ukl upl embung

35
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK BAB I UMUM I.1 LATAR BELAKANG Lingkungan hidup Indonesia sebagai karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang, baik bagi kehidupan dalam segala aspek yang perlu dilindungi dari kerusakan dan pencemaran oleh karenanya perlu dilestarikan. Pembangunan, penataan dan revitalisasi embung merupakan rangkaian upaya untuk meningkatkan nilai-nilai vitalitas yang strategis dan signifikan dari kawasan yang masih mempunyai potensi serta pengendalian lingkungan kawasan. Dengan adanya pembangunan/rehabilitasi embung, maka akan terjadi perubahan morfologi sungai berupa pendangkalan, penggenangan air dan penggalian material yang akan sangat berbahaya jika tidak ditangani secara seksama dan secepat mungkin.Dalam rangka upaya revitalisasi embung tersebut, tentunya akan membawa dampak positif baik secara sosial, ekonomi dan budaya, namun tentunya juga tidak dapat dipungkiri bahwa upaya-upaya tersebut dapat membawa dampak negatif bagi kelestarian lingkungan sekitar, bila tidak direncanakan dan diawasi dengan baik. I-1

Upload: itaadiutami

Post on 26-Dec-2015

868 views

Category:

Documents


102 download

DESCRIPTION

UKL UPL Embung Lombok

TRANSCRIPT

Page 1: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

BAB IUMUM

I.1 LATAR BELAKANG

Lingkungan hidup Indonesia sebagai karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha

Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang, baik bagi

kehidupan dalam segala aspek yang perlu dilindungi dari kerusakan dan

pencemaran oleh karenanya perlu dilestarikan. Pembangunan, penataan

dan revitalisasi embung merupakan rangkaian upaya untuk meningkatkan

nilai-nilai vitalitas yang strategis dan signifikan dari kawasan yang masih

mempunyai potensi serta pengendalian lingkungan kawasan.

Dengan adanya pembangunan/rehabilitasi embung, maka akan terjadi

perubahan morfologi sungai berupa pendangkalan, penggenangan air dan

penggalian material yang akan

sangat berbahaya jika tidak

ditangani secara seksama dan

secepat mungkin.Dalam rangka

upaya revitalisasi embung

tersebut, tentunya akan

membawa dampak positif baik

secara sosial, ekonomi dan

budaya, namun tentunya juga tidak dapat dipungkiri bahwa upaya-upaya

tersebut dapat membawa dampak negatif bagi kelestarian lingkungan

sekitar, bila tidak direncanakan dan diawasi dengan baik.

Kebijakkan Pemerintah Republik Indonesia dalam melakukan upaya

peningkatan produktivitas disektor pertanian di Indonesia bagian timur

khususnya pada Pulau Lombok, dengan melakukan revitalisasi embung-

embung secara bertahap.Hal ini dilakukan untuk menjamin kontinuitasbagi

I-1

Page 2: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

tersedianya sumber daya air yang mencukupi, sebagai salah satu

kebutuhan pokok pendukung keberhasilan di sektor pertanian.

Karena skala kegiatan ini tidak terlalu besar, maka sejalan dengan hal

tersebut, pembangunan embung ini perlu untuk dilengkapi dengan Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup – Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

(UKL-UPL).

Ketentuan ini juga sejalan dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau

Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Dan diperjelas lagi dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

No.10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau

Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib dilengkapi dengan Upaya

Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.Berdasarkan

uraian tersebut maka pihak Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I perlu

melakukan Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok.

Lokasi kegiatan pembangunan/ perbaikan 10 buah embung di Pulau Lombok

antara lain 5 buah embung di Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari

Embung Bisok Bokah, Embung Gamang, Embung Rembuah, Embung Brami.

Sedangkan di Kabupaten Lombok Timur terdiri dari 5 buah embung, antara

lain; Embung Lendang Belo, Embung Batu Cangku, Embung Batu Payung,

Embung Seliat dan Embung Damrug. Lokasi pelaksanaan pekerjaan

ditunjukkan pada Gambar I-1.

I-2

Page 3: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

Gambar I-1. Lokasi Pelaksanaan Pekerjaan

I.2 METODOLOGII.2.1 Kewajiban Ketersediaan Dokumen UKL/UPL

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik

Indonesia Nomor 05 Tahun 2012, terdapat beberapa kegiatan yang

memerlukan AMDAL di Bidang Pekerjaan Umum, antara lain:

1. Pembangunan bendungan/waduk atau jenis tampungan air lainnya

dengan tinggi ≥ 15 m, daya tampung ≥ 500,000 m3, dan luas genangan

≥ 200 Ha.

2. Pembangunan daerah irigasi dengan luas ≥ 3000 Ha.

3. Peningkatan/rehabilitas dengan luas tambahan ≥ 1000 Ha.

4. Percetakan sawah dengan luas ≥ 500 Ha.

5. Pengembangan/reklamasi rawa untuk kepentingan irigasi dengan luas ≥

1000 Ha.

6. Pembangunan pengaman pantai dan perbaikan muara sungai dengan

jarak dihitung tegak lurus pantai sebesar ≥ 500 m.

