metode pemasaran produk asuransi jiwa syariah...
TRANSCRIPT
METODE PEMASARAN PRODUK ASURANSI JIWA
SYARIAH TERHADAP MASYARAKAT MENENGAH
( STUDI KASUS PROGRAM TAKAFUL PENDIDIKAN
PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUAGA RO. SPIRIT BINTARO
TANGERANG SELATAN)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
IBROHIM SUPRIADI
NIM: 1110046200050
P R O G R A M S T U D I E K O N O M I S Y A R I A H
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1438 H / 2017 M
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Ibrohim Supriadi. NIM 1110046200050 Metode Pemasaran Produk Asuransi
Jiwa Syariah (Studi Kasus Program Takaful Pendidikan pada PT. Asuransi
Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro Tangerang Selatan), Program Ekonomi
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1438 H/
2017 M.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perumusan, implementasi, evaluasi
dan serta metode pemasaran Produk Takaful Pendidikan (fulnadi) pada PT
Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro. Pada penelitian ini penulis
memilih objek penelitian di PT Takaful Keluarga RO Spirit Bintaro yang
bertempat di Ruko Emerald Blok AA/2 Nomor 20. Bintaro Jaya Sektor 9
Tangerang Selatan.
Penelitian menggunakan metode analisis kualitatif, yang penulis menganalisis
data berdasarkan informasi-informasi yang di peroleh dari hasil wawancara dan
sumber-sumber lain yang terdapat pada PT. Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit
Bintaro yang berada di Ruko Emerald Blok AA/2 Nomor 20. Bintaro Jaya Sektor
9 Tangerang Selatan.
Metode pengumpulan data dengan bertanya langsung kepada Takaful Agency
Director (TAD) RO Spirit Bintaro seputar metode pemasaran produk Asuransi
Takaful Pendidikan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Metode pemasaran produk-produk
asuransi takaful keluarga khususnya produk takaful individu dilakukan dengan
system agency. Sistem keagensian tersebut di dukung dengan menggunakan lima
metode pemasaran yaitu: pertama, Prospek langsungdengan sistem canvasing,
kedua, prospek melalui referensi, ketiga, prospek melalui presentasi ke instansi-
instansi, keempat, prospek melalui open table, dan kelima prospek melalui sosial
dan media cetak
Metode Pemasaran produk asuransi Takaful Pendidikan PT. Asuransi Takaful
keluarga RO. Spirit Bintaro secara komprehennsif menggunakan sistem keagenan
yang terorganisir mulai dari tingkat TFC (Takaful Financial Consultant), TSM
(Takaful Sales Manager) dan TAD (Takaful Agency Director) dengan berbagai
manfaat yang diterima oleh pemegang polis diantaranya manfaat perlindungan,
proteksi maksimum pendidikan hingga perguruan tinggi dan santunan duka yang
telah ditetapkan oleh perusahaan, serta biaya yang kompetitif dengan pilihan
pembayaran kontribusi yang terjangkau dan fleksible.
Kata kunci: Agency, Retail Business, Tabarru’, Metode Pemasaran Syariah,
Produk Takaful Pendidikan (Fulnadi), Manfaat Asuransi Jiwa Syariah, dan
Analisis SWOT.
Pembimbing : Dr. H. A. Juaini Syukri, Lcs, M.A.
vii
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم
Assalamu‟alaikum Wr Wb.
Segala puja dan puji penulis panjatkan ke hadirat Illahy Rabby, yang telah
memberikan hidayah dan inayah-Nya kepada penulis walaupun dengan susah
payah dalam waktu yang cukup panjang dan energi yang tidak sedikit penulis
dapat pula menyelesaikan karya ilmiah/skripsi ini.
Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan khusus teruntuk Nabi Besar
kita Muhammad Saw, segenap keluarga, para sahabat, serta pemelihara dan
pengikut ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang setia.
Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini penulis ucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setingi-tingginya kepada :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., Ketua Program Hukum Ekonomi Syariah
sekaligus dosen pembimbing akademik dan Bapak Dr. H. Abdurrauf, Lc,
M.A., Sekretaris Program Hukum Ekonomi Syariah yang telah membimbing
dan memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan Skripsi ini;
3. Bapak Dr. H. A. Juaini Syukri, Lcs., M.A selaku dosen pembimbing penulis.
Di tengah-tengah kesibukannya, beliau selalu bersedia meluangkan waktunya
untuk membimbing dan memberikan arahan serta masukan selama penulisan
skripsi ini berlangsung dan bisa terselesaikan dengan baik;
4. Penguji satu Ibu Dr. Nurhasanah, M.Ag dan Penguji dua Ibu Hendra
Pertaminawati, M.A. selaku dosen penguji sidang penulis yang telah
viii
memberikan banyak ilmu serta syafaat untuk penulis hingga skripsi ini
semakin sempurna. Semoga keberkahan senantiasa diberikan dalam setiap
langkah Ibu Dosen.
5. Ibu Dian Achtiana Hesty W, S.E. Selaku Takaful Agency Director RO Spirit
Bintaro beserta stafnya yang telah memberikan kemudahan, waktu dan
fasilitas bagi penulis untuk mengadakan penelitian;
6. Segenap Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah
memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan;
7. Segenap Dosen, Karyawan, dan seluruh Staff akademik Keluarga besar
Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan banyak membantu
meberikan fasilitas bagi penulis selama penulisan karya tulis;
8. Ayahanda & ibunda tercinta (Yusuf Supriadi bin H. Dulmuti & Umi
Darnawati binti Dani), adinda-adinda tersayang penulis M. Fahrudin, Fahri
Rahman Hakim, kakek dan nenek tercinta (Dani & Erum) juga Keluarga
Besar bapak Mursalih, Teteh Desi Anggraeni, Bibi Nanah, Paman Imam, Mas
Hendi. yang tidak bosan-bosannya memberikan motivasi, saran, dukungan,
do’a hingga penulis selesai dalam penyusunan skripsi ini;
9. Kepada semua guru penulis yang telah ikhlas mengajari penulis tentang ilmu-
ilmu keislaman:
a. Almarhum KH. Ahmad Sonhaji Kholili (Pimpinan Ponpes Daarul
Muttaqien) Cadas Sepatan Tangerang.,
ix
b. Almarhum Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA; Rahimahullah, di
pesantren (Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences).
Selama 4 tahun. Semoga Allah Swt, mengampuni dosa-dosanya,
memberikan kasih sayangnya serta melapangkan kuburnya, dan di
tempatkan Fi Raudotin Min Riyadil Jinan bersama para sahabat-sahabat
nabi Muhammad Saw, dan dijauhkan dari siksa api neraka serta masuk ke
dalam Syurga-Nya;
c. Abah Uding (Syekh Muhammad Badrudin) di Pondok pesantren Darul
Hikmah Serang-Banten yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menuntut ilmu dalam konsentrasi Ilmu Qiraat Al-Qur’an;
10. Kawan-kawan seperjuangan konsentrasi Asuransi Syariah TH angkatan
2010, Amel, Rizki, Koharsyah, Ridho, Mufti, Kevin, Brian, Diana, Desi dll
yang telah bersedia menjadi kawan diskusi dan lain sebagainya; Juga kawan-
kawan Darus-Sunnah angkatan 2010 yang ma’ruf disebut Keluarga Besar
Antabena, Ahmad Fakhri Azizi, Yunal Isra’, Fahmi Suhudi, Khoirul Huda,
Alvian Mushafi, Asep Rofi’udin, Aceng Umar Fahmi, Ibnu Kharish, Zamroni
Ahbab, Ikhwan Lukmanuddin dll. yang telah menghibur penulis dalam
keilmuan ke arah skripsi. Semoga angkatan ini terus mengembangkan sayap
silaturrahminya dan terus semangat untuk menebar Sunah; Dan juga kawan-
kawan Yayasan pengkajian Hadits El-Bukhori Institute Cireunde, Ciputat
Tangerang Selatan Banten; Abdul Karim Munthe, Hengki Ferdiansyah, Kaula
Fahmi, A’rof, Alvin, Izzul Mutho’ Mujibburrahman, Alfauzi Abdullah,
Fahmi Saefudin, Masrur Irsyadi, Unaesah Rahmah, Neneng Maghfiroh,
x
Inggit Sugiharti dll. Dan semua pihak yang telah berjasa kepada penulis
dalam rangka penyelesaian skripsi ini.
Terakhir, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, semoga
Allah Swt memberikan limpahan berkah dan membimbing kita kearah yang
lebih baik lagi. Amien YRA.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, 28 Februari 2017
Penulis
Ibrohim Supriadi
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................... iii
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 8
E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ...................................... 9
F. Pedoman Penulisan Skripsi ..................................................... 13
G. Sistematika Penulisan .............................................................. 13
BAB II PEMASARAN DAN SEGMENTASI PASAR .......................... 15
A. Pemasaran dalam Konteks Islam............................................. 15
1. Pengertian Pemasaran Secara Umum ................................ 15
2. Pengertian Pemasaran dalam Konteks Islam .................... 19
3. Prinsip-prinsip Pemasaran dalam Konteks Islam .............. 22
xiv
B. Bentuk dan Macam Pemasaran ............................................... 26
C. Segmentasi Pasar ..................................................................... 27
1. Pengertian Segmentasi Pasar ............................................. 27
2. Pangsa Pasar (Targeting) .................................................. 28
3. Masyarakat Kelas Menengah ............................................ 29
D. Asuransi Jiwa Syariah: Pengertian, Prinsip-Prinsip, Dasar
Huku,, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangannya, dan
Manfaat.................................................................................... 36
1. Dasar Pengertian Asuransi Jiwa Secara Umum ................ 36
2. Prinsip-Prinsip Dasar Asuransi Jiwa Secara Umum ......... 37
3. Landasan Hukum Asuransi Syariah .................................. 39
4. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangannya ................... 40
5. Manfaat Asuransi Jiwa Syariah ......................................... 40
6. Konsep Dasar Asuransi Syariah dan Konvensional .......... 44
7. Kenapa Asuransi Diperlukan ............................................ 45
8. Perbandingan Asuransi Syariah dengan Konvensional ..... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 50
A. Pendekatan Penelitian ............................................................. 50
B. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 51
C. Objek Penelitian ...................................................................... 52
D. Pengumpulan Data .................................................................. 52
E. Teknik Analisis Data ............................................................... 53
xv
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 54
A. Gambaran Umum Perusahaan Asuransi Takaful Keluarga..... 54
1. Asuransi Syariah Takaful Keluarga .................................. 54
2. Visi .................................................................................... 55
3. Misi.................................................................................... 55
4. Konsep dan filosofi ........................................................... 55
5. PT. Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro
Tangerang Selatan ............................................................. 58
B. Metode Pemasaran Takaful Pendidikan di PT. Asuransi
Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro Tangerang Selatan ....... 59
1. Sistem Keagenan di PT. Asuransi Takaful Keluarga RO.
Spirit Bintaro Tangerang Selatan ...................................... 59
2. Metode Pemasaran di PT. Asuransi Takaful Keluarga
RO. Spirit Bintaro Tangerang Selatan............................... 63
C. Program Asuransi Takaful Pendidikan (Fulnadi) PT.
Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro Tangerang
Selatan ..................................................................................... 65
D. Manfaat Produk Asuransi Pendidikan (Fulnadi) ..................... 68
BAB V PENUTUP .................................................................................... 73
A. Kesimpulan.............................................................................. 73
B. Saran-Saran ............................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tiga Jenis Pemasaran dalam Dunia Jasa ..................................... 27
Gambar 2.2 Konsep Pengelolaan Resiko Asuransi Takaful ........................... 45
Gambar 4.1 Konsep dan Filosofi Takaful ....................................................... 57
Gambar 4.2 Keagensian di PT. Asuransi Takaful Keluarga Ro. Spirit
Bintaro Tangerang Selatan .......................................................... 59
Gambar 4.3 Susunan Organisasi Spirit Agency Bintaro ................................ 60
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ............................................ 10
Tabel 2.1 Perbandingan Asuransi Syariah Dgn Konvensional ..................... 46
Tabel 4.1 Biaya Pendidikan........................................................................... 67
Tabel 4.2 Tahapan Takaful Pendidikan (Fulnadi) ......................................... 71
Tabel 4.3 Beasiswa Takaful Pendidikan (Fulnadi) ....................................... 71
Tabel 4.4 Analisis SWOT PT ATK RO Spirit Bintaro ................................. 72
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemasaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan
dalam meningkatkan volume penjualan. Untuk menghadapi persaingan usaha
yang semakin ketat, menuntut setiap perusahaan Asuransi Syariah meningkatkan
metode pemasaran kepada semua konsumen. Di dalam menawarkan produknya
maka terjadi persaingan sehingga perlu adanya metode pemasaran masing-masing
asuransi tersebut.
Setiap pemasaran bagi setiap perusahaan tidak ada perbedaan. Hanya yang
menjadi masalah adalah penerapan pemasaran untuk setiap jenis perusahaan
memiliki karakteristik tersendiri. Asuransi sebagai perusahaan yang bergerak di
bidang proteksi atau perlindungan jiwa, produk yang diperjual-belikan merupakan
jasa keuangan. Oleh karena itu, perlakuan pemasaran terhadap dunia
perasuransian sedikit berbeda dengan dunia lainnya.
Seiring berjalan waktu dan berkembangnya zaman, masyarakat menengah
membutuhkan sebuah kemudahan dalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya,
termasuk dalam hal menjamin kehidupannya dimasa tua kelak. Asuransi
menjawab perkembangan zaman itu dengan mulai menginovasi produk-produk
yang dimilikinya.
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang hadir di tengah masyarakat dalam
rangka memberikan pelayanan dan bantuan menyangkut asuransi di bidang
kerugian seperti perlindungan dari Pendidikan, kesehatan, asuransi jiwa,
2
kecelekaan diri dan lain-lain, harus memberikan feed back yang positif terhadap
Masyarakat sehingga manfaat yang diterima dari produk asuransi dapat memenuhi
apa yang menjadi kebutuhan Masyarakat.
Metode pemasaran merupakan sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang
berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai
dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial, sehingga dengan adanya
metode pemasaran produk-produk Asuransi Jiwa Syariah ini di harapkan segala
keinginan dan kebutuhan masyarakat maupun pelanggan dapat terpenuhi dengan
baik dan terorganisir dengan baik pula.
Kegiatan pemasaran merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam
dunia bisnis. Dengan kata lain metode pemasaran merupakan kunci untuk meraih
tujuan organisasi bisnis. Memasarkan barang atau jasa tidak berarti hanya
menawarkan atau menjual melainkan lebih luas dari itu, suatu bisnis dapat dilihat
dari bagaimana kegiatan pemasarannya. Demikian juga untuk perusahaan yang
beregerak dalam bidang jasa, dinamika yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari
perkembangan berbagai industri jasa seperti perbankan, asuransi dan perusahaan-
perusahaan lainnya.
Implikasi penting dari fenomena ini adalah makin tingginya tingkat
persaingan, sehingga diperlukan manajemen pemasaran jasa yang berbeda dengan
pemasaran barang yang telah dikenal selama ini. Pentingnya pemasaran dalam
masyarakat tercermin pula dalam setiap kehidupan masyarakat yang tidak terlepas
dari kegiatan pemasaran yang ada. Selain itu pemasaran selalu mendorong untuk
3
dilakukannya penelitian dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat.
Perusahaan di bidang jasa juga menggunakan kegiatan pemasaran untuk
memposisikan diri dipasar sasaran yang dipilihnya.
Akan tetapi karena karakteristik jasa berbeda dengan produk barang maka
pemasaran jasa memerlukan pendekatan tambahan. Oleh karena itu penyedia jasa
harus berinteraksi secara efektif untuk menciptakan nilai dan manfaat yang unggul
saat jasa itu diberikan.
Asuransi pada awalnya adalah salah satu bentuk kelompok yang bertujuan
untuk meringankan beban keuangan individu untuk menghindari kesulitan
pembiayaan yang dilandasi dengan konsep saling tolong-menolong dalam
kebaikan dan ketakwaan serta memberikan perlindungan yang baik dengan
berdasarkan ukhuwah islamiyah.1
Menurut Hasan Ali, Prinsip dasar asuransi yang bertumpu pada azas tolong-
menolong dan ukhuwah Islamiyah,2 dalam hal kebaikan sesuai dengan ajaran
agama islam yang terdapat didalam QS. Al- Maidah: 2
……
Artinya: “.......Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Amat berat siksa-Nya” [QS. Al-Maidah:2]
1 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Konsep dan Sistem Operasional, cetI, (Jakarta:
Gema Insani, 2004), h. 30. 2 AM Hasan Ali, Asuransi Dalam Persepektif Islam, (Jakarta: Penada Media, 2004), h. 105.
