03 pembelajaran paud melalui bermai
TRANSCRIPT
82
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
b. Pengalaman sebelum main
c. Pengalaman saat main
d. Pengalaman setelah main
10. Dengan melaksanakan evaluasi dalam kegiatan bermain, guru akan
memperoleh informasi….
a. Kekhawati ran orang tua
b. Akti vitas anak di rumah
c. Sikap anak terhadap permainan
d. Keterlibatan orang tua dalam akti vitas anak
KUNCI JAWABAN
1. D
2. C
3. D
4. A
5. B
6. A
7. C
8. B
9. D
10. C
SERI BERMAIN
PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI YANG MENYENANGKAN MELALUI BERMAIN
Penyusun:Yohana Rumanda, SEHikmah, MM, M.Pd
PembahasSiti Donati rin, M.PdDr. Anita Yus, M.Pd
Ir. Nila Kusumaningtyas
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL
DIREKTORAT PEMBINAAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL
2011
81
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
5. Penataan bahan main untuk kegiatan bermain anak harus mendukung
....
a. Kebutuhan anak, intensitas main, densitas main, dan perilaku soaial
b. Perkembangan anak, intensitas main, densitas main, dan perilaku
soaial
c. Kebutuhan anak, perkembangan anak, intensitas main, dan densitas
main
d. Minat anak, perkembangan anak, perilaku soaial, dan keragaman
main.
6. Lingkungan main yang bermutu ti nggi untuk anak usia dini adalah
lingkungan main yang mendukung 3 (ti ga) jenis main yaitu ....
a. Main sensorimotor, main pembangunan, dan main peran
b. Main sensorimotor, main pembangunan, dan main keaksaraan,
c. Main peran, main sensorimotor, main keaksaraan
d. Main peran mikro, main pembangunan, dan main keaksaraan
7. Untuk memperkuat pusat-pusat syaraf indra anak dengan diberikan
banyak kegiatan:
a. Main Peran
b. Main Pembangunan
c. Main Sensorimotor
d. Main Keaksaraan
8. Membuat aturan main anak pada proses pembelajaran, termasuk
pijakan ....
a. Lingkungan main
b. Pengalaman sebelum main
c. Pengalaman saat main
d. Pengalaman setelah main
9. Recolling untuk memperkuat pengalaman-pengalaman main anak
dilakukan pada pijakan:
a. Lingkungan main
80
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
SOAL LATIHAN
PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI YANG MENYENANGKAN MELALUI
BERMAIN
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat di bawah ini:
1. Dalam bermain, anak memperoleh hal – hal yang disebutkan dibawah
ini, kecuali...
a. Eksplorasi
b. Memecahkan masalah (problem solving)
c. Eksperimen
d. Membuang waktu sia – sia
2. Inti dalam pembelajaran anak usia dini melalui bermain, kecuali:
a. Berpusat pada anak
b. Pembelajaran yang sesuai tahap usia, tahap kemampuan dan nilai
budaya
c. Anak membangun pengetahuan dengan banyak dukungan orang
dewasa
d. Akti vitas anak dilakukan dalam pusat kegiatan bermain anak
3. Jenis kegiatan main yang memberikan rangsangan secara terus menerus
melalui seluruh panca indera anak adalah ….
a. Main sensorimotor
b. Main peran mikro dan makro.
c. Main Pembangunan.
d. Main sensorimotor dan main pembangunan
4. Pendekatan pembelajaran pada anak usia dini yang melibatkan unsure
bermain dalam proses belajar anak menekankan penti ngnya:
a. Pijakan bermain pada anak
b. Reinforcement (penguatan) pada anak.
c. Area bermain bagi anak.
d. Kurikulum yang seragam bagi anak.
KATA PENGANTAR
Anak usia dini adalah kondisi dimana seorang manusia berada di masa
emas. Pada masa itu terjadi lonjakan yang luar biasa pada perkembangan
otak anak, yang ti dak terjadi pada periode berikutnya.
Untuk mengopti malkan potensi perkembangan, seti ap anak
membutuhkan asupan gizi, perlindungan kesehatan, pengasuhan, dan
rangsangan pendidikan yang sesuai dengan tahap perkembangan.
Para ahli telah meneliti bahwa sekitar 50% perkembangan otak
anak terjadi pada usia 0 – 4 tahun. Dengan demikian harus diperhati kan
dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menjadikan anak lebih berkualitas.
Tentunya dengan memberikan rangsangan pendidikan yang tepat, sejak
anak dalam kandungan.
Seiring dengan bertambahnya usia anak tentunya membutuhkan
rangsangan yang lebih lengkap sehingga memerlukan tambahan pendidikan
baik dirumah maupun di luar rumah. Rangsangan pendidikan di luar rumah
sudah dapat dimulai setelah anak berusia 3 bulan.
Kegiatan bermain memiliki arti penti ng dalam memberikan layanan
pendidikan anak usia dini. Kegiatan main yang terarah akan memberikan
pengaruh positi f terhadap perkembangan seluruh potensi anak yang
meliputi aspek pengembangan nilai-nilai moral dan agama, kogniti f, bahasa,
social-emosional, seni, motorik dan kemandirian anak,
Untuk membantu para pelati h memahami dan menyiapkan materi
pelati han yang berkaitan dengan pembelajaran untuk anak usia dini yang
menyenangkan melalui bermain maka dibuatkan bahan belajar. Bahan
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
i
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
belajar tersebut diharapkan menjadi referensi bagi pelati h dalam menyiapkan
materi yang berkaitan dengan kegiatan bermain yang berkualitas. Semoga
bermanfaat dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini
Jakarta, Juni 2011Direktur
Dr. Nugaan Yulia Wardhani Siregar, M.PsiNIP. 19560724 198303 2 001
ii 79
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
No TanggalKegiatan Pembelajaran
Aspek yang Di nilai Hasil
1. Bermain Bentengan
Meniru contoh yang diberikan • dengan baik
Memanipulasi gerakan untuk • menghasilkan sebuah strategi
bermain
Memiliki ketepatan gerakan • dalam bermain
78
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
• Melati h kemampuan memprediksi
4. Indikator :
• Anak dapat meniru contoh yang diberikan dengan baik
• Anak dapat memanipulasi gerakan untuk menghasilkan sebuah
strategi bermain
• Anak memiliki ketepatan gerakan dalam bermain
5. Kegiatan
• Dalam permainan ini seluruh anggota dibagi menjadi dua
kelompok.
• Masing-masing punya benteng. Jarak antar benteng sekitar 10
meter. Seti ap kelompok harus mempertahankan bentengnya
masing-masing.
• Selain menyerang benteng lawan kita juga dapat menawan
anggota lawan. Bila personal kita dapat bisa memegang
kelompok lawan yang berkeliaran, dia jadi tawanan kita.
• Untuk membebaskannya, kelompok lawan harus berani
mendatangi kubu kita dan menyentuhnya tanpa tersentuh
oleh kita. Kita ti dak boleh tersentuh oleh lawan. Kalau
tersentuh oleh lawan kita akan juga jadi tawanannya.
Titi k kemenangan terletak jika kita dapat menyentuh benteng
lawan
6. Evaluasi
• Objek evaluasi: mengamati performa anak dalam bentuk
akti vitas anak saat berkreasi mempertahankan lawannya dan
respon anak saat kerja sama dan kesabaran.
• Bentuk Evaluasi :
Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan
berjalan (running record), catatan specimen (specimen record),
catatan observasi, ti me sampling dan lain-lain)
• Contoh Format evaluasi: Untuk kerja
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
DAFTAR ISI
Halaman JudulKata Pengantar iDaft ar Isi iiiBAB I PENDAHULUAN 1
Latar BelakangA. 1TujuanB. Ruang lingkup dan waktu C.
23
Petunjuk BelajarD. 3BAB II RENCANA PENYAJIAN MATERI 4
Materi A. 4Sub Materi B. 4KompetensiC. 4IndikatorD. 4Rencana SajianE. 5Metode dan Media pembelajaranF. 5
BAB III BERMAIN Konsep Dasar Bermain A.
Hakekat Bermain 1. Fungsi Bermain 2. Jenis-jenis kegiatan bermain 3. Aspek yang dapat dikembangkan melalui bermain4.
6779
1114
Pembelajaran yang menyenangkan bagi Anak Usia DiniB. Pembelajaran dengan Sentra (C. Learning Centre)
1921
Tiga Jenis Main D. Pengelolaan Kegiatan Main E.
2426
Merancang berbagai jenis permainan dan APEF. APE sesuai kebutuhan perkembangan anak G. Evaluasi Bermain Anak Usia Dini H.
333539
Daft ar Pustaka 51Soal Lati han 52Kunci Jawaban 54Contoh Kegiatan Bermain anak 55
iii
77
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
b. pewarna (3 macam)
c. kentang, wortel, daun, pelepah pisang
d. pisau
e. koas
f. kertas
1. Evaluasi
• Objek evaluasi: mengamati performa anak dalam bentuk
akti vitas anak saat berkreasi dengan berbagai cetakan dan
respon anak saat kerja sama antara anak dengan anak.
• Bentuk Evaluasi :
Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan
berjalan (running record), catatan specimen (specimen
record),catatan observasi, ti me sampling dan lain-lain)
• Format evaluasi:
Misalnya dengan Observasi
NO Tanggal Kegiatan Pembelajar Aspek yang Diamati Hasil Pengamatan
1. Mencetak dengan berbagai media
meniru contoh yang diberikanmemanipulasi gerakanketepatan gerakannaturalisasi dari hasil imajinasi anak
F. PERMAINAN ANAK USIA 5-6
1. Bentuk Kegiatan : Bentengan
2. Usia : 5-6 tahun
3. Kompetensi yang dikembangkan:
• Mengembangkan kompetensi sosial (kerjasama, kesabaran dll)
• Mengembangkan pengetahuan tentang ukuran
• Melakukan gerakan manipulati f untuk menghindari lawan
76
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
Indikator :
a. Anak dapat meniru contoh yang diberikan dengan baik
b. Anak dapat memanipulasi gerakan untuk mengasilkan suatu
karya
c. Anak memiliki ketepatan gerakan dalam pengerjaan
d. Naturalisasi anak dapat mengembakan imajinasi melalui
kegiatan mencetak dari benda-benda yang diinginkan.
Kegiatan :
a. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk mencetak.
b. Guru menjelaskan fungsi dari masing-masing alat dan bahan
yang di sediakan, dan guru juga menjelaskan tentang kegiatan
yang akan dilakukan
c. Guru memberi contoh terlebih dahulu proses kegiatan yang
akan dilakukan anak sampai selesai
d. Setelah itu murid di beri kesempatan untuk mencoba
e. Pertama-tama, guru memberikan alat dan bahan yang di
butuhkan ti ap murid, berupa kertas, wadah berisi pewarna, dan
cetakan dari kentang yang sudah dibentuk sedemikian rupa
f. Anak mengikuti contoh yang telah diberi sebelumnya, yaitu
anak memberi warna pada dasar cetakan, bisa di oles dengan
koas atau bisa juga di celupkan ke dalam pewarna
g. Lalu anak mulai mencetak diatas kertas yang telah di sediakan
guru.
h. Saat anak selesai mencetak, hasil karya anak didiamkan beberapa
agar pewarna kering terlebih dahulu, setelah pewarna benar-
benar kering hasil karya anak sudah bisa di kumpulkan.
i. Kegiatan mencetak seperti ini biasanya dilakukan secara
berkelompok.
Persiapan :
a. mangkuk (wadah)
9
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang
berkesinambungan antara keluarga dan lingkungan. Untuk menyelaraskan
kebutuhan ini, maka perlu ada kerjasama dalam mendidik anak antara
orang tua, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam
memberikan layanan pada anak usia dini diharapkan sekolah mampu
memberikan layanan pembinaan kepada orang tua untuk melanjutkan
sti mulasi pendidikan yang dapat diselenggarakan sendiri di lingkungan
sekitar maupun di rumah.
Lembaga pendidikan sebagai agen pembelajaran bertanggung
jawab dalam mengembangkan berbagai aspek karakter bangsa.
Sehingga seti ap kegiatan pembelajaran yang di lakukan pada tatanan
PAUD sebaiknya mengacu pada PP No. 58 tahun 2009 tentang satandar
PAUD yang di kembangkan dalam seti ap tahapan dan jenjang pendidikan
sesuai kebutuhan dan karakter masyarakat Indonesia. Pada pendidikan
anak usia dini pendidikan karakter dikembangkan pada seti ap kegiatan
belajar (bermain).
Semua anak usia dini tanpa memandang usia mereka belajar
dengan sangat baik melalui bermain (Phelps, 2005: P:1). Dalam
bermain, anak membuat pilihan, memecahkan masalah, berkomunikasi,
dan bernegosiasi. Mereka menciptakan peristi wa khayalan, melati h
keterampilan fi sik, sosial, dan kogniti f. Saat bermain anak dapat
mengekspresikan dan melati h emosi dari pengalaman dan kejadian yang
mereka temui seti ap hari. Melalui main bersama dan mengambil peran
berbeda, anak mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari sudut
pandang orang lain dan terlibat dalam perilaku pemimpin atau pengikut
– perilaku yang akan diperlukannya saat bergaul keti ka dewasa. Dapat
10
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
disimpulkan bermain menjadi sebuah milieu yang tak tertandingi dalam
mendukung perkembangan dan belajar anak. 1 Ini juga alasan mengapa
anak usia dini memerlukan waktu main lebih besar dalam sepanjang
harinya. Jika anak belajar dengan bermain, maka ia akan memiliki
ketahanan belajar lebih baik jika dilakukan dengan kegiatan belajar
seperti biasanya. Dengan melihat kondisi tersebut hendaknya dilakukan
pengelolaan terhadap kegiatan bermain anak dengan baik, tujuannya
adalah agar kegiatan bermain dapat diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan anak.
