

    Operations management is the systematic design, direction, and control of processes that

    transform inputs into services and products for internal, as well as external, customers.

    artinya manajemen operasi adalah desain, pengarahan, dan pengawasan sistematis dari

    proses-proses yang mengubah beberapa input menjadi layanan dan produk untuk internal,

    eksternal, atau konsumen dalam suatu organisasi atau perusahaan.

    2.1.2 Teori Antrian

    Teori antrian (queuing theory) adalah ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang

    merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat-alat yang sangat berharga bagi

    manajer operasi (Heizer & Render, 2011:772).

    A. Pengertian Antrian

    Antrian (waiting line) adalah satu atau lebih customers atau klien yang menunggu dalam

    suatu sistem untuk mendapatkan pelayanan (Krajewski et al, 2010:263).

    B. Karakteristik Sistem Antrian

    Terdapat tiga karakteristik dalam sistem antrian menurut Heizer & Render (2011:773) :

    1. Kedatangan atau masukan sistem

    2. Disiplin antrian atau antrian itu sendiri

    3. Fasilitas pelayanan

    C. Karakteristik Kedatangan

    Tiga karakteristik utama yang dihasilkan dari sumber input:

  • 7

    1. Ukuran atau populasi kedatangan

    Unlimited (infinite) ketika terdapat materi atau orang-orang yang jumlahnya tidak terbatas

    dapat datang dan meminta pelayanan atau limited (finite) dimana hanya ada pengguna

    pelayanan yang potensial dengan jumlah terbatas.

    2. Perilaku kedatangan

    Menunggu dalam antrian dan tidak berpindah garis antrian atau menolak dan membelot

    dari antrian

    3. Pola kedatangan

    Distribusi Poisson adalah sebuah distribusi probabilitas diskret yang sering menjelaskan

    tingkat kedatangan pada teori antrian.

    =

    ! , untuk x = 0, 1, 2, 3, 4, ..

    dimana P(x) = probabilitas kedatangan sejumlah x

    x = jumlah kedatangan per satuan waktu

    = tingkat kedatangan rata-rata

    e = 2,7183

    D. Karakteristik Antrian

    Aturan disiplin First-In, First-Out (FIFO) sebuah aturan antrian yang paling umum

    dimana pelanggan yang pertama datang pada antrian berhak menerima pelayanan yang

    pertama. Istilah FCFS (First-Come, First-Served) sering digunakan untuk menggantikan

    istilah FIFO. Aturan lain, LIFS (Last-In, First-Served) juga disebut sebagai LIFO (Last-In,

    First Out), biasa digunakan di saat material atau antrian yang paling atas digunkan terlebih

    dahulu.

    E. Karakteristik Pelayanan

    Dua hal penting dalam karakteristik pelayanan:

    1. Desain sistem antrian

    Terdiri atas:

    a. Sistem antrian jalur tunggal: Sebuah sistem pelayanan yang memiliki satu jalur dan

    satu titik pelayanan.

    b. Sistem antrian jalur berganda: Sebuah sistem pelayanan yang memiliki satu jalur

    dengan beberapa titik pelayanan.

    c. Sistem satu tahap: Sebuah sistem dimana pelanggan menerima pelayanan hanya dari

    satu stasiun dan kemudian pergi meninggalkan sistem.

    d. Sistem tahapan berganda: Sebuah sistem dimana pelanggan menerima jasa dari

    beberapa stasiun sebelum meninggalkan sistem.

  • 8

    Untuk memperjelas pengertian mengenai desain sistem antrian, maka dapat dilihat pada

    gambar 2.1 berikut ini:

    Gambar 2.1

    Desain Sistem Antrian Dasar

    Sumber: Operations Management (Heizer & Render, 2011:775)

    2. Distribusi Waktu Pelayanan

    Distribusi probabilitas eksponensial negatif adalah sebuah distribusi probabilitas kontinu

    yang sering digunakan untuk menjelaskan waktu pelayanan dalam sebuah antrian.

    Probabilitas waktu pelayanan lebih besar daripada t = et untuk t 0

    Fasilitas

    Pelayanan

    Fasilitas

    Pelayanan

    Tahap 1

    Fasilitas

    Pelayanan

    Tahap 2

    Fasilitas

    Pelayanan

    Jalur 1

    Fasilitas

    Pelayanan

    Jalur 2

    Fasilitas

    Pelayanan

    Jalur 3

    Fasilitas

    Pelayanan

    Tahap 1

    Jalur 1

    Fasilitas

    Pelayanan

    Tahap 1

    Jalur 2

    Antrian

    Antrian

    Antrian

    Antrian

    Fasilitas

    Pelayanan

    Tahap 1

    Jalur 1

    Fasilitas

    Pelayanan

    Tahap 1

    Jalur 2

    Kedatangan

    Kedatangan

    Kedatangan

    Kedatangan

    Keberangkatan

    setelah

    pelayanan

    Keberangkatan

    setelah

    pelayanan

    Keberangkatan

    setelah

    pelayanan

    Keberangkatan

    setelah

    pelayanan

    Sistem jalur tunggal, satu tahap

    Sistem jalur tunggal, tahapan berganda

    Sistem jalur berganda, satu tahap

    Sistem jalur berganda, tahapan berganda

  • 9

    dimana = waktu pelayanan rata-rata

    e = 2,7183

    F. Mengukur Kinerja Antrian

    Ukuran kinerja sebuah sistem antrian menurut Heizer & Render (2011:776) :

    1. Waktu rata-rata yang dihabiskan pelanggan dalam antrian

    2. Panjang antrian rata-rata

    3. Waktu rata-rata yang dihabiskan pelanggan dalam sistem

    4. Jumlah pelanggan rata-rata dalam sistem

    5. Probabilitas fasilitas pelayanan akan kosong

    6. Faktor utilisasi sistem

    7. Probabilitas sejumlah pelanggan berada dalam sistem

    G. Biaya Antrian

    Gambar 2.2

    Pilihan antara Biaya Menunggu dan Biaya Pelayanan

    Sumber: Operations Management (Heizer & Render, 2011:777)

    Dua pilihan solusi dalam masalah antrian, tentunya membuat manajer mempertimbangkan

    dua pilihan, yaitu peningkatan pelayanan yang diiringi peningkatan biaya pelayanan atau

    mengurangi biaya pelayanan, yang akan berdampak pada penurunan pelayanan.

    Total biaya tunggu adalah seluruh biaya kehilangan yang diderita pelanggan akibat

    pelayanan yang buruk atau antrian yang panjang

    Total biaya tunggu = (.Wq) Cw

    Total biaya pelayanan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam

    memberikan pelayanan terhadap pelanggan.

  • 10

    Total biaya pelayanan = m.Cs

    dimana = jumlah kedatangan rata-rata per satuan waktu

    m = jumlah jalur terbuka

    Wq = waktu rata-rata yang dihabiskan pelanggan dalam antrian

    Cs = biaya operasional per jalur

    Cw = biaya menunggu

    H. Ragam Model Antrian

    Menurut Heizer & Render (2011:778), model antrian yang digunakan menggunkan

    asumsi:

    1. Kedatangan berdistribusi Poisson

    2. Penggunaan aturan FIFO

    3. Pelayanan satu tahap

    Model A: Model Antrian Jalur Tunggal dengan Kedatangan Berdistribusi Poisson dan

    Waktu Pelayanan Eksponensial (M/M/1)

    Diasumsikan sistem berada dalam kondisi berikut:

    1. Kedatangan dilayani atas dasar FIFO dan setiap kedatangan menunggu untuk dilayani,

    terlepas dari panjang antrian

    2. Kedatangan tidak terikat pada kedatangan yang sebelumnya, hanya saja jumlah

    kedatangan rata-rata tidak berubah menurut waktu

    3. Kedatangan digambarkan dengan distribusi probabilitas Poisson dan datang dari sebuah

    populasi yang tidak terbatas

    4. Waktu pelayanan bervariasi dari satu pelanggan dengan pelanggan yang berikutnya dan

    tidak terikat satu sama lain, tetapi tingkat rata-rata waktu pelayanan diketahui

    5. Waktu pelayanan sesuai dengan distribusi eksponensial negatif

    6. Tingkat pelayanan lebih cepat daripada tingkat kedatangan

    Rumus Model Antrian untuk Model A (M/M/1):

    = jumlah kedatangan rata-rata per satuan waktu

    = jumlah orang yang dilayani per satuan waktu

    Ls = jumlah pelanggan rata-rata dalam sistem (yang sedang menunggu untuk

    dilayani)

    =

    Ws = jumlah waktu rata-rata yang dihabiskan dalam sistem (waktu menunggu

    ditambah waktu pelayanan)

    = 1

  • 11

    Lq = jumlah unit rata-rata yang menunggu dalam antrian

    = 2

    ()

    Wq = waktu rata-rata yang dihabiskan untuk menunggu dalam antrian

    =

    ()

    = faktor utilisasi sistem

    =

    P = probabilitas terdapat 0 unit dalam sistem (yaitu unit pelayanan kosong)

    = 1

    Pn>k = probabilitas terdapat lebih dari sejumlah k unit dalam sistem, dimana n adalah

    jumlah unit dalam sistem

    =

    1

    Model B: Model Antrian Jalur Berganda (M/M/S)

    Model antrian jalur berganda terdapat 2 atau lebih stasiun pelayanan yang tersedia.

