metode perencanaan partisipatif dalam pembangunan masyarakat

Upload: monalia-sakwati

Post on 03-Apr-2018

255 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    1/17

    METODE PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM

    PEMBANGUNAN MASYARAKAT

    Oleh : Mohamad Ikbal Bahua

    I. PENDAHULUAN

    Salah satu persoalan mendasar kehidupan bernegara dalam prosespenyelenggaran pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerahadalah bagaimana membangun atau menciptakan mekanismepemerintahan yang dapat mengemban misinya untuk mewujudkanraison deetre pemerintahan yaitu mensejahterakan masyarakatsecara berkeadilan. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

    tersebut, pemerintah harus melaksanakan pembangunan. Selainuntuk memelihara keabsahannya (legitimasi), pemerintah juga akandapat membawa kemajuan bagi masyarakatnya sesuai denganperkembangan jaman. Terdapat dua hal yang harus dilaksanakanoleh pemerintah, pertama : perlu aspiratif terhadap aspirasi-aspirasiyang disampaikan oleh masyarakatnya, dan perlu sensitiveterhadap kebutuhan rakyatnya. Pemerintah perlu mengetahui apayang dibutuhkan oleh rakyatnya serta mau mendengarkan apakemauannya. Kedua : pemerintah perlu melibatkan segenapkemauan dan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat dalam

    melaksanakan pembangunan. Dengan kata lain pemerintah perlumenempatkan rakyat sebagai subjek pembangunan, bukan hanyasebagai objek pembangunan.

    Keberhasilan pelaksanaan pembangunan masyarakat Communitydevelopment sangat bergantung kepada peranan pemerintah danmasyarakatnya. Keduanya harus mampu menciptakan sinegri.Tanpa melibatkan masyarakat, pemerintah tidak akan dapatmencapai hasil pembangunan secara optimal. Pembangunan hanyaakan melahirkan produk-produk baru yang kurang berarti bagimasyarakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.

    Demikian pula sebaliknya, tanpa peran yang optimal daripemerintah, pembangunan akan berjalan secara tidak teratur dantidak terarah, yang akhirnya akan menimbulkan permasalahanbaru. Selain memerlukan keterlibatan masyarakat, pembangunanjuga membutuhkan strategi yang tepat agar dapat lebih efisien darisegi pembiayaan dan efektif dari segi hasil. Pemilihan strategipembangunan ini penting karena akan menentukan dimana peranpemerintah dan dimana peran masyarakat, sehingga kedua pihakmampu berperan secara optimal dan sinergis.

    Selain dengan amanat yang diemban dalam UU No. 22 / 1999,perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya harus berorientasi

    http://eeqbal.blogspot.com/2007/12/metode-perencanaan-partisipatif-dalam.htmlhttp://eeqbal.blogspot.com/2007/12/metode-perencanaan-partisipatif-dalam.htmlhttp://eeqbal.blogspot.com/2007/12/metode-perencanaan-partisipatif-dalam.htmlhttp://eeqbal.blogspot.com/2007/12/metode-perencanaan-partisipatif-dalam.html
  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    2/17

    ke bawah dan melibatkan masyarakat luas, melalui pemberianwewenang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di tingkatdaerah. Dengan cara ini pemerintah makin mampu menyerapaspirasi masyarakat banyak, sehingga pembangunan yangdilaksanakan dapat memberdayakan dan memenuhi kebutuhan

    rakyat banyak. Rakyat harus menjadi pelaku dalam pembangunan,masyarakat perlu dibina dan dipersiapkan untuk dapat merumuskansendiri permasalahan yang dihadapi, merencanakan langkah-langkah yang diperlukan, melaksanakan rencana yang telahdiprogramkan, menikmati produk yang dihasilkan dan melestarikanprogram yang telah dirumuskan dan dilaksanakan.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengertian Perencanaan

    Pengertian perencanaan memiliki banyak makna sesuai denganpandangan masing-masing ahli dan belum terdapat batasan yangdapat diterima secara umum. Pengertian atau batasan perencanaantersebut antara lain sebagai berikut :

    1. Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secarasistematis kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapaisuatu tujuan tertentu. Oleh karena itu pada hakekatnyaterdapat pada setiap jenis usaha manusia (Khairuddin, 1992 :47).

    2. Perencanaan adalah merupakan suatu upaya penyusunanprogram baik program yang sifatnya umum maupun yangspesifik, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Said &Intan, 2001 : 44 ).

    3. Perencanaan sebagai Analisis Kebijakan (Planning as PolicyAnalysis) yaitu, merupakan tradisi yang diilhami oleh logika-logika berpikir ilmu manajemen, administrasi publik,kebangkitan kembali ekonomi neoklasik, dan teknologiinformasi yang disebut sibernetika (Aristo, 2004).

    Perencanaan, meskipun mengandung pengertian masa depan,bukanlah hipotesis yang dibuat tanpa perhitungan. Hipotesis dalamperencanaan selalu didasarkan atas data-data dan perkiraan yangtelah tercapai, dan juga memperhitungkan sumber daya yang adadan akan dapat dihimpun. Dengan demikian, perencanaan berfungsisebagai pedoman sekaligus ukuran untuk menentukan perencanaanberikutnya. Mosher (1965 : 191) menyatakan bahwa, seringkaliperencanaan hanya meliputi kegiatan-kegiatan baru, atau alokasi

    keuangan untuk kegiatan-kegiatan lama, tanpa menilai kembalikualitasnya secara kritis. Acapkali lebih banyak sumbangan dapat

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    3/17

    diberikan kepada pembangunan dengan memperbaiki kualitaskegiatan yang sedang dalam pelaksanaan daripada memulai yangbaru.