4
Di Indonesia hingga kini dengan bertambahnya perusahaan asuransi jiwa
syariah yang baru menjadi bukti semakin banyak dan meningkatnya pangsa pasar
asuransi namun demikian masih banyak masyarakat menengah yang belum
mengenal dan memahami mengenai produk dan jasa asuransi jiwa syariah
sehingga perlu disosialisasikan tentang keberadaan produk asuransi jiwa syariah.
Dengan adanya sosialisasi dan promosi yang tepat diharapkan masyarakat
menengah akan mampu mengetahui seluk beluk tentang produk asuransi syariah
sehingga akan terjadi peningkatan jumlah peserta asuransi tersebut.
Pada umumnya masyarakat tidak memahami pemasaran, mereka melihat
pemasaran sebagai sebuah penjualan. Padahal pemasaran ini mempunyai arti lebih
luas karena pemasaran adalah suatu proses yang teratur dan jelas untuk
memikirkan dan merencanakan pasar.
Proses pemasaran dapat diterapkan tidak sekedar pada barang dan jasa, tetapi
juga pada segala sesuatu yang dapat dipasarkan seperti ide, kejadian, organisasi,
tempat dan keperibadian. Namun penting untuk ditekankan bentuk pemasaran
tidak dimulai dengan suatu produk atau penawaran, tetapi dengan pencarian
peluang pasar.3
Pemasaran merupakan serangkaian aktivitas dari bisnis atau perdagangan
dengan cara menawarkan produk kepada konsumen sehingga tercapai kebutuhan
dan kepuasan konsumen, selain itu juga adanya pengembangan suatu produk
ditujukan upaya untuk menarik minat para pelanggan atau nasabah untuk membeli
dan menggunakan produk atau jasa yang telah diluncurkan.4
3 Hendra, dkk, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol
(Jakarta: PT. Prehanllindo, 1997), h. 18. 4 Sondang Siagan, Manajemen Strategi, cet.-V (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 147.
5
Philip Kotler mendefinisakan pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial, dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan, melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai
dengan pihak lain.5 Pemasaran juga dapat diartikan sebagai upaya untuk
menciptakan dan menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu.6
Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa pemasaran merupakan usaha
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan
jasa. Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, maka setiap
perusahaan perlu melakukan riset pemasaran, karena dengan melakukan riset
pemasaran inilah dapat diketahui keinginan dan kebutuhan konsumen
sebenarnya.7
Dalam syariah, marketing perusahaan tidak hanya berorientasi pada
keuntungan semata, namun turut pula berorientasi pada tujuan lainnya yaitu
keberkahan. Perpaduan konsep keuntungan dan keberkahan ini melahirkan konsep
maslahah, yaitu suatu perusahaan syariah akan berorientasi pada maslahah yang
optimal. Konsep keberkahan bagi sebagian pihak merupakan konsep yang abstrak
karena secara keilmuan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, namun inilah salah
satu konsep inti pada syariah marketing yang menjadi alasan pada suatu
perusahaan berorientasi syariah.8
Adanya pemasaran melalui sebuah strategi yang dikenal dengan strategi
pemasaran tersebut akan memudahkan untuk mengukur sejauh mana tingkat
5 Philip Kotler Dan Gary Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran Penerjemah Alexander Doro,
cet. IX, Jilid 1 (Jakarta: PT Indeks, 2004), h. 7. 6 Kasmir, Jakfar. Studi Kelayakan Bisnis, cet.-II (Jakarta: Kencana, 2004), h. 74.
7 Kasmir, Jakfar. Pemasaran Bank (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), h. 61.
8 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung: Alfabeta, 2010),
h. 11.
6
kepuasan konsumen serta penyebaran produk yang di tawarkan selain itu juga
dapat mengidentifikasi berbagai perubahan gejala dan menghindarkan dari
berbagai penyimpangan atau keluar lebih jauh daripada tujuan yang ingin
dicapai.9
Menurut Philip Kolter, konsep pemasaran merupakan kunci untuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar serta
memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efesien
dibandingkan pesaing.10
Asuransi Jiwa Syariah menjadikan semua peserta sebagai satu keluarga besar
yang akan saling melindungi dan secara bersama menanggung resiko keuangan
dari musibah yang mungkin terjadi. Akad-akad Syariah tidak mengandung unsur
Al-Riba (bunga uang), Al-Maisir (judi), dan Al-Gharar (untung-untungan) yang
dilarang dalam akad-akad keuangan Islami.11
Asuransi dapat pula dipahami sebagai suatu jaminan atau perdagangan yang
diberikan pihak penanggung (kantor asuransi) kepada pihak tertanggung untuk
resiko kerugian yang ditetapkan dalam surat perjanjian (polis) apabila terjadi
kebakaran, kecurian, kerusakan dan sebagainya ataupun mengenai kehilangan
jiwa (kematian) atau kecelakaan lainnya, dengan yang tertanggung membayar
premi sebanyak yang ditentukan kepada penanggung tiap-tiap bulan.12
Melihat kondisi tersebut betapa pentingnya peranan metode pemasaran dalam
kegiatan asuransi syariah, namun persoalannya bagaimana dan apa metode yang
9 Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran, cet-I (Jakarta: Rajawali Perss, 1987), h. 2.
10 Philip Kolter, Marketing (Jakarta: Erlangga, 1994), h. 2
11 Muhbib Abdul Wahab, Asuransi Dalam Persepektif Al-Qur‟an Dan Hadis, (t.t., t.p., t.th),
h. 35. 12
M. Ali Hassan, Masail Fiqhiyah: Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan (Jakarta:
PT. Raja Grafindo, 1997), h. 57.
7
digunakan dalam memperluas jaringan dan menawarkan produk kepada
masyarakat menengah, hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengkaji
lebih dalam mengenai “METODE PEMASARAN PRODUK ASURANSI
JIWA SYARIAH TERHADAP MASYARAKAT MENENGAH” (Studi
Kasus Program Takaful Pendidikan pada PT Asuransi Takaful keluarga.
RO. Spirit Bintaro Tangerang Selatan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, berikut ini merupakan identifikasi dari
permasalahan yang muncul:
1. Masyarakat menengah saat ini masih sangat kurang mementingkan biaya
pendidikan yang makin meningkat setiap tahunnya
2. Masyarakat menengah kurang mempersiapkan bahwa ada biaya lain selain
biaya sekolah yang meningkat setiap tahunnya
3. Perlunya persiapan untuk mengatasi biaya pendidikan (Sekolah).
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penulis membatasi
permasalahan yang akan ditulis agar tidak keluar dari pembahasannya,
diantaranya:
a. Metode Pemasaran yang dilakukan PT. Asuransi Takaful Keluarga RO.
Spirit Bintaro Tangerang Selatan terhadap masyarakat menengah setiap
tahunnya
8
b. Manfaat program retail business khusus individu produk asuransi jiwa
syariah pada PT. Asuransi Takaful Keluarga RO Spirit Bintaro yaitu
program Takaful Pendidikan (Fulnadi) terhadap Masyarakat menengah.
2. Perumusan Masalah
Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah
penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana Metode Pemasaran program takaful pendidikan di PT
Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro Tangerang Selatan
terhadap masyarakat menengah?
b. Bagaimana manfaat yang diterima pada program retail business khusus
individu produk asuransi jiwa syariah pada PT. Asuransi Takaful
Keluarga RO. Spirit Bintaro Tangerang Selatan.?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui implementasi metode pemasaran produk asuransi jiwa
syariah terhadap masyarakat menengah pada program Takaful Pendidikan di
PT Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro Tangerang Selatan sampai
terpenuhinya kebutuhan masyarakat menengah atas asuransi yang akan
dimiliki.
2. Memberikan masukan kepada Kantor Asuransi Syariah tentang seberapa
maksimal dalam meningkatkan penjualan produk yang dikeluarkan dan
dipasarkan oleh agen asuransi syariah dengan menggunakan metode
pemasaran yang telah dikaji sehingga akan meningkatkan penjualan produk
9
asuransi jiwa syariah pada program Takaful Pendidikan di PT ATK RO
Spirit Bintaro yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga akan
berdampak positif terhadap potensial perusahaan.
3. Bagi Masyarakat Menengah.
Meningkatkan pengetahuan produk-produk asuransi jiwa syariah yang di
tawarkan oleh agen asuransi syariah yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat menengah dan memberikan manfaat yang positif dan memberikan
kemudahan dalam penggunaan produk asuransi jiwa syariah khususnya pada
program Takaful Pendidikan di PT Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit
Bintaro.
4. Bagi penulis
a. Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai ladang untuk memperluas
pola berfikir serta memperluas wawasan dalam memperkaya diri dengan
ilmu pengetahuan, dan dapat mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan
yang dimiliki serta dapat di \terapkan dalam kehidupan sehari - hari.
b. Dapat digunakan sebagai referensi yang berminat terhadap metode
pemasaran produk asuransi jiwa syariah pada program Asuransi Takaful
Pendidikan (Fulnadi) di PT. ATK. RO. Spirit Bintaro, dan juga sebagai
tambahan wawasan, informasi, dan masukan untuk membantu
memberikan gambaran yang lebih jelas.
E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Dalam penelitian atau pembuatan skripsi, terkadang ada tema yang berkaitan
dengan penelitian yang kita jalankan sekalipun arah tujuan yang diteliti berbeda.
10
Dari penelitian ini, penulis menemukan beberapa sumber kajian lain yang telah
lebih dahulu membahas terkait dengan metode pemasaran produk asuransi jiwa
syariah, diantaranya adalah:
Tabel 1.1. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
No
Nama penulis/
Judul skripsi,
jurnal/ Tahun.
Substansi Perbedaan dengan penulis
1 Julia Puji
Afrianty/ Strategi
Bauran Pemasaran
Produk Mitra Iqra
pada asuransi
Bumiputera Syariah
Cabang Mongsidi,
Jakarta Selatan/
Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu
Komunikasi-
Manajemen
Dakwah UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta, 2013.
Berdasarkan hasil penelitian
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui
strategi pemasaran produk
Mitra Iqra agar semua
kalangan masyarakat dapat
mengetahui produk yang
dimiliki Asuransi Bumi
Putera Syariah. Tipe
penelitian ini bersifat
deskriftif kualitatif dengan
teknik pengumpulan data
menggunakan metode
wawancara dan studi pustaka,
sedangkan data yang
digunakan adalah data
sekunder dan data primer dari
karyawan PT Asuransi
Bumiputera Syariah. Strategi
yang dipakai oleh Asuransi
untuk mengenalkan
produknya adalah dengan
metode Marketing Mix. Dari
hasil penelitian, terdapat
empat Strategi Bauran
Pemasaran Produk Mitra Iqra
di Asuransi Syariah
Bumiputera terhadap nasabah
yaitu diantaranya Strategi
Produk, Strategi Harga,
Strategi Distribusi, dan
Strategi Promosi. Evaluasi
Strategi Bauran Pemasaran
Penulis meneliti tentang
metode pemasaran produk
asuransi jiwa syariah
terhadap masyarakat
menengah pada program
retail business khusus
individu pada program
Takaful Pendidikan
(Fulnadi) di ATK RO Spirit
Bintaro Tangerang Selatan.
Metode penelitian yang di
gunakan oleh penulis adalah
kualitatif dengan
menggunakan observasi dan
wawancara.
11
ini bertumpu pada
pengorganisasian sumberdaya
manusia yang ditampakkan
melalui Struktur Perusahaan,
Budaya Perusahaan, dan
Kepemimpinan. Dengan
melalui Strategi Bauran
Pemasaran tersebut,
diharapkan masyarakat lebih
mengenal produk dari
asuransi Bumiputera Syariah.
2 Wulan Siti
Maryam/ Strategi
Pemasaran Produk
Dana Pendidikan
Oleh Agen
Asuransi Pada Ajb
Bumiputra 1912
Divisi Asuransi
Syariah/ Fakultas
Syariah dan
Hukum- Muamalat
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta, 2013.
Tujuan skripsi ini membahas
bagaimana strategi pemasaran
produk dana pendidikan oleh
agen pada AJB Bumiputra
1912 dan fokus membahas
tentang peningkatan
penjualan produk dana
pendidikan pada AJB
Bumiputra 1912 Syariah.
Metodologi penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif
deskriptif, yang menjelaskan
Strategi Pemasaran Produk
Dana Pendidikan oleh agen
asuransi. Hasil dari penelitian
ini produk dana pendidikan
berada di posisi kuadran 1
(Positif-positif)/ keunggulan
komperatif dengan
menggunakan strategi SO,
yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.
Penulis meneliti tentang
metode pemasaran produk
asuransi jiwa syariah
terhadap masyarakat
menengah pada program
retail business khusus
individu pada program
Takaful Pendidikan
(Fulnadi) di ATK RO Spirit
Bintaro Tangerang Selatan.
Metode penelitian yang di
gunakan oleh penulis adalah
kualitatif dengan
menggunakan observasi dan
wawancara.
3 Syarifudin Yunus/
Strategi Pemasaran
PT Asuransi
Takaful Keluarga
dalam upaya
meningkatkan
penjualan produk
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui strategi
pemasaran, kendala tantangan
serta solusi apa saja yang
dihadapi serta untuk
mengetahui jumlah
perkembangan peserta atau
Penulis meneliti tentang
metode pemasaran produk
asuransi jiwa syariah
terhadap masyarakat
menengah pada program
retail business khusus
individu pada program
12
Takafulink/Fakultas
Syariah dan
Hukum- Muamalat
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta, 2012.
nasabah dalam meningkatkan
jumlah penjualan produk
takafulink. Penelitian ini
menggunakan pendekatan
kualitatif. Objek penelitian
yaitu PT Asuransi Takaful
Keluarga. Jenis penelitian
yang digunakan merupakan
perpaduan antara penelitian
kepustakaan (library
research) dan penelitian
lapangan (field research)
yakni penelitian kepustakaan
dan penelitian lapangan.
Teknik analisis data ini
berupa perumusan strategi
pemasaran, bauran pemasaran
(marketing mix), kendala dan
tantangan terhadap peserta
atau nasabah dalam
meningkatkan jumlah
penjualan produk takafulink.
Hasil penelitian ini adalah
strategi pemasaran PT
Asuransi Takaful Keluarga
dalam upaya meningkatkan
penjualan produk takafulink
sudah cukup efektif, hal ini
terlihat dari peningkatan
peserta atau nasabah yang
makin lama makin bertambah
jumlahnya mulai dari awal
berdirinya.
Takaful Pendidikan
(Fulnadi) di ATK RO Spirit
Bintaro Tangerang Selatan.
Metode penelitian yang di
gunakan oleh penulis adalah
kualitatif dengan
menggunakan observasi dan
wawancara.
13
F. Pedoman Penulisan Skripsi
Adapun teknik penulisannya, penulis menggunakan buku “Pedoman
Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu
(PPJM) Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum Tahun 2012.
G. Sistematika Penulisan
Penulis membagi penulisan skripsi ini menjadi ke dalam 5 (lima) bab dan
terdiri dari beberapa sub bab. Susunan bab tersebut secara sistematis adalah
sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan review kajian terdahulu, pedoman penulisan skripsi dan
sistematika penulisan.
BAB II PEMASARAN DAN SEGMENTASI PASAR
Pada bab ini akan membahas tinjauan teoritis meliputi pemasaran dalam
konteks Islam yang meliputi, pengertian pemasaran secara umum,
pengertian pemasaran dalam konteks islam, prinsip-prinsip pemasaran
dalam konteks Islam, bentuk dan macam pemasaran, Segmentasi Pasar
yang meliputi: pengertian segmentasi pasar, pangsa pasar (targeting),
masyarakat kelas menengah, serta Asuransi syariah yang meliputi dasar
pengertian asuransi jiwa secara umum, prinsip-prinsip dasar asuransi
jiwa secara umum, landasan hukum asuransi syariah, sejarah
pertumbuhan dan perkembangannya, manfaat asuransi syariah, serta
14
konsep dasar asuransi syariah dan konvensional beserta tingkat
kepentingan dan juga perbandingan Asuransi Syariah dengan
konvensional.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang Metodologi Penelitian yang meliputi,
pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, objek penelitian,
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB VI ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi, gambaran umum perusahaan asuransi takaful
keluarga yang meliputi: asuransi syariah takaful keluarga, visi, misi,
konsep dan filosofi, PT. Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro
Tangerang Selatan, Metode Pemasaran Takaful Pendidikan di PT.
Asuransi Takaful Keluarga RO. Spririt Bintaro Tangerang Selatan yang
meliputi: sistem keagenan, metode pemasaran dan Pogram Asuransi
Takaful Pendidikan (Fulnadi), serta Manfaat produk Asuransi Takaful
Pendidikan (Fulnadi)
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan berisi kesimpulan dan saran mengenai hasil
penelitian yang nanti akan dilihat berupa fakta dan jawaban.