    Asumsi bahwa pelanggan yang menunggu pelayanan membentuk satu jalur dan akan dilayani

    pada stasiun pelayanan yang tersedia pertama kali saat itu. Pada model ini mengasumsikan

    bahwa pola kedatangan mengikuti distribusi Poisson dan waktu pelayanan mengikuti

    distribusi eksponensial. Pelayanan dilakukan secara FCFS dan semua stasiun diasumsikan

    memiliki tingkat pelayanan yang sama.

    Rumus Model Antrian untuk Model B (M/M/S):

    M = jumlah jalur yang terbuka

    = jumlah kedatangan rata-rata per satuan waktu

    = jumlah rata-rata yang dilayani per satuan waktu pada setiap jalur

    P = probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem

    = untuk M >

    Ls = jumlah pelanggan rata-rata dalam sistem

    = ( )

    1 ! 2 +

    Ws = waktu rata-rata yang dihabiskan seorang pelanggan dalam antrian atau sedang

    dilayani (dalam sistem)

    = ( )

    1 ! 2 +

    1

    Lq = jumlah orang atau unit rata-rata yang menunggu dalam antrian

    M

    M

    M!

    1

    n!

    1

    1M

    1M

    0n

    n

  • 12

    =

    Wq = waktu rata-rata yang dihabiskan oleh seorang pelanggan atau unit untuk

    menunggu dalam antrian

    =1

    Model C: Model Waktu Pelayanan Konstan (M/D/1)

    Oleh karena tingkat waktu yang konstan atau tetap, maka nilai-nilai Lq, Wq, Ls, dan Ws

    selalu lebih kecil daripada nilai-nilai tersebut dalam Model A.

    Rumus Model Antrian untuk Model C (M/D/1):

    Lq = panjang antrian rata-rata

    =

    2 ()

    Wq = waktu menunggu dalam antrian rata-rata

    =

    2 ()

    Ls = jumlah pelanggan dalam sistem rata-rata

    = +

    Ws = waktu tunggu rata-rata dalam sistem

    = +1

    Model D: Model Populasi yang Terbatas

    Ketika terdapat sebuah populasi pelanggan potensial yang terbatas bagi sebuah fasilitas

    pelayanan, maka model antrian yang berbeda harus dipertimbangkan. Pada model ini terdapat

    hubungan saling ketergantungan antara panjang antrian dan tingkat kedatangan.

    Rumus model antrian untuk Model D:

    D = probabilitas sebuah unit harus menunggu dalam antrian

    F = faktor efisiensi

    M = jumlah jalur pelayanan

    T = waktu pelayanan rata rata

    U = waktu rata-rata antara unit yang membutuhkan pelayanan

    X = faktor pelayanan

    =

    +

    L = jumlah antrian rata-rata

    = (1 )

    W = waktu tunggu rata-rata

  • 13

    = (+)

    =

    (1)

    J = jumlah pelayanan rata-rata

    = (1 )

    H = jumlah dalam pelayanan rata-rata

    =

    N = jumlah populasi

    = + +

    2.1.3 Teori Efisiensi

    Salah satu teori yang berkaitan dengan perencanaan kapasitas dalam organisasi atau

    perusahaan.

    A. Pengertian Efisiensi

    Efisiensi adalah output aktual sebagai persentase kapasitas efektif yang sesungguhnya

    telah dicapai (Heizer & Render, 2011:315).

    B. Faktor Penentu Efisiensi

    Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi atau produktivitas menurut Kosasih (2009:31)

    adalah:

    1. Tenaga Kerja

    2. Modal (Mesin dan Peralatan)

    3. Manajemen

    4. Kewirausahaan

    C. Mengukur Efisiensi

    Kunci peningkatan efisiensi sering terdapat dalam perbaikan permasalahan kualitas dan

    dalam penjadwalan, pelatihan, dan pemeliharaan yang efektif. Efisiensi dapat dihitung sebagai

    berikut:

    Efisiensi = Output

    Input x 100%

    Sumber: Manajemen Operasi (Kosasih, 2009:29)

    2.1.4 Penelitian Terdahulu

    Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi penulisan skripsi:

  • 14

    Tabel 2.1

    Skripsi Terdahulu

    Kategori Skripsi I Skripsi II

    Jenis Penelitian Skripsi S1 Skripsi S1

    Nama Peneliti Bambang Ruswandi Irma Kurniati

    Universitas-Tahun Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta-2006

    Universitas Bina Nusantara-2002

    Judul PENERAPAN SISTEM ANTRIAN

    SEBAGAI UPAYA MENGOPTIMALKAN

    PELAYANAN TERHADAP PASIEN PADA

    LOKET PENGAMBILAN OBAT DI

    PUSKESMAS CICURUG SUKABUMI

    JAWABARAT

    ANALISIS SISTEM ANTRIAN DAN

    PEMECAHAN MASALAH PELAYANAN

    JASA DI JOHNNY ANDREAN TRAINING

    CENTER

    Variabel X1 = Sistem Antrian

    X2 = Sistem Pelayanan

    Y = Optimalisasi Pelayanan Pasien

    X1 = Sistem Antrian

    X2 = Sistem Pelayanan

    Y = Optimalisasi Pelayanan Jasa

    Analisis Data Melakukan independent sample t-test terhadap

    seluruh data kedatangan menggunakan

    software SPSS.

    Melakukan uji One Sample Kolmogorov-

    Smirnov untuk menguji kesesuaian distribusi

    pengamatan dengan distribusi yang diharapkan

    terhadap data kedaangan resep

    Menganalisis waktu kedatangan pelanggan,

    waktu pelayanan operator, dan waktu

    menunggu pelanggan sampai terlayani.

    Menganalisis perbandingan financial dan

    tingat keuntungan yang hilang jika pelanggan

    tidak jadi menggunakan jasa akibat lamanya

    mengantri

    Kesimpulan Sistem pelayanan di loket pengambilan obat Agar dapat mengurangi jumlah pelanggan

  • 15

    sudah baik, namun masih sering terjadi

    penungguan resep. Dengan menerapkan model

    antrian (M/M/c) : (GD/~/~), maka dapat

    diketahui bahwa penyediaan jumlah pelayanan

    yang ada di loket pengambilan obat masih

    kurang tepat, karena dengan jumlah 3 orang

    petugas loket obat, rata-rata tingkat kedatangan

    resep () masih melebihi potensi maksimum

    pelayanan loket pengambilan obat sehingga

    system antrian tidak berada dalam kondisi

    tetap (steady state)

    yang mengantri serta waktu menunggu yang

    terlalu lama dalam system pelayanan

    creambath maka perlu adanya penambahan

    sebanyak 2 operator dalam kondisi biasa, dan

    8 operator dalam kondisi ramai. Penambahan

    operator berdasrakan penghitungan jumlah

    server paling optimum dan analisis biaya.

    Persamaan Menganalisis sistem antrian yang diterapkan.

    Memberikan pemecahan masalah terhadap

    kekurangan yang dimiliki oleh sistem.

    Menganalisis sistem antrian yang diterapkan.

    Memberikan pemecahan masalah terhadap

    kekurangan yang dimiliki oleh sistem.

    Perbedaan Perbedaan pada model antrian da perbedaan

    pada variabel Y yang menjelaskan optimalisasi

    pelayanan

    Pada skripsi ini, variabel Y menjelaskan

    tingkat optimalisasi pelayanan dianalisis

    berdasarkan perbandingan financial.