Menurut Vigotsky bermain mempunyai peran langsung terhadap
perkembangan kognisi seorang anak (Mayke S. Tedjasaputra: 9).
Permainan merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi anak. Hampir
semua benda dapat dijadikan sebagai alat permainan. Pada saat bermain
anak belajar suatu objek, secara sadar atau ti dak sadar ia belajar dari
sifat-sifat objek tersebut. Menurut Piaget, nyata dalam bermain itu
sangat penti ng untuk belajar pada anak usia dini. Anak memperoleh
informasi demi informasi melalui interaksinya dengan objek dan kelak
informasi tersebut disusun menjadi struktur pengetahuan. Bermain
merupakan salah satu interaksi anak untuk memperoleh pengetahuan,
sebab anak memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh dan
akti vitas yang dilakukan.
B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta dapat
• Memahami konsep dasar bermain
• Mengembangkan pembelajaran melalui bermain yang tepat sesuai
dengan tahapan perkembangan anak
• Mengembangkan alat permainan edukati f anak usia dini
1 Carol Copple and Sue Bredekamp, Basics of Developmentally Appropriate Practi ce: An Introducti on for Teachers of Children 3 to 6 (Washington, DC: NAEYC, 2006), p. 20.
75
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
Kakinya bertanduk
Hewan apa namanya
Embek – embek – embek
Begitulah bunyinya
Kepalanya bertanduk
Hewan apa namanya
6. Evaluasi
• Objek evaluasi: mengamati performa anak dalam bentuk
akti vitas pengucapan beberapa kosa kata yang baru didengarnya
dan respon anak saat meniru gerakan hewan sesuai suara
binatang
• Bentuk Evaluasi :
Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan
berjalan (running record), catatan specimen (specimen
record),catatan observasi, ti me sampling dan lain-lain)
• Format evaluasi: Catatan Anekdot (Anekdotal Record)Tanggal Nama Peristi wa Tafsiran Keterangans
E. KEGIATAN BERMAIN ANAK 4-5 TAHUN
Bentuk Kegiatan : Berkreasi dengan cetakan
Usia : 4-5 tahun
Kompetensi yang dikembangkan:
a. Menjiplak bentuk
b. Mengkoordinasi mata dan tangan untuk melakukan gerakan
yang rumit
c. Melakukan gerakan manipulati f untuk menghasilkan suatu
bentuk
d. Mengekspesikan diri dengan berkarya seni menggunakan
berbagai media
74
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
• Melati h Pendengaran
• Mengasah kemampuan mengingat nama hewan berdasarkan
suara
• Belajar membedakan suara binatang
4. Indikator
• Anak mampu mengingat nama hewan
• Anak dapat membedakan sebuah jenis binatang berdasarkan
suara
• Anak dapat memprediksi kehadiran binatang berdasarkan suara
yang di dengar
5. Kegiatan
Persiapan
• Flascard yang telah diisi musik suara macam-macam binatang
Pelaksanaan
• Ajak anak duduk tenang.
• Perdengarkan /perlihatkan fl ascard binatang yang telah di isi
suara
• Tunjukkan nama binatang berdasarkan fl ascard yang di
perlihatkan
• Ulangi 3 kali
• Setelah itu lalu mati kan fl ascard
• Bagi anak menjadi 2 kelompok (1 kelompok bernyanyi
berdasarkan petunjuk guru kelompok satunya lagi menebak
nama binatang sesuai yang dinyanyikan kelompok satunya).
Misalnya:
Berikut ini adalah permainan yang menggunakan lagu yang
menirukan suara-suara binatang, yang merupakan kesukaan
anak-anak berumur empat tahun.
Kukukuuruyuk
Begitulah bunyinya
11
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
• Mengelola kegiatan bermain sesuai dengan kebutuhan anak
• Menerapkan berbagai permainan sesuai dengan tahapan
perkembangan anak
C. Ruang Lingkup dan Waktu
1. Ruang Lingkup
Modul ini berisikan tentang konsep, Manfaat, dan aplikasi bermain
pada pembelajaran anak usia dini.
2. Waktu Pelaksanaan
Persiapan pelaksanaan dalam penerapan konsep bermain dan
penerapan permainan disesuaikan dengan komposisi mutu
pembelajaran yang disusun dengan memperhati kan kecukupan
waktu untuk berpraktek dan menerapkan strategi bermain dengan
komposisi 3 jam teori dan 5 Jam praktek.
D. Petunjuk Belajar
Buku ajar ini terdiri dari ti ga Bab. Diharapkan peserta (pelati h)
mempelajari bertahap bab demi bab agar dapat menerapkan pembelajaran
melalui bermain pada anak sesuai tahapan perkembangannya. Dengan
mempelajari seti ap bab pada buku ajar ini dengan cermat diharapkan
anda dapat memilih dan merancang media yang tepat bagi anak usia
dini
12
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
BAB II
RENCANA PENYAJIAN MATERI
A. Materi
Judul Materi : Pembelajaran anak usia dini yang
menyenangkan melalui bermain
Jumlah Jam Pelati han : 8 Jam
B. Sub MateriKonsep Dasar Bermain 1. Pembelajaran yang menyenangkan bagi Anak Usia Dini2. Pembelajaran dengan Sentra (3. Learning CentraTiga Jenis Main 4. Pengelolaan Kegiatan Main 5. Merancang berbagai jenis permainan dan APE6. APE sesuai kebutuhan perkembangan anak 7. Evaluasi Bermain Anak Usia Dini 8.
C. Kompetensi
Setelah mengikuti pelati han ini diharapkan guru/pelati h mampu
mengembangkan dan menerapkan berbagai jenis permainan untuk
anak usia dini
D. Indikator
Setelah mengikuti pelati han ini diharapkan pelati h dapat:
1. Memahami konsep dan manfaat bermain bagi anak
2. Menerapkan pembelajaran yang menyenangkan sesuai kebutuhan
anak usia dini
3. Merancang berbagai jenis permainan sesuai tahapan usia
perkembangan dan kebutuhan Anak
4. Merancang Alat Permainan Edukati f sesuai kebutuhan anak
73
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
• Ambil benda dengan aroma yang dikenal anak.
• Sodorkan benda tersebut ke dekat hidungnya dan minta ia
membau dalam jarak dekat.
• Tanyakan anak benda apa yang baru dibauinya.
• Lakukan 2 kali jika ada temannya yang memberi komentar ia
yang jadi berganti an ditutup matanya.
6. Evaluasi
• Objek evaluasi: mengamati performa anak dalam bentuk akti vitas
saat anak mencium perbedaan bau yang baru diciumnya dan
respon anak saat menyebutkan nama benda sesuai baunya
• Bentuk Evaluasi :
Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan
berjalan (running record), catatan specimen (specimen
record),catatan observasi, ti me sampling dan lain-lain)
• Format evaluasi: Interval Waktu (Time Sampling)••
1 2 3 4 5 6
1 1 1 0 0 0
0 0 0
0 0 0
TIME SAMPLING Interval Waktu
(Setiap 5 menit)
1 2 3 4 5 6
1 1 1 0 0 0
0 0 0
0 0 0
Lama Pencatatan : (Ada atau tidak ada)
Catatan Peristiwa :(Frekuensi) Catatan Peristiwa : (Ada atau tidak ada) • Membedakan benda
berdasarkan aroma • Menyebutkan nama
benda berdasarkan aroma dan rabaan
•
D. KEGIATAN BERMAIN ANAK 3-4 TAHUN
1. Bentuk Kegiatan : Hewan apa namanya
2. Usia : 3-4 Tahun
3. Kompenti si yang dikembangkan
72
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
Waktu Peristi wa Peristi wa Perilaku Konsekuensi09.00
C. KEGIATAN MAIN ANAK Usia 2-3 TAHUN
1. Bentuk Kegiatan : Tebak-tebakan/ kucing rabun
2. Usia : 2-3 Tahun
3. Kompeenisi yang dikembangkan • Merangsang indera pencium.• Mengasah kemampuan mengingat benda-benda melalui
baunya.• Belajar membedakan benda melalui aromanya.
4. Indikator
• Anak mampu mengingat nama benda
• Anak dapat membedakan sebuah benda berdasarkan aroma
• Anak dapat memprediksi nama benda berdasarkan aroma
• Anak dapat mengakti fk an motorik halus melalui indera peraba
5. KegiatanPersiapan• Benda dengan aroma yang dikenal anak. Misalnya, jeruk, bunga
atau parfum ibu.• Sehelai selendang atau sapu tangan warna gelap.Pelaksanaan
• Ajak anak duduk tenang.
• Tutup mata si anak menggunakan sehelai selendang atau sapu
tangan.
• Ajak temannya tetap tenang saat temannya ditutup matanya
13
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
5. Memberikan sti mulasi kecerdasan jamak melalui bermain
6. Menerapkan pembelajaran yang menyenangkan melalui bermain
sesuai tahapan perkembangan dan kebutuhan anak usia dini
E. Rencana Sajian
Waktu/Menit
Materi dan Sub Materi Kegiatan Penyajian
Konsep Dasar Bermain Ceramah Bervariasi
Pembelajaran yang menyenangkan bagi AUD
Ceramah Bervariasi
Pembelajaran dengan sentra Diskusi & Simulasi
Tiga jenis main dan pengelolaan kegiatan bermain
Ceramah, praktek, pemberian tugas
Merancang berbagai jenis permainan dan APE
Diskusi, Simulasi
APE sesuai kebutuhan perkembangan Ceramah, diskusi prakti k
Evaluasi bermain anak Ceramah, Praktek
F. Metode dan Media Pembelajaran
Pada dasarnya akti vitas ini menggunakan metode pembelajaran akti f
yang dirangkai para pelati h PAUD. Para pelati h diberikan bekal melalui
pelati han dan prakti k langsung menerapkan beberapa materi yang telah
dilati hkan dengan teknik ceramah, tanya jawab, demonstrasi, prakti k
langsung, observasi, dan diskusi kelompok. Untuk teknik ceramah, tanya
jawab, prakti k langsung dilakukan pada saat pelati han dilaksanakan,
sedangkan diskusi kelompok dilaksanakan pada saat peserta observasi
ke lapangan.
Melalui penerapan metode ini diharapkan mampu meningkatkan
14
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
kompetensi para Pelati h yang secara akti f dilibatkan pada berbagai
tahapan pelati han sebagai berikut:
• Pelati h mengetahui konsep bermain dan pembelajaran yang
menyenangkan dengan benar
• Para pelati h memiliki kemampuan dalam mengembangkan media/
alat permainan edukati f sebagai bekal dalam mempersiapkan
pelaksanaan pembelajaran
• Pengelolaan pembelajaran
• Penyusunan disain evaluasi pembelajaran
Media yang disediakan disesuaikan dengan kebutuhan bermain dan
penerapan permainan yang digunakan untuk mengembangkan berbagai
aspek kemampuan anak dan tahapan perkembangan anak.
71
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
5. Kegiatan
Persiapan:
• Ruangan dengan permukaan datar.
• Rebana berkerincing di sekelilingnya dalam berbagai ukuran.
• Lagu anak-anak
Pelaksanaan :
• Siapkan anak berdiri berpasangan
• Ajak anak bernyanyi
• Ajak anak untuk menggoyangkan dan memukul rebana
mengikuti irama lagu secara berganti an dengan temannya (1
orang bernyanyi 1 orang memukul rebana)
• Awalnya goyangkan perlahan, kemudian lebih cepat.
• Ajak anak menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama rebana.
Bergoyanglah bersamanya.
6. Evaluasi
• Objek evaluasi: mengamati performa anak dalam bentuk
akti vitas pengucapan beberapa kosa kata yang baru didengarnya
dan respon anak saat meniru gerakan berjoget sesuai ritme
• Bentuk Evaluasi :
Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan
berjalan (running record), catatan specimen (specimen
record),catatan observasi, ti me sampling dan lain-lain)
• Format Evaluasi : Time Sampling
Contoh format evaluasi Even SamplingNama : ....................................... Usia : .....................Sentra : Seni Budaya Tanggal : ...............Pengamat : .................................. Waktu : ..................Contoh Perilaku : menendang, memukul teman lain atau guru dengan kaki kanan, cukup keras untuk membuat anak lain menangis.
70
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
• Bentuk Evaluasi :
Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan
berjalan (running record), catatan specimen (specimen record),
catatan observasi, ti me sampling dan lain-lain)
• Format evaluasi: Catatan terbuka (Running Record)Tanggal Nama
Anak Didik
Peristi wa Tafsiran Keterangan
B. PERMAINAN ANAK Usia 1-2 TAHUN
1. Bentuk Kegiatan : Permainan Joget Rebana
2. Usia : 1-2 tahun
3. Kompetensi yang dikembangkan
• Mengenal perbedaan bunyi
• Mengasah koordinasi tangan-mata-telinga
dan gerak tubuh.
• Memahami sebab-akibat.
• Sti mulasi motorik kasar keti ka menari.
• Melati h keterampilan social saat Joget Rebana bersama teman.