15
BAB II
PEMASARAN DAN SEGMENTASI PASAR
A. Pemasaran dalam Konteks Islam
1. Pengertian Pemasaran Secara Umum
Kebanyakan orang mengatakan bahwa pemasaran adalah serangkaian
kegiatan ekonomi mencakup penjualan, permintaan atau pembelian dan harga.
Sedangkan apabila seorang tenaga penjual atau manajer penjualan berbicara
mengenai pemasaran, sebenarnya mereka mengatakan tentang penjualan
seperti pengeceran.
Ini berarti masyarakat umum menafsirkan istilah pemasaran hanya terbatas
pada satu bagian dari kegiatan pemasaran yang menyentuh. Padahal pemasaran
tidak hanya mencakup penjualan atau iklan. Tetapi pemasaran lebih luas dari
kegiatan penjualan, karena penjualan adalah bagian dari kegiatan pemasaran.
Tujuan dari pemasaran menyangkut dua pihak, yaitu untuk kepuasan
konsumen dan kepentingan perusahaan. Konsumen yang puas karena
kebutuhan terpenuhi merupakan pelanggan yang menguntungkan perusahaan,
artinya tujuan perusahaan akan dicapai melalui pencapaian tujuan konsumen.
Oleh karena itu pemasaran adalah kegiatan vital dalam beberapa organisasi
profit maupun non-profit yang didalamnya menyediakan barang dan
pelayanan. Maka keberhasilannya bergantung sekali pada kemampuan dari
organisasi tersebut dalam memahami dan menemukan segala yang dibutuhkan
pelanggannya.
16
Drs. Basu Swastha M.A dan Irawan mengungkapkan bahwa pemasaran
sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan,
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
menditribusikan barang dan jasa kepada pembeli.13
Pemasaran menurut Sofyan Assauri, SE, M.BA, bahwa pemasaran sebagai
kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan
dan keinginan melalui proses pertukaran.14
Menurut Philip Kotler dalam bukunya, manajemen pemasaran analisis
perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, mengatakan bahwa pemasaran
adalah suatu proses social dan manajerial yang di dalamnya individu dan
kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain.15
Peter F. Drucker,16
yang sering disebut sebagai guru manajemen,
mengatakan bahwa pemasaran bukanlah sekedar perluasan dari penjualan.
Pemasaran sama sekali bukan sebuah aktivitas yang khusus. Pemasaran
meliputi keseluruhan bisnis yang dilihat dari sudut pandang pelanggan.
Ia juga mengemukakan bahwa pemasaran adalah fungsi yang berbeda dan
merupakan fungsi yang unik dari suatu bisnis. Kemudian Drucker juga
menyebutkan bahwa dalam setiap bisnis, hanya pemasaran dan inovasi yang
menghasilkan pendapatan, yang lain hanya menciptakan biaya.
13
Basu Swastha, Manajemen Pemasaran Modern, cet. I (Yogyakarta: Liberty, 1990), h. 5. 14
Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran, cet.1 (Jakarta: Rajawali Perss, 1987), h. 5. 15
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
pengendalian (Jakarta: Salemba Empat, 1995), h. 8. 16
Peter F. Drucker, Management: Task, Responsibilities, Practice, Harper & Row, (New
York, 1973), h. 63.
17
“Only marketing and innovation generate revenue, the rest creates cost”.
Baker menulis dalam bukunya bahwa definisi Drucker ini mungkin merupakan
definisi pertama yang mengantisipasi muncul-nya pemasaran sebagai disiplin
bisnis kunci.
Salah satu definisi pemasaran yang cukup formal di kalangan pakar
pemasaran di Amerika, dari organisasi professional pemasaran, berbunyi,
“Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi,
penentuan harga, promosi, dan pendistribusian barang, jasa dan ide untuk
menciptakan pertukaran dengan kelompok yang dituju, di mana proses ini
dapat memuaskan pelanggan dan tujuan perusahaan.” (American Marketing
Association: AMA, 1985)17
Kegiatan metode pemasaran dalam suatu perusahaan harus diorganisasikan
secara terpadu dan memerlukan waktu pelaksanaan manajemen pemasaran
yang pada hakekatnya merupakan tindakan dari konsep pemasaran.
Menurut Leonard Berry18
seorang ahli manajemen. “konsep pemasaran
tidak hanya penting bagi organisasi untuk melakukan tugasnya dengan benar,
tetapi juga penting untuk menemukan hal yang benar dalam melakukan sesuatu
yaitu memaksimalkan peluang yang menguntungkan.
Secara umum terdapat lima konsep pemasaran:
a. Konsep Produksi (The Production Concept)
Konsep ini menyatakan konsumen akan menyukai produk yang
tersedia selaras dengan kemampuan. Oleh karena itu harus berupaya untuk
meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi.
17
Philip Kotler Dan Gary Armstrong, Principle of Marketing, fifth edition, Prentice-Hall,
Inc, 1980, Hal. 27. 18
Leonard Berry, Strategi dan Konsep-konsep Pemasaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 67.
18
b. Konsep Produk (The Product Concept)
Dalam konsep ini terkandung pengertian bahwa konsumen akan
menyukai produk yang menawarkan kualitas dan prestasi terbaik serta
keistimewaan yang menonjol. Oleh karena itu produsen harus berupaya
untuk memperbaiki produk secara terarah.
c. Konsep penjualan (The Selling Concept)
Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat
penjualan (internal), dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus
dipengaruhi (bila perlu, dibujuki) agar penjualan dapat meningkat.
Sehingga, tercapai laba maksimal sebagaimana menjadi tujuan perusahaan.
Dengan demikian, fokus kegiatan pemasaran adalah usaha-usaha
memperbaiki teknik-teknik penjualan dan kegiatan promosi secara intensif
dan agresif agar mampu mempengaruhi dan mampu membujuk konsumen
untuk membeli, sehingga pada gilirannya penjualan dapat meningkat.
d. Konsep pemasaran (The Marketing Concept)
Dalam konsep ini dinyatakan bahwa kunci keberhasilan untuk
mencapai tujuan perusahaan adalah terdiri dari penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran (Target Market) serta pemberian kepuasan yang
diinginkan secara lebih baik dari pada yang dilakukan oleh para pesaing.
Dasar pemikiran yang terkandung dalam konsep pemasaran ini adalah:
1) Pemuasan keinginan kelompok pembeli tertentu adalah menjadi tugas
perusahaan.
19
2) Untuk itulah diperlukan program riset pemasaran agar dapat diketahui
pada keinginan pembeli.
3) Semua kegiatan untuk mempengaruhi pembeli harus diletakkan
dibawah control pemasaran yang terintegrasi.
4) Kepuasan konsumen akan dapat menimbulkan loyalitas, kesan baik
dari pembeli.
e. Konsep pemasaran kemasyrakatan (The Societal Marketing Concept)
Konsep ini menyatakan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan
kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan
kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik dari pada yang diberikan oleh
para pesaing sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan dan
mempertinggi kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang, disamping
tujuan lainnya yaitu memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen19
2. Pengertian Pemasaran dalam Konteks Islam
Pemasaran menurut perspektif Islam adalah segala aktivitas bisnis dalam
bentuk kegiatan penciptaan nilai (valus creating activities) yang
memungkinkan pelakunya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya
yang dilandasi dengan kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan sesuai
proses yang berprinsip pada akad bermuamalah islami.
Pemasaran dalam fiqh Islam disebut wakalah atau perwakilan. Wakalah
atau wikalah berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat.
Wakalah dapat juga didefinisikan sebagai sebuah disiplin bisnis strategis yang
19
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analissa Perencanaan, Implementasi dan Kontrol,
Alih Bahasa: Hendra Teguh dan Rony Antonius Kusli, Jilid 2 (Jakarta: Prehalindo, 1997), h. 83.
20
mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari satu
inisitor kepada stakeholders-nya. Secara keseluruhan, prosesnya sesuai dengan
akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam.20
Kata kunci dalam definisi pemasaran syariah ini adalah bahwa dalam
seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran maupun proses
perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad
dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam.
Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip
muamalah tidak akan terjadi, maka bentuk transaksi apa pun dalam bisnis
dibolehkan dalam syariat Islam. Karena itu Allah mengingatkan agar
senantiasa menghindari perbuatan zalim dalam bisnis termasuk dalam proses
penciptaan, penawaran, dan proses perubahan nilai dalam pemasaran.21
Allah Swt berfirman di dalam Al-Quran, Surat Shaad: 24
Artinya: “Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat
sedikitlah mereka ini” (QS. Shaad: 34).
20
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah: Keberadaan dan Kelebihan di Tengah Asuransi
Konvensional. (Jakarta: PT. Gramedia, 2006), h. 207. 21
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Konsep dan Sistem Operasional, h. 425.
21
Karena itu, allah mengingatkan kepada para pebisnis, para marketer, dan
para pengusaha muslim. Allah Swt berfirman Di dalam Al-Qur’an, Surat Al-
Maidah:1
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad
(perjanjian-perjanjian) itu” (Q.S. Al-Maidah:1)
Maksud dari ayat diatas yaitu, jangan menghianati apa-apa yang telah
disepakati dalam bisnis, Rasulullah Saw., sangat menekankan pentingnya
integritas dalam menjalankan bisnis, apalagi seorang pemasar yang katanya
menajdi “ujung tombak” dan sering menjadi patron performance perusahaan di
mata customer. Nabi Saw Bersabda,
Artinya: “Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Sulaiman Al-
Mashishi dari Muhammad Al-Zabriqan dari Abi Hayyana Al-Taimi dari
ayahnya dari Abi Hurairah telah berkata Rasulullah: Aku adalah yang ke
tiga dari dua orang yang bersekutu selama salah satu diantara keduanya
tidak berkhianat terhadap lainnya dan apabila mereka berkhianat aku
keluar dari mereka” (HR: Abu Daud)
Hadits ini secara terang benderang menjelaskan pentingnya integritas,
kejujuran, sikap amanah, dan profesionalisme, dalam bisnis islami. Semuanya
menjadi satu dalam good corporate governance, ini juga merupakan gambaran
betapa sikap saling percaya (trust) dalam bisnis ini menjadi sangat penting.
22
Ketika salah satu di antaranya mengkhianati akad (perjanjian) yang telah
disepakati, maka gugur pulalah kewajiban masing-masing secara syar’i.22
3. Prinsip-prinsip Pemasaran dalam Konteks Islam
Dengan munculnya ekonomi syariah yang secara pesat tumbuh dan terus
berkembang, menjadikan sebuah opsi lain bagi masyarakat yang kurang
percaya dengan ekonomi kapitalis, yang hanya mengutamakan kekayaan
semata dan bisa menimbulkan berat sebelahnya dan tidak merata nya distribusi
kekayaan.
Hermawan Kertajaya dalam bukunya menjelaskan ada tujuh belas prinsip-
prinsip pemasaran dalam kontek Islam yang harus ada dalam perusahaan yang
berbasis syariah.
Ada tujuh belas prinsip-prinsip yang harus menjadi pedoman bagi
perusahaan yang berbasiskan syariah. Ketujuh belas prinsip itu adalah sebagai
berikut:
1) Teknologi Informasi untuk menuju perubahan yang nyata (Teknologi
informatation technology allows us to be transparent (change)
2) Bersaing secara sehat (Be respectfull to your competitors)
3) Menjaring konsumen secara keseluruhan (the emergence of customers
global paradox (customer)
4) Menjadikan nilai-nilai spritual sebagai prinsip dasar perusahaan (develop a
spiritual-based organization (company)
22
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Konsep dan Sistem Operasional, h. 426.
23
5) Melihat target pasar secara keseluruhan (view market universally
(segmentation)
6) Membidik hati dan jiwa calon konsumen (target customer‟s heart and soul
(targeting)
7) Membangun sistem kepercayaan (build a belief system (positioning)
8) Diferensiasi yang berbeda dalam kontek dan konten (differ yourself with a
good package of content and context (differensiation)
9) Jujur dalam membentuk bauran pemasaran (be honest with your 4p
(marekting mix)
10) Menerapkan ukhuwah sebagai dasar dalam penjualan (practice a
relationship-based selling (selling)
11) Karakter merek yang islami (use a spiritual brand character (brand))
12) Perubahan yang lebih baik dalam pelayanan (service should have the
ability to transform (service))
13) Menerapkan proses bisnis yang amanah (practice a reliable business
process (process)
14) Membangun nilai yang baik dimata konsumen (create value to your stake
holders (scorecard)
15) Membangun inspirasi yang mulia (create a noble cause (inspiration))
16) Menjadikan budaya perusahaan yang beretika (develop an ethical
corporate culture (culture)
24
17) Pengukuran yang jelas dan transparan (measurement must be clear and
transparent (instuition)).23
Empat prinsip pertama yang terdiri dari change, competitor, customer dan
company menjelaskan lanskap bisnis syariah, sedangkan company merupakan
faktor internal yang penting dalam proses pembuatan metode.
Prinsip lima sampai tiga belas menerangkan sembilan elemen dari
arsitektur bisnis strategi, yang terbagi dalam tiga paradigma yaitu: Syariah
Marketing Strategy untuk memenangkan mind share, Syariah Marketing Tactic
untuk memenangkan market share dan Syariah Marketing value untuk
memenangkan heart-share.
Kemudian tiga prinsip terakhir adalah prinsip-prinsip yang membahas soal
inspirasi (inspiration), budaya (culture) dan institusi (institution). Ketiganya
disebut Enterprise.
Berdasarkan definisi pemasaran dalam perspektif islam, maka kata kunci
dalam pemasaran syariah adalah bahwa dalam seluruh proses, baik dalam
proses penawaran maupun proses perubahan nilai tidak boleh ada hal-hal yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip muamlah dalam Islam, yaitu:24
1) Berperilaku baik dan simpatik
2) Bersikap melayani dan mempermudah
3) Bersaing secara sehat
4) Mendahulukan sikap tolong menolong
5) Jujur dan tidak curang
23
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing (Jakarta: Mizan,
2006), hal. 151. 24
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing (Jakarta: Mizan,
2006), hal. 486.
25
Menurut Abdullah Amrin, SE dalam bukunya, Asuransi Syariah:
Keberadaan dan Kelebihan di Tengah Asuransi Konvensional, mengatakan
bahwa prinsip pemasaran syariah harus mengandung beberapa nilai, sebagai
berikut:25
1) Ikhtiar
Ikhtiar adalah suatu bentuk usaha untuk mengadakan perubahan yang
dilakukan seseorang secara maksimal dengan segenap kemampuan yang
dimilikinya dengan harapan menghasilkan rida Allah Swt.
2) Manfaat
Manfaat artinya berguna bagi si pemakai. Produk atau jasa bermanfaat jika
mempunyai nilai guna yang dirasakan pemakai. Tujuan berbisnis yang
besar adalah menghasilkan produk atau jasa yang dapat memberikan
manfaat sebesar-besarnya dengan kualitas terbaik dan harga terjangkau
bagi masyarakat sebagai konsumennya dan tidak mengandung gharar dan
maisir (judi dan penipuan)
3) Amanah “Jujur”
Amanah artinya dapat dipercaya. Perusahaan hendaklah menyampaikan
visi dan misi secara transaparan atau kejujuran dan keterbukaan kepada
pihak intern dan ekstern perusahaan. Positioning merupakan janji
perusahaan yang harus ditunaikan kepada masyarakat yang menjadi
konsumennya.
25
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah: Keberadaan dan Kelebihan di Tengah Asuransi
Konvensional, hal. 209-217.
26
4) Nasihat/Nasiah
Produk atau jasa yang kita keluarkan harus mengandung unsur peringatan
berupa nasihat sehingga hati setiap konsumen yang memanfaatkannya
tersentuh terhadap tujuan hakiki kemanfaatan produk atau jasa yang
digunakan.
B. Bentuk dan Macam Pemasaran
Gronvoos (dalam Kotler, 1996) menegaskan bahwa pemasaran jasa sebagai
berikut:
1) Pemasaran Eksternal
Pemasaran eksternal menggambarkan aktifitas normal yang dilakukan
oleh perusahaan dalam mempersiapkan jasa menetapkan harga, melakukan
distribusi dan mempromosikan jasa, yang bernilai superior kepada pelanggan.
Bila ini dilakukan dengan baik, maka pelanggan akan terikat dengan
perusahaan, sehingga laba jangka panjang bisa terjamin.
2) Pemasaran Internal
Pemasaran Internal menggambarkan tugas yang diemban perusahaan
dalam rangka melatih dan memotivasi para karyawan (sebagai asset utama
perusahaan dan ujung tombak pelayanan) agar dapat melayani para pelanggan
dengan baik.
Yang tak kalah pentingnya adalah pemberian penghargaan dan
pengakuan yang sepadan dan manusiawi. Aspek ini bisa membangkitkan
motivasi, moral kerja, rasa bangga, loyalitas dan rasa “memiliki” setiap orang
dalam organisasi, yang pada giliriannya dapat memberikan kontribusi besar
bgi perusahaan dan bagi pelanggan yang dilayani.