  • 16

    Tabel 2.2

    Jurnal Nasional

    Kategori Jurnal Nasional I Jurnal Nasional II

    Jenis Penelitian Jurnal S1 Jurnal S1

    Nama Peneliti Hendra dan Helfi Nasution Irmayanti Hasan

    Universitas-Tahun Universitas Tanjung Pura-2012 Universitas Islam Negeri Maulana Malik

    Ibrahim-2011

    Judul ANALISIS EFISIENSI WAKTU

    LAYANAN PADA SISTEM

    ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN

    MENGGUANAKAN METODE SISTEM

    ANTRIAN

    MODEL OPTIMASI PELAYANAN

    NASABAH BERDASARKAN METODE

    ANTRIAN (QUEUEING SYSTEM)

    Variabel X1 = Sistem Antrian

    X2= Sistem Administrasi

    Perpustakaan

    Y = Tingkat Efisiensi Waktu

    Layanan Perpustakaan

    X = Sistem Antrian

    Y = Optimalisasi Pelayanan

    Nasabah

    Analisis Data Menganalisis proses administrasi dengan

    menggunakan flowchart. Sedangkan untuk

    system antrian dan efisiensi pelayanan

    dilakukan dengan melakukan penghitungan

    berdasarkan hasil observasi dan pengamatan.

    Pengukuran model optimasi sistem antrian

    menggunakan penghitungan pola kedatangan

    dan pola pelayanan nasabah dai Bank Mega

    Syariah Cabang Malang

    Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis waktu layanan

    perpustakaan sistem yang baru, didapatkan

    Dari hasil penghitungan juga didapatkan

    bahwa penerapan sistem antrian di PT. Bank

  • 17

    efisiensi pelayanan perpustakaan yaitu rata-

    rata waktu pelayanan pada sistem yang baru

    1,33 menit per orang sedangkan pada sistem

    yang lama 2,88 menit per orang.

    Mega Syariah Cabang Malang sudah baik

    sebab waktu pelayanan rata-rata teller yaitu 4

    menit 42 detik dan waktu standar teller 3

    menit 39 detik lebih kecil waktu pelayanan

    rata-rata yang diharapkan oleh nasabah 5

    menit. Disamping itu waktu rata-rata nasabah

    menunggu dalam sistem antrian dan sistem

    total (antrian dan fasilitas pelayanan) kurang

    dari 1 menit yaitu 32,09 detik

    Persamaan Menganalisis sistem antrian untuk

    mengetahui waktu pelayanan yang diberikan

    Menganalisis sistem antrian untuk

    mengetahui waktu pelayanan yang diberikan

    Perbedaan Menggunakan dua variabel X. Model antrian

    yang digunakan adalah M/M/1.

    Perbedaan dalam penggunaan variabel Y.

  • 18

    2.2 Kerangka Pemikiran

    Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efisiensi atas sistem antrian pada unit pelayanan paspor

    yang diterapkan di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung. Oleh karena itu, terdapat dua variabel yang

    akan diteliti diantaranya variabel sistem antrian dan variabel tingkat efisiensi.

    Studi mengenai sistem antrian dan efisiensi merupakan bagian yang sangat penting dalam

    manajemen operasi, karena antrian merupakan salah satu proses yang dilalui oleh pelanggan sebelum

    mereka mendapatkan pelayanan, dan tingkat efisiensi dibutuhkan untuk menentukan standar kinerja

    yang digunakan perusahaan.

    Sistem antrian memiliki teori yang biasa disebut dengan teori antrian. Teori tersebut digunakan

    untuk membantu penelitian dalam menganalisis kinerja sistem antrian yang diterapkan di Kantor

    Imigrasi kelas I Bandung. Dalam teori antrian mencakup ragam teori antrian yang berfungsi untuk

    mengetahui model antrian yang digunakan. Pada Kantor Imigrasi kelas I Bandung ini, model antrian

    yang diterapkan yaitu model antrian jalur berganda (M/M/S). Model antrian (M/M/S) tersebut

    memiliki beberapa dimensi yang harus dianalisis yaitu jumlah jalur yang terbuka, jumlah kedatangan

    rata-rata per satuan waktu, jumlah rata-rata yang dilayani per satuan waktu pada setiap jalur,

    probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem, jumlah pelanggan rata-rata dalam sistem, waktu yang

    dihabiskan seorang pelanggan dalam antrian atau sedang dilayani (dalam sistem), jumlah orang atau

    unit rata-rata yang menunggu dalam antrian, dan waktu rata-rata yang dihabiskan oleh seorang

    pelanggan atau unit untuk menunggu dalam antrian. Dari penghitungan dimensi tersebut, maka dapat

    diketahui kinerja dari model antrian yang diterapkan.

    Dengan menganalisis dimensi-dimensi model antrian tersebut maka dapat dilakukan

    penghitungan terhadap tingkat efisiensi berdasarkan teori. Pada Loket Pengambilan Paspor di Kantor

    Imigrasi, faktor efisiensi yang digunakan yaitu modal dan tenaga kerja. Penghitungan tersebut akan

    dilakukan juga terhadap sistem antrian simulasi dengan menggunakan skenario jika server

    ditambahkan satu dan skenario jika server dikurangi satu. Setelah tingkat efisiensi ketiganya

    diketahui maka dapat dibandingkan sistem antrian mana yang paling efisien.

    Variabel dan desain analisis yang digunakan dalam penelitian ini membentuk suatu kerangka

    pemikiran yang dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut:

  • 19

    Gambar 2.3

    Kerangka Pemikiran

    Keterangan:

    batasan kerangka pemikiran

    2.3 Ruang Lingkup Penelitian

    Sub bab ini menjelaskan mengenai obyek, lokasi penelitian, dan waktu periode penelitian.

    Penelitian ini memerlukan ruang lingkup penelitian, agar penelitian ini lebih terarah, memperoleh

    gambaran yang jelas apabila penelitian dapat dianggap selesai dan berakhir. Batasan penelitian pada

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Kinerja sistem antrian dan tingkat efisiensi yang diukur pada Unit Pelayanan Paspor yaitu khusus

    Loket Pengambilan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung.

    2. Model Antrian yang digunakan adalah model antrian jalur berganda (M/M/S).

    3. Disiplin antrian yang digunakan yaitu FCFS (first come first serve).

    4. Faktor efisiensi yang digunakan dalam penelitian adalah tenaga kerja dan modal.

    5. Ukuran pelayanan pelanggan dibatasi 500 orang setiap harinya atau sekitar 71 orang per jamnya.

    6. Terdapat 2 (dua) server yang dibuka pada Loket Pengambilan Paspor.

    Manajemen

    Operasi

    Teori AntrianTeori

    Efisisensi

    Ragam Model

    Antrian

    Faktor

    Pengaruh

    Efisiensi

    M/M/1 M/M/SPopulasi

    TerbatasM/D/1

    Tenaga

    KerjaKewirausahaanModal Manajemen

    Analisis Kinerja

    Sistem Antrian

    Pengukuran

    Tingkat

    Efisiensi

  • 20

    7. Model antrian simulasi yang digunakan mengikuti model antrian yang telah diterapkan pada

    Loket Pengambilan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung yaitu model (M/M/S) dengan

    menambahkan jumlah server menjadi 3 (tiga) dan simulasi model antrian jalur tunggal (M/M/1)

    dengan mengurangi server menjadi 1 (satu).

    2.3.1 Lokasi dan Objek Penelitian

    Objek pada penelitian ini adalah kinerja sistem antrian pada Unit Pelayanan Paspor di

    Direktorat Jendral Imigrasi. Tepatnya berlokasi di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung. Kinerja

    sistem antrian yang diteliti yaitu kedatangan dan antrian pelanggan pada loket yang melayani

    pengambilan paspor yang sudah jadi.

    2.3.2 Waktu dan Periode Penelitian

    Penelitian ini dilakukan selama lima hari, yaitu pada tanggal 11, 14, 17, 21, 24 April 2014

    yang merupakan perwakilan dari hari kerja Kantor Imigrasi di bulan April. Sedangkan dari

    tujuh jam kerja dalam sehari, waktu penelitian yang digunakan yaitu pada sesi pagi hari atau

    pukul 07.30-11.30.

  • 21

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Berdasarkan tujuan, penelitian ini merupakan penelitian dasar yang menurut Sekaran (2011:9)

    adalah penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan pokok pengetahuan dengan berusaha

    memahami bagaimana masalah tertentu yang terjadi dalam organisasi dapat diselesaikan.

    Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk

    menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. (Sekaran, 2011:158)

    Menurut Cooper & Schindler (2006:172), studi deskriptif yang paling sederhana berhubungan

    dengan pertanyaan atau hipotesis yang bervariasi tunggal, dimana kita mempertanyakan atau

    menyatakan sesuatu tentang ukuran, bentuk, distribusi, atau eksistensi suatu variabel.

    Studi deskriptif merupakan studi yang formal yang digunakan untuk bebagai macam tujuan riset :

    1. Penjabaran suatu fenomena atau karakteristik berkaitan dengan suatu populasi subjek (siapa,

    kapan, dimana, serta bagaimana suatu topik).

