metodologi pembiayaan untuk bahan baku, produk dan jasa

92
METODOLOGI PEMBIAYAAN UNTUK BAHAN BAKU, PRODUK DAN JASA

Upload: helena

Post on 07-Jan-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

METODOLOGI PEMBIAYAAN UNTUK BAHAN BAKU, PRODUK DAN JASA. Pendahuluan Bagian ini menjelaskan proses akuntansi biaya dalam proses ABC. Untuk memahami tekniknya adalah penting untuk mengerti konsep relevan yang telah dibahas sebelumnya. Metodologi yang sama dapat diterapkan ke semua objek-objek. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

METODOLOGI PEMBIAYAAN

UNTUK BAHAN BAKU,

PRODUK DAN JASA

Page 2: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Pendahuluan

Bagian ini menjelaskan proses akuntansi biaya dalam proses ABC. Untuk memahami tekniknya adalah penting untuk mengerti konsep relevan yang telah dibahas sebelumnya. Metodologi yang sama dapat diterapkan ke semua objek-objek.

Page 3: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

METODOLOGILangkah dasar yang diterapkan dalam metodologi ini adalah :1. Tentukan sifat elemen biaya dan analisa

diantaranya:– biaya langsung yang dapat diukur– biaya aktivitas yang dapat diukur– biaya yang tidak dapat diukur (biaya

yang tidak teralokasi)

Page 4: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

2. Hitung semua biaya terukur per aktivitas, bedakan antara kegiatan primer dan sekunder. Pertimbangan harus diberikan terhadap perlakuan biaya tidak terukur. Hal ini dapat berupa terukur terhadap kegiatan lain atau diperlakukan sebagai bagian dari profit margin yang diperlukan.

Page 5: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

3. Tentukan pemicu biaya untuk setiap kegiatan dan gunakan pengukuran besar output untuk menghitung besarnya pemulihan aktivitas. Hal ini dapat dilakukan untuk kegiatan primer maupun sekunder.

Page 6: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

4. Telusuri semua biaya aktivitas sekunder terhadap kegiatan primer sehingga kombinasi besar aktivitas mencantumkan semua biaya-biaya pendukung. Biaya sekunder ditelusuri terhadap kegiatan primer menggunakan ukuran output.

Page 7: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

5. Identifikasi objek-objek biaya mana yang menjadi biaya. Kompilasikan daftar kegiatan untuk setiap biaya untuk menjadi objek-objek biaya.

Page 8: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

6. Kalikan biaya pemulihan aktivitas dengan jumlah output yang dikonsumsi seperti yang tertera dalam daftar kegiatan. Jumlah biaya terhitung memberikan biaya terukur aktivitas dari objek biaya.

Page 9: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

7. Biaya langsung dan biaya tidak terukur (bila berlaku) akan ditambahkan biaya terhitung di atas untuk menghasilkan total biaya dari objek biaya. Biaya langsung seperti biaya material dan packaging biasanya dikaitkan dengan biaya objek tertentu. Biaya tidak terukur dapat ditambahkan ke profit margin.

Page 10: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

SIFAT-SIFAT BIAYA

Untuk pengembangan sistem biaya yang baik adalah penting untuk memahami elemen-elemen biaya dan hubungannya terhadap objek biaya. Biaya tertentu dapat diukur terhadap objek biaya secara langsung yaitu terjadinya biaya merupakan konsekuensi langsung yang paling memungkinkan dari suatu produk atau penyampaian dari suatu jasa. Biaya ini adalah biasanya bahan baku atau biaya lain yang memilki hubungan langsung dengan objek biaya yang disebut biaya langsung (direct cost).

Page 11: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Mekanismenya biaya langsung mungkin dapat dibuat terhadap objek biaya (seperti dalam sistem Bill of Material) dan biasanya tidak memunculkan masalah dari pandangan sistem biaya. Biaya terukur dan tidak terukur biasanya perhatian utama dalam sistem pembiayaan karena sistem pembiayaan gagal atau berhasil disebabkan oleh cara pemilahan biaya-biayanya.

Page 12: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Sebaliknya dengan sistem pembiayaan tradisional tenaga kerja biasanya tidak dipertimbangkan sebagai biaya langsung dari objek biaya seperti produk tetapi dianggap sebagai biaya yang berkaitan dengan kegiatan. Disebabkan pernyataan ”aktivitas mengkonsumsi sumber dan produk mengkonsumsi aktivitas” kemampuan pengukuran elemen biaya atas aktivitas merupakan perhatian utama sistem ABC.

Page 13: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

DIRECT COSTDirect cost awalnya dipandang sebagai

bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya langsung tambah biaya tidak langsung produksi yang terjadi yang membuat persediaan ke kondisi saat ini dan lokasinya digunakan sebagai dasar penilaian persediaan.