27
3) Pemasaran Interaktif
Pemasaran Interaktif menggambarkan interaksi antara pelanggan dan
karyawan. Diharapkan setiap karyawan yang loyal, bermotivasi tinggi dan
diberdayakan dapat memberikan Total Quality Service kepada setiap
pelanggan dan calon pelanggan.26
Bila ini terealisasi, maka pelanggan yang puas akan menjalin hubungan
berkesinambungan dengan personil dan perusahaan yang bersangkutan.
Pemasaran internal Pemasaran eskternal
Pemasaran Interaktif
Gambar 2.1.
Tiga Jenis Pemasaran dalam Dunia Jasa
C. Segmentasi Pasar
1. Pengertian Segmentasi Pasar
Segmentasi Pasar menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong adalah
pembagian sebuah pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda.
Segmentasi pasar dapat dimaksudkan sebagai pembagian pasar yang berbeda-
beda (heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang homogen, di mana
setiap kelompoknya bisa ditargetkan untuk memasarkan suatu produk sesuai
26
Fandy Tciptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Press), cet. Ke-6 h. 144
Pemegang Saham
Karyawan Pelanggan
28
dengan kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar
tersebut.27
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif, yaitu:
1) Dapat diukur (measurable)
Ukuran, daya beli, dan profil pasar harus dapat diukur dengan tingkat
tertentu.
2) Dapat dijangkau (accessible)
Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
3) Cukup besar (substantial)
Segmentasi pasar cukup besar atau cukup memberi laba yang dapat di
layani. Suatu segmen merupakan kelompok homogen yang cukup
bernilai untuk di layani oleh program pemasaran yang sesuai.
4) Dapat dibedakan (differentiable)
Differentiable berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.
5) Dapat dilaksanakan (actionable)
Actionable berarti segmen tersebut dapat di jangkau atau dilayani
dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
2. Pangsa Pasar (Targeting)
Definisi Targeting menurut Keegan & Green adalah proses
pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada suatu
negara, propinsi, atau sekelompok orang yang memiliki potensi untuk
memberikan rspon. Sedangkan menurut Kotler & Amstrong adalah
27
Philip Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta:Erlangga, 1997), Edisi
ke-2. Jilid 1, hal. 183.
29
sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik
yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan.28
Dari kedua definisi tersebut targeting merupakan sebuah proses yang
sangat penting karena akan menentukan siapa yang akan membeli produk dari
perusahaan. Targeting adalah membidik target market yang telah kita pilih
dalam analisa segmentasi pasar.
3. Masyarakat Kelas Menengah
Menurut Koenjaraningrat masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat-istiadat tertentu yang sifatnya
berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama”.
Dalam buku sosiologi kelompok dan masalah sosial karangan dijelaskan
bahwa perkataan “masyarakat berasal dari kata musyarak (Arab), yang
artinya bersama-sama, kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya
berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling
mempengaruhi, selanjutnya mendapat kesepakatan menjadi masyarakat
(Indonesia)”.
Menurut Syani mendefinisikan bahwa: Masyarakat sebagai community
dapat dilihat dari dua sudut pandang; Perta memandang comunity sebagai
unsur statis, artinya comunity terbentuk dalam suatu wadah/ tempat dengan
batas-batas tertentu, maka ia menunjukan bagian dari kesatuan masyarakat
sehinggga ia dapat pula disebut sebagai masyarakat setempat, misalnya
kampung, dusun atau kota-kota kecil.
28
Philip Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta:Erlangga, 1997), Edisi
ke-2, jilid 1, hal. 197.
30
Masyarakat setempat adalah suatu wadah dan wilayah dari kehidupan
sekelompok orang yang ditandai oleh adanya hubungan sosial. Disamping itu
dilengkapi pula Oleh adanya perasaan sosial, nilai-nilai dan norma-norma
yang timbul atas akibat dari adanya pergaulan hidup atau hidup bersama
manusia.
Kedua, community dipandang sebagai unsur yang dinamis, artinya
menyangkut suatu proses (nya) yang terbentuk melalui faktor psikologis dan
hubungan antar manusia, maka didalamnya terkandung unsur-unsur
kepentingan, keinginan atau tujuan-tujuan yang sifatnya fungsional.
Menurut Parsons mendefinisikan “masyarakat sebagai suatu jenis sistem
sosial yang dicirikan oleh tingkat kecukupan diri yang relatif bagi
lingkungannya, termasuk sistem sosial yang lain”.
Menurut Comte dalam Syani “masyarakat merupakan kelompok kelompok
mahkluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut
hukum-hukumnya sendiri dengan berkembang menurut pola
perkembangannya tersendiri”.
Menurut J.L. Gilin dan J.P. Gilin dalam Syani, “masyarakat merupakan
kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap,
dan persatuan yang sama”.
Dikalangan para ahli sosiologi kita menjumpai keanekaragaman dalam
penentuan jumlah lapisan sosial. Marx misalnya, membagi jumlah lapisan
sosial menjadi dua, yaitu kelas borjuis dan kelas proletar. Mosca
31
membedakan antara kelas yang berkuasa dan kelas yang dikuasai, antara
orang kaya dan orang miskin.
Namun sejumlah ilmuwan sosial membedakan menjadi tiga kelas atau
lebih, yakni:29
1) Kelas atas, kelas ini ditandai oleh besarnya kekayaan, pengaruh baik
dalam sektor-sektor masyarakat perseorangan ataupun umum,
berpenghasilan tinggi, tingkat pendidikan yang tinggi, dan kestabilan
kehidupan keluarga.
2) Kelas menengah, kelas ini di tandai oleh tingkat pendidikan yang tinggi,
penghasilan dan mempunyai penghargaan yang tinggi terhadap kerja
keras, pendidikan, kebutuhan menabung dan perencanaan masa depan,
serta mereka dilibatkan dalam kegiatan komunitas.
3) Kelas bawah, kelas ini biasanya terdiri dari kaum buruh kasar,
penghasilannya pun relatif lebih rendah sehingga mereka tidak mampu
menabung, lebih berusaha memenuhi kebutuhan langsung daripada
memenuhi kebutuhan masa depan, berpendidikan rendah, dan penerima
dana kesejahteraan dari pemerintah.
Bahkan seorang ilmuwan yang bernama Warner merinci tiga kelas ini
menjadi enam kelas yaitu:30
1) Kelas atas-atas (upper-upper class) mencakup keluarga-keluarga kaya
lama, yang telah berpengaruh dalam masyarakat dan sudah memiliki
kekayaan yang begitu lama, sehingga orang-orang tidak lagi bisa
29
Kamanto sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia 1993), hal. 110. 30
Paul B. Horton, Sosiologi (Jakarta: erlangga 2007), Jilid 2, hal. 6.
32
mengingat kapan dan bagaimana cara keluarga-keluarga itu memperoleh
kekayaanya.
2) Kelas atas bawah (lower upper class) mempunyai jumlah uang
yang sama, tetapi mereka belum terlalu lama memilikinya dan
keluarga ini belum lama berpengaruh terhadap masyarakat.
3) Kelas menengah atas (upper middle class) mencakup kebanyakan
pengusaha dan orang profesional yang berhasil, yang umumnya berlatar
belakang keluarga baik dan berpenghasilan yang menyenangkan.
4) Kelas menengah bawah (lower middle class) meliputi para juru tulis,
pegawai kantor dan orang-orang semi profesional.
5) Kelas bawah atas (upper lower class) terdiri atas sebagian besar pekerja
tetap.
6) Kelas bawah bawah (lower-lower class) meliputi para pekerja tidak tetap,
penganggur, buruh musiman.
Akan tetapi dalam mengkaji pembagian kelas sosial, disini penulis
menitikberatkan pembagian kelas sosial menjadi tiga kelas, yakni kelas atas,
menengah, dan bawah.
Manusia adalah bagian dari anggota masyarakat yang disebabkan adanya
hubungan sosial. Hubungan ini akan membentuk suatu perubahan yang
mungkin lebih dinamis guna menciptakan integrasi antar kelompok
masyarakat dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan sosial, yang
selalu diikuti oleh dua faham.
33
Faham tersebut adalah “budaya dan struktur, perubahan dan stabilitas,
dinamis dan statis, individu dan kolektif, nature dan nurture, makro dan
mikro, matrealis dan idealis, fakta dan nilai, obyektif dan subyektif, rasional
dan irrasional dan sebagainya.31
Teori tersebut menunjukkan bahwasannya dalam masyarakat terdapat dua
paham atau dua jenis yang selalu membedakan. Kategori ini dimaksudkan
mengarah kepada kelompok masyarakat yang menjadi fokus perbedaan.
Kajian ini difokuskan pada masyarakat kelas menengah untuk mencari
sebuah konsep mengenai obyek tersebut. Beberapa teori mengemukakan
adanya konsep masyarakat kelas menengah. Sebagian besar masyarakat
berasumsi bahwa kelas menengah memiliki peran yang penting sebagai motor
pembangunan ekonomi dan perubahan kearah demokratisai politik.32
Definisi kelas menengah dalam pengertian lain adalah lapisan masyarakat
yang terdiri atas manusia pelajar, para profesional dan pemilik bisnis pada
skala kecil dan menengah.33
Pelapisan masyarakat dalam aneka ragam kelas
adalah bukan sesuatu yang istimewa, meskipun pada kenyataannya terlihat
demikian.
Sejarah telah membuktikan bahwa pelapisan sosial selalu terjadi disetiap
masyarakat, pelapisan ini terjadi karena adanya perbedaan yang tidak
dikehendaki atau diatur oleh individu masyarakat.
31
Wiwik Setiyani, Konversi agama studi faktor pindah agama dari kristen ke islam
pada masyarakat kelas menengah, Tesis Sarjana Pendidikan, (Surabaya: Perpustakaaan IAIN,
2007), h. 20. 32
Benny Subianto, Kelas Menengah Indonesia: Konsep yang Kabur, dalam Kelas
Menengah Bukan Ratu Adil ( Yogyakarta: Tiara Wacana,1999), h.7. 33
Ibid, hal. 243.
34
Perbedaan muncul adanya ketidak seimbangan atau ketidaksamaan tentang
kebutuhan seseorang yang dipicu oleh beberapa faktor yang mempengaruhi
diantaranya faktor ekonomi, pendidikan dan status sosial di masyarakat.
Dari ketiga faktor itulah yang kemudian menimbulkan adanya suatu
pelapisan yang di kenal dengan istilah perbedaan kelas. Perbedaan kelas yang
dimaksud adalah adanya penggolongan masyarakat kelas atas, menengah dan
kelas bawah, yang mana pada masing-masing kelas tersebut mempunyai
beberapa indikator-indikator.
Misalnya disini keluarga yang dapat dikategorikan sebagai golongan kelas
sosial menengah adalah mereka yang hidupnya tidak miskin dan tidak juga
kaya, dalam artian kebutuhan hidup mereka mampu terpenuhi baik kebutuhan
primer maupun sekunder.
Bila dibandingkan dengan keluarga yang berada di lapisan bawah
(miskin), mereka yang termasuk golongan ekonomi menengah biasanya
mereka yang terdiri dari alim ulama, pegawai negri sipil (PNS), guru,
kelompok wirausaha, pedagang dan petani (pemilik tanah).
Keluarga pada tingkat sosial menengah di masyarakat desa atau orang
kelas menengah sangat banyak jumlahnya. Secara umum kita melihat
masyarakat Desa atau petani masih berorientasi pada tanah dan kompetensi
yang digambarkan adalah kepemilikan tanah.
Bentuk-bentuk stratifikasi sosial yang dapat kita lihat adalah dari
kepemilikan lahan atau tanah pertanian, status sosial, gaya hidup, bentuk
35
rumah dan pekerjaan.34
Dalam hal kepemilikan lahan atau tanah
pertanian kelas sosial menengah pada umumnya menguasai separuh bagian
lahan pertanian dari kelas sosial atas.
Fakta sosial yang lain juga terlihat antara lain pada bentuk rumah, dari
strata atas adalah bentuk rumah yang dalam hal ini strata atas condong ke
bentuk rumah megah dari batu (permanen) dan telah dikeramik, bagi strata
menengah mereka memilki desain rumah yang kebalikan dari strata atas
(berbentuk sederhana, lantai keramik) bagi strata menengah ini juga mereka
ada yang berumah panggung belakangnya dan Rumah batu depannya yang
disatukan (semi permanen), dan strata bawah adalah mereka yang berumah
gedek yang pondasinya sudah dibangun tapi belum jadi (ditembok).
Dalam hal tingkat pendidikan yang dalam hal stratifikasinya, yang strata
menengah adalah yang bertamatan S1, D3 dan D2 dan strata bawah adalah
yang tamatan SMA, SMP, SD, dan buta huruf.
Dalam pergaulan dengan masyarakat juga terlihat dimana strata atas
adalah mereka yang menempati status sebagai staf pemerintahan, strata
menengah adalah tokoh-tokoh masyarakat dan kelas bawah adalah dari
kalangan masyarakat biasa.
Batasan ekonomi dalam mengklasifikasikan masyarakat sebenarnya masih
abstrak dalam artian tidak ada patokan apakah masyarakat yang mempunyai
penghasilan dengan jumlah uang tertentu dapat menjadikan patokan untuk
dapat masuk ke dalam kelas sosial tertentu.
34
diakses tanggal 27 Oktober 2016 http://www.kampung-media.com, diakses tanggal 27
Oktober 2016
36
Akan tetapi klasifikasi dari faktor ekonomi ini dapat kita lihat dari gaya
hidup masyarakat tersebut, seperti masyarakat kelas sosial atas kebutuhan
hidup selalu terpenuhi dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan
kebutuhan tersier semuanya serba berkecukupan, dan untuk golongan kelas
sosial menengah biasanya kebutuhan primer dan sekunder mereka bisa
terpenuhi, sedangkan bagi mereka yang berada di kelas sosial bawah untuk
memenuhi kebutuhan primer pun mereka harus berjuang lebih keras untuk
memenuhinya.
D. Asuransi Jiwa Syariah: Pengertian, Prinsip-Prinsip, Dasar Hukum, Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangannya, dan Manfaat.
1. Dasar Pengertian Asuransi Jiwa Secara Umum
Asuransi atau pertangungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
atau tanggung jawab hukum pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.35
Sedangkan Asuransi jiwa adalah jenis asuransi yang memberikan
perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan kecelakaan atas diri
pengasuransi. Dalam musibah kematian yang akan menerima santunan sesuai
dengan perjanjian adalah keluarga atau ahli warisnya atau orang yang
35
Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992, Tentang Usaha Perasuransian
37
ditunjuk dalam hal orang yang tidak punya ahli waris. Dalam musibah
kecelakaan yang tidak mengakibatkan kematian, santunan akan diterima
oleh peserta yang mengalami musibah atau yang masih hidup.36
Adapun Asuransi Jiwa Syariah adalah usaha melindungi dan saling
tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam
bentuk asset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan
syariah.37
2. Prinsip-Prinsip Dasar Asuransi Jiwa Secara Umum
a) Pelimpahan resiko (risk shifting) atas kerugian keuangan (financial loss)
oleh tertanggung kepada penanggung. (Conventional)
b) Nilai ekonomi hidup manusia menjadi dasar kebutuhan terhadap
Asuransi Jiwa
c) Nilai ekonomi hidup manusia adalah nilai sekarang dari seluruh
pendapatan yang diharapkan dapat diterima oleh seseorang pada umur
sekarang sampai umur tua.
Asuransi Jiwa Syariah berdasarkan konsep Takaful mempunyai prinsip
utama, yaitu:38
1) Saling Bertanggung Jawab
Kedudukan persaudaraan orang yang beriman satu dan yang lainnya
satu tubuh. Bilamana satu anggota sakit, maka akan dirasakan deritanya
oleh anggota tubuh yang lainnya.
36
Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012),
hal. 271. 37
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah 38
Syarikat Takaful Malaysia, Panduan Syarikat Takaful Malaysia. 1984, hal. 11-15
38
“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam satu masyarakat
ibarat satu bangunan, yang mana tiap bagian dalam bangunan itu
saling mengukuhkan & menyempurnakan.“ (HR.Bukhari & Muslim)
“Setiap orang dari kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu
bertanggung jawab terhadap orang-orang yang dibawah tanggung
jawabmu.” (HR.Bukhari & Muslim)
“Belumlah beriman seseorang diantara kamu sehingga ia mengasihi
saudaranya sebagai ia mengasihi dirinya sendiri.” (HR.Bukhari)
2) Saling Bekerjasama dan Saling Membantu
Artinya:“…dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. dan bertaqwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” [QS.Al Maidah: 2]
Artinya:“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat
itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya suatu kebajikan itu
ialah beriman kepada Allah SWT, Hari Kemudian, Malaikat, Kitab-
39
kitab, para nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (orang-
orang yang memerlukan pertolongan, peminta-peminta, dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, orang-orang yang menempati janjinya apabila dia berjanji,
serta orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itu orang-orang yang benar (imannya) dan
mereka itulah orang bertaqwa.” [QS.Al-Baqarah: 177]
3) Saling Melindungi dari Berbagai Kesusahan
Artinya :“Yang telah memberi makan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan dari ketakutan.”