    2. Memperkirakan proporsi dari populasi yang memilki karakteristik tersebut.

    3. Menemukan hubungan antara varibel yang berbeda.

    3.2 Variabel Penelitian

    3.2.1 Operasional Variabel

    Variabel penelitian menurut Sekaran (2011:115) adalah apapun yang dapat membedakan

    atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau

    orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda.

    Sementara menurut Sugiyono (2008:58), variabel yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah segala sesuatu yang berebentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

    sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.

    Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel antrian dan variabel

    efisiensi. Variabel sistem antrian dan variabel efisiensi yang digunakan tersebut merupakan

    sistem antrian dan efisiensi pada sistem antrian real dan pada sistem antrian simulasi. Dimana

    hasil analisis kinerja dan tingkat efisiensi seluruhnya akan dibandingkan.

  • 22

    Tabel 3.1

    Variabel Operasional

    Variabel Dimensi Indikator Skala

    Sistem

    Antrian

    Jumlah server yang terbuka (M) server yang terbuka Rasio

    Jumlah kedatangan rata-rata per

    satuan waktu () kedatangan rata rata

    Rasio

    Jumlah pelanggan yang dilayani

    per satuan waktu pada tiap jalur

    ()

    orang dilayani

    Rasio

    Probabilitas terdapat 0 orang

    dalam sistem (P0)

    Rasio

    Jumlah pelanggan rata-rata dalam

    sistem (Ls)

    ( )

    1 ! 2 +

    Rasio

    Waktu rata-rata yang dihabiskan

    dalam sistem (Ws)

    ( )

    1 ! 2 +

    1

    Rasio

    Jumlah pelanggan rata-rata yang

    menunggu dalam antrian (Lq)

    Rasio

    Waktu rata-rata yang dihabiskan

    untuk menunggu dalam antrian

    (Wq)

    1

    Rasio

    Efisiensi

    Efisiensi Tenaga Kerja x tenaga kerja

    x tenaga kerjax 100% Rasio

    Efisiensi Modal x modal

    x modalx 100% Rasio

    3.2.2 Skala Pengukuran

    Skala yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala rasio, menurut Cooper & Schindler

    (2006:13) skala rasio menggabungkan semua kekuatan skala-skala lainnya ditambah ketentuan

    untuk titik nol yang mutlak atau asal mula. Data rasio mewakili jumlah aktual dari sebuah

    variabel.

    3.3 Tahapan Penelitian

    Tahapan penulisan menunjukkan kegiatan yang penulis lakukan dari awal penulisan hingga

    tahapan pembuatan kesimpulan dan rekomendasi. Tahapan ini bertujuan untuk memudahkan penulis

    M

    M

    M!

    1

    n!

    1

    1M

    1M

    0n

    n

  • 23

    selama proses pengerjaan penelitian. Gambar 3.1 di bawah ini memperjelas urutan tahapan dari

    penelitian ini.

    Gambar 3.1

    Tahapan Penelitian

    Berdasarkan gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa:

    1. Identifikasi Masalah

    Langkah-langkah penelitian dimulai dengan mengidentifikasi masalah, baik itu isu teoritik

    maupun isu pragmatis yang terjadi dan diangkat sebagai dasar penelitian.

    2. Perumusan Masalah

    Isu-isu Teoritik

    (Penelitian Literatur)

    Isu-isu Pragmatis

    (Penelitian Observasi)

    Identifikasi Masalah

    Perumusan Masalah

    Tujuan Penelitian

    Studi Literatur

    Penentuan Hipotesis

    Penentuan Variabel

    Pengumpulan Data

    Pengolahan Data

    Analisis Data

    Pengukuran Hasil Analisis

    Interpretasi Data

    Kesimpulan dan Rekomendasi

  • 24

    Isu dan fenomena yang ada, kemudian dilanjutkan dengan merumuskan masalah terkait

    fenomena tersebut.

    3. Tujuan Penelitian

    Perumusan masalah yang telah dilakukan berfungsi untuk menentukan tujuan dalam

    penelitian ini.

    4. Studi Literatur

    Studi literatur dilakukan untuk mencari referensi yang berkaitan dengan teori, informasi,

    penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian

    5. Penentuan Variabel

    Penentuan ragam model antrian yang telah dilakukan befungsi untuk menentukan variabel

    yang diperlukan dalam penelitian

    6. Pengumpulan Data

    Tahap ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam

    penelitian, salah satunya dengan mengumpulkan data primer dari perusahaan terkait.

    7. Pengolahan Data

    Data yang telah diperoleh, kemudian diolah agar dapat digunakan dalam simulasi dan analisis

    kinerja sistem antrian.

    8. Analisis Data

    Tahap ini dapat dilakukan dengan cara menganalisis kinerja sistem antrian dari hasil

    pengolahan data yang telah digunakan.

    9. Pengukuran Hasil Analisis

    Tahap ini mengukur seluruh hasil yang dilakukan pada tahap simulasi dan analisis kinerja

    sistem antrian

    10. Interpretasi Data

    Pada tahap ini akan disajikan hasil analisis antrian yang diobservasi pada perusahaan dan

    mengkaitkan dengan tingkat efisiensi sumber daya.

    11. Kesimpulan dan Rekomendasi

    Penarikan kesimpulan atas hasil yang didapat, serta pemberian saran yang tepat untuk

    perusahaan terkait.

    3.4 Populasi dan Sampel

    Menurut Sugiyono (2008:119), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau

    obyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

    dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit atau

    individu di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung pada bulan April 2014.

  • 25

    Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,

    2011:120). Teknik sampling dibedakan menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobability

    sampling. Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling yang menurut Cooper &

    Schlinder (2006:118) adalah pengambilan sampel yang berubah-ubah dan subyektif. Setiap anggota

    populasi tidak mempunyai kesempatan untuk dimasukkan sebagai sampel. Metode yang digunakan

    adalah quota sampling (sampel kuota) yang menurut Cooper & Schlinder (2006:141) adalah sampel

    yang digunakan untuk meningkatkan keterwakilan. Logika di balik pengambilan sampel kuota adalah

    bahwa karakteristik relevan tertentu menggambarkan dimensi populasi. Sampel yang diambil pada

    penelitian ini yaitu pelanggan yang datang dan mengantri di Loket Pengambilan Paspor Kantor

    Imigrasi Kelas I Bandung untuk mengambil paspor. Dari 21 hari kerja karyawan di bulan April 2014,

    waktu yang digunakan yaitu lima hari pada tanggal 11, 14, 17, 21, 24 April dan untuk jamnya

    menggunakan sesi pagi hari yaitu pukul 07.30-11.30. Sampel tersebut mewakili pelanggan yang

    melakukan antrian pengambilan paspor pada Unit Pelayanan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I

    Bandung.

    3.5 Pengumpulan Data

    Pada penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder:

    1. Data Primer

    Data primer tersebut digunakan dalam melakukan analisis kinerja sistem antrian. Data primer

    merupakan data yang diperoleh tangan pertama untuk analisis, berikutnya untuk menemukan

    solusi atau masalah yang diteliti (Sekaran, 2011:236). Data primer dalam penelitian ini adalah

    obervasi langsung pada kinerja sistem antrian pengambilan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I

    Bandung. Pengamatan dan pencatatan dilakukan untuk mengetahui jumlah kedatangan pelanggan

    pada waktu tertentu, tingkat kedatangan pelanggan per periode waktu, jumlah pelanggan yang

    dilayani per periode waktu, dan tingkat pelayanan pengambilan paspor.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder menurut Sekaran (2011:329) adalah data yang telah dikumpulkan oleh para

    peneliti, data yang diterbitkan dalam jurnal statistik dan lainnya, dan informasi yang tersedia dari

    sumber publikasi atau nonpublikasi entah di dalam atau luar organisasi, semua yang dapat

    berguna bagi peneliti. Data sekunder dalam penelitian ini adalah:

    a. Data penggunaan sumber daya manusia untuk sistem antrian di loket pelayanan pengambilan

    paspor.

    b. Data penggunaan sumber daya modal yang dikeluarkan untuk mengoperasikan loket antrian

    pengambilan paspor,

    c. Data standar pelayanan yang ditetapkan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Bandung.

  • 26

    3.6 Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

    1. Metode Analisis Kinerja Sistem Antrian

    Pada metode ini, terdapat beberapa rumus dan tools yang digunakan untuk menganalisis kinerja

    sistem antrian.

    a. Rumus Model Antrian Jalur Berganda (M/M/S)

    Rumus model antrian M/M/S digunakan untuk menganalisis sistem antrian yang sudah

    diterapkan di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung.

