metodologi embung

Upload: ruszet

Post on 08-Jul-2018

441 views

Category:

Documents


74 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    1/241

     

    BAB E 1 1

    BBAABB EE 

    UURRAAIIAANN  T T EEKKNNIISS,,  MMEET T OODDOOLLOOGGII DDAANN PPRROOGGRRAAMM KKEERRJJAA 

    E.1. UMUM

    Supaya rencana dan Spesifikasi Teknis yang telah disiapkan dan berjalan sesuai

    dengan rencan maka diperlukan konsultan supervisi untuk Pekerjaan Supervisi

    Peningkatan Embung Geunang Uyat Kab. Aceh Barat (Otsus Aceh), secara

    umum dilakukan untuk menjamin agar penyelesaian Peningkatan Embung Geunang

    Uyat ini selesai tepat pada waktunya, sesuai dengan mutu yang disyaratkan, serta

    tidak menyimpang dari spesifikasi yang telah ditetapkan. Dalam pekerjaan

    pembangunan Peningkatan Embung Geunang Uyat ada beberapa bagian yang perlu

    dipertimbangkan meliputi:

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    2/241

     

    BAB E 1 2

    a.  Tubuh embung berfungsi untuk menutup lembah atau cekungan,

    sehingga air dapat tertampung di sebelah hulunya.

    b.  Kolam embung berfungsi untuk menampung air hujan yang masuk.

    c.  Kolam embung berfungsi untuk menampung air hujan yang masuk.

    d.  Bangunan pelimpah berfungsi untuk mengalirkan air banjir dari kolam

    ke lembah dan untuk mengamankan tubuh embung terhadap peluapan.

    e.  Kolam jebakan air berfungsi untuk menangkap air yang tersisa pada musim

    kemarau, agar air terkumpl pada kolam embung.

    f.  Kolam jebakan lumpur digunakan untuk menangkap sedimentasi yang

    masuk ke kolam embung, agar efektifitas embung tetap terjaga.

    g.  Jaringan irigasi atau distribusi dapat berupa rangkaian saluran terbuka

    atau pipa yang berfungsi membawa air dari kolam embung ke daerah irigasi

    atau ke bak penampung air harian yang terletak dekat pemukiman (bila

    hal ini memungkinkan) secara gravitasi dan bertekanan dengan cara

    pemberian air tidak kontinyu.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    3/241

     

    BAB E 1 3

    E.2. PENTINGNYA KETERLIBATAN KONSULTAN SUPERVISI INDONESIA

    UNTUK KOMPETENSI BIDANG EMBUNG

    Di Indonesia, pembangunan embung sudah dilaksanakan dalam beberapa

    dekade terakhir, baik itu embung kecil, menengah sampai dengan embung besar

    dengan tingkat kesulitan yang cukup besar.

    Pada hampir semua embung menengah sampai besar yang sudah dilaksanakan di

    Indonesia, umumnya pelaksanaan supervisi pembangunan embung dilakukan dengan

    Konsultan Supervisi utama dari Konsultan Supervisi asing dengan pendamping

    Konsultan Supervisi lokal dengan kemampuan yang bisa dibilang setara, disertai

    dengan alih/transfer pengetahuan selama proses konstruksi berlangsung.

    Dengan makin maraknya kompetensi keahlian, dimana keahlian, kompetensi

    dan kemampuan tenaga Konsultan Supervisi Indonesia dan tenaga Konsultan

    Supervisi asing sudah setara, maka sudah saatnya pelaksanaan Pembangunan

    Embung Geunang Uyat ini diserahkan kepada putera-putera terbaik Indonesia yang

    sudah mempunyai kompetensi, kemampuan dan keahlian yang cukup memadai,

    sehingga tenaga-tenaga Konsultan Supervisi Indonesia akan bisa lebih berkibar

    dan bisa lebih bersaing di dunia konstruksi internasional.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    4/241

     

    BAB E 1 4

    E.3. PENDEKATAN OPERASIONAL

    Untuk pelaksanaan pekerjaan Supervisi Peningkatan Embung Geunang Uyat

    Kab. Aceh Barat (Otsus Aceh), ini CV. ROXY ENGINEERING akan melibatkan

    tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan proyek Supervisi

    Peningkatan Embung Geunang Uyat dan pelaksanaan embung, sesuai dengan

    ketetapan personil pada Kerangka Acuan Kerja. Untuk mempertancar tugas,

    pelaksanaan pekerjaan akan didukung oleh fasilitas penunjang berupa peralatan

     yang memadai dan sistem kerja yang seefisien mungkin.

    E.3.1. Pemanfaatan Pengalaman Pekerjaan Sejenis

    CV. ROXY ENGINEERING telah berpengalaman cukup dalam proyek

    peningkatan embung, untuk berbagai tahapan proyek sejak dari studi kelayakan,

    detail desain sampai dengan pengawasan konstruksi. Uraian detail atas pengalaman

    perusahaan dalam pekerjaan yang sejenis dengan proyek pembangunan supervisi

    peningkatan embung geunang uyat ini dapat dilihat pada Bab B – Daftar

    Pengalaman Kerja Sejenis.

    Akumulasi pengalaman para Konsultan, sangat bermanfaat dalam penyusunan

    strategi pendekatan dan metodologi penanganan Pekerjaan Supervisi Pelaksanaan

    Pekerjaan Pembangunan embung geunang uyat. Pengendalian pekerjaan akan dapat

    berjalan dengan lancar karena konsep pengendalian, metode kerja, konsep alur

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    5/241

     

    BAB E 1 5

    koordinasi, dan format-format pengendalian setiap tahapan pekerjaan, telah

    dimiliki oleh Konsultan Supervisi berdasarkan akumulasi pengalaman tersebut,

    seperti akan diuraikan dalam subbab-subbab berikut.

    E.3.2. Koordinasi

    Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, CV. ROXY ENGINEERING akan selalu

    berhubungan dengan Direksi Pekerjaan, Direksi Pekerjaan Lapangan dan

    Kontraktor Pelaksana sebagai Pelaksana Pekerjaan Konstruksi. Kordinasi dengan

    pihak-pihak yang terkait akan sangat diperlukan demi kelancaran pelaksanaan

    pekerjaan, mulai dari tahap Pra Konstruksi, Pelaksanaan Konstruksi maupun Pasca

    Konstruksi.

    E.3.3. Tenaga Ahli yang sesuai

    Tenaga Ahli merupakan unsur utama dalam pekerjaan Supervisi Peningkatan

    Embung Geunang Uyat Kab. Aceh Barat (Otsus Aceh). Agar diperoleh hasil

    kerja yang baik CV. ROXY ENGINEERING akan menempatkan tenaga ahli dari

    berbagai disiplin ilmu sesuai dengan kerangka acuan kerja dan yang sudah

    berpengalaman dalam menangani proyek-proyek embung yang sejenis. Untuk

    menangani pekerjaan ini CV. ROXY ENGINEERING memilih tenaga ahli yang

    memenuhi kriteria sebagai berikut:

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    6/241

     

    BAB E 1 6

      Mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang

    tugasnya,

      mempunyai kemampuan yang baik terhadap bidang tugasnya,

      mempunyai latar belakang pengalaman kerja bidang embungan,

      bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. Tenaga Ahli

     yang akan ditugaskan untuk menangani proyek ini akan dipimpin oleh seorang

    Pimpinan Tim (Team Leader) yang akan membawahi sejumlah tenaga ahli, dan

    tenaga pendukung.

    E.3.4. Sistem Manajemen Proyek

    Pekerjaan Supervisi Peningkatan Embung Geunang Uyat Kab. Aceh Barat

    (Otsus Aceh)  yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor. Hubungan interkoneksi

    antara satu pihak/pekerjaan dengan yang lainnya yang sangat kompleks dimana

    target waktu penyelesaian suatu pekerjaan dapat mempengaruhi sebagian atau

    seluruh target yang telah ditetapkan menjadi dasar pemikiran pentingnya

    menetapkan suatu Sistem Manajemen Proyek yang komprehensif.

    Sistem Manajemen Proyek harus dibentuk sebagai sarana pencapaian target

    pelaksanaan Supervisi Peningkatan Embung Geunang Uyat Kab. Aceh Barat

    (Otsus Aceh)  yaitu mendapatkan suatu produk yang memenuhi kualitas, tepat

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    7/241

     

    BAB E 1 7

    waktu, dan tepat biaya (ekonomis). Untuk itu sistem manajemen proyek yang telah

    ditetapkan harus diterapkan secara tegas dan konsekwen.

    Untuk menjaga agar progres kerja tetap dalam schedule dalam keadaan

    mutu terkendali, selamat dan ekonomis, dan untuk mengatur progress dan schedule

    pekerjaan yang terkait, suatu manajemen proyek yang baik harus dipilih dengan

    memperhatikan program kerja, monitoring progres/pekerjaan, melaksanakan rapat

    koordinasi dengan seluruh pihak, kontrol pekerjaan tambah, kontrol potensi klaim,

    dan memberikan rekomendasi teknis yang cepat dan tepat terhadap permasalahan

    lapangan yang timbul.

    Manajemen proyek selama proses supervisi dan konstruksi merupakan fungsi dari

    pada monitoring, perencanaan dan kontrol dari Proyek, sehingga proyek dapat

    selesai dengan kualitas yang memadai, tepat waktu dan tepat biaya.

    Kendali mutu akan diwujudkan melalui memeriksa dan menyetujui Gambar

    Konstruksi, Gambar Kerja dan Shop Drawing yang diajukan oleh Kontraktor

    Pelaksana Pelaksana, inspeksi harian dan supervisi terhadap kegiatan konstruksi

    melalui kendali pekerjaan yang akan dicapai dengan perantara Spesifikasi, proses

    pengujian/testing/start-up/pengoperasian awal peralatan. Metode pengendalian

    mutu akan dijelaskan dalam pasal pasal selanjutnya.

    Kendali waktu akan diwujudkan dalam bentuk kendali rencana/program konstruksi

     yang diajukan Kontraktor Pelaksana Pelaksana, pengajuan gambar Konstruksi oleh

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    8/241

     

    BAB E 1 8

    Engineer, rencana waktu kerja yang diajukan Kontraktor Pelaksana Pelaksana yang

    kemudian akan direview oleh Konsultan Supervisi dan rekomendasi teknis selama

    proses konstruksi, review metode konstruksi dan manajemen harian melalui

    inspeksi harian dan supervise pekerjaan, yang akan diuraikan lebih lanjut dalam

    pasal berikut.

    Kontrol terhadap biaya konstruksi akan diwujudkan melalui pengecekan dan

    pengukuran harian terhadap semua dimensi sebagaimana yang tertera pada

    Gambar Konstruksi dengan dasar Spesifikasi Teknis, pencatatan yang baik

    terhadap progress pembayaran dan proses surat menyurat, pemahaman/

    interpretasi yang benar terhadap item pembayaran sebagaimana tercantum dalam

    Dokumen Kontrak. Hal-hal tersebut akan dikemukakan lebih lanjut dalam pasal

    berikut.

    Sistem Manajemen Proyek yang akan diterapkan adalah yang berbasis

    komputer (Computer Based Project Management Sistem ) untuk memenuhi

    berbagai keperluan sebagaimana diuraikan diatas. dan akan terdiri antara lain :

    Data base korespondensi, Database Gambar-Gambar, Sistem Monitoring Kemajuan

    Pekerjaan, dan Sistem Kontrol Biaya, dan lain-lain.

