metodologi pengkajian kerusakan tanah
DESCRIPTION
Metodologi Pengkajian Kerusakan TanahTRANSCRIPT
CV
Pendekatan dan Metodologi
Tanggapan dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja
Pemahaman secara umum terhadap kerangka acuan pekerjaan yang meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi, metodologi pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan bahan dan peralatan, kegiatan dan waktu pelaksanaan, kebutuhan tenaga ahli dan laboratorium dan pelaporan pada dasarnya telah lengkap.
A Pemahaman Terhadap Substansi Pekerjaan
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) pada Pekerjaan Penyusunan Dokumen Pengkajian Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa, secara umum konsultan dapat menyimpulkan pekerjaan ini terdiri dari 3 tahapan utama.Tahapan tersebut dapat kita gambarkan dengan 3 kata kunci yaitu Persiapan, Analisis, dan Evaluasi.
A.1 TAHAPAN PERSIAPAN
Pada tahapan ini dilakukan konsultan dalam mempersiapkan segala legalitas untuk pekerjaan ini seperti persiapan administrasi, Surat Perintah Kerja dan legalitas lainnya.Pada tahapan ini konsultan berdiskusi dengan pemberi kerja untuk menyamakan persepsi dan metodologi yang digunakan pada pekerjaan ini. Hal-hal yang dilakukan pada tahap persiapan ini adalah:
Tahap Konsultasi Umum
Poin poin yang dilakukan konsultan pada tahapan konsultasi umum ini adalah:
Persiapan administrasi, SPK, dan legalitas lainnya;
Penelaahan materi yang akan dilakukan pada pekerjaan penyusunan dokumen pengkajian kerusakan tanah untuk produksi biomassa;
Penyusunan team pelaksana serta rencana operasional pekerjaan;
Inventarisasi Data
Pada tahapan ini konsultan menghimpun data sekunder untuk informasi awal sifat-sifat dasar tanah yang terkait dengan parameter kerusakan tanah. Data-data sekunder yang dibutuhkan dalam penyusunan pekerjaan ini diantaranya adalah:
Peta Dasar
Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Peta Tanah
Peta Lereng
Peta Curah Hujan
Peta Penggunaan/Penutupan Lahan
Peta dan Data Lainnya
Pengolahan Data
Data sekunder dan informasi yang di himpun dituangkan kedalam peta dasar dengan skala minimal 1:100.000.data-data tersebut dilakukan overlay dan superimpose atas beberapa peta tematik yang telah dibuat guna memperoleh gambaran tentang areal yang berpotensi mengalami kerusakan tanah.
Pengamatan Dan Pengambilan Contoh Tanah
Pengamatan dilapangan dilakukan untuk parameter erosi air, ketebalan solum, kebatuan permukaan, derajat pelulusan air, nilai redoks, subsidensi gambut, kedalaman lapisan berpirit dan kedalaman air tanah dangkal.
A.2 PEKERJAAN ANALISIS
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 7 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa, untuk lahan kering meliputi erosi, ketebalan solum, kebatuan permukaan, komposisi fraksi, berat isi, porositas total, derajat kelulusan air, pH tanah, daya hantar listrik, nilai redoks dan jumlah mikroba.
Parameter tanah untuk lahan basah meliputi subsidensi gambut, kedalaman lapisan berpirit, kedalaman air tanah dangkal, pH tanah, daya hantar listrik (DHL), nilai redoks (Eh), jumlah mikroba dalam tanah.
Sifat fisik tanah antara lain meliputi kedalaman tanah, tekstur, poti, kandungan air. Sifat kimia tanah antara lain meliputi pH, kandungan garam. Sifat biologi tanah terutama berkaitan dengan jasad renik (mikroba) yang terkandung didalam tanah.
