metode pemetaan

11
METODOLOGI PEMETAAN A. PENDAHULUAN Peta merupakan sarana pokok yang harus dimiliki oleh setiap wilayah/daerah, atau dalam hal ini perusahaan perkebunan, untuk memungkinkan pelaksanaan tertib penyelenggaraan administrasi dengan baik, yang mencakup luas areal, (Blok, Afdeling, Estate, dan lain sebagainya), disamping peta juga mampu menunjukan posisi dan letak suatu bangunan, juga kondisinya. 1. Fungsi Pemetaan Secara umum fungsi peta dapat dikaitkan dengan berbagai macam kepentingan antara lain: bidang pemerintahan, bidang hankam, politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Dalam hal pembuatan peta yang standar sesuai dengan kebutuhan harus memperhatikan sebagai berikut : a. Menetapkan kebijakan tekhnis dan langkah langkah pemetaan batas wilayah/areal yang bersebelahan.. b. Melaksanakan pemetaan sesuai metodologi pemetaan yang standar.Menggambar peta sesuai tekhnis pemetaan 47

Upload: eddypurwanto

Post on 07-Jun-2015

11.159 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE  PEMETAAN

METODOLOGI PEMETAAN

A. PENDAHULUAN

Peta merupakan sarana pokok yang harus dimiliki oleh setiap wilayah/daerah, atau dalam hal

ini perusahaan perkebunan, untuk memungkinkan pelaksanaan tertib penyelenggaraan

administrasi dengan baik, yang mencakup luas areal, (Blok, Afdeling, Estate, dan lain

sebagainya), disamping peta juga mampu menunjukan posisi dan letak suatu bangunan, juga

kondisinya.

1. Fungsi Pemetaan

Secara umum fungsi peta dapat dikaitkan dengan berbagai macam kepentingan antara

lain: bidang pemerintahan, bidang hankam, politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.

Dalam hal pembuatan peta yang standar sesuai dengan kebutuhan harus memperhatikan

sebagai berikut :

a. Menetapkan kebijakan tekhnis dan langkah langkah pemetaan

batas wilayah/areal yang bersebelahan..

b. Melaksanakan pemetaan sesuai metodologi pemetaan yang

standar.Menggambar peta sesuai tekhnis pemetaan

Pertimbangan utama dalam penentuan jenis peta pada umumnya antara lain :

Pembuatan peta dengan spesifikasi tertentu mempunyai konsekwensi pada biaya

dan waktu yang dibutuhkan, makin tinggi spesifikasi yang harus dipenuhi, maka

semakin tinggi pula biaya dan waktu yang dibutuhkan.

Tingkat kebutuhan akan peta dari suatu desa dengan desa lainnya akan berbeda

tergantung dari jumlah serta jenis permasalahan yang dihadapinya.

2. Persyaratan Pemetaan

Dalam sebuah peta harus memberikan gambaran secara jelas informasi-informasi yang

dibutuhkan sesuai dengan tingkat kebutuhan user, yang secara umum harus memuat,

Legenda (Keterangan simbol dan warna) juga garis lintang dan bujur yang disebut juga

garis astronomi. Garis Astronomi ini adalah garis khayal/abstrak pada globe atau peta

47

Page 2: METODE  PEMETAAN

yang digunakan untuk mencari letak suatu tempat dimuka bumi yang terdiri dari garis

Lintang (Paralel) dan garis Bujur (Meridien)

a. Garis Lintang (Parelel) adalah garis abstrak yang melintang yang melingkari

permukaan bumi dan membagi bumi menjadi dua bagian yaitu Utara dan Selatan.