Pandangan ini memberikan 2 keganjilan penting yaitu:

Page 14: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

1. Biaya aktual akan membuat suatu produk ke kondisi saat ini dan posisinya mungkin berbeda dari biaya yang ditetapkan SSAP9 (Statement of Standard Accounting No. 9) (dipahami merupakan biaya manufaktur utama). Biaya aktual logisnya mencantumkan beberapa biaya administrasi, keuangan dan transport. Keganjilan ini timbul sebab anggapan bahwa biaya menciptakan produk harus bersesuaian dengan metode penilaian persediaan. Untuk alasan ini beberapa sistem pembiayaan tidak memiliki maksud lain selain penilaian persediaan. Lagipula sistem pembiayaan harus menginformasikan pimpinan tentang pembiayaan yang terjadi dalam menciptakan suatu produk atau jasa untuk ke kondisi saat ini dan posisinya.

Page 15: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

2. Biaya material dipandang sebagai “landed cost”. Biasanya merupakan biaya barang yang dibeli, asuransi dan pengiriman namun “landed cost” umapanya tidak mencantumkan biaya aktivitas yang berkaitan dengan penerimaan, handling, penyimpanan atau pemindahan barang-barang untuk dibuat tersedia bagi produksi. Hal yang sama untuk proses pengadaan, biaya yang relevan terhadap semua aktivitas yang terjadi haruslah dicantumkan. Biaya input langsung ke produksi secara logis mencantumkan semua biaya-biaya yang terjadi. Biaya hingga input kedalam produksi dapat dijelaskan pada gambar 3.1

MRP activity

Buying activity

Receiving activity

Quality activity

Payment activity

Storage activity

Gambar 3.1 Biaya Proses Pengadaan

Page 16: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Ringkasan biaya produk tertentu digambarkan pada contoh 3.1. Untuk beberapa hal keadaan ini dapat dibandingkan dengan konsep landed cost yang tradisionalnya digunakan dalam akutansi tetapi ada juga beberapa perbedaan penting. Landed cost tidak mencantumkan aktivitas administrasi seperti perencanaan produksi, penerimaan atau biaya penyimpanan (yang memasukkan beban biaya). ABC cost dari material ditempatkan dalam produksi dapat diperbaiki menurut Generally Accepted Accounting Practice (GGAP) penilaian persediaan dengan mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang bukan persediaan (yang ditujukkan dalam sistem ABC)

Page 17: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Contoh 3.1: ABC cost of material £

Purchase cost ex supplier 5000Material requirements planning 400Buying activity 300Receiving activity 480Quality inspection 300Payment activity 320Storage activity 1200Cost of material (transferred) 8000

Page 18: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Biaya material biasanya teridentifikasi dengan produk dan dapat diukur menggunaka Bill of Material yang menspesifikasikan bahan baku, komponen atau sub-assembly yang diperlukan untuk menyelesaikan produk. Biaya tenaga kerja masih dapat diukur terhadap produk sebagai biaya langsung.

Page 19: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Namun karena persentasenya relatif kecil dari total cost pada kebanyakan perusahaan maka kurang berguna memisahkan besaran biayanya. Tenaga kerja lebih jelas diukur seperti kebanyakan biaya lain yang dikaitkan dengan biaya aktivitas dan kemudian menutupi biaya tenaga kerja melalui besarnya biaya aktivitas.

Page 20: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Traceable Cost

Traceable Cost dihitung per aktivitas. Kaitan dengan objek biaya diperoleh melalui pengukuran output yang berkaitan yang digunakan untuk menelusuri biaya-biaya tersebut terhadap objek biaya. Hubungan ini berguna karena dapat divalidasi secara scientific dan biasanya cukup dipahami oleh orang yang terlibat dalam kegiatan operasionalnya. Sumber pemicu digunakan untuk menelusuri Traceable Cost kegiatan.

Page 21: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Kegiatan dapat diklasifikasi sebagai kegiatan primer atau sekunder. Biaya ditelusuri terhadap kegiatan primer digunakan untuk menghitung besaran primer yaitu besaran yang tidak mencantumkan biaya sekunder. Biaya kegiatan primer secara langsung berhubungan dengan objek biaya yang biasanya merupakan produk, jasa, atau pelanggan.

Page 22: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Kegiatan sekunder seperti pelatihan atau jasa personalia dilakukan untuk mendukung kegiatan primer sehingga biayanya ditutupi dari aktivitas primer. Besaran disebut besaran terpadu dihitung dengan mencantumkan besaran primer yang berisikan unsur biaya sekunder.

Page 23: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Non-Traceable Cost

Biasanya unsur biaya kecil dan sulit untuk ditelusuri terhadap kegiatan atau objek biaya tertentu. Contohnya mungkin merupakan pengeluaran manajemen umum atau pengeluaran ATK yang kecil seperti biaya pos yang tidak berkaitan dengan kegiatan tertentu pada derajat ketelitian tertentu pula. Pengeluaran sedemikian biasanya kecil hubungannya dengan total pengeluaran (lebih kecil 5% dari total biaya) dan dapat dialokasikan ke objek biaya secara proporsional terhadap biaya lain atau mungkin ditutupi dengan sedikit pertambahan pada target margin.

Page 24: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Gambar 3.2.

Keadaan di atas diringkaskan dalam gambar 3.2.