    Perencanaan pada dasarnya adalah penetapan alternatif, yaitu

    menentukan bidang-bidang dan langkah-langkah perencanaan yangakan diambil dari berbagai kemungkinan bidang dan langkah yangada. Bidang dan langkah yang diambil ini tentu saja dipandangsesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, sumber daya yangtersedia dan mempunyai resiko yang sekecil-kecilnya. Oleh sebabitu, dalam penentuannya timbul berbagai bentuk perencanaan yangmerupakan alternatif-alternatif ditinjau dari berbagai sudut, sepertiyang dijelaskan oleh Westra (1980) dalam Khairuddin (1992 : 48),antara lain :

    1. Dari segi jangka waktu, perencanaan dapat dibedakan : (a)perencanaan jangka pendek (1 tahun), dan (b) perencanaanjangka panjang (lebih dari 1 tahun).

    2. Dari segi luas lingkupnya, perencanaan dapat dibedakan : (a)perencanaan nasional (umumnya untuk mengejarketerbelakangan suatu bangsa dalam berbagai bidang), (b)perencanaan regional (untuk menggali potensi suatu wilayahdan mengembangkan kehidupan masyarakat wilayah itu), dan(c) perencanaan lokal, misalnya; perencanaan kota (untukmengatur pertumbuhan kota, menertibkan penggunaan

    tempat dan memperindah corak kota) dan perencanaan desa(untuk menggali potensi suatu desa serta mengembangkanmasyarakat desa tersebut).

    3. Dari segi bidang kerja yang dicakup, dapat dikemukakanantara lain : industrialisasi, agraria (pertanahan), pendidikan,kesehatan, pertanian, pertahanan dan keamanan, dan lainsebagainya.

    4. Dari segi tata jenjang organisasi dan tingkat kedudukanmenejer, perencanaan dapat dibedakan : (a) perencanaanhaluan policy planning, (b) perencanaan program (program

    planning) dan (c) perencanaan langkah operational planning.

    2.2. Perencanaan Pembangunan Masyarakat

    Soetomo (2006 : 56) menjelaskan bahwa, pembangunanmasyarakat dilihat dari mekanisme perubahan dalam rangkamencapai tujuannya, kegiatan pembangunan masyarakat ada yangmengutamakan dan memberikan penekanan pada bagaimanaprosesnya sampai suatu hasil pembangunan dapat terwujud, danadapula yang lebih menekankan pada hasil material, dalam

    pengertian proses dan mekanisme perubahan untuk mencapai suatuhasil material tidak begitu dipersoalkan, yang penting dalam waktu

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    4/17

    relatif singkat dapat dilihat hasilnya secara fisik. Pendekatan yangpertama seringkali disebut sebagai pendekatan yangmengutamakan proses dan lebih menekankan pada aspekmanusianya, sedangkan pendekatan yang kedua disebut sebagaipendekatan yang mengutamakan hasil-hasil material dan lebih

    menekankan pada target.

    Secara umum community development adalah kegiatanpengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis,terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakatguna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas kehidupan yanglebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunanberikutnya. Dengan dasar itulah maka pembangunan masyarakatsecara umum ruang lingkup program-programnya dapat dibagiberdasarkan kategori sebagai berikut : (1) community service, (2)

    community empowering, dan (3) community relation (Rudito &Budimanta, 2003 : 29, 33).

    Solihin (2006), mengungkapkan tiga tahapan perencanaanpembangunan yaitu : (1) perumusan dan penentuan tujuan, (2)pengujian atau analisis opsi atau pilihan yang tersedia, dan (3)pemilihan rangkaian tindakan atau kegiatan untuk mencapai tujuanyang telah ditentukan dan telah disepakati bersama. Dari ketigatahapan perencanaan tersebut dapat didefenisikan perencanaanpembangunan wilayah atau dearah sebagai berikut yaitu : suatu

    usaha yang sistematik dari berbagai pelaku (aktor) baik umum(publik) atau pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakatstakeholder lainnya pada tingkatan yang berbeda untukmenghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik,sosial, ekonomi dan aspek lingkungan lainnya. Selanjutnya Adi(2003 : 81-82), pada perencanaan sosial tidak ada asumsi yangpervasif mengenai tingkat intraktabilitas ataupun konflikkepentingan. Dalam perencanaan sosial klien lebih dilihat sebagaikonsumen dari suatu layanan (service), dan mereka akan menerimaserta memanfaatkan program dan layanan sebagai hasil dari prosesperencanaan.

    Suzetta (2007) menjelaskan bahwa, Sistem PerencanaanPembangunan Nasional, telah dijabarkan lebih lanjut ke dalamPeraturan Pemerintah (PP) No. 39 dan No. 40 Tahun 2006. Sistemperencanaan ini diharapkan dapat mengkoordinasikan seluruhupaya pembangunan yang dilaksanakan oleh berbagai pelakupembangunan sehingga menghasilkan sinergi yang optimal dalammewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. Berdasarkanhal tersebut, maka Proses perubahan sosial (atau pembangunan)tersebut perlu dilakukan secara terencana, terkoordinasi, konsisten,

    dan berkelanjutan, melalui peran pemerintah bersamamasyarakat dengan memperhatikan kondisi ekonomi, perubahan-

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    5/17

    perubahan sosio-politik, perkembangan sosial-budaya yang ada,perkembangan ilmu dan teknologi, dan perkembangan duniainternasional atau globalisasi.