[QS.Quraisy: 4]
“Sesungguhnya seseorang yang beriman adalah orang yang memberi
keselamatan dan perlindungan terhadap jiwa harta dan raga
manusia.” (HR.Ibnu Majah)
“Demi waktu yang dalam kekuasaan Allah bahwa siapapun tidak
masuk surga jika ia tidak memberi perlindungan kepada kepada
tetangganya yang dalam kesempatan.” (HR. Ahmad)
3. Landasan Hukum Asuransi Syariah
Ketika kita membahas tentang muamalah, maka tidak akan terlepas dari
kaidah-kaidah syara’ yang telah ditetapkan oleh ulama terdahulu. Para ulama
dan fuqoha (ahli fiqih), dalam menetapkan hokum menyangkut masalah-
masalah syariah, selalu mendasarkan ketetapannya dengan suatu prinsip
pokok bahwa “segala sesuatu asalnya mubah (boleh)”.
Ketetapan ini didasarkan pada dalil-dalil syar’I dalam al-Qur’an dan
hadits Nabi SAW.39
Konsep dan perjanjian asuransi („aqdu at-ta‟min)
merupakan jenis akad baru yang belum pernah ada pada masa-masa pertama
39
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Konsep dan Sistem Operasional, cet-I, (Jakarta:
Gema Insani, 2004), h. 1.
40
perkembangan fiqh Islam. Hal ini menimbulkan banyak perbincangan dan
pendapat tentang hukum asuransi menurut syariat Islam.
Perbedaan pendapat bermunculan dari para ulama fiqih masa kini
(mu’assirah). Di antara mereka, ada yang membolehkan dan menghalalkan
asuransi, dan sebagai yang lainnya melarang dan mengharamkannya. Ada
pula kelompok yang mengharamkan asuransi hanya pada sebagian macamnya
saja, atau jenis-jenis asuransi tertentu saja.40
4. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangannya
Sebenarnya konsep asuransi islam bukanlah baru, karena sudah ada sejak
zaman Rasulullah yang disebut dengan Aqillah. Bahkan, menurut Thomas
Patrick41
dalam bukunya Dictionary of Islam, hal ini sudah menjadi kebiasan
suku Arab sejak zaman dahulu bahwa jika ada salah satu anggota suku yang
terbunuh oleh anggota dari suku lain.
Pewaris korban akan dibayar sejumlah uang daras (diyat) sebagai
kompensasi oleh saudara terdekat dari pembunuh. Saudara terdekat
pembunuh tersebut yang disebut Aqillah, harus membayar uang darah atas
nama pembunuh. Pada perkembangan selanjutnya, kata Syekh Ibnu Hajar al-
Asqalani dalam Fathul Bari, dengan datangnya Islam, sitem Aqilah diterima
oleh Rasulullah menjadi bagian dari hukum islam.42
5. Manfaat Asuransi Jiwa Syariah
Apabila kita ikut serta dalam asuransi maka akan ada yang kita dapatkan
dari segi 4 macam:
40
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Konsep dan Sistem Operasional, hal. 58. 41
Thomas Patrick. Dalam M.M. Billah. Principles and Practices of Takaful and Insurance
Compared, International Islamic University. Malaysia, 2001, hal. 4. 42
Ahmad Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, Vol 12. Nashrul Kutub Islamiyah. Lahore.
Pakistan. 1981, Hal. 296.
41
a) Tabungan
b) Investasi
c) Proteksi
d) Sedekah
Sedekah dalam Asuransi adalah Tabarru’ Mekanisme Pengelolaan Dana
Tabarru’ Tabarru` berasal dari kata tabarra`a, yatabarra`u, tabarru`an, artinya
sumbangan, hibah, dana kebajikan atau derma. Orang yang memberi
sumbangan disebut mutabarri` (dermawan).
Tabarru` (hibah) merupakan pemberian sukarela seseorang kepada orang
lain, tanpa ganti rugi, yang mengakibatkan berpindahnya pemilikan harta itu
dari pemberi kepada orang yang diberi. Jumhur ulama mendefinisikan
tabarru` (hibah/pemberian) dengan: “Akad yang mengakibatkan pemilikan
harta, tanpa ganti rugi, yang dilakukan seseorang dalam keadaan hidup
kepada orang lain secara sukarela.
Niat tabarru` (dana kebajikan) dalam akad asuransi syariah adalah
alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara` dalam melepaskan diri dari
praktek gharar yang diharamkan oleh Allah SWT. Asuransi berdasarkan
prinsip syariah adalah usaha saling tolong menolong (ta’awuni) dan
melindungi (takafuli) di antara para peserta melalui pembentukan kumpulan
dana (Dana Tabarru’) yang dikelola sesuai prinsip syariah untuk menghadapi
resiko tertentu.
42
Adapun mekanisme pengelolaan dana peserta (premi) dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu43
:
Ditinjau Dari Unsur Tabungan (Saving)
1) Sistem yang mengandung unsur tabungan Setiap premi yang dibayar oleh
peserta akan dipisah oleh perusahaan asuransi dalam dua rekening yang
berbeda, yaitu:
a. Rekening Tabungan, yaitu kumpulan dana yang merupakan milik
peserta, yang dibayarkan bila:
Perjanjian berakhir
Peserta mengundurkan diri
Peserta meninggal dunia
b. Rekening Tabarru’, yaitu kumpulan dana yang diniatkan oleh peserta
sebagai iuran kebajikan untuk tujuan saling tolong-menolong dan
saling membantu, yang dibayarkan bila:
Peserta meninggal dunia
Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana)
2) Sistem yang tidak mengandung unsur tabungan Setiap premi yang
dibayar oleh peserta, akan dimasukkan dalam rekening tabarru’, yaitu
kumpulan dana yang diniatkan oleh peserta sebagai iuran kebajikan
untuk tujuan saling tolong-menolong dan saling membantu, dan
dibayarkan bila:
Peserta meninggal dunia.
43
Andri Soemitra, M.A, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Cet. 2, Jakarta: Kencana,
2010), h.279-281
43
Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana) Kumpulan dana
peserta ini akan diinvestasika sesuai dengan syariah Islam.
Keuntungan dari hasil investasi setelah dikurangi dengan beban asuransi
(klaim dan premi reasuransi) setelah dikeluakan zakatnya, akan dibagi antara
peserta dan perusahaan menurut kesepakatan dalam suatu perbandingan
(porsi bagi hasil) tetap berdasarkan perjanjian kerjasama antara perusahaan
dengan peserta.
Ditinjau dari aliran dana pada asuransi syariah semua premi yang masuk
merupakan dana peserta setelah dikurangi dengan fee perusahaan atas jasa
pengelolaan dana premi. Dalam pengelolaan dana (investasi) baik dana
tabarru’ maupun saving, dapat digunakan akad wakalah bil ujrah atau akad
mudharabah musyarakah.
Pengelolaan dana pendidikan dalam asuransi takaful bagi hasil dikenal
dengan sebutan mudharabah, dimana mudharabah tersebut mengandung arti
sebagai perjanjian di antara paling sedikit dua pihak. Mudharabah dapat
dilakukan atas nama perseorangan atau lembaga, antara orang perseorangan
atau seseorang lembaga, atau sebaliknya, lembaga dan seseorang.
Bagi hasil Dana Pendidikan pada PT. Asuransi Takaful Keluarga yakni
70% untuk peserta dan 30% untuk perusahaan untuk memenuhi
kebutuhannya dimasa yang akan datang, sebagian besar orang melakukannya
dengan menabung. Dengan menyisihkan sebagian dari penghasilan untuk
ditabung.
Kebutuhan masa depan itu misalnya untuk untuk biaya pendidikan anak,
biaya kesehatan, modal usaha, membeli mobil baru, maupun untuk persiapan
hari tua, atau terkadang juga untuk memenuhi kebutuhan yang tidak
44
terduga. Misalnya ada anggota keluarga yang sakit parah sehingga
membutuhkan biaya yang besar.
6. Konsep Dasar Asuransi Syariah dan Konvensional
Secara umum asuransi konvensional menggunakan sistem tabaduli
(transfer of risk), dimana resiko nasabah dipindahkan kepada perusahaan
asuransi, dengan konpensasi nasabah tersebut harus membayar sejumlah uang
tertentu (premi) kepada pihak asuransi. Dalam sistem seperti ini terjadi unsur
gharar, riba dan maisir, yang diharamkan dalam syariah Islam.
Sedangkan konsep asuransi syariah, adalah menggunakan sistem
ta'awuni (sharing of risk), dimana antara sesama nasabah berkontribusi
(infaq/ tabarru') dengan sejumlah dana tertentu yang ditujukan untuk
'menolong' nasabah yang lainnya yang tertimpa musibah.
Kontribusi dana nasabah dimasukkan dalam akun khusus (tabarru' fund),
dan perusahaan asuransi syariah tidak berhak sedikitpun mengambil atau
memanfaatkan dana tersebut. Sehingga dalam konsep seperti ini tidak terjadi
gharar, riba dan maisir, bahkan mengimplementasikan konsep wata'awanu
alal birri wattaqwa.
Konsep Pengelolaan Risiko Dalam Asuransi Syariah. Pada sistem
Asuransi syariah terjadi pembagian risiko finansial diantara sesama peserta.
Perusahaan Asuransi berperan sebagai Regulator/Pemegang Amanah Pooling
of Fund
45
Gambar 2.2 : Konsep Pengelolaan Resiko Asuransi Takaful
Konsep Asuransi Syariah
a. Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” [QS. Al-Maidah: 2]
b. Firman Allah SWT.:
18Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang
diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
[QS. Al-Hasyr:18]
7. Kenapa Asuransi Diperlukan?
a. Risiko
b. Die too Soon (Meninggal pada Usia Muda/Dini): Protection
c. Live too Long (Hidup hingga Usia Lanjut): Pension
Peserta 1
Peserta 2
Peserta
Pemegang Amanah
(Takaful)
Dana
Terkumpul (donasi)
46
d. Disability (Ketiadaan Akses kepada Finansial): Kecelakaan, Penyakit
Kritis & PHK.
e. Ketidakpastian
...
Artinya: ... dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi
mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal”. [QS. Luqman:34]
8. Perbandingan Asuransi Syariah dengan Konvensional
Tabel 2.1 : Perbandingan Asuransi Syariah Dengan Konvensional
No Prinsip Asuransi Syariah Asuransi
Konvensional
1 Fundamental
Hukum dan
Operasional
Filosofi, mencari ridho
Allah sehingga berdimensi
dunia dan akhirat.
Filosofi berdimensi
dunia semata
2 Fundamental
Hukum dan
Operasional
Sumber Hukum
berdasarkan Al_qur'an,
Al_hadits dan hukum
positif yang berlaku
Sumber ukum
berdasarkan undang-
undang dan hukum
positif yang berlaku
3 Fundamental
Hukum dan
Operasional
Akad utama berdasarkan
prinsip tabarru' yaitu
saling menolong bukan
semata mata bertujuan
komersial.
Akad komersial
menggunakan akad
mudharabah. Mudharabah
musytarakah atau wakalah
serta jenis akad lain yang
tidak bertentangan dengan
Syari
Akad berdasarkan
prinsip jual beli
meskipun objeknya
mengandung unsur
ketidakpastian
47
4 Fundamental
Hukum dan
Operasional
Pihak yang berakad. Akad
tolong menolong
dilakukan oleh peserta,
akad komersial dilakukan
antara perusahaan dan
peserta
Pihak yang berakad
hanya dilakukan oleh
perusahaan dengan
pemegang polis
5 Fundamental
Hukum dan
Operasional
Asal usul sejarah diambil
dari kisah dalam Al-
Qur'an seperti ta'wil
mimpi yang dilakukan
oleh Nabi Yusuf dan
konsep Al-aqilah. Dari
kisah ini dapat diambil
manfaat akan pentingnya
mengelola resiko dan
mengantisipasi kejadian
pada masa mendatang.
Asal usul sejarah
diambil dari masyarakat
Babylon serta
percakapan di warung
kopi milik Lloyd
dipinggiran sungai
Thames London)
Kisah ini sebagai cikal
bakal timbulnya
asuransi konvensional
6 Management
(Good
Coorporate
government)
Dalam Struktur Organisasi
terdapat Dewan Pengawas
Syariah dengan tugas dan
fungsi memastikan bahwa
operasional (management,
investment & product)
perusahaan tidak
menyimpang dari prinsip
syariah
Dalam Struktur
Organisasi tidak
mensyaratkan adanya
Dewan Pengawas
Syariah.
7 Management
(Good
Coorporate
government)
Good Coorporate
Government mengacu
pada hukum syariah dan
hukum positif
GCG berdasarkan
hukum positif
8 System
Akuntansi
Menganut prinsip
pemisahan entitas dana
kelolaan yaitu entitas dana
tabarru, entitas dana
peserta dan entitas dana
pemegang saham
Tidak menganut prinsip
pemisahan dana, semua
dana dianggap satu
entitas kepemilikan
9 System
Akuntansi
Sumber Keuntungan
berasal dari fee, bagi hasil,
pembagian dari surplus
underwriting dan biaya
yang dibebankan pada
awal kepesertaan serta
biaya administrasi lainnya
Sumber keuntungan
berasal dari biaya yang
dibebankan, selisih
bunga teknis, komisi
reasuransi, mortality
gain dan biaya
administrasi lain.
48
10 Operasional Desain produknya
menghindarkan unsur
gharar, maisir dan riba‟
Desain produk biasanya
memasukkan unsur
bunga (riba)
11 Operasional Objek Asuransi adalah zat
yang halal dan resiko
financial personal yang
tidak bertentangan dengan
hukum syariah.
Objek asuransi tanpa
melihat unsur halal
haramnya zat yang
diasuransikan dan resiko
financial personal.
12 Operasional Pengelolaan resiko
berdasarkan prinsip
sharing of risk diantara
peserta.
Pengelolaan resiko
berdasarkan prinsip
transfer of risk dari
pemegang polis kepada
perusahaan.
13 Operasional Perusahaan sebagai
pengelola tidak
diperkenankan
memasarkan produk yang
menggaransi return.
Memasarkan produk
yang Menggaransi
return.
14 Operasional Pola marketing dengan
prinsip syariah marketing
yang mengedepankan
kejujuran, transparansi,
amanah dan
profesionalitas yang
beretika islami.
Pola marketing
konvensional, tidak
mesti terikat dengan
etika islami.
15 Operasional Investasi dana kelolaan
pada instrument berbasis
syariah dan tidak dari
ketentuan undang undang
yang berlaku.
Investasi dan kelolaan
bisa dilakukan dimana
saja sejauh tidak
menyimpang dari
ketentuan perundang
undangan.
16 Operasional Pembayaran klaim resiko
bersumber dari rekening
dana tabarru' yaitu dana
yang sejak awal sudah
diniatkan dan diikhlaskan
untuk kepentigan tolong
menolong diantara peserta
apabila terjadi musibah.
Pembayaran klaim
resiko bersumber dari
rekening perusahaan.
17 Operasional Pembayaran klaim
manfaat akhir kontrak
berasal dari rekening dana
investasi peserta.
Pembayaran kalim dana
akhir kontrak berasal
dari rekening
perusahaan.
49
18 Operasional Surplus underwriting
dimungkinkan untuk
dibagikan sebagian kepada
peserta.
Surplus underwriting
sepenuhnya menjadi hak
perusahaan.
19 Coorporate
Culture
Budaya Perusahaan yang
berbasis syariah Islam.
Budaya Perusahaan
yang berbasis nilai nilai
kemanusian atau nilai
universal yang belum
tentu berbasis syariah
islam.
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang penulis lakukan menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu pendekatan yang digunakan oleh peneliti dengan mendasarkan
pada data-data yang digunakan responden secara lisan atau tulisan, dan juga
perilakunya yang nyata dan diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh.44
Penelitian kualitatif lebih mengutamakan kualitas data, oleh karena itu teknik
pengumpulan datanya banyak menggunakan wawancara yang berkesinambungan
dan observasi langsung. Penulis ingin memaparkan data yang terkumpul berupa
dokumen dan informasi yang aktual mengenai produk asuransi pendidikan di dua
perusahaan sehingga ditemukannya interpretasi keunggulan di produk tersebut.
bersifat kualitatif ini artinya penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis
yang berupa kata-kata tertulis terhadap apa yang diamati, atau dengan kata lain
data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskriptif.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai status suatu gejla yang ada, yakni gejala apa adanya pada saat
penelitian dilakukan. Dalam hal ini, penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk
mengukur suatu hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya
tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.45
Dengan kata lain penelitian ini
dilakukan guna memecahkan suatu masalah.