    1.  Database korespondensi

    Sistem ini akan dioperasikan dengan software yang umum terdapat, dengan

    fungsi utama:

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    9/241

     

    BAB E 1 9

      memonitor tanggapan dari waktu ke waktu yang memerlukan

    tanggapan dari Engineer,

      untuk mengurut korespodensi berdasarkan kategori, nomor surat,

     judul, atau sumbemya,

      mempersiapkan list korespodensi yang dilampirkan pada progress

    kerja,

    2.  Database Gambar-Gambar

    Sistem ini, akan dioperasikan dengan software yang umum, dengan

    fungsiutama antara lain:

      Untuk mengidentifikasikan status Gambar-Gambar (construction

    drawing/shop drawing/fabrication drawing, as built drawing) mulai dari

    penerimaan, persetujuan, pengiriman kembali, perbaikan, untuk

    memonitor proses antara persiapan dan kelengkapan gambar

      Untuk membuat urutan sesuai dengan kategori, tanggal dan judul.

    3.  Sistem Monitoring Kemaiuan Pekerjaan

    Sistem ini, bisa mempergunakan program yang umum dipakai mulai dari

    Excel, Microsoft Project, Timeline, Primavera atau program lain yang

    sejenis, dengan tujuan:

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    10/241

     

    BAB E 1 10

      Untuk menganalisa dan memonitor kemajuan pekerjaan Kontraktor

    Pelaksana Pelaksana yang dibuat dalam bentuk CPM maupun Bar Chart,

      Untuk mempersiapkan dan memonitor rencana kerja secara

    keseluruhan dan dikombinasikan dengan schedule dengan skala yang lebih

    detail.

    4.  Sistem Kontrol Biaya

    Sistem ini bisa diperasikan dengan Microsoft Excel atau program sederhana

    lainnya dengan tujuan :

      Untuk membuat database mengenai volume pekerjaan dan progress

    kemajuan konstruksi yang meliputi biaya untuk perlode waktu bulanan

    dengan jumlah yang diakumulasikan sesuai dengan yang tertera dalam Bill

    of Quantity,

      Untuk mempersiapkan besaran progres biaya konstruksi yang sudah

    dicapai oleh Kontraktor Pelaksana Pelaksana dan membandingkannya

    dengan volume awal yang tertera pada BOQ,

      Untuk mempersiapkan besaran volume pekerjaan tambah (apabila ada)

    untuk mempersiapkan backup untuk keperluan klaim dari Kontraktor

    Pelaksana Pelaksana.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    11/241

     

    BAB E 1 11

    Konsultan Supervisi Supervisi akan merencanakan, mempersiapkan dan

    menerapkan Sistem Manajemen Proyek sejak tahap awal pekerjaan. Untuk dapat

    menerapkan sistem manajemen proyek ini, harus dibentuk struktur organisasi dan

    diadakan rapat-rapat koordinasi gabungan seperti akan dijelaskan dalam sub bab

    di bawah ini.

    E.3.4. Pertemuan (Rapat)

    Untuk memfasilitasi manajemen proyek, rapat-rapat koordinasi akan

    dilaksanakan antara Konsultan Supervisi, Dinas Pengairan Aceh, Kontraktor

    Pelaksana Pelaksana dan berbagai pihak/instansi lain yang terkait dan sesuai

    keperluan, dengan berbagai tujuan rapat.

    1. Rapat Koordinasi

    Tujuan rapat ini adalah untuk membahas masalah-masalah yang timbul

    berkaitan dengan rencana kerja pelaksanaan, sasaran proyek dan program

    kerja. Rapat ini dihadiri oleh pihak Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas,

    Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Pihak Kedua dan pihak-pihak lain

     yang terkait dengan pekerjaan.

    2. Rapat Lapangan

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    12/241

     

    BAB E 1 12

    Tujuan rapat ini adalah untuk membahas semua masalah teknis yang timbul

    dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan. Rapat ini dihadiri oleh staf/wakil

    dari Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas yang bertugas di lapangan, Pejabat

    Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Pihak Kedua dan pihak-pihak lain yang

    terkait dengan pekerjaan.

    3. Rapat Intern Konsultan

    Rapat ini akan dilaksanakan secara rutin dengan melibatkan personil yang

    terkait baik yang ada di kantor maupun lapangan. Tujuan rapat ini adalah

    untuk mengevaluasi dan mencari pemecahan atas penyimpangan/perubahan

    dari perencanaan semula yang mungkin terjadi di lapangan menyangkut

    substitusi bahan, metode pelaksanaan, serta untuk melengkapi kekurangan

    detail perencanaan.

    E. 4. TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Tahap pelaksanaan pekerjaan Supervisi Peningkatan Embung Geunang Uyat

    Kab. Aceh Barat (Otsus Aceh) ini secara keseluruhan adalah :

    1.  TAHAP 1

    Pada tahap ini pekerjaan yang bisa ditangani untuk kegiatan dari

    Konsultan Supervisi adalah:

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    13/241

     

    BAB E 1 13

    1.  Pekerjaan Design, diantaranya:

    1.  Pengukuran daerah embung & tapak embung (seting out  )

    Kegiatan pengukuran & setting out   dilakukan untuk mendapatkan

    gambaran detail kondisi awal tapak bangunan embung dan daerah

    genangan, sehingga dapat diketahui apabila terjadi perubahan

    antara design konstruksi dengan kondisi eksisting site. Selain itu

    gambaran kondisi awal tersebut juga digunakan untuk estimasi

    volume konstruksi yang akan dilaksanakan serta estimasi perilaku

    daerah genangan berkaitan dengan proses sediment transport di

    Embung geunang uyat kab. Aceh Barat.

    Kegiatan ini secara langsung dilaksanakan dan dibiayai oleh

    Konsultan Supervisi di bawah tanggung jawab ketua tim dan

    Tenaga inspector. Pelaksanaan kegiatan ini waktunya bisa di-

    overlap-kan dengan kegiatan review desain dan kegiatan

    investigasi geoteknik.

    2.  Review Desain

    Kegiatan investigasi geologi diperlukan untuk cek ulang terakhir

    kondisi geologi tapak bangunan sebelum dilakukan pelaksanaan

    konstruksi. Sehingga bisa diketahui apabila terjadi perbedaan

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    14/241

     

    BAB E 1 14

    dengan desain. Investigasi geologi dilakukan pada tapak konstruksi

    diversion dan konstruksi lokasi tapak spillway. Selain pengeboran

    inti, investigasi geologi juga akan melakukan uji test pit untuk

    mencari material borrow area untuk timbunan tubuh embung.

    Kegiatan ini secara langsung dilaksanakan dan dibiayai oleh

    Konsultan Supervisi di bawah tanggung jawab Ketua Tim, dan

    Inspector.

    2. TAHAP 2

    Pekerjaan pada tahap dua ini yaitu lanjutan pekerjaan fisik dimulai dari

    konstruksi cofferdam, pekerjaan pondasi, instrumentasi, galian dan

    timbunan.

    Pengawasan pekerjaan fisik yang dilakukan adalah:

    1.  Lanjutan konstruksi diversion

    Pekerjaan konstruksi diversion pada Tahap II ini merupakan lanjutan

    pelaksanaa dari Tahap I.

    Tenaga Ahli Embung akan dibantu dengan Tenaga Ahli Kontruksi

    dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi diversion tersebut.

    2.  Clearing tapak embung

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    15/241

     

    BAB E 1 15

    Kegiatan ini merupakan pembersihan tapak lokasi embung utama

    termasuk dengan cofferdam. Pembersihan ini dilakukan untuk

    menghilangkan top soil eksisting di tapak konstruksi terutama dari

    material organik yang ada.

    3.  Galian pondasi tubuh embung

    Galian pondasi yang dimaksud adalah galian untuk menyiapakan

    konstruksi pondasi tubuh embung termasuk kontruksi cofferdam.

    Rencana galian pondasi dilaksanakan sesuai dengan design termasuk

    pelaksanaan perbaikan pondasi dengan mengganti tanah galian dengan

    timbunan material pilihan (selected material ) yang menjadi pondasi

    dari tubuh embung.

    Ketua Tim Ahli Bendungan dibantu dengan Inspector akan bertanggung

     jawab terhadap pelaksanaan galian pondasi dan perbaikan tanah pondasi

    tubuh embung tersebut.

    4.  Konstruksi horizontal drain

    Merupakan fasilitas dalam tubuh embung untuk mematuskan aliran

    seepage (rembesan). Konstruksi horizontal drain merupakan hamparan

    material yang mempunyai nilai permeabilitas cukup besar (maksimal 10-3),

    dalam hal ini adalah material pasir atau kerikil.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    16/241

     

    BAB E 1 16

    5.  Konstruksi cofferdam

    Kontruksi cofferdam merupakan satu kesatuan sistem fungsi dengan

    konstruksi diversion, dimana konstruksi cofferdam yang dibuat dari

    timbunan tanah homogen fungsinya adalah untuk menahan serta

    melindungi area lokasi tubuh embung dan mengarahkan aliran sungai

    eksisting menuju ke saluran diversion. Rencananya sesuai dengan design,

    konstruksi cofferdam dibuat menyatu dengan konstruksi tubuh embung

    sehingga proses dan metode pelaksanaannya harus sesuai dengan kriteria

    pelaksanaan konstruksi tubuh embung.

    Dalam pelaksanaan ini Tenaga Ahli Embung bertanggung jawab terhadap

    kuantitas, kualitas dan waktu konstruksi yang dilaksanakaan oleh

    Kontraktor Pelaksana Pelaksana.

    6.  Pemasangan instrumentasi di pondasi embung

    Adapun beberapa peralatan instrumentasi yang akan dipasang setelah

    palaksanaan perbaikan pondasi tubuh embung dan horizontal drain, sesuai

    dengan kebutuhan adalah :

    - Instrument piezometer untuk pondasi, untuk mengetahui tekanan air

    pori di pondasi tubuh embung mengingat kondisi geologi eksisting

    adalah soft soil. Tujuannya pembacaan tekan air pori tersebut (pure

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    17/241

     

    BAB E 1 17

    water pressure) guna menentukan proses penimbunan bertahap

    (stagging process)

    - Inklinometer multilayer, untuk mengetahui pergerakan horizontal

    tubuh embung.

    - Settlement plate, untuk mengetahui besar penurunan selama masa

    konstruksi yang berkaitan dengan volume material timbunan

    terpasang.

    7.  Timbunan tubuh embung

    Konstruksi tubuh embung merupakan kegiatan yang cukup kompleks

    dalam proses pelaksanaannya yang melibatkan banyak kegiatan dan

    banyak personil, dimana di dalam kegiatan tersebut termasuk di

    dalammnya adalah:

    - kegiatan pemilihan dan pengambilan material timbunan dari borrow

    area ke lokasi tapak tubuh embung.

    - Proses penghamparan material timbunan

    - Proses pemadatan material tubuh embung per layer

    - Inspeksi kepadatan timbunan (sandcone test)

    Kegiatan ini diawasi inspector khusus untuk timbunan tubuh embung.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    18/241

     

    BAB E 1 18

    8.  Konstruksi beton spillway termasuk galian pondasi

    Konstruksi spillway merupakan bagian penting dari sistem embung, yang

    berfungsi untuk melimpaskan debit banjir yang masuk dalam waduk.

    Bangunan spillway dibuat dari konstruksi beton dengan karakteristik

    tertentu. Pada tahap ke II ini, pelaksanaan pekerjaan konstruksi spillway

    di mulai dari bagian hulu, yaitu lantai apron dinding spillway dan spillway.

    Metode dan tahapan pekerjaan konstruksi spillway adalah :

    - Galian pondasi sesuai dengan peil rencana serta perbaikan struktur

    tanah pondasi apabila diperlukan

    - Pemasangan under drain (perforated drain) untuk minimalisasi gaya

    uplift

    - Konstruksi lantai kerja (beton mutu B-0)

    - Pembesian beton dan pemasangan bekisting

    - Pengecoran atau pembetonan

    Tenaga Ahli Konstruksi di bantu dengan Pengawas Pekerjaan dan Quality

    Enginner akan bertanggung jawab terhadap pengawasan pelaksanaan

    konstruksi spillway.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    19/241

     

    BAB E 1 19

    3. TAHAP 3

    Pekerjaan pada tahap III ini, yaitu lanjutan pekerjaan fisik dari tahap II,

    dimulai dari timbunan tubuh embung, intake, bangunan pelimpah,

    instrumentasi, dan bangunan fasilitas lainya.