A.3 Evaluasi Untuk Penetapan Status Kerusakan Tanah
Setelah dilakukan identifikasi kondisi awal tanah, pengamatan dan pengambilan contoh tanah dan analisis sifat dasar tanah, selanjutnya dilakukan evaluasi. Evaluasi ini bertujuan untuk menentukan rusak tidaknya suatu lokasi tanah berdasarkan kriteria baku kerusakan tanah.
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil analisis sifat dasar tanah sebagaimana yang tercantum dalam tabel evalusi kerusakan tanah dibawah ini.
Tabel 1 Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air
Tabel Tanah
Ambang Kritis Erosi (PP 150/2000)
(mm/10 Tahun)
Besaran Erosi
(mm/10 tahun)
Melebihi/Tidak
< 20 cm
< 0,2 - < 1,3
20 50 cm
1,3 - < 4
50 - < 100 cm
4,0 9,0
1. 150 cm
9 12
>150 cm
> 12
Tabel 2Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering
No
Parameter
Ambang Kritis
(PP 150/2000)
Hasil Pengamatan/ Analisa
Melebihi / Tidak
1
Ketebalan Solum
40 %
%
3
Komposisi Fraksi
< 18 % Koloid;
>80 % Pasir Kuarsitik
%
4
Berat Isi
>1,4 g/cm3
g/cm3
5
Porositas Total
< 30 %; >70 %
%
6
Derajat Pelulusan Air
< 0,7 cm/jam
>8,0 cm/jam
Cm/jam
Cm/jam
7
PH (H2O) 1 : 2,5
< 4,5 ; >8,5
8
Daya Hantar Listrik/DHL
>4,0 ms/cm
Ms/cm
9
Redoks
< 200 mv
mv
10
Jumlah Mikroba
< 102 CFU/g Tanah
CFU/g Tanah
Tabel 3Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah
No
Parameter
Ambang Kritis (PP 150/2000)
Hasil Pengamatan / Analisa
Melebihi / Tidak
1
Subsidensi Gambut di Atas Pasir Kuarsa
25 cm
cm
4
Redoks untuk tanah berparit
>-100 mv
mv
5
Redoks untuk gambut
>200 mv
mv
6
pH (H2O) 1:2,5
< 4,0 ; > 7,5
7
Daya Hantar Listrik (DHL)
>4,0 ms/cm
ms/cm
8
Jumlah Mikroba
< 102 cfu/g tanah
Cfu/g tanah
Jika salah satu ambang parameter terlampaui, maka tanah dikatakan rusak.Selanjutnya hasil evaluasi ini digunakan untuk menetapkan status kerusakan tanah.
B.Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja dan Masukan Untuk Penyempurnaannya
B.1 Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan Pekerjaan
Dari uraian Kerangka Acuan Pekerjaan, di paparkan secara jelas maksud dan tujuan dilakukanya pekerjaan ini.Maksud dilakukannya pekerjaan ini untuk mengetahui atau mengevaluasi sampai sejauh mana tingkat kerusakan lahan atau tanah pada seluruh areal yang digunakan untuk budidaya pertanian, perkebunan dan kehutanan di Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan data kondisi tanah saat ini dengan tingkat kerusakannya sebagai pengaruh produksi biomassa serta sebagai pedoman atau informasi untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan program rehabilitasi tanah nantinya.
B.2 Tanggapan Terhadap metodologi pelaksanaan pekerjaan
Didalam kerangka acuan pekerjaan dikemukakan tentang identifikasi kondisi awal tanah dengan melakukan overlay dan superimpose atas beberapa peta tematik yang telah dibuat. Overlay dan superimposeakan dilakukan dengan software GIS (Geographic Information System) dimana kami menggunakan software Arc GIS. Pada software ini kami akan melakukan analisis kondisi awal tanah dengan metoda skoring sehingga akan memperoleh gambaran tentang areal yang berpotensi mengalami kerusakan tanah.