4. Indikator
• Anak mampu merespon akti vitas yang ditunjukkan melalui
nyanyian
• Anak mampu meniru gerakan guru memukul dan berjoget
sesuai ritme
• Anak dapat bersosialisasi dengan teman saat berjoget bersama
15
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
BAB III
MATERI SAJIAN
A. Konsep Dasar Bermain
1. Hakikat Bermain
Menurut Seafeld dan Barbour akti vitas bermain merupakan suatu
kegiatan yang spontan pada anak yang menghubungkannya dengan kegiatan
orang dewasa dan lingkungan termasuk di dalamnya imajinasi, penampilan
anak dengan menggunakan seluruh perasaan, tangan atau seluruh badan
(Carol Seefeldt & Nita Barbour :205). Kegiatan bermain yang dilakukan anak
biasanya bersifat spontan penuh imaginati f dan dilakukan dengan segenap
perasaannya.
Dalam bermain, anak membuat pilihan, memecahkan masalah,
berkomunikasi, dan bernegosiasi. Mereka menciptakan peristi wa khayalan,
melati h keterampilan fi sik, sosial, dan kogniti f. Saat bermain anak dapat
mengekspresikan dan melati h emosi dari pengalaman dan kejadian
yang mereka temui seti ap hari. Melalui main bersama dan mengambil
peran berbeda, anak mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain dan terlibat dalam perilaku pemimpin atau
pengikut – perilaku yang akan diperlukannya saat bergaul keti ka dewasa.
Dapat disimpulkan bermain menjadi sebuah milieu yang tak tertandingi
dalam mendukung perkembangan dan belajar anak (Carol Cople and Sue
Bredekamp, 2006: P. 20). Ini juga alasan mengapa anak usia dini memerlukan
waktu main lebih besar dalam sepanjang harinya.
16
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
Para ahli seperti Johnson, Christi e, dan Yawkey 1987; Piaget 1962;
Van Hoorn et al. 1993 sebagaimana dikuti p Owocki mengamati bahwa
perilaku main menjadi makin kompleks dan abstrak saat anak-anak
maju sepanjang masa kanak-kanaknya. Kemajuan ini dapat diamati
keti ka mereka terlibat dalam ti ga jenis main yakni main sensorimotor,
main peran, dan main pembangunan (Gretchen Owocki, 1999: p. 8).
Tiga jenis main ini akan dilalui oleh semua anak tanpa memandang ras
maupun bangsanya.
Lev Vigotsky, Piaget, Sara Smilansky Piaget (1951, dalam Wolfgang,
1992: 22 dan Sugiyanto, 1995: 16) berpendapat bahwa anak usia dini
(0-8 tahun) akan melewati ti ga tahapan perkembangan bermain, yaitu:
(1) Sensory motor play/ Practi ce Play (usia 3/4 bulan-1 ½ tahun), (2)
Symbolic/ Make Believe Play (+ 2-7 tahun), dan (3) Social Play Games
with Rules (+ 8-11 tahun).
69
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
Contoh penerapan kegiatan bermain anak sesuai dengan kebutuhan anak
A. KEGIATAN MAIN ANAK Usia 0-1 TAHUN
1. Bentuk Kegiatan : Boneka Jari
2. Usia : 3-12 bulan
3. Kompetensi yang dikembangkan
• Dapat merespon akti vitas yang ditujukan padanya.
• Mulai belajar bicara keti ka menikmati cerita, nyanyian dan
gerakan boneka jari.
4. Indikator
• Anak mampu merespon akti vitas yang ditunjukkan melalui
nyanyian
• Anak mampu meniru gerakan guru
• Anak dapat mengucapkan kosa kata baru melalui cerita
• Anak dapat memegang dan meraih benda
5. Kegiatan
Persiapan :
Ruangan yang datar dengan alas yang nyaman
Boneka jari aneka warna dan karakter
Pelaksanaan :
• Dudukkan bayi di pangkuan Anda, dengan menggunakan kursi
khusus, atau sandarkan pada bantal.
• Pasang boneka di jari-jari Anda.
• Ceritakan suatu kisah dengan tokoh si boneka jari.
• Gerakkan boneka saat Anda bicara dan bernyanyi.
• Jika bayi berusaha meraih boneka, biarkan dia mendapatkannya.
6. Evaluasi
• Objek evaluasi: mengamati performa anak dalam bentuk
akti vitas pengucapan beberapa kosa kata yang baru didengarnya
dan respon anak saat diperlihatkan boneka jari
68
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
Moxley, Juliet, 150 Things to make and Do With Your Children, London, Ebury Press, 1997
Mackenzie, Jennie, Kids Craft and Play Ideas, Australia, Bay Books, 1993.
Patmonodewo, Soemiarti , Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2000
Piaget, Jean, Play, dreams, and imitati on in Childhood, New York: W.W. Norton, 1962
Phelps, Beyond The Kitchen Housekeeping, Tallahassee, Florida: The Creati ve Center for Childhood Research & Training, Inc., 2005
Phelps, Beyond Building Up Knocking Down, Tallahassee, Florida: The Creati ve Center for Childhood Research & Training, Inc., 2005
Roger, Cosby S. and Janet K. Sawyers, Play in The Lives of Children, (Washington DC: Nati onal Associati on For The Young Children, 1995
Renée Sherman, Instructor Competencies Assessment Instrument , U.S. Department of Educati on, 2002
Seefeldt, Carol & Nita Baurbor, Early Childhood Educati on, Columbus: Meril Publishing Company, 1990
Stone, Sandra J. Playing A Kid’s Curriculum, GoodYear Books, 1993.
Tedjasaputra, Mayke S., Bermain, Mainan dan Perminan Untuk Pendidikan Usia Dini, Jakarta: Grasindo, 2001
Moyles, Janet R, The Excellence of Play, Bristol: Open University Press, 1995
50 Acti viti es for Diversity Training, by Jonamay Lambert and Selma Myers. HRD Press, 1994.
The Giant
Sue C. Wortham. Assessment in Early Childhood Educati on third editi on, Columbus, Ohio, New Jerey: Upper Saddle River, 2001
17
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
1) Pada Sensory motor play/ Practi ce Play, kegiatan anak sebelum
usia 3-4 bulan belum dapat dikategorikan sebagai bermain.
Sejak usia 3-4 bulan, gerakan anak telah lebih terkoordinasi dari
pengalamannya, anak belajar bahwa dengan menarik mainan
yang tergantung di atas tempat ti durnya, mainan tersebut
akan bergerak dan berbunyi. Kegiatan bermain sensori ini
menekankan pada permainan yang berpusat pada gerak sensori
motorik anak.
Sumber: Dokumen TK Putra 1
2) Pada tahapan symbolic/ make believe play (bermain pura-pura/
bermain peran/ dramati c play), pada umumnya kegiatan anak
diwarnai dengan kegiatan bermain khayal dan pura-pura. Anak
sudah mulai dan dapat menggunakan berbagai benda sebagai
simbol atau resentasi dari benda lain.
3) Pada tahap social play games with rules, kegiatan bermain sudah
18
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
menggunakan simbol yang lebih banyak dan dilatar belakangi
oleh penalaran, logika dan objekti vitas.
2. Fungsi Bermain
Kegiatan bermain dilakukan sungguh-sungguh oleh seorang anak,
sebab kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak bersifat rileks dan
merupakan kegiatan yang diinginkan dan disenangi.
Menurut Helms dan Turner bermain adalah cara/jalan bagi
anak untuk mengungkapkan hasil pemikiran, perasaan dan cara mereka
menjelajahi dunia lingkungannya termasuk membantu anak dalam menjalin
hubungan sosial antar anak (Donald B. Helms & Jeferey S. Turner: 436-
337). Anak mengungkapkan hasil pemikiran dan perasaan biasanya melalui
bentuk permainan. Bermain, selain bermanfaat untuk melati h kemampuan
eksplorasi juga bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi
dengan sesama anak ataupun dengan orang dewasa.
Menurut Rubin, Fein, dan Vandenberg, bermain adalah berbagai
macam kegiatan yang memberikan keseimbangan berbagai aspek fungsi
kepribadian. Ada beberapa manfaat bermain diantaranya ialah: (1) bermain
merupakan moti vasi intrinsik bagi anak, (2) bermain umumnya bebas dari
kegiatan menulis, (3) bermain membangkitkan akti vitas yang nyata, (4)
pusat proses berbagai kegiatan adalah bermain, (5) bermain mendominasi
permainan, (6) bermain dapat dilakukan dengan memberikan akti vitas
permainan (Cosby S. Roger and Janet K. Sawyers: 1). Bermain bagi anak
67
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
DAFTAR PUSTAKA
Birth to Three: supporti ng our youngest children acts as a foundati on for a child.s future learning and development, Learning and Teaching Scotland, 2005
A Curriculum Framework for 3 to 5, Learning and Teaching Scotland, 2004
Barbara Seuling, How to Write a Children’s Book and Get It Published THIRD EDITION, 2005
Bronson, Martha B., The Right Stuff for Children Birth to 8: Selecti ng Play Material to Support Development, NAEYC, Washington, DC, 1995.
Bredekamp, Sue (Editor), DAP in Early Childhood Programs Serving Children from Birth through Age 8, Washington DC: NAEYC
Carol Copple and Sue Bredekamp, Basics of Developmentally Appropriate Practi ce: An Introducti on for Teachers of Children 3 to 6 Washington, DC: NAEYC, 2006
Catron, Carol. E dan Allen, Jan. Early Childhood Curriculum: A Creati ve Play Model, 2nd Editi on, NewJersey : Merill Publ, 1999
Charles H. Wolfgang, Bea Mackender, and Mary E. Wolfgang, Growing & Learning Through Play (USA: McGraw-Hill, Inc., 1981
Charles Wolfgang and Mary E. Wolfgang, School for Young Children: Developmentally Appropriate Practi ces Needham Heights, Florida State University: Allyn and Bacon
Coughlin Pamela A dkk., Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak, Children’s Resources Internati onal Inc, Washington, DC, 2000
Femmie Juff er, Marian J. Bakermans, etc, Promoti ng positi ve parenti ng an att acment based interviti on, 2008
Gretchen Owocki, Literacy Through Play, Portsmouth, NH: Heinemann, 1999
66
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
3) Sangat menolong untuk menguji perilaku yang ti dak sering terjadi.
Beberapa kerugian dari metode ini juga ada, tergantung pada tujuan
pengamatan, yaitu :
1) Peristi wa ke luar dari konteks dan bisa kehilangan beberapa
peristi wa yang juga penti ng untuk diinterpretasikan.
2) Merupakan metode tertutup yang hanya mengamati perilaku
tertentu dan mengabaikan perilaku yang lain.
3) Kehilangan kekayaan informasi detail dibandingkan catatan
anekdot, specimen record atau running records.
Sebagai pengamat, amati lah anak dengan cara yang ti dak
terlalu menyolok dengan posisi yang ti dak terlalu dekat dengan
anak. Kita boleh mengamati sambil duduk, berdiri atau berjalan
disekitar area pengamatan. Apapun yang kita gunakan untuk dekat
dengan anak untuk tujuan pengamatan jangan sampai menarik
perhati kan anak. Hindari kontak mata dengan anak yang kita amati ,
bila anak yang diamati melihat kepada kita sewaktu pengamatan
berlangsung, berusahalah untuk menghidari tatapannya dengan
mengalihkan penglihatan ke anak lain.
Sebaiknya kita melakukan pengamatan, terkadang anak
juga mengetahui bahwa ia sedang diamati . Kalau anak tahu bahwa
kita sedang mengamati nya, anak akan merasa ti dak enak dan bisa
pergi atau keluar dari area main. Kalau hal ini sampai terjadi maka
pengamatan harus dihenti kan. Pengamatan dapat dilanjutkan esok
hari atau minta staf lain untuk mengamati anak khusus itu.
Waktu yang tepat untuk melakukan pengamatan adalah
kapanpun. Kita harus tahu penti ngnya data apa yang akan kita
peroleh dalam pengamatan, oleh karena itu kita harus meluangkan
waktu yang baik untuk melakukan pengamatan. Waktu pengamatan
yang terbaik itu adalah tergantung pada apa yang kita mau ketehui/
pelajarai dari seorang anak.
19
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
merupakan suatu kegiatan yang diinginkan, dengan bermain anak akan
merasa bebas, dan menyenangkan. Kegiatan bermain yang dilakukan anak
akan membangkitkan moti vasi instrinsik, memberikan ketenangan dan
dapat memberikan keseimbangan hidup bagi anak.
Menurut Smith, permainan yang paling baik ialah permainan yang
memberikan kontribusi pada anak dalam belajar konsep dan akti vitas
yang nyata (Janet R Moyles: 4). Permainan yang baik adalah yang dapat
mengajarkan pada anak kemampuan tertentu baik itu bersifat individual
ataupun kelompok. Akti vitas yang diberikan dalam bermain adalah akti vitas
yang dapat memberikan pemahaman pada anak tentang dunia nyata yang
bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari.
Gambar akti vitas bermain anak sehari-hari
Menurut Vigotsky bermain mempunyai peran langsung terhadap
perkembangan kognisi seorang anak (Mayke S. Tedjasaputra: 9). Permainan
merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi anak. Hampir semua benda
20
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
dapat dijadikan sebagai alat permainan.
Pada saat bermain anak belajar suatu objek, secara sadar atau ti dak
sadar ia belajar dari sifat-sifat objek tersebut. Menurut Piaget, bermain
itu sangat penti ng untuk belajar pada anak usia dini. Anak memperoleh
informasi demi informasi melalui interaksinya dengan objek dan kelak
informasi tersebut disusun menjadi struktur pengetahuan. Bermain
merupakan salah satu interaksi anak untuk memperoleh pengetahuan,
sebab anak memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh dan
akti vitas yang dilakukan.