    Pengawasan pekerjaan fisik yang dilakukan adalah:

    1.  Timbunan tubuh embung

    Pada tahap III pelaksanaan pekerjaan timbunan tubuh embung

    merupakan lanjutan dari pekerjaan pada tahap II. Adapun proses dan

    tahapan pekerjaan sama dengan pada tahap II

    2.  Pembetonan spillway

    Pada tahap III konstruksi spillway merupakan lanjutan dari pekerjaan

    konstruksi spillway sebelumnya, pada tahap ini akan dilaksanakan

    konstruksi pada salauran transisi, saluran peluncur dan kolam olak

    termasuk saluran outlet/ tailrace. Proses dan tahapan pelaksanaan

    pekerjaan sama dengan kegiatan konstruksi spillway pada tahap ke II.

    Diharapkan sesuai dengan jadwal pelaksanaan konstruksi pelaksanaan

    pekerjaan spillway sudah bisa diselesaikan 100% pada tahap ke III ini.

    3.  Konstruksi Intake

    Konstruksi intake merupakan bangunan pengambilan air dari waduk,

    konstruksi ini direncanakan dari konstruksi beton. Proses dan

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    20/241

     

    BAB E 1 20

    pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pekerjaan pada konstruksi

    spillway.

    4.  Pipa Intake

    Instalasi pipa intake merupakan bagian dari bangunan intake, namun pada

    konstruksi ini material yang akan dipasang adalah pipa galvanis lengkap

    dengan aksesorisnya termasuk pintu/gate yang diperlukan.

    Tenaga Ahli Konstruksi dan Mechanical Engineer akan bertanggung jawab

    terhadap pengawasan pada pekerjaan tersebut.

    5.  Bangunan Fasilitas Embung

    Yang dimaksud dengan bangunan pelengkap embung antara lain adalah :

    - Bangunan Rumah Dinas

    - Bangunan Rumah Jaga

    - Bangunan Menara Sadap (Intake Tower)

    - Rumah Pintu Katup

    - Gardu Pandang

    - Kantor Pengelola dan lainnya

    Dimana bangunan-bangunan seperti tersebut di atas akan dilaksanakan

    sesuai dengan design dan akan langsung diawasi oleh Konsultan Supervisi.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    21/241

     

    BAB E 1 21

    4. TAHAP 4

    Pekerjaan pada tahap empat ini, yaitu lanjutan pekerjaan fisik dari tahap

    tiga, dimulai pekerjaan dari timbunan tubuh embung, intake, bangunan

    pelimpah, instrumentasi, dan bangunan fasilitas lainya. Diharapkan pada

    tahap terakhir ini 5 bulan sebelum kontrak berakhir pekerjaan kegiatan

    konstruksi sudah selesai dilaksanakan, sehingga Konsultan Supervisi

    Supervisi bisa membuat Laporan MC ke Pengguna Jasa untuk serah terima

    pekerjaan.

    Pengawasan pekerjaan fisik yang dilakukan adalah:

    1.  Pengukuran genangan dan tapak embung

    Pekerjaan ini bersifat kontrol terhadap tapak lokasi bangunan-bangunan

     yang telah dilaksanakan

    2.  Pengadaan quickbird

    Pengadaan foto udara pada lokasi embung sesaat setelah di konstruksi

    3.  Instrumentasi

    Pemasangan instrumentasi yang dilaksanakan setelah tubuh embung

    selesai dilaksanakan adalah :

    - Instrument standpipe piezometer, untuk mengetahui ketinggian aliran

    rembesan di dalam tubuh embung. Dipasang di bagian lereng hulu dan

    bagian lereng hilir tubuh embung.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    22/241

     

    BAB E 1 22

    - Patok geser tubuh embung

    Tenaga Ahli Instrumentasi akan bertanggung jawab terhadap

    pengawasan dan pemasangan instrumentasi tersebut,

    4.  Pekerjaan tubuh embung

    Pada tahap IV ini pelaksanaan pekerjaan tubuh embung bersifat

    bangunan-bangunan pelengkap, seperti pemasangan blok beton untuk rip

    rap di bagian lereng tubuh embung bagian hulu, gebalan rumput di lereng

    sebelah hilir, saluran V- Notch dan lain-lain.

    5.  Intake dan pipa intake

    Pekerjaan ini merupakan lanjutan dari pekerjaan system intake yang

    dilakukan pada tahap ke III

    6.  Pembuatan Manual OP dan Imponding

    Pembuatan Laporan Manual O&P merupakan bagian dari pelaksanaan

    pengawasan kegiatan konstruksi embung setelah pelaksanaan selesai.

    Selain membuat laporan terhadap konstruksi yang telah dibuat, pada

    kegiatan ini juga akan mengumpulkan data-data dan laporan hasil bacaan

    instrumentasi yang telah dipasang pada awal konstruksi. Hal tersebut

    dilakukan untuk mengetahui perilaku tubuh embung setelah konstruksi

    selesai dilaksanakan berkaitan dengan kondisi tanah pondasi (penurunan)

    dan rembesan.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    23/241

     

    BAB E 1 23

    Konsultan Supervisi Supervisi selaku perwakilan Direksi Pekerjaan di

    lapangan berkewajiban untuk melakukan pengawasan dan pengujian kuantitas

    dan kualitas konstruksi dengan berpedoman kepada spesifikasi teknis yang

    telah ditetapkan pada saat tahap perencanaan detail Embung Geunang Uyat.

    E. 5. PENDEKATAN TEKNIS

    E. 5.1. Review Data / Laporan dan Gambar Desain yang ada

    Segera setelah memobilisasi personil, Konsultan Supervisi akan melakukan

    pengenalan kondisi lokasi pekerjaan untuk mendapatkan gambaran umum akan

    kondisi topografi, lingkungan area kerja dan lainnya yang dapat membantu

    Konsultan Supervisi memahami karakteristik proyek.

    Selanjutnya Konsultan Supervisi akan melakukan review atas semua data, laporan

    perencanaan terakhir, dan gambar-gambar desain yang ada. Hal ini akan mutlak

    dilakukan agar para tenaga ahli dari Konsultan Supervisi yang terlibat dapat

    memahami secara teknis pekerjaan yang akan dihadapi.

    Kontrak konstruksi dengan Kontraktor Pelaksana Pelaksana juga akan segera

    dipelajari untuk dapat mengerti persyaratan dan kondisi kontrak konstruksi yang

    berlaku pada proyek ini.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    24/241

     

    BAB E 1 24

    Dari hasil review ini juga Konsultan Supervisi akan memberi rekomendasi

    pekerjaan tambahan (jika ada) yang pengadaannya mungkin akan dilakukan secara

    sublet seperti disyaratkan dalam KAK.

    E. 5.2. Memeriksa dan Menyetujui Jadwal Pelaksanaan

    Dengan mempertimbangkan karakteristik, skala dan lingkup pekerjaan maka

    dibutuhkan suatu metode monitoring jadwal yang sistematik dan menguraikan

    inter-relasi antar kegiatan pekerjaan/aktifitas sehingga dimungkinkan diambil

    langkah langkah pencegahan/ koreksi untuk menjaga kemajuan pekerjaan secara

    keseluruhan. Untuk kepertuan ini, metode Critical Path Method Network   (CPM

    Network) adalah metode yang paling sesuai dalam menyusun jadwal pelaksanaan.

    Berdasarkan Condition of Particular Application, maka dalam waktu pelaksanaan

    selama 168 (seratus enam puluh delapan ) hari kalender Kontraktor Pelaksana

    Pelaksana wajib menyerahkan Jadwal Pelaksanaan menyeluruh atas semua

    pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam pembangunan Embung Geunang Uyat ini.

    Konsultan Supervisi Supervisi akan memeriksa secara detail ketepatan, kebenaran

    inter-relasi setiap aktifitas pekerjaan, dan jalur-jalur kritis (critical path) yang

    terjadi selama berlangsungnya pekerjaan.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    25/241

     

    BAB E 1 25

    Jadwal pelaksanaan akan didiskusikan dalam suatu rapat yang harus dihadiri oleh

    Pemberi Tugas, Kontraktor Pelaksana Pelaksana dan Konsultan Supervisi dan

    pihak-pihak lain yang berkepentingan. Selanjutnya akan ditetapkan Keydates /

    milestone  atas pekerjaan-pekerjaan utama. Untuk pembangunan Embung Geunang

    Uyat ini yang merupakan pekerjaan yang berjangka waktu panjang, sangat

    dipengaruhi oleh kondisi cuaca atau banyak peralatan/ equipment dari pekerjaan

    Hydromechanical yang perlu pemesanan dan fabrikasi dalam waktu lama, maka

    penetapan keydates/milestone sebagai sasaran antara berguna untuk mengontrol

    kepastian ketepatan jadwal pelaksanaan keseluruhan.

    Keydates/milestone untuk pekerjaan pembangunan Embung Geunang Uyat dapat

    berupa penetapan:

    •  Tanggal mulai dan penyelesaian pekerjaan saluran pengelak (diversion

    channel ),

    •  Tanggal mulai dan penyelesaian pekerjaan bendungan utama (main dam ),

    •  Pekerjaan-pekerjaan penting lainnya

    Jadwal pelaksanaan secara keseluruhan beserta keydates/milestone   selanjutnya

    akan dituangkan dalam sebuah Berita Acara dan mengikat pihak Pemberi Tugas

    dan Kontraktor Pelaksana Pelaksana. Selanjutnya monitoring dan pengendalian

    kemajuan pekerjaan Kontraktor Pelaksana Pelaksana dilakukan berdasarkan jadwal

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    26/241

     

    BAB E 1 26

    pelaksanaan tersebut. Penilaian kemajuan pekerjaan Kontraktor Pelaksana

    Pelaksana berikut konsekwensinya (denda, pengalihan pekerjaan, pemutusan

    kontrak, dll) seperti diurai dalam Condition of Particular Application dan General

    Condition  dapat dilakukan berdasarkan keydates/milestone yang telah disepakati.

    Kondisi perkembangan pekerjaan sepanjang waktu pelaksanaan dapat berubah

    akibat perubahan atau variasi pekerjaan atau akibat situasi lainnya. Hal ini

    mengakibatkan CPM network haruslah selalu diperbaharui dan dipertahankan up-

    to-date, sesuai dengan perkembangan atau kondisi pekerjaan yang ada agar selalu

    dapat menjadi sarana pengendalian kemajuan pekerjaan.

    Selanjutnya, Kontraktor Pelaksana Pelaksana juga harus menyerahkan dokumen-

    dokumen sebagai berikut :

    1.  Program kerja detail untuk 3 (tiga) bulan ke depan dalam bentuk bar chart  

    2.  Construction method  secara detail

    3.  Daftar construction plant  yang akan didirikan dan skedulnya

    4.  Estimasi kebutuhan total tenaga kerja (labour ) yang dibutuhkan

    5.  Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana Pelaksana

    Berdasarkan CPM network yang telah disetujui, Konsultan Supervisi Supervisi akan

    memeriksa ketepatan dokumen-dokumen tersebut.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    27/241

     

    BAB E 1 27

    E. 5.2. Memeriksa dan Menyetujui Jadwal Pelaksanaan

    Dengan mempertimbangkan karakteristik, skala dan lingkup pekerjaan maka

    dibutuhkan suatu metode monitoring jadwal yang sistematik dan menguraikan

    inter-relasi antar kegiatan pekerjaan/aktifitas sehingga dimungkinkan diambil

    langkah langkah pencegahan/koreksi untuk menjaga kemajuan pekerjaan secara

    keseluruhan. Untuk kepertuan ini, metode Critical Path Method Network   (CPM

    Network) adalah metode yang paling sesuai dalam menyusun jadwal pelaksanaan.