    Rumus antrian tersebut meliputi:

    M = jumlah server yang terbuka

    = jumlah kedatangan rata-rata per satuan waktu

    = jumlah rata-rata yang dilayani per satuan waktu pada setiap jalur

    P = probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem

    = untuk M >

    Ls = jumlah pelanggan rata-rata dalam sistem

    = ( )

    1 ! 2 +

    Ws = waktu rata-rata yang dihabiskan seorang pelanggan dalam antrian atau sedang dilayani

    (dalam sistem)

    = ( )

    1 ! 2 +

    1

    Lq = jumlah orang atau unit rata-rata yang menunggu dalam antrian

    =

    Wq = waktu rata-rata yang dihabiskan oleh seorang pelanggan atau unit untuk menunggu

    dalam antrian

    = 1

    b. Software Microsoft Excel 2013

    Penghitungan analisis kinerja antrian tersebut dibantu oleh software Microsoft Excel 2013.

    Microsoft Excel digunakan untuk memasukkan data-data hasil observasi yang telah diperoleh

    dari bentuk kertas menjadi bentuk file digital di dalam komputer sehingga dapat memudahkan

    proses pengolahan selanjutnya. Contoh pengolahan data sistem antrian dapat dilihat pada

    gambar 3.2.

    M

    M

    M!

    1

    n!

    1

    1M

    1M

    0n

    n

  • 27

    Gambar 3.2

    Pengolahan Data Menggunakan Microsoft Excel

    c. Software QM for Windows

    Penghitungan analisis kinerja antrian tersebut di bantu oleh software QM for Windows.

    Menurut Render et al (2009: 643), QM for Windows dapat digunakan untuk memecahkan

    masalah antrian. Penggunaan QM for Windows cukup dengan input model antrian, judul

    antrian, banyaknya kedatangan dalam satuan waktu, banyaknya pelanggan yang dilayani

    dalam satuan waktu dan banyaknya server. Teknik penggunaan QM for Windows sebagai

    berikut :

    1) Memilih modul yang akan digunakan. Modul tersebut merupakan jenis penghitungan

    yang akan dilakukan, terdapat bermacam-macam modul yang tersedia, dalam penelitian

    ini, modul yang akan digunakan yaitu waiting line.

  • 28

    Gambar 3.3

    Pemilihan Modul pada QM for Windows

    2) Pilih new untuk membuat halaman baru, kemudian masukkan model antrian yang akan

    digunakan. Pada penelitian ini, model antrian yang digunakan yaitu M/M/S

    Gambar 3.4

    Membuat Halaman Baru pada QM for Windows

    3) Masukkan judul antrian yang akan dihitung. Contoh judul antrian yaitu Kantor Imigrasi.

  • 29

    Gambar 3.5

    Memasukkan Judul Penghitungan pada QM for Windows

    4) Pada jendela akan ditampilkan tabel data yang harus diinputkan berdasarkan observasi

    yang telah dilakukan. Data yang harus diinputkan yaitu rata-rata tingkat kedatangan (),

    rata-rata tingkat pelayanan (), dan jumlah server yang dibuka.

    Gambar 3.6

    Memasukkan Data ke Tabel pada QM for Windows

    5) Setelah semua data terisi, klik solve pada menu toolbar, maka akan ditampilkan hasil

    penghitungan kinerja antrian, antara lain P0, Lq, Wq, L, W dan .

  • 30

    Gambar 3.7

    Hasil Hitung Kinerja Antrian pada QM for Windows

    2. Metode Analisis Tingkat Efisiensi

    Untuk menghitung efisiensi dari sistem antrian yang diteliti, maka faktor-faktor yang

    mempengaruhi efisiensi harus diperhatikan. Faktor-faktor efisiensi yang dipilih dalam penelitian

    ini yaitu faktor tenaga kerja yang digunakan untuk melayani loket pengambilan paspor dan faktor

    modal yang dikeluarkan untuk mengoperasikan loket pengambilan paspor. Rumus efisiensi

    meliputi:

    Efisiensi Tenaga Kerja = x tenaga kerja

    x tenaga kerjax 100%

    Efisiensi Modal = x modal

    x modalx 100%

  • 31

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Karakteristik Responden

    Karakteristik responden sangat penting, dengan adanya karakteristik responden akan

    menggambarkan keseluruhan dari responden penelitian. Karakteristik responden bertujuan untuk

    memastikan bahwa informasi yang akan diperoleh berasal dari responden yang benar dan akurat.

    Responden pada penelitian ini adalah pelanggan antrian yang ada pada loket pengambilan paspor unit

    pelayanan keimigrasian di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung. Peserta antrian tersebut mempunyai

    beberapa karakteristik, antara lain kedatangan peserta antrian dilayani atas dasar first come, first

    serve. Kedatangan tiap responden antrian tidak terikat dengan antrian yang lain, kedatangan dalam

    satu hari dibatasi sejumlah 500 pelanggan atau 71 pelanggan setiap harinya, dan waktu pelayanan tiap

    pelanggan bervariasi.

    4.2 Hasil Penelitian

    4.2.1 Tingkat Kedatangan

    Tingkat kedatangan dalam penelitian ini dinyatakan dengan banyaknya pelanggan yang

    datang dalam satuan waktu. Tingkat kedatangan pelanggan dinyatakan dalam sebuah distribusi

    Poisson.

    4.2.2 Tingkat Pelayanan

    Tingkat pelayanan dalam penelitian ini dinyatakan dengan banyaknya pelanggan yang

    dilayani dalam satuan waktu. Tingkat pelayanan pelanggan dinyatakan dalam distribusi

    Eksponensial.

    4.2.3 Tingkat Penggunaan Sumber Daya Manusia

    Tingkat pemanfaatan sumber daya manusia dalam penelitian ini dinyatakan dengan

    banyaknya individu yang dipekerjakan pada loket pelayanan pengambilan paspor.

    4.2.4 Tingkat Penggunaan Sumber Daya Modal

    Tingkat pemanfaatan sejumlah dana dalam pelayanan pengambilan paspor. Modal

    berkaitan dengan besarnya biaya dalam penggunaan sejumlah input.

  • 32

    4.2.5 Pengumpulan Data

    Data kedatangan, pelayanan, dan efisiensi terhadap pelanggan antrian loket pengambilan

    paspor diperoleh melalui data primer dan data sekunder pada Kantor Imigrasi Kelas I

    Bandung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    a. Data kedatangan pelanggan pada loket pengambilan paspor bulan April 2014.

    b. Data pelayanan pelanggan pada loket pengambilan paspor bulan April 2014.

    c. Data penggunaan sumber daya manusia untuk operasional sistem antrian di loket

    pengambilan paspor.

    d. Data penggunaan sumber daya modal yang dikeluarkan untuk mengoperasikan loket

    pengambilan paspor.

    e. Data standar pelayanan yang ditetapkan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Bandung.

    4.2.6 Pengolahan Data

    A. Pengolahan Data Kedatangan

    Data kedatangan pelanggan diperoleh melalui data primer pada Kantor Imigrasi Kelas I

    Bandung. Data tersebut merupakan data keluar masuk pelanggan per jam pada waktu tertentu.

    Data pada tabel 4.1 didapat dari jumlah pelanggan yang datang pada loket pengambilan paspor

    pada tanggal tersebut. Rata-rata kedatangan pelanggan diperoleh dari lima tanggal, dimana

    kelima tangal tersebut merupakan tanggal yang digunakan untuk memperoleh rata-rata

    kecepatan kedatangan di loket pengambilan paspor bulan April 2014.

    Tabel 4.1

    Tingkat Kedatangan Pelanggan pada Loket Pengambilan Paspor Bulan April 2014

    Tanggal Hari Periode Waktu (Per Jam) Jumlah Kedatangan (Orang)

    11-Apr-14 Jumat 7.30-8.30 76

    8.30-9.30 72

    9.30-10.30 68

    10.30-11.30 34

    14-Apr-14 Senin 7.30-8.30 69

    8.30-9.30 44

    9.30-10.30 61

    10.30-11.30 49

    17-Apr-14 Kamis 7.30-8.30 71

    8.30-9.30 115

    9.30-10.30 35

    10.30-11.30 47

    21-Apr-14 Senin 7.30-8.30 60

  • 33

    8.30-9.30 72

    9.30-10.30 44

    10.30-11.30 18

    24-Apr-14 Kamis 7.30-8.30 64

    8.30-9.30 77

    9.30-10.30 44

    10.30-11.30 43

    Sumber: Olah data primer

    Dari data tingkat kedatangan pelanggan tabel 4.1, maka dapat diperoleh rata-rata jumlah

    kedatangan pelanggan setiap jamnya seperti pada tabel 4.2.