3. Jenis-jenis Kegiatan Bermain
Jenis-jenis kegiatan bermain bisa membuat anak asyik sekaligus
merangsang perkembangannya. Dalam bermain anak menggunakan
alat permainan sesuai dengan kebutuhan anak, begitu pula jenis
kegiatan bermain sesuai dengan usia perkembangan anak. Ada
berbagai jenis kegiatan bermain anak diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Bermain Akti f
Pada kegiatan bermain akti f, anak melakukan akti vitas
gerakan yang melibatkan seluruh indera dan anggota tubuhnya.
Diantara jenis kegiatan bermain akti f adalah:
65
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
anak dalam interval waktu tertentu, sebaliknya even sampling
untuk mengamati perilaku yang ti dak sering.
Pengamat terlebih dulu perlu menentukan perilaku yang ingin
diamati , kemudian mempersiapkan setti ng yang memungkinkan
perilaku itu muncul dan akan digunakan untuk mengamati perilaku
tersebut. Pengamat perlu mengambil posisi yang nyaman bagi dia
untuk mengamati , menunggu sampai muncul perilaku tersebut dan
mencatatnya.
Pencatatan dapat dilakukan dalam berbagai cara, tergantung dari
tujuan pengamatan. Jika pengamat sedang mempelajari penyebab
atau hasil dari perilaku tertentu, maka menggunakan ”ABC” analisis
(Bell & Low). ABC analisis merupakan deskripsi narati f dari peristi wa
keseluruhan, yang dibagi menjadi 3 bagian : A = perilaku pencetus,
B = perilaku, C = konsekuensi. Seti ap saat peristi wa terjadi, saat itu
juga dicatat.
contoh even sampling :EVEN SAMPLING
Nama : ....................................... Usia : ..................... Sentra : ....................................... Tanggal : ............... Pengamat : .................................. Waktu : .................. Perilaku : menendang, memukul teman lain atau guru dengan kaki kanan, cukup keras untuk membuat anak lain menangis.
Waktu Peristiwa Pencetus Perilaku Konsekuensi
9.13 Dion bermain sendiri di Dion melihat Tom dengan Tom menangis Sentra balok, Tom datang kening berkerut; berdiri; dan berlari ke dan meletakkan sebuah mendorong Tom; Tom guru. balok di bangunan Dion. balas mendorong; Dion menendang kaki Tom.
10.05 Di arena bermain, Dion Dion menendang Ririn menangis: guru Berdiri antri untuk ber- kaki Ririn datang dan menarik main luncuran. Ririn lengan Dion serta me- datang menyerobot Dion menendang nasehati barisan Dion. guru
Keuntungan menggunakan even sampling adalah :
1) Mencatat peristi wa dengan utuh, sehingga membuat analisa
lebih mudah.
2) Lebih obyekti f dibandingkan metode yang lain, karena perilaku
telah ditentukan sebelumnya.
64
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
2) Lebih obyekti f dan terkontrol karena perilaku yang diamati
spesifi k dan dibatasi.
3) Memungkinkan pengamat mengumpulkan data dari sejumlah anak
ataupun sejumlah perilaku dalam satu kali waktu pengamatan.
4) Memberikan informasi yang berguna dalam interval waktu dan
frekuensi dari perilaku tertentu.
5) Memberikan hasil kuanti tati f yang berguna untuk analisa stati sti k.
6) Ada beberapa kerugian dari metode ini, yaitu :
7) Metode bukan metode terbuka, sehingga memungkinkan
kehilangan banyak perilaku yang penti ng.
8) Tidak menjelaskan perilaku, sebab dan hasil, karena lebih berfokus
pada waktu (kapan dan berapa lama suatu perilaku terjadi)
9) Tidak menyimpan data tentang masukan-masukan perilaku,
karena prinsip metode ini hanya pada interval waktu, bukan
perilaku.
10) Perilaku di luar konteks karena itu mungkin bisa bias.
11) Terbatas untuk perilaku yang diamati yang sering terjadi
12) Biasanya berfokus pada satu jenis perilaku (dalam kasus ini
perilaku negati f) dan bisa mengakibatkan pandangan yang
bias.
e. Even Sampling
Even sampling adalah suatu metode yang memberikan kesempatan
kepadapengamat untuk menunggu dan kemudian mencatat perilaku
khusus yang sudah dipilih lebih dulu. Even sampling digunakan
untuk mempelajari kondisi di mana perilaku tertentu terjadi atau
sering terjadi. Penti ng untuk mempelajari pencetus suatu perilaku
tertentu dari anak – memukul, misalnya – mungkin bagi anak usia
2 tahun memukul sebagai tanda dia ingin mengajak temannya
bermain. Jika ti me sampling digunakan untuk mengamati perilaku
21
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
1) Tacti le Play/bermain dengan tangan
Merupakan kegiatan bermain yang meningkatkan
keterampilan jari jemari anak serta membantu anak
memahami dunia sekitarnya melalui alat perabaan dan
penglihatannya.
2) Functi onal Play
Permainan yang mengutamakan gerakan motorik kasar/
otot besar.
22
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
3) Constructi ve Play/ membangun
Permainan yang mengutamakan anak untuk membangun
atau membentuk bangunan dengan media balok,lego dan
sebagainya.
4) Creati ve Play/ Bermain Kreati f
Permainan yang memungkinkan anak menciptakan berbagai
kreasi dari imajinasinya sendiri.
63
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
: dalam rangka menolong anak agresif ”Gibran”, guru ingin tahu
berapa kali Gibran berperilaku negati f. Pertama, perilaku agresif
Gibran harus ditentukan secara jelas meliputi apa saja. Misalnya
memukul, mendorong, menendang, memegang teman yang
melawannya, merebut mainan teman.
Perilaku tersebut dapat dituliskan dengan kode misalnya memukul
(p), mendorong (d), merebut (r), dsb. Berikutnya yang perlu
dipersiapkan adalah interval waktu. Jika pengamatan akan dilakukan
selama setengah jam, boleh saja menentukan seti ap 5 menit
perilaku agresif anak diamati . Selanjutnya harus memikirkan cara
pencatatan. Boleh saja menuliskan 1 jika perilaku tersebut terjadi,
dan 0 jika ti dak terjadi. Bisa juga meletakkan tanda √ pada kolom
seti ap munculnya perilaku agresif tersebut.
contoh format ti me sampling :
TIME SAMPLING Interval Waktu
(Setiap 5 menit)
1 2 3 4 5 6
1 1 1 0 0 0
0 0 0
0 0 0
Catatan Peristiwa : (Frekuensi)
Lama Pencatatan : (Ada atau tidak ada)
Catatan Peristiwa : (Ada atau tidak ada)
Time sampling merupakan metode yang sangat berguna jika
digunakan untuk mengamati anak dengan alasan-alasan berikut :
1) Membutuhkan waktu dan usaha yang ti dak terlalu banyak
dibandingkan catatan narasi.
62
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
• Dia menunjukkan kekuatannya.
• Dia kehilangan kesabaran.
• Dia menjadi marah.
• Seharusnya dia ti dak berbicara seperti itu.
Kesalahan pengamat yang lain adalah menghilangkan
beberapa fakta, mencatat hal-hal yang ti dak terjadi dan mencatat
hal-hal yang ti dak pada urutan yang benar.
Berikut ini beberapa pedoman dalam melakukan pencatatan.
1) Catat fakta-fakta saja.
2) Catat segala sesuatu secara rinci tanpa menghilangkan apapun.
3) Jangan menginterpretasikan selama melakukan pengamatan.
4) Jangan mencatat apapun yang ti dak kita lihat.
5) Gunakan kata-kata deskripti f bukan labelling atau interpretasi.
6) Catat fakta-fakta yang terjadi sesuai dengan urutan kejadiannya.
d. Time Sampling
Metode ti me sampling memerlukan pengamatan yang
menunjukkankekerapan suatu perilaku terjadi. Perilaku harus terjadi
sering (paling sedikit sekali seti ap 15 menit). Misalnya : perilaku
semacam berbicara, memukul atau menangis dapat diamati dan
dihitung dengan mudah. Perilaku memecahkan masalah ti dak dapat
diamati menggunakan metode ini, karena perilaku seperti itu ti dak
jelas bagi pengamat dan ti dak dapat dihitung dengan mudah.
Time sampling dilakukan untuk mengamati perilaku khusus dari
seorang anak atau kelompok dan mencatat ada atau ti daknya
perilaku tersebut dalam interval waktu yang sudah ditentukan untuk
diamati . Pengamat harus mempersiapkan diri untuk memanfaatkan
waktu yang telah terjadual, dan menentukan jenis perilaku yang
akan diamati , interval waktu yang digunakan, dan bagaimana dia
mencatat ada atau ti dak adanya perilaku tersebut. Sebagai contoh
23
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
5) Symbolic /Dramati c Play/bermain simbolik
Permainan dimana anak memegang suatu peran tertentu.
6) Play Games
Permainan yang dilakukan menurut aturan tertentu dan
bersifat kompeti si/persaingan.
b. Bermain Pasif
Kegiatan bermain pasif ti dak melibatkan banyak gerakan tubuh
anak, tetapi hanya melibatkan sebagian indera saja terutama
24
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
pendengaran dan penglihatan. Diantara kegiatan bermain pasif
yang sering dilakukan anak adalah recepti ve play. Recepti ve
play merupakan permainan dimana anak menerima kesan-
kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi akti f (bukan fi sik
yang akti f) melalui mendengarkan dan memahami apa yang dia
dengar dan ia lihat.
4. Aspek Perkembangan yang dapat di kembangkan melalui bermain
berdasarkan Teori Gardner
Manfaat bermain meliputi seluruh aspek perkembangan anak
seperti diuraikan oleh teori Howard Gardner (Multi ple Intelegence)
berikut :
a. Linguisti c Intellegence (Kecerdasan Bahasa)
Kecerdasan Bahasa meliputi kemampuan berbahasa secara lisan
dan tulisan. Kemampuan ini dapat digunakan untuk mencapai
beberapa tujuan. Orang yang memiliki kecerdasan berbahasa
dapat menjadi pengacara, presenter, pengarang dan lain-lain.
Bagian otak yang bertanggung jawab untuk kemampuan ini
adalah broca area. Orang yang mengalami kerusakan daerah
ini membuat dia kesulitan dalam meletakkan kata demi kata
bersama menjadi satu kalimat walaupun dapat mengerti arti
kata-kata tersebut.
Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan
bahasa antara lain :
• Membacakan buku yang sudah dikenal anak
• Bertepuk tangan dengan ritme berulang, misalnya: plok
plok – plok plok plok, plok plok – plok
61
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
Karena running record mengamati terlalu banyak perilaku
perkembangan yang penti ng dari seorang anak, maka running
record dipilih sebagai metode utama yang digunakan bersama
dengan Child Skills Checklist untuk menilai perkembangan anak.
Kadang Checklist dikombinasi dengan running record .
c. Catatan Specimen (Specimen Records)
Specimen Records hampir mirip dengan running records tetapi lebih
rinci. Catatan ini sering digunakan oleh peneliti yang menginginkan
deskripsi lengkap dari suatu perilaku anak, sementara running
records lebih sering dipakai oleh guru dengan cara yang ti dak formal.
Pengamat yang membuat specimen records bukan orang yang
terlibat dalam kegiatan kelas dan harus menjaga jarak dari anak.
Seperti running records, specimen records menulis secara narati f
perilaku atau peristi wa saat terjadi, tetapi deskripsi itu biasanya
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya seperti
waktu, anak, dan setti ngnya. Jumlah kerinciannya yang akan dicatat
tergantung pada tujuan pengamatan.
Pengamatan yang diikuti dengan catatan anekdot, running records
ataupun specimen records, bukanlah kegiatan yang mudah.
Pengamat terbiasa mengamati apa yang terjadi di sekelilingnya
dan dalam waktu yang bersamaan membuat interpretasi tentang
apa yang dilihatnya. Di dalam pencatatan yang obyekti f, kita harus
memisahkan dua hal tersebut. Apa yang dicatat harus berupa fakta
yang ada, tanpa melakukan penilaian (labelling) , asumsi, atau
kesimpulan.
Berikut ini merupakan contoh kata-kata dan kalimat labelling yang
sering dijumpai dalam catatan pengamatan:
• Dia anak yang baik hari ini.
• Dimas marah kepada Dini.
• Dia berteriak dengan dengan marah.
60
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
1) Merupakan catatan yang lengkap dan menyeluruh, ti dak
terbatas pada peristi wa-peristi wa tertentu.
2) Merupakan catatan yang terbuka, yang dapat untuk mengamati
apa saja tanpa spesifi kasi pada perilaku khusus.
3) Tidak membutuhkan pengamat yang memiliki ketrampilan
khusus, karena itu sangat berguna bagi guru kelas.
Selain kelebihan seperti yang diungkapkan di atas, running record
juga memiliki kerugian, yaitu :
1) Catatan ini memerlukan waktu yang lama. Pengamat ti dak
memiliki waktu lain selain hanya mengamati dan mencatat
perilaku anak saja.
2) Cukup sulit untuk mencatat semua hal dalam waktu yang
panjang tanpa kehilangan rincian yang mungkin juga penti ng.
3) Sangat efekti f jika hanya mengamati seorang anak saja, tetapi
jika harus melakukan pengamatan terhadap sekelompok anak,
apalagi jika kelompok besar, maka akan mengalami banyak
kesulitan.