7. Normalisasi sungai (termasuk sodetan) dan pembuatan kanal banjir

dengan panjang ≥ 10 km dan volume pengerukan ≥ 500,000 m3.

I-3

Page 4: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

8. Pembangunan dan/atau peningkatan jalan tol yang membutuhkan

pengadaan lahan diluar rumija (ruang milik jalan).

9. Pembangunan subway/underpass, terowongan/ tunnel, jalan

layang/flyover, dengan panjang ≥ 2 Km.

10.Pembangunan jembatan, dengan panjang ≥ 500 m.

11.Pembangunan TPA sampah domestik pembuangan dengan sistem

controlled landfill/sanitary landfill termasuk instalasi penunjangnya.

12.Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), termasuk

fasilitas penunjangnya.

13.Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) limbah domestik

termasuk fasilitas penunjangnya.

14.Pembangunan sistem perpipaan air limbah.

15.Pembangunan saluran drainase (primer dan/atau sekunder) di

permukiman.

16.Jaringan air bersih di kota besar/metropolitan.

Skala pembangunan kegiatan ini tidak termasuk salah satu dari kegiatan di

atas, sehingga lebih memerlukan dokumen UKL/UPL daripada dokumen

AMDAL.Didalam penyusunan dokumen UKL/UPL memerlukan beberapa

aspek penyusunnya, antara lain :

1. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan dapat pula

didasarkan pada dampak usaha atau kegiatan tersebut terhadap salah

satu aspek lingkungan saja, atau dapat juga terhadap kesatuan dan tata

kaitannya dengan aspek-aspek lingkungan lainnya dalam batas wilayah

studi yang telah ditentukan.

2. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan atas dasar

kemungkinan timbulnya dampak positif atau dampak negatif tak boleh

dipandang sebagai faktor yang masing-masing bisa berdiri sendiri,

melainkan harus diperhitungkan bobotnya guna dipertimbangkan

hubungan timbal baliknya untuk mengambil keputusan.

3. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan berkaitan

secara relatifdengan besar kecilnya rencana usaha atau kegiatan, hasil

I-4

Page 5: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

guna dan daya gunanya, bila rencana usaha atau kegiatan tersebut

dilaksanakan.

Pedoman mengenai ukuran dampak penting yang menjadi dasar dalam

penyusunan dokumen UKL/UPL adalah sebagai berikut:

1. Jumlah Manusia yang Akan Terkena Dampak

Setiap rencana usaha atau kegiatan mempunyai sasaran sepanjang

menyangkut jumlah manusia yang diperkirakan akan menikmati manfaat

dari rencana usaha atau kegiatan itu bila nanti usaha atau kegiatan

tersebut dilaksanakan. Namun demikian, dampak lingkungan, baik yang

bersifat negatif maupun positif yang mungkin ditimbulkan oleh suatu

usaha atau kegiatan, dapat dialami oleh baik sejumlah manusia yang

termasuk maupun yang tak termasuk dalam sasaran rencana usaha atau

kegiatan.

Mengingat pentingnya manusia yang akan terkena dampak

mencakup ,spek yang luas, maka kriteria dampak penting dikaitkan

dengan sendi-sendi kehidupan yang di kalangan masyarakat luas berada

dalam posisi atau mempunyai nilai yang penting. Karena itu, dampak

lingkungan atau suatu rencana usaha atau kegiatan, yang penentuannya

didasarkan pada perubahan sendi-sendi kehidupan pada masyarakat

tersebut dan jumlah manusia yang terkena dampak menjadi penting bila

manusia di wilayah studi ANDAL yang terkena dampak lingkungan tetapi

tidak menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan, jumlahnya sama atau

lebih besar dari jumlah manusia yang menikmati manfaat dari usaha

atau kegiatan di wilayah studi.

Adapun yang dimaksud dengan manfaat dari usaha atau kegiatan adalah

manusia yang secara langsung menikmati produk suatu rencana usaha

atau kegiatan dan atau yang diserap secara langsung sebagai tenaga

kerja pada rencana usaha atau kegiatan.

I-5

Page 6: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

2. Luas Wilayah Persebaran Dampak

Luas wilayah persebaran dampak merupakan salah satu faktor yang

dapat menentukan pentingnya dampak terhadap lingkungan. Dengan

demikian dampak lingkungan suatu rencana usaha atau kegiatan

bersifat penting bila: rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan

adanya wilayah yang mengalami perubahan mendasar dan segi

intensitas idampak, atau tidak berbaliknya dampak, atau segi kumulatif

dampak.

3. Lamanya Dampak Berlangsung

Dampak lingkungan atau suatu rencana usaha atau kegiatan dapat

berlangsung pada suatu tahap tertentu atau pada berbagai tahap dari

kelangsungan usaha atau kegiatan. Dengan kata lain dampak suatu

usaha atau kegiatan ada yang berlangsung relatif singkat, yakni hanya

pada tahap tertentu dari siklus usaha atau kegiatan (perencanaan,

konstruksi, pasca konstruksi). Namun ada pula yang berlangsung relatif

lama, sejak tahap konstruksi hingga masa pasca operasi usaha atau

kegiatan.Berdasarkan pengertian ini dampak lingkungan bersifat penting

bila rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan timbulnya perubahan

mendasar dari segi intensitas dampak atau tidak berbaliknya dampak,

atau segi kumulatif dampak yang berlangsung hanya pada satu atau

lebih tahapan kegiatan.