44
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2006) h. 7. 45
Suharsismi Arikunto. Manajemen Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 309-310.
51
Sedangkan, untuk pendekatan penelitian menggunakan pendekatan Kualitatif.
Pendekatan Kualitatif merupakan penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif
dan cenderung menggunakan analisis. Penelitian kualitatif sering pula disebut
dengan naturalistic inquiry (inkuiri alamiah). Menurut Strauss dan Corbin,
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
B. Jenis dan Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data
sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
dari sumber pertamanya.46
Data ini didapat baik dari individu atau perseroan
seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan
oleh peneliti.47
Dalam penelitian ini, yang akan menjadi data primer yaitu
dokumen-dokumen hasil penelitian yang terkait dengan pembiayaan
bermasalah pada perusahaan modal ventura dan hasil wawancara dengan
pihak lembaga terkait.
b. Data Sekunder
Selain data primer, dalam penelitian ini digunakan juga data sekunder
yang dapat memudahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Data
sekunder adalah data yang didapat melalui studi kepustakaan yang
46
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Cet. ke-16, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2004) h. 39. 47
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2011), h. 42.
52
berhubungan dengan materi penelitian,48
yaitu data yang diperoleh dari
literatur kepustakaan seperti buku-buku dan sumber lainnya.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini dilaksanakan di kantor PT Asuransi Takaful Keluarga
RO. Bintaro Tangerang Selatan yang beralamat di Ruko Emerald Blok Aa2/20
Bintaro Jaya Sektor 9 Tangerang Selatan 15227 Telp. 021-74868889 Provinsi
Banten.
D. Pengumpulan Data
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka penulis mengumpulkan data
dengan cara sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan (library research)
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan sumber-sumber literatur
yang ada kaitannya dengan penelitian. Adapun sumber literatur yang
digunakan berupa buku-buku, artikel, jurnal, kajian pustaka, dan sebagainya.
Langkah dalam studi kepustakaan ini adalah denga cara membaca, mengutip
untuk menganalisa dan merumuskan hal-hal yang dianggap perlu untuk
memenuhi data dalam penelitian ini.
b. Studi Lapangan (field research)
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang akurat
dengan cara mendatangi langsung objek penelitian. Untuk memperoleh data
48
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2011), h. 31.
53
dari lapangan ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan
cara observasi dan wawancara.
E. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis,
yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan
semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian menganalisanya
dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis. Penelitian secara
deskriptif menguraikan subjek sedemikian rupa sehingga diperoleh gambaran
menyeluruh mengenainya.
54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan Asuransi Takaful Keluarga
1. Asuransi Syariah Takaful Keluarga
Berawal dari sebuah kepedulian yang tulus, beberapa pihak bersepakat
untuk membangun perekonomian syariah di Indonesia. Atas prakarsa Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa,
bersama Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT. Asuransi Jiwa Tugu Mandiri,
Departemen Keuangan RI, dan beberapa pengusaha Muslim Indonesia, serta
bantuan teknis dari Syarikat Takaful Malaysia, Bhd. (STMB), Tim
Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) mendirikan PT. Syarikat
Takaful Indonesia (Takaful Indonesia) pada 24 Februari 1994, sebagai
perusahaan perintis pengembangan asuransi syariah di Indonesia.
Selanjutnya, pada 5 Mei 1994 Takaful Indonesia mendirikan PT.
Asuransi Takaful Keluarga (Takaful Keluarga) sebagai perusahaan asuransi
jiwa syariah pertama di Indonesia. Takaful Keluarga diresmikan oleh Menteri
Keuangan saat itu, Mar’ie Muhammad dan mulai beroperasi sejak 25 Agustus
1994. Guna melengkapi layanan pada sektor asuransi kerugian, PT. Asuransi
Takaful Umum (Takaful Umum) didirikan sebagai anak perusahaan Takaful
Keluarga yang diresmikan oleh Prof. Dr. B.J. Habibie, selaku ketua sekaligus
pendiri ICMI, dan mulai beroperasi pada 2 Juni 1995.
Kini, seiring pertumbuhan industri asuransi syariah di Indonesia, Takaful
Keluarga terus bekerja keras menjalankan amanah segenap stakeholders
55
dengan menghadirkan kinerja dan pelayanan prima sekaligus melanjutkan
cita-cita founders untuk berperan serta dalam menguatkan simpul-simpul
pembangunan ekonomi syariah di Indonesia.
2. Visi
Menjadi perusahaan asuransi jiwa syariah yang terdepan dalam
pelayanan, operasional dan pertumbuhan bisnis syariah di Indonesia dengan
profesional, amanah dan bermanfaat bagi masyarakat.
3. Misi
Menyelenggarakan bisnis asuransi syariah secara profesional dengan
memiliki keunggulan dalam standar operasional dan layanan.
Menciptakan sumberdaya manusia yang handal melalui program
pengembangan sumberdaya manusia yang berkelanjutan.
Mendayagunakan teknologi yang terintegrasi dengan berorientasi pada
pelayanan dan kecepatan, kemudahan serta informatif.
4. Konsep dan Filosofi
(
Artinya: “dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,
yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan Perkataan yang benar”. [Q.S. An-Nisa: 9]
Sebagai perusahaan asuransi syariah, Takaful Keluarga beroperasi
dengan konsep tolong-menolong, sebagaimana telah digariskan di dalam Al
56
Qur-an, “Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa” (QS. Al-
Maidah:2).
Dengan landasan ini, Takaful Keluarga menjadikan semua peserta
sebagai satu keluarga besar yang akan saling melindungi dan bersama-sama
menanggung resiko keuangan dari musibah yang mungkin terjadi di antara
mereka.
Transaksi yang digunakan berlandaskan pada akad Tabarru‟ dan akad
Tijari. Akad Tijari itu sendiri meliputi Mudharabah, Mudharabah
Musytarakah, dan Wakalah bil Ujroh. Semua akad tersebut terbebas dari
unsur riba (bunga uang), maisir (judi), gharar (ketidakjelasan), dan zhulmun
(penganiayaan) yang secara tegas dilarang dalam syariat Islam.
Takaful Keluarga adalah pelopor perusahaan asuransi jiwa syariah di
Indonesia. Mulai beroperasi sejak tahun 1994, Takaful Keluarga
mengembangkan berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan berasuransi
sesuai syariah meliputi perlindungan jiwa, perlindungan kesehatan,
perencanaan pendidikan anak, perencanaan hari tua, serta menjadi rekan
terbaik dalam perencanaan investasi.
Guna meningkatkan kualitas operasional dan pelayanan, Takaful
Keluarga telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 dari Det Norske
Veritas (DNV), Norwegia, pada November 2009 sebagai standar
internasional mutakhir untuk sistem manajemen mutu.
Takaful Keluarga terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) serta memiliki tenaga pemasaran yang terlisensi oleh asosiasi Asuransi
57
Jiwa Indonesia (AAJI) dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI).
Kinerja positif Takaful Keluarga dari tahun ke tahun dibuktikan dengan
diraihnya penghargaan-penghargaan prestisius yang diberikan oleh berbagai
institusi.
Takaful Keluarga berkomitmen untuk terus memperkuat dan memperluas
jaringan layanan di seluruh Indonesia. Peningkatan dan pembaharuan sistem
teknologi informasi terus diupayakan demi memberikan pelayanan prima
kepada peserta.
Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, Takaful Keluarga menjadi pilihan
terpercaya dalam menyediakan solusi perlindungan jiwa dan perencanaan
investasi sesuai syariah bagi masyarakat Indonesia.
Gambar 4.1. Konsep dan Filosofi Takaful
TABARRU
PESERTA
PENGELOLA
SANTUNAN AHLI WARIS
58
5. PT. Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro Tangerang Selatan
PT ATK RO Spirit Bintaro mulai berdiri dan beroperasi 12 Maret 2012
yang bertempat di Ruko Emeralds Blok Aa2/20 Bintaro Jaya Sektor 9
Tangerang Selatan 15277.
Dulu sistem takaful di awali dari system branch atau cabang. Dan
akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia dan mulai tahun 2009 sistem
branch berubah menjadi system agency. Dimana system agency itu
memberikan keleluasaan buat para agen yang sudah mencapai level agency
tertinggi. untuk membentuk agency sendiri.
Jadi system branch di hilangkan, kantor-kantor cabang juga di hilangkan
dan membuat agency atau agen yang tertinggi levelnya. Membuat yang
namanya kantor perwakilan atau Reperesentatife Office. Jadi mulai 2009
sistem agency dan mulai tahun 2011 menjadi system Reperesentatife Office
atau RO. Dan mulai saat itu banyak karyawan yang beralih menjadi mitra.
Karena system agency itu adalah kemitraan. Jadi bukan karyawan, tidak
digaji sehingga mau tidak mau kalau ingin tetap berkiprah di asuransi syariah
otomatis, harus memilih untuk menjadi agen takaful sehingga mulai tahun
2012 RO Bintaro Namanya Spirit Bintaro mulai berdiri sebagai agency
dimana saya menjabat sebagai Agency Director.
Dan waktu itu agen saya hanya ada sekitar 12 orang tapi Alhamdulillah
dgn perkembangannya sampai sekarang sudah menjadi 33 orang.
Alhamdulillah perkembangannya namanya agency fluktuatif naik dan turun
59
Cuma Alhamdulillah rata-rata bisalah mencover operasional kantor dan masih
bisa memiliki ruko ini. Sampai tahun 2019.49
B. Metode Pemasaran Takaful Pendidikan di PT. Asuransi Takaful Keluarga
RO. Spirit Bintaro Tangerang Selatan
1. Sistem Keagenan di PT. Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro
Tangerang Selatan
Agency yaitu kumpulan para agen-agen pada sebuah perusahaan yang
memasarkan produk perusaahannya serta merupakan perwakilan yang
mendapatkan penghasilan (income) dari omset.50
Sistem keagenan yang dimiliki oleh PT. Asuransi Takaful keluarga RO.
Spirit Bintaro Tangerang Selatan seperti tercantum pada bagan di bawah ini.
Gambar 4.2
Keagensian di PT. Asuransi Takaful keluarga RO. Spirit
Bintaro Tangerang Selatan51
49
Wawancara Pribadi dengan Ibu Dian Achtiana Hesty W, Bintaro, 14 Oktober 2016. 50
Wawancara Pribadi dengan Ibu Dian Achtiana Hesty W, Bintaro, 14 Oktober 2016. 51
Wawancara Pribadi dengan Ibu Dian Achtiana Hesty W, Bintaro, 14 Oktober 2016.
TFC
TSM
TAD
60
Menurut Ibu Dian Achtiana Hesty W, masing – masing level agen memiliki target
masing – masing:
a. TFC : Target per tahun minimal Rp. 20.000.000,- / 6 polis b. TSM : Target per tahun minimal Rp. 120.000.000 dengan 5 orang TFC
c. TAD : Target per tahun minimal Rp. 600.000.000,- dengan 2 TSM + 10
direct TFC
d.
Adapun Struktur Organisasi Pemasaran di PT ATK RO Spirit Agency –
Bintaro menganut sistem Agency dengan susunan sebagai berikut:
Gambar 4.3
Susunan Organisasi RO Spirit Agency – Bintaro
CATATAN :
TAD : Takaful Agency Director
TSM : Takaful Sales Manager
TFC : Takaful Financial Consultant
TFC
1. TFC
2. TFC
3. TFC
4. TFC
5. TFC
6. TFC
7. TFC
8. TFC
9. TFC
10. TFC
11. TFC
12. TFC
13. TFC
TSM
Yuli Handayani., S. Sos
TSM
Ir. Denny S
TFC
1) TFC
2) TFC
3) TFC
4) TFC
5) TFC
6) TFC
7) TFC
8) TFC
9) TFC
10) TFC
TAD
Dian Achtiana Hesty W., S.E
TFC
1) TFC
2) TFC
3) TFC
4) TFC
5) TFC
6) TFC
7) TFC
8) TFC
9) TFC
10) TFC
TSM
Marliah, S.Pd.I
TFC
1) TFC
2) TFC
3) TFC
4) TFC
5) TFC
6) TFC
7) TFC
8) TFC
9) TFC
10) TFC
61
Dari data hasil wawancara tersebut di atas sistem keagenan diatas terbagi ke
dalam tiga tingkatan:
a. TFC (Takaful Financial Consultant)
TFC (Takaful Financial Consultant) merupakan tingkatan agency yang
dimiliki oleh PT. Asuransi Takaful keluarga RO. Spirit Bintaro Tangerang
Selatan paling bawah dengan tugas utama mensosialisasikan produk kepada
calon nasabah secara langsung menggunakan sistem canvasing, prospek
melalui presentasi ke instansi atau pun PIC (personal in charge) yang
bertugas pada prospek open table pada acara-acara atau event tertentu yang
telah di tetapkan oleh perusahaan.
PT. Asuransi Takaful keluarga RO. Spirit Bintaro Tangerang Selatan
memberikan target premi yang harus dicapai per tahun kepada TFC (Takaful
Financial Consultant) sebesar Rp. 20.000.0000,- (dua puluh juta rupiah) atau
minimal 6 pemegang polis asuransi, hal ini merupakan upaya perusahaan
dalam meningkatkan penjualan produk kepada nasabah. Bagi tiap TFC
(Takaful Financial Consultant) yang berhasil memenuhi target per tahun PT.
Asuransi Takaful keluarga RO. Spirit Bintaro Tangerang Selatan memberikan
hadiah (reward) khusus untuk mengapresiasi pencapaian yang telah di raih
oleh mereka.
b. TSM (Takaful Sales Manager)
TSM (Takaful Sales Manager) merupakan agency pada tingkat
pertengahan yang dimiliki oleh oleh PT. Asuransi Takaful keluarga RO.
Spirit Bintaro Tangerang Selatan dengan tugas utamanya membina, memberi
pengarahan, mengkoordiasi pola kerja TFC (Takaful Financial Consultant)
yang tidak atau sedang menjalankan tugasnya. Masing-masing TSM (Takaful
62
Sales Manager) di PT. Asuransi Takaful keluarga RO. Spirit Bintaro
Tangerang Selatan membawahi minimal 10 TFC (Takaful Financial
Consultant).
PT. Asuransi Takaful keluarga RO. Spirit Bintaro Tangerang Selatan
memberikan target premi yang harus dicapai per tahun kepada TSM (Takaful
Sales Manager) sebesar Rp. 120.000.0000,- (seratus dua puluh juta rupiah)
atau minimal dengan 5 orang TFC.
c. TAD (Takaful Agency Director)
TAD (Takaful Agency Director) merupakan agency tertinggi di PT.
Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro Tangerang Selatan yang
membawahi secara langsung TFC (Takaful Financial Consultant) dan TSM
(Takaful Sales Manager).
Target per tahun yang harus di raih oleh TAD (Takaful Agency Director)
yaitu sebesar RP. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah) dengan minimal 2
TSM (Takaful Sales Manager) ditambah 10 direct TFC (Takaful Financial
Consultant) sebagai bawahannya.
Seorang agen yang telah menduduki posisi TAD (Takaful Agency
Director) berhak untuk mendirikan kantor perwakilan representative office
atau RO untuk mengembangkan sayap-sayap perusahaan PT. Asuransi
Takaful Keluarga dengan memakai sistem kemitraan dalam menjalankan
bisnisnya.
63
2. Metode Pemasaran di PT. Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro
Tangerang Selatan
Metode pemasaran yang dilakukan oleh PT. Asuransi Takaful keluarga
RO. Spirit Bintaro untuk memasarkan produk asuransi jiwa syariah pada
program takaful pendidikan yang dimilikinya secara keseluruhan
menggunakan sistem keagenan sebagai ujung tombak dalam memasarkan
produk Takaful Pendidikan
1. Prospek Langsung dengan Sistem Canvasing (bertemu langsung
dengan orang yang tidak dikenal)
Metode pemasaran ini merupakan metode face to face (tatap langsung)
ataupun door to door dari pintu ke pintu, dimana setiap agen TFC (Takaful
Financial Consultant) memberikan presentasi produk asuransi jiwa takaful
pendidikan kepada calon nasabah secara langsung baik yang telah dikenal
ataupun yang belum dikenal secara pribadi oleh setiap agen.
2. Prospek melalui referensi
Metode pemasaran melalui referensi ini yaitu metode pemasaran yang
menggunakan nasabah atau non nasabah yang dijadikan mitra untuk
mereferensikan produk asuransi jiwa syariah takaful pendidikan PT.
Asuransi Takaful Keluarga kepada calon nasabah yang lain. Biasanya ada
imbalan atau fee yang diberikan kepada mitra tersebut apabila ada salah
satu nasabah yang berasal dari referensinya.