DIRECT COST PRIMARY ACTIVITIES

COST ELEMENTS

SECONDARY ACTIVITIES

COST OBJECTS

UNTRACEABLE COST

SPECIFIC ACTIVITY -TRACED COST UNTRACED COST

Page 25: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

PROSES ALOKASI DUA TAHAP

Teknik pembiayaan dalam sistem ABC mirip sistem pembiayaan tradisional. Dulunya, teknik pembiayaan dianggap sebagai proses akuntansi dua tahap. Setiap pengeluaran diklasifikasikan ke dalam unsur biaya pada pusat biaya atau departemen biaya. Ini yang disebut sebagai tahap pertama dalam proses alokasi biaya.

Page 26: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Tahap kedua dalam proses alokasi meliputi biaya yang telah diagregasi dalam pusat biaya melalui penggunaan recovery base. Keadaan ini dapat digambarkan pada gambar 3.3.

Gambar 3.3.

PRODUCTS

COST ELEMENT 1(PERSONNEL COSTS)

COST ELEMENT 2(POWER AND WATER)

COST ELEMENT 3(FACILITIES COST)

COST CENTRE 1 COST CENTRE 2

RECOVERY BASE RECOVERY BASE

STAGE 1

STAGE 2

Page 27: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Kerangka kerja ini pada prinsipnya merupakan tanggung jawab dalam struktur organisasi. Pusat biaya atau departemen biaya merupakan tanggung jawab fungsional dimana sejumlah tugas atau tindakan dikerjakan. Contoh pusat biaya sedemikian dalam lingkungan manufaktur adalah bengkel. Bengkel dapat menyimpan beberapa bentuk peralatan seperti bubut, mesin bor, gilingan. Mungkin juga diawasi oleh seorang manajer dan beberapa mandor.

Page 28: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Biasanya berbagai macam biaya terjadi untuk pusat biaya sedemikian, seperti biaya personalia, power, depresiasi, dan barang-barang konsumsi. Biaya-biaya ini diagregasi untuk pusat biaya sebagai satu kesatuan. Tradisinya, recovery base biaya dari pusat biaya bisa dari tenaga kerja atau jam mesin yang pada awalnya kelihatan logis.

Page 29: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Besar pusat biaya dinyatakan sebagai Rp/tenaga kerja atau jam mesin (untuk pusat biaya keseluruhan). Berdasarkan jumlah jam (tenaga kerja atau mesin) yang diserap produk, biaya ini kemudian dialokasikan ke produk menggunakan average recovery rate.

Page 30: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Sehubungan dengan berbagai tindakan (kegiatan) dan biaya ditemukan di dalam pusat biaya, besaran pusat biaya digunakan dalam sistem pembiayaan tradisional akan berhubungan dengan beberapa bentuk output dan besarnya mungkin tidak mencerminkan sifat-sifat dari tindakan yang dilakukan.

Page 31: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Beberapa argumen diajukan mengapa bentuk pendekatan ini tidak memberikan pembiayaan produk yang akurat. Pertama, tidak adanya homogenitas antara kegiatan yang dikerjakan dalam pusat biaya. Pada contoh di atas sekurang-kurangnya biaya bubut, pengeboran, dan penggilingan serta supervisi perlu dipisahkan. Bubut, penggilingan, dan pengeboran dipertimbangkan sebagai kegiatan primer, yaitu langsung berhubungan dengan produk atau objek biaya. Kegiatan supervisi melayani kegiatan primer dan biayanya harus ditutupi melalui kegiatan primer.

Page 32: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Kedua, struktur biaya kegiatan perlu dianalisa untuk menentukan komponen/unsur biaya utama dan untuk memperoleh pemahaman pola perilaku biaya kegiatan. Penentuan homogenitas biaya merupakan langkah penting di dalam analisa biaya tertentu. Pola perilaku dapat menunjukkan faktor-faktor yang menyebabkan biaya kegiatan dapat berubah yang juga mungkin merupakan petunjuk apa yang memicu biaya menjadi naik atau turun.

Page 33: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Beberapa faktor pada tahap ini memberikan alasan terjadinya variasi biaya seperti set-up mesin, kompleksitas tugas, dan volume produk yang harus dibuat. Biaya aktivitas cenderung menjadi sekumpulan biaya yang homogen yang diakibatkan oleh output tunggal seperti set-up kegiatan atau kegiatan produksi tertentu.

Page 34: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Pertimbangan umum di dalam penelusuran biaya terhadap produk adalah penggunaan pengetahuan tentang perilaku biaya yang ditunjukkan oleh pengukuran output. Adalah logis apabila terdapat penyebab khusus keberadaan biaya, faktor penyebab digunakan untuk menelusuri biaya aktivitas produk.

Page 35: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Aktivitas tidaklah selalu sesuai dengan struktur tanggung jawab, kadang-kadang masuk dalam batasan rentang fungsional. Contohnya adalah bagian Quality Control yang bisa saja ada pada seluruh organisasi. Maka aktivitas tidak dapat dipersamakan terhadap pusat biaya.

Page 36: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Aksioma tentang ABC dapat dideduksi dari alasan-alasan di atas sebagai berikut.

1.Aktivitas mengkonsumsi sumber seperti tenaga kerja, listrik, biaya fasilitas, dll.