Uraian Pendekatan, Metodologi, dan Program Kerja
Pekerjaan penyusunan dokumen pengkajian kerusakan tanah untuk produksi biomassa akan melalui beberapa proses atau tahapan. Tahapan ini berdasarkan kepada kerangka acuan pekerjaan, maka dalam menyiapkan rencana kegiatan akan dilakukan metodologi pelaksanaan yang optimal, ekonomis, tepat guna dan solusinya dapat diandalkan. Oleh karena itu dalam melaksanakan pekerjaan ini, pihak konsultan akan menyajikan metodologi pekerjaan dari masing-masing kegiatan yang dimulai dari tahapan awal sampai akhir penyelesaian pekerjaan. Tahapan-tahapan tersebut dibagi menjadi tiga tahapan utama yaitu:
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pekerjaan Analisis
3. Evaluasi untuk Penetapan Status Tanah
A. Tahap Persiapan
Pekerjaan persiapan ini meliputi konsultasi umum, inventarisasi data, pengolahan data dan pengamatan dan pengambilan contoh tanah.
Konsultasi Umum
Poin poin yang dilakukan konsultan pada tahapan konsultasi umum ini adalah:
Penyelesaian administrasi
Masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi administrasi kontrak dan legalitas personil yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan ini, baik di lingkungan intern konsultan maupun untuk berhubungan dengan pihak lain.
Penelaahan materi yang akan dilakukan pada pekerjaan penyusunan dokumen pengkajian kerusakan tanah untuk produksi biomassa;
Mobilisasi Personil dan Peralatan
Bersamaan dengan penyelesaian administrasi, konsultan akan melakukan mobilisasi personil dan peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan ini. Kemusian setelah semua personil dimobilisir, dilakukan rapat koordinasi untuk menentukan langkah-langkah guna penyelesaian pekerjaan ini agar didapatkan hasil kerja yang maksimal.
Penyusunan team pelaksana serta rencana operasional pekerjaan;
Inventarisasi Data
Pada tahapan ini konsultan menghimpun data sekunder untuk informasi awal sifat-sifat dasar tanah yang terkait dengan parameter kerusakan tanah. Data-data sekunder yang dibutuhkan dalam penyusunan pekerjaan ini diantaranya adalah:
Peta Dasar
Peta dasar adalah peta yang menyajikan informasi-informasi dasar dari suatu wilayah, antara lain jalan, permukiman/kampung, sungai, gunung, tutupan lahan, evaluasi dan wilayah administrasi.Peta ini menjadi wadah dituangkannya berbagai peta tematik.Untuk bahan peta dasar dapat menggunakan Rupa Bumi Indonesia (RBI) produksi Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).
Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Peta rencana tata ruang yang digunakan adalah peta rencana tata ruang wilayah (RTRW) tingkat kabupaten atau kota.
Peta Tanah
Peta ini dibutuhkan untuk penilaian potensi kerusakan tanah.Informasi utama yang diambil dari peta ini adalah jenis tanah. Jenis (klasifikasi) tanah yang digunakan dapat beragam, umumnya menggunakan sistem klasifikasi Soil Taxonomy (Soil Survey Staf, USDA) dan terkadang disertakan padanannya dari klasifikasi puslittan dan FAO.
Peta Lereng
Peta lereng merupakan hasil olahan dari peta topografi.Kemiringan lahan berkaitan erat dengan potensi erosi sebagai faktor utama penyebab kerusakan tanah sehingga menjadi bahan penilaian potensi kerusakan tanah.
Peta Curah Hujan
Peta curah hujan merupakan unsur yang paling penting dari iklim dan menjadi agen utama kerusakan tanah melalui proses erosi.
Peta Penggunaan/Penutupan Lahan
Umumnya kerusakan tanah di indonesia terjadi sebagai pengaruh aktifitas manusia (penggunaan lahan) baik pertanian, kehutanan, pertambangan, industri dan sebagainya. Dalam pendugaan potensi kerusakan tanah, peta penggunaan/penutupan lahan yang digunakan adalah peta terbaru yang masih relevan menggambarkan kondisi penggunaan/penutupan lahan saat verifikasi dilakukan.