Garis Lintang 0º disebut juga garis khatulistiwa atau equator, jarak dari garis lintang

equator/khatulistiwa ke kutub utara yaitu dari 0º - 90º LU (North) dan jarak dari

khatulistiwa ke kutub selatan yaitu dari 0º - 90º LS (South)

b. Garis Bujur, adalah garis abstrak yang membujur dari kutub utara sampai ke kutub

selatan yang menunjukan pembagian daerah waktu, garis bujur utama adalah 0º

disebut juga garis meridien utama yang melalui kota greenwich (London Inggris),

jarak dari garis bujur 0º ke arah timur sejauh 180º BT (East) dan kearah barat

demikian juga sejauh 180º. Garis bujur utama ditetapkan sebagai tanda waktu utama

internasional (GMT/Greenwich Mean Time).

c. Legenda, adalah keterangan yang menunjukkan suatu tempat, waktu dan lain

sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol tertentu yang umum serta garis

garis yang membedakan batas dan satuan warna warna untuk membedakan

ketinggian dan kedalaman tempat.

d. Mata angin, adalah penunjuk arah atau orientasi yang menunjukan empat arah utama

yaikni Utara, Selatan, Timur dan Barat, serta 12 arah antara yang lainnya, alat yang

biasa digunakan untuk penunjuk arah ini adalah compass (kompas), tetapi pada

setiap perangkat GPS kompas sudah disediakan, dalam kompass arah jarum selalu

menunjukan ke arah utara-selatan sehingga arah lainnya dapat diketahui.

e. Skala peta adalah perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang sebenarnya

dipermukaan bumi atau di lapangan, skala biasanya di nyatakan dengan angka atau

garis, misalnya 1 : 100.000 ini berati 1 cm di peta menunjukan jarak 100.000 cm atau

1 km di lapangan atau di pernukaan bumi (setiap 1 cm di peta di bagi 100.000 untuk

setiap km-nya)

f. Inset peta, adalah bagian dari peta yang digambarkan berupa peta kecil secara

khusus untuk membandingkan atau menggambarkan letak peta utama dalam peta

(lingkungan sekitarnya, misalnya kabupaten terhadap propinsi, areal kebun terhadap

kabupaten atau propinsi)

48

Page 3: METODE  PEMETAAN

Gambar 15 : Contoh Legenda Peta

Gambar 16 : Peta berdasarkan Kartografi

B. METODOLOGI PEMETAAN

1. Penurunan/kompilasi dari Peta yang Telah Ada

Pembuatan peta diperoleh dari peta-peta yang sudah ada, misalnya Peta Topografi dan

Peta Rupa Bumi Indonesia (BAKOSURTANAL), Peta RTRWK, dan lainnya. Secara

kartografis hasil yang didapatkan berupa peta turunan. Proses pemetaannya dilakukan

dengan mengkonversi peta menjadi data digital (melalui scanning maupun digitasi).

Apabila skala maupun sumbernya berbeda maka perlu dilakukan georeferensi terlebih

dahulu untuk penyamaan format data.

