metode pembelajaran paud
DESCRIPTION
cara metode pembelajaran paudTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan di usia dini
merupakan hak warga negara dalam mengembangkan potensinya sejak dini.
Berdasarkan berbagai penelitian bahwa usia dini merupakan pondasi terbaik
dalam mengembangkan kehidupannya di masa depan. Selain itu pendidikan di
usia dini dapat mengoptimalkan kemampuan dasar anak dalam menerima proses
pendidikan di usia-usia berikutnya.
Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu
terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia
dini diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Dalam
penjabaran pengertian, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan
bahwa:
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Oleh karena itu penguasaan metode-metode pembelajaran anak usia dini
merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru/tutor agar proses
pembelajaran tersebut dapat mendorong perkembangan anak, baik perkembangan
intelektual, fisik maupun emosionalnya. Dengan menguasai metode pembelajaran,
selain tentunya kemampuan lainnya, seorang guru/tutor dapat mengelola proses
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendap dicapainya, yaitu kemampuan-
kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh anak.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengkaji berbagai metode
pembelajaran yang sesuai untuk pendidikan anak usia dini. Metode-metode
tersebut kemudian dianalisis baik kelebihan maupun kelemahannya, sehingga
dapat diperoleh mana metode yang sesuai dengan pendidikan anak usia dini.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, masalah yang dikaji akan dirumuskan dalam
beberapa pertanyaan sebagai berikut?
a. Metode-metode pembelajaran apa saja yang sesuai dengan pembelajaran
anak usia dini?
b. Bagaimana keunggulan dan kekurangan masing-masing metode
pembelajaran tersebut?
C. Metode dan Teknik penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif
analitik, yakni dengan mengungkapkan masalah-masalah yang dikaji dan
kemudian dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada dan pengetahuan penulis.
Adapun teknik penulisan yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan observasi
terhadap proses pembelajaran PAUD yang selama ini dilakukan penulis.
BAB II
METODE-METODE PEMBELAJARAN
DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
A. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini
Secara umum pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai
dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan
prasekolah anak di harapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang
dimilikinya antara lain agama, intelektual, sosial, emosi, dan fisik. Juga memiliki
dasar-dasar aqidah yang harus sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya,
memiliki kebiasaan-kebiasaan perilaku yang diharapkan. Selain itu anak
diharapkan menguasai sejumlah pengetahuan dan keteramilan dasar sesuai dengan
kebutuhan dan tingkat perkembangan positif
Sesuai dengan rumusan tujuan di atas, dapat dikemukakan bahwa secara garus
besar terdapat lima fungsi utama pendidikan prasekolah, yakni:
1. Fungsi pengembangan potensi
2. Fungsi penanaman dasar-dasar aqidah dan keimanan
3. Fungsi pembentukan dan pembiasaan prilaku yang diharapkan.
4. Fungsi pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
diperlukan.
5. Fungsi pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif.
Lima fungsi pendidikan prasekolah tersebut sebenarnya susah untuk dipisahkan
satu sama lain karena semuanya merupakan sesuatu yang saling terjalin dan
bersifat terpadu dalam perwujudannya. Namun untuk kepentingan penjelasan,
lima fungsi pendidikan prasekolah tersebut perlu dinyatakan secara ekplisit agar
para pendidi atau guru prasekolah tidak melupakan atau mengabaikan salah satu
di antaranya.
Diasumsikan bahwa setiap bayi yang lahir ke dunia dilengkapi dengan sejumlah
potensi yang diperlukan untuk menjalani kehidupannya. Di balik
ketidakberdayaan bayi manusia yang baru lahir, terpendam sejumlah potensi
kehidupan yang jauh lebih kaya bila disbanding dengan yang dimiliki oleh
mahluk-mahluk lainnya. Ia memiliki potensi untuk beragama, berfikir, berkreasi,
merasa, berkomunikasi dengan orang lain dan potensi-potensi lainnya.
Mengembangkan potensi-potensi anak tersebut adalah kewajiban para pendidik
orang tua dan guru.
B. Karakteristik Pembelajaran untuk Anak Usia Dini
Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam
berperilaku. Dengan demikian dalam hal belajar anak juga memiliki karakteristik
yang tidak sama pula dengan orang dewasa. Karakteristik cara belajar anak
merupakan fenomena yang harus dipahami dan dijadikan acuan dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini. Adapun
karakterisktik cara belajar anak adalah :
1. Anak belajar melalui bermain.
2. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya.