Peta dan Data Lainnya
Peta dan data lain seperti peta lahan kritis atau laporan langsung dari masyarakat atau instansi terkait tentang adanya kerusakan tanah pada kawasan tertentu, maka informasi tersebut dapat diakomodir dalam peta kondisi awal jika posisi dan sebarannya diketahui.
Pengolahan data
Data sekunder dan informasi yang di himpun dituangkan kedalam peta dasar dengan skala minimal 1:100.000.data-data tersebut dilakukan overlay dan superimpose atas beberapa peta tematik yang telah dibuat guna memperoleh gambaran tentang areal yang berpotensi mengalami kerusakan tanah.
Pengamatan dan Pengambilan Contoh Tanah
Pengamatan dilapangan dilakukan untuk parameter erosi air, ketebalan solum, kebatuan permukaan, derajat pelulusan air, nilai redoks, subsidensi gambut, kedalaman lapisan berpirit dan kedalaman air tanah dangkal.
B. Pekerjaan Analisis
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 7 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa maka analisis contoh tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:
B.1 ParameteruntukTanahdiLahanKering
Tanahdilahankeringadalahtanahyangberadadi lingkungantidak tergenangyangpada umumnyamerupakantanahmineral(bukantanah organik).Tanah-tanah iniberada di wilayah beriklim basah maupun beriklimkering.Bentuklahannyadapatberagamdari datarsampai bergunung,sehinggaproseserosi perlumendapatperhatian,terutamapada lahanyangmiring.
Erosi
Erosi adalah perpindahan material tanah dari tempat semula ke tempat lain terutama disebabkan oleh air sebagai agensia pengangkut.
MetodePengukuran: Pengukuranlangsung.
Alat: Patokerosi
Carapengukuran:
Pengukuranerosidilakukandengancara pengamatanlangsungdi lapangan untukmelihat pengurangan tebal tanah selama periode tertentudengantahapansebagaiberikut:
a. tancapkanpatokerosiyangtelahdiberitera(berskala)kedalam tanahsampai> 50cmatausampaimencapailapisankontras(bila tebaltanah< 50cm).Patokditempatkanpadalerengatas,tengah danbawahuntuklahanyangberlereng>15%.Untuklereng 2mm.
MetodePengukuran:
Pengukuranlangsungimbanganbatudantanahdalamunitluasan
Alat:
a. Tali/raffia.
b. Meteran.
Carapengukuran:
a. buatpetakukur(samplingarea)denganukuran2mx2m,bagi petaktersebut menjadi 16bagiandengan ukuran 0,5mx0,5m untukmemudahkanpengukuran;
b. hitung persentase luas sebaran batuan yang ada dalam petak-petak kecil tersebut dan jumlahkan, kemudian bagi dengan jumlahkotakyangada(16kotak).
c. (2m2m0,5m0,5m)lakukanpengukuransepertidiataspada3tempatyangberbeda danmewakilisatuanpetatanah,kemudianrata-ratakan.
Gambar1.Contohpetakukur2x2meter
Komposisi Fraksi
Komposisifraksitanahadalahperbandinganberatdari pasirkuarsitik (50 2.000m)dengandebudanlempung(80%.Pasiryangmudahlapuk(vulkanik) yangberwarna gelap tidak termasuk dalam definisi ini. Pengamatan ini khusus diberlakukanuntuktanahpasiranberwarnakeputih-putihanyang jika dirabadenganibujaridantelunjukpadakondisibasahterasakasar danrelatif tidak liatatau lekat (untuk memperkirakan kadar pasir kuarsitik > 80%). Untuk tanah di luar ketentuan di atas tidak diperlukan pengamatan lebih lanjut, cukup dengan perabaan (liat, lekat,tidakterasakasarakibatdominasipasir).
MetodePengukuran: Gravimetrik
Alat:
a. Saringan pasirlolos 50 matau dapat menggunakan saringan tepung.
b. Timbangan.