4. Intensitas Dampak

Intensitas dampak mengandung pengertian perubahan lingkungan yang

timbul bersifat hebat, atau drastis, serta berlangsung di areal yang relatif

luas, dalam kurun waktu yang relatif singkat. Dengan demikian dampak

lingkungan tergolong penting bila:

a. Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan pada

sifat-sifat fisik dan atau hayati lingkungan yang melampaui baku

mutu lingkungan menurut peraturan perundang-undang yang

berlaku.

I-6

Page 7: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

b. Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan

mendasar pada komponen lingkungan yang melampaui kriteria yang

diakui, berdasarkan pertimbangan ilmiah.

c. Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan spesies-spesies

yang langka dan atau endemik, dan atau dilindungi menurut

peraturan perundang - undangan yang berlaku terancam punah atau

habitat alaminya mengalami kerusakan.

d. Rencana usaha atau kegiatan menimbulkan kerusakan atau

gangguan terhadap kawasan lindung (hutan lindung, cagar alam,

taman nasional, suaka margasatwa, dan sebagainya) yang telah

ditetapkan rnenurut peraturan perundang-undangan.

e. Rencana usaha atau kegiatan akan merusak atau memusnahkan

benda-benda dan bangunan peninggalan sejarah yang bemilai tinggi.

f. Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan konflik atau

kontroversi dengan masyarakat, pemerintah daerah, atau pemerintah

pusat dan atau menimbulkan konflik atau kontroversi di kalangan

masyarakat, pemerintah daerah atau pemerintah pusat.

g. Rencana usaha atau kegiatan mengubah atau memodifikasi area

yang mempunyai nilai keindahan alami yang tinggi.

5. Banyaknya Komponen Lingkungan Lain yang Terkena Dampak

Mengingat komponen lingkungan hidup pada dasamya tidak ada yang

berdiri sendiri, atau dengan kata lain satu sama lain saling terkait dan

pengaruh mempengaruhi maka dampak pada suatu komponen

lingkungan umumnya berdampak lanjut pada komponen lingkungan

lainnya. Atas dasar pengertian ini dampak tergolong penting bila

rencana usaha atau kegiatan menimbulkan dampak sekunder dan

dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya Iebih atau sama

dengan komponen lingkungan yang terkena dampak primer.

I-7

Page 8: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

6. Sifat Kumulatif Dampak

Kumulatif mengandung pengertian bersifat bertambah, bertumpuk, atau

bertimbun.Dampak suatu usaha atau kegiatan dikatakan bersifat

kumulatif bila.pada awalnya dampak tersebut tidak tampak atau

dianggap tidak penting, tetapi karena aktivitas tersebut bekerja berulang

kali atau terus menerus, maka lama kelamaan dampaknya bersifat

kumulatif. Dengan demikian dampak suatu usaha atau kegiatan

tergolong penting bila:

a. Dampak Iingkungan berlangsung berulang kali dan terus menerus

sehingga pada kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh

lingkungan alam atau sosial yang menerimanya.

b. Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu ruang tertentu

sehingga tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial

yang menerimanya.

c. Dampak lingkungan dan berbagai sumber kegiatan menimbulkan

efek yang saling memperkuat (sinergetik).

7. Berbalik atau Tidak Berbaliknya Dampak

Dampak kegiatan terhadap lingkungan ada yang bersifat dapat

dipulihkan, namun ada pula yang tidak dapat dipulihkan walau dengan

intervensi manusia sekalipun. Dalam hal ini maka dampak bersifat

penting bila perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen

lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan intervensi

manusia.

I.2.2 Rencana Usaha Atau Kegiatan dan Komponen

Lingkungan

BerdasarkanPeraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012,

secara garis besar sistematika Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan meliputi:

1. Identitas Pemrakarsa

I-8

Page 9: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

2. Rencana Usaha atau Kegiatan

3. Dampak Lingkungan yang ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan

Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

4. Jumlah dan Jenis Izin IZIN PPLH yang dibutuhkan

5. Surat Pernyataan

6. Daftar Pustaka

7. Lampiran

Pada bagian ini hanya akan diuraikan tentang Rencana Usaha atau Kegiatan

dan Komponen Lingkungan. Dampak-dampak yang akan terjadi dan upaya

Pengelolaan Lingkungan serta upaya Pemantauan Lingkungan akan

diuraikan menurut komponen proyek. Pada bab terakhir akan diuraikan

tentang Pelaporan dan Pernyataan Pelaksanaan.