    2.3. Perencanaan Pembangunan Partisipasi

    1. Pengertian Partisipasi

    Istilah partisipasi sekarang ini menjadi kata kunci dalam setiapprogram pengembangan masyarakat dimana-mana, seolah-olahmenjadi lebel baru yang harus melekat pada setiap rumusankebijakan dan proposal proyek. Dalam perkembangannya seringkalidiucapkan dan ditulis berulang-ulang tetapi kurang dipraktekkan,sehingga cenderung kehilangan makna. Partisipasi sepadan denganarti peranserta, ikutserta, keterlibatan, atau proses belajar bersama

    saling memahami, menganalisis, merencanakan dan melakukantindakan oleh sejumlah anggota masyarakat.

    Asngari (2001: 29) menyatakan bahwa, penggalangan partisipasiitu dilandasi adanya pengertian bersama dan adanya pengertiantersebut adalah karena diantara orang-orang itu salingberkomunikasi dan berinteraksi sesamanya. Dalam menggalangperan serta semua pihak itu diperlukan : (1) terciptanya suasanayang bebas atau demokratis, dan (2) terbinanya kebersamaan.Selanjutnya Slamet (2003: 8) menyatakan bahwa, partisipasi

    masyarakat dalam pembangunan adalah sebagai ikut sertanyamasyarakat dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan-kegiatanpembangunan, dan ikut serta memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan. Gaventa dan Valderama (1999) dalam Arsito(2004), mencatat ada tiga tradisi konsep partisipasi terutama biladikaitkan dengan pembangunan masyarakat yang demokratis yaitu:1) partisipasi politik Political Participation, 2) partisipasi sosial SocialParticipation dan 3) partisipasi warga CitizenParticipation/Citizenship, ke tiga hal tersebut dapat dijelaskansebagai berikut :

    1. Partisipasi Politik,political participation lebih berorientasi padamempengaruhi dan mendudukan wakil-wakil rakyat dalamlembaga pemerintahan ketimbang partisipasi aktif dalamproses-proses kepemerintahan itu sendiri.

    2. Partisipasi Sosial, social Participation partisipasi ditempatkansebagai keterlibatan masyarakat terutama yang dipandangsebagai beneficiary atau pihak di luar proses pembangunandalam konsultasi atau pengambilan keputusan dalam semuatahapan siklus proyek pembangunan dari evaluasi kebutuhansampai penilaian, implementasi, pemantauan dan evaluasi.

    Partisipasi sosial sebenarnya dilakukan untuk memperkuatproses pembelajaran dan mobilisasi sosial. Dengan kata lain,

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    6/17

    tujuan utama dari proses partisipasi sosial sebenarnyabukanlah pada kebijakan publik itu sendiri tetapi keterlibatankomunitas dalam dunia kebijakan publik lebih diarahkansebagai wahana pembelajaran dan mobilisasi sosial.

    3. Partisipasi Warga, citizen participation/citizenship

    menekankan pada partisipasi langsung warga dalampengambilan keputusan pada lembaga dan proseskepemerintahan. Partisipasi warga telah mengalihkan konseppartisipasi dari sekedar kepedulian terhadap penerimaderma atau kaum tersisih menuju ke suatu kepeduliandengan berbagai bentuk keikutsertaan warga dalampembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan di berbagaigelanggang kunci yang mempengaruhi kehidupan mereka.Maka berbeda dengan partisipasi sosial, partisipasi wargamemang lebih berorientasi pada agenda penentuan kebijakan

    publik oleh warga ketimbang menjadikan arena kebijakanpublik sebagai wahana pembelajaran.

    2. Proses Perencanaan Pembangunan Partisipasi

    Ndraha (1990 : 104) menyatakan bahwa, dalam menggerakkanperbaikan kondisi dan peningkatan taraf hidup masyarakat, makaperencanaan partisipasi harus dilakukan dengan usaha : (1)perencanaan harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat

    yang nyata (felt need), (2) dijadikan stimulasi terhadapmasyarakat, yang berfungsi mendorong timbulnya jawaban(response), dan (3) dijadikan motivasi terhadap masyarakat, yangberfungsi membangkitkan tingkah laku (behavior). Dalamperencanaan yang partisipatif (participatory planning), masyarakatdianggap sebagai mitra dalam perencanaan yang turut berperanserta secara aktif baik dalam hal penyusunan maupun implementasirencana, karena walau bagaimanapun masyarakat merupakanstakeholder terbesar dalam penyusunan sebuah produk rencana.

    Suzetta (2007), sebagai cerminan lebih lanjut dari demokratisasidan partisipasi sebagai bagian dari good governance maka prosesperencanaan pembangunan juga melalui proses partisipatif.Pemikiran perencanaan partisipatif diawali dari kesadaran bahwakinerja sebuah prakarsa pembangunan masyarakat sangatditentukan oleh semua pihak yang terkait dengan prakarsatersebut. Sejak dikenalkannya model perencanaan partisipatif,istilah stakeholders menjadi sangat meluas dan akhirnya dianggapsebagai idiom model ini.

    Slamet (2003 : 11) menegaskan bahwa usaha pembangunan

    pedesaan melalui proses perencanaan partisipasi perlu didekatidengan berbagai cara yaitu : (1) penggalian potensi-potensi dapat

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    7/17

    dibagung oleh masyarakat setempat, (2) pembinaan teknologi tepatguna yang meliputi penciptaan, pengembangan, penyebaran sampaidigunakannya teknologi itu oleh masyarakat pedesaan, (3)pembinaan organisasi usaha atau unit pelaksana yangmelaksanakan penerapan berbagai teknologi tepat guna untuk

    mencapai tujuan pembangunan, (4) pembinaan organisasipembina/pendukung, yang menyambungkan usaha pembangunanyang dilakukan oleh individu-individu warga masyarakat pedesaandengan lembaga lain atau dengan tingkat yang lebih tinggi (kota,kecamatan, kabupaten, propinsi, nasional), (5) pembinaankebijakan pendukung, yaitu yang mencakup input, biaya kredit,pasaran, dan lain-lain yang memberi iklim yang serasi untukpembangunan.