Carapengukuran:
Pengukurankomposisifraksiini dilakukandenganmenghitung persentaseberatpasir kuarsitik(pasirresistenberwarnapucatyang didominasikuarsa)terhadapberatfraksitotal,dengancara:
a. masukkan 20gramtanah halus kering mutlak kedalam panci porselin (agram);
b. tambahkanair1.000ml;
c. kocoksampaiterdispensisempurna;
d. tuangkan seluruh larutan ke dalam saringan, bilas sisa tanah yangmasihmenempeldi dalamtabungdanmasukkankedalam saringanyangsama;
e. pasir yang tertampung dalam saringan dipindahkan ke botol timbang dan dikeringkan ke dalam oven/hot plate, setelah kering dan dingin berat pasir ditimbang ( b gram).
Beratpasirkeringmutlak(bgram)
%pasir=------------------------------------------- x100% Berattanahsemula (agram)
BeratIsi
Berat isi/berat volume (BI) atau kerapatan bongkah tanah (bulk density)adalahperbandinganantaraberat bongkahtanahdengan isi/volume totaltanah,diukurdengan metodelilin(bongkah tanah dilapisililin).TanahdikatakanbermasalahbilaBItanahtersebut>1,4g/cmdimanaakarsulitmenembustanahtersebut.
MetodePengukuran: Gravimetrikpadasatuanvolume
Alat:
a. Tabungukur100ml.
b. Pipetukur5ml.
c. Termometer.
d. Lilin.
Carapengukuran:
1. Ambilsebongkahtanahasli(12cm),ikatdenganbenanghingga dapatdigantung,timbangbongkahtanahini (agram).Tentukan kadarairtanahtersebut(KA);
2. Cairkanlilindalamcawanpemanassampaisuhu60C.Matikan api kemudianmasukkanbongkahtanahseluruhnyake dalamlilin cair ( 30 detik), angkat dan biarkan sampai lilin membeku. Semua permukaan bongkah harus tertutup lilin. Timbang bongkahtanahberlilinini(bgram);
3. isitabungukur(volume100ml)denganairsampai50ml(pml).Bongkahtanahberlilindimasukkanke dalamair sehingga permukaanair naik.Denganpipetukurtambahair sampai permukaantepattandavolumetertentu(q ml).Catatpenambahan airdaripipet(rml).
87xagram
BI=------------------------------------------g/cm (100+KA)x0,87x{(q-r-p)-(b-a)}
Keterangan:
KadarAir(KA)adalahjumlahairyangadadalamtanahpada saatdilakukanpengukuran.
Carapengukurankadarairtanah:
a. timbang tanah yang telah kering dengan cara diangin- anginkankedalambotoltimbang(agram);
b. masukkankedalamoven105Cselama48jam.Selanjutnya timbangberatkeringtanahtersebut (bgram);
c. kadarairdihitungdenganmembandingkan jumlahairyang ada(ba)denganberattanahkeringmutlak.
(ba)
KA=-----------x100% (a)
Carapengukuranlain:
NilaiBIdapatjugadidekatidenganringsampeldaribesistainless steel(antikarat,biasanyatinggi5 cmdan4,8cm atau2 inci)yang diketahui volumenya (V= 22/7 X2,4 X2,4X5Cm3) dan berat kosongnya(a gram),dibenamkankedalamtanahdandiiriskelebihan tanahpadasisiatasdanbawahringsampel.Keringkanringsampel berisitanahtersebut denganmenggunakan oven/hotplate selama 4 jam padasuhu105Catauhinggakeringmutlak.Kemudiantimbang beratnya(bgram).MenghitungnilaiBI:
(ba)
BI =------------ g/cm3
V
Dimana:
V=Volumeringsample(V=22/7x2,4x2,4x5cm)
PorositasTotal
Porositas totaltanahadalahpersentase ruangporiyangadadalam tanahterhadapvolumetanah.