    Berdasarkan Condition of Particular Application, maka dalam waktu 6,0 (enam

    koma nol) bulan Kontraktor Pelaksana Pelaksana wajib menyerahkan Jadwal

    Pelaksanaan menyeluruh atas semua pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam

    pembangunan Embung Geunang Uyat ini. Konsultan Supervisi Supervisi akan

    memeriksa secara detail ketepatan, kebenaran inter-relasi setiap aktifitas

    pekerjaan, dan jalur-jalur kritis (critical path) yang terjadi selama berlangsungnya

    pekerjaan.

    Jadwal pelaksanaan akan didiskusikan dalam suatu rapat yang harus dihadiri oleh

    Pemberi Tugas, Kontraktor Pelaksana Pelaksana dan Konsultan Supervisi Supervisi

    dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Selanjutnya akan ditetapkan Keydates /

    milestone  atas pekerjaan-pekerjaan utama. Untuk pembangunan Embung Geunang

    Uyat ini yang merupakan pekerjaan yang berjangka waktu panjang, sangat

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    28/241

     

    BAB E 1 28

    dipengaruhi oleh kondisi cuaca atau banyak peraiatan/equipment dari pekerjaan

    Hydromechanical yang perlu pemesanan dan fabrikasi dalam waktu lama, maka

    penetapan keydates/milestone sebagai sasaran antara berguna untuk mengontrol

    kepastian ketepatan jadwal pelaksanaan keseluruhan.

    Keydates/milestone untuk pekerjaan pembangunan Embung Geunang Uyat dapat

    berupa penetapan:

    •  Tanggal mulai dan penyelesaian pekerjaan saluran pengelak (diversion

    channel ),

    •  Tanggal mulai dan penyelesaian pekerjaan bendungan utama (main dam ),

    •  Pekerjaan-pekerjaan penting lainnya

    Jadwal pelaksanaan secara keseluruhan beserta keydates/milestone   selanjutnya

    akan dituangkan dalam sebuah Berita Acara dan mengikat pihak Pemberi Tugas

    dan Kontraktor Pelaksana Pelaksana. Selanjutnya monitoring dan pengendalian

    kemajuan pekerjaan Kontraktor Pelaksana Pelaksana dilakukan berdasarkan jadwal

    pelaksanaan tersebut. Penilaian kemajuan pekerjaan Kontraktor Pelaksana

    Pelaksana berikut konsekwensinya (denda, pengalihan pekerjaan, pemutusan

    kontrak, dll) seperti diurai dalam Condition of Particular Application dan General

    Condition  dapat dilakukan berdasarkan keydates/milestone yang telah disepakati.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    29/241

     

    BAB E 1 29

    Kondisi perkembangan pekerjaan sepanjang waktu pelaksanaan dapat berubah

    akibat perubahan atau variasi pekerjaan atau akibat situasi lainnya. Hal ini

    mengakibatkan CPM network haruslah selalu diperbaharui dan dipertahankan up-

    to-date, sesuai dengan perkembangan atau kondisi pekerjaan yang ada agar selalu

    dapat menjadi sarana pengendalian kemajuan pekerjaan.

    Selanjutnya, Kontraktor Pelaksana Pelaksana juga harus menyerahkan dokumen-

    dokumen sebagai berikut :

    1.  Program kerja detail untuk 3 (tiga) bulan ke depan dalam bentuk bar chart  

    2.  Construction method  secara detail

    3.  Daftar construction plant  yang akan didirikan dan skedulnya

    4.  Estimasi kebutuhan total tenaga kerja (labour ) yang dibutuhkan

    5.  Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana Pelaksana

    Berdasarkan CPM network yang telah disetujui, Konsultan Supervisi Supervisi akan

    memeriksa ketepatan dokumen-dokumen tersebut.

    E. 5.3. AS Buiil Drawing

    As built drawing adalah gambar bangunan setelah dinyatakan selesai 100%

    (mutual check 100%), gambar ini disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana dengan

    acuan dan ukuran sesuai dengan hasil pemeriksaan di lapangan. Gambar yang di

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    30/241

     

    BAB E 1 30

    buat secara detail ini harus diserahkan Kontraktor Pelaksana kepada pemberi

    tugas, yang kemudian atas prosedur harus dilakukan pemeriksaan oleh Konsultan

    Supervisi terlebihdahulu, dan bila terdapat keraguan maka harus dilakukan

    pengechekan kembali dilapangan. Dan bila memang ada ketidak sesuaian, maka

    Kontraktor Pelaksana harus memperbaikinya. As Built drawing   ini tidak saja

    menunjukkan gambar yang tampak tetapi juga harus menunjukkan bangunan

    substructure   (bangunan bawah tanah/ tertanam). As Built drawing   ini harus

    diserahkan sebelum Provisional hand over  (PHO).

    Manfaat As built drawing   ini adalah bila setelah Final Hand Over   (FHO) pada

    bangunan tersebut memerlukan perubahan/ rehabilitasi/ renovasi, maka dengan

    adanya as built drawing ini akan lebih memudahkan dalam menentukan jenis/

    bentuk perubahannya dan akan sangat membantu bila disuatu saat akan ada

    bangunan baru di sekitamya, maka akan lebih mudah untuk diketahui stabilitasnya

    akan terganggu apa tidak. Oleh karena itu as built drawing   ini harus tersimpan

    dengan baik.

    E. 6. METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Setelah mempelajari Dokumen lelang berikut spesifikasi yang direncanakan

     yang telah dijelaskan pada Aanwijzing kantor serta Aanwijzing lapangan. Dengan

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    31/241

     

    BAB E 1 31

    memperhitungkan waktu pelaksanaan yang tersedia maka kami dapat membuat

    Metode Pelaksanaan yang nantinya akan dijadikan pedoman penyelesaian pekerjaan

     yang akan kami lakukan :

    a.  Pekerjaan Pendahuluan

    Terbagi atas beberapa kegiatan pekerjaan yaitu :

    Berkaitan dengan Direksi

    1.  Mengadakan rapat persiapan pelaksanaan (Pre ward Meeting)dimana rapat

    ini dilaksanakan selambat&lambatnya 7 hari sejak tanggal

    diterbitkannya SPMK. Beberapa hal yang biasanya disepakati dalam

    rapat adalah :

    Organisasi Kerja

    Tata cara pengaturan pekerjaan

    Jadwal pelaksanaan pekerjaan

    Jadwal pengadaan bahan

    Mobilisasi peralatan dan personil

    Penyusunan rencana pemekrisaan lapangan

    Waktu sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah

    setempat

    Penyusunan program mutu

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    32/241

     

    BAB E 1 32

    2.  Mengajukan rencana Mutu kontrak (Quality Plan)

    3.  Persiapan penerapan prosedur pelaksanaan audit mutu internal dan prosedur

    kaji ulang manajemen

    4.  Persiapan kontrak dan seluruh administrasi kontrak

    Tujuan rapat ini adalah untuk :

    Team Building : membangun tim proyek agar seluruh petugas sesuai

    dengan struktur organisasi dan uraian kerja., memahami benar tugas

     yang menjadi tanggung jawab masing – masing personil.

    Menyamakan persepsi tentang jadwal% kualitas dan anggaran proyek.

    Menyatukan langkah agar masing-masing unit tidak berjalan

    sendiri&sendiri dalam pelaksanaan proyek.

    Menetapkan SOP (Standard Operating Sistem)

    Agenda rapat adalah sebagai berikut :

    1.  Penjelasan menyeluruh dari manejer proyek tentang :

    - Target Biaya proyek

    - Target waktu penyelesaian proyek

    - Target mutu yang sudah ditetapkan

    2.  Target kerja jangka pendek

    3.  Pembagian tugas pekerjaan

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    33/241

     

    BAB E 1 33

    4.  Menyusun SOP (Standar Operating Sistem)

    5.  Membuat Perencanaan Site Plan

     y a n g t e r m a s u k d a l a m p e r e n c a n a a n s i t e p l a n p a d a

    p r i n s i p n y a a d a l a h p e r e n c a n a a n t a t a l e t a k a t a u l a y o u t

    dari fasi l itas&fasi l itas yang diperlukan selama pelaksanaan

    proyek, fasilitas tersebut antara lain :

    a.  Kantor proyek/direksi keet

    b.  Gudang material (strorage)

    c.  Base camp proyek dan barak pekerjaan

    d.  Los kerja

    e.  Penempatan peralatan

    Dalam membuat lay out untuk pekerjaan persiapan ini, perlu

    diperhitungkan s e c a r a c e r m a t p e n e m p a t a n

    m a s i n g & m a s i n g f a s i l i t a s d a n s a r a n a y a n g d i p e r l u k a n

    u n t u k p e l a k s a n a a n p r o y e k . D e n g a n m e m p e r h a t i k a n

    kondisi lapangan yang ada dan disesuaikan dengan proyek yang

    akan dikerjakan, penempatan fasilitas dan sarana proyek nantinya akan

    dapat berfungsi secara optimal sesuai perencanaan.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    34/241

     

    BAB E 1 34

    Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan lay out

    fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan suatu proyek

    antara lain :

    •  Menempatkan semua fasilitas proyek diluar dari bagian areal

    proyek y a n g a k a n d i k e r j a k a n s e d e m i k i a n r u p a

    a g a r t i d a k m e n g g a n g g u pelaksanaan proyek.

    •  Menempatkan mater i a l mater i a l y ang harus

    terlindung dari cuaca seperti > Semen ditempatkan dalam

    gudang tertutup

    •  Menempatkan los kerja tidak jauh dari penumpukan material.

    •  Menempatkan barak kerja dan base camp staf proyek yang

    tidak jauh dari lokasi proyek

    6.  Pembuatan Shop Drawing

    Shop drawing atau gambar kerja merupakan acuan bagi pelaksanaan

    pekerjaan dilapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka pekerjaan

    lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara teknis baik dari

    segi waktu maupun mutu kerja. Gambar kerja dibuat dengan berpedoman

    pada perencanaan.

    7.  Pengadaan Material untuk pekerjaan persiapan

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    35/241

     

    BAB E 1 35

    Untuk pekerjaan persiapan belum begitu banyak membutuhkan material,

    terutama hanya untuk kebutuhan pembuatan perakitan kantor proyek,

    kantor konsultan / pengawas, gudang, barak kerja, base camp staf dan

    lainnya.

    8.  Persiapan Jadwal Waktu Pelaksanaan (Time Schedule) untuk Pedoman

    Pelaksanaan

    9.  Pembuatan dan pemasangan plank proyek

    10.  Mobilisasi seluruh tenaga yang dibutuhkan sesuai dengan schedule

    tenaga.

    11.  Mobilisasi Bahan/Material

    Sebelum kami memasukkan material kami akan menyusun schedule material

    terlebih dahulu Jumlah volume bahan yang kami masukkan sesuai dengan jumlah

    kebutuhan yang sudah diestimasi untuk seluruh penyelesaian pekerjaan.

    Setiap bahan yang didatangkan kelokasi proyek harus sesuai dengan kualitas yang

    direncanakan. Kami akan menugaskan bagian Quality Control untuk memeriksa

    seluruh material yang didatangkan ke proyek sesuai dengan persetujuan Direksi

    lapangan.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    36/241

     

    BAB E 1 36

    Bahan dan material yang didatangkan kelokasi proyek juga dicatat dan

    didokumentasikan kedalam buku material Record.

    b.  Pekerjaan Persiapan

    Pengukuran/ Uzetten

    Pada pelaksanaan pengukuran ini kami akan menyediakan tenaga juru ukur

     yang telah berpengalaman dalam proyek.

    Atas persetujuan Direksi kami akan menyiapkan titik tetap pembantu (Neut)

    untuk digunakan sebagi titik utama dalam pelaksanaan dan pemeriksaan.