3. Anak belajar secara alamiah.
4. Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan
keseluruhan aspek pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional.
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada dasarnya adalah pengembangan
kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah
pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini
berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam
rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak.
Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia
dini memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Belajar, bermain, dan bernyanyi
Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan
bernyanyi. Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa
sehingga dapat membuat anak aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak belajar
melalui interaksi dengan alat-alat permainan dan perlengkapan serta manusia.
Anak belajar dengan bermain dalam suasana yang menyenangkan. Hasil belajar
anak menjadi lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan dengan teman sebayanya.
Dalam belajar, anak menggunakan seluruh alat inderanya.
2. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal
penting, yaitu : 1) berorientasi pada usia yang tepat, 2) berorientasi pada individu
yang tepat, dan 3) berorientasi pada konteks social budaya. Pembelajaran yang
berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan tingkat usia anak, artinya
pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan dapat dicapai, serta
kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia tersebut.
Manusia merupakan makhluk individu. Perbedaan individual juga harus manjadi
pertimbangan guru dalam merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan,
berinteraksi, dan memenuhi harapan anak. Selain berorientasi pada usia dan
individu yang tepat, pembelajaran berorientasi perkembangan harus
mempertimbangkan konteks sosial budaya anak. Untuk dapat mengembangkan
program pembelajaran yang bermakna, guru hendaknya melihat anak dalam
konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang melingkupinya.
A. Macam-macam Metode Pembelajaran Anak Usia Dini
Metode pembelajaran anak usia dini merupakan cara-cara atau teknik yang
digunakan agar tujuan pembelajaran tercapai. Kalau model pembelajaran
merupakan pendekatan umum dalam satu proses pembelajaran dan biasanya
dalam satu proses pembelajaran menggunakan satu model, sedangkan metode
adalah langkah teknisnya dan dapat menggunakan lebih dari satu metode
disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan serta kebutuhan anak
ketika pembelajaran berlangsung.
Penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan karakter anak akan
dapat memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan kemampuan anak secara
optimal serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak. Secara teknis ada
beberapa metode yang tepat untuk diterapkan pada anak usia dini, antara lain :
1. Ceramah
2. Bermain
3. Bercerita
4. Bernyanyi
5. Bercakap ( dialog dengan tanya jawab )
6. Karya wisata
7. Praktik langsung
8. Bermain peran ( sosio-drama )
9. Penugasan
10. Demonstrasi
11. Eksperimen
12. Diskusi
13. Pemecahan masalah (problem solving)
14. Latihan
B. Beberapa Kelebihan dan Kelemahan Metode-metode Pemebelajaran Anak
Usia Dini
Berikut adalah beberapa analisis penulis terhadap beberapa metode pembelajaran
anak usia dini.
1. Ceramah
Metode ini sangat umum digunakan dalam proses pembelajaran, tidak terkecuali
pada pendidikan anak usia dini. Adapun kelebihan metode ceramah adalah:
- Banyak materi dapat disampaikan pada proses pembelajaran.
Sedangkan Kekurangannya adalah :
- Sifatnya hanya satu arah, sehingga tidak mendorong anak untuk aktif dan
kreatif.
2. Metode Bermain
Bermain merupakan prinsip dasar pendidikan anak usia dini, sehingga wajar
apabila bermain menjadi salah satu metode yang wajib dilakukan guru dalam
pembelajaran anak usia dini. Adapun kelebihan metode ini adalah:
- Sesuai dengan tahap perkembangan anak yang membutuhkan wahana
dalam mengembangkan semua aspek-aspek perkembangannya, baik
perkembangan fisik, perkembangan kognitif maupun perkembangan
emosionalnya.
- Dapat mendorong minat anak untuk belajar, dengan bermain anak biasanya
tidak menyadari bahwa ia sedang belajar sesuatu sebab yang menjadi focus utama
mereka adalah ketertarikan terhadap bermainnya.
Adapun kelemahan metode ini adalah sebagai berikut:
- Apabila metode ini dilakukan tanpa persiapan yang matang, maka ada
kemungkinan tujuan-tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal sebab
anak terlalu larut dalam proses bermain apalagi misalnya guru kurang
memperhatikan tahapan-tahapan pembelajaran melalui metode ini.
- Metode ini biasanya memerlukan strategi dan media pembelajaran yang
disiapkan secara baik. Oleh karena itu ketersediaan media bermain merupakan
syarat diterapkannya metode ini. Media di sini bukan saja berbentuk barang tetapi
dapat berbentuk berbagai jenis permainan yang harus dikuasai guru agar
pembelajaran berjalan dengan baik. Apabila guru tidak menyediakan media
pembelajaran maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.