I.2.3 Metodologi dan Rancangan Kegiatan Penyusunan UKL dan UPL

Penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) 10 Buah Embung di Pulau Lombok

memerlukan kajian atau studi yang mendalam terhadap berbagai

komponen terkait.Mempertimbangkan hal tersebut diatas dan

mempertimbangkan juga tentang tahapan kegiatan yang harus

dilaksanakan sesuai dengan pedoman penyusunan yang telah ditetapkan

serta kepentingan dokumen UKL-UPL. Maka diperlukan suatu metodologi

yang memuat proses penyusunan UKL-UPL dan metode-metode yang akan

digunakan dalam studi ini dengan diskripsi yang lengkap dan berurutan

sehingga bisa dijadikan sebagai acuan dalam penentuan rincian kegiatan

studi UKL-UPL. Proses punyusunan tersebut harus dijelaskan dengan

lengkap dan berurutan sehingga dapat menjadi acuan dalam studi

penyusunan dokumen UKL-UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok dengan

rincian metode sebagai berikut:

1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data pada Pekerjaan Penyusunan UKL/UPL 10 Buah

Embung Di Pulau Lombok, meliputi komponen data primer dan data

I-9

Page 10: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

sekunder yang berhubungan dengan data rencana kegiatan penggunaan

lahan, serta data komponen lingkungan di wilayah studi. Kualitas data

komponen lingkungan akan memberikan input yang sangat bermanfaat

dalam pendekatan prakiraan dan evaluasi dampak dari suatu rencana

kegiatan.

Pengumpulan dan analisis data yang berupa parameter-parameter dari

berbagai komponen lingkungan hidup dilakukan untuk:

a. Menelaah, mengamati, dan mengukur rona lingkungan awal yang

diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan

proyek.

b. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana kegiatan

yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari

lingkungan hidup sekitarnya.

c. Memprakirakan kualitas lingkungan akibat kegiatan proyek,

berdasarkan perhitungan pada data (parameter) rona lingkungan

awal

Secara umum lokasi-lokasi pengambilan data ditetapkan pada lokasi

yang berada di dalam wilayah studi.Dengan penentuan lokasi ini kondisi

lingkungan atau rona awal lingkungan hidup pada lokasi-lokasi yang

berpotensi menerima dampak, dapat diamati atau diukur sehingga dapat

diprakirakan besaran dampak di wilayah studi.Data yang berkualitas

sangat ditentukan oleh metode dan analisisnya. Data yang dikumpulkan

berupa data primer dan data sekunder.

A. Pengukuran Kualitas Udara Ambien

Udara ambien merupakan udara bebas dipermukaan bumi pada

lapisan troposfer yang berada di dalam wilayah yuridiksi RI, yang di

butuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan

unsur lingkungan hidup lainnya.

I-10

Page 11: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

Zat atau senyawa yang dapat mencemari udara digolongkan dalam

dua golongan, yaitu gas dan partikel. Dari banyak jenis gas yang

berbahaya dan dianggap mencemari ialah gas-gas yang mengandung

SOX, NOX, CO, oksidan dan hidrokarbon. Gas-gas tersebut dalam

jumlah yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan manusia,

hewan, tumbuh-tumbuhan dan unsur lingkungan hidup lainnya.

Teknis analisa parameter kualitas udara dapat dilihat pada Gambar I-

2 sebagai berikut.

Gambar I- 2.Teknik analisa parameter kualitas udara menggunakan Gas Monitor Portable IMR buatan USA

Sedangkan partikel merupakan zat dispersi, baik padat maupun cair

yang ukurannya lebih dari satu molekul dengan garis tengah kurang

dari 500 A. Adapun beberapa metode yang digunakan dalam

pengukuran kualitas udara ambien adalah sebagai berikut:

1. Lokasi pengambilan sampel dilakukan secara representatif agar

dapat mewakili wilayah studi, dengan cara pengukuran dilakukan

pada tempat terbuka sehingga aliran udara tidak terhambat.

2. Asumsi bahwa perubahan arah angin dapat mempengaruhi

tingkat pemaparan SOX, NOX, CO2, H2S disamping unsur lain yang

berhubungan dengan kualitas udara.

3. Jika menggunakan mesin genset yang bernahan bakar minyak,

harus ditempatkan sejauh 25 m dari lokasi pengambilan sampel

untuk menghindari gas buangan mesin tersebut.

I-11

Page 12: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

4. Pengambilan contoh udara dilakukan bersamaan dengan

pengamatan arah dan kecepatan angin.

Teknik analisa parameter kualitas udara dilakukan dengan :

1) Menggunakan sampler udara kemudian hasil koleksi udara di

analisa dengan menggunakan spektrophotometrik.

2) Khusus CO dianalisa dengan NDIR atau CO meter

3) Kadar debu atau partikel menggunakan kertas filter yang dipasang

pada filter.

Tabel I-1.Baku Mutu Udara Ambient

No Parameter Satuan Standar Kualitas

1.2.3.4.5.

Dust/debuCONOx

SO2

Pb

µg/nm3

µg/nm3

µg/nm3

µg/nm3

µg/nm3

23030.000

400900( - )

Hasil dari pengukuran kualitas udara ambien akan dibandingkan

dengan standar kualitas lingkungan berdasarkan Peraturan Pemerintah

No. 41 tahun 1999 tentang Kontrol Kualitas Udara. Standar Kualitas

dari masing- masing parameter dalam penentuan baku mutu udara

ambient yang ditetapkan pemerintah dapat terlihat dalam Tabel I-1.