    Jumlah titik tetap ini akan disiapkan sebanyak kebutuhan dan petunjuk

    teknis dari direksi pengawas.

    Titik tetap pembantu ini kami buat sedemikian rupa agar kedudukannya

    tidak berubah.

    Teknis pelaksanaan :

    1.  Menyediakan Patok dan pemasangan patok untuk menentukan elevasi sebagai

    pedoman kerja selanjutnya.

    2.  Pembersihan lahan

    3.  Penggambaran

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    37/241

     

    BAB E 1 37

    1.  Foto Dokumentasi

    •  Foto Dokumentasi

    Foto dokumentasi ini dilakukan pada awal pelaksanaan pekerjaan, saat

    pertengahan/pekerjaan sedang dilakukan dan pada saat pekerjaan telah

    selesai dikerjakan ( 0%, 50%, 100%)

    Pengambilan foto dokumentasi untuk pekerjaan dilakukan pada titik dan arah yang

    sama agar bisa dilihat keadaan sebelum dan sesudah pekerjaan selesai

    dilaksanakan.

    2.  Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat

    Sebelum mendatangkan excavator ke lokasi pekerjaan ada hal – hal yang

    perlu dipersiapkan untuk kelancaran pelaksanaan dan acces masuk ke lokasi

    proyek.

    •  Menetapkan jumlah alat yang akan didatangkan

    •  Menentukan ruas jalan yang akan dilewati

    •  Melakukan sosialisasi dengan pemilik lahan untuk acces road.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    38/241

     

    BAB E 1 38

    Setelah semua dipersiapkan dengan matang, maka alat didatangkan dari pool

    alat dan diangkut menggunakan truck tronton ke lokasi.

    Alat diturunkan di daerah yang agak luas dan bebas macet. Saat menurunkan

    alat pengawas, operator dan mekanik harus benar – benar memperhatikan kondisi

    alat dan kondisi truck tronton agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

    Selanjutnya excavator bergerak kearah lokasi pekerjaan dengan melewati

     jalan setapak dan rintisan jalan yang sudah mendapatkan persetujuan pemilik lahan.

    Saat rolling alat harus mendapatkan pengawalan mekanik, pelaksana dan pengawas

    sehingga alat benar – benar sudah bisa sampai kelokasi pekerjaan dengan selamat

    dan stand by untuk melakukan kegiatan. Jika terjadi kerusakan baik tanaman dan

    bangunan masyarakat setempat akibat pekerjaan mobilisasi ini, maka kami akan

    siap menanggulanginya dari pihak penyedia jasa.

    Sementara untuk pekerjaan Demobilisasi, alat akan dikembalikan ke pool

    alat setelah pekerjaan benar – benar selesai dan mendapatkan persetujuan direksi.

    3.  Kisdam dan Dewatering

    Pekerjaan pemasangan kisdam ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian

    tanah berbatu selesai dikerjakan. Tanggul – tanggul dibuat dari batuan yang

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    39/241

     

    BAB E 1 39

    disusun serta dipasang karung plastik yang diisi tanah dan pasir. Selanjutnya

    karung – karung plastik tersebut disusun memanjang sepanjang daerah yang

    akan dikeringkan. Selanjutnya bagian tengah antara karung dan karung

    tersebut diisi dengan tanah sebagai tanggul kisdam untuk menghindari agar

    kisdam benar – benar bisa kering dari rembesan air.

    Pekerjaan ini dibantu dengan alat pompa air untuk pengeringan setelah

    kisdam tersebut dipasang. Pengeringan dilaksanakan selama dibutuhkan

    saat pemasangan batu kali, plester dan pekerjaan beton dalam air.

    4.  Pembuatan dan Pemasangan Slogan dari rangka / plat baja

    Papan nama proyek bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat

    perihal tentang proyek yang sedang dilaksanakan.

    5.  Pengadaan,Penanaman, Pemupukan dan Pagar Tanaman Penghijauan

    Penanaman dilakukan setelah pekerjaan selesai sesuai dengan intruksi yang

    telah ditetapkan.

    b.  Pekerjaan Jalan Masuk ke Lokasi / Acces Road

    1. Pek. Galian tanah dengan menggunakan alat berat

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    40/241

     

    BAB E 1 40

    Untuk pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat berat membutuhkan

    tenaga seperti operator arat berat dan mandor. Sedangkan peralatan yang

    kami pergunakan seperti Excavator. excavator melakukan kegiatan galian

    tanah sesuai gambar yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis. Kapasitas

    produksi alat excavator dihitung mengacu kepada perhitungan P.5 dengan

    memperhitungkan semua job factor termasuk factor kesulitan serta umur

    ekonomis alat berat yang akan mengurangi kapasitas produksi serta dapat

    memperhitungkan tingkat keberhasilan pekerjaan ini.Untuk mengetahui

    ataupun galian tersebut siap maka kami akan meminta izin dari Direksi

    pekerjaan tersebut, apakah pekerjaan dapat dilanjutkan atau tidak.

    2. Pek. Galian tanah dengan tenaga manusia

    Pekerjaan galian tanah biasa ini akan kami mulai pelaksanaannya dengan

    melakukan pemasangan bouplank terlebh dahulu. Untuk pemasangan bouplank

    ini akan dilakukan secara bersama – sama dengan direksi pada lokasi yang

    telah ditetapkan dalam MC0. Sehingga nanti akan didapat Actual Check

    sesuai dengan yang telah direncanakan. Setelah dilaksanakan pemasangan

    bouplank maka pekerjaan galian akan segera kami mulai setelah

    mendapatkan izin pelaksanaan dari pengawas lapangan. Untuk pekerjaan

    galian tanah biasa ini dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    41/241

     

    BAB E 1 41

    manusia seperti pekerja dan mandor. Sedangkan peralatan yang kami

    pergunakan seperti linggis , cangkul, keranjang batu serta linggis dan baling.

    Untuk mengetahui ataupun galian tersebut siap maka kami akan meminta izin

    dari Direksi pekerjaan tersebut, apakah pekerjaan dapat dilanjutkan..

    3.  Pek. Galian timbunan bekas galian

    Pekerjaan timbunan tanah dilaksanakan pada tahap akhir pekerjaan.

    Pekerjaan dengan manual ini dilakukan dengan cara bertahap lapis demi lapis

    lalu dipadatkan atau ditimbris dengan alat yang terbuat dari besi atau beton

    atau bahan lain yang beratnya + 15 Kg. sesuai dengan Spesifikasi Teknik dan

    petunjuk Direksi.

    4.  Urugan sirtu da dipadatkan

      1.Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan urugan sirtu bawah lantai seperti

     yang disebutkan/ditunjukkan pada gambar.

      2.Urugan bawah pondasi tebal 10 cm atau sesuai gambar dipasang dalam

    kondisi padat.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    42/241

     

    BAB E 1 42

      3.Urugan sirtu dilaksanakan diatas lantai existing/dibawah lantai baru

    dengan ketebalan disesuikan dengan gambar kepadatan urugan didapatkan

    dengan cara disiram air sampai jenuh.

      4.Lapisan pekerjaan diatas urugan pair/sirtudapat dikerjakan bila mendapat

    persetujuan dari pihak Direksi Lapangan.

    5. Pasangan Batu Kali camp. 1 : 4

    Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah

    siap dilaksanakan. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan batu kali harus

    ada izin dari pihak pengawas pekerjaan dan untuk mengambil foto

    dokumentasi sebagai bukti nyata. Pekerjaan pasangan batu kali 1 : 4 ini

    dilaksanakan dengan secara manual dengan menggunakan tenaga pekerja,

    tukang batu , kepala tukang batu dan mandor. Bahan bahan yang akan dipakai

    didatangkan terlebih dahulu dan bahan tersebut harus bersih . Dalam

    melakukan adukan spesi dipergunakan Beton Molen untuk mendapatkan hasil

    adukan yang lebih baik dan merata, air yang digunakan untuk pengadukan

    spesi harus bersih dan tidak terkontaminasi oleh zat lain yang dapat

    merusak kualitas pekerjaan dan supaya mutu pekerjaan yang direncanakan

    tercapai. Sebaiknya dalam setiap kali pemasangan , pengawas pekerjaan

    lapangan harus berada dilokasi pekerjaan atau yang mewakili untuk

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    43/241

     

    BAB E 1 43

    mengikuti lancarnya pekerjaan sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan

    rencana.

    Adapun material sebagai campuran yang akan kami gunakan untuk pekerjaan

    ini adalah :

    •  Batu kali adalah batu gunung, berongga dan keras dengan tegangan

    komprensi minimum 400 Kg/m2

    •  Pasir yang akan kami gunakan untuk pasangan batu kali adalah pasir

    sungai yang bersih, berbutir keras dan tidak terkontaminasi oleh zat

    lain yang dapat merusak mutu pekerjaan.

    •  Semen yang kami gunakan adalah semen PC type I

    •  Air yang digunakan adalah air yang bersih.

    Batu dipasang sesuai benang profil agar pasangan benar – benar lurus dan

    rapi. Tidak dibenarkan ada peraduan antara batu dengan batu lainnya,

    Semua rongga batu ditutupi dengan semen campuran dan tidak boleh ada

    lobang besar yang menganga. Sementara setiap akan meninggalkan

    pekerjaan pasangan harus ditutup dengan kertas semen, untuk menjaga agar

    pasangan batu tidak mengering dan bersentuhan langsung dengan sinar

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    44/241

     

    BAB E 1 44

    matahari. Dan setiap akan memulai pekerjaan kembali maka sambungan

    dibersihkan terlebih dahulu dan disiram dengan air semen (acian).

    6.  Pekerjaan Plesteran camp. 1 : 3

    Untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran camp. 1 : 3 terlebih dahulu harus

    ada izin dari pengawas pekerjaan lapangan. Pekerjaan ini harus dilaksanakan

    dengan serapi mungkin dan sebaiknya menggunakan rol. Pekerjaan ini

    dilaksanakan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia seperti :

    pekerja, tukang batu, kepala tukang batu dan mandor yang trampil dan

    memakai alat bantu seperti cangkul, sekop, sendok semen. Untuk pengadukan

    spesi maka kita akan membuat bak takaran, material yang digunakan harus

    bersih. Dan pekerjaan siap untuk dimulai sesuai dengan spesifikasi yang

    diminta. Semua sambungan sambungan dan permukaan batu harus

    dibersihkan dan dibasahi terlebih dahulu. Terakhir kita harus mengambil

    foto dokumentasi lagi.

    7.  Pengadaan dan Pemasangan Pipa Resapan PVC 2 inch + ijuk

    Pengadaan pipa dilakukan sebelum pipa resapan dipasangkan sesuai dengan

    spesifikasi dan instruksi dari pengawas.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    45/241

     

    BAB E 1 45

    8.  Beton mutu K-225.

    Setelah pembesian selesai dan disetujui oleh pengawas barulah pelaksanaan

    pekerjaan beton dimulai, dan bahan yang dipakai sudah ada dilokasi. Material

     yang dipakai sesuai dengan spesifikasi dan bebas dari segala kotoran.

    Setelah itu material dengan komposisi yang tepat diaduk dengan mesin

    pengaduk. Lama pengadukan dengan molen lebih kurang 2-4 menit. Kemudian

    adukan diangkut dengan gerobak sorong atau dengan bak adukan ketempat

    lokasi pekerjaan. Untuk pemadatan beton tersebut dipakailah vibrator agar

    tidak ada celah celah udara pada bidang beton tersebut yang akan

    mengakibatkan beton keropos. Untuk masa pemeliharaan beton harus selalu

    disiram/ dibasahi agar tahap perkerasannya stabil.