4) Pengamat harus menjaga diri anak, yang kadang-kadang sulit
jika pengamat adalah guru yang sedang mengajar.
Running record lebih berguna jika dicatat dalam format
khusus yang dikomentari oleh pengamat kemudian. Sangat sulit bagi
pengamat untuk mencatat seti ap kata yang diucapkan anak dan seti ap
adegan yang dilakukan anak saat bermain bersama.
contoh format running record :
RUNNING RECORD
Nama Anak :………………. Usia : …………… Tanggal : …………. Pengamat : ………………. Tempat : ………… Waktu : …………...
Observasi Komentar
25
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
• Bermain tepuk tangan sambil menyebutkan nama anak,
misalnya:
A – ni – ta , A – ni , Mar – li – na , S a – e – ful , dst.
• Merangkai dengan berbagai bentuk huruf
• Bernyanyi dengan gerak dan irama sederhana, dilakukan
secara berulang-ulang
• Membaca buku bersama anak secara berulang terus-
menerus
• Menghadirkan buku-buku yang paling disukai anak.
b. Logical Mathemathic Intelligence (Kecerdasan Logika Matemati ka)
Kecerdasan Logika Matemati ka meliputi kemampuan menganalisa
masalah yang bersifat logis matemati s dan menginvesti gasi masalah
secara ilmiah (scienti fi c thinking). Kemampuan ini melibatkan
sejumlah bagian pusat berpikir di otak.
Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan
matemati ka antara lain mengenal deretan angka, bermain
dakon, mengukur berat, mencocokkan, pengukuran panjang-
pendek, mengurutkan kecil-besar, mengurutkan bilangan, main
domino angka, menghitung benda, tebak angka, mengukur
volume, menyusun pola dengan meronce dll.
c. Musical Intelligence (Kecerdasan Musik)
Kecerdasan Musik meliputi kemampuan dalam penampilan
(performance), komposisi dan apresiasi bentuk-bentuk musik.
Bagian otak yang memproduksi kemampuan di bidang musik
terletak di otak bagian kanan.
Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan
musik antara lain bermain gerak dan lagu, menari, bermain alat
music dengan pukul, peti k atau tekan, bermain music dengan
maracas, bernyanyi lagu dengan irama sederhana yang diulang-
ulang disertai gerakan sederhana, dll
26
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
d. Bodily-Kinesteti c Intelligence (Kecerdasan Olah Tubuh)
Kecerdasan Olah Tubuh merupakan kemampuan menggunakan
seluruh bagian-bagian tubuh untuk menyelesaikan masalah
atau melakukan suatu gerak yang menghasilkan produk
(pertunjukan). Orang yang memiliki kemampuan kecerdasan
kinesteti k antara lain penari, atlit, aktor, dokter bedah, mekanik
dan lain-lain. Bagian otak yang memproduksi kemampuan ini
adalah Cortex di kedua belahan otak (Hemisphere).
Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan
musik antara lain Menari, menirukan gerakan binatang, bermain
gerak dan lagu, mengikuti gerakan senam sederhana, bermain
bola, main egrang, main layang-layang, berjalan di atas papan
ti ti an,dll
e. Visual Spati al Intelligence (Kecerdasan Bentuk dan Ruang)
Kecerdasan bentuk dan Ruang merupakan kemampuan
mengorganisasi dan memanipulasi gambar dan ruangan yang lebar.
Orang yang memiliki kecerdasan ini lebih mudah bekerja di bidang
pilot, navigator, pemain catur, arsitek, grafi s, dan lain-lain.
Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan
bentuk dan dan ruang antara lain bermain balok unit, leggo,
melukis, menggambar, membuat rumah-rumahan dengan balok
kayu atau potongan lego, menggambar, menyusun kepingan-
kepingan kayu bergambar
f. Interpersonal Intelligence (Kecerdasan Interpersonal)
Kecerdasan Interpersonal merupakan kemampuan seseorang
untuk mengerti maksud, moti vasi dan hasrat orang lain serta
secara konsekuen bekerja efekti f dengan orang lain walaupun
semua ti dak begitu tampak. Contoh : Guru, politi kus, orang-
orang yang bekerja di klinik (perawat), penjual maupun pemuka
agama. Bagian otak yang memegang peranan dalam hal ini
59
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
4) Sulit untuk memberikan analisa narati f , karena itu metode ini
kurang berguna untuk penulisan ilmiah.
Catatan semacam ini dapat lebih berguna jika dicatat di kertas
secara verti kal dengan catatan anekdot di sebelah kiri dan ada lahan
untuk menuliskan komentar di sebelah kanan. Atau kertas dibagi
secara mendatar, dengan catatan anekdot di atas dan komentar di
bawahnya.
Berikut ini contoh format catatan anekdot :
CATATAN ANEKDOT
Tanggal : …………… Waktu : …………….…
Nama Anak : …………………….. Usia …………………
Pengamat : …………………….. Kelas …………….
Peristiwa
………………………………………………………………
………………………………………………………………………..
Komentar
………………………………………………………………………..
b. Catatan Berjalan (Running Record)
Metode pengamatan dengan teknik pencatatan lain yang cukup
terkenal adalah Running Records. Catatan ini memuat kejadian
secara rinci dan berurutan. Pengamat mencatat semua kejadian
terus menerus yang dilakukan anak itu. Running record berbeda
dengan catatan anekdot karena running record mencatat semua
perilaku anak bukan hanya sekedar peristi wa-peristi wa tertentu
saja, dan pencatatan dilakukan langsung, ti dak menunda kemudian
setelah pembelajaran selesai.
Sebagai catatan yang faktual, pengamat harus berhati -hati untuk
ti dak menggunakan kata-kata deskripti f atau memvonis anak.
Catatan yang ditulis mencerminkan apa yang diamati tanpa
memberikan asumsi. Keuntungan dari running record adalah :
58
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
dikatakan dan dikerjakan anak. Kadang-kadang guru memasukkan
alasan-alasan tes terhadap perilaku anak, tetapi ”mengapa” lebih
baik ditulis di bagian khusus sebagai komentar guru. Catatan ini
paling sering ditulis setelah suatu peristi wa terjadi.
Meskipun catatan anekdot merupakan catatan singkat tentang suatu
kejadian dalam suatu saat tertentu, namun catatan tersebut bersifat
kumulati f. Jika rangkaian peristi wa itu berjalan berulang-ulang dapat
digunakan sebagai masukan yang rinci tentang anak yang diamati .
Keuntungan lain menggunakan catatan anekdot adalah:
1) Pengamatan bersifat terbuka. Pengamat dapat mencatat apa
saja tentang apa yang dilihatnya tanpa dibatasi hanya satu
macam perilaku khusus.
2) Pengamat dapat menangkap hal-hal yang tak terduga pada saat
kejadian, pencatatan dilakukan nanti setelah pembelajaran usai,
sehingga ti dak mengganggu akti vitas guru.
3) Pengamat dapat melihat dan mencatat ti ngkah laku khusus dan
mengabaikan perilaku yang lain.
Sebagai metode pengamatan, tentu selain keuntungan juga ada
kerugiannya. Pengamat perlu memutuskan apa yang diamati , apa
yang ingin diketahui, dan metode apa yang paling berguna. Beberapa
kerugian catatan anekdot adalah :
1) Catatan anekdot ti dak memberikan gambaran yang lengkap
karena hanya mencatat peristi wa-peristi wa yang menarik minat
pengamat.
2) Tergantung pada daya ingat pengamat. Peristi wa yang terjadi
kadang ti dak bisa ditulis secara rinci, karena pencatatan
dilakukan setelah pembelajaran selesai.
3) Kejadian bisa saja keluar dari konteks dan kemudian
diinterpretasikan ti dak dengan benar atau digunakan dengan
cara yang bias.
27
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
adalah Lobus Frontal (Cortex bagian depan).
Kerusakan daerah ini menyebabkan perubahan besar pada
personality, dan orang tersebut seolah-olah menjadi orang lain.
Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan
interpersonal antara lain bermain peran, bermain boneka anak
dengan binatang, bermain boneka dengan asesoris, dll
g. Intrapersonal Intelligence (Kecerdasan Intrapersonal)
Kecerdasan Intrapersonal merupakan kemampuan untuk
mengerti diri sendiri (keinginan, maksud, ketakutan), memiliki
kemampuan untuk bekerja sendiri dengan efekti f dan
memanfaatkan informasi untuk mengatur kehidupannya sendiri
(self regulator). Orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal
ti nggi mempunyai semangat hidup yang ti nggi (bergairah).
Bagian otak yang mengatur kemampuan ini ada di Frontal Lobe.
Kerusakan pada Frontal Lobe bagian bawah akan menyebabkan
irritability atau euphoria, sedangkan bila terjadi kerusakan di
bagian atas dapat menyebabkan apati s, lamban dan peragu.
Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan
Intrapersonal antara lain bermain peran, melati h menyampaikan
pikiran dan perasaannya di depan teman, bermain ekspresi, dll
h. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan ini berkaitan dengan seluruh yang terdapat di alam
dunia ini. Kecerdasan ini sangat sensiti f untuk disimulasikan
dengan semua aspek alam, mencakup bertanam, binatang,
cuaca, dan gambaran fi sik dari bumi. Di dalamnya mencakup
keterampilan mengenali berbagai ketegori dan varitas dari
binatang, serangga, tanaman dan bunga. Ini mencakup
kemampuan menanam sesuatu, memelihara dan melati h
binatang. Ini juga mencakup kepekaan untuk dan mencintai
bumi, sebagaimana keinginan untuk memeliharanya dan
28
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
melindungi sumber-sumber alam.
Contoh kegiatan:
• Mencatat fenomena alam yang melibatkan hewan, tanaman,
dan hal-hal sejenis
• Memperlihatkan pemahaman yang mendalam dalam topik-
topik yang melibatkan sistem kehidupan
i. Kecerdasan Eksistensional
Anak mengenal dirinya adalah bagian dari alam semesta,
bangsa dan negara, masyarakat, dan keluarganya. Anak
mengerti apa yang harus diperbuat untuk Tuhannya, dirinya,
bangsa dan negara, masyarakat, dan keluarga. Anak dapat
mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan secara
komprehensif.
Contoh:
• Anak dapat menempatkan diri di manapun ia berada
j. Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan yang berkaitan dengan kejiwaan, agama,
kepercayaan, keyakinan dan prinsip atau philosofi hidup.
Bagi masyarakat yang religius dianggap sebagai kecerdasan
terpenti ng atau yang paling menentukan. Sabagai fondasi
dalam mengeksplorasi dan memberdayakan jenis kecerdasan-
kecerdasan lainnya.
Contoh:
Anak yakin dan percaya ciptaan Tuhan
Semua kecerdasan di atas harus dikembangkan secara seimbang.
Dengan demikian guru perlu merancang kegiatan main yang
bervariasi untuk mengembangkan tujuh kecerdasan tersebut.
57
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
observasi langsung kepada anak. Dengan melakukan observasi ini maka kita
akan dapat melihat dan mengetahui tahap perkembangan anak dan hasilnya
dimasukkan dalam suatu pencatatan.Untuk menentukan strategi evaluasi
yang cocok seorang harus mengetahui mengapa evaluasi dilaksanakan
(Brinkerhoff , 1983:16).
Strategi dan metode observasi dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk pencatatan. Secara rinci bentuk pencatatan observasi yang dapat
digunakan guru dikemukakan berikut ini.
Teknik Pengamatan
Salah satu upaya untuk memahami tumbuh kembang anak usia dini di
antaranya melalui pengamatan. Oleh karena itu kemampuan pengamatan
bagi seorang pendidik anak usia dini merupakan suatu kompotensi yang
mesti dimiliki
Seti ap pengamatan harus dilakukan dengan pencatatan. Pengamat
bukan hanya sekedar mengamati anak untuk mengetahui kegiatan apa
saja yang dilakukan anak, tetapi pengamat juga perlu sensiti f terhadap
apa-apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, atau diraba. Selama
melakukan pengamatan dan pencatatan. Berikut ini akan dijelaskan
beberapa metode pengamatan dan pencatatan untuk anak usia dini.
Adapun metode dan teknik pengamatan pada anak usia dini yang
dibahas dalam modul ini meliputi teknik catatan anekdodal (Anecdotal
Record), catatan berjalan (Running Record), catatan specimen (Specimen
Record), Time Sampling dan Even Sampling.
a. Catatan Anekdot (Anecdotal Record)
Catatan anekdot adalah tulisan narati f singkat yang menjelaskan suatu
peristi wa tentang perilaku anak yang penti ng bagi perkembangan
anak dan pengamat. Catatan anekdot menjelaskan sesuatu yang
terjadi secara faktual, dengan cara yang obyekti f, menceritakan
bagaimana , kapan dan di mana terjadi peristi wa itu, apa yang
56
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
H. EVALUASI BERMAIN ANAK
Evaluasi sebagai salah satu komponen utama pembelajaran,
termasuk pembelajaran di PAUD. Evaluasi merupakan proses pengumpulan,
penganalisisan, dan penafsiran data yang sistemati k dalam rangka pemberian
keputusan terhadap sesuatu (Wortham, 2001). Berarti , dengan evaluasi
guru perlu mengumpul data, menganalisis, dan menafsirkan makna data
yang ada sebagai bahan pengambilan keputusan. Keputusan yang diberikan
merupakan nilai, yang dapat berbentuk angka atau huruf. Bentuk huruf yang
paling sering digunakan adalah deskripsi, atau penjelasan.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui proses kegiatan yang telah
dilaksanakan, faktor-faktor penghambat maupun pendukung pencapaian
tujuan kegiatan, serta mengetahui ti ngkat keberhasilan. Tujuan tersebut perlu
untuk memperbaiki kegiatan belajar sekaligus memperbaiki keberhasilan
belajar.