2.Produk mengkonsumsi aktivitas seperti pahat dan pengeboran.

Page 37: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Yang dapat digambarkan pada gambar 3.4.

Gambar 3.4.

PRODUCTS / SERVICES

COST ELEMENT 1 COST ELEMENT 2 COST ELEMENT 3

ACTIVITYCENTRE 1

ACTIVITYCENTRE 3

ACTIVITYCENTRE 2

ACTIVITYCENTRE 6

ACTIVITYCENTRE 5

ACTIVITYCENTRE 4

OUTPUTMEASURE 1

OUTPUTMEASURE 1

OUTPUTMEASURE 2

OUTPUTMEASURE 4

OUTPUTMEASURE 2

OUTPUTMEASURE 3

Page 38: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Dari gambar 3.4. jelas bahwa ABC memerlukan lebih banyak analisa bisnis yang rinci dibandingkan sistem tradisional. Juga penyebab perubahan biaya yang ada digunakan untuk menelusuri biaya produk (merupakan pandangan yang sangat sederhana dari Sistem ABC dan mengasumsi bahwa semua kegiatan adalah kegiatan primer). Prakteknya, kegiatan sering didefinisikan menurut struktur tanggung jawab fungsional dan mekanisme keterkaitan lainnya digunakan apabila kegiatan rentang organisasi terbatas.

Page 39: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Sebagaimana bisnis bergerak menurut struktur tanggung jawab berorientasi proses, maka definisi struktur kegiatan juga mengembangkan karakteristik yang berbeda. Metode alokasi dua tahap seperti yang digunakan dalam pembiayaan tradisional, masih juga digunakan di dalam ABC. Dalam tahap pertama biaya ditelusuri atas kegiatan dan dalam tahap kedua ditelusuri melalui pengukuran output objek biaya.

Page 40: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Salah satu tujuan utama Sistem ABC adalah membantu manajemen menentukan biaya terendah yang memungkinkan dimana produk atau jasa dibuat. Sifat ini menyatakan tidak adanya wastage dalam bentuk apapun yang diizinkan untuk ada di dalam perusahaan. Wastage dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak berlebih dan di atas jumlah minimum sumber dan waktu dasar absolut untuk menambahkan nilai terhadap objek biaya (dari pandangan pelanggan).

WASTAGE

Page 41: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Wastage merupakan salah satu faktor biaya yang paling penting di dalam organisasi dan tidak diperdapat pada kebanyakan sistem akuntansi tradisional. Sistem ABC dan M tidak hanya mencoba mengukur wastage tetapi juga mengintegrasikan konsep ini ke dalam sistem akuntansi dengan membuatnya sebagai sesuatu yang khusus dan biaya yang dapat diatur.

Page 42: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Identifikasi dan pengukuran Cost of Wastage adalah masalah tertentu dari kebanyakan perusahaan. Bentuk wastage tertentu jelas seperti material and capacity waste. Yang lain agak sulit untuk mendeteksinya seperti time wastage atau ketidak-efektifan penggunaan sumber. Wastage dapat dideteksi pada berbagai macam level, misalnya level unsur biaya, level aktivitas, atau level fasilitas. Ini merupakan masalah bisnis khusus dan jauh dari implikasi akuntansi. Pentingnya wastage management jelas tergantung pada pengaruh langsung terjadinya profitabilitas.

Page 43: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

PENENTUAN BIAYA BAHAN BAKU

Contoh 3.2. Extract from general ledger of a Company

Raw material purchases 600 000Salaries and wages 200 000Power 50 000Stationery 5 000Rent 10 000Depreciation 80 000

£

Page 44: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Step 1 – Analisa kedalam pusat biaya

Langkah pertama dalam proses pembiayaan bersesuaian dengan tahap pertama dalam proses 2 tahap yang diuraikan sebelumnya. Pada langkah ini biaya-biaya harus ditelusuri terhadap pusat biaya kegiatan masing-masing. Keadaan ini biasanya dilakukan pada saat pencatatan transaksi dasar (seperti akutansi pusat biaya). Informasi berikut dibuat dalam kaitannya dengan buku besar diatas.

Page 45: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Raw materials

Tiga bahan baku yang digunakan dalam proses manufaktur X yaitu A,B dan C. masing-masing pembelian adalah sebagai berikut :

£A 100 000B 60 000 C 40 000

Page 46: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Salaries and Wages

Sistem penggajian dan pengupahan mempunyai fasilitas untuk menganalisa dan mengalokasi biaya-biaya ini

terhadap berbagai pusat biaya dan berikut contoh :£

MRP 20 000 (2)Buying 10 000 (1)Receiving 6 000 (3)Quality inspection 15 000 (3)Stores 12 000 (4)

Personnel department 30 000 (3) Accounting 25 000 (2)

Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dalam setiap aktivitas dinyatakan dalam kurung diatas

Page 47: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

PowerDimanapun listrik menggambarkan unsur biaya signifikan

namun penting bagi perusahaan untuk menginvestasi sistem meteran untuk mengukur konsumsi power untuk pusat kegiatan yang lebih penting. Dengan jalan lain bagian teknisi dapat diminta untuk mempersiapakan alokasi biaya yang layak berdasarkan kapasitas peralatan terpasang, pemakaian peralatan begitu juga beban kerjanya.

