metode pembelajaran

6
Metode Pembelajaran Menurut Sugiyono dan Hariyanto (2011:19), metode pembelajaran merupakan sebuah perencanaan dan pelaksanaan prosedur dan langkah–langkah pembelajaran yang tersusun secara teratur untuk melakukan proses pembelajaran sampai pada metode penilaian yang akan dilaksanakan. Hatimah, I. (2000:10) menyatakan bahwa metode pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, melainkan berfungsi juga untuk pemberian dorongan, pengungkap tumbuhnya minat belajar, penyampaian bahan belajar, pencipta iklim belajar yang kondusif, tenaga untuk melahirkan kreativitas, pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, dan pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar berjalan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan berpengaruh terhadap tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sesuai dengan model, metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Sudjana (1989: 78-86) menyebutkan beberapa macam metode pembelajaran, diantaranya metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi, role playing, dan karyawisata. Pada penelitian ini digunakan metode eksperimen dan demonstrasi. Hal tersebut dikarenakan Fisika merupakan salah satu

Upload: sinta-parameswari

Post on 14-Apr-2016

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

metode pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran

Menurut Sugiyono dan Hariyanto (2011:19), metode pembelajaran merupakan sebuah

perencanaan dan pelaksanaan prosedur dan langkah–langkah pembelajaran yang tersusun

secara teratur untuk melakukan proses pembelajaran sampai pada metode penilaian yang

akan dilaksanakan. Hatimah, I. (2000:10) menyatakan bahwa metode pembelajaran tidak

hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, melainkan berfungsi juga

untuk pemberian dorongan, pengungkap tumbuhnya minat belajar, penyampaian bahan

belajar, pencipta iklim belajar yang kondusif, tenaga untuk melahirkan kreativitas, pendorong

untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, dan pendorong dalam melengkapi

kelemahan hasil belajar.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara

yang ditempuh guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar berjalan baik sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat

akan berpengaruh terhadap tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sesuai dengan model,

metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan

kreativitas siswa.

Sudjana (1989: 78-86) menyebutkan beberapa macam metode pembelajaran,

diantaranya metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, eksperimen,

demonstrasi, role playing, dan karyawisata. Pada penelitian ini digunakan metode

eksperimen dan demonstrasi. Hal tersebut dikarenakan Fisika merupakan salah satu mata

pelajaran IPA yang menuntut siswa untuk menerapkan metode ilmiah pada pemberian

pengalaman belajar siswa.

a. Metode Eksperimen

Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan

ke dalam metode pembelajaran. Sagala (2009 : 220) mengemukakan, “eksperimen adalah

percobaan untuk membuktikan suatu pernyataan atau hipotesis tertentu, eksperimen dapat

dilakukan di laboratorium atau di luar laboratorium”. Senada dengan Sagala, Schoenherr

(1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang

sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi

belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal.

Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya,

Page 2: Metode Pembelajaran

selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya. Metode eksperimen adalah suatu cara

mengajar, dimana siswa mencari dan menemukan sendiri berbagai persoalan-persoalan yang

dihadapi dengan melakukan percobaan baik di dalam laboratorium maupun di luar

laboratorium. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberikan

kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti prosesnya,

mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikandan menarik kesimpulan dari percobaan

yang telah dilakukan.

Pembelajaran melalui eksperimen siswa menjadi lebih aktif, guru berusaha

membimbing, melatih dan membiasakan siswa untuk terampil menggunakan alat, terampil

merangkai percobaan dan mengambil kesimpulan yang merupakan tujuan pembelajaran IPA

dalam melakukan metode ilmiah dan sikap ilmiah siswa.Dengan percobaan (eksperimen)

melatih siswa untuk merekam semua data fakta yang diperoleh melalui hasil pengamatan dan

bukan data opini hasil rekayasa pemikiran.