    Cahyono (2006), proses perencanaan pembangunan berdasarkan

    partisipasi masyarakat harus memperhatikan adanya kepentinganrakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat, sehingga itu dalam proses perencanaan pembangunanpartisipasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :(1) perencanaan program harus berdasarkan fakta dan kenyataandimasyarakat, (2) Program harus memperhitungkan kemampuanmasyarakat dari segi teknik, ekonomi dan sosialnya, (3) Programharus memperhatikan unsur kepentingan kelompok dalammasyarakat, (4) Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program(5) Pelibatan sejauh mungkin organisasi-organisasi yang ada (6)

    Program hendaknya memuat program jangka pendek dan jangkapanjang, (7) Memberi kemudahan untuk evaluasi, (8) Programharus memperhitungkan kondisi, uang, waktu, alat dan tenaga(KUWAT) yang tersedia.

    III. PEMBAHASAN

    Pembangunan melalui partisipasi masyarakat merupakan salah satuupaya untuk memberdayakan potensi masyarakat dalam

    merencanakan pembangunan yang berkaitan dengan potensisumber daya lokal berdasarkan kajian musyawarah, yaitupeningkatan aspirasi berupa keinginan dan kebutuhan nyata yangada dalam masyarakat, peningkatan motivasi dan peran-sertakelompok masyarakat dalam proses pembangunan, danpeningkatan rasa-memiliki pada kelompok masyarakat terhadapprogram kegiatan yang telah disusun.Prinsip kerja dari pembangunan melalui partisipasi masyarakatadalah sebagai berikut : (1) program kerja disampaikan secaraterbuka kepada masyarakat dengan melakukan komunikasi

    partisipatif agar mendapat dukungan masyarakat, (2) programkerja dilaksanakan melalui kerjasama dan kerja bersama kelompok

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    8/17

    antara masyarakat, pejabat desa dan segenap warga dalam rangkamemperkecil hambatan dalam program, (3) program kerja tidakmengarah pada golongan tertentu di masyarakat atau kelompokagar tidak menimbulkan perpecahan, (4) selama program berjalan,koordinasi selalu dilakukan secara vertikal maupun horizontal, (5)

    tidak perlu bersikap superior atau merasa paling tahu dalamsetiap kesempatan pelaksanaan program kerja, (6) tidak perlumemberikan janji kepada siapapun tetapi kesungguhan kerja dalamkonteks program kerja yang sudah ditentukan.

    Community Development dengan segala kegiatannya dalampembangunan sebaiknya menghindari metode kerja "doing for thecommunity", tetapi mengadopsi metode kerja "doing with thecommunity". Metode kerja doing for, akan menjadikan masyarakatmenjadi pasif, kurang kreatif dan tidak berdaya, bahkan mendidik

    masyarakat untuk bergantung pada bantuan pemerintah atauorganisasi-organisasi sukarela pemberi bantuan. Sebaliknya,metode kerja doing with, merangsang masyarakat menjadi aktifdan dinamis serta mampu mengidentifikasi mana kebutuhan yangsifatnya - real needs, felt needs dan expected need . Metode kerjadoing with, sangat sesuai dengan gagasan besar KI HajarDewantara tentang kepemimpinan pendidikan di Indonesia - ingngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wurihandayani - yang berfokus akan perlunya kemandirian yangpartisipatif di dalam proses pembangunan (Tampubolon, 2006).

    Berdasarkan berbagai pejelasan di atas, maka berbagai metodeyang digunakan dalam proses perencanaan partisipasipembangunan masyarakat adalah sebagai berikut :

    1. Participatory Rural Appraisal(PRA)

    Anonim (2002), pendekatan, metode dan teknik PRA (ParticipatoryRural Appraisal) berkembang pada periode 199O-an. ParticipatoryRural Appraisal (PRA) adalah sebuah metode pemahaman lokasidengan cara belajar dari, untuk dan bersama dengan masyarakatuntuk mengetahui, menganalisa dan mengevaluasi hambatan dankesempatan melalui multi-disiplin dan keahlian untuk menyusuninformasi dan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan.PRA mempunyai sejumlah teknik untuk mengumpulkan danmembahas data. Teknik ini berguna untuk menumbuhkanpartisipasi masyarakat. Teknik-teknik PRA antara lain :

    1. Secondary Data Review (SDR) Review Data Sekunder.Merupakan cara mengumpulkan sumber-sumber informasiyang telah diterbitkan maupun yang belum disebarkan.

    Tujuan dari usaha ini adalah untuk mengetahui data manakahyang telah ada sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan.

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    9/17

    2. Direct Observation Observasi Langsung. Direct Observationadalah kegiatan observasi langsung pada obyek-obyektertentu, kejadian, proses, hubungan-hubungan masyarakatdan mencatatnya. Tujuan dari teknik ini adalah untukmelakukan cross-check terhadap jawaban-jawaban

    masyarakat.3. Semi-Structured Interviewing (SSI) Wawancara Semi

    Terstruktur. Teknik ini adalah wawancara yangmempergunakan panduan pertanyaan sistematis yang hanyamerupakan panduan terbuka dan masih mungkin untukberkembang selama interview dilaksanakan. SSI dapatdilakukan bersama individu yang dianggap mewakiliinformasi, misalnya wanita, pria, anak-anak, pemuda, petani,pejabat lokal.