£MRP 1 000 Buying 500 Receiving 3 000 Quality inspection 1 200 Storages 4 000 Personnel 800 Accounting 600

Page 48: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Stationery

Biaya ini dapat diberikan untuk setiap objek biaya yang menggunakan ATK sebagai suatu tambahan persentase yang kecil dari biaya atau dapat ditutupi oleh produk margin. Namun apabila ATK khusus seperti biaya pencetakan dapat diukur terhadap aktivitas tertentu, keadaan ini harus dilakukan. Biaya pencetakan order pembelian atau tanda terima barang dapat diukur langsung terhadap kegiatan bersesuaian seperti pembelian atau penerimaan.

Page 49: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

RentSewa dapat diukur terhadap berbagai

pusat kegiatan yang sebanding dengan luas lantai yang disewa. Berikut diasumsi adanya pembagian biaya rental

£MRP 500 Buying 300 Receiving 600 Quality inspection 500 Stores 2 000 Personnel 800 Accounting 900

Page 50: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

DepreciationDepresiasi akan diukur berdasarkan investasi

dari aset yang terdepresiasi untuk setiap pusat kegiatan. Biasanya informasi ini tersedia dari pencatat harta tetap (Fixed Asset Register). Diasumsi biaya-biaya berikut :

£MRP 4 000 Buying 1 000 Receiving 6 000 Quality inspection 2 000 Storages 10 000 Personnel 500 Accounting 3 000

Page 51: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Activity cost matrix

Dari informasi diatas matriks biaya aktivitas berikut disajikan :

29 50032 10028 00018 70015 60011 80025 500Total

3 00050010 0002 0006 0001 0004 000Depreciation

9008002 000500600300500Rent

6008004 0001 2003 0005001 000Power

25 00030 00012 00015 0006 00010 00020 000Salaries

AccountingPersonnelStorageQualityReceivingBuyingMRPCost element

Matriks ini tentunya masih bisa dikembangkan untuk keseluruhan perusahaan dan contoh ini hanya merupakan kegiatan yang berhubungan dengan bahan baku.

Page 52: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

MRP Number of material plans done Buying Number of purchase ordersReceiving Number of goods received notesQuality inspection Number of quality inspectionsStorage Number of square metres of spacePersonnel Number of people employed

STEP 2 – DETERMINATION OF OUTPUT MEASURES

Page 53: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Actual outputMetode ini menggunakan actual output dari

pengukuran output tertentu selama periode tertentu menurut pertimbangan untuk mengukur atau menentukan besarnya output. Hasilnya kesemua biaya ditutupi oleh objek biaya. Dengan memvariasikan besarnya utilisasi kapasitas dari periode ke periode akan menghasilkan besarnya recovery rate yang berfluktuasi (kadang-kadang dramatis). Tetapi tidak menggambarkan biaya kapasitas yang menganggur yang ada dalam aktivitas tertentu yang besarnya objek biaya juga berfluktuasi secara dramatis.

Page 54: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

CapacitySetiap kegiatan mempunyai batas

kapasitas tertentu dan ini digunakan untuk menentukan besarnya recovery rate. Pengaruhnya recovery rate akan konsisten dari periode ke periode dan biaya ketidakpenggunaan atau kapasitas yang menganggur yang secara khusus dilaporkan akan dihitung. Kapasitas yang menganggur akan menghasilkan wastage. Objek biaya juga tidak akan bervariasi secara dramatis. Metode yang belakangan ini tidak diinginkan dan akan diikuti dalam teks ini

Page 55: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Pada contoh diatas kapasitas berikut untuk kegiatan yang relevan diasumsi:

MRP 50 plans (for 3 raw material items) Buying 1 000 purchase ordersReceiving 2 000 GRNsQuality inspection 1 500 inspectionsStorage 1 000 square metresPersonnel 100 personnel members

Page 56: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Step 3 – Determination Of Activity Rates

Besarnya aktivitas ditentukan menggunakan matriks biaya aktivitas diatas dan informasi pengukuran output. Besarnya rate dihitung sebagai berikut:

Activity cost per unit = capacitymeasureOutput

tActivity cos

Page 57: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Diaplikasikan kecontoh diatas besarnya rate kegiatan adalah sebagai berikut:

MRP = 25500/50 = £510 per planMRP per material = 510/3 = £170 per materialBuying = 11800/1000 = £ 11,80 per purchase orderReceiving = 15600/2000 = £ 7,80 per GRNQuality inspection = 18700/1500 = £ 12,47 per inspectionStorage = 28000/1000 = £ 28 per square metrePersonnel = 32100/100 = £ 321 per personnel member

Page 58: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Besarnya rate diatas menggambarkan rate primer dari berbagai kegiatan tapi tidak menunjukkan biaya sekunder. Pada contoh diatas dapat dipertimbangkan sebagai kegiatan primer dan seknder relatif terhadap objek biaya bahan baku:

Page 59: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Primary activities

• MRP

• Buying

• Receiving

• Quality inspection

• Storage

Secondary activities• Personnel• Accounting

Page 60: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Besarnya biaya aktivitas haruslah memberikan gambaran biaya aktivitas sekunder seperti (menurut definisi) dikerjakan untuk mendukung aktivitas primer. Pada contoh ini biaya aktivitas personalia dan akuntansi harus ditelusuri terhadap masing-masing kegiatan primer yang dilakukan.