B. Pengukuran Kualitas Air Badan Air (ABA)/Air Permukaan

Badan air adalah kumpulan air yang besarnya antara lain bergantung

pada relief permukaan bumi, curah hujan, suhu. Sebagai contoh

sungai, rawa, danau, laut, dan samudera.Metode pengambilan

sampling dan hasil analisa laboratorium dijelaskan sebagai berikut.

Pengambilan sampel kualitas air badan air (ABA)/air permukaan pada

pekerjaan ini diambil di permukaannya (15-30 cm).Kualitas air

permukaan dibandingkan dengan Per PPRI. No.82/2001, kategori IV

tentang pengelolaan kualitas air dan standar bakumutu air. Sedangkan

data dari kualitas air tanah dibandingkan dengan Peraturan Menteri

Kesehatan No. 416/MenKes/Per.IX/1990 tentang baku mutu

I-12

Page 13: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

persyaratan air bersih.Pengambilan sampel kualitas air dapat dilihat

pada Gambar I-3 sebagai berikut.

Gambar I-3. Pengambilan Sampel Kualitas Air

Metode pengukuran kualitas air dilaksanakan secara insitu (langsung

dilapangan) dan pengambilan sampel untuk dianalisis dilaboratorium.

Parameter yang diukur dilapangan (insitu) adalah suhu, oksigen

terlarut/ Dissolved Oxygen(DO), Derajat Keasaman/pH, Daya Hantar

Listrik (DHL) dan Zat Padat Terlarut (TDS), Peralatan yang dipakai

untuk pengukuran kualitas air secara langsung ditunjukkan pada Tabel

I-2 sebagai berikut.

Tabel I-2. Peralatan Kualitas Air

No Peralatan Model/Tipe Merck Buatan Unit

1

2

3

4

Termometer

pH Meter

DO Meter

Conductivity Meter

20 – 8440 - 03

230 A+

Orion 862A

Sension 5

Isuzu

Thermo

Thermo

Hach

Jepang

USA

USA

USA

2

1

1

1

Analisis laboratorium dilaksanakan untuk pengukuran parameter–

parameter kualitas air yang tidak dapat dilakukan secara langsung

(insitu). Pengambilan sampel air pada setiap lokasi pengamatan

dilaksanakan analisis sebagai berikut.

1) BOD5 menggunakan 500 ml botol gelas

2) COD menggunakan 500 ml botol gelas

I-13

Page 14: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

3) Logam berat menggunakan 250 ml botol gelas + HNO3

4) E.Coli/Coliform menggunakan 500 ml botol gelas steril

5) Minyak dan lemak menggunakan 500 ml botol gelas

Hasil analisa laboratorium atas sampel air permukaanmengenai baku

mutu kualitas air badan air / air permukaan disajikan pada Tabel I-3.

sebagai berikut

Tabel I-3.Baku Mutu Kualitas Air Badan Air (ABA)/Air Permukaan

No Parameter Satuan Baku Mutu

Metode Analisa

FISIKA1 Suhu/ Temperatur 0C Deviasi 3 Termometri2 Kekeruhan/ Turbidity NTU (-) Turbidimetri

3 Residu Tersuspensi (TSS) mg/l 50 Gravimetri

4 Residu Terlarut (TDS) mg/l 1000 GravimetriKIMIA1 pH - 6-9 Elektrometri2 BOD5 mg/l 2 Oxytop3 COD mg/l 10 Titrimetri4 Oksigen Terlarut (DO) mg/l 6 Elektrometri

5Total Fosfat sebagai P mg/l 0,2

Spektrophotometri

6 Amoniak (NH3-N) mg/l 0,5 Fotometri

7Minyak/Lemak µg/l 1

Spektrophotometri

8Nitrit (NO2-N) mg/l 0,06

Spektrophotometri

9Sulfat (SO4) mg/l 400

Spektrophotometri

10 Khlorin bebas (CL2) mg/l 0,03 Fotometri

11 Daya Hantar Listrik (DHL) µs/cm (-) Elektrometri

12 Sianida (CN) mg/l 0,02 Fotometri13 Flourida (F) mg/l 0,5 Fotometri14 Mangan (Mn) mg/l 0,1 SSA15 Besi (Fe) mg/l 0,3 SSA16 Chromium IV (Cr) mg/l 0,05 SSA17 Seng (Zn) mg/l 0,05 SSA18 Kadmium (Cd) mg/l 0,01 SSA19 Timbal (Pb) mg/l 0,03 SSABAKTERIOLOGI1 E.Coli mg/100ml 100 Tabung Ganda2 Coliform mg/100ml 100 Tabung Ganda

I-14

Page 15: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

C.Pengukuran Tingkat Kebisingan

Metodologi pengukuran tingkat kebisingan dapat dilaksanakan

berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.Kep –

48/MenLH/11/1996, berhubungan dengan Metode pengukuran,

perhitungan dan tingkat kebisingan lingkungan.Metodologi yang dipilih

adalah metode secara langsung, yaitu menggunakan Sound Level

Meter dengan Durasi 5 detik selama 10 menit. Metode perhitungan

menggunakan formula:

Ls = 10 log 1/16 [ T1. 10 0,1L1 + ………….+ T4. 100,1L4 ] dB (A)

Lm = 10 log 1/8 [ T5. 10 0,1L5 + ………….+ T7. 100,1L7 ] dB (A)

Untuk menunjukkan apakah tingkat kebisingan memenuhi atau

melebihi baku mutu standar, nilai Lsm harus dihitung dari pengukuran

lapangan yaitu :

Lsm = 10 log 1/24 [ 16. 10 0,1Ls +8.10 0,1(Lm+5) ] dB (A)

Nilai Lsm yang didapat harus dibandingkan dengan baku mutu yang

ditetapkan dengan +3 dB (A) sebagai toleransi.Pengambilan

sampeltingkat kebisingan ditunjukkan pada Gambar I-4 dibawah ini.