    9.  Pekerjaan Pembesian

    Pembesian disini besi yang dipakai harus memenuhi syarat dan spesifikasi

    teknis sebab besi disini digunakan untuk tulangan beton maka ukuran yang

    akan dipasang disesuaikan dengan Peraturan Beton Indonesia. Dan

    penyimpanan bahan logam ini harus diperhatikan sebab waktu

    pemasangannya tidak boleh ada karat ataupun organik lainnya supaya beton

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    46/241

     

    BAB E 1 46

    tetap homogen dengan baja tulangan. Adapun ketentuan lain yang harus

    diperhatikan adalah :

    •  Besi tulangan untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar dan

    memenuhi PBI – 71.

    •  Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk

    menghilangkan kotoran, lumpur, karat dan percikan adukan atau lapisan

    lain yang dapat mengurangi atau merusak perelat dengan beton.

    •  Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat

    pengikat sehingga tidak tergeser waktu operasi pengecoran.

    •  Besi tulangan bulat biasa, harus sesuai dengan ketentuan standar.

    •  Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang sama

    disetiap bagian besi tulangan itu. Diameter rata – rata besi tulangan

     yang digunakan dilokasi pekerjaan tidak boleh lebih besar atau lebih

    kecil dari 2 (dua) persen diameter yang telah ditentukan. Besi tulangan

    harus bersih dari serpihan, minyak, kotoran dan cat – cat pembuatannya.

    •  Pemotongan dan pembengkokkan tulangan mengikuti daftar yang dibuat

    terlebih dahulu berdasarkan gambar kerja yang sudah disetujui oleh

    Direksi. Pembengkokkan tulangan harus dilakukan diatas meja

    pembengkokkan dengan menggunakan kunci penekuk yang cocok dengan

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    47/241

     

    BAB E 1 47

    setiap besi tulangan serta harus mengikuti aturan dan pemasangan

    penyusunannya harus sesuai dengan gambar kerja / kontrak.

    Tekukan besi tidak boleh retak dan apabila pada saat pembengkokkan terjadi

    keretakan pada tekukan, maka besi harus diganti, Sambungan besi / overlap ujung

    sambungan besi harus paling sedikit 40 x diameter besi.

    10. Cetakan Beton ( bekisting)

    Setelah Pasangan batu kali selesai maka kami mulai menyiapkan bekisting,

    namun sebelum pekerjaan beton cor dilaksanakan kita harus membuat

    cetaknnya dengan kayu yang sesuai dengan kelas kayu yang tercantum dalam

    kontrak / bestek. Dibuat dari kayu lapis harus kuat/kaku tidak berubah

    sampai dibuka dan tidak bocor dengan ketentuan sebagai berikut :

    •  Bekisting dan perancah dapat dibuat dari kayu yang cukup kokoh untuk

    mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan

    dan perawatannya.

    •  Kayu yang tidak dihaluskan dapat dipergunakan pada permukaan yang

    tidak tampak pada struktur akhir, sedangkan untuk permukaan beton

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    48/241

     

    BAB E 1 48

     yang tampak harus menggunakan kayu yang dihaluskan dengan tebal dan

    merata.

    •  Bekisting dan perancah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat

    dibongkar tanpa merusak beton.

    11. Penyediaan dan pemasangan gebalan rumput.

    1.  Setelah pekerjaan timbunan tubuh embung selesai, tubuh embung

    bagian hilir diberi gebalan rumput agat tidak longsor.

    2.  Sebelum penanaman rumput tanah harus dibuat gembur terlebih

    dahulu dengan cara menyiram dan memberi pupuk organik atau

    anorganik

    3.  Kemudian Dibiarkan beberapa hari baru gebalan rumput diletakkan di

    atas muka tanah yang telah diolah sebelumnya.

    4.  Gebalan rumput berupa lembaran segi empat dengan ukuran ±30 x 30

    cm, dan meletakannya agar tidak bergeser dariposisinya maka

    digunakan tusuk bambu.

    E. 7. Pemasangan ruji, batang pengikat dan tulang pelat

    A.  Ruji (Dowel)

    Ruji harus terbuat dari batang baja polos dan memenuhi spesifikasi

    untuk batang polos AASHTO M 31-81, AASHTO M 42-81 atau

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    49/241

     

    BAB E 1 49

    AASHTO M 31-81. Ruji harus polos, tidak kasar atau tidak memiliki

    tonjolan sehingga tidak mengurangi kebebasan pergerakan ruji dalam

    beton. Apabila digunakan topi pelindung muai yang terbuat dari logam

    (metal expansion cap  pelindung tersebut harus menutupi bagian ujung

    ruji dengan jarak 5 cm - 7 cm. Pelindung harus memberikan ruang

    pemuaian yang cukup, dan harus cukup kaku sehingga pada waktu

    pelaksanaan tidak rusak.

    Batang ruji harus ditempatkan di tengah ketebalan pelat. Kepadatan

    beton di sekeliling ruji harus baik agar ruji bisa berfungsi secara

    sempurna. Bagian batang ruji yang bisa bergerak bebas, harus dilapisi

    dengan bahan pencegah karat. Sesudah bahan pencegah karat kering,

    maka bagian ini harus dilapisi dengan dengan cat atau diolesi dengan

    bahan anti lengket sebelum ruji dipasang pelindung muai. Ujung

    batang ruji yang dapat bergerak bebas harus dilengkapi dengan

    tupi/penutup topi pelindung muai. Pelapis ruji dari jenis plastik atau

     jenis lain dapat digunakan sebagai pengganti bahan anti lengket.

    Ruji atau batang pengikat dan komponen perlengkapan ruji seperti

    dudukan untuk penyangga tulangan, yang diletakkan pada pondasi

    bawah harus cukup kuat untuk menahan pergeseran atau deformasi

    sebelum dan selama pelaksanaan.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    50/241

     

    BAB E 1 50

    B.  Pemasangan dudukan ruji

    Dudukan ruji harus ditempatkan pada lapis pondasi bawah atau tanah

    dasar yang sudah dipersiapkan. Perlengkapan ruji harus ditempatkan

    tegak lurus sumbu jalan, kecuali ditentukan lain pada Gambar

    Rencana. Ruji harus ditempatkan dengan kuat pada posisi yang telah

    ditetapkan sehingga tekanan beton tidak akan mengganggu

    kedudukannya. Pada tikungan yang diperlebar, sambungan memanjang

    pada sumbu bangunan harus diatur sedemikian rupa sehingga

    mempunyai jarak sama dari tepi-tepi pelat.

    Susunan batang ruji dan dudukannya harus dipasang pada garis dan

    elevasi yang diperlukan dan harus dipegang kuat pada posisinya

    dengan menggunakan patok-patok. Apabila susunan batang ruji dan

    dudukannya dibuat secara bagian demi bagian maka susunan tersebut

    harus merupakan satu kesatuan.

    C.  Batang pengikat (Tie Bars)

    Batang pengikat harus terbuat dari batang baja ulir yang memenuhi

    spesifikasi untuk batang tulangan, mutu minimum BJTU-24 dan

    berdiameter minimum 16 mm. Apabila digunakan batang pengikat dari

     jenis baja lain, maka baja tersebut harus dapat dibengkokkan dan

    diluruskan kembali tanpa mengalami kerusakan.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    51/241

     

    BAB E 1 51

    D.  Tulangan

    Baja tulangan harus bebas dari kotoran, minyak, lemak atau bahan-

    bahan organik lainnya yang bisa mengurangi lekatan dengan beton

    atau yang dapat menimbulkan kerugian lainnya. Pengaruh karat, kerak,

    atau gabungan dari keduanya terhadap ukuran, berat minimum, serta

    sifat-sifat fisik yang dihasilkan melalui pengujian benda uji dengan

    sikat kawat, tidak memberikan nilai yang lebih kecil dari yang

    disyaratkan.

    1)  Persyaratan bahan

    Jenis baja tulangan dan perlengkapannya harus sesuai dengan

    spesifikasi sebagai berikut :

    a.  Baja tulangan berbentuk anyaman dari kawat yang memenuhi

    persyaratan AASHTO M 35-81, atau AASHTO M 221-81 untuk

    tulangan dari kawat baja berulir;

    b.  Anyaman batang baja yang memenuhi AASHTO M 54-81;

    c.  Batang tulangan harus memenuhi persyaratan AASHTO M 42-

    81 dan AASHTO M 53-81.

    2)  Pemasangan tulangan

    Beberapa hal yang harus diperhatikan pada pemasangan

    tulangan adalah sebagai berikut :

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    52/241

     

    BAB E 1 52

    a.  Pada perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan,

    tulangan harus terdiri atas anyaman kawat di las atau anyaman

    batang baja; Lebar dan panjang anyaman kawat atau anyaman

    batang baja harus diatur sedemikian rupa, sehingga pada waktu

    anyaman tersebut dipasang, kawat/batang baja yang paling luar

    terletak 7,5 cm dari tepi/sambungan pelat.

    b.  Batang-batang baja pada setiap persilangan harus diikat kuat.

    Batang-batang baja yang disambung, bagian ujung-ujungnya

    harus berimpit dengan panjang tidak kurang dari 30 kali

    diameternya.

    c.  Anyaman batang baja yang dibuat di pabrik dengan cara

    mengelas pada tiap persilangan batang-batang tersebut, bagian

    ujung-ujung batang memanjang harus berimpit dengan panjang

    minimal 30 kali diameternya; Pola anyaman harus sedemikian

    rupa sehingga batang-batang baja harus mempunyai jarak tidak

    kurang dari 5 cm.

    d.  Ujung lembar anyaman kawat baja harus ditumpang tindihkan

    sebagaimana yang tercantum pada Gambar Rencana. Lembar

    anyaman harus diikat kuat untuk mencegah pergeseran;

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    53/241

     

    BAB E 1 53

    e.  Apabila pelat (slab) dibuat dengan dua kali mengecor, maka

    permukaan lapis pertamaharus rata dan terletak pada

    kedalaman tidak kurang dari 5 cm di bawah permukaan akhir

    pelat. Tulangan ditempatkan di atas lapis pertama pengecoran;

    Penghamparan lapisan pertama harus mencakup seluruh lebar

    pengecoran dengan panjang yang cukup untuk memungkinkan

    agar anyaman dapat digelar pada posisi akhir tanpa terjadi

    kelebihan penulangan yang terlalu jauh. Untuk mencegah

    pergeseran, anyaman tulangan yang berdampingan harus diikat;

    Dalam pengecoran lapisan berikutnya, adukan dituangkan di

    atas tulangan. Untuk jangka waktu tertentu permukaan beton

    lapis pertama tidak boleh dibiarkan terbuka lebih dari 30

    menit, terutama pada keadaan cuaca panas atau berangin.

    Selama penghamparan pemasangan tulangan harus selalu

    diperiksa dan apabila dipandang perlu harus dilakukan

    perbaikan.

    f.  Pada perkerasan beton semen menerus dengan tulangan, maka

    tulangan harus dipasang sedemikian dengan kedalaman selimut

    beton adalah ¼ tebal pelat + 2,5 cm dan tulangan melintangnya

    tidak boleh terletak di bawah tengah-tengah tebal pelat. Pada

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    54/241

     

    BAB E 1 54

    beton dengan penghamparan satu lapis, tulangan harus

    diletakkan pada dudukan agar pada saat pengecoran tulangan

    tersebut dapat ditahan pada posisi yang telah ditentukan;

    Bahaya kerusakan sambungan tulangan pada umur muda dapat dikurangi

    dengan cara mengatur pola sambungan secara miring atau bertangga dari

    satu tepi perkerasan ketepi lainnya seperti terlihat pada Gambar 5.

    Batang baja yang disambung, bagian ujungnya harus berimpit satu sama

    lainnya dengan panjang minimum 30 kali diameternya, tetapi tidak boleh

    kurang dari 40 cm.

    E. 7. 1 . Prosedur Pengawasan Pekerjaan Pembetonan

    Beton yang dihasilkan harus memenuhi kekuatan sesuai dengan yang ditentukan

    dalam perencanaan. Kandungan udara harus masih dalam batas yang dianjurkan

    sesuai dengan ukuran agregat dan daerah di mana beton akan digunakan. Beton

    harus mempunyai faktor air semen yang tidak lebih besar dari yang dianjurkan

    untuk mengatasi kondisi lingkungan yang mungkin terjadi.