    4. Focus Group Discussion Diskusi Kelompok Terfokus. Teknik

    ini berupa diskusi antara beberapa orang untukmembicarakan hal-hal bersifat khusus secara mendalam.Tujuannya untuk memperoleh gambaran terhadap suatumasalah tertentu dengan lebih rinci.

    5. Preference Ranking and Scoring. Adalah teknik untukmenentukan secara tepat problem-problem utama danpilihan-pilihan masyarakat. Tujuan dari teknik ini adalahuntuk memahami prioritas-prioritas kehidupan masyarakatsehingga mudah untuk diperbandingkan.

    6. Direct Matrix Ranking. Adalah sebuah bentuk ranking yang

    mengidentifikasi daftar criteria obyek tertentu. Tujuannyauntuk memahami alasan terhadap pilihan-pilihan masyarakat,misalnya mengapa mereka lebih suka menanam pohonrambutan dibandingkan dengan pohon yang lain. Kriteria inimungkin berbeda dari satu orang dengan orang lain, misalnyamenurut wanita dan pria tentang tanaman sayur.

    7. Peringkat Kesejahteraan. Rangking Kesejahteraan Masyarakatdi suatu tempat tertentu. Tujuannya untuk memperolehgambaran profil kondisi sosio-ekonomis dengan cara menggalipersepsi perbedaan-perbedaan kesejahteraan antara satu

    keluarga dan keluarga yang lainnya dan ketidak seimbangandi masyarakat, menemukan indicator-indikator lokalmengenai kesejahteraan.

    8. Pemetaan Sosial. Teknik ini adalah suatu cara untuk membuatgambaran kondisi sosial-ekonomi masyarakat, misalnyagambar posisi pemukiman, sumber-sumber matapencaharian, peternakan, jalan, dan sarana-sarana umum.Hasil gambaran ini merupakan peta umum sebuah lokasi yangmenggambarkan keadaan masyarakat maupun lingkunganfisik.

    9. Transek(Penelusuran). Transek merupakan teknik penggalianinformasi dan media pemahaman daerah melalui penelusuran

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    10/17

    dengan berjalan mengikuti garis yang membujur dari suatusudut ke sudut lain di wilayah tertentu.

    10. Kalender Musim. Adalah penelusuran kegiatan musimantentang keadaan-keadaan dan permasalahan yang berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu (musiman) di masyarakat.

    Tujuan teknik ini untuk memfasilitasi kegiatan penggalianinformasi dalam memahami pola kehidupan masyarakat,kegiatan, masalah-masalah, fokus masyarakat terhadap suatutema tertentu, mengkaji pola pemanfaatan waktu, sehinggadiketahui kapan saat-saat sibuk dan saat-saat waktu luang.

    11. Alur Sejarah. Alur sejarah adalah suatu teknik yangdigunakan untuk mengetahui kejadian-kejadian dari suatuwaktu sampai keadaan sekarang dengan persepsi orangsetempat. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperolehgambaran mengenai topik-topik penting di masyarakat.

    12. Analisa Mata Pencaharian. Masyarakat akan terpanduuntuk mendiskusikan kehidupan mereka dari aspek matapencaharian. Tujuan dari teknik ini yaitu memfasilitasipengenalan dan analisa terhadap jenis pekerjaan, pembagiankerja pria dan wanita, potensi dan kesempatan, hambatan.

    13. Diagram Venn. Teknik ini adalah untuk mengetahuihubungan institusional dengan masyarakat. Tujuannya untukmengetahui pengaruh masing-masing institusi dalamkehidupan masyarakat serta untuk mengetahui harapan-harapan apa dari masyarakat terhadap institusi-institusi

    tersebut.14. Kecenderungan dan Perubahan. Adalah teknik untuk

    mengungkapkan kecenderungan dan perubahan yang terjadidi masyarakat dan daerahnya dalam jangka waktu tertentu.Tujuannya untuk memahami perkembangan bidang-bidangtertentu dan perubahan-perubahan apa yang terjadi dimasyarakat dan daerahnya.

    2. Kaji-Tindak Partisipatif (KTP)

    Agusta (2005) menyatakan bahwa Kaji-Tindak Partisipatif (KTP)adalah istilah program sedangkan esensinya menunjuk padametodologi Participatory Learning and Action (PLA) atau belajar daribertindak secara partisipatif; belajar dan bertindak bersama, aksi-refleksi partisipatif. Penggunaan istilah PLA dimaksudkan untukmenekankan pengertian partisipatif pada proses belajar bersamamasyarakat untuk pengembangan. Kaji-Tindak Partisipatif, dannama kegiatan mencerminkan suatu dialektika yang dinamis antarakajian dan tindakan secara tak terpisahkan. Kajian partisipatifmenjadi dasar bagi tindakan partisipatif. Jika dari suatu tindakanterkaji masih ditemui hambatan dan masalah, maka kajianpartisipatif diulang kembali untuk menemukan jalan keluar,

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    11/17

    demikian seterusnya. Sebuah kajian partisipatif dalam masyarakatmeletakkan semua pihak yang berpartisipasi apakah sebagai petani,nelayan, pedagang, aparat desa, atau petugas pelayan masyarakatdalam posisi yang setara fungsional, dan menghindar dari adanyapihak yang memiliki posisi istimewa dalam menggali dan

    merumuskan proses dan hasil kajian.