Gambar I-4 Pengambilan Sampel Tingkat Kebisingan

Peralatan yang digunakan dalam pengukuran sampel tingkat

kebisingan ditunjukkan pada Tabel I-4 dibawah ini.

I-15

Page 16: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

Tabel I-4.Peralatan Pengukuran Tingkat Kebisingan

No

Peralatan Model/ Tipe Buatan Unit

1. Sound Level Meter REED C-

322

USA 1

D. Monitoring Fauna

Pengamatan terhadap fauna dilakukan terhadap semua fauna yang

dilakukan secara sensus visual dengan mencatat semua spesies yang

teramati dan dihitung jumlahnya tanpa melakukan penangkapan atau

gangguan.

Dalam upaya pemantauan fauna, fauna dari jenis ikan endemik yang

berada di sekitar embungakan diamati berdasarkan wawancaradengan

penduduk setempat, sedangkan dari jenis aves

(burung)pengamatannya dilakukan pada pagi hari yaitu dari jam 06.30

– 8.30 WIB. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis

terhadap beberapa parameter biologis penting. Pengamatan fauna

yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar I-5.

Gambar I-5 Pengamatan Fauna

Parameter struktur komunitas yang dilihat adalah indeks diversitas

(H’), indeks kesamarataan (E) dan indeks dominansi (C) dengan rumus

sebagai berikut:

I-16

Page 17: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

Rumus :

H '=∑i=1

s

p i ln p i

Keterangan :

H’ = indeks keragaman

S = jumlah jenis

pi = perbandingan jumlah individu jenis ke-i dengan jumlah

total individu (ni/N)

Rumus :

E= H 'H 'maks

Keterangan :

E = indeks kesamarataan

Hmaks = indeks keragaman maksimum (= ln S)

Rumus :

C=∑i=1

s

( p i)2

Keterangan :

C = indeks dominansi

E.Monitoring Flora

Pengamatan flora terdiri dari semua vegetasi, komposisi, kepadatan,

keanekaragaman dan dominasi. Pengamatan lapangan dilaksanakan di

hutan sekitar.Parameter penting yang didapat dari pengukuran dengan

menggunakan metode persegi empat ini adalah; Intensitas Relatif (Ri),

I-17

Page 18: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

Dominasi Relatif (Rd), dan Frekuensi Relatif (Rf). Indek nilai penting

(IVI) diketahui dengan formula sebagai berikut.

Hasil pengamatan flora ditunjukkan pada Gambar I-6 sebagai

berikut

I-18

Page 19: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

Gambar I-6 Pengamatan Flora

F. Survey Meteorologi

Data iklim dikumpulkan dari stasiun klimatologi terdekat yang

representatif. Data iklim yang dikumpulkan meliputi curah hujan, suhu

udara, kelembaban udara, arah dan kecepatan angin. Untuk

mempermudah dan mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan

pengumpulan data sekunder yang mencakup curah hujan, suhu udara,

radiasi matahari, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin data-

data tersebut di atas dapat diperoleh Stasiun Meteorologi di skitar area

studi.

Selain data sekunder, akan dilakukan pengamatan langsung terhadap

kondisi iklim mikro yang meliputi suhu udara dan kelembaban udara,

arah dan kecepatan angin di areal studi.

Gambar.I-7 Pengamatan Meteorologi ATE

Pelaksanaan survey meteorologi di lokasi studi harus

mempertimbangkan tata guna lahan eksisting serta lokasi-lokasi yang

diduga akan mengalami perubahan yang signifikan akibat rencana

kegiatan. Hasil kajian dan analisa dilakukan dengan penyajian dalam

bentuk grafik yang ditunjukkan pada Gambar I- 7 dan Gambar I-8

sebagai berikut.

I-19

Page 20: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

Gambar.I-8 Contoh Hasil Survey Meteorologi

G. Survey Sosial, Ekonomi dan Budaya

Survey sosial, ekonomi dan budaya merupakan penelitian lapangan

dengan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualtitatif.Pendekatan

kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Sedangkan

pendekatan kualitatif dilakukandengan menggunakan teknik

wawancara mendalam.

Dalam menentukan jumlah responden, salah satu metode yang

digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan

rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:

Rumus :

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)

I-20

Page 21: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas

toleransi kesalahan.Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan

persentase.Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel

menggambarkan populasi.Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan

5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%.Penelitian dengan batas

kesalahan 2% memiliki tingkat akurasi 98%. Dengan jumlah populasi

yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah

sampel yang dibutuhkan.