3. Propek melalui presentasi ke instansi-instansi
Metode pemasaran ini merupakan salah satu metode pemasaran yang
terhitung paling efektif apabila dibandingkan dengan metode pemasaran
64
yang lain. Metode pemasaran ini yaitu dengan cara mendatangi
sekelompok calon nasabah yang telah dikonfirmasi kesediaannya untuk
mengikuti presentasi yang akan dilakukan oleh agen (biasanya dilakukkan
oleh tingkat TSM). Instansi-instansi yang sering kali dijadikan objek
prospeksi oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro
Tangerang Selatan diantaranya: yayasan atau lembaga-lembaga
pendidikan, sekolah – sekolah negeri atau pun swasta, perusahaan tour and
travel, yang notabene di dalam instansi tersebut kalangan masyarakat
menengah lebih dominan dibandingkan dengan kalangan masyarakat yang
lainnya.
4. Prospek melalui open table
Bisanya dalam satu bulan atau atau beberapa pekan pihak perusahaan
melakukan open table (pembukaan stand) pada tempat-tempat, acara serta
event yang dianggap memiliki prospek potensial. Alat ataupun sarana yang
dijadikan media pemasaran oleh pihak perusahaan biasanya menggunakan
brosur, pamflet, flyer, banner ataupun spanduk yang terpampang dan
disebar di area atau pun acara tersebut. Biasanya yang mendapat tugas
melakukan prospeksi pada metode ini adalah TFC (Takaful Financial
Consultant)
5. Prospek melalui media sosial dan media cetak.
PT. Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro Tangerang Selatan
memiliki metode pemasaran yang menggunakan media sosial yang
dimiliki khusus oleh perusahaan ataupun media sosial yang dimiliki secara
65
pribadi oleh setiap agennya. Bentuk media sosial yang paling sering
digunakan diantaranya: media sosial facebook, twitter, instagram, BBM,
Whastapp, dan lain-lain. Penerbitan brosur dan penyebarannya merupakan
agenda rutin yang dilakukan oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga RO.
Spirit Bintaro Tangerang Selatan.
C. Program Asuransi Takaful Pendidikan (Fulnadi) pada PT ATK RO Spirit
Bintaro Tangerang Selatan.
Takaful Pendidikan (Fulnadi) Adalah Suatu Program Asuransi + Tabungan
yang menyediakan pola penarikan dana disesuaikan dengan kebutuhan dana
terkait biaya pendidikan anak (Penerima Hibah) serta memberikan manfaat berupa
pembayaran santunan kepada Ahli Waris apabila Peserta ditakdirkan Meninggal
Dunia atau Cacat Tetap Total dalam Masa Perjanjian.
Anak merupakan Amanah Dari Allah Yang Maha Pemurah Mendidiknya
bagian dari Ibadah, Meski bukanlah perkara Mudah. Ada hal yang tak dapat
dicegah, Musibah datang tak dapat diubah Selain berbekal tabah, Tambahkan
Takaful Asuransi Syariah Dengan Program Takaful Dana Pendidikan Masa depan
anak kita.
Canangkan Meski usia bukan kita yang menentukan Cita-cita anak
InsyaAllah tetap terwujudkan Takaful Dana Pendidikan, Program Asuransi
Perorangan, Bermaksud menyediakan dana pendidikan, Untuk Cita buah hati
didamba.
1. Pentingnya Perencanaan Pendidikan
Mengapa Pendidikan itu penting?
66
- Pendidikan menentukan masa depan seseorang: “Sesungguhnya semua
anak adam di lahirkan dalam fitrah, tergantung kedua orang tuanya mau
di didik menjadi Nasrani maupun Majusi”
- Biaya Pendidikan sesuatu yang tidak bisa di tawar- tawar lagi
- Biaya pendidikan setiap tahun mengalami peningkatan yang signifikan
- Tantangan dan tuntutan zaman yang membutuhkan kualitas pendidikan
lebih baik yang berdampak kepada meningkatnya biaya.
- Keterbatasan manusia dalam mengetahui hari esok sehingga dibutuhkan
risk management strategic:
-
Artinya: “...Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan
pasti) apa yang akan di usahakan nya besok.... [QS. Luqman: 34]
-
:(
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS. Al-Hasyr:18]
“Sesungguhnya lebih baik engkau meninggalkan ahli warismu orang
yang kaya daripada engkau tinggalkan mereka dalam keadaan meminta-
minta.” (HR. Imam Muslim)
Ada Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan awal
Target sekolah yang menjadi pilihan, tentunya orientasi pembinaan
diniyah yang di utamakan.
Jangka waktu yang di perlukan.
67
Produk Investasi yang menjadi pilihan.
Proteksi guna memberikan kepastian perlindungan bila terjadi suatu
musibah.
Tabel 4.1
Biaya Pendidikan
Asumsi kenaikan biaya pendidikan: 10% per tahun
JUMLAH FAKTOR PENGALI JUMLAH FAKTOR PENGALI
TAHUN TAHUNAN TAHUN TAHUNAN
1 X 1.10 10 X 2.60
2 X 1.21 11 X 2.86
3 X 1.34 12 X 3.14
4 X 1.47 13 X 3.46
5 X 1.62 14 X 3.80
6 X 1.78 15 X 4.18
7 X 1.95 16 X 4.60
8 X 2.15 17 X 5.06
9 X 2.36 18 X 5.56
Aplikasi Rumus:
Untuk mengetahui Asumsi biaya Pendidikan pada 6 tahun yang akan
datang:
Perhatikan angka 6 pada kolom “jumlah tahun” dan perhatikan nominal
angka pada kolom “faktor pengali” pada kolom sejajarnya (misal: 1.78).
Kalikan Rp 10.000.000 dengan angka 1.78, maka hasilnya: Rp 17.800.000
Dengan demikian, perkiraan biaya pendidikan yang saat ini (present value)
Rp 10.000.000 Menjadi Rp 17.800.000- (future value) pada 6 tahun
mendatang.
68
Ketentuan & Spesifikasi Produk Fulnadi
Kepesertaan, Masa Perjanjian & Cara Bayar:
Usia Masuk: 18-40 tahun
Usia Penerima Hibah: 0-13 tahun
Definisi Usia: Ulang Tahun Terdekat (nearest birthday)
Masa Asuransi: 18-Usia Penerima Hibah
Usia masuk peserta + Masa Asuransi.
Cara Bayar:
Bulanan (Rp. 200.000,),
Triwulan (Rp. 500.000,),
Semesteran Rp. 600.000,),
Tahunan Rp. (2.400.000,), dan
Sekaligus (Rp.15.000.000,).
Masa perjanjian
Masa Perjanjian (kontrak) tergantung dengan usia Anak (sbg penerima
Hibah) pada saat masuk:
Usia Anak (0 s.d 13 th); untuk usia kurang dari 6 bln dihitung usia 0
tahun & > 6 bulan dihitung 1 tahun.
MP = 18 - Usia anak pada saat masuk
D. Manfaat Produk Asuransi Takaful Pendidikan (Fulnadi)
Manfaat Program Asuransi Takaful Pendidikan (Fulnadi) yaitu:
1) Jika Peserta sehat sampai Akhir Perjanjian, anak sebagai Penerima Hibah akan
menerima:
69
- Dana Tahapan (jika Tahapan yang jatuh tempo tidak diambil, akan
diinvestasikan dan diharapkan meningkatkan revenue serta Nilai Nominal
Tahapan pada saat di Perguruan Tinggi (PT). 52
saat Masuk (TK, SD,
SMP, SMA & PT)
- Dana Beasiswa setiap tahun, selama 4 tahun di Perguruan Tinggi.
2) Jika Peserta mengundurkan diri sebelum Masa Perjanjian berakhir, maka
Peserta akan mendapatkan:
- Nilai Tunai:
- Seluruh Saldo Rekening Tabungan yang berasal dari saldo tabungan dan
bagian keuntungan atas hasil investasi dana dari Rekening Tabungan
(Mudharabah)
3) Jika Anak sbg Penerima Hibah meninggal sebelum seluruh tahapan diterima
(dalam masa perjanjian atau 4th
setelah masa perjanjian berakhir), Peserta/ahli
warisnya akan mendapatkan:
- Nilai Tunai
- Santunan Duka sebesar 10% dari Manfaat Takaful Awal (Premi Tahunan x
Masa Perjanjian)
4) Jika Peserta mengalami musibah (Meninggal Dunia) dalam Masa Perjanjian:
- Polis Bebas Premi
- Ahli Waris mendapatkan:
Santunan sebesar 50% Manfaat Takaful Awal (jika Peserta meninggal
karena sakit biasa atau Cacat Tetap Total karena Kecelakaan) ATAU
52
Brosur Asuransi Takaful Pendidikan (Fulnadi)
70
100% Manfaat Takaful Awal (jika meninggal dunia karena
kecelakaan).
Nilai Tunai (Saldo dana di rekening tabungan)
- Untuk Anak Penerima Hibah:
Tahapan Masuk* (TK, SD, SMP, SMA & PT)53
Beasiswa Setiap Tahun sejak anak mulai sekolah s.d. di Perguruan
Tinggi
5) Jika Peserta mengalami musibah (dalam masa pemberian Beasiswa 4 tahun di
PT atau setelah masa perjanjian berakhir:
- Meninggal karena sakit atau cacat tetap total karena kecelakaan. Ahli
Waris akan mendapatkan:
Nilai Tunai (Saldo Rekening Tabungan)
- Meninggal karena kecelakaan. Ahli Waris akan mendapatkan:
Nilai Tunai (Saldo Rekening Tabungan)
Santunan sebesar 50% x MTA (Meninggal karena kecelakaan)
- Penerima Hibah (Anak):
Tetap menerima Beasiswa sampai yang bersangkutan empat tahun di
Perguruan Tinggi.
53
Brosur Asuransi Takaful Pendidikan (Fulnadi)
71
Tabel 4.2 : Tahapan Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi)
Lampiran SK Produk Takaful Individu No. ATK.DU.LG.SK-006.12.2010
Ketentuan dan Spesifikasi Produk Takaful Dana Pendidikan
Tahapan
Masa
Perjanjian Saat Masuk (% terhadap MTA)
PT Akhir Tahun (% terhadap
SDT)
TK SD SMP SMA PT Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
18 Tahun 10% 10% 15% 20% 40% 25% 35% 50% 100%
17 Tahun 10% 10% 15% 20% 40% 25% 35% 50% 100%
16 Tahun
10% 15% 20% 40% 25% 35% 50% 100%
15 Tahun
10% 15% 20% 40% 25% 35% 50% 100%
14 Tahun
15% 20% 40% 25% 35% 50% 100%
13 Tahun
15% 20% 40% 25% 35% 50% 100%
12 Tahun
15% 20% 40% 25% 35% 50% 100%
11 Tahun
15% 20% 40% 25% 35% 50% 100%
10 Tahun
15% 20% 40% 25% 35% 50% 100%
9 Tahun
15% 20% 40% 25% 35% 50% 100%
8 Tahun
20% 40% 25% 35% 50% 100%
7 Tahun
20% 40% 25% 35% 50% 100%
6 Tahun
40% 25% 35% 50% 100%
5 Tahun
40% 25% 35% 50% 100%
Tabel 4.3 : Beasiswa Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi)
Masa Perjanjian
Beasiswa Saat Masuk Jenjang Pendidikan
(% terhadap MTA)
TK SD SMP SMA PT
18 Tahun 10% 10% 15% 20% 40%
17 Tahun 10% 10% 15% 20% 40%
16 Tahun
10% 15% 20% 40%
15 Tahun
10% 15% 20% 40%
14 Tahun
15% 20% 40%
13 Tahun
15% 20% 40%
12 Tahun
15% 20% 40%
11 Tahun
15% 20% 40%
10 Tahun
15% 20% 40%
9 Tahun
15% 20% 40%
8 Tahun
20% 40%
7 Tahun
20% 40%
6 Tahun
40%
5 Tahun
40%
72
Tabel 4.4: Beasiswa Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi)
Pasca Musibah (CTT karena Kecelakaan atau Meninggal Dunia)
Masa
Perjanjian
Beasiswa Tahunan (Diberikan sejak awaal tahun berikutnya
setelah peserta mengalami CTT karena kecelkaan atau
Meninggal Dunia)
(% terhadap MTA)
TK Kelas 1 s/d 6
SD
Kelas 1 s/d
3 SMP
Kelas 1 s/d 3
SMA
Thn ke-1 s/d
4 PT
18 Tahun 5% 5% 7,5% 10% 15%
17 Tahun 5% 5% 7,5% 10% 15%
16 Tahun 5% 5% 7,5% 10% 15%
15 Tahun 5% 5% 7,5% 10% 15%
14 Tahun 5% 5% 7,5% 10% 15%
13 Tahun 5% 5% 7,5% 10% 15%
12 Tahun
5% 7,5% 10% 15%
11 Tahun
5% 7,5% 10% 15%
10 Tahun
5% 7,5% 10% 15%
9 Tahun
5% 7,5% 10% 15%
8 Tahun
5% 7,5% 10% 15%
7 Tahun
5% 7,5% 10% 15%
6 Tahun
7,5% 10% 15%
5 Tahun
7,5% 10% 15%
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan:
1. Metode pemasaran Asuransi Jiwa Syariah pada program asuransi pendidikan
(Fulnadi) di PT. Asuransi Takaful Keluarga RO. Spirit Bintaro secara
komprehensif menggunakan sistem keagenan yang terorganisir dengan baik
mulai dari tingkat TFC (Takaful Financial Consultant), TSM (Takaful Sales
Manager) dan TAD (Takaful Agency Director), dengan tingkat efektifitas
paling tinggi pemasaran kepada masyarakat menengah yaitu menggunakan
metode pemasaran prospek melalui presentasi ke instansi-instansi yang
dominan memiliki komunitas masyarakat menengah.
2. Manfaat yang diterima oleh pemegang polis diantaranya:
a. Manfaat perlindungan yang lengkap (manfaat perlindungan bagi orang tua
ketika musibah terjadi seperti pembebasan kontribusi dan pemberian
santunan duka)
b. Santunan Duka (peserta akan mendapatkan santunan duka dan saldo dana
tabungan jika penerima hibah atau anak mengalami musibah meninggal
dunia dalam periode akad)
c. Poteksi maksimum hingga perguruan tinggi (memastikan anak dapat
menempuh bangku pendidikan hingga perguruan tinggi tanpa khawatir
dengan kemungkinan musibah di masa mendatang).
74
d. Dana pendidikan dipersiapkansecara terjadwal (mempersiapkan dana
pendidikan ketika anak memasuki jenjang pendidikan TK, SD, SMP,
SMA, hingga perguruan tinggi).
e. Biaya yang kompetitif
f. Pilihan pembayaran kontribusi yang terjangkau dan fleksible
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan masukan dan saran
kepada PT Asuransi Takaful Keluarga RO Spirit Bintaro yang mungkin bisa
menjadi bahan pertimbangan kedepannya:
1. Agar PT. Asuransi Takaful Keluarga RO Spirit Bintaro harus lebih aktif dan
pro-aktif dalam menjemput bola, seperti idealnya ciri khas PT Asuransi.
Bimbingan atas segala macam hasil pelatihan haruslah di dorong agar
berkesinambungan, karena masih terdapat agen yang masih kurang percaya
diri akan ilmu yang didapatnya khususnya dalam memasarkan produk
asuransi Fulnadi.
2. Mengadakan monitoring kepada para agen yang diberikan pendampingan,
pada setiap kunjungan dicatat setiap perkembangan usaha (closing) dan
mengevaluasi/ menilai keberhasilan agen. Waktu monitoring dan evaluasi
bisa dilakukan secara mingguan, bulanan maupun triwulan tergantung dari
kebutuhan.
75
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Dan Terjemahannya.
Al-Arif, M. Nur Riyanto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Al-
Fabeta, 2010.
Al-Asqalani, Ahmad Ibnu Hajar. Fathul Bari. Lahore, Pakistan: Nashrul Kutub
Islamiyah, 1981.
Ali, AM Hasan. Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam. Jakarta: Penada Media,
2004.
Amin, dkk. Manajemen Strategic. Jakarta: Harvarindo, 2003.
Amrin, Abdullah. Asuransi Syariah: Keberadaan dan Kelebihan di Tengah
Asuransi Konvensional. Jakarta: PT. Gramedia, 2006.
Arikunto, Suharsismi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 1998
Assauri, Sofyan. Manajemen Pemasaran Dasar. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004.
Assauri, Sofyan. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Perss, 1987.
Berry, Leonard. Strategi dan Konsep-konsep Pemasaran. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004.
Drucker, Peter F. Management: Task, Responsibilities, Practice, Harper & Row.
New York: 1973.
Fakultas Syariah dan Hukum, Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Pusat
Peningkatan dan Jaminan Mutu PPJM Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah, 2012.
Fandy, Tjiptono. Strategi Bisnis Pemasaran. Yogyakarta: Andi, 1999.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman
Umum Asuransi Syariah
Hassan, M. Ali. Masail Fiqhiyah: Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga
Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1997.