MetodePengukuran:
Perhitunganberatisi(BI)danberatjenis(BJ)
Alat: Piknometer
Carapengukuran:
Porositas total tanah diberi indeks n, diukur berdasarkan perbandingan berat isi (BI) tanah dengan berat jenis/kerapatan partikel(BJ)tanah.
BI
PorositasTotal=(1- -----)x100% BJ
Berat jenis partikel (BJ) atau particle density adalah ukuran kerapatan zarah-zarah tanah yang merupakan perbandingan antara berat partikeltanah denganvolumepartikeltanah,diukurdengan piknometer.
Pengukuranberatjenis(BJ)
Carapengukuran:
1. timbang piknometer kosong bersumbat (a gram), isi dengan aquadespenuhmenggunakanbotolsemprot;
2. timbangpiknometerpenuhair(bgram),ukursuhuairsaatitu. BacadalamdaftarberapaBJairpadasuhuitu(BJ1);
3. buang airdalam piknometer, bersihkan tetes-tetes air. Tuangi alkohol sedikit demi sedikit sampai semua tetes air larut, kemudiandibuang.Biarkanpiknometertegak terbukauntuk memasukkan contohtanahseberatkuranglebih5gramdengan bantuan corong gelas. Pasang sumbat dantimbang piknometer berisitanahini(cgram);
4. isi piknometerdengan aquades sampai separuh, tanah diaduk.
Gunakankawat pengadukhalusuntukmenghilangkanudara tersekapdalamtanah.Biarkanpiknometerdan isinyasemalaman dengansumbatterpasang;
5. kocokpiknometer agartidakadagelembung-gelembung udara, biarkan sebentar, tambah air suling sampai penuh (hati-hati jangansampaitumpah);
6. timbangpiknometerberisitanahdanairpenuhtersebut(dgram). Ukursuhuair saatitu danlihatberatjenis(BJ2)airpadasuhu tersebutdaritabel1beratjenis(BJ)airpadaberbagaisuhu.
MenghitungBJsebagaiberikut:
Berattanahkeringmutlak
BJ=--------------------------------------- Volumetotalbutir-butirtanah
100(ca)xBJ1xBJ2
=------------------------------------------------- g/cm
(100+KA)x{(BJ2(ba)BJ1(d-c)}
Tabel1:BeratJenis(BJ)AirPadaBerbagaiSuhu
Tabel 4Berat Jenis Air pada Suhu 28 oC adalah 0,996 g/cm3
C
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
20
0.998
0.998
0.998
0.998
0.997
0.997
0.997
0.997
0.996
0.996
30
0.995
0.995
0.995
0.995
0.994
0.994
0.994
0.993
0.993
0.993
40
0.992
0.992
0.991
0.991
0.991
0.990
0.990
0.989
0.989
0.988
DerajatPelulusanAir
Derajatpelulusanairataupermeabilitas tanahadalahkecepatanair melewatitubuhtanahsecaravertikaldengansatuancm/jam.
MetodePengukuran: Permeabilitas
Alat:
1. Doubleringpermeameteratausingleringpermeameter. Dalampengukuranini yangdigunakanadalahsinglering permeameter dengan diameter 3inchi, ketinggian ring 30cm. Bahan berupa pelat metal dengan ketebalan 3 mm dan ujung bawah tajam ke dalam. Ring diberi penutup dengan poros menonjol ke luar yang digunakan sebagai tumpuan pukulan untukmemasukkanringtersebutkedalamtanah.