    Tabel 4.2

    Rata-Rata Kedatangan Pelanggan pada Loket Pengambilan Paspor Bulan April 2014

    Rata-rata Tingkat Kedatangan ()

    Periode Waktu (Per Jam) Tingkat Kedatangan (Orang)

    7.30-8.30 68

    8.30-9.30 76

    9.30-10.30 50

    10.30-11.30 38

    Total 233

    Sumber: Olah data primer

    Berdasarkan tabel 4.2 dapat dirata-rata sebagai berikut:

    = 233 pelanggan / 4 jam = 58,25 pelanggan / jam 58 pelanggan / jam

    B. Pengolahan Data Pelayanan

    Data pelayanan terhadap pelanggan diperoleh melalui data primer yaitu pengamatan

    langsung di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung. Data tersebut merupakan data tingkat pelayanan

    pada loket pengambilan paspor bulan April 2014. Data pada tabel 4.3 didapat dari lima tanggal

    pelayanan di bulan April, dimana masing-masing tanggal terdiri dari dua loket.

    Tabel 4.3

    Tingkat Pelayanan Pelanggan pada Loket Pengambilan Paspor Bulan April 2014

    Tanggal Hari Loket Periode Waktu (Per Jam) Jumlah Pelayanan (Orang)

    11-Apr-14

    Jumat

    I 07.30-08.30 45

    08.30-09.30 37

    09.30-10.30 26

    10.30-11.30 29

    II 07.30-08.30 24

    08.30-09.30 32

    09.30-10.30 15

    10.30-11.30 26

    14-Apr-14 Senin I 07.30-08.30 32

  • 34

    08.30-09.30 31

    09.30-10.30 24

    10.30-11.30 29

    II 07.30-08.30 22

    08.30-09.30 24

    09.30-10.30 27

    10.30-11.30 22

    17-Apr-14

    Kamis

    I 07.30-08.30 35

    08.30-09.30 31

    09.30-10.30 26

    10.30-11.30 29

    II 07.30-08.30 30

    08.30-09.30 20

    09.30-10.30 19

    10.30-11.30 30

    21-Apr-14

    Senin

    I 07.30-08.30 31

    08.30-09.30 26

    09.30-10.30 26

    10.30-11.30 19

    II 07.30-08.30 26

    08.30-09.30 23

    09.30-10.30 16

    10.30-11.30 13

    24-Apr-14

    Kamis

    I 07.30-08.30 30

    08.30-09.30 24

    09.30-10.30 27

    10.30-11.30 26

    II 07.30-08.30 27

    08.30-09.30 22

    09.30-10.30 19

    10.30-11.30 22

    Sumber: Olah data primer

    Dari data tingkat pelayanan pelanggan pada tabel 4.3, maka dapat diperoleh rata-rata

    tingkat pelayanan untuk setiap jam seperti pada tabel 4.4 berikut:

    Tabel 4.4

    Rata-rata Pelayanan Pelanggan pada Loket Pengambilan Paspor Bulan April 2014

    Rata-Rata Tingkat Pelayanan ()

    Periode Waktu (Per Jam) Tingkat Pelayanan (Orang)

    7.30-8.30 30

    8.30-9.30 27

    9.30-10.30 22

  • 35

    10.30-11.30 25

    Total 104

    Sumber: Olah data primer

    Berdasarkan tabel 4.4, rata-rata jumlah pelanggan yang dilayani pada tiap jalur:

    = 104 pelanggan / 4 jam = 26 pelanggan / jam

    C. Pengolahan Data Penggunaan Sumber Daya Manusia

    Data penggunaan sumber daya manusia di Loket Pelayanan Pengambilan Paspor

    diperoleh melalui data sekunder yaitu melalui pendataan langsung dari dokumen yang ada di

    Kantor Imigrasi Kelas I Bandung. Data tersebut merupakan data pegawai yang dipekerjakan

    pada loket pengambilan paspor setiap harinya di bulan April 2014. Data pada tabel 4.5

    menunjukkan penggunaan sumber daya manusia di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung.

    Tabel 4.5

    Tingkat Penggunaan Sumber Daya Manusia pada Loket Pengambilan Paspor Bulan April 2014

    Jenis Kepegawaian Jumlah Pegawai

    Pegawai Tetap 2

    Pegawai Kontrak 2

    Total 4

    Sumber: Olah data sekunder

    Berdasarkan tabel 4.5, rata-rata jumlah pegawai yang digunakan pada tiap jalur:

    Jumlah pegawai = 4 pegawai / 2 server = 2 pegawai / 1 server

    D. Pengolahan Data Penggunaan Modal

    Data penggunaan sumber daya modal di Loket Pelayanan Pengambilan Paspor Kantor

    Imigrasi Kelas I Bandung diperoleh melalui data sekunder yaitu melalui pendataan secara

    langsung di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung. Data pada tabel 4.6 berikut merupakan data

    penggunaan modal pada setiap server di loket pengambilan paspor bulan April 2014.

    Sedangkan, pada tabel 4.7 merupakan tingkat penggunaan modal oleh setiap pelanggan yang

    melakukan antrian.

    Tabel 4.6

    Tingkat Penggunaan Sumber Daya Modal pada Pelayanan Paspor Bulan April 2014

    Sumber Daya Biaya Sumber Daya (Per Server Per Jam)

    Gaji Pegawai Tetap Rp22.027,21

    Gaji Pegawai Kontrak Rp13.605,44

    Paket Komputer Rp1.023,91

    Paket Mini Komputer Rp251,10

    Mesin Barcode Scanner Rp137,09

    Mesin Thermal Rp151,10

    Televisi Rp1.086,65

  • 36

    Printer Rp45,33

    Tinta Printer Rp510,20

    Konsumsi Rp5.714,29

    Seragam Pegawai Rp128,21

    Maintenance dan Listrik Rp680,27

    Total Rp45.360,80

    Sumber: Olah data sekunder

    Tabel 4.7

    Tingkat Penggunaan Sumber Daya Modal pada Pelanggan Paspor Bulan April 2014

    Sumber Daya Biaya Sumber Daya (Per Pelanggan Per Jam)

    Bahan Bakar Minyak Rp6.500,00

    Biaya Paspor Rp28,57

    Total Rp6.528,57

    Sumber: Olah data primer

    Berdasarkan tabel 4.6 dan 4.7, total modal yang dibutuhkan dalam pelayanan pengambilan paspor adalah

    Total modal = Rp 45.360,80 + Rp 6.528,57 = Rp 51.889,37 / jam

    4.2.7 Analisis Sistem Antrian dengan Model Multiple Channel Queuing System (M/M/S) dan

    Single Channel Queuing System (M/M/1)

    Pada loket pengambilan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung terdapat dua server

    yang tersedia untuk melayani pengambilan paspor. Karena server yang beroperasi berjumlah

    dua, maka dapat diketahui bahwa model sistem antrian yang diterapkan adalah Model

    Multiple Channel Queuing System atau M/M/S. Analisis sistem antrian dengan model jalur

    berganda Multiple Channel Queuing System atau M/M/S adalah sebagai berikut:

    M = jumlah jalur yang terbuka.

    = jumlah kedatangan rata-rata persatuan waktu.

    = jumlah orang dilayani persatuan waktu pada setiap jalur

    A. Sistem Antrian Kondisi Real

    Diketahui : M= 2; = 58; = 26

    Hasil penghitungan dibawah menggunakan bantuan software QM for Windows

    Tabel 4.8

    Analisis Kinerja Antrian Real

    Parameter Value

    Arrival Rate () 58

    Service Rate () 26

    Number of Server (M) 2

  • 37

    Average Service Utilization () 1

    Average Number in the queue (Lq) 60,36

    Average number in the system (Ls) 62,36

    Average time in the queue (Wq) 1,16

    Average Time in the system (W) 1,2

    Probability System is Empty 0

    Sumber: Olah data penelitian

    a. Faktor utilitas () = 1%

    Probabilitas bahwa loket pengambilan paspor sedang sibuk sehingga pengambil

    paspor harus menunggu untuk dilayani adalah sebesar 1%.

    b. Rata-rata jumlah pengambil paspor dalam baris antrian (Lq) = 60,36

    Rata-rata jumlah pengambil paspor yang berada dan menunggu dalam baris antrian

    adalah sebanyak 60,36 orang.

    c. Rata-rata jumlah pengambil paspor dalam sistem (Ls) = 62,36

    Rata-rata jumlah pengambil paspor yang berada dalam sistem antrian, baik yang

    berada dalam baris antrian maupun pelanggan yang sedang dilayani adalah sebanyak

    62,36 orang.

    d. Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam antrian (Wq) = 1,16

    Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh orang untuk menunggu dalam antrian sampai

    dilayani adalah 1,16 jam.