Hasil evaluasi disajikan sebagai bentuk laporan evaluasi. Laporan
tersebut disampaikan kepada orang tua dan kepala sekolah sebagai
bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) guru terhadap kegiatan
yang dilakukannya (Wortham, 2001). Bagi orang tua hal tersebut untuk
kesinambungan program sedang bagi kepala sekolah untuk perbaikan
program belajar.
Ada beberapa strategi dan metode dalam pelaksanaan evaluasi.
Secara umum ada dua kelompok, yaitu tes dan non tes. Kelompok non tes
terdiri dari angket, wawancara, dan observasi. Bila dilihat dari pelaksanaannya,
evaluasi dikenal dengan evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses
dilakukan bila guru ingin mengetahui bagaimana anak mengikuti atau
melakukan kegiatan selama pembelajaran berlangsung. Bila guru ingin
melihat hasil kegiatan guru dapat menggunakan evaluasi hasil. Untuk
menentukan strategi dan metode mana yang tepat guru perlu mengetahui
tujuan evaluasi. Untuk mencatat dan mengevaluasi perkembangan anak usia
dini, langkah pertama dan utama yang dapat dilakukan adalah melakukan
29
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
B. PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN MELALUI BERMAIN
Bermain merupakan kebutuhan bagi seti ap anak. Seti ap saat anak
ingin selalu bermain. Di mananapun, dalam kondisi apapun, anak akan
berusaha mencari sesuatu untuk dapat dijadikan mainan. Anak-anak baik
di kota besar, desa, pantai, dan gunung senang dengan permainan yang
ada. Baik yang dimainkan berupa permainan tradisional maupun permainan
modern. Anak-anak selalu bermain dengan riang, melalui bermain anak akan
merasa rileks. Tertawa, teriakan, sorakan, ekspresi wajah yang ceria selalu
mengiringi suasana anak bermain. Anak walaupun sakit tetap bermain secara
terbatas kemampuannya. Di tempat ti dur, saat anak tergolek sakit, masih
tampak ia membawa mainan di samping tempat ti durnya, yang mudah ia
mainkan pada saat-saat tertentu.
Gambar anak bermain di atas tempat ti dur
Kebutuhan akan permainan dan bermain sangatlah mutlak bagi
perkembangan anak. Lingkungan dan orang dewasa ,dalam hal ini orangtua,
maupun guru perlu memfasilitasi kebutuhan anak dengan menyediakan
berbagai permainan yang dapat mendukung perkembangan anak. Tentu
saja permainan dan alat bermainnya tersebut bukanlah suatu yang harus
bernilai ekonomi ti nggi, tetapi apapun dapat dijadikan alat bermain.
30
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
Misalnya daun kering dapat dijadikan alat hitung untuk mengembangkan
konsep matemati ka, dapat mengklasifi kasikan jenis-jenis daun, manfaat
daun hal ini untuk mengembangan konsep sains pada anak, dapat dijadikan
bahan kreasi seni untuk mengembangan seni dan lain sebagai yang dapat
dikembangkan hanya dari daun. Indonesia negeri yang kaya sumber alam
yang masih dapat kita eksplorasi untuk dijadikan alat bermain.
Pembelajaran yang menyenangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan anak. Dengan demikian,
seti ap kegiatan pembelajaran harus selalu mengacu pada tujuan
pemenuhan kebutuhan perkembangan anak secara individu.
2. Dunia anak adalah dunia bermain, maka selayaknyalah pembelajaran
untuk anak usia dini dirancang dalam bentuk bermain. Inti nya,
bermain adalah belajar, dan belajar adalah bermain. Anak belajar
melalui main, main yang menyenangkan. Melalui sentra, proses
pembelajaran dilakukan dengan menempatkan siswa pada posisi
yang proporsional. Anak dirangsang untuk secara akti f melakukan
kegiatan bermain sambil belajar. Perlu ditekankan bahwa bermain
yang menyenangkan dapat merangsang anak untuk melakukan
eksplorasi dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya
(happy learning). Sehingga, anak dapat menemukan pengetahuan
dari benda-benda yang dimainkannya.
3. Kegiatan pembelajaran dirancang secara cermat untuk membangun
sisti mati ka kerja/akti vitas. Bagaimana anak membuat pilihan-
pilihan dari serangkaian kegiatan, focus pada apa yang dikerjakan
dan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan yang dia telah mulai
dengan tuntas.
4. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada pengembangan kecakapan
hidup anak, yaitu membantu anak menjadi mandiri, disiplin, mampu
bersosialisasi dan memiliki keterampilan dasar yang berguna bagi
55
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
e. Buku cerita, kaset cerita dan lagu
f. Kartu angka, Ular tangga
g. Kolintang/gendang
h. Troli/mobil2an yang dapat dikendarai
i. Urutan besar kecil
j. Lilin plasti sin
5. Alat Permainan Edukati f anak usia 4 – 5 tahun
a. Aneka games kelompok kecil
b. Balok-balok konstruksi
c. Bahan-bahan untuk menggunti ng, merekat, melipat
d. Alat bermain peran mikro dan peran makro
e. Benda-benda untuk mengenal angka dan huruf
f. Alat permainan diluar seperti papan jungkat jungkit, perosotan
6. Alat Permainan Edukati f anak usia 5 – 6 tahun
a. Alat permainan peran makro dan mikro
b. Alat-alat untuk belajar angka dan huruf
c. Alat permainan di luar ruang; papan ti ti an, papan jungkat
jungkit, ayunan dll
d. Alat-alat keterampilan untuk menggunti ng, menempel, melipat.
e. Balok-balok berkonstruksi
f. Peralatan sehari-hari (kursi, meja, sapu, kemoceng dll)
54
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
3. Alat Permainan Edukati f anak usia 2 – 3 tahun
a. Sepeda roda ti ga
b. Bahan dan alat tulis menulis
c. Puzzle, manik-manik, balok-balok
d. Mainan rumah-rumahan, boneka, alat transportasi untuk
bermain peran
e. Rangkaian / roncean
f. Boneka jari / tangan
g. Gelang menara
h. Balok bangunan
i. Mozaik
j. Puzzle sederhana (2-5 keping)
k. Papan Geometri
4. Alat Permainan Edukati f anak usia 3 – 4 tahun
a. Boneka, binatang mainan dll untuk bermain peran
b. Balok-balok konstruksi
c. Alat-alat keterampilan (gunti ng, lem, kertas)
d. Puzzle, manik-manik
31
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
kehidupannya kelak.
5. Pembelajaran dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang
dengan mengacu pada prinsip-prinsip perkembangan anak.
Sti mulus pendidikan bersifat menyeluruh, mencakup semua
aspek perkembangan. Karena itu, seti ap kegiatan harus dapat
mengembangkan atau membangun berbagai perkembangan atau
kecerdasan anak. Dalam hal ini guru memfasilitasi agar semua
aspek perkembangan anak perkembangan anak berkembang secara
opti mal.
6. Anak akan memperoleh lebih banyak pengetahuan bila mendapat
pijakan/dukungan dari guru pada saat main.
C. PEMBELAJARAN DENGAN SENTRA (LEARNING CENTRE)
Secara sederhana, sentra bisa diarti kan sebagai suatu wadah yang
disiapkan guru bagi kegiatan bermain anak. Melalui serangkaian kegiatan
main tersebut, guru mengalirkan materi pembelajaran yang telah disusun
dalam bentuk lesson-plan. Rangkaian kegiatan itu harus saling berkaitan dan
saling mendukung untuk mencapai tujuan belajar harian dan tujuan belajar
pada semua sentra dalam satu hari harus sama. Seti ap sentra memiliki
center point dan semua mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan ti m guru.
Tidak ada keharusan bagi seti ap lembaga untuk menyiapkan banyak
sentra, bergantung dari kemampuan lembaga dan kesiapan guru. Hal yang
perlu diperhati kan adalah bagaimana tujuh kecerdasan dasar sesuai dengan
teori Kecerdasan Jamak yang dicetuskan Howard Gardner dan enam domain
berfi kir pada anak sebagaimana unsur yang dibangun secara terpadu
melalui kegiatan-kegiatan di sentra. Kegiatan sentra dijalankan dengan tema-
tema belajar yang serempak dan akan berganti dalam periode tertentu.
Seti ap sentra juga secara terpadu membangun anak dengan memberikan
kesempatan kepada anak untuk melakukan ti ga (3) jenis main, yaitu main
32
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
sensorimotor, main peran, dan main pembangunan.
Dalam pendekatan Sentra, ada tahapan-tahapan yang perlu
diperhati kan, mulai saat anak memasuki lingkungan sekolah kelompok
mainnya hingga menyelesaikan kegiatan bermain dan kembali menuju
rumah. Seti ap tahapan itu terekam dalam laporan harian kegiatan guru,
yang akan menjadi bahan untuk mengukur perkembangan anak, serta pada
akhirnya memberikan respond dan sti mulasi yang tepat agar kemampuan
anak berkembang secara opti mal.
Secara garis besar, perekaman kemampuan seti ap anak mengacu
pada tolak ukur kemampuan klasifi kasi yang dibangun melalui serangkaian
akti vitas yang menggunakan benda-benda (mainan) konkret. Dengan benda-
benda itu anak mengenal warna, bentuk dan ukuran. Secara bertahap pula
anak belajar untuk mengenal ciri-ciri, tanda-tanda dan sifat-sifat benda dan
kejadian. Kemampuan mengklasifi kasi dibangun, baik saat bermain maupun
saat membereskan mainan. Terbangunnya kemampuan klasifi kasi pada
hal-hal yang konkret adalah bekal mutlak anak agar kelak mereka mampu
mengkasifi kasi hal-hal yang abstrak, mampu membedakan mana yang benar
dan mana yang salah, serta terbiasa menyikapinya dengan tepat.
Dalam hal penerapan disiplin, misalnya, sering guru atau orangtua
menghadapi msalah atau bahkan ti dak tahu lagi bagaimana upaya
mendisiplinkan anak. Keadaan ini biasanya bermuara pada hukuman, yang
umumnya justru kontra produkti f bagi perkembangan anak. Yang kerap
53
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
(terbuat dari bahan yang lembut)
d. Benda yang empuk, anti pecah, bersih dan aman
e. Benda yang kokoh yang bisa dipergunakan untuk merambat dan
belajar berjalan.
2. Alat Permainan Edukati f anak usia 1 – 2 tahun
a. Mainan yang bisa didorong dan ditarik untuk melati h
keseimbangan
b. Mainan yang bisa diduduki dan dikendarai seperti mobil-mobilan
atau sepeda roda empat yang kecil
c. Kursi, tangga, lorong-lorongan, ayunan bayi
d. Mainan yang bisa dibawa sambil berjalan
e. Balok-balok, bola, manik-manik yang berukuran besar
f. Air, pasir, kacang-kacangan
g. Peralatan rumah tangga sehari-hari
h. Cat, spidol, krayon, buku bergambar
52
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
dengan perti mbangan. Jika biaya untuk pembuatan diperkirakan lebih
mahal dari pada membeli maka di beli. Tetapi jika akan lebih murah
maka sebaiknya dibuat selain lebih murah jika di buat akan lebih variati f
dan sesuai kebutuhan anak. Jika memang harus dibuat maka sebaiknya
dirancang disainnya, kemudian siapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
APE. Setelah semuanya siap tahap terakhir adalah mulai membuat
G. ALAT PERMAINAN EDUKATIF SESUAI KEBUTUHAN PERKEMBANGAN
Memberikan sti mulasi yang tepat bagi anak-anak diperlukan APE
yang tepat. APE yang tepat bagi anak harus sesuai dengan kebutuhan anak
dimana masing-masing anak memiliki karakteristi k dan kebutuhan yang
berbeda. APE untuk merangsang sti mulasi bagi anak dapat berupa alat
permainan ataupun media, lingkungan fi sik, audio ataupun audio visual.
Berikut ini beberapa contoh media untuk anak 0-6 tahun diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Alat Permainan Edukati f untuk anak usia 0 – 1 tahun
a. Tubuhnya sendiri (melalui pijatan, senam ringan)
b. Mainan sederhana dengan warna2 primer yang bisa dilihat,
dipegang, dipukul-pukul, bergerak
c. Balok-balok berukuran sedang dengan warna yang menarik
33
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
ti dak disadari oleh orangtua atau guru adalah, bagaimana anak sanggup
melakukan sesuatu sesuai dengan aturan atau yang sering dikenal hidup
yang berdisiplin, jika dia belum memiliki referensi yang kuat menyangkut
makna disiplin.
Sentra membantu anak mendapatkan referensi itu, antara lain,
dengan cara simulasi langsung menyangkut suatu aturan. Anak menjadi
mengerti mengapa dan untuk apa aturan itu dibuat. Contoh, pada saat main
balok, anak belajar memahami bahwa balok digunakan untuk membangun.
Jika balok digunakan untuk hal lain bisa menimbulkan bahaya bagi diri
sendiri maupun orang lain karena sifat dan bentuknya, yaitu terbuat dari
kayu dan mempunyai sudut.
Contoh lain, aturan agar anak berjalan jika berada dalam ruangan.