    A.  Sifat-sifat beton semen

    Campuran beton yang dibuat untuk perkerasan beton semen harus memiliki

    kelecakan yang baik agar memberikan kemudahan dalam pengerjaaan tanpa

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    55/241

     

    BAB E 1 55

    terjadi segregasi atau bliding dan setelah beton mengeras memenuhi

    kriteria kekuatan, keawetan, kedap air dan keselamatan berkendaraan.

    a) kadar air dan kandungan udara;

    Kadar air harus dijaga serendah mungkin (dalam batas kemudahan kerja)

    untuk mendapatkan beton yang padat dan awet dengan kandungan udara

     yang sesuai dengan persyaratan.

    b) mutu agregat;

    Untuk mendapatkan kualitas beton yang diinginkan mutu agregat harus tetap

    dijaga.

    c) bahan tambah (Admixtures);

    Bahan tambah baru boleh digunakan hanya apabila sudah dilakukan penilaian

    dan pengujian lapangan yang teliti.

    d) kekesatan.

    Faktor air semen yang rendah sangat membantu dalam mempertahankan

    kekesatan permukaan perkerasan beton.

    B.  Bahan beton semen

    a)  Sumber bahan

    Bahan yang digunakan harus berasal dari sumber yang telah diketahui dan

    dibuktikan telah memenuhi persyaratan dan ketentuan dalam pedoman ini,

    baik mutu maupun jumlahnya. Bila kondisi setempat tidak memungkinkan,

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    56/241

     

    BAB E 1 56

    maka dapat dilakukan perubahan/penyesuaian terhadap persyaratan

    tersebut tanpa mengurangi mutu hasil pekerjaan.

    b)  Agregat

      Persyaratan mutu

    Agregat yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    a) mutu agregat sesuai SK SNI S-04-1989-F;

    b) ukuran maksimum agregat harus≤ 1/3 tebal pelat atau ≤ ¾ jarak bersih

    minimum antar tulangan.

      Cara pengelolaan

    agregat harus dikelola untuk mencegah pemisahan butir, penurunan mutu,

    pengotoran atau pencampuran antar fraksi dari jenis yang berbeda. Bila bahan

    mengalami pemisahan butir, penurunan mutu atau pengotoran, maka sebelum

    digunakan harus diperbaiki dengan cara pencampuran dan penyaringan ulang,

    pencucian atau cara-cara lainnya

    agregat harus dibentuk lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 1,0 m.

    Masing-masing lapis agar ditumpuk dan dibentuk sedemikian rupa dan

    penumpukan lapisan berikutnya dilakukan setelah lapisan sebelumnya selesai dan

    dijaga agar tidak membentuk kerucut

    agregat yang berbeda sumber dan ukuran serta gradasinya tidak boleh di

    satukan

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    57/241

     

    BAB E 1 57

    semua agregat yang dicuci harus didiamkan terlebih dahulu minimum 12 jam

    sebelum digunakan

    waktu penumpukan lebih dari 12 jam harus dilakukan untuk agregat yang

    berkadar air tinggi atau kadar air yang tidak seragam

    pada waktu agregat dimasukkan ke dalam mesin pengaduk, agregat tersebut

    harus mempunyai kadar air yang seragam

    agregat halus/pasir harus diperiksa kadar airnya. Volume agregat yang

    mempunyai kadar air bervariasi lebih dari 5%, harus dikoreksi. Pada penakaran

    dengan berat, banyaknya agregat setiap fraksi harus ditimbang terpisah.

    Agregat harus diperiksa kadar airnya, berat agregat yang mempunyai kadar air

    bervariasi lebih dari 3% harus dikoreksi.

      Semen

    Semen yang akan digunakan untuk pekerjaan beton semen harus sesuai dengan

    SNI 15-2049-1994. Semen harus dipilih dan diperhatikaan sesuai lingkungan

    dimana perkerasan digunakan serta kekuatan awalnya harus cukup untuk

    pemotongan sambungan dan ketahanan abrasi permukaan.

    Cara penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :

    i.  semen disimpan di ruangan yang kering dan tertutup rapat

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    58/241

     

    BAB E 1 58

    ii.  semen ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 0,30 meter dari lantai

    ruangan, tidak menempel /melekat pada dinding ruangan dan maksimum

    setinggi 10 zak semen

    iii.  tumpukan zak semen disusun sedemikian rupa sehingga tidak terjadi

    perputaran udara di antaranya dan mudah untuk diperiksa

    iv.  semen dari berbagai jenis/merk harus disimpan secara terpisah sehingga

    tidak mungkin tertukar dengan jenis/merek yang lain

    v.  semen yang baru datang tidak boleh ditimbun di atas timbunan semen yang

    sudah ada dan penggunaannya harus dilakukan menurut urutan pengiriman

    vi.  apabila mutu semen diragukan atau telah disimpan lebih dari 2 bulan maka

    sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu bahwa semen tersebut

    memenuhi syarat

    vii.  pada penggunaan semen curah, suhu semen harus kurang dari 70 0 C

    Semen produksi pabrik dalam kantong yang telah diketahui beratnya tidak

    perlu ditimbang ulang. Semua semen curah harus diukur dalam berat.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    59/241

     

    BAB E 1 59

    Gambar 5.8.. Gudang Penyimpanan Semen

      Air

    Air yang digunakan untuk campuran atau perawatan harus bersih dan bebas

    dari minyak, garam, asam, bahan nabati, lanau, lumpur atau bahan-bahan lain

     yang dalam jumlah tertentu dapat membahayakan. Air harus berasal dari

    sumber yang telah terbukti baik dan memenuhi persyaratan sesuai SK SNI S-

    04-1989-F.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    60/241

     

    BAB E 1 60

    Air harus diukur dalam volume atau berat dengan alat ukur yang mempunyai

    akurasi 2%.

    Akurasi alat ukur harus diperiksa setiap hari.

      Bahan tambah (Admixtures)

    Penggunaan bahan tambah dapat dilakukan untuk maksud :

    i.  kemudahan pekerjaan (workability) yang lebih tinggi, atau

    ii.  pengikatan beton yang lebih cepat, agar penyelesaian akhir (finishing),

    pembukaan acuan dan pembukaan jalur lalu-lintas dapat dipercepat, atau

    iii.  pengikatan yang lebih lambat, misalnya pada pembetonan yang lebih jauh

    Proporsi bahan tambah dalam campuran harus didasarkan atas hasil percobaan.

    Setiap bahan tambah yang digunakan harus memenuhi spesifikasi sebagai

    berikut :

    a)  SNI 03-2495 –1991 Bahan tambah untuk beton;

    b)  SNI 03-2496-1991 Spesifikasi bahan tambah pembentukan

    gelembung udara;

    c)  ASTM C-618 Spesifikasi untuk Fly Ash atau Calcined Natural

    Pozzolan yang digunakan dalam Beton Semen Portland;

    d)  AASHTO M 144-78 Spesifikasi untuk Calcium Chloride.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    61/241

     

    BAB E 1 61

    Beberapa jenis bahan tambah dan kegunaannya seperti diperlihatkan pada

    Tabel 5.7.

    Tabel 5.7 Jenis dan kegunaan bahan tambah

    No Jenis Kegunaan Maksud

    1 Air

    Entrainment

    Kemudahan pengerjaan

    kedap air dan

    keawetan.

    Memasukkan gelembung

    udara (0,03 -

    0,08 mm) secara merata

    ke dalam beton.

    2 Water

    Reducer

    Mempertahankan slump

    dan kemudahan

    pengerjaan

    Mengurangi penggunaan

    air dan semen.

    3 Retarder Menyesuaikan waktu

    pelaksanaan

    pembetonan.

    Memperlambat waktu

    pengikatan.

    4 Accelerator Kuat awal tinggi dalam

    waktu relatip singkat.

    Tidak boleh digunakan

    bersamaan dengan “

    Air Entrainment”.

    Mempercepat waktu

    pengikatan.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    62/241

     

    BAB E 1 62

    No Jenis Kegunaan Maksud

    Sering mengandung

    Calcium

    Chlorida yang

    menimbulkan korosi

    dan reaksi alkali-

    agregat.

    Catatan :

    Lebih aman bila

    digunakan :

    - Semen kuat awal

    tinggi.

    - Beton mutu tinggi.

    - Pemanasan uap.

    5 Plasticizer Meningkatkan

    kemudahan dan mutu

    pengerjaan

    (workability).

    Bila proporsi campuran

    dan bentuk agregat

    kurang baik, adukan

    kurang “ workable”.

    Bila jarak tulangan

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    63/241

     

    BAB E 1 63

    No Jenis Kegunaan Maksud

    rapat.

    6 Lain-lain

    Pozolan

    Mengendalikan suhu

    dalam beton dan

    mencegah reaksi alkali-

    agregat.

    Beton masif (mutu dan

    cara uji semen

    pozolan sesuai dengan

    SII 0132-75).

    C.  Penentuan proporsi campuran beton semen

    Penentuan proporsi campuran awal diperoleh berdasarkan perhitungan

    rancangan dan percobaan campuran di laboratorium. Proporsi rencana

    campuran akhir harus didasarkan pada percobaan penakaran skala penuh

    pada awal pekerjaan.

    Apabila ketentuan kadar semen minimum diterapkan, maka disarankan untuk

    menggunakan semen minimum 335 kg/m3, kecuali bila pengalaman setempat

    menunjukkan bahwa nilai tersebut dapat diturunkan.

    Disarankan kuat tarik lentur beton yang ditentukan untuk tujuan

    perencanaan dan keawetan pada umur 28 hari tidak boleh lebih kecil dari 4

    MPa (40 kg/cm2).

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    64/241

     

    BAB E 1 64

    Bila dalam perencanaan dimasukkan parameter lain dari beton, maka

    kebutuhan semen per m3 beton berdasarkan metoda semen minimum, harus

    dinaikkan atau diturunkan berdasarkan pengalaman. Dalam hal apapun kadar

    semen tidak boleh lebih kecil dari 280 kg/m3

    D.  Pengadukan beton semen

      Unit penakaran (Batching Plant)

    Unit penakaran terdiri atas bak-bak atau ruangan-ruangan terpisah untuk

    setiap fraksi agregat dan semen curah. Alat ini harus dilengkapi dengan bak

    penimbang (weighting hoppers), timbangan (scales) dan pengontrol takaran

    (batching controls).

    Semen curah harus ditimbang pada bak penimbang yang terpisah, dan tidak

    boleh ditimbang kumulatif dengan agregat.

    Timbangan harus cukup mampu untuk menimbang bahan satu adukan dengan

    sekali menimbang.

    Alat penimbang harus dapat menimbang semua bahan secara teliti.

    Ketelitian timbangan harus diperiksa sebelum digunakan dan secara berkala

    selama

    pelaksanaan.

      Pengukuran dan penanganan bahan

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    65/241

     

    BAB E 1 65

    Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

    a)  semen curah maupun semen kemasan dapat digunakan, asalkan

    menggunakan cara penakaran yang sama. Semen yang berbeda merek

    tidak boleh digunakan pada pencampuran yang bersamaan. Semen

    harus ditimbang dengan penyimpangan maksimum 1%. Apabila digunakan

    semen kemasan, maka jumlah semen dalam satu adukan beton harus

    merupakan bilangan bulat dalam zak;

    b)  agregat ditimbang dengan penyimpangan maksimum 2 %;

    c)  air pencampur dapat ditakar berdasarkan volume atau berat.

    Toleransi penakaran maksimum 1%;

    d)  bahan tambah yang digunakan harus dicampur ke dalam air sebelum

    dituangkan ke dalam mesin pengaduk. Bahan tambah dapat ditakar

    dalam berat atau volume, dengan toleransi penakaran maksimum 3%.