Page 61: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Menggunakan pengukuran output yang sesuai dari kegiatan personalia (sejumlah anggota personalia) biaya ini harus ditelusuri terhadap aktivitas primer yang berkesesuaian berdasarkan jumlah anggota personil yang dipekerjakan pada masing-masing kegiatan (seperti yang ditunjuk dari contoh sistem penggajian dan pengupahan).

Page 62: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Biaya kegiatan akuntansi dipertimbangkan sebagai biaya tidak tertelusuri sehingga sebagai dasar perhitungan dilakukan estimasi.Biaya kegiatan personalia dapat ditelusuri terhadap kegiatan primer sebagai berikut:

MRP 2 x £321 = £ 642Buying 1 x £321 = £ 321Receiving 3 x £321 = £ 963Quality Inspection 3 x £321 = £ 963Storage 4 x £321 = £1284

Page 63: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Besarnya rate aktivitas primer dihitung ulang untuk menutupi biaya-biaya ini, hal ini dapat dilakukan dengan mengambil sruktur biaya dari matriks kegiatan diatas

ActivityPrimary

CostSecondary

CostTotal Cost

OutputMeasure units

Combinedrate

MRP 25500 642 26142 50 £522,84

Buying 11800 321 12121 1000 £12,12

Receiving 15600 963 16563 2000 £8,28

Quality 18700 963 19663 1500 £13,11

Storage 28000 1284 29284 1000 £29,28

Perhatikan untuk contoh biaya perencanaan kebutuhan material saat ini adalah £522,84 yang beralwanan dengan besarnya rate primer sebesar £510

Page 64: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Step 4 Kompilasi Daftar Kegiatan

Sesekali besarnya activity rate ditetapkan maka rate dapat digunakan untuk menghitung biaya objek biaya tertentu. Namun, konsumsi aktivitas oleh berbagai objek biaya perlu diketahui. Pola konsumsi diuraikan dalam daftar kegiatan.

Page 65: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Umpamanya daftar kegiatan untuk 3 bahan baku yang dipertimbangkan sebagai berikut:

Activity A B C

MRP 2 2 2

Buying 24 16 60

Receiving 80 60 240

Quality 80 24 40

Storage 50 150 500

Page 66: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Struktur ini menunjukkan, umpamanya material A menyatakan bahwa 2 rencana produksi diperlukan per periode, 24 order pembelian diperlukan, 80 tanda terima barang dikeluarkan, 80 pengujian kualitas yang dilakukan dan 50 m2 penyimpanan diperlukan untuk persediaan.

Page 67: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Step 5 – Perhitungan Objek BiayaBiaya dari 3 bahan baku dihitung sebagai berikut:

Activity A B C

MRP (2 x £522,84/3) 348.56 348.56 348.56

Buying (24 x £12,12) 290.88 193.92 727.20

Receiving (80 x £8,28) 662.40 496.80 1987.20

Quality (80 x £13,11) 1048.80 314.64 524.40

Storage (50 x £29,28) 1464 4392 14640.00

Total "add-on" cost 3814.64 5745.92 18227.36

Direct material cost 100000 60000 40000.00

Raw material cost 103814.64 65745.92 58227.36

Units purchase 20000 30000 40000

Cost per unit £5.19 £2.19 £1.46

Page 68: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

RINGKASAN Langkah diatas dapat diringkaskan pada jadwal berikut:

PRIMARYSECONDA

RY

Cost element MRP BuyingReceivin

gQualit

yStorag

e Personnel

Salary 20000 10000 6000 15000 12000 30000

Power 1000 500 3000 1200 4000 800

Rent 500 300 600 500 2000 800

Depreciation 4000 1000 6000 2000 10000 500

Total 25500 11800 15600 18700 28000 32500

Secondary cost 642 321 963 963 1284 -32100

reallocation            

Total Cost 26142 12121 16563 19663 29284  

Output measure 50 x 3 1000 2000 1500 1000  

Recovery rate 174.28 12.12 8.28 13.11 29.28  

BOA - Mat A 2 24 80 80 50  

add-on cost£348.5

6   £290.88   £662.4  £1048.

8   £1464  

Page 69: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Keadaan ini dapat dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan pada langkah-langkah diatas untuk material A. proses yang sama dapat diikuti untuk objek biaya lainnya seperti produk, proses, pemasaran atau jalur saluran distribusi, pelanggan, dan lain-lain.