Hendra, dkk. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Kontrol. Jakarta: PT. Prehanllindo, 1997.
Hermawan Kertajaya, Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing Jakarta:
Mizan, 2006.
Horton, Paul B. Sosiologi. Jakarta: Erlangga 2007.
Jakfar, Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Rajawali Pers, 2007.
Jakfar, Kasmir. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana, 2004.
Kolter, Philip. Marketing. Jakarta: Erlangga, 1994.
Kotler, Philip dan Gary Arinstrong. Dasar-Dasar Pemasaran Penerjemah
Alexander Doro. Jakarta: PT Indeks, 2004.
Kotler, Philip dan Gary Arinstrong. Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: Intermedia,
1995.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
pengendalian. Jakarta: Salemba Empat, 1995.
Lin, Blocher, chen. diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani, Manajemen Biaya.
Jakarta: Salemba Empat, 2000.
M. Ismail Yusanto, M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami.
Jakarta: Gema Insani: 2002.
Manan, Abdul. Hukum Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012.
Patrick, Thomas. Dalam M.M. Billah. Principles and Practices of Takaful and
Insurance Compared, International Islamic University. Malaysia, 2001.
Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. 1997
Siagan, Sondang. Manajemen Strategi. Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 2006
Soemitra, Andri. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2010.
Subianto, Benny. Kelas Menengah Indonesia: Konsep yang Kabur, dalam Kelas
Menengah Bukan Ratu Adil. Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1999.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2009.
Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah Life and General: Konsep Dan System
Operasional. Jakarta: Gema Insani, 2004.
Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia 1993
Swastha, Bashu. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty, 1990.
Syarikat Takaful Malaysia, Panduan Syarikat Takaful Malaysia. 1984.
Tciptono, Fandy. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi Press, cet. Ke-6
Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2011.
Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992, Tentang Usaha
Perasuransian
Wahab, Muhbib Abdul. Asuransi Dalam Persepektif Al-Qur‟an Dan Hadis. T.t.t.,
t.p., dan t.th.
Wahyuni, Sri Agustinus dan Manajemen Strategi Pengantar Proses Berpikir
Strategik. Jakarta: Binarupa Aksara, 1996.
William, Stanton. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid Kedua Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga, 1996.
Rujukan dan Karya ilmiah:
Setiyani, Wiwik. Konversi agama studi faktor pindah agama dari kristen ke
islam pada masyarakat kelas menengah, Tesis Sarjana Pendidikan.
Surabaya: Perpustakaaan IAIN, 2007.
Subagyo, P. Joko. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 2011.
Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia 1993
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian, Cet. ke-16, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2004
Wawancara:
Wawancara Pribadi dengan Ibu Dian Achtiana Hesty W., S.E selaku Takaful
Agency Director RO Spirit Bintaro. Oktober 2016.
Brosur:
Brosur Asuransi Takaful Pendidikan Fulnadi
Rujukan dari Website:
http://www.takaful.co.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Metode
http://www.kampung-media.com
HASIL WAWANCARA
Nama : Dian Achtiana Hesti W. S.E
Jabatan : Kepala Kantor Ro Spirit Bintaro / TAD (Takaful
Agency Director)
Tempat : Ruko Emeralds Blok Aa2/20 Bintaro Jaya Sektor 9
Tangerang Selatan 15227 T: 021-74868889
Waktu, Hari Dan Tgl : Jumat, 14 Oktober 2016 Jam 09:00- 10:00
1. Bagaimana sejarah dan latar belakang di dirikannya asuransi takaful keluarga
(ATK) RO SPIRIT BINTARO, serta bagaimana perkembangannya?
Jawaban:
Sebetulnya sejarah itu takaful diawali dari tim tepati yaitu yang terdiri dari
para ulama dan cendikiawan muslim Indonesia tahun 1994. Mereka bersepakat
untuk membentuk sebuah institusi yang berbasis syariah untuk mendukung
ekonomi syariah yang mulai berkembang di Indonesia dengan adanya bank
Muamalat.
Sehingga setelah adanya bank muamalat sebagai institusi syariah pertama di
Indonesia kemudian para ulama itu yang saat itu di wakili oleh KH Faturrahman
Djamil, KH Rahmat Husein, KH Didin Hafidudin, dan Syafi;I Antonio. Dan di
support oleh menteri keuangan saat itu Pak Marie Muhammad dan pendiri ICMI
Ikatan Cendikian Muslim BJ Habibi.
Maka tanggal 25 agustus berdirilah dengan resmi PT Asuransi Takaful
Keluarga. Waktu itu dengan modal yang hanya 30 juta Alhamdulillah bisa
berlangsung sampai detik ini tahun 2016. Kalo perkembangannya system takaful
dulu diawali dari system branch atau cabang. Waktu itu masih di sekitar Jakarta
kemudian beranjak ke Bogor, Tangerang, Bekasi.
Dan akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia dan mulai tahun 2009 sistem
branch berubah menjadi system agency. Dimana system agency itu memberikan
keleluasaan buat para agen yang sudah mencapai level agency tertinggi. untuk
membentuk agency sendiri.
Jadi system branch di hilangkan, kantor-kantor cabang juga di hilangkan dan
membuat agency atau agen yang tertinggi levelnya. Membuat yang namanya
kantor perwakilan atau reperesentatife office. Jadi mulai 2009 sistem agency dan
mulai tahun 2011 menjadi system reperesentatife office atau RO. Dan mulai saat
itu banyak karyawan yang beralih menjadi mitra.
Karena system agency itu adalah kemitraan. Jadi bukan karyawan, tidak gaji
sehingga mau tidak mau kalau ingin tetap berkiprah di asuransi syariah otomatis,
harus memilih untuk menjadi agen takaful sehingga mulai tahun 2012 Ro Bintaro
Namanya Spirit Bintaro mulai berdiri sebagai agency dimana saya menjabat
sebagai Agency Director.
Dan waktu itu agen saya hanya ada sekitar 12 orang tapi Alhamdulillah dgn
perkembangannya sampai sekarang sudah menjadi 33 orang. Alhamdulillah
perkembangannya namanya agency fluktuatif naik dan turun Cuma Alhamdulillah
rata-rata bisalah mencover operasional kantor dan masih bisa memiliki ruko ini.
Sampai tahun 2019.
2. Kapan ATK RO Spirit Bintaro berdiri dan beroperasi?
Jawaban:
12 Maret 2012
3. Apa visi, misi dan tujuan didirikannya ATK RO Spirit Bintaro?
Jawaban:
Pada prinsipnya sama dengan perusahaan.
4. Apa tujuan utama dari pendirian atk dan ATK RO Spirit Bintaro?
Jawaban:
Menurut mba dian karena masyarakat Indonesia itu mayoritas muslim jadi
perlu aktivitasnya ataupun perekonomiannya selain ibadah hablummin-Allah
sudah dilakukan dengan baik ibadah hablumminan-nasnya khususnya muamalat
harus sesuai syariat islam, maka didirikan pertama bank dulu bukan asuransi dulu
karena itu kan lembaga keuangan yang kedua baru mendirikan ini.
Tujuan didirikan nya AT RO Spirit Bintaro menurut mba dian mungkin untuk
efisiensi.
5. Apa saja produk yang ditawarkan ATK RO Spirit Bintaro?
Jawaban:
Mengikuti aturan dari perusahaan. Karena kita adalah kantor perwakilan
maka produk-produk yang di jual adalah produk yang sesuai dengan ketentuan.
Kita ada produk 3 macam saluran distribusi yang ada di asuransi takaful keluarga
saluran retail busines saluran bancassurance dan saluran corporate insurance.
Kalo yang RO Spirit Bintaro spesialis di retail business kami menjual produk-
produk yang khusus untuk individu. Kalo produk corporate adalah biasanya
produk kesehatan itu ada divisi sendiri itu di corporate. Kalo yang ke 3 adalah
bancassurance adalah kerjasama asuransi dengan perbankan. Itu juga ada divisi
sendiri.
Yang jelas untuk di produk retail yg berkhusus pada produk individu ada dua
macam produk yang spesifik. Yaitu saving dan non-saving. Kalo non-saving itu
kita ada beberapa contohnya al-khairat, kemudian asuransi kecelakaan, asuransi
kesehatan.
Kalo yang saving bersifat tabungan kita ada takafulink salam, takafulin salam
cendikia, takafulink salam ziarah baitullah, dan takafulink salam itu juga sendiri
dan juga produk fulnadi. Jadi secara globalnya ada dua yaitu: saving dan non-
saving.
Jadi kalo saving itu fulnadi, takafulink salam, kalo yang non-saving, al-
khairat, asuransi kecelakaan dan asuransi kesehatan individu.
6. Produk apa yang paling diminati atau diunggulkan pada ATK RO Spirit Bintaro
dan sejauh mana perkembangannya?
Jawaban:
Fulnadi dan Takafulink salam, perkembangannya tiap tahun meningkat.
Karena makin banyak orang yang sadar asuransi. Sehingga polis yang rata-rata
perbulan 7polis, sekarang bisa sekitar 15 polis, jadi peningkatannya hampir 100%.
7. Metode apa yang di terapkan pada ATK RO Spirit Bintaro ini dalam memisahkan
pasar atau mengelompokan pasar berkaitan dengan segmentasi pasar?
Jawaban:
Kita untuk melakukan segmentasi pasar sesuai berdasarkan kebutuhan. Dan
juga kemampuan dari prospek untuk mendapatkan produk. Karena segmentasi
pasar itu berhubungan dengan kebutuhan dari individu terhadap asuransi itu
sendiri. Segmen guru biasanya cenderung untuk produk pensiun.
Segmen rumah tangga cenderung pada pendidikan. Segmen karyawan
lebih cenderung pada asuransi kesehatan. Segmen golongan 50 tahun ke atas
cenderung pada yang persiapan pergi haji, hari tua dan kesehatan.
8. Media apa saja yang digunakan dalam mempromosikan prduk fulnadi (takaful
pendidikan)?
Jawaban:
Selama ini sesuai dengan aturan, kita mengikuti aturan dari perusahaan kita
hanya menggunakan brosur dan dengan melakukan open desk.
9. Apakah kondisi operasional menunjukan bahwa nasabah ATK RO Spirit Bintaro
dikhususkan bagi orang muslim saja? Non-muslim ada?
Jawaban:
Dua duanya(2). Produk asuransi takaful keluarga untuk umat, jadi tidak
muslim saja, karena banyak juga nasabah non-muslim yang menjadi nasabah
takaful. Kebetulan dari mba dian juga banyak. Non muslimnya banyak. Mereka
memilih takaful karena memang produknya dan manfaatnya.
Kita kan perusahaan syariah yang menjalankan bisnis secara syariah di kelola
oleh muslim tapi kita bermanfaat untuk umat. Jadi tidak hanya umat muslim, tapi
umat manusia.
10. Bagaimana cara mempertahankan nasabah yang telah ada agar tetap setia menjadi
nasabah ATK RO Spirit Bintaro?
Jawaban:
Selama ini yang kita jalani kita tetap jalin silaturrahmi dengan mereka,
minimal kita menyapa mereka, memperkenalkan produk baru mereka, atau
mungkin hanya sekedar meminta refrerensi kepada mereka atau sekedar
menanyakan bagaimana pembayaran mereka, apakah mengalami kesulitan atau
tidak.
11. Apakah ada peningkatan atau penurunan yang terjadi dari keseluruhan nasabah
ATK RO Spirit Bintaro, terutama nasabah fulnadi?
Jawaban:
Seperti saya bilang tadi, namanya bisnis asuransi itu fluktuatif jadi ada masa
dimana kita mengalami penurunan ada masa dimana kita mengalami peningkatan.
Penurunan itu terjadi biasanya pada saat bulan ramadhan dan lebaran. Tapi pada
awal tahun sampai bulan juni kita sudah naik karena orang membutuhkan asuransi
jadi tidak bisa di bilang.
Ini ya, tergantung situasi aja. Kadang menurun kadang menaik tergantung
bulan-bulan, tapi biasanya memang di bulan ramadhan itu menurun ya tapi setelah
itu kembali normal lagi. Dan malah cenderung meningkat. Apalagi sekarang
takaful punya produk baru yang kesehatan dan hasil investasi dari takaful juga
bagus sehingga bagus Alhamdulillah.
Itu peningkatannya luar biasa meskipun tidak banyak. Karena memang
berhubungan dengan ekonomi Indonesia. Ekonomi Indonesia sangat
mempengaruhi daya beli orang terhadap produk asuransi.
Jadi bukan karena produknya memang dari daya beli orang terhadap asuransi
mereka lebih suka memegang uang dari pada untuk menginvestasikan uangnya.
12. Bagaimana perumusan metode pemasaran produk fulnadi PT ATK RO Spirit
Bintaro?
Jawaban:
Semua program-program pemasaran produk-produk takaful ada aturan dari
kantor pusat jadi tidak boleh keluar dari jalur. Pemasarannya adalah melalui agen
kalo untuk produk retail yah. Kalo produk lain saya tidak tahu.
13. Bagaimana implementasi metode pemasaran produk fulnadi PT ATK RO Spirit
Bintaro?
Jawaban:
Implementasi itu kan perwujudan iya kita silaturrahimi seperti biasa prospek.
Metode pemasaran produk-produk asuransi takaful keluarga khususnya produk
takaful individu dilakukan dengan system agency. System agency yaitu takaful
merekrut agen dan agen itu yang memasarkan produk itu ke calon nasabah.
Dengan cara apa? Dengan cara silaturrahmi dengan cara memprospek dengan
cara mencari refrensi begitu cara yang kita lakukan untuk memasarkan produk ini,
tapi ya tentunya untuk melakukan prospek, perentasi, atau apapun itu kita harus
ada aturannya.
Kita harus melalui training, kita harus menguasai produk, dan selama ini
selain kita prospek secara individu kita juga melakukan dengan cara persentasi di
kantor, jadi yang sifatnya grup atau mini grup. Jadi persentasi secara individu dan
persentasi secara grup.
Maupun sekedar membuka desk atau open desk dan menyebarkan brosur
selama ini kalo RO Spirit Bintaro baru itu aplikasinya sama menggunakan media
sosial facebook atau whatsApp untuk melakukan sosialisasi produk-produk
asuransi takaful keluarga khususnya produk individu.
14. Bagaimana struktur PT Asuransi Takaful Keluarga Ro Spirit Bintaro?
Jawaban:
Struktur Organisasi PT ATK RO Spirit Bintaro:
1 seorang TAD
2 orang TSM
Dan beberapa TFC. Sekarang ada 33 TFC
15. Seperti apa budaya yang ada pada PT ATK RO Spirit Bintaro?
Jawaban:
Budaya takaful kekeluargaan karena kita sesuai dengan namanya tapi yang
jelas takaful punya corporate culture. Corporate culture itu budaya perusahaan
dimana pertama kita harus salam jika bertemu dengan sesama muslim, itu wajib.
Kemudian kita harus tilawah minimal 2 lembar perhari kita harus tahajud
minimal 2 rakaat, kita harus Dhuha minimal dua rakaat, kita harus birrul walidain
kita harus sedekah,
16. Bagaimana gaya kepemimpinan pada PT ATK RO Spirit Bintaro?
Jawaban:
Gaya kepemimpinan kita button up dari bawah ke atas kalo pake ilmu sdm
atau mungkin mengambil falsafah jawa ing ngarso sung tuladha, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani. Jadi seorang pemimpin itu harus bisa ngasih
contoh dia harus bisa ngasih arahan dia harus bisa berbagi ilmu.
Kemudian ing madya mangun karsa itu seorang pemimpin harus bisa berbagi
harus bisa turun ke bawah bersama-sama dengan agen menjalankan bisnis ini
harus mau mensupport yang terakhir itu kita harus bisa mengsuport semua
aktifitas agen dengan cara terjun langsung ke lapangan.
17. Bagaimana evaluasi metode pemasaran produk fulnadi pada PT ATK RO Spirit
Bintaro?
Jawaban:
Kalau evaluasi saya melihat pengetahuan teman-teman tentang produk bagus,
polis juga lumayan bagus, Cuma memang kembali yaitu lagi tingkat kepercayaan
diri masing-masing agen untuk ikut berdakwah, lebih kepada kurangnya motivasi
agen untuk melakukan prospek motivasi.
Jadi Banyak halangan atau hambatan yang sebetulnya bisa di atasi tapi agen
kurang percaya diri jadi sudah negative dulu terhadap sesuatu. Motivasi agen
untuk melakukan prospek rendah karena banyak persaingan dari asuransi lain
yang membuat mereka kurang percaya diri padahal produk takaful fulnadi itu
sangat bagus dan sangat mudah di jual.
Semua orang bisa, agen nya aja yang ngga pd (Percaya Diri) untuk menjual
padahal produknya bagus.
Pewawancara
Ibrohim Supriadi
Narasumber
Dian Achtiana Hesty W, S.E.