Namun jika terkendala oleh keterbatasan waktu, biaya dan luasan

area, maka dengan pertimbangan efektifitas tanpa mengurangi

kualitas hasil survey, dapat digunakan metode prosentase responden

sebagai berikut:

Rumus :

Keterangan :

n = Jumlah responden

R = Jumlah populasi per wilayah

N = Total jumlah populasi

E = Jumlah sampel yang di inginkan

Data dari kuesioner ini diolah menjadi menggunakan statistik

deskripstif sehingga dapat memberikan deskripsi aspek-aspek

kehidupan masyarakat yang diungkap melalui kuisioner.Pemahaman

sosial lebih mendalam didapatkan dengan teknik observasi wawancara

mendalam kepada informan-informan kunci di lapangan yang mampu

menjadi sumber informasi yang relevan dengan tujuan kegiatan ini.

Data hasil wawancara kemudian diubah menjadi transkripsi unit-unit

analisis pokok yang kemudian menjadi basis analisis kritis bagi

I-21

Page 22: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

interpretasi data. Analisis data kemudian diolah sedemikian rupa

sehingga mampu memberi gambaran tentang:

1) Karakteristik masyarakat di area studi

2) Persepsi masyarakat atas rencana pembangunan dan perbaikan

embung

3) Pemetaan masalah dan isu strategis berdasarkan wilayah dan

dinamika sosial yang melatarbelakanginya.

4) Kondisi sosial ekonomi dan adat istiadat masyarakat setempat

Penelitian di lapangan terkait kegiatan survey sosial dan ekonomi

ditunjukkan pada Gambar I-9 dibawah ini.

Gambar I-9 Survey Sosial dan Ekonomi

Apek pengukuran, lokasi sampel, jenis dan kebutuhan data serta alat

yang digunakan dalam metode pengumpulan data primer dan data

sekunder ditunjukkan pada Tabel I-5 dan Tabel I-6 sebagai berikut.

Tabel I- 5. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Primer

I-22

Page 23: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

NO ASPEK PENGUKURAN

LOKASI SAMPEL ALAT

1 Kualitas Udara

Lokasi terpilih mewakili:

1. Kawasanpemukiman

2. Lokasi rencana

kegiatan

3. Rencana jalan akses

proyek

Dust sampler

2 Tingkat Kebisingan

Lokasi terpilih mewakili:

1. Kawasanpemukiman

2. Lokasi rencana

kegiatan

3. Rencana jalan akses

proyek

Sound Level

Meter

3Kualitas air

permukaan

Lokasi terpilih mewakili:

Perairan embung sekitar

area rencana kegiatan :

pengambilan sample

sebanyak 3 titik

Water

QualityMeasurem

ent

4 Vegetasi

Lokasi terpilih mewakili:

1. Kawasan embung,

2. Lokasi rencana

kegiatan

3. Pemukiman penduduk

Visual &

wawancara

5 Satwa liar

Lokasi terpilih mewakili:

1. Kawasan embung,

2.Lokasi rencana kegiatan

3.Pemukiman penduduk

Visual &

wawancara

6Kondisi sarana dan

prasarana

Wilayah administrasi

Desa yang menjadi

lokasi kegiatan

Visual &

wawancara

7

Tempat/area yang

disucikan , bangunan

cagar budaya, dan

Kawasan Lindung

Wilayah administrasi

Desa yang menjadi

lokasi kegiatan

Visual &

wawancara

I-23

Page 24: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

Tabel I-6.Jenis dan Metode Pengumpulan Data Sekunder

NO JENIS DATA KEBUTUHAN DATA SUMBER DATA

1 Kebijakan Pembangunan RTRW Kabupaten

Bappeda

Status Lingkungan HidupBLH

Baku Mutu Lingkungan

Prop/Kab

BLH

2 Meterologi ATECurah Hujan

BMKG Lombok

Suhu Udara BMKG Lombok

Kelembapan BMKG Lombok

Radiasai Matahari BMKG Lombok3 Kependudukan

Jumlah & SebaranBPS dan Profil Desa

Penduduk, Komposisi:

Umur, Jenis Kelamin,

Agama,

Pendidikan

BPS dan Profil Desa

Mata PencaharianBPS dan Profile Desa

Jenis Penyakit yang adaBPS dan Puskesmas

4 EkonomiPengangguran

BPS dan Profil Desa

Pelayanan Umum (LH,

Kemiskinan, Kejahatan,

Kesehatan, Pendidikan)

BPSdan Profil Desa

5 Sarana dan Pra saranaJaringan Jalan

Bina Marga

PersampahanDKP

DrainaseDinas PU

Air BersihDinas PU

Fasilitas PendidikanBPS

Fasilitas KesehatanBPS

Fasilitas PeribadatanBPS

Fasilitas Sosial/Umum BPS

I-24

Page 25: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

NO JENIS DATA KEBUTUHAN DATA SUMBER DATA

lainnya6 Data Teknis

Gambar DesainBWS-Nusa Tenggara I

Bangunan EmbungBatas Lokasi Proyek

BWS-Nusa Tenggara I

Lama Berlangsungnya

Proyek

BWS-Nusa Tenggara I

Surat Permohonan

Masyarakat untuk

Pembangunan Embug

BWS-Nusa Tenggara I

Surat Pernyataan

Kesediaan Masyarakat

BWS-Nusa Tenggara I

Surat Ketersediaan

Masyarakat untuk

Pembangunan Embung

BWS-Nusa Tenggara I

Surat Ijin Penggunaan

Kawasan Hutan

BWS-Nusa Tenggara I

Data sekunder sebagai pelengkap untuk studi ini bersumber dari :