3. Metode Bercerita
Metode bercerita sangat umum digunakan dalam pembelajaran anak usia dini,
khususnya dalam menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang hendak
diinternalisasikan kepada anak. Adapun kelebihan metode ini adalah:
- Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, karena anak sangat
senang dengan cerita-cerita.
- Sangat sesuai untuk pendidikan afektif (nilai), sebab metode ini dapat
menyampaikan nilai-nilai kebaikan kepada anak melalui contoh-contoh dalam
cerita sehingga mendorong anak untuk melakukan kebaikan tersebut, sekaligus
menghindari perbuatan buruk yang digambarkan dalam cerita guru.
- Tidak membutuhkan banyak alat dan media pembelajaran.
Adapun kelemahannya antara lain:
- Dalam pembelajaran ini biasanya guru lebih dominan, sehingga peran aktif
anak sedikit terbatas. Oleh karena itu, guru harus mampu mengkolaborasikan
metode ini dengan metode-metode yang lainnya seperti tanya jawab dan
bernyanyi.
- Guru dituntut untuk benar-benar menguasai teknik bercerita yang baik,
sehingga anak tertarik dengan cerita yang dibawakannya sekaligus pesan yang
ingin disampaikan akan diterima anak dengan baik.
3. Bernyanyi
Kelebihan metode bernyanyi antara lain:
- Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, anak-anak biasanya
sangat senang bernyanyi sehingga pembelajaran melalui metode bernyanyi sangat
disukai anak.
- Tidak membutuhkan media yang terlalu sulit didapat, metode ini dapat
dilakukan dengan tanpa music ataupun dengan music, dapat pula dengan melihat
gambar dalam VCD.
Kelemahannya antara lain:
- Metode bernyanyi kalau dilakukan tanpa diikuti metode-metode lainnya,
maka tujuan pembelajaran yang dicapai sedikit terbatas, misalnya hanya
mengembangkan kecerdasan music saja.
4. Bercakap ( dialog dengan tanya jawab )
Dalam metode ini terkandung beberapa kelebihan, yaitu:
- Anak didorong untuk lebih aktif dalam menjawab dan bertanya, sehingga
dapat merangsang kemampuan berfikirnya.
- Guru dapat mengetahui perkembangan setiap anak, karena guru dapat
langsung menilai kemampuan anak dalam menjawab atau bertanya. Sehingga
guru dapat melakukan diagnose dan rencana tindak lanjutnya.
Kelemahannya antara lain:
- Biasanya hanya anak-anak yang aktif dan mempunyai kecerdasan yang
lebih baik saja yang mampu menjawab dan bertanya. Dalam hal ini guru harus
mampu mengelola pembelajaran melalui metode Tanya jawab dengan baik,
sehingga setiap siswa mempunyai kesempatan untuk menjawab dan bertanya.
5. Metode Karya wisata
Biasanya metode karya wisata dilakukan dalam satu dua kali kegiatan dalam satu
semester. Kelebihan metode ini adalah:
- Siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya, sehingga proses
pembelajaran lebih bermakna bagi anak. Misalnya kunjungan ke panti asuhan,
pasar, bank, dan lainnya.
- Sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang mendekatkan anak dengan
lingkungan sekitarnya, yaitu pendekatan belajar CTL (Contextual Teaching and
Learning).
Adapun kelemahannya biasanya adalah:
- Unsur rekreasi biasanya lebih dominan sehingga proses belajarnya
tersisihkan.
- Memerlukan biaya, sehingga memberatkan orang tua anak.
- Tempat karya wisata biasanya tempat-tempat yang nilai edukatifnya
kurang, seperti water boom, kolam renang, dan lainnya. Jarang karya wisata ke
tempat-tempat yang mampu meningkatkan kepedulian social anak, misalnya ke
perkampungan kumuh, panti asuhan dan lainnya.
6. Praktik langsung
Adapun kelebihan metode praktik langsung adalah:
- Pembelajaran lebih bermakna sebab anak secara langsung dapat
mempelajari dan memecahkan masalah secara langsung.
- Metode ini sangat sesuai dengan model pembelajaran konstruktivisme yang
sedang dikembangkan dalam pembelajaran saat ini, yaitu merangsang anak untuk
berfikir dalam memecahkan masalah.
Kelemahannya adalah:
- Kadang membutuhkan biaya yang cukup besar, khususnya dalam praktek
langsung terhadap alat-alat tertentu.