    3. Participatory Research and Development(PRD)

    Penelitian mengenai partisipasi dan pembangunan masyarakatmemiliki fokus terhadap upaya menolong anggota masyarakat yangmemiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasikebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersamauntuk memenuhi kebutuhan tersebut. PRD yang merupakan wujudnyata dari pengembangan masyarakat seringkali diimplementasikan

    dalam bentuk (a) proyek-proyek pembangunan yangmemungkinkan anggota masyarakat memperoleh dukungan dalammemenuhi kebutuhannya, dan (b) melalui kampanye dan aksi sosialyang memungkinkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipenuhioleh pihak-pihak lain yang bertanggungjawab (Suharto, 2002).

    4. Metode Rapid Rural Appraisal(RRA)

    Teknik RRA mulai berkembang pada akhir 1970-an dan diterimasecara akademis pada akhir tahun 1980-an. Teknik RRAberkembang karena adanya ketidak puasan penggunaan kuisioner

    pada metode penelitian konvensional. Kuisioner seringkalimenghasilkan suatu hasil yang tidak tuntas dan informasi yangdiperoleh seringkali tidak meyakinkan. Selain itu, adanya biasdalam melihat kaum miskin, pada metode penelitian konvensional.Sebagai contoh, kuisioner hanya melihat masyarakat kelas atas,orang berpendidikan tinggi dan kurang menjangkau masyarakatyang tinggal di daerah terpencil. Pendekatan dalam RRA hampirsama dengan PRA antara lain : secondary data review, directobservation, semi-strucuted interview, workshop dan brainstorming,transect, mapping, ranking and scoring, developing chronologies of

    local events, dan case studies (Anonim, 2002).

    Perbedaan yang menonjol dari kedua pendekatan ini adalah darisegi partisipasi masyarakat. Dalam RRA, informasi dikumpulkanoleh pihak luar (outsiders), kemudian data dibawa pergi, dianalisadan peneliti tersebut membuat perencanaan tanpa menyertakanmasyarakat. RRA lebih bersifat penggalian informasi, sedangkanPRA dilaksanakan bersama-sama masyarakat (let them do it), mulaidari pengumpulan informasi, analisa sampai pada perencanaanprogram.

    5. Metode Participatory Action Research (PAR)

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    12/17

    Teoritisasi dalam PAR dimulai dengan pengungkapan-pengungkapandan penguraian secara rasional dan kritis terhadap praktek-prakteksosial mereka. Dari kesemua prinsip-prinsip PAR yang ada, yangterpenting adalah dalam PAR tidak mengharuskan membuat danmengelola catatan rekaman yang menjelaskan apa yang sedang

    terjadi se-akurat mungkin, akan tetapi merupakan analisa kritisterhadap situasi yang secara kelembagaan diciptakan (sepertimelalui proyek-proyek, program-program tertentu atau sistem.Salah satu prinsip dalam PAR yang paling unique adalah menjadikanpengalaman-pengalaman mereka sendiri sebagai sasaranpengkajian (objectifying their own experience).

    Mahmudi (2004), ada beberapa prinsip-prinsip PAR yang yang harusdipahami terlebih dahulu. Antara lain, (1) PAR harus diletekkansebagai suatu pendekatan untuk memperbaiki praktek-praktek

    sosial dengan cara merubahnya dan belajar dari akibat-akibat dariperubahan tersebut. (2), secara keseluruhan merupakan partisipasiyang murni (autentik) dimana akan membentuk sebuah spiral yangberkesinambungan sejak dari perencanaan (planing), tindakan(pelaksanaan atas rencana), observasi (evaluasi atas pelaksanaanrencana), refleksi (teoritisi pengalaman). (3), PAR merupakankerjasama (kolaborasi), semua yang memiliki tanggungjawab atastindakan perubahan dilibatkan dalam upaya-upaya meningkatkankemampuan mereka. (4) PAR merupakan suatu proses membangunpemahaman yang sistematis (systematic learning process),

    merupakan proses penggunaan kecerdasan kritis salingmendiskusikan tindakan mereka dan mengembangkannya, sehinggatindakan sosial mereka akan dapat benar-benar berpengaruhterhadap perubahan sosial. (5), PAR suatu proses yang melibatkansemua orang dalam teoritisasi atas pengalaman-pengalamanmereka sendiri.

    6. Metode PPKP (Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan)

    Saharia (2003), metode PPKP adalah salah satu metodeperencanaan partisipatif yang bertujuan untuk menggali

    permasalahan yang ada di masyarakat, penyebab terjadinyamasalah, dan cara mengatasinya dengan menggunakansumberdaya lokal atas prinsip pemberdayaan masyarakat yangacuannya sebagai berikut :

    1. Mengumpulkan informasi yang dilakukan oleh petani sendiri.Bahan informasi ini dapat digunakan oleh orang lain atausuatu lembaga yang akan membantu petani.

    2. Mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari dan olehmasyarakat desa untuk saling berbagi, berperan aktif dalam

    perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian serta tidaklanjutnya.

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    13/17

    3. Informasi yang diperoleh dengan Metode PPKP dapatdigunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan dalampemberdayaan masyarakat desa (petani).

    4. Metode PPKP ini dilaksanakan oleh pengambil kebijakanbersama petani, kelompok pendamping lapangan, dan dari

    unsur pemerintah desa. Dalam Metode PPKP ini kelompokpendamping lapangan hanya sebatas fasilitator.

    7. Metode Participatory Learning Methods (PLM)

    Thoyib (2007), model pembelajaran partisipatif sebenarnyamenekankan pada proses pembelajaran, di mana kegiatan belajardalam pelatihan dibangun atas dasar partisipatif (keikutsertaan)peserta pelatihan dalam semua aspek kegiatan pelatihan, mulai darikegiatan merencanakan, melaksanakan, sampai pada tahap menilai

    kegiatan pembelajaran dalam pelatihan. Upaya yang dilakukanpelatih pada prinsipnya lebih ditekankan pada motivasi danmelibatkan kegiatan peserta.