2. Pemetaan Alternatif

49

Ibukota Negara

Ibukota Negara Bagian

Ibukota Provinsi

Ibukota Kabupaten

Kota Lainnya

Ibukota Negara

Ibukota Negara Bagian

Ibukota Provinsi

Ibukota Kabupaten

Kota Lainnya

Batas Negara

Batas Propinsi

Batas Kabupaten

Batas Kecamatan

++++++++ Batas Negara

Batas Propinsi

Batas Kabupaten

Batas Kecamatan

++++++++++++++++++++++++ Bandara

Pelabuhan Laut

Terminal Bus

Bandara

Pelabuhan Laut

Terminal Bus

Rumah Sakit

Restoran

Museum

Kantor pos

Kebun Binatang

Danger Area

Rumah Sakit

Restoran

Museum

Kantor pos

Kebun Binatang

Danger Area

Gunung

Gunung Berapi

Danau

Sungai

Gunung

Gunung Berapi

Danau

Sungai

Copyr ight : PT Wahana Anugerah Subur

Landsat Dimention 126060 geo

Riau Province

Inecda Plantation

River

W Head Office Plantation

; Division Office and Emplasment

ð Palm Oil Mill

M Security Pos

q Nursery

n Fire Tower

LEGEND

Road

N

EW

S

GANDAERAH HENDANA PLANTATIONRIAU PROVINCE

INDONESIASCALE 1 : 140.000

#S

#Y

#Y

xz

xz

xz#S#Sxz

#Yxz xz

xzxz

xz

xzxz #Yxz#S

#S

xz

#S#S

%[

#Y

#Y #Y

#Y

#S#S xz

PEK AN BAR U

Gandaerah H endana

No

r th S

umat e

ra P

rovi

nce

Wes

t Su

mat e

r a Pro v

inc e

RIAU PR

OV INC

E

Jam

bi

Pro

vince

MA L A Y S I A

S IN G A P O R E

IN D O N E S IA

South China Sea

P. RU PA T

P. PA DA N G

P. TE BI NG TI NG G I

P. BE NG K AL IS

P. RA NG S AN G

PU LA U BA SU

PU LA U NI UR

P. ME N DO L

PU LA U MA S

PU LA U KI JA NG

PU LA U PI SA NG

PU LA U RU K U

PU LA U PU C UN G

PU LA U KE LA Y AN G

P. SE BA N GK A

P. BA KU N G

P. Bu na n

P.G A LA NG B ES A R

P. BU LA N

P.B A TA MP. BIN T AN

P. Gin be sa r

P. SU G I

P. Du ria n

P. KU ND U R

P. Pa pa n

P. KA RI MU N B ES AR

P. LIN G GA

P. Se lay ar

P. SIN G KE P

P. Ga lan gb ar u

DU RI

Uk ui

Du ma i

MIN A S

So rek

Log as

Ba ng ko

KA ND IS

RE NG A T

PR AN A P

BA SE R AH

CE RE N TI

BE LIL A S

Tjg P au h

Su ka jad i

AIR M O LE K

PE KA N BA RU

BE NG K AL IS

Se din gin an

Lip at Ka in

BA NG K INA N G

Su ng ai Pa ku

MU AR A LE M BU Sim p Ja pu ra

Ba nja rb ala m

Ka mp un gja w a

Se i P ak nin g

Te luk M erb au

P-P A NG AR A YA N

TA LU K KU AN T AN

Ba ga n S ia pi- Ap i

SIA K SR I IND R AP R

100°

100°

101°

101°

102°

102°

103°

103°

104°

104°

0°1

8' 0

°18

'

0°1

6' 0

°16

'

0°1

4' 0

°14

'

0°1

2' 0

°12

'

0°1

0' 0

°10

'

0°8

' 0°8

'

0°6

' 0°6

'

102°10'

102°10'

102°12'

102°12'

102°14'

102°14'

102°16'

102°16'

102°18'

102°18'

102°20'

102°20'

102°22'

102°22'

Koordinat

Bujur

Lintang

Legenda

Inset Peta

Mata Angin

Page 4: METODE  PEMETAAN

Melalui metode pengambilan data citra satelit, terutama untuk aplikasi tertentu dengan

spesifikasi khusus maka proses pemetaan dapat dilakukan dengan metode alternatif.

Dalam Pemetaan Alternatif ini metode pembuatan petanya di luar metode yang telah

ada dengan memanfaatkan tekhnologi tepat guna dengan teknik dan metoda yang

disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar 17 Diagram Pencitraan

Pada cara pemetaan ini sumber data utama yang digunakan adalah foto udara, Citra

Satelit, Ikonos, dengan skala berkisar pada skala wilayah yang akan dibuat. Peta yang

dihasilkan akan berupa peta digital sebagai peta dasar yang akan memuat berbagai

macam informasi yang dibutuhkan dan dapat di upgrade setiap saat oleh pemakai peta

pada nantinya. Metode alternatif ini bersifat sebagai pelengkap sumber data dimana

ditujukan untuk pengelolaan database, untuk itu berbagai macam informasi dalam tema-

tema penataan batas areal dapat digunakan metode peta tematik hasil turunan peta

dasar yang dikompilasi dengan sumber data dari citra satelit melalui hasil penafsirannya.