- Tanpa bimbingan secara baik, biasanya ada anak-anak yang mengalami
kesulitan dan tidak mendapatkan bimbingan dengan benar dari gurunya.
7. Bermain peran (sosio-drama)
Kelebihannya adalah:
- Anak dapat menghayati peran yang ia lakukan, sehingga anak dapat
mengambil nilai baik dan buruk dari peran-peran tersebut.
- Mendorong motivasi belajar anak, karena bermain peran merupakan
metode pembelajaran yang lebih terbuka terhadap improvisasi-improvisasi anak
sehingga mendorong kreativitas anak.
Adapun kelemahannya adalah:
- Memerlukan waktu yang banyak, karena anak tidak akan langsung
memahami peran yang akan dilakukannya.
- Memerlukan kesabaran dan ketekukan guru dalam membimbing anak
melakukan metode bermain peran.
8. Penugasan
Kelebihannya adalah:
- Dengan metode penugasan, terutama tugas di rumah, anak lebih terdorong
untuk belajar di rumah.
- Dengan adanya tugas di rumah, aktivitas anak akan lebih positif.
Kelemahannya adalah:
- Kadang kalau tugas itu terlalu banyak akan memberikan beban untuk anak
dan mengurangi jam bermainnya.
9. Demonstrasi
Kelebihan metode ini adalah:
- Anak melihat dan mengalami langsung proses terjadinya sesuatu atau
proses membuat sesuatu.
Kekurangannya adalah :
- Membutuhkan alat-alat yang dibutuhkan dalam mendemonstrasikan
pembuatan sesuatu.
10. Eksperimen
Kelebihan metode ini adalah:
- Anak dapat meelakukan secara langsung apa yang dia pelajari, contohnya
melakukan pembuatan sesuatu.
Kekurangannya adalah :
- Metode ini juga cenderung membutuhkan alat-alat yang dalam eksperimen.
- Selain itu, guru harus benar-benar memperhatikan setiap anak dalam
melakukan eksperimennya.
11. Diskusi
Kelebihan metode ini adalah:
- Anak dapat bertukar pendapat dengan temannya mengenai apa yang ia
pelajari.
- Mendorong anak untuk bersosialisasi dan mengembangkan aspek-aspek
sosialnya.
Kekurangannya adalah :
- Kadang anak tidak focus pada apa yang ia pelajarinya, seringkali mereka
sibuk dengan dirinya sendiri atau diluar tugasnya.
12. Pemecahan masalah (problem solving)
Kelebihan metode ini adalah:
- Anak dirangsang untuk mempunyai kemampuan dalam memecahkan
masalah yang ia hadapi.
Kekurangannya adalah :
- Seringkali anak tidak memahami langkah-langkah sehingga masalah tidak
berhasil dipecahkan.
13. Latihan
Kelebihan metode latihan adalah:
- Anak dapat melatih kemampuannya dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan, biasanya latihan dilakukan berulang-ulang sampai anak menguasai
materi latihan tersebut.
Kekurangannya adalah :
- Kadang anak menjadi bosan, apalagi anak-anak yang berbakat dan cerdas.
Latihan yang dilakukan berulang-ulang akan membuatnya bosan dan frustasi.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia
ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan
kepribadian anak
2. Terdapat beberapa metode yang biasanya diterapkan pada anak usia dini,
antara lain : bermain, bercerita, bernyanyi, bercakap ( dialog dengan tanya
jawab ), karya wisata, praktik langsung, bermain peran ( sosio-drama ), penugasan
dan metode lainnya yang dianggap mampu mendorong pembelajaran anak usia
dini sehingga mencapai tujuan pembelajaran.
3. Tidak satupun metode pembelajaran yang lebih unggul daripada yang
lainnya. Semua metode baik asal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan
ketersediaan sarana belajar anak.
B. Saran-saran
1. Guru disarankan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, begitu juga metode pembelajaran anak usia dini
harus menyesuaikan dengan sarana yang tersedia.
2. Guru hendaknya lebih banyak mengkolaborasikan beberapa metode
pembelajaran agar proses pembelajaran lebih menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Ruslan. 2007. Pendidikan usia Dini yang Baik, Landasan Keberhasilan
Pendidikan Masa Depan, Makalah. Darul ma’arif:Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun
2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar
Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. 2002. Acuan Menu
Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik).
Depdiknas:Jakarta.
M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak
dengan Pendidikan Sejak Dini. Bandung
M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP
Bandung:Bandung.