    Pada awal kegiatan pelatihan, intensitas peranan pelatih adalahtinggi. Peranan ini ditampilkan dalam membantu peserta denganmenyajikan informasi mengenai bahan ajar (bahan latihan) dandengan melakukan motivasi dan bimbingan kepada peserta.Intensitas kegiatan pelatih (sumber) makin lama makin menurun,sehingga perannya lebih diarahkan untuk memantau dan

    memberikan umpan balik terhadap kegiatan pelatihan dansebaliknya kegiatan peserta pada awal kegiatan rendah, kegiatanawal ini digunakan hanya untuk menerima bahan pelatihan,informasi, petunjuk, bahan-bahan, langkah-langkah kegiatan.Kemudian partisipasi warga makin lama makin meningkat tinggi danaktif membangun suasana pelatihan yang lebih bermakna.

    Beberapa teknik yang dapat dipergunakan pada model pelatihan iniadalah :

    1. Teknik dalam tahap pembinaan keakraban : teknik diad,teknik pembentukan kelompok kecil, teknik pembinaan

    belajar berkelompok, teknik bujur sangkar terpecah2. Teknik yang dipergunakan pada tahap identifikasi : curah

    pendapat, dan wawancara3. Teknik dalam tahap perumusan tujuan : teknik Delphi dan

    diskusi kelompok (round table discussion)4. Teknik pada tahap penyusunan program adalah : teknik

    pemilihan cepat (Q-shot technique) dan teknik perancanganprogram

    5. Teknik yang dapat dipergunakan dalam proses pelatihan :Simulasi, studi kasus, cerita pemula diskusi (discussion starter

    story), Buzz group, pemecahan masalah kritis, forum, roleplay, magang, kunjungan lapangan dll

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    14/17

    6. Teknik yang dapat dipergunakan dalam penilaian prosespelatihan, hasil dan pengaruh kegiatan : respon terinci, cawanikan (fish bowl technique), dan pengajuan pendapat tertulis.

    8. Metodologi Participatory Assessment(MPA)

    Dayal, et, al (2000), Methodology for Participatory Assessments(MPA) adalah metode yang dikembangkan untuk menjalankanpenilaian suatu proyek pembangunan masyarakat (communitydevelopment). MPA merupakan alat yang berguna bagi pembuatkebijakan, manajer program dan masyarakat, sehinggamasayarakat setempat dapat memantau kesinambunganpembangunan dan mengambil tindakan yang diperlukan agarmenjadi semakin baik. Metodologi tersebut mengungkapkan

    bagaimana caranya kaum perempuan dan keluarga yang kurangmampu dapat ikut berpartisipasi, dan mengambil manfaat daripembangunan, bersama-sama dengan kaum lelaki dan keluargadimana mereka berada.

    MPA merupakan pengembangan dari pendekatan-pendekatanpartisipatif misalnya PRA yang merupakan perangkat peralatan danmetode yang selama bertahun-tahun telah terbukti efektif untukmembuat masyarakat berpartisipasi. MPA mempunyai ciri-cirisebagai berikut:

    1. MPA merupakan metode yang ditujukan baik kepada instansipelaksana maupun kepada masyarakat untuk mencapaikondisi pengelolaan sarana yang berkesinambungan dandigunakan secara efektif. Dirancang sedemikian rupa untukmelibatkan pihak yang berkepentingan (stakeholder) utamadan menganalisis keberadaan masyarakat yang memiliki 4komponen penting: lelaki miskin, perempuan miskin, lelakikaya, perempuan kaya.

    2. MPA menggunakan satu set indikator yang sector specificuntuk mengukur kesinambungan, kebutuhan, gender dan

    kepekaan akan kemiskinan. Masing-masing diukur denganmenggunakan urutan alat partisipatifi pada masyarakat,instansi pelaksana dan pembuat kebijakan. Hasil daripenilaian pada tingkat masyarakat dibawa oleh wakil-wakilmasyarakat pengguna dan instansi pelaksana ke dalam rapatpihak berkepentingan (stakeholder), dengan tujuan untuksecara bersama mengevaluasi faktor-faktor kelembagaanyang berpengaruh pada dampak proyek dan kesinambunganpada tingkat lapangan. Hasil dari penilaian kelembagaandigunakan untuk melakukan peninjauan ulang atas kebijakan

    pada tingkat program atau tingkat nasional.

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    15/17

    3. MPA menghasilkan sejumlah data kualitatif tingkat desa,sebagiannya dapat dikuantitatifkan kedalam sistem ordinaloleh para warga desa itu sendiri. Data kuantitatif ini dapatdianalisis secara statistik.

    4. Dengan cara ini kita dapat mengadakan analisis antar

    masyarakat, antar proyek dan antar waktu, serta pada tingkatprogram. Dengan demikian MPA dapat digunakan untukmenghasilkan informasi manajemen untuk proyek skala besardan data yang sesuai untuk analisis program.

    IV. KESIMPULAN

    1. Terdapat berbagai metode pembangunan partisipasi yangdapat dijadikan dasar dalam pembangunan masyarakat

    seperti, metode PRA (participatory rural appraisal), KTP (kaji-tindak partisipatif), PRD (participatory research development),RRA (rapid rural appraisal), PAR (participatory actionresearch), PPKP (Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan),PLM (Participatory Learning Methods), dan MPA (MetodologiParticipatory Assessment). Berbagai metode tersebut dapatdilaksanakan sesuai tujuan pelaksanaan pembangunan yangdiharapkan oleh masyarakat yaitu meningkatkankesejahteraan rakyat secara keseluruhan.