Jika anak berlari, maka bisa menimbulkan tabrakan, baik dengan orang
maupun dengan benda-benda. Anak diajak untuk menemukan pengerti an
bahwa berlari bisa dilakukan di lapangan berumput, karena disana ti dak
banyak orang-orang maupun benda-benda dan jika dia jatuh ti dak akan
berbahaya.
Salah satu elemen penti ng yang membedakan pendekatan sentra
dengan pendekatan kelas tradisional adalah pengajaran ti dak langsung (non-
direct teaching). Pada program ini guru ti dak menyuruh, ti dak melarang dan
ti dak boleh marah pada anak. Apapun yang dilakukan oleh anak itu muncul
dari anak itu sendiri, guru dapat membantu dengan memberikan pijakan
pada anak. Pendekatan Sentra menekankan proses pembelajaran yang
berpusat pada anak, sedangkan guru lebih berfungsi sebagai moti vator dan
fasilitator.
Menurut Jean Piaget (1972), anak seharusnya mampu melakukan
percobaan dan peneliti an sendiri. Guru, tentu saja, bisa menuntut anak-
anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenti ng
agar anak dalam memahami sesuatu ia harus membangun pengerti an itu
sendiri. Ia harus menemukannya sendiri.
34
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
Elemen ini penti ng karena dengan menemukan sendiri
pengetahuannya melalui pengalaman-pengalaman bermain yang
menyenangkan, pengetahuan itu akan memiliki akar yang kuat karena
menyatu dalam proses perkembangan kemampuan berpikir anak. Selain itu,
seperti kata Holt (1964),
“Kita ti dak mengetahui pengetahuan apa yang paling diperlukan
anak di masa depan, oleh karena itu, ti dak ada gunanya untuk mengajarkan
sekarang. Sebaiknya kita membantu anak sekarang untuk makin mencintai
dan makin pandai belajar sehingga dapat belajar segala sesuatu pada saat
dibutuhkan.”
Dalam pendekatan Sentra, anak dirangsang untuk akti f belajar
melalui kegiatan bermain. Seluruh kegiatan pembelajaran berfokus
pada anak sebagai subyek pembelajar, sedangkan pendidik lebih banyak
berperan sebagai moti vator dan fasilitator dengan memberikan pijakan-
pijakan (Scaff olding). Pijakan itu dapat digambarkan seperti dalam proses
pengecoran bangunan berti ngkat. Untuk mendapatkan kondisi lantai bagian
atas yang kokoh, diperlukan ti ang-ti ang penyangga saat mengecornya.
Bila betonnya sudah keras, maka bangunannya telah kokoh, ti ang-ti ang
penyangga dapat dilepas karena ti dak dibutuhkan lagi.
Semua itu dilakukan selama anak bermain. Dalam pendekatan ini
anak diberi kesempatan untuk bermain secara akti f dan kreati f di sentra-
sentra pembelajaran yang tersedia guna mengembangkan dirinya.
Sentra digunakan sebagai wadah kegiatan bermain anak. Dengan
Sentra, kemampuan dan keterampilan anak dibangun melalui bermain
tanpa tekanan dan paksanaan dari guru dan lingkungan. Anak ti dak disuruh
duduk rapi dan tangan dilipat di atas meja untuk mendengarkan pengajaran
guru.
Sentra membuat anak belajar dengan gembira dan senang.
Suasana nyaman dan menyenangkan sangat disarankan. Karena, jika anak
dalam kondisi tertekan, kecewa, sedih atau marah (emosi negati f), maka
51
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
2. Berdasarkan minat anak keti ka bermain
3. Bervariasi
4. Tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan anak
5. Tidak rapuh atau mudah rusak
6. Tidak menyeragamkan permainan untuk seluruh anak se-usianya
(klasikal), karena kemampuan anak berbeda-beda tapi secara
individual
Merancang alat permainan edukati f harus disesuaikan dengan
kebutuhan. Adapun proses merancang alat permainan edukati f adalah
sebagai berikut:
Gambar : langkah-langkah penyiapan APE
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa untuk merencanaakan
pengadaan sebuah alat permainan edukati f dapat di lihat dari kebutuhan
akan pembelajaran. Dimana program pembelajaran atau kurikulum telah
ditentukan terlebih dahulu. Apakah alat tersebut dapat tersedia, ti dak
tersedia, tersedia tetapi ti dak layak maka harus diadakan. Terlebih jika
ti dak sesuai dengan kebutuhan perserta didik, dibuat atau harus di beli
50
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
Alat permainan disebut edukati f jika memenuhi ciri sebagai berikut :
1. Ditujukan untuk anak usia usia dini
2. Berfungsi untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak
usia dini
3. Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk, dan untuk bermacam
tujuan aspek pengembangan atau bermanfaat multi guna
4. Tidak berbahaya bagi anak
5. Dirancang untuk mendorong kegiatan dan menciptakan hal-hal
baru
6. Bersifat membangun/menghasilkan sesuatu
7. Mengandung nilai pendidikan
8. Sederhana dan ringan
9. Fleksibel bagi anak untuk berimajinasi dan berkreasi (dapat
dimanipulasi anak)
10. Contoh APE untuk pengembangan kogniti f
a. melati h daya nalar anak
b. mengenalkan bentuk, ukuran,warna
c. anak dapat mengoreksi sendiri
Fungsi alat permainan edukati f adalah sebagai berikut:
1. Membantu dan mendukung proses belajar
2. Mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak
3. Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan
memperkaya pengalaman
4. Memberikan kesempatan untuk mengenal lingkungan
5. Mengajarkan anak untuk mengetahui kekuatan diri
6. Multi guna
Prinsip penggunaan alat permainan edukati f adalah:
1. Tidak berbahaya dan merangsang agresifi tas
35
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
ia ti dak akan dapat belajar. Berdasarkan teori yang lahir dari peneliti an
perkembangan otak, otak pusat berpikir manusia ti dak akan berfungsi jika
dalam keadaan emosi. Dengan memposisikan anak sebagai subjek bukan
objek, dapat membuat seluruh potensi kecerdasan bisa dibangun dan
membuat mereka akan tumbuh menjadi anak yang kreati f.
Elemen penti ng lain dalam pendekatan sentra adalah perhati an
intensif pada evaluasi perkembangan kemampuan anak secara individual.
Elemen ini mengharuskan adanya akti vitas perekaman perkembangan anak
secara individual seti ap hari. Secara konti nyu hasil perekaman itu menjadi
bahan untuk respons atau sti mulasi selanjutnya.
D. TIGA JENIS MAIN
Ada ti ga jenis bermain yang dikenal dalam peneliti an anak usia dini
(Weikart, Rodgers, & Adcock, 1971) dan teori dari Erik Erikson, Jean
Piaget, Lev Vygotsky, dan Anna Freud yaitu:
• Sensorimotor atau main fungsional
• Main peran (mikro dan makro)
• Main pembangunan (sifat cair/bahan alam & terstruktur)
1. Dalam main sensorimotor anak melakukan sesuatu berulangkali
untuk menikmati sesuatu yang baru dikuasai dan menegaskan
kepada dirinya sendiri kemampuan yang baru diperoleh, misalnya
anak mengayak pasir atau menepuk air dengan jari jemarinya karena
36
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
ia menikmati efek ti ndakan ini dan senang akan kemampuannya.
Main ini utamanya dilakukan oleh anak-anak usia lahir hingga
dua tahun, namun tetap penti ng sepanjang masa kanak-kanak.
Kebutuhan akan main sensorimotor dipenuhi bilamana lingkungan
bermain baik di dalam maupun di luar menyediakan kesempatan
bagi anak untuk berinteraksi dengan berbagai tekstur, warna, bentuk,
ukuran, dan jenis-jenis bahan main lainnya (Phelps, 2005, p 7-8).
Main ini memberi banyak kesempatan pada anak mengembangkan
keterampilan bahasa dan keaksaraan, misalnya koordinasi gerakan
tangan dan mata yang penti ng untuk mengikuti teks halaman
sebuah buku, demikian pula gerakan motorik kasar dan halus
yang diperlukan untuk persiapan menulis. Main peran seringkali
disebut dengan main pura-pura atau main simbolik dimana anak
biasanya mengambil sebuah peran berpura-pura menjadi orang
lain, dan menggunakan objek sesungguhnya atau pura-pura untuk
memainkan peran tersebut. Anak-anak sering memerankan sesuatu
yang mereka alami atau lihat; tugas-tugas kognisi yang memerlukan
anak untuk mengingat kembali apa yang terjadi, memilih aspek yang
relevan, dan menggunakan gerak atau kata-kata dari peran yang
dimainkan Perkembangan main peran dimulai sekitar usia dua tahun
saat pertama kali anak toddler berpura-pura “minum dari cangkir”
atau “berbicara di telepon”. Kemampuan main peran meningkat
seiring berkembangnya kognisi anak selama tujuh tahun pertama
dalam kehidupannya.(Charles H. Wolfgang, Bea Mackender, and
Mary E. Wolfgang, 1981, p. 8).
2. Main peran merupakan pengalaman penti ng yang mendukung
perkembangan anak secara keseluruhan; kognisi, sosial, emosi,
dan bahasa. Smilansky dan peneliti lain (1990) seperti dikuti p
Phelps mengembangkan sebuah alat penilaian main peran dan
menggunakan alat ini untuk mengamati anak-anak. Ia menemukan
49
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
a. Anak dapat mengulang dengan mengingat kembali pengalaman
mainnya dan menceritakannya.
b. Anak dapat mengembangkan kemampuannya dalam membuat
deskripsi dari apa yang telah mereka lakukan (termasuk
menceriterakan hasil karyanya).
c. Anak dapat mendengarkan pengalaman main dengan teman-
temannya yang lain, sehingga mereka dapat menambah dan
memperluas gagasan mereka.
d. Anak dapat membangun konsep-konsep yang baru maupun yang
lebih luas
Gambar: Pendidik bersama-sama anak mendiskusikan pengalaman
main anak
F. MERANCANG BERBAGAI JENIS PERMAINAN DAN ALAT PERMAINAN
EDUKATIF
Alat Permainan Edukati f (APE) merupakan salah satu media
pembelajaran visual yang dapat digunakan untuk memberikan sti mulasi bagi
anak usia dini. Alat Permainan Edukati f adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung
nilai edukati f (pendidikan), dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan
anak.
48
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
5. Recalling
Setelah kegiatan beres-beres selesai, guru mengajak anak untuk
berkumpul duduk membuat lingkaran, mengingat kembali kegiatan-kegiatan
apa saja yang telah dilakukan. Masing-masing anak saling menceritakan
pengalaman mainnya secara sederhana.
Pada kegiatan ini penti ng bagi guru untuk memiliki kemampuan
dalam mengingat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh semua anak yang
main saat itu. Sehingga dapat membantu mereka untuk dapat mengingat
pada bagian tertentu yang “terlupa”. Untuk menjaga kelengkapan hasil
kegiatan yang telah berlangsung, guru membuat catatan observasi kegiatan
main anak.
Saat recalling anak-anak nampak akti f ingin bicara
Kegiatan “recalling” merupakan saat guru mengetahui sejauh mana
tujuan sentra dicapai oleh anak, menambah dan menguatkan pengetahuan
yang dimiliki sesuai rencana belajar yang telah dibuat.
Membungkus semua informasi yang telah didengar dari anak,
menyaring informasi-informasi yang terkumpul (mana yang sesuai dan
mana yang ti dak) dan menambahkannya sesuai materi yang telah dirancang
pada hari itu, membuat pengarahan yang menguatkan pengetahuan anak
sebelum kegiatan sentra diakhiri dengan menyanyi dan salam.
Adapun Manfaat Recalling adalah:
37
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
bahwa kemampuan anak bermain peran berkaitan langsung dengan:
pengungkapan kata-kata yang lebih baik, kosa kata yang lebih kaya,
pemahaman bahasa lebih ti nggi, strategi pemecahan masalah lebih
baik, lebih ingin tahu, kemampuan melihat sudut pandang orang
lain lebih baik, kemampuan intelektual lebih ti nggi, bermain dengan
teman lebih banyak, agresi menurun, empati lebih banyak, lebih
imajinati f, rentang perhati an lebih panjang, kemampuan perhati an
lebih besar, dan kinerja tugas-tugas percakapan lebih banyak.
(Wolfgang, Bea Mackender, and Mary E. Wolfgang, 1981, p. 7-8).