    e. Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam seluruh sistem (Ws) = 1,2

    Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh tiap orang dalam keseluruhan sistem antrian

    dari menunggu dan dilayani adalah 1,2 jam

    f. Probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem (P0) = 0

    Probabilitas atau kemungkinan tidak ada orang yang datang dan mengantri di dalam

    sistem adalah 0

    B. Sistem Antrian dengan Skenario Penambahan Satu Server

    Diketahui: M= 3; = 58; = 26

    Tabel 4.9

    Analisis Kinerja Antrian Penambahan Satu Server

    Parameter Value

    Arrival Rate () 58

    Service Rate () 26

  • 38

    Number of Server (M) 3

    Average Service Utilization () 0,74

    Average Number in the queue (Lq) 1,62

    Average number in the system (L) 3,85

    Average time in the queue (Wq) 0,03

    Average Time in the system (W) 0,07

    Probability System is Empty 0,08

    Sumber: Olah data penelitian

    a. Faktor utilitas () = 0,74 %

    Probabilitas bahwa loket pengambilan paspor sedang sibuk sehingga pengambil

    paspor harus menunggu untuk dilayani adalah sebesar 0.74 %

    b. Rata-rata jumlah pengambil paspor dalam baris antrian (Lq) = 1,62

    Rata-rata jumlah pengambil paspor yang berada dan menunggu dalam baris antrian

    adalah sebanyak 1,62 orang.

    c. Rata-rata jumlah pengambil paspor dalam sistem (Ls) = 3,85

    Rata-rata jumlah pengambil paspor yang berada dalam sistem antrian, baik yang

    berada dalam baris antrian maupun pelanggan yang sedang dilayani adalah

    sebanyak 3,85 orang.

    d. Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam antrian (Wq) = 0,03

    Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh orang untuk menunggu dalam antrian sampai

    dilayani adalah 0,03 jam.

    e. Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam seluruh sistem (Ws) = 0,07

    Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh tiap orang dalam keseluruhan sistem antrian

    dari menunggu dan dilayani adalah 0,07 jam

    f. Probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem (P0) = 0,08

    Probabilitas atau kemungkinan tidak ada orang yang datang dan mengantri di dalam

    sistem adalah 0,08

    C. Sistem Antrian dengan Skenario Pengurangan Satu Server

    Model antrian jalur tunggal (M/M/1) dengan diketahui M= 1; = 58; = 26

    Tabel 4.10

    Analisis Kinerja Antrian Pengurangan Satu Server

    Parameter Value

    Arrival Rate () 58

  • 39

    Service Rate () 26

    Number of Server (M) 1

    Average Service Utilization () 1

    Average Number in the queue (Lq) 69,19

    Average number in the system (L) 70,19

    Average time in the queue (Wq) 2,66

    Average Time in the system (W) 2,7

    Probability System is Empty 0

    Sumber: Olah data penelitian

    a. Faktor utilitas () = 1%

    Probabilitas bahwa loket pengambilan paspor sedang sibuk sehingga pengambil

    paspor harus menunggu untuk dilayani adalah sebesar 1%

    b. Rata-rata jumlah pengambil paspor dalam baris antrian (Lq) = 69,19

    Rata-rata jumlah pengambil paspor yang berada dan menunggu dalam baris antrian

    adalah sebanyak 69,19 orang.

    c. Rata-rata jumlah pengambil paspor dalam sistem (Ls) = 70,19

    Rata-rata jumlah pengambil paspor yang berada dalam sistem antrian, baik yang

    berada dalam baris antrian maupun pelanggan yang sedang dilayani adalah

    sebanyak 70,19 orang.

    d. Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam antrian (Wq) = 2,66

    Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh orang untuk menunggu dalam antrian sampai

    dilayani adalah 2,66 jam.

    e. Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam seluruh sistem (Ws) = 2,7

    Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh tiap orang dalam keseluruhan sistem antrian

    dari menunggu dan dilayani adalah 2,7 jam

    f. Probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem (P0) = 0

    Probabilitas atau kemungkinan tidak ada orang yang datang dan mengantri di dalam

    sistem adalah 0.

    4.2.8 Analisis Efisiensi Antrian dengan Model Multiple Channel Queuing System (M/M/S) dan

    Single Channel Queuing System (M/M/1)

    A. Tingkat Efisiensi Sistem Antrian Kondisi Real

    Efisiensi Tenaga Kerja = x tenaga kerja

    x tenaga kerjax 100%

    = 2 26 2

    58 2x 100%

  • 40

    = 89,65%

    Efisiensi Modal = x modal

    x modalx 100%

    = 2 26 51.889,37

    58 51.889,37x 100%

    = 89,65%

    B. Tingkat Efisiensi Sistem Antrian dengan Penambahan Satu Server

    Efisiensi Tenaga Kerja = x tenaga kerja

    x tenaga kerjax 100%

    = 3 26 2

    58 2x 100%

    = 134,48%

    Efisiensi Modal = x modal

    x modalx 100%

    = 3 26 51.889,37

    58 51.889,37x 100%

    = 134,48%

    C. Tingkat Efisiensi Sistem Antrian dengan Pengurangan Satu Server

    Efisiensi Tenaga Kerja = x tenaga kerja

    x tenaga kerjax 100%

    = 1 26 2

    58 2x 100%

    = 44,82%

    Efisiensi Modal = x modal

    x modalx 100%

    = 1 26 51.889,37

    58 51.889,37x 100%

    = 44,82%

    Dari ketiga sistem antrian tersebut, tingkat efisiensi paling tinggi yaitu sistem antrian

    dengan penambahan satu server sebesar 134,48%. Sedangkan, implementasi sistem antrian

    real berada di bawahnya dengan persentase 89,65% dan tingkat efisiensi terendah diperoleh

    dari sistem antrian dengan pengurangan satu server.

  • 41

    4.3 Analisis Hasil Penelitian

    4.3.1 Perbandingan Kinerja Antrian dan Tingkat Efisiensi pada Sistem Antrian Real,

    Penambahan 1 Server, dan Pengurangan 1 Server

    Tabel 4.11

    Perbandingan Tingkat Kinerja dan Tingkat Efisiensi Antrian

    Kinerja Model Antrian

    Real

    Model Antrian

    Penambahan 1

    Server

    Model Antrian

    Pengurangan 1

    Server

    Arrival Rate () 58 58 58

    Service Rate () 26 26 26

    Number of Server (M) 2 3 1

    Average Service Utilization () 1 0.74 1

    Average Number in the queue

    (Lq)

    60,36 1,62 69,19

    Average number in the system

    (L)

    62,36 3,85 70,19

    Average time in the queue (Wq) 1,16 0,03 2,66

    Average Time in the system (W) 1,2 0,07 2,7

    Probability System is Empty 0 0,08 0

    Tingkat Efisiensi Tenaga Kerja 89,65% 134,48% 44,82%

    Tingkat Efisiensi Modal 89,65% 134,48% 44,82%

    Sumber: Olah data penelitian

    Setelah kinerja sistem model antrian real maupun skenario telah dihitung, dapat

    dilakukan perbandingan antara ketiga model antrian tersebut. Hal ini dilakukan agar

    diketahui seberapa besar perubahan kinerja dan tingkat efisiesni yang dihasilkan pada sistem

    antrian jika dilakukan pengurangan dan penambahan server.

    Tabel 4.11 menunjukkan bahwa probabilitas loket sedang sibuk sehingga pelanggan harus

    menunggu untuk dilayani adalah sebesar 1% menjadi 0.74% jika menggunakan 3 server,

    dan 1% jika menggunakan 1 server. Rata-rata jumlah orang yang berada dan menunggu

    dalam baris antrian adalah sebanyak 60,36 orang menjadi 1,62 orang jika menggunakan 3

    server, dan menjadi 69,19 orang jika menggunakan 1 server. Rata-rata jumlah orang yang

    berada dalam sistem antrian, baik yang berada dalam baris antrian maupun orang yang

    sedang dilayani adalah sebanyak 62,36 orang menjadi 3,85 orang jika menggunakan 3 server,

  • 42

    dan menjadi 70,19 orang jika hanya menggunakan satu server. Waktu rata-rata yang

    dihabiskan oleh pelanggan untuk menunggu dalam antrian sampai dilayani adalah 1,16 jam

    menjadi 0,03 jam jika menggunakan 3 server, dan menjadi 2,66 jam jika menggunakan 1

    server. Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh tiap orang dalam keseluruhan sistem antrian

    dari menunggu dan dilayani adalah 1,2 jam menjadi 0,07 jam jika menggunakan 3 server,

    dan 2,7 jam jika menggunakan 1 server. Probabilitas atau kemungkinan tidak ada orang yang

    datang dan mengantri di dalam sistem adalah 0 menjadi 0,08 jika menggunakan 3 server, dan

    tetap 0 jika menggunakan 1 server. Tingkat efisiensi tenaga kerja dan modal yang dihasilkan

    dari ketiga model antrian tersebut adalah 89,65% pada implementasi saat ini. Dan akan

    menjadi 134,48% bila ditambahkan 1 server. Sedangkan, tingkat efisiensi yang diperoleh bila

    dikurangi 1 server adalah 44,82%.