Keuntungan menggunakan metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran

disampaikan oleh Roestiyah (2008: 82) dan Sagala (2009: 220) yaitu dapat melatih siswa

menggunakan metode ilmiah sehingga tidak mudah percaya terhadap sesuatu yang belum

pasti kebenarnya; siswa lebih aktif berpikir dan berbuat; dalam melaksanakan eksperimen

disamping memperoleh pengetahuan juga mendapatkan pengalaman praktis serta

keterampilan menggunakan alat–alat; siswa dapat membuktikan sendiri kebenaran teori;

dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan sikap eksploratoris tentang sains dan

teknologi. Selain itu, Josef Trna & Petr Novak (2010), juga mengatakan bahwa salah satu

teknik pembelajaran fisika yang dapat meningkatkan kognitif siswa baik siswa yang

berkemampuan berpikir tinggi ataupun siswa yang berkemampuan berpikir rendah yaitu

melalui metode eksperimen.

Adapun kelemahan metode eskperimen yang dikemukaan Sagala (2009 : 221) yaitu:

alat dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan setiap eksperimen tidak selalu

memberikan hasil yang diinginkan karena da faktor yang berada di luar jangkauan

kemampuan.

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, Roestiyah (2008: 81) mengungkapkan dengan

cara berikut, guru hendaknya menerangkan sejalas–jelasnya tentang hasil yang ingin dicapai

dan guru bersama–sama dengan siswa memecahkan masalah–masalah delam eksperimen.

Page 3: Metode Pembelajaran

Berdasarkan pendapat diatas jelas bahwa penerapan metode eksperimen dalam

kegiata pembelajaran disekolah memiliki kelebihan dan manfaat.Kelebihan tersebut

beriorentasi pada optimalnya kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai secara efektif. Disamping kelebihan yang dapat dirasakan oleh siswa dalam

pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen ada juga kekurangan atau

kelemahannya didalam pembelajaran eksperimen, hal ini menuntut kemampuan guru dalam

menerapkan metode pembelajaran eksperimen dengan mengawasi proses kerja sama dalam

belajar yang dilakukan olah siswa. Hal ini berarti bahwa peran guru sangatlah penting dalam

memberikan pengawasan sekaligus bimbingan bagi siswa.

b. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan pendekatan visual agar

peserta didik dapat mengamati proses, informasi, peristiwa maupun alat dalam proses

pembelajaran fisika (Paul Suparno. 2007: 142). Sedangkan menurut Fat Hurrahman dalam

Dedi Rohendi dkk (2010), menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah motode mengajar

dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan,

baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan

pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas,

maka pelaksanaan pembelajaran demonstrasi dilakukan oleh guru di depan kelas tidak

semata-mata ditunjukkan saja tetapi juga disertai dengan penjelasan-penjelasan agar peserta

didik tidak salah menafsirkan dan lebih memahami materi yang sedang diajarkan.

Metode demonstrasi ini dapat bersifat konstruktivis. Guru menunjukkan proses, alat,

dan disertai banyak pertanyaan yang mengajak peserta didik untuk berpikir dan menjawab

persoalan yang diajukan. Demonstrasi yang baik selalu diawali dengan pertanyaan yang

mengacu pada permasalahan sehingga peserta didik dapat berpikir dan membuat hipotesis.

Kemudian guru menunjukkan demonstrasi, peserta didik dituntut untuk mengamati dan

menghubungkan antara hipotesis awal dengan kenyataan yang mereka amati. Selama

kegiatan demonstrasi, guru selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut peserta

didik untuk aktif berpikir dan berperan aktif dalam kegiatan demonstrasi. Peserta didik tidak

hanya mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru tetai juga memikirkan, mengolah

Page 4: Metode Pembelajaran

yang mereka amati, dan menyimpulkannya. Jika dalam kegiatan demonstrasi hanya guru

yang aktif saja maka pembelajaran konstruktivisme tidak akan terwujud.

Kelebihan metode demosntasi juga disampaikan Fat Hurrahman dalam Dedi Rohendi

dkk (2010), diantaranya membantu peserta didik memahami dengan jelas jalannya suatu

proses atau kerja suatu benda; memudahkan berbagai jenis penjelasan; dan kesalahan–

kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh

konkret dengan menghadirkan obyek sebenarnya. Sedangkan kelemahannya, diantaranya

peserta didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan; sukar

dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang

didemonstrasikan; dan tidak semua benda dapat didemonstrasikan.