2. Paludenganberatsekitar2kg.
3. Stopwatch.
4. Meteranplastik/kayu30cm. Carapengukuran:
a. letakkanringsecaravertikaldipermukaantanahyangrata;
b. benamkan ringkedalamtanahdengan caramemukul penutup ringsecaravertikal padaporostutupringhinggamencapai 10 cm. Usahakan agar kontak antara dinding ring dengan tanah sangat rapat. Untuk tanah yang dangkal, ring dimasukkan sedalam5cm;
c. buatparitmengelilingi ringdengan jarak10cmdariringdan kedalaman 5 cm yang dibatasi oleh tanggul di tepi luar parit (tinggitanggul10cm).Tuangkanairke dalamparit(10cm), ulangi penambahan air hingga tanah di sekitar ring menjadi jenuh;
d. tuangkan airkedalam ringhingga mencapai 5cmdarimulut ring,ulangipenambahanair hinggatanahdi dalamringmenjadi jenuh;
e. kondisi jenuhditandai dengan penurunan muka airdalamring lebihlambatdaripadapenurunanmukaairdiluarring;
f. untukpengukuran,tuangkanairke dalamringhinggamencapai5 cmdarimulutring;
g. ukurkecepatanaliranpenurunanmukaairdidalamringselama1 jam denganmenggunakanstopwacth.Ulangipengamatansampai ditemukanangkayangtetapminimal2kalipengukuranterakhir;
Gambar3.Contohpengukuranderajatpelulusanair
4.2.2 Parameter untukTanahdiLahanBasah
Tanahdi lahanbasah(rawa)adalahtanahyangberadadalamlingkungan yangselalutergenangair, sehinggalingkungantersebutsenantiasabersifat reduktif.Olehkarenakarakteristiklingkunganyang demikianmakapada lahan basah dapat dijumpai tanah gambut. Tanah gambutadalah tanah yangberkembangdarihasilpenumpukanbahanorganikyangdiluruhkan oleh produksibiomassahutanhujantropika.Disampingtanahgambut,di rawa juga dijumpaitanahaluvial(mineral),bilalingkunganpengendapan bersuasana marine tanah mineral tersebut dapat mengandung bahan sulfidik,sepertimineralpirit (FeS2).Pembukaanrawapadaumumnya dilakukan dengan membuat saluran drainase untuk menurunkan permukaan air dan memperbaiki aerasi tanah. Akibatnya jika tanahtersebutmerupakantanah gambutmakaakanterjadisubsidensiyaitu penurunan permukaan gambut. Jika tanahtersebut merupakan tanah mineralyangberpirit,makaakanterjadioksidasipirit yangmenyebabkan keasamanekstrim(pH35cm/5tahun.
MetodePengukuran: Pengukuranlangsung
Alat: Patoksubsidensi.
Carapengukuran:
a. pancangkanpatoksubsidensi(tongkatkayutahanlapuk,seperti kayu ulin) yang bertera (berskala) secara permanen ke dalam tanahsampaimencapaidasaryangstabil(di atas mukaair tanah ladung);
b. tentukantitiknolpadapatoksusidensiyangmenandakan batas permukaangambut;
c. amatidancatatsecaraperiodikpenurunan mukagambutper5 tahun.
KedalamanLapisanBerpirit
Kedalamanlapisan berpiritadalahposisimulai ditemukanlapisan berpiritataumaterialsulfidikdari permukaantanah.Materialsulfidik adalahsenyawaferosulfida(FeS2) yang stabil dalam kondisireduktif dandapatterurai padakondisi oksidatif. Bilalapisan inidijumpai pada kedalaman 4 mSmengkibatkanakarmembusukkarenaterjadiplasmolisis.
MetodePengukuran: Tahananlistrik
Alat: ECmeter
PengukuranDHLdilakukandenganmelihattahananlistrikdi dalam larutantanah,menggunakanalat ukurElectricalConductivitymeter (EC-meter).
CarakerjapengukuranDHL:
a. campur5gramcontohtanahdengan12,5mlaquades(aquades dapatdigantidenganair sumuratauairmineraldalamkemasan, dengansyaratnilaiDHLairtersebut30menituntuk tiapcontoh).
Catatan:
Suasanaoksidatifumumnyaterjadiapabilanilairedoks>300mV dandikatakantereduksibila