  • 43

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan

    sebagai berikut:

    1. Model antrian yang telah diterapkan pada loket pengambilan paspor adalah model antrian jalur

    berganda (M/M/S) yaitu antrian dimana terdapat lebih dari satu jumlah pelayanan (server).

    Sedangkan karakterisitik dari antrian yang digunakan yaitu FIFO (first in, firs out) yaitu

    pelayanan dilakukan pada pelanggan yang telah datang dan mengambil nomor antrian terlebih

    dahulu.

    2. Model antrian yang digunakan pada sistem antrian dengan skenario penambahan satu server yaitu

    model antrian jalur berganda (M/M/S), karena jumlah server lebih dari satu yaitu tiga. Sedangkan

    untuk model antrian pada sistem antrian dengan skenario pengurangan satu server yaitu model

    antrian jalur tunggal (M/M/1) dimana jumlah server yang beroperasi hanya satu.

    3. Kinerja sistem antrian pelanggan di loket pengambilan paspor saat ini menerapkan dua loket,

    dapat dijelaskan bahwa dengan rata-rata tingkat kedatangan sebesar 58 pelanggan / jam dan

    tingkat pelayanan rata-rata sebesar 26 pelanggan/jam, kinerja sistem antrian pada loket

    pengambilan paspor saat ini menunjukkan bahwa Faktor utilitas () = 1%, Rata-rata jumlah

    pengambil paspor dalam baris antrian (Lq) = 60,36 orang, Rata-rata jumlah pengambil paspor

    dalam sistem (Ls) = 62,36 orang, Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam antrian (Wq)

    = 1,16 jam, Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam seluruh sistem (Ws) = 1,2 jam,

    Probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem (P0) = 0, tingkat efisiensi tenaga kerja = 89,65%, dan

    tingkat efisiensi modal = 89,65%

    4. Kinerja sistem antrian dan tingkat efisiensi pada skenario penambahan satu server sehingga sever

    yang beroperasi menjadi tiga, menunjukan bahwa Faktor utilitas () = 0,74 %, Rata-rata jumlah

    pengambil paspor dalam baris antrian (Lq) = 1,62 orang, Rata-rata jumlah pengambil paspor

    dalam sistem (Ls) = 3,85 orang, Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam antrian (Wq) =

    0,03 jam, Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam seluruh sistem (Ws) = 0,07 jam,

    Probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem (P0) = 0,08, tingkat efisiensi tenaga kerja = 134,48%,

    dan tingkat efisiensi modal = 134,48%

    5. Kinerja sistem antrian dan tingkat efisiensi pada skenario pengurangan satu server sehingga sever

    yang beroperasi menjadi satu, menunjukan bahwa Faktor utilitas () = 1%, Rata-rata jumlah

    pengambil paspor dalam baris antrian (Lq) = 69,19 orang, Rata-rata jumlah pengambil paspor

  • 44

    dalam sistem (Ls) = 70,19 orang, Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam antrian (Wq)

    = 2,66 jam, Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam seluruh sistem (Ws) = 2,7 jam,

    Probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem (P0) = 0, tingkat efisiensi tenaga kerja = 44,82%, dan

    tingkat efisiensi modal = 44,82%

    6. Dari hasil analisis ketiga sistem antrian tersebut, sistem antrian dengan tiga server memiliki

    kinerja yang paling baik dan tingkat efisiensi yang tinggi dibandingkan dengan sistem antrian

    yang saat ini telah diterapkan dan sistem antrian dengan satu server. Karena itu, sistem antrian

    dengan tiga server ini cocok untuk diterapkan pada sistem antrian pengambilan paspor di Kantor

    Imigrasi Kelas I Bandung terutama pada jam sibuk yaitu saat pagi hingga siang.

    5.2 Saran

    Saran yang diberikan kepada Kantor Imigrasi Kelas I Bandung adalah:

    Hasil analisis dan perbandingan kinerja sistem antrian dan tingkat efisiensi dari ketiga model

    sistem antrian tersebut menunjukan bahwa untuk meningkatkan kinerja dan tingkat efisiensi dari

    sistem antrian pengambilan paspor yang saat ini telah diterapkan oleh Kantor Imigrasi Bandung,

    sebaiknya dilakukan penambahan satu server sehingga jumlah server menjadi tiga. Hal tersebut

    dikarenakan adanya peningkatan kinerja dan tingkat efisiensi pada sistem antrian saat server yang

    beroperasi berjumlah tiga. Dengan diterapkannya sistem antrian pengambilan paspor yang dilayani

    oleh tiga server, maka rata-rata panjang antrian dan waktu tunggu dapat berkurang, efisiensi modal

    dan tenaga kerja dapat meningkat dibandingkan baik dengan sistem anrian yang saat ini telah

    diterapakan maupun sistem antrian dengan satu server. Selain itu, untuk mengoptimalkan sistem

    antrian, diperlukan tingkat efisiensi yang paling besar, dalam hal ini, sistem antrian dengan

    penambahan satu server menghasilkan tingkat efisiensi yang palin besar dibandingkan dengan sistem

    antrian kondisi real dan sistem antrian dengan pengurangan satu server.

  • 45

    DAFTAR PUSTAKA

    Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schindler. (2006). Metode Riset Bisnis (Edisi Kesembilan). Jakarta:

    Media Global Edukasi.

    Direktorat Jenderal Imigrasi. (2014). Profil Kantor Imigrasi Kelas I Bandung, [Online].

    http://www.imigrasi.go.id/index.php/hubungi-kami [24 Februari 2014]

    Direktorat Jenderal Imigrasi. (2014). Sejarah Kantor Imigrasi, [Online].

    http://www.imigrasi.go.id/index.php/profil/sejarah [24 Februari 2014]

    Direktorat Jenderal Imigrasi. (2014). Visi dan Misi, [Online].

    http://www.imigrasi.go.id/index.php/profil/visi-dan-misi [24 Februari 2014]

    Hasan, Irmayanti. (2011). Model Optimasi Pelayanan Nasabah berdasarkan Metode Antrian (Queueing

    System). Jurnal Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim:

    tidak diterbitkan.

    Heizer, Jay dan Barry Render. (2011). Operations Management (Tenth Edition). New Jersey: Pearson.

    Hendra dan Helfi Nasution. (2012). Analisis Efisiensi Waktu Layanan pada Sistem Administrasi

    Perpustakaan Menggunakan Metode Sistem Antrian. Jurnal Sarjana pada Fakultas Teknik

    Universitas Tanjung Pura: tidak diterbitkan.

    Hindami, Zulfahmi Ilman. (2013). Analisis Perbandingan Kinerja Sistem Antrian Gardu Konvensional

    dengan Gardu Otomatis di Pintu Tol Pasteur Bandung pada Bulan Desember 2012. Tugas

    Akhir Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Manajemen Telkom: tidak diterbitkan.

    Kosasih, Sabarsa. (2009). Manajemen Operasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

    Krajewski, Lee J., Larry P. Ritzman, dan Manoj K. Maholtra. (2013). Operations Management (Tenth

    Edition). United States of America: Pearson.

    Kurniati, Irma. (2002). Analisis Sistem Antrian dan Pemecahan Masalah Pelayanan Jasa di Johnny

    Andrean Training Center. Tugas Akhir Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Bina

    Nusantara: tidak diterbitkan

    Redaksi. (2014). Logo Direktorat Jenderal Imigrasi, [Online]. http://www.poskantor.com/alamat-kantor-

    imigrasi-bandung.html [13 Februari 2014]

    Redaksi. (2014). Profil Kantor Imigrasi, [Online]. http//id.wikipedia.org/wiki/kantor_imigrasi [23

    Februari 2014]

    Render, Barry. (2009). Quantitative Analysis for Management (Ninth Edition). New York: Pearson

    Prentice Hall.

    Ruswandi, Bambang. (2006). Penerapan Sistem Antrian sebagai Upaya Mengoptimalkan Pelayanan

    Terhadap Pasien pada Loket Pengambilan Obat di Puskesmas Cicurug Sukabumi Jawa Barat.

  • 46

    Tugas Akhir Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta: tidak diterbitkan.

    Sekaran, Uma. (2011). Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi Keempat). Jakarta: Salemba Empat.

    Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.