Page 70: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

DETERMINING THE COST OF MANUFATURED PRODUCTS

Prinsip ABC lebih lanjut dapat ditunjukkan dengan menghitung biaya manufaktur produk X. dengan meneruskan contoh, produk X mengandung material A (2 unit). Produk dibuat pada bengkel dengan 3 tahap dimulai dengan pemotongan pada gergaji kemudian pembubutan dan terakhir pembuatan lobang. Baik penggergajian dan pembubutan memerlukan beberapa set up mesin. Produk dipotong dalam 50 batch pada gergaji dan setiap batch memerlukan setengah jam untuk dikerjakan.

Page 71: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Gergaji disetup oleh robot dan waktu setup diabaikan (sama seperti mesin pengeboran). Waktu setup pembubutan biasabya 0,2 jam per setup dan 10 % total jam operasi. Produk X menyerap 2 menit untuk dibubut dan setup mesin diperiksa sesudah setiap 1000 produk. Setiap produk memerlukan 3 lobang untuk di bor dan kapasitas bor adalah 60 lobang perjam. Kapasitas praktis mesin adalah 160 jam per periode per mesin (semua mesin). Diasumsi produk X hanya produk yang dibuat pada bengkel.

Page 72: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Biaya berikut yang terjadi pada bengkel adalah:

Salaries and wages £50100Power 9000Depreciation 14000Machine tools 17000Cleaning material 3400Rent 5400Maintenance 25000

----------- £123900

Page 73: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Informasi tambahan berikut diberikan:Salary and wages

Seorang supervisor berpenghasilan £5100 per bulan dipekerjakan untuk melihat keseluruhan departemen. Staf menyarankan dan masing-masing gaji rata-rata per operator adalah sebagai berikut: Penggergajian (3) 2000 Bubut (6) 3000 Pengeboran (8) 2625

Setiap operator ditempatkan pada satu mesin. Biaya yang berhubungan dengan orang kedua akan tetap sama seperti contoh 3.1 (yaitu £320 per orang)

Page 74: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

PowerBiaya kelistrikan terdiri dari biaya kapasitas listrik

(KVh) sebesar £6000 dan biaya konsumsi (KWH) sebesar £3000. Penggergajian mempunyai kapasitas maksimum sebesar 3000 KVh, kemudian bubut mempunyai kapasitas 6000 KVh dan pengeboran 1000 KVh. Keadaan ini dipertimbangkan sebagai dasar yang adil untuk penulusuran biaya KVh atas mesin. Konsumsi didasarkan pada jam pengoperasian yang ditaksir sebagai berikut:

Gergaji (820 batches) 400 jam (7,5 Kw/hr)Bubut 900 jam (10 Kw/hr)Mesin bor 1200 jam (15 Kw/hr)

Page 75: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

DepreciationMenurut pencatat harta tetap adalah sebagai

berikut:

Gergaji 4000

Bubut 8000

Mesin bor 2000

Page 76: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Machine tools expensed

Data peralatan mesin dibuat selama bulan:

Gergaji 3500

Bubut 8500

Mesin bor 5000

Page 77: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Cleaning material and rentMenurut pengawas bengkel luas lantai yang

ditempati oleh berbagai mesin adalah sama dan jumlah bahan pembersih yang dihabiskan per mesin adalah hampir sama.

MaintenanceSistem perawatan terencana merupakan

biaya operasi dan perawatan yang dibebankan ke bengkel berdasarkan jam pengoperasian.

Page 78: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Tujuan sistem ABC adalah:

1. Menentukan biaya manufaktur produk pada departemen ini (25000 produk yang benar-benar dibuat.

2. Hitung semua bentuk buangan (wastage) yang terjadi.

Page 79: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Prosedur untuk mencapai tujuan ini adalah:

1. PERHITUNGAN BIAYA PRODUK

Step 1 – Determination of activity cost matrix (ACM)

Sebelum ACM dibuat kegiatan yang relevan perlu didefinisikan. Pada contoh diatas adalah beralasan bahwa kegiatan berikut harus didefinisikan:

Page 80: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Primary activities

• Cutting

• Turning– set-up (10%)– operating (90%)

• Drilling

Secondary activities

• Supervision• Personnel

– set-up (10%)– operating (90%)

• Drilling

Page 81: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

ACTIVITY COST MATRIX (Primary activities only)

Cost element Cutting Turning Set-upTurning Op.

hrsDrilling

10% 90%

Salaries 6000 1800 16200 21000

Power

-KVh 1800 360 3240 600

-KWH 300 90 810 1800

Depreciation 4000 800 7200 2000

Machine tools 3500 0 8500 5000

Cleaning material 600 0 1200 1600

Rent 900 180 1620 2700

Maintenance 4000 0 9000 12000

Primary Cost 21100 3230 47770 46700

Catatan: masih diperdebatkan bahwa peralatan mesin dan bahan pembersih hanya akan diperlukan bilamana mesin dioperasikan dan tidak diperlukan selama set up.

Page 82: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Step 2 – Determination of output measures

CuttingDapat diperdebatkan bahwa jumlah batch mungkin merupakan pengukuran output. Haruslah jumlah batch yang sama besarnya yang harus dibuat, jumlah batch mungkin berkolerasi dengan jumlah mesin. Batch yang tidak benar-benar digunakan akan menghasilkan buangan dan harus diukur secara terpisah, apabila keadaan ini sering terjadi batch terencana untuk 1 bulan adalah 3 mesin x 160 x 2 (batch per jam) = 990 batch.

