metode pemetaan geologi

7

Click here to load reader

Upload: aditya-rasdi-metly

Post on 23-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

struktur geologi, kabupaten kuningan, stratigrafi, fisiografi, MPG

TRANSCRIPT

Tugas UAS Mata Kuliah Metode Pemetaan Geologi

Kelompok 36Anggota:Aditya Rasdi / 270110120049Calvin Markus / 270110120050Abdullah Alghani/ 270110120071Alisah/ 270110120199Adrizal Yazid/ 270110120200

Program Sarjana Prodi Teknik GeologiFakultas Teknik GeologiUniversitas PadjadjaranAnalisis Geologi Regional

A. Fisiografi

Menurut van Bemmelen (1949), secara fisiografis daerah Jawa Barat dibagi menjadi lima bagian besar, yaitu Dataran Aluvial Jawa Barat Utara, Antiklinorium Bogor, Kubah dan Pegunungan pada Zona Depresi Tengah, Zona Depresi Tengah Jawa Barat, dan Pegunungan Selatan Jawa Barat. Daerah penelitian terletak pada Zona Bandung, tepatnya pada Kubah dan Pegunungan pada Zona Depresi Tengah.Zona Bandung yang letaknya di bagian selatan Zona Bogor, memiliki lebar antara 20 km hingga 40 km, membentang mulai dari Pelabuhanratu, menerus ke timur melalui Cianjur, Bandung hingga Kuningan. Sebagian besar Zona Bandung bermorfologi perbukitan curam yang dipisahkan oleh beberapa lembah yang cukup luas. Van Bemmelen (1949) menamakan lembah tersebut sebagai depresi di antara gunung yang prosesnya diakibatkan oleh tektonik (intermontane depression). Batuan penyusun di dalam zona ini terdiri atas batuan sedimen berumur Neogen yang ditindih secara tidak selaras oleh batuan vulkanik berumur Kuarter. Akibat tektonik yang kuat, batuan tersebut membentuk struktur lipatan besar yang disertai oleh pensesaran. Zona Bandung merupakan puncak dari Geantiklin Jawa Barat yang kemudian runtuh setelah proses pengangkatan berakhir (van Bemmelen, 1949).

Zona Bandung merupakan daerah gunungapi yang relatif memiliki bentuk depresi dibandingkan zona yang mengapitnya yaitu Zona Bogor dan Zona Pegunungan Selatan. Sebagian besar terisi oleh endapan aluvial dan vulkanik muda (Kuarter) dari produk gunungapi yang terletak pada dataran rendah di daerah perbatasan dan membentuk barisan. Walaupun Zona Bandung membentuk depresi, ketinggiannya masih terbilang cukup besar seperti misalnya depresi Bandung dengan ketinggian 700-750 mdpl (meter di atas permukaan laut). Di beberapa tempat pada zona ini merupakan campuran endapan Kuarter dan Tersier, pegunungan Tersier tersebut yaitu Pegunungan Bayah (Eosen), bukit di Lembah Cimandiri (kelanjutan dari Pegunungan Bayah), Bukit Rajamandala (Oligosen) dan plateau Rongga termasuk dataran Jampang (Pliosen), dan Bukit Kabanaran.Daerah Kuningan ke arah Selatan secara fisiografis terletak di bagian timur zona Depresi Bogor (Van Bemmelen, 1949).

B. Struktur Geologi

Dari analis peta regional didapatkan beberapa struktur geologi berupa lipatan, sesar naik dan sesar mendatar yang kemungkinana beraasal dari aktivitas tektonik perioda Intra Miosen dan Pliosen Plistosen. Pola struktur geologi didaerah penelitian didominasi Pola Meratus berarah Utara Timurlaut Selatan Baratdaya diwakili oleh Sesar Padamulya, Pola Sunda berarah relatif Utara Selatan diwakili oleh Sesar Mekarsari. Sedangkan untuk pola Jawa berarah Barat Timur diwakili oleh Sesar Cipakem, Sesar Lebakherang, Antiklin Mekarsari, Sinklin Mekarsari, Antiklin Lebakherang, dan Sinklin Lebakherang. Deformasi pada daerah penelitian dapat dibagai menjadi tiga fase, yaitu perlipatan, pensesaran, dan pergeseran. Sesar dan lipatan berasal dari satu tegasan utama yang sama dengan arah relatif Utara Selatan sampai Utara Timurlaut Selatan Baratdaya.

Struktur Geologi yang di jumpai di daerah penelitian di Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, merupakan gejala dari penyebaran struktur secara regional. Struktur di Pulau Jawa pada umumnya berarah barat timur, Zona Bogor di batasi oleh sesar sesar yang berarah Baratlaut Tenggara. Daerah penelitian termasuk ujung timur Zona Bogor yang terlipat kuat sehingga menghasilkan suatu antiklinorium yang berarah barat timur. Selain itu terjadi sesar sesar yang menyebabkan pergeseran dari sumbu-sumbu antiklin dan terjadi setelah pengendapan Formasi Halang.

C. Stratigrafi

Satuan Stratigrafi batuan di daerah Ciniru secara garis besar terdiri atas 5 satuan yaitu Batu Lempung, Intrusi Batuan Beku Diorit, Batupasir,Tuff, Breksi Laharik dan Aluvium (dari tua ke muda). Hubungan stratigrafi yang tidak selaras yaitu antara Satuan Batulempung, dengan satuan Batupasir, serta Satuan Batupasir dengan satuan yang lebih muda.