    2. Partisipasi masyarakat dalam manajemen pembangunan akan

    menghantarkan masyarakat untuk dapat memahami masalah-masalah yang dihadapi, menganalisa akar-akar masalahtersebut, mendesain kegiatan-kegiatan terpilih, sertamemberikan kerangka untuk pemantauan dan evaluasipelaksanaan pembangunan.

    3. Proses penyusunan rencana pembangunan secara demokratisdan partisipatoris dilakukan melalui forum MusyawarahPerencanaan Pembangunan (Musrenbang), mulai dari tingkatdesa, kecamatan, kabupaten atau kota, kemudian padatingkat Provinsi. Hasil dari Musrenbang Provinsi kemudian

    dibawa ke Musrenbang Nasional yang merupakan sinkronisasidari Program Kementerian dan Lembaga dan harmonisasidekonsentrasi dan tugas perbantuan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Media Internet (Email,Website dan Blogspot)

    Anonim. 2002. Participatory Rural Appraisal (PRA). Website.Perkumpulan Masyarakat Penanggulangan Bencana.

    http://pmpbencana.org. Di akses, 2 November 2007.

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    16/17

    Agusta, I. 2007. Aneka Metode Partisipasi Untuk PembangunanDesa. Blogspot http://iagusta.blogspot.com/. Sosiolog PedesaanInstitut Pertanian Bogor. Di akses, 2 November 2007.

    Cahyono. B.Y. 2006. Metode Pendekatan Sosial Dalam

    Pembangunan Partisipatif. lppm.petra.ac.id/ppm/COP/download. Diakses, 2 November 2007.

    Dayal. R. Christine van Wijk, and Nilanjana Mukherjee. 2000.Methodology for Participatory Assessments with Communities,Institutions and Policy Makers. Website.http://www.waspola.org/default/policy/web. Di akses, 2 November2007.

    Mahmudi, A. 2004. Metode Penelitian Kritis dan Prinsip-prinsip

    Participatory Action Research (PAR). Jurnal Inovasi PendidikanTinggi Agama Islam Swara Ditpertais: No. 19 Th. II, 15 November2004. http://www.ditpertais.net/swara . Di akses, 2 November2007.

    Saharia. 2003. Pemberdayaan Masayarakat Di Pedesaan SebagaiSalah Satu Upaya Pemanfaatan Potensi Sumberdaya ManusiaSecara Optimal. Makalah Individu Pengantar Falsafah Sains(PPS702). Sekolah Pascasarjana / S3 Institut Pertanian Bogor. E-mail: [email protected]. Di akses, 3 November 2007.

    Suharto, E. 2002. Metodologi Pengembangan Masyarakat.Community work in New Zealand.http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_19.htmn . Diakses, 3 November 2007.Suzetta, P. 2007. Perencanaan Pembangunan Indonesia. MenteriNegara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS.www.bappenas.go.id. (pdf) Di akses, 3 November 2007.

    Thoyib, M. 2007. Model pembelajaran partisipatif. Website.

    Departemen Sosial RI. http://www.mirror.depsos.go.id/, Di akses, 3November 2007.

    Buku dan Makalah Seminar

    Adi, R.S. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat danIntervensi Komunitas. Lembaga Penerbit. Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.

    Asngari, P.S. 2001. Perenan Agen Pembaruan/Penyuluh DalamUsaha Memberdayakan (Empowerment) Sumberdaya Manusia

  • 7/28/2019 Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat

    17/17

    Pengelola Agribisnis. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu SosialEkonomi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

    Aristo, D.A. 2004. Rejuvinasi Peran Perencana Dalam MenghadapiEra Perencanaan Partisipatif Sebuah Tahapan Awal dalam

    Pembentukan Kultur Masyarakat Partisipatif. Disampaikan Dalam :Seminar Tahunan ASPI (Asosiasi Sekolah Perencana Indonesia)Universitas Brawijaya, Malang Juli 2004. Teknik Planologi ITB.

    Khairuddin. 1992. Pembangunan Masyarakat. Tinjauan Aspek;Sosiologi, Ekonomi, dan Perencanaan. Liberty. Yogyakarta.

    Mosher, A.T. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Syarat-Syarat Mutlak Pembangunan dan Modernisasi. Disadur oleh : Ir. S.Krisnandhi dan Bahrin Samad. C.V. Yasaguna. Jakarta.

    Ndraha, T. 1990. Membangun Masyarakat MempersiapkanMasyarakat Tinggal Landas. Rineka Cipta. Jakarta.

    Rudito, B. dan Budimanta, A. 2003. Pengelolaan CommunityDevelopment. Indonesia Center For Sustainable Development.Jakarta.

    Said, G dan Intan, A.H. 2001. Manajemen Agribisnis. GhaliaIndonesia.

    Slamet, M. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan.IPB. Press. Bogor.

    Solihin, D. 2006. Perencanaan Pembangunan Partisipatif. Makalahdisampaikan pada Pelatihan Aparatur Pemerintahan Daerah.Jakarta, 27 Desember 2006. Sekolah Tinggi Pemerintahan AbdiNegara.

    Soetomo, 2006. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat.

    Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

    Tampobulon, M. 2006. Pendidikan Pola Pemberdayaan MasyarakatDan Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat Dalam PembangunanSesuai Tuntutan Otonomi Daerah. Fakultas Ilmu Pendidikan.Universitas Negeri Medan. Sumatera Utara.