    Bila digunakan bahan tambah pembentuk udara (air entraining

    admixture) bersamaan dengan bahan kimia, maka masing-masing bahan

    tambah harus ditakar dan ditambahkan kedalam adukan secara

    terpisah;

    e)  abu terbang (fly ash) atau pozolan lainnya harus ditakar dalam berat

    dengan batas ketelitian 3 %.

      Cara pengadukan beton semen

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    66/241

     

    BAB E 1 66

    Pengadukan beton semen merupakan bagian paling penting dari tahapan-

    tahapan, harus menghasilkan beton semen yang homogen, seragam dan

    ekonomis. Untuk memperoleh hasil yang seperti itu, pemilihan tipe alat dan

    pengoperasiannya harus dilakukan secara tepat, demikian juga penempatan

    alat pengaduk dan material bahan campuran beton.

    Bahan tambah yang berupa cairan harus dicampur ke dalam air sebelum

    dituangkan ke dalam mesin pengaduk. Seluruh air campuran harus sudah

    dimasukkan ke dalam mesin pengaduk sebelum seperempat masa pengadukan

    selesai.

    Lama waktu pencampuran (mixing time) yang diperlukan ditetapkan dari hasil

    percobaan campuran. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 75 detik,

    kecuali ada data untuk mencampur minimum 60 detik.

    Apabila digunakan beton siap campur (Ready-mixed Concrete), pelaksanaan

    pencampuran beton harus sesuai dengan persyaratan Pd. S-02-1996-03.

    a)  Cara masinal

    Dalam mengerjakan pengadukan beton sebaiknya digunakan peralatan

     yang telah memenuhi semua persyaratan yang bisa dikendalikan secara

    otomatis, baik dalam hal penimbangan atau penakaran material maupun

    pengadukannya.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    67/241

     

    BAB E 1 67

    Mesin pengaduk harus dilengkapi dengan petunjuk dari pabrik yang

    menyatakan kapasitas dan jumlah putaran per menit yang dianjurkan.

    b)  Cara semi masinal

    Apabila cara masinal tidak bisa dilaksanakan sepenuhnya, pengadukan

    beton dapat dikerjakan dengan cara semi masinal, yaitu dengan peralatan

    atau mesin yang tidak sepenuhnya bisa dikendalikan secara otomatis

    (beton molen). Kondisi pelaksanaan seperti ini harus disertai dengan

    pengawasan yang lebih baik.

    c)  Cara manual

    Untuk pekerjaan bagian-bagian tertentu dengan jumlah kecil atau dalam

    hal kondisi darurat, pengadukan dengan tangan (hand mixing)

    menggunakan sekop dan cangkul boleh dilakukan.

    E.  Pengangkutan adukan beton

    Pengangkutan adukan beton ke lokasi pengecoran dapat menggunakan antara

    lain : tipping trucks, truck mixers atau agitators, sesuai dengan pertimbangan

    ekonomis dan jumlahnya beton yang diangkut. Pengangkutan harus dapat

    menjaga campuran beton tetap homogen, tidak segregasi, dan tidak

    menyebabkan perubahan konsistensi beton.

    Apabila beton diangkut dengan peralatan yang tidak bergerak (non-agitating),

    rentang waktu terhitung mulai semen dimasukkan ke dalam mesin pengaduk

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    68/241

     

    BAB E 1 68

    hingga selesai pengangkutan ke lokasi tidak boleh melebihi 45 menit untuk

    beton normal dan tidak boleh melebihi 30 menit.

    untuk beton yang memiliki sifat mengeras lebih cepat atau temperatur beton ≥

    30° C. Apabila digunakan truck mixers atau truck agitators, rentang waktu

    pengangkutan dapat diijinkan hingga 60 menit untuk beton normal tetapi harus

    lebih pendek lagi jika untuk beton yang mengeras lebih cepat atau temperatur

    beton ≥ 30° C.

    F.  Pengecoran, penghamparan, dan pemadatan

      Pengecoran

    Pengecoran beton harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi

    segregasi. Tinggi jatuh adukan beton harus diperhatikan antara 0,90 m –

    1,50 m tergantung dari konsistensi adukan.

    Apabila dalam pengecoran digunakan mesin pengaduk di tempat, penuangan

    adukan beton dapat dilakukan menggunakan baket (bucket) dan talang.

    Untuk beton tanpa tulangan adukan beton dapat dituangkan di atas

    permukaan yang telah disiapkan di depan mesin penghampar. Harus

    diusahakan agar penumpahan adukan beton dari satu adukan ke adukan

    berikutnya berlangsung secara berkesinambungan sebelum terjadi

    pengikatan akhir (final setting).

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    69/241

     

    BAB E 1 69

      Pengecoran pada cuaca panas

    Bila pelaksanaan perkerasan dilakukan pada cuaca panas dan bila temperatur

    beton basah (fresh concrete) di atas 240 C, pencegahan penguapan harus

    dilakukan. Air harus dilindungi dari panas sinar matahari, dengan cara

    melakukan pengecatan tanki air dengan warna putih dan mengubur pipa

    penyaluran atau dengan cara lain yang sesuai. Temperatur agregat kasar

    diturunkan dengan menyemprotkan air. Pengecoran beton harus dihentikan

    bila temperatur beton pada saat dituangkan lebih dari 320 C.

    Kehilangan kadar air yang cepat dari permukaan perkerasan akan

    menghasilkan kekakuan yang lebih awal dan mengurangi waktu yang tersedia

    untuk menyelesaikan pekerjaan akhir.

    Dalam keadaan seperti ini tidak diperbolehkan menambahkan air ke

    permukaan pelat. Pada kondisi yang sangat terpaksa berkurangnya kadar air

    bisa diimbangi dengan melakukan pengkabutan.

      Penghamparan

    Ada dua metoda penghamparan beton semen.

    a)  metoda menerus;

    Pada metoda ini beton dicor secara menerus. Sambungan-sambungan

    melintang dapat dibuat ketika beton masih basah atau dengan cara

    digergaji sebelum retak susut terjadi.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    70/241

     

    BAB E 1 70

    b)  metoda panel-berselang.

    Pada metoda ini beton dicor dengan sistem panel-panel berselang. Panel-

    panel yang kosong di antara panel-panel yang sudah dicor, pengecorannya

    dikerjakan setelah 4 – 7 hari berikutnya.

    Pada pekerjaan besar harus disediakan penghampar jenis dayung

    (paddle) atau ulir (auger), atau ban berjalan, maupun jenis wadah

    (hopper) dan ulir, kecuali apabila digunakan penghampar acuan gelincir.

    Pada mesin penghampar acuan gelincir, peralatan penghampar biasanya

    sudah menyatu. Semua peralatan harus dioperasikan secara seksama.

    Pada pekerjaan yang lebih kecil, penghamparan dapat dilakukan dengan

    cara manual.

    Beton harus dihampar dengan ketebalan yang sesuai dengan tipe dan

    kapasitas alat pemadat.

    Apabila perkerasan beton menggunakan tulangan, pemasangan tulangan

    harus diperkuat oleh dudukan kemudian beton dicor dan dipadatkan dari

    atas.

      Pemadatan

    Adukan beton harus dipadatkan dengan sebaik-baiknya. Ada dua metoda

    untuk memadatkan beton yaitu : pemadatan dengan tangan dan pemadatan

    dengan getaran.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    71/241

     

    BAB E 1 71

    a)  pemadatan dengan tangan (hand tamping);

    Alat ini biasanya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan kecil. Alat ini

    dapat dibuat dari balok kayu berukuran 22,5 x 7,5 mm2 dengan panjang

    sesuai lebar jalur yang dicor.

    Bagian bawah tepi balok kayu diperkuat dengan pelat besi tebal 5 mm

    seperti diperlihatkan pada Gambar 5.9.

    Untuk memadatkan beton, mula-mula alat ini dipasang mendatar di atas

    permukaan beton, kemudian diangkat dan dijatuhkan secara berulang-

    ulang. Setelah pemadatan selesai, alat ini bisa sekaligus dipakai untuk

    meratakan dan merapikan permukaan beton.

    b)  pemadatan dengan getaran yang dioperasikan dengan tangan (Hand-

    operated vibrating beam).

    Alat ini berupa balok yang bertumpu di atas acuan-acuan samping.

    Kepadatan beton

    dicapai dengan menggetarkan satu unit balok penggetar yang

    dioperasikan secara manual

    Sebagai tambahan untuk pemadatan bagian-bagian tepi atau sudut,

    dapat digunakan

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    72/241

     

    BAB E 1 72

    alat pemadat yang dibenamkan ke dalam beton (immersion vibrator).

    Pemadatan beton

    harus dihentikan sebelum terjadi bliding (bleeding) pada permukaan

    beton, dan harus

    sudah selesai sebelum pengikatan awal terjadi.

    Untuk daerah di sekitar ruji dan dudukan, pada tepi-tepi dan sudut-sudut

    sekitar fasilitas

    drainase, dan pada pelat-pelat tidak beraturan, pada jalan masuk dan

    persimpangan,

    diperlukan penanganan khusus untuk mencapai kepadatan yang baik.

    E.8. Prosedur Perlindungan dan Perawatan Beton 

    A.  Perlindungan

    Setelah beton dicor dan dipadatkan, hingga berumur beberapa hari, beton

    harus dilindungi terhadap kerusakan yang disebabkan oleh faktor

    lingkungan.

    a) pencegahan retak susut plastis;

    Retak susut plastis adalah retak yang terjadi pada permukaan beton

    basah dan pada saat masih plastis.

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    73/241

     

    BAB E 1 73

    Penyebab utama dari retak tipe ini adalah pengeringan permukaan beton

     yang terlalu cepat yang dipengaruhi oleh kelembaban relatif, temperatur

    beton dan udara serta kecepatan angin.

    Tingkat penguapan akan sangat tinggi bila kelembaban relatif kecil,

    temperatur beton lebih tinggi dari temperatur udara, dan bila angin

    bertiup pada permukaan beton.

    Bilamana terjadi kombinasi panas, cuaca kering dan angin yang kencang

    akan mengakibatkan hilangnya kelembaban yang lebih cepat dibandingkan

    dengan pengisian kembali rongga oleh proses aliran air. Pengeringan yang

    cepat juga terjadi pada cuaca dingin, jika temperatur beton pada saat

    pengecoran adalah lebih tinggi dari pada temperatur udara.

    Jika laju penguapan air lebih dari 1,0 kg/m2 per jam, pencegahan harus

    dilakukan untuk menghindari terjadinya retak susut plastis. Besarnya laju

    penguapan dapat diestimasi dengan menggunakan nomogram seperti

    diperlihatkan pada Gambar 5.11.

    Prosedur untuk meminimalkan retak akibat susut plastis :

      buat pelindung angin untuk mengurangi pengaruh angin dan atau sinar

    matahari terhadap permukaan beton semen

      kendalikan perbedaan temperatur yang berlebihan antara beton dan

    udara baik cuaca panas maupun dingin

  • 8/19/2019 Metodologi Embung

    74/241

     

    BAB E 1 74

      hindari keterlambatan penyelesaian akhir setelah pengecoran beton

      rencanakan waktu antara pengecoran dan permulaan perawatan

    dengan memperhatikan prosedur pelaksanaan, apabila terjadi

    keterlambatan, lindungi beton dengan penutup sementara

      lindungi beton selama beberapa jam pertama setelah pengecoran dan

    pembuatan tekstur permukaan untuk meminimalkan penguapan

    b) perlindungan terhadap hujan;

    Untuk melindungi beton belum berusia 12 jam, harus ditutup dengan

    bahan seperti plastik, terpal atau bahan lain yang sesuai.

    c) perlindungan terhadap kerusakan permukaan.

    Perkerasan harus dilindungi terhadap lalu-lintas umum dan proyek,

    dengan pemasangan rambu lalu-lintas, penerangan lamp