C. PELAKSANAAN PEMBUATAN PETA

Dalam era kemajuan tehnologi yang serba komputerisasi, pembuatan peta tidak lagi

membutuhkan waktu yang lama, biaya yang tinggi dan akurasi yang sering dipertanyakan,

dan dengan tehnologi GIS pembuatan peta dapat cepat tersaji, tingkat akurasi yang baik, dan

50

Citra Satelit(Landsat TM)

Peta Dasar InterpretasiCitra SatelitBlow Up

PetaCara Alternatif

Digitasi

Kartografi

Koreksi Digital

Page 5: METODE  PEMETAAN

tingkat koreksi yang kecil. Beberapa sistem pemetaan yang mendukung program dan sistem

GIS antara lain : Autocad Maping, Arc View, Arc Info, Map Info dan lain sebagainya. Data dari

lapangan berupa data digital GPS dapat di down load langsung serta dapat di overlaykan

dengan peta peta kerja lainnya, melalui langkah-langkah dalam proses pemetaan.

1. Proses Pemetaan

a. Persiapan Data Sekunder :

Penyediaan bahan antara lain; peta dasar, peta kerja yang selanjutnya dilakukan

digitasi serta data citra landsat liputan terbaru yang bersumber dari LAPAN

Jakarta.

Pembuatan peta penafsiran RBI dan citra landsat.

b. Pembuatan Peta

Pembuatan peta dilakukan dengan teknologi Geographic Information System

(GIS) yaitu dimulai dengan mempersiapkan peta dasar yang berbentuk digital

antara lain :

Peta lampiran (Peta Rancangan dari Dinas dan instansi terkait) pada saat

penentuan peruntukan areal. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), merupakan peta

standar yang diterbitkan oleh BAKOSURTANAL sebagai dasar acuan pembuatan

peta penggunaan atau peta lainnya di Indonesia.

Peta RTRWP/RTRWK, digunakan sebagai acuan dalam menyajikan batas-batas

arahan penggunaan lahan/tanah.

Peta Citra Landsat (satelit) liputan terbaru terbitan Lembaga Antariksa dan

Penerbangan (LAPAN) Jakarta.

Data waypoint hasil pengambilan groundcheck dilapangan dengan perangkat

GPS, berupa koordinat geodetik atau UTM.

Kemudian data waypoint hasil pengambilan di lapangan di overlaykan dengan peta

dasar dan diproses secara digital untuk menghailkan menghasilkan peta perpaduan

(over lay) baru, dengan memberi beberapa infformasi yang diperlukan, sehingga di

dalam peta tersebut sudah termuat batas-batas beserta deskripsi berupa keterangan

(legenda).

51

Page 6: METODE  PEMETAAN

Gambar : Peta hasil pengukuran di lapangan di overlay-kan dengan citra landsat

52

Page 7: METODE  PEMETAAN

RANCANGAN DESAIN BLOK AREAL PENCADANGAN PEMBANGUNAN

KEBUN KELAPA SAWIT

RANCANGAN DESAIN BLOK AREAL PENCADANGAN PEMBANGUNAN

KEBUN KELAPA SAWIT

SURVEY LAPANGAN

SURVEY LAPANGAN

KERANGKA ACUAN STUDI

KELAYAKAN

KERANGKA ACUAN STUDI

KELAYAKAN

DOKUMEN STUDI

KELAYAKAN

DOKUMEN STUDI

KELAYAKAN

KERANGKA ACUAN ANDAL

KERANGKA ACUAN ANDAL

DOKUMEN ANDAL, RKL

DAN RPL

DOKUMEN ANDAL, RKL

DAN RPLDESAIN BLOK

DEFINITIFDESAIN BLOK

DEFINITIF

BLOKING AREALBLOKING

AREAL

RANCANG BANGUN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT & INDUSTRI PENGOLAHANNYA

RANCANG BANGUN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT & INDUSTRI PENGOLAHANNYA

53