Page 83: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Turning setupPengukuran output dalam hal ini adalah jumlah setup yang paling memungkinkan. Jumlah setup sebesar 10% dari (6 x 160 jam) = 96 jam atau 480 set up.

Turning operating hoursPengukuran output adalah jumlah jam mesin yang memungkinkan sebesar 90% dari 960 yaitu 864 jam operasi.

DrillingPengukuran output adalah jumlah lobang yang mungkin dibuat. Kapasitas pelobangan adalah 8 mesin x 160 jam/mesin x 60 lobang/jam = 76800 lobang. Angka ini juga dapat dinyatakan dalam bentuk jam mesin.

Page 84: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Personnel CostSama dengan contoh sebelumnya merupakan jumlah orang yang dipekerjakan dalam setiap aktivitas.

Supervisory CostPaling mungkin berkaitan dengan jumlah orang yang diawasi (kadang-kadang kompleksitas tugas yang dikerjakan).

Page 85: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Step 3 – Calculation of activities rates

Primary cost rates

Sama dengan contoh sebelumnya activities rates dapat ditentukan sebagai berikut:

Cutting 21100/960 = £21,98 / batch

Turning set up 3230/480 = £ 6,73 / batch

Turning operating hours 47770/864 = £55,29 / batch

Drilling 46700/76800 = £ 0,608 / batch

Page 86: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Combined cost rates

ActivityPrimary

costPersonnel

costSupervision

cost Total costOutput

measureCombined

rate

Cutting £21100 £963 £900 £22963 960 £23,92

Turning s/u 3230 193 180 3603 480 7,51

Turning op 47770 1733 1620 51123 864 59,17

Drilling 46700 2568 2400 51668 76800 0,67

£118800 £5457 £5100 £129357

Page 87: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Step 4 – Compilation of bill of activities

• Daftar kegiatan untuk 1 produk akan ditentukan oleh pengamatan konsumsi kegiatan oleh produk. Keadaan ini dapat berupa sebagai berikut:

Per batch (50) 25000 units

Cutting 1 batch 500 batches

Turning s/u 1 set-up 500 set-ups

Turning op 1,67 hours (50x2/60) 833 hours (25000x2/60)

Drilling 3 hoes x 50 75000 holes (25000x3holes)

Page 88: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Step 5 – Calculation of Product Cost

• Cost of product X

per batch (50)25000

units

Material cost 519 25000 x 2 units @£5,19 259500

Cutting 23,92 500 batches @ £23,92 11960

Turning s/u 7,51 500 x £7,51 3755

Turning op hr 98,62 1,67x£59,17) 833 x £59,17 49289

Drilling 100,5 (50x3x67p) 75000 x p67 50250

Cost of 25000units 749,55 374754

units 50 25000

Cost per units £ 14,99 14,99

Page 89: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

2. CALCULATION OF WASTAGE

Perhitungan buangan merupakan unsur yang sangat penting didalam sistem ABC & M. buangan dapat berupa material, tenaga kerja, kapasitas atau lain-lain. Dalam hal ini buangan di ukur dalam bentuk kapasitas. Biaya dihitung sebagai berikut:

Bandsaws (960-50) x £23,92 1103

Lathes

- set-up (480-500) x £7,51 -150

-operating (864-833)x £59,17 1834

Driling Machine (76800-75000)x67p 1206

Total capacity wastage 13983

Per unit (÷25000) 0.56p

Page 90: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

• Hal ini menyatakan bahwa 56p per produk hilang akibat kapasitas yang terbuang maka biaya produk sebenarnya £14,99+56p=£15,55.

• Direkomendasikan bahwa sistem pembiayaan menghitung dengan dan tanpa buangan. Keadaan ini menarik perhatian manajemen terhadap penghematan biaya apabila buangan di eliminasi.

Page 91: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Perbaikan

• Material cost £129500

• Total cost (per contoh) 123900

• Biaya personil (17xR321) 5457

• Biaya 25000 unit 388857

• Biaya per unit £ 15,55

Page 92: METODOLOGI PEMBIAYAAN  UNTUK BAHAN BAKU,  PRODUK DAN JASA

Kesimpulan

Bab ini menjelaskan perhitungan biaya dari 2 objek biaya penting yaitu bahan baku dan produk manufaktur juga menjelaskan sifat biaya (langsung, teruku dan tidak terukur) dan menggambarkan bagaimana perbedaan bentuk biaya yang diperlakukan dalam sistem ABC. Bagian ini menjelaskan dasar-dasar prinsip ABC yaitu aktivitas mengkonsumsi sumber dan produk mengkonsumsi aktivitas. Prinsip ini kemudian digunakan dalam langkah-langkah yang jelas untu melakukan perhitungan biaya bagi kedua objek biaya. Sistem ABC juga menunjukkan bahwa biaya yang pada sistem tradisional dipertimbangkan sebagai general overhead yang pada kenyataannya dapat diukur ke objek biaya seperti material dan produk