1) Sketsa daerah proyek

2) Peta Topografi / Rupa Bumi skala 1 : 25.000 (Bakosurtanal, 1998)

a. Dalam batas-batas wewenangnya, Pemberi Pekerjaan akan

membantu konsultan guna memperoleh data-data yang mutlak

diperlukan seperti catatan curah hujan dan banjir, data meteorologi,

peta-peta lain yang ada, hasil penyelidikan lainnya dan biaya untuk

mendapatkan data tersebut ditanggung oleh konsultan.

b. Konsultan bertanggung jawab atas mutu data yang dipakai untuk

membuat Perencanaan. Konsultan wajib memeriksa kembali, bila

ternyata data tidak teliti, tidak realistik atau kurang

memadai/kurang lengkap, maka konsultan harus memberitahukan

hal ini kepada Pemberi Pekerjaan. Selanjutnya pihak Pemberi

Pekerjaan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar

pekerjaan dapat diteruskan.

I-25

Page 26: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

1. Metode Prakiraan Dampak

Adapun metode-metode yang digunakan untuk prakiraan dampak adalah

sebagai berikut:

A. Metode Pendekatan Model Matematis

Metode pendekatan model matematis dilakukan melalui penggunaan rumus

yang sesuai dengan kegiatan proyek serta keadaan alam di sekitar proyek

yang akan diperkirakan seberapa jauh dampak yang terjadi antara lain

tingkat kebisingan, kualitas udara dan kualitas air badan air (ABA).

B. Metode Pendekatan Berdasarkan Analogi

Metode pendekatan berdasarkan analogi dalam memprakirakan dampak

dengan metode ini adalah dengan mengkaji masalah lingkungan yang

timbul di suatu lokasi yang mempunyai perilaku ekosistem yang sama

dengan lokasi proyek yang akan diprakirakan dampaknya.

Lokasi tersebut dipakai sebagai suatu pembanding dari suatu lokasi proyek

yang akan dipakai sebagai studi sehingga dengan demikian akan

didapatkan prakiraan masalah lingkungan yang akan timbul dari kegiatan

proyek ini. Komponen lingkungan yang prakiraan dampaknya berdasarkan

analogi adalah: kecelakaan kerja, kesempatan kerja, pendapatan

masyarakat, terganggunya pasokan air terhadap lahan pertanian, dan

gangguan kamtibmas, dan lain-lain.

C. Metode Pendekatan Berdasarkan Empiris

Metode pendekatan berdasarkan empiris dilakukan melalui metode yang

berdasarkan hukum-hukum yang berlaku di lingkungan yang

menggambarkan sebab akibat misalnya timbulnya kesempatan kerja atau

kesempatan berusaha, adanya peningkatan pendapatan dan sebagainya.

D. Metode Pendekatan dengan Penggunaan Baku Mutu Lingkungan

I-26

Page 27: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

Metode pendekatan dengan penggunaan baku mutu lingkungan dalam

prakiraan dampak dengan metode ini dengan menggunakan pendekatan

pada standar atau kriteria baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan

berdasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku, baik yang berskala

nasional, sektoral maupun regional. Standar baku mutu ataupun kriteria ini

umumnya dipergunakan sebagai pembanding terhadap nilai parameter

komponen lingkungan yang telah maupun yang akan diperkirakan berubah

terhadap nilai ambang batas yang diperbolehkan atau diijinkan. Komponen

lingkungan yang menggunakan baku mutu lingkungan adalah kualitas air

dan kualitas udara.

E. Metode Penilaian Para Ahli (Professional Judgement)

Dampak lingkungan yang akan timbul dari pembangunan/perbaikan 10

Buah Embung Di Pulau Lombok diprakirakan oleh para anggota tim ahli

sesuai dengan keahlian dari masing-masing anggota tim.

Dengan pengalaman dalam disiplin ilmu pakar, yang bersangkutan

mempunyai intuisi yang kuat terhadap sesuatu hal dalam bidang atau

komponen yang ditekuni.Dari alasan ini maka dugaan komponen lingkungan

dapat didekati dengan pakar ahli di bidangnya.Komponen lingkungan yang

digunakan biasanya bukan komponen yang detail, tetapi merupakan bidang

yang luas.

Komponen lingkungan yang diprakirakan dampaknya berdasarkan

pendugaan (judgement) adalah kualitas udara dan kebisingan, air badan air,

flora, fauna, keresahan masyarakat, konflik sosial/ketidakpuasan serta

persepsi dan sikap masyarakat.

I-27

Page 28: UKL UPL Embung

DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAKPENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK

I-28