3. Dalam main pembangunan anak menggunakan objek atau bahan-
bahan main untuk menciptakan sesuatu, misalnya menggunakan
deretan balok besar mewakili jalan atau balok kecil mewakili mobil
Wolfgang, Bea Mackender, and Mary E. Wolfgang, 1981, p. 10
Wolfgang menjelaskan bahwa terdapat suatu konti num dari bahan-
bahan main pembangunan mulai dari sifat paling cair hingga ke
paling terstruktur. Bila penggunaan dan bentuk dari bahan-bahan
main ditentukan oleh anak, seperti cat, krayon, spidol, play dough,
pasir, dan lumpur maka disebut bahan main sifat cair. Namun apabila
penggunaan ditentukan oleh bahan-bahan main tersebut, seperti
balok unit, lego, balok berongga, dan puzzle maka dianggap sebagai
bahan main pembangunan terstruktur Charles Wolfgang and Mary
E. Wolfgang, 1992)
Anak usia dini yang baru pertama kali mengenal bahan-bahan main
pembangunan akan memulainya dengan main sensorimotor. Mereka akan
mengeksplorasi bahan-bahan main tersebut hingga mengerti penggunaan
dan bagaimana cara memainkannya. Peneliti an yang dilakukan Phelps
di sekolahnya menunjukkan bahwa tahap-tahap perkembangan anak
meningkat seiring anak menguasai bahan tersebut. Anak-anak yang awalnya
menggunakan cat dan melukis dengan mencoret-coretkan karyanya di
38
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
papan lukis makin lama lukisan tersebut makin terlihat seperti apa yang
mereka gambarkan. Piaget menjelaskan bahwa bila hasil karya anak menjadi
semakin nyata maka secara kognisi anak bergerak mendekati pikiran
operasional kongkrit (Piaget, 1962) Bilamana anak dapat terlibat di tahap
main yang lebih ti nggi ini (sudah ada gagasan dalam pikiran, menghasilkan
karya, menceritakan dan menggunakan karyanya untuk bermain peran)
maka mereka akan tertarik pada kegiatan yang berkenaan dengan huruf,
angka, dan kegiatan keaksaraan. Menurut Phelps, anak-anak harus mampu
mewakili yang nyata dalam permainannya sebelum mereka bisa mewakili
yang nyata dengan huruf, kata atau angka. Melalui pengalaman mainnya anak
belajar tentang dunia sekitarnya dan keti ka keterampilan serta pengetahuan
yang sesuai telah berkembang, ia akan menggunakan sistem simbol dari
budayanya untuk membaca dan menulis (Phelps, 2005, p.3).
E. PENGELOLAAN KEGIATAN MAIN
Pengelolaan kegiatan main meliputi :
1. Penataan Lingkungan Main
Penataan lingkungan main merupakan bagian yang penti ng dalam
kegiatan belajar dan mengajar. Penataan lingkungan main yang bermutu
harus dapat mengembangkan seluruh perkembangan anak yang menjadi
tujuan sentra yaitu dapat membangun seluruh domain perkembangan
berpikir anak, membangun tujuh kecerdasan dasar (multi ple intelligent)
dari semua anak yang datang ke sentra. Lingkungan main dapat di tata di
dalam maupun di luar ruangan.
Penataan lingkungan main yang bermutu dan kaya disentra juga
harus mendukung perkembangan anak melalui ti ga jenis main; main
sensorimotor, main simbolik dan main pembangunan (Weikart, Rodgers,
& Adcock, 1971, Erik Erikson, Jean Piaget, Lev Vygotsky, dan Anna Freud),
mencakup sejumlah bahan bermain yang penataannya dapat mendukung
perkembangan interaksi social diantara anak, serta perkembangan
47
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
Saat interaksi main berlangsung guru juga merupakan sumber
informasi bagi anak, memberikan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang membangun dan menambah pengetahuan anak dalam kegiatan
mainnya.
4. Beres-beres
Kegiatan beres-beres merupakan bagian penti ng pada kegiatan
sentra, saat yang tepat untuk membangun semua domain perkembangan
anak (esteti k, afeksi, kognisi, bahasa, psikomotor, dan social), diakhir
kegiatan main anak.
Pengalaman langsung bagi anak untuk “bekerja tuntas” hingga
semua alat kembali ketempatnya semula. Pengalaman langsung belajar
mengklasifi kasikan alat main berdasarkan warna, bentuk, ukuran serta
fungsi alat, belajar tentang urutan dan menata lingkungan.
Seti ap tempat diberi nama dengan maksud untuk memudahkan bagi
anak bersama-sama guru bekerja menyimpan alat main kembali ketempat-
semula. Pemberian nama merupakan salah satu dukungan perkembangan
keaksaraan anak. Guru juga bisa memberikan pijakan dengan pertanyaan.
Keterlibatan anak dalam beres-beres akan meningkatkan rasa tanggungjawab pada anak yang tak ternilai harganya
46
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
3. Saat Main
Saat kegiatan main berlangsung, guru bergerak bebas diantara
anak, mengamati anak bermain, membuat catatan perkembangan yang
ditampilkan anak, saat berada disekitar anak, guru memposisikan dirinya
dapat mengamati keseluruhan anak tetapi ti dak mengganggu dinamika
gerak anak main.
Mencatat kegiatan pertama yang dilakukan anak merupakan
informasi bagi guru tentang pemahaman anak melalui main yang
dipilihnya.
Guru memfasilitasi main anak dengan dukungan pendekatan yang
“pas” yang dibutuhkan oleh masing-masing individu anak, baik dengan
“modeling maupun labeling”. Itu sebabnya penti ng bagi guru untuk faham
perkembangan anak yang datang ke sentranya, baik secara individu maupun
kelompok guna mencapai hasil dalam bermain.
Ada 5 skala pendampingan Guru / orang dewasa diwaktu anak main ;
a. Pengamatan (Visually looking on)
b. Pernyataan ti dak langsung (Non directi ve statement).
c. Pertanyaan (Questi on)
d. Pernyataan langsung (Directi ve statement)
e. Intervensi fi sik
Gambar: Pendidik mendampingi anak, mengamati anak, dan
siap membantu bila anak kesulitan
39
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
keaksaraan anak. Warna penataan ruang dan bahan yang direncanakan
dapat berpengaruh positi f atau negati ve pada perilaku anak usia dini (Torelli
& Durrentt , 1998) (Hohman & Weikart, 1995) (Kritchevsky, Prescott , &
Walling, 1969)
Idealnya luas tempat main untuk ti ap anak di sentra ini minimal 7
meter persegi. Bila terdapat 10 anak main disentra ini, maka luas tempat yang
harus disediakan adalah 70 meter persegi. Tempat main yang harus disediakan
untuk ti ap anak 2,5 – 3+ (baca: 2 ,5 - 3 lebih) (Phelps, 1986) yang arti nya bila
untuk 10 anak, maka guru harus menyiapkan tempat main sebanyak 30 atau
lebih tempat main.
Penataan alat main diti ap tempat kegiatan main haruslah luwes
sehingga terhindar dari kesan penuh sesak, anak dapat bergerak bebas
diantaranya, dan kemungkinan terjadinya konfl ik dengan yang lain dapat
dihindari.
Penataan lingkungan main disentra dapat meningkatkan kemampuan
berfi kir anak, daya imajinasi berupa ide / gagasan yang muncul saat pertama
kali anak masuk dan melihat kedalamnya, akan melakukan apa selama
kegiatan main berlangsung nanti .
Cara menata alat akan mempengaruhi anak untuk bergerak naik
ketahap selanjutnya. Penataan lingkungan merupakan guru keti ga bagi anak.
Perlu diperhati kan alat-alat main yang aman, bersih dan sehat bagi anak
Sumber: blog.ub.ac.id
40
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
Gambar. Contoh Penataan Lingkungan main
Kerja ini dibukti kan oleh peneliti an di Florida yang dilaksanakan di
Creati ve School pada tahun 1986 (Phelps, 1986). Dengan menggunakan
kerja Kritchevsky dan kawan-kawan dan Phelps, dijelaskan bahwa guru
anak usia dini seharusnya menggunakan sistem penghitungan tempat main
untuk menjaga agar bahan main bermutu dan sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak. Kritchevsky dan kawan-kawan, menyarankan bahwa
tempat main dimana anak dapat bergerak dengan bebas dan memilih
kegiatan mereka seharusnya dua setengah (2,5) tempat main seti ap anak.
Peneliti an Phelps (1986) dan pengamatan langsung dalam kelas
(Stannard, 2002) menyarankan ti ga tempat main seti ap anak untuk
perkembangan anak usia dua, ti ga, dan empat tahun. Jika satu ruang
kelas mempunyai 20 anak yang akan bergerak di sekitar ruangan memilih
kegiatan, disitu harus ada 60 tempat yang direncanakan untuk bermain.
Tempat ini bukan 60 kegiatan main yang berbeda, tetapi 60 kemungkinan
tempat dengan sedikitnya 12+ kegiatan main yang berbeda. Bila dua orang
guru berada di dalam kelas dan satu guru sedang mengarahkan kegiatan
seperti memasak atau pengalaman seni, sejumlah anak yang terlibat dapat
dikurangi dari jumlah keseluruhan anak yang akan secara bebas membuat
pilihan. Contoh: Delapan sampai dengan sepuluh anak memasak kue dengan
satu orang guru. Bila delapan sampai dengan sepuluh anak dikurangi dari
jumlah keseluruhan kelompok, jumlah tempat pilihan yang bebas harus
45
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
akan dimainkan, berapa jumlah alat tersebut dan berapa orang yang
akan memainkannya, serta sikap-sikap apa yang dibutuhkan untuk
mendukung kelancaran main tersebut.
d. Guru juga menginformasikan pada anak kegiatan apa yang akan
dilakukan selesai main di sentra. Membereskan bersama-sama semua
alat main yang dimainkan kembali ketempatnya semula sesuai dengan
klasifi kasi yang telah dipersiapkan oleh guru. Menata kembali area main
untuk kegiatan selanjutnya, memasti kan area main kembali bersih dan
rapi, memasti kan ti dak ada barang yang terti nggal ataupun tercecer.
Kegiatan beres-beres merupakan bagian main yang juga penti ng,
kegiatan ini dapat membangun anak antara lain, anak belajar konsep-
konsep tentang warna, bentuk, ukuran, menghitung, klasifi kasi,
perbedaan, persamaan dan urutan. Moti vasi untuk beres-beres bisa
dilakukan dengan cara menyanyi lagu yang berisi ajakan atau lagu-lagu
yang sudah dipilih sesuai mana pada hari itu.
e. Mengenalkan tempat-tempat main dan batas tempat main dengan
sentra yang lainnya untuk mendukung control gerak anak dengan cara
mendatangi tempat-tempat tersebut (tour). Tidak lupa mengajak berdoa
sebelum kegiatan main dimulai serta memberikan moti vasi main dengan
ucapan “selamat bermain”.
Gambar: Bagaimana cara mengenalkan tempat-tempat main pada anak
44
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
2. Pijakan Awal Main
Menyambut dan mengajak anak untuk berkumpul ditempat yang
telah disiapkan, mengucapkan berbagai cara seperti bernyanyi untuk
mengambil perhati an anak.
a. Bacakan buku cerita dan nyanyikan lagu-lagu sesuai dengan tema dan
minat anak.
Gambar: Pendidik membaca buku cerita bersama dengan anak-anak
b. Mendiskusikan aturan main untuk kelancaran dan kenyamanan main,
antara lain :
• Fokus, main sesuai keinginan yang disepakati
• Kontrol diri dalam berinteraksi dengan teman/anak lain dalam
menggunakan alat main
• Beres-beres, selesai bermain kembalikan alat ke tempatnya (sesuai
lebel pada tempatnya).
Pilih kegiatan main
Selesaikan hingga tuntas
Laporkan kepada guru
Kembalikan/bereskan seperti semula
Pindah ke kegiatan main lain
c. Sebelum kegiatan main berlangsung guru menginformasikan pada
anak, siapa saja yang akan bermain bersama-sama, alat-alat apa yang
41
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
sebanyak 24-30 tempat main.
Penataan lingkungan main disentra dapat meningkatkan kemampuan
berfi kir anak, daya imajinasi berupa ide / gagasan yang muncul saat pertama
kali anak masuk dan melihat kedalamnya, akan melakukan apa selama
kegiatan main berlangsung nanti . Cara menata alat akan mempengaruhi anak
untuk bergerak naik ketahap selanjutnya. Penataan lingkungan merupakan
guru keti ga bagi anak
Contoh Kegiatan
a. Sentra Main Peran:
Penataan main di area rumah :
• 5 tempat main untuk kegiatan di ruang tamu
• 4-5 tempat main untuk kegiatan diruang keluarga
• 2-3 tempat main untuk kegiatan diruang ti dur
• 1 tempat main untuk kegiatan dikamar mandi
• 2-3 tempat main untuk kegiatan diruang dapur
• 5-6 tempat main di ruang makan
• 6 tempat main untuk kegiatan sholat dirumah jadi jumlah seluruhnya
kurang lebih 30+ tempat main
Gambar: Tata alat main sehingga anak dapat menentukan kegiatan
mainnya dan dapat main bersama
42
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
b. Contoh di Sentra Alam
usia 3 – 4 th sejumlah 10 anak x 3 = 30 tempat main
Ragam Main Tempat main
• Memandikan bayi 2
• Mencuci piring 4
• Membuat kue dari playdough 4
• Menyikat lantai 4
• Membuat bubur dari tepung 4
• Mengisi air ke dalam botol memakai corong 2
• Merobek kertas menjadi mi 4
• Melukis dengan kuas dan cat 4
• Memindah air dengan spon 2
Jumlah = 30
Contoh Ragam Main di Sentra Alam
Mencuci piring Menuang air dalam botol
Membuat kue dengan playdough Memandikan boneka
43
Pembelajaran Anak Usia Dini yang M
enyenangkan Melalui Berm
ain
c. Contoh di Sentra Persiapan :
Usia 5 – 6 tahun sejumlah 10 anak x 3 = 30 tempat main
Ragam Main Tempat main
• Meronce variasi bentuk, ukuran dan warna 4
• Permainan kantong kata 4
• Mengklasifi kan benda berdasarkan jenis 4
• Memasang jepitan sesuai angka yang tertulis 4
• Menjemur kata 3
• Mencocokkan gambar dan kosa kata 4
• Menggambar bebas 3
• Mengklasifi kasikan dan menghitung
jumlah kancing sesuai warna 4
Jumlah = 30
Beberapa contoh Ragam Main di Sentra Persiapan :
Memasang jepitan sesuai angka Menggambar bebas
yang tertulis
Meronce dengan berbagai bentuk. Menjemur kata,
ukuran dan warna